HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/7040/9/2013-2-2-84205-431408034-bab4... ·...
Transcript of HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/7040/9/2013-2-2-84205-431408034-bab4... ·...
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian
Kawasan Pesisir Desa Pasokan, secara administratif terletak di Desa Pasokan
Kecamatan Walea Besar, Kabupaten Tojo Una-Una Provinsi Sulawesi Tengah,
Pantai ini memiliki panjangnya ± 5 Km, suhu lingkungan berkisar antara 28-
300C, dengan salinitas 31-32 (ppt), dan untuk pH air antara 7,8-8,2. Kawasan pesisir
ini terkenal dengan pantainya yang luas, dengan panjang pantai kurang lebih 5 km
yang terbagi atas 3 wilayah pantai, yaitu jompi, hungun, patulutan dengan jarak
pasang surut terendah ± 100 m dari bibir pantai (Data dari Kantor Desa pasokan,
2013).
Penelitian yang dilakukan di Kawasan Pesisir Desa Pasokan Kecamatan
Walea Besar dibagi menjadi 3 stasiun pengamatan, untuk stasiun 1 terletak wilayah
pantai jompi, stasiun 2 di wilayah pantai hungun dan untuk stasiun 3 terletak di
wilayah pantai patulutan. Pengamatan yang dilakukan pada malam hari saat air laut
surut serta disesuaikan dengan daerah pantai.
4.2 Hasil penelitian
4.2.1 Jumlah Spesies Holothuroidea di Kawasan Pesisir Desa Pasokan
Berdasarkan hasil identifikasi yang tampak pada Tabel 2, jenis Holothuroidea
yang ditemukan pada lokasi penelitian, yakni di kawasan pesisir yang terdapat di
Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah, sesuai dengan hasil
pengamatan kesemuanya tersebar pada substrat berbatu dan substrat pasir yang ada
pada lokasi penelitian. Selanjutnya jumlah dan klasifikasi jenis Holothuroidea yang
ditemukan pada lokasi penelitian dapat dilihat pada table berikut
Table 2. Jumlah Holothuroidea Pada Lokasi Penelitian
No. Spesies/jenis Stasiun
1 2 3
1 Holothuria scraba 19 27 25
2 Holothuria atra 21 19 20
3 Bohadscia marmorata 16 13 18
Jumlah 56 59 63
Table 3. Klasifikasi Holothuroidea
Kelas Ordo Famili Genus Spesies
Holothuroidea
Aspidochirotida
Holothu
riidae
Holothuria
Holothuria scraba
Holothuria atra
Bohadscia Bohadscia marmorata
1. Genus Holothuria
Holothuria scraba
Gambar 2. Holothuria scraba
Kingdom : AnimaliaPhylum : EchinodermataKelas : HolothurideaOrdo : AspidochirotidaFamili : AspidochirotaGenus : HolothuriaSpesies : Holothuria scabra
Deskripsi
Teripang pasir (
dengan panjang sekitar 30 cm. warna punggungnya abu
kehitaman dengan garis
warna putih. Warnah bagian perutnya kuning keputihan dengan bercak
hitam kecil. Seluruh permukaan kulitnya kasar bila diraba.
teripang ini hidup sendiri
mengandung pasir halus.
Holothuria scraba
Holothuria scraba (Sumber : Dokumentasi peneliti, 2013)
Animalia Echinodermata
: Holothuridea Aspidochirotida
: Aspidochirota Holothuria Holothuria scabra
Teripang pasir (Holothuria scraba) mempunyai bentuk badan yang bulat
dengan panjang sekitar 30 cm. warna punggungnya abu-abu sampai agak
kehitaman dengan garis-garis melintang, dan diantara garis-garis itu terdapat
warna putih. Warnah bagian perutnya kuning keputihan dengan bercak
hitam kecil. Seluruh permukaan kulitnya kasar bila diraba. Masing
teripang ini hidup sendiri-sendiri di antara karang dan perairan yang dasarnnya
mengandung pasir halus. Jenis ini paling banyak dicari oleh para pengumpul
(Sumber : Dokumentasi peneliti, 2013)
) mempunyai bentuk badan yang bulat
abu sampai agak
garis itu terdapat
warna putih. Warnah bagian perutnya kuning keputihan dengan bercak-bercak
Masing-masing
iran yang dasarnnya
Jenis ini paling banyak dicari oleh para pengumpul
teripang dan kini mulai dibudidayakan. Dalam perdagangan, jenis ini disebut
teripang putih,teripang kapur atau teripang pasir.
