BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf ·...

70
17 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Teori yang akan dikaji pada Bab II ini adalah teori yang berkaitan dengan auditing, diantaranya tentang kompetensi auditor eksternal, due professional care auditor eksternal, kantor akuntan publik, teknologi informasi, audit teknologi informasi. 2.1.1 Pengertian Akuntansi Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: “Akuntansi adalah proses mengenali, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk memperoleh pertimbangan dan keputusan yang tepat oleh pemakai informasi yang bersangkutan.”

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf ·...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

Teori yang akan dikaji pada Bab II ini adalah teori yang berkaitan dengan

auditing, diantaranya tentang kompetensi auditor eksternal, due professional care

auditor eksternal, kantor akuntan publik, teknologi informasi, audit teknologi

informasi.

2.1.1 Pengertian Akuntansi

Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah:

“Akuntansi adalah proses mengenali, mengukur, dan mengkomunikasikan

informasi ekonomi untuk memperoleh pertimbangan dan keputusan yang

tepat oleh pemakai informasi yang bersangkutan.”

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

18

Menurut Arens, et al. (2014:6) yang dimaksud dengan akuntansi adalah:

“Accounting is the recording, clasisifying, and summarizing of economic

events in a logical manager for the purpose of providing financial information

for decision making.”

Sedangkan menurut Bodnar dan Hopwood (2014:1) yang dimaksud akuntansi

dalam lingkungan teknologi informasi adalah:

“Accounting Information System (AIS) is a collection of resource, such as

people and equipment, designed to transform financial and other data into

information. This is information is communicated to a wide variety for

decision makers. Accounting information system perform this transformation

whether they are essentially manual systems or thoroughy computerized.”

Masih menurut Arens, et al. (2014:6) menyatakan tentang keahlian yang harus

dimiliki oleh akuntan sebagai berikut:

“Accountants must have a through understanding of the principles and rules

that provide the basis for preparing the accounting information. In addition,

accountants must develop a system to make sure that the entity’s economic

events are properly recorded on a timely basis and at a reasonable cost.”

Dari pengertian akuntansi diatas dapat diketahui bahwa akuntansi merupakan

kegiatan pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisiaran dari peristiwa ekonomi

yang terjadi pada suatu entitas.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

19

2.1.2 Auditing

Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu pernyataan,

pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen guna memberikan

suatu pendapat. Pihak yang melaksanakan auditing disebut dengan auditor.

Pengertian auditing semakin berkembang sesuai dengan kebutuhan yang meningkat

akan hasil pelaksanaan auditing.

Auditing Menurut Arens, et al. (2014:4) adalah sebagai berikut :

“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information

to determine and report on the degree of correspondence between the

information and established criteria. Auditing should be done by a competent

independent person.”

Menurut Agoes (2012:3), dalam “Auditing (Audit Akuntan Oleh Kantor

Akuntan Publik)” pengertian auditing adalah sebagai berikut:

“Auditing adalah suatu audit yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh

pihak yang indpependen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh

manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti

pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai

kewajaran laporan keuangan tersebut”.

Sedangkan menurut Timothy J. Louwers, et al. (2013:4) mendefinisikan

auditing adalah:

“Auditing is a systematic process of objectively obtaining and evaluating

evidence regarding assertions about economic actions and events to ascertain

the degree of correspondence between the assertions and established criteria

and communicating the results to interested users.”

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

20

Pengertian lain mengenai Auditing dijelaskan oleh Halim (2015:1), yang

menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Auditing adalah:

“Suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti

secara objektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian

ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut

dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada

pemakai yang berkepentingan.”

Menurut Sukrisno Agoes dan Jan Hoesada (2012:45) menjelaskan bahwa ada

beberapa karakteristik dalam hal auditing, seperti:

1. “Informasi yang dapat diukur dan kriteria yang telah ditetapkan.

2. Entitas ekonomi.

3. Aktivitas mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti.

4. Independen dan kompetensi auditor pelaksana.

5. Pelaporan audit.”

Berdasarkan definisi auditing diatas dapat disimpulkan beberapa hal penting

terkait dengan auditing, dimana yang diaudit atau diperiksa adalah laporan keuangan

yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuannya.

Pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis untuk memperoleh serta

mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa

ekonomi. Pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang berkompeten dan independen yaitu

akuntan publik. Hasil dari pemeriksaan tersebut dapat memberikan pendapat

mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa agar dapat memberikan

informasi yang dapat dimanfaatkan oleh para pemakai laporan keuangan.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

21

2.1.2.1 Jenis-jenis Auditing

Menurut Agoes (2012:4), dalam “Auditing (Petunjuk Praktis Pemeriksaan

Akuntan oleh Akuntan Publik)” jenis audit dapat ditinjau dari luasnya pemeriksaan

dan jenis pemeriksaannya. Maka dari pernyataan tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. “Jenis Audit Ditinjau dari Luasnya Pemeriksaan:

a. Pemeriksaan Umum (General Audit)

Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh

KAP independen dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat

mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

Pemeriksaan tersebut harus dilakukan sesuai dengan Standar

Profesional Akuntan Publik atau ISA atau Panduan Audit Entitas Bisnis

Kecil dan memperhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia, Kode Etik

Profesi Akuntan Publik serta Standar Pengendalian Mutu.

a. Pemeriksaan Khusus (Special Audit)

Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan auditee) yang

dilakukan oleh KAP yang independen, dan pada akhir pemeriksaannya

auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan

keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang diberikan terbatas pada

pos atau masalah tertentu yang diperiksa, karena prosedur audit yang

dilakukan juga terbatas.

2. Jenis Audit Ditinjau dari Jenis Pemeriksaan:

a. Manajemen Audit (Operational Audit)

Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan,

termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah

ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi

tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.

b. Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit)

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan

sudah menaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang

berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan

(manajemen, dewan komisaris) maupun pihak eksternal (Pemerintah,

Bapepam LK, Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, dan lain-

lain). Pemeriksaan bisa dilakukan baik oleh KAP maupun Bagian

Internal Audit.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

22

c. Pemeriksaan Intern (Internal Audit)

Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan,

baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan,

maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan

d. Computer Audit

Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data

akuntansinya dengan menggunakan Electronic Data Processing (EDP)

System.

2.1.2.2 Jenis-Jenis Auditor

Menurut Arens, et al. (2014:15) jenis-jenis auditor yang umum terbagi ke

dalam empat jenis, yaitu:

1. “Certified Public Accounting Firm

Certified public accounting firms are for auditing the published historical

financial statements of all publicly traded companies, most other

reasonably large companies, and many smaller companies and

noncommercial.

2. Government accountability office auditors

A government accountability office auditors is an auditor working for the

U.S Government Accountability Office (GAO), a nonpartisan agency in the

legislative branch of the federal government. Headed by the controller

general, the GAO reports to and is responsible solely to congress. The

GAO’s primary responsibility is to perform the audit function for congress,

and it has many of the same audit responsibilities as a CPA firm.

3. Internal Revenue Agents

The IRS, under the direction of the commissioner of internal revenue, is

responsible for enforcing the federal tax laws as they have been defined by

congress and interepted by the courts. A mayor responsibility of the IRS is

to audit taxpayers’ returns to determined whether they have complied with

the tax laws.

4. Internal Auditor

Internal auditor are employed by the all types of organizations to audit for

management, much as the GAO does for congress. Internal auditor’s

responsibilities vary considerably, depending on the employer. Some

internal audit staffs consist of only one or two employess doing routine

compliance auditing. Other internal audit staffs may have more than 100

employess who have diverse responsibilities, including many outside the

accounting area. Many internal auditors are involved in operational

auditing or have expertise in evaluating computer system.”

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

23

2.1.3 Kantor Akuntan Publik (KAP)

Menurut Undang-undang No.5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik,

Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan mendapatkan izin usaha

berdasarkan undang-undang ini.

Menurut Pasal 18 Undang-undang No.5 tahun 2011 tentang Kantor

Akuntan Publik (KAP) akan diberikan apabila pemohonan memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

1. Izin KAP diberikan oleh Menteri

2. Syarat mendapatkan izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

adalah sebagai berikut:

a. Mempunyai kantor atau tempat untuk menjalankan usaha yang

berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak Badan untuk KAP yang

berbentuk usaha persekutuan perdata dan firma atau Nomor Pokok

Wajib Pajak Pribadi untuk KAP yang berbentuk usaha

perseorangan;

c. Mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang tenaga kerja profesional

pemeriksa di bidang akuntansi;

d. Memiliki rancangan sistem pengendalian mutu;

e. Membuat surat pernyataan dengan bermaterai cukup bagi bentuk

usaha perseorangan dengan mencantumkan paling sedikit;

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

24

1) Alamat akuntan publik;

2) Nama dan domisili kantor;dan

3) Maksud dan tujuan pendirian kantor;

f. Memiliki akta pendirian yang dibuat oleh dan dihadapkan notaris

bagi bentuk usaha sebagaimana dimaksud dengan Pasal 12 ayat (1)

huruf b, huruf c, atau huruf d, yang paling sedikit mencantumkan:

1) Nama rekan;

2) Alamat rekan;

3) Bentuk usaha;

4) Nama dan domisili usaha;

5) Maksud dan tujuan pendirian kantor;

6) Hak dan kewajiban sebagai rekan; dan

7) Penyelesaian sengketa dalam hal terjadi perselisihan diantara

rekan.

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara perizinan

dimaksud pada ayat (2) diatur dalam peraturan menteri.

Untuk menjalani profesi akuntan publik harus memiliki register akuntan

yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan RI. Menurut Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 25/PMK.01/.2014 tentang Akuntan Beregister Negara. Dalam

pasal 1 aturan tersebut menjelaskan bahwa akuntan adalah seseorang yang telah

terdaftar pada register Negara akuntan yang diselenggarakan oleh Menteri. Register

Negara akuntan adalah suatu daftar yang memuat nomor dan nama orang yang berhak

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

25

menyandang gelar akuntan sesuai dengan peraturan Menteri (Halim, 2015:15).

Nomor register akuntan diperoleh dengan persyaratan sebagai berikut:

a. Lulus pendidikan profesi akuntansi atau lulus ujian sertifikasi akuntan

profesional;

b. Berpengalaman di bidang akuntansi; dan

c. Sebagai anggota Asosiasi Profesi Akuntan.

2.1.3.1 Hierarki Kantor Akuntan Publik

Auditor independen atau auditor eksternal melaksanakan kegiatannya

dibawah suatu kantor akuntan publik. Menurut Halim (2015:17-18), hierarki staff

organisasi kantor akuntan publik pada umumnya adalah sebagai berikut:

1. “Partner, merupakan top legal client relantionship yang bertugas me-

review pekerjaan audit, menandatangani laporan audit, menyetujui

masalah fee dan penagihannya, dan penanggungjawab atas segala hal

yang berkaitan dengan pekerjaan audit.

2. Manager, merupakan staf yang banyak berhubungan dengan klien,

mengawasi langsung pelaksanaan tugas-tugas audit, mer-review lebih

rinci terhadap pekerjaan audit, dan melakukan penagihan atas fee.

3. Akuntan senior, merupakan staf yang bertanggungjawab langsung

terhadap perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan audit, dan me-review

pekerjaan para akuntan yunior yang dibawahinya.

4. Akuntan yunior, merupakan staf pelaksana langsung dan

bertanggungjawab atas pekerjaan lapangan. Para yunior ini

penugasannya dapat berupa bagian-bagian dari pekerjaan audit, dan

bahkan bila memungkinkan memberikan pendapat atas bagian yang

diperiksa.”

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

26

2.1.3.2 Jasa Assurance yang Diberikan Kantor Akuntan Publik

Menurut Hall dan Singleton (2007:7), yang dimaksud dengan jasa assurance

adalah:

“Jasa assurance adalah layanan profesional yang didesain untuk

meningkatkan kualitas informasi, secara keuangan dan non keuangan yang

digunakan oleh para pengambil keputusan.”

Menurut Arens et al (2014:8), yang dimaksud dengan jasa assurance ialah:

“Assurance service is an independen professional service that improves the

quality of information for decision maker. Such services are valued because

the assurance provider is independen and perceived as being unbiased with

respect to the information examined.”

Sedangkan menurut Timothy J.Louwers, et al. (2013:8), yang dimaksud

dengan jasa assurance adalah:

“ Assurance service as independen professional services that improve the

quality of information, or its context for decision makers.”

Dari seluruh pengertian tersebut kita dapat mengetahui bahwa jasa assurance

sangat erat kaitannya dengan peningkatan informasi bagi para pengambil keputusan,

dan dapat dilakukan oleh akuntan publik atau oleh berbagai profesional lainnya. Oleh

karena itu kantor akuntan publik selain memberikan jasa audit laporan keuangan,

kantor akuntan publik juga dapat memberikan jasa assurance dan non assurance

kepada para pemakai jasa penyedia.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

27

2.1.3.3 Jasa Atestasi yang Diberikan Kantor Akuntan Publik

Menurut Arens, et al. (2014:9), Attestation service is a type of assurance in

which the CPA firm issues a report about the realibility of an assertion that is made

by another party. Masih menurut Arens, et al. (2014:11-18) jasa atestasi itu dibagi

menjadi lima kategori:

1. “Audit of Historical Financial Statements.

In audit of historical financial statement, management asserts that the

statements are fairly stated in accordance with apllicable U.S or

international accounting standards. An audit of these statements is a

form of attestation service in which the auditor issues a written report

expressing an opinion about whether the financial statements are fairly

stated in accordance with the applicable accounting standards.

2. Audit of Internal Control over Financial Reporting.

For an audit of internal control control over financial reporting, assert

that internal controls have been developed and implemented following

well established criteria. The act also requires auditors to attest to the

effectiviness of internal control over financial reporting.

3. Review of Historical Financial Statements

For a review of historical financial statements, management assert that

the statements are fairly stated in accordance with accounting

standards, the same as for audit. A review is often adequate to meet

financial statement user’s needs.

4. Attestation Services on Information Technology

For attestations on information technology, management makes various

assertions about reliability and security of electronic information. Many

business functions, such as ordering and making payment, are

conducted over the internet or directly between computers using

electronic data interchange (EDI). As transactions and information are

shared online and in realtime, businesspeople demand even greater

assurances about information, transaction, and the security protecting

them. WebTrust and SysTrust are examples of attestation services

developed to address these assurances needs.

