BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi,...

35
BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Keluarga 1. Pengertian keluarga Menurut Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) yang dikutip oleh Effendy ( 1998 ), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Friedman ( 1998 ), keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing – masing yang merupakan bagian dari keluarga. Menurut Bailon dan Maglaya (1989) yang dikutip oleh Effendy (1998), keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing – masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. Berdasarkan ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah suatu unit terkecil yang terdiri dari dua orang atau lebih yang tinggal di satu tempat / rumah, saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai peran masing – masing dan mempertahankan suatu kebudayaan. 2. Struktur keluarga

Transcript of BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi,...

Page 1: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

BAB II

KONSEP DASAR

A. Konsep Keluarga

1. Pengertian keluarga

Menurut Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) yang dikutip oleh Effendy (

1998 ), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah

suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Menurut Friedman ( 1998 ), keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih

yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu

mempunyai peran masing – masing yang merupakan bagian dari keluarga.

Menurut Bailon dan Maglaya (1989) yang dikutip oleh Effendy (1998),

keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan

darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu

rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing – masing

menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

Berdasarkan ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga

adalah suatu unit terkecil yang terdiri dari dua orang atau lebih yang tinggal di satu

tempat / rumah, saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai peran masing –

masing dan mempertahankan suatu kebudayaan.

2. Struktur keluarga

Page 2: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

Menurut Effendy ( 1998 ) struktur keluarga terdiri dari bermacam –

macam , diantaranya adalah :

a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

istri.

d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

suami.

e. Keluarga Kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan

keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena

adanya hubungan dengan suami istri.

3. Tipe / Bentuk Keluarga

a. Keluarga Inti ( Nuclear family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan

anak – anak.

b. Keluarga Besar ( Extended Family ), adalah keluarga inti ditambah dengan

sanak saudara, misalnya, nenek, kakek, keponakan, sepupu, paman, bibi, dan

sebagainya.

c. Keluarga Berantai ( Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan

pria yang menikah lebih dari 1 kali dan merupakan satu keluarga inti.

d. Keluarga Duda/Janda ( Single Family ), adalah keluarga yang terjadi karena

perceraian atau kematian.

Page 3: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

e. Keluarga Berkomposisi ( Composite ), adalah keluarga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama.

f. Keluarga Kabitas ( Cahabitation ), adalah dua orang yang menjadi satu tanpa

pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

4. Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :

a. Fungsi Biologis

1) Untuk meneruskan keturunan.

2) Memelihara dan membesarkan anak.

3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

4) Memelihara dan merawat anggota keluarga.

b. Fungsi Psikologis

1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.

2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.

3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

4) Memberikan identitas keluarga.

c. Fungsi Sosialisasi

1) Membina sosialisasi pada anak.

2) Membentuk norma – norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak.

3) Meneruskan nilai – nilai budaya keluarga.

d. Fungsi Ekonomi

Page 4: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

1) Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.

2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan –

kebutuhan keluarga di masa yang akan datang, misalnya pendidikan anak –

anak, jaminan hari tua dan sebagainya.

e. Fungsi Pendidikan

1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat, minat yang dimilikinya.

2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan sewasa yang akan datang dalam

memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat – tingkat perkembangannya.

5. Tugas Perkembangan Keluarga

a. Pasangan baru menikah ( pasangan baru )

1) Membina hubungan intim yang memuaskan.

2) Menetapkan tujuan bersama.

3) Mengembangkan hubungan dengan keluarga keluarga lain, teman, dan

kelompok sosial.

4) Mendiskusikan rencana memiliki anak.

b. Keluarga dengan menanti kelahiran / bayi baru lahir

1) Mempersiapkan menjadi orang tua.

2) Tugas masing – masing dan tanggung jawab.

3) Persiapan biaya.

Page 5: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

4) Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga baru, interaksi

keluarga, hubungan seksual dan kegiatan sehari - hari.

5) Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua.

c. Keluarga dengan anak usia prasekolah

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misal kebutuhan tempat tinggal,

privacy dan rasa aman.

2) Membantu anak untuk bersosialisasi.

3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang

lain ( tua ) juga harus terpenuhi.

4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam atau keluarga (

keluarga lain dan lingkungan sekitar ).

5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak ( biasanya keluarga

mempunyai tingkat kerepotan yang tinggi ).

