BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar...

24
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini menggunakan dua ruang lingkup penelitian terdahulu. Pertama, penelitian terdahulu berdasarkan penelitian filologi terdahulu yang mengunakan bentuk analisis struktur dan yang kedua penelitian filologi terdahulu yang berkaitan dengan akhlak. a. Penelitian filologi terdahulu yang menggunakan bentuk analisis struktur Di antara penelitian filologi terdahulu yang menggunakan bentuk analisis struktur adalah sebagai berikut. 1) Teks Mawā’izhu `l-Badī’ dengan judul penelitian Mawā’izhu `l-Badī’: Suntingan teks, Analisis Struktur, dan Ajaran Islam. Penelitian dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010). Teks Mawā’izhu `l-Badī’ berisi ajaran agama Islam yang berlaku pada masa lalu dan masih sangat relevan untuk diterapkan saat ini kaena bersumber pada firman Allah yang berupa hadis qudsi. 2) Teks Al-Kitābu `l-Majmu’ dengan judul penelitian “Al-Kitābu `l-Majmu’: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Fungsi”. Penelitian dilakukan oleh Rahma Widyastuti untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2005). Teks Al-Kitābu `l-Majmu’

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

9

BAB IIKAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini menggunakan dua ruang lingkup penelitian terdahulu.

Pertama, penelitian terdahulu berdasarkan penelitian filologi terdahulu yang

mengunakan bentuk analisis struktur dan yang kedua penelitian filologi terdahulu

yang berkaitan dengan akhlak.

a. Penelitian filologi terdahulu yang menggunakan bentuk analisis struktur

Di antara penelitian filologi terdahulu yang menggunakan bentuk

analisis struktur adalah sebagai berikut.

1) Teks Mawā’izhu `l-Badī’ dengan judul penelitian “Mawā’izhu `l-Badī’:

Suntingan teks, Analisis Struktur, dan Ajaran Islam”. Penelitian

dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas

Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010). Teks Mawā’izhu

`l-Badī’ berisi ajaran agama Islam yang berlaku pada masa lalu dan masih

sangat relevan untuk diterapkan saat ini kaena bersumber pada firman

Allah yang berupa hadis qudsi.

2) Teks Al-Kitābu `l-Majmu’ dengan judul penelitian “Al-Kitābu `l-Majmu’:

Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Fungsi”. Penelitian dilakukan oleh

Rahma Widyastuti untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan

Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2005). Teks Al-Kitābu `l-Majmu’

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

10

berisi tentang pelajaran yang diperuntukkan bagi pemuda, yaitu orang

yang baru mendalami Islam. Teks Al-Kitābu `l-Majmu’ mengajarkan

tentang pokok-pokok ajaran Islam, meliputi aqidah, syariah, dan akhlak

atau iman, Islam dan ihsan.

3) Teks Rijālu `l-Ghaib, Naga, Azimat dengan judul penelitian “Rijālu `l-

Ghaib, Naga, Azimat: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Analisis

Fungsi”. Penelitian dilakukan oleh Nur Rochman Kurniati untuk

mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas

Sebelas Maret (2006). Teks Rijālu `l-Ghaib, Naga, Azimat berisi tentang

Rijālu `l-Ghaib, Naga, Azimat, naga, dan doa-doa dari Al-quran disertai

Surat Al-Fatihah.

b. Penelitian filologi terdahulu yang menggunakan bentuk analisis akhlak

Di antara penelitian filologi terdahulu yang menggunakan bentuk

analisis akhlak adalah sebagai berikut.

1) Penelitian dengan judul “Pelaksanaan Pendidikan Akhlak dalam

Membentuk Kepribadian Muslim (Studi Penelitian pada Kelas VIII Mts

Al-Islamiyah Jakarta Barat)”. Penelitian ini dilakukan oleh Nur Azizah

guna mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (2011). Penelitian ini

membahas tentang akhlak remaja terutama siswa-siswi Mts Al-Islamiyah

Jakarta Barat. Akhlak yang dimaksud adalah akhlak kepada guru, akhlak

kepada teman, akhlak kepada orang tua, cara guru mengajarkan akhlak

yang baik, dan tingkat ketertarikan murid kepada pelajaran akhlak.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

11

2) Penelitian dengan judul “Pembentukan Kepribadian Islami Melalui

Metode Pembinaan Akhlak Anak Menurut Al-Ghazali”. Penelitian ini

dilakukan oleh Nida Nur Roisah guna mendapatkan gelar sarjana di

Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (2009).