WebTrust services. The AICPA and the Canadian Institute of Chartered Accountants (CICA) jointly created the WebTrust

attestation services. CPA firms that are licensed by the AICPA to

perform this services provide assurances to users of website

through the CPA‟s electronic Webtrust seal displayed on the

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

28

website. This seal assures the user that the website owner has meet

established criteria related to business practice, transaction

integrity, and information processes.

SysTrust services. The AICPA and CICA jointly created the SysTrust attestation service to evaluate and test system reliability

in areas such as security and data integrity. Whereas the WebTrust

assurances service is primarily designed to provide assurance to

third party users of a website, SysTrust service might be done by

CPA‟s to provide assurance to management the board of director,

or third parties about the realibility of information systems used to

generated real-time information.

5. Other Attestation Services

CPA‟s provide numerous other attestation services. Many of these

service are natural extensions of the audit of historical financial

statements, as users seek independent assurances about other types

information. In each case, the organization being audited must provide

an assertion before the CPA can provide the attestation. Example other

attestation services is controls over and risks related to investments

including policies related to derivaties, mystery shopping, assess risks of

accumulation, distribution, and storage of digital information, fraud and

illegal acts risks assessment, compliance with trading policies and

procedures, compliance with entertainment royalty agreements, ISO

9000 certifications, corporate responsibility and suitainability.”

Menurut Hall dan Singleton (2007:7) yang dimaksud dengan jasa atestasi

adalah:

“Atestasi adalah perjanjian di mana seorang praktisi yang dikontrak untuk

mengeluarkan sebuah komunikasi tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan

mengenai keandalan sebuah penilaian tertulis yang merupakan tanggung

jawab pihak lainnya.”

Sedangkan menurut Halim (2015:20) yang dimaksud dengan jasa atestasi

adalah:

“Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan seseorang

yang independen dan kompeten mengenai kesesuaian, dalam segala hal yang

signifikan, asersi suatu entitas dengan kriteria yang telah ditetapkan. Ada 4

jenis jasa atestasi yang dapat diberikan oleh suatu kantor akuntan publik,

yaitu: audit, pemeriksaan (examination), penelaahan (review) dan prosedur

yang disepakati bersama (agreed-upon procedures).”

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

29

Selain itu menurut Halim (2015:21) ada 3 jenis jasa non atestasi yang dapat

diberikan oleh kantor akuntan publik, berikut jasa non atestasi yang bisa diberikan

oleh kantor akuntan publik:

“Jasa Akuntansi Jasa akuntansi dapat diberikan melalui aktivitas pencatatan, penjurnalan,

posting, jurnal penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan klien (jasa

kompilasi) serta perancangan sistem akuntansi klien.

Jasa Perpajakan

Jasa perpajakan meliputi pengisian surat laporan pajak, dan perencanaan

pajak. Selain itu dapat bertindak juga sebagai penasehat dalam masalah

perpajakan dan melakukan pembelaan bila perusahaan yang menerima

jasa sedang mengalami permasalahan dengan Kantor Pajak.

Jasa Konsultasi Manajemen Jasa konsultasi manajemen atau management advisory services (MAS)

merupakan fungsi pemberian konsultasi dengan memberikan saran dan

bantuan teknis kepada klien untuk peningkatan penggunaan kemampuan

dan sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan klien.”

Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan

jasa atestasi adalah jasa yang dapat diberikan oleh kantor akuntan publik kepada klien

(auditee) untuk menilai keandalan, kesesuaian asersi klien (auditee). Selain itu kantor

akuntan publik juga dapat memberikan jasa non atestasi/jasa atestasi lain kepada klien

(auditee), yaitu jasa akuntansi, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

30

2.1.4 Kompetensi Auditor Eksternal

2.1.4.1 Pengertian Kompetensi

Menurut standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP 2011)

menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki

keahlian dan pelatihan teknis yang cukup, sebagai auditor kompetensi berkaitan

dengan keahlian profesional yang dimiliki oleh auditor sebagai hasil dari pendidikan

formal, ujian profesional maupun keikutsertaan dalam pelatihan, seminar, simposium.

Pengertian mengenai kompetensi tersebut hampir sama dengan pernyataan

Tuanakotta, Theodorus M (2011:64) yang menyatakan bahwa Kompetensi

merupakan keahlian seorang auditor yang diperoleh dari pengetahuan, pengalaman,

dan pelatihan.

Menurut general standards yang dikeluarkan oleh AICPA dalam Arens, et al.

(2014:34), dijelaskan bahwa seorang auditor harus memiliki kompetensi didalam

memberikan jasa auditnya, berikut general standards menurut AICPA yang berkaitan

dengan Adequate Technical Training and Proficiency:

“The first general standard is normally interpreted as requiring the auditor

to have the formal education in auditing and accounting, adequate practical

experience for the work being performed, and continuing professional

education. Recent court cases clearly demonstrate that auditors must be

technically qualified and experience in those industries in which their audit

clients are engaged.”

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

31

Sedangkan menurut Timothy J. Louwers, et al. (2013:43), menyatakan bahwa

kompetensi adalah:

“Competence begin with education in accounting because auditors hold

themselves out as experts in accounting standards, financial reporting, and

auditing. In addition to university-level education prior to beginning their

careers, auditors are also required to participate in countinuing professional

education throughout their careers to ensure that their knowledge keeps pace

with changes in accounting and auditing professional. In fact one of the

important requirements for maintaining a CPA license is sufficient continuing

professional education, and another important is a dimension of experience.”

Dari berbagai definisi dan penjelasan mengenai kompetensi, dapat kita pahami

bahwa seorang auditor didalam memberikan jasa auditnya harus dibekali dengan

kompetensi yang cukup. Kompetensi tersebut dapat diperoleh dari pendidikan formal

audit dan akuntansi, pendidikan berkelanjutan profesi audit, pelatihan maupun

seminar serta pengalaman audit yang telah dilakukan oleh auditor.

2.1.4.2 Elemen-elemen Kompetensi Auditor

Menurut Timothy J. Louwers, et al. (2013:43) elemen dalam pembentukan

kompetensi seorang auditor adalah sebagai berikut:

1. “Education

education in accounting because auditors hold themselves out as experts

in accounting standards, financial reporting, and auditing. In addition to

university-level education prior to beginning their careers.

2. Continuing Professional Education

auditors are also required to participate in countinuing professional

education throughout their careers to ensure that their knowledge keeps

pace with changes in accounting and auditing professional.

3. Experience

Another important dimension is experience, which is gained with hands-

on practice and on-the-job training. An important component of this

experience is the ability to develop and apply professional judgement in

real-world audit situation. These situation include various judgement

related to gathering evidence related to to the fairness of an entity’s

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

32

financial statement and evaluating whether that evidence indicates that

the financial statements are prepared accounting principles.”

2.1.4.3 Kompetensi Auditor Teknologi Informasi

Dalam hal audit berbasis teknologi informasi yang menggunakan komputer

dan jaringan internet, memerlukan kompetensi yang berbeda dibandingkan dengan

audit yang biasa diberikan oleh seorang auditor. Menurut Agoes dan Hoesada

(2012:48-49), bahwa kompetensi minimum yang harus dimiliki oleh auditor

dilingkungan teknologi informasi ialah sebagai berikut:

1. “Pengetahuan dasar-dasar komputer dan fungsi komputer secara umum.

2. Pengetahuan dasar tentang sistem operasi dan perangkat lunak.

3. Pemahaman tentang pengolahan file dan struktur data.

4. Kemampuan bekerja dengan perangkat audit.

5. Kemampuan mer-review sistem dokumentasi.

6. Pengetahuan dasar tentang pengendalian internal Sistem Informasi

Komputer (SIK).

7. Pengetahuan memadai dalam pengembangan rencana audit dan supervisi

pelaksanaan audit dalam lingkungan SIK (IAI 2001:335.3).

8. Pemahaman dinamika perkembangan perubahan sistem dan program

dalam suatu entitas.”

Menurut SPAP SA seksi 331 paragraf 07 dan SPAP SA seksi 335 paragraf 03

dan paragraph 04 (2011) tentang keahlian dan kompetensi audit berbasis teknologi

dijelaskan bahwa kompetensi dan keahlian yang harus dimiliki oleh seorang auditor

yang memberikan jasa audit teknologi informasi ialah sebagai berikut:

Menurut SPAP SA seksi 331 Paragraf 07 (2011)

“Auditor harus memperoleh pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan sifat bisnis satuan usaha, organisasinya dan karakteristik operasinya.

Hal tersebut mencangkup sebagai contoh tipe bisnis, tipe produk dan jasa,

struktur modal, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, lokasi dan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

33

metode produksi, distribusi dan kompensasinya. Auditor juga harus

mempertimbangkan hal-hal yang mempengaruhi industry tempat operasi

satuan usaha seperti kondisi ekonomi, peraturan pemerintah serta perubahan

teknologi, yang berpengaruh terhadap auditnya. Hal lain harus

dipertimbangkan auditor adalah praktek akuntansi yang berlaku umum dalam

industri, kondisi persaingan, dan jika tersedia, tren keuangan dan rasio

keuangan.”

Menurut SPAP SA seksi 335 Paragraf 03 (2011)

“Bila melaksanakan audit dalam pengolahan data elektronik, auditor harus

memiliki pemahaman memadai mengenai perangkat keras, perangkat lunak

dan sistem pengolahan komputer untuk merencanakan penugasan dan ia harus

memahami bagaimana dampak pengolahan komputer untuk merencanakan

penugasan dan ia harus memahami bagaimana dampak pengolahan data

elektronik terhadap prosedur yang digunakan oleh auditor dalam memperoleh

pemahaman dan melakukan prosedur audit, termasuk prosedur audit, termasuk

penggunaan teknik audit berbantu komputer (computer-assisted audit

techniques).”

Menurut SPAP SA seksi 335 Paragraf 04 (2011)

“Auditor harus pula memiliki pengetahuan pengolahan data elektronik

memadai untuk menetapkan prosedur audit, tergantung atas pendekatan audit

yang digunakan (audit around computer and through computer).”

Sedangkan menurut Halim (2015:316), kompetensi audit dilingkungan

teknologi informasi adalah:

“Pengetahuan dan kemampuan auditor yang diperlukan bergantung pada

kompleksitas PDE dan tanggung jawab auditor yang diperlukan. Adapun

pertimbangan yang harus auditor lakukan dalam audit teknologi informasi

adalah: luas penggunaan komputer klien, kompleksitas operasi komputer

klien, organisasi kegiatan pemprosesan komputer, ketersediaan data dalam

hard copy dan computer-readable form dan penggunaan TABK (Teknik

Audit Berbantuan Komputer) untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan

prosedur auditing.”

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

34

Dari beberapa penjelasan diatas dapat dipahami bahwa auditor dilingkungan

teknologi informasi harus memiliki kompetensi yang cukup baik terutama dalam

pengetahuan mengenai perangkat keras, perangkat lunak dan sistem pengolahan

komputer, kompleksitas operasi komputer yang digunakan oleh klien (auditee), serta

dapat menggunakan TABK (Teknik Audit Berbantuan Komputer) dalam

melaksanakan auditnya.

2.1.5 Due Professional Care

Menurut Agoes dan Hoesada (2012:22), bahwa yang dimaksud dengan due

professional care adalah:

“Kemahiran professional harus digunakan secara cermat dan seksama

umumnya, kewaspadaan bernuansa kecurigaan professional yang sehat

(skeptisme) khususnya, lebih khusus lagi selalu mempertimbangkan

kemungkinan pelanggaran dan kecurangan dalam pelaporan dan laporan

keuangan untuk menyampaikan kesimpulan audit dengan keyakinan memadai

sesuai kebenaran.”

Menurut Arens, et al. (2014:35) yang dimaksud dengan due professional care

adalah:

“Due professional care it mean that auditor’s are professionals responsible

for fulfilling their duties diligently and carefully. Due care include

consideration of the completeness of the audit documentation, the sufficiency

of the audit evidence, and the appropriateness of the audit report. As

professionals, auditors must not act negligently or in bad faith, but they are

not expected to be infallible.”

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

35

Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa due professional care berkaitan

dengan ketekunan dan kehati-hatian yang harus dimiliki oleh seorang auditor,

ketekunan dan kehati-hatian tersebut menyangkut dalam hal pertimbangan

kelengkapan dokumentasi audit, kecukupan bukti audit dan kesesuaian laporan audit.

Auditor diharapkan tidak melakukan kelalaian atau itikad buruk, tetapi mereka tidak

dituntut untuk menjadi sempurna.

Menurut Timothy J.Louwers, et al. (2013:45), menjelaskan bahwa yang

dimaksud dengan due professional care adalah:

“Due care reflects a level of performance that would be exercised by

reasonable auditor’s in similar circumstances. This standard is often referred

to as that of a prudent auditor, auditor are expected to possess the skills and

knowledge of others in their profession but are not expected to be infallible.

This aspect relates to the competence and capabilities of the auditor to

perform the engagement and issue appropriate reports. One specific element

of due care noted by the standards is the need for auditor’s to plan and

perform the audit with an appropriate level of professional skepticism.”

Dari pengertian mengenai due professional care yang diterangkan oleh

Timothy J.Louwer, et al dapat kita pahami bahwa due professional care berkaitan

dengan keterampilan dan pengetahuan seorang auditor didalam melakukan jasa

audit/perikatan dan didalam mengeluarkan laporan hasil audit, salah satu hal yang

harus dimiliki oleh seorang auditor terkait dengan due professional care adalah

skeptisisme profesional.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

36

Menurut Halim (2015:34), yang dimaksud dengan due professional care

ialah:

“Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian

, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk

mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang

diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh

manfaat dari jasa profesionalnya yang kompeten berdasarkan perkembangan

praktik, legislasi, dan teknik yang paling muktahir.”

Sedangkan menurut PSA No. 4 SPAP, kecermatan dan keseksamaan dalam

penggunaan kemahiran profesional menuntut auditor untuk melaksanakan

skeptisisme profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti

audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit

tersebut.

Dari seluruh pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa due professional care

adalah sikap cermat, ketekunan, kehati-hatian dan seksama yang harus dimiliki oleh

seorang auditor didalam setiap pemberian jasa auditnya. Due professional care

dianggap hal yang cukup penting karena dari 10 kelemahan audit di SEC Amerika

Serikat 1987-1997, kegagalan menerapkan due professional care berada di posisi ke

2 (71 % kasus) dari 10 kelemahan audit SEC dan professional skepticism berada di

posisi ke 3 (60 % kasus) dari 10 kelemahan audit SEC (Tuanakotta, 2013:215). Oleh

karena itu Kecermatan dan kesaksamaan auditor yang jujur dituntut agar aktivitas

audit dan perilaku profesional tidak berdampak merugikan orang lain, kepedulian

akan kerusakan masyarakat akibat kekurangcermatan audit yang diseimbangkan

dengan keperluan menghindari risiko audit itu sendiri (Agoes dan Hoesada, 2012:22).

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

37

Kecermatan profesional/due professional care memberi jaminan bahwa

standar profesi minimum terpenuhi, menumbuhkan kejujuran profesional, kepedulian

dampak sosial, dan pelaporan indikasi kecurangan secara serta-merta berdampak pada

peningkatan nilai ekonomis jasa audit dan citra profesi audit (Agoes dan Hoesada,

2012:27). Due professional care merupakan hal yang penting yang harus diterapkan

setiap auditor baik oleh akuntan publik maupun oleh seluruh auditor dalam

melaksanakan pekerjaan profesionalnya agar dicapai kualitas audit yang memadai.

Due professional care menyangkut dua aspek, yaitu professional

skepticism/skeptisisme profesional dan reasonable assurance/keyakinan yang

memadai (SAS No.1 AU section 230).

2.1.5.1 Professional Skepticism/Skeptisisme profesional

Menurut Timothy J.Louwers, et al (2013:45), menjelaskan bahwa yang

dimaksud dengan professional skepticism adalah:

“Professional skepticism is a state of mind that characterized by appropriate

questioning and a critical assessment of audit evidence. When exbiting

professional skepticism, auditors do not assume that management is

dishonest, nor they assume that management is unquestionably honest.”

Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan

professional skepticism/skeptisisme profesional adalah sikap selalu mempertanyakan

dan kritis terhadap bukti audit ketika menjalankan proses audit, sikap skeptisisme

profesional seorang auditor tidak boleh mengasumsikan bahwa manajemen

perusahaan tidak jujur atau mengasumsikan bahwa manajemen perusahaan diragukan

kejujurannya.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

38

The International Federation of Accountannts (IFAC) defines professional

skepticism in term of evidence assessment when it states that:

“Skepticism means the auditor makes a critical assessment, with a

questioning mind of the validity of audit evidence obtained and is alert to

audit evidence that contradicts or brings into question the realibility of

documents and response to inquiries and other information obtained from

management and those charged with governance.” (ISA 200.16)

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa dengan memiliki sikap

skeptisisme berarti auditor membuat penilaian yang kritis dengan pikiran yang selalu

bertanya mengenai validitas dari bukti audit yang telah diperoleh dan mewasdai

setiap bukti yang menimbulkan kontradiksi atau ketidakjelasan realibilitas dokumen

dan selalu menanyakan setiap informasi yang diperoleh dari manajemen dan pihak

lain selaku penanggung jawab. Tuanakotta (2011:78), menjelaskan unsur-unsur

dalam pengertian professional skepticism menurut IFAC adalah sebagai berikut:

1. “ A critical assessment (ada penilaian yang kritis, tidak menerima begitu

saja).

2. With a questioning mind (dengan cara berpikir yang terus-menerus

bertanya dan mempertanyakan).

3. Of the validity of audit evidence obtained (kesahihan dari bukti audit yang

diperoleh).

4. Alert to audit evidence that contradicts (waspada terhadap bukti audit

yang kontradiktif).

5. Brings into question the reliability of documents and responses to

inquiries and other information (mempertanyakan keandalan dokumen

dan jawaban atas pertanyaan serta informasi lain).

6. Obtained from management and those charge with governance ( yang

diperoleh dari manajemen dan mereka yang berwenang dalam pengelolaan

perusahaan).”

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

39

Sedangkan penjelasan yang berkaitan dengan professional skepticism menurut

SAS No.1 (AU section 230) adalah sebagai berikut :

“Due professional care requires the auditor to exercise professional

skepticism. Professional skepticism is an attitude that include a questioning

mind and a critical assessment of audit evidence. The auditor uses the

knowledge, skill, and ability called for by the profession of public accounting

to diligently perform, in good faith and with integrity, the gathering and

objective evaluation of evidence.”

Maksud dari penjelasan diatas adalah kemahiran profesional dengan cermat

dan seksama menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisisme profesional.

Skeptisisme profesional adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu

mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis bukti audit. Auditor

menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh profesi

akuntan publik untuk melaksanakan dengan cermat dan seksama, dengan maksud

baik dan integritas, pengumpulan dan penilaian bukti audit secara objektif. Oleh

karena itu auditor dalam melaksanakan tugas audit harus menggunakan sikap

skeptisisme professional (Abdul Halim, 2015:84).

2.1.5.2 Reasonable Assurance/Kepastian yang Memadai

SAS No.104 (AU Section 230.10) menjelaskan mengenai reasonable

assurance adalah:

“When exercising due professional care, the auditor must plan and perform

the audit to obtain sufficient appropriate audit evidence so that audit risk will

be limited to a low level that is, in his or her professional judgment,

appropriate for expressing an opinion on financial statements. The high, but

not absolute, level of assurance that is intended to be obtained by the auditor

is expressed in the auditor’s report as obtaining reasonable assurance about

whether the financial statement are free of material misstatement (whether

caused by error or fraud). Absolute assurance is not attainable because of the

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

40

nature of audit evidence and the characteristics of fraud. Therefore, an audit

conducted in accordance with generally accepted auditing standards may not

detected a material misstatement.”

Dari standar diatas dapat dipahami bahwa ketika menjalankan kemahiran

profesional dengan cermat dan seksama, auditor harus merencanakan dan

melaksanaan audit untuk memperoleh bukti audit yang cukup tepat dengan begitu

resiko audit dapat dikurangi sampai pada level yang paling rendah, menurut

pertimbangan profesionalnya sesuai untuk menyatakan pendapat atas laporan

keuangan. Tingkat kepastian yang tinggi namun tidak mutlak, tingkat kepastian yang

dimaksudkan yang diperoleh oleh auditor diungkapkan dalam laporan auditor sebagai

keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan yang bebas dari salah saji

(apakah karena kekeliruan atau kecurangan). Kepastian mutlak tidak dapat dicapai

karena sifat bukti audit dan karakteristik kecurangan. Oleh karena itu, walaupun audit

dilakukan sesuai dengan standard auditing masih mungkin menyebabkan tidak

terdeteksi salah saji material.

Sedangkan Tuanakota (2011:162), memaknai reasonable assurance adalah

sebagai berikut:

1. “Dalam kaitannya dengan laporan audit: auditor bekerja dengan batas-

batas ekonomis (economic limits). Agar bermanfaat secara ekonomis,

perumusan audit opinion harus dilakukan dalam waktu yang layak dan

dengan biaya yang layak. Auditor harus membuat keputusan (tentunya

dengan melaksanakan professional judgment). Apakah bukti-bukti yang

tersedia dalam batas waktu dan biaya tersebut sudah cukup untuk

memberikan opini.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

41

2. Dalam kaitannya dengan pengendalian intern: bagaimana pun baiknya

pengendalian intern dirancang dan dioperasikan, ia tidak akan dapat

menjamin sepenuhnya bahwa tujuan entitas tersebut dipenuhi, karena

adanya kelemahan bawaan (inherent limitations) dalam semua

pengendalian intern.”

2.1.6 Technology Information/Teknologi Informasi

2.1.6.1 Pengertian Information Technology/Teknologi Infomasi

Menurut Rainer dan Cegielski (2012:5), yang dimaksud dengan information

technology adalah:

“Information technology relates to any computer-based tool that people use

to work with information and information processing needs of an

organization.”

Menurut Sutarman (2012:13), yang dimaksud dengan Information Technology

(IT)/Teknologi Informasi sebagai berikut :

„‟Teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan,

implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer,

khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras.‟‟

Menurut Turban dan Volonino (2012:8), yang dimaksud dengan information

technology adalah:

“Information technology in its narrow definition, refers to the technological

side of an information system. Often the term information technology is used

interchange ably with information system.”

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

42

Menurut Bodnar dan Hopwood (2014:15), information technology/technologi

informasi adalah:

“Information technology include computers, but also includes other

technologies used to process information. Technologies such as machine-

readable bar codes, scanning devices, communications protocols, and

standards such as ANSI X.12 are essential to quick-response system.”

Menurut Sutabri (2014:3), yang dimaksud dengan teknologi informasi adalah

„‟Suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk

memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam

berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu

informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu,yang digunakan untuk

keperluan pribadi, bisnis dan pemerintahan dan merupakan informasi yang

strategis untuk pengambil keputusan.‟‟

Dari beberapa pengertian diatas mengenai information technology/teknologi

informasi dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan information

technology/teknologi informasi adalah penggunaan teknologi komputer dalam

memproses/mengolah suatu data menjadi suatu informasi yang berguna dalam

pengambilan suatu keputusan.

2.1.6.2 Tujuan dan Fungsi Teknologi Informasi

Menurut Sutarman (2012:17) , tujuan dari teknologi informasi adalah sebagai

berikut :

1. “Untuk memecahkan masalah

2. Untuk membuka kreativitas dan

3. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam melakukan

pekerjaan.”

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

43

Sedangkan fungsi teknologi informasi menurut Sutarman (2012:18) adalah

sebagai berikut :

1. “Menangkap (Capture)

2. Mengolah (Processing)

Mengkompilasikan catatan rinci dari aktivitas, misalnya menerima input

dari keyboard, scanner, mic, dan sebagainya. Mengolah atau memproses

data masukan yang diterima untuk menjadi informasi, pengolahan atau

pemrosesan data dapat berupa konversi (pengubahan data kebentuk lain),

analisis (analisis kondisi), perhitungan (kalkulasi), sintesis

(penggabungan) segala bentuk data dan informasi.

a. Data processing, memproses dan mengolah data menjadi suatu

informasi.

b. Information processing, suatu aktivitas komputer yang memproses

dan mengolah suatu tipe atau bentuk dari informasi dan

mengubahnya menjadi tipe atau bentuk dari informasi.

c. Multimedia system, suatu sistem komputer yang dapat memproses

berbagai tipe atau bentuk dari informasi secara bersamaan

(simultan).

3. Menghasilkan (Generating)

Menghasilkan atau mengorganisasikan informasi ke dalam bentuk yang

berguna. Misalnya : laporan, table, grafik, dan sebagainya.

4. Menyimpan (Storage)

Merekam atau menyimpan dan informasi dalam suatu media yang dapat

digunakan untuk keperluan lainnya. Misalnya disimpan ke harddisk, tape,

disket, compact disc (CD) dan sebagainya.

5. Mencari kembali (Retrieval)

Menelusuri, mendapatkan kembali informasi atau menyalin (copy) data

dan informasi yang sudah tersimpan, misalnya mencari supplier yang

sudah lunas dan sebagainya.

6. Transmisi (Transmission)

Mengirimkan data dan informasi dari suatu lokasi ke lokasi lain melalui

jaringan komputer. Misalnya mengirimkan data penjualan dari user A ke

user lainnya dan sebagainya.”

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

44

2.1.6.3 Komponen Teknologi Informasi

Menurut Agoes dan Hoesada (2012:234-235), ada beberapa komponen dalam

teknologi informasi, berikut komponen-komponen dalam teknologi informasi:

1. “System and Applications

Bagian ini mewakili bagaimana data diproses melalui aplikasi perangkat

lunak komputer yang dikelola melalui suatu sistem yang biasannya terdiri

atas tingkatan hierarkis yang mengikuti aturan bisnis yang berlaku di

organisasi yang menggunakannya. Dengan demikian, proses auditnya

sendiri akan meliputi verifikasi terhadap sistem dan aplikasinya apakah

andal, efisien, serta memiliki control yang melekat untuk memastikan

kebenaran, keandalan, kecepatan maupun keamanan pada saat pengiriman,

pemprosesan serta pengeluaran informasi di setiap tingkatan kegiatan

sistem.

2. Information Processing Facilities

Information processing facilities merupakan komponen yang terkait

dengan fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk mengolah informasi pada

setiap organisasi. Hal ini biasannya terkait dengan perangkat keras,

misalnya scanner, komputer server, formulir, dan sebagainya. Dalam

komponen teknologi informasi ini, dilakukan verifikasi untuk memastikan

kecepatan, ketepatan, dan tingkat efisiensi dari aplikasi-aplikasi berada

dalam kondisi normal serta dibawah kemungkinan adanya potensi

kerusakan atas gangguan.

3. System Development

Bagian dari proses pembangunan maupun pengembangan dari sistem yang

sudah ada dalam suatu organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan

aktifitasnya. Proses audit pada komponen ini ditunjukan untuk

memverifikasi apakah setiap sistem yang sedang dalam proses

pengembangan sesuai dengan tujuan atau pedoman atau arahan atau visi

atau misi dari organisasi penggunannya. Selain itu, proses audit pada

bagian ini juga ditujukan untuk memastikan apakah selama proses

pengembangan sistem sesuai dengan standar-standar yang secara umum

digunakan dalam pengembangan sistem.

4. Management of IT and Enterprise Architecture

Pengelolaan atas teknologi informasi serta arsitektur seluruh lingkup

internal organisasi yang disesuaikan dengan struktur dan prosedur yang

ditetapkan oleh manajemen adalah sangat penting. Pentingnya, hal

tersebut memerlukan proses audit yang dilaksanakan untuk memastikan

apakah segenap lingkungan atau komponen organisasi dalam pemprosesan

informasinya dilakukan secara terkendali dan efisien.

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

45

5. Client atau Server, Telecommunications, Intranet, and Extranets

Komputer, peralatan telekomunikasi, sistem jaringan komunikasi data

elektonik (intranet dan extranet), serta perangkat-perangkat keras

pengolahan data elektronik lainnya adalah komponen dari sebuah

teknologi informasi. Audit dibagian ini menjadi penting untuk melakukan

verifikasi atas seperangkat pengendalian pada infrastruktur perangkat

keras yang digunakan dalam pemprosesan serta komunikasi data secara

elektronik dalam suatu sistem jaringan yang terintegrasi.”

2.1.6.4 Information System/Sistem Informasi

Menurut Hall (2011:7), yang dimaksud dengan information system adalah

sebagai berikut:

“Information system is the set of formal procedures by which data are

collected, processesd into information, and distributed to users.”

Menurut Rainer dan Cegielski (2011:12), yang dimaksud dengan information

system adalah sebagai berikut:

“Information system collects, process, stores, analyzes, and disseminates

information for s specific purpose. It has been said that the purpose of

information system is to get right information to right people, at the right

time, in the right amount, and the right amount, and in the right format.”

Menurut Turban dan Volonino (2012:8), yang dimaksud dengan information

system adalah:

“Information system is collects, processes, stores, analyzes, and distributed

information for a specific purpose or objective.”

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

46

Menurut Bodnar dan Hopwood (2014:3), yang dimaksud dengan information

system adalah:

“The term information system suggests the uses of information technology

(IT) in an organization to provide information to users. A computer-based

information system is a collection of computer hardware and software

designed to transform data into useful information.”

Several types of computer-based information system (Bodnar dan Hopwood,

2014:3-4), are:

1. “Electronic Data Processing (EDP)

EDP is the use of IT to perform an organization’s transaction’s

transaction-oriented data processing. EDP is a fundamental AIS

application in every organization. Data concerning sales transaction,

purchase transaction, cash receipts and cash payments transactions, and

all other financial transactions that an organization understakes must be

accurately recorded, processed, and stored if the organization is to be

suistainable. As computer technology has become commonplace, the term

data processing (DP) has same meaning as EDP.

2. Management information System (MIS)

MIS describe the uses of IT to provide decision-oriented information to

managers. An MIS provides a wide variety of information beyond that

which is associated with DP in organizations. An MIS recognize that

managers within an organization use and require information in decision

making and that computer-based information system can assist in

providing information to managers.

3. Decision Support System (DSS)

In DSS data are processed into a decision-making format for the end user.

A DSS requires the use of decision models and specialized database and

differs significantly from a DP system. A DSS is directed at serving ad

hoc, specific, non-routine information requests by management. DP

system serve routine, recurring, general information needs. A DSS is

designed for specific types of decisions for specific users.

4. Expert System (ES)

An ES is a knowledge-based information system that uses its knowledge

about specific application area to acts as an expert consultant to end

users. Like DSS, an ES requires the use of decision models and specialized

database. Unlike DSS, an ES also requires the development of a

knowledge base the special knowledge that an expert possesses in the

decision area and inference engine the process by wich the expert make a

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

47

decision. An ES attempts to replicate the decisions that would be made by

an expert human decision maker in the same decision situatin. An ES

differs from a DSS in that a DSS assist a user in making a decision,

whereas an ES make decision.

5. Executive Information System (EIS)

An EIS is tailored to the strategic information needs of the top level

management. Much of the information used by top level management

comes from sources other than an organization’s information systems.

Examples are meetings, memos, television, periodicals, and social

activities. Some information must be processed by the organization’s

information system; however, an EIS provides top level management with

easy access to selective information that has been processed by the

organization’s information system. This selective information concerns the

key factors that top level management has identified as being critical to

organization’s success. Actual versus projected market share for product

groups and budget versus actual profit and loss data for divisions might

be key success factors for a top level executive.

6. Accounting information System

Analogous to the preceding definitions, we might define an AIS as a

computer based system designed to transform accounting data into

information. However, we use the term accounting information system

more broadly to include the use of IT, transaction processing cycles, and

the development of information system.”

2.1.6.5 Pemprosesan Data Elektronik

Menurut Agoes (2013:238), yang dimaksud dengan Electronic Data

Processing adalah:

“EDP adalah seperangkat alat elektonik yang dapat dipakai untuk memproses

data/fakta.”

Menurut Halim (2015:300), yang dimaksud dengan pengolahan data

elektronik adalah:

“Sistem PDE (pemprosesan data elektronis) atau EDP (electronic data

processing) adalah sistem pemprosesan data yang menggunakan teknologi

telekomunikasi dan komputer.”

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

48

Sistem PDE merupakan salah satu hasil pengembangan teknologi yang

penting. Menurut Halim (2015:300-303), ada empat komponen sistem PDE, yaitu:

1. “Perangkat Keras (Hardware) Komputer

Hardware merupakan peralatan fisik yang digunakan dalam sistem PDE.

Konfigurasi hardware berisi lima komponen, yaitu:

a. Central Processing Unit (CPU).

b. Peralatan input (input device).

c. Peralatan output.

d. Peralatan komunikasi komputer.

e. Secondary storage.

2. Perangkat Lunak (Software) Komputer

Perangkat lunak komputer yang terkait dengan sistem PDE, adalah system

software dan application software. Perangkat lunak sistem melaksanakan

fungsi umum yang harus ada agar komputer dapat beroperasi dan

mengolah data sebagaimana mestinya. Perangkat lunak sistem terdiri atas:

a. Sistem operasi, sistem operasi meliputi berbagai instruksi yang

tersimpan dalam komputer, yang bertugas untuk mengoperasikan

komputer.

b. Program utility (utility program) yang berfungsi untuk melaksanakan

tugas-tugas pemasukan, pengeluaran dan penggorganisasian data.

c. Compliers dan assemblers yang berfungsi untuk mengubah instruksi

yang ada dalam bahasa program menjadi bahasa mesin.

d. Sistem manajemen basis data atau database management system yang

digunakan perusahaan untuk mengelola dan memanfaatkan database.

Program ini mengelola dan mengendalikan file data secara independen

dengan program aplikasi.

3. Metode Pengorganisasian Data

Metode organisasi data merupakan cara bagaimana data di organisasi

dalam file komputer. Ada dua jenis metode pengorganisasian data yang

dapat digunakan, yaitu:

a. Traditional file method

Pada metode ini, master file dan file transaksi dipisahkan untuk setiap

aplikasi akuntansi atau siklus transaksi yang berbeda. Oleh karena itu,

data dalam file hanya dapat diakses oleh satu program aplikasi yang

dirancang untuk data tersebut. Apabila dua program aplikasi yang

berbeda memerlukan data yang sama, maka dua file yang sama harus

dibuat. Hal ini mengakibatkan hubungan yang terstruktur antara satu

file dengan file lainnya sehingga sering terjadi duplikasi data.

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

49

b. Database Method

Database method merupakan metode organisasi data yang didasarkan

pada kemampuan data dalam file untuk diakses langsung oleh

berbagai program aplikasi. Apabila dua program aplikasi yang berbeda

memerlukan data yang sama, maka cukup diperlukan satu file yang

berisi data yang sama. Metode ini dapat mencegah duplikasi data,

metode ini menerapkan sistem data terpusat dalam suatu database

yang dapat saling bertukar data antarpengguna.

4. Metode Pemprosesan Data

Ada tiga jenis metode pemprosesan data yang dapat digunakan, yaitu:

a. Batch Entry/Batch Processing

Pada metode batch entry/batch processing, data transaksi yang ada

dikumpulkan dalam suatu batch atau kelompok. Setelah itu, data yang

ada dalam kelompok tersebut dimasukan sekaligus ke dalam komputer

untuk diproses bersama-sama, pemasukan data tersebut dilakukan

pada saat tertentu, pemasukan data biasanya digunakan dengan

menggunakan card reader yang membaca kartu plong, kemudian data

tersebut diubah bentuknya ke dalam bentuk yang dapat dibaca oleh

komputer atau machine readable form.

b. On-Line Entry/Batch Processing

Pada metode on-line entry/batch processing, data transaksi uang

terjadi langsung dimasukan melalui terminal, tetapi tidak langsung

proses. Data yang dimasukkan melalui terminal, disimpan terlebih

dahulu dalam suatu file transaksi menunggu saat pemprosesan.

Validitas transaksi akan diverifikasi terlebih dahulu sebelum dicatat

dalam file transaksi. Pengolahan data yang menggunakan batch

processing dilakukan sekaligus oleh komputer.

c. On-Line Entry/On-line Processing

Pada metode on-line entry/on-line processing, data transaksi yang

terjadi langsung dimasukkan melalui terminal untuk langsung

diproses. Terminal tidak hanya merupakan alat input data, tetapi juga

merupakan alat output data. Terminal merupakan alat output data

karena hasil pengolahan data transaksi yang dimasukkan dapat segera

tampak pada layar komputer. Begitu data dimasukkan melalui

terminal, validitas transaksi akan langsung diverifikasi. Apabila data

tersebut valid, maka data langsung diproses. Apabila data tersebut

valid, maka data tidak diproses dan kesalahan yang terjadi akan

disampaikan melalui tampilan layar komputer.”

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

50

2.1.6.6 Manfaat Adanya Teknologi Informasi bagi Perusahaan

Several change in internal control resulting from the integration of IT into

accounting system (Arens, et al.2014:372) are:

1. “Computer Controls Replace Manual Controls

The obvious benefit of IT is the ability to handle large amounts of complex

business transactions cost effectively. Because computers process

information consistently, IT systems can potentially reduce misstatements

by replacing manual procedures with automated controls that apply

checks and balances to each processed transaction. This reduces the

human errors that often occur in manually processed transactions.

2. Higher Quality Information is Available

Complex IT activities are usually administered effectively because the

complexity requires effective organization, procedures, and

documentation. This typically results in providing management with more

and high quality information, faster than manual system, once

management is confident that information produced by IT is reliable,

management is likely to use the information for better management

decisions.”

2.1.6.7 Resiko Teknologi Informasi

Although IT can improve a company’s internal control. It can also affect the

company’s overall control risk. Many risks in manual system are reduced and in

some cases eliminated. However, there are risks a specific to IT systems that can lead

to substantial losses if ignored. If IT system fail, organizations can be paralyzed by

the inability to retrieve information or by the use of unreliable information caused by

processing errors. These risks increase the likelihood of material misstatements in

financial statement (Arens, et al. 2014:372).

Specific risks to IT system (Arens, et al. 2014:372) include:

1. “Risks to hardware and data

Although IT provides significants processing benefit, it also creates risks

in protecting hardware and data, as well as introducing potential for new

types of errors. Specific risks include the following:

Reliance on the functioning capabilities of hardware and software. Without proper physical protection, hardware of software may not

function or may function improperly. Therefore, it is critical to

physically protect hardware, software, and related data from physical

damage that might result from inappropriate use, sabotage, or

environmental damage (such as fire, heat, humidity, or water).

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

51

Systematic versus random errors. When organizations replace manual procedures with technology based procedures, the risk of random

error from human involvement decreases. However, the risk of

systematic error increase because once procedures are programmed

into computer software, the computer software information

consistently for all transaction until the programed procedures are

charge. Unfortunately, flaws in software programming and changes to

that software affect the reliability of computer processing, often

resulting in many significant misstatement. The risk is increased if the

system is not programmed to recognize and flag unusual transactions

or when transaction audit trail are inadequate.

Unauthorized access. IT-based accounting system often allow online

access to electronic data in master file, software, and other records.

Because online access can occur from remote access points, including

by external parties with remote access through the internet, there is

potential for illegitimate access. Without proper online restrictions

such as passwords and user IDs, unauthorized activity may be initiated

through the computer, resulting in improper changes in software

programs and master file.

Loss of data. Much of the data in an IT system are stored in centralized electronic files. This increase the risk of loss or destruction

of entire data files. This has severe ramifications, with the potential for

misstated financial statements and in certain cases, serious

interruption of the entity’s operations.

2. Reduced audit trail

Misstatement may not be detected with the increased use of IT due to the

of a visible audit trail, as well as reduced human involvement, in

addition, the computer replaces traditional types of authorizations in

many IT system.

Visibility of audit trail. Because much of the information is entered directly into the computer, the use of IT often reduces or even

eliminates source documents and records that allow the organization

to trace accounting information. These documents and records are

called the audit trail.

Reduced human involvement. In many IT system, employess who deal with the initial processing of transaction never see the final results.

Therefore, they are less able to identify processing misstatement. Even

if they see the final output, it is often difficult to recognize

misstatements because underlying calculations are not visible and the

results are often highly summarized. Also, employess tend to regard

output generated throught the use of technology as “correct” because

a computer produced it.

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

52

Lack of the traditional authorization. Advance IT system can often initiate transaction automatically, such as calculating interest on

saving accounts and ordering inventory when pres specified order

levels are reached. Therefore, proper authorization depends on

software procedures and accurate master files used to make the

authorization.

3. Need for IT experience and separation of IT duties

IT system reduce the traditional separation of duties (authorization,

keeping, and custody) and create a need for additional IT experience.

Reduced separation of duties. Computers do many duties that were

traditionally segregated, such as authorization and record keeping.

Combining activities from different parts of the organization into one

IT function centralizes responsibilities that were traditionally divided.

IT personnel with access to software and master files may be able to

steal assets unless key duties are segregated within the IT function.

Need for IT experience. Even when companies purchase simple off the shelf accounting software packages, it is important to have personal

with knowledge and experience to install, maintan, and uses the

system. As the use of IT system increase, the need for qualified IT

specialists increase. Many companies create an entire function of IT

operations. The realibilty of an IT system and the information it

generates often depends on the ability of the organization to employe

personnel on hire consultants with appropriate technology knowledge

and experience.”

Sedangkan menurut Hall and Singleton (2007:313-315) , resiko bisnis terbagi

menjadi 2, yaitu:

“Resiko Internal Terdapat sejumlah resiko yang berhubungan dengan jaringan, terutama

internet. Akan tetapi, hal yang mengejutkan adalah kebanyakan aktivitas

yang merusak tidak berasal dari luar, akan tetapi berasal dari orang dalam

dan kegagalan sistem biasa. Karyawan yang kecewa, karyawan yang baru

saja diberhentikan, pelaku penipuan, bekas kontraktor atau konsultan, dan

pihak lainnya kadang ingin balas dendam dan termotivasi untuk

melakukan serangan yang merusak atas perusahaan lamanya. Berikut

resiko lain dari bisnis yang ditimbulkan dari dalam internal perusahaan itu

sendiri:

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

53

a. Kecelakaan/kegagalan sistem

Salah satu jenis risiko lainnya berhubungan dengan ketersediaan

sistem atau kerusakan sistem, hingga kegagalan sistem adalah

alasan umum atas timbulnya masalah.

b. Akuntabilitas yang Tidak Efektif

Kebanyakan auditor internal mengetahui bahwa meskipun banyak

kebijakan telah dikembangkan dengan niat yang baik, dan banyak

prosedur yang efektif telah dibuat dengan baik, penyebab utama

pengendalian yang tidak efektif sering kali berupa kurangnya

tanggung jawab dalam memastikan bahwa prosedur tersebut bekerja

dengan baik.

c. Aktivitas Kejahatan

Salah satu aspek serius dari risiko internal berasal dari karyawan

perusahaan entitas itu sendiri, terutama yang bermotivasi balas

dendam ke perusahaan.

d. Kecurangan

Kecurangan keuangan baru-baru ini membuat masyarakat

menyadari cakupan kecurangan dalam bisnis ini. Jadi, terdapat

resiko yang signifikan bahwa karyawan akan menggunakan

teknologi untuk melakukan kecurangan dalam bentuk kejahatan

dunia maya.

Resiko Eksternal Berikut resiko-resiko yang dihadirkan oleh pihak eksternal perusahaan:

a. Pelanggar

Pelanggar dapat dibagi ke dalam tiga atau empat kelompok: hacker

(dan juga hacker bertopi putih), cracker, dan script kiddies.

- Hacker

Hacker dulu digunakan untuk menggambarkan mereka yang

berbakat di bidang TI hingga dapat “membajak” kode dan

menjalankan sistem operasi kriptik. Kini istilah hacker

digunakan untuk semua jenis pelanggaran TI.

- Hacker topi putih

Hacker berpengalaman yang dipekerjakan perusahaan untuk

berperan sebagai penjahat dengan tujuan mengungkapkan

berbagai kelemahan dalam sistem jaringan dan konektivitas

internet perusahaan.

- Cracker

Cracker masuk ke dalam sistem dengan tujuan untuk “mencuri,

merusak, atau menghancurkan.”

- Script kiddies

Script kiddies dihubungkan cracker dan hacker karena mereka

mendapatkan kode tertulis melalui hacker atau cracker topi

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

54

hitam dan menggunakan jaringan serta pengetahuan internet

dasar untuk menjalankan script atau kode untuk membuat

kerusakan atau untuk membahayakan target, kadang dengan

tujuan untuk mendapatkan “publikasi instan” sebagai motifnya.

b. Virus

Resiko eksternal yang paling besar ialah berasal dari virus yang

menyerang perusahaan.

c. Terorisme Dunia Maya/Kejahatan Dunia Maya

Risiko terorisme dunia maya sangat tinggi untuk beberapa jenis

perusahaan, tetapi untuk semua bisnis yang terkoneksi ke internet,

resiko ini selalu ada.”

2.1.6.8 Pengendalian Internal Khusus atas Teknologi Informasi

To address many of the risks associated with reliance on IT, organizations

often implement specific IT controls. Auditing standards describe two categories of

controls for IT system (Arens, et al, 2014:374-380).

1. “General controls, apply to all aspects of the IT function, six categories of

general controls have an an entity wide effect on all IT Function.

a. Administration of The IT Function

The board of director’s and senior management’s attitude about IT

affect the perceived importance of IT within organization. Their

oversight, resource allocation, and involvement in key IT decision

each signal the importance of IT. In complex environment,

management may establish IT steering committees to help monitor the

organization’s technology needs. The board may rely on regular

reporting by a chief information officer (CIO) or other senior IT

manager to keep management informed. In contrast, when

management assigns technology issues exclusively to lower level

employess or outside consultants, an implied message is sent that IT is

not a high priority. The result is often an understaffed, underfunded,

and poorly controlled IT function.

b. Separation of IT Duties

To respond to the risk of combining traditional authorization, and

record keeping responsibilities by the having computer perform those

tasks, well controlled organizations respond by separating key duties

within IT. Ideally, responsibilities for IT management, systems

development, operations, and data control should be separated as

follow:

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

55

IT management. The CIO or IT managers should be responsible for oversight of the IT function to ensure that activities are carried

out consistent with the IT strategic plan.

System development. System analysts, who are responsible for the

overall design of each application system, coordinate the

development and changes to IT systems by IT personnel responsible

for programming the application and personel outside IT who will

be the primary system users (such as accounts receivable personel).

Operations. Computer operators are responsible for the day to day operations of the computer following schedule established by the

CIO. They also monitor computer consoles for message about

computer efficiency and malfunctions.

Data control. Data input/output control personnel independently verify the quality of input and the reasonableness of output.

c. System Development. System development include:

Purchasing software or developing in house software that meets the organization’s needs. A key to implementing the right software is to

involve a team of both IT and non IT personel, including key users

of the the software and internal auditors.

Testing all software to ensure that the new software is compatible

with existing hardware and software and determine whether the

hardware and software can handle the needed volume of

transaction. Whether software is purchased or developed internally,

extensive testing of all software with realistic data is critical.

d. Phsical and Online Security. Physical controls over computers and

restrictions to online software and related data file decrease the risk

of unauthorized changes to programs and improper use of programs

and data files. Security plans should be in writing and monitored.

Security controls include both physical controls and oonline access

controls.

Physical control. Proper physical controls over computer equipment restrict access to hardware, software, and backup data

files on magnetic tapes or disks, hard drives, CDs, and include

keypad entrances, badge entry systems, security cameras, and

security personnel.

Online access control. Proper user IDs and passwords control access to software and related data files, reducing the likelihood

that unauthorized changes are made to software applications and

data files.

e. Backup and Contingency Planning. Planning failures, fire, excessive

heat or humidity, water damage, or even sabotage can have serious

consequences to businesses using IT. To prevent data loss during

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

56

power outages, many companies rely on battery backups or site

generators. For more serious disasters, organizations need detailed

backup and contingcy plan such as off site storage of critical software

and data files or outsourcing to firms that specialize in secure data

storage. Backup and contingency plans should also identify alternative

hardware that can be used to process company data.

f. Hardware controls. Hardware controls are built into computer

equipment by manufactures to detect and report equipment failures.

Auditors are more concerned with how the client handles error

identified by the hardware controls than with ther adequacy.

Regardless of the quality of hardware controls, output will be

corrected only if the client has provided for handling machine errors.

2. Application Control

Apply to processing transaction such as controls over the processing of

sales or cash receipts. application controls fall into three categories:

a. Input Control. Input control are designed to ensure that the

information entered into the computer is authorized, accurate, and

complete. They are critical because a large portion of errors in IT

systems result from data entry errors and, of course. Regardless of the

quality of information processing, input error result in output errors.

b. Processing Controls. Processing controls prevent and detected errors

while transaction data are processed. General control, especially

controls related to systems development and security, provide

essential control for minimizing errors. Specific application

processing controls are often programmed into software to prevent,

detected, and correct processing errors.

c. Output Control. Output control focus on detecting errors after

processing is completed, rather than on preventing errors. The most

important ouput control is review of the data for reasonableness by

someone knowledgeable about the output. Users can often identify

errors because they know the approximate correct amounts. Several

common controls for detecting errors in output include:

Reconcile computer produced output to manual controls totals.

Compare the number of units processed to the number of units submitted for processing.

Compare a sample of transaction output to input source documents.

Verify dates and times of processing to identify any out of sequence processing.”

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

57

2.1.6.9 Dampak Teknologi Informasi terhadap Proses Audit

Menurut Agoes dan Hoesada (2012:2012), dampak teknologi informasi

terhadap audit adalah:

“Jika komputer digunakan untuk mengolah data akuntansi dan keuangan,

auditor perlu memahami konsep dan terminologi pengolahan data dan

pengendalian untuk berkomunikasi dengan personalia EDP mengenai

aktivitas-aktivitas dan sistem yang terkomputerisasi.”

Menurut Agoes (2013:238), dampak teknologi informasi terhadap proses

audit adalah:

“Perkembangan komputer juga berpengaruh pada pola kerja pemeriksa

(auditor) dalam menjalankan profesinya. Hal tersebut terjadi karena

perusahaan/organisasi menjadi objek pemeriksaan telah menggunakan

komputer sebagai pengolah datanya. Sistem pembukuan, penggajian,

persedian, dan sebagainya banyak yang telah terkomputerisasi, sehingga

mendorong pemeriksa untuk memahami lebih jauh tentang komputer atau

pengolahan data secara elektronik.”

Menurut Arens, et al. (2014:380), dampak teknologi informasi terhadap

proses audit adalah:

“Because auditors are responsible for obtaining an understanding of internal

control, they must be knowledgeable about general and application controls,

whether the client’s use of IT is simple or complex. Knowledge of general

controls increase the auditor’s ability to assess and rely on effective

application controls to reduce controls to reduce control risk for related audit

objectives. For public company auditor who must issue an opinion on

internal control over financial reporting, knowledge of both general and

application IT controls is essential.”

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

58

Sedangkan menurut Halim (2015:299), dampak teknologi informasi terhadap

proses audit adalah:

1. “Pengenalan komputer dalam setiap pengelolaan informasi mempunya

pengaruh yang signifikan terhadap pengendalian intern serta terhadap

auditor yang mengkaji dan menilai sistem pengendalian tersebut.

2. Penyimpanan informasi dalam komputer memungkinkan komputer

digunakan untuk mengaudit informasi dalam komputer yang diinginkan.”

Dari beberapa penjelasan diatas dapat kita pahami bahwa dampak teknologi

informasi bagi proses audit adalah perubahan lingkungan perusahaan yang

menggunakan komputerisasi didalam pengolahan datanya sehingga auditor

memerlukan pemahaman mengenai teknologi informasi klien (auditee). Teknologi

Informasi (TI) akan melanjutkan dampak dramatis secara virtual pada setiap fase

audit, dari program audit yang dihasilkan audit sampai software audit yang mampu

untuk menguji keseluruhan data klien, teknologi sangat esensial untuk akuntan dalam

memahami proses bisnis klien dan dihubungkan dengan lingkungan audit yang

paperless (Nugroho, 2011). Dalam sistem akuntansi yang sudah terkomputerisasi,

bukti-bukti yang dihasilkan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan akuntansi

tradisional atau manual. Bukti elektronis dapat berisi empat bentuk dasar informasi:

teks, data, video, dan suara. Seperti halnya bukti-bukti tradisional, bukti elektronis

dapat meningkatkan masalah yang berkaitan dengan keandalan, kelengkapan,

maupun integritas bukti dan juga menuntut lebih banyak kebutuhan pengendalian

dibandingkan dengan bukti tradisional. Namun, bukti elektronis dalam sistem EDP

tersebut belum tentu diperlukan untuk mengganti bukti tradisional dalam setiap

sistem.

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

59

Auditing Procedures Study (APS) dari AICPA mendefinisikan bukti

elektronis sebagai informasi yang dikirimkan, diproses, dipelihara atau diakses oleh

alat elektronis dan digunakan oleh auditor untuk mengevaluasi asersi laporan

keuangan. Bukti elektronis menambah dimensi baru pertimbangan bagi auditor,

misalnya mengenai keandalan sistem yang menghasilkan dan memproses bukti yang

bersangkutan.

Menurut Halim (2015:306), ada beberapa karakteristik perbedaan antara bukti

tradisional dan bukti elektronik, berikut perbedaan karakteristiknya:

1. “Kesulitan modifikasi

a. Bukti tradisional

Sulit untuk dirubah atau dimodifikasi. Oleh karenanya sangat

beralasan jika modifikasi semacam ini umumnya dipelajari dalam

audit.

b. Bukti elektronis

Lebih mudah untuk dirubah atau dimodifikasi dan lebih sulit dideteksi,

sehingga pengendalian intern memainkan peranan kunci dalam

mendeteksi perubahan.

2. Kredibilitas prima facie

a. Bukti tradisional

Dokumen kertas mempunyai tingkat kredibiltas yang tinggi.

b. Bukti elektronis

Kredibilitas sangat tergantung pada keefektivan struktur pengendalian

intern.

3. Kelengkapan dokumen

a. Bukti tradisional

Bukti kertas umumnya meliputi semua transaksi penting.

b. Bukti elektronis

Bukti elektronis dapat menyembunyikan bukti dengan kode atau

referensi silang pada field lain.

4. Bukti persetujuan

a. Bukti tradisional

Kerta bukti persetujuan diletakkan pada bagian paling atas dokumen

asli.

Page 44: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

60

b. Bukti elektronis

Persetujuan elektronis mungkin tidak dapat dilihat dan dapat

dimunculkan dengan menekan salah satu tombol pada keyboard.

5. Kemudahan penggunaan

a. Bukti tradisional

Bukti kertas tidak memerlukan alat khusus dalam mengevaluasi

maupun memahaminya.

b. Bukti elektronis

Bukti elektronis memerlukan pengetahuan khusus mengenai teknik

ekstraksi data untuk mengevaluasi dan memahaminya.

6. Kejelasan

a. Bukti tradisional

Bukti kertas kerja biasannya jelas dan memunculkan kesimpulannya

yang sama oleh yang berbeda.

b. Bukti elektronis

Bukti elektronis tidak begitu jelas dan akan dapat memunculkan

kesimpulan auditor yang berbeda, tergantung pada prosedur yang

digunakan dan pengendalian uang yang diterapkan.”

2.1.7 Countinuos Auditing

Traditional audit has been obsolete so that there are three facts, that show or

least support IT. First, that we have entered the era of technology where every aspect

of life has been dominated by technology and even harder to find the aspects of life

that do not have the technology. Business has also experienced a fundamental

transformation into the digital age, second now almost all the transaction done

automatically without involving humans as well as the data storage and documents

themselves have been made in electronic form, the third the enterprise resource

planning (ERP) has been widely used so the activity and the data become large and

complex as well as scattered everywell (Antonio, 2014). Many business processes are

dominated by IT/IS applications:therefore CA is able to provide timely, reliable

information, capable to reduce audit cycle thus results in costs savings and

promotote positive social impacts. In this regard, CA is perceived as a technical

solution to address the needs of suitainability in information systems auditing. The

features of CA the integration of suitainability into the audit works may be

accomplished through a continuous auditing approach cum continuous monitoring,

in which features CA actually tied to suitainability goals and targets (Rahman et al,

2014).

Page 45: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

61

Dengan banyaknya keterbatasan traditional audit dalam audit perusahaan

yang menggunakan teknologi informasi dalam kegiatan bisnisnya dan keuntungan

dalam penggunaan continuous audit maka terjadi pergeseran audit dalam lingkungan

teknologi informasi dari traditional auditing menjadi countinous auditing.

Menurut Mainardi (2011:2), yang dimaksud dengan continuous auditing

adalah:

“countinous auditing is one of the many tools within the internal audit

profession to provide reasonable assurance that the control structure

surrounding the operational environment is:suitably designed, established

and operating is intended.”

Menurut CICA dan AICPA yang dimaksud dengan countinous auditing

adalah:

“Countinous audit is a methodology that enables independent auditors to

provide written assurance on a subject matter, for which an entity’s

management is responsible, using a series of auditors report issued virtually

simultaneous with, or a short period of time after, the occurrence of event

underlying the subject matter.”

Menurut ISACA yang dimaksud dengan countinous auditing adalah:

“Countinous auditing has been defined as a methodology or framework that

enables auditor (external and internal) to provide written results on the

subject matter using one or a series of reports issued simultaneously. The

ability to report on events in a real time or near real time environment can

provide significant benefits to the users of audit report. Countinous auditing is

therefore designed to enable auditors to report on subject matter within a

much shorter timeframe than under the traditional model.

Dari beberapa pengertian diatas mengenai countinous auditing dapat dipahami

bahwa countionous auditing adalah metode audit yang digunakan oleh auditor (baik

internal auditor maupun eksternal auditor) untuk memberikan assurance mengenai

Page 46: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

62

suatu subject menggunakan satu atau serangkaian laporan yang dilaporkan secara

bersamaan. CA digunakan untuk melaporkan peristiwa secara real-time/jangka

pendek sehingga para pengguna dari laporan akan mendapatkan keuntungan dari

hasil audit. CA tools provide real time data which is massive in amount, CA allows

performing controls on real-time basis thus increase the overall effectiveness of

internal control system (Aslan and Kaya, 2014). CA achieve suistainability strategic

objective in IS auditing is perceived to have advance to auditors and have great

impacts upon the process of IS auditing. Implementing audit procedures and audit

assurance as a whole ( Rahman, et al, 2014).

2.1.8 Audit Information Technology/Audit Teknologi Informasi

2.1.8.1 Pengertian Audit Information Technology/Audit Teknologi Informasi

Menurut Senft dan Gallegos (2009:4), yang dimaksud dengan audit

information technology adalah:

“IT audit is an integral part of the audit function because it support the

auditor’s judgement on the information processed by computer systems.”

Menurut Agoes dan Hoesada (2012:47), yang dimaksud dengan audit

teknologi informasi adalah:

“Audit teknologi informasi atau information system (IS) audit adalah bentuk

pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur teknologi informasi secara

menyeluruh.

Page 47: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

63

Menurut Bodnar dan Hopwood (2014:412), yang dimaksud dengan audit

information system auditing adalah:

“The term information systems auditing is commonly used to describe two

different types of IT-related activity. One use of the term is to describe the

process of reviewing and evaluating the internal controls in an electronic

data processing (EDP) system. The other general use of the term is to

describe use of the computer by an auditor to perform some audit work that

otherwise would have to be done manually.”

Sedangkan menurut Devale dan Kulkarni (2015) menjelaskan bahwa yang

dimaksud dengan audit information technology adalah:

“IS audit is defined as an audit that encompasses a whole or partial review

and evaluation of automated information processing system, related non

automated processes and the interfaces between them. This definition

provides a very board ambit for an IS audit and covers a review of all or any

aspect of the IT environment from development, from planning to monitoring

and from acquisition to delivery. An IS audit is expected to provide

reasonable assurance to the management on quality (effectiveness, efficiency

and economy), external IT (confidentiality, integrity and availability), and

fiduciary (compliance and realibility).”

Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan

audit teknologi informasi/information system audit adalah pemeriksaan/pengendalian/

pengawasan yang dilakukan oleh auditor IT mengenai seluruh aspek teknologi

informasi yang digunakan oleh perusahaan.

2.1.8.2 Komponen Audit Teknologi Informasi

Audit TI mencangkup sedikitnya enam komponen yang sangat esensial, antara

lain pendefinisian tujuan perusahaan, penentuan isu, tujuan dan perspektif bisnis

antara penanggung jawab bagian dengan bagian IT, review terhadap pengorganisasian

bagian TI yang meliputi perencanaan proyek, status dan prioritasnya, staffing levels,

Page 48: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

64

belanja TI dan IT change process management, assestment infrastruktur teknologi,

assessment aplikasi bisnis, serta temuan-temuan dan laporan rekomendasi. Subjek

audit TI lebih berfokus pada keamanan, keandalan, kinerja, dan kemampuan

mengelola. Masalah tidak hanya mencangkup keamanan file servers dan penerapan

metode cadangan, melainkan juga penerapan standar tertentu seperti C-ICT.

Keandalan meliputi penerapan RAID V disk subsystem untuk server dengan critical

applications dan prosedur penyimpanan data di file server dengan critical

applications dan prosedur penyimpanan data di file server, bukan di drive local C.

Kinerja mencangkup persoalan standarisasi PC, penggunaan LAN, serta cadangan

yang sesuai dengan beban kerja. Sementara itu, kemampuan mengelola menyangkut

penerapan standar tertentu dan pendokumentasian secara teratur dan

berkesinambungan (Agoes dan Hoesada, 2012:234).

2.1.8.3 Audit Teknologi Informasi

Pada dasarnya, audit TI dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu

pengendalian aplikasi (application control) dan pengendalian umum (general

control). Tujuan pengendalian umum lebih menjamin integritas data yang terdapat di

dalam sistem komputer dan sekaligus meyakinkan integritas program atau aplikasi

yang digunakan untuk melakukan pemprosesan data. Sementara itu, tujuan

pengendalian aplikasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa data diinput secara

benar ke dalam aplikasi, diproses secara benar, dan terdapat pengendalian yang

memadai atas output yang dihasilkan. Audit sistem informasi mendukung tujuan

audit tradisional, yaitu tujuan atestasi yang menfokuskan pada pengamanan asset dan

Page 49: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

65

integritas data, serta tujuan manajemen yang tidak hanya meliputi tujuan atestasi,

tetapi juga tujuan efektivitas dan efisisiensi. Ada beberapa aspek yang diperiksa pada

audit sistem teknologi informasi:audit secara keseluruhan menyangkut efektivitas,

efisiensi, availability sytem, reliability, confidentiality, dan integrity, serta aspek

security (Agoes dan Hoesada, 2012:226).

Menurut Hall (2011:10-11), ada beberapa tahapan dalam melakukan audit

teknologi informasi, yaitu:

1. “Audit Planning

The first step in the IT audit is audit planning. Before auditor can

determine the nature and extent of the tests to perform, he or she must

gain a through understanding of the client’s business. A major part of this

phase of the audit is the analysis of audit risk. The auditor’s objective is to

obtain suffiencent information about the firm to plan the other phases of

the audit. The risk analysis incorporate an overwiew of the organization’s

internal controls. During the review of controls, the auditor attempts to

understand the organization’s policies, practice, and the structure. Of the

audit, the auditor also identifies the financially significant applications

and attempts to understand the controls over the primary transactions that

are the processed by these applications. The techniques for gathering the

evidence at this phase include conducting questionares, interviewing

management, reviewing systems documentation, and the observing

acctivties. During this process, the auditor must identifies principal

exposure and the controls that attempt to reduce these exposure. Having

done so, the auditor proceeds to the next phase, where he or she test the

controls for compliance with presestablished standards.

2. Test of Control

The objective of the test of controls phase is to determine whether

adequate internal controls are in place and functioning properly. To

accomplish this, the auditor performs various tests of controls. The

evidence gathering techniques used is this phase may include both manual

techniques and specialized computer audit techniques. At the conclusion

of the test of the control phase, the auditor must asses the quality of the

internal controls by assigning a level of control risk. As previously

explained, the degree of reliance that the auditor can ascribe to internal

controls will affect the nature and extent of substantive testing that needs

to be performed.

Page 50: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

66

3. Substantive Testing

The third phase of the audit process focuses on financial data. This phase

involves a detailed investigation of specific account balances and

transaction through what are called substantive tests. Some substantive

tests are physical labour intensive activities, such as accounting cash,

accounting inventories in the warehouse, and verifying the exixtence of

stock certificates in a safe. In IT environment, the data needed to perform

substantive tests (such as account balances and names and addresses of

individual customer) are contained in data files that often must be

extracted using computer assisted audit tools and techniques (CAATs)

software. “

Sedangkan menurut Agoes dan Hoesada (2012:235-236), ada beberapa tahap

dalam pelaksanaan pemeriksaan audit berbasis teknologi, berikut tahapan-tahapan

yang perlu dilakukan oleh auditor:

1. “Planning

Pada tahapan ini, lakukan perencanaan menyeluruh atas hal-hal mendasar,

seperti fokus komponen yang akan diaudit, framework yang akan

digunakan sebagai pedoman pelaksanaan audit, kebutuhan sumber daya

yang diperlukan, hasil akhir yang diinginkan dari proses audit, jadwal

kegiatan, rencana anggaran biaya jika menggunakan jasa pihak lainnya.

2. Studying and evaluating Control

Pada tahap ini, setelah kita mempelajari bagaimana kondisi dari objek

audit. Secara mendasar, fokus dari audit biasanya adalah kemampuan

pengendalian/control atas objek tersebut. Kemudian, dari hasil analisis

tersebut disusun evaluasi atasnya.

3. Testing and Evaluating Controls

Setelah mempelajari dan mengevaluasi hasil analisisnya, tahap berikutnya

adalah melakukan serangkaian pengujian atas objek audit kita. Pengujian

tersebut tentunya menggunakan standar-standar baku berdasarkan

framework yang sudah ditetapkan sebelumnya untuk digunakan dalam

proses audit. Sama halnya dengan tahapan sebelumnya, inti dari proses

audit adalah melakukan telaah uji atas kemampuan pengendalian atas

setiap aspek dari sumber daya teknologi informasi yang ada berdasarkan

batasan-batasan yang sudah disepakati sebelumnya. Kemudian, hasil dari

pengujian tersebut dievaluasi untuk disusun dalam laporan pemeriksaan.

4. Reporting

Seluruh tahapan yang telah dilakukan sebelumnya dalam proses audit

sistem informasi, kemudian didokumentasikan dalam suatu laporan hasil

audit.

Page 51: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

67

5. Follow-up

Kemudian, hasil dari laporan pemeriksaan atau audit ditindaklanjuti

sebagai acuan para pemegang kebijakan di setiap tingkatan manajemen

organisasi dalam menentukan arah pengembangan dari penerapan

teknologi informasi di organisasi tersebut.”

2.1.8.4 Tipe Aktivitas Pengujian Audit Teknologi Information

Menurut Akmal dan Hadi (2010:17), ada beberapa jenis aktivitas audit yang

dilakukan oleh auditor teknologi informasi berdasarkan luas penggunaan komputer

dan data yang dihasilkan, yaitu:

1. “Audit di Sekitar Komputer

Jenis audit ini dilakukan oleh auditor terhadap hardcopy yang dihasilkan

konputer, sedangkan komputernya tidak disentuh.

2. Audit dengan Komputer

Jenis audit ini ditinjau dari auditornya yang menggunakan bantuan

komputer dalam melakukan audit. Karena itu, organisasi yang diaudit

mungkin belum menggunakan komputer tetapi auditor dalam melakukan

audit dibantu oleh komputer, yaitu ketika menyusun kertas kerja

pemeriksaan dan laporan hasil audit.

3. Audit melalui Komputer

Ini merupakan jenis audit yang dilakukan terhadap organisasi yang telah

menggunakan komputer dalam memproses informasinya, baik secara

sempit dan sederhana maupun secara luas dan canggih.

4. Teknik Audit Berbantuan Komputer (Computer Assisted Audit

Techniques/CAATs)

Ini merupakan jenis audit yang dilakukan dengan bantuan software

komputer baik yang dibuat sendiri ataupun program paket yang disebut

GAS (General Audit Software). Teknik ini digunakan baik pada audit

dengan komputer dan audit melalui komputer.”

The term information systems auditing is commonly used to describe two

different types of IT-related activity. One use of the term is to describe the process of

reviewing and evaluating the internal controls in an electronic data processing

(EDP) system. This type of activitity is normally undertaken compliance testing and

might be describe as auditing throught the computer. The other general use of the

term is to describe use of the computer by an auditor to perform some audit work that

otherwise would have to be done manually. This type of activity is normally

undertaken during substantive of testing of account balances and might be described

Page 52: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

68

as auditing with the computer (Bodnar and Hopwood, 2014:412-415).

1. “Auditing Through The Computer

Audit through the computer may be defined as the verification of controls

in a computerized system. General controls are relevant to the

information systems them selves, as well as to the systems development

aspect of IT. Application controls are related to specific computer

application systems. A thorought information systems audit involves

verifying both general and application controls in a computerized system.

2. Auditing with The Computer

Auditing with the computer is the process of using IT in auditing. IT is

used to perform audit work that otherwiswe would have to be done

manually. The use of IT bu auditors is no longer optional. Most of data

that auditors must evaluate are already in electronic format. It is senseless

to convert wlwctronic data to a parer format strictly for audit purpose.

Furthermore, auditing it self is not immune to competitive pressures to be

more productive. The use of IT is essential to increase the effectiveness

and efficiency.”

Sedangkan menurut Halim (2015:318), beberapa jenis aktivitas audit yang

dilakukan oleh auditor teknologi informasi, yaitu:

1. “Auditing Around The Computer

Selain dengan menggunakan komputer dalam pengujian pengendalian

auditor juga dapat melakukan pengujian dengan metode auditing around

the computer. Metode penggujian dalam metode ini adalah sama dengan

sama dengan pengendalian pada sistem manual. Cara ini digunakan

apabila auditor hanya menggunakan pemahaman SPI yang tidak terkait

dengan sistem PDE dalam menentukan resiko pengendalian.

2. Auditing Through The Computer

Auditing through the computer mencakup penggunaan TBAK atau Teknik

Berbantuan Audit Berbantuan Komputer/CAATs. SPAP seksi 327 par 2

menyebutkan beberapa manfaat TBAK, seperti berikut:

1. Tidak adanya dokumen sumber atau tidak adanya jejak audit, dapat

mengharuskan auditor menggunakan TBAK. TBAK digunakan untuk

melaksanakan pengujian substantif dan pengujian pengendalian.

2. TBAK dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi prosedur audit.

Penggunaan TABK/CAATs untuk penggujian pengendalian sangat

dianjurkan terutama apabila ada kondisi:

a. Pengendalian intern yang signifikan built up pada program komputer.

b. Tidak ada jejak transaksi yang memadai.

c. Pengujian mencangkup atas data yang sangat besar.

Page 53: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

69

Ada 3 pendekatan yang dapat dilakukan auditor untuk melaksanakan

prosedur audit dengan komputer atau TABK. Ketiga pendekatan meliputi:

a. Test Data Approach

Tujuan pendekatan pengujian data adalah untuk menentukan apakah

klien dapat menangani transaksi secara tepat. Pengujian ini meliputi

juga pengujian kemampuan program komputer untuk menolak

penerimaan dan pengolahan transaksi yang tidak valid. Pada

pendekatan ini, pertama kali auditor mempersiapkan data rekaan

auditor sebagai data penguji. Seiring dengan itu, auditor perlu

memepersiapkan program klien, kemudian data rekaan dimasukan

dalam program klien. Auditor menggunakan komputer klien maupun

klien maupun komputer auditor untuk mengolah data rekaan dengan

program klien. Setelah itu, auditor akan memperoleh hasil output

komputer. Hasil output komputer ini kemudian dibandingkan dengan

output yang diharapkan.

b. Integrated Test Facility Approach

Pada metode ini, auditor perlu membuat suatu model perusahaan.

merupakan abstraksi dunia nyata. Jadi, auditor menciptakan suatu

subsistem kecil, seperti tiruan perusahaan yang mini atau divisi, dalam

sistem PDE klien. Auditor kemudian memasukkan data transaksi

penguji pada sistem bersama-sama dengan data aktual. Data penguji

dan data aktual klien diproses bersama-sama oleh sistem klien. Data

penguji harus mencangkup jenis data yang salah atau tidak valid, dan

data yang valid. Kemudian, output yang dihasilkan komputer

dibandingkan dengan hasil yang diharapkan auditor. Setelah tahap

pembandingan tersebut selesai, auditor kemudian menghapus seluruh

data transaksi penguji.

c. Pararell Simulation Approach

Tujuan pendekatan pengujian data adalah untuk menguji akurasi atau

output yang dihasilkan sistem klien. Pada pendekatan ini, pertama kali

auditor meminta data aktual klien pada klien. Auditor kemudian

memasukkan data aktual klien sebagai input pada software program

milik auditor. Auditor menggunakan komputer miliknya untuk

mengolah data aktual klien dengan program milik auditor. Setelah itu,

auditor akan memperoleh hasil output program milik komputer.

Komputer ini kemudian dibandingkan dengan output aktual klien.

3. Auditing With The Computer

Merupakan perkembangan terakhir dalam sistem PDE. Pada tahap ini,

auditor sudah menggunakan komputer dalam berbagai aspek pekerjaan

audit, misalnya untuk meneliti mengkaji data, mengakses file, memanggil

records, mengekstraksi sampel statistik dan melakukan pengujian

perhitungan.”

Page 54: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

70

2.1.8.5 Software Auditing

Auditor dapat menggunakan berbagai macam paket perangkat lunak atau

software audit dalam melaksanakan audit. Satu jenis perangkat lunak dalam auditing

yang umum dipakai adalah generalized audit software. Di samping itu, ada beberapa

software yang dapat mendukung pelaksanaan audit, baik secara langsung maupun

tidak langsung (Halim, 2015:323-325). Berikut contoh software audit:

1. Generalized Audit Software (GAS)

Generalized audit software (GAS) merupakan penggunaan komputer

untuk melaksanakan tugas atau prosedur pengujian audit secara

independen terhadap record klien. GAS berisi sejumlah program

komputer yang bersama-sama melaksanakan berbagai macam fungsi

pengolahan data. GAS dikembangkan suatu Kantor Akuntan Publik untuk

dipakai pada berbagai audit atas klien maupun tahun audit yang berbeda.

Cara kerja generalized audit software meliputi beberapa langkah berikut:

a. Menentukan tujuan audit dan pengujian yang akan dilaksanakan.

Tujuan tersebut berupa penjumlahan suatu file data, pemilihan sample

secara random, verifikasi perhitungan klien, membandingkan data pada

dua file terpisah, dan sebagainya.

b. Menentukan kelayakan penggunaan generalized audit software pada

sistem PDE klien. Penentuan layak tidaknya penggunaan generalized

audit software.

c. Merancang aplikasi, yang meliputi logika aplikasi, perhitungan, dam

format output.

d. Pembuatan kode (coding), hasil perancangan aplikasi kemudian

dibuatkan kode (coded) pada kertas kerja auditor pada bahasa

generalized audit software (GAS) sederhana.

e. Key entry. Kertas kerja berkode kemudian dimasukkan program

bersama dengan Gas dan file data klien.

f. Pemprosesan. Pada tahap ini GAS memproses aplikasi data file klien

aktual, menelaah hasilnya.

GAS dapat diterapkan pada pengujian pengendalian maupun pengujian

substantif. Contoh penggunaan GAS pada pengujian pengendalian adalah

seperti perbandingan harga jual barang dagangan antara file faktur

penjualan yang terkomputerisasi, dengan master file yang berisi data

harga yang terautorisasi. Perbandingan ini disusun untuk menentukan

frekuensi harga yang tak terautorisasi. GAS juga dapat diterapkan pada

pengujian substantif. Contoh penggunaan GAS pada pengujian subtantif

Page 55: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

71

adalah seperti pemilihan atau seleksi dan pencetakan sampel audit,

menguji perhitungan dan membuat perhitungan.

2. Commercial General use Software

Commercial general use software merupakan penggunaan perangkat

lunak yang relatif sederhana dan mudah dioperasikan. Perangkat lunak

ini mudah didapatkan dengan harga yang ringan. Contoh perangkat

komersial yang banyak dipakai adalah electronic spreadsheet atau

pengolah angka, dan pengolah kata atau word processor.

2.1.9 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang telah dilakukan, yang berkaitan dengan kompetensi

auditor eksternal, due professional care terhadap audit teknologi informasi, yaitu

sebagai berikut:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Hasil

Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Nurul Dewi

Ayuni,

Skripsi

(2008)

Pengaruh

Pendidikan,

Pelatihan,

dan

Pengalaman

Auditor

terhadap

Kualitas

Audit atas

sistem

informasi

berbasis

komputer

Pendidikan dan

Pelatihan

berpengaruh

positif terhadap

kualitas audit

atas sistem

informasi

berbasis

komputer

sedangkan

pengaruh

Pengalaman

berpengaruh

negatif terhadap

Variabel X

sama akan

tetapi dalam

penelitian ini

saya

mengambil

kompetensi

yang

didalamnya

terdapat

dimensi

pendidikan,

pelatihan

dan

Variabel Y

yang

berbeda

karena

dalam

penelitian

saya hanya

meneliti

bagaimana

audit

teknologi

informasi.

Page 56: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

72

kualitas audit

atas informasi

berbasis

komputer.

pengalaman.

2 Jayanti

Octavia,

Jurnal (2013)

Pengaruh

Keahlian

Auditor

Eksternal

terhadap

Audit E-

Commerce (

5 KAP di

Bandung)

Adanya

pengaruh yang

signifikan antara

keahlian auditor

eksternal

terhadap audit e-

commerce

sebesar 59,4%.

Variabel X1

termasuk

didalamnya

ada keahlian.

Tidak ada

variabel X2,

dan Y yang

berbeda,

karena

dalam

penelitian

saya ada X2

yaitu due

professional

care dan Y

adalah audit

teknologi

informasi.

3 Fajar Aris

Munandar,

skripsi (2011)

Pengaruh

Kompetensi

Auditor

mengenai E-

Commerce

terhadap

Pengumpula

n Bukti

Audit

Berbasis

EDP Audit

pada Kantor

Akuntan

Publik.

Kompetensi

auditor

mengenai e-

commerce

berpengaruh

terhadap

pengumpulan

bukti audit

berbasis EDP

audit dengan

nilai korelasi

0,725 yang

diinterpretasikan

kuat.

Variabel X1

memiliki

kesamaan

yaitu

kompetensi

mengenai e-

commerce,

e-commerce

termasuk

bagian audit

teknologi

informasi.

Tidak ada

variabel X2,

dan Y yang

berbeda,

karena

dalam

penelitian

saya ada X2

yaitu due

professional

care dan Y

adalah audit

teknologi

informasi.

4 Islahuzzaman

, jurnal

(2009)

Dampak

Teknologi

Informasi

terhadap

Audit

Laporan

Keuangan

Auditor harus

memiliki

pengetahuan

dan pemahaman

yang cukup

tentang TI

khususnya audit

TI dan

pengendalian

umum serta

Hasil

penelitian

islahuzzama

n

menjelaskan

kompetensi

auditor di

lingkungan

TI yang

sama dengan

Tidak ada

variabel X2,

dan Y yang

berbeda,

karena

dalam

penelitian

saya ada X2

yaitu due

professional

Page 57: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

73

aplikasi klien

agar dapat

merencanakan

audit secara

efektif.

X1

penelitian

ini.

care dan Y

adalah audit

teknologi

informasi.

5 Putu Saka

Sumarsana

Putra dan

Naniek

Noviari,

Jurnal (2013)

Pemanfaatan

Teknologi

Informasi,

Kepercayaan,

dan

Kompetensi

pada

Penerapan

Teknik Audit

Sekitar

Komputer

Pemanfaatan

teknologi

informasi,

kepercayaan,

dan kompetensi

auditor memiliki

pengaruh positif

pada penerapan

teknik audit

sekitar

komputer pada

Kantor Akuntan

Publik di Bali.

Hasil

penelitian ini

menjelaskan

kompetensi

auditor di

lingkungan

TI yang

sama dengan

X1

penelitian

ini.

6 Pande Made

Putra

Wedantha

dan Ni Luh

Sari

Widhiyati,

jurnal (2016)

Pengaruh

kemanfaatan,

kemudahan

Pemakai dan

Kompetensi

Auditor pada

Keberhasilan

Penerapan

Teknik Audit

Berbantu

Komputer.

Kemanfaatan ,

kemudahan

pemakaian,

kompetensi

auditor

berpengaruh

positif dan

signifikan pada

keberhasilan

penerapan

teknik audit

berbantu

komputer di

Bali

Hasil

penelitian ini

menjelaskan

kompetensi

auditor di

lingkungan

TI yang

sama dengan

X1

penelitian

ini.

7 Frederick

Gallagos dan

Anna Carlin,

jurnal (2004)

Best Practice

in Due

Professional

Care: An IT

Audit

Perspective

Due

Professional

Care merupakan

komponen

penting dari

audit termasuk

audit TI, due

professional

care berfungsi

sebagai

Page 58: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

74

landasan untuk

memastikan

bahwa klien

menerima high

quality review.

8 Joseph F

Brazel dan

Christopher P

Agoglia,

jurnal (2007)

An

Examination

of Auditor

Planning

Judgements

in a Complex

Accounting

Information

System

Environment

Hasil penilitian

ini ialah auditor

harus sensitif

terhadap

kompetensinya

dalam

memberikan

computer

assurance

specilialist

(CAS) di

lingkungan

sistem akuntansi

yang kompleks.

9 Alexandra

Kanellou dan

Charalambos

Spathis,

jurnal (2011)

Auditing in

Enterprise

System

Environment

: A Synthesis

Hasil penelitian

ini adalah

auditor perlu

meningkatkan

keterampilan

dan

pengetahuan

mereka agar

mampu

menangani bukti

elektronik

secara efektif.

Selain itu,

dengan adanya

kebutuhan akan

internal control

dan keamanan

data elektronik

maka auditor IS

perlu

meningkatkan

keterampilan

dan

Page 59: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

75

pengetahuannya

.

10 Aidi Ahmi

dan Simon

Kent, Jurnal

(2013)

The

utilization of

generalized

Audit

Software

(GAS) by

External

Auditors

Dalam

lingkungan

Audit

Teknologi,

penggunaan

GAS oleh

auditor eksternal

di United

Kingdom masih

sangat rendah.

Hal tersebut

karena beberapa

faktor

diantaranya

karna

pengetahuan

dan pengalaman

auditor dalam

hal audit

komputerisasi,

biaya yang

cukup besar

serta masih

banyak auditor

yang tidak

mengetahui

tentang

penggunaan

GAS di

lingkungan

audit teknologi

informasi.

11 A.B. Devale

dan DR.R.V.

Kulkarni,

jurnal (2015)

A Role Of

Knowledge

Based System

in

Information

Dalam audit

teknologi

informasi

diperlukan

auditor dengan

kompetensi

yang cukup

dalam hal

Page 60: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

76

mengaudit

teknologi

informasi serta

dalam

penggunaan

Sofware Audit

terutama

CATTs

diperlukan

kehati-hatian

dalam

perencanaan

audit dan

perlunya auditor

menggunakan

due professional

carenya.

2.2 Kerangka Pemikiran

Globalisasi meningkatkan interaksi bisnis antar Negara, khususnya transaksi

perdagangan. Setiap Negara tekoneksi satu sama lain, mengadakan kesepakatan

perjanjian perdagangan bebas secara internasional melalui lembaga seperti WTO atau

melakukan perjanjian perdagangan regional melalui kesepakatan dengan beberapa

Negara, seperti ACFTA, G-20, OPEC, dan APEC. Intinya, globalisasi adalah

keniscayaan dan bagian dari proses perkembangan suatu Negara untuk mencapai

tujuan internasional secara bersama-sama, khususnya untuk menambah nilai tambah

dan pertumbuhan ekonomi berkualitas, mengurangi tingkat tingkat buta huruf,

kemiskinan, gizi buruk, ketahanan pangan dan energi. Perkembangan yang sangat

pesat juga diperlihatkan dengan semakin canggih dan terkoneksinya aktivitas atau

Page 61: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

77

kegiatan finansial, produksi, investasi, dan perdagangan yang telah mendorong

tingkat ketergantungan (dependency) antar Negara, korporasi kelas kecil, menengah

atau besar, serta individu, sehingga terbentuk pola interaksi yang kompleks disertai

tingkat persaiangan tinggi.

Salah satu faktor pendorong globalisasi adalah keberadaan teknologi

informasi (TI) yang memungkinkan korporasi/individu saling berhubungan tanpa

dibatasi oleh batas-batas Negara, sehingga dunia seolah-olah menjadi datar (RPP

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia). Perkembangan teknologi informasi

tersebut dalam beberapa dasarwarsa terakhir sangat berdampak pada proses bisnis

yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan atau organisasi cenderung

memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi yang bertujuan untuk

mendongkrak pendapatan dan memperbaiki kinerja.

Dengan digunakannya TI diseluruh organisasi maka pengolahan data

organisasi akan lebih efektif dan efisien. Pengolahan data dengan menggunakan

bantuan komputer (computer based information system) ini digunakan untuk

memproses sejumlah transaksi dengan cepat dan terintegrasi, dapat mengambil dan

menyimpan data dalam jumlah yang besar, dapat mengurangi kesalahan secara

matematis, dan menghasilkan laporan dalam berbagai bentuk dengan tepat waktu.

Penggunaan teknologi informasi memberikan dampak bagai dua mata uang bagi

perusahaan, di satu sisi perusahaan mendapatkan dampak positif dari penggunaan

teknologi informasi dalam kegiatan bisnisnya akan tetapi di satu sisi lain penggunaan

teknologi memberikan dampak negatif juga bagi perusahaan karena semakin

Page 62: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

78

meningkatkatnya kerawanan dari pengembangan sistem informasi tersebut bagi

keamanan perusahaan.

Resiko yang mungkin terjadi akibat kerawanan teknologi informasi/sistem

informasi bagi perusahaan adalah kehilangan data, kesalahan pengambilan keputusan,

resiko kebocoran data, penyalahgunaan komputer, kerugian akibat kesalahan proses

perhitungan, tingginya nilai investasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer

(Agoes dan Hoesada, 2012:231-232). Dengan adanya resiko penggunaan teknologi

informasi, maka diperlukan audit sistem informasi yang pada dasarnya ialah

pengujian (assurance) tentang kesiapan sistem berdasarkan kriteria tertentu.

Kemudian , berdasarkan pengujian auditor akan memberikan rekomendasi perbaikan

yang diperlukan (Agoes dan Hoesada, 2012:233)

Audit atas lingkungan teknologi informasi/sistem informasi dapat dilakukan

oleh bagian pengendalian internal perusahaan yang dilakukan oleh fungsi TI atau

auditor internal, akan tetapi jika dibutuhkan opini publik tentang kesiapan sistem

tersebut, maka perusahaan dapat menggunakan jasa kantor akuntan publik. Kantor

akuntan publik dapat memberikan jasa assurance didalam memberikan kepastian

informasi mengenai realibilitas sistem informasi yang digunakan oleh perusahaan

tersebut. Jasa assurance yang dimaksud ialah jasa atestasi, dimana menurut Arens, et

al (2014:9), Attestation service is a type of assurance in which the CPA firm issues a

report about the realibility of an assertion that is made by another party. Jasa atestasi

yang bisa digunakan oleh perusahaan adalah attestation services on information

technology.

Page 63: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

79

Dalam memberikan jasa audit yang berkaitan dengan teknologi informasi ini

akuntan publik harus memiliki kompetensi dan due professional care didalam

memberikan jasa audit teknologi ini, hal ini sesuai dengan SPAP SA seksi 335

paragraf 03 dan paragraf 04 tentang keahlian dan kompetensi, PSA no 4 tentang

standar utama, dan ISACA IS 1005 tentang due professional care, berikut

penjelasannya:

Paragraf 03

Bila melaksanakan audit dalam pengolahan data elektronik, auditor harus

memiliki pemahaman yang memadai mengenai perangkat keras, perangkat

lunak dan sistem pengolahan komputer untuk merencanakan penugasan dan ia

harus memahami bagaimana dampak pengolahan komputer untuk merencakan

penugasan dan ia harus memahami bagaimana dampak pengolahan data

elektronik terhadap prosedur yang digunakan oleh auditor dalam memperoleh

pemahaman dan melakukan prosedur audit, termasuk prosedur audit,

termasuk penggunaan teknik audit berbantu komputer (computer-assisted

audit technologies).

Paragraf 04

Auditor harus pula memiliki pengetahuan pengolahan data elektronik

memadai untuk menetapkan prosedur audit,tergantung atas pendekatan audit

yang digunakan (audit around computer and through computer).

PSA No.4 Standar Utama menjelaskan bahwa:

Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

Dalam standar umum pertama menegaskan bahwa betapa pun tingginya

kemampuan seseorang dalam bidang-bidang lain, termasuk dalam bidang bisnis dan

keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudkan dalam standar

Page 64: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

80

audit ini, jika ia tidak memiliki pendidikan serta pengalaman yang memadai dalam

bidang auditing. Pencapaian keahlian audit dimulai dengan pendidikan formalnya

yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit.

Dalam ISACA IS 1005 Due Profesional Care dijelaskan bahwa seorang audit

yang memberikan jasa audit teknologi informasi harus:

IS audit and assurance professional should:

Perform engagement with integrity and care.

Demonstrate sufficient understanding and competency to achieve

engagement objectives.

Maintan professional skepticism throughout the engagement.

Maintain professional competency by keeping informed of and complying with development in professional standards.

Communicate with team member their roles and responsibilities and ensure the team’s adherence to the appropriate standards in

conducting engagements.

Address all concern encountered with relevan stakeholder throughout

the engagement.

Maintain effective communications with relevan stakeholders throughout the engagement.

2.2.1 Pengaruh Kompetensi terhadap Audit Teknologi Informasi

Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk

melaksanakan audit dengan benar. Dalam melaksanakan audit, seorang auditor harus

memiliki mutu personal yang baik, memiliki pendidikan formal dibidang auditing dan

akuntansi, pengetahuan yang memadai, pengalaman praktik yang memadai serta

keahlian khusus dibidangnya. Dalam melaksanakan audit teknologi informasi para

auditor diharapkan memiliki pengetahuan, pemahaman, pengalaman dan keahlian

mengenai teknologi informasi, meskipun pengetahuan tersebut diluar dari disiplin

Page 65: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

81

ilmu.

Penelitian yang dilakukan oleh Fajar (2011) tentang Pengaruh Kompetensi

Auditor Mengenai E-Commerce terhadap Pengumpulan Bukti Audit Berbasis EDP

Audit pada Akuntan Publik memberikan hasil bahwa kompetensi sangat diperlukan

dalam audit e-commerce terutama dalam pengumpulan bukti dengan koefisien

korelasi sebesar 0,725 sedangkan koefisien determinasi menunjukan bahwa kualitas

audit dipengaruhi oleh kompetensi auditor sebesar 52,56 % dan sisanya 47,44%

dipengaruhi variable lain. Itu berarti kompetensi auditor memberikan dampak yang

cukup besar dalam hal audit e-commerce (termasuk kedalam lingkungan teknologi

informasi), penelitian lain mengenai kompetensi auditor dalam lingkungan audit

teknologi informasi yang dilakukan oleh Wedantha dan Widhiyani (2016) tentang

Pengaruh Kemanfaatan, Kemudahan Pemakai dan Kompetensi Auditor Eksternal

pada Keberhasilan Penerapan Teknik Audit Berbantu Komputer, dari penelitian ini

diketahui bahwa semakin tinggi kompetensi auditor maka semakin tinggi

keberhasilan penerapan teknik audit berbantu komputer yang dilakukan auditor dalam

mengaudit laporan keuangan dilingkungan teknologi informasi.

Agoes dan Hoesada (2012:226), menyatakan bahwa:

“Penugasan audit sistem informasi ini harus dilakukan oleh orang-orang yang

berkompeten serta dapat diselesaikan tepat waktu.”

Halim (2015:299), menyatakan bahwa:

“Auditor harus mempelajari audit dengan menggunakan komputer untuk

mengimbangi kemajuan teknologi pengolahan data dan kemajuan informasi

Page 66: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

82

keuangan yang diterapkan kliennya.”

Sedangkan Arens, et al (2014:380), menyatakan bahwa:

“Because auditors are responsible for obtaining an understanding of internal

control, they must be knowledgeable about general and application controls,

whether the client’s use of IT is simple or complex. Knowledge of general

controls increase the auditor’s ability to assess and rely on effective

application controls to reduce controls to reduce control risk for related audit

objectives. For public company auditor who must issue an opinion on

internal control over financial reporting, knowledge of both general and

application IT controls is essential.”

Baik dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maupun dari

definisi yang telah ada maka sampai pada pemahaman penulis bahwa kompetensi

auditor mempengaruhi audit teknologi informasi, kompetensi auditor tentang

teknologi informasi akan meningkatkan kemampuan auditor dalam mengaudit

teknologi informasi klien (auditee).

2.2.2 Pengaruh Due Professional Care terhadap Audit Teknologi Informasi

Audit teknologi informasi menuntut auditor untuk melakukan perubahan pada

prosedur dan teknik yang digunakan dalam melakukan tugas auditnya hal tersebut

karena dengan penggunaan teknologi informasi ini akan mengakibatkan perubahan

cara pengumpulan data serta pengolahan data yang terkomputerisasi yang membuat

auditor harus melakukan analisis yang semakin meningkat dan kompleks (Putra dan

Noviari, 2013). Dengan penggunaan teknologi informasi ini juga akan membuat bukti

tertulis berkurang sehingga seorang auditor harus memahami akses rutin ke dalam

sistem, sistem otorisasi dan organisasi serta memahami bagaimana sistem bekerja

melakukan perhitungan.

Page 67: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

83

Penelitian Frederick Gallagos and Anna Carlin (2004) tentang Best Practice

in Due Professional Care: An IT Audit Perspective memberikan hasil bahwa Due

professional care serves as a foundation to ensure that the client a high quality

review, in the post Sarbanes-Oxley Act era, their practice of due professional care is

critical in establishing public confidence in business. Penelitian lain mengenai due

professional care dalam audit teknologi informasi dilakukan Devale dan Kulkarni

(2015) tentang A Role Of Knowledge Based System In Information System Audit yang

memberikan hasil bahwa Computer Aided Audit Techniques may produce a large

proportion of the audit evidence developed on IS audits and, as a result, the IS

auditor should carefully plan for and exhibit due professional care in the use of

Computer Aided Audit Techniques.

Menurut standar ISACA IS 1005:

“IS audit and assurance professionals shall exercise due professional care,

including observance of applicable professional audit standards, in planning,

performing and reporting on the results of engagements.”

Agoes dan Hoesada (2012:227), menyatakan bahwa :

“Bagaimanapun auditor sistem informasi harus dapat menggunakan

pertimbangan profesional ketika menggunakan guidance dan procedure dalam

audit sistem informasi.”

Baik dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maupun dari

standard dari ISACA dan definisi yang telah ada maka sampai pada pemahaman

Page 68: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

84

penulis bahwa due professional care auditor mempengaruhi audit teknologi

informasi, karena dengan adanya due professional care maka auditor teknologi akan

menggunakan prinsip kehati-hatian dan kecermatan dalam pemberian assurance audit

teknologi informasi klien (auditee).

2.2.3 Pengaruh Kompetensi dan Due Professional CareTerhadap Audit

Teknologi Informasi

Menurut Senft dan Gallagos (2009:58), pentingnya kompetensi dan due

professional care bagi auditor teknologi informasi adalah:

“When IT auditors attain their certificate information system auditor (CISA),

they also subscribe to a Code Of Professional Ethics is code applies to not

only the professional conduct but also the personal conduct of IT auditors. It

requires that the ISACA standards are adhered to, confidentiality is

maintained, any illegal or improper activities are reported, the auditors

competence is maintained, due care is used in the course of the audit, the

results of audit work is communicated, and high standards of conduct and

character are maintained.”

Dari pernyataan senft dan gallagos tersebut dapat dipahami bahwa ketika

auditor teknologi informasi yang memiliki sertifikat dari CISA maka auditor tersebut

harus mematuhi kode professional sebagai auditor teknologi informasi, dalam kode

profesional tersebut seorang auditor teknologi informasi perlu menjaga

kompetensinya, penggunaan due professional care dalam pelaksanaan audit teknologi

informasi, penggunaan komunikasi yang baik mengenai hasil audit dan penggunaan

standar yang tinggi yang harus dijaga auditor teknologi informasi dalam menjalankan

tugas audit teknologi informasi.

Page 69: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

85

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Landasan Teori

1. Hall and Singleton (2007)

2. Akmal dan Hadi (2010)

3. James Hall (2011)

4. M Tuanakaota (2011)

5. Agoes dan Hoesada (2012)

6. Sukrisno Agoes (2012)

7. Louwers, Timothy, et al. (2013)

8. Arens, et al. (2014)

9. Bodnar dan Hopwood (2014)

10.Halim (2015)

Referensi

1. James Hall (2011)

2. Agoes dan Hoesada (2012)

3. Sukrisno Agoes (2012)

4. Arens, et al (2014)

5. Bodnar dan Hopwood (2014)

Data Penelitian

1. Auditor yang pernah melakukan audit

teknologi informasi di KAP Bandung.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi

audit teknologi informasi

3. Kuesioner dari 52 Responden

Premis

1. SPAP 2011; CICA 1999

2. Devale and kulkarni (2015); Aslan and

Kaya (2014)

3. Brazel and Christopher (2007);

Izlahuzzaman (2009); Aris (2011);

Putu dan Noviari (2013)

4. Frederick and Anna (2004); AICPA,

1972, SA 230; IFAC 2010, ISA 200;

ISACA, 2012, IS 1005

Kompetensi

Due

Professional

Care

Audit Teknologi

Informasi

Hipotesis 1 Hipotesis 3 Hipotesis 2

Referensi

1. Moch Nazir (2011)

2. Singgih Santoso (2012)

3. Sugiyono (2013)

4. Sunyoto (2013)

Analisis Data

Validitas dan Realibilitas,

Uji Asumsi Klasik, Uji

Regresi Liniear Berganda,

Uji t dan F dengan SPSS 23

Page 70: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/14288/4/BAB 2 Abay.pdf · Menurut Ely dan Dewi (2009:2) yang dimaksud dengan akuntansi adalah: ... Profesi

86

2.3 Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas penulis mencoba mengemukakan hipotesis sebagai

berikut:

H1 : Kompetensi Auditor Eksternal Berpengaruh terhadap Audit Teknologi Informasi.

H2 : Due Profesional Care Auditor Eksternal Berpengaruh terhadap Audit Teknologi

Informasi.

H3: Kompetensi dan Due Profesional Care Auditor Eksternal Berpengaruh terhadap

Audit Teknologi Informasi.