BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran...

33
11 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran Menulis Rencana pembelajaran menulis ada sepuluh pembahasan. Pertama, mengenai konsep dan landasan hukum rencana pembelajaran menulis. Kedua, penjabaran KD ke indikator pembelajaran menulis. Ketiga, tujuan pembelajaran menulis. Keempat, penentuan materi pembelajaran menulis. Kelima, penentuan metode pembelajaran menulis. Keenam, pengembangan langkah pembelajaran menulis. Ketujuh, penentuan sumber dan media pembelajaran menulis. Kedelapan, penilaian pembeljaran menulis. Kesembilan, rancangan tindak lanjut. Terakhir, menyusun RPP pembelajaran menulis. 2.1.1 Konsep dan Landasan Hukum Konsep dan landasan hukum dalam rencana pembelajaran menulis menurut Syarif (2009: 23) setiap kegiatan haruslah ada perencanaan. Perencanaan tersebut diaplikasikan pada perangkat-perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran tersebut merupakan alat atau isntrumen dari perencanaan yang disebut juga sebagai bagian perncanaan. Perencanaan pembelajaran haruslah dibuat dan disusun oleh guru (pendidik) karena guru merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses pembelajaran. Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan perencanaan pembelajaran. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses menegaskan prinsip-prinsip penyusunan RPP seperti berikut:

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

11

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Rencana Pembelajaran Menulis

Rencana pembelajaran menulis ada sepuluh pembahasan. Pertama,

mengenai konsep dan landasan hukum rencana pembelajaran menulis. Kedua,

penjabaran KD ke indikator pembelajaran menulis. Ketiga, tujuan pembelajaran

menulis. Keempat, penentuan materi pembelajaran menulis. Kelima, penentuan

metode pembelajaran menulis. Keenam, pengembangan langkah pembelajaran

menulis. Ketujuh, penentuan sumber dan media pembelajaran menulis.

Kedelapan, penilaian pembeljaran menulis. Kesembilan, rancangan tindak lanjut.

Terakhir, menyusun RPP pembelajaran menulis.

2.1.1 Konsep dan Landasan Hukum

Konsep dan landasan hukum dalam rencana pembelajaran menulis menurut

Syarif (2009: 23) setiap kegiatan haruslah ada perencanaan. Perencanaan tersebut

diaplikasikan pada perangkat-perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran

tersebut merupakan alat atau isntrumen dari perencanaan yang disebut juga

sebagai bagian perncanaan.

Perencanaan pembelajaran haruslah dibuat dan disusun oleh guru (pendidik)

karena guru merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses pembelajaran.

Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan perencanaan

pembelajaran. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2016

tentang Standar Proses menegaskan prinsip-prinsip penyusunan RPP seperti

berikut:

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

12

1) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan

awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan

sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang

budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

2) Mendorong partisipasi aktif peserta didik

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk

mendorong motivasi, minat, kreatif, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan

semangat belajar.

3) Berpusat pada peserta didik

Mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,

inovasi, dan kemandirian

4) Mengembangkan budaya membaca dan menulis

Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,

pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

5) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,

pengayaan, dan remidi.

6) Keterkaitan dan keterpaduan

RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK,

KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian

kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengamalan

belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik,

keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

13

7) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan

komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan

kondisi.

2.1.2 Penjabaran KD ke Indikator Pembelajaran Menulis

Menurut Syarif (2009: 24) penjabaran KD ke Indikator pembelajaran

menulis meliputi kompetensi dasar. Kompetensi dasar menulis adalah peserta

didik harus mampu menguasai beberapa pengetahuan menulis dalam mata

pelajaran bahasa Indonesia. Penyusunan indikator pencapaian kompetensi

merupakan rujukan untuk kompetensi dasar.

Suatu karakter peserta didik diukur melalui observasi untuk menunjukkan

hasil tercapainya pada kompetensi dasar yang akan dijadikan sebuah acuan

penilaian dalam mata pelajaran merupakan indikator kompetensi. Rumus untuk

menentukan IPK yang memakai kata kerja operasional melalui observasi dan

dapat diukur dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Menurut Syarif (2009: 24) penjabaran kompetensi dasar ke indikator

memiliki beberapa tahapan. Tahap pertama, substansi kompetensi dasar dibaca

dan dipahami. Tahap kedua, kompetensi dasar dianalisis akan menemukan

kompetensi yang ditandai dengan penggunaan kata kerja dan bahan ajar ditandai

dengan penggunaan kata benda. Kompetensi (kata kerja) menjadi kata kerja

operasional (KKO) merumpakan tahap ketiga dalam merumuskan indikator

selanjutnya bahan ajar dijabarkan lebih rinci.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

14

Perhatikan contoh berikut!

Sekolah Menengah Atas

Kompetensi dasar menulis, 4.2 (Sekolah Menengah Atas, kelas XI semester 2)

“Memproduksi teks eksplanasi yang koheren sesuai dengan karakterikstik yang

akan dibuat baik secara liasn maupun tulisan”

Kompetensi (kata kerja): Memproduksi

Bahan ajar (kata benda): teks eksplanasi yang koheren sesuai dengan karakteristik

yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.

Kata “memproduksi”, diubah ke bentuk kata kerja operasional menjadi:

1) Menyusun

2) Mengembangkan

Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi:

1) Topik eksplanasi

2) Isi eksplanasi

3) Eksplanasi tentang …

4) Judul eksplanasi

5) Eksplanasi

Memasangkan antara kata kerja operasional dengan kata benda, maka indikator

menjadi:

1) Membuat catatan berupa tiga topik eksplanasi untuk dijadikan bahan menulis

eksplanasi

2) Menulis teks eksplanasi dengan memilih salah satu topik yang telah

ditentukan dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan struktur dan ciri

kebahasaan.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

15

2.1.3 Tujuan Pembelajaran Menulis

Menurut Syarif (2009: 25) tujuan pembelajaran merupakan gambaran proses

pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar yang diinginkan serta tercapai

(pengetahuan, keterampilan, sikap) bagi peserta didik seperti KD. Ketika guru

merumuskan tujuan pembelajaran, maka pelaksanaan dan hasil belajar akan

nampak dalam rumusan. Selain itu, tujuan pembelajaran akan terpaku sesuai

indikator pencapaian kompetensi yang sudah ditentukan. Perhatikan contoh

berikut!

