1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

24
1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM FILM LA NOIR DE.. KARYA OUSMANE SÉMBENE MELALUI TINJAUAN TEORI POSTKOLONIAL EDWARD SAID MAKALAH NON SEMINAR ARIEF WIDYA BUDIMAN 0906536330 PROGRAM STUDI SASTRA PRANCIS FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK, JUNI 2016 Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Transcript of 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

Page 1: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

1

UNIVERSITAS INDONESIA

ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM FILM LA NOIR DE.. KARYA OUSMANE

SÉMBENE MELALUI TINJAUAN TEORI POSTKOLONIAL EDWARD SAID

MAKALAH NON SEMINAR

ARIEF WIDYA BUDIMAN

0906536330

PROGRAM STUDI SASTRA PRANCIS

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK, JUNI 2016

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 2: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

2

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 3: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

3

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 4: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

4

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 5: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

5

Isu-isu Postkolonial dalam Film La noire de.. karya Ousmane Sémbene melalui

Tinjauan Teori Postkolonial Edward Said

Arief Widya Budiman

0906536330

Program Studi Prancis, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia

Email : [email protected]

Abstrak

Artikel ini membahas tentang tema postkolonial yang terdapat dalam film La

Noire de.. karya Ousmane Sémbene melalui aspek naratif dan sinematografis film.

Analisis juga didukung dengan teori postkolonial Edward Said untuk melihat apa saja

bentuk isu-isu postkolonial yang terdapat dalam film La Noire de… Hasil analisis

menunjukkan bahwa terdapat beberapa isu postkolonial yang muncul yaitu relasi kuasa,

rasisme, stereotip, mimikri, krisis identitas, dan resistensi. Dari beberapa isu postkolonial

tersebut relasi kuasa merupakan isu postkolonial yang paling banyak dan aspek visual

merupakan aspek yang paling banyak memunculkan isu-isu postkolonial tersebut. Film

ini menggugat postkolonial dengan adanya tokoh Diouana sebagai ras kulit hitam yang

memberontak atas tindakan diskriminatif yang dilakukan ras kulit putih padanya.

Kata Kunci : Postkolonialisme, Edward Said, film, La Noire de...

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 6: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

6

Abstract

This article discusses postcolonial themes contained in La Noire de.. directed by

Ousmane Sémbene, through narrative and cinematographic aspects of the film. Analysis

is also supported by postcolonial theories of Edward Said to see what kind of postcolonial

issues contained in the film La Noire de… The analysis showed that there are some

postcolonial issues that arise are power relations, racism, stereotypes, mimicry, an

identity crisis, and resistance. From some of those postcolonial issues, power relations is

a most numerous postcolonial issues and the visual aspect is the most often raises the

postcolonial issues. This film suing the postcolonial by the character of Diouana as the

black race who rebelled over discrimination carried the white race to her.

Keywords : Postcolonialism, Edward Said, film, La Noire de ...

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 7: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

7

PENDAHULUAN

Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan

suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu (Susan

Hayward, 6). Pesan suatu film dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film

tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu

pesan pendidikan, hiburan, dan informasi. Film juga dapat menjadi media dalam

menyampaikan pesan dan aspirasi kaum minoritas di kehidupan sosial. Dalam bukunya

The Art of Wathcing Films (2004) Bogss dan Petrie memaparkan bahwa film merupakan

karya seni yang unik karena film tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga film

mampu merealisasikan kejadian yang berlangsung selama bertahun-tahun hanya dalam

beberapa menit dan dapat melihat pada masa lalu maupun masa depan (flashback).

Penyampaian pesan mengenai isu-isu dalam masyarakat, dapat disampaikan melalui film

karena film merupakan salah satu bentuk dari media massa dan cerita dalam film

biasanya berangkat dari sebuah peristiwa yang terjadi di kehidupan masyarakat (Boggs,

Petrie, 3).

