BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya...

33
17 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penerapan Informasi Akuntansi Manajemen 2.1.1.1 Informasi Akuntansi Manajemen Informasi akuntansi manajemen dibutuhkan dan digunakan dalam semua lingkup manajemen. Informasi akuntansi manajemen membantu para manajer menjalankan perannya dalam melakukan aktivitas perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Manajer dan karyawan menggunakan informasi akuntansi manajemen untuk mengidentifikasikan dan menyelesaikan masalah serta mengevaluasi kinerja. Informasi akuntansi manajemen dikelola dalam suatu sistem, yaitu sistem informasi akuntansi manajemen. (Baldric Siregar, 2013:5-6). Desmiyawati (2004) dalam Citra Yuristisia (2007) sistem informasi akuntansi manajemen adalah sebagai berikut: “Sistem yang mengumpulkan data operasional dan finansial, memprosesnya, menyimpannya dan melaporkannya kepada pengguna yaitu para pekerja, manajer dan eksekutif.” Menurut Baldric Siregar dkk (2013:6) sistem informasi akuntansi manajemen yaitu:

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Penerapan Informasi Akuntansi Manajemen

2.1.1.1 Informasi Akuntansi Manajemen

Informasi akuntansi manajemen dibutuhkan dan digunakan dalam semua

lingkup manajemen. Informasi akuntansi manajemen membantu para manajer

menjalankan perannya dalam melakukan aktivitas perencanaan, pengendalian dan

pengambilan keputusan. Manajer dan karyawan menggunakan informasi

akuntansi manajemen untuk mengidentifikasikan dan menyelesaikan masalah

serta mengevaluasi kinerja. Informasi akuntansi manajemen dikelola dalam suatu

sistem, yaitu sistem informasi akuntansi manajemen. (Baldric Siregar, 2013:5-6).

Desmiyawati (2004) dalam Citra Yuristisia (2007) sistem informasi

akuntansi manajemen adalah sebagai berikut:

“Sistem yang mengumpulkan data operasional dan finansial,

memprosesnya, menyimpannya dan melaporkannya kepada pengguna

yaitu para pekerja, manajer dan eksekutif.”

Menurut Baldric Siregar dkk (2013:6) sistem informasi akuntansi

manajemen yaitu:

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

18

“Sistem informasi yang mentransformasi input dengan menggunakan

proses untuk mengeluarkan output yang dibutuhkan untuk mendukung

pengambilan keputusan.”

MenurutHansen dan Mowen (2015:4) sistem informasi akuntansi

manajemen dapat didefinisikan sebagai berikut:

“Sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang

menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan

berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan manajemen. Proses ini

dapat didefinisikan melalui berbagai kegiatan seperti pengumpulan, pengukuran,

penyimpanan, analisis, pelaporan, dan pengelolaan informasi. Keluaran mencakup

laporan khusus, harga pokok produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja,

dan komunikasi personal.”

Berdasarkan dari kutipan yang sudah dipaparkan maka dapat disimpulkan

sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem yang mengumpulkan data

serta memproses dan menghitungnya untuk mencapai tujuan manajemen yang

ingin dicapai.

2.1.1.2 Tipe-tipe Informasi Akuntansi Manajemen

Menurut Abdul halim, Bambang Supomo, dan Syam Kusufi (2012:10)

pada akuntansi manajemen, informasi keuangan disusun berdasarkan tiga tipe

informasi akuntansi manajemen, yaitu:

1. Informasi Akuntansi Penuh (Full Accounting Information)

Akuntansi penuh menyajikan informasi mengenai pendapatan total, biaya

total dan aktiva total baik pada masa lalu maupun pada masa yang akan datang.

Pembahasan mengenai informasi ini, terutama yang berkaitan dengan biaya atau

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

19

disebut dengan informasi akuntansi biaya penuh (full cost accounting

information).

Informasi mengenai biaya penuh masa lalu (historical full cost)

dipergunakan untuk penyusunan laporan keuangan (umumnya berupa neraca dan

laporan laba rugi), proses penyusunan informasi biaya penuh secara terincidapat

berisi mengenai proses pengumpulan biaya produksi (biaya bahan, biaya tenaga

kerja, dan biaya overhead). Di samping itu, informasi biaya penuh masa lalu

bermanfaat pula untuk menganalisis prestasi masing-masing manajer di dalam

perusahaan. Informasimengenai biaya penuh masa lalu dapat juga digunakan

untuk menentukan harga jual produk atau penyerahan jasa yangdisepakati

bersama antara pembeli dan penjual dalam suatu kontrak jual beli. Pada umumnya

harga yang disepakati adalah total biaya (biaya penuh) ditambah dengan laba atau

keuntungan penjual.

Informasi biaya penuh masa yang akan datang digunakan untuk

penyusunan perencanaan, khususnya untuk perencanaan jangka panjang, yang

sering pula disebut penyusunan program. Disamping itu informasi biaya penuh

masa yang akan datang dapat pula digunakan untuk penetapan harga jual dalam

kondisi yang normal.

2. Informasi Akuntansi Diferensial (Differential Accounting Information)

Akuntansi diferensial menyajikan informasi mengenai taksiran

pendapatan, biaya dan atauaktiva yang berbeda jika suatu tindakan tertentu dipilih

dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain. Dengan demikian tipe

informasi ini sangat diperlukan dalam pemilihan alternatif. Informasi akuntansi

diferensial berkaitan dengan masa yang kan datang. Pada tipe informasi ini tidak

ada informasi masa lalu, karena penggunaan inforamasi ini adalah untuk

pemilihan alternatif tindakan. Pemilihan suatu tindakan berhubungan dengan

pengambilan keputusan yang menyangkut masa yang akan datang.

3. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (Responsibility Accounting

Information)

Akuntansi pertanggungjawaban menyajikan informasi mengenai

pendapatan, biaya atau aktiva yang dikaitkan dengan suatu bagian atau unit di

dalam perusahaan. Masing-masing bagian atau unit dipimpin oleh seorang

manajer yang bertanggung jawab terhadap bagian yang bersangkutan. Bagian-

bagian tersebut disebut sebagai pusat-pusat pertanggungjawaban.Informasi

akuntansi pertanggungjawaban masa lalu bermanfaat untuk menganalisis prestasi

dari masing-masing manajer pusat pertanggungjawaban.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

20

Untuk tujuan analisis prestasi tipe informasi ini lebih baik daripada

informasi akuntansi biaya penuh, karena prestasi masing-masing para manajer

dapat lebih diidentifikasikan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban yang

dipimpinnya. Di samping itu, informasi akuntansi pertanggungjawaban masa lalu

dapat membantu membangkitkan motivasi para manajer pusat

pertanggungjawaban.Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang menyangkut

masa yang akan datang digunakan dalam kegiatan perencanaan, khususnya

perencanaan tahunan yang dikenal dengan nama anggaran (budget).

