BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak...

33
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Daya Tahan Kardiovaskular 2.1.1. Pengertian Daya Tahan Kardiovaskular Daya tahan merupakan suatu kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik secara terus menerus dalam waktu yang lama dan dalam suasana aerobik. Seseorang yang memiliki daya tahan yang baik, tidak akan merasa kelelahan yang berlebihan setelah melakukan latihan dan kondisinya cepat pulih kembali seperti sebelum melakukan latihan. Daya tahan menyatakan keadaan yang menekankan pada kapasitas melakukan kerja secara terus menerus. Secara umum daya tahan dibagi menjadi dua yaitu daya tahan kardiovaskular dan daya tahan otot (Depkes, 1996). Daya tahan otot adalah kemampuan suatu otot atau group otot untuk berkontraksi secara berulang kali atau terjadi ketegangan yang terus menerus dan tahan terhadap kelelahan dalam jangka waktu yang lama (Kisner & Colby, 2012). Daya tahan otot juga dapat didefinisikan kemampuan otot melawan gaya submaksimal secara berulang kali atau kontraksi otot yang terus menerus dalam jangka waktu tertentu (Wilmore & Costil, 1999). Daya tahan kardiovaskular merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan latihan intensitas rendah secara terus menerus seperti berjalan, jogging dalam jangka waktu yang lama (Kisner & Colby, 2012). Sedangkan menurut Wulandari et al (2013), daya tahan kardiovaskular merupakan kemampuan untuk melakukan latihan dinamis

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Daya Tahan Kardiovaskular

2.1.1. Pengertian Daya Tahan Kardiovaskular

Daya tahan merupakan suatu kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik

secara terus menerus dalam waktu yang lama dan dalam suasana aerobik.

Seseorang yang memiliki daya tahan yang baik, tidak akan merasa kelelahan

yang berlebihan setelah melakukan latihan dan kondisinya cepat pulih kembali

seperti sebelum melakukan latihan. Daya tahan menyatakan keadaan yang

menekankan pada kapasitas melakukan kerja secara terus menerus. Secara umum

daya tahan dibagi menjadi dua yaitu daya tahan kardiovaskular dan daya tahan

otot (Depkes, 1996).

Daya tahan otot adalah kemampuan suatu otot atau group otot untuk

berkontraksi secara berulang kali atau terjadi ketegangan yang terus menerus dan

tahan terhadap kelelahan dalam jangka waktu yang lama (Kisner & Colby, 2012).

Daya tahan otot juga dapat didefinisikan kemampuan otot melawan gaya

submaksimal secara berulang kali atau kontraksi otot yang terus menerus dalam

jangka waktu tertentu (Wilmore & Costil, 1999). Daya tahan kardiovaskular

merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan latihan intensitas rendah

secara terus menerus seperti berjalan, jogging dalam jangka waktu yang lama

(Kisner & Colby, 2012). Sedangkan menurut Wulandari et al (2013), daya tahan

kardiovaskular merupakan kemampuan untuk melakukan latihan dinamis

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

7

menggunakan otot dengan intensitas sedang hingga tinggi pada jangka waktu

yang cukup lama serta berhubungan dengan respon jantung, pembuluh darah serta

paru untuk mengangkut oksigen ke otot selama melakukan olahraga.

Daya tahan kardiovaskular merupakan faktor penting dalam kesegaran

jasmani. Daya tahan kardiovaskular adalah kemampuan tubuh untuk melakukan

aktivitas dengan waktu yang lama dan melibatkan otot-otot besar dengan

intensitas sedang hingga intensitas tinggi. Daya tahan kardiovaskular berarti

kemampuan melepaskan energi metabolisme yang ditujukan dengan kemampuan

kerja fisiologis tubuh relatif untuk menghasilkan efisiensi dari pembuluh darah,

jantung dan paru dalam periode waktu lama (Battinelli, 2000). Daya tahan

kardiovaskular atau kebugaran aerobik juga didefinisikan sebagai kemampuan

sistem respirasi dan sirkulasi untuk menyediakan oksigen untuk kerja otot selama

melakukan aktivitas yang ritmik dan kontinyu dengan melibatkan kelompok besar

otot (Nieman, 2001).

Daya tahan kardiovaskular yang tinggi menunjukkan kemampuan untuk

bekerja yang tinggi, yang berarti kemampuan untuk mengeluarkan sejumlah

energi yang cukup besar dalam periode waktu yang lama (Sharkey, 2011). Daya

tahan kardiovaskular yang baik akan meningkatkan kemampuan kerja manusia

dengan intensitas lebih besar dan waktu yang lebih lama. Daya tahan

kardiovaskular yang baik juga akan memungkinkan untuk membangun ketahanan

yang lebih besar terhadap kelelahan sehingga dapat melakukan aktivitas untuk

jangka waktu yang lebih lama. Besarnya kemampuan kardiovaskular ditentukan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

8

dengan pengukuran oksigen yang digunakan maksimal (ambilan oksigen

maksimal) atau VO2max secara langsung untuk beraktivitas.

2.1.2. Volume Oksigen Maksimal (VO2max)

VO2max yaitu suatu ukuran kapasitas tubuh dalam menggunakan oksigen.

VO2max merupakan jumlah oksigen maksimal yang dikonsumsi permenit ketika

seseorang telah mencapai usaha maksimal. VO2max merupakan faktor utama

untuk menentukan intensitas latihan atau kecepatan langkah yang dapat dilakukan

secara terus-menerus. VO2max ditanyatakan dalam berat badan dalam milliliter

oksigen yang dikonsumsi perkilogram permenit (mL/kg permenit). VO2max

bergantung pada transportasi oksigen, kapasitas ikatan oksigen dalam darah,

fungsi jantung, kapabilitas difusi oksigen dan oksidatif potensial di otot (Wiwin,

2008).

Kapasitas aerobik menggambarkan besarnya kemampuan motorik dari

proses aerobik seseorang. Semakin besar kapasitas VO2max seseorang maka

semakin besar pula kemampuan untuk melakukan beban kerja yang berat dan

proses pemulihan kebugaran fisik lebih cepat. VO2max yang besar berbanding

lurus dengan kemampuan seseorang melakukan beban kerja yang berat dalam

waktu yang relatif lama. Hal ini disebabkan oleh kapasitas anaerobik yang

dimiliki seseorang sangat terbatas, sehingga sulit untuk bertahan saat melakukan

beban kerja/latihan yang berat. Oleh sebab itu sistem aerobik yang bekerja hanya

dengan pemakaian oksigen merupakan kunci penentu keberhasilan dalam

olahraga ketahanan. VO2max yang besar juga mempercepat pemulihan setelah

beraktivitas. VO2max yang tinggi memungkinkan untuk melakukan pengulangan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

9

gerakan yang berat dan lebih lama. Untuk dosis aktivitas fisik yang sama maka

VO2max yang lebih tinggi akan menghasilkan kadar asam laktat yang rendah

sehingga mempercepat proses pemulihan (Wiwin, 2008).

