BAB II KAJIAN PUSTAKA -...

20
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Strategi Peningkatan Kualitas 2.1.1. Pengertian Strategi Setiap institusi pendidikan memerlukan strategi untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkannya (Bush dan Coleman, 2008). Hamel dan Prahalad dalam Rangkuti (2002) menjelaskan bahwa strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Strategi sangat diperlukan guna mencapai suatu tujuan, dalam hal ini demi kepuasan pelanggan yang akhirnya berdampak positif juga bagi pemakai strategi tersebut. Desseler (2008) mendefinisikan bahwa strategi adalah rencana jangka panjang organisasi berkenaan dengan bagaimana organisasi itu menyelaraskan kekuatan dan kelemahan dengan peluang dan ancaman eksternal untuk mempertahankan keunggulan kompetitif. Sedangkan Tjokroamidjojo (2000) mengemukakan pendapat bahwa strategi adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya (maximum output) dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif, dengan menentukan tujuan apa yang akan dicapai atau yang akan

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA -...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/2/T2_942011058_BAB II.pdf · berdasarkan sudut pandang tentang apa yang ... Strategi memerlukan

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Strategi Peningkatan Kualitas

2.1.1. Pengertian Strategi

Setiap institusi pendidikan memerlukan strategi

untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang telah

ditetapkannya (Bush dan Coleman, 2008). Hamel dan

Prahalad dalam Rangkuti (2002) menjelaskan bahwa

strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental

(senantiasa meningkat) dan terus menerus dilakukan

berdasarkan sudut pandang tentang apa yang

diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.

Strategi sangat diperlukan guna mencapai suatu

tujuan, dalam hal ini demi kepuasan pelanggan yang

akhirnya berdampak positif juga bagi pemakai strategi

tersebut.

Desseler (2008) mendefinisikan bahwa strategi

adalah rencana jangka panjang organisasi berkenaan

dengan bagaimana organisasi itu menyelaraskan

kekuatan dan kelemahan dengan peluang dan

ancaman eksternal untuk mempertahankan

keunggulan kompetitif. Sedangkan Tjokroamidjojo

(2000) mengemukakan pendapat bahwa strategi adalah

suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya

(maximum output) dengan sumber-sumber yang ada

supaya lebih efisien dan efektif, dengan menentukan

tujuan apa yang akan dicapai atau yang akan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/2/T2_942011058_BAB II.pdf · berdasarkan sudut pandang tentang apa yang ... Strategi memerlukan

8

dilakukan, bagaimana, bilamana dan oleh siapa.

Berbeda sedikit dengan pendapat sebelumnya, kedua

ahli tersebut menjelaskan teknis cara mencapai tujuan

dari strategi yang akan diterapkan.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas

dapat disimpulkan bahwa strategi sedikitnya

menyangkut 3 (tiga) hal, yaitu : (1) cara, (2) sumber, (3)

tujuan. Dapat dikatakan bahwa strategi ialah cara yang

dilakukan dengan memanfaatkan sumber-sumber yang

ada guna mencapai tujuan yang lebih baik dari semula.

Strategi memerlukan pemikiran yang matang sebelum

dilaksanakan agar menghasilkan sesuatu dengan

maksimal.

Agar strategi perusahaan atau organisasi dapat

disusun secara efektif, maka diperlukan adanya

informasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman yang berkaitan dengan kondisi dan situasi

perusahaan atau organisasi tersebut. Salah satu

metode untuk mengetahui kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman perusahaan atau organisasi

adalah analisis SWOT. Menurut Griffin (2004:228),

analisis SWOT adalah evaluasi atas kekuatan

(strengths) dan kelemahan (weaknes) internal suatu

organisasi yang dilakukan secara berhati-hati, dan juga

evaluasi atas peluang (opportunities) dan ancaman

(threats) dari lingkungan. Dalam analisis SWOT, stategi

terbaik untuk mencapai misi suatu organisasi adalah

dengan (1) mengeksploitasi peluang dan kekuatan

suatu organisasi, dan pada saat yang sama (2)

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/2/T2_942011058_BAB II.pdf · berdasarkan sudut pandang tentang apa yang ... Strategi memerlukan

9

menetralisasikan ancamannya, dan (3) menghindari

atau memperbaiki kelemahannya.

