BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model...

30
6 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif) Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan pada kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif siswa saling bekerja sama untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Keberhasilan kelompok dalam mencapai tujuan tergantung pada kerja sama yang kompak dan serasi dalam kelompok itu (Suprijono, 2011:53). Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaanpertanyaan serta menyediakan bahanbahan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas (Suprijono, 2011:54). Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalahmasalah yang kompleks. Selanjutnya menurut Eggen and Kauchak (dalam Trianto 2007:41), bahwa pembelajaran kooperatif 6

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

6

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Model Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif)

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan pada

kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja untuk sampai pada pengalaman belajar

yang optimal baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Dalam

pembelajaran kooperatif siswa saling bekerja sama untuk mendapatkan hasil

belajar yang lebih baik. Keberhasilan kelompok dalam mencapai tujuan

tergantung pada kerja sama yang kompak dan serasi dalam kelompok itu

(Suprijono, 2011:53).

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis

kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru. Secara

umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru

menetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan bahan–bahan

informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah

yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas

(Suprijono, 2011:54).

Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih

menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi

dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling

membantu memecahkan masalah–masalah yang kompleks. Selanjutnya menurut

Eggen and Kauchak (dalam Trianto 2007:41), bahwa pembelajaran kooperatif

6

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

7

merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja

secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.

Terdapat enam langkah utama atau tahapan didalam pelajaran yang

menggunakan pembelajaran kooperatif, dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel: 2.1 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif

Fase-Fase Tingkah Laku Guru

Fase 1:

Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan

pelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi siswa

belajar

Fase 2:

Meyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa

dengan jalan demonstrasi atau lewat

bahan bacaan

Fase 3:

Mengorganisasikan siswa ke

dalam kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membantu setiap

kelompok agar melakukan trasnsisi

secara efisien.

Fase 4:

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mereka mengerjakan

tugas mereka.

Fase 5:

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar siswa

tentang materi yang telah dipelajari atau

masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6:

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk

menghargai baik upaya maupun hasil

belajar individu dan kelompok.

Sumber: Ibrahim, dkk (dalam Trianto 2007:48).

Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Cooperative

learning (pembelajaran kooperatif) merupakan suatu model pembelajaran yang

didalamnya siswa dengan karakteristik dan kemampuan yang berbeda saling

bekerja sama menyelesaikan suatu masalah atau tugas pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

8

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah think pair share. Think

Pair Share (TPS) ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu

tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman di Universitas Maryland.

Menurut Arends ( dalam Trianto 2007:61) menyatakan bahwa “think pair share

merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi

kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pair share

dapat memberi siswa lebih banyak waktu berfikir, untuk merespon dan saling

membantu”.

Ada tiga tahapan yang akan dilaksanakan oleh siswa dalam melaksanakan

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share antara lain : “ Pada tahap

pertama (thinking), siswa diminta untuk memikirkan jawaban secara

mandiri dari Lembar Kerja Siswa yang telah diberikan oleh guru. Tahap

kedua (pairing), siswa dipasangkan dengan siswa lain untuk membentuk

kelompok yang terdiri dari dua orang kemudian mendiskusikan

permasalahan yang ada pada Lembar Kerja Siswa. Tahap ketiga (sharing),

setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas untuk

saling berbagi dengan kelompok lain” (Azizah, 2008:6).

Think Pair Share (TPS) merupakan suatu pembelajaran kooperatif yang

memberikan kepada siswa waktu untuk berfikir dan merespon. Hal ini menjadi

faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam merespon pertanyaan

serta menumbuhkan sikap saling membantu satu sama lain.

“Penggunaan Think Pair Share (TPS) ini juga memiliki hubungan yang erat

dengan hasil belajar siswa karena siswa memperoleh pengetahuan secara

langsung, maka konsep yang didapatkan akan selalu diingat dan siswa

mudah memahami materi. Selain itu, siswa juga akan mampu untuk

memecahkan masalah dengan berpikir mandiri sehingga dapat

memberdayakan kemampuan yang ada pada dirinya. Pengetahuan yang

didapat akan semakin baik karena siswa akan berpasangan dengan

kelompoknya untuk berdiskusi dan berbagi pengetahuan dengan siswa

lainnya. Hal demikian akan memungkinkan siswa untuk lebih meningkatkan

proses konstruksi pengetahuan dalam rangka memaknai pengetahuan yang

diperolehnya sendiri, sehingga pada akhirnya hasil belajar akan meningkat”

(Mutiara, 2011:31).

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

9

Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share terdapat modifikasi,

(Chotimah, 2009:35) membagi menjadi 3 variasi, sebagai berikut :

Think pair share variasi 1

Langkah-langkah yang dilakukan,antara lain:

1. Langkah 1 : Berfikir (Think)

Guru membagikan lembar kegiatan siswa (LKS) yang berbeda (LKS 1

dan LKS 2) yang berisi pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari

kepada masing-masing siswa dan meminta siswa berpikir secara individu.

Jawaban ditulis pada lembar jawaban think.

2. Langkah 2 : Berpasangan (Pair)

Meminta siswa unruk berpikir secara berdua (pair) untuk menjawab

pertanyaan yang terdapat dalam LKS 1 dan LKS 2. Jawaban ditulis pada

lembar jawaban pair.

3. Langkah 3 : Berbagi (Share)

Meminta peserta didik untuk berpikir secara berempat (share) untuk

menjawab pertayaan yang terdapat dalam LKS 1 dan LKS 2 kemudian

melaksanakan diskusi kelas. Jawaban ditulis pada lembar jawaban share

(Chotimah, 2009:35).

Think pair share variasi 2

Langkah-langkah yang dilakukan,antara lain:

1. Langkah 1 : Berfikir (Think)

Guru membagikan lembar kegiatan siswa (LKS) yang sama yang berisi

pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari kepada masing-masing

siswa dan meminta siswa berpikir secara individu. Jawaban ditulis pada

lemar jawaban think.