6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

7) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan

perkembangan anak.

d. Keluarga dengan anak usia sekolah

1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan

lingkungan lebih luas ( yang tidak / kurang diperoleh dari sekolah atau

masyarakat ).

2) Mempertahankan keintiman pasangan.

3) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan

kesehatan anggota keluarga.

Page 6: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

e. Keluarga dengan remaja

1) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggungjawab mengingat

remaja adalah seorang dewasa muda dan memiliki otonomi.

2) Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga.

3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.

Hindarkan terjadinya perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

5) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan ( anggota ) keluarga

untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

f. Keluarga dengan anak - anak dewasa awal ( pelepasan )

1) Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar.

2) Mempertahankan keintiman pasangan.

3) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.

g. Keluarga usia pertengahan

1) Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan.

2) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.

3) Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak –

anaknya dan sebaya.

4) Meningkatkan keakraban pasangan.

5) Partisipasi aktifitas sosial.

h. Keluarga usia lanjut

1) Mempertahankan suasana kehidupan kehidupan rumah tangga yang saling

menyenangkan pasangannya.

Page 7: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

2) Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi ; kehilangan pasangan,

kekuatan fisik dan penghasilan keluarga.

3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.

4) Mempertahankan kontak dengan anak cucu.

5) Mempertahankan kontak dengan masyarakat.

6) Melakukan life review masa lalu.

6. Tugas Kesehatan Keluarga

Tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Freeman ( 1981 ) yang

dikutip oleh Effendy ( 1998 ), yaitu :

a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang

tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu

muda.

d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga -

lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-

fasilitas kesehatan yang ada.

B. Konsep Hipertensi

1. Pengertian

Page 8: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah.

Hipertensi ada 2 jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya

tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit

ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, gangguan anak ginjal, dll. (

www.medicastore.com )

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di

atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. Pada populasi manula,

hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan

diastolic 90 mmHg. (Bruner dan Suddarth, 2002: 896)

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan

darah baik sistole dan diastole karena adanya gangguan peredaran darah tepi

dengan tanda dan gejala yang khas.

Hipertensi dapat dikelompokkan menjadi :

a. Hipertensi Ringan

Tekanan sistole 140-150 mmHg dan diastole 90-100 mmHg

b. Hipertensi Sedang

Keadaan tekanan darah sistole 160-180 mmHg dan diastole 100-110 mmHg

c. Hipertensi Berat

Tekanan sistole lebih dari 185 mmHg dan diastole lebih 110 mmHg

Dari definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa :

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun

diastolic diatas normal sesuai umur dan merupakan salah satu faktor

Page 9: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

resiko terjadinya komplikasi penyakit kardiovaskuler.

2. Etiologi

Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan gagal

ginjal. Disebut juga pembunuh diam-diam karena orang dengan hipertensi

sering tidak menampakkan gejala. Penyebab hipertensi yaitu gangguan emosi,

obesitas, konsumsi alcohol yang berlebihan dan rangsangan kopi serta obat-

obatan yang merangsang dapat berperan disini, tetapi penyakit ini sangat

dipengaruhi factor keturunan. ( Smeltzer, 2002 )

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan (

FKUI, 2001 ), yaitu :

a. Hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui

penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 90 %

kasus. Banyak factor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan,

hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem rennin-angiotensin, defek

dalam ekskresi Na dan Ca intraseluler, dan faktor-faktor yang

meningkatkan resiko seperti obesitas, alcohol, merokok, serta polisitemia.

b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal.terdapat sekitar 5 % kasus.

Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit

ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiperaldosteronisme primer, dan syndrome

cushing, feokromositoma, koartasioaorta, hipertensi yang berhubungan

dengan kehamilan, dan lain-lain.

3. Patofisiologi

Page 10: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini

bermula dari saraf simpatis, yang berkelanjutan ke bawah ke korda spinalis dan

keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan

abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang

bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis . Pada titik

ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut

saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya nore

epinephrine mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.Berbagai faktor seperti

kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah

terhadap rangsang vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive

terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal

tersebut bisa terjadi. ( Smeltzer, 2002 )

Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh

darah sebagai respon merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang

emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas

vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, menyebabkan

vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, sehigga

akan akan m,enyebabkan pelepasan enzin renin. Pelepasan enzim ini akan

merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi

angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang

aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan

Page 11: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua

factor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. ( Smeltzer, 2002 ).