Sekolah Menengah Atas

Indikator : Memproduksi teks eksplanasi yang koheren sesuai dengan

: karakterikstik yang akan dibuat baik secara liasn maupun tulisan

Tujuan : Peserta didik mampu memproduksi teks eksplanasi gerhana

: matahari atau gerhana bulan

Hasil belajar : Mampu memproduksi teks eksplanasi

Proses belajar : Mengamati contoh media model gerhana matahari atau

: gerhana bulan yang diberikan oleh guru

2.1.4 Penentuan Materi Pembelajaran Menulis

Materi pembelajaran merupakan materi berupa pengetahuan, keterampilan,

dan sikap yang wajib diajarkan serta dipahami oleh peserta didik sebagai

penunjang untuk mencapai SK dan KD (Depdiknas, 2003 dalam Syarif, 2009).

Potensi yang dimiliki peserta didik; kesesuaian dengan karakteristik daerah

masing-masing; tingkat perkembangan secara intelek, emosi, sosial, agama;

manfaat untuk peserta didik, struktur keilmuan, kesesuaian dengan kebutuhan dan

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

16

tuntutan lingkungan, mengikuti perkembangan, dan alokasi waktu merupakan hal-

hal yang perlu dipertimbangkan dalam mementukan materi pembelaran.

Materi pembelajaran didalamnya terdapat fakta, konsep, prinsip, dan

prosedur yang sesuai, serta ditulis secara rinci yang sesuai dengan rumusan

indikator pencapaian kompetensi yang sudah ditentukan. Kompetensi dasar adalah

hasil dari penurunan indikator pencapaian kompetensi yang didalamnya terdapat

materi pokok. Maka dari itu, dalam menyiapkan materi pembelajaran terdapat dua

kategori materi yaitu materi pokok berasal dari KD dan materi ajar berasal dari

indikator.

2.1.5 Penentuan Metode Pembelajaran Menulis

Metode pembelajaran digunakan oleh guru menurut Syarif (2009: 27)

adalah untuk menciptakan lingkungan belajar dan pelaksanaan pembelajaran

supaya tercapainya KD dan IPK yang sudah ditentukan. Memilih metode

pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi, serta karakteristik peserta didik

dari setiap IPK dan KD yang harus dicapai pada mata pelajaran menulis. Terdapat

berbagai macam metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis yaitu

metode langsung, integratif, tematik, konstruktivistik, dan kontekstual. Menurut

Syarif (2009: 15) ada beberapa metode dalam pembelajaran menulis meliputi:

2.1.5.1 Metode Langsung

Pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif belajar peserta didik

dikembangkan melalui metode pengajaran langsung dirancang secara khusus dan

terstruktur dengan baik serta dapat dipelajari secara bertahap. Terdapat lima fase

dalam metode langsung. Fase pertama disebut fase persiapan yaitu guru

mengawali dengan memberikan penjelasan mengenai tujuan dan latar belakang

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

17

pembelajaran dilanjutkan dengan mempersiapkan peserta didik supaya siap untuk

menerima penjelasan guru. Fase kedua adalah fase demonstrasi dengan

memberikan materi pembelajaran untuk dipahami peserta didik supaya

tercapainya kompetensi. Fase ketiga yaitu fase pembimbingan untuk membimbing

peserta didik. fase keempat yaitu fase pengecekan dimana guru mengecek ulang

terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik. Tahap terakhir

yaitu pelatihan lanjutan.

Penggunaan metode langsung dapat dikembangkan melalui teknik

pembelajaran menulis. Misalnya melalui sebuah gambar atau menulis suatu objek

secara langsung. Teknik tersebut bertujuan supaya peserta didik dapat menulis

secara cepat, runtut dan logis sesuai dengan gambar atau objek yang dilihat serta.

2.1.5.2 Metode Komunikatif

Metode komunikatif merupakan metode yang mencakup semua

keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis).

Teknik menulis dialog dapat dijadikan dalam metode komunikatif. Menulis dialog

yang dilakukan oleh peserta didik dapat berupa kegiatan sederhana atau aktivitas

yang sering dilakukan. Teknik menulis dialog dalam metode komunikatif dapat

dilakukan oleh peserta didik secara individu maupun berkelompok.

2.1.5.3 Metode Integratif

Menggabungkan beberapa aspek ke dalam satu proses merupakan integratif.

Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi. Membaca

diintegrasikan dengan menulis atau menyimak diintegrasikan dengan berbicara

merupakan integratif antarbidang. Sedangkan bahasa Indonesia dengan bahasa

Inggris merupakan integratif antarbidang.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

18

Metode integratif dapat dilaksanakan dalam pembelajaran menulis dengan

memberi gambaran suatu peristiwa. Peserta didik dapat menulis yang dianggap

sesuai dengan peristiwa tersebut dan dijelaskan secara runtut. Dalam melakukan

kegiatan menulis sekaligus peserta didik membaca.

2.1.5.4 Metode Tematik

Segala bagian materi pembelajaran digabungkan pada tema atau alat yang

sama dan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam satu pertemuan

merupakan metode tematik. Tema yang sudah ditentukan haruslah dikelola sesuai

dengan perkembangan, lingkungan, sosial, budaya, dan religuitas peserta didik

menjadi perhatian.

Isi tema haruslah disajikan secara modern sehingga peserta didik merasa

senang. Lingkungan disekitar peserta didik juga harus menjadi perhatian dan

seharusnya dibahas serta didiskusikan di dalam kelas. Proses pembelajaran di

dalam kelas sebaiknya dapat diikuti oleh peserta didik dengan pemikiran yang

dimilikinya.

2.1.5.5 Metode Konstruktivistik

Metode konstruktivistik diartikan sebagai belajar itu menemukan. Artinya,

penyampaian materi tetap disampaikan guru kepada peserta didik, informasi

tersebut dapat diserap melalui proses mental atau kerja otak mereka supaya

informasi dapat dipahami. Konstruktivistik diawali dari masalah yang sering

muncul dari peserta didik dan membantu untuk diselesaikan serta ditemukan

langkah-langkah pemecahan masalah tersebut.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

19

2.1.5.6 Metode Kontekstual

Menurut Ardina (2001), proses belajar yang menolong pendidik dalam

manyambungkan mata pelajaran dengan keadaan alam kehidupan dan

memberikan motivasi kepada peserta didik supaya menyambungkan

pengetahuannya dengan kehidupan nyata merupakan pembelajaran kontekstual

(dalam Syarif, 2009: 17). Penggunaan metode ini akan mempermudah dalam

pembelajaran menulis supaya peserta didik termotivasi untuk mampu menulis.

Pembelajaran menulis deskripsi dapat menerapkan metode kontekstual, peserta

didik akan belajar dalam situasi dunia nyata dan tidak dalam dunia khayalan.

2.1.6 Pengembangan Langkah Pembelajaran

Pengembangan langkah pembelajaran menulis menurut Syarif (2009: 27)

meliputi kegiatan merancang pembelajaran yang dilakukan antar peserta didik,

guru dengan peserta didik, peserta didik dengan lingkungan sekitar untuk

tercapainya kompetensi dasar. Merancang kegiatan pembelajaran perlu

mencermati hal penting. Hal penting tersebut adalah setiap akan merancang

langkah pembelajaran haruslah bukan guru yang mengawali tetapi haruslah

peserta didik yang lebih aktif dalam pembelajaran. Ada tiga kegiatan yang

dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran meliputi:

1) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan adalah kegiatan diawal pembelajaran untuk

dibangkitkan motivasinya, merangsang pengetahuan awal peserta didik dalam

proses pelaksanaan pembelajaran.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

20

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti adalah pelaksanaan pembelajaran untuk tercapaianya indikator

pencapaian kompetensi dilakukan secara sistematis melalui proses saintifik

sesuai dengan kurikulum.

3) Penutup

Penutup adalah kegiatan pembelajaran untuk mengakhiri aktivitas-aktivitas

selama pembelajaran dalam bentuk refleksi, umpan balik, atau kegiatan tindak

lanjut.

2.1.7 Penentuan Sumber dan Media Pembelajaran Menulis

Menurut Syarif (2009: 29) bahwa SK dan KD, materi pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, dan IPK merupakan penentu sumber belajar. Media

cetak, media elektronik, dan sumber lain yang relevan merupakan beberapa

sumber belajar. Jika sumber belajar berupa buku, buku tersebut dianjurkan dan

harus diyakini tingkat keabsahan dari bidang keilmuan. Apabila buku tersebut

belum diyakini tingkat keabsahannya maka tidak dianjurkan untuk menggunakan

buku tersebut sebagai sumber belajar bagi peserta didik begitu juga sumber belajar

yang lain.

Semua hal yang bisa dipakai sebagai alat untuk menyampaikan pesan dan

dapat membangkitkan perasaan, akal, dan kemauan peserta didik sehingga dapat

menunjang pelaksanaan pembelajaran merupakan media pembelajaran. VCD,

surat, teks, bagan, gambar, karya sastra, audio visual, dan lingkungan merupakan

beberapa macam media pembelajaran yang biasanya dipakai untuk pembelajaran

menulis.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

21

2.1.8 Penilaian Pembelajaran Menulis

Penilaian merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk mengumpulkan dan

mengolah informasi untuk menilai hasil pembelajaran yang dilakukan oleh peserta

didik (Syarif, 2009: 30). Mengumpulkan dan mengolah informasi hasil

pembelajaran yang dilakukan peserta didik ditentukan oleh indikator yang

menjadi acuan untuk menentukan teknik penilaian.

Teknik penilaian yaitu langkah-langkah yang dilakukan dalam penilaian.

Teknik penilaian meliputi teknik tes berupa uraian dan pilihan ganda serta non-tes

berupa observasi menggunakan pedoman observasi sebagai bentuk penilaian.

Teknik tersebut dapat digunakan dalam penilaian pembelajaran menulis.

Perharikan contoh berikut!

Indikator : Menulis eksplanasi

Teknik Penilaian : Tes tertulis

Bentuk Instrumen : Buatlah teks eksplanasi berdasarkan media pembelajaran

: berupa gerhana matahari dan gerhana bulan berikut!

: (tes bentuk uraian)

2.1.9 Rancangan Tindak Lanjut

Menurut Syarif (2009: 30) bahwa tindak lanjut adalah bagian aktivitas

penutup yang dilaksakan sesudah pelaksanaan pembelajaran selesai dilakukan.

Ada tiga kegiatan dalam tindak lanjut. Kegiatan pertama adalah melakukan

analisis tingkat ketuntasan belajar dengan mengarah pada kriteria ketuntatasan

minimal (KKM) yang sudah ditentukan, dengan ditentukannya KKM maka akan

diperoleh informasi tentang ketuntasan nilai peserta didik. Kegiatan kedua adalah

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

22

membuat program remidial bagi peserta didik yang belum tuntas dalam

pembelajaran. Program remidial tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi

peserta didik maupun guru. Kegiatan ketiga adalah membuat rancangan program

pengayaan untuk peserta didik yang belum tuntas diprogram remidial dan

disesuaikan seperti program remidial. Program perbaikan disusun berdasarkan

indikator yang belum terpenuhi oleh peserta didik. Program pengayaan disusun

berdasarkan indikator yang telah dicapai oleh peserta didik. Berikut cara yang

digunakan untuk menyusun program remidial dan program pengayaan.

Tabel 2.1 Rancangan Program Perbaikan dan Pengayaan

No. KD dan

Indikator

Ketuntasan Program Ket

TT Tak TT Pengayaan Perbaikan

1 2 3 4 5 6 7 Keterangan:

Kolom pertama diisi nomor urut. Kolom kedua diisi KD dan indikator sesuai

silabus. Kolom ketika diberi tanda centang jika tuntas. Kolom keempat diberi

tanda centang jika tidak tuntas. Kolom kelima dan keenam diisi program

pengayaan dan perbaikan sesuai dengan bentuk yang sudah ditentukan. Bentuk

program pengayaan dan perbaikan dapat bervariasi sesuai keinginan guru yang

melihat beberapa faktor peserta didik.

2.1.10 Menyusun RPP Pembelajaran Menulis

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan kegiatan yang

dirancang guru mata pelajaran untuk menjadi panduan pelaksanaan kegiatan

pembelajaran (Abo, 2016: 161). RPP layaknya disusun pada setiap awal triwulan

atau semester melalui kehiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah

Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang diselenggarakan masing-masing satuan

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

23

pendidikan atau kelompok kerja sekolah. Banyak hal sebagai dasar pertimbangan

untuk menyusun RPP diawal triwulan atau semester. Diantaranya agar guru saat

melakukan proses tidak lagi disibukkan dengan kegiatan penyusunan RPP, tetapi

sudah harus berfokus menyiapkan bahan, media, dan kebutuhan lain untuk

menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

RPP disusun setelah silabus setiap mata pelajaran tuntas disusun dan

dibahas ditingkat daerah kemudian diseminarkan dengan melibatkan berbagai

unsur yang terkait seperti dewan pendidikan, komite sekolah, pengembang

kurikulum Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota, bidang yang menangani

pendidikan pada Kementrian Agama Kabupaten dan Kota, ahli kurikulum, dan

para pemerhati pendidikan lainnya. Langkah tersebut dilakukan agar silabus yang

dibuat teruji kebenarannya untuk digunakan sebagai pediman dalam penyusunan

RPP.

RPP memuat langkah-langkah teknis pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Isinya memuat identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, semester/caturwulan,

jumlah jam, dan standar nilai yang akan dicapai pada setiap pertemuan; tujuan

sekolah/standar kompetensi/kompetensi inti; tujuan pembelajaran

umum/kompetensi dasar, tujuan pembelajaran khusus/indikator; materi/bahan

pelajaran, kegiatan pembelajaran (langkah-langkah pembelajaran, metode dan

pendekatan, media, alokasi waktu, dan sumber bahan pembelajaran), serta

penilaian. Susunannya dirancang secara sistematis pada setiap pertemuan

sehingga rencana itu terurau secara berurutan. Dengan susunan sistematis seperti

itu, guru menjadi tertib dalam melaksanakan proses dan penilaian pembelajaran.

RPP, proses, dan penilaian menjadi satu kesatuan yang utuh (sistem) dalam

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

24

perencanaan pembelajaran. Satu bagian yang kurang sesuai akan mempengaruhi

bagian lainnya.

Format RPP yang akan disusun guru seperti pada contoh berikut:

Contoh Format RPP (Kurikulum 2013)

Satuan Pendidikan : Sekolah/Madrasah ……………………………...…………

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : ……………………………………………………………..

Materi Pokok : ……………………………………………………………..

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (2 Jam Pelajaran = 90 menit)

Nilai Stadar : 75

A. Kompetensi Inti (KI)

KI – 1 : ………………………………………………………………………...

KI – 2 : ………………………………………………………………………...

KI – 3 : ………………………………………………………………………...

KI – 4 : ………………………………………………………………………...

B. Kompetensi Dasar (KD)

1. ………………………………………………………………………………

2. ………………………………………………………………………………

C. Indikator

1. ………………………………………………………………………………

2. ………………………………………………………………………………

3. ………………………………………………………………………………

4. …………………………………………………………………………...dst

D. Materi/Bahan Pembelajaran

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

25

3 Deskripsi Umum

……………………………………………………………………………....

………………………………………………………………………………

4 Contoh-contoh

……………………………………………………………………………....

………………………………………………………………………………

E. Kegiatan Pembelajaran

Tabel 2.2 Contoh Format Kegiatan Pembelajaran dalam RPP

Kegiatan Langkah-langkah Metode Media Waktu

(menit)

Sumber

Bahan

Pendahuluan 1. Mengecek keharidan peserta didik

2. Memotivasi peserta didik untuk belajar

3. …………………... 4. …………………...

5

Penyajian materi/bahan

1. Deskripsi umum materi disertai contoh-contoh

2. Pembagian kelompok kerja/diskusi

3. …………………... 4. …………..………. 5. …………………...

65

Penutup 1. Pembulatan materi 2. Umpan balik 3. Pemberian tugas

20

F. Perangkat Penilaian

Perangkat penilaian mencakup perangkat penilaian sikap dan keterampilan.

Perangkat penilaian sikap menggunakan lembar observasi dan perangkat

penilaian keterampilan menulis (karya tulis) menggunakan perangkat

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

26

penilaian yang disusun pada setiap kategori. Perangkat penilaian setiap

kategori menggunakan format perangkat penilaian seperti yang tercantum

pada bab perangkat evaluasi. Demikian pula perhitungan skor nilai hasil yang

akhir yang diperoleh, berpedoman pada apa yang tertulis pada bab

selanjutnya.

Kategori yang dinilai pada karya tulis peserta didik:

Tabel 2.3 Contoh Format Kategori Penilaian dalam RPP

No. Kategori yang Dinilai Nilai

1. Kemampuan melahirkan ide 2. Kemampuan menyusun kerangka tulisan 3. Kemampuan mengorganisasi tulisan 4. Kelancaran menyusun kalimat 5. Ketepatan memilih kata 6. Kemampuan menggunakan kaidah standar Catatan:

1. Setiap kategori dinilai secara kualitatif (huruf) kemudian dikuantitatifkan

(angka)

2. Nilai A = 90 – 100 (sangat baik)

3. Nilai B = 75 – 89 (baik)

4. Nilai C = 65 – 74 (cukup)

5. Nilai D < 65 (kurang)

6. Nilai diberi pada setiap kategori

7. Penilaian keterampilan dievaluasi berdasarkan nilai yang dicapai pada

setiap kategori

8. Nilai akhir adalah jumlah nilai semua kategori dibagi dengan jumlah

kategori yang dinilai

G. Penilaian

1. Prosedur Penilaian

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

27

a. Penilaian pengetahuan : ……………………………………..

b. Penilaian sikap : ……………………………………..

c. Penilaian keterampilan menulis : ……………………………………..

2. Substansi yang dinilai

a. Sikap : ……………………………………………..

b. Keterampilan menulis : ……………………………………………..

H. Remidial

………………………………………………………………………………….

..........……...…….., ….. 20…

Mengetahui

Kepala Sekolah/Madrasah Guru Mata Pelajaran

…………………………. ……………………..

2.2 Pelaksanaan Pembelajaran Menulis

Kegiatan pembelajaran menurut Abo (2009: 166) adalah aktivitas dalam

mempelajari sesuaitu dengan bantuan guru. Pada kegiatan pembelajaran ini guru

melaksanakan tugasnya sebagai pengajar, pendidik, pelatih, pembimbing, pemberi

arah, dan penilai. Peserta didik sebagai orang yang belajar dapat menempatkan

dirinya pada dua kategori. Pertama, sebagai subjek, yaitu sebagai pelaku dalam

belajar dan kedua, sebagai objek, yaitu sebagai orang yang belajar. Sebagai orang

yang belajar, hasilnya dapat diukur berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, yaitu

dari tidak tahu menjadi tahu. Terjadinya perubahan karakter dari berkarakter

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

28

kurang baik menjadi baik dan perubahan kemampuan melakukan sesuatu dari

kurang terampil menjadi terampil.

Upaya yang digunakan menghasilkan perubahan pada tiga domain

dimaksud adalah melaksanakan kegiatan pembelajran dengan metode, pendekatan

dan teknik yang tepat. Apalagi aspek belajar menulis ini paling rumat dipelajari

peserta didik. Jika dikembangkan dengan metode yang kurang tepat akan menjadi

masalah bagi peserta didik yang belajar. Masalahnya, yaitu peserta didik menjadi

kurang bergairah dalam belajar menulis.

2.2.1 Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran Menulis

Metode pelaksanaan pembelajaran yang efektif digunakan pada

pembelajaran keterampilan menulis adalah metode latihan dan praktik serta

pemberian tugas (Abo, 2016: 166). Cara latihannya secara bertahap, mulai dari

tahap temukan ide, merumuskan topik, menyusun kerangka topik, sampai pada

pengembangan isi menjadi karya tulis. Kelemahan yang dilakukan guru dalam

pembelajaran menulis di sekolah, pada umumnya lebih domain menyajikan teori-

teori kebahasaan disbanding dengan berlatih menulis secara langsung. Akibatnya

peserta didik tidak terbiasa menulis sehingga saat diberikan tugas menulis,

merasakannya sebagai pekerjaan yang berat.

Model pembelajaran menulis karya tulis pada jenjang Sekolah Menengah

Atas yang efektif adalah melakukannya dengan menggunakan metode latihan

dengan teknik pemberian tugas menulis sebagai karya semester. Langkah-langkah

pelaksanaannya sebagai berikut:

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

29

Tabel 2.4 Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Kegiatan Pembelajaran

Pertama Menyampaikan kontrak belajar menulis dalam satu semester Kedua a. Setiap peserta didik menggali ide dari pengetahuan dan

pengalaman yang dimiliki b. Merumuskan ide yang ditentukan ke dalam beberapa topik c. Memilih salah satu topik yang mudah diperoleh

referensinya Ketiga Menyusun kerangka topik (draft tulisan) dengan bimbingan

guru Keempat Mengembangkan kerangka topik (sudah dalam bentuk tugas

selama satu semester Kelima Bimbingan secara klasikal

Uraian pada kolom di atas menunjukkan bahwa alokasi waktu yang

disediakan untuk membelajarkan aspek keterampilan menulis pada jenjang

pendidikan SMA adalah lima kali pertemuan dalam satu semester. Waktu itu

sangat terbetas dan tidak cukup untuk menjadikan peserta didik terampil menulis.

Dengan cara memberikan tugas selama satu semester, guru memiliki waktu yang

lama untuk membimbing peserta didik supaya mampu membuat karya tulis

sederhana sebagai karya semester.

Latihan dan praktik menulis harus dilakukan secara terus-menerus setiap

hari. Latihannya dengan memberikan tugas menulis karya tulis dalam waktu satu

semester. Karya tulis itu diberi dengan nama karya semester. Jadi, peserta didik

pada setiap semester wajib membuat karya tulis sederhana untuk mendapatkan

nilai keterampilan menulis. Prosesnya dilakukan secara terbimbing dalam kelas

dan dapat dilakuan di luar kelas sesuai dengan kesepatan antara guru dan peserta

didik. Hal itu dapat terwujud apabila model dimaksud diakomodir sebagai

kebijakan sekolah. Model desainnya sebagai berikut:

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

30

Bagan 2.1 Model Desain Pelaksanaan Pembelajaran Menulis

Lingkup Satu Semester

Bagan tersebut memaparkan program pembelajaran keterampilan menulis

selama satu semester yng dikembankan melalui penugasan. Pada tatap muka

pertama, guru menjelaskan model tugas yang dibuat peserta didik selama satu

semester. Pada tatap muka kedua, guru menuntun dan membimbing peserta didik

untuk menemukan ide yang akan ditulis. Dari ide itu kemudian dirumuskan

menjadi beberapa topik. Peserta didik dapat memilih salah satu diantaranya yang

digemari. Pertemuan ketiga, guru menuntun peserta didik untuk merumuskan

kerangka topik sampai final. Akhir pertemuan, guru menugaskan peserta didik

untuk mengembangkan kerangka topik menjadi karya tulis sederhana untuk

dijadikan sebagai bahan penilaian semester. Tugas itu dikumpulkan satu minggu

sebelum pelaksanaan ujian semester. Cara ini dilakukan setiap semester sampai

peserta didik tamat pada jenjang pendidikan menengah atas, diharapkan setelah

peserta didik itu tamat dan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, sudah

mampu membuat karya tulis dalam bentuk makalah.

Tatap Muka 1: Menjelaskan tugas menulis karya semester

Bimbingan menemukan ide, merumuskan topik, dan menyusun kerangka topik

Menulis secara mandiri

Dikumpulkan pada akhir semester

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

31

2.2.2 Model Pelaksanaan Pembelajaran Menulis yang Efektif

Menurut Abo (2016: 65) model pelaksanaan pembelajaran menulis adalah

model rancangan kegiatan belajar menulis yang diproduksi untuk pedoman guru

dalam melaksanakan tugas profesinya. Model pelaksanaan pembelajaran menulis

dirancang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik pada mata pelajaran

bahasa Indonesia aspek keterampilan menulis. Bentuk dan langkah-langkah

pengembangannya disusun sesuai dengan karakteristik keterampilan menulis.

Model pelaksanaan sangat penting dalam pembelajaran karena dapat membantu

guru menjawab permasalahan kesulitan peserta didik dalam belajar apalagi belajar

menulis yang kondisinya cukup diwarnai dengan kesulitan. Dengan model

pelaksanaan yang diproduk, dirapkan guru dapat melaksanakan pembelajaran

keteramilan menulis dengan aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Model pembelajaran keterampilan menulis yang efektif adalah model yang

diproduk dengan pelaksaan yang orientasi pada karya, dikembangkan sesuai

karakterisrik belajar menulis dengan langkah-langkah yang disusun secara

terstuktur dan sistematid dalam satu sistem. Model pembelajaran menulis yang

efektif ini dikembangkan dengan cara latihan secara terbimbing. Kemudian

diperkuat dengan sistem penugasan sebagai strategi untuk menumbuhkan gairah

dan kegemaran peserta didik dalam berlatih menulis secara terus-menerus setiap

hari. Tugas didesain dalam bentuk tugas semester yang prosesnya dilakukan pada

setiap awal semester dan dikumpulkan pada akhir semester. Tugas itu kemudian

dinilai menggunakan perangkat penilaian menulis dan hasilnya menjadi mata

pelajaran bahasa dan sastra Indonesia aspek keterampilan menulis. Tugas karya

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

32

semester ini dilakukan secara terus-menerus setiap semester sampai peserta didik

itu tamat pendidikan jenjang sekolah menengah atas.

Model pembelajaran keterampilan menulis yang efektif disebut model La

Abo (Abo, 2016) seperti berikut:

Bagan 2.2 Model Desain Pembelajaran Menulis La Abo

Bagan tersebut menunjukkan, model pembelajaran menulis yang dikembangkan

La Abo diterapkan dengan tujuh langkah, yaitu:

1) Menganalisis kebutuhan peserta didik

2) Merumuskan tujuan pembelajaran

3) Merumuskan ide menjadi topik tulisan

4) Menyusun perangkat evaluasi

5) Mengembangkan strategi pembelajaran

6) Melakukan evaluasi

7) Memandu proses pengeditan

Menganalisis kebutuhan peserta didik

Merumuskan tujuan pembelajaran

Merumuskan ide menja-di topik tulisan

Menyusun perangkat evalua-si

Mengembangkan strate-gi pembelajaran

Mela-kukan evaluasi

Me-mandu proses pengeditan

Panduan pembelajaran menu-lis karya tulis

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

33

Ketujuh langkah tersebut berada dalam satu sistem yang masing-masing

memiliki fungsi dan secara bersama-sama memiliki satu tujuan, yaitu untuk

menciptakan peserta didik yang berani memulai dan gemar berlatih menulis.

Orang yang mahir menulis tidak serta-merta langsung menajadi mahir menulis

begitu saja, tetapi melakui proses yang lama, yaitu berawal dari keberanian

memulai, kemudian melakukannya secara terus-menerus sampai menjadi suatu

kebiasaan. Orang yang terbiasa menulis, menilai menulis itu sebagai seni (art).

Orang yang mengerjakan sesuatu itu sebagai seni baginya, maka ia merasa senang

dengan pekerjaan itu.

Orang yang merasa sulit menulis karena belum terbiasa menulis. Apalagi

saat memulai belajar menulis sudah diperketat dengan penilaian kaidah. Peserta

didik yang keliru menulis diberi tanggapan secara kurang mendidik. Cara seperti

itu membuat peserta didik yang baru belajar menulis karya tulis menjadi cemas

dan dihantui rasa ragu. Apa yang akan ditulis terlintas dalam pikiran akan dinilai

salah oleh guru sehingga peserta didik itu menjadi takut menulis. Model yang

dikembangkan ini mengubah cara seperti itu menjadi menyenangkan bagi peserta

didik.

Menulis para prinsipnya mengekspresikan ide dan perasaan dalam bentuk

tulisan. Sama dengan seorang penyanyi ketika merasakan sesuatu daoat

melukiskannya dalam bentuk lagu. Demikian pula sastrawan melihat sesuatu yang

menyenangkan dan menyedikan menulisnya dalam bentuk puisi. Penulis juga

demikian adanya, dapat mengungkapkan pengetahuan dan pengalaman yang

dimilikinya secara tertulis. Hasil penelitian Pennebaker menemukan bahwa fungsi

menulis selain memberi informasi baru, membantu memecahkan masalah,

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

34

membantu untuk terpaksa harus menulis juga dapat menjernihkan pikiran dan

mengatasi trauma (Hernowo, 2004 dalam Abo, 2016: 68). Hasil penelitian ini

dapat dijadikan sebagai acuan guru untuk merekayasa kondisi dan suasana belajar

dengan mengubah tradisi pembelajaran menulis dari kurang menyenangkan

menjadi menyenangkan, dari rasa takut menjadi berani, dari rasa sulit menjadi

mudah, dari rasa berat menajdi bias, dari tradisional menjadi inovatif, dan dari

pasif menjadi aktif serta kreatif.

Model pelaksanaan pembelajaan keterampilan menulis yang efektif dengan

model pelaksanaan pada bagan, membantu peserta didik untuk tidak merasa sulit

dalam belajar menulis. Peserta didik tidak harus cemas dengan kesalahan yang

dilakukan, karena kesalahan itu merupakan jalan untuk menuju kebenaran. Guru

tidak boleh marah menilai peserta didik yang salah dalam berlatih. Justru

memacunya dengan rasa gembira agar berani berlatih. Cara ini harus dicamkan

oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran, agar peserta didik tertarik untuk

belajar.

2.3 Penilaian Pembelajaran Menulis

Penilaian pendidikan adalah rangkaian kegiatan untuk menyatukan dan

mengerjakan informasi untuk memutuskan proses hasil belajar peserta didik

dinilai berdasarkan rangkaian kegiatan dan hasil belajar peserta didik. Rendahnya

kadar objektivitas merupakan kelemahan dari penilaian pembelajaran menulis.

Memperoleh atau menentukan model teknik penilaian untuk menjadikan lebih

kecil tingkat objektivitas merupakan suatu masalah yang perlu dipikirkan.

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

35

Menurut Syarif (2009: 20) bahwa ada tiga model penilaian menulis yang bisa

digunakan sebagai berikut:

a) Model Penilaian Tugas Menulis dengan Skala 1-10

Tabel 2.5 Model Penilaian Tugas Menulis Skala 1-10

No. Aspek yang dinilai Tingkatan skala

1. 2. 3. 4. 5.

Kualitas dan ruang lingkup isi Organisasi dan penyajian isi Gaya dan bentuk bahasa Mekanik tata bahasa, ejaan, kerapian tulisn Respon efektif guru terhadap ejaan

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah skor ……………………..

b) Model Penilaian Tugas Menulis dengan Pembobotan Masing-masing Unsur

Tabel 2.6 Model Penilaian Tugas Menulis

Pembobotan Masing-masing Unsur

No. Unsur yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. 2. 3. 4. 5.

Isi gagasan yang dikemukakan Organisasi isi Tata bahasa Gaya pilihan struktur dan kosa kata Ejaan

35 25 20 15 5

…………... …………... …………... …………... …………...

Jumlah 100

c) Model English as a Second Language (ESL)

Tabel 2.7 Model English as a Second Language (ESL)

PROFIL PENILAIAN KARANGAN

Nama peserta didik :

Judul :

Skor Kriteria

I

S

I

27 – 30 : SANGAT BAIK – SEMPURNA : padat informasi, subtantif, pengembangan tesis tuntas, : relevan permasalahan dan tuntas 22 – 26 : CUKUP – BAIK : informasi cukup, subtansi cukup, pengembangan tesis

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

36

: terbatas relevan dengan masalah tetapi tidak lengkap 17 – 21 : SEDANG – CUKUP : informasi terbatas, subtansi kurang, pengembangan tesis : tidak cukup, relevan permasalahan tidak cukup 13 – 16 : SANGAT – KURANG : tidak berisi, tidak ada subtansi, tidak ada pengembangan tesis : tidak ada permasalahan

O

R

G

A

N

I

S

A

S

I

18 – 20 : SANGAT BAIK – SEMPURNA : ekspresi lancar, gagasan diungkapkan dengan jelas, padat, : tertata dengan baik, urutan logis, kohesif 14 – 17 : CUKUP – BAIK : ekspresi kurang lancar, gagasan kurang terorganisasi tetapi : ide utama terlihat, bahan pendukung terbatas, tertata dengan : baik, urutan logis tetapi tidak lengkap, cukup kohesif 10 – 13 : SEDANG – CUKUP : tidak lancar, gagasan kacau, terpotong-potong, urutan : pengembangan tidak logis 7 – 9 : SANGAT – KURANG : tidak komunikatif, tidak terorganisasi, tidak layak nilai

K

O

S

A

K

A

T

A

18 – 20 : SANGAT BAIK – SEMPURNA : pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata dan ungkapan : tepat, menguasai pembentukan kata 14 – 17 : CUKUP – BAIK : pemanfaatan potensi kata agak canggih, pilihan kata dan : ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak : mengganggu 10 – 13 : SEDANG – CUKUP : pemanfaatan potensi kata terbatas sering terjadi kesalahan : penggunaan kosa kata dan dapat merusak makna 7 – 9 : SANGAT – KURANG : pemanfaatan potensi kata asal-asalan, pengetahuan tentang : kosa kata rendah, tidak layak nilai

