BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak...

39
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kelincahan 2.1.1 Pengertian Kelincahan Kelincahan merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang berperan penting dalam merespon suatu gerakan yang didapatkan dikarenakan harus mampu bergerak dengan cepat merubah arah atau melepaskan diri (Ismaningsih, 2015). Menurut Mappaompo (2011) kelincahan adalah suatu bentuk gerakan yang mengharuskan seorang atau pemain untuk bergerak dengan cepat dan mengubah arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen biomotorik yang saling terkait dengan unsur kelincahan terdiri atas koordinasi, keseimbangan, dan kecepatan (Sajoto, 1988). Ditinjau dari keterlibatannya atau perannya dalam beraktivitas, kelincahan dikelompokkan menjadi dua macam yaitu, kelincahan umum (General Agility) dan kelincahan khusus (Special Agility). Berdasarkan jenis kelincahan tersebut menunjukkan bahwa, kelincahan umum digunakan untuk aktivitas sehari-hari atau kegiatan olahraga secara umum yang melibatkan gerakan seluruh tubuh. Sedangkan kelincahan khusus merupakan kelincahan yang bersifat khusus

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kelincahan

2.1.1 Pengertian Kelincahan

Kelincahan merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang berperan

penting dalam merespon suatu gerakan yang didapatkan dikarenakan harus

mampu bergerak dengan cepat merubah arah atau melepaskan diri (Ismaningsih,

2015).

Menurut Mappaompo (2011) kelincahan adalah suatu bentuk gerakan yang

mengharuskan seorang atau pemain untuk bergerak dengan cepat dan mengubah

arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa

kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau

komponen biomotorik yang saling terkait dengan unsur kelincahan terdiri atas

koordinasi, keseimbangan, dan kecepatan (Sajoto, 1988).

Ditinjau dari keterlibatannya atau perannya dalam beraktivitas, kelincahan

dikelompokkan menjadi dua macam yaitu, kelincahan umum (General Agility)

dan kelincahan khusus (Special Agility). Berdasarkan jenis kelincahan tersebut

menunjukkan bahwa, kelincahan umum digunakan untuk aktivitas sehari-hari atau

kegiatan olahraga secara umum yang melibatkan gerakan seluruh tubuh.

Sedangkan kelincahan khusus merupakan kelincahan yang bersifat khusus

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

8

dibutuhkan dalam cabang olahraga tertentu. Kelincahan yang dibutuhkan

memiliki karateristik tertentu sesuai tuntutan cabang olahraga yang dipelajari dan

hanya melibatkan segmen tubuh tertentu (Ismaryanti, 2008).

Seorang pemain yang mempunyai kelincahan yang baik mempunyai

beberapa keuntungan, antara lain: mudah melakukan gerakan yang sulit, tidak

mudah jatuh atau cedera, dan mendukung teknik-teknik yang digunakannya

terutama teknik menggiring bola. Ciri-ciri kelincahan dapat dilihat dari

kemampuan bergerak dengan cepat, mengubah arah dan posisi, menghindari

benturan antar pemain dan kemampuan berkelit dari pemain lawan di lapangan.

Kemampuan bergerak mengubah arah dan posisi tergantung pada situasi dan

kondisi yang dihadapi dalam waktu yang relatif singkat dan cepat

(Purwanto,2004)

Berdasarkan definisi diatas, kelincahan merupakan kemampuan seseorang

dalam merubah posisi dan arah tubuhnya dengan cepat dan tepat pada saat

bergerak sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi saat di lapangan tanpa

kehilangan keseimbangan tubuh.

2.1.2 Kelincahan Pada Pemain Basket

Menurut Sharkey (1984), kelincahan adalah kemampuan tubuh mengubah

arah dengan cepat dan tepat tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan

merupakan bagian dasar dari semua macam olahraga maupun aktifitas yang

memerlukan perubahan posisi badan secara cepat. Faktor dasar yang

mempengaruhi kelincahan adalah daya tahan aerobik dan kebugaran otot yaitu

kekuatan, daya tahan otot dan fleksibilitas. Komponen lain dari kecepatan reaksi

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

9

dan gerak, keseimbangan, power dan koordinasi, faktor-faktor tersebut saling

berkaitan membentuk suatu kelincahan yang merupakan bagian penting pada

performance seseorang.

Untuk mencapai prestasi yang maksimal dalam pelatihan olahraga harus

memperhatikan beberapa faktor, salah satunya adalah teknik dasar dari olahraga

tertentu. Begitu juga dalam olahraga basket, agar mampu melakukan permainan

dengan baik maka harus menguasi teknik dasar dari permainan basket dengan

baik.

Pada pemain basket, kelincahan juga berperan dalam kesiapan untuk

bergerak dengan merubah posisi cepat, membantu meningkatkan kecepatan gerak

dengan arah gerakan yang berkelok-kelok. Kelincahan digunakan untuk

menghindari lawan yang mencoba menutupi arah gerak, berlari dan melompat

tiba-tiba untuk mencetak poin dan menutup pergerakan lawan yang datang

menyerang (Ellis and Smith, 2000).

Menurut Muhammad Muhyi Faruq (2009: 15) para pemain dalam

permainan bola basket membutuhkan tingkat kelincahan sangat tinggi, beberapa

bentuk aktivitas di lapangan yang membutuhkan kelincahan pada saat

memantulkan bola sampai berlari dengan cepat menuju ring basket melewati

beberapa lawan yang menjaga di sekitar ring dengan formasi tertentu. Kelincahan

sangat menentukan agar bisa menerobos menghindari hadangan dari lawan agar

bisa memasukkan bola ke dalam ring basket.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

10

2.1.3 Mekanisme dan Fisiologi Kelincahan

Kelincahan merupakan salah satu komponen biomotorik yang

didefinisikan sebagai kemampuan mengubah arah secara efektif dan cepat.

Kelincahan terjadi karena gerakan tenaga eksplosif (Ruslan, 2012).

Menurut Lestari (2015), kelincahan juga merupakan kombinasi antara

power dengan flexibility. Besarnya tenaga ditentukan oleh kekuatan dari kontraksi

serabut otot. Kecepatan otot tergantung dari kekuatan dan kontraksi serabut otot.

Kecepatan kontraksi otot tergantung dari daya rekat serabut-serabut otot dan

kecepatan transmisi impuls saraf. Seseorang yang memiliki kelincahan yang

cukup tinggi merupakan seseorang yang mampu mengubah arah posisi satu ke

posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi gerak yang baik.

Elastisitas otot sangat penting karena makin panjang otot tungkai dapat terulur,

makin kuat dan cepat otot dapat memendek atau berkontraksi.

Dengan diberikan pelatihan, otot-otot akan menjadi lebih elastis dan ruang

gerak sendi akan semakin baik sehingga persendian akan menjadi sangat lentur

sehingga menyebabkan ayunan tungkai dalam melakukan langkah-langkah

menjadi sangat lebar. Dengan otot yang elastis, tidak akan menghambat gerakan-

gerakan otot tungkai sehingga langkah kaki dapat dilakukan dengan cepat dan

panjang. Keseimbangan dinamis juga akan terlatih karena dalam pelatihan ini

harus mampu mengontrol keadaan tubuh saat melakukan pergerakan. Dengan

meningkatnya komponen-komponen tersebut maka kelincahan akan mengalami

peningkatan (Pratama et al., 2014).

