TUGAS MAKALAH KRIMINOLOGI APA ITU KRIMINALOGI

15
TUGAS MAKALAH KRIMINOLOGI APA ITU KRIMINALOGI Dosen Pengampu: Dr. Rehnalemken Ginting, S.H., M.H. OLEH: Pandito Malim Hasayangan Tanjung (E0020349) Dhea Fitri Amanda (E0020143) KELAS G FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2021

Transcript of TUGAS MAKALAH KRIMINOLOGI APA ITU KRIMINALOGI

Page 1: TUGAS MAKALAH KRIMINOLOGI APA ITU KRIMINALOGI

TUGAS MAKALAH

KRIMINOLOGI

APA ITU KRIMINALOGI

Dosen Pengampu:

Dr. Rehnalemken Ginting, S.H., M.H.

OLEH:

Pandito Malim Hasayangan Tanjung (E0020349)

Dhea Fitri Amanda (E0020143)

KELAS G

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2021

Page 2: TUGAS MAKALAH KRIMINOLOGI APA ITU KRIMINALOGI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhir-akhir ini kita sering mendegar dan melihat sejumlah berita di televisi

yang menayangkan peristiwa-peristiwa kejahatan yang terjadi di masyarakat.

Kejahatan-kejahatan yang dilakukan beragam jenis dan beragam modus operandinya.

Masalah kejahatan merupakan masalah yang abadi dalam kehidupan umat manusia,

karena ia berkembang sesuai dengan perkembangan tingkat peradaban umat manusia.

Artinya sejak berabad-abad tahun yang lalu kejahatan sudah dikenal dan menjadi

bagian dalam hidup manusia itu sendiri sebagai bentuk usaha manusia untuk

mempertahankan hidupnya dan usaha untuk mencapai tujuan tertentu bagi sekelompok

orang maupun perorangan.

Kejahatan yang terjadi dalam masyarakat berkembang seiring dengan

perkembangan masyarakat itu sendiri. Terjadinya kejahatan bukan semata-mata

perbuatan yang ditentang masyarakat akan tetapi adanya dorongan dari pelaku untuk

melakukan perbuatan yang ditentang oleh masyarakat tersebut. Lebih dari dua pertiga

kejadian pembunuhan dan penganiayaan berat didahului adanya hubungan antara

pelaku dengan korban dalam kejadian tersebut sebelum berlangsung kejahatan. Artinya

tidak semua pelaku kejahatan pembunuhan dan penganiayaan berat begitu saja

melakukan kejahatan tersebut, namun juga ada peran yang berupa dorongan

(provokasi) dari korban yang dapat memancing amarah pelaku kejahatan sehingga

terjadilah kejahatan tersebut

Kejahatan yang terjadi dalam masyarakat disebabkan oleh berbagai macam

faktor. Faktor-faktor yang menjadi penyebab kejahatan antara lain:

1. Mengendornya ikatan sosial dan keluarga.

2. Masyarakat pada umumnya bertambah berat beban hidupnya. Bisa juga

dikarenakan beban ekonomi yang semakin menghimpit, hingga pada titik tertentu

mereka mengalami “stuck / hang” dan otak manusia tidak lagi mampu berpikiran

secara jernih.

3. Kekuatan religi atau agamis pada pribadi tidak lagi kuat melekat.

4. Faktor memanfaatkan keadaan dimana memanfaatkan beberapa kasus

kriminalitas yang terlihat tidak bisa dipecahkan oleh pihak yang bersangkutan, maka

Page 3: TUGAS MAKALAH KRIMINOLOGI APA ITU KRIMINALOGI

kecenderungan untuk meniru dengan harapan dapat mengkambing hitamkan

kesalahan kepada orang lain nantinya bisa terjadi.Kejahatan yang terjadi dalam

masyarakat itu misalnya: pencurian, pemerkosaan, pembunuhan dan lain sebagainya.

Pembunuhan adalah bentuk dari kejahatan terhadap nyawa manusia berupa

menghilangkan nyawa orang lain.