2. Langkah 2 : Berpasangan (Pair)

Meminta siswa unruk berpikir secara berdua (pair) untuk menjawab

pertanyaan yang terdapat dalam LKS. Jawaban ditulis pada lembar

jawaban pair.

3. Langkah 3 : Berbagi (Share)

Meminta peserta didik untuk berpikir secara berempat (share) untuk

menjawab pertayaan yang terdapat dalam LKS kemudian melaksanakan

diskusi kelas. Jawaban ditulis pada lembar jawaban share (Chotimah,

2009:46).

Think pair share variasi 3

Langkah-langkah yang dilakukan,antara lain:

1. Langkah 1 : Berfikir (Think)

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

10

Guru membagikan lembar kegiatan siswa LKS yang berbeda (LKS 1,

LKS 2, LKS 3, dan LKS 4) yang berisi pertanyaan tentang materi yang

akan dipelajari kepada masing-masing siswa dan meminta siswa berpikir

secara individu. Jawaban ditulis pada lemar jawaban think.

2. Langkah 2 : Berpasangan (Pair)

Meminta siswa unruk berpikir secara berdua (pair) untuk menjawab

pertanyaan yang terdapat dalam LKS 1, LKS 2, LKS 3, dan LKS 4.

Jawaban ditulis pada lembar jawaban pair.

3. Langkah 3 : Berbagi (Share)

Meminta peserta didik untuk berpikir secara berempat (share) untuk

menjawab pertayaan yang terdapat dalam LKS 1, LKS 2, LKS 3, dan LKS

4 kemudian melaksanakan diskusi kelas. Jawaban ditulis pada lembar

jawaban share (Chotimah, 2009:58).

Dari variasi-variasi model pembelajaran kooperatif tipe think pair share

diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe think pair

share terdapat modifikasi menjadi 3 variasi dengan tahapan yang sama. Akan

tetapi yang menjadi perbedaan dari ketiga variasi tersebut terletak pada pemberian

jumlah lembar kegiatan siswa dan yang menjadi perbedaan model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share secara umum dan modifikasi think pair share

terletak pada tahap share. Tahap share secara umum yakni berbagi dengan

keseluruhan kelas, sedangkan tahap share pada modifikasi yakni berbagi dengan

kelompok berempat yang kemudian berbagi dengan keseluruhan kelas.

Modifikasi pembelajaran kooperatif tipe think pair share memiliki

kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

Kelebihan

1. Siswa untuk bekerja sama dan mempertahankan pendapat serta dapat

berinteraksi dalam memecahkan masalah, menemukan konsep yang

ditemukan.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

11

2. Semua siswa terlibat dalam kegiatan belajar mengajar (semua siswa

aktif).

3. Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif dalam berlatih

diskusi bagi siswa karena siswa melakukan diskusi dalam dua tahap

sebelum berdiskusi dengan keseluruhan siswa yakni diskusi dengan

pasangan dan diskusi dengan kelompok berempat.

4. Dapat meningkatkan perolehan akademik dan keterampilan berpikir

secara individu maupun kelompok.

Kekurangan

1. Memerlukan waktu yang lama.

2. Membangun kepercayaan diri memang bukan hal yang mudah.

Berdasarkan penjelasan tentang model pembelajarn kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS) maka dapat dikatakan bahwa model ini memberi waktu lebih

banyak kepada siswa untuk berpikir, menjawab permasalahan dan saling

membantu. Sehingga dapat pula memberikan waktu lebih banyak kepada siswa

untuk berpikir dan merespon yang nantinya akan membangkitkan keaktifan siswa.

Selain itu model pembelajaran Think Pair Share dapat memberi kesempatan

kepada siswa untuk bekarja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.

2.1.2 Aktivitas Belajar

Aktivitas adalah segala kegiatan atau perilaku yang dilakukan oleh siswa

saat proses pembelajaran untuk mencalai hasil belajra yang lebih baik (Hamalik,

2009 :171) tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas , itulah sebabnya aktivitas

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

12

merupakan prinsip yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Belajar

tidak hanya kegiatan membaca dan menulis, belajar merupakan suatu kegiatan

yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas yang komplek. Karena itu aktivitas

memegang peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Aktivitas

pembelajarn sebaiknya jangan didominasi oeh guru karena akan mengahambat

siswa dalam mengembangkan bakat dan potensinya.

Banyak jenis aktivitas yang dilakukan siswa dikelas dan di sekolah,

Diedrich dalam Hamalik (2005:90) membagi kegiatan belajar siswa dalam 8

kelompok, yaitu :

1) Visual activities (kegiata-kegiatan visual) seperti membaca,

mengamati, eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang

lain bekerja atau bermain.

2) Oral activities (kegiatan-kegiatan lisan) seperti mengemukakan suatu

fakta, menghubungkan suaru kajadian, mengajukan pertanyaan,

memberi saran, mengeemukakan pendapt, wawancara, diskusi dan

intrupsi.

3) Listening activities (kegiatan-kegiatan mendengarkan) seperti

mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, music, pidato dan

sebagainya.

4) Writing acitivites (kegiatan-kegiatan menulis) seperti menulis cerita,

keterangan, laporan tes, angket, menyalin dan sebagainya.

5) Drwawing acitivities (kegiatan-kegiatan menggambar) seperti

menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola, dan sebagainya.

6) Motor acitivities (kegiatan-kegiatan motorik) seperti melakukan

percobaan, membuat kontruksi, model, bermain, berkebun,

memelihara binatang, dan sebagainya.

7) Mental acitivities (kegiatan-kegiatan mental) seperti mereningkan,

mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan,

mengambil keputusann dan sebagainya.

