BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Peran Orang Tua
Transcript of BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Peran Orang Tua
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Peran Orang Tua
1. Pengertian orang tua
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa, “Orang
tua adalah ayah ibu kandung”.5 Selanjutnya A. H. Hasanuddin
menyatakan bahwa,“Orang tua adalah ibu bapak yang dikenal mulai
pertama oleh putra putrinya”.6 Dan H.M Arifin juga mengungkapkan
bahwa “Orang tua menjadi kepala keluarga”.7
Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting
dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Pendidikan orang
tua terhadap anak-anaknya adalah pendidikan yang didasarkan pada
rasa kasih sayang terhadap anak-anak, dan yang diterimanya dari
kodrat. Orang tua adalah pendidik sejati, pendidik karena kodratnya.
Oleh karena itu, kasih sayang orang tua terhadap anak-anak hendaklah
kasih sayang yang sejati pula.8
Pada kebanyakan keluarga, ibulah yang memegang peranan
yang terpenting terhadap anak-anaknya. Sejak anak itu dilahirkan,
5 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta 1990, 629. 6 A.H. Hasanuddin, Cakrawala Kuliah Agama, Al-Ikhlas, Surabaya, 1984, 155.
7 H.M Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga,
Bulan Bintang, Jakarta, 1987, 74 8 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, 2009
Bandung, 80.
9
ibulah yang selalu di sampingnya. Ibulah yang memberi makan dan
minum, memelihara, dan selalu bercampur gaul dengan anak-anak.
Itulah sebabnya kebanyakan anak lebih cinta kepada ibunya daripada
anggota keluarga lainnya.
Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan
pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari itu,
seorang ibu hendaklah seorang yang bijaksana dan pandai mendidik
anak-anaknya. Sebagian orang mengatakan kaum ibu adalah pendidik
bangsa. Nyatalah betapa berat tugas seorang ibu sebagai pendidik dan
pengatur rumah tangga. Baik buruknya pendidikan ibu terhadap
anaknya akan berpengaruh besar terhadap perkembangan dan watak
anaknya di kemudian hari.
Jadi dapat dipahami bahwa orang tua adalah ayah dan ibu yang
bertanggung jawab atas pendidikan anak dan segala aspek
kehidupannya sejak anak masih kecil hingga mereka dewasa.
2. Pengertian peran
Istilah peranan yaitu bagian atau tugas yang memegang kekuasaan
utama yang harus dilaksanakan.9 Peranan memiliki arti sebagai fungsi
maupun kedudukan (status).10
Peranan dapat dikatakan sebagai perilaku
atau lembaga yang mempunyai arti penting sebagai struktur sosial, yang
9 Departemen Penididikan & Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka,
1988, 667. 10
Ibid., 667.
10
dalam hal ini lebih mengacu pada penyesuaian daripada suatu proses
yang terjadi. 11
Berdasarkan pemaparan di atas, yang di maksud dengan peranan
oleh penulis adalah suatu fungsi atau bagian dari tugas utama yang
dipegang kekuasaan oleh orang tua untuk dilaksanakan dalam mendidik
anaknya.
Pada kebanyakan keluarga, ibulah yang memegang peranan yang
terpenting terhadap anak-anaknya. Sejak anak itu dilahirkan, ibulah
yang selalu di sampingnya. Ibulah yang memberi makan dan minum,
memelihara, dan selalu bercampur gaul dengan anak-anak. Itulah
sebabnya kebanyakan anak lebih cinta kepada ibunya daripada anggota
keluarga lainnya.
B. Peran Orang Tua
Orang tua adalah seorang pria dan wanita yang terikat dalam
perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah
dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya.12
Orang tua merupakan orang
pertama dan utama yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-
anaknya. Orang tua menurut Yasin Musthofa adalah pihak yang paling
berhak terhadap keadaan sang anak dan yang paling bertanggung jawab
terhadap kehidupan anak di segenap aspeknya.13
11
Ibid., 667 12
Novrinda, dkk, “Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Anak Usia Dini Ditinjau Dari Latar
Belakang Pendidikan”, Jurnal Potensia PG-Paud FKIP UNIB, Vol. 2, No. 1 (2017), 42. 13
Yasin Musthofa. EQ Untuk Anak Usia Dini dalam Pendidikan Islam (Yogyakarta: Sketsa,
2007), 73
11
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan orang tua adalah seorang pria dan wanita yang terikat
dengan sebuah perkawinan yang bertanggung jawab penuh terhadap
lingkungan keluarga terutama terhadap anak-anaknya.
Orang tua mempunyai kedudukan yang utama dalam sebuah
keluarga karena dari keluarga itu orang tua sebagai pendidik yang pertama
bagi anak-anaknya begitu juga dalam hal pengetahuan baik yang bersifat
umum atau khusus sangat diperhatikan. Peran orang tua sangat
dipengaruhi oleh peran-perannya atau kesibukannya yang dialami oleh
orang tua itu sendiri. Misalnya seorang ibu yang disibukkan dengan
pekerjaannya akan berbeda dengan peran ibu yang sepenuhnya
berkosentrasi dalam urusan rumah tangga. Dalam kehidupan modern
sekarang ini terlihat adannya orang tua yang begitu memperhatikan
perannya masing-masing salah satunya dengan meningkatkan pendidikan
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Sikap dan perilaku orang tua akan ditiru dan dijadikan bekal dalam
perilaku anak. Oleh karena itu sebagai orang tua harus hati-hati dalam
menjadikan dirinya tauladan untuk anaknya sekaligus aktif dan kreatif dalam
meningkatkan kemampuan agar bisa mendidik dan membimbing anaknya
sehingga anak bisa meniru tingkah laku positif yang dikerjakan orang tua.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran orang tua adalah
perilaku yang berkenaan dengan orang tua dalam memegang posisi tertentu
dalam lembaga keluarga yang didalamnya berfungsi sebagai pengasuh,
pembimbing dan pendidik bagi anak.
12
Peran orang tua sebagai pengganti guru di rumah dalam
membimbing anaknya selama proses pembelajaran jarak jauh. Peran orang
tua selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yaitu:
1. Orang tua memiliki peran sebagai guru di rumah, yang di mana orang
tua dapat membimbing anaknya dalam belajar secara jarak jauh dari
rumah.
2. Orang tua sebagai fasilitator, yaitu orang tua sebagai sarana dan pra-
sarana bagi anaknya dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
3. Orang tua sebagai motivator, yaitu orang tua dapat memberikan
semangat serta dukungan kepada anaknya dalam melaksanakan
pembelajaran, sehingga anak memiliki semangat untuk belajar, serta
memperoleh prestasi yang baik.
4. Orang tua sebagai pengaruh atau director.14
Menurut Arifin menyebutkan, ada tiga peran orang tua yang
berperan dalam prestasi belajar anak, yaitu:
1. Menyediakan kesempatan sebaik-baiknya kepada anak untuk
menemukan minat, bakat, serta kecakapan-kecakapan lainnya serta
mendorong anak agar meminta bimbingan dan nasehat kepada guru.
2. Menyediakan informasi-informasi penting dan relevan yang sesuai
dengan bakat dan minat anak.
3. Menyediakan fasilitas atau sarana belajar serta membantu kesulitan
belajarnya.15
14
Nika Cahyati, dkk. “Peran Orang Tua Dalam Menerapkan Pembelajaran Di Rumah Saat
Pandemi Covid 19”. Jurnal Golden Age, Universitas Hamzanwadi, Vol. 04 No. 1, (Juni
2020),156, E-ISSN: 2549-7367.
13
Menurut Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa esensi pendidikan
merupakan tanggung jawab keluarga, sedangkan sekolah hanya
berpartisipasi.16
Dalam proses perkembangan anak, peran orang tua antara
lain:
1. Mendampingi
Setiap anak memerlukan perhatian dari orang tuanya. Sebagian
orang tua ada yang bekerja dan pulang ke rumah dalam keadaan lelah,
sehingga hanya memiliki sedikit waktu bertemu dan berkumpul dengan
keluarga. Bagi para orang tua yang menghabiskan sebagian waktunya
untuk bekerja di luar rumah, bukan berarti mereka gugur kewajiban
untuk mendampingi dan menemani anak-anak ketika di rumah.
Meskipun hanya dengan waktu yang sedikit, namun orang tua bisa
memberikan perhatian yang berkualitas dengan fokus menemani anak,
seperti mendengar ceritanya, bercanda atau bersenda gurau, bermain
bersama dll.
2. Menjalin komunikasi
Komunikasi menjadi hal penting dalam hubungan orang tua dan
anak karena komunikasi merupakan jembatan yang menghubungkan
keinginan, harapan dan respon masing-masing pihak. Melalui
komunikasi, orang tua dapat menyampaikan harapan, masukan dan
15
Arifin, Pokok-pokok Pemikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1992), 92. 16
Muthmainnah, “Peran Orang Tua dalam Menumbuhkan Pribadi Anak yang Androgynius
Melalui Kegiatan Bermain”, Jural Pendidikan Anak,Volume , Edisi 1 (Juni 2012), 108-109.
14
dukungan pada anak. Begitu pula sebaliknya, anak dapat bercerita dan
menyampaikan pendapatnya.
3. Memberikan kesempatan
Orang tua perlu memberikan kesempatan pada anak.
Kesempatan pada anak dapat dimaknai sebagai suatu kepercayaan.
Tentunya kesempatan ini tidak hanya sekedar diberikan tanpa adanya
pengarahan dan pengawasan. Anak akan tumbuh menjadi sosok yang
percaya diri apabila diberikan kesempatan untuk mencoba,
mengekspresikan, mengeksplorasi dan mengambil keputusan.
4. Mengawasi
Pengawasan mutlak diberikan pada anak agar anak tetap dapat
dikontrol dan diarahkan. Tentunya pengawasan yang dimaksud bukan
berarti dengan memata-matai dan main curiga. Tetapi pengawasan yang
dibangun dengan dasar komunikasi dan keterbukaan. Orang tua perlu
secara langsung dan tidak langsung untuk mengamati dengan siapa dan
apa yang dilakukan oleh anak, sehinga dapat meminimalisir dampak
pengaruh negatif pada anak.
5. Mendorong atau memberikan motivasi
Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau
organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan. Motivasi bisa
muncul dari diri individu (internal) maupun dari luar individu
(eksternal). Setiap individu merasa senang apabila diberikan
penghargaan dan dukungan atau motivasi. Motivasi menjadikan
15
individu menjadi semangat dalam mencapai tujuan. Motivasi diberikan
agar anak selalu berusaha mempertahankan dan meningkatkan apa yang
sudah dicapai. Apabila anak belum berhasil, maka motivasi dapat
membuat anak pantang menyerah dan mau mencoba lagi.
6. Mengarahkan
Orang tua memiliki posisi strategis dalam membantu agar anak
memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri.17
C. Pengertian Anak
Merujuk dari Kamus Umum bahasa Indonesia mengenai
pengertian anak secara etimologis diartikan dengan manusia yang masih
kecil ataupun manusia yang belum dewasa.18
Di Indonesia sendiri terdapat beberapa pengertian tentang anak
menurut peraturan perundang- undangan, begitu juga menurut para pakar
ahli. Namun di antara beberapa pengertian tidak ada kesamaan mengenai
pengertian anak tersebut, karna di latar belakangi dari maksud dan tujuan
masing-masing undang-undang maupun para ahli. Pengertian anak
menurut peraturan perundang-undangan dapat dilihat sebagai berikut :
1) Anak Menurut UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Pengertian anak berdasarkan Pasal 1 ayat (1) UU No 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak adalah seseorang yang belum berusia
17
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2004), 21. 18
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka : Amirko, 1984), 25
16
18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan.19
2) Anak menurut Kitab Udang –Undang Hukum perdata
Di jelaskan dalam Pasal 330 Kitab Undang-undang Hukum
Perdata, mengatakan orang belum dewasa adalah mereka yang belum
mencapai umur 21 tahun dan tidak lebih dahulu telah kawin. Jadi anak
adalah setiap orang yang belum berusia 21 tahun dan belum meniakah.