Menghilangkan nyawa orang lain merupakan suatu bentuk kejahatan karena

sudah sejak dahulu nyawa manusia merupakan satu hal yang terpenting dan harus

dilindungi. Sehingga tidak seorangpun mempunyai hak untuk menghilangkan nyawa

orang lain apapun alasannya. Setiap orang mempunyai hak untuk hidup, hal tersebut

secara tegas dinyatakan dalam pasal 28A Undang-undang Dasar negara Republik

Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak untuk

hidup serta mempertahankan hidup dan kehidupannya. Oleh karena itu perlu adanya

penghormatan tentang hal tersebut

Hukum yang diciptakan manusia mempunyai keadaan teratur, aman, dan tertib,

demikian juga hukum pidana yang merupakan salah satu hukum yang dibuat oleh

manusia mempunyai fungsi, fungsi umum dari hukum pidana sama dengan fungsi

hukum lainya ialah mengatur hidup kemasyarakatan dan menyelenggarakan tata hidup

didalam masyarakat. Fungsi khusus dari hukum pidana adalah melindungi

kepentingan hukum terhadap perbuatan yang hendak merusaknya dengan sanksi

berupa pidana.

Pokok diadakannya hukum pidana ialah untuk melindungi kepentingan-

kepentingan masyarakat sebagai kelektivietit dari perbuatan-perbuatan yang

mengancamnya atau bahkan merugikannya baik itu datang dari perseorangan maupun

kelompok atau organisasi. Secara umum kriminologi adalah ilmu yang mempelajari

kejahatan dari sudut pandang pelaku kejahatan, atau dengan kata lain dapat disebut

ilmu yang mempelajari sebab akibat mengapa terjadi kejahatan. Ilmu kriminologi

lebih menggunakan analisis dan fenomena kejahatan pada pelaku kriminalitas.

Kejahatan atau kriminalitas biasanya disebabkan oleh penyimpangan yang dilakukan

oleh masyarakat yang mana mereka dianggap ganjil, berbahaya, asing,kasar dan

lainnya yang merujuk pada perilaku kurang wajar yang dianut masyarakat lain. Hal-

hal yang dilakukan secara negatif dan berakibat pada kerugian yang harus ditanggung

pemerintah ataupun individu merupakan bentuk dari kejahatan kriminal.

Laporan masyarakat menjadi tolok ukur bahwa terdapat keresahan yang ada

didalam masyarakat karena kriminalitas yang terjadi, walaupun tidak harus ada

Page 4: TUGAS MAKALAH KRIMINOLOGI APA ITU KRIMINALOGI

laporan dari masyarakat untuk menyimpulkan bahwa suatu tindakan itu dinamakan

kriminalitas, seperti pada kejahatan terhadap nyawa tidak perlu adanya laporan

terlebih dahulu untuk memprosesnya pada jalur hukum. Pandangan legal murni

tentang kejahatan mendefinisikan kejahatan sebagai pelanggaran terhadap hukum

pidana.

Betapa pun keji dan tidak bisa diterimanya suatu perbuatan secara oral, itu

bukan kejahatan kecuali dinyatakan demikian oleh hukum pidana. Vernon Fox

mengemukakan ,”Kejahatan adalah sebuah peristiwa sosial politik, bukan sebuah

kondisi klinis. Kejahatan bukan kondisi klinis atau medis yang bisa didiagnosis dan

dirawat secara khusus”.Dalam pandangan ini, yang secara teknis benar, jika tidak

secara tegas dilarang oleh hukum pidana maka suatu perbuatan bukan kejahatan.

Tentu saja yang demikian sesuai dengan asas legalitas hukum yang boleh dikatakan

sebagai tiang penyangga hukum pidana. Asas ini tersirat dalam Pasal 1 KUHP yang

dirumuskan demikian:

(1) Tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam

perundang-undangan yang telah ada sebelum perbuatan dilakukan.

(2) Jika sesudah perbuatan dilakukan ada perubahan dalam perundangundangan,

dipakai yang paling ringan bagi terdakwa.

Tindakan pidana tidak lepas dari siapa yang melakukan (penjahat/pelaku).