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

11

Pelatihan fisik yang teratur akan menyebabkan terjadinya hipertropi

fisiologi otot, yang dikarenakan jumlah miofibril, ukuran miofibril, kepadatan

pembuluh darah kapiler, saraf tendon dan ligamen, dan jumlah total kontraktil

terutama protein kontraktil myosin meningkat secara proposional. Perubahan pada

serabut otot tidak semuanya terjadi pada tingkat yang sama, peningkatan yang

lebih besar terjadi pada serabut otot putih (fast twitch) sehingga terjadi

peningkatan kecepatan kontraksi otot. Sehingga meningkatnya ukuran serabut otot

yang pada akhirnya akan meningkatkan kecepatan kontraksi otot sehingga

menyebabkan peningkatan kelincahan (Womsiwor, 2014). Selain itu, terjadinya

adaptasi persyarafan ditandai dengan peningkatan teknik dan tingkat keterampilan

seseorang (Sukadiyanto, 2005).

Menurut McArdle (2010), pemberian pelatihan fisik secara teratur dan

terukur dengan takaran dan waktu yang cukup, dapat menyebabkan perubahan

fisiologis yang mengarah pada kemampuan untuk menghasilkan energi yang lebih

besar dan untuk memperbaiki penampilan fisik. Jenis pelatihan fisik yang

diberikan secara cepat dan kuat, akan memberikan perubahan yang meliputi

peningkatan subtrak anareobik seperti ATP-PC, kreatin dan glikogen serta

peningkatan pada jumlah dan aktivitas enzim.

Jadi, telah dibuktikan secara teoritis bahwa dengan dilakukan pelatihan

fisik maka unsur kebugaran jasmani seperti kekuatan otot tungkai, kecepatan,

fleksibilitas sendi lutut dan pinggul, elastisitas otot dan keseimbangan dinamis

akan mengalami peningkatan fungsi secara fisiologis sehingga akan berpengaruh

terhadap peningkatan kelincahan kaki.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

12

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan

Kelincahan termasuk suatu gerak yang rumit, dimana dalam kelincahan

unsur-unsur yang lain seperti kelentukan, koordinasi dan kecepatan yang bereaksi

secara bersamaan. Kelincahan yang dilakukan oleh pemain basket saat berlatih

atau bertanding tergantung pula kemampuan mengkoordinasikan sistem gerak

tubuh dengan respon terhadap situasi dan kondisi yang dihadapi. Kelincahan

ditentukan oleh faktor kecepatan bereaksi, kemampuan untuk menguasai situasi

dan mampu mengendalikan gerakan secara tiba-tiba ( Fajri, 2015).

Ada beberapa komponen biomotorik yang mempengaruhi kelincahan yaitu

kekuatan otot, kecepatan, fleksibilitas, kecepatan reaksi, keseimbangan, dan

koordinasi.

a. Kekuatan Otot

Kekuatan merupakan kemampuan otot atau group otot dalam

menghasilkan tegangan dan tenaga selama usaha maksimal baik secara dinamis

maupun statis. Kekuatan otot adalah kekuatan maksimal otot yang di tunjang

oleh cross sectional otot yang merupakan otot untuk menahan beban maksimal

pada aksis sendi (Ismaningsih, 2015).

b. Kecepatan

Kecepatan merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan

yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau

kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu sesingkat-singkatnya.

Kecepatan bukan hanya berarti menggerakkan anggota-anggota tubuh dalam

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

13

waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan tergantung dari faktor yang

mempengaruhinya yaitu kekuatan, waktu reaksi (reaction time) dan

fleksibilitas (Willmore, 2004).

c. Fleksibilitas

Menurut Ismaningsih (2015), fleksibilitas adalah kemampuan untuk

menggerakkan sendi-sendi dalam jangkauan gerakan penuh dan bebas.

Keluwesan otot dan kebebasan gerak persendian sering dikaitkan dengan hasil

pergerakkan yang terkoordinasi dan efisien. Kelenturan di arahkan kepada

kebebasan luas gerak sendi atau ROM. Fleksibilitas menjadi faktor yang juga

penting dalam mempengaruhi kelincahan.

Kelentukan (fleksibilitas) adalah kemampuan seseorang untuk dapat

melakukan gerak dengan ruang gerak seluas-luasnya dalam persendiannya.

Faktor utamanya yaitu bentuk sendi, elastisitas otot, dan ligamen. Ciri-ciri

latihan kelentukan adalah : meregang persendian, mengulur sekelompok otot.

Kelentukan ini sangat diperlukan oleh setiap atlet agar mereka mudah untuk

mempelajari berbagai gerak, meningkatkan keterampilan, mengurangi resiko

cedera, dan mengoptimalkan kekuatan, kecepatan, dan koordinasi. Kelentukan

dapat dikembangkan melalui latihan peregangan (stretching) yaitu peregangan

dinamik dan peregangan statik (Lestari, 2015).

d. Kecepatan reaksi

Menurut Wahjoedi (2000), kecepatan reaksi merupakan waktu yang

diperlukan untuk memberikan respon kinetik setelah menerima suatu stimulus

atau rangsangan. Karena melalui rangsangan (stimulus) reaksi tersebut

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

14

mendapat sumber dari pendengaran, pandangan (visual), rabaan maupun

gabungan antara pendengaran dan rabaan. Kecepatan reaksi sangat penting

dalam kelincahan, dimana perubahan karateristik kekuatan kecepatan

komponen kontraktil otot yang disebabkan oleh bentangan aksi otot konsentris

dengan menggunakan reflex regangan. Reflex regangan adalah respon paksa

tubuh untuk stimulus eksternal yang membentang pada otot (Ismaningsih,

2015). Semakin cepat waktu yang diberikan untuk memberikan respon kinetik

pada suatu rangsangan (stimulus) maka akan terjadi kecepatan dalam

melakukan pergerakan yang akan meningkatkan kelincahan.

e. Keseimbangan

Keseimbangan adalah kemampuan seseorang untuk mempertahankan

posisi tubuh baik dalam kondisi statik maupun dinamik. Dalam keseimbangan

ini yang perlu diperhatikan adalah waktu refleks, waktu reaksi, dan kecepatan

bergerak. Dan biasanya latihan keseimbangan dilakukan bersama dengan

latihan kelincahan dan kecepatan, bahkan kelentukan. Keseimbangan dapat

dibagi menjadi dua yaitu keseimbangan statis adalah mempertahankan sikap

pada posisi diam di tempat. Ruang geraknya biasanya sangat kecil, seperti

berdiri di atas alas yang sempit. Sedangkan keseimbangan dinamis adalah

kemampuan seseorang untuk mempertahankan posisi tubuhnya pada waktu

bergerak (Lestari, 2015).

f. Koordinasi

Menurut Harsono (1988), koordinasi merupakan kemampuan biomotorik

yang sangat kompleks. Koordinasi erat kaitannya dengan kecepatan, kekuatan,

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

15

daya tahan, dan kelentukan. Oleh karena itu, bentuk latihan koordinasi harus

dirancang dan disesuaikan dengan unsur-unsur kecepatan, kekuatan, daya

tahan, kelincahan dan kelentukan (Bompa, 1994).