2.1.2. Pengertian Kualitas

David Hoyle mendefinisikan kualitas sebagai

berikut:

“The word quality has many meanings, : e.g A degree of excellence, Conformance with requirements, The totality of characteristics of an entity that bear on its ability to satisfy stated or implied needs, Fitness for use, Fitness for purpose, Freedom from defects, imperfections or contamination, and Delighting customers.”

Bisa diartikan bahwa :

“Kata kualitas memiliki banyak makna, : misalnya tingkat keunggulan, kesesuaian dengan persyaratan, totalitas

karakteristik sebuah entitas yang menunjang

kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat, kesesuaian untuk digunakan,

kesesuaian untuk mencapai tujuan, bebas dari cacat,

ketidaksempurnaan atau kontaminasi, dan memuaskan pelanggan”.

Jika diringkas kualitas menurut Hoyle berkaitan

dengan keunggulan dalam beberapa hal yang

dipersyaratkan yang pada akhirnya dapat memuaskan

pelanggan.

Sedangkan Goetsch dan Davis dalam Tjiptono

(2003:4) menjelaskan bahwa kualitas merupakan

kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,

jasa, sumber daya manusia, proses, dan lingkungan

yang memenuhi atau melebihi harapan. Selain itu, ahli

yang menjelaskan makna dari kualitas seperti Philip B.

Crosby (Suardi, 2003) mengemukakan bahwa kualitas

merupakan kesesuaian terhadap persyaratan. Dalam

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/2/T2_942011058_BAB II.pdf · berdasarkan sudut pandang tentang apa yang ... Strategi memerlukan

10

buku yang sama Edwards Deming menjelaskan bahwa

kualitas merupakan pemecahan masalah untuk

mencapai penyempurnaan terus-menerus.

Menurut beberapa ahli diatas kualitas memiliki

beberapa hal yang sama, antara lain kondisi yang

memenuhi atau melebihi harapan, yang akhirnya

memuaskan pelanggan. Bahkan menurut Deming

kualitas perlu untuk disempurnakan terus-menerus,

hal ini berkaitan dengan semakin tingginya tuntutan

terhadap suatu produk barang maupun jasa yang

kompetitif.

2.1.3. Mengembangkan Budaya Kualitas

Agar kualitas dapat senantiasa dijaga dan

ditingkatkan terus-menerus, diperlukan suasana yang

kondusif serta penciptaan budaya kualitas. Dan agar

tercipta budaya kualitas, diperlukan komitmen dari

seluruh anggota organisasi, dan dalam dunia

pendidikan ialah warga sekolah. Menurut Tjiptono

(2006:90) ada beberapa faktor yang dapat

memperlancar dan sekaligus dapat menghambat

pengembangan jasa yang berkualitas, yaitu : (1).

Manusia, (2). Organisasi/struktur, (3). Pengukuran, (4)

Pendukung sistem, (5) Pelayanan, (6). Program, (7).

Komunikasi internal, dan (8). Komunikasi eksternal.

Sekolah pada dasarnya adalah lembaga dimana para

guru memberikan jasanya untuk mendidik anak, dan

ke delapan faktor tersebut juga terdapat di dunia

pendidikan.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/2/T2_942011058_BAB II.pdf · berdasarkan sudut pandang tentang apa yang ... Strategi memerlukan

11

Dikemukakan lebih lanjut oleh Tjiptono

(2006:91) bahwa ada delapan program pokok yang

saling terkait guna membentuk budaya kualitas, yaitu :

(1). Pengembangan individual, (2). Pelatihan

manajemen, (3). Perencanaan Sumber Daya Manusia,

(4). Standar kinerja, (5). Pengembangan karier, (6).

Survey opini, (7). Perlakuan yang adil, (8). Profit

sharing. Meskipun budaya kualitas yang dimasud oleh

Tjiptono adalah dalam hal penyediaan jasa yang terkait

dengan ekonomi, tetapi bisa diaplikasikan dalam

pendidikan, dengan menyesuaikan beberapa hal,

misalnya pelatihan manajemen diartikan sebagai

pelatihan kompetensi. Dalam hal profit sharing, untuk

lembaga pendidikan negeri lebih ke arah eksistensi

sekolah di mata masyarakat, sedangkan untuk lembaga

pendidikan swasta adalah profit untuk yayasan

pengelola pendidikan.

Mengacu pada pendapat Tjiptono di atas

pengembangan kualitas kompetensi profesional guru

dapat dilakukan dengan perencanaan dan pelaksanaan

program pengembangan SDM, misalnya dengan

pelatihan-pelatihan. Selain itu dengan mengikuti

standar kinerja yang telah ditentukan, misalnya dengan

aktif membuat dan mengembangkan materi

pembelajaran. Pengembangan karier selain dilakukan

dengan megikuti pelatihan dapat dilakukan dengan

menempuh pendidikan yang lebih tinggi, mengikuti

berbagai kegiatan seperti seminar dan in house training

yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi

profesional guru.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/2/T2_942011058_BAB II.pdf · berdasarkan sudut pandang tentang apa yang ... Strategi memerlukan

12

2.2. Kompetensi Profesional Guru

2.2.1. Kompetensi Profesional Guru

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah (UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen

pasal 1). Berdasarkan UU tersebut jelas bahwa guru

dalam konteks pendidikan mempunyai peran yang

besar dan strategis. Guru adalah sosok yang langsung

berhadapan dengan peserta didik dalam

mentransformasi ilmu pengetahuan dan teknologi,

sekaligus mendidiknya dengan nilai-nilai yang

konstruktif. Dapat dikatakan bahwa guru mengemban

misi dan tugas yang sangat berat demi kemajuan

bangsa di masa mendatang.

Profesional menurut rumusan UU No. 14 Tahun

2005 Bab I Pasal 1 ayat 4 digambarkan sebagai

pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang

dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang

memerlukan keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang

memenuhi standar mutu dan norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi. Sedangkan Ali

Mudlofir mengungkapkan bahwa profesional itu

mengacu kepada sebutan orang yang menyandang

suatu profesi dan sebutan tentang penampilan

seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai

dengan profesinya (2012:35). Dapat disimpulkan bahwa

guru sebagai suatu profesi harus dilaksanakan dengan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/2/T2_942011058_BAB II.pdf · berdasarkan sudut pandang tentang apa yang ... Strategi memerlukan

13

profesional mengingat profesi tersebut menjadi sumber

penghasilan, melewati pendidikan profesi, dan terlebih

lagi berfungsi untuk mencetak SDM yang handal.

Di dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa yang

dimaksud dengan Kompetensi Profesional Guru adalah

kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas

dan mendalam yang memungkinkannya membimbing

peserta didik memenuhi standar kompetensi yang

ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar

tenaga pendidik. Ia akan disebut profesional jika ia

mampu menguasai keahlian dan keterampilan teoritik

dan praktik dalam proses pembelajaran (Janawi, 2011:

48). Seorang guru harus benar-benar menguasai materi

yang diajarkannya baik teori maupun praktik, sehingga

proses transfer ilmu kepada peserta didik bisa lebih

optimal.

Berdasarkan peraturan yang tertuang dalam

Permendiknas No. 16 Tahun 2007, seorang

pendidik/guru harus memenuhi standar minimal

kompetensi yang terdiri dari kompetensi kepribadian,

pedagogis, profesional, dan sosial. Standar kompetensi

profesional guru menurut permendiknas tersebut

adalah : (1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan

pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran

yang diampu, (2) Menguasai standar kompetensi dan

kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu, (3) Mengembangkan

materi pelajaran yang diampu secara kreatif, (4)

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/2/T2_942011058_BAB II.pdf · berdasarkan sudut pandang tentang apa yang ... Strategi memerlukan

14

Mengembangkan keprofesionalan secara bekelanjutan

dengan melakukan tindakan reflektif, dan (5)

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Jika kita disimak lebih lanjut, Permendiknas No.

16/2007 bersifat terbuka dan dinamis. Artinya,

meskipun peraturan mengatur standar minimal

kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang

pendidik/guru, tetapi tidak terdapat ukuran baku yang

menyatakan bahwa seorang pendidik/guru dinyatakan

telah kompeten atau profesional. Peraturan tersebut

adalah rambu-rambu yang di dalamnya mengandung

tuntutan agar pendidik/guru senantiasa mampu

mewujudkan pengembangan diri untuk meningkatkan

kompetensi dan profesional kerja.