Mengenai pertanyaan yang kelihatannya paling mudah “Siapakah penjahat itu?”

banyak yang akan berpendapat bahwa residivis kawakan yang berulang kali divonis

bersalah adalah penjahat.Sekecil apapun tindakan pidana yang dilakukan oleh seorang

pelaku kejahatan dapat juga disebut penjahat, seperti pada penelitian yang akan

dilakukan oleh penulis yaitu tentang vandalisme berupa grafaiti atau dengan kata lain

corat-coret sarana dan prasarana umum. Vandalisme melibatkan penghancuran sengaja

properti tanpa sepengetahuan pemilik atau agen pemilik.Istilah ini berasal dari kata

Vandal, sebuah suku barbar Teutonik yang memorak-porandakan Roma pada abad

kelima, yang tanpa keperluan apapun menghacurkan banyak karya seni yang tak

ternilai.Vandalisme sembarangan mencakup aksi-aksi destruktif yang tidak punya

tujuan dan tidak menghasilkan keuntungan moneter. Inilah aksi vandalism yang paling

lazim, penghancuran “tidak jelas” yang dilakukan remaja “untuk

senangsenang”.Vandalisme predatoris mencakup aksi-aksi destruktif demi keuntungan,

seperti “mengacak-acak” atau menghancurkan mesin penjualan untuk mencuri isinya.

Page 5: TUGAS MAKALAH KRIMINOLOGI APA ITU KRIMINALOGI

Kebanyakan aksi vandalisme sembarangan dilakukan oleh remaja, yang

menganggap aksi itu adalah perluasan aktivitas bermain, “membuang-buang waktu”,

atau “perayaan heboh”. A. L. Wide mendeskripsikan pola tipikal vandalism yang

meliputi:

● Menghabiskan waktu, menunggu sesuatu terjadi;

● Gerak isyarat mengamat-amati awal oleh salah seorang anggota;

● Saling ajak dengan orang lain untuk ikut serta;

● Eskalasi perilaku destruktif dari kerusakan property kecil ke yang lebih besar,

● Perasaan bersalah dan menyesal setelah kejadian bercampur kesenangan

Karena melakukan sesuatu yang “nakal”.Pandangan masyarakat pada suatu bentuk

gambar atau tulisan-tulisan yang biasanya terdapat pada dinding-dinding di area umum

sangat beragam, ada dari mereka yang beranggapan baik apabila dibuat apabila

mempunyai nilai estetika dan yang lebih penting adalah keberadaannya legal melalui

perizinan yang sah. Namun juga terdapat juga pandangan yang tidak menyetujui

argument tersebut, bagaimanapun mencoret-coret apa yang ada pada sarana dan

prasarana umum merupakan kesalahan atau kejahatan apabila tidak melalui cara legal

atau tidak berizin. Karena yang demikian memiliki arti merusak apa yang telah ada dan

disediakan oleh pemeritah guna membantu keberlangsungan hidup atau memudahkan

masyarakat dalam melakukan kegiatan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu kriminologi?

2. Apa saja persfektif dalam kriminologi?

3. Bagaimana teori yang ada dalam kriminalogi ?

4. Bagaimana konteks sosial kejahatan dalam kriminalogi ?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui apa itu kriminologi.

2. Untuk mengetahui persfektif dalam kriminologi

3. Untuk mengetahui teori yang ada dalam kriminologi

Page 6: TUGAS MAKALAH KRIMINOLOGI APA ITU KRIMINALOGI

4. Muntuk mengetahui konteks sosial kejahatan dalam kriminologi

Page 7: TUGAS MAKALAH KRIMINOLOGI APA ITU KRIMINALOGI

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kriminologi

Kriminologi berasal dari bahasa latin, yaitu crimen dan logos. Crimen

berarti kejahatan, sementara logos berarti ilmu. Dengan demikian, secara

harfiah, kriminologi adalah ilmu pengetahuan tentang kejahatan, atau lebih

tepatnya kriminologi mempelajari segala aspek tentang kejahatan. Kata

“kriminologi” pertama kali digunakan oleh antropolog Perancis bernama Paul

Topinard (1830-1911) yang meneliti dengan pendekatan antropologi fisik

bagaimana bentuk tubuh mempengaruhi seseorang untuk berbuat jahat.

Kriminologi dapat didefinisikan sebagai studi sistematis tentang sifat,

jenis, penyebab, dan pengendalian dari perilaku kejahatan, penyimpangan,

kenakalan, serta pelanggaran hukum. Kriminologi adalah ilmu sosial terapan di

mana kriminolog bekerja untuk membangun pengetahuan tentang kejahatan dan

pengendaliannya berdasarkan penelitian empiris. Penelitian ini membentuk

dasar untuk pemahaman, penjelasan, prediksi, pencegahan, dan kebijakan

dalam sistem peradilan pidana.