8) Emosional activities (kegiatan-kegiatan emosional) seperti menaruh

minat, merasa bosan, gembira, berani, tenag, gugup dan sebagainya.

Klasifikasi aktifitas belajar dari dierich diatas menujukkan bahwa aktivitas

dalam pembelajaran cukup kompleks dan bervariasi. Aktivitas tidak hanya

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

13

terbatas pada aktifitas jasmani saja yang dapat secara lengsung diamati tetapi juga

meliputi aktifitas rohani. Keadaan dimana siswa melaksanakan aktifitas belajar

inilah yang disebut keaktifan belajar.

Dalam penelitian ini aktivitas siswa yang diamati, yaitu sebagai berikut :

1. Aktifitas mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru

Maksud dari indikator ini adalah peserta didik mendengarkan dan

memperhatikan penjelasan guru selama proses kegiatan belajar mengajar

berlangsung.

2. Aktifitas peserta didik pada tahap Think

Maksud dari indikator ini adalah pada tahap think aktifitas peseta didik

yang diamati adalah mengerjakan LKPD, berusaha mencari informasi dari

buku untuk pemecahan masalah, dan menggunakan/ menerapkan langkah-

langkah yang telah diberikan untuk menyelesaikan soal yang terdapat pada

LKPD.

3. Interaksi antar peserta didik pada saat berpasangan (Pair)

Maksud dari indikator ini adalah pada tahap pair aktifitas yang diamati

adalah interaksi yang dilakukan oleh pasangan peserta didik untuk

mengungkapkan dan mendiskusikan jawaban dari hasil jawaban masing-

masing .

4. Interaksi antar peserta didik pada saat berkelompok (Share)

Maksud dari indikator ini adalah pada tahap share aktifitas yang diamati

adalah interaksi yang dilakukan oleh kelompok share untuk mendiskusikan

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

14

jawaban masing-masing secara berempat dan mencoba mengerjakan kembali

soal dari hasil yang diperoleh sebelum dipresentasekan didepan kelas

5. Aktifitas peserta didik dalam mengerjakan LKPD

Maksud dari indikator tersebut adalah dapat menyelesaikan

soal/masalah pada LKPD.

6. Aktifitas dalam bertanya

Maksud dari indikator ini adalah peserta didik bertanya pada guru atau

teman jika tidak memahami suatu materi.

7. Aktifitas berdiskusi antar kelompok

Maksud dari indikator ini adalah aktifitas yang di lakukan oleh

kelompok baik dalam mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan

kelompok lain.

8. Aktifitas mempresentasekan

Maksud dari indikator tersebut adalah aktifitas peserta didik pada saat

mempresentasekan secara lisan dengan baik dan benar.

2.1.3 Hasil Belajar

Belajar adalah perubahan tingkah laku akibat dari adanya interaksi antara

stimulus dan respon. Dengan kata lain belajar merupakan bentuk perubahan yang

dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang

baru sebagai hasil interaksi anatara stimulus dan respon (Budiningsi 2004:20).

Belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa

kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan

nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari (1) stimulasi yang berasal dari

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

15

lingkungan, (2) proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Dengan demikian

belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi

lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi kapabilitas yang baru

(Dimyati dkk, 2006:10).

“Hasil belajar dalam ranah kognitif tercermin atau terwujud dalam aneka

kemampuan intelektual siswa. Taksonomi bloom dalam ranah kognitif yang

dimaksud yaitu: (1) Mengingat. Mengingat kembali data atau informasi; (2)

Memahami. Memahami makna, terjemahan, perluasan atau penjabaran, dan

penafsiran dari aneka perintah atau masalah; (3) Menerapkan. Menerapkan

hasil belajar di kelas dalam situasi baru di luar kelas; (4) Menganalisis.

Menguraikan informasi ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur untuk

menjajaki atau menemukan pemahaman dan hubungan-hubungan; (5)

Mengevaluasi. Memberikan pembenaran terhadap sebuah keputusan atau

rangkaian tindakan tertentu; dan (6) Menciptakan. Menelurkan aneka

gagasan, produk, atau cara melihat persoalan yang baru. Tarlinton 2003

(dalam Supraktiknya, 2012:7-8).

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya. Sasaran evaluasi hasil belajar sebagai kegiatan

yang berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

yang ditetapkan, maka evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah

yang terkandung dalam tujuan. Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar

secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 3 yakni : ranah kognitif, ranah afektif

dan ranah psikomotorik (Sudjana,1989:22).

Berdasarkan beberapa pengertian tentang hasil belajar yang dikemukakan

oleh beberapa ahli diatas maka, dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah tingkat

keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti suatu

kegiatan pembelajaran.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

16

2.1.4 Tinjauan Materi tentang Kepadatan penduduk dan Permasalahan

Lingkungan

1. Dinamika Penduduk

Jumlah penduduk di suatu daerah dari waktu ke waktu senantiasa berubah.

Perubahan jumlah penduduk di suatu daerah dari waktu ke waktu disebut dengan

dinamika penduduk. Dinamika penduduk dipengaruhi oleh berbagai hal antara

lain kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk yang didalamnya meliputi

imigrasi dan emigrasi (Wasis dkk, 2008 : 235).

a. Kelahiran

Jumlah penduduk akan bertambah jika terdapat kelahiran. Angka kelahiran

atau natalitas menunjukkan jumlah kelahiran bayi hidup setiap 1.000 penduduk di

suatu daerah per tahun. Angka kelahiran di suatu daerah dapat dihitung

berdasarkan rumus sebagai berikut.

Angka kelahiran = X 100%

Kriteria atau penggolongan angka kelahiran adalah sebagai berikut:

1) Jika angka kelahiran menunjukkan lebih dari 30, maka angka kelahiran di

tempat tersebut tergolong tinggi.