Film yang baik adalah film yang memiliki alur yang padu, terstruktur, menarik,

sederhana namun mampu menyampaikan maksud isi film secara utuh. Boggs dan Petrie

mengemukakan bahwa menganalisis sebuah film akan memberikan pemahaman yang

lebih mendalam tentang makna dan nilai-nilai yang dikandung sebuah film,

mempertajam penilaian kritis, serta membuka cakrawala baru dalam menilai sebuah film

(6). Memahami tema, tokoh, konteks ruang dan waktu serta alur cerita sebuah film sangat

diperlukan. Hal ini berfungsi untuk fokus pada topik penelitian tertentu sebuah film

(405). Setelah memahami tema dan unsur naratif yang diangkat dalam sebuah film,

analisis dapat dilanjutkan dengan menganalis unsur-unsur sinematografis yang

mendukung jalannya cerita.

Postkolonial sebagai sebuah kajian muncul pada tahun 1970-an. Studi

postkolonial di Barat salah satunya ditandai dengan kemunculan buku Orientalism (1978)

karya Edward Said yang kemudian disusul dengan sejumlah buku lainnya yang masih

terkait dengan perspektif Barat dalam memandang Timur. Teori poskolonial itu sendiri

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 8: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

8

merupakan sebuah teori dalam bidang filsafat, film, sastra, dan bidang-bidang lain yang

mengkaji legalitas budaya yang terkait dengan peran kolonial. Postkolonialisme

merupakan kajian yang melampaui kolonialisme, artinya bisa berupa pasca atau

permasalahan lain yang masih terkait meskipun tampak seperti terpisah dari kolonialisme

(Edward Said, 20). Dalam pengertian yang lebih luas, kajian postkolonial juga mengacu

pada objek sebelum dan pada saat terjadinya kolonialisme. Dalam kaitannya dengan

karya seni, postkolonial dipahami sebagai suatu kajian tentang bagaimana seni

mengungkapkan jejak perjumpaan kolonial, yaitu konfrontasi antarras, antarbangsa, dan

antarbudaya dalam kondisi hubungan kekuasaan tidak setara (Bill, Gareth, dan Helen,

14).

Artikel ini membahas tentang tema postkolonial dalam film La Noire de.. karya

Ousmane Sémbene, dengan menggunakan teori kajian sinema dan konsep-konsep

postkolonial Edward Said. Ideologi kolonial adalah kaum bekas jajahan akan mendapat

“Stigma yang Kalah” sebagai kaum yang harus berada di bawah kendali sang penjajah

dalam segala aspek kehidupan mereka. Kaum yang terjajah berpersepsi bahwa kaum

penjajah adalah kaum yang kuat, hebat, makmur, kaya, yang dapat mengubah kemiskinan

hidup seseorang. Postkolonial lahir untuk menggugat konstruksi kolonial yang telah

menindas kelompok-kelompok marjinal. Postkolonial kemudian membongkar

(dekonstruksi) kembali wacana-wacana yang terstruktur, termasuk dalam memetakan

politik dan kekuasaan. Terdapat dua topik utama pembicaraan tentang kritik postkolonial,

yaitu masalah bahasa dan identitas. Masalah bahasa berkaitan dengan pengaruh bahasa

kolonial terhadap bahasa terjajah, cara pengungkapan postkolonialitas dalam suatu karya

sastra dan cara yang digunakan oleh para penulis bekas jajahan dalam mendekolonisasi

bahasa penjajahan besar. Sementara itu, masalah identitas berkaitan dengan masalah

hibriditas, yakni masalah jati diri bangsa yang berubah karena adanya pengaruh budaya

dari bangsa kolonial, termasuk mimikri atau tindakan meniru budaya kolonial oleh

bangsa terjajah dan subaltern atau kaum yang terjajah (30).

Teori postkolonial Said selain berangkat dari teori hegemoni sebetulnya juga

berawal dari konsep diskursus Foucault. Kekuasaan (power) dan pengetahuan

(knowledge) seperti dua sisi mata uang. Orientalisme yang diungkapkan oleh Edward

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 9: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

9

Said adalah salah satu bentuk “knowledge” dalam rangka mengukuhkan kekuasaan

(power) kolonialisme. Sehingga pihak yang memiliki pengetahuan (penjajah) akan

memiliki kekuasaan yang lebih dibandingkan dengan pihak yang tidak memiliki

pengetahuan (terjajah). Disini pengetahuan menjadi alat mendominasi bangsa lain.