Seandainya seorang anak telah menikah sebalum umur 21 tahun
kemudian bercerai atau ditinggal mati oleh suaminya sebelum genap
umur 21 tahun, maka ia tetap dianggap sebagai orang yang telah
dewasa bukan anak-anak.20
D. School From Home (SFH)
Belajar dari rumah merupakan kegiatan yang dilaksanakan di
rumah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, sehingga siswa menjadi
tahu, paham dan dapat melaksanakan ilmu tersebut.21
Ciri-ciri peserta didik dalam aktivitas belajar daring atau secara
online yaitu :
1. Semangat belajar: semangat pelajar pada saat proses pembelajaran kuat
atau tinggi guna pembelajaran mandiri. Ketika pembelajaran daring
kriteria ketuntasan pemahaman materi dalam pembelaran ditentukan
oleh pelajar itu sendiri.
19
Undang-undang No 23 tahun 2002 tentang perlidungan anak, (Jakarta : Visimedia, 2007), 4 20
Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Jakarta : PT. Pradnya
Paramita, 2002), 90 21
Susi Prasetyaningtyas, “Pelaksanaan Belajar dari Rumah (BDR) secara Online Selama Darurat
Covid-19 di SMPN 1 Semin”, Jurnal Karya Ilmiah Guru, Vol. 5, No.1 (2020), 87.
17
2. Literacy terhadap teknologi : selain kemandirian terhadap kegiatan
belajar, tingkat pemahaman pelajar terhadap pemakaian teknologi.
Ketika pembelajaran online/daring merupakan salah satu keberhasilan
dari dilakukannya pembelajaran daring. Sebelum pembelajaran
daring/online siswa harus melakukan penguasaan terhadap teknolologi
yang akan digunakan. Alat yang biasa digunakan sebagai sarana
pembelajaran online/ daring ialah komputer, smartphone, maupun
laptop.
3. Kemampuan berkomunikasi interpersonal : Dalam ciri-ciri ini pelajar
harus menguasai kemampuan berkomunikasi dan kemampuan
interpersonal sebagai salah satu syarat untuk keberhasilan dalam
pembelajaran daring.
4. Berkolaborasi : memahami dan memakai pembelajaran interaksi dan
kolaborasi. Pelajar harus mampu berinteraksi antar pelajar lainnya
ataupun dengan dosen pada sebuah forum yang telah disediakan, karena
dalam pembelajaran daring yang melaksanakan adalah pelajar itu
sendiri. Interaksi tersebut diperlukan terutama ketika pelajar mengalami
kesulitan dalam memahami materi. Selain hal tersebut, interaksi juga
perlu dijaga guna untuk melatih jiwa sosial mereka.
5. Keterampilan untuk belajar mandiri: salah satu karakteristik
pembelajaran daring adalah kemampuan dalam belajar mandiri. Belajar
yang dilakukan secara mandiri sangat diperlukan dalam pembelajaran
daring. Karena ketika proses pembelajaran, Pelajar akan mencari,
18
menemukan sampai dengan menyimpulkan sendiri yang telah ia
pelajari.22
E. Disiplin Belajar
1. Pengertian disiplin belajar
Menurut W.J.S Poerwadarminta, kedisiplinan berasal dari kata
disiplin yang mempunyai arti latihan batin dan watak dengan maksud
supaya segala perbuatan yang dilakukan selalu menaati tata tertib.23
Siswa sangat penting memiliki kedisiplinan karena dengan adanya
perilaku disiplin bertujuan agar siswa tidak melakukan hal-hal yang
menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai
dengan norma, peraturan, dan tata tertib yang berlaku di sekolah.