2) Jika angka kelahiran menunjukkan angka 20 – 30, maka angka kelahiran di

tempat tersebut tergolong sedang.

3) Jika angka kelahiran menunjukkan angka kurang dari 20, maka angka

kelahiran di tempat tersebut tergolong rendah.

Jumlah bayi yang lahir 1 tahun

Jumlah penduduk

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

17

b. Kematian

Jumlah penduduk dapat berkurang jika ada kematian. Angka kematian atau

mortalitas menunjukkan jumlah kematian per 1.000 penduduk di suatu daerah

setiap tahun. Angka kematian di suatu tempat dapat dihitung berdasarkan rumus

berikut.

Angka kematian = X 100%

Kriteria atau penggolongan angka kematian adalah sebagai berikut.

1) Jika angka kematian menunjukkan lebih dari 18, maka angka kematian di

tempat tersebut tergolong tinggi.

2) Jika angka kematian menunjukkan angka 14–18, maka angka kematian di

tempat tersebut tergolong sedang.

3) Jika angka kematian menunjukkan angka kurang dari 14, maka angka

kematian di tempat tersebut tergolong rendah.

c. Perpindahan (Migrasi)

Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain.

Migrasi terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut.

1) Emigrasi adalah keluarnya penduduk dari dalam negeri ke luar negeri untuk

menetap.

2) Imigrasi adalah perpindahan penduduk negara lain ke negara tertentu untuk

menetap.

Jumlah penduduk meninggal 1 tahun

Jumlah penduduk

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

18

3) Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain

dalam suatu negara.

4) Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.

Faktor yang mendorong terjadinya suatu migrasi adalah sebagai berikut.

a) Faktor keamanan.

b) Faktor ekonomi, seperti kemudahan mencari lahan pekerjaan dan biaya hidup

yang murah.

c) Faktor kelengkapan sarana dan prasarana, seperti sarana pendidikan, hiburan,

dan sarana pemenuhan kebutuhan komunikasi dan transportasi.

d. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang menunjukkan

peningkatan jumlah penduduk. Banyak hal yang mempengaruhi pertumbuhan

penduduk. Diantaranya adalah banyaknya anak yang meninggal sebelum dewasa,

perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan yang tidak sama, serta pasangan

yang tidak mempunyai anak. Jumlah penduduk suatu negara dapat dihitung

dengan melakukan sensus penduduk (Sriyono dkk, 2004 :149).

Pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan :

P = pertumbuhan penduduk

l = jumlah kelahiran

m = jumlah kematian

i = jumlah imigrasi

e = jumlah emigrasi

P = (l – m ) + (i – e )

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

19

Rumus tersebut hanya digunakan untuk menghitung penduduk pada tahun

saat dilakukan perhitungan.

Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat dapat mnimbulkan berbagai

dampak. Dampak tersebut dapat dikelompokkan menjadi dampak positif dan

dampak negatif.

a. Dampak positif

Dampak positif ledakan penduduk adalah tersedianya tenaga kerja yang

melimpah dapat digunakan dan dipusatkan untuk mengerjakan aspek

pembangunan. Misalnya untuk mengerjakan proyek besar yang harus segera

selesai dalam waktu pendek.

b. Dampak negatif

Dampak negatif ledakan penduduk antara lain menurunnya kesejahteraan

penduduk karena kemiskinan berkurangnya persediaan kebutuhan hidup, dan

ruang gerak menjadi terbatas. Selain itu juga ledakan penduduk juga berpengaruh

buruk terhadap lingkungan. Misalnya pencemaran tanah, air, dan udara.

e. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk akan mempengaruhi kualitas penduduk. Kepadatan

penduduk dapat meningkat pesat jika tingkat kelahiran tinggi, sedangkan tingkat

kematian rendah. Apalagi jika ditambah dengan imigran yang datang. Hal-hal

seperti ini dapat menimbulkan ledakan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang

sangat pesat melebihi daya dukung alam disebut ledakan penduduk (Lestari,

2006:141).

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

20

Untuk menghitung kepadatan penduduk yang menempati area (luasan

wilayah) tertentu dalam suatu kurun waktu digunakan rumus sebagai berikut.

Kepadatan penduduk =

2. Dampak Kepadatan Penduduk terhadap Lingkungan

Pada daerah yang kepadatannya tinggi, usaha peningkatan kualitas

penduduk lebih sulit dilaksanakan. Hal ini menimbulkan permasalahan sosial

ekonomi, keamanan, kesejahteraan, ketersediaan lahan dan air bersih, kebutuhan

pangan, dan dapat berdampak pada kerusakan lingkungan. Coba kamu perhatikan

tingkat pencemaran yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor antara daerah

pedesaan dengan daerah perkotaan. Tentu tingkat pencemaran udara di kota lebih

tinggi. Tumbuhnya kawasan industri dan semakin padatnya pemukiman penduduk

di daerah perkotaan menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan yang nyata

(Wasis dkk, 2008:240).

Peningkatan jumlah populasi manusia sangat berpengaruh terhadap daya

dukung lingkungannya. Daya dukung lingkungan adalah kemampuan suatu

lingkungan memberikan sumber daya alam kepada makhluk hidup yang hidup

didalamnya secara normal. Ketersediaan sumber daya alam dimanfaatkan secara

terus menerus, semakin lama akan semakin habis. Dengan demikian, peningkatan

kepadatan populasi manusia yang tanpa batas, suatu saat akan melewati batas

daya lingkungan (Purwoko dkk, 2008:223).