B. Persfektif Kriminologi

Kriminologi jelas berkaitan dengan kejahatan. Seperti hal lain, kejahatan

dapat didefinisikan dalam beberapa cara, dan beberapa ahli telah menyarankan

bahwa setidaknya terdapat empat perspektif definisional yang dapat ditemukan

dalam kriminologi yaitu: Legalistik, Sudut pandang politik, Sosiologis, dan

Psikologis. Dilihat dari perspektif legalistik, kejahatan adalah perilaku manusia

yang melanggar hukum pidana dalam suatu negara, pemerintah federal, atau

hukum yang tanpa membatasi bentuk perilaku tertentu, tidak dapat menjadi

kejahatan yurisdiksi lokal yang memiliki kekuatan untuk membuat hukum

seperti itu tanpa undang-undang yang membatasi bentuk perilaku tertentu, maka

tidak boleh ada kejahatan, tidak peduli seberapa menyimpang perilaku tersebut.

Perspektif kedua tentang kejahatan adalah perspektif politik, di mana

kejahatan adalah hasil dari kriteria yang telah dibangun ke dalam undang-

undang oleh kelompok-kelompok kuat dan kemudian digunakan untuk melabeli

bentuk-bentuk perilaku yang tidak diinginkan sebagai ilegal. Mereka yang

Page 8: TUGAS MAKALAH KRIMINOLOGI APA ITU KRIMINALOGI

menganut sudut pandang ini mengatakan bahwa kejahatan adalah definisi dari

perilaku manusia yang diciptakan oleh pihak yang berwenang yang terorganisir

secara politik. Dengan demikian, Perspektif politik mendefinisikan kejahatan

dalam hal struktur kekuasaan yang ada dalam masyarakat.

Penganut perspektif ketiga yaitu sosiologis. melihat kejahatan sebagai

tindakan antisosial bahwa represinya diperlukan atau seharusnya diperlukan

untuk pelestarian sistem masyarakat yang ada.

Perspektif yang terakhir yaitu psikologis, perspektif ini mengatakan

bahwa kejahatan adalah bentuk penyesuaian sosial yang dapat ditunjuk sebagai

kesulitan yang dimiliki individu dalam bereaksi terhadap rangsangan dari agar

tetap serasi dengan lingkungan itu.

C. Teori Kriminologi

Kriminologi teoretis, subbidang kriminologi umum, adalah jenis

kriminologi yang paling sering ditemukan di perguruan tinggi dan universitas.

Teori ini sekadar menggambarkan kejahatan dan kejadiannya, mengajukan

penjelasan untuk perilaku kriminal. Don M. Gottfredson, mantan presiden dari

ASC, mengamati, Teori dalam kriminologi cenderung tidak jelas dalam hal

umum yang dapat dibenarkan. Ketika kita mempertimbangkan berbagai

perilaku yang dianggap sebagai kriminal dari pembunuhan hingga penggunaan

narkoba hingga kejahatan kerah putih hingga kejahatan sosial media itu

sepertinya sulit membayangkan satu teori yang bisa menjelaskan semuanya atau

bahkan mungkin menjelaskan jenis perilaku yang bervariasi. Namun, banyak

pendekatan teoretis masa lalu yang menyebabkan kejahatan yang unik ketika

mencoba untuk menjadi semua inklusif; yaitu, pendekatan-pendekatan itu

mengajukan satu identitas tunggal yang dapat diidentifikasi sumber untuk

semua perilaku menyimpang.

D. Konteks Sosial Kejahatan

Kejahatan tidak terjadi dalam ruang hampa. Setiap kejahatan memiliki

keunikan mulai dari serangkaian penyebab, konsekuensi, dan partisipan.

Kejahatan mempengaruhi beberapa orang lebih yang memiliki dampak khusus

pada mereka yang merupakan peserta langsung dalam tindakan itu sendiri.

Kejahatan pada umumnya menimbulkan reaksi dari para korbannya, dari

Page 9: TUGAS MAKALAH KRIMINOLOGI APA ITU KRIMINALOGI

kelompok masyarakat yang peduli, dari sistem peradilan pidana, dan kadang-

kadang dari masyarakat sebagai keseluruhan, yang memanifestasikan

keprihatinannya melalui penciptaan aturan sosial.

