BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kriminologi -...

22
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kriminologi Kriminologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kejahatan.Nama kriminologi yang di tentukan oleh P.Topinard (1830-1911) seorang antropologi prancis,secara harfiah berasal dari kata”crimen”yang berarti kejahatan atau penjahat dan “logos”yang berarti ilmu pengetahuan,maka kriminologi dapat berarti ilmu tentang kejahatan atau penjahat 1 . Kejahatan merupakan suatu fenomena yang komplek yang dapat dipahami dari berbagai sisi yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar tentang suatu peristiwa kejahatan yang berbeda satu dengan yang lain,contohnya kekerasan yang mengatasnamakan agama.Dalam pengalaman kita ternyata tak mudah memahami kejahatan itu sendiri. 2.2 Teori-teori kriminologi A.Membuka pintu teori kriminologi Menurut williams III dan marilyn Mcshane teori kriminologi itu diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu: 1.Teori abstrak atau teori-teori makro(macrotheories). Pada asasnya,teori-teori dalam klasifikasi ini mendeskripsikan kolerasi antara kejahatan 1 Topo santoso, S.H,Mh & Eva Achjani Zulfa, S.H, “Kriminologi”, Rajawali pers, Jakarta, 2001, hlm 9

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kriminologi -...

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kriminologi

Kriminologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang

kejahatan.Nama kriminologi yang di tentukan oleh P.Topinard (1830-1911)

seorang antropologi prancis,secara harfiah berasal dari kata”crimen”yang berarti

kejahatan atau penjahat dan “logos”yang berarti ilmu pengetahuan,maka

kriminologi dapat berarti ilmu tentang kejahatan atau penjahat1.

Kejahatan merupakan suatu fenomena yang komplek yang dapat dipahami

dari berbagai sisi yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat

menangkap berbagai komentar tentang suatu peristiwa kejahatan yang berbeda

satu dengan yang lain,contohnya kekerasan yang mengatasnamakan agama.Dalam

pengalaman kita ternyata tak mudah memahami kejahatan itu sendiri.

2.2 Teori-teori kriminologi

A.Membuka pintu teori kriminologi

Menurut williams III dan marilyn Mcshane teori kriminologi itu

diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:

1.Teori abstrak atau teori-teori makro(macrotheories). Pada

asasnya,teori-teori dalam klasifikasi ini mendeskripsikan kolerasi antara kejahatan

1 Topo santoso, S.H,Mh & Eva Achjani Zulfa, S.H, “Kriminologi”, Rajawali pers, Jakarta, 2001, hlm

9

dengan struktur masyarakat.kedalam macrotheories ini adalah teori anomie dan

teori konflik

2.Teori-teori micro (microtheories) yang bersifat lebih konkrit. Teori ini

ingin menjawab mengapa seseorang atau kelompok orang dalam masyarakat

melakukan kejahatan atau menjadi kriminal (etiologi criminal). Konkritnya, teori

teori ini lebih bertendensi pada pendekatan psikologis atau biologis. Termasuk

dalamteori-teori ini adalah social control thory dan social learning theory.

3.Beidging Theories yang tidak termasuk ke dalam kategori teori makro

atau mikro dan mendeskripsikan tentang struktur sosial dan bagaimana seseorang

menjadi jahat.Namun kenyataanya,klasifikasi teori-teori ini kerap membahas

epidemiologi yang menjelaskan rates of crime dan etiologi pelaku jahat.termasuk

kelompok ini adalah subculture theory dan Differential Opportuniti theory.2

B.pendapat-pendapat para ahli tentang kriminologi.

1. Mulyono mengatakan bahwa kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang

ditunjang oleh berbagai ilmu yang membahas kejahatan sebagai masalah

manusia

2. Bonger mengatakan bahwa kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang

bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas-luasnya

3. Sutherland mengatakan bahwa kriminologi adalah keseluruhan ilmu

pengetahuan yang bertalian dengan perbuatan kejahatan sebagai gejala sosial

2 Yesmil anwar & Adang”kriminologi”refika aditama,bandung,2010,hlm 73

dan mencakup proses-proses perbuatan Hukum, pelanggaran Hukum dan

reaksi atas pelanggaran Hukum

4. Wood mengatakan bahwa kriminologi adalah keseluruhan pengetahuan yang

diperoleh berdasarkan teori atau pengalaman yang bertalian dengan perbuatan

jahat dan penjahat dan,termaksud didalamnya reaksi dari masyarakat terhadap

perbuatan jahat dan para penjahat.

5. Noach mengatakan bahwa kriminologi adalah ilmu pengetahuan tentang

perbuatan jahat dan perilaku tercela yang menyangkut orang-orang terlibat

dalam perilaku jahat dan perbuatan tercela itu.