2.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiovaskular

1. Indeks Massa Tubuh

IMT merupakan hasil dari berat badan (kilogram) dibagi kuadrat dari

tinggi badan (meter). IMT menggambarkan adiposa pada tubuh

seseorang. Dengan pengukuran IMT diperoleh kategori sebagai

berikut underweight, normal, overweight dan obesitas (Susilowati,

2007).

2. Umur

Umur mempengaruhi hampir semua komponen dalam kesegaran

jasmani. Umur dapat mempengaruhi daya tahan kardiovaskular

seseorang. Ketahanan kardiovaskular mencapai puncaknya pada usia

10-20 tahun dengan nilai indeks jantung normal kira-kira 4

L/menit/m2. Ketahanan kardiovaskular menurun secara perlahan

seiring dengan bertambahnya usia, dan pada usia 80 tahun nilai

normal indeks jantung hanya tinggal 50%. Ini dikarenakan penurunan

kekuatan kontraksi jantung, massa otot jantung, kapasitan vital paru

dan kapasitas oksidasi otot skeletal (Susilowati, 2007).

3. Jenis kelamin

Daya tahan kardiovaskular antara pria dan wanita berbeda pada masa

pubertas. Hal ini karena wanita memiliki jaringan lemak yang lebih

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

10

banyak dibandingkan pria. Selain itu juga terdapat perbedaan

kekuatan otot antara pria dan wanita yang disebabkan oleh perbedaan

ukuran otot dan proporsinya dalam tubuh (Susilowati, 2007).

4. Aktivitas fisik (kebiasaan olahraga)

Kebiasaan olahraga yang dilakukan oleh seseorang akan berpengaruh

terhadap daya tahan kardiovaskular. Orang yang terlatih akan

memiliki otot yang lebih kuat, lebih lentur, dan memiliki ketahanan

kardiorespirasi yang lebih baik. Latihan yang bersifat aerobik yang

dilakukan secara teratur akan meningkatkan daya tahan kardiovaskular

dan mengurangi lemak tubuh. Aktivitas fisik yang baik dapat

meningkatkan daya tahan kardiovaskular, yaitu penurunan denyut

nadi, pernafasan semakin membaik, penurunan risiko, penyakit

jantung dan hipertensi (Susilowati, 2007).

5. Kebiasaan merokok

Kebiasaan merokok dapat mengakibatkan penuruan performa

pernafasan. Hal ini disebabkan oleh zat nikotin yang terkandung

didalam rokok yang menyebabkan kontriksi bronkiolus terminalis

paru sehingga menyebabkan peningkatan tahanan aliran udara ke

dalam dan keluar paru. Selain itu nikotin dapat melumpuhkan silia

pada permukaan epitel pernafasan secara normal terus bergerak untuk

memindahkan kelebihan cairan dan partikel asing dari saluran

pernapasan, ini mengakibatkan lebih banyak debris berakumulasi

dalam jalan napas dan menambah kesukaran bernapas. Efek iritasi

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

11

asap rokok juga menyebabkan kenaikan sekresi cairan dalam cabang-

cabang bronkus dan pembengkakan lapisan epitel (Susilowati, 2007).

2.1.5. Harvard Step Test

Harvard Step Test pertama dikembangkan oleh Graybriel Brouha &

Heath pada tahun 1943 (Cheevers & Cathrine, 2007). Harvard step test

merupakan tes kapasitas aerobik yang sederhana. Tes ini bertujuan untuk

mengukur kapasitas aerobik untuk kerja otot dan kemampuannya pulih dari kerja

(Utari, 2007). Tes dilakukan dengan cara naik turun bangku setinggi 45 cm pada

laki-laki dan 40 cm pada perempuan. Tes dilakukan selama 5 menit, setelah 5

menit denyut nadi dihitung dalam menit ke-1, menit ke-2 dan menit ke-3 masing-

masing 30 detik. Hasil tes kemudian dimasukkan dengan menggunakan dua cara

penilaian yaitu :

a) Long Form (Fitness Indeks I)

Intrepetasi tes:

Tabel 2.1 Intrepetasi Harvard Step Test

(Sumber: Math, P.E & Health, Science, 2015)

Sangat baik >90

Baik 80-89

Sedang 65-79

Kurang 55-64

Buruk <55

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

12

b) Short Form (Fitness Indeks II)

Pencatatan dihitung dengan denyut nadi selama 30 detik, setelah menit

pertama istirahat (Suntoda, 2007), dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Hasil :

81 ke atas : baik

50-80 : sedang

49 ke bawah : buruk

Kontraindikasi Harvard step test yaitu akut miokard infark, risiko tinggi

unstabil angina, aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal

jantung, emboli paru akut/infark paru, miokarditis akut/pericarditis, stenosis

koroner, penyakit katup jantung, elektrolit abnormall, hipertensi,

takiaritmia/bradiaritmia, kardiomiopati, gangguan mental atau fisik (Cheevers &

Cathrine, 2007).

Berikut indikasi tes dihentikan:

1) Pusing/mual

2) Debar jantung tidak teratur

3) Kelelahan jelas terlihat secara fisik dan verbal

4) Sesak nafas

5) Reaksi orthosympathetic (berkeringat/pucat)

6) Kaki keram

(Cheevers & Cathrine, 2007)

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

13

Subjek harus menghindari aktivitas berat selama 24 jam sebelum tes dan

menghindari makan berat, kafein, nikotin atau dalam waktu 2 sampai 3 jam

sebelum tes (Cheevers & Cathrine, 2007).

2.2. Sistem Kardiovaskular

Sistem kardiovaskular terdiri dari 3 bagian yang saling mempengaruhi

yaitu jantung untuk memompa darah, pembuluh darah untuk mengedarkan dan

mengalirkan dan darah untuk menyimpan dan mengatur. Interaksi antara

ketiganya di bawah kendali sistem saraf dan hormon untuk mempertahankan

keseimbangan dinamis oksigen dalam sel (Yusuf, 2001). Sistem kardiovaskular

berfungsi untuk mengangkut oksigen, nutrisi, hormon dan sisa-sisa metabolisme

ke seluruh tubuh (Taylor, 2015).