1. Penyebab Dan Konsekuensi Dari Peristiwa Kriminal

Kejahatan bukan sebagai aktivitas individu yang terisolasi tetapi sebagai

peristiwa sosial. Kejahatan adalah konstruksi sosial bukan sesuatu hal untuk

mengurangi dampak dari pengalaman viktimisasi yang dialami terlalu

banyak orang dalam masyarakat.penyebab kejahatan dari aspek sosiologis

tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori umum, yaitu : 1. Anomie

(ketiadaan norma) atau Strain (keterangan) 2. Cultural Deviance

(penyimpangan budaya) 3. Social Control (control sosial)

2. Pelaku Kejahatan

Dalam bukunya, definisi kejahatan ke dalam dua sudut pandang.

Pertama, dari sudut pandang hukum (a crime from the legal point of view).

Batasan kejahatan dari sudut pandang ini adalah setiap tingkah laku yang

melanggar hukum pidana. Bagaimanapun jeleknya suatu perbuatan

sepanjang perbuatan itu tidak dilarang di dalam perundang-undangan

pidana, perbuatan itu tetap sebagai perbuatan yang bukan kejahatan. Kedua,

dari sudut pandang masyarakat (a crime from the sociological point of

view). Batasan kejahatan dari sudut pandang ini adalah setiap perbuatan

yang melanggar norma-norma yang masih hidup di dalam masyarakat.

3. Kejahatan dan Sistem Peradilan Pidana

Peradilan pidana dapat diartikan sebagai suatu proses bekerjanya

beberapa lembaga penegak hukum. Mekanisme peradilan pidana tersebut

meliputi aktivitas yang bertahap dimulai dari penyidikan, penuntutan,

pemeriksaan di sidang pengadilan, dan pelaksanaan putusan hakim yang

dilakukan oleh lembaga pemasyarakatan. Proses yang bekerja secara

berurutan tersebut pada dasarnya menuju pada suatu tujuan bersama yang

dikehendaki. Keseluruhan proses itu bekerja di dalam suatu sistem, sehingga

masing-masing lembaga itu merupakan subsistem yang saling berhubungan

dan pengaruh mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Jadi fragmentasi

Page 10: TUGAS MAKALAH KRIMINOLOGI APA ITU KRIMINALOGI

dalam arti masing-masing subsistem bekerja sendiri-sendiri dan tidak

memperhatikan antar hubungan diantara sub-subsistem yang ada harus

dihindari bilamana diinginkan suatu sistem peradilan pidana yang efektif.

4. Kejahatan dan Korban

Korban dalam hal ini sebagi pihak langsung yang mengalam penderitaan

akibat dari terjadinya tindak pidana, dapat menyebabkan atau menciptakan

situasi dan kondisi yang menulitkan bagi korban untuk kembali hidup

sebagai warga masyarakat seperti sedia kala. Dalam hal ini korban

membutuhkan pendampingan dan pelayanan untuk dapat kelaur dari

kesulitannya tersebut. Argumentasi perlunya pendampingan dan pelayanan

terhadap korban itu adalah:

a. Karena SPP (Sistem Peradilan Pidana) telah memperlakukan korban

secara tidak profesional bahkan cenderung mengeksploiter

b. Karena tindakan pelaku menimbulkan penderitaan pada korban

c. Memberikan manfaat pada nirokrasi SPP (Sistem Peradilan Pidana),

aparat terbantu dengan korban, dan korban akan membantu kaena telah

diberi pendampingan dan pelayanan

d. Karena dugaan adanya progam pendampingan dan pelayanan tersebut,

korban akan terbantu untuk keluar dari penderitaannya.

e. Karena seringkali masyarakat dengan stigmanya, menempatkan korban

dalam posisi yang semakin menambah penderitaan korban Bagi korban,

mendapatkan pendampingan dan pelayanan akan memberikan keadilan

substantif bukan hanya sekedar keadilan prosedural.

