PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN...

116
i PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN DARUL HADLANAH SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata I (S.Pd.) Dalam Ilmu Tarbiyah Oleh Dina Fitriana NIM: 11113213 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Transcript of PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN...

Page 1: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

i

PERAN ORANG TUA ASUH

DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN ANAK ASUH

DI PANTI ASUHAN DARUL HADLANAH SURUH

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata I (S.Pd.)

Dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh

Dina Fitriana

NIM: 11113213

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

Page 2: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

ii

Page 3: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

iii

Page 4: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

iv

Page 5: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

v

Page 6: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

vi

MOTTO

حسان حسان الا ال هل جزآء ال

“Tidak ada balasan untuk kebaikan selain

kebaikan (pula).”

(Ar-Rahman: 60)

Page 7: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

vii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karuniaNya,

skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Ayah dan Ibuku Bazari dan Siti Anipah, yang selalu membimbing,

memberikan doa, motivasi, dukungan moril serta materiil kepada penulis.

2. Saudara kandung ku dan juga saudara-saudara ku yang lainnya yang telah

memberi motigvasi dan juga semangat.

3. Dosen pembimbing skripsi, Bapak Abdul Syukur, M.Si yang telah

memberikan bimbingan sampai skripsi ini selesai.

4. Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam, Ibu Rukhayati, M.Ag.

5. Sahabat dan teman-teman dekat ku yang selalu memberikan semangat,

motivasi dan selalu membantu menyelesaikan skripsi ini.

6. Sahabat-sahabat seperjuanganku khususnya angkatan 2013 jurusan

Pendidikan Agama Islam.

Page 8: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya sehingga skripsi dengan judul Peran

Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian Anak Asuh di Panti Asuhan

Darul Hadlanah Suruh, Kabupaten Semarang Tahun 2017 ini dapat diselesaikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan

skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang

timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan

terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd, rektor Institut Agama Islam Negeri

Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd, dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

3. Ibu Siti Ruhayati, M.Ag, ketua jurusan Pendidikan Agama Islam Institut

Agama Islam Negeri Salatiga.

4. Bapak Rovi’in, M.Pd, selaku pembimbing akademik.

5. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si, selaku pembimbing skripsi.

6. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan berbagai ilmu, serta

karyawan IAIN Salatiga.

7. Keluarga besar panti asuhan Darul Hadlanah Suruh, Kab. Semarang.

8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan untuk kelancaran penelitian

ini.

Page 9: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

ix

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca,

dan pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih memiliki kekurangan. Segala kritik, masukan dan saran yang

membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaannya.

Salatiga, 1 September 2017

Penulis

Page 10: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

x

ABSTRAK

Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

Anak Asuh di Panti Asuhan Darul Hadlanah Suruh Kabupaten Semarang

Tahun 2017. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs.

Abdul Syukur, M.Si

Kata kunci : Peran, Orang Tua Asuh, Pembinaan Kepribadian, Panti Asuhan

Orang tua yang tidak dapat membina dan membentuk kepribadian

anaknya, maka anak berhak diasuh, dibina dan dibentuk kepribadiannya oleh

orang tua asuh. Penelitian ini untuk menjawab permasalahan berikut: Bagaimana

peran orang tua asuh, apa saja faktor pendukung dan penghambat, dan bagaimana

hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan pembinaan kepribadian anak asuh di

panti asuhan Darul Hadlonah Suruh?

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Dengan metode

observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti melakukan wawancara dengan

orang tua dan beberapa anak asuh di panti asuhan Darul Hadlanah Suruh. Untuk

analisis data menggunakan metode reduksi data, menyusun kategorisasi, dan

sintesisasi.

Hasil penelitian menunjukkan: 1) Orang tua asuh sangat berperan dalam

pembinaan kepribadian anak asuh di panti asuhan Darul Hadlanah Suruh, 2)

Faktor pendukung dalam pembinaan kepribadian anak asuh adalah lingkungan

yang islami, 3) Sedangkan faktor penghambat dalam pembentukan kepribadian

anak asuh di panti asuhan Darul Hadlanah Suruh adalah kebiasaan yang dibawa

dari sebelum masuk panti asuhan, dan 4) Hasil dari pembinaan kepribadian yang

telah dilakukan di panti asuhan Darul Hadlanah Suruh sudah terlihat jelas dengan

adanya perubahan-perubahan sikap menjadi lebih baik pada anak asuh dari

sebelum dan sesudah masuk panti asuhan.

Page 11: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN LOGO .................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................. iv

DEKLARASI ............................................................................................. v

MOTTO ..................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

ABSTRAK .................................................................................................. x

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 5

E. Penegasan Istilah .................................................................. 6

F. Penelitian Terdahulu ............................................................. 7

G. Sistematika Penulisan ........................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Peran Orang Tua Asuh ........................................................ 10

Page 12: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

xii

B. Pembinaan Kepribadian Anak .............................................. 11

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian .......................................... 31

B. Lokasi Penelitian .................................................................. 31

C. Sumber Data ......................................................................... 31

D. Prosedur Pengumpulan Data ................................................ 33

E. Analisis Data......................................................................... 35

F. Pengecekan Keabsahan Data ................................................ 37

G. Tahap – Tahap Penelitian .................................................... 38

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS

A. Paparan Data ......................................................................... 39

B. Analisis Data......................................................................... 54

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ............................................................................... 68

B. Saran ..................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 13: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Susunan Pengurus Panti Asuhan Darul Hadlanah Suruh ...... 41

Tabel 4.2 Daftar Anak Asuh ................................................................. 42

Tabel 4.3 Jadwal Kegiatan Harian Anak Asuh ..................................... 46

Tabel 4.4 Jadwal Kegiatan Mingguan Anak Asuh ............................... 47

Tabel 4.5 Daftar Sarana dan Prasarana ................................................. 47

Page 14: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar SKK

2. Nota Pembimbing Skripsi

3. Surat Permohonan Izin Melakuukan Penelitian

4. Surat Keterangan Melakkan Penelitian

5. Lembar Konsultasi

6. Hasil Observasi

7. Pedoman Wawancara

8. Hasil Wawancara

9. Keterangan Inisial

10. Daftar Anak Asuh

11. Dokumentasi

12. Daftar Riwayat Hidup

Page 15: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak merupakan karunia dari Allah SWT yang merupakan

dambaan setiap orang tua. Anak merupakan amanah Allah SWT untuk

orang tua yang harus dididik dan dibimbing dengan baik karena anak juga

menjadi generasi penerus orang tuanya maupun menjadi generasi penerus

bagi agama, nusa dan bangsa. Karena orang tua merupakan guru pertama

bagi anak, maka orang tua mempunyai tugas utama. Tugas utama dan

pertama orang tua adalah menjadi teladan bagi anaknya karena anak

belajar dengan meniru (Setyawan, 2015: 24).

قودها الناس والحجارة علي يآيها الذين امنو ها ا قوا انفسكم واهلكم ناراو

ملئكة غلظ شداد ل يعصون الله مآ امرهم ويفعلون ما يؤ مرون

(٦)التحريم:

Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu,

penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang tidak durhaka kepada

Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)

Dari surat at-Tahrim ayat 6 di atas orang tua berkewajiban menjaga dan

melindungi keluarganya dari perbuatan-perbuatan tercela. Dengan

memberikan teladan, ajaran, yang menjadikan keluarganya patuh terhadap

perintah Allah.

Page 16: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

2

Orang tua mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan

jasmani dan juga kebutuhan rohani anak yang hanya dapat dipenuhi

dengan memberikan pendidikan agama dan akhlak yang baik, yaitu sebuah

pendidikan yang akan menjaga anak agar tidak keluar dari jalan yang

benar, serta pendidikan yang berguna untuk pembentukan kepribadian

anak.

Pada hakikatnya, orang tua adalah pembimbing dan pendidik

dalam keluarga yang pertama dan utama bagi anak-anaknya. Unsur-unsur

keterikatan batin, keakraban pergaulan, dan pengenalan terhadap individu

anak merupakan beberapa faktor pendukung kuat atas keberhasilan

pendidikan terhadap anak dalam keluarga, dan hal itu hanya dimiliki oleh

seorang ibu (Syafei, 2006: 85).

Namun, disaat orang tua tidak dapat melaksanakan peran dan

tugasnya, membina dan membentuk kepribadian anak-anaknya, maka anak

berhak mendapatkan apa yang seharusnya ia dapatkan dari orang tuanya

itu dari orang lain, misalnya orang tua asuh. Pengasuhan anak dapat

berpindah tanagan dari orang tua kandung kepada orang lain yang lebih

memenuhi persyaratan untuk menjadi pengasuh anak apabila orang tua

kandung tidak dapat mengasuh anaknya dengan baik karena disebabkan

oleh suatu alasan. Misalnya, orang tua kandung tidak dapat menafkahi

anaknya, orang tua yang sengaja menelantarkan anaknya, anak yatim

piatu, atau yang lainnya. Maka disinilah tanggung jawab serta peran orang

Page 17: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

3

tua kandung diambil alih oleh orang tua asuh dengan persyaratan dan

ketentuan tertentu.

Tugas orang tua asuh dalam hal ini adalah membesarkan hati anak-

anak asuhnya dan membina dalam pembentukan akhlak dan kepribadian

anak sehingga anak akan tumbuh dengan baik dan mempunyai pribadi

yang baik pula sesuai dengan harapan orang tua. Karakter yanag kuat

dibentuk oleh penanaman nilai yang menekankan tentang baik dan buruk.

Nilai ini di bangun melalui penghayatan dan pengalaman, membangkitkan

rasa ingin dan jijik yang sangat kuat, bukan menyibukkan diri dengan

pengetahuan (Adhim, 2008: 272). Hal tersebut dapat dilakukan oleh orang

tua yang mengasuh anaknya.

Agar anak asuh memiliki kepribadian yang baik, tentunya orang

tua asuh harus memiliki kepribadian yang baik pula dimana akan dicontoh

atau dijadikan suri tauladan bagi anak-anak asuhnya, baik dalam

perbuatan, ucapan maupun sikap, sehingga pembentukan kepribadian

setiap anak asuh mudah dilakukan.

Pendidikan agama dan kepribadian anak asuh tidak hanya menjadi

tanggung jawab guru, kyai, dan ulama saja, tetapi menjadi tanggung jawab

orang tua asuh itu sendiri. Pada panti asuhan Darul Hadlonah Suruh

terdapat 33 anak asuh, dimana setiap anak asuh memiliki sifat dan watak

yang berbeda-beda. Ada yang minder, pemalu, cari perhatian orang, dan

sebagainya. Peran orang tua asuh disini sangat dibutuhkan untuk

membentuk pribadi yang baik bagi anak asuhnya.

Page 18: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

4

Dengan latar belakang masalah diatas, penulis mengadakan

penelitian dengan judul “PERAN ORANG TUA ASUH DALAM

PEMBINAAN KEPRIBADIAN ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN

DARUL HADLONAH, SURUH, KAB. SEMARANG”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka ada beberapa hal yang

menjadi permasalahan yang akan dibahas melalui penelitian ini.

Adapun beberapa masalah itu adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peran orang tua asuh dalam pembinaan kepribadian anak

asuh di panti asuhan Darul Hadlonah Suruh?

2. Apa saja faktor pendukung dalam upaya pembinaan kepribadian anak

asuh di panti asuhan Darul Hadlonah Suruh?

3. Apa saja faktor penghambat dalam upaya pembinaan kepribadian anak

asuh di panti asuhan Darul Hadlonah Suruh?

4. Bagaimana hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan pembinaan

kepribadian anak asuh di panti asuhan Darul Hadlonah Suruh?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendiskripsikan peran orang tua asuh dalam pembinaan

kepribadian anak asuh di panti asuhan Darul Hadlonah Suruh.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dalam upaya pembinaan

kepribadian anak asuh di panti asuhan Darul Hadlonah Suruh.

Page 19: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

5

3. Untuk mengetahui faktor penghambat dalam upaya pembinaan

kepribadian anak asuh di panti asuhan Darul Hadlonah Suruh.

4. Untuk mengetahui hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan

pembinaan kepribadian anak asuh di panti asuhan Darul Hadlonah

Suruh.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan ada manfaat yang dapat

diambil, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi yang positif bagi dunia pendidikan pada umumnya dan

khususnya bagi pembentukan kepribadian anak baik umum maupun

anak asuh di panti asuhan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan masukan terhadap orang tua dalam membentuk

kepribadian anak, baik anak asuh di panti asuhan maupun bagi

anak.

b. Bagi civitas akademika, penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai salah satu acuan penelitian yang relevan dimasa yang akan

datang.

Page 20: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

6

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman penafsiran terhadap judul

penelitian diatas, maka penulis berusaha menjelaskan dari berbagai istilah

pokok yang terkandung dalam judul tersebut, yaitu:

1. Peran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 854), kata peran

diartikan perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang

berkedudukan di masyarakat.

2. Orang Tua Asuh

Orang tua asuh dapat diartikan sebagai komponen orang tua yang

terdiri dari para pengurus panti asuhan. Orang tua asuh memiliki

tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-

anak asuhnya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan

anak asuh untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat (Syafei, 2006:

34).

3. Pembinaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 152), pembinaan adalah

proses atau cara untuk mengusahakan supaya lebih baik. Pembinaan

dilakukan bertujuan agar yang dibina menjadi lebih baik sesuai dengan

yang diharapkan oleh orang yang membina.

4. Kepribadian Anak

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan

berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering di

Page 21: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

7

deskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh

seseorang. Freud berpendapat bahwa, kepribadian sebenarnya pada

dasarnya telah terbentuk pada akhir tahun kelima, dan perkembangan

selanjutnya sebagian besar hanya merupakan penghalusan struktur

dasar itu. Kesimpulan yang demikian itu diambilnya atas dasar

pengalaman-pengalamannya dalam meakukan psikoanalisis (Sumadi,

1990: 163).

F. Penelitian Terdahulu

Rujukan penelitian yang pertama yaitu skripsi dari Rohmatul

Wahidah mahasiswi IAIN Raden Intan Lampung dengan judul Peran

Orang Tua Asuh dalam Pendidikan Akhlak Remaja (Studi Kasus di Panti

Asuhan Roudhotus Sibyan Bandar Lampung). Dalam penelitiannya

peneliti menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Metode pengumpulan data dengan dokumen, rekaman dan catatan arsip,

wawancara, observasi langsung, dan observasi partisipan.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih

menekankan pada pembinaan kepribadian yang dilakukan oleh orang tua

asuh. Subyek penelitian yang diteliti yaitu orang tua asuh dan juga anak-

anak asuh di panti asuhan Darul Hadlanah Suruh.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam menyusun skripsi yang penulis susun,

maka diperlukan cara penulisan yang baik sehingga hasil penelitian tidak

akan keluar dari batasan masalah yang diteliti. Oleh karena itu, perlu

Page 22: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

8

adanya sistematika penulisan yang baik yang terdiri dari 3 bagian dengan

rinciannya sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Bagian awal ini mencakup sampul, lembar berlogo IAIN Salatiga,

judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan

keaslian tulisan, motto dan persembahan.

2. Bagian Inti

Bagian inti terdiri dari 5 bab dengan rinciannya sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini membicarakan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metode penelitian, penegasan istilah, dan

sistematika penulisan skripsi.

Bab II Landasan Teori

Pada bab landasan teori ini, berisi bagai pembahasan teori

yang menjadi landasan teoritik penelitian, khususnya

berkaitan dengan orang tua asuh dalam membina

kepribadian anak panti asuhan.

Bab III Metode Penelitian

Bagian ini memuat uraian tentang metode dan langkah-

langkah penelitian secara operasional yang meliputi:

pendekatan penelitian, jenis penelitian, lokasi penelitian,

Page 23: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

9

sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data,

pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

Bab IV Paparan Data dan Analisis

Berisi paparan data yang diperoleh dari pengamatan, hasil

wawancara, dan deskripsi informasi lainnya yang disajikan

dengan topik pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hasil

analisis data yang diperoleh dari lapangan. Dan juga

menguraikan gagasan peneliti terhadap teori-teori dan

temuan-temuan yang diungkap dari lapangan.