Hubungan antara penjajah-terjajah (bekas jajahan) merupakan hubungan hegemonic,

penjajah sebagai kelompok superior dibandingkan pihak terjajah yang inferior, dan dari

hubungan antara penjajah-terjajah yang bersifat hegemonic kemudian munculah apa yang

disebut dominasi dan subordinasi. Dari pola hubungan seperti ini munculah stereotip-

stereotip yang kurang menyenangkan mengenai pihak terjajah sebagai kelompok

masyarakat barbar, tidak beradab, bodoh, aneh, mistis, tidak rasional, dll. Terdapat ruang

ketiga diantara pihak penjajah dan terjajah, di ruang inilah kaum terjajah menemukan

strategi perlawanan terhadap dominasi wacana penjajah. Bukan melawan dengan cara

frontal, melainkan dengan “perselingkuhan” budaya. Kaum terjajah sering melihat kaum

penjajah dengan posisi yang lebih tinggi dari mereka. Sehingga mereka mulai meniru

tuan mereka dengan harapan mendapatkan posisi yang sejajar, meniru dalam berpakaian

dan berperilaku. Tindakan meniru seperti disebut mimikri. Mimikri bukan hanya proses

meniru pihak lain namun juga merupakan perlawanan subversif dalam hal ini adalah

penjajahan.

Senegal merupakan salah satu negara bekas jajahan Prancis yang memiliki sejarah

perfilman yang cukup maju pada masanya. Dina Sherzer dalam bukunya yang berjudul

Cinema, Colonialism, Postcolonialism from the French and Francophone Worlds

mengatakan bahwa Senegal merupakan negara pelopor perfilman Afrika, walaupun

perfilman Senegal merupakan industri yang relatif kecil. Pembuat film Afrika awal era

kemerdekaan melihat produksi film antara lain sebagai alat politik, sarana untuk

membantu membentuk kembali citra benua mereka yang baru merdeka dan Senegal

menjadi salah satu negara di mana gelombang baru budaya film mulai disebarkan.

Kelahiran film Senegal terjadi pada hari-hari awal kemerdekaan negara tersebut,

meskipun film Senegal pertama yang berjudul L'Afrique Sur Seine disutradarai oleh

Paulin Vieyra diproduksi pada tahun 1955. Dari tahun 1955 sampai akhir tahun 1960-an

industri film Senegal sudah mulai berkembang dan mampu menghadapi segala rintangan,

membuat Senegal menjadi salah satu pelopor perfilman Afrika.

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 10: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

10

Seorang penulis, Ousmane Sembène, menjadi salah satu produser film terkemuka

di negara itu selama periode ini dengan memutar banyak cerita pendek menjadi sebuah

film. Dia sangat peduli dengan perubahan sosial, dan melihat film sebagai cara untuk

mencapai khalayak yang lebih luas. Pada tahun 1963, Sembène memproduksi film

pertamanya, dengan durasi 20 menit yang berjudul Barom Sarret (The Wagoner). Film

ini sering dianggap sebagai film pertama yang pernah dibuat di Afrika oleh orang Afrika

Hitam. Pada tahun 1964 ia membuat film pendek lainnya yang berjudul Niaye. Pada

tahun 1966 ia menghasilkan film pertama Senegal, La Noire de ..., berdasarkan salah satu

cerita pendek yang pernah ia buat sendiri; dan juga menjadi film pertama yang pernah

dirilis oleh sutradara Afrika sub-Sahara. Meskipun hanya 60 menit, film berbahasa

Perancis tersebut memenangi Prix Jean Vigo dan berhasil menyita perhatian internasional

secara khusus kepadanya dan sinema Afrika pada umumnya. Sembène melanjutkan

suksesnya ini dengan film Mandabi pada tahun 1968, dan mencapai impiannya untuk

memproduksi film dalam bahasa tanah kelahirannya sendiri, bahasa Wolof. Tema-tema

film-film Sembène yang berulang kali muncul adalah sejarah kolonialisme, kegagalan

agama, kritik terhadap kaum borjuis Afrika yang baru, dan kekuatan kaum perempuan

Afrika.