6. Wolfgang mengatakan bahwa kriminologi adalah kumpulan ilmu pengetahuan

tentang kejahatan yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan

pengartian tentang gejala kejahatan dengan jalan mempelajari dan menganalisa

secara ilmiah keterangan-keterangan, keseragaman-keseragaman, pola-pola

dan faktor-faktor kausal yang berhubungan dengan kejahatan,pelaku kejahatan

serta reaksi masyarakat terhadap keduanya.

7. Michael dan Adler berpendapat bahwa kriminologi adalah keseluruhan

keterangan mengenai perbuatan dan sifat dari para penjahat, lingkungan

mereka dan cara mereka sacara resmi diperlakukan oleh lembaga-lembaga

penertib masyarakat dan oleh para angota masyarakat.3

Dari berbagai jenis definisi kriminologi dapat disimpulkan bahwa.kriminologi

mempelajari suatu proses dan penyebab terjadinya kejahatan yang dilakukan oleh

sesorang,yang mengalami berbagai masalah hidup yang dihadapi.

3 topo santoso & eva achjani”kriminologi”rajawali pers.jakarta.2001.hlm 9-12

2.3 Pengertian tindak pidana

Pengertian tindak pidana dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana

(KUHP) dikenal dengan istilah stratbaar feit dan dalam kepustakaan tentang

hukum pidana sering mempergunakan istilah delik, sedangkan pembuat undang-

undang merumuskan suatu undang-undang mempergunakan istilah peristiwa

pidana atau perbuatan pidana atau tindak pidana. Tindak pidana merupakan suatu

istilah yang mengandung suatu pengertian dasar dalam ilmu hukum, sebagai

istilah yang dibentuk dengan kesadaran dalam memberikan ciri tertentu pada

peristiwa hukum pidana. Tindak pidana mempunyai pengertian yang abstrak dari

peristiwa-peristiwa yang kongkrit dalam lapangan hukum pidana, sehingga tindak

pidana haruslah diberikan arti yang bersifat ilmiah dan ditentukan dengan jelas

untuk dapat memisahkan dengan istilah yang dipakai sehari-hari dalam kehidupan

masyarakat.

Menurut prof Moeljatno, SH yang berpendapat bahwa pengertian tindak pidana

yang menurut istilah beliau yakni perbuatan pidana adalah:

”Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai

ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa melanggar

larangan tersebut.”4

4 Pengertian tindak pidana (online) http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-tindak-

pidana-dan-unsur.html (20-desember-2013)

2.4 Pengertian terorisme

Persoalan pertama yang muncul manakala berbicara terorisme adalah

definisi terorisme itu sendiri, karena hingga saat ini belum ada definisi terorisme

yang diterima secara universal (there is not universsaly accepted definition of

terrorism). Hikmahanto juwana mengatakan, terorisme sulit didefinisikan

meskipun secara faktual dapat di rasakan dan dapat dilhat adanya karakteristik

tertentu dari terorisme. Hal yan sama uga di kemukan oleh Walter Laquer yang

menyatakan bahwa tidak akan mungkin ada sebuah definisi yang bisa meng-cover

ragan terorisme yang pernah muncul dalam sejarah.5

Kondisi ini tentu saja akan menimbulkan masalah dalam upaya

penanggulangan tindak pidana terorisme karena masing-masing negara memiliki

pandangan sendiri tentang perbuatan-perbuatan apa yang di kategorikan sebagai

terorisme dan yang tidak di kategorikan sebagai terorisme. Walaupum telah

banyak kovensi interNasional yang mendefinisikan terorisme, tetapi hal itu

ternyata bulum mendapat hasil yang memuaskan. Semakin terorisme diberikan

definisinya,semakin terbuka interpretasi lain tentang definisi terorisme.

Secara etimologis, terorisme terdiri dari dua kata, yaitu”teror”dan”isme”

kata”teror” memiliki arti kekejaman, tindak kekerasan, dan kengerian, sedangkan

kata”isme” berarti suatu paham. Ada juga yang mengatakan bahwa kata”teroris”

5 mahrus ali”Hukum pidana teroriseme teori dan praktik ”gramata publishing.jakarta.2012 hlm 1

dan terorisme berasal dari kata latin”terrere” yang kurang lebih berarti membuat

gemetar atau mengetarkan.kata teror juga bermakna menimbulkan kengerian.6

Didalam Undang-Undang nomor 15 tahun 2003 tantang Pemberantasan Tindak

Pidana Terorisme,Pasal yang mengatur tentang tindak pidana terorisme yaitu:

Pasal 6

Setiap orang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan

menimbulkan suasana terror atau yang menimbulkan korban yang bersifat

masal,dengan cara merampas kemerdekaan atau hilangnya nyawa dan harta benda

orang lain, atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek

vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas public atau fasilitas

interNasional, dipidana dengan pidana mati atau penjara seumur hidup atau pidana

penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun

Pasal 7

Setiap orang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan

bermaksud untuk menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang

secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat masal dengan cara

merampas kemerdekaan atau hilangnya nyawa atau harta benda orang lain,atau

untuk menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang

strategis, atau lingkungan hidup,atau fasilitas public, atau fasilitas interNasional,

dipidana penjara paling lama seumur hidup.

6 Ibid hlm 2

Dan dalam KUHP terdapat beberapa Pasal yang menyangkut kejahatan

yang membahayakan keamanan umum dan bagi orang atau barang diatur pada bab

VII yaitu Pasal

Pasal 187

Barang siapa dengan sengaja menimbulkan kebakaran, ledakan atau banjir

diancam:

1. Dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun,jika keran perbuatan

tersebut diatas timbul bahaya umum bagi orang;

2. Dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun,jika karena

perbuatantersebut diatas timbul bahaya bagi nyawa orang lain;

3. Dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling

lama dua puluh tahun, jika jika karena perbuatan tersebut di atas timbul

bahaya bagi nyawa orang lain dan mengakibatkan orang mati.

Pasal 187bis

Ayat 1

Barang siapa membuat, menerima, berusaha memperoleh, mempunyai persediaan,

menyembunyikan, mangangkut atau memasukan ke Indonesia bahan-bahan,

benda-benda atau perkakas-perkakas yanhg diketahui atau selayaknya harus

diduga bahwa diperuntukan,atau kalau ada kesempatanakan diperuntukan, untuk

menimbulkan ledakan yang memebahayakan nyawa orang atau menimbulkan

bahaya umum bagi barang,diancam dengan pidana penjara paling lama delapan

tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.

Di dalam black law dictionary, disebutkan bahwa terorisme didefinisikan

sebagai the use threat of violence to intimidate or cause panic; especially as a

means of affecting political conduct, penggunaan ancama kekerasan untuk

mengintimidasi atau menimbulkan kepanikan; terutama di gunakan sebagai alat

untuk mempengaruhi prilaku politik sedangkan menurut T.P Thornton, terorisme

didefinisikan sebagai penggunaan teror sebagai tindakan simbolis yang di rancang

untuk mempengaruhi kebijakan dan tingkah laku politik dengan cara-cara ekstra

normal, khususnya dengan penggunaan kekerasan dan acaman kekerasan.

Terorisme adalah paham yang berpandangan bahwa pengunaan cara-cara

kekerasan dan menimbulkan ketakutan adalah cara yang sah untuk mencapai

tujuan.7

2.5 Keragaman jenis dan definisi kekerasan.

Kekerasan yang dilakukan perorangan perlakuan kekerasan dengan

menggunakan fisik (kekerasan seksual), verbal (termasuk menghina),

psikologis (pelecehan), oleh seseorang dalam lingkup lingkungannya.

Kekerasan yang dilakukan oleh negara atau kelompok, yang oleh Max

Weber didefinisikan sebagai "monopoli, legitimasi untuk melakukan kekerasan

secara sah" yakni dengan alasan untuk melaksanakan putusan pengadilan,

menjaga ketertiban umum atau dalam keadaan perang yang dapat berubah

menjadi semacam perbuatanan terorisme yang dilakukan oleh negara atau

kelompok yang dapat menjadi salah satu bentuk kekerasan ekstrem (antara

lain, genosida, dll.)

Tindakan kekerasan yang tercantum dalam Hukum publik yakni tindakan

kekerasan yang diancam oleh Hukum pidana (sosial, ekonomi atau psikologis.

7 Mahrus ali”Hukum pidana terorisme teori dan praktik”gramata publishing,jakarta,2012,hlm 1

Kekerasan dalam politik umumnya pada setiap tindakan kekerasan tersebut

dengan suatu klaim legitimasi bahwa mereka dapat melakukannya dengan

mengatas namakan suatu tujuan politik (revolusi, perlawanan terhadap

penindasan, hak untuk memberontak atau alasan pembunuhan terhadap raja

lalim walaupun tindakan kekerasan dapat dibenarkan dalam teori Hukum untuk

pembelaan diri atau oleh doktrin Hukum dalam kasus perlawanan terhadap

penindasan di bawah tirani dalam doktrin hak asasi manusia.

Kekerasan simbolik (Bourdieu, Theory of symbolic power),merupakan

tindakan kekerasan yang tak terlihat atau kekerasan secara struktural dan

kultural (Johan Galtung, Cultural Violence) dalam beberapa kasus dapat pula

merupakan fenomena dalam penciptaan stigmatisasi8.