Bab V Penutup

Dalam bab penutup ini diuraikan mengenai kesimpulan

akhir dari hasil penelitian, saran-saran yang berhubungan

dengan pihak-pihak terkait dari subjek penelitian.

3. Bagian Akhir

Pada bagian akhir skripsi memuat lampiran-lampiran dan juga daftar

riwayat hidup penulis.

Page 24: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peran Orang Tua Asuh

Pengertian orang tua asuh adalah warga masyarakat, baik

perorangan maupun kelompok, yang secara sukarela memberi bantuan

pendidikan kepada anak sekolah dari keluarga tidak mampu agar mereka

dapat menyelesaikan pendidikan formalnya. Orang tua asuh juga dapat

diartikan sebagai komponen orang tua yang terdiri dari para pengurus

panti asuhan. Orang tua asuh memiliki tanggung jawab untuk mendidik,

mengasuh dan membimbing anak-anak asuhnya untuk mencapai tahapan

tertentu yang menghantarkan anak asuh untuk siap dalam kehidupan

bermasyarakat.

Secara tradisional, orang tua asuh diartikan sebagai adopsi yang

memiliki tempat tinggal bersama. Namun secara dinamis individu yang

membentuk orang tua asuh dapat digambarkan sebagai anggota dari grup

masyarakat yang paling dasar yang tinggal bersama dan berinteraksi untuk

memenuhi kebutuhan individu maupun antar individu mereka.

Orang tua asuh kali pertama anak-anak mendapat pengalaman dini

langsung yang akan digunakan sebagai bekal hidupnya dikemudian hari

melalui latihan fisik, sosial, mental, emosional dan spiritual (Syafei, 2006:

34).

Berdasarkan Konvensi Hak Anak dijelaskan bagi anak-anak yang

hidup dan berkembang di luar keluarga alami, diberikan ketentuan-

ketentuan khusus untuk memberikan kepada mereka keluarga atau

Page 25: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

11

lembaga asuh alternatif, mengingat bahwa anak-anak bergantung pada

orang dewasa. Inilah yang dimaksud dengan “pengasuh pengganti”. Dalam

konteks Konvensi Hak Anak, anak berhak untuk mendapatkan keluarga

atau keluarga pengganti agar kehidupan dan perkembangannya dapat

dipenuhi dengan baik. Keluarga atau keluarga pengganti bertanggung

jawab untuk memenuhi hak-hak dasar anak. Sedangkan negara

berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah agar hak-hak anak untuk

memperoleh keluarga atau keluarga pengganti dapat terpenuhi, dan agar

keluarga atau keluarga pengganti dapat melaksanakan tanggung jawabnya

dengan maksimal. Secara umum, ketentuan-ketentuan yang tercakup

dalam kelompok lingkungan keluarga atau pengasuh pengganti meliputi

antara lain: tanggung jawab keluarga dalam pengasuhan anak, penempatan

bagi anak-anak yang terpisah dari keluarganya, misalnya anak yatim piatu,

terlantar dan sebagainya (dengan kafalah sebagaimana yang dikenal dalam

hukum Islam, adopsi atau panti-panti yang dikelola oleh negara), serta

melindungi anak-anak dari tindakan kekerasan oleh orang tua, keluarga

atau keluarga pengganti mereka (Nugraha dan Zaman, 2016: 33-34).

B. Pembinaan Kepribadian Anak

1. Kepribadian

Kepribadian atau dalam bahasa Inggrisnya “personality”

berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu prosopon atau persona yang

berarti ‘topeng’ dan biasa digunakan dalam pertunjukan teater. Para

pemain drama dalam pementasa teater selalu menggunakan topeng dan

Page 26: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

12

bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yang dipakainya.

Seolah-olah, topeng itu mewakili ciri karakter tertentu, seperti halnya

topeng dalam pementasan drama. Menurut Schultz (2005) dalam

Hidayat konsep awal dari personaliti adalah tingkah laku yang

ditunjukkan kepada lingkungan sosial dan kesan mengenai diri yang

diinginkan agar dapat ditangkap oleh orang lain (2011:6).

Gordon Allport dalam Hidayat mengklarifikasi lebih dari lima

puluh definisi kepribadian yang berbeda. Menurutnya (dalam Engler,

1995), kepribadian adalah sesuatu yang nyata dalam seorang individu

yang mengarah pada karakteristik perilaku. Sementara itu, menurut

Carl Rogers, seorang ahli kepribadian, kepribadian ataau “diri” adalah

sesuatu yang terorganisasi, berisikan pola persepsi tentang “aku” (self)

atau “aku yang menjadi pusat pengalaman individual” (Engler, 1995).

Menurut B. F Skinner, seorang psikolog behavioral dari Amerika,

istilah “kepribadian” tidak diperlukan untuk memahami perilaku

manusia. Adapun menurut Sigmud Freud, bapak psikonalisis,

kepribadian sebagian besar terdiri dari ketidaksadaran, tersembunyi,

dan tidak diketahui (2011:6).

Kepribadian mendasari atau menjadi penyebab kemunculan

perilaku individual, yang bersumber dari dalam diri dan pegalaman.

Karenanya, dalam menjelaskan kepribadian terdapat beberapa hal yang

harus diperhatikan: pertama, mengenai deskripsi kepribadian yang

harus mempertimbangkan ciri-ciri seseorang. Kita akan

menggambarkan kepribadian seseorang dengan cara

membandingkannya dengan orang lain, kedua, bagaimana kita dapat

memahami dinamika kepribadian, cara seseorang menyesuaikan diri

dengan situasi kehidupan, dan pengaruh budaya terhadap proses

pemikiran, dan ketiga, adalah perkembangan kepribadian (Hidayat,

2011: 7).

Page 27: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

13

Kepribadian sering diartikan atau dihubungkan dengan ciri-ciri

tertentu yang menonjol pada diri individu. Menurut pengertian sehari-

hari, menunjuk kepada bagaimana individu tampil dan menimbulkan

kesan bagi individu-individu lainnya (Koswara, 1991: 10).

Perkembangan kepribadian individu dipengaruhi oleh berbagai

faktor diantaranya faktor hereditas (pembawaan) dan lingkungan.

a. Faktor Hereditas (Pembawaan)

Masa dalam kandungan dipandang sebagai saat (periode)

yang kritis dalam perkembangan kepribadian, sebab tidak hanya

sebagai saat pembentukan pola-pola kepribadian, tetapi juga

sebagai masa pembentukan kemampuan-kemampuan yang

menentukan jenis penyesuaian individu terhadap kehidupan setelah

kelahiran. Lebih lanjut dapat dikemukakan, bahwa fungsi hereditas

dalam kaitannya dengan perkembangan kepribadian adalah:

1) sebagai sumber bahan mentah (raw materials) kepribadian

seperti fisik, intelegensi, dan temperamen,

2) membatasi perkembangan kepribadian (meskipun kondisi

lingkungannya sangat baik/kondusif, perkembangan

kepribadian itu tidak bisa melebihi kapasitas atau potensi

hereditas), dan mempengaruhi keunikan kepribadian (Yusuf

dan Nurihsan, 2008: 21).

b. Faktor Lingkungan (Environment)

Menurut Alfred Adler dalam Hidayat kepribadian

dipengaruhi oleh posisi kelahiran dalam keluarga, situasi sosial,

Page 28: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

14

dan pengasuhan sebagi fungsi dari perluasan perbedaan usia antara

saudara kandung. Dalam pandangan Adler, perbedaan lingkungan

rumah akan memberikan pengaruh kepada perbedaan kepribadian

(2011:9).

Sementara Karen Horney dalam Hidayat percaya bahwa

kebudayaan dan periode waktu tertentu memberikan pengaruh

terhadap kepribadian, misalnya neurosis yang diderita oleh pasien-

pasiennya yang kebetulan orang Jerman dan orang Amerika,

didapati memiliki perbedaan. Horney pun menyoroti perbedaan

lingkungan sosial diantara anak laki-laki dan perempuan. Dia

berpendapat bahwa perkembangan inferioritas perempuan

disebabkan oleh perlakuan tertentu pada anak perempuan dalam

budaya yang didominasi laki-laki (patriarki). Sementara

perempuan yang dibearkan dalam budaya matriarki akan memiliki

karakteristik kepribadian yang berbeda dan harga diri (self esteem)

yang lebih tinggi (2011: 9).

Menurut Erich From dalam Hidayat percaya bahwa pengaruh

kekuatan dan kejadian dalam sejarah memberi pengaruh yang lebih

luas dalam membentuk kepribadian seseorang. Misalnya, setiap

periode dalam sejarah, baik zaman pertengahan, renaissance,

reformasi protestan, maupun zaman revolusi industri akan

membentuk kepribadian yang berbeda atau tipe karakter yang lebih

sesuai dengan kebutuhan pada zaman tersebut (2011: 10).

Menurut Allport dan Cattel dalam Hidayat faktor lingkungan

penting terhadap pembentukan kepribadian. Menurut Allport,

meskipun faktor genetik merupakan dasar kepribadian, tetapi

lingkungan sosiallah yang membentuk bahan dasar tersebut

menjadi produk akhir. Cattel berpendapat bahwa hereditas adalah

faktor penting pembentuk kepribadian, tetapi faktor lingkungan

yang pada akhirnya memberikan pengaruh dalam perluasan

kepribadian (2011: 10).

Menurut Erik Erikson dalam Hidayat delapan tahapan

perkembangan bersumber dari pembawaan (innate), tetapi

lingkunganlah yang menentukan cara untuk tahapan yang berbasis

genetik dicapai. Erikson percaya pengaruh dari kekuatan sejarah

dan sosial terhadap pembentukan identitas ego. Maslow dan

Rogers menyatakan bahwa aktualisasi diri adalah sesuatu yang

bersifat dari dalam (innate), tetapi mereka mengakui bahwa faktor

lingkungan akan mendorong atau sebaliknya menghambat

kebutuhan aktualisasi diri (2011: 10).

Setiap individu mempunyai kepribadain tersendiri dengan

karakteristik atau ciri-ciri yang khas dan unik. Hal tersebut dapat

Page 29: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

15

dijadikan sebagai pembeda individu. Artinya, kepribadian seseorang

tidak akan pernah sama dengan kepribadian orang lain.

Menurut Elizabeth dalam Kartini kepribadian ada yang sehat

dan tidak sehat. Asumsi sehat di sini dapat dipersamakan dengan hal-

hal yang positif. Berikut ini ciri-ciri kepribadian yang sehat (positif):

a. Mampu menilai diri sendiri apa adanya, baik tentang kelebihan dan

kekurangan secara fisik, pengetahuan, maupun keterampilan.

b. Mampu menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialami

apa adanya secara wajar dan tidak mengharapkan situasi atau

kondisi kehidupan dengan sesuatu yang sempurna.

c. Mampu menilai keberhasilan dan menanggapinya secar rasional

(masuk akal).

d. Mau menerima tanggung jawab dan mempunyai keyakinan terhadap

kemampuan untuk memecahkan dan mengatasi masalah kehidupan

yang dialaminya.

e. Mempunyai sifat mandiri, baik dalam berpikir, dan bertindak,

mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan

diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di

lingkungannya.

f. Mampu mengendalikan emosi, dapat menghadapi situasi frustasi,

depresi, atau stres secara positif dan tidak destruktif (merusak).

g. Mampu merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap kegiatan dan

kehidupannya berdasarkan pertimbangan yang rasional, bukan atas

dasar paksaan dari luar.

h. Peduli lingkungan, fleksibel (luwes) dalam berpikir, terbuka

terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya menjadi orang lain.

i. Mau berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial.

j. Mengarahkan hidupnya berdasarkan keyakinan agama yang

dianutnya.

k. Kehidupan penuh kebahagiaan.

Dan ada beberapa ciri-ciri yang menunjukkan bahwa kepribadian

seseorang itu tidak sehat atau negatif:

a. Mudah tersinggung atau marah.

b. Mudah cemas atau khawatir.

c. Merasa tertekan (stres atau depresi).

d. Senang mengganggu orang lain, terutama yang usianya lebih muda.

e. Perilakunya sering menyimpang meskipun sudah diperingatkan.

f. Terbiasa berbohong.

g. Hiperaktif (sangat aktif).

h. Suka mencemooh orang lain.

i. Kurang bertanggung jawab.

j. Pesimis (harapan tipis).

Page 30: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

16

k. Pemarah.

l. Memusuhi semua bentuk kekuasaan (otoritas) (2009: 13-29).

Teori tentang kepribadian ada tiga, yaitu sebagai berikut:

a. Kepribadian dalam Teori Psikoanalisa

Dalam teori psikoanalisa, kepribadian dipandang sebagai

suatu struktur yang terdiri dari tiga unsur sistem, yakni id, ego, dan

super ego. Meskipun ketiga sistem tersebut memiliki fungsi,

kelengkapan, prinsip-prinsip operasi, dinamisme, dan

mekanismenya masing-masing, ketiga sistem kepribadian ini satu

sama lain saling berkaitan serta membentuk totalitas.

1) Id

Id (istilah Freud: das Es) adalah sistem kepribadian yang

paling dasar, sistem yang di dalamnya terdapat naluri-naluri

bawaan. Untuk duasistem yang lainnya, id adalah sistem yang

bertindak sebagai penyedia atau penyalur energi yang

dibutuhkan oleh sistem-sistem tersebut untuk operasi-operasi

atau kegiatan-kegiatan yang dilakukannya (Koeswara, 1991:

32).

Fungsi dari das Es sebagai suatu sistem dari sistem total

kepribadian adalah:

a) Sebagai sumber atau reservoir segala tenaga atau energi

jiwa dan menyediakan seluruh energi atau daya untuk

Page 31: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

17

menjalankan sistem Ego dan sistem Super Ego, dalam

membangun tingkah laku manusia.

b) Berhubungan erat dengan proses-proses jasmaniah

(metabolisme) untuk memperoleh energinya.

Sifat-sifat das Es adalah sebagai berikut:

a) Asli, kodrati, yakni sebagai sistem kepribadian pembawaan.

b) Sebagai rahim atau medan, ataupun kancah, yaitu tempat

Ego dan Super Ego berkembang.

c) Secara psikologis diwariskan dan telah ada sejak bayi lahir.

d) Sebagai sumber energi yang bersifat primitif, asli, kodrati,

impulsif, imaginatif.

e) Freud mengatakan, bahwa das Es sebagai kenyataan psikis

yang sebenarnya, karena das Es mempresentasikan dunia

batin pengalaman subjektif dan tidak mengenal kenyataan

objektif.

Das Es mempunyai komponen sebagai berikut:

a) Das Es berisi segala sesuatu yang bersifat pembawaan,

yakni nafsu-nafsu, dorongan-dorongan, dan insting-insting.

b) Das Es berisi juga kompleks-kompleks terdesak.

Prinsip kerja das Es adalah sebagai berikut:

Page 32: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

18

a) Kerja yang efektif, mencari kenikmatan dan menolak

penderitaan.

b) Prinsip kerja das Es juga disebut prinsip reduksi tegangan

agar kembali kpada keseimbangan, dapat disebut prinsip

reduksi untuk keseimbangan.

Dinamisme kerja das Es adalah sebagai berikut:

a) Das Es dapat memperbesar tegangan yang menyebabkan

dorongan atau nafsu-nafsu menjadi kuat.

b) Das Es dapat memperkecil tegangan, sehinga tenaga

doronganmenjadi lemah.

c) Da Es membuat keseimbangan setelah kenikmatan tercapai.

d) Das Es juga menggerakkan kompleks-kompleks terdesak

untuk muncul dalam kesadaran.

e) Das Es memobilisir energi psikis sehingga hidup manusia

berlangsung.

Mekanisme kerja das Es adalah sebagai berikut:

a) Tindakan-tindakan refleks, yakni semua refleks termasuk

perbuatan-perbuatan salah yang tidak disengaja.

b) Proses primer, yakni suatu proses untuk merasakan

kepuasan atau kenikmatan itu hanya dalam imajinasi saja,

dalam bayangan saja. Bermacam-macam mimpi yang

dialami oleh individu, termasuk proses ini, karena dengan

Page 33: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

19

mimpi sering dapat menimbulkan kenikmatan atau

kelegaan.

c) Menghadirkan Ego untuk menghubungkan keinginan das

Es dengan dunia riil. Proses pengoperan energi dan tugas

kepada Ego inilah yang disebut proses sekunder.

d) Energi jiwa dalam das Es juga menggerakkan semua

kompleks terdesak, untuk mencari jalan-jalan keluar

(Fudyartanta, 2012: 135-137).

2) Ego

Ego adalah sistem sistem kepribadain yang bertindak

sebagai pengarah individu kepada dunia objek dari kenyataan,

dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan (the

reality princieple).

Menurut Freud, ego terbentuk pada struktur kepribadian

individu sebagai hasil kontak dengan dunia luar. Adapun

proses yang dimiliki dan dijalankan ego sehubungan dengan

upaya memuaskan kebutuhan atau mengurangi tegangan oleh

individu adalah proses sekunder (secondary process). Dengan

proses sekundernya ini, ego memformulasikan rencana bagi

pemuasan kebutuhan dan menguji apakah rencana tersebut

bisa dilaksanakan atau tidak.

Sekilas akan tampak bahwa antara id dan ego hampir

selalu terjadi konflik atau pertentangan. Tetapi bagaimanapun,

Page 34: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

20

menurut Freud, ego dalam menjalankan fungsinya tidaklah

ditunjukkan untuk menghambat pemuasan kebutuhan-

kebutuhan atau naluri-naluri yang berasal dari id, melainkan

justru bertindak sebagai peranara dari tuntutan-tuntutan

naluriah organisme di satu pihak dengan keadaan lingkungan

di pihak lain. Yang dihambat oleh ego adalah pengungkapan

naluri-naluri yang layak atau tidak bisa diterima oleh

lingkungan. Jadi fungsi yang palinga dasar dari ego itu tidak

lain sebagai pemelihara kelangsungan hidup individu

(Koswara, 1991: 33-34).

Ego mempunyai fungsi atas amanat das Es akan

berfungsi sebagai translator, eksekutor, organisator dan

regulator dalam mengelola tugas-tugas dari das Es untuk

berhubungan dengan dunia nyata.

Karena ego harus menghadapi dunia nyata, maka

sifatnya harus realistis, rasional, etis, regulatif. Jadi, harus

memfungsikan cipta, rasa, karsa dan tindakan yang tepat.

Semua proses psikis yang nyata dan rasional untuk

mewujudkan tindakan nyata yang dapat diterima oleh dunia

objektif. Maka komponennya adalah cipta, rasa, karsa dan

performan.

Prinsip kerjan dari ego adalah prinsip realitas, rasional

dan etis. Dinamismenya mengatur tugas objektif dengan

Page 35: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

21

menerima, menunda atau menolak keinginan-keinginan das Es

sesuai dengan dunia riil. Sedangkan mekanisme kerjanya

adalah melaksanakan dengan tindakan-tindakan nyata untuk

mencapai tujuan yang diinginkan (Fudyartanta, 2012: 138).

3) Superego

Superego (istilah Freud: das Ueberich) adalah sistem

kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang

sifatnya evaluatif (menyangkut baik-buruk). Menurut Freud,

superego terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai atau aturan-

aturan oleh individu dari sejumlah figur yang berperan,

berpengaruh, atau berarti bagi individu tersebut seperti orang

tua dan guru (Koswara, 1991: 35).

Superego berperan sebagai berikut:

a) Memegang wewenang moral dalam kepribadian.

b) Mencerminkan yang ideal dan bukan yang riil.

c) Memperjuangkan kesempurnaan dan bukan kenikmatan.

d) Super Ego terutama memerhatikan untuk memutuskan

apakah sesuatu itu benar atau salah agar dapat bertindak

sesuai dengan norma-norma moral yang diakui oleh wakil-

wakil masyarakat.

e) Super Ego sebagai wakil tingkah laku yang

diinternalisasikan berkembang dengan memberikan

Page 36: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

22

respons terhadap hadiah-hadiah atau hukuman-hukuman

yang diberikan oleh orang tua.

Super Ego mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:

a) Merintangi impils-impuls dari das Es, terutama impuls-

impuls seksual dan agesif, kaena pernyataan-pernyataan

impuls-impuls tersebutlah yang dikutuk oleh masyarakat.

b) Super Ego mendorong Ego untuk menggantikan tujuan-

tujuan yang realistis dengan tujuan-tujuannya yang

moralitas.

c) Super Ego mengejar kesempurnaan. Jadi, super ego

cenderung untuk menentang das Es dan Ego, dan membuat

dunia menurut gambarannya sendiri. Hal ini sedikit banyak

super ego lalu bersifat subjektif dan irasional (Fudyartanta,

2012: 141-142).

b. Kepribadian dalam Teori Behaviorisme

Behaviorisme merupakan orientasi teoritis yang di dasarkan

pada premis bahwa psikologi ilmiah harus berdasarkan studi

tingkah laku yang teramati (observeable behavior). Watson

mengemukakan bahwa psikologi harus meninggalkan fokus kajian

yang terkait dengan proses mental, dan mengalihkan fokus

kajiannya kepada tingkah laku yang tampak (overt behavior).

Para ahli behavioristik lebih memperhatikan

kecenderungan-kecenderungan respon yang dapat diamati. Mereka

Page 37: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

23

memandang kepribadian individu sebagai “koleksi kecenderungan

respon yang terkait dengan sebagai situasi rangsangan yang

beragam” (Yusuf dan Nurihsan, 2008: 123).

Behaviorisme memandang manusia sangat mekanistik,

karena menganalogikan manusia seperti mesin. Konsep mengenai

stimulus-respons seolah-olah menyatakan bahwa manusia akan

bergerak atau melakukan sesuatu apabila ada stimulus.

Skinner adalah salah satu ahli waris behaviorisme yang

dikembangkan Watson. Bagi Skinner, istilah “kepribadian” tidak

ada, yang ada adalah perilaku, karena perilaku sepenuhnya dapat

dipahami karena merupakan tanggapan terhadap faktor-faktor dari

lingkungan. Upaya untuk memahami atau menjelaskan perilaku

sebagai struktur internal, seperti kepribadian atau ego hanya

merupakan fiksi,karena istilah ini tidak cukup membantu (Hidayat,

2011: 127).

Berdasarkan perspektif behaviorisme Skinner , studi

tentang kepribadian melibatkan pengujian yang sistematis dan

pasti atas sejarah hidup atau pengalaman belajar dan latar

belakang genetik atau faktor bawaan yang khas dari individu.

Menurut Skinner, individu adalah organisme yang memperolah

perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar. Dia bukanlah

agen penyebab tingkah laku, melainkan tempat kedudukan atau

suatu point di mana faktor-faktor lingkungan dan bawaan yang

Page 38: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

24

khas secara bersama menghasilkan akibat (tingkah laku) yang khas

pula pada individu tersebut.

Bagi Skinner studi tentang kepribadian itu ditujukan kepada

pola yang khas dari kaitan antara tingkah laku organisme dan

konsekuensi-konsekuensi yang diperkuatnya. Dalam

memformulasikan sistem tingkah laku, Skinner membedakan dua

tipe respons tingkah laku, yakni responden dan operan (operant).

Dalam arti singkatnya, tingkah laku responden adalah suatu

respons yang spesifik yang ditimbulkan oleh stimulus yang

dikenal, dan stimulus itu selalu mendahului respons. Contoh

tingkah laku responden itu antara lain menyempitkan pupil mata

untuk mengurangi stimulasi cahaya, menggigil karena kedinginan,

dan keluarnya air liur karena melihat makanan. Orang yang

pertama menemukan bahwa tingkah laku responden itu bisa

dikondisikan adalah Ivan Pavlov, dengan percobaannya yang

benama pengondisian klasik (classical conditioning), dengan

menggunakan seekor anjing sebagai subjeknya (Koswara, 1991:

77-78).

Respons dalam conditioning operan adalah sesuatu

tindakan yang terjadi tanpa didahului stimulus, melainkan oleh

efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer adalah stimulus

yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons

tertentu, akan tetapi tidak sengaja diadakan sebagai pasangan

Page 39: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

25

stimulus lainnya seperti dalam classical respondent conditioning

(Sobur, 2003: 227-228). Dalam pandangan Skinner, hukum-

hukum fungsional dari tingkah laku paling baik dikembangkan

dengan memusatkan pada faktor-faktor yang meningkatkan dan

atau mengurangi probabilitas kemunculan respons di lain waktu

dari pada menciptakan stimulus spesifik yang memacu respons.

Dalam pengkondisian operant, tingkah laku organisme perlu

diukur dan dicatat begitu tingkah laku itu muncul. Dalam

percobaan tikus menekan pengungkit, contohnya, setiap kali tikus

menekan pengungkit, pena digerakkan oleh pencatat elektris

membuat tanda pada kertas atau pita pencatat yang bergerak

secara konstan. Alat pencatat otomatis ini, disebut pencatat

kumulatif (Koswara, 1991: 82).

c. Kepribadian dalam Humanistik

Maslow yakin bahwa banyak tingkah laku manusia yang

bisa diterangkan dengan memperhatikan tendensi individu untuk

mencapai tujuan-tujuan personal yang membuat kehidupan bagi

individu yang bersangkutan penuh makna dan memuaskan

(Koswara, 1991: 118). Maslow memaparkan teori tentang basic

needs dan meta needs. Basic needs atau kebutuhan dasar meliputi

lapar, kasih sayang, rasa aman, harga diri. Sementara kebutuhan

meta meliputi keadilan, kesatuan, kebaikan, keteraturan, keindahan.

Maslow menyusun kebutuhan tersebut secara hirarkis dari

kebutuhan terendah atau kebutuhan dasar sampai kebutuhan

tertinggi yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Lima jenis kebutuhan

dari Maslow tersebut adalah:

1) Physiological Need

Physiological needs adalah kebutuhan dasar manusia

yaitu paling mendesak untuk dipenuhi karena berkaitan dengan

kelangsungan hidup. Kebutuhan ini berupa makan, minum,

oksigen, istirahat, dan keseimbangan temperatur. Kebutuhan

dasar merupakan kebutuhan yang mendesak, yang mendorong

Page 40: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

26

manusia melakukan usaha untuk memenuhi kebutuhan lain

yang berada diatasnya. Bila kebutuhan fisiologi tidak dipenuhi,

maka individu tidak akan bergerak untuk meraih kebtuhan

yang lebih tinggi.

2) Safety Need

Yaitu kebutuhan akan rasa aman. Merupakan kebutuhan

psikologis yang fundamental dan perlu dipenuhi. Apabila

pemenuhan kebutuhan akan merasa terhambat pemenuhannya,

akan menimbulkan gangguan kepribadian yang serius.

Walaupun begitu, kebutuhan ini hanya akan tercapai setelah

seseorang terpenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan akan rasa

aman terlihat dari orang yang mendambakan suasana tenang,

aman jauh dari gangguan dan kekacauan, nyaman dan bebas

dari tekanan atau ancaman.

Kebutuhan rasa aman dibedakan menjadi dua yaitu aman

secara fisik dan aman secara psikologis. Aman secara fisik

ditandai dengan keadaan bebas rasa sakit, bebas dari gangguan

dan kekacauan sedangkan aman secara psikis terlihat dari

tiadanya rasa takut, cemas dan ada perlindungan.

3) Love and Belongingness

Kebutuhan kasih sayang dan kebersamaan, merupakan

kebutuhan yang mendorong seseorang berinteraksi secara

afektif dan emosional dengan orang lain. Kebutuhan ini

tumbuh di lingkungan keluarga, berkembang ke lingkungan

kelompok sebaya dan akhirnya menuju pada kelompok sosial

yang lebih luas. Kurangnya kasih sayang menyebabkan

perkembangan seseorang terlambat.

4) Self Esteem

Self esteem mengandung dua konsep yaitu rasa harga diri

oleh diri sendiri serta penghargaan yang diberikan orang lain

terhadap diri seseorang. Harga diri meliputi kebutuhan akan

kepercayaan diri, kompetisi, penguasaan, prestasi, kebebasan

dan tidak ketergantungan atau independent. Sementara

kebutuhan penghargaan dari orang lain meliputi prestise,

pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, nama baik dan

penghargaan.

Terpenuhinya self esteem pada diri seseorang akan

merangsang timbulnya sikap percaya diri, rasa kuat, rasa

mampu, rasa berguna, sementara self esteem rendah

menghasilkan sikap rendah diri, rasa tak pantas, rasa lemah,

rasa tak mampu, rasa tak berguna menyebabkan yang

bersangkutan dihantui kehampaan, keraguan dan keputusasaan

menghadapi hidup.

5) Self-Actualization

Need for self actualization merupakan keutuhan tertinggi

dari semua kebutuhan yang dikemukakan Maslow. Kebutuhan

Page 41: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

27

ini akan muncul dan terpuaskan bila kebutuhan lain di

bawahnya sudah terpenuhi. Aktualisasi diri merupakan

kebutuhan yang ada dalam diri manusia untuk

mengekspresikan , mengembangkan segala kemampuan dan

potensi yang dimiliki. Juga merupakan dorongan dalam diri

untuk menjadi diri sendiri seperti apa yang dikehendaki. Bisa

juga dikatakan sebagai pengungkapan hasrat untuk

menyempurnakan keberadaannya (Sriyanti, 2013: 81-83).

2. Metode Pembinaan Kepribadian

Metode adalah cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk

mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien. Metode

ini bertujuan agar obyek atau sasaran dari pembinaan ini mengerti,

menghayati dan kemudian mengamalkan apa yang telah disampaikan

oleh pembimbing.

Sedangkan metode atau cara yang dilakukan oleh Rasulullah

dalam pengajaran adalah sebagai berikut:

a. Metode pengajaran Rasulullah dengan keteladanan dan akhlak

mulia

Diantara metode-metod terpenting, agung dan nyata yang

ditempuh oleh Rasulullah dalam proses pengajaran adalah dengan

teladan dan akhlak (budi pekerti) yang baik. Beliau adalah orang

pertama yang melakukan sesuatu sebelum menyuruh orang lain

(muridnya) melakukan sesuatu itu. Sehingga, orang lain pun akan

dapat mengikuti dan melakukan sebagaimana yang mereka lihat

dari beliau.

Berdasarkan teori di atas maka dapat diambil kesimpulan

bahwa pengaruh metode pengajaran dengan memberikan contoh-

Page 42: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

28

contoh perbuatan (teladan) sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah

akan lebih kuat bersemayam di dalam hati dan memudahkan

pemahaman serta ingatan.

b. Pengajaran Rasulullah secara bertahap

Rasulullah dalam melakukan aktivitas pengajaran, beliau

senantiasa memperhatikan pentahapan (graduasi) belajar. Beliau

mengajarkan hal-hal yang penting sedikit demi sedikit (bertahap)

hingga semua materi yang beliau ajarkan dapat diterima (dipahami)

dengan mudah dan tersimpan di dalam setiap hati orang yang

belajar kepada beliau, baik secara hafalan maupun pemahaman.

c. Pengajaran Rasulullah dilakukan dengan memperhatikan situasi

dan kondisi peserta didik

Rasulullah dalam memberikan pengajaran (kepada para

sahabat), beliau senantiasa memperhatikan waktu dan kondisi yang

tepat, dan disesuaikan dengan waktu dan kondisi mereka. Hal ini

beliau lakukan agar mereka tidak bosan. Beliau juga selalu

berusaha menjaga tujuan dan keseimbangan (dalam proses

pengajarannya).

d. Rasulullah mengajar dengan memberikan nasihat dan peringatan

Metode pengajaran beliau yang sangat penting adalah

dengan memberikan nasihat dan peringatan. Hal ini sebagaimana

firman Allah di dalam al-quran al-karim:

ر فان الذ كرى تنفع المؤمنين ذ ك (٥٥)الذاريات: و

Page 43: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

29

Artinya:

“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya

peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin.” (al-

Dzariyat: 55).

e. Rasulullah mengajar dengan memberikan dorongan (motivasi) dan

menakut-nakuti (memberi peringatan)

Metode pengajaran Rasulullah SAW yang lain adalah

memberikan dorongan (motivasi) kepada para pendengar (para

sahabat) untuk mencintai (melakukan) amal kebaikan dan

menjauhkan diri dari berbuat kejahatan. Dalam memberikan

dorongan (untuk berbuat kebajikan), biasanya beliau menyebutkan

pahala dan manfaat-manfaat yang akan diperoleh apabila kebajikan

tersebut dilaksanakan. Sebaliknya, dalam hal memberi peringatan

(agar menjauhi perbuatan tercela), beliau juga menyebutkan siksa

dan bahaya yang akan diterima bila perbuatan keji yang dilakukan

(Abu Ghuddah, 2005: 59-181).