2.1.1.3 Tujuan dan Manfaat Informasi Akuntansi Manajemen

Menurut Ari Purwanti, Darsono Prawironegoro (2013:2) informasi

akuntansi manajemen memiliki tiga tujuan, yaitu:

1. Membuat keputusan-keputusan rutin bisnis (kegiatan operasi) dan

keputusan-keputusan khusus (investasi jangka panjang).

2. Memberikan pelaporan kepada pihak luar perusahaan yaitu pemegang

saham, jawatan pajak, lembaga keuangan, dan lain-lain.

3. Memberi informasi kepada pihak dalam perusahaan yaitu kepada berbagai

level manajemen.

Menurut Kamaruddin Ahmad (2015:3) informasi akuntansi manajemen

pada dasarnya bersifat keuangan yang membantu manajer melakukan tiga masalah

pokok sebagai berikut:

1. Merencanakan secera efektif dan memusatkan perhatiannya

padapenyimpangan apa yang direncanakan.

2. Mengarahkan operasi sehari-hari.

3. Mencapai penyelesaian terbaik sehubungan dengan masalah operasi yang

dihadapi organisasi.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

21

Dari tiga masalah pokok tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Merencanakan Secara Efektif

Penyediaan informasi akuntansi yang dapat membantu kebutuhan manajer

melalui penyediaan laporan prestasi yang membantu manajer memusatkan

terhadap masalah. Ringkasnya, laporan prsetasi merupakan suatu bentuk

umpan balik bagi manajer, yang mengarahkan perhatian kepada bagian

organisasi yang memanfaatkan waktu manajemen secara lebih efektif.

2. Mengarahkan Operasi

Manajer mempunyai kebutuhan yang konstan akan informasi akuntansi

dalam memimpin operasi sehari-hari yang rutin. Misalnya, sewaktu manajer

menentukan harga pokok produk baru yang bersandar pada informasi yang

disediakan akuntansi untuk memastikan hubungan harga dan biaya sudah

serasi dengan strategi pemasaran yang digunakan oleh perusahaan. menurut

salah satu contoh ini, pekerjaan akuntansi dan manajemen mempunyai

hubungan yang tidak mungkin terpisah dalam menjalankan operasi sehari-

hari.

3. Memecahkan Masalah

Informasi akuntansi sering merupakan faktor penting dalam menganalisis

alternatif penyelesaian masalah. Alasannya ialah bahwa berbagai alternatif,

biasanya mempunyai biaya dan manfaat tertentu yang dapat diukur dan

dipergunakan sebagai masukan dalam memutusakan alternatif terbaik

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

22

2.1.1.4 Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen

Menurut Robert H. Chenhall and Deigan Morris (1986) dalam Ajeng dan

Titiek Suwarti (2010) informasi akuntansi manajemen memiliki empat

karakteristik, yaitu:

1. Ruang Lingkup (Broadscope)

Didalam informasi, lingkup luas (broadscope) mengacu pada dimensifokus,

kuantifikasi, dan horison waktu. Informasi akuntansi manajemen tradisional

memberikan informasi yang berfokus pada peristiwa-peristiwa dalam

organisasi, yang dikuantifikasikan dalam ukuran moneter, dan yang

berhubungan dengan data historis. Lingkup informasi akuntansi manajemen

yang luas memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan

eksternal mungkin bersifat ekonomi seperti, gross national product, total

penjualan pasar, dan pangsa pasar suatu industri, atau mungkin juga bersifat

non ekonomi seperti, faktor demografi, cita rasa konsumen, tindakan para

pesaing, dan perkembangan teknologi.

Lingkup informasi akuntansi manajemen yang luas mencakup ukuran non

moneter terhadap karakteristik lingkungan eksternal. Disamping itu, lingkup

informasi akuntansi manajemen yang luas akan memberikan estimasi

tentang kemungkinan terjadi peristiwa di masa yang akan datang di dalam

ukuran profitabilitas.

2. Tepat Waktu (Timeliness)

Kemampuan para manajer untuk merespon secara cepat suatu peristiwa

kemungkinan dipengaruhi olehtimeliness informasi akuntansi manajemen.

Informasi yang tepat waktu akan meningkatkan fasilitas informasi akuntansi

manajemen untuk melaporkan peristiwa paling akhir dan untuk memberikan

umpan balik secara cepat terhadap keputusan yang telah dibuat. Jadi tepat

waktu mencakup frekuensi pelaporan dan kecepatan pelaporan.

Timinginformasi menunjuk kepada jarak waktu antara permintaan dan

tersedianya informasi dari sistem akuntansi manajemen ke pihak yang

meminta.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

23

3. Agregasi (Aggregation)

Informasi akuntansi manajemen memberikan informasi dalam berbagai

bentuk agregasi yang berkisar dan pemberian bahan dasar, data yang tidak

diproses hingga berbagai agregasi berdasarkan periode waktu atau area

tertentu, misalnya pusat pertanggungjawaban atau fungsional. Tipe agregasi

yang lain mengacu pada berbagai format yang konsisten dengan model

keputusan formal seperti analisis cash flowyang didiskontokan untuk

anggaran modal, simulasi dan programasi linier untuk penerapan anggaran,

analisis biaya, volume, laba, dan model pengendalian persediaan. Dalam

perkembangan terakhir, agregasi informasi merupakan penggabungan

informasi fungsional dan temporal seperti area penjualan, pusat biaya,

departemen produksi dan pemasaran, dan informasi yang dihasilkan secara

khusus untuk model keputusan formal.

4. Integrasi (Integration)

Aspek pengendalian suatu organisai yang penting adalah adanya koordinasi

berbagai segmendalam sub-sub organisasi. Informasi akuntansi manajemen

yang membantu koordinasi mencakup spesifikasi target yang meunujukkan

pengaruh interaksi segmen dan informasi mengenai pengaruh keputusan

pada operasi seluruh sub unit organisasi. Informasi akuntasni manajemen

yang terintegrasi dapat digunakan sebagai alat koordinasi antar segmen dari

sub unit dan antar sub unit. Kompleksitas dan saling ketergantungan antar

sub unit akan direflesikan dalam informasi yang terintegrasi. Informasi

integrasi mencakup aspek seperti ketentuan target atau aktivitas yang

dihitung dari proses interaksi antara sub unit satu dengan sub unit lainnya.