2.6 KERAGAMAN AGAMA DI INDONESIA

Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan

masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila:

“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara

kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya.Menurut hasil sensus tahun 2010,

87,18% dari 237.641.326 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 6,96%

Protestan, 2,9% Katolik, 1,69% Hindu, 0,72% Buddha, 0,05% Kong Hu Cu,

0,13% agama lainnya, dan 0,38% tidak terjawab atau tidak ditanyakan.Dalam

UUD 1945 dinyatakan bahwa "tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk

8 Keregaman dan definisi kekerasan(online)http://id.wikipedia.org/wiki/Kekerasan(18 juli

1013)

memilih dan mempraktikkan kepercayaannya" dan "menjamin semuanya akan

kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya".Pemerintah,

bagaimanapun, secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan,

Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu. Dengan banyaknya agama maupun

aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar agama sering kali tidak

terelakkan. Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia memainkan peranan

penting dalam hubungan antar kelompok maupun golongan. Program transmigrasi

secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah konflik di wilayah timur

Indonesia. Berdasar sejarah, kelompok pendatang telah menjadi pendorong utama

keanekaragaman agama dan kultur di dalam negeri dengan pendatang dari India,

Tiongkok, Portugal, Arab, dan Belanda.Bagaimanapun, hal ini sudah berubah

sejak beberapa perubahan telah dibuat untuk menyesuaikan kultur di Indonesia.

Hindu dan Buddha telah dibawa ke Indonesia sekitar abad kedua dan abad

keempat Masehi ketika pedagang dari India datang ke Sumatera, Jawa dan

Sulawesi, membawa agama mereka. Hindu mulai berkembang di pulau Jawa pada

abad kelima Masehi dengan kasta Brahmana yang memuja Siva. Pedagang juga

mengembangkan ajaran Buddha pada abad berikut lebih lanjut dan sejumlah

ajaran Buddha dan Hindu telah memengaruhi kerajaan-kerajaan kaya, seperti

Kutai, Sriwijaya, Majapahit dan Sailendra. Sebuah candi Buddha terbesar di

dunia, Borobudur, telah dibangun oleh Kerajaan Sailendra pada waktu yang sama,

begitu pula dengan candi Hindu, Prambanan juga dibangun. Puncak kejayaan

Hindu-Jawa, Kerajaan Majapahit, terjadi pada abad ke-14 M, yang juga menjadi

zaman keemasan dalam sejarah Indonesia.

sampai pantai barat Sumatera dan kemudian berkembang ke timur pulau

Jawa. Pada periode ini terdapat beberapa kerajaan Islam, yaitu kerajaan Demak,

Pajang, Mataram dan Banten Pada akhir.

Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-14 melalui pedagang di Gujarat, India.

Islam menyebarabad ke-15 M, 20 kerajaan Islam telah dibentuk, mencerminkan

dominasi Islam di Indonesia.

Kristen Katolik dibawa masuk ke Indonesia oleh bangsa Portugis, khususnya di

pulau Flores dan Timor.

Kristen Protestan pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda pada

abad ke-16 M dengan pengaruh ajaran Calvinis dan Lutheran. Wilayah penganut

animisme di wilayah Indonesia bagian Timur, dan bagian lain, merupakan tujuan

utama orang-orang Belanda, termasuk Maluku, Nusa Tenggara, Papua dan

Kalimantan. Kemudian, Kristen menyebar melalui pelabuhan pantai Borneo,

kaum misionarispun tiba di Toraja, Sulawesi. Wilayah Sumatera juga menjadi

target para misionaris ketika itu, khususnya adalah orang-orang Batak, dimana

banyak saat ini yang menjadi pemeluk Protestan9.

9 Keragaman agama dindonesia(online)

http://www.wikimu.com/news/displaynews.aspx?id=17474 (27 september 2013)

2.7 HUBUNGAN ANTAR AGAMA

Walaupun pemerintah Indonesia mengenali sejumlah agama berbeda,

konflik antar agama kadang-kadang tidak terelakkan. Di masa Orde Baru,

Soeharto mengeluarkan perUndang-Undangan yang oleh beberapa kalangan

dirasa sebagai anti Tionghoa. Presiden Soeharto mencoba membatasi apapun yang

berhubungan dengan budaya Tionghoa, mencakup nama dan agama.Sebagai

hasilnya, Buddha dan Khonghucu telah diasingkan.

Antara 1966 dan 1998, Soeharto berikhtiar untuk de-Islamisasi

pemerintahan, dengan memberikan proporsi lebih besar terhadap orang-orang

Kristen di dalam kabinet. Namun pada awal 1990-an, isu Islamisasi yang muncul,

dan militer terbelah menjadi dua kelompok, Nasionalis dan Islam. Golongan

Islam, yang dipimpin oleh Jenderal Prabowo, berpihak pada Islamisasi, sedangkan

Jenderal Wiranto dari golongan Nasionalis, berpegang pada negara sekuler.