Gambar 2.1 Sistem Kardiovaskular

(Sumber: Anonim, 2003)

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

14

Secara anatomi sistem kardiovaskular dibagi dalam tiga bagian: (1)

Sistem distribusi yang terdiri dari arteri dan arteriola dengan fungsinya sebagai

“transport” atau penyalur darah ke semua organ dan jaringan sel tubuh serta

mengatur alirannya ke bagian-bagian tubuh yang membutuhkannya. Bagian ini

juga berfungsi menjalankan tekanan pulsasi yang berasal dari jantung ke seluruh

pembuluh darah arteri dan arteriola. (2) Sistem difusi yang terdiri dari pembuluh

darah kapiler, yang ditandai dengan dindingnya yang tersusun sedemikian rupa

sehingga memungkinkan proses difusi suatu bahan yang berlangsung di dalamnya

seperti: karbondioksida, oksigen, zat gizi dan sisa-sisa metabolisme serta tidak

jarang sel-sel darah juga dapat melaluinya. Pembuluh darah kapiler bersama-sama

dengan arteriola dan venula berfungsi memelihara tahanan atau resistance

vaskular. (3) Sistem pengumpul, yang berfungsi menerima dan mengumpulkan

darah dari kapiler, pembuluh darah limfe, dan atau langsung dari sistem arteri.

Bagian pembuluh darah ini merupakan saluran yang “distensible” dan berfungsi

juga mengalirkan kembali darah ke jantung (Masud, 1992).

Darah mengalir di dalam sistem vaskular karena jantung berkontraksi dan

berelaksasi sehingga menimbulkan perubahan-perubahan tekanan yang mampu

memompa darah dari dan ke jantung kembali. Di dalam sistem vaskular, sirkulasi

darah yang beredar di dalamnya berkisar 5-6L pada keadaan istirahat dalam posisi

berbaring, dengan jantung rata-rata memompa darah sebesar 5L permenitnya dan

dapat meningkat sampai dengan 25-35 liter permenit pada saat melakukan

aktivitas olahraga. Volume darah ditiap bagian sistem vaskular bervariasi

jumlahnya sesuai dengan fungsinya dan hanya 9% darah yang terdapat di dalam

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

15

jantung dari jumlah seluruhnya (Masud, 1992). Distribusi volume darah di dalam

sistem kardiovaskular dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.2 Persentasi volume darah di tiap bagian sistem kardiovaskular

(Sumber: Masud, 1992)

2.2.1. Sistem Sirkulasi

Sistem sirkulasi terdiri atas sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik serta

sistem koronaria. Pada sirkulasi pulmonal, darah dari jantung (ventrikel kanan)

melalui arteri pulmonalis masuk ke paru-paru kemudian dari paru-paru masuk ke

vena pulmonalis dan masuk kembali ke jantung (atrium kiri) (Luhulima, 2001).

Pada sirkulasi sistemik, darah melalui vena cava superior dan inferior

masuk ke atrium kanan, kemudian ke ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis

(katup AV kanan) dan trunkus pulmonalis melalui katup semilunaris pulmonal.

Kemudian darah dipompakan melalui arteri pulmonalis masuk ke dalam paru-paru

(terjadi pertukaran Gas, CO2 dikeluarkan ke saluran napas dan O2 didifusi ke

darah yang terjadi di alveoli), kemudian kembali ke jantung melalui vena

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

16

pulmonalis, masuk ke dalam atrium kiri. Darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri

melalui katup bicuspidalis (katup mitralis). Darah dari ventrikel kiri dipompa

keseluruh tubuh melalui aorta ascendens dengan katup semilunaris aorta dan

diedarkan keseluruh tubuh melalui arteri yang berlanjut pada arteriol jaringan (ke

sel). Kemudian darah balik (darah vena) kembali ke jantung melalui vena yaitu

vena cava superior dan inferior (Luhulima, 2001).

Pada sirkulasi koronaria (sirkulasi jantung), arteri koroner berawal dari

basis aorta asendens. Untuk menjamin pasokan darah ke jantung, arteri koroner

memiliki banyak anastomosis. Hambatan pada sirkulasi koroner, apakah pada

spasme atau sumbatan, akan menimbulkan iskhemia miokardium dan bila tidak

segera diatasi akan terjadi infark miokardium (Wiwin, 2008).

2.2.2 Anatomi Jantung

Jantung terdiri dari 4 bagian. Sisi kanan dan kiri jantung masing-masing

tersusun atas dua bagian, atrium dan ventrikel. Dinding yang memisahkan bagian

kanan dan kiri disebut septum. Ventrikel adalah bagian jantung yang

menyemburkan darah ke arteri. Fungsi atrium adalah menampung darah yang

datang dari vena dan bertindak sebagai tempat penimbunan sementara sebelum

darah kemudian dikosongkan ke ventrikel. Perbedaan ketebalan dinding atrium

dan ventrikel berhubungan dengan beban kerja yang diperlukan oleh tiap bagian.

Dinding atrium lebih tipis dibandingkan dengan dinding ventrikel karena

rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium untuk menahan darah dan

kemudian menyalurkannya ke ventrikel. Ventrikel kiri mempunyai beban kerja

yang lebih berat diantara dua bagian bawahnya, maka tebalnya sekitar 2 ½ lebih

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

17

tebal dibandingkan dengan dinding ventrikel kanan. Ventrikel kiri menyemburkan

darah melawan tahanan sistemik yang tinggi, sementara ventrikel kanan melawan

tekanan rendah pembuluh darah (Smeltzer & Bare, 2002).

Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada (thoraks),

diantara kedua paru. Selaput yang mengitari jantung disebut dengan perikardium,

yang terdiri dari 2 lapisan, yaitu:

1) Perikardium Parietalis, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada

dan selaput paru.

2) Perikardium viseralis, yaitu lapisan permukaan jantung itu sendiri, yang

disebut juga epikardium.

Diantara kedua lapisan selaput tersebut, terdapat cairan pelumas yang

berfungsi mengurangi gesekan yang timbul akibat gerak jantung saat memompa.

Cairan ini disebut cairan perikardium (Wiwin, 2008).

Jaringan otot khusus yang menyusun dinding jantung dinamakan otot

jantung. Secara mikroskopis, otot jantung mirip otot serat lurik (skelet), yang

berada di bawah kontrol kesadaran. Namun secara fungsional, otot jantung ini

menyerupai otot polos karena bersifat volunter. Serat otot jantung tersusun secara

interkoneksi sehingga dapat berkontraksi dan relaksasi secara terkoordinasi. Pola

urutan kontraksi dan relaksasi tiap-tiap serabut otot akan memastikan kelakuan

ritmik otot jantung sebagai satu keseluruhan dan memungkinkannya berfungsi

sebagai pompa (Smeltzer & Bare, 2002). Dinding jantung terdiri atas 3 lapisan

otot jantung yaitu epicardium (lapisan otot paling luar), myocardium (lapisan otot

tengah) dan endocardium (lapisan otot paling dalam) (Wiwin, 2008).

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

18

2.2.3. Fisiologi Jantung

Darah yang terdapat di dalam jantung dipompa keluar secara terus-

menerus dan setelah melalui sistem vaskular, darah kembali ke jantung. Sistem

vaskular yang dilalui dapat berupa sistem sirkulasi paru (pulmonary circulation)

dan sistem sirkulasi umum (systemic circulation). Pembuluh darah pada kedua

sistem tersebut terdiri dari: 1) pembuluh darah nadi (arteri) yang mengalirkan

darah dari jantung ke jaringan sel-sel tubuh, 2) pembuluh darah balik (vena) yang

mengalirkan darah dari jaringan sel-sel tubuh ke jantung (Masud, 1992).

Pada orang normal, darah yang masuk ke jantung melalui vena cava,

kemudian dipompa ke sistem sirkulasi paru. Setelah mengalami oksigenasi di

dalam jaringan sel-sel paru, kemudian darah kembali ke jantung melalui

pembuluh darah balik (vena pulmonalis). Selanjutnya darah dipompa keluar dari

jantung melalui bilik kiri ke sistem sirkulasi sistemik menuju ke seluruh jaringan

sel-sel tubuh (Masud, 1992).

Pada keadaan normal, jumlah darah yang dapat dipompa oleh jantung

sesuai dengan jumlah darah yang masuk kembali ke jantung, sebesar 5 liter per

menitnya dan dapat meningkat pada olahraga yang berat sampai 25-35 liter

permenit (Masud, 1992).

Sistem kardiovaskular mengalirkan darah ke seluruh bagian tubuh dan

menyalurkan kembali ke jantung. Dengan jantung berkontraksi dan berelaksasi,

maka jantung mampu mengalirkan darah di dalam sistem tersebut. Perubahan-

perubahan hemodinamik di dalam sistem tersebut menyebabkan perubahan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

19

tekanan dan mengakibatkan terjadinya peristiwa aliran darah di dalamnya (Masud,

1992).

Perpaduan antara perubahan tekanan dan keadaan sistem kardiovaskular,

memungkinkan terjadinya hemodinamik disepanjang sistem kardiovaskular. Dan

darah dapat kembali ke jantung, karena adanya perbedaan tekanan antara jantung

kiri dengan atrium kanan dengan tekanan atrium kanan mendekati nol, sedangkan

tekanan kapiler di jaringan tetap lebih tinggi, sehingga memungkinkan darah dari

jaringan sel tubuh melalui vena kembali ke jantung. Darah dipompa dari jantung

kanan menuju jaringan paru untuk mengambil oksigen dan mengeluarkan

karbondioksida, kemudian kembali ke jantung melalui atrium kiri. Darah yang

telah mengalami oksigenasi selanjutnya dipompa jantung ke sistem sirkulasi

sitemik melalui aorta. Kemudian aorta membagi aliran darah menuju cabang-

cabang arteri dan subarteri yang terdapat di dalam jaringan sel dan organ yang

arteriolnya kemudian bercabang membentuk anyaman kapiler. Dibagian ini terjadi

pertukaran O2 dan CO2. Serta berdifusinya makanan, vitamin, mineral serta darah

akan mengangkut kembali produk akhir metabolik dari jaringan-jaringan sel ke

tempat pembuangan. Dari kapiler, darah menuju venula dan selanjutnya darah

mengalir di dalam sistem vena menuju ke jantung. Aliran darah balik ini akan

dipercepat kembali ke jantung oleh adanya aktivitas penghisap (suction) jantung

dan pompa otot (Masud, 1992).

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

20

2.2.4. Sistem Vaskular

Pembuluh darah mengalirkan darah yang dipompakan jantung ke dalam

sel. Arteri bersifat elastis mengedarkan darah yang dipompakan dari ventrikel kiri.

Dinding pembuluh darah terdiri atas 3 lapisan yaitu :

1) Tunika intima yang merupakan lapisan paling dalam yang bersentuhan

langsung dengan darah.

2) Tunika media merupakan bagian tengah yang bersifat elastis.

3) Tunika adventisia merupakan lapisan terluar dinding pembuluh darah.

(Luhulima, 2001)

Sistem peredaran atau sistem vaskular terdiri dari arteri, arteriole, kapiler,

venula dan vena.

1) Arteri

Arteri bersifat kuat dan lentur yang membawa darah dari jantung dan

menanggung tekanan darah yang paling tinggi. Kelenturannya

membantu mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung

(Luhulima, 2001)

2) Arteriola

Arteriola adalah arteri yang lebih kecil dan memiliki dinding berotot

yang menyesuaikan diameternya untuk meningkatkan atau menurunkan

aliran darah ke daerah tertentu (Luhulima, 2001)

3) Kapiler

Kapiler merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat

tipis yang berfungsi sebagai jembatan diantara arteri yang membawah

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

21

darah dari jantung dan vena yang membawah darah kembali ke jantung.

Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah

ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari

jaringan ke dalam darah, dari kapiler darah mengalir ke dalam venula

(Luhulima, 2001)

4) Venula

Venula mengalirkan darah ke dalam vena kemudian kembali ke jantung

(Luhulima, 2001)

5) Vena

Vena memiliki dinding yang tipis tetapi biasanya berdiameter lebih

besar dari pada arteri sehingga vena mengangkut darah dalam volume

yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu

di bawah tekanan (Luhulima, 2001)

2.2.5. Sistem Pulmonal (Sistem Respiratory)

Sistem respiratory terdiri dari jalan udara dan jaringan paru-paru yang

dibagi menjadi upper tractus dan lower tractus. Upper respiratory tractus terdiri

dari hidung, pharynx, larynx dan bagian atas trachea. Lower respiratory tractus

terdiri dari bagian bawah trachea, bronchialis dan alveoli (Wiwin, 2008).

a. Mekanisme respirasi

Efek gerakan yang prinsipal dari thoraks adalah untuk mengubah kapasitas

rongga thoracic sehingga memungkinkan udara ditarik ke dalam (inspirasi)

atau dihembuskan (ekspirasi), dan dengan demikian akan menghasilkan

ventilasi paru-paru. Kapasitas ini dapat meningkat dalam 3 dimensi yaitu

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

22

kearah antero-posterior, lateral dan vertikal oleh adanya kontraksi otot

respirasi yaitu diaphragma dan intercostalis. Jumlah gerakan bergantung pada

ke dalaman respirasi (ventilasi) (Wiwin, 2008).

1. Inspirasi

Serabut otot diafragma akan berkontraksi dan menarik ke bawah

sentral tendon sehingga dengan demikian meningkatkan dimensi vertikal.

Aksi dari tendon tersebut dibatasi oleh organ abdominal dan saat serabut

otot masih terus berkontraksi maka tendon akan menjadi terfiksir pada

suatu titik sehingga costa bagian bawah akan tertarik ke atas dan keluar.

Pada saat inspirasi berlanjut terus maka otot intercostalis juga ikut

berkontraksi untuk menghasilkan gerakan costa bawah dan ditambah costa

bagian atas bergerak kedepan dan ke atas serta keluar. Dengan demikian

kapasitas rongga thoracic meningkat secara keseluruhan dalam 3 dimensi.

Semenjak pleural parietal melekat pada permukaan atas dari diafragma dan

permukaan dalam dari thoraks maka tekanan negatif intrapleural menjadi

lebih negatif, sehingga terjadi stretching pada jaringan elastik paru-paru

dan meningkatkan volume space udara. Udara mengalir ke dalam karena

tekanan didalam paru-paru adalah subatmosfir. Inspirasi yang lebih dalam

akan menghasilkan perbedaan tekanan yang lebih besar sehingga dengan

demikian volume udara yang masuk ke dalam paru-paru menjadi lebih

besar (Wiwin, 2008).

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

23

2. Ekspirasi

Ekspirasi merupakan gerakan pasif yang dihasilkan oleh elastic

recoil dari dinding dada dan jaringan paru-paru yang memaksa udara

keluar dari paru-paru. Setelah itu, tekanan didalam paru-paru (tekanan

alveolar) menjadi lebih besar daripada tekanan atmosfir, dan ketika kedua

tekanan tersebut adalah sama maka ekspirasi akan terhenti. Pada ekspirasi

yang kuat otot abdominal membantu pelepasan udara melalui peningkatan

tekanan intra-abdominal (Wiwin, 2008).

2.3. Indeks Massa Tubuh (IMT)

2.3.1. Definisi IMT

IMT merupakan indikator untuk mengetahui status gizi tubuh. IMT

merupakan suatu alternatif tindakan untuk pengukuran lemak tubuh yang murah

dan metode skrining berat badan yang mudah dilakukan. IMT dapat

menggambarkan adipositas dalam tubuh. IMT adalah cara termudah untuk

memperkirakan obesitas serta berkolerasi tinggi dengan lemak tubuh dan untuk

mengidentifikasi pasien obesitas dengan risiko mendapat komplikasi medis

(Pudjiadi et al., 2010). Keunggulan utama IMT yaitu menggambarkan lemak

tubuh yang berlebihan, sederhana dan bisa digunakan dalam penelitian populasi

berskala besar serta pengukurannya hanya membutuhkan berat badan (BB) dan

tinggi badan (TB), yang keduanya dapat dilakukan secara akurat oleh seseorang

dengan sedikit latihan (Paramurthi, 2014). Keterbatasan IMT adalah tidak bisa

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

24

membedakan berat yang berasal dari lemak dan berat dari otot atau tulang. Untuk

mengetahui nilai IMT dapat dilakukan dengan rumus perhitungan sebagai berikut:

IMT =

Dengan menggunakan IMT dapat diketahui apakah berat badan seseorang

termasuk dalam kategori normal, kurus atau gemuk.

2.3.2. Kategori IMT

IMT diintrepetasikan menggunakan kategori status berat badan standar

yang sama untuk semua umur bagi pria dan wanita dewasa yang berusia 18 tahun

ke atas. Klasifikasi IMT dapat dilakukan menurut berbagai lembaga. Terdapat

perbedaan kategori antara kriteria WHO (Tabel 1) dan kriteria Asia Pasifik (Tabel

2). Kriteria Asia Pasifik digunakan untuk orang-orang yang berada di daerah Asia,

karena IMT orang Asia lebih kecil 2-3 kg/m2

dibandingkan dengan orang Afrika,

Eropa, Amerika ataupun Australia (Ekky, 2013). Klasifikasi IMT berdasarkan

Depkes RI berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian dibeberapa negara

berkembang. Kriteria IMT berdasarkan Depkes RI (Tabel 3) sama dengan kriteria

Asia Pasifik.

Tabel 2.2 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh

(Sumber: WHO, 2004)

Klasifikasi BMI (kg/m2)

Underweight <18,5

Normal 18,50 – 24,99

Overweight 25,00 – 29,99

Obesitas ≥ 30,00

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

25

Tabel 2.3 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh Western Asia Pasifik

(Sumber: WHO, 2004)

Klasifikasi BMI(kg/m2)

Underweight <18,5

Normal 18,5 – 22,9

Overweight 23 – 24,9

Obes I 25- 29,9

Obes II ≥ 30,00

Tabel 2.4 Klasifikasi IMT Indonesia

(Sumber: Center for Obesity Research and Education, 2007)

Klasifikasi BMI(kg/m2)

Underweight <18,5

Normal 18,5 – 22,9

Overweight 23 – 24,9

Obes I 25- 29,9

Obes II ≥ 30,00

2.3.3. Kekurangan dan Kelebihan IMT

IMT sebagai indikator pengukuran lemak tubuh memiliki kekurangan dan

kelebihan. Kekurangan IMT adalah sebagai berikut:

1. Pada anak-anak : Pengukuran IMT tidak akurat untuk anak-anak karena

seiring pertumbuhan dan perkembangan tubuh anak jumlah lemak

tubuhnya akan berubah. Lemak tubuh anak laki-laki dan perempuan juga

berbeda sesuai dengan pertumbuhan. Oleh karena itu, pengukuran berat

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

26

badan pada anak dianjurkan dengan nilai persentil yang dibedakan atas

jenis kelamin dan usia (Paramurthi, 2014).

2. Pada olahragawan : pengukuran IMT tidak akurat pada olahragawan

(terutama atlet bina) yang berada pada kategori obesitas karena

olahragawan mempunyai massa otot yang berlebihan walaupun presentase

lemak tubuh mereka dalam kadar rendah. Sedangkan kenaikan IMT

disebabkan oleh lemak tubuh dalam pengukuran berdasarkan berat badan

dan tinggi badan (Paramurthi, 2014).

3. Pada kelompok bangsa : pengukuran IMT tidak akurat pada kelompok

bangsa tertentu karena harus memodifikasi mengikut kelompok bangsa

tersebut. Contoh, IMT yang melebihi 23,0 adalah berada dalam kategori

kelebihan berat badan dan IMT yang melebihi 27,5 berada dalam kategori

obesitas pada kelompok bangsa seperti bangsa Cina, India dan Melayu.

(Paramurthi, 2014)

Kelebihan dari IMT yaitu :

1. Menggambarkan lemak tubuh yang berlebihan

2. Pengukurannya hanya membutuhkan berat badan (BB) dan tinggi badan

(TB)

3. Bisa digunakan dalam penelitian populasi berskala besar

4. Biaya yang diperlukan tidak mahal

5. Sederhana dan mudah dikerjakan

6. Hasil bacaan sesuai nilai standar yang telah dinyatakan pada tabel IMT.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

27

2.4. Aktivitas Fisik

2.4.1. Definisi Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang dihasilkan otot

rangka dan memerlukan pengeluaran energi (Hoeger & Hoeger, 2005). Aktivitas

fisik juga dapat didefinisikan sebagai suatu gerakan fisik yang dilakukan oleh otot

tubuh dan sistem penunjangnya (Almatsier, 2004). Rendahnya aktivitas fisik

merupakan faktor risiko independen terjadinya penyakit kronis dan secara

keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010).

Aktivitas fisik memerlukan usaha yang ringan, sedang atau berat yang dapat

menyebabkan perbaikan kesehatan bila dilakukan secara teratur. Setiap aktivitas

fisik yang dilakukan membutuhkan energi yang berbeda-beda tergantung dari

lamanya intensitas dan kerja otot. Seseorang yang kurang melakukan aktivitas

fisik menyebabkan kurangnya penggunaan energi yang tersimpan di dalam tubuh.

Jika asupan energi berlebihan tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik yang sesuai

secara berkelanjutan maka dapat mengakibatkan obesitas. Dengan melakukan

latihan fisik merupakan cara yang umum dan paling mudah untuk meningkatkan

pengeluaran energi. Aktivitas fisik merupakan variabel untuk pengeluaran energi,

sehingga aktivitas fisik ini dijadikan salah satu perilaku untuk menurunkan berat

badan.

Setiap orang dewasa harus mengakumulasikan 30 menit atau lebih

aktivitas fisik berintensitas sedang perhari dalam satu minggu. Aktivitas fisik

yang dimaksud seperti berjalan kaki, berkebun, dan menari. Aktivitas fisik juga

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

28

dapat berasal dari olahraga atau rekreasi yang terencana seperti jogging,

bersepeda dan berenang (Sharkey, 2011).

2.4.2. Kategori Aktivitas Fisik

Menurut Angraini (2014) Aktivitas fisik dibedakan dalam kategori

istirahat, sangat ringan, ringan, sedang dan berat. Adapun kegiatan yang

dikategorikan dalam kategori tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 2.5 Kategori Aktivitas Fisik

(Sumber : Anggraini, 2014)

Kategori Aktivitas Kegiatan

Istirahat Tidur, berbaring atau bersandar

Sangat ringan

Duduk dan berdiri, melukis, menyetir

mobil, pekerja laboratorium, mengetik,

menyapu, menyetrika, memasak, bermain

kartu, bermain alat musik

Ringan

Berjalan dengan kecepatan 2,5-3 mph,

bekerja di bengkel, pekerjaan yang

berhubungan dengan listrik, tukang kayu,

pekerjaan yang berhubungan dengan

restoran, membersihkan rumah, mengasuh

anak, golf, memancing, tenis meja

Sedang

Berjalan dengan kecepatan 3,5-4mph,

mencabut rumput, menangis dengan

keras, bersepeda, ski, tenis, menari

Berat Berjalan mendaki, menebang pohon,

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

29

menggali tanah, basket, panjat tebing,

sepak bola

Sedangkan menurut Nurmalina (2011), Aktivitas fisik dapat digolongkan

menjadi tiga tingkatan yaitu:

a. Kegiatan ringan: hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya tidak

menyebabkan perubahan dalam pernapasan atau ketahanan (endurance).

Contoh: berjalan kaki, menyapu lantai, mencuci baju/piring, mencuci

kendaraan, berdandan, duduk, les di sekolah, les di luar sekolah, mengasuh

adik, nonton TV, aktivitas main Play Station, main komputer, belajar di

rumah, nongkrong.

b. Kegiatan sedang: membutuhkan tenaga intens atau terus-menerus, gerakan

otot yang berirama atau kelenturan (flexibility). Contoh: berlari kecil, tenis

meja, berenang, bermain dengan hewan peliharaan, bersepeda, bermain

musik, jalan cepat.

c. Kegiatan berat: biasanya berhubungan dengan olahraga dan membutuhkan

kekuatan (strength),membuat berkeringat. Contoh: berlari, bermain sepak

bola, aerobik, bela diri (karate, taekwondo, pencak silat) dan outbond.

Lakukan minimal 30 menit olahraga sedang untuk kesehatan jantung, 60

menit untuk mencegah kenaikan berat badan dan 90 menit untuk menurukan berat

badan (Nurmalina, 2011).

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

30

2.4.3. Manfaat Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur memiliki efek positif terhadap

kesehatan, yaitu :

1. Meningkatkan pengeluaran energi

2. Terhindar dari penyakit kronik, seperti penyakit jantung, stroke,

osteoporosis, kanker, tekanan darah tinggi, kencing manis, dan lain-lain

3. Fleksibilitas otot meningkat dan tulang lebih kuat

4. Berat badan terkendali

5. Memperbaiki fungsi psikologis yang berhubungan dengan obesitas

6. Bentuk tubuh proposional dan ideal

7. Kebugaran terjaga dan lebih bertenaga

8. Meningkatkan rasa percaya diri

9. Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik

(Anggraini, 2014)

2.4.4. Tipe-tipe Aktivitas Fisik

Berikut tipe-tipe aktivitas fisik yang dapat dilakukan untuk

mempertahankan kesehatan tubuh:

1. Ketahanan (endurance)

Jenis aktivitas fisik untuk meningkatkan ketahanan dapat membantu

jantung, paru-paru, otot dan sistem sirkulasi darah agar tetap sehat dan

menghindar dari penyakit kronik. Untuk mendapatkan ketahanan maka

perlu melakukan aktivitas fisik selama 30 menit selama 4-7 kali

perminggu. Contoh aktivitas fisik yang dapat dilakukan adalah berjalan

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

31

kaki, jogging, senam, berenang, bermain tenis, berkebun, dan bekerja di

taman (Anggraini, 2014)

2. Kelenturan (Flexibility)

Jenis aktivitas fisik untuk meningkatkan kelenturan dapat membantu

dalam pergerakan menjadi lebih mudah, mempertahankan otot agar tetap

lentur dan menjaga sendi agar tetap fungsional. Untuk mendapatkan

kelenturan maka perlu melakukan aktivitas fisik selama 30 menit selama

4-7 kali perminggu. Contoh aktivitas fisik yang dapat dilakukan adalah

peregangan, yoga, taichi (Anggraini, 2014)

3. Kekuatan (strength)

Jenis aktivitas fisik untuk meningkatkan kekuatan sehingga dapat

membantu kerja otot dalam menahan beban yang diterima,

mempertahankan bentuk tubuh, menjaga kekuatan tulang serta membantu

meningkatkan pencegahan terhadap penyakit seperti osteoporosis. Untuk

mendapatkan ketahanan maka perlu melakukan aktivitas fisik selama 30

menit selama 2-4 kali perminggu. Contoh aktivitas fisik yang dapat

dilakukan seperti push-up, sit-up, angkat beban, mengikuti kelas senam

terstruktur dan terukur (fitness), naik turun tangga (Anggraini, 2014).

Menurut Sharkey (2011), Aktivitas fisik tersebut akan meningkatkan

pengeluaran tenaga dan energi, misalnya :

a Tidur (1.2 cal/min)

b Naik tangga (1.8 cal/min)

c Turun tangga (7.5 cal/min)

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

32

d Berjalan kaki (5,6-7 cal/min)

e Berlari (10-25 cal/min)

f Berkebun, menanam bunga (5,6 cal/min)

g Menyetrika (4,2 cal/min)

h Menyapu rumah (3,9 cal/min)

i Membersihkan jendela (3,7 cal/min)

j Berpakaian (3.4 cal/min)

k Mandi (3.4 cal/min)

l Mencuci baju (3,1 cal/min)

m Mengemudi mobil (2,8 cal/min)

n Lompat tali (10-15 cal/min)

o Berenang (6-12.5 cal/min)

p Mendaki gunung (10-15 cal/min)

2.4.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Fisik

Beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik adalah sebagai berikut:

1. Umur

Aktivitas fisik remaja sampai dewasa meningkat sampai mencapai

maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan

kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1%

pertahun, tetapi bila rajin olahraga penurunan ini dapat dikurangi

sampai separuhnya (Karim, 2002)

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

33

2. Jenis kelamin

Sampai pubertas biasanya aktivitas fisik remaja laki-laki hampir sama

dengan remaja perempuan, tapi setelah pubertas remaja laki-laki

biasanya mempunyai nilai yang jauh lebih besar (Karim, 2002)

3. Pola makan

Makanan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas karena bila

jumlah makanan dan porsi makanan lebih banyak, maka tubuh akan

merasa mudah lelah, dan tidak ingin melalukan kegiatan seperti

olahraga atau menjalankan aktivitas lainnya. Kandungan dari makanan

yang berlemak juga banyak mempengaruhi tubuh untuk melakukan

aktivitas sehari-hari ataupun berolahraga, sebaiknya makanan yang

akan dikonsumsi dipertimbangkan kandungan gizinya agar tubuh

tidak mengalami kelebihan energi namun tidak dapat dikeluarkan

secara maksimal (Karim, 2002)

4. Penyakit/ kelainan pada tubuh

Berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru, postur tubuh, obesitas,

hemoglobin/sel darah dan serat otot. Bila ada kelainan pada tubuh

seperti di atas akan mempengaruhi aktivitas yang akan dilakukan.

Seperti kekurangan sel darah merah, maka orang tersebut tidak

diperbolehkan untuk melakukan olahraga yang berat. Obesitas juga

menjadikan kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik (Karim, 2002).

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

34

2.4.6. Pengukuran Tingkat Aktivitas Fisik

Tingkat aktivitas fisik diukur oleh 2 variabel, yaitu (1) frekuensi yaitu

berapa kali atau berapa jam seseorang bekerja dalam seminggu, (2) Durasi yaitu

berapa lama seseorang melakukan pekerjaan tiap minggunya. Berdasarkan IPAQ

kriteria aktivitas fisik dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1. Aktivitas fisik rendah

Tidak ada aktivitas yang dilaporkan atau beberapa aktivitas dilaporkan

tetapi tidak cukup untuk memenuhi kategori (< 600 MET-menit/minggu).

2. Aktivitas fisik sedang

Memenuhi salah satu dari 3 kriteria berikut :

a. 3 hari atau lebih intensitas aktivitas setidaknya 20 menit per hari.

b. 5 hari atau lebih aktivitas intensitas sedang dan / atau berjalan

setidaknya 30 menit per hari.

c. 5 hari atau lebih dari kombinasi berjalan, aktivitas intensitas sedang

atau kuat intensitas mencapai minimal setidaknya 600 MET-

menit/minggu.

3. Aktivitas fisik berat

Memenuhi salah satu dari 2 kriteria berikut :

a. Aktivitas fisik setidaknya 3 hari intensitas kuat dan mengumpulkan

minimal 1500 MET-menit/minggu.

b. 7 hari atau lebih dari kombinasi berjalan, aktivitas sedang atau

intensitas berat mengumpulkan setidaknya 3000 MET-menit/minggu.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

35

Pengukuran tingkat aktivitas fisik menggunakan standart dari

International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Di mana menggunakan

perhitungan akumulasi waktu dalam seminggu dengan kriteria data frekuensi

beraktivitas fisik dalam seminggu terakhir untuk penduduk 10 tahun ke atas.

Kegiatan aktivitas fisik dikategorikan ‘cukup’ apabila kegiatan dilakukan terus

menerus sekurangnya 10 menit dalam satu kegiatan tanpa henti dan secara

kumulatif 150 menit selama lima hari dalam satu minggu. Selain frekuensi,

dilakukan pula pengumpulan data intensitas, yaitu jumlah hari melakukan

aktivitas ‘berat’, ‘sedang’ dan ‘berjalan’. Perhitungan jumlah menit aktivitas fisik

dalam seminggu mempertimbangkan pula jenis aktivitas yang dilakukan, di mana

aktivitas diberi pembobotan, masing-masing untuk aktivitas ‘berat’ empat kali,

aktivitas ‘sedang’ dua kali terhadap aktivitas ‘ringan’ atau jalan santai.

(Laksono, 2013).

2.5. Hubungan IMT dan Aktivitas Fisik Terhadap Daya Tahan

Kardiovaskular

Daya tahan kardiovaskular dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor

tersebut diantaranya yaitu IMT dan aktivitas fisik. Dengan IMT dapat diketahui

apakah berat badan seseorang termasuk kategori underweight, normal,

overweight, atau obesitas.

Berdasarkan penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa didapatkan

hubungan yang bermakna antara kesegaran kardiovaskular yang diukur dengan

metode Harvard step Test dan shuttle run test dengan IMT, di mana semakin

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

36

tinggi IMT maka tingkat kesegaran kardiovaskular semakin rendah (Mexitalia et

al., 2012). Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian pada anak laki-laki Jepang

yang mendapatkan hasil semakin tinggi IMT seseorang semakin rendah kesegaran

kardiovaskularnya, dan massa lemak diyakini sebagai sebab rendahnya kesegaran

kardiovaskular tersebut (Miyatake et al., 2001). Kelemahan dalam penelitian ini

adalah kurangnya pengukuran variabel perancu seperti intensitas latihan dan

aktivitas fisik yang mempengaruhi tingkat kesegaran kardiovaskular seseorang.

(Mexitalia et al., 2012).

Menurut penelitian Utari (2007), terdapat hubungan yang lemah antara

IMT dengan komponen kecepatan, kekuatan statis dan daya tahan otot

lengan/bahu, ketangkasan, daya tahan otot perut, serta daya tahan kardiovaskular

pada anak perempuan. Sedangkan pada anak laki-laki didapatkan hubungan yang

sedang antara IMT dengan komponen kecepatan, daya ledak otot, ketangkasan,

daya tahan otot perut, dan daya tahan kardiorespirasi.

Menurut Setty et al (2013), terdapat korelasi negatif yang signifikan antara

obesitas dengan VO2max, di mana menunjukkan jumlah yang berlebihan dari

lemak tubuh pada fungsi kardiovaskular dan pengambilan oksigen oleh otot-otot

yang bekerja. Namun terdapat korelasi positif yang signifikan antara IMT dan

denyut jantung selama tes treadmill jogging. Daya tahan kardiovaskular yang

rendah pada orang dewasa muda dengan peningkatan lemak tubuh bisa menjadi

faktor penyebab morbiditas penyakit kardiovaskular kemudian pada usia

pertengahan. Obesitas dapat meningkatkan CVD, untuk itu disarankan untuk

mengurangi asupan kalori harian dan meningkatkan kebugaran kardiovaskular.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

37

Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian Laxmi et al (2014) yang dilakukan di

India pada 100 subjek laki-laki muda yang sehat kelompok usia 18 sampai 22

tahun. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan

antara IMT dan VO2max.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebugaran kardiovaskular dan IMT

sebelumnya prediktor penting dari berat badan di masa depan dan menjadi strategi

untuk mengidentifikasi individu di peningkatan risiko obesitas (Susan et al.,

2007).

Sedangkan aktivitas fisik merupakan gerakan tubuh yang dihasilkan oleh

otot rangka dan memerlukan energi. Aktivitas fisik juga didefinisikan yaitu suatu

gerakan fisik yang dilakukan otot tubuh dan sistem penunjangnya. Setiap aktivitas

fisik yang dilakukan membutuhkan energi yang berbeda tergantung dari lamanya

intensitas dan kerja otot. Seseorang yang kurang melakukan aktivitas fisik akan

menyebabkan kurangnya penggunaan energi yang tersimpan dalam tubuh, jika ini

terjadi secara berkelanjutan akan mengakibatkan obesitas. Rendahnya aktivitas

fisik merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kronis dan secara keseluruhan

diperkirakan menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010). Dengan

melakukan latihan fisik yang teratur seperti berolahraga atau latihan fisik lainnya

dapat memberikan efek positif terhadap kesehatan seperti meningkatkan

pengeluaran energi, terhindar dari penyakit kronik seperti penyakit jantung,

stroke, osteoporosis, kanker, tekanan darah tinggi, dan kencing manis,

meningkatkan fleksibilitas otot, tulang lebih kuat, berat badan terkendali,

memperbaiki fungsi psikologis yang berhubungan dengan obesitas, kebugaran

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdf · pernapasan, ... aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, ... Secara anatomi sistem kardiovaskular

38

terjaga dan lebih bertenaga, meningkatkan rasa percaya diri dan secara

keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik. Menurut penelitian

sebelumnya berat badan yang berlebihan sebagai penyebab atau efek dari

rendahnya tingkat aktivitas fisik dan kebugaran tubuh. (Rauner et al., 2013).

IMT dan aktivitas fisik sama-sama memiliki pengaruh terhadap daya tahan

kardiovaskular. IMT yang normal disertai dengan aktivitas fisik yang baik

senantiasa akan meningkatkan daya tahan kardiovaskular. Berdasarkan penelitian

sebelumnya yang mengkaji hubungan antara IMT, aktivitas fisik dan daya tahan

kardiovaskular pada anak-anak Taiwan menunjukkan hasil bahwa anak-anak dari

Taiwan dengan IMT normal umumnya memiliki tingkat daya tahan

kardiovaskular lebih baik daripada anak-anak yang kekurangan dan kelebihan

berat badan atau obesitas. Dalam penelitian ini juga telah mendemontrasikan

bahwa anak-anak yang aktif secara fisik memiliki tingkat daya tahan

kardiovaskular secara signifikan lebih tinggi daripada anak-anak yang tidak aktif

(Hsieh et al., 2014).