3. Anak

Pasal 1 Konvensi Hak Anak secara umum mendefinisikan anak

sebagai orang yang belum mencapai usia 18 tahun, namun dalam pasal

tersebut juga mengakui kemungkinan adanya perbedaan atau variasi

dalam penentuan batas usia kedewasaan di dalam peraturan

perundang-undangan dari tiap-tiap negara peserta (Nugraha dan

Zaman, 2016: 31-32)

Page 44: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

30

Hak-hak anak dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak

Asasi Manusia secara eksplisit menyebutkan, bahwa setiap anak

Indonesia memiliki hak sebagai berikut:

a. Hak untuk hidup.

b. Hak anak untuk dilindungi orang tua, keluarga, masyarakat, dan

negara.

c. Hak anak untuk beribadah.

d. Hak anak untuk dilindungi secara hukum dari kekerasan fisik,

mental, dan penelantaran.

e. Hak pendidikan.

f. Hak untuk beristirahat dan berekspresi.

g. Hak memperoleh kesehatan.

h. Hak untuk dilindungi dari eksploitasi sosial (Nugraha dan Zaman,

2016: 15).

Page 45: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Ditinjau dari objeknya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan,

karena data-data yang diperlukan untuk menyusun karya ini diperoleh dari

lapangan, sedangkan sifat penelitian ini adalah diskriptif-kualitatif yaitu

penelitian yang bertujuan menggambarkan secara sistematis mengenai

fakta-fakta yang ditemukan dilapangan bersifat verbal, berupa kalimat,

fenomena-fenomena dan tidak berupa angka-angka. Data yang

dikumpulkan dinyatakan dalam bentuk nilai relatif, dilakukan pada

penelitian sosial dan hasilnya bersifat objektif (Sukandarrumidi, 2002:13).

B. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Panti Asuhan Darul

Hadlanah Suruh, yang bertempat di Desa Reksosari RT 09 RW 01,

Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Tempat dipilih karena pihak

sekolah memberikan keluasan kepada peneliti untuk melakukan penelitian

dan tersedia sumber informasi yang dibutuhkan peneliti. Waktu penelitian

dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan, mulai dari tanggal 7 Agustus

2017 sampai dengan 30 Agustus 2017.

C. Sumber Data

Peneliti berusaha mencari dan mengumpulkan berbagai data dari

sumber yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

Page 46: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

32

1. Data Primer

Data primer menurut Suryabrata (1995: 84) merupakan data

yang langsung dikumpulkan dari peneliti dari sumber pertamanya atau

sumber-sumber dasar yang terdiri dari bukti-bukti atau saksi utama

dari kejadian (fenomena) objek yang diteliti dan gejala yang terjadi di

lapangan.

Sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan melakukan penggalian data dari panti suhan Darul Hadlonah

Suruh dengan mencari keterangan orang yang terlibat secara langsung

terutama anak-anak asuh, orang tua asuh dan para pengurus panti

asuhan Darul Hadlanah Suruh sebagai sumber untuk menggali

informasi terkait penelitian. Untuk mendapatkan informasi ini peneliti

menggunakan metode wawancara.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang didapat atau diperoleh

secara tidak langsung, data sekunder mencangkup data yang diperoleh

dari arsip-arsip, dokumen, catatan dan laporan dari data yang ada di

panti asuhan, yaitu daftar anak asuh, tata tertib, jadwal kegiatan,

struktur pengurus panti asuhan Darul Hadlanah Suruh, foto-foto dan

lainnya.

Hal ini dilakukan karena data yang digali harus valid sehingga

peneliti harus melakukan pengamatan secara langsung dan

mengobservasi di lapangan yang menghasilkan data yang lengkap dan

Page 47: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

33

dapat dipertanggung jawabkan. Peneliti menggunakan data sekunder

untuk memperkut penemuan dan melengkapi informasi yang telah

dikumpulkan melalui wawancara langsung berupa.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang utama. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar yang di tetapkan. (Sugiyono,

2010:193).

Data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis memperolehnya

dengan menggunakan beberapa metode, yaitu:

1. Observasi

Observasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti

pengamatan atau peninjauan secara cermat. Menurut Nasution dalam

Satori dan Komariah observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.

Para ilmuan hanya bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenal

dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi (2010: 105).

Teknik observasi digunakan untuk menggali data sumber data

yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda, serta rekaman

gambar. Peneliti menggunakan teknik observasi langsung dengan

melakukan pengamatan secara langsung di tempat penelitian.

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang sering

digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara adalah interaksi

Page 48: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

34

antara dua orang atau lebih dengan maksud memperoleh informasi.

Wawancara dapat digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneiti menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan peneliti

ingin mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan informasi yang

lebih mendalam.

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang

memberi jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011: 186).

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara tidak terstuktur dan

bersifat terbuka. Hal ini dimaksud untuk menggali kedalaman

informasi berdasarkan pandangan subyek yang diteliti dengan

menciptakan suasana akrab sehingga informasi yang diteliti lebih rinci,

jujur, dan mendalam.

Wawancara penelitian ini, peneliti langsung menanyakan

kepada beberapa anak asuh dan orang tua asuh panti asuhan Darul

Hadlanah Suruh untuk menanyakan peran orang tua asuh dalam

pembinaan kepribadian anak asuh di panti asuhan Darul Hadlanah

Suruh, dan juga kepada salah satu pengurus panti untuk menanyakan

sejarah berdirinya panti asuhan Darul Hadlanah Suruh.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengambilan data yang diperoleh

dengan bahan-bahan yang tersimpan dalam arsip-arsip berupa catatan

Page 49: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

35

pribadi, surat pribadi, buku harian, laporan kerja, notulen rapat, catatan

kasus, rekaman kaset, rekaman video, foto, dan lain sebagainya.

(Sukandarrumidi, 2004: 101).

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari anak-anak

asuh, orang tua asuh, dokumen atau arsip panti dan pihak-pihak lain

yang dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian.

E. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

penjabaran ke dalam unit-unit, melakukan sintes, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain

(Sugiyono, 2013: 89).

Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses sistematis

untuk mencari dan mengatur transkrip wawancara, catatan lapangan, dan

materi-materi lain untuk menemukan apa yang penting dilaporkan kepada

orang lain sebagai temuan penelitian (Nurul Ulfatin, 2014: 241).

Metode yang digunakan untuk membahas sekaligus sebagai

kerangka pikir pada penelitian adalah sebagai berikut:

Page 50: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

36

1. Reduksi Data

Mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2014: 338).

Reduksi data, penulis mengumpulkan data hasil wawancara

ataupun informasi lain dari hasil observasi. Hasil data ataupun

informasi yang diperoleh disusun secara sistematis dan identifikasi

secara sederhana agar memperoleh gambaran yang sesuai dengan

tujuan penelitian.

2. Menyusun Kategorisasi

Kategorisasi merupakan upaya memilih-milih setiap satuan

kedalam bagain-bagian yang memiliki kesamaan (Moleong, 2009:

288). Penulis kemudian mengklasifikasikan atau mengolah

berdasarkan kategori masing-masing menurut fokus masalahnya.

3. Sintesisasi

Mensintesiskan merupakan mencari kaitan antara satu kategori

dengan kategori lainnya (Moleong, 2009: 289). Penulis melakukan

penanganan suatu objek tertentu dengan cara menggabung-gabungkan

pengertian yang satu dengan yang lainnya, sehingga menghasilkan

pengertian yang baru. Dengan demikian sintesis dilakukan dengan

pendekatan deskriptif.

Page 51: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

37

F. Pengecekan Keabsahan Temuan

Menguji keabsahan data yang diperoleh, penulis menggunakan

cara ketekunan dan keajegan pengamatan serta triangulasi yaitu teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar

data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap

data itu (Moleong, 2009: 330). Dalam pelaksanaannya peneliti

membandingkan data dari informan primer dengan informan lain, hingga

data benar-benar dapat teruji kebenarannya.

Jenis teknik triangulasi yang digunakan antara lain:

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber. Triangulasi sumber yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain para anak asuh, orang tua asuh, dan para pengurus panti

lainnya.

2. Triangulasi Teknik

Triangaulasi teknik pengumpulan data digunakan untuk

menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam

penelitian ini di mana peneliti menggunakan teks wawancara,

observasi, dan dokumentasi pada seorang sumber dengan data

permasalahan yang sama.

Page 52: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

38

3. Triangulasi Waktu

Pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara

melakukan pengecekan dengan wawancara dalam waktu yang berbeda.

G. Tahap-tahap Penelitian

1. Penelitian Pendahuluan

Penulis mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan topik

penelitian, kemudian menyusun kerangka atau bahan untuk memulai

penelitian.

2. Pengembangan Desain

Setelah data-data dari buku terkumpul, penulis melaksanakan

observasi ke lapangan untuk mencocokkan hasil temuan pustaka

dengan realita di lapangan.

3. Penelitian Lapangan

Penulis melakukan penelitian di lapangan, dan mengambil

data-data yang dibutuhkan dalam penelitian, kemudian data tersebut

dianalisis dan dilaporkan.

Page 53: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

39

BAB IV

PAPARAN DATA DAN ANALISIS

A. Paparan Data

1. Gambaran Umum Panti Asuhan Darul Hadlanah Suruh

a. Sejarah berdirinya panti asuhan Darul Hadlanah

Berdirinya Panti Asuhan Darul Hadlanah Suruh tidak

lepas dari peran ibu-ibu pengajian Muslimat cabang Suruh pada

tahun 1992. Berawal dari kegiatan ibu-ibu pengajian Muslimat

cabang Suruh yang kerap memberikan santunan kepada anak-anak

yatim, piatu, dan dhuafa’ yang dilakukan secara berkala, kemudian

dari ibu-ibu Muslimat ini muncullah gagasan untuk

mengasramakan anak-anak yatim, piatu dan dhuafa’ yang

menerima santunan rutin tersebut.

Kemudian, pada tahun 1994 sekitar 9 anak yatim, piatu

dan dhuafa’ dari Kecamatan Suruh dan sekitarnya diasramakan di

rumah salah satu anggota pengajian Muslimat cabang Suruh yaitu

di rumah Ibu Faizah yang bertempat di RT 09 RW 01 Reksosari,

Suruh. Tepat satu tahun kemudian, kelurga Ibu Faizah

memberiakan wakaf tanah di samping rumahnya yang kemudian

dibangun panti asuhan dengan dua lantai. Lantai satu untuk

kegiatan yayasan dan untuk tempat tinggal pengasuh sedangkan

lantai dua untuk asrama anak putra. Untuk asrama putri masih tetap

di rumah Ibu Faizah. Untuk tahun-tahun berikutnya seiring

bertambahnya anak asuh dan bertambahnya donatur, pihak panti

Page 54: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

40

dapat membeli tanah persis di depan bangunan lama dan langsung

di bangun dua lantai dan dapur. Lantai satu untuk aula dan lantai

dua untuk asrama putri.

b. Letak geografis panti asuhan Darul Hadlanah Suruh

Panti asuhan Darul Hadlanah terletak di Desa Reksosari

RT 09 RW 01, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Tepat

berada di samping TK Muslimat Reksosari dan juga berbatasan

dengan gedung sekolah MAN Suruh.

c. Visi dan misi panti asuhan Darul Hadlanah Suruh

1) Visi panti asuhaan Darul Hadlanah

Terbentuknya insan yang mandiri, berprestasi, berbudi pekerti

luhur, sejahtera lahir batin.

2) Misi panti suhan Darul Hadlanah

Dalam mewujudkan visinya, panti asuhan Darul Hadlanah

memiliki misi berikut:

a) Menyediakan kebutuhan dasar anak yang baik dan layak.

b) Memfasilitasi pendidikan formal, nonformal, dan pelatihan

keterampilan yang berkualitas.

c) Membimbing anak menjadi insan yang berbudi pekerti

luhur dengan amalan Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

d) Membantu dan membimbing anak mengembangkan bakat

dan minat mereka untuk bekal hidup mandiri.

Page 55: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

41

e) Memberikan bimbingan mental spiritual kepada anak untuk

bekal keselamatan hidup dunia dan akhirat.

d. Susunan pengurus

Tabel 4.1

Susunan Pengurus Panti Asuhan Darul Hadlanah Suruh

NO. JABATAN NAMA

1. Ketua Badarudin

2. Wakil Ketua H. Muzayin Arifin

3.

Sekretaris 1. Dra. Hj. Aisyah

Syukur

2. Drs. M. Wazir

4. Bendahara Hj. Robiyah

5. Seksi-Seksi

1. Pendidikan dan

Keterampilan

1. Maksum

2. H. Mahasin Munir

2. Kebersihan Ja’far

3. Usaha Ekonomi

Produktif

1. Hj. Salamah

2. Muzayin S.Ag

4. Rumah Tangga Hj. Faizah

5. Humas Sya’bani

Page 56: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

42

6. Kesehatan 1. Dr. Eko Pamuji

2. Muslihah, A.Md.

6. Pengasuh

1. M Sudaryanto

2. Ririn Sundari

Sumber: Dokumentasi PA Darul Hadlanah Suruh tahun 2017

e. Sumber dana panti asuhan

Dalam memenuhi kebutuhan anak-anak asuh di panti

asuhan Darul Hadlanah Suruh ini memiliki donatur-donatur tetap

yang rutin memberikan santunan dan juga ada donatur insiden

yang sifatnya tidak rutin.