4. Manifestasi klinis

Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan gejala

sampai bertahun-tahun. Jika ada, gejala yang muncul biasanya menunjukkan

kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai system organ yang

divaskularisasi oleh pembuluh darah yang bersangkutan. penyakit arteri koroner

dengan angina adalah gejala yang paling menyertai hipertensi. Hipertofi

ventrikel kiri terjadi sebagai respons peningkatan beban kerja ventrikel saat

dipaksa berkontraksi melawan tekanan sistemik yang meningkat. Apabila

jantung tidak mampu lagi menahan peningkatan beban kerja maka terjadi gagal

jantung kiri. Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai

nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan azotemia (peningkatan

nitrogen urea darah dan kretinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat

menimbulkan stroke atau serangan iskemik trasien yang termanifestasi sebagai

paralysis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan ketajaman

penglihatan.

Gejala dan tanda yang biasa timbul pada penyakit hipertensi adalah :

a. Nyeri kepala yang menjalar sampai kekuduk

b.Pandangan kabur

c. Terjadi peningkatan tekanan darah yang nyata

d.Mata berkunang-kunang

Page 12: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

e. Jantung berdebar-debar

f. Badan terasa lemah

g.Perubahan emosi (mudah marah)

h.Telinga sering berdenging

i. Rasa pegel di bahu hingga tengkuk

(Smeltzer, 2001)

5. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan non farmakologis atau perubahan gaya hidup

Pengurangan asupan garam serta penurunan berat badan merupakan

langkah awal pengobatan hipertensi. Pengurangan asupan garam sampai 60

mmol/hari, berarti tidak menambahkan garam pada waktu makan. Akan sulit

dilaksanakan karena akan mengurangi asupan garam secara ketat dan akan

mempengaruhi kebiasan makan pesien secara drastis. Pada beberapa

penyelidikan didapatkan bahwa diet rendah lemak jenuh dapat mengurangi

resiko penyakit kardiovaskuler. Dengan melakukan aktivitas fisik secara

teratur dapat nenurunkan tahanan perifer sehingga dapat menurunkan

tekanan darah. Perubahan gaya hidup lain adalah menghindari faktor resiko

seperti rokok, minum alcohol, hiperlipidemia, dan stress.

b. Penatalaksanaan farmakologis atau pengobatan hipertensi

Keputusan untuk memulai memberikan obat antihipertensi berdasarkan

beberapa factor seperti derajat peninggian tekanan darah, terdapatnya

kerusakan organ target dan terdapatnya manifestasi klinis penyakit

kardiovaskuler atau faktor resiko lain. Apabila penderita hipertensi ringan

Page 13: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

berada dalam resiko tinggi ( pria perokok ) atau bila tekanan darah

diastoliknya menetap, diatas 85 atau 95 mmhg dan sistoliknya diatas 130

sampai 139 mmhg maka perlu dimulai terapi obat-obatan. ( Smeltzer, 2001)

Jenis-jenis obat hipertensi yaitu sebagai berikut :

1) Diuretik

Cara kerja obat ini yaitu dengan meningkatkan volume air seni dan

pengeluaran natrium (garam) melalui air seni tersebut. Obat golongan

diuretic yang lazim diberikan adalah tiazid. Efek samping terjadinya

penyakit “gout” dan kadar gula pada DM sedikit meningkat.

2) Beta Bloker

Bekerja dengan menghambat kerja hormon stress yaitu adrenalin

terhadap jantung dan pembuluh darah.Efek samping rasa lelah dan lesu,

kaki dan tangan lemah dan terasa dingin. Yang termasuk yaitu Asebutol,

Alprenolol, Propanolol, Timolol, Pindolol, dll.

3) Antagonis Kalsium

Antagonis kalsium bekerja dengan cara mengurangi jumlah

kalsium yang masuk ke sel otot dinding pembuluh darah dan jantung

serta mengurangi ketegangan otot. Berkurangnya tegangan otot ini

mengakibatkan tekanan darah menurun .Efek samoing adalah sakit

kepala, muka merah dan pembengkakan pergelangan kaki. Golongan

obat ini seperti Nifedipine, Diltizim, Verapamil, Amlodipin, Felodipin

dan Nikardipin.

Page 14: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

4) Penghambat enzim konverse angiotensin (Angiotensin Converting

enzyme inhibitor atau ACE inhibitor )

ACE inhibitor menghambat substansi yang dihasilkan ginjal, yang

bertugas menyempitkan arteri kecil. Efek samping :terjadi penurunan

tekanan darah yang drastic, gangguan pengecap dan batuk yang

menggelitik. Contoh losartan, valsartan, dan irbesartan.