Holothuria atra
Gambar 3. Holoth
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Holothuroidea
Ordo : Aspidochirotida
Family : Holothuriidae
Genus : Holothuria
Species : Holothuria atra
Deskripsi
Badan teripang hitam berbentuk bulat panjang dan akan segera mengkerut bila
diangkat dari permukaan air. Diseluruh permukaan badan terdapat bintil
halus.Bagian punggungnnya berwarna hitam keunguan atau kebiru
sementara bagian perut sisi sekitar mulut dan duburnya berwarna kemerah
teripang dan kini mulai dibudidayakan. Dalam perdagangan, jenis ini disebut
pang kapur atau teripang pasir.
Holothuria atra (Sumber : Dokumentasi peneliti, 2013)
Animalia
Echinodermata
Holothuroidea
Aspidochirotida
Holothuriidae
Holothuria
Holothuria atra
Badan teripang hitam berbentuk bulat panjang dan akan segera mengkerut bila
rmukaan air. Diseluruh permukaan badan terdapat bintil
halus.Bagian punggungnnya berwarna hitam keunguan atau kebiru
sementara bagian perut sisi sekitar mulut dan duburnya berwarna kemerah
teripang dan kini mulai dibudidayakan. Dalam perdagangan, jenis ini disebut
(Sumber : Dokumentasi peneliti, 2013)
Badan teripang hitam berbentuk bulat panjang dan akan segera mengkerut bila
rmukaan air. Diseluruh permukaan badan terdapat bintil-bintil
halus.Bagian punggungnnya berwarna hitam keunguan atau kebiru-biruan,
sementara bagian perut sisi sekitar mulut dan duburnya berwarna kemerah-
merahan. Teripang hitam hidup didaerah perairan berk
ditumbuhi padang lamun,
2. Genus bohadscia
Bohadscia marmorata
Gambar 4. Bohadscia marmorata
Kingdom : AnimaliaPhylum : EchinodermataClass : HolothuroideaOrdo : AspidochirotidaFamily : HolothuriidaeGenus : BohadschiaSpecies :Bohadscia marmorata
Deskripsi
Bohadschia marmorata
tekstur kasar karena spikula
anterior tubuh agak menyempit dan
ditarik tentakel. Posterior
merahan. Teripang hitam hidup didaerah perairan berkarang atau berpasir yang
ditumbuhi padang lamun, (Seagrass)
Bohadscia marmorata
Bohadscia marmorata (Sumber : Dokumentasi peneliti, 2013)
Animalia Echinodermata Holothuroidea Aspidochirotida Holothuriidae Bohadschia Bohadscia marmorata
marmorata mempunyai bentuk tubuh silinder, dinding tubuh
spikula berkapur yang dikandungnya, dan duri pendek
menyempit dan memiliki mulut yang dikelilingi
Posterior bulat dan memiliki lubang anus. Warna tubuh
arang atau berpasir yang
(Sumber : Dokumentasi peneliti, 2013)
inding tubuh memiliki
pendek. Ujung
yang dikelilingi oleh cincin
tubuh krim atau
orange sebagian tertutup
bercak.
4.3 Struktur Komunitas Teripang (
4.3.1 Indeks Diversitas (Keanekaragaman)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kawasan Pesisir Desa Pasokan
Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah, dipe
keanekaragaman Holothuroidea, dapat dilihat pada diagaram rata
keanekaragaman jenis Holothuroidea yang terdapat pada Gambar. 3
Gambar 5.
Terlihat pada Gambar 3
Holothuroidea di Kawasan Pesisir Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi
Tengah untuk stasiun 1 sebesar 1,092 sedangkan untuk stasiun 2 sebasar 1,056 dan
stasiun 3 sebesar 1,089 selanjutnya dari hasil ra
ditunjukan pada gambar 3 maka lokasi tersebut jika didasarkan pada kategori nilai
1.03
1.04
1.05
1.06
1.07
1.08
1.09
1.1
sebagian tertutup oleh sejumlah variabel Speckles coklat gelap
4.3 Struktur Komunitas Teripang (Holothuroidea)
4.3.1 Indeks Diversitas (Keanekaragaman) Holothuroidea
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kawasan Pesisir Desa Pasokan
Walea Besar Sulawesi Tengah, diperoleh perhitungan untuk indeks
keanekaragaman Holothuroidea, dapat dilihat pada diagaram rata
keanekaragaman jenis Holothuroidea yang terdapat pada Gambar. 3
Gambar 5. Diagaram Perhitungan Indeks Keanekaragaman
Terlihat pada Gambar 3 menunjukan bahwa rata-rata indeks keanekaragaman
Holothuroidea di Kawasan Pesisir Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi
Tengah untuk stasiun 1 sebesar 1,092 sedangkan untuk stasiun 2 sebasar 1,056 dan
3 sebesar 1,089 selanjutnya dari hasil rata-rata indeks keanekaragaman yang
ditunjukan pada gambar 3 maka lokasi tersebut jika didasarkan pada kategori nilai
ST 1 ST 2 ST 3
1.092
1.056
1.089
DIVERSITAS
DIVERSITAS
coklat gelap dan bercak-
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kawasan Pesisir Desa Pasokan
roleh perhitungan untuk indeks
keanekaragaman Holothuroidea, dapat dilihat pada diagaram rata-rata indeks
Diagaram Perhitungan Indeks Keanekaragaman
rata indeks keanekaragaman
Holothuroidea di Kawasan Pesisir Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi
Tengah untuk stasiun 1 sebesar 1,092 sedangkan untuk stasiun 2 sebasar 1,056 dan
rata indeks keanekaragaman yang
ditunjukan pada gambar 3 maka lokasi tersebut jika didasarkan pada kategori nilai
DIVERSITAS
tolak ukur indeks keanekaragaman menunjukan bahwa keanekaragamanya sedang,
produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, dan tekan
( 1,0 < H < 3,322 ).
4.3.2 Indeks Dominansi
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di Kawasan Pesisir Desa Pasokan
Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah. Untuk perhitungan Indeks Dominansi
Holothuroidea dapat dilihat
yang terdapat pada Gambar 4. Berikut
Gambar 6
Pada Gambar 4 diatas terlihat bahwa rata
Halothuroidea pada stasiun 1
dengan indeks dominansi 0,11 Indv/m
dominansi 0,14 Indv/m
0,08 Indv/m2. Indeks dominansi pada stasiun 2 ya
0
0.05
0.1
0.15
0.2
ST 1
0.11
0.14
0.08
tolak ukur indeks keanekaragaman menunjukan bahwa keanekaragamanya sedang,
produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, dan tekanan ekologis sedang
4.3.2 Indeks Dominansi Holothuroidea
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di Kawasan Pesisir Desa Pasokan
Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah. Untuk perhitungan Indeks Dominansi
Holothuroidea dapat dilihat pada diagram rata-rata indeks Dominansi Holothuroidea
yang terdapat pada Gambar 4. Berikut
Gambar 6. Diagaram Perhitungan Indeks Dominansi
Pada Gambar 4 diatas terlihat bahwa rata-rata indeks Dominansi
Halothuroidea pada stasiun 1 yaitu Holothuroidea dengan spesies Holothuria scraba
dengan indeks dominansi 0,11 Indv/m2, spesies Holothuria atra dengan indeks
dominansi 0,14 Indv/m2, spesies Bohadscia marmorata dengan indeks dominansi
. Indeks dominansi pada stasiun 2 yaitu Holothuroidea dengan spesies
ST 2 ST 3
0.2
0.15
0.1 0.10.08
0.04
0.08
DOMINANSI
H. scraba
H. atra
B. marmorata
tolak ukur indeks keanekaragaman menunjukan bahwa keanekaragamanya sedang,
an ekologis sedang
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di Kawasan Pesisir Desa Pasokan
Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah. Untuk perhitungan Indeks Dominansi
rata indeks Dominansi Holothuroidea
rata indeks Dominansi
Holothuria scraba
dengan indeks
dengan indeks dominansi
itu Holothuroidea dengan spesies
H. scraba
B. marmorata
Holothuria scraba dengan indeks dominansi 0,20 Indv/m2. Spesies Holothuria atra
dengan indeks dominansi 0,10 Indv/m2. Spesies Bohadscia marmorata dengan indeks
dominansi 0,04 Indv/m2. Sedangkan pada stasiun 3 Holothuroidea dengan spesies
Holothuria scraba dengan indeks dominansi 0,15 Indv/m2. Spesies Holothuria atra
dengan indeks dominansi 0,10 Indv/m2, dan spesies Bohadscia marmorata dengan
indeks dominansi 0,08 Indv/m2.