Melalui gerakan muslimat di ranting-ranting, mereka dapat

menjadi donatur tetap. Dari masyarakat sendiri melalui kelompok-

kelompok pengajian mereka menjadi donatur tetap yang dananya

dipergunakan dalam kegiatan pendidikan. Kemudian sejak para

Pegawai Negeri Sipil (PNS) mendapat jatah tunjangan beras,

sebagian besar kebutuhan beras (pangan) dibantu oleh kelompok

Pegawai Negeri Sipil.

f. Daftar anak asuh

Tabel 4.2

Daftar Anak Asuh

NO. Nama Anak

Jenis

Kela

Tempat dan

Tanggal Lahir

Status

Page 57: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

43

min

(L/P)

1. A N A L

Kab. Semarang,

10 Februari 1998

Terlantar

2. S N H P

Kab. Semarang, 12

November 1997

Piatu

3. M M L

Kab. Semarang,

16 Desember 1994

Terlantar

4. A D P

Kab. Semarang,

19 April 1997

Dhuafa’

5. R P

Kab. Semarang,

14 Januari 1999

Dhuafa’

6. L F P

Demak,

2 Februari 1997

Dhuafa’

7. S D P

Kab. Semarang,

10 September 1999

Terlantar

8. D E S L

Kab. Semarang,

24 Januari 1997

Terlantar

9. H N P

Kab. Semarang,

24 November 1995

Dhuafa’

10. M F L

Kab. Semarang,

17 Mei 1995

Dhuafa’

11. S P P Kab. Semarang, Terlantar

Page 58: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

44

9 September 1998

12. S A L

Kab. Semarang,

6 Juni 1998

Dhuafa’

13. M L

Kab. Semaarang,

13 September 2001

Dhuafa’

14. D S Z L

Juku Batu Way

Kanan,

13 September 2000

Yatim

15. A R L

Kab. Semarang,

21 Desember 2000

Dhuafa’

16. A F R L

Kab. Semarang,

27 Juli 2000

Dhuafa’

17. D I P

Kab. Semarang,

22 JUNI 2002

Piatu

18. D A M L

Kab. Semarang,

23 Mei 2001

Dhuafa’

19. J P L

Kab. Semarang,

20 Oktober 2001

Dhuafa’

20. M A S L

Kab. Semarang,

16 Februari 2001

Terlantar

21. M M L Kab. Semarang, Dhuafa’

Page 59: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

45

3 Agustus 2003

22. S S P

Kab. Semarang,

28 Juli 2004

Dhuafa’

23. N A P

Kab. Semarang,

10 Oktober 2000

Dhuafa’

24. S R P

Kab. Semarang,

15 April 2003

Dhuafa’

25. A P L

Kab. Semarang,

3 April 2003

Dhuafa’

26. A K M L

Kab. Semarang,

2 April 2003

Dhuafa’

27. S K L

Kab. Semarang,

24 Juli 2002

Dhuafa’

28. F R L

Kab. Semarang,

15 November 2002

Dhuafa’

29. N M S P

Kab. Boyolali,

27 Mei 2003

Dhuafa’

30. W P

Kab. Magelang,

24 Mei 2002

Dhuafa’

31. M R A R L

Kab. Semarang,

12 Agustus 2003

Dhuafa’

32. D N S L

Kab. Semarang,

18 September 2003

Dhuafa’

Page 60: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

46

33. R R L

Kab. Semarang,

4 November 2003

Dhuafa’

Sumber: Arsip P A Darul Hadlanah Suruh tahun 2017

g. Jadwal Kegiatan Anak Asuh

Tabel 4.3

Jadwal Kegiatan Harian Anak Asuh Panti Asuhan Darul

Hadlanah Suruh

NO. WAKTU KEGIATAN

1.

03.00 Bangun tidur, masak (bagi yang

piket)

2. 04.00 Bangun tidur

3. 04.30 Shalat subuh berjamaah

4. 05.00 Mandi, persiapan sekolah

5. 06.00 Sarapan

6. 06.30 Berangkat sekolah

7. 14.00 Makan siang

8. 14.30 Diniyah

9. 16.30 Mengaji al-Qur’an dan tajwid

10. 17.00 Mandi, istirahat

Page 61: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

47

11. 18.00 Shalat maghrib berjamaah

12. 18.30 Mengaji al-Qur’an

13. 19.00 Shalat isya’ berjamaah

14. 19.30 Belajar

15. 21.00 Tidur

Sumber: Wawancara dengan orang tua asuh tanggal 16 Agustus

2017

Tabel 4.4

Jadwal Kegiatan Mingguan Anak Asuh Panti Asuhan Darul

Hadlanah Suruh

NO.

WAKTU

KEGIATAN

HARI JAM

1. Minggu 08.00

Kerja bakti membersihkan

lingkungan

2. Rabu 19.30 Mujahadah bersama

3. Kamis 19.30 Membaca surat Yasin dan Tahlil

Sumber: Wawancara orang tua asuh tanggal 16 Agustus 2017

h. Sarana dan Prasarana

Page 62: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

48

Terdapat beberapa sarana dan prasarana dalam menujang

kegiatan anak asuh di panti asuhan Darul Hadlanah ini, yaitu:

Tabel 4.5

Daftar Sarana dan Prasarana Panti Asuhan Darul Hadlanah

Suruh

NO. Nama Sarana dan Prasarana Jumlah

1. Ruang pengasuh 1

2. Kamar tidur putra 5

3. Kamar tidur putri 5

4. Kamar mandi pengasuh 1

5. Kamar mandi putra 2

6. Kamar mandi putri 2

7. Musola 1

8. Ruang tamu 1

9. Dapur 1

10. Ruang makan 1

11. Aula 1

12. Ruang belajar komputer 1

Page 63: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

49

13. Ruang menjahit 1

Sumber: Observasi di P A Darul Hadlanah Suruh tanggal 13

Agustus 2017

2. Temuan Penelitian

Untuk menggali informasi dan mendapatkan data yang tepat

penulis melakukan wawancara dengan pengasuh (orang tua asuh) dan juga

beberapa anak asuh panti asuhan Darul Hadlanah Suruh dan memperoleh

data sebagai berikut:

a. Peran orang tua asuh dalam pembinaan kepribadian anak asuh di pati

asuhan Darul Hadlanah

Data diperoleh penulis melalui wawancara dengan beberapa

anak asuh di panti asuhan Darul Hadlanah Suruh sebagai berikut:

1) Perbedaan sikap/perilaku sebelum dan sesudah masuk panti

a) F menjawab : “Di rumah saya tidak bisa masak, tidak suka

bantu-bantu pekerjaan rumah. Kalau bangun tidur jam

setengah 7, jadi suka tidak shalat subuh. Ada perbedaan

banyak sekali. Sekarang bangunnya jam 4 kalau pas jatah

piket malah lebih pagi lagi. Di sini juga jadi bisa masak.

Suka bersih-bersih.”

b) A menjawab : “Kalau di rumah jam 6 baru bangun.

Kadang shalat subuh kadang ya tidak soalnya sudah

kesiangan. Kalau di rumah suka bantu masak, bersih-

bersih, bantu mbah buat kandang ayam. Alhamdulillah ada

perubahan. Setelah masuk panti jadi lebih disiplin.

Bangunnya jam 4 jadi bisa shalat subuh terus, berjamaah

lagi.”

c) M menjawab : “Saya kalau jam 6 baru bangun itu saja

harus dibungunin mbah. Di rumah juga jarang bantu-bantu

mbah, apa lagi masak saya nggak bisa. Perubahan ya ada,

mbak. Di sini jadi tertib, disiplin, bisa masak, bersih-

bersih. Bisa nabung juga pas udah di sini, mbak.”

Page 64: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

50

d) D menjawab : “Di rumah suka masak, bersih-bersih,

mengerjakan pekerjaan rumah. Soalnya ibu sudah nggak

ada, mbah sudah sepuh. Terus sebelum disini nilainya

kadang-kadang ada yang dibawah rata-rata gitu, suka

malas kalau belajar. Yang sangat berubah di sini itu

kedisiplinan saya mbak. Terus nilai-nilai sekolah itu lebih

baik pas udah di sini. Soalnya kalau di sini kan belajarnya

bareng-bareng ada temannya banyak, terus kalau nggak

bisa bisa nanya ke mbak-mbaknya. Jadi belajarnya itu

lebih semangat.”

e) W menjawab : “Bangunnya rada kesiangan sekarang lebih

pagi. Jadi di panti itu saya lebih disiplin, mbak.”

f) My menjaawab : “Ya alhamdulillah baik, tp disini lebih

baik. Termasuk ngomong, sekarang saya bisa pakai basa

krama dulu nggak bisa. Jadi ya sudah jelas lebih baik pas

udah di sini.”

2) Metode atau cara yang diterapkan oleh orang tua asuh

Pembinaan kepribadian tersebut, orang tua asuh tentu

mempunyai metode atau cara yang dianggap efektif sehingga

diperoleh hasil yang sesuai dengan keinginan. Metode atau cara

yang diterapkan oleh orang tua asuh di panti asuhan Darul

Hadlanah Suruh adalah sebagai berikut, sesuai dengan yang

dipaparkan oleh beberapa anak asuh:

a) A mengatakan : “Kalau pada keset bangun itu suka dibel

pas jam 4 gitu. Jadi bangunnya nggak kesiangan lagi.

Kadang belum dibel sudah dibangunin sama yang piket.

Kan yang piket masak itu bangunnya pasti lebih pagi.”

b) M mengatakan : “Dari awal pas mau masuk itu udah di

kasih tahu aturan-aturannya jadi kita udah tahu. Terus

kalau misalnya kita melakukan kesalahan itu dikasih

hukuman biar nggak diulangi. Kalau untuk masak, bersih-

bersih, bangun pagi, shalat jamaah, itu kan kita diajak

ngerjainnya bareng-bareng. Jadi di kasih contoh gitu kan

sama bapak, ibu, sama mas-mas dan mbaknya.”

c) My mengatakan : “Kalau tidak tertib dihukum. Misalnya

telat atau nggak ikut jamaah (shalat berjamaah) uang

sakunya dipotong.”

Page 65: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

51

d) W : “Waktu awal masuk diberi tahu tata tertibnya. Kalau

melanggar ya dikasih hukuman. Tapi ya nggak langsung

dihukum juga sih. Pertama itu di nasehati terus kalau tetep

melanggar dikasih hukuman.”

3) Peran orang tua asuh dalam pembinaan kepribadian anak panti

Untuk mengetahui bagaimana peran orang tua asuh

dalam pembinaan kepribadian anak asuh, penulis menggali

informasi dari beberapa anak asuh dengan pernyataan mereka

seperti berikut ini:

a) M mengatakan : “Orang tua asuh ya sangat berperan.

Kalau nggak mau nurut dihukum. Misalnya kalau shalat

jamaah telat uang saku di potong, itu kan berpengaruh

banget, mbak dalam mendisiplinkan kami.”

b) W mengatakan : “Ya berperan, karena merubah sikap saya

menjadi lebih disiplin yang tadinya agak males-malesan

gitu.”

c) My mengatakan : “Sangat berperan, biasanya disana

(dirumah) agak nakal di sini enggak. Bahasanya lebih baik

di sini, diajari basa krama jadi lebih sopan.”

b. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pembinaan

kepribadian anak asuh di panti asuhan Darul Hadlanah Suruh

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan yang

menghambat pembinaan kepribadian anak asuh di panti asuhan Darul

Hadlanah Suruh penulis melakukan wawancara dengan orang tua asuh

panti asuhan Darul Hadlanah Suruh, yaitu dengan Ibu Ririn sebagai

berikut:

1) Perbedaan/ perkembangan kepribadian anak sebelum masuk

panti dan setelah masuk panti asuhan Darul Hadlanah Suruh

Page 66: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

52

“Jelas ada. Jauh. Misalkan dulu kalo masuk rumah nggak

salam mulai diajari salam sekarang setiap kali mau ambil apa-

apa masuk rumah ucap salam. Dari rumah tidak basa krama

terkadang kebawa sampai sini. Terus maem wae diambilke

sama ibunya. Biasanya dulu pas daftar itu banyak ceritanya

gitu kalau makan ndadak diladeni walaupun dalam tanda kutip

kurang mampu tapi si anak pasti manja.”

2) Metode/ cara yang diterapkan dalam membina kepribadian

anak asuh di panti asuhan Darul Hadlanah Suruh

Tercapainya hasil dalam pembinaan kepribadian anak

asuh di panti asuhan Darul Hadlanah Suruh tidak lepas dari

metode /cara yang diterapkan oleh orang tua asuhnya. Metode/

cara yang diterapkan oleh Ibu Ririn selaku orang tua asuh

adalah sebagai berikut:

“Pengenalan dari awal dikasih tahu, mungkin di rumah nggak

ada aturan mulai sekarang belajar. Intinya ngandanilah.

Belajar di sini muali dari awal misal ra iso boso yo pake

bahasa Indonesia itu lebih sopan dari pada ngoko. Yang kedua

nek tiap mau masuk salam. Ya tapi secara halus, pokoknya

intinya jangan sampai anak itu di doktrin kayane aku disalah-

salahke. Dikasih tahu sedikit-sedikit. Selalu diajak melakukan

sesuatu itu bareng-bareng sekalian nyontoni. Terus bukan

hanya jasmani saja, tapi rohani juga dengan mujahadah setiap

malam Kamis misalnya. Dzikir, wirid, doa bersama selalu

dilakukan setiap setelah shalat. Terus misalkan ada yang

melakukan kesalah gitu ya saya tegur. Kalu melanggar sesuatu

yang agak berat gitu saya panggil ke sini, tak kandani.

Pertama yang ngandani itu aku nanti misal masih melanggar

yang kedua yang ngandani itu bapak, kadang orang tua saya

panggil. Ketiga buat surat pernyataan. Kalau masih nekat

mengulangi sampai yang keempat nanti saya konsultasikan ke

semua pengurus. Nanti kalau misalkan tidak bisa

dipertahankan ya dikembalikan ke orang tua atau walinya.”

3) Faktor pendukung dalam upaya pembinaan kepribadian anak

asuh panti asuhan Darul Hadlanah Suruh

Page 67: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

53

Proses pembinaan kepribadian anak asuh tentulah

terdapat faktor-faktor yang dapat mendukung terlaksananya

pembinaan kepribadian sehingga tercapai hasil yang

diharapkan. Menurut pemaparan Ibu Ririn faktor pendukung

dalam prmbinaan kepribadian anak asuh di panti asuhan Darul

Hadlanah Suruh adalah sebagai berikut:

“Yang jelas mujahadah itu insyaallah lebih gampang. Anak-

anak kan setiap hari diajak mujahadah. Setiap habis shalat itu

diajak dzikir, wirid, minta sama yang kuasa yang terbaik. Saya

di sini itu bukan menganggap itu anak asuh, tapi sudah saya

anggap anak sendiri. Insyaallah itu juga ada efeknya.”

4) Faktor penghambat atau kesulitan dalam pembinaan

kepribadian anak asuh panti asuhan Darul Hadlanah Suruh

Tidak dapat dipungkiri, pasti ada pula faktor-faktor yang

menghambat proses pembinaan kepribadian. Di panti asuhan

Darul Hadlanah Suruh terdapat hambatan sebagaimana

pernyataan Ibu Ririn:

“Karena memang sudah terbiasa nggak ada aturan di rumah.

Biasanya tidak pernah masak saiki di suruh masak, nyapu,

nyuci piring, semua kegiatan ibu rumah tangga, lanang wedok

kan sekarang saya kei kabeh. Jadi wajarlah kalau diawal-awal

itu biasanya rada susah ya mbak untuk mendisiplinkannya.

Karena memang mereka belum terbiasa. Tapi nanti kalau

sudah beradaptasi, sebulan gitu mereka sudah baik.”

5) Hasil yang telah dicapai dari pembinaan anak asuh panti asuhan

Darul Hadlanah Suruh

Page 68: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

54

Sudah tentu dari semua proses pasti ada hasil yang selalu

diharapkan. Dalam pembinaan kepribadian anak asuh panti

asuhan Darul Hadlanah Suruh telah mencapai beberapa hasil

yang sesuai dengan harapan orang tua asuh. Ibu Ririn

menyatakan hasil pembinaan kepribadian anak dengan metode

yang telah diterapkan sebagai berikut:

“Kalau menurut saya alhamdulillah efektif, sudah ada

kelihatan hasilnya. Soalnya kan bukan hanya jasmani saja, tapi

rohani juga dengan mujahadah itu. Dulu pertama saya masuk

sini anak-anak itu ada yang pakai celana pendek, anak putri

tidak pakai jilbab, main HP pakai headset, masuk rumah nggak

salam, sekarang sudah mulai berkembang, ada perubahan.

Anak-anak wajib pakai jilbab. Di atas (kamar) pun kalau pintu

dibuka wajib pakai jilbab. Putra juga gitu. Kalau turun (keluar

kamar) harus pakai celana panjang atau sarung, pakai kaos.

Itu contoh dilihat dari cara berpakaian. Kedua tata bahasa

sudah baik. Kalo dulu ngomong masih suka ada yang

sembarangan sekarang sudah mulai basa krama, meskipun

kadang masih dicampur satu dua kata pakai bahasa Indonesia

yang nggak tahu krama ne. Masalah pendidikan juga begitu.