Faktor yang mempengaruhi kelincahan juga dikelompokkan menjadi 2 yaitu,

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu genetik, tipe tubuh,

umur, jenis kelamin, berat badan, kelelahan, motivasi sedangkan faktor eksternal

yaitu, suhu dan kelembaban udara, arah dan kecepatan angin, ketinggian tempat,

lingkungan sosial. Berikut uraian dari faktor-faktor tersebut:

1. Faktor internal :

a. Tipe tubuh

Tipe tubuh umumnya diklasifikasikan menjadi tiga komponen tersebut

diistilahkan berturut-turut sebagai: mesomorf, ectomorf, dan endomorph. Tipe

tubuh merupakan kapasitas fisik umum dan hanya sebagai satu indikasi

kecocokan seorang atlet dengan prestasi yang tinggi. berat badan dan tipe

memainkan peranan penting dalam pemilihan cabang olahraga tertentu

(Lestari, 2014)

Menurut Jensen & Fisher, 979), orang yang memiliki bentuk tubuh tinggi

ramping (ectomorf) cenderung kurang lincah seperti halnya orang yang bentuk

tubuhnya bundar (endomorf). Sebaliknya, orang yang bertubuh sedang namun

memiliki perototan yang baik (mesomorf) cenderung memiliki kelincahan

yang lebih baik. Secara khusus oleh Craig yang sependapat dengan

Bloomfield (dalam Pyke, 1991) menyatakan bahwa atlet atletik yang bertipe

ectomesomorf cenderung lebih lincah dibanding yang bertipe endomesomorf.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

16

b. Umur

Massa otot semakin besar seiring dengan bertambahnya umur seseorang.

Pembesaran otot ini erat sekali kaitannya dengan kekuatan otot, di mana

kekuatan otot merupakan komponen penting dalam peningkatan daya ledak.

Kekuatan otot akan meningkat sesuai dengan pertambahan umur (Kamen dan

Roy, 2000).

Selain ditentukan oleh pertumbuhan fisik, kekuatan otot ini ditentukan

oleh aktivitas ototnya. Laki-laki dan perempuan akan mencapai puncak

kekuatan otot pada usia 20-30 tahun. Kemudian di atas umur tersebut

mengalami penurunan, kecuali diberikan pelatihan. Namun umur di atas 65

tahun kekuatan ototnya sudah mulai berkurang sebanyak 20% dibandingkan

sewaktu muda (Nala, 2011).

c. Jenis kelamin

Anak laki-laki memperlihatkan kelincahan sedikit lebih dari pada

perempuan sebelum umur pubertas. Setelah umur pubertas perbedaan

kelincahan lebih mencolok.

d. Berat badan

Berat badan mengurangi kelincahan. Semakin tinggi angka berat badan

seseorang, maka semakin berkurangnya kelincahan yang dimilikinya.

e. Kelelahan

Kelelahan dapat mengurangi kelincahan. Oleh karena itu, sangat penting

memelihara daya tahan jantung dan daya tahan otot, agar kelelahan tidak

mudah timbul.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

17

f. Motivasi

Menurut Gunarsa (2004), motivasi olahraga merupakan keseluruhan daya

penggerak (motif–motif) di dalam diri individu yang menimbulkan kegiatan

berolahraga, menjamin kelangsungan latihan dan memberi arah pada kegiatan

latihan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Dengan motivasi yang baik

akan mencapai hasil latihan maksimal.

g. Genetik

Genetik manusia, unit yang kecil yang tersusun atas sekuen

Deoxyribonucleic Acid (DNA) adalah bahan paling mendasar dalam

menentukan hereditas. Keunggulan genetik yang bersifat pembawaan atau

genetik tertentu diperlukan untuk berhasil dalam cabang olahraga tertentu.

Beberapa komponen dasar seperti proporsi tubuh, karakter, psikologis, otot

merah, otot putih dan suku, sering menjadi pertimbangan untuk pemilihan

atlet (Widhiyanti 2013). Tubuh seseorang secara genetik rata-rata tersusun

oleh 50% serabut otot tipe lambat dan 50% serabut otot tipe cepat pada otot

yang digunakan untuk bergerak (Quinn, 2013).

2. Faktor eksternal :

a. Pelatihan

Pelatihan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam

peningkatan kelincahan. Pelatihan dapat diartikan sebagai suatu usaha

untuk memperbaiki sistem organ alat-alat tubuh dan fungsinya dengan

tujuan untuk mengoptimalkan penampilan atau kinerja atlet (Nala, 2008).

Tujuan latihan fisik meningkatkan fungsi potensial yang dimiliki atlet dan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

18

mengembangkan kemampuan biomotoriknya sehingga mencapai standar

tertentu (Nala, 2002).

b. Suhu dan Kelembapan Relatif

Menurut Widhiyanti (2013), suhu sangat berpengaruh terhadap

performa otot. Suhu yang terlalu panas dapat menyebabkan seseorang

mengalami dehidrasi saat latihan. Dan suhu yang terlalu dingin

menyebabkan seorang atlet susah mempertahankan suhu tubuhnya, bahkan

menyebabkan kram otot. Pada umumnya upaya penyesuaian fisiologis

atau adaptasi orang Indonesia terhadap suhu tropis sekitar 290-300C dan

kelembaban relatif antara 85%-95%.

c. Arah dan Kecepatan Angin

Arah dan kecepatan angin berpengaruh terhadap kelincahan seseorang

karena pelatihan berlangsung di lapangan terbuka. Arah angin diukur

dengan bendera angin/kantong angin sedangkan kecepatannya dengan

anemometer (Kanginan, 2000). Diharapkan dalam penelitian ini, arah dan

kecepatan angin berada dalam batas toleransi, sehingga pengaruh yang di

terjadi dapat ditekan sekecil-kecilnya atau tempat pengambilan data berada

pada kondisi yang sama atau satu tempat.

d. Ketinggian Tempat

Menurut Shepard (1978), setiap peningkatan ketinggian 1000 meter

dari permukaan laut terjadi penurunan percepatan gravitasi sebesar 0,3

cm/dtk. Hal ini akan mempengaruhi penampilan atlet. Tempat yang

percepatan gravitasinya rendah akan lebih mudah mengangkat tubuh

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

19

karena beratnya berkurang sebanding dengan penurunan percepatan

gravitasi. Keuntungan ini dibayar dengan kerugian yang lebih besar.

e. Lingkungan

Faktor lingkungan social juga sangat berpengaruh dalam kebiasaan

hidup aktif. Komponen utama dalam lingkungan social ini adalah

keluarga, dimana dukungan dari keluarga dapat memberikan semangat dan

dukungan anak atau keluarganya.

Seorang pelatih merupakan kekuatan inti dari seorang pemain. Dimana

seorang pelatih yang baik mampu memberikan pengaruh dan dapat

memberikan doronan semangat kepada pemainnya.

Media massa merupakan sumber kekuatan yang tersembunyi, namun

juga efektif dalam mempengaruhi kesadaran dan sikap.

2.1.5 Usia Pelatihan Kelincahan

Pada tahap usia sekolah akhir (15-18 tahun) merupakan tahap pemberian

latihan yang lebih spesial karena akan menapaki awal karier prestasi. Oleh karena

itu penyempurnaan teknik dan keterampilan (technically and skill) harus lebih

diperhatikan dengan didukung oleh peningkatan kemampuan fisik yang prima

(Murykuswari, 2012).

2.1.6 Pengukuran Kelincahan

Kelincahan merupakan kecepatan reaksi yang dimiliki seseorang untuk

mengubah arah gerakan. Kelincahan sangat dibutuhkan dalam berolahraga karena

akan melakukan pergerakan dalam keadaan berdiri atau dalam keadaan berlari

merubah arah secara cepat dan tepat (Ismaningsih, 2015).