P

E

N

G

G

U

N

A

A

N

B

A

H

A

S

22 – 25 : SANGAT BAIK – SEMPURNA : Konstruksi komplek tetapi efektif, hanya terjadi sedikit : kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan 18 – 21 : CUKUP – BAIK : konstruksi sederhana tetapi efektif, kesalahan kecil pada : konstruksi komplek, terjadi banyak kesalahan tetapi makna : tidak kabur 11 – 17 : SEDANG – CUKUP : terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat, : makna membingungkan atau kabur 7 – 9 : SANGAT – KURANG : tidak menguasai aturan siktaksis, terdapat banyak kesalahan : tidak komunikatif, tidak layak nilai

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

37

A

M

E

K

A

N

I

K

5 : SANGAT BAIK – SEMPURNA : menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan

4 : CUKUP – BAIK : kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan : makna

3 : SEDANG – CUKUP : sering terjadi kesalahan ejaan, makna membingkan atau kabur

5 : SANGAT – KURANG : tidak menguasai aturan penulisan, terdapat banyak kesalahan : ejaan, tulisan tidak terbaca, tidak layak nilai

Jumlah : …… Penilai : ……. Komentar : …….

2.4.1 Penilaian Formatif

Penilaian formatif adalah betuk penilaian yang dilakukan untuk memulai

keberhasilan proses belajar pada setiap pertemuan (Abo, 2016: 173). Secara

terminologi, penilaian formatif sangat popular dilakukan dalam pendidikan. Cara

menerapkan penilaian ini dilakukan dalam kelas dan dapat pula dilakukan di luar

kelas pada setiap pertemuan sesuai kehendak guru. menurut MC Milan (2017)

kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran menjadikan sebagai

bahan informasi menggunakan hasil penilaian (dalam Abo, 2016: 174). Hasil

penilaian formatif merekomendasikan kegiatan pembelajaran dilanjutkan atau

masih harus direvisi untuk kemudian ditindak lanjuti dengan kegiatan remidial.

Smith dan Ragan (2005) menetapkan penilaian formatif sebagai langkah akhir

dari kegiatan proses, kemudian melakukan revisi (dalam Abo, 2016: 174). Revisi

ini dilakukan sampai bahan itu tuntas diketahui dan dipahami serta mampu

dipraktikan peserta didik. Ada perubahan sikap dan perilaku, pengathuan, dan

keterampilan pada peserta didik setelah belajar. Model pembelajaran seperti ini

yang disebut dengan model pembelajaran tuntas. Berdasarkan hal itu, maka

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

38

penilaian formatif menjadi suatu keharusan untuk dilakukan pada setiap akhir

proses belajar.

Dick dan Carey menjelaskan penilaian formatif sebagai “procrsess designers

use to obtain data that can be use to rvisi their instruction to make it more

efficient and effective” (dalam Abo, 2016: 174). Penilaian formatif sebagai proses

yang dilakukan perancang pembelajaran dengan menajdikan data hasil belajar

untuk digunakan sebagai bahan informasi dalam merevisi pembelajaran secara

efektif dan efisien. Pengertian itu memperkuat posisi penilaian formatif dalam

proses pembelajaran sebagau satu bagian dari proses, yang pelaksanaannya tidak

bisa diabaikan oleh guru, tetapi harus direncanakannya dan dilakukan secara

efektif karena dapat memberi nilai terhadap hasil proses yang dikembangkan.

Penilaian formatif sebagai proses menyedikan dan menggunakan informasi

untuk dijadikan dasar pengambilan keputuasn dalam rangka meningkatkan

kualitas produk atau program pembelajaran (Suparman, 2012 dalam Abo, 2016:

175). Penilaian formatif pada kategori itu memberi kejelasan pada pembelajaran

yang dilaksanakan apakah berhasil atau gagal. Jika hasil yang dicapai sesuai

standar yang ditetapkan, maka kegiatan pembelajaran dinyatajan berhasil dan

tindakan yang diambil adalah melanjutkan proses dengan bahan baru dan

melanjutkan pengayaan. Jika hasil penilaian formatif belum mencapai standar

yang ditentukan, maka kegiatan pembelajaran dinyatakan gagal dan tindakan yang

diambil adalah melakukan pembelajaran remidial.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirumuskan bahwa pada prinsipnya

penilaian formatif menjadi bagian dari kegiatan pembelajaran yang wajib

dilakukan oleh setiap guru pada akhir proses setiap pertemuan. Proses penilaian

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

39

itu dilakukan secara sistemastis dalam arti terprogram dan terarah sesuai rencana

yang ditetapkan. Perangkat yang dijadikan sebagai alat untuk menilai keberhasilan

peserta didik harus terukur dan sesuai dengan substansi materi atau bahan yang

dipelajari.

Penilaian formatif dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data

kemampuan guru dalam mengembangkan tugas profesinya dan kemampuan

peserta didik dalam belajar. Selain memiliki tujuan seperti yang dimaksud,

penilaian formatif juga memiliki fungsi dalam pembelajaran, yaitu hasilnya

sebagai bahan untuk merevisi kegiatan pembelajaran. Untuk dapat menilai tuntas

atau tidaknya bahan yang dipelajari peserta didik, diperlukan nilai standar

ketuntasan belajar yang ditetapkan pada setiap pertemuan. Hal itu menjadi satu

temuan baru dalam penelitian ini. Nilai Standar Ketuntasan Belajar (SKBM) tidak

hanya ditetapkan sebagai standar untuk menilai keberhasilan program dalam satu

semester tetapi juga perlu ada nilai standar yang ditetapkan pada setiap

pertemuan. Nilai stantar yang selanjutnya menjadi dasar untuk menilai tuntas atau

tidaknya proses belajar yang dikembangan setiap guru pada pertemuan.

Penilaian formatif pada pembelajaran menulis, terkadang diabaikan atau tidak

dilakukan pada akhir proses. Sesuai fakta, banyak guru yang tidak melakukannya

pada setiap pertemuan. Guru merasa kesulitan apalagi waktu disediakan sesuai

kurikulum terbatas sehingga selalu menggantinya dengan penugasan. Tugas itu

dikerjakan di rumah dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya untuk dinilai

oleh guru. Pertanyaan kemudian apakah nilai itu nilai tugas atau nilai formatif.

Tentu ditinjau dari pelaksanaannya dikategorikan sebagai nilai tugas. Hal itu

menunjukkan bahawa penilaian formatif tidak dilakukan. Dampak dari situasi itu

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

40

membuat peserta didik menjadi kurnag termotivasi dan bergairah dalam belajar

menulis.