Disiplin adalah suatu kegiatan patuh tata tertib, dan teratur
dalam menjalankan suatu pekerjaan, berdasarkan pada petunjuk serta
atuaran yang telah di tetapkan baik oleh sekolah, masyarakat maupun
pemerintahan.24
Sedangkan belajar dapat dikatakan sebagai suatu
proses dimana perilaku muncul atau berubah karena adanya respon
terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan baru tersebut sebagai
hasil proses dan usaha yang di lakukan pembelajar.25
22
Oktafia Ika Handarini dan Siti Sri Wulandari “Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study From
Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19”, Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP),
Vol. 8, No. 3, (2020), 501. 23
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2016), 254. 24
Tabrani Rusyan, Profesionalisme Kepala Sekolah, (Jakarta: Dhanama Kreatif Mandiri, 2012),
31. 25
Ida Umami, Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan, (Lampung: STAIN Juarai Siwo
Metro Lampung, 2014), 100.
19
Dari pengertian tersebut dapat di ketahui displin belajar
merupakan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa untuk
melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan-keputusan,
peraturan-peraturan dan norma-norma yang telah ditetapkan bersama,
baik persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara siswa dengan guru
di sekolah maupun dengan orang tua di rumah.
Dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 103 menjelaskan tentang
perilaku disiplin waktu, yang berbunyi sebagai berikut:
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat, ingatlah Allah
di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.
Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah
shalat itu. Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.26
Ayat diatas menjelaskan tentang Allah memerintahkan umat
manusia untuk melaksanakan sholat. Sholat adalah wajib bagi setiap
orang-orang yang beriman. Sholat sudah ditentukan waktunya sehingga
umat manusia diperintahkan untuk melaksanakan sholat tepat waktu.
26
Qs. An-Nisa’ (4): 103.
20
2. Unsur-unsur disiplin belajar
Disiplin belajar mampu membentuk kebiasaan belajar pada
anak. Hurlock mengemukakan ada empat unsur yaitu:27
a. Peraturan yaitu digunakan untuk membekali anak dengan pedoman
perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu.
b. Hukuman berfungsi untuk menghalangi pengulangan tindakan yang
tidak diinginkan, mendidik, memberi motivasi untuk menghindari
perilaku yang tidak diterima.
c. Penghargaan yaitu mempunyai nilai mendidik motivasi untuk
mengulangi perilaku yang disetujui, memperkuat perilaku yang
disetujui.
d. Konsisten berarti tingkat keseragaman atau stabilitas yang
mempunyai nilai mendidik motivasi, mempertinggi penghargaan
terhadap peraturan dan orang yang berkuasa.
Disiplin anak dalam belajar dapat di lihat dari ketaatan
(kepatuhan) anak terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan
kegiatan belajar di sekolah, yang meliputi waktu masuk sekolah dan
keluar sekolah, kepatuhan siswa mengikuti kegiatan sekolah. Adapaun
cerminan prilaku kedisiplian belajar di rumah yakni anak mampu
mengatur waktu belajar dengan baik, tidak belajar hanya pada saat akan
menghadapi ujian, serta konsisten dan tekun saat belajar di rumah.
27
Elizabeth Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2: Terjemah Dr. Med Meitasari Tjandrasa
(Jakarta: Erlangga, 1993), 85.