Pemaparan aquo membuktikan korban mempunyai peranan

fungsional dalam terjadinya tindak pidana. Tindak pidana dalam hal ini

kejahatan dapat terjadi karena ada pihak yang berperan, sadar atau tidak

sadar, dikehendaki atau tidak, sebagai korban dalam hal ini korban

persekusi. Pada dasarnya tidak ada orang menghendaki dirinya dijadikan

sasaran kejahatan, tetapi karena keadaan yang ada pada korban atau karena

sikap dan perilakunyalah ia dapat mendorong pelaksanaan niat jahat pelaku,

sama hal nya dengan persekusi, persekusi juga tidak dikehendaki oleh

Page 11: TUGAS MAKALAH KRIMINOLOGI APA ITU KRIMINALOGI

korban, tetapi aksi yang dilakukan oleh korban sering kali menjadi reaksi

bagi sekelompok masyarakat dan akhirnya terjadilah persekusi.

5. Faktor Kejahatan

Menurut walter Lunden. faktor-faktor yang berperan dan gejala yang

dihadapi Negara-negara berkembang saat ini dalam timbulnya kejahatan,

adalah sebagai berikut :

a. Gelombang urbanisai remaja dari desa kekota-kota jumlahnya cukup

besar dan sukar dicegah

b. Terjadi konflik antara norma adat pedesaan tradisonal dengan norma-

norma baru yang tumbuh dalam proses penggeseran sosial yang cepat,

terutama di kota-kota besar

c. Memudarnya pola-pola kepribadian individu yang terkait kuat pada

pola kontrol sosial tradisionalnya, sehingga anggota masyarakat

terutama remanya menghadapi “samarpola” (ketidaktaatan pada pola)

untuk menentukan perilakunya.

Masalah sebab-sebab kejahatan selalu merupakan persoalan yang sangat

menarik. Berbagi teori yang menyangkut sebab kejahatan telah diajukan

oleh para ahli dari berbagai disiplin dan bidang ilmu pengetahuan. Namun,

sampai dewasa ini masih belum juga ada satu jawaban penyelesaian yang

memuaskan. Meskipun demikian,para ahli belum bisa menemukan faktor

lingkungan apa den bagaimana, yang menjadi sebab yang pasti daripada

terjadinya kejahatan, bahwa kriminologi saat ini belum sampai

memungkinkan untuk dengan tegas menentukan sebab-sebab orng

melakukan pelanggaran norma hukum (berbuat kejahatan). Tingkat

pengetahuan kriminologi dewasa ini masih dalam taraf mencari, melalui

penelitian dan penyusunan teori.

Page 12: TUGAS MAKALAH KRIMINOLOGI APA ITU KRIMINALOGI

Contoh Kasus Kriminologi

Pembunuhan

Remaja berinisial NF (15) menyerahkan diri kepada polisi dan mengaku telah

membunuh seorang anak berusia lima tahun yang merupakan tetangganya. Kejadian

diperkirakan berlangsung pada Kamis (5/3/2020) sore. Kejadian bermula saat NF

mengajak korban bermain pada Kamis sore. NF kemudian meminta korban mengambil

mainan yang sengaja ditaruhnya di kamar mandi. Setelah korban di kamar mandi,

pelaku melakukan aksinya. Korban ditenggelamkan di bak mandi berkali-kali hingga

lemas. Tak sampai di situ, pelaku juga melukai leher korban hingga mengeluarkan

banyak darah. Setelah korban tak sadarkan diri, pelaku mengangkat dan

menidurkannya. Awalnya mayat korban akan dibuang. Berhubung hari sudah sore,

mayat kemudian disembunyikan di lemari.

Keesokan harinya pelaku berangkat ke sekolah seperti biasa. Namun di tengah

jalan pelaku kembali ke rumah kemudian menyerahkan diri ke polisi. Polsek Sawah

Besar yang menerima laporan kemudian bergegas ke rumah pelaku dan menemukan

mayat di lemari pakaiannya. Saat diperiksa pelaku mengaku membunuh karena

terinspirasi film berbau pembunuhan yang pernah dilihat. Saat diperiksa polisi, NF tak

sedikit pun menyatakan penyesalan. Bahkan pelaku merasa puas setelah melakukan

pembunuhan. Polisi masih mendalami kasus pembunuhan dengan pelaku anak di

bawah umur ini dan akan melakukan pemeriksaan kejiwaan pelaku.