Jumlah penduduk (jiwa)

Luas wilayah (km2)

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

21

Kepadatan penduduk mempengaruhi beberapa aspek yang berkaitan dengan

kehidupan penduduk berikut ini.

a. Ketersediaan Udara Bersih

Udara bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup

manusia. Udara bersih banyak mengandung oksigen. Semakin banyak jumlah

penduduk berarti semakin banyak oksigen yang diperlukan. Namun kebersihan

udara tidak semata-mata ditentukan oleh kadar oksigen saja. Gas-gas lain yang

ada di udara seperti karbon dioksida, oksigen nitrogen, dan oksigen belerang juga

mempengaruhi kualitas udara. Apabila kandungan gas-gas ini meningkat, maka

dapat dikatakan bahwa udara telah tercemar (Wasis dkk, 2008:240-241).

Bertambahnya pemukiman, kawasan industri serta alat transportasi yang

menggunakan bahan bakar bensin atau solar, membuat kadar CO2 di udara

semakin tinggi. Gas CO2

berasal dari pembakaran yang dilakukan manusia dan

hasil respirasi makhluk hidup. Kegiatan industri juga akan menyebabkan

terjadinya pencemaran udara karena menghasilkan zat-zat sisa pembakaran yang

tidak sempurna. Hal itu membuat langkanya udara bersih di kota-kota. Sebaliknya

udara kotor semakin banyak dijumpai. Udara kotor dapat menimbulkan berbagai

penyakit pernapasan (Sriyono dkk, 2004:157).

b. Ketersediaan Pangan

Dengan bertambahnya jumlah populasi penduduk, maka jumlah makanan

yang diperlukan juga semakin banyak. Ketidakseimbangan antara bertambahnya

jumlah penduduk dengan bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi

kualitas hidup manusia. Akibatnya penduduk dapat kekurangan gizi atau bahkan

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

22

kurang pangan. Jadi kenaikan jumlah penduduk akan meningkat pula kebutuhan

pangan dan lahan (Wasis dkk, 2008:241).

Dalam buku karyanya yang berjudul Essay on The Principle of Population,

Thomas Robert Maltus seorang sosiolog Inggris menulis: “Bahan pangan

berperan penting dalam kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk jauh lebih

cepat daripada pertumbuhan pangan. Pertumbuhan penduduk mengikuti deret

ukur, sedangkan pertambahan bahan makanan mengikuti deret hitung.” Peryataan

ini menunjukkan bahwa semakin meningkat pertumbuhan penduduk, semakin

tinggi pula kabutuhan pangan. Apabila pertumbuhan tidak dikendalikan, akan

berakibat persediaan pangan tidak akan mampu mencukupi kebutuhan penduduk.

Hal ini disebabkan pertumbuhan penduduk lebih cepat dibandingkan dengan

pertumbuhan pangan (Sriyono dkk, 2004:158).

c. Ketersediaan Lahan

Kepadatan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan

untuk tempat tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian, dan

sebagainya. Di kota-kota besar, lahan pertanian boleh dikatakan hampir tidak ada

lagi. Sebagian besar lahan pertanian di kota digunakan untuk lahan pembangunan

pabrik, perumahan, kantor, dan pusat perbelanjaan. Untuk mengatasi kekurangan

lahan, sering dilakukan dengan memanfaatkan lahan pertanian produktif untuk

perumahan dan pembangunan sarana dan prasarana kehidupan. Selain itu

pembukaan hutan juga sering dilakukan untuk membangun areal industri,

perkebunan, dan pertanian. Meskipun hal ini dapat dianggap sebagai solusi,

sesungguhnya kegiatan itu merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

23

keseimbangan lingkungan. Jadi peluang terjadinya kerusakan lingkungan akan

meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan penduduk (Wasis dkk,

2008:242).

Kepadatan penduduk yang tinggi mengakibatkan sulitnya mendapatkan

fasilitas pemukiman yang layak. Rumah-rumah penduduk saling berdekatan dan

berdempetan sehingga ruang gerak menjadi terbatas. Mereka yang tidak memiliki

tempat tinggal terpaksa mendirikan gubuk liar. Para penghuni gubuk liar ini

umumnya kurang dapat menjaga kebersihan lingkungan. Gubuk-gubuk itu

biasanya didirikan di tepi-tepi sungai yang memang sudah tidak sehat. Akibatnya

timbul pencemaran lingkungan berupa sampah menggunung, air sungai tergenang,

dan udara berbau tidak sedap (Sriyono dkk, 2004:160).

d. Ketersediaan Air Bersih

Air bersih yang digunakan sehari-hari sebagian besar berasal dari air tanah,

air permukaan, dan air atmosfer. Jumlah air di bumi ini tetap, sedangkan jumlah

penduduk makin bertambah dari tahun ke tahun. Meskipun 2/3 dari luasan bumi

berupa air, namun tidak semua jenis air dapat digunakan secara langsung. Oleh

karena itu persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan masalah yang

cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam industri, untuk

memenuhi kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dan sebagainya. Jumlah penduduk

yang meningkat juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan.

3. Permasalahan Lingkungan dan Upaya Mengatasinya

Kepadatan populasi manusia berpengaruh pada kondisi ekosistem. Aktivitas

manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan berbagai

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

24

macam permasalahan pada lingkungan. Aktivitas dan kehidupan manusia berpusat

di rumah, sekolah, tampat kerja, dan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu,

wilayah tersebut harus manjadi tempat yang aman dan sehat bagi manusia. Namun

demikian, kenyatannya tidak jarang tempat-tempat itu tidak aman, bahkan

menjadi penyebab sebagian besar kematian dan penyakit, terutama di negara

berkembang. Salah satu penyebabnya adalah bahan beracun yang masuk ke

lingkungan pemukiman. Bahan-bahan tersebut berasal dari sumber-sumber

pencemar yang tanpa disadari telah membayakan kehidupan manusia. Peristiwa

masuknya bahan pencemar ke lingkungan disebut pencemaran lingkungan

(Sriyono dkk, 2004:163).