Oleh karena itu, informasi integrasi akan mengakibatkan para manajer untuk

mempertimbangkan unsur integrasi akan berperan mengkoordinasikan

kebijakan dalam perusahaan agar terjadi keselarasan dalam mencapai tujuan

perusahaan.

2.1.1.5 Pengukuran Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen

Menurut Hansen dan Mowen (2015:22) terdapat 5 (lima) pengukuran

kualitas sistem informasi akuntansi manajemen yaitu:

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

24

1. “Integration (integrasi)

2. Flexibility (Fleksibilitas)

3. Accessibility (Aksebilitas)

4. Formalization (Formalisasi)

5. Media Richness (Kekayaan Media)”

Pengukuran kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen menurut

Hansen dan Mowen (2015:22) tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Integrasi

Langkah-langkah integrasi tingkat dimana suatu sistem memfasilitasi

kombinasi informasi dari berbagai sumber untuk mendukung akuntansi bisnis

decisions. Manajemen sistem dapat memfasilitasi integrasi informasi dari

area fungsional yang berbeda, yang sering saling melengkapi. Aspek lain dari

sistem akuntansi manajemen terpadu adalah integrasi antara tujuan, strategi

dan operasi.

2. Fleksibilitas

Langkah-langkah fleksibilitas sejauh mana sistem dapat beradaptasi dengan

berbagai kebutuhan pengguna dan kondisi yang berubah. Sistem akuntansi

manajemen dapat membatasi perhatian dari manajer untuk area yang tercakup

oleh sistem. Oleh karena itu, penting untuk meninjau secara teratur fokus

sistem.

3. Aksebilitas

Tindakan aksebilitas sejauh mana sistem dan informasi yang dikandungnya

dapat diakses dengan usaha yang relatif rendah. Akses informasi dapat dilihat

sebagai kondisi yang diperlukan untuk sistem quality. Aksebilitas sangat

penting saat manajer menggunakan kemampuan analisis dan pengambilan

akuntansi manajemen komputerisasi sistem. Mudah sistem akuntansi

manajemen dapat diakses tampaknya untuk membantu manajer dalam

pengamatan isu-isu strategis, dan dengan demikian berkontribusi pada

identifikasi masalah yang lebih tinggi speed.

4. Formalisasi

Formaliasi mengukur sejauh mana suatu sistem berisi aturan atau prosedur.

Untuk mengkoordinasikan kegiatan, organisasi menetapkan prosedur tentang

bagaimana bereaksi terhadap rangsangan dari sistem akuntansi manajemen.

Hal ini dapat melibatkan persyaratan pelaporan, analisis departemen lain atau

atasan. Seperti ditunjukkan dalam tinjauan literatur, tingkat tinggi formalisasi

berpotensi dapat meningkatkan pencarian terfokus dengan mengorbankan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

25

scanning. Selain itu, formalisasi meningkatkan kemungkinan menafsirkan

masalah sebagai ancaman dan mengecilkan mengejar opportunities.

5. Kekayaan Media

Media kekayaan mengukur sejauh mana sistem menggunakan saluran yang

memungkinkan tingkat tinggi interaksi pribadi. Isu-isu strategis yang sulit

untuk dihitung dan memerlukan berbeda sudut pandang dalam rangka

menciptakan interpretasi bersama. Pertemuan tatap-muka dan media yang

kaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu

strategis untuk mengurangi ketidakjelasan terkait dengan them.

2.1.2 Sistem Pengukuran Kinerja

2.1.2.1 Pengertian Sistem Pengukuran Kinerja

Kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui

perencanaan strategis suatu organisasi. Kinerja dapat diketahui dan diukur jika

individu atau sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria atau standar

keberhasilan tolak ukur yang ditetapkan oleh organisasi. Oleh karena itu, jika

tanpa tujuan dan target yang ditetapkan dalam pengukuran, maka kinerja pada

seseorang atau kinerja organisasi tidak mungkin dapat diketahui bila tidak ada

tolak ukur keberhasilannya (Moeheriono,2012:95).

Keberhasilan pencapaian strategi perlu diukur, karena sistem pengukuran

merupakan aspek kunci dari manajemen kinerja atas dasar bahwa apabila tidak

diukur maka tidak akan dapat meningkatkannya. Oleh karena itu sasaran strategi

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

26

yang menjadi basis pengukuran kinerja perlu ditentukan ukurannya dan

ditentukan inisiatif strategi untuk mewujudkan sasaran tersebut. Sasaran strategi

beserta ukurannya kemudian digunakan untuk menentukan target yang akan

djadikan basis penilaian kinerja untuk menentukan penghargaan yang akan

diberikan kepada personel, tim atau unit organisasi (Dharma, 2012:93).

Menurut Wibowo (2013:229) menjelaskan bahwa sistem pengukuran

terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan

kinerja terdapat devisi dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja

dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah hasil kinerja

telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Untuk melakukan penilaian tersebut

diperlukan kemampuan untuk mengukur kinerja sehingga diperlukan adanya

ukuran kinerja.

Moeheriono (2012:95) pengertian dari sistem pengukuran kinerja adalah

sebagai berikut:

“Sistem pengukuran kinerja (Performance measurement system) adalah

suatu proses penilaian tentang kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan

sasaran dalam pengelolaan sumber daya manusia untuk menghasilkan

barang dan jasa termasuk informasi atas efisiensi serta efektivitas

tindakan dalam pencapaian tujuan organisasi.”

Menurut Gary Dessler dalam Pasolong (2013:182) menyatakan bahwa

sistem pengukuran kinerja adalah:

“Upaya sistematis untuk membandingkan apa yang dicapai seseorang

dibandingkan dengan standar yang ada. Tujuannya, yaitu untuk

mendorong kinerja seseorang agar bisa berada diatas rata-rata.”

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

27

Dengan demikian dibutuhkan suatu pengukuran kinerja yang dapat

digunakan sebagai landasan untuk menilai kemajuan yang telah dicapai

dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan sekaligus sebagai alat

komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi..

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan

bahwa sistem pengukuran kinerja merupakan proses penilaian tentang kemajuan

pekerjaan yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

organisasi sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab masing-masing dalam

upaya mencapai tujuan organisasi.

2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Sistem Pengukuran kinerja

Sistem pengukuran kinerja menurut Moheriono (2012:137) mempunyai

tujuan dan manfaat, tujuan dari sistem pengukuran kinerja ini yaitu:

1. Membantu memperbaiki kinerja agar kegiatan terfokus pada tujuan dan

sasaran program unit kerja.

2. Pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan

3. Mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi

kelembagaan.

Sedangkan manfaat sistem pengukuran kinerja adalah :

1. Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakan untuk

pencapaian kinerja.

2. Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati.

3. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya

dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

28

4. Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas prestasi

pelaksanaan yang telah diukur sesuai dengan system pengukuran kinerja yang

telah disepakati.

5. Menjadi alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam upaya

memperbaiki kinerja organisasi.

6. Mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.

7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.

8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.

9. Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan.

10. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi.

2.1.2.3 Elemen Pokok Dalam Sistem Pengukuran Kinerja

Menurut Moeheriono (2012:112) terdapat empat elemen sistem

pengukuran kinerja organisasi, yaitu:

1. Menetapkan Tujuan, Sasaran, dan Strategi Organisasi

Tujuan adalah pernyataan secara umum tentang apa yang ingin dicapai

sebagai penjabaran dari visi dan misi yang telah ditentukan oleh organisasi

publik. Kemudian ditentukan sasaran yaitu tujuan organisasi yang dinyatakan

secara eksplisit dengan dibatasi waktu yang jelas kapan sasaran itu akan

dicapai. Selanjutnya, ditentukan strategi pencapaiannya yang

menggambarkan bagaimana mencapainya.

2. Merumuskan Indikator dan Ukuran Kinerja

Indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung yaitu

hal-hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja. Ukuran

kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara langsung. Indikator dan ukuran

kinerja ini sangat dibutuhkan untuk menilai tingkat ketercapaian tujuan,

sasaran, dan strategi.

3. Mengukur Tingkat Ketercapaian Tujuan dan Sasaran-Sasaran Organisasi

Jika sudah mempunyai indikator dan ukuran kinerja yang jelas, maka

pengukuran kinerja bisa diimplementasikan. Mengukur tingkat ketercapaian

tujuan, sasaran, dan strategi adalah membandingkan hasil aktual dengan

indikator dan ukuran kinerja yang telah ditetapkan.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

29

3.1.2.4 Indikator Dalam Sistem Pengukuran Kinerja

Menurut Moeheriono (2012:108) Indikator sistem pengukuran kinerja

adalah ukuran kuantitatif atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian

suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Dwiyanto

dalam Pasolong (2013:178) Indikator sistem pengukuran kinerja adalah suatu

variabel yang digunakan untuk mengekspresikan secara kuantitatif efektifitas dan

efisiensi proses dengan pedoman pada target-target dan tujuan organisasi.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, indikator sistem pengukuran kinerja

adalah kriteria yang digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan

organisasi yang diwujudkan dalam ukuran-ukuran tertentu. Untuk menilai sistem

pengukuran kinerja organisasi ini tentu saja diperlukan indikator-indikator atau

kriteria-kriteria untuk mengukurnya secara jelas, tanpa indikator yang jelas tidak

akan ada arah yang dapat digunakan untuk menentukan mana yang relatif lebih

efektif diantara alternatif alokasi sumber daya yang berbeda, alternatif desain-

desain organisasi yang berbeda dan diantara pilihan-pilihan pendistribusian tugas

dan wewenang yang berbeda.

Menurut Moeheriono (2012:108) terdapat 5 (Lima) macam indikator

sistem pengukuran kinerja yang pada umumnya digunakan, yaitu:

a. Indikator Kinerja Input (Masukan)

Adalah indikator yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat

menghasilkan keluaran yang ditentukan, misalnya dana, SDM, informasi,

dll.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

30

b. Indikator Kinerja Output (Keluaran)

Adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang

dapat berupa fisik maupun non fisik.

c. Indikator Kinerja Outcome (Hasil)

Adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output)

kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).

d. Indikator Kinerja Benefit (Manfaat)

Adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan.

e. Indikator Kinerja Impact (Dampak)

Adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif pada

setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.

3.1.2.5 Alat Ukur Dalam Sistem Pengukuran Kinerja

Menurut Moeheriono (2012:158), Balanced Scorecard merupakan alat

pengukur kinerja eksekutif yang memerlukan ukuran komprehensif dengan empat

perspekif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis

internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Sementara itu Anthony,

Banker, Kaplan, dan Young (2007) mendefinisikan Balanced Scorecard sebagai “

a meansurement and management system that views a business unit’s

performance from four perspectives: finansial, customer, internal business

process, and learning and growth”.

Dengan demikian, Balanced Scorecard merupakan suatu alat pengukur

kinerja perusahaan yang mengukur kinerja perusahaan serta keseluruhan, baik

secara keuangan maupun non keuangan dengan menggunakan empat perspektif

yaitu, perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Pendekatan Balanced Scorecard

dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan, yaitu:

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

31

1. Bagaimana penampilan perusahaan dimata para pemegang saham?

(Perspektif Keuangan).

2. Bagaimana pandangan para pelanggan terhadap perusahaan? (Perspektif

Pelanggan).

3. Apa yang menjadi keunggulan perusahaan? (Perspektif Bisnis Internal).

4. Apa perusahaan harus terus menerus melakukan perbaikan dan menciptakan

nilai secara berkesinambungan? (Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran).

Dengan Balanced Scorecard, tujuan suatu perusahaan tidak hanya

dinyatakan dalam ukuran keuangan saja, melainkan dinyatakan dalam ukuran

dimana perusahaan tersebut menciptakan nilai terhadap pelanggan yang pada saat

ini dan akan datang, dan bagaimana perusahaan tersebut harus meningkatkan

kemampuan internalnya termasuk investasi pada manusia, sistem dan prosedur

yang dibutuhkan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik dimasa mendatang.

Melalui Balanced Scorecard diharapkan bahwa pengukuran kinerja

keuangan dan non keuangan dapat menjadi bagian dari sistem informasi bagi

seluruh pegawai dan tingkatan dalam organisasi. Saat ini Balanced Scorecard

tidak lagi dianggap sebagai pengukur kinerja, namun telah menjadi sebuah

kerangka berpikir dalam pengembangan strategi.