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

20

Hal tersebut berkaitan dengan fleksibilitas, keseimbangan, kecepatan

reaksi, kekuatan otot dan koordinasi. Pengukuran yang digunakan dalam

penelitian ini untuk mengukur komponen-komponen tersebut adalah Illinois

agility run test. Illinois agility run test merupakan salah satu tes kelincahan yang

sangat mudah dilakukan yaitu dengan berlari secepat mungkin, lalu dengan cepat

mengubah arah gerakan sesuai dengan alur yang telah disiapkan yaitu pada

panjang lahan 10 meter, lebar 5 meter dan dengan 4 cones yang digunakan

sebagai tanda start, finish, dan untuk titik memutar 2 cones. 4 cones lainnya

disimpan di tengah-tengah diantara titik start dan finish. Jarak tiap cones yang di

tengah adalah 3.3 meter (Ikal,2015).

Gambar 2.1 Illinois Agility Run Test

2.2 Kajian Anatomi dan Fisiologi

2.2.1 Anatomi Otot Tungkai

Daerah tungkai memiliki beberapa grup otot besar yang dapat memberikan

kontribusi terhadap kelincahan. Beberapa grup otot besar yang terlibat adalah:

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

21

1. Group Otot Ekstensor Knee dan Fleksor Hip (Quadriceps Femoris)

Otot quadriceps femoris adalah salah satu otot rangka yang terdapat pada

bagian depan paha manusia. Otot ini mempunyai fungsi dominan ekstensi pada

knee (Watson, 2002). Otot quadriceps terdiri atas empat otot, yaitu:

Gambar 2.2 Grup otot quadriceps femoris (Watson, 2002)

a) Otot Rectus Femoris

Terletak paling superfisial pada facies ventalis berada diantara otot

quadriceps yang lain yaitu otot vastus lateralis dan medialis. Berorigo pada

Spina Illiaca Anterior Inferior (caput rectum) dan pada os ilium di cranialis

acetabulum (caput obliquum) dan mengadakan insersio pada tuberositas tibia

dengan perantaran ligamentum patellae. Otot ini digolongkan ke dalam otot

tipe 1 (Watson, 2002).

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

22

b) Otot Vastus Lateralis

Tipe otot ini adalah otot tipe II yang berada pada sisi lateral yang

mengadakan perlekatan pada facies ventro lateral trochanter major dan

labium lateral linea aspera femoris (Watson, 2002).

c) Otot Vastus Medial

Melekat pada labium medial linea aspera (dua pertiga bagian bawah)

dan termasuk otot tipe II (Watson, 2002).

d) Otot Vastus Intermedius

Mengadakan perlekatan pada facies ventro-lateral corpus femoris juga

merupakan otot tipe II (Watson, 2002).

2. Grup Otot Fleksor Knee dan Ekstensor Hip (Hamstring)

Hamstring merupakan otot paha bagian belakang yang berfungsi sebagai

fleksor knee dan ekstensor hip. Secara umum hamstring bertipe otot serabut

otot tipe II (Watson, 2002). Hamstring terbagi atas tiga otot yaitu:

Gambar 2.3 Grup otot hamstring (Watson, 2002)

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

23

a) Otot Biceps Femoris

Mempunyai dua buah caput. Caput longum dan breve, caput longum

berorigo pada pars medialis tuber Ichiadicum dan M. semitendinosus

sedangkan caput breve berorigo pada labium lateral linea aspera femoris,

insersio otot ini pada capitulum fibula (Watson, 2002).

b) Otot Semitendinosus

Otot ini berorigo pada pars medialis tuber ichiadicum dan berinsersio pada

facies medialis ujung proximal tibia (Watson, 2002).

c) Otot Semimembranosus

Melekat di sebelah pars lateralis tuber ichiadicum turun ke arah sisi

medial regio posterior femoris dan berinsersio pada facies posterior condylus

medialis tibia (Watson, 2002).

3. Grup Otot Plantar Fleksor Ankle

Gambar 2.4 Grup otot plantar fleksor ankle (Watson, 2002)

a) Otot Gastrocnemius

Otot ini merupakan serabut otot fast-twitch yang sangat kuat untuk plantar

fleksi kaki pada ankle joint. Otot gastrocnemius merupakan otot yang paling

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

24

superfisial pada dorsal tungkai dan terdiri dari dua caput pada bagian atas

calf. Dua caput tersebut bersamaan dengan soleus membentuk triceps surae.

Bagian lateral dan medial otot masih terpisah satu sama lain sejauh

memanjang ke bawah pada middle dorsal tungkai. Kemudian menyatu di

bawah membentuk tendon yang besar yaitu tendon Achilles (Hamilton,

2002).

b) Otot Soleus

Seperti otot gastrocnemius, otot soleus berfungsi pada gerakan plantar

fleksi kaki pada ankle joint. Otot ini terletak di dalam gastrocnemius, kecuali

di sepanjang aspek lateral dari ½ bawah calf, di mana bagian lateral soleus

terletak pada bagian atas dari tendon calcaneus. Serabut otot soleus masuk ke

dalam tendon calcaneal dalam pola bipenniform. Otot ini dominan memiliki

serabut slow-twitch (Hamilton, 2002).

4. Group Otot Dorsi Fleksor Ankle

Gambar 2.5 Grup otot dorsi fleksor ankle (Watson, 2002)

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

25

a) Tibialis Anterior

Otot ini terletak di sepanjang permukaan anterior tibia dari condylus

lateral kebawah pada aspek medial regio tarsometatarsal. Sekitar ½ sampai

2/3 ke bawah tungkai otot ini menjadi tendinous. Tendon berjalan di depan

malleolus medial sampai pada cuneiform pertama. Otot ini berperan dalam

gerakan dorsi fleksi ankle dan kaki, serta supinasi (inversi dan adduksi) tarsal

joint ketika kaki dorsi fleksi. Dalam penelitian EMG, otot ini ditemukan aktif

pada ½ orang yang berdiri bebas dan ketika dalam posisi forward lean

(Hamilton, 2002).

b) Extensor Digitorum Longus

Otot ini memanjang pada empat jari-jari kaki. Otot ini juga berperan pada

gerakan dorsi fleksi ankle joint dan tarsal joint serta membantu eversi dan

abduksi kaki. Otot ini berbentuk penniform, terletak di lateral dari tibialis

anterior pada bagian atas tungkai dan lateral dari extensor hallucis longus

pada bagian bawahnya. Tepat di depan ankle joint tendon ini membagi empat

tendon pada masing-masing jari-jari kaki (Hamilton, 2002).

c) Extensor Hallucis Longus

Otot ini berperan dalam gerakan ekstensi dan hiperekstensi ibu jari kaki.

Otot extensor hallucis longus juga berperan pada gerakan dorsi fleksi ankle

dan tarsal joint. Seperti otot diatas, otot ini juga berbentuk penniform. Pada

bagian atas otot ini terletak di dalam tibialis anterior dan extensor digitorum

longus, tetapi sekitar ½ bawah tungkai tendon ini menyebar diantara dua otot

tersebut di atas sehingga otot ini menjadi superfisial. Setelah mencapai ankle

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

26

tendonnya ke arah medial melewati permukaan dorsal kaki sampai pada ujung

ibu jari kaki (Hamilton, 2012).

Selain otot tungkai, otot yang berperan dalam gerakan kelincahan adalah

otot gluteus maximus, gluteus medius dan minimus, Otot-otot ini berperan sebagai

pembentuk bokong.

a. Gluteus maximus

Otot ini merupakan otot yang terbesar yang terdapat di sebelah luar ilium

membentuk perineum. Fungsinya, antagonis dari iliopsoas yaitu rotasi fleksi

dan endorotasi femur. Fungsi utama dari gluteus maximus adalah untuk

menjaga bagian belakang tubuh tetap tegap, atau untuk mendorong kedudukan

pinggul ke posisi yang tepat.

Gambar 2.6 otot gluteus maximus (Watson, 2002)

b. Gluteus medius dan minimus

Otot ini terdapat di bagian belakang dari sendi ilium di bawah gluteus

maksimus. Fungsinya, abduksi dan endorotasi dari femur dan bagian medius

eksorotasi femur.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

27

Gambar 2.7 otot gluteus medius dan minimus (Watson, 2002)

2.2.2 Fisiologi Otot Rangka

Karakteristik otot rangka secara fisiologis ada 4 aspek yaitu: contractility

yaitu kemampuan otot untuk mengadakan respon (memendek) bila dirangsang

(otot polos 1/6 kali; otot rangka 1/10 kali). Exstensibility (distensibility) yaitu

kemampuan otot untuk memanjang bila otot ditarik atau ada gaya yang bekerja

pada otot tersebut bila otot rangka diberi beban. Elasticity yaitu kemampuan otot

untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula setelah mengalami exstensibility atau

distensibility (memanjang) atau contractility (memendek). Exsitability electric

yaitu kemampuan untuk merespon terhadap rangsangan tertentu dengan

memproduksi sinyal-sinyal listrik disebut tindakan potensi (Tortora dan

Derrickson, 2009).

Otot rangka memperlihatkan kemampuan berubah yang besar dalam

memberi respon terhadap berbagai bentuk latihan (Sudarsono, 2009). Beberapa

unit organ tubuh akan mengalami perubahan akibat dilakukan pelatihan. Dengan

latihan yang teratur, akan memberikan beberapa efek positif terhadap otot, bahkan

perubahan adaptif jangka panjang dapat terjadi pada serat otot, yang

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

28

memungkinkan untuk respon lebih efisien terhadap berbagai jenis kebutuhan pada

otot (Wiarto, 2013).

2.3 Pelatihan

2.3.1 Pengertian Pelatihan

Pelatihan merupakam suatu usaha untuk memperbaiki sistem organ alat-

alat tubuh dan fungsinya dengan tujuan untuk mengoptimalkan penampilan atau

kinerja atlet (Nala, 2008). Pelatihan merupakan suatu proses sistematis dari

pengulangan, suatu kinerja progresif yang juga menyangkut proses belajar serta

memiliki tujuan memperbaiki sistem dan fungsi dari organ tubuh agar penampilan

atlet mencapai optimal, secara fisiologis pelatihan fisik merupakan suatu proses

pembentukan reflex bersyarat, proses belajar bergerak serta menghafal gerak

(Bompa, 1990).

Menurut Lestari (2014), kata kunci yang harus dipahami yaitu pelatihan

merupakan suatu proses yang sistematis, repetitif, durasi, progresif dan individual:

(1) sistematis adalah cara atau metode pelatihan terencana secara detail; (2)

repetitif adalah suatu gerakan berulang yang sama dilakukan lebih dari satu kali;

(3) durasi adalah lamanya aktivitas pelatihan (termasuk istirahat) yang harus

dilakukan dalam satu sesi atau sekali pelatihan; (4) progresif adalah peningkatan

atau penambahan beban pelatihan yang dilakukan secara bertahap yang diawali

dengan pemberian beban yang ringan kemudian ditingkatkan secara bertahap

sesuai dengan kemampuan atlet atau dimulai dengan pelatihan yang mudah

(sederhana) kemudian secara bertahap diberikan pelatihan yang semakin berat

(pelatihan yang semakin sulit).

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

29

Pemberian beban pelatihan tidak dapat disamaratakan untuk setiap atlet,

walaupun mereka dalam satu regu cabang olahraga (Nala, 1998).

Secara garis besar pelatihan dapat dibagi atas : (1) Pelatihan fisik (physical

training); (2) Pelatihan teknik (technical training); (3) Pelatihan taktik atau

strategi (tactical training); (4) Pelatihan mental atau psikis termasuk rohani

(psychological training) (Nala, 2002).

2.3.1 Tujuan Pelatihan

Menurut Nala (2002), pelatihan fisik adalah suatu aktivitas fisik yang

dilakukan secara sistematis dalam jangka waktu yang lama secara individual

dengan kian lama kian bertambah bebannya. Tujuan latihan fisik meningkatkan

fungsi potensial yang dimiliki atlet dan mengembangkan kemampuan

biomotoriknya sehingga mencapai standar tertentu.

Perkembangan kondisi fisik secara menyeluruh sangatlah penting, karena

tanpa kondisi fisik yang baik tidak akan dapat mengikuti pelatihan dengan

optimal. Dalam olahraga, pelatihan fisik diarahkan untuk meningkatkan

komponen-komponen kondisi fisik. Dengan demikian pelatihan fisik bertujuan

untuk meningkatkan fungsi kerja faal tubuh dan keterampilan kerja (Lestari,

2015).

Menurut Nossek (1982), tujuan pelatihan fisik meliputi tujuan jangka

panjang dan jangka pendek. Tujuan pelatihan jangka panjang adalah agar

tercapainya status juara, sedangkan tujuan pelatihan jangka pendek berisi aspek

yang terkait dengan kinerja olahraga seperti peningkatan kekuatan, daya tahan,

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

30

daya ledak, kecepatan, kelentukan, reaksi, kelincahan dan sebagainya termasuk

keterampilan (Nossek, 1982).

Pelatihan fisik bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik

dan penyesuaian diri terhadap pembebanan sehingga dicapai kinerja yang tinggi.

Hal ini juga didukung oleh pendapat Nossek (1982) yang mengatakan bahwa

pelatihan fisik bertujuan untuk peningkatan kesiapan dan kapasitas kinerja

olahragawan. Tujuan pelatihan fisik adalah untuk memperbaiki sistem dan fungsi

dari organ tubuh agar penampilan atlet mencapai optimal (Bompa, 1990). Tujuan

utama pelatihan fisik adalah untuk membantu memaksimalkan peningkatan

keterampilan dan prestasi atlet (Harsono, 1996).

2.3.2 Prinsip Pelatihan

Latihan fisik pada hakikatnya merupakan pemberian tahanan pada tubuh

secara teratur, sistematis, berkesinambungan sedemikian rupa sehingga dapat

meningkatkan kinerja, oleh karena itu perlu dipahami prinsip-prinsip latihan

(Brooks, 1984).

Ada beberapa prinsip latihan yang perlu dipahami dengan baik dan benar

oleh para atlet yang akan meningkatkan prestasinya. Menurut pendapat beberapa

ahli bahwa prinsip-prinsip pelatihan tersebut adalah:

a) Prinsip beban berlebih (the overload principle). Prinsip latihan ini bertujuan

untuk mendapatkan pengaruh latihan yang baik, organ tubuh harus mendapat

beban yang biasanya diterima dalam aktivitas sehari-hari. Beban yang

diterima bersifat individual, tetapi pada prinsipnya diberi beban sampai

mendekati maksimal.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

31

b) Prinsip beban bertambah (the principle of progressive resistance). Prinsip

latihan ini adalah beban kerja dalam latihan ditingkatkan secara bertahap dan

disesuaikan dengan kemampuan fisiologi dan psikologi setiap atlet.

c) Prinsip latihan beraturan (the principle of arrangement of exercise). Dalam

setiap melaksanakan latihan, ada tiga tahap yang harus dilalui, yaitu :

pemanasan, latihan inti dan pendinginan. Latihan hendaknya dimulai dari

kelompok otot yang besar, kemudian dilanjutkan pada kelompok otot yang

kecil.

d) Prinsip kekhususan (the principle of specificity). Kekhususan adalah latihan

satu cabang olahraga, mengarah pada perubahan morfologi dan fungsional

yang berkaitan dengan kekhususan cabang olahraga tersebut. Kekhususan

tersebut meliputi kelompok otot yang dilatih dan latihan yang diberikan harus

sesuai dengan keterampilan khusus.

e) Prinsip individualisasi (the principle of Individuality). Faktor individu

mempunyai karakteristik yang berbeda, baik secara fisik maupun secara

psikologis. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah kapasitas kerja serta

perkembangan kepribadian, penyesuaian kapasitas fungsional individu dan

kekhususan organisme.

f) Prinsip kembali asal (reversible principle). Kualitas yang diperoleh dari

latihan akan dapat menurun apabila tidak melakukan latihan dalam waktu

tertentu, demikian harus berkesinambungan.

g) Prinsip beragam (variety principle). Latihan memerlukan proses panjang yang

dilakukan berulang-ulang, hal ini sering menimbulkan kebosanan.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

32

Untuk mengatasinya pelatih harus mampu menciptakan suasana yang

menyenangkan serta membuat aneka macam bentuk latihan.

Dalam melakukan pelatihan harus sesuai dengan prosedur pelatihan, yaitu

sebelum melakukan pelatihan inti perlu dilakukan pemanasan yang berupa

gerakan-gerakan ringan selama 5-10 menit termasuk peregangan otot-otot

(Nala,1986).

Menurut Nala (2002), pemanasan merupakan suatu latihan yang sangat

bersifat fisiologis yang telah secara luas diterima dalam program olahraga.

Pemanasan menghasilkan penampilan berupa latihan dengan intensitas ringan

sampai sedang sebelum pertandingan dengan intensitas yang lebih tinggi.

Pemanasan sangat menguntungkan penampilan karena meningkatkan suhu otot

aktif. Kenaikan suhu otot memungkinkan otot berkontraksi dan mengendor lebih.

Pemanasan juga mempermudah lepasnya oksigen dari hemoglobin dan menaikkan

volume oksigen sehingga kebutuhan energi aerobik berkurang pada permulaan

latihan keras, lagi pula pemanasan awal dapat mengurangi resiko cedera tendon

dan otot. Pemanasan atau warming up sangat perlu dilakukan oleh setiap atlet baik

sebelum berlatih maupun sebelum pertandingan. Sistema tubuh pada waktu

istirahat berada dalam keadaan inersia atau tidak begitu aktif.

Dalam penelitian ini yaitu olahraga bola basket, akan dilakukan

pemanasan selama kurang lebih 10 menit, untuk meningkatkan suhu dan aliran

darah ke seluruh otot lurik terutama otot-otot pada anggota gerak bawah sehingga

memungkinkan unit motorik otot tungkai mempersiapkan fungsinya.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

33

Untuk mengembalikan kondisi tubuh setelah melakukan pelatihan perlu

dilakukan pendingan. Pendinginan merupakan kegiatan penutupan berisi kegiatan

yang tujuannya untuk menyesuaikan keadaan tubuh secara bertahap agar kembali

ke kondisi normal. Kegiatan pendinginan ini bermanfaat untuk mencegah otot

terasa pegal dan kaku. Kegiatannya seperti dengan berbaring, duduk dengan kaki

lebih tinggi. Bisa juga diakhiri dengan jalan kaki lamban selama 3-5 menit, atau

hingga denyut jantung kembali normal (Lutan, 2002). Arti fisiologis yang dapat

ditelusuri dari latihan penutupan ini ialah gerakan-gerakan ringan itu akan

membantu memperlancar sirkulasi (mengaktifkan pompa vena), sehingga akan

membantu mempercepat pembuangan sampah-sampah sisa olahdaya dari otot-otot

yang aktif pada waktu melakukan olahraga sebelumnya.

Dengan tersingkirnya sampah-sampah sisa olahdaya, maka rasa pegal

setelah olahraga dapat dicegah atau dikurangi. Itulah arti fisiologis dari latihan

pendinginan yang pada hakikatnya berupa auto-massage yaitu memijit oleh diri

sendiri (Giriwijoyo, 1992).

Pendinginan atau cooling down dilakukan setelah selesai melakukan

pelatihan atau aktivitas fisik lainnya. Tujuan dari pendinginan adalah menarik

kembali secepatnya darah yang terkumpul di otot skeletal yang telah aktif

sebelumnya ke peredaran darah sentral. Selain itu, berfungsi juga untuk

membersihkan darah dari sisa hasil metabolisme berupa tumpukan asam laktat

yang berada di dalam otot dan darah. Latihan pendinginan dalam penelitian ini

dilakukan kurang lebih 10 menit. Kegiatan yang dilakukan dalam latihan

penutupan ini adalah berjalan kaki lamban selama 3 menit, duduk sambil

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

34

melakukan peregangan statis dan pelemasan terutama pada anggota gerak tubuh

bagian bawah selama 7 menit.

2.4 Zig-Zag Run Exercise

2.4.1 Pengertian Zig-Zag Run Exercise

Menurut Siswantoyo (2003: 20) zig-zag run adalah gerakan lari berkelok-

kelok mengikuti lintasan. Latihan zig-zag run dapat digunakan untuk

meningkatkan kelincahan karena unsur gerak yang terkandung dalam latihan zig-

zag run merupakan komponen gerak kelincahan yaitu lari dengan mengubah arah

dan posisi tubuh, kecepatan, keseimbangan yang juga merupakan komponen gerak

kelincahan. Tujuan latihan lari zig-zag adalah untuk menguasai keterampilan lari,

menghindar dari berbagai halangan baik orang maupun benda yang ada di

sekeliling (Saputra, 2002). Sesuai dengan tujuannya lari zig-zag dibedakan

menjadi dua, yaitu:

1. Latihan lari zig-zag untuk mengukur kelincahan seseorang

2. Latihan lari zig-zag untuk merubah arah gerak tubuh atau bagian tubuh.

Menurut Harsono (1988) keuntungan dan kerugian zig-zag run, yaitu:

1) Keuntungan:

a. Kemungkinan cidera lebih kecil karena sudut ketajaman berbelok arah lebih

kecil (45 dan 90 derajat).

b. Banyak membutuhkan koordinasi gerak tubuh, sehingga mempermudah dalam

tes kelincahan dribbling.

2) Kerugian:

a. Secara psikis arah lari perlu pengingatan lebih.

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

35

b. Atlet tidak terbiasa dengan ketajaman sudut lari yang besar sehingga pada saat

melakukan tes kelincahan dribbling atlet menganggap sudut lari tes kelincahan

dribbling lebih sulit. Akibatnya atlet konsentrasinya terpusat pada arah belok

dan bukan pada kecepatan larinya.

2.4.2. Aplikasi Zig-Zag Run Exercise

Prosedur pelaksanaan zig-zag run Exercise untuk meningkatkan

kelincahan sebagai berikut :

a. Cones disusun berbentuk garis zig-zag dengan jarak antar titik 2 meter.

b. Peserta berdiri di belakang garis start.

c. Setelah ada aba-aba “ya” peserta berlari secepat mungkin mengikuti

arah/cones yang telah disusun secara zig- zag sesuai dengan diagram

sampai batas finish.

Gambar 2.8 Latihan zig-zag run (Gilang, 2007)

2.4.2 Efek Zig-zag Run Exercise Terhadap Kelincahan

Dengan diberikan pelatihan zig-zag run maka unsur kebugaran

jasmani seperti kekuatan otot tungkai, kecepatan, fleksibilitas sendi lutut

dan pinggul, elastisitas otot dan keseimbangan dinamis akan mengalami

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

36

peningkatan fungsi secara fisiologis sehingga akan berpengaruh terhadap

peningkatan kelincahan kaki. Kekuatan merupakan kemampuan

neuromuskuler untuk mengatasi tahanan beban luar dan beban dalam.

Akan terjadi penigkatan kemampuan dan respon fisiologis pada pelatihan

ini yaitu terjadi hypertrophy (pembesaran otot), dan adaptasi persyarafan.

Terjadinya hypertrophy disebabkan oleh bertambahnya jumlah myofibril

pada setiap serabut otot, meningkatnya kepadatan kapiler pada serabut otot

dan meningkatnya jumlah serabut otot. Terjadinya adaptasi persyarafan

ditandai dengan peningkatan teknik dan tingkat keterampilan seseorang

(Sukadiyanto, 2005). Kecepatan sebagai hasil perpanduan dari panjang

ayunan tungkai dan jumlah langkah. Fleksibilitas merupakan kemampuan

persendian untuk bergerak dalam ruang gerak sendi secara maksimal dan

elastisitas merupakan kemampuan otot untuk berkontraksi dan berelaksasi

secara maksimal. Dengan diberikan pelatihan zig-zag run otot-otot akan

menjadi lebih elastis dan ruang gerak sendi akan semakin baik sehingga

persendian akan menjadi sangat lentur sehigga menyebabkan ayunan

tungkai dalam melakukan langkah-langkah menjadi sangat lebar.

Keseimbangan dinamis juga akan terlatih karena dalam pelatihan ini harus

mampu mengontrol keadaan tubuh saat melakukan pergerakan. Otot-otot

sinergis berkontraksi lebih tepat, dan meningkatnya inhibisi otot-otot

antagonis. Dengan meningkatnya komponen-komponen tersebut maka

kelincahan akan mengalami peningkatan.

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

37

Menurut Hanafi (2010) elastisitas otot sangat penting karena makin

panjang otot tungkai dapat terulur, makin kuat dan cepat ia dapat

memendek atau berkontraksi. Dengan otot yang elastis, tidak akan

menghambat gerakan-gerakan otot tungkai sehingga langkah kaki dapat

dilakukan dengan cepat dan panjang. Kelincahan kaki merupakan hal yang

sangat penting, sebab pemain tersebut akan dapat dengan mudah untuk

mengontrol keadaannya disaat melakukan teknik-teknik saat mengontrol

bola. Kecepatan reaksi secara fisiologis ditentukan oleh tingkat

kemampuan penerima rangsang penghantaran stimulus ke sistem syaraf

pusat, penyampaian stimulus melalui syaraf sampai terjadinya sinyal,

penghantaran sinyal dari sistem syaraf pusat ke otot, dan kepekaan otot

menerima rangsang untuk menjawab dalam bentuk gerak (Sukadiyanto,

2005). Semakin singkat waktu yang dibutuhkan untuk mereaksi stimulus

maka semakin baik kecepatan reaksinya. Waktu yang diperlukan untuk

mereaksi stimulus akan menjadi semakin singkat karena terlatihnya

kepekaan saraf sensorik dalam menghantarkan stimulus ke otak dan

terlatihnya saraf motorik dalam menghantarkan perintah/sinyal dari otok

ke otot. Dengan meningkatnya komponen kemampuan fisiologis tersebut

maka akan menyebabkan peningkatan pada kecepatan reaksi.

Dari penelitian sebelumnya yaitu Utama (2013), dikatakan bahwa

dengan melakukan pelatihan zig-zag run exercise akan meningkatkan

kelincahan sebanyak 3,02 detik dari hasil sebelum melakukan pelatihan.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

38

2.5 Shuttle Run Exercise

2.5.1 Pengertian Shuttle Run Exercise

Shuttle run adalah lari secepatnya bolak-balik dari suatu titik ke titik

lainnya, artinya dimulai dari satu titik, kemudian lari ke satu titik lainnya yang

jaraknya 4-5 meter (Maulana,2014). Latihan ini bertujuan untuk melatih

mengubah arah gerak dengan cepat sambil melakukan gerakan.

Menurut Harsono (1988: 172) keuntungan dan kerugian shuttle run exercise,

yaitu :

1) Keuntungan:

a. Secara psikis gerakan shuttle run lebih mudah di ingat sehingga

memungkinkan atlet dapat berkonsentrasi penuh pada kecepatan lari.

2) Kerugian:

a. Pada waktu melakukan latihan, kemungkinan atlet cidera otot lebih besar

karena shuttle run menuntut kekuatan otot untuk berhenti secara mendadak

lalu berbelok arah untuk berlari kearah yang berlawanan.

b. Banyak membutuhkan konsentrasi pada saat berbalik arah.Hal ini

dikarenakan sering terjadi kehilangan keseimbangan.

2.5.2 Aplikasi Shuttle Run Exercise

Prosedur pelaksanaan shuttle run exercise untuk meningkatkan kelincahan

sebagai berikut :

a. Lari bolak-balik dilakukan dengan secepat mungkin sebanyak 6-8

kali (jarak 4-5 meter).

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

39

b. Setiap kali sampai pada suatu titik sebagai bata, si pelari harus

secepatnya berusaha mengubah arah untuk berlari menuju titik

larinya.

c. Perlu diperhatikan bahwa jarak antara kedua titik tidak boleh

terlalu jauh, dan jumlah ulangan tidak terlampau banyak sehingga

menyebabkan kelelahan bagi si pelari.

d. Dalam latihan ini yang diperhatikan ialah kemampuan mengubah

arah dengan cepat pada waktu bergerak.

Gambar 2.9 Latihan shuttle run (Gilang, 2007)

2.5.3 Efek Shuttle Run Exercise Terhadap Kelincahan

Latihan shuttle rum dapat menimbulkan perubahan-perubahan fisiologis,

juga menimbulkan akumulasi nilai dari manfaat latihan sehingga akan

meningkatkan “dayakarsa” untuk mengikuti latihan. Perubahan fisiologis yang

terjadi akibat latihan ditandai dengan meningkatnya fungsi organ tubuh dan otot,

yang pada gilirannya akan memberikan efisiensi gerak bagi pelakunya.

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

40

Perubahan terjadi pada tingkat jaringan otot akibat latihan yang bersifat

anaerobik meliputi: (1) peningkatan sistem ATP-PC seiring dengan

meningkatnya cadangan ATP-PC, (2) peningkatan cadangan glukosa dan enzim-

enzim glikolitik, (3) meningkatnya kecepatan kontraksi otot, (4) hipertropi pada

serabut-serabut otot cepat, (5) meningkatnya densitas kapiler per serabut otot, (6)

meningkatnya kekuatan tendon dan ligamen, (7) meningkatkan kemampuan

rekruitmen motor unit, dan (8) meningkatnya berat tubuh tanpa lemak (Davis et

al., 1989). Perubahan fisiologis yang lain adalah perubahan-perubahan yang

terjadi pada struktur saraf motorik.

Kebanyakan riset fisiologis dari latihan terfokuskan pada perubahan-

perubahan dalam otot skelet, namun demikian beberapa riset yang memusatkan

perhatiannya pada neuromuscular junction dan motoneuron tidak kalah

pentingnya, bahkan mungkin lebih penting, karena ditemukan bahwa kedua

struktur saraf ini menunjukkan perubahan sebagai akibat hasil latihan.

Perubahan-perubahan ini termasuk adaptasi seluler dalam strukturnya,

modifikasi-modifikasi dari transmisi dan perubahan kecepatan reflek, bahan

kimia, respon biokimia dan yang terakhir dalam motoneuron itu sendiri (Fox,

1934).

Pelatihan shuttle run ini menyebabkan perubahan dalam sistem saraf yang

membuat seseorang lebih baik dalam kontrol koordinasi aktivasi kelompok

ototnya, dengan demikian kelincahan dan powernya menjadi lebih tinggi.

Kemungkinan terjadinya peningkatan, kelincahan dan berkaitan dengan “adaptasi

saraf” (Sale, 1992). Perbaikan kontrol motorik dan peningkatan eksplosif

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

41

nampaknya berkaitan dengan latihan tipe ini, yang memiliki kaitan langsung

dengan perubahan susunan saraf otot dan jalur sensor motorik yang kompleks

(Radcliffe & Farentinos, 1985). Menurut Sale (1986) mekanisme “adaptasi saraf”

yang terjadi akibat latihan menyebabkan meningkatnya gaya kontraksi otot yang

disadari (MVC) secara langsung. Peningkatan tersebut terjadi karena

meningkatnya aktivasi otot-otot penggerak utama.

Menurut Jensen & Fisher (1979), peningkatan aktivasi reflex otot-otot

penggerak utama merupakan peningkatan eksitasi jaringan motoneuron, yang

pada gilirannya dapat menghasilkan peningkatan masukan eksitatori, mengurangi

masukan inhibitori atau kedua-duanya. Implikasinya pada atlet yang tidak terlatih

tidak dapat mengaktifkan otot-ototnya secara maksimal dalam kondisi normal.

Secara fungsional simpanan energinya tidak dapat segera digunakan, meskipun

diduga sebagai usaha maksimal yang disadari. Gerakan bolak balik yang terdapat

padalatihan shuttle run memungkinkan terjadi kelelahan yang akan dirasakan oleh

pelari. Kelelahan sangat berpengaruh pada kelincahan seseorang karena mampu

menurunkan komponen-komponen kelincahan.

Dari hasil penelitian sebelumnya yaitu Utama (2013), dikatakan bahwa

dengan melakukan pelatihan shuttle run exercise akan meningkatkan kelincahan

sebanyak 2,20 detik dari watu sebelum melakukan pelatihan.

2.6 Takaran Pelatihan

Sebuah hasil latihan yang maksimal harus memiliki prinsip latihan. Tanpa

adanya prinsip atau patokan yang harus diikuti oleh semua pihak yang terkait,

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

42

mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pada evaluasi pelatihan akan sulit

mencapai hasil yang maksimal (Nala, 2011).

1. Intensitas

Intensitas pada latihan shuttle run dan zig-zag run merupakan ukuran terhadap

aktivitas yang dilakukan dalam satu kesatuan waktu. Kualitas suatu intensitas

yang menyangkut kecepatan atau kekuatan dari suatu aktivitas ditentukan oleh

besar kecilnya persentase (%) dari kemampuan maksimalnya. dalam takaran

pelatihan kelincahan intensitas yang digunakan adalah intensitas sub-maksimum

sampai maksimum. Intensitas tersebut diukur berdasarkan posisi, jarak, dan

jumlah tiang yang digunakan (Nala, 2011).

Dengan berbagai pertimbangan teoritis dan intern dari pemain basket SMA

Negeri 3 Denpasar, maka pada latihan zig-zag run dalam penelitian ini banyaknya

tiang yang digunakan sebanyak 5 buah dengan jarak setiap tiang sejauh 2 meter.

Dan pada latihan shuttle run jarak tempuh yang akan digunakan adalah sejauh 3-4

meter. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kelelahan terhadap pemain

tetapi pelatihan yang dilakukan tetap memberikan efek.

2. Volume

Volume dalam pelatihan merupakan komponen takaran yang paling penting

dalam setiap pelatihan. Unsur volume ini merupakan takaran kuantitatif, yakni

satu kesatuan yang dapat diukur banyaknya, berapa lama, jauh, tinggi atau jumlah

suatu aktivitas (Nala, 2011). Pada umumnya volume pelatihan ini terdiri dari atas :

durasi atau lama waktu pelatihan, jarak tempuh dan berat beban, serta jumlah

repetisi dan set.

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

43

Dalam penelitian ini volume yang digunakan adalah sebagai berikut :

a) Repetisi

Repetisi merupakan pengulangan yang dilakukan tiap set pelatihan. Untuk

latihan kelincahan repetisi yang digunakan adalah 1-3 kali, tetapi untuk

menghasilkan peningkatan yang maksimal repetisi yang sebaiknya digunakan

adalah 3 repetisi untuk tiap set (Nala, 2011).

b) Durasi

Durasi atau lamanya waktu pelatihan dapat dinyatakan dalam detik, menit,

jam, hari, minggu, bulan.

c) Set

Set adalah satu rangkaian dari repetisi (Nala, 1987). Untuk latihan kelincahan

set yang dianjurkan adalah 3-5 kali, untuk menghasilkan peningkatan yang

maksimal set yang sebaiknya digunakan adalah 5 set (Nala, 2011).

d) Istirahat

Waktu istirahat diperlukan dalam setiap set untuk memberikan waktu istirahat

kepada otot-otot yang berperan dalam pelatihan kelincahan. Waktu istirahat yang

dianjurkan adalah selama 1-3 menit antar set, untuk mencegah terlalu lamanya

waktu istirahat (Nala, 2011).

3. Frekuensi

Frekuensi merupakan kekerapan atau kerapnya pelatihan per-minggu. Dalam

pelatihan kelincahan, frekuensi yang biasa digunakan adalah 3-5 kali seminggu

(Nala, 2011). Hal ini sesuai bagi atlet sehingga menghasilkan peningkatan

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

44

kemampuan otot yang baik serta tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti

(Harsono, 1996)

Dengan berbagai pertimbangan teoritis dan terkait intern pemain basket SMA

Negeri 3 Denpasar, maka dalam penelitian ini latihan dilakukan tiga kali sesi

pertemuan dalam satu minggu, dengan diberi jeda waktu tidak lebih dari 48 jam.

Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya waktu senggang selama 2 hari

berturut-turut, ini mengakibatkan jika berturut-turut terdapat istirahat selama lebih

dari dua hari dikhawatirkan kondisi fisik atlet akan kembali ke keadaan semula

(Nala, 1998). Latihan ini dilaksanakan 4 minggu agar mengasilkan efek yang

optimal.

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf · arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Unsur atau komponen

45