Yang dulunya nilainya masih kurang-kurang sekarang sudah

ada peningkatan, paling tidak rata-ratalah. Nggak sampai

dibawah rata-rata. Insyaallah kalau sering berdoa itu ya apa-

apa semua itu kan dasarnya itu mbak. Walaupun kita mungkin

sikapnya gini mendidik anak harus sesuai peraturan, tapi kalau

dasar rohani, doanya itu kurang ya sepertinya akan kosong.

Mungkin kalau saya bengak-bengok ngasih tahu ya tetap nggak

akan ada hasilnya. Semuakan yang mbuka Yang Kuasa. Anak-

anak itu setiap malam Jum’at di ajak baca Yasin dan tahlil,

setiap malam Kamis mujahadah. Habis shalat kalau bapak

longgar tidak ada acara ya diajak wirid dzikir bareng-bareng.

Walaupun anak-anak cuma sekedar bilang aamiin kan ya

insyaallah itu tetap sudah doa kita bareng-bareng.”

B. Analisis Data

1. Peran Orang Tua Asuh Dalam Pembinaan Kepribadian Anak

Asuh di Panti Asuhan Darul Hadlanah Suruh

Page 69: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

55

Berdasarkan Konvensi Hak Anak dijelaskan bagi anak-anak

yang hidup dan berkembang di luar keluarga alami, diberikan

ketentuan-ketentuan khusus untuk memberikan kepada mereka

keluarga atau lembaga asuh alternatif, mengingat bahwa anak-anak

bergantung pada orang dewasa. Inilah yang dimaksud dengan

“pengasuh pengganti”. Dalam konteks Konvensi Hak Anak, anak

berhak untuk mendapatkan keluarga atau keluarga pengganti agar

kehidupan dan perkembangannya dapat dipenuhi dengan baik.

Keluarga atau keluarga pengganti bertanggung jawab untuk memenuhi

hak-hak dasar anak. Sedangkan negara berkewajiban untuk mengambil

langkah-langkah agar hak-hak anak untuk memperoleh keluarga atau

keluarga pengganti dapat terpenuhi, dan agar keluarga atau keluarga

pengganti dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan maksimal.

Secara umum, ketentuan-ketentuan yang tercakup dalam kelompok

lingkungan keluarga atau pengasuh pengganti meliputi antara lain:

tanggung jawab keluarga dalam pengasuhan anak, penempatan bagi

anak-anak yang terpisah dari keluarganya, misalnya anak yatim piatu,

terlantar dan sebagainya (dengan kafalah sebagaimana yang dikenal

dalam hukum Islam, adopsi atau panti-panti yang dikelola oleh

negara), serta melindungi anak-anak dari tindakan kekerasan oleh

orang tua, keluarga atau keluarga pengganti mereka (Nugraha dan

Zaman, 2016: 33-34).

Page 70: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

56

Hak-hak anak dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak

Asasi Manusia secara eksplisit menyebutkan, bahwa setiap anak

Indonesia memiliki hak sebagai berikut:

Hak untuk hidup.

a. Hak anak untuk dilindungi orang tua, keluarga, masyarakat, dan

negara.

b. Hak anak untuk beribadah.

c. Hak anak untuk dilindungi secara hukum dari kekerasan fisik,

mental, dan penelantaran.

d. Hak pendidikan.

e. Hak untuk beristirahat dan berekspresi.

f. Hak memperoleh kesehatan.

g. Hak untuk dilindungi dari eksploitasi sosial (Nugraha dan Zaman,

2016: 15).

Pada uraian di atas anak berhak mendapatkan keluarga

pengganti untuk memenuhi hak-hak dasar mereka apabila anak-anak

tersebut tidak dapat tumbuh dalam keluarga alami. Pengasuh pengganti

bertanggung jawab dalam pengasuhan anak yang terpisah dari

keluarganya, misalnya anak yatim piatu, terlantar dan sebagainya. Ini

sama halnya dengan di panti asuhan Darul Hadlanah Suruh yang

merupakan salah satu contoh dari keluarga pengganti bagi anak-anak

yang terpisah dari keluarganya atau anak-anak yang tidak terpenuhi

haknya dalam keluarga dikarenakan oleh suatu atau lain hal. Pada

Page 71: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

57

daftar anak asuh panti asuhan Darul Hadlanah Suruh ini terlihat jelas

bahwa panti asuhan ini memang sudah tepat sasaran dengan merawat

anak-anak yang berstatus yatim, piatu, dhuafa dan terlantar, sesuai

pada daftar anak asuh panti asuhan Darul Hadlanah Suruh.

Orang tua asuh memiliki tanggung jawab untuk mendidik,

mengasuh dan membimbing anak-anak asuhnya untuk mencapai

tahapan tertentu yang menghantarkan anak asuh untuk siap dalam

kehidupan bermasyarakat.

Orang tua asuh adalah kali pertama anak-anak mendapat

pengalaman dini langsung yang akan digunakan sebagai bekal

hidupnya dikemudian hari melalui latihan fisik, sosial, mental,

emosional dan spiritual (Syafei, 2006: 34).

Hal tersebut sangatlah sesuai dengan yang telah dilakukan oleh

Ibu Ririn, orang tua asuh di panti asuhan Darul Hadlanah Suruh yang

dinyatakan oleh beberapa anak asuh:

a. F menyatakan : “Di rumah saya tidak bisa masak, tidak

suka bantu-bantu pekerjaan rumah. Kalau bangun tidur

jam setengah 7, jadi suka tidak shalat subuh. Ada

perbedaan banyak sekali. Sekarang bangunnya jam 4 kalau

pas jatah piket malah lebih pagi lagi. Di sini juga jadi bisa

masak. Suka bersih-bersih.”

b. A menyatakan : “Kalau di rumah jam 6 baru bangun.

Kadang shalat subuh kadang ya tidak soalnya sudah

kesiangan. Kalau di rumah suka bantu masak, bersih-

bersih, bantu mbah buat kandang ayam. Alhamdulillah ada

perubahan. Setelah masuk panti jadi lebih disiplin.

Bangunnya jam 4 jadi bisa shalat subuh terus, berjamaah

lagi.”

c. M menyatakan : “Saya kalau jam 6 baru bangun itu saja

harus dibungunin mbah. Di rumah juga jarang bantu-bantu

mbah, apa lagi masak saya nggak bisa. Perubahan ya ada,

Page 72: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

58

mbak. Di sini jadi tertib, disiplin, bisa masak, bersih-

bersih. Bisa nabung juga pas udah di sini, mbak.”

d. D menyatakan : “Di rumah suka masak, bersih-bersih,

mengerjakan pekerjaan rumah. Soalnya ibu sudah nggak

ada, mbah sudah sepuh. Terus sebelum disini nilainya

kadang-kadang ada yang dibawah rata-rata gitu, suka

malas kalau belajar. Yang sangat berubah di sini itu

kedisiplinan saya mbak. Terus nilai-nilai sekolah itu lebih

baik pas udah di sini. Soalnya kalau di sini kan belajarnya

bareng-bareng ada temannya banyak, terus kalau nggak

bisa bisa nanya ke mbak-mbaknya. Jadi belajarnya itu

lebih semangat.”

e. W menyatakan : “Bangunnya rada kesiangan sekarang

lebih pagi. Jadi di panti itu saya lebih disiplin, mbak.”

f. My menyatakan : “Ya alhamdulillah baik, tp disini lebih

baik. Termasuk ngomong, sekarang saya bisa pakai basa

krama dulu nggak bisa. Jadi ya sudah jelas lebih baik pas

udah di sini.”

Pernyataan anak-anak asuh tersebut dapat dibenarkan bahwa

orang tua asuh telah membawa perubahan pada sikap anak-anak asuh

sehingga anak-anak asuh dapat lebih siap untuk kehidupannya

dikemudian hari melalui fisik, sosial, mental, emosional dan spiritual.

Selanjutnya apabila dikaitkan dengan tiga teori kepribadian

maka:

a. Kepribadian dalam Teori Psikoanalisa

Berdasarkan teori psikoanalisa, kepribadian dipandang

sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga unsur sistem, yakni id,

ego, dan super ego.

1) Id

Id (istilah Freud: das Es) adalah sistem kepribadian yang

paling dasar, sistem yang di dalamnya terdapat naluri-naluri

bawaan. Untuk dua sistem yang lainnya, id adalah sistem yang

Page 73: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

59

bertindak sebagai penyedia atau penyalur energi yang

dibutuhkan oleh sistem-sistem tersebut untuk operasi-operasi

atau kegiatan-kegiatan yang dilakukannya (Koeswara, 1991:

32).

Panti asuhan Darul Hadlanah Suruh dalam memenuhi

unsur id oleh orang tua asuh di penuhi dengan menyediakan

makanan, minuman, serta uang saku untuk sekolah kepada

anak-anak asuh. Dengan begitu, segala bentuk energi sebagai

sumber tenaga untuk menjalankan sistem ego dan super ego

dalam membangun tingkah laku anak asuh dapat terpenuhi.

2) Ego

Ego adalah sistem kepribadain yang bertindak sebagai

pengarah individu kepada dunia objek dari kenyataan, dan

menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan (the

reality princieple).

Sekilas akan tampak bahwa antara id dan ego hampir

selalu terjadi konflik atau pertentangan. Tetapi bagaimanapun,

menurut Freud, ego dalam menjalankan fungsinya tidaklah

ditunjukkan untuk menghambat pemuasan kebutuhan-

kebutuhan atau naluri-naluri yang berasal dari id, melainkan

justru bertindak sebagai perantara dari tuntutan-tuntutan

naluriah organisme di satu pihak dengan keadaan lingkungan

di pihak lain. Jadi fungsi yang paling dasar dari ego itu tidak

Page 74: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

60

lain sebagai pemelihara kelangsungan hidup individu

(Koswara, 1991: 33-34).

Pada unsur ego orang tua asuh memenuhinya dengan

memberikan nasehat-nasehat dan tuntunan untuk menghadapi

berbagai masalah yang mungkin ditemui oleh anak asuh, baik

di dalam maupun di luar panti asuhan Darul Hadlanah Suruh

sesuai dengan kenyataan.

3) Superego

Superego (istilah Freud: das Ueberich) adalah sistem

kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang

sifatnya evaluatif (menyangkut baik-buruk). Menurut Freud,

superego terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai atau aturan-

aturan oleh individu dari sejumlah figur yang berperan,

berpengaruh, atau berarti bagi individu tersebut seperti orang

tua dan guru (Koswara, 1991: 35).

Figur yang dianggap berperan, berpengaruh, atau berarti

bagi anak-anak asuh di panti asuhan Darul Hadlanah Suruh

adalah orang tua asuh. Jadi, segala bentuk perbuatan yang di

teladankan oleh orang tua asuh di panti ini menjadi sumber

utama panutan kehidupan anak-anak asuh.

b. Kepribadian dalam Teori Behaviorisme

Behaviorisme memandang manusia sangat mekanistik,

karena menganalogikan manusia seperti mesin. Konsep mengenai

Page 75: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

61

stimulus-respons seolah-olah menyatakan bahwa manusia akan

bergerak atau melakukan sesuatu apabila ada stimulus (Hidayat,

2011: 127).

Uraian di atas sangat relevan dengan adaptasi yang

dilakukan oleh anak-anak asuh di panti asuhan Darul Hadlanah

Suruh. Anak-anak asuh saat memasuki panti asuhan selalu

mendapatkan hal yang baru, mulai dari teman, rutinitas, dan

aturan. Dari stimulus tersebut dengan bantuan arahan dari orang

tua asuh anak-anak dapat memberikan respon yang baik sehingga

terjadi perubahan kepribadian menjadi lebih baik.

c. Kepribadian dalam Humanistik

Maslow memaparkan teori tentang basic needs dan meta

needs. Basic needs atau kebutuhan dasar meliputi lapar, kasih

sayang, rasa aman, harga diri. Sementara kebutuhan meta meliputi

keadilan, kesatuan, kebaikan, keteraturan, keindahan.

Maslow menyusun kebutuhan tersebut secara hirarkis dari

kebutuhan terendah atau kebutuhan dasar sampai kebutuhan

tertinggi yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Lima jenis kebutuhan

dari Maslow tersebut adalah:

1) Physiological Need

Physiological needs adalah kebutuhan dasar manusia

yaitu paling mendesak untuk dipenuhi karena berkaitan dengan

kelangsungan hidup. Kebutuhan ini berupa makan, minum,

oksigen, istirahat, dan keseimbangan temperatur.

2) Safety Need

Yaitu kebutuhan akan rasa aman. Merupakan kebutuhan

psikologis yang fundamental dan perlu dipenuhi. Apabila

pemenuhan kebutuhan akan merasa terhambat pemenuhannya,

akan menimbulkan gangguan kepribadian yang serius.

3) Love and Belongingness

Kebutuhan kasih sayang dan kebersamaan, merupakan

kebutuhan yang mendorong seseorang berinteraksi secara

afektif dan emosional dengan orang lain. Kebutuhan ini

tumbuh di lingkungan keluarga, berkembang ke lingkungan

kelompok sebaya dan akhirnya menuju pada kelompok sosial

Page 76: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

62

yang lebih luas. Kurangnya kasih sayang menyebabkan

perkembangan seseorang terlambat.

4) Self Esteem

Self esteem mengandung dua konsep yaitu rasa harga diri

oleh diri sendiri serta penghargaan yang diberikan orang lain

terhadap diri seseorang.

Terpenuhinya self esteem pada diri seseorang akan

merangsang timbulnya sikap percaya diri, rasa kuat, rasa

mampu, rasa berguna, sementara self esteem rendah

menghasilkan sikap rendah diri, rasa tak pantas, rasa lemah,

rasa tak mampu, rasa tak berguna menyebabkan yang

bersangkutan dihantui kehampaan, keraguan dan keputusasaan

menghadapi hidup.

5) Self-Actualization

Aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang ada dalam

diri manusia untuk mengekspresikan, mengembangkan segala

kemampuan dan potensi yang dimiliki. Juga merupakan

dorongan dalam diri untuk menjadi diri sendiri seperti apa

yang dikehendaki (Sriyanti, 2013: 81-83).

Berdasarkan teori kepribadian humanistik yang

dipaparkan di atas, anak-anak asuh di panti asuhan Darul

Hadlanah Suruh sangat membutuhkan kelima jenis kebutuhan

hirarki yang di uraikan oleh Maslow tersebut. Anak-anak asuh di

panti Darul Hadlanah Suruh terdiri dari anak yatim, piatu, dhuafa

atau terlantar yang membutuhkan bantuan untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan yang berupa makan, minum, tempat

tinggal, aman dari bahaya yang mungkin dihadapi, kasih sayang

dan kebersamaan, pengakuan akan kehadirannya dirianak, dan

kebutuhan pengembangan potensi yang dimiliki oleh anak.

Kebutuhan-kebutuhan tersebut sepenuhnya akan dipenuhi oleh

orang tua asuh.

Page 77: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

63

2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Pembinaan

Kepribadian Anak Asuh di Panti Asuhan Darul Hadlanah Suruh

Tercapainya hasil dalam pembinaan kepribadian anak asuh di

panti asuhan Darul Hadlanah Suruh yang dilakukan oleh orang tua

asuh tidak lepas dari metode /cara yang diterapkan oleh orang tua

asuhnya.

Metode-metode pengajaran yang dilakukan oleh Rasulullah:

a. Metode pengajaran Rasulullah dengan keteladanan dan akhlak

mulia

b. Pengajaran Rasulullah secara bertahap

c. Pengajaran Rasulullah dilakukan dengan memperhatikan situasi

dan kondisi peserta didik

d. Rasulullah mengajar dengan memberikan nasihat dan peringatan

e. Rasulullah mengajar dengan memberikan dorongan (motivasi) dan

menakut-nakuti (memberi peringatan) (Abu Ghuddah, 2005: 59-

181).