4.3.3 Indeks Kelimpahan Holothuroidea
Berdasarkan hasil perhitungan indeks Kelimpahan Holothuroidea, pada lokasi
penelitian yakni di Kawasan Pesisir Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi
Tengah. Menunjukan indeks kemelimpahan Holothuroidea pada stasiun 1,2 dan
stasiun 3 memiliki nilai indeks kemelimpahan yang berbeda pada tiap stasiun. Di
stasiun 1 spesies Holothuria atra memiliki nilai indeks kemelimpahan tertinggi yakni
sebesar 0,377 Indv/m2, dan yang memiliki indeks kemelimpahan terendah yakni
spesies Bohadscia marmorata sebesar 0,328 Indv/m2. Untuk stasiun 2 spesies yang
memiliki indeks kemelimpahan tertinggi yakni pada spesies Holothuria scraba
sebesar 0,336 indv/m2, dan spesies yang memiliki nilai indeks kemelimpahan
terendah yakni pada spesies Bohadscia marmorata sebesar 0,218 Indv/m2. Sedangkan
pada stasiun 3 spesies yang memiliki nilai indeks kemelimpahan tertinggi yakni pada
spesies Holothuria scraba sebesar 0,336 Indv/m2, dan yang memiliki nilai indeks
kemelimpahan terendah yakni pada spesies Bohadscia marmorata sebesar 0,328
Indv/m2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5. Berikut.
Gambar 7. Diagaram Perhitungan Indeks Kemelimpahan
Berdasarkan perhitungan indeks kemelimpahan pada Gambar 5 di atas dapat
dilihat bahwa indeks kemelimpahan Hol
Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah dalam kategori sedang . Hal
ini didasarkan oleh tingkat keanekaragaman Holothuroidea yang didapat dengan
jumlah individu dalam suatu genus
4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang
pada Kawasan Pesisir Desa Pasokan, Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah
memiliki Keanekaragaman
indeks Keanekaragaman maka lokasi
sedang, produktivitas cukup kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis
sedang. Disisi lain walaupun pada lokasi yang terdapat di Kawasan Pesisir Desa
Pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah, masi
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
ST 1
0.3550.377
0.328
Gambar 7. Diagaram Perhitungan Indeks Kemelimpahan
Berdasarkan perhitungan indeks kemelimpahan pada Gambar 5 di atas dapat
dilihat bahwa indeks kemelimpahan Holothuroidea yang terdapat di Kawasan Pesisir
Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah dalam kategori sedang . Hal
ini didasarkan oleh tingkat keanekaragaman Holothuroidea yang didapat dengan
jumlah individu dalam suatu genus
an hasil penelitian yang telah diuraikan di atas dapat dilihat bahwa
Kawasan Pesisir Desa Pasokan, Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah
memiliki Keanekaragaman berbeda, dan apabila didasarkan pada nilai tolok
indeks Keanekaragaman maka lokasi tersebut berada dalam kriteria keanekaragaman
produktivitas cukup kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis
Disisi lain walaupun pada lokasi yang terdapat di Kawasan Pesisir Desa
Pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah, masih tampak alami akan tetapi
ST 2 ST 3
0.328 0.336
0.377
0.3340.3330.328
0.305
0.328
KEMELIMPAHAN
H. scraba
H. atra
B. marmorata
Gambar 7. Diagaram Perhitungan Indeks Kemelimpahan
Berdasarkan perhitungan indeks kemelimpahan pada Gambar 5 di atas dapat