21
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar
Perilaku disiplin sangat diperlukan oleh siapapun, dimanapun dan
kapanpun, begitu juga anak-anak, yang harus disiplin mentaati tata tertib
sekolah, disiplin dalam proses pembelajaran, disiplin dalam mengerjakan
tugas dan disiplin belajar di rumah sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar anak yaitu faktor
intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu
yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar
individu.28
Didukung dengan pendapat Slameto, bahwa anak belajar perlu
dorongan dan pengertian orang tua, bila anak sedang belajar jangan diganggu
dengan tugas-tugas mengenai pekerjaan rumah. Kadang-kadang anak
mengalami lemah semangat, maka orang tua wajib memberi pengertian dan
mendorong nya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anaknya
di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru untuk mengetahui
perkembangannya di sekolah. Melihat hal tersebut, maka orang tua
mempunyai pengaruh terhadap sikap disiplin belajar siswa.29
Orang tua mampu menciptakan daya dukung belajar siswa dengan
beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu:
a. Orang tua juga belajar
b. Pemberian tugas prioritas terkait dengan kegiatan sekolah
c. Mendorong aktif berkegiatan di sekolah
d. Menciptakan situasi diskusi di rumah
28
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Bima Aksara, 2013), 56. 29
Ibid., 56.
22
e. Mengetahui pengalaman anak di sekolah
f. Menyediakan sarana belajar yang mendukung.30
Tujuan belajar di rumah dapat di bagi menjadi dua yaitu tujuan
jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek
memiliki fungsi mengotrol dan melatih tingkah laku mereka agar
mengarah kepada prilaku baik secara terus menerus. Sedangkan tujuan
jangka panjang dalam mendisiplinkan belajar di rumah adalah untuk
membiasakan diri mereka berdisiplin, sikap yang di harapkan timbul
yaitu anak-anak dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengendalian dari
luar, dengan berpedoman pada norma-norma yang jelas dan aturan yang
menjadi milik mereka sendiri.
4. Upaya menanamkan disiplin belajar
Upaya penanaman disiplin yang dikemukakan oleh Haimowiz
MLN, ada dua yakni:
a. Love oriented tichique, berorientasi pada kasih sayang. Teknik
penanaman disiplin dengan meyakinkan tanpa kekuasaan dengan
memberi pujian dan menerangkan sebab-sebab boleh tidaknya suatu
tingkah laku yang dilakukan.
b. Berorientasi pada materi, yaitu menanamkan disiplin dengan
meyakinkan melalui kekuasaan, mempergunakan hadiah yang benar-
benar berwujud atau hukuman fisik.31
30
Nursisto, Peningkatan Prestasi Sekolah Menengah Acuan Siswa, Pendidik dan Orang Tua
(Insan Cendekia, 2002), 96. 31
Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), 86.
23
Untuk menanamkan disiplin pada anak dapat diusahakan dengan
cara:
a. Pembiasaan: Anak dibiasakan untuk belajar rutin sesuai jadwal,
mengerjakan PR dari sekolah dan mengerjakan pekerjaan rumah
sehari-hari.
b. Contoh dan teladan: Dengan teladan yang diberikan oleh orang tua,
anak akan mengikuti apa yang dilihatnya.
c. Penyadaran: Kewajiban bagi para orang tua untuk memberikan
penjelasan-penjelasan, alasan-alasan yang masuk akal mengenai
perintah-perintah yang harus dilaksanakan dan larangan-larangan
yang harus ditinggalkan, sehingga anak akan melaksanakan perintah
dengan penuh kesadaran.
d. Pengawasan dan kontrol: Bahwa kepatuhan anak terhadap peraturan
atau tata tertib akan mengalami naik turun, di mana hal tersebut
disebabkan oleh situasi tertentu yang mempengaruhi terhadap anak,
adanya anak yang menyeleweng atau tidak mematuhi peraturan,
maka perlu adanya pengawasan atau kontrol yang intensif terhadap
situasi yang tidak diinginkan akibatnya akan merugikan
keseluruhan.32
5. Teknik pembentukan kedisiplinan belajar
Pembentukan sikap kedisiplinan dalam belajar, bukan
merupakan sesuatu yang terjadi secara otomatis atau spontan pada diri
32
Hafi Anshari, Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), 66.