La Noire de... merupakan sebuah film yang dirilis pada tahun 1966 oleh penulis

dan sutradara Senegal, Ousmane Sembène. Versi terjemahan Bahasa Inggris dari film ini

berjudul Black Girl. Film ini diangkat dari karya sastranya sendiri yang berjudul sama,

La Noire de.... Film ini mengisahkan seorang gadis berkulit hitam bernama Diouana,

yang dengan senang hati meninggalkan keluarga dan kampung halamannya yang berada

di Dakar, Senegal. Ia bekerja di rumah keluarga kulit putih yang kaya di Antibes, Prancis.

Di Antibes, ia bermaksud untuk meneruskan pekerjaannya yang dulu di Senegal sebagai

pengasuh anak, serta mewujudkan impian indahnya sebagai gadis Senegal yang kaya

dengan hidup kosmopolitan di Prancis tetapi bukan kemenangan yang didapat, melainkan

kemalangan nasib karena selama berada di Perancis ia hanya menjadi “budak” bagi

majikannya. Ia dijejali beban pekerjaan yang melebihi seharusnya ia kerjakan. Karena

tidak tahan dengan perlakuan yang ia dapatkan, Diouana akhirnya bunuh diri dengan

menggorok tenggorokannya sendiri di kamar mandi rumah majikannya.

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 11: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

11

Pola Relasi Kuasa dalam La Noir de

Dalam pola relasi kuasa terdapat pihak superior dan pihak inferior maupun

terdapat pihak yang memiliki kuasa yang lebih terhadap yang lainnya. Dalam teori

postkolonial, kekuasaan dan pengetahuan seperti dua sisi mata uang. Sehingga pihak

yang memiliki pengetahuan akan memiliki kekuasaan yang lebih dibandingkan dengan

pihak yang tidak memiliki pengetahuan.

Gambar satu Gambar dua

Pada gambar satu tampak digunakan teknik pengambilan gambar yang digunakan

adalah long shot yaitu teknik pengambilan gambar dari jauh yang menampilkan objek

secara keseluruhan dan pada gambar dua digunakan teknik gerak kamera tracking yaitu

gerak kamera yang mengikuti objek. Hal ini menunjukkan bahwa Prancis merupakan

sebuah negara idaman bagi pendatang (imigran) yang ingin mewujudkan impiannya.

Pada kedua gambar diatas menunjukkan Prancis sebagian pihak superior yang

digambarkan sebagai negara yang sangat indah dan menyenangkan. Prancis sebagai

negara yang pernah menjajah daerah koloninya dianggap sebagai tempat yang ideal bagi

para pendatang untuk mewujudkan mimpi, memperbaiki nasib serta tempat dengan gaya

hidup kosmopolitan.

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 12: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

12

(Tilt Up) (Tilt Up) (Pan)

Gambar tiga Gambar empat Gambar lima

Gambar tiga dan empat menggunakan Gerak kamera Tilt Up yaitu gerak kamera

secara vertikal dari bawah keatas dan posisi kamera tetap di tempat, digunakan pada

adegan ini ingin menegaskan kembali superioritas kaum kulit putih yang diwakili oleh

orang Prancis yang memiliki status ekonomi yang tinggi dengan diperlihatkannya tempat

tinggal orang Prancis yang mewah dan megah serta di bawahnya tampak Diouana yang

sedang memandangnya dengan penuh kekaguman mewakili kaum kulit hitam yang

memiiiki strata ekonomi yang lebih rendah atau miskin dan terlihat sangat kontras antara

tempat tinggal Diouana dan majikannya. Sedangkan pada gambar lima menggunakan

teknik gerak kamera pan yaitu gerak kamera secara horizontal dengan posisi kamera tetap

berada di tempat, hal ini untuk menunjukkan inferioritas kaum kulit hitam dengan

memperlihatkan lingkungan tempat tinggal Diouana.

Gambar enam Gambar tujuh

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 13: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

13

Pada gambar enam dan tujuh merupakan adegan pada menit ke 07:34 dan 08:50.

Dalam adegan ini majikan Diouana yang merepresentasikan kaum kulit putih

memakaikan celemek pada Diouana yang merepresentasikan kaum kulit hitam. Adegan

ini menunjukkan pola relasi kuasa antara kulit hitam dan putih. Hal ini memperlihatkan

bahwa etnis kulit putih memiliki pengetahuan lebih dibanding etnis kulit hitam, dengan

menunjukkan cara memakai celemek. Dalam hal ini pengetahuan merupakan alat untuk

mendominasi. Pada adegan kedua Diouana diperintah majikannya untuk membawakan

nasi kepada para tamu. Dalam hal ini kaum kulit putih mendominasi kaum kulit hitam

yang diwakili Diouana. Etnis kulit putih lebih memiliki kuasa, terlihat ia dapat

memerintah Diouana dan Diouana melaksanakannya.