Cara yang efektif untuk melakukan penilaian formatif pada pembelajaran

menulis adalah mengintegrasikannya dalam proses, yaitu menjadi hasil latihan

sebagai bahan penilaian. Langkah-langkah penerapannya menurut Abo (2016:

176) adalah (1) guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai,

(2) mendeskripsikan secara umum bahan yang akan dipelajari, (3) memberi

petunjuk tentang cara menulis, dan (4) mengarahkan peserta didik untuk latihan

menulis. Tulisan yang dihasilkan dari latihan itu diepriksa dan hasilnya dijadikan

sebagai bahan penilaian formatif. Cara ini tidak hanya sekedar untuk memenuhi

kewajiban melakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran, tetapi menjadi

motivasi bagi peserta didik untuk melakukan latihan menulis secara terus-

menerus. Makin sering berlatih menulis dan tekun membaca buku, makin

meningkat keterampilan menulis yang dimiliki peserta didik.

2.4.2 Penilaian Sumatif

Suatu penilaian yang ditetapkan oleh kurikulum untuk mengukur

keberhasilan dan kualotas program pembelajaran dalam jangka waktu tertentu

merupakan penilain sumatif (Abo, 2016: 176). Ada kurikulum yang

mengggunakan sistem caturwulan berarti setiap akhir caturwulan, sekolah

melaksanakan penilaian sumatif. Bagi kurikulum yang menggunakan sistem

semester, sekolah melaksanakan penilaian sumatif pada setiap akhir semester.

Disck dan Carey menjelaskan penilaian sumatif sebagai “studies and the

collection of fdata to verity the effectiveness of instrukction materials with target

leaners” (dalam Abo, 2016: 177). Penilaian sumatif sebagai suatu cara untuk

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

41

menlai hasil belajar dalam satu program dan nilainnya menjadi data yang akan

dilalprkan kepada orangtua peserta didik.

Penilaian sumatif dilaksanakan dengan maksud untuk menetukan hasil dari

objek yang telah dikembangkan. Hasil penilaian sumatif ini menjadi bahasn untuk

menentukan keputusan apakah sesuatu yang dinilai itu perlu dilanjutkan karena

dinilai efektif atau dihentikan karena dinilai tidak efektif (Suparman dalam Abo,

2016: 177). Pengertian ini bersifat umum dan jika diterjemahkan dalam

pembelajaran akan mengalami bergeseran makna, yaitu terkait dengan efektif dan

tidaknya pembelajaran yang dikembangkan. Jika hasil sumatif menunjukkan

tercapai sesuai tujuan, maka program pembelaaran yang dikembangkan

dinyatakan berhasil dan dapat ditingkatkan lebih baik lagi. Akan tetapi, jika nilai

yang dicapai kurang atau tidak mencapai standar yang ditetapkan, maka program

pembelajaran direvisi sesuai kebutuhan.

Mc Millan menjelaskan penilaian sumatif, yaitu “conducted mainly to

monitor and record student achievement, and is used for school accountability”

(dalam Abo, 2016: 177). Penilaian sumatif adalah cara untuk memonitor

penampilan terutama menilai atau menguji kegiatan belajar peserta didik, apakah

peseera didik mempelajari ulang bahan pelajaran yang dipelajari sebelumnya atau

tidak sebagai bahan pertanggungawaban sekolah. Penilaian sumatif berfungsi

sebagai satu cara untuk menguji kemampuan belajar peserta didik pada skala lebih

besar dan menjadi motivasi ekstriksik bagi peseta didik untuk lebih meningkat

lagi. Dengan penilaian sumatif, guru dapat menilai peserta didiknya apakah sering

mempelajari kembali bahan atau materu yang dipelajari sebelumnta atau tidak

mengulangi sehingga lupa. Akibat pentingnya penilaian sumatif ini, maka Dick

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

42

dan Carey membuat model desain pembelajaran yang dikembangkannya sampai

pada tahap penilaian sumatif.

Menurut Abo (2016: 178) penilaian sumatif memiliki karakteristik yang

berbeda dengan evaluasi formatif. Perbedaannya dapat dicermati pada tabel

berikut:

Tabel 2.8 Karakteristik Penilaian Formatif dan Sumatif

Karakteristik Formatif Sumatif

Maksud dan tujuan Menjadi umpan balik untuk memperbaiki pembelajaran

Menjadi dokumen hasil belajar peserta didik pada aspek pembelajaran

Tingkah laku Dapat diamati selama pembelajaran

Dapat dilihat setelah pembelajarana

Keterlibatan peserta didik Lebih banyak memiliki kepercayaaan dan harapan mengenai sesuatu

Tidak memiliki semangat

Motivasi peserta didik Instrinsik, terjadi secara langsung

Ekstrinsik, berorientasi perlakuan

Peran guru Hasil koreksi pembelajaran menajdi umpan balik

Mengukur hasil belajar peserta didik pada setiap tingkat

Penekanan pada level pengetahuan

Pengertian yang dalam, aplikasi, mengambil keputusan melalui pemikiran yang logis

Pengetahuan yang komprehensif

Level formal Secara khusus sangat menghargai individu

Secara umum berorientasi group

Struktur Fleksibel dan adaptable Tidak dapat distruktur secara khusus

Teknik penilaian Informal Formal Efek belajar Kuat, positif, dan jangka

waktunya lama Lemah dan cepat

Berdasarkan keterangan pada tabel di atas, maka sesuai fakta, evaluasi

sumatif pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang di dalamnya termasuk aspek

keterampilan menulis adalah berbentuk tes pilihan ganda. Cara seperti ini kurang

tepat untuk menilai kemampuan menulis peserta didik dalam menulis.

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Pembelajaran …eprints.umm.ac.id/37541/3/jiptummpp-gdl-amrizakurn-51302...Kata “teks eksplanasi” jika dianalisis menjadi: 1) Topik eksplanasi 2)

43

Cara efektif untuk menilai kemampuan menulis peserta didik adalah dengan

menilai karya semester yang ditugaskan. Cara ini dinilai efektif karena memiliki

dua keunggulan, yaitu (1) memacu peserta didik untuk melatih kemampuannya

membuat karya tulis dan (2) mendorong perserta didik untuk tekun berlatih

menulis secara terus-menerus (Abo, 2016: 179). Karya tulis yang dibuat dalam

waktu satu semester menjadi sarana latihan peserta didik dalam menulis karya

tulis. Hasil karya tulis ini menjadi bukti autentik untuk menilai kemampuan

peserta didik dalam menulis. Sangat keliru kalau ada guru yang menilai karena

menulis sebagai keterampilan berpikir yang dinilai melalui karya yang dibuatnya.