othuroidea yang terdapat di Kawasan Pesisir
Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah dalam kategori sedang . Hal
ini didasarkan oleh tingkat keanekaragaman Holothuroidea yang didapat dengan
diuraikan di atas dapat dilihat bahwa
Kawasan Pesisir Desa Pasokan, Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah
didasarkan pada nilai tolok ukur
berada dalam kriteria keanekaragaman
produktivitas cukup kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis
Disisi lain walaupun pada lokasi yang terdapat di Kawasan Pesisir Desa
h tampak alami akan tetapi
B. marmorata
hal ini tidak menjamin bahwa keanekaragaman Holothuroidea yang ada didalamnya
berada dalam kondisi tahan terhadap tekanan ekologis, karena tekanan secara
ekologis yang dimaksut diatas dapat saja berasal dari adannya aktifitas permukiman,
transportasi maupun perikanan di sekitar lokasi. Fakta dilapangan bahwa dikawasan
pesisir desa pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah sebagian besar
sebagian besar wilayahnya telah dibangun pemukiman sehingga dengan adanya
aktifitas pemukiman tersebut secara tidak langsung akan merubah ekosistem wilayah
pesisir yang ada lebih khususnya lagi berdampak pada komunitas biota laut dalam hal
ini keberadaan jenis teripang, karena masyarakat pesisir sebagian besar bermata
pencaharian sebagai nelayan.
Menurut Soegianto (1994) suatu komunitas dikatakan mempunyai
keanekaragaman jenis tinggi jika komunitas itu disusun oleh banyak spesies dengan
kelimpahan spesies yang sama atau hampir sama. Sebaliknnya jika komunitas itu
disusun oleh sangat sedikt spesies dan hanya sedikit saja spesies yang dominan, maka
keanekaragaman jenisnnya rendah. Selanjutnya (Martoyo dkk, 1994) mengatakan
bahwa Tingginya keanekaragaman jenis menunjukan bahwa komunits tersebut
memiliki kompleksitas yang tinggi, karena dalam komunitas tersebut terjadi interaksi
spesies yang tinggi, jadi dalam suatu komunitas yang mempunyai keanekaragaman
jenis tinggi akan terjadi interaksi spesies yang melibatkan transfer energi (rantai
makanan),predasi, kompetisi, yang sangat kompleks.
Selanjutnya untuk dominansi Holothuroidea pada lokasi penelitian yakni di
Kawasan Pesisir Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah, untuk
stasiun 1 lebih didominasi oleh jenis Holothuria Atra, sedangkan untuk stasiun 2 dan
3, lebih didominasi oleh jenis Holothuria Scraba. Seperti yang telah diketahui
bahwa Filum Echinodermata merupakan hewan yang memiliki peranan dalam
suatu ekosistem salah satunya adalah sebagai detritus. Menurut Dahuri (2003)
bahwa Jenis-jenis Echinodermata bersifat pemakan detritus, sehingga peranannya
dalam suatu ekosistem untuk merombak sisa-sisa bahan organik yang tidak
terpakai oleh spesies lain namun dapat dilakukan oleh beragam jenis
Echinodermata khususnya dari kelas Holothuroidea. Pada lokasi penelitian ini,
walaupun terdapat bahan buangan berupa limbah non organik, akan tetapi dengan
adanya buangan sampah organic dari aktifitas pemukiman warga disekitar Kawasan
yang menjadi makanan bagi Echinodermata dalam hal ini teripang (Holothuroidea)
menjadikan hewan ini masih tetap berada pada lokasi yang diteliti walaupun dalam
kondisi Keanekaragamannya sedang.