Gambar delapan Gambar sembilan

Pada gambar delapan dan Sembilan digunakan teknik pengambilan gambar Low

angle yaitu teknik pengambilan gambar dengan posisi kamera lebih rendah dari objeknya.

Penggunaan sudut low angle pada kedua adegan ini memperlihatkan posisi kaum kulit

putih yang lebih tinggi dari kaum kulit hitam dan memiliki kuasa yang lebih terhadap

kaum kulit hitam. Majikan yang berasal dari ras kulit putih tersebut memerintah

pembantunya yang berasal dari etnis kulit hitam, Hal ini menunjukkan adanya pola relasi

kuasa dan relasi subjek dan objek. Dalam hal ini, ras kulit putih sebagai subjek yang

‘menjajah’ kehidupan Diouana dan ras kulit hitam sebagai objek yang menderita dan

diperintah.

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 14: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

14

Rasisme

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rasisme diartikan sebagai paham atau

golongan yang menerapkan penggolongan atau pembedaan ciri-ciri fisik ( seperti warna

kulit ) dalam masyarakat. Rasisme juga bisa diartikan sebagai paham diskriminasi suku,

agama, ras ( SARA ), golongan ataupun ciri-ciri fisik umum (biologis) untuk tujuan

tertentu.

Gambar sepuluh

Penggunaan teknik shot Extreme Close Up pada gambar sepuluh ini menunjukkan

betapa kecilnya berita bunuh diri seorang kulit hitam di kamar mandi majikannya seolah

memperlihatkan bahwa berita bunuh diri seorang pembantu berkulit hitam di kamar

mandi rumah majikannya adalah sesuatu yang sangatlah tidak penting, bukan suatu hal

yang perlu diberikan perhatian yang besar, sehingga berita tersebut dimuat dengan amat

kecil dan dapat dilihat pula berita tersebut di koran tidak berada di halaman depan,

namun di halaman selanjutnya dan tidak pula di kolom pertama.

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 15: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

15

Gambar sebelas

Gambar sebelas merupakan adegan pada menit 10:46 yang menampilkan salah

satu tamu majikan Diouana memberentikannya secara tiba-tiba pada saat ia sedang

menghidangkan makanan dan minuman, tamu tersebut mengatakan “Je n`embrasse

jamais la négresse”/ “Saya belum pernah mencium wanita kulit hitam” lalu Diouana

tidak dapat melakukan apa-apa saat tamu tersebut menciumnya di tengah acara makan

siang tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa karena Diouana merupakan seorang

kulit hitam lalu tamu tersebut yang merepresentasikan kulit putih dapat melakukan hal

apa saja terhadapnya tanpa ada penolakan.

Stereotip

Hubungan antara penjajah-terjajah (bekas jajahan) merupakan hubungan

hegemonic, penjajah sebagai kelompok superior dibandingkan pihak terjajah yang

inferior. Dari pola hubungan seperti ini munculah stereotip-stereotip yang kurang

menyenangkan mengenai pihak terjajah sebagai kelompok masyarakat barbar, tidak

beradab, bodoh, aneh, mistis, tidak rasional, dll. Dalam KBBI stereotip merupakan

konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak

tepat.

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 16: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

16

Gambar dua belas

Gambar dua belas merupakan adegan pada menit 13:37 yaitu adegan saat Diouana

memasuki kawasan apartemen kaum kulit putih dengan harapan mendapatkan pekerjaan

di sana, namun saat Diouana mengetuk salah satu dari pintu apartemen tersebut dan

Diouana belum mengucapkan satu patah katapun namun saat melihat yang didepan pintu

adalah seorang kulit hitam, pemilik apartemen tersebut langsung mengatakan “Ah non, je

ne veux plus!” / “Ah tidak, aku tidak butuh lagi!”. Hal tersebut menunjukkan adanya

pandangan buruk kaum kulit putih terhadap kulit hitam dan juga stereotip bahwa kulit

hitam yang dipandang hanya menjadi seorang pembantu bagi kaum kulit putih.

(Low Angle)

Gambar tiga belas

Pada gambar tiga belas digunakan teknik pengambilan gambar low angle yaitu

teknik pengambilan gambar dengan posisi kamera lebih rendah dari objeknya. Terlihat

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 17: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

17

bahwa sekumpulan gadis berkulit hitam yang berada di posisi bawah menunggu

pekerjaan dari orang kaya yang berada di posisi atas yang membutuhkan tenaga mereka

yang memiliki status sosial lebih rendah dibandingkan ras kulit putih. Kaum kulit putih

dengan status sosialnya yang lebih tinggi dari kulit hitam memiliki uang dan

membutuhkan pembantu mempunyai kuasa untuk memilih etnis kulit hitam yang akan

menjadi pembantunya. Pada adegan ini terlihat adanya stereotip etnis kulis hitam yang

terpinggirkan dan bekerja sebagai ‘pembantu’.

Mimikri

Mimikri merupakan tindakan peniruan suatu pihak terhadap pihak lain. Dalam

postkolonialisme mimikri biasa dilakukan oleh pihak terjajah. Kaum terjajah ingin

mengidentifikasikan dirinya dengan kaum penjajah, dengan membangun identitas atau

persamaan untuk menaikkan martabatnya agar sederajat dengan kaum penjajah. Ini

merupakan bentuk pertahanan diri sekaligus upaya untuk melawan penjajahan.

Gambar empat belas Gambar lima belas

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 18: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

18

Gambar enam belas

Gambar empat belas dan lima belas merupakan adegan pada menit 07:07 dan

33:31 dan adegan tersebut menunjukkan mimikri yang dilakukan oleh Diouana adalah

dalam hal pakaian. Shot ini menampilkan gaya berpakaian Diouana yang mengikuti kiblat

barat dengan dress, wig, dan sepatu hak tinggi yang terlihat sangat berbeda dengan

penampilannya sebelum bekerja dengan majikannya yang orang Prancis, ras kulit putih.

Hal ini menunjukkan bahwa Diouana sangat ingin mengikuti gaya berbusana majikannya

dari etnis kulit putih dan sangat senang menggunakan baju-baju pemberian majikannya.

Diouana mengganti pakaiannya menjadi seperti kaum kulit putih agar ia merasa setara

ataupun sederajat. Gambar enam belas merupakan adegan pada menit 24: 35 dan adegan

tersebut menunjukkan mimikri yang dilakukan Diouana dalam hal perilaku/kebiasaan.

Shot ini menampilkan kebiasaan menggunakan pakaian tidur orang barat yang ditirukan

oleh Diouana. Mimikri biasa terjadi pada masyarakat negara bekas jajahan terhadap

negara penjajahnya.

Krisis Identitas

Identitas merupakan jati diri seseorang yang menjadi gambaran dirinya. Identitas

erat kaitannya dengan kebudayaan. Saat seseorang memasuki wilayah baru dengan

kebudayaan yang berbeda dengan wilayah asalnya, ia harus beradaptasi dengan

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 19: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

19

kebudayaan setempat. Proses adaptasi tersebut tentu saja berdampak pada kebudayaan

asli mereka. Saat ia mencoba untuk beradaptasi dengan kebudayaan setempat,

kebudayaan asli nya mulai terlihat menghilang. Maka tidak jarang dalam proses adaptasi

ini, seseorang terjebak dalam satu masalah baru yaitu keterasingan dengan kebudayaan

setempat, bahkan yang lebih parah ia mulai mengalami krisis identitas.

Gambar tujuh belas

Gambar tujuh belas merupakan adegan pada menit ke 27:25 pada saat Diouana

merasa sedih dan berbicara dalam hatinya “Qu`est ce que je suis ici? Je suis ici pour les

enfant, oú sont les enfant?”/ “Sebagai apa aku disini? Aku di sini untuk mengasuh anak-

anak, dimanakah anak-anaknya?. Potongan dialog tersebut merupakan suara hati

Diouana yang bertanya-tanya sebagai apa dia sebenarnya di Prancis? Sepengetahuannya

ia bekerja dengan majikannya sebagai seorang pengasuh anak, tetapi tidak ada anak-anak,

yang ia kerjakan adalah sebagai pembantu rumah tangga yang memiliki banyak sekali

pekerjaan. Pada saat inilah ia mulai merasakan tekanan-tekanan dalam batinnya yang

membuat ia seperti seseorang yang kehilangan arah.