Sistem pengukuran kinerja perusahaan menggunakan Balanced Scorecard,

dilakukan perhitungan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai tiap tolok ukur

pada empat perspektif. Menurut Moeheriono (2012:197) Perhitungan Critical

Success Factoruntuk tiap perspektif yaitu sebagai berikut:

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

32

1. Perspektif Keuangan

Current Rasio =

x100%

Total Assets Turn Over =

x100%

Profit Margin On Sales =

x100%

Return On Equity =

x100%

Return On Assets =

x100%

2. Perspektif Pelanggan

Number Of New Customer =

x100%

Ontime Delivery =

x100%

Number Of Complaints =

x100%

3. Perspektif Bisnis Internal

Percentage Sales Of New Product =

x100%

Yield Rate =

x100%

Supplier Lied Time

4. Perspektif Pertumbuhan Dan Pembelajaran

Employe Turnover =

x100%

Percentage Lost Time =

x100%

Number Of Sugesstion =

x100%

Employee Training Total =

x100%

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

33

3.1.2.6 Karakteristik Sistem Pengukuran Kinerja

Menurut Moeheriono (2012:124) tidak setiap sistem penilaian kinerja akan

bebas sama sekali dari tantangan-tantangan legal. Walaupun demikian, sistem

penilaian kinerja dapat memiliki karakteristik-karakteristik tertentu yang mungkin

secara legal dapat dipertahankan. Karakteristik-karakterisitk tersebut adalah :

a. Kriteria yang berkaitan dengan pekerjaan

b. Penghargaan kinerja

c. Fokus pada pelaku yang terobsesi

d. Sensitivitas

e. Standarisasi

f. Sokongan manajemen atau karyawan

g. Keandalan dan validitas

h. Penilaian yang berbobot

i. Komunikasi terbuka dan

j. Kemamputerimaan (acceptability)

2.1.3 Kinerja Manajerial

2.1.3.1 Pengertian Kinerja Manajerial

Kata kinerja berasal dari job performance atau actual performance (Anwar

Prabu Mangkunegara, 2009). Indra Bastian (2007:213) mendefinisikan kinerja

sebagai suatu gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program,

kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi.

Secara umum, kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam

periode tertentu. Kinerja manajerial adalah ukuran seberapa efektif dan efesien

manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Mulyadi (2016)

kinerja manajerial merupakan suatu kinerja yang dihasilkan oleh seorang manajer

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

34

dengan mengerahkan bakat dan kemampuan serta usaha beberapa oranglain yang

berada di dalam daerah wewenangnya.

Menurut Indra Bastian (2011:328) kinerja manajerial adalah gambaran

mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijaksanaan

dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi organisasi yang tertuang dalam

perumusan skema strategi suatu organisasi. Kinerja merupakan suatu hasil yang

telah dicapai oleh perusahaan merupakan suatu proses berkesinambungan yang

melibatkan sumber daya manusia untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kinerja

dioperasionalkan sebagai kinerja perusahaan. Menurut Mahoney et al dalam Eker

(2007) Kinerja perusahaan adalah kinerja anggota organisasi dalam kegiatan

manajerial yang meliputi: perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi,

pengaturan staff, negosiasi dan representasi.

Menurut Chaizi Nasucha dalam Irham fahmi (2013:3) Kinerja manajerial

adalah sebagai efektivitas yang ditetapkan dari setiap kelompok yang berkenaan

dengan usaha-usaha yang sistematik dan meningkatkan kemampuan organisasi

secara terus menerus mencapai kebutuhannya secara efektif. Penerapan kinerja

manajerial merupakan kebutuhan wajib bagi setiap organisasi untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan dengan cara mengatur proses kerja yang terintegrasi

antara atasan dengan bawahannya.

Seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu

menghasilkan suatu kinerja manajerial. Berbeda dengan kinerja karyawan yang

pada umumnya bersifat konkrit, kinerja manajerial bersifat abstrak dan kompleks.

Manajer menghasilkan kinerja dengan mengarahkan bakat dan kemampuan, serta

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

35

usaha beberapa orang lain yang berada di dalam daerah wewenangnya. Oleh

karena itu, manajer memerlukan kerangka konseptual sebagai working model

yang dapat digunakan untuk menghasilkan kinerja manajerial. (Ulber Silalahi,

2011:36).

Manajemen menurut Daft (2010) adalah pencapaian tujuan-tujuan

organisasional secara efektif dan efisien melalui perencanaan, pengelolaan,

kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasional, individu yang

menjalankan fungsi manajemen dinamakan manajer. Tanggung jawab manajer

adalah mengoordinasikan sumber daya yang ada secara efisien guna mencapai

tujuan organisasi.

Menurut Terry(2010) ada 4 fungsi manajemen utama yang menonjol, yaitu

:

1. Perencanaan (Planning) mencakup pemilihan misi, tujuan strategi,

serta tindakan-tindakan untuk mencapainya.

2. Pengorganisasian (organizing dan staffing) ialah penetapan peran dan

tugas yang harus dilaksanakan, siapa yang melaksanakan dan

bagaimana peran tugas itu di tata dalam suatu struktur.

3. Pemimpin (leading dan actuating) ialah proses mempengaruhi orang

lain, memberikan kepada mereka motivasi dan arahan melalui

komunikasi yang efektif, serta mencari penyelesaian konflik sehingga

tujuan yang telah tercapai tersebut dapat tercapai.

4. Pengendalian (controling) ialah proses memantau, mengukur, dan

memperbaiki kegatan-kegiatan orang yang dipimpin agar apa yang

telah direncanakan itu benar-benar terlaksana.

2.1.3.2 Dimensi Kinerja Manajerial

Menurut Ulber Silalahi (2011:40) Dimensi untuk mengukur penilaian

kinerja manajerial meliputi delapan dimensi aktivitas manajerial, yaitu:

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

36

1. “Perencanaan (planning)

2. Investigasi (investigating)

3. Koordinasi (cordinating)

4. Evaluasi (evaluating)

5. Pengawasan (supervising)

6. Pemilihan staff (staffing)

7. Negosiasi (negotiating)

8. Perwakilan (representatif).”

Dimensi kinerja manajerial menurut Ulber Silalahi (2011:40) di atas

dijelaskan sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

Aktivitas perencanaan yang dimaksud adalah kemampuan dalam menentukan

kebijakan dari sekumpulan kegiatan, untuk selanjutnya dilaksanakan dengan

mempertimbangkan kondisi waktu sekarang dan yang akan datang.

Perencanaan bertujuan untuk memberikan pedoman dan tata cara pelaksanaan

tujuan, kebijakan, penganggaran, dan program kerja sehingga terlaksana

sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.

2. Investigasi (Investigating)

Aktivitas investigasi yang dimaksud adalah kemampuan dalam

mengumpulkan dan menyiapkan informasi untuk catatan, laporan dan

rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, serta analisis pekerjaan.

3. Koordinasi (Coordinating)

Aktivitas koordinasi yang dimaksud adalah kemampuan dalam tukar menukar

informasi dengan orang di bagian organisasi lain untuk mengaitkan dan

menyesuaikan program, memberitahukan kepada bagian lain, dan

hubungannya dengan manajer lain.

4. Evaluasi (Evaluating)

Aktivitas evaluasi yang dimaksud adalah kemampuan dalam menilai dan

mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan yang meliputi

penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, dan

pemeriksaan produk.

5. Pengawasan (Supervising)

Aktivitas pengawasan yang dimaksud adalah kemampuan dalam memberikan

pengarahan, membimbing, melatih, memimpin dan mengembangkan bawahan

serta menjelaskan peraturan pada bawahan, menjelaskan tujuan kerja dan

menangani keluhan pegawai.

6. Pemilihan staf (Staffing)

Aktivitas pemilihan staf yang dimaksud adalah kemampuan untuk

mempertahankan angkatan kerja yang ada pada bagian anda, melakukan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

37

perekrutan pegawai, mewawancarai mereka, memilih pegawai baru,

menempatkan pada bagian yang sesuai, mempromosikan dan memutasikan

pegawai.

7. Negosiasi (Negotiating)

Aktivitas negosiasi yang dimaksud adalah kemampuan dalam melakukan

pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa,

menghubungi pemasok, dan melakukan tawar menawar dengan penjual, serta

tawar menawar secara kelompok.

8. Perwakilan (Representating)

Aktivitas representasi yang dimaksud adalah kemampuan dalam menghadiri

pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan dengan

perkumpulan bisnis, perwakilan dari organisasi, pidato untuk acara-acara

kemasyarakatan, pendekatan ke masyarakat, serta kemampuan dalam

mempromosikan tujuan utama perusahaan.

Pengukuran kinerja manajerial terbagi menjadi 3 (tiga) sub dimensi

menurut Indra Bastian (2011:61) adalah sebagai berikut:

1. Efisiensi

Suatu tindakan dimana organisasi atau korporasi dapat menghasilkan

output terbaik dengan input seminimal mungkin.

2. Efektivitas

Suatu tindakan dimana organisasi atau korporasi dapat menghasilkan

output dengan outcome terbaik. Output yang dihasilkan harus

bermanfaat bagi semua orang.

3. Ekonomis

Suatu tindakan atau perilaku dimana kita dapat memperoleh input

(barang atau jasa) yang mempunyai kualitas terbaik dengan tingkat

harga sekecil mungkin.

2.1.3.2 Keahlian Manajerial

Manajer menjalankan fungsi maupun perannya dengan menggunakan

keahlian manajerial yang mereka miliki. Ismail Solihin (2012:07), para manajer

yang efektif harus memiliki tiga keahlian tersebut adalah:

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

38

1. Technical Skills

Keahlian dan pengetahuan para manajer yang berkaitan dengan suatu bidang

pekerjaan atau ilmu.Misalnya, seorang akuntan dikatakan memiliki keahlian

teknis apabila mereka dapat menyusun laporan keuangan, melakukan analisis

laporan keuangan, melakukan analisis laporan keuangan atau melakukan

audit.

2. Human Skills

Kemampuan yang dimiliki oleh para manajer untuk dapat bekerja dengan baik

bersama orang lain, baik sebagai perorangan maupun kelompok. Keahlian ini

sangat penting karena manajer harus mengelola bawahannya untuk mencapai

tujuan. Demikian pula para manajer harus mampu menjalin kerja sama dengan

manajer lainnya dari departemen yang berbeda untuk mengejar tujuan

perusahaan secara umum.

3. Conceptual Skill

Kemampuan yang harus dimiliki oleh manajer untuk mengkonseptualisasikan

situasi yang abstrak dan kompleks.Dalam hal ini manajer harus dapat

memandang organisasi secara keseluruhan dan memahami hubungan diantara

unit-unit organisasi.Manajer juga dapat memvisualisasikan bagaimana

organisasi secara keseluruhan dapat menyesuaikan diri terhadap

perkembangan lingkungan yang terjadi.

2.2 Penelitian Terdahulu

Rahman dkk (2007) melakukan penelitian dengan menggunakan objek

perusahaan-perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jawa Tengah, Indonesia.

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah perusahaan manufaktur di

kota Padang, sedangkan sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

menggunakan balance scorecard. Analisis yang digunakan regresi berganda.

Hasil pengujian ini menunjukkan sistem pengukuran kinerja berpengaruh

signifikan positif terhadap kinerja manajerial, sedangkan kompensasi tidak

berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

39

Jaryanto (2008) melakukan penelitian dengan menggunakan objek

perusahaan-perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jawa Tengah, Indonesia.

Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan teknik convenience sampling

dan menggunakan analisis data Structural Equation Model (SEM) dengan

program Smart PLS. Hasil penelitian ini adalah tidak terdapat pengaruh langsung

yang signifikan antara disentralisasi terhadap kinerja manajerial dan membuktikan

bahwa sistem akuntansi manajemen merupakan variabel yang memediasi

pengaruh antara disentralisasi terhadap kinerja manajerial.

Ajeng Nurpriandyni dan Titiek Suwarti (2014)melakukan penelitian

dengan menggunakan objek manajer perusahaan manufaktur di Semarang, dengan

variabel Teknologi informasi Saling Ketergantungan, Karakteristik Sistem

Informasi Akuntansi Manajemen dan Kinerja Manajerial. . Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa, teknologi informasi dan saling ketergantungan secara

parsial berpengaruh positif terhadap sistem akuntansi manajemen (SAM), selain

itu Teknologi informasi dan Saling Ketergantungan secara parsial juga

berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Sistem Informasi Akuntansi

Manajemen tidak dapat memediasi pengaruh Teknologi Informasi dan Saling

Ketergantungan. Terhadap Kinerja Manajerial.

Kurnianingsih dan Indriantoro (2010) melakukan penelitian dengan

menggunakan objek pada PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) wilayah II di

Jember, dengan variabel Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja,

Sistem Penghargaan dan Kinerja Manajerial. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa, TQM berpengaruh posisitf terhadap kinerja manajerial, sistem pengukuran

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

40

kinerja berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial dan sistem penghargaan

berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

Rachmawati (2013) melakukan penelitian dengan menggunakan objek

pada PT. PLN (Persero) di kota Kalimantan Tengah, dengan 2 variabel yaitu

Sistem Pengukuran Kinerja dan Kinerja Manajerial. Analisis yang digunakan

regresi berganda. Hasil pengujian ini menunjukkan sistem pengukuran kinerja

berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial.

Poniman (2007) melakukan penelitian dengan menggunakan objek

manajer manufaktur yang berlokasi di kota Sulawesi Tengah, dengan variabel

Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dan Kinerja Manajerial.

Penelitian ini menggunakan metode analisis uji validitas dan reliabilitas, uji

asumsi klasik dan regresi liniear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa sistem informasi akuntansi manajemen secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap kinerja manajerial.

Tabel 2.1

HASIL PENELITIAN

No Peneliti Judul Hasilpenelitian Persamaan Perbedaan

1. Rahman dkk

(2007) Pengaruh Sistem

Pengukuran

Kinerja Dan

Kompensasi

Terhadap

Kinerja

Penelitian ini bahwa

sistem pengukuran

kinerja akan

berpengaruh positif

terhadap kinerja

manajerial.

Meneliti

variable

sistem

pengukuran

kinerja dan

variable

kinerja

Penulis tidak

meneliti

variable

Kompensasi.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

41

Manajerial manajerial

2. Jaryanto

(2008)

Pengaruh

Desentralisasi

Terhadap

Kinerja

Manajerial

Dengan Sistem

Informasi

Akuntansi

Manajemen

(Broadscope,Tim

eliness,Aggregati

on dan

Integration).

Hasil dari penelitian

ini menunjukkan

bahwa terdapat

pengaruh yang

signifikan antara

desentralisasi

terhadap kinerja

manajerial, serta

membuktikan sistem

informasi akuntansi

manajemen

merupakan variabel

yang dapat

memediasi

hubungan tersebut.

Meneliti

variable

Sistem

Informasi

Akuntansi

Manajemen

dan variable

Kinerja

Manajerial

Penulis Tidak

Meneliti

Variabel

Desentralisasi.

3. Kurnianingsh

dan

Indriantoro

(2009)

Pengaruh Total

Quality

Management,

Sistem

Pengukuran

Kinerja, Sistem

Penghargaan

Terhadap

Kinerja

Manajerial.

Hasil dari penelitian

ini menyimpulkan

bahwa terdapat

pengaruh yang

signifikan antara

TQM terhadap

kinerja manajerial,

sistem pengukuran

kinerja berpengaruh

terhadap kinerja

manajerial, dan

sistem penghargaan

berpengaruh

terhadap kinerja

manajerial.

Meneliti

variable

meneliti

sistem

pengkuran

kinerja dan

variabel

kinerja

manajerial.

Penulis tidak

meneliti

variable TQM

dan sistem

penghargaan.

4. Rachmawati

(2013)

PengaruhSistem

Pengukuran

Kinerja

Terhadap

Kinerja

Manajerial.

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

sistem pengukuran

kinerja berpengaruh

signifikan terhadap

kinerja manajerial.

Meneliti

variable

sistem

pengukuran

kinerja dan

variable

Kinerja

Manajerial

Peneliti

meneliti

padaPT. PLN

(persero) di

Kalimantan

Tengah

sedangkan

penulis

meneliti pada

PT. Kereta Api

Indonesia

(Persero) di

Kota Bandung

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

42

5. Ajeng

Nurpriandyni

dan Titiek

Suwarti

(2014)

Pengaruh

Teknologi

informasi Saling

Ketergantungan,

Karakteristik

Sistem Informasi

Akuntansi

Manajemen

terhadap

KinerjaManajeri

al

Penelitian ini

Mengidentifikasikan

teknologi informasi

dan saling

ketergantungan

secara parsial

berpengaruh positif

terhadap system

akuntansi

manajemen (SIAM),

selain itu Teknologi

informasi dan Saling

Ketergantungan

secara parsial juga

berpengaruh positif

terhadap kinerja

manajerial. Sistem

Akuntansi

Manajemen tidak

dapat memediasi

pengaruh Teknologi

Informasi dan Saling

Ketergantungan.

Terhadap Kinerja

Manajerial

Meneliti

variable

Sistem

informasi

Akuntansi

Manajemen

dan variable

Kinerja

Manajerial

Peneliti

meneliti pada

Perusahaan

Manufaktur Di

Semarang

sedangkan

penulis

meneliti pada

PT. Kereta Api

Indonesia

(Persero) di

Kota Bandung

2.2 Kerangka Pemikiran

Sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan informasi yang

dibutuhkan untuk memenuhi tujuan-tujuan manajemen tertentu. Inti dari sistem

informasi akuntansi manajemen adalah proses yang dideskripsikan oleh aktivitas-

aktivitas, seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan dan

pengelolaan informasi. Informasi mengenai peristiwa ekonomi diproses untuk

menghasilkan keluaran (output) yang memenuhi tujuan sistem tersebut. Informasi

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

43

akuntansi manajemen dapat membantu mengidentifikasi dan menyelesaikan

masalah, serta mengevaluasi kinerja (Hansen/Mowen, 2015:4).

Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu program kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi

organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis. Pengukuran kinerja

merupakan proses yang dilakukan dalam mengevaluasi kinerja pekerjaan

seseorang. Pengukuran kinerja dapat bermanfaat bagi perusahaan apabila

dilakukan dengan sebaik-baiknya, karena itu informasi yang dihasilkan harus

efektif dan efisien. Kinerja manajemen suatu proses kombinasi yang terus

menerus yang dilakukan dalam kerja sama antara seorang karyawan dan aturan

langsung melibatkan penerapan pengharapan, serta pengertian tentang fungsi kerja

karyawan. Istilah peran manajemen merujuk pada kategori tingkah laku

manajerial. Seorang manajer adalah seorang yang mengelola sesuatu, entah

manusia, waktu mesin, dana atau informasi. Jadi ukuran keberhasilan seorang

manajer adalah seberapa baiknya ia mengelola apa yang dipercayakan kepadanya.

Bagi seorang manajer, ia harus melakukan apa yang ditanganinya dengan benar.

(Rachmawati, 2013).

2.2.1 Pengaruh Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja

Manajerial

Menurut Hansen dan Mowen (2013:5) informasi akuntansi manajemen

dapat membantu para manajer mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

44

masalah, dan mengevaluasi kinerja untuk meningkatkan kinerja manajerial.

Sedangkan menurut Singgih Herdiansyah (2012) kesesuaian antara informasi

akuntansi manajemen dengan kebutuhan pembuat keputusan dapat meningkatkan

kualitas keputusan yang akan diambil dan akan meningkatkan kinerja unit bisnis.

Penelitian sebelumnya yang mendukung penelitian ini adalah

penelitianAjeng Nurpriandyni dan Titiek Suwarti (2014) mengungkapkan bahwa

informasi akuntansi manajemen yang memiliki karakteristik informasi yang

berupa aggregration, broadscope, integration, dan timeliness mampu

meningkatkan kinerja manajerial. Manajer yang memiliki informasi dengan

karakteristik tersebut umumnya mampu untuk membuat perencanaan yang lebih

baik dan mencapai target yang telah ditetapkan. Sebelumnya, penelitian Jaryanto

(2008) menyimpulkan bahwa ketersediaan karakteristik broadscope dan

aggregationdalam informasi akuntansi manajemen berkaitan erat dan berpengaruh

dengan kinerja manajerial. Dengan kata lain, informasi akuntansi manajemen

yang memiliki kedua karakteristik tersebut mampu meningkatkan kinerja

manajerial.

2.2.2 Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja Terhadap Kinerja Manajerial

Banker dkk (2007) dalam Kurnianingsih dan Indriantoro (2010)

menyatakan bahwa informasi kinerja perlu dilaporkan ke personalia lini karena

pelaporan informasi produktivitas dan kualitas kepada personalia lini akan

memberikan umpan balik yang diperlukan untuk perbaikan dan pembelajaran

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

45

produksi. Sehingga frekuensi pelaporan ukuran kinerja untuk karyawan secara

positif berhubungan dengan kinerja manajerial.

Locke dan Latham (2008) dalam Kurnianingsih dan Indriantoro (2010)

menjelaskan bahwa dari sudut pembelajaran, frekuensi pelaporan pengukuran

kinerja membantu para karyawan mengembangkan efektifitas pekerjaan strategis

dengan lebih cepat dan dapat meningkatkan kinerja manajerial. Dengan demikian

akan lebih baik jika pengukuran kinerja dihubungkan dengan kualitas, oleh karena

itu karyawan diwajibkan untuk memastikan bahwa kualitas dapat secara terus-

menerus ditingkatkan hasilnya. (Kurnianingsih dan Indriantoro, 2010).

Terdapat beberapa penelitian yang menguji hubungan pengaruh sistem

pengukuran kinerja terhadap kinerja manajerial yaitu Narsa dan Yuniawati (2011)

dengan hasil penelitian yang dilakukan memberikan kesimpulan bahwa Sistem

Pengukuran Kinerja berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial. Rachmawati

(2013) dengan hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa hasil penelitian yang

dilakukan adalah sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja

manajerial.

2.2.3 Pengaruh Penerapan Informasi Akuntansi Manajemen Dan Sistem

Pengukuran Kinerja Terhadap Kinerja Manajerial

Informasi dibutuhkan manajer untuk melaksanakan proses manajemen

seperti perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Informasi

tersebut dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi manajemen. Informasi

akuntansi manajemen adalah suatu mekanisme pengawasan dengan cara membuat

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

46

laporan dan menetapkan tindakan-tindakan yang nyata terhadap penilaian kinerja

dari setiap komponen-komponen dalam organisasi (Baldric Siregar, 2013:5).

Menurut Achmad dan Ira (2009), perusahaan mendesain sistem informasi

akuntansi manajemen untuk membantu organisasi melalui para manajer dalam

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengambilan keputusan. Manajer

membutuhkan informasi yang berkualitas dan relevan untuk mendukung

keputusan yang berkualitas. Konsekuensinya, mereka membutuhkan karakteristik

sistem informasi akuntansi manajemen yg andal agar dapat menyediakan

kebutuhan informasi yang tepat waktu dan relevan dalam pembuatan kebijakan

dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Atkinson et al (2009) mengemukakan, peranan informasi

akuntansi manajemen menjadi esensial dalam mendukung keputusan dan

memecahkan masalah, informasi tidak akan pernah bersifat netral. Tindakan

pengukuran dan pemberian informasi yang sederhana dapat mempengaruhi

individu yang terlibat didalamnya. Sedangkan Poniman (2007) melakukan

penelitian menyimpulkan bahwa informasi akuntansi manajemen berpengaruh

pada kinerja manajerial. Kinerja organisasi perusahaan sebagian besar dipengaruhi

oleh kinerja para karyawan, terutama manajer. Untuk meningkatkan kinerja

perusahaan, maka dibutuhkan sistem pengukuran kinerja yang dapat memberikan

informasi relevan untuk pengambilan keputusan strategis kepada para manajer.

(Steffi Sigilipu, 2013).

Sistem Pengukuran kinerja dapat memandu proses pengambilan keputusan

dan membantu mengevaluasi keputusan di masa lalu. Sistem pengukuran kinerja

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

47

juga dapat memperkuat pengetahuan seorang manajer akan strategi dan prioritas

sebuah organisasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk

mempengaruhi dan bertindak sesuai prioritas prusahaan. Kren (2006) menemukan

hubungan positif antara informasi yang berkaitan dengan pekerjaan dan kinerja

manajerial. Ia menyatakan bahwa informasi kinerja yang komprehensif dari

sistem pengukuran kinerja akan memberikan informasi yang lebih spesifik dan

relevan untuk proses pengambilan keputusan, sehingga meningkatkan kinerja

manajerial. Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh Rahman dkk (2007), ia

melakukan penelitian mengenai pengaruh sistem pengukuran kinerja terhadap

kinerja manajerial pada manajer yang bekerja di perusahaan manufaktur di Jawa

Tengah. Hasil penelitiannya berpengaruh terhadap kinerja manajerial. (Steffi

Sigilipu, 2013).

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

48

Gambar 2.1

Model Kerangka Pemikiran

Sistem Pengukuran Kinerja

Indikator :

a. “Perspektif Keuangan

b. Perspektif Pelanggan

c. Pespektif Bisnis Internal

d. Perspektif Pertumbuhan dan

Pembelajaran”.

Kinerja Manajerial

Indikator:

a. “Perencanaan (planning)

b. Investigasi (investigating)

c. Koordinasi (coordinating)

d. Evaluasi (evaluating)

e. Pengawasan (supervising)

f. Pemilihan staff (staffing)

g. Negosiasi (negotiating)

h. Perwakilan

(representating)”.

Penerapan Informasi Akuntansi

Manajemen

Indikator:

a. “Broad scope (lingkup luas)

b. Timeliness (tepat waktu)

c. Agregation (agregasi)

d. Integration (integrasi)”.

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/31654/5/BAB II.pdfkaya lainnya yang paling cocok untuk bertukar interpretasi dari isu-isu strategis untuk mengurangi

49

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka penulis mengajukan

beberapa hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut:

H1 : Penerapan informasi akuntansi manajemen berpengaruh signifikan

terhadap kinerja manajerial

H2 : Sistem pengukuran kinerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajerial.

H3 : Penerapan informasi akuntansi manajemen dan sistem pengukuran

kinerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.