24
seseorang. Melainkan sikap tersebut terbentuk diawali dengan adanya
disiplin pada diri. Disiplin diri pada anak dapat dipupuk dengan
memberikan tata tertib yang mengatur hidup seorang anak. Tata tertib
disertai pengawasan dan pemberian pengertian pada setiap pelanggaran,
tentunya akan menimbulkan rasa keteraturan dan disiplin diri. Adanya
disiplin diri, terutama dalam hal belajar dan bekerja akan memudahkan
kelancaran belajar, karena dengan adanya disiplin maka rasa enggan,
rasa malas dalam belajar dapat dengan mudah diatasi. Adapun cara
yang dapat digunakan untuk menanamkan sikap disiplin dalam belajar
pada anak diantaranya adalah:
a. Keteladanan
Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang
berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan
membentuk aspek moral, spiritual dan etos sosial anak. Pembiasaan
dan keteladanan mempunyai hubungan yang erat dalam proses
identifikasi. Oleh karena itu sudah tentu anak-anak akan senantiasa
menjadikan orang tuanya sebagai tokoh identifikasi, maka perbuatan
yang dilakukan orang tua selalu ditiru oleh anak.
b. Pembiasaan
Kerutinan atau kebiasaan juga meningkatkan efisiensi belajar
dengan menyediakan suatu naskah atau daftar dari tindakan-tindakan
yang diharapkan, dengan begitu kehidupan yang kacau dari keluarga
dapat dihindari. Kebiasaan sehari-hari haruslah disusun dengan teliti
25
dan dilaksanakan secara konsisten untuk kejadian-kejadian
kehidupan yang biasa, seperti: waktu tidur, waktu bangun pagi,
waktu belajar, waktu makan, waktu mandi, waktu melaksanakan
tugas, waktu beriman, dan sebagainya. Dengan menepati jadwal
yang sudah disusun, berarti anak sudah dapat menanamkan sikap
disiplin. Apabila kebiasaan belajar dilaksanakan secara teratur setiap
hari dan tepat waktu sesuai yang dijadwalkan maka hal ini akan
menimbulkan kemudahan dan keentengan dalam melaksanakannya.
c. Hadiah
Hadiah dapat digunakan sebagai motivasi bagi anak agar
lebih giat dalam belajar. Sebab hadiah atau disebut juga ganjaran
merupakan alat untuk mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa
senang karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan.
d. Hukuman
Hukuman sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan
meluruskan yang salah sehingga orang kembali pada perilaku yang
sesuai dengan harapan. Hukuman memang perlu juga dilaksanakan,
terutama bagi anak-anak yang tidak berhasil dididik dengan cara
lemah lembut dan karena dalam kenyataan memang ada anak-anak
yang setiap diberi nasehat dengan lemah lembut dan dengan
perasaan halus tetap melakukan kesalahan, awal seperti itu perlu
diberi sedikit hukuman untuk memperbaiki perilakunya.33
33
Ibid., 66.
26
F. Virus Corona
1. Pengertian coronavirus
Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160
nm. Virus ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya
adalah kelelawar dan unta. Sebelum terjadinya wabah COVID-19, ada
6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu
alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus
OC43, betacoronavirus HKU1, Severe Acute Respiratory Illness
Coronavirus (SARS-CoV), dan Middle East Respiratory Syndrome
Coronavirus (MERS-CoV).
Sekuens SARS-CoV-2 memiliki kemiripan dengan coronavirus
yang diisolasi pada kelelawar, sehingga muncul hipotesis bahwa
SARS-CoV-2 berasal dari kelelawar yang kemudian bermutasi dan
menginfeksi manusia. Mamalia dan burung diduga sebagai reservoir
perantara.
Pada kasus COVID-19, trenggiling diduga sebagai reservoir
perantara. Strain coronavirus pada trenggiling adalah yang mirip
genomnya dengan coronavirus kelelawar (90,5%) dan SARS-CoV-2
(91%).18 Genom SARS-CoV-2 sendiri memiliki homologi 89%
terhadap coronavirus kelelawar ZXC21 dan 82% terhadap SARS-
CoV.34
34
Susilo, dkk, “Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini, 44.
27
2. Dampak coronavirus terhadap pendidikan di Indonesia
Pada Desember 2019, kasus pneumonia misterius pertama kali
dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei. Sumber penularan kasus ini
masih belum diketahui pasti, tetapi kasus pertama dengan pasar ikan di
Wuhan. Tanggal 18 Desember hingga 29 Desember 2019, terdapat
lima pasien yang dirawat dengan Acute Respiratory Distress Syndrome
dikaitkan (ARDS). Sejak 31 Desember 2019 hingga 3 Januari 2020
kasus ini meningkat pesat, ditandai dengan dilaporkannya sebanyak 44
kasus. Tidak sampai satu bulan, penyakit ini telah menyebar di
berbagai provinsi lain di China, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan.
Sampel yang diteliti menunjukkan etiologi coronavirus baru. Awalnya,
penyakit ini dinamakan sementara sebagai 2019 novel coronavirus
(2019-nCoV), kemudian WHO mengumumkan nama baru pada 11
Februari 2020 yaitu Coronavirus Disease (COVID-19) yang
disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus-2 (SARS-CoV-2).
Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah
menyebar secara luas di China dan lebih dari 190 negara. Pada 12
Maret 2020, WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemik.
Hingga tanggal 29 Maret 2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106
jumlah kematian di seluruh dunia.
COVID-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2
Maret 2020 sejumlah dua kasus. Data 31 Maret 2020 menunjukkan
28
kasus yang terkonfirmasi berjumlah 1.528 kasus dan 136 kasus
kematian. Tingkat mortalitas COVID-19 di Indonesia sebesar 8,9%,
angka ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara.
Pemerintah telah mengeluarkan status darurat bencana
terhitung mulai tanggal 29 Februari 2020 hingga 29 Mei 2020 terkait
pandemi virus ini dengan jumlah waktu 91 hari. Langkah-langkah
telah dilakukan oleh pemerintah untuk menyelesaikan kasus luar biasa
ini salah satunya adalah dengan mengisolasisaikan gerakan Sosial
Distancing satu diantaranya dalam bentuk belajar di rumah bagi para
pelajar.35
Salah satu dampak pandemi Coronavirus ialah terhadap
pendidikan di seluruh dunia, yang mengarah kepada penutupan luas
sekolah, madrasah, universitas, dan pondok pesantren. Dampak
tersebut salah satunya diungkapkan oleh penulis pertama sebagai salah
satu pengajar di madrasah dan pondok pesantren di Indonesia, turut
merasakan dampak tersebut berupa perubahan pelaksanaan
pembelajaran. Sementara penulis kedua yang sedang mengambil study
doktoral di China, sampai saat ini belum bisa kembali ke universitas.
Hasil pantauan UNISCO menyebutkan bahwa lebih dari 188 negara
telah menerapkan penutupan nasional yang berdampak kepada
1.576.021.818 siswa (91,3% dari populasi siswa sedunia) UNESCO
pada 4 Maret 2020 menyarankan penggunaan pembelajaran jarak jauh
35
Dana Riksa Buana, Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapu Pandemi Virus
Corona (Covid-19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa, National Researh Tomsk State, Jurnal
Sosial dan Budaya Syar’i University (Universitas Mercu Buana, 2020), 2.
29
dan membuka platform pendidikan yang dapat digunakan sekolah dan
guru untuk menjangkau peserta didik dari jarak jauh dan membatasi
gangguan pendidikan.36
36
Adib Rifqi Setiawan, dan Surotul Ilmiah, Lembar Kegiatan Siswa untuk Pembelajaran Jarak
Jauh Berdasarkan Literasi Saintific pada Topik Penyakit Coronavirus 2019 (Covid-19), (7 April
2020), 2.