Di daerah yang berpenduduk padat, sampah rumah tangga yang dihasilkan

juga banyak. Karena terbatasnya tempat penampungan sampah, seringkali sampah

dibuang di tempat yang tidak semestinya, misalnya di sungai. Akibatnya timbul

pencemaran air dan tanah. Selain itu di daerah yang padat, kebutuhan transportasi

juga bertambah sehingga jumlah kendaraan bermotor meningkat. Hal ini akan

menimbulkan pencemaran udara dan suara. Jadi kepadatan penduduk yang tinggi

dapat mengakibatkan timbulnya berbagai pencemaran lingkungan dan kerusakan

ekosistem(Wasis dkk, 2008:244).

a. Pencemaran Lingkungan dan Upaya Mengatasinya

Lingkungan dikatakan rusak apabila keseimbangan ekosistem yang ada di

dalamnya telah terganggu. Berbagai aktivitas manusia dan perkembangan

teknologi telah menimbulkan kerusakan lingkungan dan berbagai macam

pencemaran. Pencemaran adalah masuknya makhluk hidup, zat, atau energi ke

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

25

dalam lingkungan yang berakibat penurunan kualitas lingkungan hingga pada

tingkatan tertentu. Zat yang dapat menyebabkan pencemaran disebut polutan.

Suatu zat dikatakan bersifat polutan jika keberadaannya dapat membahayakan

kesehatan dan kehidupan makhluk hidup, jumlahnya melebihi batas, dan berada

pada waktu dan tempat yang tidak tepat. Berikut ini beberapa jenis kerusakan

lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia.

1) Pencemaran Air dan Cara Mengatasinya

Pencemaran air adalah masuknya polutan berupa zat cair dan padat ke

dalam ekosistem perairan. Pencemaran air oleh bahan kimia dapat menyebabkan

matinya makhluk hidup yang hidup didalamnya. Bila makhluk hidup seperti ikan

ternakan oleh manusia maka dapat mengakibatkan keracunan bahkan

mengakibatkan kematian. Berbagai macam polutan ysng mencemari perairan di

antaranya deterjen, insektisida, minyak bumi, pupuk, logam berat, sisa-sisa bahan

organik , dan sampah (Purwoko dkk, 2008:226).

Air yang tercemar menunjukkan ciri-ciri tertentu seperti keruh atau

berwarna, berbau, pH asam atau basa, mengandung berbagai bahan kimia

berbahaya seperti logam berat, atau mengandung mikroorganisme yang dapat

mengganggu pengguna air. Pencemaran air dapat terjadi baik di perairan darat

(sungai, danau, rawa) maupun di perairan laut. Kerusakan perairan darat dapat

disebabkan oleh limbah industri, rumah tangga, dan penggundulan hutan. Industri

sering membuang bahan berbahaya dan beracun langsung ke perairan tanpa

melalui unit pengolahan limbah. Limbah industri ini sering mengandung merkuri,

arsen, dan kadmium. Zat-zat ini bersifat racun sehingga merusak kehidupan di

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

26

ekosistem perairan dan berbahaya bagi hewan atau manusia yang meminum air

dari kawasan tersebut (Wasis dkk, 2008:245).

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran air

adalah sebagai berikut.

a) Limbah cair industri tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan, tetapi

harus diolah dulu di unit pengolahan limbah. Setelah memenuhi persyaratan

tertentu, limbah baru boleh dibuang ke alam.

b) Penyuluhan dan pengawasan penggunaan pupuk pada lahan pertanian agar

dilakukan secara efisien.

c) Pengawasan terhadap batas minimal kandungan fosfat dalam detergen atau

bahan pencuci dalam rumah tangga.

Selain ketiga langkah di atas, masih banyak langkah-langkah lain yang

dapat dilakukan untuk menjaga kualitas air di perairan.

2). Pencemaran Tanah dan Cara Mengatasinya

Pencemaran tanah yaitu penurunan kualitas tanah akibat masuknya zat-zat

pencemar ke dalam tanah. Sumber zat pencemar antara lain zat kimia penyusun

pestisida yang sulit terurai, kaleng, kaca, plsatik, dan zat kimia lainnya. Bahan

pencemar ada yang mudah didegradasi oleh mikroorganisme, misalnya sampah

organik, dan ada yang sulit dihancurkan oleh mikroorganisme pengurai, misalnya

plstik (Sriyono dkk, 2004:166).

Pencemaran tanah sering berkaitan erat dengan pencemaran perairan.

Penyebab pencemaran tanah misalnya limbah rumah tangga, limbah industri,

nuklir, sampah perkotaan, kerusakan hutan, dan bencana alam. Setiap hari,

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

27

aktivitas manusia menghasilkan sampah, sehingga sampah yang terkumpul dalam

sehari dapat mencapai berjuta-juta ton. Sebagian sampah, terutama sampah

organik dapat dihancurkan menjadi tanah atas jasa organisme saprofit dan

pengurai. Namun sebagian lagi tidak dapat diuraikan seperti pestisida, sisa oli

mesin, deterjen, karet, kaleng, kaca, plastik, dan zat-zat lain yang sulit terurai

secara alami. Bahan-bahan tersebut menetap di lingkungan sehingga menjadi

bahan pencemar pada tanah. Kerusakan tanah juga dapat disebabkan oleh

kerusakan hutan, misalnya karena aktivitas penebangan secara liar. Selain

melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati, hutan yang telah gundul juga me-

nyebabkan tanah di kawasan itu menjadi tidak subur dan berkurangnya persediaan

air dalam tanah ( Wasis dkk, 2008:246).

Gambar: 2.1 Pencemaran tanah (Sumber: Sugiyarto, 2008:248)

Ketika hujan turun, air langsung jatuh ke tanah. Jika volume air hujan yang

mencapai tanah lebih besar daripada kemampuan tanah menyerap air, air hujan

langsung mengalir di permukaan tanah dan melarutkan tanah bagian atas yang

biasanya subur. Tanah yang terbawa erosi ini akan mengendap di sungai, danau,

maupun waduk sehingga menyebabkan pendangkalan. Usaha-usaha yang dapat

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

28

dilakukan untuk menanggulangi dan mencegah pencemaran tanah adalah sebagai

berikut.