Penelitian ini berisi tentang konsep dan cara pembentukan kepribadian

Islami dalam pembinaan akhlak anak menurut Al-Ghazali.

3) Penelitian dengan judul “Konsep Pendidikan Akhlak Anak Menurut Al-

Ghazali dalam Kitab Ayyuhal-Walad”. Penelitian ini dilakukan oleh Moh.

Nawawi guna mendapatkan gelar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (2013). Penelitian ini

berisi tentang konsep pendidikan akhlak anak dalam kitab Ayyuhal-Walad

menurut Al-Ghazali dan metode yang digunakan oleh Al-Ghazali dalam

mendidik akhlak anak berdasarkan kitab Ayyuhal-Walad.

B. Landasan Teori

1. Teori Analisis Struktur

a. Sastra Kitab

Sastra kitab adalah karya sastra yang berisi tentang ilmu-ilmu

keagamaan. Sesuai dengan isi yang dikemukannya, maka sastra kitab

diciptakan dengan tujuan untuk menguatkan iman dan meluruskan ajaran

agama yang sesat (Soeratno, et.al., 1982: 150). Ilmu yang terkandung dalam

sastra kitab sangat luas, ilmu yang terkandung dalam sastra kitab bisa berupa

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

12

ilmu fiqih, ilmu kalam, tasawuf, tauhid, hukum adat, budi pekerti, dan ajaran-

ajaran yang berhubungan dengan agama.

b. Struktur Sastra Kitab

Setiap karya sastra memiliki unsur-unsur yang membangun karya

sastra tersebut. Unsur-unsur dalam karya sastra memiliki hubungan yang

berkesinambungan sehingga menghasilkan satu kesatuan yang utuh. Struktur

narasi sastra kitab adalah struktur penyajian teks, sama halnya dengan struktur

penceritaan dalam sastra fiksi yang berupa plot dan alur (Soeratno, et.al.,

1982: 152).

Berbeda dengan karya sastra yang lain, sastra kitab memiliki ciri

khusus yang tidak dimiliki oleh karya sastra yang lain. Berikut ciri khusus

yang dimiliki sastra kitab. “Ditinjau dari segi konveksi ekspresinya, sastra

kitab mempunyai ciri-ciri khusus. Konveksi ekspresi sastra kitab tersebut

meliputi, struktur narasi, gaya pengisahan, pusat pengisahan, dan gaya

bahasa” (Soeratno, et.al., 1982: 209). Struktur teks Dawā`u `l-Qulūb adalah

sebagai berikut.

1) Struktur Penyajian Sastra Kitab

Siti Chamamah Soeratno, et.al., berpendapat bahwa “ pada

umumnya, struktur narasi adalah alur lurus, yaitu masalah-masalah yang

disajikan diuraikan secara berurutan sesuai dengan tingkat-tingkat

kepentingannya dan sesuai dengan urutan kronologinya” (Soeratno, et.al.,

1982:210).

a) Pendahuluan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

13

(1) Basmalah dalam bahasa Arab dan hamdalah dalam bahasa

Arab yang disertai terjemah dengan bahasa Melayu.

(2) Dua kalimat syahadat.

(3) Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad, sahabat, dan

keluarganya. Semuanya ditulis dalam bahasa Arab yang

disertai dengan terjemah dalam bahasa Melayu.

(4) Kata wa ba’du. Kata wa ba’du merupakan ungkapan sebagai

penanda berakhirnya bacaan pembukaan teks.

(5) Keterangan identitas penulis teks, judul teks, dan uraian

singkat isi teks.

b) Isi

Berisi uraian masalah yang dibahas dalam teks. Dalam teks

Dawā`u `l-Qulūb isi teks dibagi dalam bab-bab dan pasal-pasal.

c) Penutup

(1) Doa penutup dan shalawat kepada Nabi Muhammad, keluarga,

dan sahabatnya.

(2) Keterangan tanggal dan tahun selesainya teks Dawā`u `l-Qulūb

disusun.

Berdasarkan penjelasan di atas sastra kitab memiliki ciri khusus

yaitu penyusunannya yang sistematis dan bersifat ilmiah karena isi yang

terkandung dalam sastra kitab banyak yang masih relevan dengan

kehidupan masa kini.

2) Gaya pengisahan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

14

Gaya pengisahan adalah cara pengarang yang khusus dalam

menyampaikan ceritanya, pikiran, serta pendapat-pendapatnya. Gaya

pengisahan sastra kitab menggunakan gaya bentuk interlinier yaitu

pembukaan dimulai dengan doa dalam bahasa Arab yang kemudian

diterjemah ke dalam bahasa Melayu. Begitu juga ajaran takwa dan salawat

kepada Nabi diucapkan dalam bahasa Arab dan diterjemahkan ke dalam

bahasa Melayu. Selanjutnya kalimat-kalimat bahasa Arab diterjemahkan

ke dalam bahasa Melayu (Soeratno, et.al., 1982:160).