Berdasarkan nilai kemelimpahan jenis Holothuroidea terlihat bahwa pada
lokasi penelitian yakni di Kawasan Pesisir Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar
Sulawesi Tengah, stasiun 1 memiliki nilai kemelimpahan yang tinggi yakni dari jenis
Holothuria atra, jika dibandingkan dengan nilai kemelimpahan pada stasiun 2 dan
3. Hal tersebut jika dikaitkan dengan karakteristik lokasi penelitian, untuk lokasi
pada stasiun 1 yakni di wilayah pantai jompi lebih banyak didominasi terumbu
karang, dimana batu karang merupakan tempat yang lebih di sukai oleh hewan-
hewan yang termasuk dalam filum Echinodermata khususnya dari spesies
Holothuria atra sebagai mana yang diungkapkan (Saputra 2001) bahwa Pada
umumnya masing – masing jenis teripang memiliki habitat yang spesifik, seperti
teripang pasir yang hidup di daerah berbatu di kedalaman 1- 40 M, atau pun
ditemukan di perairan yang dangkal yang banyak ditumbuhi rumput laut jenis
Echalus Sp. Selain itu bahwa Echinodermata merupakan hewan yang sering di
jumpai merayap pada batu di wilayah pesisir laut (Soetjipta, 1993) . Hal berbeda
nampak pada stasiun 2 dan 3 jika dikaitkan dengan karakteristik substrat lokasi
penelitian yang lebih sedikit berbatu dan pasir berlumpur memiliki nilai kelimpahan
rendah dibandingkan pada stasiun 1, hal ini di sebabkan teripang (hulothuroidea)
lebih banyak ditemukan pada sela-sela batu karang, sebagaimana yang dikatakan
Hyman 1955 dalam saputra (2001) secara umum tubuh teripang peka terhadap cahaya
matahari karena teripang lebih banyak yang bersifat fototaksis negatif, oleh karena itu
teripang lebih suka berada diantara tumbuhan lamun dan di sela-sela batu karang.
Sehingga kemelimpahan holothuroidea pada stasiun 1 lebih sedikit berbeda jika
dibandingkan pada kemelimpahan holthuroidea pada stasiun 2 dan 3.
Selain beberapa hal yang telah diuraikan diatas menyangkut struktur
komunitas Holothuroidea yang terdapat dilokasi peneleitian, faktor lainya yang
dapat berpengaruh adalah kondisi lingkungan fisik dan kimia. Sesuai dengan hasil
pengukuran faktor lingkungan pada lokasi penelitian terlihat adanya faktor
lingkungan dapat memberikan pengaruh struktur komunitas Holothuroidea pada
lokasi tersebut. Salah satu faktor lingkungan yang diukur adalah suhu. Sejalan
dengan yang dinyatakan oleh (Nybakken, 1998) bahwa suhu merupakan factor
yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme
teripang (Holothuroidea) perairan pantai daerah tropika biasanya mempunyai
kisaran suhu antara 27-290C akan tetapi dapat tinggi dengan berkurangnya ke
dalaman air. Faktor lingkungan lainnya adalah salinitas. Adanya karakteristik
pantai berupa lamun dan berbatu karang diketahui dapat mengurangi penguapan,
sehingga hal tersebut memberkan pengaruh juga pada tinggi rendahnya salinitas.
Hal lainnya yang berbengaruh pada salinitas adalah curah hujan, seperti yang
dikatakan oleh (Nybakken, 1988) bahwa Salinitas perairan pantai menjadi turun
karena dipengaruhi oleh curah hujan dan aliran sungai, sebaliknya daerah dengan
penguapan yang kuat menyebabkan salinitas meningkat. Untuk faktor lingkungan
berupa pH yang terukur pada lokasi penelitian terlihat memiliki pH rata-rata
7,6- 7,9, ini termasuk optimal. Menurut (Romimohtarto dkk, 2007 dalam Katili,
2011) bahwa pH yang baik mendukung kehidupan organisme perairan berkisar
antara 5,0-8,0. Berdasarkan uraian tersebut dapatkatakan bahwa kisaran faktor
lingkungan baik suhu, salinitas maupun pH yang terdapat pada lokasi penelitian
masih menunjukkan kisaran toleransi yang dapat mendukung kehidupan
Holothuroidea, meskipun di sisi lain terdapat tekanan-tekanan secara ekologis
terhadap kehidupan Holothuroidea yang ada di lokasi tersebut.