Semasa era Soeharto, program transmigrasi di Indonesia dilanjutkan,

setelah diaktifkan oleh pemerintahan Hindia Belanda pada awal abad ke-19.

Maksud program ini adalah untuk memindahkan penduduk dari daerah padat

seperti pulau Jawa, Bali dan Madura ke daerah yang lebih sedikit penduduknya,

seperti Ambon, kepulauan Sunda dan Papua. Kebijakan ini mendapatkan banyak

kritik, dianggap sebagai kolonisasi oleh orang-orang Jawa dan Madura, yang

membawa agama Islam ke daerah non-Muslim. Penduduk di wilayah barat

Indonesia kebanyakan adalah orang Islam dengan Kristen merupakan minoritas

kecil, sedangkan daerah timur, populasi Kristen adalah sama atau bahkan lebih

besar dibanding populasi orang Islam. Hal ini bahkan telah menjadi pendorong

utama terjadinya konflik antar agama dan ras di wilayah timur Indonesia, seperti

kasus Poso pada tahun 2005.

Pemerintah telah berniat untuk mengurangi konflik atau ketegangan

tersebut dengan pengusulan kerjasama antar agama, Kementerian Luar Negeri,

bersama dengan organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, yang

dipegang oleh Sarjana Islam InterNasional, memperkenalkan ajaran Islam

moderat, yang mana dipercaya akan mengurangi ketegangan tersebut. Pada 6

Desember 2004, dibuka konferensi antar agama yang bertema “Dialog Kooperasi

Antar Agama: Masyarakat Yang Membangun dan Keselarasan”. Negara-negara

yang hadir di dalam konferensi itu ialah negara-negara anggota ASEAN,

Australia, Timor Timur, Selandia Baru dan Papua Nugini, yang dimaksudkan

untuk mendiskusikan kemungkinan kerjasama antar kelompok agama berbeda di

dalam meminimalkan konflik antar agama di Indonesia. Pemerintah Australia,

yang diwakili oleh menteri luar negerinya, Alexander Downer, sangat mendukung

konferensi tersebut10

.

10Analisis dan identitas agama(online)

http://alsofwah.or.id/?pilih=indexanalisa&id=508&section=an53 (27 september 2013)

2.8 DEFINISI AGAMA

Agama adalah risalah yang di sampaikan tuhan kepada nabi sebagai

petunjuk bagi manusia dan Hukum-Hukum sempurna untuk dipergunakan

manusia dalam menyelenggaraka tata cara hidup yang nyata serta serta mengatur

hubungan dengan dan tanggung jawab kepada Allah, dirinya sebagai hamba

Allah, manusia dan masyarakat serta alam sekitarnya.11

Agama Islam adalah agama Allah yang disampaikan kepada nabi

muhammad, untuk ditersuskan kepada seluruh ummat manusia, yang mengandung

ketentuan-ketentuan keimanan (aqidah) dan ketentuan-ketentuan ibadah dan

mu‟amalah (syari‟ah), yang menentukan proses berfikir, merasa dan berbuat dan

proses pembentukanya kata hati.12

`Upaya mendistorsikan Islam terus dilakukan oleh pihak-pihak yang benci

terhadap Islam. Seringkali mereka mengahalalkan segala cara untuk menyerang

Islam dan pemikirannya. Isu terorisme merupakan isu dipandang paling memiliki

nilai strategis diangkat suatu saat untuk menyudutkan umat Islam beserta ajaran

jihadnya.13

Dituduhkan bahwa ajaran jihad-menurut versi mereka- adalah tindakan

amoral sekaligus menjadi akar kekerasan yang terjadi dimasayarakat seperti

beberapa peristiwa pengeboman yang kian marak terjadi ditanah air. Hasilnya

umat-yang mengalami kemunduran taraf berfikirnya- termakan oleh isu murahan

tersebut. Seakan-akan Islam sebagai pihak tertuduh.dalam posisi yang lemah

11

Zakia daradjat”dasar-dasar agama Islam”universitas terbuka.jakarta.2002.hlm 60 12

ibid hlm 60 13

Mencegah aksi kekerasan atas nama agama(online) http//elistrasi.wordpress.com(29 september