5) Vasodilator

Bekerja dengan melebarkan arteri secara langsung. Efek samping

dari vasodilator sedikit meningkatkan denyut jantung dan menyebabkan

pembengkakan pergelangan kaki. Yang termasuk golongan ini adalah

doksazosin, prazosin, hidralazin, minoksidil, diazosid dan sodium

nitroprusid.

6) Golonga penghambat simpatetik

Penghambatan aktivitas simpatik dapat terjadi pada pusat

vasomotor otak seperti pada pemberian metildopa san klonidin atau pada

ujung saraf perifer seperti reserpin dan guenitidine. (Susalit, 2001 )

6. Komplikasi

Komplikasi dari hipertensi yng terberat dapat mengakibatkan terjadinya

kematian yang tiba-tiba. Penyebab dari kematian tersebut adalah penyakit-

penyakit komplikasi hipertensi yang mengenai jantung, ginjal dan otak. Yang

paling sering terjadi sebagai akibat dari komplikasi hipertensi antara lain:

a. Komplikasi pada jantung

Page 15: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

Apabila hipertensi berlangsung secara terus-menerus maka sebagai

kompensasi pada jantung akan mengalami hipertrofi ventrikel kiri akibat

dari beban kerja yang berat, akhirnya ruang ventrikel kiri dapat berdilatasi

dan terjadi gagal jantung kiri atau gagal jantung kongestif, angina pectoris,

infark miokardium juga dapat terjadi karena adanya kebutuhan oksigen

yang tidak seimbang dengan suplay oksigen.

b. Komplikasi pada neurologi

Efek hipertensi pada neurologik yaitu terjadi perubahan pada retina

dan disfungsi sistem saraf pusat. Pada retina terjadi lesi yang sering kali

menimbulkan adanya perdarahan, eksudat, papil edema, bahkan kebutaan.

Sedangkan pada sistem saraf pusat sering ditemukan adanya oklusi

vaskuler, perdarahan, enselopaty, infark serebral.

c. Komplikasi pada ginjal

Sebagai komplikasi hipertensi pada ginjal, sering ditemukan

adanya penurunan tingkat filtrasi glomerolus dan disfungsi tubulus ginjal,

proteinuria, hematuria serta gagal ginjal.

(Isselbacher, 1999)

7. Pemeriksaan Penunjang

a. BUN : memberikan informasi tenteng perfusi ginjal

b. Glukosa : hiperglikemi dapat diakibatkan oleh katekolamin

c. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron

utama.

Page 16: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

d. Kalsium serum : peningkatan kalium serum dapat menyebabkan hipertensi

e. Kolesterol dan trigliserid serum : peningkatan ini dapat membentuk

adanya plak ateromatosa.

f. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi

sehingga terjadi hipertensi

g. Urinalisa : mengisyaratkan disfungsi ginjal

h. Asam urat : hiperuritesemia telah menjadi implikasi factor resiko

hipertensi

i. IVP : mengetahui penyebab hipertensi

j. Foto dada : menunjukan obstruksi kalsifikasi pada area katub, pembesaran

jantung

k. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensefalopati.

l. EKG : perbesaran jantung gangguan konduksi.

(Doengoes, 2000)

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi

1. Definisi Keperawatan Keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang manusia atau lebih yang satu sama

lain saling terkait emosional serta tempat tinggal yang sama, dalam satu daerah

yang berdekatan. (Friedman, 1998)

Keperawatan keluarga adalah tindakan keperawatan yang dilakukan

kepada dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan

Page 17: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

ikatan-ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian

dari keluarga tersebut. (Friedman, 1998)

2. Pengkajian

a. Data Identitas

1) Umur

Resiko hipertensi umumnya terjadi pada pria diatas usia 40 tahun,

sedangkan pada wanita terjadi setelah umur 45 tahun (setelah masa

menopause).

2) Jenis Kelamin

Pria lebih beresiko untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan

wanita, karena faktor pria lebih banyak pengaruhnya seperti stres, merokok,

kebiasaan kerja berat, makan tidak terkontrol.

3) Pekerjaan

Pekerjaan seperti kuli bangunan, sopir, kuli panggul dan sebagainya

lebih beresiko untuk menderita hipertensi.

4) Pendidikan

Tingkat pendidikan mempengaruhi fungsi kognitif, afektif dan

psikomotorik dalam pengelolaan penderita hipertensi karena mereka tidak

mengenal tentang hipertensi dan akibatnya serta pentingnya fasilitas

kesehatan.

Page 18: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

5) Hubungan (genogram)

Hipertensi sangat dipengaruhi faktor genetik yaitu agen kembar

monozigot pembawa sifat dominan pada hipertensi.

6) Latar Belakang Budaya

Kebiasaan yang mendukung adanya hipertensi adalah kebiasaan

merokok, kurang olah raga, gemar mengkonsumsi makanan kaleng, sea

food, fast food, makanan yang mengandung garam tinggi.

7) Status Sosial Ekonomi

Hipertensi sering terjadi pada keluarga yang mempunyai status sosial

ekonomi yang menengah keatas. Karena mereka senang mengkonsumsi

makanan hasil olahan teknologi dengan bahan pengawet dan pengasinan.

Hipertensi juga mudah terjadi pada keluarga dengan kondisi ekonomi

menengah kebawah, karena mereka jarang mengambil keputusan untuk

memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan alasan biaya.

b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga yang beresiko mengalami masalah

kesehatan adalah tahap perkembangan keluarga dewasa dan lansia. Karena

pada tahap ini terjadi proses degeneratif yaitu suatu kemunduran fungsi

sistem organ tubuh, termasuk sistem organ tubuh, termasuk sistem

Page 19: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

kardiovaskuler. Pada tahap ini juga beresiko untuk mengalami aterosklerosis

yang kemudian memicu peningkatan tekanan darah secara per sistem

(hipertensi).

2) Riwayat Keluarga

Hipertensi berkaitan erat dengan penyakit yang lain, misalnya riwayat

diabetes, penyakit jantung, penyakit ginjal dan lain-lain.

c. Data Lingkungan

1) Kondisi rumah atau Karakteristik Rumah

Penempatan perabotan rumah yang tidak teratur, penerangan/

pencahayaan rumah kurang, keadaan lantai licin, adanya tangga dirumah

susun, kondisi lantai kamar mandi yang licin dan tempat tidur yang tinggi

adalah jumlah faktor yang meningkatkan resiko injuri pada penderita

hipertensi. Kondisi itu dipengaruhi pula oleh adanya manifestasi klinis

”diplopia” pada penderita hipertensi.

2) Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang lebih Luas

a) Perumahan dan Lingkungan Tempat Tinggal

Keadaan lingkungan diperkotaan, adanya persaingan hidup, serta

keadaan lingkungan perindustrian yang menimbulkan kebisingan yang

merupakan faktor pencetus timbulnya stres psikososial yang memicu

hipertensi.

b) fasilitas pelayanan kesehatan

Fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak terjangkau (alasan jarak

dan transportasi), falsafah hidup yang salah (misalnya menganggap

Page 20: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

bahwa hipertensi adalah biasa / wajar pada orang tua dan tidak perlu

diperiksakan ke pelayanan kesehatan), dan kurang percaya terhadap

petugas kesehatan merupakan faktor yang dapat memperberat hipertensi.

c) Fasilitas Transportasi

Transportasi yang memadai sangat berpengaruh terhadap

kemampuan keluarga untuk menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan.

d) Sistem Pendukung atau Jaringan Sosisal

Pengelolaan penderita hipertensi dikeluarga sangat membutuhkan

peran aktif seluruh anggota keluarga, petugas dari pelayanan kesehatan

yang ada di masyarakat. Semua berperan dalam pemberian edukasi,

motivasi dan memonitor / mengontrol perkembangan kesehatan

penderita hipertensi dikeluarga.

d. Struktur Keluarga

1) Pola komunikasi

Adanya komunikasi yang minimal antara anggota keluarga

mempersulit untuk mengetahui secara dini keadaan kesehatan pada anggota

keluarga.

2) Struktur Kekuasaan

Kekuasaan dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap pengambilan

keputusan yang tepat untuk merawat anggota keluarga yang sakit.

3) Peran

Page 21: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

Peran kepala keluarga sangat berpengaruh terhadap kesehatan keluarga

terutama dalam penyediaan kebutuhan anggota keluarga yang meliputi

kebutuhan sandang, pangan dan papan.

4) Nilai atau Norma

Nilai atau norma yang dianut oleh keluarga sangat berpengaruh

terhadap cara perawatan anggota keluarga yang sakit.

e. Fungsi Keluarga

1) Fungsi Afektif

Kekurangan perhatian keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit

mengakibatkan penderita hipertensi tidak mendapatkan perawatan dan

pengobatan yang dibutuhkan.

2) Fungsi Sosial

Rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan masyarakat

yang mengakibatkan kurangnya proses sosialisasi dengan masyarakat dan

keluarga sehingga mereka tidak mendapatkan informasi yang tepat tentang

hipertensi dan cara penanggulangannya.

3) Fungsi Perawatan Keluarga

Pendidikan ataupun pengetahuan yang kuranng mempunyai

kecenderungan lebih tinggi untuk menderita hipertensi (Friedman,1998).

a) Mengenal Masalah Kesehatan

Dalam mengenal masalah kesehatan dan hipertensi dan kurangnya

pengetahuan tentang hipertensi dan rasa takut masalah yang diketahui

(Effendy,1998)

Page 22: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

b) Mengambil keputusan

Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan

disebabkan oleh memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah,

masalah tidak begitu menonjol dan tidak sanggup memecahkan masalah

baru, kurang pengetahuan tentang hipertensi. (Effendy,1998)

c) Merawat Anggota Keluarga yang Sakit

Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit hipertensi dikarenakan oleh ketidaktahuan tentang penyakit,

misalnya penyebab, gejala, penyebaran dan perawatan

penyakit.(Effendy,1998)

d) Memelihara dan Memodifikasi Lingkungan

Ketidakmampuan keluarga memelihara dan memodifikasi

lingkungan dikarenakan oleh keluarga tidak dapat melihat keuntungan

dan manfaat pemeliharaan lingkungan rumah dan ketidakmampuan

tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi (Effendy,1998)

e) Menggunakan Sumber di Masyarakat Guna Memelihara Kesehatan

Ketidakmampuan keluarga menggunakan sumber yang ada di

masyarakat guna memelihara kesehatan disebabkan oleh karena keluarga

tidak memahami keuntungan yang diperoleh, tidak terjangkaunya

fasilitas yang diperlukan, rasa asing dan tidak ada dukungan dari

masyarakat (Effendy,1998)

4) Fungsi Reproduksi

Page 23: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

Dalam keluarga penyakit hipertensi merupakan penyakit yang

dapat diturunkan kepada generasi selanjutnya (Purwati,1998)

5) Fungsi Ekonomi

Keadaan ekonomi yang rendah menyebabkan penyakit hipertensi

tidak diperhatikan perawatan ataupun pengobatannya, sementara

penyakit hipertensi juga sering diderita oleh kalangan ekonomi

menengah keatas karena kebiasaan mengkonsumsi makanan lemak, dan

makanan yang kaya bahan kimia lainnya (Soeparman,1999)

f. Pemeriksaan Fisik (Issebacher, 1999)

Kepala : nyeri kepala, vertigo.

Mata : papil oedema, diplopia

Hidung : epistaksis

Leher : distensi vena jugularis

Dada : sesak nafas

Abdomen : asites

Ekstremitas : diaforesis, edema, sianosis, capilary refil lambat.

g. Koping Keluarga

Stresor fisik, lingkungan maupun psikologis mempengaruhi peningkatan

tekanan darah. Sehingga strategi koping keluarga yang adaptif misalnya

pemecahan masalah bersama, kedekatan hubungan dan kedekatan komunikasi

serta dukungan sosial dan spiritual merupakan solusi untuk mencapai

keseimbangan, sehingga stres dapat dihindari.

3. Pohon Masalah Keluarga yang Mempengaruhi Masalah Hipertensi

Page 24: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

Fakor penyebab / faktor predisposisi

Usia, diit tinggi garam dan kolesterol, kebiasaan merokok, kerja berat,

Pendidikan rendah, kurang olah raga, ekonomi rendah, keturunan,

Konsumsi alkohol, obesitas, stres.

Hipertensi

Tanda dan gejala

Nyeri kepala daerah oksipital, palpitasi, mudah lelah

Epistaksis, hematuria, edema, pandangan kabur / diplopia, sinkope,

Dispnea, poliuri, diaforesis, sianosis, ascites, nyeri dada

Sianosis,kulit warna kulit edema, pandangan mudah kelelahan Pandangan

Dingin, perubahan pucat, kulit peningkatan kabur, lelah, nyeri nyeri kabur /

Page 25: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

status mental, geli teraba dingin berat badan, diplopia dada, nyeri kepala diplopia,

sah, dispnea, diafo dispnea ascites kepala sinkope

resis, palpitasi

penurunan gangguan kelebihan gangguan intoleransi defisit resiko

cardiac perfusi volume persepsi aktivitas perawatan injury

output jaringan cairan sensori diri

1 Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi

2 Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dan mengambil tindakan

yang tepat

3 Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

4 Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk mengatasi

masalah hipertensi

5 Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan sumber pelayanan kesehatan

untuk memelihara kesehatan

4. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul pada Hipertensi

a. Penurunan curah jantung

b. Kelebihan persepsi sensori visual

c. Gangguan persepsi sensori visual

d. Intoleransi aktivitas

(Le Mone,2000)

Page 26: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

e. Defisit perawatan diri

f. Resiko injury

g. Gangguan perfusi jaringan serebral

(Doengoes,2000)

5. Diagnosa Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi

a. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan :

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk

mengatasi hipertensi

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita

hipertensi.

4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang baik untuk

penderita hipertensi

5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan di

masyarakat.

b. Kelebihan persepsi sensori visual

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk

mengatasi hipertensi

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita

hipertensi.

4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang baik untuk

penderita hipertensi

Page 27: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan di

masyarakat.

c. Gangguan persepsi sensori visual

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk

mengatasi hipertensi

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita

hipertensi.

4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang baik untuk

penderita hipertensi

5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan di

masyarakat.

d. Intoleransi aktivitas

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk

mengatasi hipertensi

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita

hipertensi.

4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang baik untuk

penderita hipertensi

5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan di

masyarakat.

e. Defisit perawatan diri

Page 28: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk

mengatasi hipertensi

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita

hipertensi.

4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang baik untuk

penderita hipertensi

5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan di

masyarakat.

f. Resiko injury

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk

mengatasi hipertensi

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita

hipertensi.

4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang baik untuk

penderita hipertensi

5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan di

masyarakat.

g. Gangguan perfusi jaringan serebral

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi

3) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk

mengatasi hipertensi

Page 29: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita

hipertensi.

4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang baik untuk

penderita hipertensi

4) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan di

masyarakat.

6. Fokus Intervensi

a. Gangguan perfusi jaringan serebral

1) Kognitif

Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang

pengertian, tanda dan gejala gangguan perfusi jaringan, seperti: pucat, kulit

kebiruan, kulit dingin / lembab , bengkak / edema.

2) Afektif

Memotivasi klien untuk minum obat secara teratur.

3) Psikomotor

a) Memodifikasi secara dini adanya gangguan perfusi jaringan.

b) Lakukan pemantauan tekanan darah secara teratur

c) Bantu klien dan keluarga untuk mencegah komplikasi, misalnya dengan

membatasi asupan garam, kolesterol yang berlebihan.

d) Bantu keluarga untuk memodifikasi faktor resiko, misalnya membatasi

merokok, mengatur pola diit, manajemen stres dan lain-lain.

b. Penurunan curah jantung

Page 30: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

1) Kognitif

Berikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga tentang

hipertensi, terkait pengertian, penyebab, tanda gejala, akibat / komplikasi

hipertensi.

2) Afektif

a) Anjurkan kepada klien dan keluarga untuk membatasi aktivitas yang

berlebihan dan istirahat cukup.

b) Motivasi keluarga untuk membatasi makanan tinggi natrium dan tinggi

kolesterol.

c) Motivasi klien untuk meminum abat secara teratur.

3) Psikomotor

a) Bantu klien dan keluarga untuk mengidentifikasi tanda dan gejala

penurunan curah jantung, seperti: nadi cepat, sianosis, nyeri dada,

produksi urine sedikit, kelelahan, vertigo, edema, kulit teraba dingin.

b) Pembatasan asupan garam, lemak dan kolesterol dalam diit.

c) Lakukan pemantauan tekanan darah secara teratur

d) Olah raga secara teratur sesuai dengan kemampuan

e) Lakukan dan anjurkan kepada klien dan keluarga untuk melakukan

tindakan kenyamanan (misalnya: pijatan punggung dan leher,

merendahkan kepala tempat tidur) serta teknik relaksasi.

f) Bantu keluarga cara menyusun diit untuk penderita hipertensi

c. Kelebihan volume cairan

1) Kognitif

Page 31: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

a) Berikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga tentang

manifestasi klinis kelebihan volume cairan (edema) sebagai akibat

memberatnya hipertensi.

b) Ajarkan pada klien dan keluarga untuk pemantauan output urine.

2) Afektif

Anjurkan klien atau keluarga untuk mempertahankan posisi duduk

atau tirah baring dengan posisi semifowler, selama masa fase akut.

3) Psikomotor

a) Monitor output urine (catat warna dan jumlah setiap hari)

b) Buat jadwal pemasukan cairan bersama klien dan keluarga

c) Ukur lingkar abdomen

d) Timbang berat badan setiap hari

e) Rujuk ke pelayanan kesehatan untuk pengobatan lanjut.

d. Gangguan persepsi sensori visual

1) Kognitif

Berikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga tentang

terjadinya gangguan persepsi sensori visual (pandangan kabur) sebagai

manifestasi penyakit hipertensi.

2) Afektif

a) Anjurkan banyak mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin A.

b) Anjurkan klien untuk memakai alat bantu penglihatan atau kaca mata.

3) Psikomotor

Page 32: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

a) Observasi ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mata

terlibat.

b) Orientasikan klien terhadap keluarga, lingkungan dan orang lain di

sekitarnya.

c) Perhatikan terjadinya iritasi mata.

d) Letakkan barang yang dibutuhkan didekat klien.

e) Penggunaan kaca mata dan pemberian obat tetes mata.

f) Rujuk ke pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan lanjutan.

e. Intoleransi aktivitas

1) Kognitif

a) Berikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga tentang gangguan

aktivitas yang sering terjadi pada penderita hipertensi.

b) Ajarkan pada klien dan keluarga tentang ROM.

c) Jelaskan pada klien dan keluarga tentang teknik menghemat energi,

misalnya menggunakan kursi saat mandi, melakukan aktivitas secara

perlahan.

2) Afektif

a) Motivasi klien untuk berolah raga secara teratur.

b) Motivasi klien untuk melakukan gerakan ROM sesuai yang diajarkan.

c) Beri dorongan pada klien untuk melakukan aktivitas mandiri secara

bertahap sesuai toleransi.

3) Psikomotor

Page 33: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

a) Monitor respon klien terhadap aktivitas, peningkatan nadi, tekanan

darah, adanya nyeri dada, keletihan.

b) Kelemahan jantung.

c) Lakukan terapi okupasi.

d) Pertahankan untuk melakukan gerakan ROM.

e) Rujuk ke pelayanan kesehatan jika terdapat keluhan setelah aktivitas

seperti nyeri dada, pusing dan pingsan.

f. Defisit perawatan diri

1) Kognitif

Berikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga tentang

pentingnya perawatan diri.

2) Afektif

a) Motivasi klien atau keluarga untuk melakukan perawatan diri secara

teratur.

b) Motivasi keluarga untuk membantu klien dalam melakukan perawatan

diri.

c) Anjurkan klien atau keluarga untuk membuat jadwal perawatan diri.

3) Psikomotor

a) Observasi derajat ketidakmampuan pasien untuk melakukan perawatan

diri.

b) Berikan alat bantu sesuai indikasi, seperti mandi dengan cara duduk

kursi.

c) Perhatikan adanya keletihan atau kelelahan.

Page 34: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

d) Monitor atau observasi usaha klien atau keluarga dalam melakukan

perawatan diri.

e) Rujuk atau kolaborasi dengan pelayanan kesehatan jika terjadi

kelemahan.

f) Adakan terapi okupasi

g. Resiko injury

1) Kognitif

Berikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga tentang

terjadinya resiko injury.

2) Afektif

a) Anjurkan kepada keluarga agar menjaga lantai supaya tidak licin.

b) Ingatkan klien untuk menggunakan kacamata.

c) Pertahankan dan motivasi keluarga untuk menciptakan lingkungan

rumah yang aman.

3) Psikomotor

a) Orientasikan klien terhadap lingkungan (benda-benda disekitarnya).

b) Jangan letakkan alat-alat yang membahayakan didekat klien.

c) Observasi terjadinya pandangan kabur memberat, pusing dan nyeri pada

mata.

d) Bantu klien untuk bangun dari tempat tidur, motivasi keluarga untuk

membantu klien.

e) Pertahankan lingkungan yang aman.

Page 35: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl...dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal : adalah keluarga

f) Segera ke pelayanan kesehatan jika terjadi injury, misalnya jatuh dari

tempat tidur