1. Mendaur ulang sampah-sampah yang masih berpotensi untuk

dimanfaatkan. Misalnya sampah kertas, plastik, dan logam dapat didaur

ulang untuk dicetak menjadi bahan baru.

2. Membuang sampah pada tempatnya.

3. Memisahkan sampah yang mudah terurai dan yang sulit terurai.

4. Penggunaan pestisida sesuai dengan aturan.

5. Menghindari penebangan hutan secara liar.

3). Pencemaran Udara dan Cara Mengatasinya

Pencemaran udara yaitu menurunkan kualitas udara sampai pada batas yang

menganggu kehidupan. Hal ini disebabkan masuknya polutan ke dalam udara

dengan cara melalui aktivitas manusia dan secara alami seperti kebakaran hutan

atau gunung meletus. Beberapa gas dan partikel pencemar udara antara lain SO2,

NO, CO, CO2, CFCs,H2S, debu tanah, karbon asbes, timbal asam sulfat, dan lain-

lain. Gas H2S berasal dari pembakaran minyak bumi dan batu bara, serta dari

kawasan gunung berapi. Gas CO dan CO2 merupakan hasil pembakaran yang

tidak sempurna dari mesin mobil (Lestari dkk, 2006:160).

Udara dikatakan tercemar apabila kandungan gas-gas berbahaya yang ada

dalam udara melebihi ambang batas kesehatan manusia. Gas yang dianggap

berbahaya apabila melebihi kadar tertentu di udara misalnya SO2, NO, CO2, CO,

dan CFC. Oksida belerang (SOx) dan oksida nitrogen (NOx) dapat menyebabkan

hujan asam. Hujan asam adalah hujan yang keasaman airnya rendah (bersifat

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

29

asam), sehingga dapat mematikan ikan-ikan di perairan dan dapat merusak

berbagai bahan yang terbuat dari logam serta bangunan dan patung-patung. Selain

gas, debu yang mengandung partikel-partikel berbahaya seperti timbal, asbes, dan

karbon juga dapat merugikan kesehatan manusia. Timbal banyak dihasilkan oleh

pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor karena timbal dalam bentuk TEL

(tetra ethyl lead) banyak digunakan untuk menaikkan bilangan oktan bahan bakar.

Gambar: 2.2 Pencemaran udara (Sumber: Sugiyarto, 2008:219)

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran udara

adalah sebagai berikut.

1. Tidak membakar bahan-bahan beracun di udara terbuka.

2. Pengurangan atau penghentian penggunaan zat aerosol dalam

penyemprotan ruang.

3. Menggunakan bahan bakar yang mengeluarkan sedikit asap, misalnya

bahan bakar gas (elpiji).

4. Membatasi penggunaan freon dalam kehidupan sehari-hari.

5. Mendaur ulang freon dari mobil yang ber AC.

6. Penghentian penggunaan busa yang dibuat dengan CFC.

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

30

7. Membatasi emisi gas buang pada kendaraan bermotor dan mesin-mesin

industri.

8. Kegiatan penghijauan lingkungan juga sangat diperlukan untuk membantu

menjaga agar udara di sekitarmu tetap bersih.

4) Pencemaran suara dan Upaya Mengatasinya

Pencemaran suara ditimbulkan suara bising dari suara mesin pabrik, mesin

penggilingan padi, suara mesin las, suara pesawat, suara kenderaan bermotor yang

berlalu lalang, dan suara kereta api. Suara bising itu dapat menyebabkan

terganggunya pendengaran manusia dan lama-lama menimbulkan berbagai

keluhan pada tubuh kita, misalnya pusing, mual, jantung berdebar-debar, sulit

tidur, badan kaku, naiknya tekanan darah, hingga tuli. Pencemaran suara dapat

dikurangi dengan melakukan beberapa usaha, seperti penerapan peraturan tentang

pelarangan pendirian pabrik disekitar pemukiman penduduk, menanam pohon-

pohon atau tanaman yang dapat meredam suara, melengkapi mesin pabrik dan

kendaraan bermotor dengan peredam suara, serta membangun bendara yang jaun

dari pemkinan penduduk (Purwoko dkk, 2008:229).

b. Daur Ulang Limbah

Jumlah limbah yang dihasilkan setiap hari sangat banyak. Limbah dapat

berwujud padat Umumnya limbah padat diangkut ke tempat pembuangan akhir

sampah (TPA), kemudian ditimbun atau dibakar. Namun cara-cara ini tidak tepat

karena merugikan lingkungan dan kesehatan. Sebagian dari limbah masih dapat

dimanfaatkan lagi, baik secara langsung maupun melalui proses daur ulang.

Limbah yang dapat digunakan lagi (reuse) misalnya botol kaca, botol plastik, ban

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

31

bekas untuk pot tanaman, dan sampah dibuat pupuk dan gas bio, Sedangkan

limbah yang bermanfaat setelah didaur ulang (recycle) meliputi berbagai jenis

logam, plastik, kertas, dan kaca. Bahan-bahan ini dilebur,kemudian dicetak

menjadi berbagai barang. Berkat kemajuan teknologi peleburan, kualitas barang

hasil pengolahan limbah ini tidak kalah dengan barang yang dibuat dari bijih.