2013)

akhirnya umat bersikap defensif apologetic, yakni sebuah sikap terbalik, inginnya

memang membela Islam -sebagai pihak tertuduh- akan tetapi justru pembelaan

tersebut menjauhkan dirinya dari Islam dengan cara menginterpretasikan Hukum-

Hukum Islam sesuai dengan kehendak (kongklusi) sang penuduh. Seperti

contohnya, Islam itu agama damai tidak mengajarkan kekerasan. Agama Islam

disebarkan keseluruh dunia dengan cinta kasih. Jihad maknanya bukan semata-

mata perang, tetapi lebih bermuatan luas dan positif yaitu bersungguh-sungguh

dalam mengejar ilmu, mengentaskan kemiskinan, melawan hawa nafsu atau jihad

teknologi. Begitulah mereka mencoba menakwilkan Islam-khusunya jihad- sesuai

dengan kehendak penuduh. Dengan demikian realitanya umat Islam akan semakin

terjauhkan dari kernihan fikrah dan thariqahnya (mabda‟ Islam). padahal kedua

variabel tersebut menjadi point peting kembalinya umat kepada kebangkitannya.14

Akan timbul bahaya yang sangat membahayakan banyak orang ,apabila

seseorang memahami ayat Al – Quran dengan arti zahir saja ( terjemahan

harfiyah), sehingga dia menjadikan perintah urusan perang atau menyerang tidak

lagi menunggu putusan dari hasil kebijakan seorang pemimpin tertinggi sebuah

Negara seperti perdana menteri, presiden ( dalam bahasa Arab disebut Amir

Daulah Islamiyah ) atau seorang kholifah. Karena dia menganggap Al – Quran itu

adalah kitab tuntunan untuk setiap pribadi muslim yang punya kewajiban

melaksanakan ayat di dalam Al – Quran. Akibatnya pelaksanaan perintah Al –

Quran itu semua akan dianggap sama yang dibebankan terhadap setiap individu

muslim, pemahaman itu adalah jelas tidak benar.

14

Jihad(online) http//artikel.jw.it/jihad/bentu.terorisme(22 september 2013)

Padahal jihad yang berarti perang dicontohkan oleh Rasulullah Saw tidak

pernah hanya terjadi dengan hanya dilakukan oleh satu orang atau dua sampai 3

orang saja tetapi jihad perang yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw adalah

sebuah pasukan yang terorganisir rapi dibawa satu komando.15

Definisi terorisme tinggallah definisi. Terorisme pada kenyataannya

ditafsirkan sekehendak hati Negara-negara tertentu untuk menhantam organisasi,

maupun pribadi yang disinyalir sebagai teroris menurut versi mereka siapapun

yang membuat marah AS-karena sebab apapun akan dianggap sebagai teroris keji

yang mesti diperangi dan dimusnakan. Selain itu, juga mesti di beri sanksi milai

dari sanksi militer,politik,ekonomi,bahkan sosial budaya.

Allah SWT berfirman;”Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka

kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang tambat untuk

berperang (yang dengan persiapan itu) kamu mengatarkan musua

Allah,musuhmu,”(QS.Al-Anfal[8]:60). Inilah irhab (terror/menggetarkan) yang

justru di anjurkan ,yaitu sebagai upaya menggetarkan musuh-musuh Allah dan

umatnya.

Teror yang terlarang adalah teror yang meresahkan keamanan masyarakat

luas. Membunuh orang yang tidak bersalah sebagai tumbal bagi dosa yang tidak

mereka lakukan mengucurkan darah, melululantahkan rumah,dan mengganggu

kehormatan orang-orang tidak berdosa tanpa perasaan bersalah sedikitpun16

15

Nasir abas”Membongkar jamaah Islamiyyah”Grafindo,Jakarta selatan,2007,hlm 288 16

Yusuf Qardhawi”menjadi muslim par excellence”grafindo,Jakarta,2004,hlm 178

MENURUT PENDAPAT MAZHAB HANAFI

“Mengerahkan seluruh kemampuan untuk berperang di jalan Allah, baik

langsung, atau membantu dengan harta, pandangan, memperbanyak jumlah

pasukan ataupun yang lain..” (Lihat, Ibn „Abidin, Hasyiyah Ibn

„Abidin,juzIII,hal.336).

MENURUT PENDAPAT MAZHAB MALIKI

.