2.2.2. Pentingnya Kompetensi Profesional Guru

Globalisasi sebagai suatu konsep yang mau

tidak mau terjadi akan membawa berbagai dampak,

dan diyakini akan menimbulkan keadaan yang penuh

persaingan dan tantangan dalam berbagai hal,

termasuk di dunia pendidikan. Dalam kondisi yang

demikian guru dituntut untuk lebih kreatif, responsif

dan inovatif. Hal ini dikemukakan oleh Daryanto

(2013:122). Dijelaskan lebih lanjut bahwa kreatif

menuntut para guru untuk mencari dan menemukan

cara-cara yang terbaik dalam meningkatkan kualitas

anak didik. Responsif menuntut para guru untuk cepat

tanggap terhadap segala permasalahan yang timbul,

sedangkan inovatif menuntut para guru untuk selalu

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/2/T2_942011058_BAB II.pdf · berdasarkan sudut pandang tentang apa yang ... Strategi memerlukan

15

mencarai dan mengembangkan cara-cara untuk

meningkatkan kualitas anak didiknya. Jika kita

perhatikan dengan seksama, hal-hal di atas berkaitan

erat dengan profesionalisme guru.

UU Guru dan Dosen menegaskan bahwa guru

merupakan suatu profesi tersendiri di masyarakat yang

setara dengan profesi-profesi lain seperti dokter,

akuntan, notaris, pengacara, atau apoteker. Ditegaskan

dalam UU tersebut bahwa guru adalah pendidik

profesional. Di dalam Permendikas No. 16 tahun 2007

ditetapkan Standar Kompetensi Guru, yang

menyebutkan bahwa guru harus memiliki 4 kompetensi

yaitu pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

Dan sesuai dengan kebijakan pembangunan di negara

kita yang meletakkan pengembangan sumber daya

manusia (SDM) sebagai prioritas pembangunan

nasional, maka kedudukan dan peran guru bermakna

sangat strategis. Jadi kebutuhan guru-guru yang

berkualitas sangat diperlukan demi mempersiapkan

SDM yang berkualitas.

Tingkat kualitas kompetensi profesi seseorang

itu tergantung kepada tingkat penguasaan kompetensi

kinerja (performance competence), hal tersebut

dikemukakan oleh Mudlofir (2012:66). Kompetensi

kinerja lebih ditunjukkan dengan unjuk kerja dalam

melakukan profesi, atau dalam hal mengajar lebih

mengacu kepada kompetensi profesional atau

penguasaan materi meskipun dalam hal ini kompetensi

yang lain, misalnya kompetensi pedagogik juga turut

mendukung.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/2/T2_942011058_BAB II.pdf · berdasarkan sudut pandang tentang apa yang ... Strategi memerlukan

16

2.2.3. Aspek-aspek Kompetensi Profesional Guru

Dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007

tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi

Guru, pada halaman lampiran dijabarkan tentang

kompetensi inti yang merupakan aspek dari masing-

masing 4 (empat) kompetensi yang harus dimiliki oleh

guru, yaitu kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial,

dan profesional. Kompetensi-kompetensi tersebut

disajikan dalam bentuk tabel. Pada paparan

kompetensi profesional tabel adalah seperti berikut ini.

Tabel 2 : Aspek-Aspek Kompetensi Profesional Guru

No. KOMPETENSI INTI GURU

Kompetensi Profesional

20 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola

pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran

yang diampu

21 Menguasai standar kompetensi dan kompetensi

dasar mata pelajaran yang diampu

22 Mengembangkan materi pembelajaran yang

diampu secara kreatif

23 Mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan melakukan tindakan

reflektif

24 Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk mengembangkan diri

Sumber : Permendiknas No. 16/2007

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/2/T2_942011058_BAB II.pdf · berdasarkan sudut pandang tentang apa yang ... Strategi memerlukan

17

Beradasarkan tabel di atas dapat dijelaskan

bahwa untuk memenuhi standar kompetensi

profesional, guru harus memenuhi 5 aspek, yaitu : (1)

penguasaan materi dan konsep ilmu, (2) penguasaan

standar kompetensi, (3) pengembangan materi bahan

ajar, (4) pengembangan diri/profesi, (5) pemanfaatan

teknologi pembelajaran. Selain menguasai materi, guru

juga harus selalu mengembangkan diri dan mampu

memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mencapai

tujuan pembelajaran dengan optimal.

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola

pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran

yang diampu.

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang

dengan sangat pesat. Guru mau tidak mau harus

mengembangkan penguasaan materi terkalit dengan

pelajaran yang diampunya. Agung (2012:104)

menyatakan bahwa pengembangan materi oleh guru

dapat dilakukan apabila dirinya terus menerus

mewujudkan kemauan, kemampuan, dan upaya

mencari, menemukan, dan mengembangkan wawasan

dan pengetahauan dari berbagai sumber. Melalui

penguasaan itu guru akan berusaha untuk

meningkatkan bahan/materi ajar dalam pelaksanaan

tugas pembelajaran.

Telah peneliti kemukakan bahwa guru

mempunyai peran sangat strategis dalam membina dan

mengembangkan potensi anak bangsa, dan dengan

derasnya arus globalisasi guru harus senantiasa meng-

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/2/T2_942011058_BAB II.pdf · berdasarkan sudut pandang tentang apa yang ... Strategi memerlukan

18

up date materi ajarnya, mengingat dinamisnya ilmu

pengetahuan yang terus berkembang. Pentingnya

pengembangan penguasaan materi, konsep, paradigma

dan sebagainya penting diperhatikan dikemukakan

oleh Agung (2012:105), yang bisa dilakukan antara lain

melalui pembekalan kepada calon guru dalam LPTK

agar setelah lulus guru dapat terus menerus

mengembangkan penguasaan materi.

Alternatif yang bisa dilaksanakan oleh para

guru agar bisa menguasai materi, struktur, konsep dan

pola pikir keilmuan misalnya melalui seminar-seminar

yang saat ini sering diadakan. Akses yang luas pada

media cetak dan media elektronik saat ini sangat

menguntungkan guru. Meski guru sebagian besar telah

memiliki sertifikat pendidik, studi lanjut ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi guna menambah wawasan

keilmuan juga perlu dilakukan. Peluang beasiswa dari

berbagai lembaga baik pemerintah maupun non

pemerintah bisa dimanfaatkan. Guru yang tidak mau

mengembangkan dirinya dalam penguasaan materi dan

konsep keilmuannya pada akhirnya merugikan anak

didik, yang artinya tidak memahami profesinya sebagai

guru.

2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi

dasar mata pelajaran yang diampu

Standar Kompetensi (SK) adalah kualifikasi

kemampuan minimal peserta didik yang

menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan

keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/2/T2_942011058_BAB II.pdf · berdasarkan sudut pandang tentang apa yang ... Strategi memerlukan

19

tingkat dan atau semester, standar kompetensi terdiri

atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku

yang harus dicapai dan berlaku secara Nasional (

Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006), sedangkan

Kompetensi Dasar (KD), merupakan penjabaran SK

peserta didik yang cakupan materinya lebih sempit

dibanding dengan SK peserta didik.

Guru dalam mengajar berpedoman pada standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang telah

ditetapkan. Standar kompetensi yang telah ditetapkan

harus tuntas diberikan kepada siswa, tetapi guru perlu

untuk terus mengembangkannya agar lebih optimal

diterima peserta didik. Dalam hal ini guru harus

memahami kemampuan anak didiknya, sekaligus

memahami tujuan dari setiap kegiatan pengembangan

yang dilakukan.

Erat kaitannya dengan kurikulum, maka guru

dapat mengembangkan penguasaan standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang diampunya

melalui kegiatan bedah kurikulum, review dan

sinkronisasi kurikulum. Penyusunan RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran) juga mencantumkan

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus

diberikan, sehingga guru harus benar-benar

menguasainya.

3. Mengembangkan materi pembelajaran yang

diampu secara kreatif

Pada dasarnya pengembangan materi/bahan

ajar oleh guru dipengaruhi penguasaan teori terhadap

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/2/T2_942011058_BAB II.pdf · berdasarkan sudut pandang tentang apa yang ... Strategi memerlukan

20

pelajaran yang diampunya. Seorang guru akan

terkendala mengembangkan materi/bahan ajar dalam

pembelajaran apabila tidak diimbangi dengan

penguasaan teori yang memadai. Agung (2012:107)

mengemukakan bahwa penguasaan materi saja belum

tentu akan memberikan dampak positif terhadap

peserta didik apabila guru kurang mampu

mengembangkannya dalam pengelolaan pembelajaran,

dan diduga menghasilkan pembelajaran dan hasil

belajar yang stagnan atau tidak mengalami perubahan

dari waktu ke waktu.

Dalam menghasilkan tenaga pendidik, peran

LPTK dalam membekali calon guru penguasaan

pengembangan materi/bahan ajar baik secara teoritis

maupun praktis sangat penting. Termasuk dalam hal

ini adalah pemanfaatan metode pembelajaran yang

relevan. Kreatifitas guru sangat penting dalam

memberikan materi pembelajaran agar tujuan

pembelajaran dapat optimal.

Usaha-usaha yang bisa dilaksanakan oleh para

guru dalam mengembangkan materi misalnya melalui

MGMP, yang hampir telah ada di setiap daerah di

Indonesia. Kunjungan guru ke perpustakaan perlu

digalakkan. Peluang lain yang juga bisa dimanfaatkan

adalah terbukanya jendela dunia lewat internet.

Akhirnya berpulang kembali ke guru, guru yang telah

merasa puas dengan materi yang dikuasai dan tidak

mau mengembangkannya akan semakin ketinggalan

dan hanya akan membebani usaha pemerintah untuk

memajukan pendidikan di negara kita.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/2/T2_942011058_BAB II.pdf · berdasarkan sudut pandang tentang apa yang ... Strategi memerlukan

21

4. Mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan melakukan tindakan

reflektif

Guru sebagai suatu profesi, sebagai

konsekuensinya guru harus menguasai berbagai

kompetensi. Kompetensi bukanlan suatu kondisi yang

statis, melainkan dinamis dalam arti mengandung

harapan untuk dikembangkan dan ditingkatkan dari

waktu ke waktu. Hal ini penting untuk dilakukan

mengingat ilmu pengetahuan juga terus mengalami

perkembangan. Guru yang tidak mau mengembangkan

profesinya jelas akan merugikan peserta didik, bahkan

mengingkari profesi sebagai pendidik.

Pengembangan profesi dapat dilakukan melalui

beberapa cara. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah

alternatif pengembangan profesi kaitannya dengan

pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan kaitannya

dengan kemampuan penguasaan materi baik teori

maupun praktik dilaksanakan melalui berbagai

pendidikan dan latihan yang rutin menjadi program

pemerintah melalui Dinas Pendidikan.

Pemerintah membuka peluang untuk

pengembangan profesi bagi guru kejuruan melalui

LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan), BP Dikjur

(Balai Pengembangan Pendidikan Kejuruan), dan

PPPGT (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Guru

Teknologi) yang ada di beberapa provinsi di Indonesia.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/2/T2_942011058_BAB II.pdf · berdasarkan sudut pandang tentang apa yang ... Strategi memerlukan

22

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk mengembangkan diri

Perkembangan teknologi yang demikian pesat,

terutama teknologi komunikasi telah membawa

perubahan besar dalam berbagai bidang, termasuk

dalam bidang pendidikan dan pembelajaran. Jika pada

waktu-waktu sebelumnya hubungan antara pendidik

dan peserta didik hanya berlangsung lewat tatap muka,

dibatasi oleh sekat ruang dan waktu, maka kini telah

dikembangkan komunikasi on-line yang dapat

menembus ruang dan waktu.

Dewasa ini bahkan telah berkembang

pembelajaran dengan sistem e-learning. Aunurrahman

(2010:232) mengemukakan bahwa e-learning adalah

pengalaman mengajar atau belajar dengan

memanfaatkan spektrum teknologi secara luas

utamanya internet untuk mempermudah dan

mempercepat siswa dalam belajar. Pemanfaatan

teknologi melalui internet yang juga bisa dimanfaatkan

adalah blog dan e-mail. Hal yang demikian hanya bisa

dilakukan oleh guru apabila guru menguasai teknologi

informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

SMK Negeri 2 Salatiga telah memanfaatkan

internet dan intranet untuk pembelajaran di kelas,

menyusun administrasi dan melaporkan hasil

pembelajaran lewat sikadu (sistem akademik terpadu).

Guru-guru juga telah diberikan pelatihan tentang e-

learning.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/2/T2_942011058_BAB II.pdf · berdasarkan sudut pandang tentang apa yang ... Strategi memerlukan

23

5.1. Menyusun Strategi untuk Meningkatkan

Kualitas dengan Analisis SWOT

5.1.1. Analisis SWOT

Salah satu analisis yang dapat digunakan untuk

membuat strategi meningkatkan kualitas adalah

dengan analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari

Strenghts, Weakness, Opportunities, dan Threats.

MDITC (2005) menjelaskan bahwa SWOT adalah

perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai

langkah awal dalam pembuatan keputusan dan sebagai

perencanaan strategis dalam berbagai terapan.

Sedangkan Rangkuti (2000:19) berpendapat bahwa

SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang

(opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor

internal kekuatan (strenghts) dan kelemahan

(weakness). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa

analisis SWOT adalah pengujian terhadap kekuatan

dan kelemahan internal, serta kesempatan dan

ancaman dalam menghadapi lingkungan eksternal.

Model analisis SWOT yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan analisis matrik IFAS

(Internal Factors Analisis Summary), analisis matrik

EFAS (External Factors Analisis Summary) dan analisis

matrik SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, and

threats) model Grand Strategy. Matrik IFAS

menggambarkan lingkungan internal yang memberikan

informasi tentang kekuatan yang harus digunakan

secara optimal dan kelemahan harus diatasi atau

diminimalkan. Matrik EFAS menggambarkan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/2/T2_942011058_BAB II.pdf · berdasarkan sudut pandang tentang apa yang ... Strategi memerlukan

24

lingkungan eksternal yang memberikan informasi

tentang peluang yang harus dimanfaatkan dan

ancaman yang harus di hindari.

Matrik SWOT menunjukkan empat

kemungkinan alternatif strategis berdasarkan hasil

audit terhadap lingkungan internal dan lingkungan

eksternal. Langkah-langkahnya seperti berikut ini

(Rangkuti, 2002: 24) :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang

ada berdasarkan Permendiknas No. 16/2007 .

2. Menentukan faktor-faktor yang menjadikan

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

3. Menentukan bobot masing-masing faktor dengan

skala mulai dai 1,0 (paling berpengaruh) sampai 0,0

(tidak berpengaruh), berdasarkan pengaruh faktor-

faktor tesebut terhadap upaya peningkatan kualitas

kompetensi profesional guru (semua bobot tersebut

jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,0).

4. Menentukan skor (1 sampai dengan 5) dari masing-

masing faktor berdasarkan penting tidaknya faktor

tersebut terhadap upaya peningkatan kualitas

kompetensi profesional guru mutu sekolah.

5. Menghitung total skor dengan mengalikan bobot

dan skor untuk masing-masing faktor kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman.

6. Menghitung total skor akhir faktor internal

(kekuatan-kelemahan) dan faktor eksternal

(peluang-ancaman).

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/2/T2_942011058_BAB II.pdf · berdasarkan sudut pandang tentang apa yang ... Strategi memerlukan

25

2.3.2. Merumuskan Strategi dengan Analisis SWOT

Setelah mengumpulkan semua informasi yang

berpengaruh terhadap subjek penelitian, tahap

selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi

tersebut dalam model perumusan strategi. Model yang

dipergunakan adalah matrik Grand Strategy. Dalam

Rangkuti (2000:47) ide dasar dari strategi ini adalah

pemilihan dua variabel sentral di dalam proses

penentuan tujuan utama Grand strategy; memilih

faktor-faktor internal atau eksternal untuk

pertumbuhan atau protabilitas.

Diagram analisis SWOT menurut Rangkuti

(2000:19) yang biasa digunakan dalam bidang ekonomi

tetapi peneliti adaptasikan dalam bidang pendidikan

dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 1:

Diagram Analisis SWOT

6. Mendukung Strategi Turn Around 1. Mendukung Strategi Agresif

4. Mendukung Strategi Defensif 2. Mendukung Strategi Diversifikasi

BERBAGAI

PELUANG

BERBAGAI

KELEMAHAN

BERBAGAI

KEKUATAN

BERBAGAI

ANCAMAN

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/2/T2_942011058_BAB II.pdf · berdasarkan sudut pandang tentang apa yang ... Strategi memerlukan

26

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat

menguntungkan. Perusahaan memiliki

Peluang dan Kekuatan sehingga dapat

memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

yang harus diterapkan dalam kondisi ini

adalah mendukung kebijakan

pertumbuhan yang agresif (Growth

Oriented Strategy).

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman,

perusahaan ini masih memiliki kekuatan

dari segi internal. Strategi yang harus

diterapkan adalah menggunakan

kekuatan untuk memanfaatkan peluang

jangka panjang dengan cara strategi

diversifikasi.

Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar

yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia

menghadapi kendala/kelemahan internal.

Fokus strategi perusahaan ini adalah

meminimalkan masalah-masalah internal

perusahaan sehingga dapat merebut

peluang pasar yang lebih baik

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak

menguntungkan perusahaan tersebut

menghadapi berbagai ancaman dan

kelemahan internal. Strategi yang

diterapkan adalah defensif, misalnya

dengan melakukan efisiensi dan efektifitas

kerja.