Untuk mewujudkan hasil pembinaan kepribadian anak asuh

sesuai dengan yang dikehendaki, orang tua asuh di panti asuhan Darul

Hadlanah Suruh menerapkan cara-cara atau metode seperti tersebut

diatas karena dianggap sudah efektif dan efisien oleh Ibu Ririn. Beliau

menyatakan:

“Pengenalan dari awal dikasih tahu, mungkin di rumah nggak ada

aturan mulai sekarang belajar. Intinya ngandanilah. Belajar di sini

muali dari awal misal ra iso boso yo pake bahasa Indonesia itu lebih

Page 78: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

64

sopan dari pada ngoko. Yang kedua nek tiap mau masuk salam. Ya

tapi secara halus, pokoknya intinya jangan sampai anak itu di doktrin

kayane aku disalah-salahke. Dikasih tahu sedikit-sedikit. Selalu diajak

melakukan sesuatu itu bareng-bareng sekalian nyontoni. Terus bukan

hanya jasmani saja, tapi rohani juga dengan mujahadah setiap malam

Kamis misalnya. Dzikir, wirid, doa bersama selalu dilakukan setiap

setelah shalat. Terus misalkan ada yang melakukan kesalah gitu ya

saya tegur. Kalu melanggar sesuatu yang agak berat gitu saya

panggil ke sini, tak kandani. Pertama yang ngandani itu aku nanti

misal masih melanggar yang kedua yang ngandani itu bapak, kadang

orang tua saya panggil. Ketiga buat surat pernyataan. Kalau masih

nekat mengulangi sampai yang keempat nanti saya konsultasikan ke

semua pengurus. Nanti kalau misalkan tidak bisa dipertahankan ya

dikembalikan ke orang tua atau walinya.”

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pelaksanaan

pembinaan kepribadian dengan metode yang telah diterapkan pasti ada

beberapa faktor yang dapat mendukung dan juga menghambat

pelaksanaan pembinaan kepribadian. Perkembangan kepribadian

individu dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya faktor hereditas

(pembawaan) dan lingkungan.

a. Faktor Hereditas (Pembawaan)

Masa dalam kandungan dipandang sebagai saat (periode)

yang kritis dalam perkembangan kepribadian, sebab tidak hanya

sebagai saat pembentukan pola-pola kepribadian, tetapi juga

sebagai masa pembentukan kemampuan-kemampuan yang

menentukan jenis penyesuaian individu terhadap kehidupan setelah

kelahiran (Yusuf dan Nurihsan, 2008: 21).

b. Faktor Lingkungan (Environment)

Sementara Karen Horney dalam Hidayat percaya bahwa

kebudayaan dan periode waktu tertentu memberikan pengaruh

Page 79: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

65

terhadap kepribadian. Erich Fromm percaya bahwa pengaruh

kekuatan dan kejadian dalam sejarah memberi pengaruh yang lebih

luas dalam membentuk kepribadian seseorang (2011: 10).

Berdasarkan uraian di atas dapat kita lihat bahwa perbedaan

lingkungan rumah, kebudayaan dan kejadian yang terjadi dalam

sejarah kehidupan seseorang akan memberikan pengaruh kepada

perbedaan kepribadian. Sama seperti yang terjadi pada anak-anak

asuh di panti asuhan Darul Hadlanah Suruh yang telah mengalami

banyak perubahan baik setelah mereka tinggal di panti. Faktor yang

mempengaruhi terjadinya perubahan baik tersebut adalah

perbedaan suasana lingkungan tempat tinggal dengan segala

rutinitas dan kebiasaan (kebudayaan dan kejadian yang terjadi

dalam sejarah kehidupan) yang dialami oleh anak-anak asuh lebih

mendukung setelah mereka tinggal di panti. Karena di panti orang

tua asuh selalu memberikan bimbingan-bimbingan dan juga

pemenuhan kebutuhan yang di butuhkan oleh anak-anak asuh yang

sebelumnya masih kurang terpenuhi sebelum mereka berada di

panti. Dengan cara menciptakan lingkungan yang sangat nyaman

termasuk dengan cara-cara spiritual seperti pernyataan Ibu Ririn:

“Yang jelas mujahadah itu insyaallah lebih gampang. Anak-anak

kan setiap hari diajak mujahadah. Setiap habis shalat itu diajak

dzikir, wirid, minta sama yang kuasa yang terbaik. Saya di sini itu

bukan menganggap itu anak asuh, tapi sudah saya anggap anak

sendiri. Insyaallah itu juga ada efeknya.”

Page 80: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

66

Cara tersebut Ibu Ririn dapat melaksanakan tanggung

jawabnya sebagai orang tua pengganti, karena penolakan-

penolakan yang dilakukan oleh anak-anak asuh juga terjadi diawal-

awal mereka beradaptasi saja. Kebiasaan dari lingkungan lama

yang masih terbawa ketika anak sudah mulai pindah ke lingkungan

baru dan juga peraturan-peraturan yang baru saja mereka dapatkan

berbeda dari yang sebelum di panti biasanya akan menjadi faktor

penghambat dalam pembinaan kepribadian anak asuh di panti

asuhan. Sesuai pernyataan Ibu Ririn:

“Karena memang sudah terbiasa nggak ada aturan di

rumah. Biasanya tidak pernah masak saiki di suruh masak, nyapu,

nyuci piring, semua kegiatan ibu rumah tangga, lanang wedok kan

sekarang saya kei kabeh. Jadi wajarlah kalau diawal-awal itu

biasanya rada susah ya mbak untuk mendisiplinkannya. Karena

memang mereka belum terbiasa. Tapi nanti kalau sudah

beradaptasi, sebulan gitu mereka sudah baik.”

Setiap individu mempunyai kepribadain tersendiri dengan

karakteristik atau ciri-ciri yang khas dan unik. Hal tersebut dapat

dijadikan sebagai pembeda individu. Artinya, kepribadian seseorang

tidak akan pernah sama dengan kepribadian orang lain.

Menurut Elizabeth dalam Kartini kepribadian ada yang sehat

dan tidak sehat. Asumsi sehat di siini dapat dipersamakan dengan hal-

hal yang positif. Berikut ini ciri-ciri kepribadian yang sehat (positif):

a. Mampu menilai diri sendiri apa adanya.

b. Mampu menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialami.

c. Mampu menilai keberhasilan dan menanggapinya secara rasional.

d. Mau menerima tanggung jawab mengatasi masalah kehidupan yang

dialaminya.

e. Mempunyai sifat mandiri serta menyesuaikan diri dengan norma

yang berlaku di lingkungannya.

f. Mampu mengendalikan emosi.

Page 81: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

67

g. Mampu merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap kegiatan dan

kehidupannya.

h. Peduli lingkungan, tidak membiarkan dirinya menjadi orang lain.

i. Mau berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial.

j. Mengarahkan hidupnya berdasarkan keyakinan agama yang

dianutnya.

k. Kehidupan penuh kebahagiaan (2009: 13-29).

Kepribadian positif seperti yang telah di uraikan di atas, nyatanya

telah menjadi hasil dari pembinaan kepribadian yang telah dilakukan

oleh orang tua asuh di panti asuhan Darul Hadlanah Suruh terhadap

anak-anak asuh sesuai dengan metode/ cara yang telah diterapkan.

Anak-anak asuh saat ini telah menyadari kekurangan-kekurangan pada

dirinya sebelum masuk panti asuhan dan menyadari perubahan yang

diperolehnya setelah di panti asuhan. Mereka juga lebih bisa mandiri

dengan kemampuan mereka menjalani dan menghadapi masalah-

masalah dalam hidup mereka dengan rasional. Dan mereka dapat

terbuka dengan lingkungan barunya dan lebih merasa bahagia karena

kebutuhan-kebutuhan mereka dapat terpenuhi di panti asuhan Darul

Hadlanah ini. Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan Ibu Ririn:

“Sudah ada kelihatan hasilnya. Soalnya kan bukan hanya jasmani

saja, tapi rohani juga dengan mujahadah itu. Dulu pertama saya

masuk sini anak-anak itu ada yang pakai celana pendek, anak putri

tidak pakai jilbab, main HP pakai headset, masuk rumah nggak salam,

sekarang sudah mulai berkembang, ada perubahan. Anak-anak wajib

pakai jilbab. Di atas (kamar) pun kalau pintu dibuka wajib pakai

jilbab. Putra juga gitu. Kalau turun (keluar kamar) harus pakai celana

panjang atau sarung, pakai kaos. Itu contoh dilihat dari cara

berpakaian. Kedua tata bahasa sudah baik. Kalo dulu ngomong masih

suka ada yang sembarangan sekarang sudah mulai basa krama,

meskipun kadang masih dicampur satu dua kata pakai bahasa

Indonesia yang nggak tahu krama ne. Masalah pendidikan juga

begitu. Yang dulunya nilainya masih kurang-kurang sekarang sudah

ada peningkatan, paling tidak rata-ratalah. Nggak sampai dibawah

Page 82: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

68

rata-rata. Insyaallah kalau sering berdoa itu ya apa-apa semua itu

kan dasarnya itu mbak. Walaupun kita mungkin sikapnya gini

mendidik anak harus sesuai peraturan, tapi kalau dasar rohani,

doanya itu kurang ya sepertinya akan kosong. Mungkin kalau saya

bengak-bengok ngasih tahu ya tetap nggak akan ada hasilnya.

Semuakan yang mbuka Yang Kuasa.”

BAB V

Page 83: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

69

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian Peran Orang Tua Asuh dalam

Pembinaan Kepribadian Anak Asuh di Panti Asuhan Darul Hadlanah

Suruh, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Peran Orang tua asuh dalam pembinaan kepribadian anak asuh sangat

berperan karena orang tua asuh di sini menggantikan peran orang tua

asli mereka, dengan cara memberikan bimbingan, nasehat, memenuhi

segala kebutuhan anak asuh, memberikan kegiatan-kegiatan positif,

dan menciptakan kondisi lingkungan yang baik dan nyaman untuk

anak asuh dengan tata tertib dan peraturan yang harus ditaati.

2. Faktor pendukung dalam pembinaan kepribadian anak asuh adalah

lingkungan yang islami. Tidak hanya jasmaniah saja, orang tua asuh

juga menggunakan cara yang berkaitan dengan rohaniah, yaitu

memberikan nasehat, motivasi, dan selalu mengajak anak-anak asuh

untuk selalu berdoa dan mujahadah untuk meminta kepada Yang Maha

Kuasa agar anak-anak menjadi baik.

3. Faktor penghambat dalam pembinaan kepribadian anak asuh di panti

asuhan Darul Hadlanah Suruh adalah kebiasaan anak sebelum masuk

ke panti asuhan terbawa masuk ke dalam panti sehingga menghambat

anak dalam menerima peraturan-peraturan yang baru.

4. Hasil pembinaan dengan cara-cara yang telah dilakukan orang tua asuh

dalam pembinaan kepribadian anak asuh di panti asuhan Darul

Page 84: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

70

Hadlanah Suruh telah berhasil memberikan perubahan terhadap sikap

dan perilaku anak-anak asuh. Bangun tidur menjadi lebih awal, tertib

mengikuti shalat berjamaah, menjadi lebih mandiri, dan lebih disiplin.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengajukan saran

kepada:

1. Orang Tua Asuh

Orang tua asuh memberikan tambahan kegiatan positif yang dapat

menunjang perkembangan kepribadian anak. Misalnya, memberikan

tambahan pelatihan keterampilan kepada anak-anak asuh untuk

meniingkatkan kemandirian anak asuh dan juga akan bermanfaat

dikemudian hari.

2. Anak Asuh

Untuk menjadi pribadi yang lebih baik hormati dan patuhilah orang tua

asuh dan peraturan-peraturan yang ada. Karena sesungguhnya

peraturan-peraturan itu dibuat untuk kebaikan anak asuh. Dan

tingkatkan rasa solidaritas antar teman, saling menyayangi.

Page 85: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ghuddah, Abd Al-Fattah. 2005. 40 Strategi Pembelajaran Rasulullah.

Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Adhim, Muhammad Fauzil. 2008. Positive Parenting: Cara-Cara Islami

Mengembangkan Karakter Positif pada Anak Anda. Bandung: PT.

Mizan Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Fudyartanta, Ki. 2012. Psikologi Kepribadian Paradigma Filosofis, Tipologis,

Psikodinamik dan Organismik-Holistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hidayat, Dede Rahmat. 2011. Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam

Konseling. Bogor: Ghalia Indonesia.

Kartini, Sri. 2009. Gangguan Kepribadian. Semarang: Aneka Ilmu.

Koswara, E. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Bandung: PT. Eresco.

LN, Syamsu Yusuf, A Juntika Nurihsan. 2008. Teori Kepribadian. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Nugraha, Ali, Badru Zaman, A. Sy. Dina Dwiyana. 2016. Program Pelibatan

Orang Tua dan Masyarakat. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Ruslan, Rosady. 2010. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi.

Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada.

Setyawan, Angga. 2015. Kenali Anakmu. Jakarta: Noura Books.

Shochib, Moh. 1998. Pola Asuh Orang Tua untuk Membangun Anak

Mengembangkan Displin Diri. Jakarta: Rineka Cipta.

Sriyanti, Lilik. 2013. Psikologi Belajar. Salatiga: Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatit, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukandarumidi. 2004. Metode penelitian. Yogakarta: Gadjah Mada University

Press.

Suryabrata, Sumadi. 1995. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Syafei, Sahlan. 2006. Bagaimana Anda Mendidik Anak. Bogor: Ghalia Indonesia.

Page 86: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

Ulfatin, Nurul. 2014. Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan: Teori

dan Aplikasinya. Malang: Bayumedia.

Yusuf, Syamsu, Juntika Nurihsan. 2008. Teori Kepribadian. Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Page 87: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian
Page 88: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian
Page 89: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian
Page 90: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian
Page 91: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian
Page 92: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

2

Page 93: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian
Page 94: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian
Page 95: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian
Page 96: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian
Page 97: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

HASIL OBSERVASI

Disaat hari pertama peneliti menyambangi panti asuhan Darul Hadlanah

Suruh guna menyampaikan surat ijin penelitian kepada orang tua asuh mereka

dengan senang hati dan ramahnya bersedia memberikan ijin kepada peneliti untuk

melakukan penelitian.

Kemudian peneliti mengadakan penelitian dengan mengobservasi anak-

anak asuh dan juga orang tua asuh di panti asuhan Darul Hadlanah Suruh. Pada

saat sore hari peneliti melihat beberapa anak asuh yang mendapatkan jadwal piket

memasak sedang melaksanakan tugasnya. Peneliti pun melakukan observasi

sembari mewawancarai anak asuh tersebut.

Dihari yang lain peneliti datang di panti asuhan Darul Hadlanah Suruh

melihat anak-anak yang sedang bersiap-siap untuk melaksanakan shalat

berjamaah. Sesudah itu peneliti melakukan wawancara dengan beberapa anak

asuh yang berbeda. Peneliti juga melakukan observasi dengan melihat-lihat sarana

dan prasarana yang tersedia di panti asuhan tersebut.

Di panti asuhan Darul Hadlanah Suruh ada dua orang tua asuh, sepasang

suami istri, yaitu Bapak M Sudaryanto dan Ibu Ririn Sundari. Peneliti melakukan

wawancara dengan Ibu Ririn Sundari sebagai orang tua asuh yang lebih

memahami keseharian anak-anak asuh di bandingkan dengan Bapak, karena

Bapak Sudaryanto lebih paham dalam urusan kegiatan di sekolah formal anak-

anak asuh.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan pengurus panti yang

memahami sejarah berdirinya panti asuhan Darul Hadlanah Suruh untuk

mengetahui asal mula berdirinya panti asuhan Darul Hadlanah Suruh.