Di negara maju sampah digunakan untuk menggerakkan turbin yang

menghasilkan listrik. Caranya dapat dengan pembakaran langsung maupun

melalui fermentasi yang menghasilkan gas metana. Daur ulang juga dapat

menghemat sumber daya yang tidak dapat diperbarui. Para ahli memperkirakan

cadangan bijih aluminium di bumi akan habis pada awal abad ke-23, besi akan

habis sekitar tahun 2160, timbal, seng, air raksa, dan timah juga akan segera habis

pada tahun 2020. Permintaan kertas yang meningkat telah mendorong percepatan

penebangan hutan. Padahal hutan mesti dilindungi untuk mengatasi dampak buruk

pemanasan suhu bumi (global warming) akibat pencemaran udara. Oleh karena

itu daur ulang dijadikan upaya untuk menanggulangi krisis bahan baku. Energi

yang diperlukan untuk memproses logam dengan cara daur ulang lebih sedikit

dibandingkan logam yang diperoleh dari bijihnya, sehingga cukup banyak

menghemat energi. Saat ini diperkirakan 50% kertas koran, 80% kardus, 30%

aluminium, 50% baja, dan berbagai macam plastik diperoleh dengan cara daur

ulang. Untuk mengatasi banyaknya jumlah limbah maka harus mengikuti gaya

hidup ramah lingkungan dengan semboyan 4R yaitu Reduce, Reuse, Recycle dan

Replant. Reduce yaitu memakai barang-barang dengan efisien sehingga

mengurangi jumlah sampah yang dibuang, reuse yaitu menggunakan kembali

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

32

sampah-sampah masih bisa dipakai, recycle yaitu mendaur ulang sampah-sampah

yang telah terpakai dan replant yaitu menanam kembali sampah organik (Wasis

dkk, 2008:249-250).

c. Pengaruh penebangan hutan terhadap kerusakan alam

Hutan merupakan habitat yang memiliki keanekaragaman hayati

(biodiversitas) yang cukup tinggi, di mana ada keberagaman ekosistem jenis dan

variabilitas genetik binatang, tumbuh-tumbuhan, dan mikroorganisme yang hidup

di dalamnya saling berinteraksi dengan lingkungan abiotiknya (Winarsih dkk,

2008:292). Menurut fungsinya, hutan dibagi menjadi dua, yaitu hutan lindung dan

hutan pelestarian alam. Hutan lindung, merupakan suatu kawasan hutan dengan

keadaan sifat alam yang berkemampuan untuk mengatur tata air, mencegah erosi,

dan banjir serta memelihara kesuburan. Hutan lindung dan pelestarian alam

bertujuan untuk melindungi dan melestarikan tipe-tipe ekosistem tertentu serta

menjamin stabilitas tumbuhan dan hewan (Sugiyarto dkk, 2008:246). Tingginya

laju pertumbuhan penduduk memicu pemanfaatan sumber daya alam tak

terkendali dan mendorong pengalihan tata guna lahan. Misalnya untuk memenuhi

kebutuhan bahan bangunan dan kertas, maka kayu di hutan ditebang. Untuk

memenuhi kebutuhan lahan pertanian, maka hutan dibuka. Untuk memenuhi

kebutuhan sandang, didirikan pabrik tekstil. Untuk mempercepat transportasi,

diciptakan berbagai jenis kendaraan bermotor. Apabila tidak dilakukan dengan

benar, aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun dapat menimbulkan

pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan hutan

yang tidak terkendali dapat mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir dan

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

33

tanah longsor, serta dapat melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati di hutan

tersebut. Apabila daya dukung lingkungan terbatas, maka pemenuhan kebutuhan

penduduk selanjutnya menjadi tidak terjamin (Wasis dkk, 2008:243).

Hutan kita telah dieksploitasi secara besar-besaran oleh pengusaha

pemegang HPH (Hak Pengusaha Hutan), pemegang izin hak pemanfaatan hasil

hutan (HPHH), pemegang izin pemanfaatan kayu (IPK), dan lainnya yang

semakin memperburuk kualitasnya. Kerusakan hutan dapat mengakibatkan :

1. Kondisi kesuburan tanah menurun.

2. Air tanah berkurang.

3. Peningkatan suhu tubuh.

4. Flora dan fauna terancam.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya kerusakan hutan

antara lain:

1. Penebangan hutan harus dikurangi dan penanaman pohon sebagai

pengganti (reboisasi) ditingkatkan.

2. Perlu pengelolaan yang menjamin hasil yang terus menerus.

3. Dalam hal ini pemerintah membuat UU RI No. 23 Tahun 1997 tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun

1999 tentang analisis mengenai dampak lingkungan.

2.1.5 Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Asrina Uwe jurusan pendidikan kimia

dengan judul “ Meningkatkan hasil belajar kimia melalui model

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

34

pembelajaran think pair share pokok bahasan tata nama senyawa dan

persamaan reaksi di SMA negeri 2 gorontalo” . Penelitian ini

menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran tipe think pair share

dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan pada siklus 1

hasil belajar sebesar 28,13% dan meningkat pada siklus II menjadi

90,63%.

2. Penelitian selanjutnnya dilakukan oleh Nur Handjani TR jurusan

pendidikan biologi dengan judul “Meingkatkan hasil belajar siswa melalui

model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada konsep benda

dan sifatnya di SDN negeri 2 Labanu Kecamatan Tibawa”. Penelitian ini

menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan pada

siklus 1 hasil belajar sebesar 81,8% dan pada siklus II menjadi 90,9%.

Perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah pada

penelitian sebelumnya digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share secara umum.

Sedangkan, pada penelitian ini digunakan untuk meningkatkan aktivitas siswa dan

menggunakan model pembelajaran kooperatip modifikasi think pair share variasi

1.

2.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

jika menerapkan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS), maka

aktivitas peserta didik dan hasil belajar pada materi kepadatan penduduk dan

permasalahan lingkungan akan meningkat.

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Model ...eprints.ung.ac.id/7005/3/2013-2-2-84205-431408015-bab2-21022014023115.pdfmenetapkan tugas dan pertanyaan–pertanyaan serta menyediakan

35