Page 13: TUGAS MAKALAH KRIMINOLOGI APA ITU KRIMINALOGI

BAB III

PENUTUP

Kriminologi berasal dari bahasa latin, yaitu crimen dan logos. Kriminologi dapat

didefinisikan sebagai studi sistematis tentang sifat, jenis, penyebab, dan pengendalian

dari perilaku kejahatan, penyimpangan, kenakalan, serta pelanggaran hukum.

Kriminologi adalah ilmu sosial terapan di mana kriminolog bekerja untuk membangun

pengetahuan tentang kejahatan dan pengendaliannya berdasarkan penelitian empiris.

Kriminologi jelas berkaitan dengan kejahatan. Seperti hal lain, kejahatan dapat

didefinisikan dalam beberapa cara, dan beberapa ahli telah menyarankan bahwa

setidaknya terdapat empat perspektif definisional yang dapat ditemukan dalam

kriminologi yaitu: Legalistik, Sudut pandang politik, Sosiologis, dan Psikologis.

Mereka yang menganut sudut pandang ini mengatakan bahwa kejahatan adalah definisi

dari perilaku manusia yang diciptakan oleh pihak yang berwenang yang terorganisir

secara politik.

Dengan demikian, Perspektif politik mendefinisikan kejahatan dalam hal struktur

kekuasaan yang ada dalam masyarakat. Penganut perspektif ketiga yaitu sosiologis.

melihat kejahatan sebagai tindakan antisosial bahwa represinya diperlukan atau

seharusnya diperlukan untuk pelestarian sistem masyarakat yang ada.

Kriminologi teoretis, subbidang kriminologi umum, adalah jenis kriminologi yang

paling sering ditemukan di perguruan tinggi dan universitas. Kejahatan tidak terjadi

dalam ruang hampa. Kejahatan mempengaruhi beberapa orang lebih yang memiliki

dampak khusus pada mereka yang merupakan peserta langsung dalam tindakan itu

sendiri. Kejahatan bukan sebagai aktivitas individu yang terisolasi tetapi sebagai

peristiwa sosial.

dari sudut pandang hukum (a crime from the legal point of view). Batasan kejahatan

dari sudut pandang ini adalah setiap tingkah laku yang melanggar hukum pidana.

Mekanisme peradilan pidana tersebut meliputi aktivitas yang bertahap dimulai dari

penyidikan, penuntutan, pemeriksaan di sidang pengadilan, dan pelaksanaan putusan

hakim yang dilakukan oleh lembaga pemasyarakatan. Proses yang bekerja secara

berurutan tersebut pada dasarnya menuju pada suatu tujuan bersama yang dikehendaki.

Korban dalam hal ini sebagi pihak langsung yang mengalam penderitaan akibat dari

Page 14: TUGAS MAKALAH KRIMINOLOGI APA ITU KRIMINALOGI

terjadinya tindak pidana, dapat menyebabkan atau menciptakan situasi dan kondisi

yang menulitkan bagi korban untuk kembali hidup sebagai warga masyarakat seperti

sedia kala. d.Karena dugaan adanya progam pendampingan dan pelayanan tersebut,

korban akan terbantu untuk keluar dari penderitaannya. Tindak pidana dalam hal ini

kejahatan dapat terjadi karena ada pihak yang berperan, sadar atau tidak sadar,

dikehendaki atau tidak, sebagai korban dalam hal ini korban persekusi.

Page 15: TUGAS MAKALAH KRIMINOLOGI APA ITU KRIMINALOGI

DAFTAR PUSTAKA

Effrey H. Reiman, The Rich Get Richer and the Poor Get Prison, 4th ed. (Boston:

Allyn & Bacon, 1997)..

Frank Schmalleger, Criminology Today An Integrative Introduction, (Rachel Collett,

2009).

Piers Beirne, Inventing Criminology (Albany: State University of New York Press,

1993).

Charles F. Wellford, “Controlling Crime and Achieving Justice: The American

Society of Criminology 1996 Presidential Address,” Criminology, Vol. 35,

No. 1 (1997).

James F. Gilsinan, “They Is Clowning Tough: 911 and the Social Construction of

Reality,” Criminology, Vol. 27, No. 2 (May 1989).

Joan McCord, “Family Relationships, Juvenile Delinquency, and Adult Criminality,”

Criminology, Vol. 29, No. 3 (August 1991).