Page 98: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

PEDOMAN WAWANCARA

1. Wawancara dengan Orang Tua Asuh

a. Apakah ada perbedaan/ perkembangan kepribadian anak sebelum

masuk panti dan setelah masuk panti asuhan Darul Hadlanah Suruh?

b. Bagaimana metode/ cara yang diterapkan dalam membina kepribadian

anak asuh di panti asuhan Darul Hadlanah Suruh?

c. Apa saja faktor pendukung dalam upaya pembinaan kepribadian anak

asuh panti asuhan Darul Hadlanah Suruh?

d. Apa saja faktor penghambat atau kesulitan dalam pembinaan

kepribadian anak asuh panti asuhan Darul Hadlanah Suruh?

e. Bagaimana hasil yang telah dicapai dari pembinaan anak asuh panti

asuhan Darul Hadlanah Suruh?

2. Wawancara dengan Anak Asuh

a. Apakah ada perbedaan sikap/perilaku sebelum dan sesudah Anda

masuk panti asuhan?

b. Bagaimana metode atau cara yang diterapkan oleh orang tua asuh

dalam pembinaan kepribadian?

c. Bagaimana peran orang tua asuh dalam pembinaan kepribadian anak

panti?

Page 99: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

HASIL WAWANCARA

A. Wawancara dengan Orang Tua Asuh

Nama : Ririn Sundari

Alamat : Reksosari RT 09 RW 01, Suruh, Kab. Semarang

Waktu Wawancara : 16 Agustus 2017 pukul 11.00 WIB

Uraian Wawancara :

1. Apakah ada perbedaan/ perkembangan kepribadian anak sebelum

masuk panti dan setelah masuk panti asuhan Darul Hadlanah Suruh?

“Jelas ada. Jauh. Misalkan dulu kalo masuk rumah nggak salam mulai

diajari salam sekarang setiap kali mau ambil apa-apa masuk rumah

ucap salam. Dari rumah tidak basa krama terkadang kebawa sampai

sini. Terus maem wae diambilke sama ibunya. Biasanya dulu pas daftar

itu banyak ceritanya gitu kalau makan ndadak diladeni walaupun

dalam tanda kutip kurang mampu tapi si anak pasti manja.”

2. Bagaimana metode/ cara yang diterapkan dalam membina kepribadian

anak asuh di panti asuhan Darul Hadlanah Suruh?

“Pengenalan dari awal dikasih tahu, mungkin di rumah nggak ada

aturan mulai sekarang belajar. Intinya ngandanilah. Belajar di sini

muali dari awal misal ra iso boso yo pake bahasa Indonesia itu lebih

sopan dari pada ngoko. Yang kedua nek tiap mau masuk salam. Ya tapi

secara halus, pokoknya intinya jangan sampai anak itu di doktrin

kayane aku disalah-salahke. Dikasih tahu sedikit-sedikit. Selalu diajak

melakukan sesuatu itu bareng-bareng sekalian nyontoni. Terus bukan

hanya jasmani saja, tapi rohani juga dengan mujahadah setiap malam

Kamis misalnya. Dzikir, wirid, doa bersama selalu dilakukan setiap

Page 100: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

setelah shalat. Terus misalkan ada yang melakukan kesalah gitu ya

saya tegur. Kalu melanggar sesuatu yang agak berat gitu saya panggil

ke sini, tak kandani. Pertama yang ngandani itu aku nanti misal masih

melanggar yang kedua yang ngandani itu bapak, kadang orang tua

saya panggil. Ketiga buat surat pernyataan. Kalau masih nekat

mengulangi sampai yang keempat nanti saya konsultasikan ke semua

pengurus. Nanti kalau misalkan tidak bisa dipertahankan ya

dikembalikan ke orang tua atau walinya.”

3. Apa saja faktor pendukung dalam upaya pembinaan kepribadian anak

asuh panti asuhan Darul Hadlanah Suruh?

“Yang jelas mujahadah itu insyaallah lebih gampang. Anak-anak kan

setiap hari diajak mujahadah. Setiap habis shalat itu diajak dzikir,

wirid, minta sama yang kuasa yang terbaik. Saya di sini itu bukan

menganggap itu anak asuh, tapi sudah saya anggap anak sendiri.

Insyaallah itu juga ada efeknya.”

4. Apa saja faktor penghambat atau kesulitan dalam pembinaan

kepribadian anak asuh panti asuhan Darul Hadlanah Suruh?

“Karena memang sudah terbiasa nggak ada aturan di rumah. Biasanya

tidak pernah masak saiki di suruh masak, nyapu, nyuci piring, semua

kegiatan ibu rumah tangga, lanang wedok kan sekarang saya kei kabeh.

Jadi wajarlah kalau diawal-awal itu biasanya rada susah ya mbak

untuk mendisiplinkannya. Karena memang mereka belum terbiasa.

Tapi nanti kalau sudah beradaptasi, sebulan gitu mereka sudah baik.”

Page 101: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

5. Bagaimana hasil yang telah dicapai dari pembinaan anak asuh panti

asuhan Darul Hadlanah Suruh?

“Kalau menurut saya alhamdulillah efektif, sudah ada kelihatan

hasilnya. Soalnya kan bukan hanya jasmani saja, tapi rohani juga

dengan mujahadah itu. Dulu pertama saya masuk sini anak-anak itu

ada yang pakai celana pendek, anak putri tidak pakai jilbab, main HP

pakai headset, masuk rumah nggak salam, sekarang sudah mulai

berkembang, ada perubahan. Anak-anak wajib pakai jilbab. Di atas

(kamar) pun kalau pintu dibuka wajib pakai jilbab. Putra juga gitu.

Kalau turun (keluar kamar) harus pakai celana panjang atau sarung,

pakai kaos. Itu contoh dilihat dari cara berpakaian. Kedua tata bahasa

sudah baik. Kalo dulu ngomong masih suka ada yang sembarangan

sekarang sudah mulai basa krama, meskipun kadang masih dicampur

satu dua kata pakai bahasa Indonesia yang nggak tahu krama ne.

Masalah pendidikan juga begitu. Yang dulunya nilainya masih kurang-

kurang sekarang sudah ada peningkatan, paling tidak rata-ratalah.

Nggak sampai dibawah rata-rata. Insyaallah kalau sering berdoa itu ya

apa-apa semua itu kan dasarnya itu mbak. Walaupun kita mungkin

sikapnya gini mendidik anak harus sesuai peraturan, tapi kalau dasar

rohani, doanya itu kurang ya sepertinya akan kosong. Mungkin kalau

saya bengak-bengok ngasih tahu ya tetap nggak akan ada hasilnya.

Semuakan yang mbuka Yang Kuasa. Anak-anak itu setiap malam

Jum’at di ajak baca Yasin dan tahlil, setiap malam Kamis mujahadah.

Page 102: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

Habis shalat kalau bapak longgar tidak ada acara ya diajak wirid dzikir

bareng-bareng. Walaupun anak-anak cuma sekedar bilang aamiin kan

ya insyaallah itu tetap sudah doa kita bareng-bareng.”

B. Wawancara dengan Anak Asuh

Nama : Faris, Agus, Mahasin, Devi, Warimah,Muyas

Waktu Wawancara : 13 Agustus 2017 pukul 17.00 WIB

Uraian Wawancara :

1. Apakah ada perbedaan sikap/perilaku sebelum dan sesudah Anda

masuk panti asuhan?

Faris : “Di rumah saya tidak bisa masak, tidak suka bantu-bantu

pekerjaan rumah. Kalau bangun tidur jam setengah 7, jadi

suka tidak shalat subuh. Ada perbedaan banyak sekali.

Sekarang bangunnya jam 4 kalau pas jatah piket malah

lebih pagi lagi. Di sini juga jadi bisa masak. Suka bersih-

bersih.”

Agus : “Kalau di rumah jam 6 baru bangun. Kadang shalat

subuh kadang ya tidak soalnya sudah kesiangan. Kalau di

rumah suka bantu masak, bersih-bersih, bantu mbah buat

kandang ayam. Alhamdulillah ada perubahan. Setelah

masuk panti jadi lebih disiplin. Bangunnya jam 4 jadi bisa

shalat subuh terus, berjamaah lagi.”

Mahasin : “Saya kalau jam 6 baru bangun itu saja harus dibungunin

mbah. Di rumah juga jarang bantu-bantu mbah, apa lagi

masak saya nggak bisa. Perubahan ya ada, mbak. Di sini

jadi tertib, disiplin, bisa masak, bersih-bersih. Bisa nabung

juga pas udah di sini, mbak.”

Page 103: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

Devi : “Di rumah suka masak, bersih-bersih, mengerjakan

pekerjaan rumah. Soalnya ibu sudah nggak ada, mbah

sudah sepuh. Terus sebelum disini nilainya kadang-kadang

ada yang dibawah rata-rata gitu, suka malas kalau belajar.

Yang sangat berubah di sini itu kedisiplinan saya mbak.

Terus nilai-nilai sekolah itu lebih baik pas udah di sini.

Soalnya kalau di sini kan belajarnya bareng-bareng ada

temannya banyak, terus kalau nggak bisa bisa nanya ke

mbak-mbaknya. Jadi belajarnya itu lebih semangat.”

Warimah : “Bangunnya rada kesiangan sekarang lebih pagi. Jadi di

panti itu saya lebih disiplin, mbak.”

Muyas : “Ya alhamdulillah baik, tp disini lebih baik. Termasuk

ngomong, sekarang saya bisa pakai basa krama dulu

nggak bisa. Jadi ya sudah jelas lebih baik pas udah di

sini.”

2. Bagaimana metode atau cara yang diterapkan oleh orang tua asuh

dalam pembinaan kepribadian?

Agus : “Kalau pada keset bangun itu suka dibel pas jam 4 gitu.

Jadi bangunnya nggak kesiangan lagi. Kadang belum dibel

sudah dibangunin sama yang piket. Kan yang piket masak

itu bangunnya pasti lebih pagi.”

Mahasin : “Dari awal pas mau masuk itu udah di kasih tahu aturan-

aturannya jadi kita udah tahu. Terus kalau misalnya kita

melakukan kesalahan itu dikasih hukuman biar nggak

diulangi. Kalau untuk masak, bersih-bersih, bangun pagi,

shalat jamaah, itu kan kita diajak ngerjainnya bareng-

bareng. Jadi di kasih contoh gitu kan sama bapak, ibu,

sama mas-mas dan mbaknya.”

Muyas : “Kalau tidak tertib dihukum. Misalnya telat atau nggak

ikut jamaah (shalat berjamaah) uang sakunya dipotong.”

Page 104: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

Warimah : “Waktu awal masuk diberi tahu tata tertibnya. Kalau

melanggar ya dikasih hukuman. Tapi ya nggak langsung

dihukum juga sih. Pertama itu di nasehati terus kalau tetep

melanggar dikasih hukuman.”

3. Bagaimana peran orang tua asuh dalam pembinaan kepribadian anak

panti?

Mahasin : “Orang tua asuh ya sangat berperan. Kalau nggak mau

nurut dihukum. Misalnya kalau shalat jamaah telat uang

saku di potong, itu kan berpengaruh banget, mbak dalam

mendisiplinkan kami.”

Warimah : “Ya berperan, karena merubah sikap saya menjadi lebih

disiplin yang tadinya agak males-malesan gitu.”

Muyas : “Sangat berperan, biasanya disana (dirumah) agak nakal

di sini enggak. Bahasanya lebih baik di sini, diajari basa

krama jadi lebih sopan.”

Page 105: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

KETERANGAN INISIAL

1. F : Faris

2. A : Agus

3. M : Mahasin

4. D : Devi

5. W : Warimah

6. My : Muyas

Page 106: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

DAFTAR ANAK ASUH

NO. Nama Anak

Jenis

Kela

min

(L/P)

Tempat dan Tanggal Lahir Status

1. A. Nur Alim L

Kab. Semarang,

10 Februari 1998

Terlantar

2. Siti N. Habibah P

Kab. Semarang, 12

November 1997

Piatu

3. M. Muhlisin L

Kab. Semarang,

16 Desember 1994

Terlantar

4. Aprilia Dewi P

Kab. Semarang,

19 April 1997

Dhuafa’

5. Romadliyah P

Kab. Semarang,

14 Januari 1999

Dhuafa’

6. Lilik Fitriyani P

Demak,

2 Februari 1997

Dhuafa’

7. Sri Dariyati P

Kab. Semarang,

10 September 1999

Terlantar

8. Dimas Eko Saputra L

Kab. Semarang,

24 Januari 1997

Terlantar

Page 107: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

9. Hilwatun Niswah P

Kab. Semarang,

24 November 1995

Dhuafa’

10. M. Faizin L

Kab. Semarang,

17 Mei 1995

Dhuafa’

11. Suci Puryani P

Kab. Semarang,

9 September 1998

Terlantar

12. Slamet Ariadi L

Kab. Semarang,

6 Juni 1998

Dhuafa’

13. Muhlisin L

Kab. Semaarang,

13 September 2001

Dhuafa’

14.

Dian Septiana

Zulmia

L

Juku Batu Way Kanan,

13 September 2000

Yatim

15. Adi Rahmawan L

Kab. Semarang,

21 Desember 2000

Dhuafa’

16.

Alfian Fatkur

Rahman

L

Kab. Semarang,

27 Juli 2000

Dhuafa’

17. Devi Indrawati P

Kab. Semarang,

22 JUNI 2002

Piatu

18. Dwi Ali Mahfud L

Kab. Semarang,

23 Mei 2001

Dhuafa’

19. Joko Prasetyo L

Kab. Semarang,

20 Oktober 2001

Dhuafa’

Page 108: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

20. M. Agus Suprihatin L

Kab. Semarang,

16 Februari 2001

Terlantar

21. M. Makhasin L

Kab. Semarang,

3 Agustus 2003

Dhuafa’

22. Sri Sundari P

Kab. Semarang,

28 Juli 2004

Dhuafa’

23. Nur Aisyah P

Kab. Semarang,

10 Oktober 2000

Dhuafa’

24. Siti Riyadhoh P

Kab. Semarang,

15 April 2003

Dhuafa’

25. Agus Priyanto L

Kab. Semarang,

3 April 2003

Dhuafa’

26.

Afiyan Khoirul

Mustain

L

Kab. Semarang,

2 April 2003

Dhuafa’

27. Slamet Khoiri L

Kab. Semarang,

24 Juli 2002

Dhuafa’

28. Faris Ramadhan L

Kab. Semarang,

15 November 2002

Dhuafa’

29.

Nasriyatul Muyas

Saroh

P

Kab. Boyolali,

27 Mei 2003

Dhuafa’

30. Warimah P

Kab. Magelang,

24 Mei 2002

Dhuafa’

Page 109: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

31.

M. Rizai Ainur

Rofiq

L

Kab. Semarang,

12 Agustus 2003

Dhuafa’

32. Dimas Nur Saifudin L

Kab. Semarang,

18 September 2003

Dhuafa’

33. Rama Ramadhan L

Kab. Semarang,

4 November 2003

Dhuafa’

Page 110: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

DOKUMENTASI

Papan penunjuk Panti Asuhan Darul Hadlanah Suruh

Asrama Putri

Page 111: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

Asrama Putra dan Aula

Papan pengesahan gedung baru Panti Asuhan

Page 112: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

Susunan pengurus Panti Asuhan

Ruang Komputer

Page 113: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

Aula

Daftar anak asuh

Page 114: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

Visi dan Misi Panti Asuhan Darul Hadlanah Suruh

Anak-anak bermain

Page 115: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

Anak asuh memasak di dapur

Page 116: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM PEMBINAAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2136/1/PERAN ORANG...x ABSTRAK Fitriana, Dina. 2017. Peran Orang Tua Asuh dalam Pembinaan Kepribadian

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dina Fitriana

Tempat/tanggal Lahir : Kab. Semarang, 20 Februari 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Kepundung , Reksosari, Suruh, Kab. Semarang

Nama Ayah : Bazari

Nama Ibu : Siti Anipah

Latar Belakang Pendidikan Formal

2003-2005 : TK Islam Pertiwi Reksosari

2005-2007 : SD Negeri Reksosari 1

2007-2010 : SMP Negeri 1 Suruh

2010-2013 : SMA Negeri 1 Tengaran

2013-Sekarang : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga