BAB II KEADAAN FERMI DIRAC A. Keadaan Makro dan Mikro · PDF filedengan 4 keadaan, dan ada 2...
Transcript of BAB II KEADAAN FERMI DIRAC A. Keadaan Makro dan Mikro · PDF filedengan 4 keadaan, dan ada 2...
BAB II
KEADAAN FERMI DIRAC
A. Keadaan Makro dan Mikro
Masalah utama yang dihadapi dalam mekanika statistic adalah
menentukan sebaran yang mungkin dari partikel-partikel kedalam tingkat-
tingkat energi dan keadaan-keadaan atau status energi. Rincian sebaran
partikel ini sangat tergantung pada apakah partikel-partikel itu terbedakan
atau tidak terbedakan spesifikasi jumlah partikel kedalam tingkat-tingkat
energi dengan tidak menghiraukan apakah partikel-partikel itu terbedakan
atau tidak disebut keadaan makro dari suatu sistem. Setiap keadaan makro
dapat dirinci lagi menjadi keadaan-keadaan mikro tergantugn kepada apakah
partikel-partikel tersebut terbedakan atau tidak, dan apakah masing-masing
tingkat energi terbegenarasi atau tidak. Jumlah keadaan mikro untuk setiap
keadaan makro k, disebut “peluang termodinamik” yang disimbolkan dengan
Wk, sedangkan peluang termodinamik sistem adalah jumlah semua peluang
termodinamik tiap-tiap keadaan makro, yang biasa dirumuskan sebagai
berikut:
Dalam statistik Maxwell-Boltmann, ada dua cirri yanga digunakan
yakni:
1. Partikel-partikel dalam sistem terbedakan
2. Seiap keadaan energi dapat di isi oleh lebih dari satu partikel
Agar diperoleh gambaran yang jelas tentang keadaan makro dan keadaan
mikro dari sistem berdasarkan kedua ciri di atas kita ambil contoh sebagai
berikut:
Contoh :
Suatu sistem terdiri dari 3 partikel terbedakan, misalnya a, b, dan c
yang tersebar kedalam dua tingkat energi, έ1 dan έ2. Jika sistem tidak
tergenerasi, atau jumlah keadaan untuk tiap tingkat energi adalah satu maka :
a. Tunjukkan keadaan makro yang mungkin
b. Tunjukkan keadaan mikro untuk setiap keadaan makro
c. Tentukan peluang termodinamik untuk setiap kedaan makro
d. Tentukan peluang termodinamik sistem
Solusi:
Dengan memisahkan N1 dan N2 adalah jumlah partikel untuk masing-
masing tingkat energi maka masalah ini dapat diselesaikan dengan cara
berikut:
a. Keadaan-keadaan makro yang mungkin:
N1 3 2 1 0
N2 0 1 2 3
Terlihat bahwa terdapat 4 keadaan makro
b. Keadaan-keadaan mikro untuk setiap keadaan makro
Keadaan makro keadaan-keadaan mikro
c. Peluang termodinamik dapat kita lihat untuk setiap keadaan sehingga
diperoleh : W1 =1, W 2 = 3, W3 =3, dan W4 = 1
d. Peluang termodinamik sistem adalah :
Ω = W1 + W2 + W3 + W4
= 1 + 3 + 3 + 1
= 8
N2 3 abc
N1 0
N2
N1
2
1
N2
N1
1
2
N2
N1
0
3
abc
bc
a
a
bc
ac
b
ab
c
b
ac
c
ab
B. Partikel Fermi
Dalam azas larangan Pauli “ untuk atom yang memiliki lebih dari satu
ellektron, misalnya Natrium, elekton-elektron tidak berkumpul ditingkat
energi rendah, karen amsing- masing status hanya boleh ditempati tidak lebih
dari satu elektron. Tingkat paling rendah ( n =1) hanya boleh ditempati oleh
dua elektron, yang satu spin nya keatas dan yang lainnya spinnya kebawah.
Sedangkan tingkat energi berikutnya, ( n = 2), akan ditempati oleh 8 elektron,
dan seterusnya, tingkat energi ke - n akan diisi oleh 2n2 elektorn dengan
konfigurasi yang didasarkan kepada azas larangan Pauli.
Azaz larangan Pauli ini, diperoleh sebagi konsekuensi dari sifat
elektron sebagai gelombang, seperti yang sudah disinggung diatas. pada
mekanika kuantum untuk partikel identik, akan ditemuakan bahwa fungsi
gelombang totalnya, hanya boleh simetrik atau anti simetrik terhadap
pertukaran dua partikel. Azas larangan Pauli, akan muncul dengan sendirinya,
apabila kita memilih fungsi gelombang total yang anti simetrik. Partikel-
partikel yang memiliki sifat seperti ini, misalnya elektron, proton dinamakan
“partikel fermi” atau “Fermiun”. Dalam pokok bahasan ini akan dibahas
tentang partikel- partikel fermi tersebut, melalui statistik yang disebut
“statistik fermi-Dirac” yang dikembang oleh Enrico Fermi dari Italia dan P.
Dirac dari Inggris.
C. Fungsi Distribusi Fermi Dirac
Distribusi Fermi Dirac ini memiliki 2 ciri khas yaitu:
a. Partikel-partikel dalam sistem tidak dapat dibedakan antara yang satu
dengan yang lain.
b. Satu status atau keadaan enerrgi, hanya boleh diisi oleh satu partikel
artinya tidak boleh diisi lebih dari satu partikel.
Bila dilihat dengan contoh sebuah partikel bebas bemassa m, dalam
ruangan yang volume V, status energi partikel itu ditentukan oleh 3 bilangan
kuantum yaitu (nx, ny, dan nz yang merupakan bilangan bulat dari 0,1,2,3....
dan seterusnya. Tingkat energi partikel itu, ditentukan jumalah kuadrat dari
nx, ny, dan nz menurut persaman :
𝜀 𝑛𝑥 ,𝑛𝑦 , 𝑛𝑧 = ℎ2
2𝑚𝑉23
( 𝑛𝑥2 + 𝑛𝑦
2 + 𝑛𝑧2)
Diperoleh dari :
Energy momentum : ℷ =ℎ
𝑝
P=ℎ
ℷ
ℷ =𝑙
𝑛
Sehingga
𝜀𝑛 = 𝑝2
2𝑚
= ℎ
𝑛
𝑙 ²
2𝑚
= ℎ²
𝑛 ²
𝑙²
2𝑚
= [ℎ²
2𝑚𝑙²] n² , L= 𝑣3
=[ℎ2
2𝑚( 𝑣)²3 ] n²
= [ℎ²
2𝑚𝑣2
3
]n²
Jadi,
𝜀 𝑛𝑥 ,𝑛𝑦 , 𝑛𝑧 = ℎ2
2𝑚𝑉23
( 𝑛𝑥2 + 𝑛𝑦
2 + 𝑛𝑧2)
Sudah kita ketahui bahwa tingkat eneergi paling bawah hanya
memiliki satu status energi, tingkat berikutnya memiliki 6 status energi dan
seterusnya.
Kalau dalam elekrton dalam logam adalah gelombang- gelombang
yang berjubel dalam ruangan yang relatif sempit sehingga identitas masing-
masing menjadi tidak bermakna maka kita tidak lagi bisa menggunakan
perngertian makro seperti pada statistik Maxwell- Bolzman.
Kita akan menggunakan lambang 𝑁1,𝑁2, 𝑁3.... dan seterusnya untuk
menunjukkan jumalah partikel- partikel atau “ bilangan populasi” pada
tingkatan energi ke 1, 2, 3... dan seterusnya. Dengan cara ini maka energi
total dalam kumpulan N elektron adalah :
𝑈 = 𝜀1
𝑛
𝑖=1
𝑁𝑖
𝑑𝑎𝑛 𝑁 = 𝑁𝑖𝑛𝑖=1
Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang jumlah keadaan
mikro dan suatu keadaan makro, dapat dilihat contoh berikut ini.
Contoh:
Suatu sistem, terdiri dari 2 tingkatan energi, tingkatan 𝜀1, dengan 4
keadaan energi , dan ditempati oleh 3 partikel sedangkan pada tingkatan 𝜀2 ,
dengan 3 keadaan energi, terdapat 2 partikel. Jika partikel memenuhi statistik
fermi dirac gambarkan keadaan mikro yang mungkin.
Solusi : ada 4 cara utnuk menempatkan 3 partikel pada tingkatan 𝜀1
dengan 4 keadaan, dan ada 2 cara untuk menempatkan 2 partikel yang
terdapat pada tingkatan 𝜀2, seperti yang dilihatkan pada gambar berikut ini:
Tingkatan 𝜀1
Secara umum, peluang termodinamika W untuk setiap tingkat energi
dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑊𝑖 = 𝑔
𝑖 !
𝑁𝑖! 𝑔𝑖− 𝑁𝑖 !
Dari contoh diatas berarti:
𝑊1 = 4 !
3! 4 − 3 != 4,𝑑𝑎𝑛 𝑊2 =
3 !
2! 3 − 2 != 3
Jika kedua tingkatan energi ini dikombinasikan, akan diperoleh
peluang termodinamik total sebanyak:
𝑊 = 𝑊1 𝑥 𝑊2= 4 x 3 = 12
Jadi ada 12 cara yang mungkin untuk menggambar konfigurasi
partikel pada kedua tingkatan energi itu. Dengan demikian secara umum
untuk seluruh sistem peluang termodinamik total paa distribusi fermi – dirac
ini adalah;
𝑊 = 𝑔𝑖 !
𝑁𝑖 ! 𝑔𝑖 − 𝑁𝑖 !
𝑛
𝑖=1
Konfigurasi dengan peluang terbesar dapat ditentukan dengan mencari
W yang terbesar dengan kendala N dan U bergharga tetap, seperti yang
dilakukan waktu menurun rumus distribusi Maxwell- Boltzman. Sesuai
dengan persamaan yang memperlihatkan hubungan antara Entropi S dan
peluang termodinamika yaitu S = k ln W, maa entropi terbesar adalah ketika
ln W maksimun, maka
ln𝑊 = 𝑙𝑛 𝑔
𝑖 !
𝑁𝑖! 𝑔𝑖− 𝑁𝑖 !
𝑛
𝑖=1
= ln 𝑔𝑖 ! − [ln 𝑁 𝑖 ! + ln( 𝑔𝑖 − 𝑁𝑖 !]
𝑛
𝑖=1
Dengan mengugunakan dalil Striling yaikni:
ln𝑁! = 𝑁 𝐿𝑛− 𝑁2
Maka persamaan (4-7) dapat ditulis :
ln 𝑊 = [𝑔𝑖ln 𝑔
𝑖−
𝑛
𝑖=1
𝑁𝑖 ln 𝑁𝑖 − ( 𝑔𝑖− 𝑁𝑖) ln(𝑔
𝑖− 𝑁𝑖)]
Bila didiferensial terhadap Ni maka :
∂ln 𝑊 = [− ln 𝑁𝑖 𝜕
𝑛
𝑖=1
𝑁𝑖 +ln ( 𝑔𝑖− 𝑁𝑖)𝜕𝑁𝑖]
∂ ln 𝑊 = ln 𝑔
𝑖− 𝑁𝑖
𝑁𝑖 𝜕𝑁𝑖
𝑛
𝑖=1
Karena sistem terisolasai, maka perubahan yang terjadi hanyalah
jumlah pertikel pada masing-masing tingkat energi, sedangkan jumlah
partikel total dalam sistem tidaklah berubah. Begitu juga dengan energi dalam
(U) pada sistem, sehingga persamaan (4-2) dan (4-3) dapat ditulis sebagai
berikut :
𝜕𝑁𝑖 = 𝑑𝑁 = 0
𝑛
𝑖=1
𝜀𝑖 𝜕𝑁𝑖 = 𝑑𝑈 = 0
𝑛
𝑖=1
Solusi dari persamaan (4-8), (4-9) dan (4-10), dapat diperoleh dengan
menggunakan “ metoda pengali Lagrange”, seperti yang dilakukan ketika
menurunkan persamaan distribusi Maxwell-Bolzmann, yaitu :
ln 𝑔𝑖 − 𝑁𝑖
𝑁楜 + 𝛼 + 𝛽 𝜀𝑖 = 0
ln 𝑔𝑖 − 𝑁𝑖
𝑁𝑖 = − 𝛼 + 𝛽 𝜀𝑖 ,
Ln 𝑔𝑖−𝑁𝑖
𝑁𝑖 =- 𝛼 + 𝛽 𝜀𝑖
𝑔𝑖
𝑁𝑖 –
𝑁𝑖
𝑁𝑖 = 𝑒−𝛼+𝛽𝜀𝑖
𝑔𝑖
𝑁𝑖-1 = 𝑒−𝛼+𝛽𝜀𝑖
Ni = 𝑔𝑖
𝑒− 𝛼+ 𝛽 𝜀𝑖 +1
Dari persaman (4-10) dapat dilihat bahwa jumlah elektron yang
menempati tingkatan energi ke i, sebanding dengan jumlah status atau
keadaan energi, artinya Ni sebanding dengan gi. Juga terlihat bahwa jumlah
partikel yang menghuni status ke s misalnya adalah :
Ni = 𝑔𝑖
𝑒− 𝛼+ 𝛽 𝜀𝑖 +1
Bila kita cermati pers (4-10) dapat pula kita lihat, bahwa bila suku
pertama pada penyebut jauh lebih besar dari satu, maka ungkapan untuk Ni
mirip dengan distribusi Maxwell-Bolzmann, yakni :
Ns = 1
𝑒− 𝛼+ 𝛽 𝜀𝑖 + 1
Ni = 𝑔𝑖𝑒 − 𝛼+ 𝛽 𝜀𝑖
Dimana telah diperoleh hargaβ = -1/kT .
Untuk menentukan harga a, diperlukan fungsi-sungsi yang agak
rumit sehingga sulit untuk mengungkapkannya disini. Tetapi satu hal
yang penting adalah bahwa α tergantung pada suhu mutlak T.
α = εo / kT
dimana Eo merupakan besaran yang mempunyai dimensi energy. Oleh
sebab itu, Fermi dirac biasa di tulis dalam bentuk :
f (ε) = 1
exp 屨− εo +1
dan disini fungsi didtribusi ferrmi dirac
Fungsi ini memiliki sifat yang khas, seperti diperlihatkan pada gambar (4
-1). Untuk nilai ε yang lebih kecil dari εo suku pertama dari penyebut dapat di
abaikan besarnya, sehingga f (ε) bernilai 1. Untuk nilai ε yang jauh lebih besar
dari εo, suku pertama dari penyebut menjadi begitu besar, sehingga nilai f (ε)
bernilai 0. Sedangkan tepat ketika ε= εo maka f(ε) bernilai ½.
F 0
1
f
0
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah utama yang dihadapi dalam mekanika statistic adalah
menentukan sebaran yang mungkin dari partikel-partikel kedalam tingkat-
tingkat energi dan keadaan-keadaan atau status energi. Rincian sebaran
partikel ini sangat tergantung pada apakah partikel-partikel itu terbedakan
atau tidak terbedakan spesifikasi jumlah partikel kedalam tingkat-tingkat
energi dengan tidak menghiraukan apakah partikel-partikel itu terbedakan
atau tidak disebut keadaan makro dari suatu sistem.
B. Saran
Demikianlah makalah statistic Fermi dirac ini pemakalah buat agar
dapat dijadikan bahan untuk perkuliahan pada mata kuliah fisika statistik.
Kami sebagai pemakalah menyadari masih banyak terdapat kekurangan
pada makalah ini, untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/putuhermanwiantara/fisika-statistik-16446578
Jamal.Julia,ddk.2003.Fisika Statistik.Padang:UNP Press