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 20: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

20

Gambar delapan belas

Gambar delapan belas merupakan adegan pada menit ke 37:16 pada saat Diouana

berbicara pada hatinya sendiri “Ici, je suis une prisonière, je ne connais personne.

Personne ici ma famille. Voilà pourquoi je suis leur esclave” / “Disini aku sebagai

seorang tahanan, aku tidak mengenal siapapun. Tidak ada seorangpun disini keluargaku.

Itulah mengapa aku merupakan tahanan mereka” Merupakan suara hati dari Diouana

yang merasa dirinya tidak memiliki siapa-siapa dan sangat tidak berguna. Ia memiliki

impian dan harapan yang sangat tinggi untuk hidup senang dan bahagia bila bekerja di

Prancis namun kenyataan berkata sebaliknya. Selama ia bekerja disana ia tidak

merasakan kebahagian yang ia mimpi-mimpikan. Ia menghadapi tekanan yang begitu

berat dan disana ia tidak memiliki teman untuk sekedar mengobrol ataupun bercerita,

sehingga ia harus menahan beban tersebut sendirian.

Resistensi

Kaum terjajah sering melihat kaum penjajah dengan posisi yang lebih tinggi dari

mereka. Sehingga mereka mulai meniru tuan mereka dengan harapan mendapatkan posisi

yang sejajar. Mimikri merupakan salah satu bentuk resistensi terhadap penjajahan yang ia

alami. Namun saat peniruan yang ia lakukan tidak menghasilkan apa yang ia inginkan,

resistensi pun berubah menjadi pemberontakan.

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 21: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

21

Gambar sembilan belas

Gambar sembilan belas merupakan adegan pada menit ke 47:12 yaitu saat

Diouana mengemas pakaiannya dan berbicara dalam hatinya “Jamais plus Madame me

dira “Diouana fait du café” jamais plus “Diouana lave la chemise de Monsiuer” Jamais

plus “Diouana tu es une fainéante” jamais plus!” / “Tidak akan pernah lagi Nyonya

mengatakan padaku “Diouana buatkan kopi” tidak akan pernah lagi “Diouana cucikan

kemeja tuan“ tidak akan pernah lagi “Diouana kamu seorang pemalas” tidak akan

pernah lagi!”.Penggalan dialog tersebut merupakan suara hati dari Diouana yang sudah

merasa bosan dan jengah dengan kondisi ia di Prancis, ia memutuskan untuk melawan

semua kondisinya yang ia rasa terpuruk tersebut dengan berhenti bekerja dengan

majikannya. Ia pun menolak uang gaji nya tersebut dan mengembalikannya.

Gambar dua puluh Gambar dua puluh satu

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 22: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

22

Gambar dua puluh dua Gambar dua puluh tiga

Shot-shot tersebut membuktikan Diouana mulai melakukan resistensi seperti pada

awalnya ia mulai tidak menghiraukan perkataan majikannya, ia sudah mulai tidak

mematuhi perintah majikannya. Ia menggeletakkan sepatunya di lantai sesuka hatinya. Ia

juga menolak uang yang diberikan oleh majikannya. Pada puncak pemberontakan pada

majikannya, ia bunuh diri dengan menggorok lehernya di kamar mandi. Hal-hal tersebut

adalah bukti kemarahan dan pemberontakannya karena ia sudah tidak tahan lagi hidup

‘terjajah’. Ia juga membuktikan bahwa sebagai ras kulit hitam dan berasal dari negara

dunia ketiga (bekas koloni), ia juga memiliki harga diri dan ingin dihormati sebagai

manusia, terlihat ketika ia menolak uang pemberian majikannya. Ketidakmampuan keluar

dari hidup yang ‘terjajah’ tersebut membuatnya putus asa hingga mengambil keputusan

bunuh diri. Hal tersebut menunjukkan Diouana gagal mendapatkan hidup sesuai dengan

keinginannya.

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 23: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

23

Penutup

Dalam film La Noire de.. ini terdapat beberapa isu postkolonial yang muncul

yaitu relasi kuasa, rasisme, stereotip, mimikri, krisis identitas, mimikri, dan resistensi.

Isu-isu postkolonial dalam film ini yang diperlihatkan melalui aspek naratif dan

sinematografis memperlihatkan pola relasi kuasa antara ras kulit hitam dan ras kulit

putih. Ras kulit hitam yang terjajah, pembantu, budak, miskin, dan diperintah sedangkan

ras kulit putih yang kebalikannya yaitu penjajah, majikan, tuan, bahagia, kaya, dan

memerintah. Pola relasi kuasa merupakan isu postkolonial yang paling banyak dan aspek

visual merupakan aspek yang paling banyak memunculkan isu-isu postkolonial tersebut.

Dalam film ini isu postkolonial yang ditampilkan pada intinya kolonialisme tidak

hanya dalam bentuk penjajahan fisik, melainkan juga dalam bentuk pengetahuan (bahkan

bahasa), ras, suku bangsa, dan hubungan mayoritas-minoritas. Film ini juga menggugat

postkolonial dengan adanya Diouana sebagai ras kulit hitam memberontak atas

pendiskriminasian yang dilakukan ras kulit putih padanya.

Pada awal film ini, terdapat aspek hegemoni, yaitu dominasi oleh satu kelompok

terhadap kelompok lainnya, dengan atau tanpa ancaman kekerasan, sehingga ide-ide yang

didiktekan oleh kelompok dominan terhadap kelompok yang didominasi diterima sebagai

sesuatu yang wajar (common sense). Terlihat ketika awalnya Diouana tidak merasa

keberatan dengan penjajahan secara tidak langsung, seperti ketika Diouana dengan

senang hati mengikuti gaya berpakaian majikannya, dan dia juga bersedia ikut ke Prancis

tanpa ada rasa kekhawatiran. Namun, pada akhirnya terjadi penggugatan pada konstruksi

kolonial yang telah menindas kelompok-kelompok marjinal, bentuk penggugatan tersebut

terlihat dari pemberontakan Diouana yang berpuncak dengan bunuh diri.

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016

Page 24: 1 UNIVERSITAS INDONESIA ISU-ISU POSTKOLONIAL DALAM ...

24

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ashcroft, Bill, Gareth Griffiths, dan Hellen Tiffin. The Post-Colonial Studies Reader.

London dan New York: Routledge, 1995.

Boggs, Joseph M, dan Dennis W. Petrie. The Art of Watching Films. New York:

McGraw-Hill, 2004.

Creswell, John W. Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Metode

Campuran. (Terj. dari Research Design : Qualitative, Quantitative, and Mixed

Methods Approaches, Wafaid, Ahmad). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010

Hall, Stuart. Representation: Cultural Representations and Signifying Practices. London:

Sage Publications Ltd, 1997.

Hayward, Susan. Cinema Studies: The Key Concepts. London: Routledge, 2006.

Phillips, William H. Film An Introduction. Boston: Bedford/ St. Martin’s, 1999.

Said, Edward W. Orientalisme. Bandung: Penerbit Pustaka, 1994.

Sherzer, Dina, ed. Cinema, Colonialism, Postcolonialism from the French and

Francophone Worlds. Austin: University of Texas Press, 1996

Villarejo, Amy. Film Studies The Basics. New York : Routledge, 2007.

Skripsi

Hidayati, Wiwik. Postkolonialisme dan Pengaruh Dominasi Penjajah atas Subaltern

dalam Novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan. Semarang: Universitas

Diponegoro, 2008.

Situs Internet

https://www.academia.edu/1177724/TEORI_POSKOLONIAL

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/POSKOLONIAL%20SEBUAH%20PEMBAHAS

AN.pdf

http://www.filmreference.com/Films-My-No/La-Noire-de.html#ixzz1Lo13FBi4

http://www.associatedcontent.com/article/62929/la_noire_de_an_understanding_of_the.h

tml?cat=4

http://kbbi.web.id

Isu-isu postkolonial ..., Arief Widya Budiman, FIB UI, 2016