“Perang orang Islam melawan kaum Kafir yang tidak mempunyai perjanjian

untuk menegakkan kalimah Allah, atau keikutsertaannya untuk berperang, atau

masuk ke negerinya [kaum Kafir] untuk berperang..” (Lihat, Syaikh Muhammad

„Ilyas, Manhu al-Jalil, Mukhtashar Sayyidi Khalil, juz III, hal. 135)

Berlakunya Hukum Islam di Indonesia untuk sebagian besar adalah

tergantung pada umat Islam yang menjadi pendukung utamanya.umat dalam

artian sebagai komunitas penganut suatu agama yang di tuntut melaksanakan

kewajiban agamanya.padahal secara teoretik orang selalu mengkaitkan berlakunya

Hukum dengan kekuasaan terutama sekali kekuasaan Negara. Indonesia bkanlah

sebuah Negara Islam tetapi sebuah Negara Nasional yang tidak memberikan

tempat pada umat Islam untuk melaksanakan Hukum Islam tetapi juga pada umat-

umat penganut agama lain dalam hal ini Kristen protestan, katholik,hindu dan

budha.akan tetapi,secara formal Negara juga tidak sepenuhnya menutup mata dari

pelaksanaan Hukum Islam sehingga di samping punya landasan dogmatic pada

ajaran agama,kebradaan Hukum Islam juga di dukung oleh umatnya dan untuk

sebagian mempunyai landasan formal dari kekuasaan Negara Republik Indonesia.

2.9 Agama dan Tindak Kriminal.

Masalah juga dihadapi oleh manusia dan masyarakat adalah tindak

kriminal yang hampir selalu terjadi, baik sembunyi-sembunyi atau tenang-tenang.

Indonesia adalah Negara yang termasuk tinggi tindak pidana korupsinya di dunia.

Manusia,bukan saja memiliki otak dan hati nurani, tetapi juga hawa nafsu.

Marxisme dan Thomas hobbes memandang manusia mempunyai pembawaan

jahat.Supaya pembawaan jahat itu tidak membahayakan orang lain, negara harus

mengatur tindak dan kreativitas manusia.

Pemikiran filsafat mengajarkan berbagai norma moral untuk mengatur

kehidupan bersama manusia supaya tidak menjadi homo homini lupus satu sama

lain.Agama primitive juga mengajarkan berbagai macam taboo dan aturan yang

harus di patuhi di dalam kehidupan sehari-hari.pelanggaran tehadap aturan dan

taboo itu dikaitkan dengan kehendak dan sanksi spiritual. Aliran kebatinan juga

menjadi budi luhur sebagai salah satu pokok ajaranya.

Agama-agama besar juga mengajarkan berbagai norma moral untuk mengatur

kehidupan bermasyarakat. Agama Kong Hu Cu dan agama Buddha lebih

merupakan kumpulan ajaran moral dari pada kepercayaan kepada tuhan.Agama

hindu juga mengajarkan norma moral dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan

mengaitkan pelanggaranya dengan sanksi darma pala dan reingkarnasi. Agama

hayudi lebih menonjolkan aspek moral dan Hukumnya dari pada aspek

spritualisme. Agama Kristen lebih menonjolkan aspek spritualisme dalam

menanamkan moral. Agama Islam mengajarkan ahlak terhadap diri

sendiri,terhadap orang lain,terhadap flora dan fauna, sertak ahlak terhadap Allah

dan Rasul-nya. Aspek ahklak dalam ajaran Islam di konkritkan menjadi aspek

Hukum pelanggaran moral dan Hukum Islam tidak hanya dikenai sanksi

supernatural (dosa, murka tuhan dan neraka), tetapi juga di ancam berbagai sanksi

Hukum. Fikih jinaya khusus membahas sanksi pidana terhadap perbuatan manusia

yang harus di jalankan oleh pemerintah17

.

2.10 Arti penting Hukum Islam bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di

Indonesia dapat kita lihat dari 3 aspek:

1.Secara factual umat Islam di Indonesia bukan hanya sekedar merupakan

kolompok mayoritas di Indonesia tetapi juga merupakan kelompok terbesar dari

umat Islam di dunia.Hukum Islam sebagai Hukumyang dibuat dan berlaku bagi

umat tersebut adalah merupakan dengan subjek yang besar. Sehingga betapapun

dalam kondisi yang demikian Hukum Islam menempati posisi yang sangat

strategis bukan saja bagi umat Islam di Indonesia tetapi bagi umat Islam pada

umunya dan sekaligus menempati pada posisi yang strategis dalam system Hukum

Indonesia.akan tetapi,arti pentingnya yang demikian akan sangat tergantung pada

posisi dan kedudukan umat Islam untuk siapa Hukum itu berlaku. Ia akan

mempunyai nilai yang lebih penting bilamana umat Islam tersebut

memperlakukan dan melaksanakan ketentuanya dengan sebaik-baiknya,

17

Bustanudin agus”Agama dalam kehidupan manusia”rajawali pers,Jakarta,2oo6,hlm 280

sedangkan kalau ia bersikap sebaliknya dapat menimbulkan dampak negatif

terhadap kedudukan Hukum Islam itu sendiri.

2.Sekalipun Negara Indonesia bukan merupakan sebuah Negara Islam

akan tetapi dengan menetapkan Pancasila sebagai Dasar Negara dan satu-satunya

Asas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Hukum Islam menempati posisi

yang sangat penting sekali.Sila ketuhanan yang maha esa adalah sejalan dengan

ajaran tauhid yang merupakan sendi pokok dari ajaran Islam dan Hukum Islam

telah memberikan landasan idiil yang cukup kokoh untuk melaksanakan ketentuan

Hukum Islam dalam Negara Hukum yang berdasarkan Hukum Islam. Kemudian

dalam Undang-Undang dasar 1945 di tegaskan pula bahwa Negara menjamin tiap-

tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat

menurut agama dan kepercayaan itu.landasan konstitusional itu adalah merupakan

jaminan formal bagi setiap muslim dan umat Islam di Indonesia untuk

melaksanakan ketentuan-ketentuan Hukum Islam dalam hidup dan kehidupannya

di tengah-tengah masyarakat dan bangsa Indonesia serta dalam kehidupan

bernegara.hal ini juga telah di buktikan dalam kurun waktu hamper setengah abad

berdirinya Negara Indonesia.

3.Bangsa Indonesia dan Negara Republik Indonesia dalam rangka kegiatan

pembangunannya telah menempatkan pembinaan Hukum Nasional sebagai salah

satu bidang garapanya.selama beberapa abat ini kita masih di sibukan dengan

berbagai kegiatan merancang apa dan bagaimana Hukum Nasional yang akan kita

bentuk nanti.dalam proses yang demikian Hukum Islam mempunyai peluang yang

besar untuk dapat masuk sebagai salah satu bahan pokok yang sangat di perlukan

untuk membina Hukum Nasional tersebut.di samping bahan-bahan Hukum

lainnya seperi yang berasal dari Hukum barat dan Hukum adat dalam hubungan

ini bilamana Hukum Islam ingin mendapatkan tempat yang lebih luas dalam

kehidupan Hukum Nasional yang akan datang ia harus dapat menunjukan

keunggulan komparatifnya dari berbagai Hukum lainnya.bilamana hal ini tidak

bisa di wujudkan akan mempengaruhi luas lingkup dari berlakunya Hukum Islam

di masa mendatang.arahan dari politik Hukum Nasional mengenai hal tersebut

sebenarnya cukup banyak membuka peluang bagi Hukum Islam untuk meraih

peran penting yang di maksud18

.

2.11 Pengertian antar umat beragama.

Terminologi”kerukunan umat beragama” pertama kali dikemukakan oleh

K.H Mohammad dachlan beliau menyatakan.19

“Adanya kerukunan antar gelongan beragama adalah merupakan syarat

mutlak terwujudnya stabilitasi politik dan ekonomi yang menjadi program

kabinet ampera. Oleh karena itu kami mengharapkan sungguh adanya

kerjasama antarpemerintah dan masyarakat beragama untuk menciptakan

iklim kerukunan umat beragama ini, sehingga tuntutan hati nurani rakyat dan

cita-cita kita bersama ingin mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur

yang dilindungi tuhan yang maha esa itu benar-benar dapat terwujud.”

Dalam peraturan bersama menteri agama dan menteri Dalam Negeri No.9 dan 8

tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan tugas kepada daerah/wakil kepala

daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama, pemberdayaan forum

kerukunan umat beragama ,dan pendirian rumah ibadat, definisi dari kerukunan

18

H.Abdurrahman,SH,MH,”Komplikasi Hukum Islam di Indonesia”,Akademika

pressindo,Jakarta,2010,hlm 2 19

.rahman s.doholio.skripsi”kewenangan pemerintah daerah dalam mengatur kerukunan antar

umat beragama.malang.2012.hlm 24

umat beragama di jelaskan pada Pasal 1 ayat (1),yakni keadaan hubungan sesama

umat yang dilandasi toleransi,saling pengetian, saling menghormati,menghargai

kesetaraan dalam pengalaman ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di dalam negara kesatuan Republik

Indonesia berdasarkan pancasila dan Undang-Undang dasar negara Republik

Indoneseia tahun 1945.

Oleh karena itu kerukunan umat beragama yang terjalin baik akan

memberikan toleransi, begitu pun sebaliknya sikiap toleransi akan menghasilkan

kerukan umat beragama. Toleransi keagamaan merupakan hal yang mutlak dalam

kehidupan masyarakat yang pluralis di indonesia. Agama dalam masyarakat

indonesia merupakan masalah yang tidak dapat di tawa-tawar, apalagi berganti

dengan paksa, sehingga jika seseorang memeluk keyakina, maka keyakinan itu

tidak dapat pisah darinya.20

20

rahman s.doholio.skripsi”kewenangan pemerintah daerah dalam mengatur kerukunan antar

umat beragama.malang.2012.hlm 25