3) Pusat pengisahan

Pusat pengisahan adalan orang yang menyampaikan cerita atau

ajaran tersebut menjadi pusat atau titik pandang cerita yang

menyampaikan cerita atau ajaran kepada orang lain. Dengan demikian

penyampai teks itu disebut pusat pengisahan atau point of view

(Soeratno, et.al., 19982:172).

4) Gaya bahasa

Gaya bahasa adalah sikap seseorang dalam menyampaikan apa

yang ada dalam pikirannya, setiap orang pasti mempunyai gaya bahasa

yang berbeda-beda. “Gaya bahasa merupakan kekhususan seseorang

dalam menggunakan bahasa pada sebuah karya sastra atau kelompok

karya sastra” (Soeratno, et.al., 1982:178).

Gaya bahasa sastra kitab menurut Taufiq memiliki sifat gaya

bahasa yang khusus, baik dari kosa kata, istilah, kalimatnya yang telah

tercampur atau terpengaruhi dengan istilah-istilah Islam (bahasa Arab,

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

15

tasawuf, fikih, dan lain-lain. Begitu pula dengan susunan kalimat dan

sarana retorika yang digunakan meliputi, gaya penguraian, gaya

pengulangan, gaya penguatan, gaya polisindenton, dan lain-lain

(Taufiq, 2007: 63-64).

Gaya penguraian oleh Taufiq adalah gaya bahasa yang

digunakan untuk menguraikan masalah yang dibahas secara terperinci

(2007: 69). Gaya pengulangan (repetisi) oleh Keraf adalah perulangan

bunyi, suku kata, kata atau bagian-bagian kalimat yang dianggap

penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang serasi

(Keraf, 2007: 1127). Gaya penguatan oleh Taufiq adalah gaya bahasa

yang digunakan untuk memperjelas dan mempertegas pernyataan

(Keraf, 2007: 69). Gaya polisindenton oleh Keraf adalah gaya bahasa

di mana beberapa kata, frasa atau klausa yang berurutan

dihubungkan satu sama lain dengan kata-kata sambung (Keraf,

2007:131).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sastra

kitab adalah jenis sastra yang mengungkapkan ajaran Islam secara

sistematis dan ilmiah.

2. Teori Analisis Isi

a. Akhlak Guru

Akhlak guru merupakan perilaku yang harus dimiliki guru ketika

mengajar murid, yang mencakup perilaku baik yang harus dimiliki guru.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

16

Imam Abu Hamid Al-Ghazali menyebutkan 16 perilaku yang harus

dimiliki guru.

1) Bertanggung jawab

2) Sabar

3) Duduk tenang penuh wibawa

4) Tidak sombong terhadap semua orang, kecuali kepada orang yang

dzalim dengan tujuan uttuk menghentikannya

5) Bersifat tawadu ketika berada di majlis-majlis pertemuan

6) Tidak suka bergurau atau bercanda

7) Ramah kepada murid

8) Teliti dan setia mengawasi anak yang nakal

9) Setia membimbing anak yang bodoh

10) Tidak mudah marah kepada murid yang bodoh

11) Tidak malu berkata: saya tidak tahu, ketika ditanyai persoalan yang

memang belum ditekuninya

12) Memperhatikan murid yang bertanya dan berusaha menjawabnya

dengan baik

13) Menerima alasan yang diajukan kepadanya

14) Tunduk kepada kebenaran, dengan kembali kepada-Nya apabila dia

salah

15) Melarang murid yang mempelajari ilmu yang membahayakan

16) Memperingatkan murid mempelajari ilmu agama tetapi untuk

kepentingan selain Allah (Al-Ghazali, 1998: 182-183).

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

17

Ke-16 perilaku di atas merupakan perilaku yang harus dimiliki

oleh guru agar dapat dijadikan contoh oleh murid. Guru harus mampu

mengamalkannya di saat mengajar murid maupun saat tidak mengajar

murid atau dalam kehidupan sehari-hari.

Hafidz Hasan Al-Mas’udi juga menyebutkan sifat baik yang harus

dimiliki guru, yaitu harus mengingat jiwa murid itu lemah bila

dibandingkan dengan jiwa guru. Oleh karena itu, apabila guru memiliki

sifat-sifat yangbaik, maka murid akan terpengaruh dan mencontoh sifat

guru. Dengan demikian, guru haruslah orang yang takwa dan ramah, agar

dapat dicontoh dan diikuti oleh murid. Harus sayang kepada murid, agar

semakin besar perhatian dan kecintaan murid terhadap apa yang

disampaikan oleh guru. Harus selalu memberi nasihat dan bimbingan yang

baik. Tidak memaksakan murid untuk memahami hal-hal yang belum

saatnya untuk dipahami murid (Al-Mas’udi, 1998: 16).

b. Akhlak Murid

Akhlak murid merupakan perilaku yang harus dimiliki seorang

murid. Hal ini tidak jauh berbeda dengan akhlak guru. Imam Abu Hamid

Al-Ghazali menyebutkan 11 perilaku yang harus dimiliki murid.

1) Mau memberi salam terlebih dahulu kepada guru

2) Tidak banyak bicara didepan guru

3) Tidak berbicara selagi guru tidak bertanya

4) Tidak berbicara sebelum meminta izin

5) Tidak menentang guru dengan pendapat orang lain

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

18

6) Tidak memperlihatkan penentangan tehadap guru, apalagi

menganggap dirinya lebih pandai dari guru

7) Tidak boleh berbisik kepada teman ketika guru sedang berada di

majlis itu

8) Tidak menoleh-noleh dihadapan guru. Harus menunduk dan duduk

dengan tenang.

9) Tidak banyak bertanya kepada guru saat guru dalam keadaan lelah

10) Hendaknya berdiri ketika guru beridiri dan tidak bebicara kepadanya

ketika guru beranjak dari tempatnya

11) Tidak berprasangka buruk kepada guru ketika guru melakukan

perbuatan yang salah, karena guru lebih tahu maksud dari

perbuatannya (Al-Ghazali, 1998: 183-184).

Ke-11 perilaku di atas merupakan perilaku yang harus dimiliki

murid. Perilaku itu bisa diamalkan kepada guru. Murid juga bisa

mengamalkan sifat baik tersebut kepada orang tuanya dalam kehidupan

sehari-hari.

c. Akhlak Islami

Akhlak adalah Suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia,

yang darinya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui

proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. “ Kata akhlak merupakan

bentuk jamak dari kata al-khuluq atau al-khulq, yang secara etimologis

berarti (1) tabiat, budi pekerti, (2) kebiasaan atau adat, (3) keperwiraan,

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

19

kesatriaan, kejantanan, (4) agama, dan (5) kemarahan (al-gadab)

(Ensiklopedi, 1997: 102).”

Abd. Haris menjelaskan akhlak merupakan bentuk jamak dari kata

“khuluq” atau “khilq” yang berarti perangai (as-sajiyah), kelakuan atau

watak dasar (ath-thabi’ah), kebiasaan (al-‘adat), peradaban yang baik (al-

muru’ah), dan agama (ad-din). Istilah “akhlaq” sudah diserap ke dalam

kosakata bahasa Indonesia, yaitu akhlak. Kata akhlak dalam bahasa

Indonesia dapat diartikan budi pekerti atau kelakuan. Muhammad Quraish

Shihab dalam Abd. Haris membedakan antara istilah akhlak dan etika.

Akhlak dalam ajaran agama tidak dapat disamakan dengan etika,jika etika dibatasi pada sopan santun antar sesama manusia, sertahanya berkaitan dengan tingkah laku lahiriah. Akhlak lebih luasmaknanya daripada yang telah dikemukakan terdahulu sertamencakup pula beberapa hal yang tidak merupakan sifat lahiriah.Misalnya, yang berkaitan dengan sikap batin maupun pikiran.Akhlak diniyah (agama) mencakup berbagai aspek, dimulai dariakhlak terhadap Allah, hingga kepada sesama makhluk (manusia,binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa).(Haris, 2012: 41)

Dari uraian di atas, Muhammad Quraish Shihab membedakan

antara istilah akhlak dan etika itu dikaitkan dengan agama atau tidak. Jika

istilah akhlak dan etika sama-sama dikaitkan dengan agama maka tidak

ada perbedaan.

1) Menjauhi Maksiat Anggota Tubuh

Allah memerintahkan manusia untuk menjaga anggota tubuh

dari perbuatan maksiat. Terutama tujuh anggota tubuh, yaitu mata,

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

20

telinga, lisan, perut, kemaluan, kedua tangan, dan kedua kaki, karena

Allah juga menciptakan neraka dengan tujuh pintu.

a) Menjaga mata

Mata diciptakan oleh Allah agar manusia dapat melihat

sesuatu dikegelapan. Oleh karena itu, Allah memerintahkan

manusia untuk menjaga mata dari empat perkara, yaitu melihat

perempuan yang bukan muhrim, melihat gambar yang merangsang

nafsu, melihat orang Islam dengan pandangan meremehkan, dan

melihat kekurangan orang Islam (Al-Ghazali, 1998: 130).

b) Menjaga telinga

Telinga diciptakan oleh Allah untuk digunakan manusia

mendengarkan firman Allah, hadis Rasulullah, dan nasehat para

wali agar manusia mendapatkan ilmu pengetahuan yang dapat

membawanya kedalam kenikmatan di akhirat. Allah tidak

menciptakan telinga untuk digunakan mendengar hal-hal yang

tidak baik, karena hal yang menguntungkan tersebut akan berbalik

membawa kerugian kepada manusia (Al-Ghazali, 1998: 131).

c) Menjaga lisan

Lisan diciptakan oleh Allah untuk digunakan manusia

membaca dzikir kepada Allah, membaca Quran, dan memberi

petunjuk kepada diri sendiri dan makhluk Allah agar menuju jalan

kebenaran. Lisan merupakan anggota tubuh manusia yang paling

dominan dibandingkan dengan anggota tubuh yang lain, karena

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

21

banyak manusia yang masuk neraka hanya karena salah dalam

menggunakan lisannya. Oleh karena itu, Allah memerintahkan

manusia untuk menjaga lisan dari delapan perkara, yaitu bohong

atau dusta, ingkar janji, membahas kejelekan orang lain,

menganggap baik diri sendiri, melaknat, mendoakan jelek terhadap

makhluk, bergurau dan mengejek orang (Al-Ghazali, 1998: 132-

148).

d) Menjaga perut

Allah menciptakan perut agar manusia mendapatkan

sumber energi di dari makanan yang tertampung di dalam perut.

Akan tetapi, Allah juga memerintahkan manusia untuk menjaga

perutnya agar tidak kemasukan dengan barang-barang yang haram

dan syubhat. Oleh karena itu, Allah memerintahkan manusia untuk

mencari rizki yang halal dan tidak menggunakannya secara

berlebih-lebihan, yaitu dengan makan secukupnya saja (Al-

Ghazali, 1998: 148-149).

e) Menjaga kemaluan

Allah memerintahkan manusia manjaga kemaluannya

dengan menjaga mata dari melihat hal-hal yang haram, hati dan

fikiran dari hal-hal yang merangsang nafsu, menjaga perut dari

makanan yang syubhat dan kekenyangan karena hal tersebut dapat

membangkitkan hawa nafsu dan syahwat (Al-Ghazali, 1998: 152).

f) Menjaga kedua tangan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

22

Allah memerintahkan manusia untuk menjaga kedua

tangan dari perbuatan memukul orang Islam, mengambil harta

yang haram, menyakiti sesama makhluk Allah, mengganggu

barang amanat atau titipan orang lain, menuliskan kata-kata yang

tidak seharusnya diucapkan. Oleh karena itu, hendaklah manusia

untuk menjaga kedua tangan untuk tidak menuliskan hal yang

tidak boleh diucapkan, karena pena adalah salah satu dari dua lisan

(Al-Ghazali, 1998: 153).

g) Menjaga kedua kaki

Allah memerintahkan manusia untuk menjaga kedua kaki

agar tidak digunakan untuk berjalan menuju tempat yang

diharamkan oleh Allah dan berjalan menuju rumah penguasa yang

dzalim, karena berjalan menuju tempat penguasa yang dzalim

tanpa tujuan yang jelas sama dengan melakukan perbuatan

maksiat, merendahkan diri sendiri, dan mendukung kedzalimannya

(Al-Ghazali, 1998: 153).

2) Akhlak Buruk

Akhlak buruk adalah akhlak yang harus dijauhi manusia.

Akhlak buruk atau akhlak mazmumah meliputi sembilan hal, yaitu

sebagai berikut.

a) Gemar makan dan minum

Makan dan minum secara berlebih-lebihan itu sangat

ditentang oleh Allah. Oleh karena itu, manusia yang gemar makan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

23

dan minum merupakan manusia yang memiliki sifat buruk.

Dijelaskan bahwa “memakan secukupnya saja, tidak terlalu

kenyang; sebab makan terlalu kenyang itu menyebabkan keras

hati, meusak kecerdasan, dan malas (Al-Ghazali, 1998: 149)”

b) Banyak berbicara hal yang sia-sia

Manusia harusnya bisa menjaga kata-katanya agar tidak

merugikan orang lain dan dirinya sendiri. Di dalam kitab Ihya’

Ulumuddin dijelaskan yaitu sebagai berikut.

Ketahuilah bahwa keadaan anda yang paling baik ialahbahwa anda memelihara kata-kata anda dari semua bahaya.Dan anda berkata-kata mengenai yang mubah (yangdiperbolehkan), yang tidak ada sekali-kali mendatangkanmelarat atas anda dan atas orang muslim. Kecuali andaberkata-kata dengan kata yang tidak anda perlukan. Danmengadakan hisab terhadap perbuatan lidah anda. Dananda menggantikan sesuatu yang kurang baik, dengan lidahyang baik. Karena jikalau anda alihkan masa berkata-katakepada berfikir, niscaya kadang-kadang akan membukakanbagi anda pemberian rahmat Allah ketika berfikir yangbesar faedahnya (Al-Ghazali, 1989: 292).

c) Marah

Allah menciptakan sifat marah dari api neraka yang paling

dalam dan menyala di dalam hati manusia. Dan api itu menetap

dalam hati manusia yang keluar menjadi sebuah kesombongan.

Marah akan menghasilkan sifat dendam dan dengki. Dengan

dendam dan dengki binasalah orang yang binasa dan rusaklah

orang yang rusak. “Dan tempat tinggal dendam dan dengki itu

aialah sekumpulan daging. Apabila daging yang tergumpal itu

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

24

baik, niscaya baiklah tubuh yang lain bersamanya (Al-Ghazali,

1989 420).”

d) Hasud, dengki, dan iri hati

Sifat hasud merupakan cabang dari sifat kikir. Hasud ialah

orang yang merasa keberatan atau tidak senang jika Allah Swt.

memberikan nikmat, baik berupa ilmu, harta atau pengaruh kepada

orang lain dan dia sangat berharap atau senang jika nikmat tersebut

hilang dari orang yang menerimanya, meskipun dirinya tidak

mendapat nikmat seperti itu (Al-Ghazali, 1998 : 160).

e) Cinta dengan harta

Orang yang mempunyai harta memiliki dua keadaan.

Yaitu qanaan atau merasa cukup apa adanya dan serakah. Orang

yang serakah memiliki dua keadaan. Serakah pada yang ada di

tangan manusia lain. Serakah yaitu jahat dari dua keadaan. Dan

yang memperoleh atau yang berpunya, mempunyai dua keadaaan

juga, yaitu menahan, disebabkan kuatnya kekikiran dan

keserakahan dan membelanjakan. Orang yang membelanjakan

hartanya itu mempunyai dua keadaan, memboros dan berhemat

(Al-Ghazali, 1989: 100).

f) Takabur

Takabur atau sombong ialah perasaan besar diri dan

beranggapan derajatnya di atas orang lain. Kerusakan yang

ditimbulkan oleh sifat sombong ini sangat banyak. Diantaranya:

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

25

menyakiti orang lain, memutus tali persaudaraan, menimbulkan

perpecahan, mendatangkan orang-orang benci kepada teman orang

yang memiliki sifat sombong, dan menyakitinya.

g) Riya

Riya dalam Ensiklopedia Islam Jilid 4 (1997: 165) ialah

“menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan sebenarnya.

Seseorang mencari tempat dalam hati orang lain dengan cara

memperlihatnkan sifat-sifatnya yang baik.”

Muhammad al-Barkawi dalam Ensiklopedia Islam Jilid 4

(1997: 165) (ahli tasawuf) mengatakan bahwa “ria adalah mencari

manfaat duniawi dengan cara menampilkan amal ukhrawi (akhirat)

serta segala hal yang mencerminkan amal tersebut dan penampilan

itu sengaja dilakukan supaya dilihat oleh orang lain.” Dalam

mengomentari pengertian ria yang dikemukakan oleh al-Barkawi

tersebut, Abu Said al-Khadimi (Ahli tasawuf) dalam Ensiklopedia

Islam Jilid 4 (1997: 165) mengatakan bahwa apa yang

dikemukakan tersebut pada intinya memberi pengertian bahwa “ria

adalah mencari tempat dalam hati orang lain dengan cara

menampilkan ibadah.”

h) Ujub

Sifat ujub adalah penyakit yang sangat sulit untuk diobati.

Ujub ialah orang yang menganggap dirinya lebih mulia daripada

orang lain (Al-Ghazali, 1998: 164).

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

26

i) Cinta dengan dunia

Sebab orang munafik itu menggadaikan akhiratya demi duni dan

menjual Tuhannya untuk makhluk. Ingatlah sabda Rasulullah Saw.

“barangsiapa yang berhias untuk manusia dengan apa yang

disukainya, dan tampil dihadapan Allah dengan apa yang dibenci-

Nya, maka ia akan menemui Allah Azza wa Jalla sambil dia murka

kepadanya (Jaelani, 2008: 27).”

3) Akhlak Baik

Akhlak baik yaitu akhlak yang harus dimiliki manusia agar

mendapatkan kenikmatan hidup di akhirat. Akhlak baik atau akhlak

mahmudah meliputi sepuluh hal, yaitu sebagai berikut.

a) Taubat

Tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang ada di ‘pintu taubat’ atau

‘pintu kehidupan’ selain Tuhan. Engkau harus merapat ke pintu

taubat dan sehingga bisa bersama-Nya. Jika engkau bisa

bersamanya, berarti menjadi hamba-Nya. Jika engkau merapat

bersama makhluk, maka engkau adalah hamba mereka. Tidakkah

engkau tahu, sesungguhnya pencari Tuhan berpisah terhadap

semua, sebab ia yakin bahwa segala sesuatu dari jajaran makhluk

adalah penutup yang menghalangi ia dengan Tuhan (Jaelani, 2008:

107).

b) Zuhud

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

27

Zuhud dalam Ensiklopedia Islam Jilid 5 (1997: 240) ialah

“tidak ingin kepada sesuatu dengan meninggalkannya.” Istilah

tasawuf yang berarti berpaling dan meninggalkan sesuatu yang

disayangi yang bersifat material atau kemewahan duniawi dengan

mengharap dan menginginkan sesatu wujud yang lebih baik dan

bersifat spiritual atau kebahagiaan akhirati.

c) Takut kepada Allah

Takut kepada Allah, sama halnya dengan orang yang takut

karena takutnya dia terhadap sesuatu. Seperti takut ketika terjatuh

dalam cengkeraman binatang buas. Maka dia itu takut yang

dikarenakan takut kepada sifat binatang buas. Sifat takut kadang-

kadang berasal dari sifat tabiat bagi yang ditakuti. Begitu pula

takut kepada Allah karena ma’rifah Allah dan ma’rifah sifat-

sifatnya (Al-Ghazali, 1989: 43).

d) Mahabbah

Secara umum, kata mahabah berarti cinta, yaitu cinta

kepada Allah Swt. Dalam tasawuf, mahabah mengandung arti

patuh kepada Allah Swt dan membenci sikap yang melawan

kepada-Nya; menyerahkan seuruh diri kita kepada Yang Dikasihi;

mengosongkan hati dari segala-galanya kecuali dari diri Yang

Dikasihi. Al-Junaid (tokoh sufi modern) dalam Ensiklopedia Islam

Jilid 3 (1997: 109) menyebut “mahabah sebagai suatu

kecenderungan hati. Artinya, hati seseorang cenderung kepada

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

28

Allah Swt dan kepada segala sesuatu yang datang dari-Nya tanpa

usaha.” Muhammad bin Ali al-Kattani (sufi dari baghdad) dalam

Ensiklopedia Islam Jilid 3 (1997: 109) mengatakan bahwa

“mahabbah adalah menyukai yang disenangi dan segala sesuatu

yang datang dari yang disenangi (dikasihi).”

e) Sabar

Sabar ialah menahan diri dalam menanggung suatu

penderitaan, baik dalam menemukan sesuatu yang tidak diingini

ataupun dalam bentuk kehilangan sesuatu yang disenangi. Al-

Ghazali dalam Ensiklopedia Islam Jilid 4 (1997: 184) berkata,

sabar adalah suatu kondisi mental dalam mengendalikan nafsu

yang tumbuhnya adalah atas dorongan ajaran agama. Karena sabar

merupakan kondisi mental dalam mengendalikan diri, maka sabar

merupakan salah satu tingkatan yang harus dijalani oleh sufi dalam

mendekatkan diri kepada Allah Swt.

f) Syukur

Syukur ialah ucapan, perbuatan, dan sikap terima kasih.

Dalam ilmu tasawus: ucapan, sikap, dan perbuatan terima kasih

kepada Allah Swt dan pengakuan yang tulus atas nikmat dan

karunia yang diberikan-Nya. Menurut Imam Al-Ghazali dalam

Ensiklopedia Islam Jilid 5 (1997: 17), “syukur merupakan salah

satu makam yang lebih tinggi dari sabar, khauf (takut) kepada

Allah Swt, dan lain-lain.”

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

29

g) Ikhlas dan benar

Ikhlas ialah membersihkan sesuatu hingga menjadi bersih.

Seseorang melakukan perbuatan semata-mata berharab ridha

Allah. Menurut ahli hakikat dalam Ensiklopedia Islam Jilid 2

(1997: 191), “ikhlas merupakan syarat sah ibadah, sedangkan ahli

fiqih tidak berpendapat demikian. Jika amal merupakan badan

jasmani, maka ikhlas adalah roh-Nya.” Menurut Ibnu Qayyim al-

Jauziah Ensiklopedia Islam Jilid 2 (1997: 191), “seseorang yang

ikhlas dalam melakukan perbuatan, tujuan, cita-cita dan amalannya

samata-mata hanya karena Allah Swt., maka Ia senantiasa akan

menyertainya.”

h) Tawakal

Tawakal adalah memasrahkan segala kepada Allah. Di

dalam Ensiklopedia Islam Jilid 5 (1997: 97) “Tawakal ialah

menyerahkan segala perkara, ikhtiar, dan usaha yang dilakukan

kepada Allah Swt serta berserah diri sepenuhnya kepada-Nya

untuk mendapatkan manfaat atau menolak yang mudarat.”

i) Rida

Rida dalam Ensiklopedia Islam Jilid 4 (1997: 170) adalah

“menerima segala yang terjadi dengan senang hati karena segala

yang terjadi itu merupakan kehendak Allah Swt.” Dengan kata

lain, rida adalah tidak menentang hukum dan kada (ketentuan)

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

30

Allah Swt. Rida merupakan puncak dari ketenangan jiwa

seseorang karena telah ikhlas terhadap segala sesuatu yang terjadi.

j) Ingat akan kematian

Setiap manusia pastilah akan mengalami kematian, dan

kematian itu tidak bisa diprediksi kedatangannya. Semakin besar

angka umur seseorang semakin dekat pula ia dengan kematian.

Orang yang mati harus punya persiapan,yaitu amal shaleh yang

sebanyak-banyaknya utuk bisa berjumpa dengan Allah SWT

dalam keadaan yang diridhoi-Nya. “Barang siapa mengharapkan

perjumpaan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal

shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam

beribadah kepada Tuhannya.” (QS. AL Kahfi : 110)

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

31

A. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan gambaran yang berisi langkah kerja yang akan

ditempuh dalam melakukan penelitian terhadap teks Dawā`u `l-Qulūb. Penjelasan

terhadap bagan di atas adalah sebagai berikut. Teks yang dikaji dalam penelitian ini

adalah teks Dawā`u `l-Qulūb. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah penyuntingan teks yang terdiri dari, inventarisasi naskah, deskripsi naskah,

ikhtisar isi teks, kritik teks, suntingan teks, dan daftar kata sukar. Penyuntingan teks

dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan suntingan teks yang baik dan benar.

Teks Dawā`u `l-Qulūb

Suntingan teks Dawā`u`l-Qulūb

Analisis struktur Analisis Akhlak Islami

a. InventarisasiNaskah

b. Deskripsi Naskah

c. Ikhtisar Isi Teks

d. Kritik Teks

e. Suntingan Teks

f. daftar Kata Sukar

a. Struktur pengisahanteks

b. Gaya pengisahanteks

c. Pusat pengisahanteks

d. Gaya bahasa

MengetahuiAkhlak Islamidalam teksDawā`u `l-Qulūb

Menyediakan Suntingan Teks yang baik dan benar, dan menjelaskan akhlakIslami dalam teks Dawā`u `l-Qulūb

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · dilakukan oleh Inayatul Mufida untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2010 ). ... penanda

32

Baik berarti mudah dibaca karena teks sudah ditranskripsi kedalam huruf latin, benar

berarti jika terdapat kesalahan salin tulis sudah diperbaiki berdasarkan kaidah filologi.

Langkah kedua adalah analisis struktur dan akhlak Islami teks Dawā`u `l-

Qulūb. Analisis struktur teks terdiri dari struktur pengisahan teks, gaya pengisahan

teks, pusat pengisahan teks, dan gaya bahasa. Analisis Akhlak Islami teks Dawā`u `l-

Qulūb berdasarkan isi teks Dawā`u `l-Qulūb bertujuan untuk memaparkan akhlak

baik dan buruk yang terdapat dalam teks Dawā`u `l-Qulūb.