BAB II KAJIAN PUSTAKA -...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA -...
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Hakekat Pembelajaran Tematik
Latar Belakang Pembelajaran Tematik
Tematik merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan
dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep
diperoleh sebagai akibat logis dan kebenaran sebelumnya sudah diterima,
sehingga keterkaitan antarkonsep dalam tematik bersifat sangat kuat dan jelas.
Tematik berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui
kegiatan penyeledikan, eksplorasi dan eksperimen, sebagai alat pemecahan
masalah lelalui pola pikir dan modul tematik serta sebagai alat komunikasi melalui
gambar.
Tercapainya tujuan tematik dapat di dapat oleh kemampuan peserta didik
yang Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi dasar ini merupakan standar minium
yang secara nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam
pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan dan standar dinamakan
dengan Standar Kompetensi (SK). Pencapaian SK dan KD didasarkan pada
pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan
pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Secara rinci SK dan KD untuk
mata pelajaran tematik yang diitujukan bagi bagi siswa kelas III semester II tahun
2012 SD Negeri Besani kecamatan Blado Kabupaten Batang..
Tujuan pembelajaran tematik adalah melatih cara berfikir secara logis, kritis
dan kreatif (Kurikulum 2004 Standar Kompetensi). Disajikan di tabel 1.1
7
Tabel 1.1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Memahami jenis
pekerjaan dan
penggunaan uang
2.1. Mengenal jenis-jenis pekerjaan
2.2. Memahami pentingnya semangat kerja
2.3. Memahami kegiatan jual beli di pasar,
lingkungan rumah dan sekolah
2.4. Mengenal sejarah uang
2.5. Mengenal penggunaan uang sesuai dengan
kebutuhan
2.1.2 Metode Mengajar Student Teams Achievmet Division (STAD)
Dalam model pembelajaran kooperatif, diberikan beberapa jenis
pendekatan yang salah satunya Student Teams Achievmet Division (STAD).
Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pendekatan yang
dikembangkan untuk melibatkan siswa dalam menelaah materi yang
tercakup dalam suatu pelajaran (Rachmadiarti, 2001). Pada STAD siswa
dalam suatu kelas tertentu dibagi menjadi kelompok dengan 4-5 orang, dan
setiap kelompok haruslah heterogen yang terdiri dua laki-laki dan
perempuan, berasal dan berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi,
sedang dan anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat
pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya, dan
kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan
pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan melakukan diskusi
(Rachmadiarti, 2001). Metode diskusi yang digunakan dalam pembelajaran
kooperatif tipe STAD ini dengan ceramah, tanya jawab, diskusi, dan
sebagainya, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa
(Permana, 2004).
8
Model ini juga dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temanya di
Universitas John Hopkin. Menurut Salvin (2007) model Student Teams
Achievmet Division (STAD) merupakan variasi pembelajaran kooperatif
yang paling banyak diteliti. Model ini juga sangat mudah diadaptasi, telah
digunakan dalam matematika, IPA, IPS, bahasa inggris, teknik dan banyak
subjek lainya, dan pada tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Lebih jauh lagi Salvin memaparkan bahwa metode Student Teams
Achievmet Division (STAD) memicu siswa agar saling mendorong dan
membantu satu sama lain untuk menguasai ketrampilan yang di ajarkan
oleh guru.
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Menurut Rachmadiarti (2001), terdapat 5 langkah utama atau tahapan yaitu:
1. Menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
2. Guru rnenyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi
atau lewat bahan bacaan.
3. Mengkoordinasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar:
Guru menjelaskan kcpada siswa bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien.
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing
kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
mereka
5. valuasi:
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari
atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
9
2.1.3 Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa
dipisahkan. Beajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang
sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa
yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar.
Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru
terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi
dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar
mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas
seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22).
Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi
tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan,
(2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana,
2004 : 22).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang
diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru
sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni
faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989
: 39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri
siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang
dikemukakan oleh Clark (1981 : 21) menyatakan bahwa hasil belajar
siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 %
dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa
10
yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran
(Sudjana, 2002 : 39).
"Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi
dengan lingkungannya" (Ali Muhammad, 204 : 14). Perubahan perilaku
dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan.
Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja. Dengan demikian
belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu.
Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar
tidak dikatakan berhasil.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan
kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah
profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik
di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku
(psikomotorik).
Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa
kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni
lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai
atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal
tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa
sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap
sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai
aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah
laku secara kuantitatif.
3. Penilaian Atau Evaluasi Hasil Belajar
Penilaian dan evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat
apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau
belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi
11
pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value
judgement). (Abin Syamsuddin Makmun, 1996).
Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam
pembelajaran, diantaranya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat
penguasaan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan prediksi. Sesuai
dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar secara langsung
atau tak langsung mampu melaksanakan penilaian dalam keseluruhan
proses pembelajaran. Untuk menilai sejauhmana siswa telah menguasai
beragam kompetensi, tentu saja berbagai jenis penilaian perlu diberikan
sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, seperti unjuk kerja/kinerja
(performance), penugasan (proyek), hasil karya (produk), kumpulan hasil
kerja siswa (portofolio), dan penilaian tertulis (paper and pencil test). Jadi,
tujuan penilaian adalah memberikan masukan informasi secara
komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat
kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya,
dengan menggunakan berbagai cara penilaian sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik. Secara umum
ada dua cara penilaian, yaitu :
a. Tes
Tes bisa terdiri atas tes lisan (menuntut jawaban secara lisan),
tes tulisan (menuntut jawaban secara tulisan), dan tes tindakan
(menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan). Soal-soal tes ada
yang disusun dalam bentuk (a) objektif, ada juga yang disusun
dalam bentuk (b) esai atau uraian.
b. Bukan tes (nontes)
Bukan tes sebagai alat penilaian mencakup observasi atau
pengamatan, angket, kuesioner, interviews (wawancara), skala
penilaian, sosiometri, studi kasus, work sample analysis (analisa
sampel kerja), task analysis (analisis tugas), checklists dan rating
scales dan portofolio
12
2.2 Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang menggunakan metode Student Teams Achievmet Division
(STAD) ini pernah dikaji pada peneliti diantranya adalah sebagai berikut :
Judul penelitian “Penerapan metode pembelajaran kooperatif model
Student Teams-Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas VII B SMP
Laboratorium UM. Ike Erna Wati (2011). Jenis penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan di SMP Laboratorium
Universitas Negeri Malang pada semester 1 tahun pelajaran 2011/2012.
Subyek penelitian adalah siswa kelas VII B terdiri dari 32 siswa. Teknik
pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, tes, angket, catatan
lapangan, dan dokumentasi. . Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD, dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya jumlah siswa yang mau melakukan aktivitas belajar di kelas,
meningkatnya jumlah siswa yang memiliki nilai di atas SKM, dan
meningkatnya perubahan sikap siswa kearah yang lebih baik.. Berdasarkan
dari hasil penelitian, dapat dikemukakan saran adalah sebagai berikut. Bagi
sekolah, pembelajaran kooperatif model STAD dapat menjadi alternatif
pertimbangan dalam upaya memperbaiki strategi pembelajaran yang telah
ada. Bagi guru mata pelajaran yang bersangkutan, untuk menerapkan
metode pembelajaran kooperatif model STAD di kelas sehingga dapat
mengatasi masalah keaktifan siswa dalam pembelajaran. Bagi peneliti
selanjutnya, (1) sebaiknya dalam melaksanakan penelitian setiap siklus
digunakan untuk menyelesaikan satu Kompetensi Dasar. Setiap Kompetensi
Dasar diselesaikan dalam waktu minimal dua sampai tiga kali pertemuan.
Sehingga guru dapat lebih optimal dalam melakukan kegiatan pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran STAD; (2) minimal dalam satu
kelompok belajar didampingi oleh satu orang observer. Observer dapat
mengamati dan mencatat siswa yang melakukan lima aktivitas belajar secara
detail; (3) peneliti diharapkan membuat rekaman video pada saat penelitian
13
berlangsung. Sehingga peneliti dapat melihat kembali proses belajar selama
penelitian.
Judul penelitian ” Penerapan model pembelajaran kooperatif STAD
untuk meningkatkan keaktifan belajar geografi kelas X 9 SMAN 1 Purwosari
kompetensi dasar mendeskripsikan tata surya dan jagad raya. Binawan Rasi
putro (2011). Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Kegiatan pembelajaran terdiri
dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi. Pengambilan data diperoleh dari lembar observasi
dan catatan lapangan. Penelitian dilaksanakan di kelas X-9 SMA Negeri 1
Purwosari dengan jumlah siswa 40 orang, pada materi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini
dapat dilihat bahwa rata-rata keaktifan kelompok siswa pada siklus I 69,5%
meningkat menjadi 82,5% pada siklus II dan keaktifan siswa (individu) pada
siklus I 40% menjadi 85% pada siklus II. Berdasarkan data di atas dapat
disimpulkan bahwa menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD dapat
meningkatkan keaktifan kelompok belajar dan keaktifan siswa individu.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut. Saran yang diajukan dalam penelelitian
ini yaitu: (1) Bagi guru disarankan untuk menggunakan model pembelajaran
kooperatif STAD sebagai salah satu model pembelajaran alternatif agar dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa, yaitu dengan mengubah langkah-
langkah pembelajaran dalam RPP sesuai sintaks STAD, (2) Bagi sekolah
disarankan untuk menerapkan model kooperatif STAD dalam meningkatkan
kualitas/mutu pembelajaran di sekolah, pengetahuan STAD dapat doperoleh
melalui seminar dan pelatihan-pelatihan tentang pembelajaran STAD, (3)
Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk mengkaji model kooperatif STAD
dengan variabel yang berbeda, seperti motivasi belajar, hasil belajar, dst.
Judul penelitian “Penerapan media tutorial melalui pembelajaran
kooperatif model stad untuk meningkatkan prestasi belajar instalasi sistem
operasi jaringan bebasis GUI dan teks siswa kelas XI teknik komputer dan
jaringan SMP Negeri 1 Mojokerto. Choirul Anwar (2011). Tujuan penelitian
14
tindakan kelas adalah: (1) mendiskripsikan apakah penerapan media tutorial
melalui metode pembelajaran kooperatif model STAD dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran kompetensi instalasi sistem
operasi jaringan berbasis GUI dan Teks (2) mendiskripsikan apakah
penerapan media tutorial melalui metode pembelajaran kooperatif model
STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada kompetensi instalasi
sistem operasi jaringan berbasis GUI dan Teks. Peneliti melakukan penelitian
tindakan kelas ini di SMK Negeri 1 Kota Mojokerto. Sasaran penelitian adalah
siswa kelas XI TKJ-3. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, hasil
observasi kegiatan siswa, hasil observasi keterampilan kooperatif siswa, dan
hasil angket siswa. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa prestasi belajar
siswa pada siklus I ketuntasan siswa mencapai 36,84%, siklus II 57,89%,
siklus IIIi 81,58%, dan siklus IV 94,74%. Keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran meningkat pada setiap siklus. Simpulan penelitian ini adalah
penerapan media tutorial melalui metode pembelajaran kooperatif model
STAD dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI TKJ-3 kompetensi instalasi
sistem operasi jaringan berbasis GUI dan Teks
2.3 Kerangka Pikir
Kondisi awan sebelum penelitian ini dilakukan peneliti belum
menggunakan metode Student Teams Achievmet Division (STAD) dalam
pembelajaran temati dengan tema pasar. Akibat dari belum digunakanya
metode Student Teams Achievmet Division (STAD) , maka hasil belajar
tematik tema pasar masih rendah. Agar hasil belajar tematik tema pasar
dapat menigkat maka peneliti harus menggunakan metode Student Teams
Achievmet Division (STAD). Tindakan yang di lakukan oleh peneliti ada dua
macam yaitu tindakan pertama peneliti melakukan kegiatan pembelajaran
menggunakan Student Teams Achievmet Division (STAD) secara
kelompok/klasikal dengan di laksanakanya pembelajaran menggunakan
metode Student Teams Achievmet Division (STAD) secara kelompok/klasikal
15
maka hasil belajar tematik tema pasar akan meningkat karena sebelumnya
siswa belumpernah mendapatkan pembelajaran menggunakan metode
Student Teams Achievmet Division (STAD). Tindakan ke dua yang dilakukan
oleh peneliti adalah melakukan pembelajaranmenggunakan metode Student
Teams Achievmet Division (STAD) secara individu, di mana setiap siswa
secara bergantian di beri kesempatan mempergunakan alat peraga berupa
gambar-gambar untuk melatih keaktifan anak dalam menyimak. Dengan
dilakukanya pembelajaran menggunakan metode Student Teams Achievmet
Division (STAD) secara individu maka hasil belaar menjadi lebih meningkat
karena pembelajaran metode Student Teams Achievmet Division (STAD)
secara individu lebih baik daripada secara kelompok atau klasikal.
Berdasarkan tndakan yang di lakukan oleh peneliti, maka pada kondisi akhir :
diduga melalui pembelajaran exampeles non exampeles dapat meningkatkan
hasil belajar tematik tema pasar bagi siswa kelas III semester II tahun 2012
SD Negeri Besani.
16
Belum menggunakan metode Student
Teams Achievmet Division (STAD) dengan peraga gambar gambar
Pembelajaran
konvensional
Siswa pasif tidak
aktif
Menggunakan
metode Student
Teams Achievmet Division (STAD) dan
peraga gambar-
gambar secara
kelompok/klasikal,
Siswa aktif
Metode Student Teams Achievmet Division (STAD) :
1.Menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar
2.Guru rnenyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau lewat bahan bacaan
3.Mengkoordinasikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar 4.Membimbing
kelompok bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok belajar saat mengerjakan tugas mereka
5.valuasi: Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikan
hasil kerjanya
Setelah
menggunakan
metode Student
Teams Achievmet Division (STAD)
dengan peraga
gambar -gambar
Menggunakan metode
Student Teams Achievmet Division
(STAD) dan peraga
gambar-gambar
secara individu,
aktifitas meningkat
Melalui pembelajaran
mengunakan metode
Student Teams Achievmet Division (STAD) dan peraga
gambar-gambar dapat
meningkatkan hasil
belajar temati tema
pasar bagi siswa kelas
III semester II 2012
SDN Besani
Kondisi
Akhir
17
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian dan kajian teori, yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini
adalah:” Penggunaan pendekatan metode Student Teams Achievmet Division (STAD)
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik tema pasar
siswa kelas III semester II tahun 2012 SD Negeri Besani Kecamatan Blado
Kabupaten Batang.
Adapun langkah-langkah metode examples non examples ini adalah sebagai
berikut :
1. Menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi siswa belajar
2. Guru rnenyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau
lewat bahan bacaan.
3. Mengkoordinasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Guru
menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar
dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
5. valuasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya