BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan...

34
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Program Akselerasi 1. Konsep Program Akselerasi Akselerasi atau percepatan belajar merupakan salah satu penanganan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dengan kecepatan yang lebih tinggi dari rata-rata anak seusianya atau belajar pada usia yang lebih muda dari umumnya dengan stimulasi belajar yang disesuaikan dengan kecepatan belajar siswa (Colangelo, 1991; Feldhusen, 1995; Pressey, 1949 dalam Winanti dkk, 2007). Hal ini berarti siswa yang memiliki kecerdasan yang sangat tinggi dapat mempelajari berbagai topik yang seharusnya diberikan kepada siswa di kelas yang lebih tinggi. Jadi akselerasi lebih berfokus pada kecepatan dalam belajar, bukan pada kedalaman ataupun keluasan dalam belajar. Colangelo (1991 dalam Winanti dkk, 2007) menyebutkan bahwa istilah akselerasi merujuk pada pelayanan yang diberikan dan kurikulum yang disampaikan. Sebagai model pelayanan, pengertian akselerasi termasuk juga taman siswa-siswa atau perguruan tinggi pada usia muda, meloncat kelas dan mengikuti pelajaran tertentu pada kelas di atasnya. Sementara itu, sebagai model kurikulum, akselerasi berarti mempercepat bahan ajar dari yang seharusnya dikuasai siswa pada saat itu.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

13

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

2.1 Program Akselerasi1. Konsep Program Akselerasi

Akselerasi atau percepatan belajar merupakansalah satu penanganan pendidikan yang memberikankesempatan kepada siswa untuk belajar dengankecepatan yang lebih tinggi dari rata-rata anakseusianya atau belajar pada usia yang lebih muda dariumumnya dengan stimulasi belajar yang disesuaikandengan kecepatan belajar siswa (Colangelo, 1991;Feldhusen, 1995; Pressey, 1949 dalam Winanti dkk,2007). Hal ini berarti siswa yang memiliki kecerdasanyang sangat tinggi dapat mempelajari berbagai topikyang seharusnya diberikan kepada siswa di kelas yanglebih tinggi. Jadi akselerasi lebih berfokus padakecepatan dalam belajar, bukan pada kedalamanataupun keluasan dalam belajar.

Colangelo (1991 dalam Winanti dkk, 2007)menyebutkan bahwa istilah akselerasi merujuk padapelayanan yang diberikan dan kurikulum yangdisampaikan. Sebagai model pelayanan, pengertianakselerasi termasuk juga taman siswa-siswa atauperguruan tinggi pada usia muda, meloncat kelas danmengikuti pelajaran tertentu pada kelas di atasnya.Sementara itu, sebagai model kurikulum, akselerasiberarti mempercepat bahan ajar dari yang seharusnyadikuasai siswa pada saat itu.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

14

Secara konseptual akselerasi didefinisikan olehPressey (1949 dalam Winanti dkk, 2007) sebagai:“progress through and educational program at rates,faster or ages younger than conventional”. Akselerasisebagai suatu kemajuan yang diperoleh dalam programpendidikan yang lebih cepat atau usia yang lebih mudadaripada yang konvensional.

Menurut Feldhusen (1995 dalam Muhid danRohmatillah, 2007), program akselerasi diberikanuntuk memelihara minat siswa yang memiliki potensilebih terhadap sekolah. Mendorong siswa agarmencapai prestasi akademis yang baik dan untukmenyelesaikan pendidikan yang relatif cepat dalammelanjutkan pendidikan yang lebih tinggi bagikeuntungan dirinya dan masyarakat.

Herry Widiastono, seperti yang dikutip Wulandari(2004) menyatakan bahwa program percepatan belajar(accelerated) yaitu pemberian pelayanan denganmembolehkan mereka (siswa) menyelesaikan programreguler dalam jangka waktu yang lebih singkatdibandingkan dengan teman-temannya. Program inicocok bagi anak yang berbakat dengan tipe acceleratedlearner. Depdiknas (2004) mendefinisikan bahwaprogram akselerasi adalah “Program layanan belajardiperuntukan bagi siswa yang diidentifikasikanmemiliki ciri-ciri keberbakatan intelektual dan programini dirancang khusus untuk dapat menyelesaikanprogram belajar lebih cepat dari waktu yang telahditetapkan”.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

15

Dalam program percepatan belajar untuk SD,SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintahpada tahun 2000, akselerasi didefinisikan sebagai salahsatu bentuk pelayanan pendidikan yang diberikan bagisiswa dengan kecerdasan dan kemampuan luar biasauntuk dapat menyelesaikan pendidikan lebih awal dariwaktu yang telah ditentukan, sehingga mereka dapatmenyelesaikan pendidikan formalnya dalam waktuyang lebih singkat atau pada usia yang lebih muda(Direktorat PSLB, 2010).

Akselerasi bukanlah pengganti layananpendidikan atau program untuk anak berbakat.Sebaliknya, akselerasi (dan kebijakan akselerasi)memberikan kontribusi yang luas, komprehensif bagiprogram anak berbakat (Colangelo dkk, 2010). Karenaprogram ini diberikan kepada siswa yang memilikipotensi kecerdasan tinggi, dan bakat istimewa, makapihak sekolah (guru/tenaga kependidikan) harusmengetahui, mengamati dan menyeleksi siswa yangdemikian. Hal ini dilakukan agar penyelenggaraanprogram akselerasi diberikan tepat sasaran kepadasiswa yang benar-benar memiliki potensi kecerdasantinggi dan bakat istimewa.

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapatdisimpulkan bahwa program akselerasi berisikanseperangkat kegiatan pelayanan pendidikan yangdirancang khusus dan diperuntukan bagi siswa yangmemiliki keberbakatan istimewa dengan kecerdasandan kemampuan serta bakat dan minat luar biasadibandingkan dengan siswa lain (siswa biasa), sehingga

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

16

kegiatan belajar dapat diselesaikan dalam waktuyang lebih cepat dan singkat.

2. Tujuan Program AkselerasiAkselerasi sebagai salah satu pendekatan yang

dilakukan untuk membantu siswa CI mengembangkanpotensinya secara optimal bertujuan antara lain (NAGCPosition Statement 1992 dalam Direktorat PSLB 2004):(1) Menyesuaikan kecepatan pembelajaran dengankemampuan siswa, (2) Memberikan tantangan belajarpada tingkatan yang sesuai untuk menghindarikejenuhan belajar akibat dari pembelajaran yangdiulang-ulang, dan (3) Mengurangi waktu untukmenyelesaikan sekolah secara tradisional.

Penyelenggaraan program akselerasi bagi siswasekolah yang di lakukan oleh Departemen PendidikanNasional (Depdiknas, 2009), mempunyai maksud dantujuan sebagai berikut: (1) Memberikan kesempatanbagi peserta didik cerdas istimewa untuk mengikutiprogram pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasanyang dimilikinya; (2) Memenuhi hak asasi peserta didikcerdas istimewa sesuai kebutuhan pendidikan bagidirinya; (3) Meningkatkan efisiensi dan efektivitasproses pembelajaran bagi peserta didik cerdasistimewa; (4) Membentuk manusia berkualitas yangmemiliki kecerdasan spiritual, emosional, sosial danintelektual serta memiliki ketahanan dan kebugaranfisik; dan (5) Membentuk manusia yang berkualitas danberkompeten dalam pengetahuan dan seni, berkeahliandan berketrampilan, menjadi anggota masyarakat yangbertanggungjawab, serta mempersiapkan peserta didik

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

17

mengikuti pendidikan lebih lanjut dalam rangkamewujudkan pendidikan nasional.

Selain tujuan di atas, Meier (2000) menjelaskanbahwa “the purpose of accelerated learning is to awakenlearners to their full learning ability, to make learningenjoyable and fulfilling for them again, and to contributeto their full human happiness, intelligence, competence,and success”. Tujuan pembelajaran program akselerasiadalah menggugah sepenuhnya kemampuan belajarpara pelajar, membuat belajar menyenangkan, danmemuaskan bagi mereka, serta memberikansumbangan sepenuhnya pada kebahagiaan,kecerdasan, keberhasilan mereka sebagai manusia.

Ada dua tujuan yang mendasaridikembangkannya program percepatan belajar(akselerasi) bagi peserta didik yang memiliki potensikecerdasan dan bakat istimewa (Depdiknas, 2003): (1)Tujuan Umum, yaitu: (a) Memenuhi kebutuhan pesertadidik yang memiliki karakteristik spesifik dari segiperkembangan kognitif dan afektifnya, (b) Memenuhihak asasi peserta didik yang sesuai dengan kebutuhanpendidikan bagi dirinya sendiri, (c) Memenuhi minatintelektual dan perspektif masa depan peserta didik, (d)Memenuhi kebutuhan aktualisasi diri peserta didik, (e)Menimbang peran peserta didik sebagai asetmasyarakat dan kebutuhan masyarakat untukpengisian peran, serta (f) Menyiapkan peserta didiksebagai pemimpin masa depan, dan (2) Tujuan Khusus,yaitu: (a) Memberikan penghargaan untuk dapatmenyelesaikan program pendidikan secara lebih cepatsesuai dengan potensinya, (b) Meningkatkan efisiensi

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

18

dan efektivitas dan proses pembelajaran peserta didik,(c) Mencegah rasa bosan terhadap iklim kelas yangkurang mendukung berkembangnya potensikeunggulan peserta didik secara optimal, serta (d)Memacu mutu siswa untuk peningkatan kecerdasanspiritual, intelektual, dan emosionalnya secaraberimbang.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwatujuan utama diselenggarakannya program akselerasiyaitu memberikan kesempatan dan pelayananpendidikan pada siswa cerdas istimewa dan untukmembentuk peserta didik berprestasi dalam prosespelajaran. Sesuai dengan tujuan program percepatanbelajar (akselerasi) di atas, tentunya sekolahpenyelenggara harus mengelola pendidikan dengan baikagar tujuan tersebut dapat tercapai dengan maksimal.

3. Bentuk Penyelenggaraan Program AkselerasiMenurut Elliot & Dweck (1999 dalam Alsa, 2007),

pengakomodasian perbedaan individual di antara siswadapat dilaksanakan dengan empat cara, yaitu (1)masuk sekolah berdasar usia mental dan bukan usiakronologis, (2) loncat kelas, (3) waktu belajardipersingkat, dan (4) masuk sekolah menengah atauuniversitas lebih awal. Program akselerasi dengan caramempersingkat waktu belajar memiliki tiga model,yaitu model kelas reguler, model kelas khusus, danmodel sekolah khusus. Pada model kelas reguler, siswatetap berada dalam kelas regulernya dan gurumemberikan perlakuan akseleratif pada siswa sehinggadapat loncat kelas; pada model kelas khusus, siswa

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

19

dikelompokkan ke dalam satu kelas tersendiri dandiberi pengajaran akseleratif, dan pada model sekolahkhusus, siswa belajar di sekolah yang memangdikhususkan untuk mereka. Model yang diterapkan diIndonesia adalah model kelas khusus, ditambahdengan adanya pemerkayaan (enrichment) (Depdiknas,2003). Dalam penyelenggaraan program akselerasi diSMP Negeri 6 Ambon, model yang digunakan adalahmodel kelas khusus.

4. Penyelenggaraan Program AkselerasiUpaya peningkatan mutu pendidikan dipengaruhi

oleh berbagai faktor yang saling terkait satu sama lain.Faktor-faktor tersebut merupakan sub-sistem dalampendidikan. Bila ingin mengembangkan sub-sistemtersebut, menuntut perubahan atau penyesuaian padasub-sistem lain. Bila pendidikan bagi peserta didik yangmemiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasadikembangkan untuk mencapai keunggulan dalamkeluaran (output) pendidikannya, maka untukmencapai keunggulan tersebut, sedikitnya terdapat 8faktor lainnya yang perlu diarahkan untuk menunjangtercapainya tujuan tersebut. Faktor-faktor itu meliputi:(1) Masukan (input, intake), (2) Kurikulum, (3) TenagaKependidikan, (4) Sarana dan Prasarana, (5) Dana, (6)Manajemen, (7) Lingkungan, dan (8) Proses belajarmengajar.

Kedelapan faktor tersebut dapat dideskripsikansebagai berikut (Herry, 1999 dalam Ahmadi dkk, 2011):

Pertama, masukan (input, intake) siswa di seleksisecara ketat dengan menggunakan kriteria tertentu dan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

20

prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan. Kriteriayang digunakan adalah: (1) Prestasi belajar, denganindikator: angka rapor, Nilai Ebtanas Murni (NEM),dan/atau hasil tes prestasi akademik, berada duastandar deviasi di atas mean populasi siswa, (2) Skorpsikotes, yang meliputi: inteligency quotient (IQ)minimal 125, kreativitas, tanggung jawab terhadaptugas (task commitment), dan emotional quotient (EQ)berada dua standar deviasi di atas mean populasisiswa, dan (3) Kesehatan dan kesempatan jasmani, jikadiperlukan.

Kedua, kurikulum yang digunakan adalahkurikulum nasional yang standar, namun dilakukanimprovisasi alokasi waktunya sesuai dengan tuntutanbelajar peserta didik yang memiliki kecepatan belajarserta motivasi belajar yang lebih tinggi dibandingkandengan kecepatan belajar dan motivasi siswaseusianya. Dalam hal ini misalnya untukmenyelesaikan studi di SD, yang biasanya memakanwaktu 6 tahun dipercepat menjadi 5 tahun. Demikianpula, untuk menyelesaikan studi di SMP atau SMU,yang biasanya memakan waktu 3 tahun dipercepatmenjadi 2 tahun.

Ketiga, tenaga kependidikan. Karena siswanyamemiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa, makatenaga kependidikan yang menanganinyapun terdiriatas tenaga kependidikan yang unggul, baik dari segipenguasaan materi pelajaran, penguasaan metodemengajar, maupun komitmen dalam melaksanakantugas.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

21

Keempat, sarana-prasarana yang menunjang,yang disesuaikan dengan kemampuan dan kecerdasansiswa, sehingga dapat digunakan untuk memenuhikebutuhan belajar serta menyalurkan kemampuan dankecerdasannya, termasuk bakat dan minat, baik dalamkegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler.

Kelima, dana. Untuk menunjang tercapainyatujuan yang telah ditetapkan perlu adanya dukungandana yang memadai, termasuk perlunya disediakaninsentif tambahan bagi tenaga kependidikan yangterlibat, baik berupa uang maupun fasilitas lainnya.

Keenam, manajemen, bersangkut paut denganstrategi dan implementasi keseluruhan sumberdayayang ada dalam sistem sekolah untuk mencapai tujuanyang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, bentukmanajemen pada sekolah dengan sistem percepatanbelajar harus memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi,realistis, dan berorientasi jauh ke depan. Dengandemikian, pengelolaannya didasari oleh komitmen,ketekunan, pemahaman yang sama, kebersamaanantara semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini.

Ketujuh, lingkungan belajar yang kondusif untukberkembangnya potensi keunggulan yang nyata, baiklingkungan dalam arti fisik maupun sosial-psikologis disekolah, di masyarakat, dan di rumah.

Kedelapan, proses belajar-mengajar yangbermutu dan hasilnya selalu dapatdipertanggungjawabkan (accountable) kepada siswa,orang tua, lembaga, maupun masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkanbahwa perlunya perhatian khusus kepada peserta didik

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

22

yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasaadalah untuk mengembangkan potensi peserta didikseoptimal mungkin. Pengembangan potensi pesertadidik memerlukan strategi yang sistematis dan terarahkarena strategi pendidikan yang ditempuh selama ini,termasuk kurikulum yang ada, memberikan perlakuanyang standar kepada semua peserta didik yangsebenarnya berbeda kemampuan dan kecerdasannya.Potensi unggul peserta didik yang memiliki kemampuandan kecerdasan luar biasa tidak akan begitu sajamuncul tanpa stimulasi yang sesuai. Salah satustimulasi yang sesuai adalah melalui pemberianpelayanan pendidikan yang berdiferensiasi, yaitupemberian pengalaman pendidikan yang disesuaikandengan kemampuan dan kecerdasan peserta didik,dengan menggunakan kurikulum yang berdiversifikasiyaitu kurikulum standar yang diimprovisasi alokasiwaktunya sehingga sesuai dengan kecepatan belajardan motivasi belajar siswa. Dengan sistem percepatankelas (akselerasi), siswa yang memiliki kemampuan dankecerdasan luar biasa diberi peluang untuk dapatmenyelesaikan studi di SD menjadi 5 tahun, di SMPdan SMU masing-masing 2 tahun, denganmenyelesaikan semua target kurikulum tanpa meloncatkelas. Penyelenggaraan sistem percepatan belajar(akselerasi) bagi siswa yang memiliki kemampuan dankecerdasan luar biasa merupakan salah satu strategialternatif yang relevan karena siswa yang memilikikemampuan dan kecerdasan luar biasa memilikikecepatan belajar dan motivasi belajar di ataskecepatan belajar dan motivasi belajar siswa lainnya.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

23

2.2 Evaluasi ProgramSuchman (1961 dalam Arikunto dan Safruddin,

2014) memandang evaluasi sebagai sebuah prosesmenentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatanyang direncanakan untuk mendukung tercapainyatujuan. Definisi lain dikemukakan oleh Worthen danSanders (1973 dalam Arikunto dan Safruddin, 2014),kedua ahli tersebut mengatakan bahwa evaluasi adalahkegiatan mencari sesuatu yang berharga tentangsesuatu; dalam mencari sesuatu tersebut jugatermasuk mencari informasi yang bermanfaat dalammenilai keberadaan suatu program, produksi, prosedur,serta alternatif strategi yang diajukan untuk mencapaitujuan yang sudah ditentukan. Stufflebeam (1971dalam Arikunto dan Safruddin, 2014) mengatakanbahwa evaluasi merupakan penggambaran, pencarian,dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagipengambil keputusan dalam menentukan alternatifkeputusan.

Setiap program, khususnya dalam pendidikan,dikatakan lengkap apabila disertai dengan evaluasisebagai kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dariprogram itu. Evaluasi program perlu dilakukan secaraobjektif dan mendasar sehingga bermakna danmerupakan bentuk pertanggungjawaban. Hasil evaluasiakan menentukan keberlangsungan suatu program.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

24

Evaluasi sangat dibutuhkan terutama dalammemaparkan secara sistematis dan detail, untukmengetahui sampai sejauh mana suatu programpendidikan itu telah berjalan. Berikut ada empat faktorpendorong atau kecenderungan yang menyebabkanevaluasi dibutuhkan (Marni, 2013):1. Akuntabilitas, merujuk pada justifikasi untuk

pencapaian hasil yang realistis suatu program.2. Pelaporan perihal dana. Jika suatu program akan

dipertanggungjawabkan, tentu dibutuhkan rinciansecara detail penggunaan dananya secaratransparan.

3. Kegiatan untuk mengetahui sampai sejauh manaperforma dan hasil kerja yang sedang atau telahdilakukan baik dalam tahap proses, hasil, dandampak.

4. Pengambilan keputusan suatu program pendidikan.Untuk memutuskan apakah program dapat terusdilaksanakan, direvisi dan dikembangkan, ataudihentikan.

Alasan di atas menjadi penting dan mempunyaimakna yang mendalam untuk digeneralisasikan bahwasetiap program perlu untuk di evaluasi.

Sebelum membahas tentang evaluasi programlebih lanjut, perlu dipahami terlebih dahulu pengertiandasar tentang “program”. Arikunto dan Safruddin(2014) menyebutkan dua pengertian program, secaraumum dan khusus. Pengertian program secara umumadalah rencana atau rancangan kegiatan yang akandilakukan. Sedangkan pengertian secara khusus,program adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

25

secara berkesinambungan dengan waktu danpelaksanaannya biasanya membutuhkan waktu yangpanjang. Program juga merupakan rangkaian kegiatanyang membentuk satu sistem yang saling terkait satudengan lainnya dengan melibatkan lebih dari satuorang untuk melaksanakannya.

Wirawan (2012) menyatakan bahwa programadalah kegiatan atau aktivitas yang dirancang untukmelaksanakan kebijakan dan dilaksanakan dalamwaktu yang tidak terbatas. Kebijakan bersifat umumdan untuk merealisasikannya disusun berbagai jenisprogram. Menurutnya, program tersebut perludievaluasi untuk menentukan apakah layanan atauintervensinya telah mencapai tujuan yang ditetapkan.Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa, evaluasiprogram adalah metode sistematik untukmengumpulkan, menganalisis, dan memakai informasiuntuk menjawab pertanyaan dasar mengenai program.

Menurut Isaac dan Michael (1984) seperti dikutipoleh Marni (2013), sebuah program harus diakhiridengan evaluasi, untuk melihat apakah programtersebut berhasil menjalankan fungsi sebagaimanayang telah ditetapkan sebelumnya. Informasi yangdiperoleh dari kegiatan evaluasi sangat berguna bagipengambilan keputusan dan kebijakan lanjutan dariprogram, karena dari hasil evaluasi program itulah parapengambil keputusan akan menentukan tindak lanjutdari program yang atau telah dilaksanakan.

Wujud dari hasil evaluasi adalah adanyarekomendasi dari evaluator untuk pengambilankeputusan (decision maker). Menurut Arikunto dan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

26

Syafrudin (2014), ada empat kemungkinan kebijakanberdasarkan hasil evaluasi yaitu:1. Menghentikan program, karena dipandang bahwa

program tersebut tidak ada manfaatnya, atau tidakdapat terlaksana sebagaimana diharapkan.

2. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yangkurang sesuai dengan harapan (terdapat kesalahan,tetapi hanya sedikit).

3. Melanjutkan program, karena pelaksanaan programmenunjukkan bahwa segala sesuatu sudah berjalansesuai dengan harapan dan memberikan hasil yangbermanfaat.

4. Menyebarluaskan program (melaksanakan programdi tempat-tempat lain atau mengulangi lagi programdi lain waktu), karena program tersebut berhasildengan baik, maka sangat baik jika dilaksanakanlagi di tempat dan waktu yang lain.

Tujuan dari diadakannya evaluasi programadalah untuk mengetahui pencapaian tujuan programdengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatanprogram, karena evaluator program ingin mengetahuibagian mana dari komponen dan subkomponenprogram yang belum terlaksana dan apa sebabnya(Arikunto dan Safruddin, 2014).

Evaluasi dilaksanakan untuk mencapai berbagaitujuan sesuai dengan objek evaluasinya. Tujuanmelaksanakan evaluasi menurut Wirawan (2012)antara lain adalah:

1. Mengukur pengaruh program terhadapmasyarakat.

2. Menilai apakah program telah dilaksanakansesuai dengan rencana.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

27

3. Mengukur apakah pelaksanaan program sesuaidengan standar.

4. Evaluasi program dapat mengidentifikasi danmenemukan mana dimensi program yang jalan,mana yang tidak berjalan.

5. Pengembangan staf program.6. Memenuhi ketentuan undang-undang.7. Akreditasi program.8. Mengukur cost effectiveness dan cost efficiency.9. Mengambil keputusan mengenai program.10. Accountabilitas.11. Memberikan balikan kepada pimpinan dan staf

program.12. Memperkuat posisi politik13. Mengembangkan teori ilmu evaluasi atau riset

evaluasi.

Evaluasi program dilakukan dengan suatumaksud atau tujuan yang berguna dan jelassasarannya. Sekurang-kurangnya ada empat kegunaanutama evaluasi program (Widoyoko, 2013), yaitu:1. Mengkomunikasikan program kepada publik

Sekolah memiliki kewajiban untukmengkomunikasikan efektivitas program (termasukprogram akselerasi) kepada orang tua maupunpublik lainnya melalui hasil-hasil evaluasi yangdilaksanakan, dengan demikian publik dapatmenilai tentang efektivitas program dan memberikandukungan yang diperlukan.

2. Menyediakan informasi bagi pembuat keputusanInformasi yang dihasilkan dari evaluasi program(program akselerasi) akan berguna bagi setiaptahapan dari manajemen sekolah mulai sejakperencanaan, pelaksanaan ataupun ketika akanmengulangi dan melanjutkan program. Hasilevaluasi dapat dijadikan dasar bagi pembuatan

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

28

keputusan, sehingga keputusan tersebut lebih valid.Pembuat keputusan biasanya memerlukan informasiyang akurat agar dapat memutuskan sesuatu secaratepat.

3. Penyempurnaan program yang adaEvaluasi program yang dilaksanakan dengan baikdapat membantu upaya-upaya dalam rangkamenyempurnakan jalannya program sehingga lebihefektif. Berdasarkan hasil evaluasi akan dapatdiperoleh informasi tentang dampak dari berbagaiaspek program terhadap siswa, dan berhasil jugateridentifikasi berbagai faktor yang perludiperhatikan atau perlu penyempurnaan.

4. Meningkatkan partisipasiDengan adanya informasi hasil evaluasi program(program akselerasi), maka orang tua ataumasyarakat akan terpanggil untuk berpartisipasidan ikut mendukung upaya-upaya peningkatankualitas pendidikan. Hasil evaluasi program yangdimasyarakatkan akan menggugah kepedulianmasyarakat terhadap program tersebut, menarikperhatiannya, dan akhirnya akan menumbuhkanrasa ikut memiliki (self of belonging).

Implementasi program harus senantiasa dievaluasi untuk melihat tingkat efektifitas programtersebut mencapai maksud pelaksanaan program yangtelah ditetapkan sebelumnya. Tanpa adanya evaluasi,program yang berjalan tidak akan dapat dilihatefektifitasnya. Dengan demikian, kebijakan-kebijakanbaru yang berhubungan dengan program itu tidak akandidukung oleh data. Karenanya, evaluasi program

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

29

bertujuan untuk menyediakan data dan informasi sertarekomendasi bagi pengambil kebijakan (decision maker)untuk memutuskan apakah akan melanjutkan,memperbaiki, atau menghentikan sebuah program.

2.3 Model Evaluasi ProgramAda banyak model yang bisa digunakan dalam

melakukan evaluasi program khususnya programpendidikan. Meskipun terdapat beberapa perbedaanantara model-model tersebut, tetapi secara umumsemuanya memiliki persamaan yaitu mengumpulkandata atau informasi obyek yang di evaluasi sebagaibahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan.

Terdapat beberapa model evaluasi yang dapatdigunakan dalam melakukan kegiatan evaluasiterhadap suatu program (Arikunto dan Safruddin,2014) sebagai berikut:1. Goal Oriented Evaluation Model

Merupakan model yang muncul paling awal. Yangmenjadi objek pengamatan pada model ini adalahtujuan dari program yang sudah ditetapkan jauhsebelum program dimulai. Evaluasi dilakukansecara berkesinambungan, terus-menerus,mengecek sejauh mana tujuan tersebut sudahterlaksana di dalam proses pelaksanaan program.Model ini dikembangkan oleh Tyler.

2. Goal Free Evaluation ModelDikembangkan oleh Michel Scriven. Model inidisebut juga dengan evaluasi lepas dari tujuan,tetapi bukannya lepas sama sekali dari tujuan tetapi

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

30

hanya lepas dari tujuan khusus. Model ini hanyamempertimbangkan tujuan umum yang akandicapai oleh program, bukan secara rinci atauperkomponen.

3. Formatif – Summatif Evaluation ModelEvaluasi Formatif secara prinsip merupakanevaluasi yang dilaksanakan ketika program masihberlangsung atau ketika program masih dekatdengan permulaan kegiatan. Tujuan evaluasiformatif tersebut adalah mengetahui sejauh manaprogram yang dirancang dapat berlangsung,sekaligus mengidentifikasikan hambatan. Dengandiketahuinya hambatan dan hal-hal yangmenyebabkan program tidak lancar, pengambilkeputusan secara dini dapat mengadakan perbaikanyang mendukung kelancaran pencapaian tujuanprogram. Evaluasi Sumatif dilakukan setelahprogram berakhir. Tujuan dari evaluasi sumatifadalah untuk mengukur ketercapaian program.

4. Countenance Evaluation ModelDikembangkan oleh Stake. Model ini menekankanpada adanya pelaksanaan dua hal pokok, yaitu: (a)deskripsi (description), dan (b) perimbangan(judgements), serta membedakan adanya tiga tahapdalam evaluasi program, yaitu: (a) anteseden(antecedents/context), (b) transaksi (transaction/process), (c) keluaran (output - outcomes).

5. CSE – UCLA Evaluation ModelCiri dari model ini adalah adanya 4 tahap yangdilakukan dalam evaluasi, yaitu perencanaan,pengembangan, implementasi, hasil, dan dampak.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

31

Hernandez, seperti yang dikutip oleh Arikuntomenjelaskan ada 4 tahap dalam model ini, yaitu: a)Needs Assessment, b) Program Planning, c) FormativeEvaluation, dan d) Summative Evaluation.

6. CIPP Evaluation ModelModel evaluasi ini adalah model yang paling banyakdikenal dan diterapkan oleh para evaluator. ModelCIPP ini dikembang oleh Stufflebeam, dkk padatahun 1967 di Ohio State University. Model evaluasiCIPP melakukan tindakan evaluasi yang mencakupempat sasaran evaluasi yakni konteks, input,proses, dan produk.

7. Discrepancy Evaluation ModelEvaluasi kesenjangan (discrepancy evaluation)menurut Provus adalah untuk mengetahui tingkatkesesuaian antara baku (standard) yang sudahditentukan dalam program dengan kinerja(performance) sesungguhnya dari program tersebut.Baku adalah kriteria yang ditetapkan, sedangkankinerja adalah hasil pelaksanaan program.

Evaluasi terhadap program akselerasimembutuhkan model evaluasi yang cocok untukmelakukan kegiatan tersebut. Dilihat dari beberapasubstansi program tersebut, evaluasi ini dilakukanuntuk melihat hal yang melatarbelakangipenyelenggaraannya, desain perencanaannya,pelaksanaannya, dan produk yang dihasilkan dariprogram tersebut, yang pada akhirnya hasil evaluasi iniakan memberikan rekomendasi terhadap keberadaanprogram tersebut. Apabila dilihat dari keempatsubstansi tersebut, maka model evaluasi CIPP

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

32

merupakan salah satu model yang cocok digunakanuntuk melakukan evaluasi terhadap program akselerasi.

Konsep model evaluasi CIPP (Context, Input,Process, and Product) pertama kali ditawarkan olehStufflebeam pada tahun 1965 sebagai hasil usahanyamengevaluasi ESEA (the Elementary and SecondaryEducation Act). Konsep tersebut ditawarkan olehStufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan pentingevaluasi adalah bukan membuktikan, tetapi untukmemperbaiki. The CIPP approach is based on the viewthat the most important purpose of evaluation is not toprove but to improve (Madaus, Scriven, Stufflebeam,1993, dalam Widoyoko, 2013).

Gambar 2.1 menggambarkan elemen dasar dariCIPP Model dalam tiga lingkaran konsentris. Lingkarandalam mewakili nilai-nilai inti yang memberikan dasaruntuk suatu evaluasi. Roda sekitar nilai dibagi menjadiempat fokus evaluatif yang berhubungan denganprogram atau usaha lainnya: tujuan, rencana,tindakan, dan hasil. Roda luar menunjukkan jenisevaluasi yang melayani masing-masing empat fokusevaluatif. Ini adalah evaluasi konteks, input, proses,dan produk.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

33

Gambar 2.1 Key Components of the CIPP Evaluation Model andAssociated Relationships with Programs (Stufflebeam, 2003)

Setiap panah ganda menunjukkan hubungan duaarah antara fokus evaluatif tertentu dan jenisevaluasi. Tugas menetapkan tujuan menimbulkanpertanyaan untuk evaluasi konteks, yang padagilirannya memberikan informasi untuk memvalidasiatau memperbaiki tujuan. Perencanaan upayaperbaikan menghasilkan pertanyaan untuk evaluasimasukan, yang sejalan menyediakan penilaian rencanadan arahan untuk memperkuat rencana. Kegiatanperbaikan memunculkan pertanyaan untuk evaluasiproses, yang pada gilirannya memberikan penilaiantindakan dan umpan balik untuk memperkuat keempatkomponen tersebut.

Definisi formal evaluasi yang mendasari modelCIPP adalah sebagai berikut:

“Evaluation is the process of delineating, obtaining,providing, and applying descriptive and judgmentalinformation about the merit and worth of some object’sgoals, design, implementation, and outcomes to guideimprovement decisions, provide accountability reports,inform institutionalization/ dissemination decisions,and improve understanding of the involvedphenomena” (Stufflebeam, 2003).

Definisi di atas merangkum ide-ide kunci dalammodel CIPP. Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarikkesimpulan bahwa terdapat empat tujuan evaluasi,yaitu: keputusan membimbing; memberikan catatanuntuk akuntabilitas; menginformasikan keputusantentang menginstal dan/atau menyebarkan produkyang dikembangkan, program, dan jasa; dan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

34

mempromosikan pemahaman tentang dinamikafenomena yang diperiksa.

Model CIPP ini dirancang untuk melayanikebutuhan baik untuk evaluasi formatif dansumatif. Evaluasi CIPP yang formatif, ketika merekasecara proaktif sebagai kunci pengumpulan danpelaporan informasi kepada perbaikan. Sebagaievaluasi sumatif, ketika mereka melihat kembali padaproyek atau program kegiatan selesai atau pertunjukanjasa, bekerja sama dan jumlah arti nilai informasi yangrelevan, dan fokus pada akuntabilitas (Stufflebeam,2003).

Hubungan peran evaluasi formatif (perbaikan)dan sumatif (akuntabilitas) untuk evaluasi konteks,input, proses, dan produk terwakili dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1 The Relevance of Four Evaluation Types toImprovement and Accountability

Context Input Process ProductImprovement/Formativeorientation

Guidance forchoosing goalsand assigningpriorities

Guidancefor choosingaprogram/servicestrategy

Guidanceforimplementation

Guidance fortermination,continuation,modification, orinstallation

Input forspecifyingtheproceduraldesign,schedule,and budget

Accountability/Summative

Record of goalsand prioritiesand bases for

Record ofchosenstrategy

Record oftheactual

Record ofachievements,assessment

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

35

orientation their choicealong with arecord ofassessedneeds,opportunities,and problems

and designand reasonsfor theirchoice overotheralternatives

processand itscosts

compared withneeds andcoast, andrecyclingdecisions

(Sumber: Stufflebeam, 2003).

Berdasarkan skema di atas, evaluator akanmerancang dan melakukan evaluasi untuk membantuguru, kepala sekolah, atau penyedia layanan lainbertanggung jawab merencanakan dan melaksanakanprogram atau layanan. Mereka juga akan mengatur danmenyimpan informasi terkait evaluasi formatif untukdigunakan dalam menyusun suatu akuntabilitas/laporan evaluasi sumatif.

Menurut Arikunto dan Safruddin (2014), modelevaluasi CIPP adalah model evaluasi yang memandangprogram yang dievaluasi sebagai sebuah sistem.Dengan demikian, jika evaluator sudah menetapkanmodel CIPP sebagai model yang akan digunakan untukmengevaluasi suatu program, maka mau tidak mauharus menganalisis program tersebut berdasarkankomponen-komponennya.

Komponen dalam model evaluasi CIPP dapatdijelaskan sebagai berikut:1. Evaluasi Konteks (Context Evaluation)

Menurut Stufflebeam (2003 dalam Wirawan,2012), evaluasi konteks untuk menjawabpertanyaan: apa yang perlu dilakukan? (What needsto be done?). Evaluasi ini mengidentifikasi danmenilai kebutuhan-kebutuhan yang mendasaridisusunnya suatu program.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

36

Tujuan dari evaluasi konteks pada modelevaluasi CIPP adalah untuk mengidentifikasiinformasi awal mengenai bagaimana program akanberfungsi (Fitzpatrick et al., 2004 dalam Wang,2010). Sax (1980) mendefinisikan evaluasi konteks,sebagai berikut: “…the delineation and specificationof project’s environment, its unmet, the population andsample individual to be served, and the projectobjectives. Contect evaluation provides a rationale forjustifying a particular type of program intervention”.Evaluasi konteks merupakan penggambaran danspesifikasi tentang lingkungan program, kebutuhanyang belum dipenuhi, karakteristik populasi dansampel dari individu yang dilayani dan tujuanprogram. Evaluasi konteks membantumerencanakan keputusan, menentukan kebutuhanyang akan dicapai oleh program dan merumuskantujuan program (Widoyoko, 2013). Evaluasi konteksmenurut Arikunto dan Safruddin (2014) dilakukanuntuk menjawab pertanyaan: a) kebutuhan apayang belum terpenuhi oleh program, b) tujuanpengembangan manakah yang berhubungan denganpemenuhan kebutuhan, c) tujuan manakah yangpaling mudah dicapai.

2. Evaluasi Masukan (Input Evaluation)Evaluasi masukan untuk mencari jawaban

atas pertanyaan: apa yang harus dilakukan (Whatshould be done?). Evaluasi ini mengidentifikasiproblem, aset, dan peluang untuk membantu parapengambil keputusan mendefinisikan tujuan,prioritas-prioritas, dan membantu kelompok-

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

37

kelompok lebih luas pemakai untuk menilai tujuan,prioritas, dan manfaat-manfaat dari program,menilai pendekatan alternatif, rencana tindakan,rencana staf, dan anggaran untuk feasibilitas danpotensi cost effectiveness untuk memenuhikebutuhan dan tujuan yang ditargetkan. Parapengambil keputusan memakai Evaluasi Masukandalam memilih di antara rencana-rencana yang ada,menyusun proposal pendanaan, alokasi sumber-sumber, menempatkan staf, menskedul pekerjaan,menilai rencana-rencana aktivitas, danpengangguran (Stufflebeam, 2003 dalam Wirawan,2012).

Evaluasi masukan dilakukan sebagai saranamenempatkan sistem pendukung, strategi solusi,dan desain prosedural di tempat untuk pelaksanaanprogram di masa mendatang (Fitzpatrick et al., 2004dalam Wang, 2010). Terutama keterangan yangmeliputi isu-isu seperti biaya, hasil, keuntungan,kerugian, dan faktor-faktor yang terkait denganprogram lainnya.

Maksud dari evaluasi masukan adalahkemampuan awal siswa dan sekolah dalammenunjang program tersebut (Arikunto danSafruddin, 2014). Evaluasi masukan membantumengatur keputusan, mengatur sumber-sumberyang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencanadan strategi untuk mencapai tujuan, bagaimanaprosedur kerja untuk mencapainya. Komponenevaluasi masukan meliputi: a) sumber dayamanusia, b) sarana dan peralatan pendukung, c)

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

38

dana/anggaran, dan d) berbagai prosedur danaturan yang diperlukan (Widoyoko, 2013).

3. Evaluasi Proses (Process Evaluation)Evaluasi proses berupaya untuk mencari

jawaban atas pertanyaan: apakah program sedangdilaksanakan? (Is it being done?). Evaluasi iniberupaya mengakses pelaksanaan dari rencanauntuk membantu staf program melaksanakanaktivitas dan kemudian membantu kelompokpemakai yang lebih luas menilai program danmenginterpretasikan manfaat (Stufflebeam, 2003dalam Wirawan, 2012).

Evaluasi proses dalam model CIPP menunjukpada “apa” (what) kegiatan yang dilakukan denganprogram, “siapa” (who) orang yang ditunjuk sebagaipenanggungjawab program, “kapan” (when) kegiatanakan selesai (Arikunto dan Safruddin, 2014).Evaluasi proses meliputi koleksi data penilaian yangtelah ditentukan dan diterapkan dalam praktikpelaksanaan program. Pada dasarnya evaluasiproses untuk mengetahui sampai sejauh manarencana telah diterapkan dan komponen apa yangperlu diperbaiki (Widoyoko, 2013).

4. Evaluasi Produk/Hasil (Product Evaluation)Evaluasi produk diarahkan untuk mencari

jawaban pertanyaan: Did it succed?. Evaluasi iniberupaya mengidentifikasi dan mengakses keluarandan manfaat, baik yang direncanakan atau tidakdirencanakan, baik jangka pendek maupun jangkapanjang. Keduanya untuk membantu staf menjagaupaya memfokuskan pada mencapai manfaat yang

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

39

penting dan akhirnya untuk membantu kelompok-kelompok pemakai lebih luas mengukur kesuksesanupaya dalam mencapai kebutuhan-kebutuhan yangditargetkan (Stufflebeam, 2003 dalam Wirawan,2012).

Fungsi evaluasi produk/hasil sepertidirumuskan oleh Sax (1980) adalah “to allow toproject director (or teacher) to make decision regardingcontinuation, termination, or modification of program”.Dari hasil evaluasi proses diharapkan dapatmembantu pimpinan proyek atau guru untukmembuat keputusan yang berkenan dengankelanjutan, akhir maupun modifikasi program(Widoyoko, 2013). Sementara menurut Tayibnapis(2008) evaluasi produk untuk membantu membuatkeputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yangtelah dicapai maupun apa yang dilakukan setelahprogram itu berjalan.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang modelevaluasi CIPP diatas, maka komponen-komponenprogram akselerasi dalam penelitian ini dapat dianalisisdengan menggunakan model CIPP. Evaluasi programakselerasi di SMP Negeri 6 Ambon dapat dinilai darikonteks, input, proses, dan produk, karena sekolahtersebut sudah melaksanakannya selama tujuh tahun.

2.4 Hasil Penelitian yang RelevanPenelitian sebelumnya telah dilakukan oleh

Marni Serepinah, tahun 2014, dengan judul “EvaluasiProgram Kelas Akselerasi (Studi Evaluatif di SDK

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

40

Penabur 4 Jakarta). Dari hasil penelitian dapatdisimpulkan sebagai berikut: Pertama, evaluasimasukan, utamanya meliputi dasar/pedomanpenyelenggaraan Program Akselerasi SDK 10 PENABURJakarta telah memenuhi kriteria penyelenggaraanprogram, dimana legalitas penyelenggaraan programbaik secara de facto dan de jure telah memiliki legalitaspenyelenggaraan program. Kurikulum, rekrutmenpeserta didik, kualifikasi pendidik, bahanpembelajaran, dan sarana prasarana penunjangpembelajaran pada umumnya telah sesuai dan berjalandengan efektif. Beberapa hal yang memerlukanperhatian adalah rekruitmen peserta didik yang masihbelum sesuai kriteria penerimaan untuk tingkat IQsiswa. Minimnya pelatihan, seminar atau lokakaryauntuk guru akselerasi dan masih terdapat guru yangmengajar dengan latar belakang jenjang pendidikan D3(Diploma 3). Oleh karena itu dibutuhkan rekrutmenyang selektif dan perlunya sosialisasi dan koordinasidengan bagian pendidikan BPK PENABUR dan dinassetempat terkait dengan Program Akselerasi yangterdapat di SDK 10 PENABUR Jakarta. Kedua, evaluasiproses mencakup perencanaan pembelajaran,pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian siswaakselerasi baik kelas 3, 5, dan 6 terhadap kemampuanguru dalam persiapan pembelajaran, proses, interaksi,pengelolaan keaktifan siswa, dan kegiatan penutuppembelajaran menunjukkan kategori baik. Sungguhpundemikian, orang tua siswa mengharapkan kegiatan diluar kelas, non teori seperti eksperimen, praktik, danpengamatan terhadap hal-hal yang mendukung bidang

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

41

studi perlu diperbanyak. Ketiga, evaluasi keluaran dandampak, secara umum menunjukkan tingkatpencapaian yang baik, bahkan perbandingan nilai ujiannasional kelas akselerasi menunjukkan grafik yanglebih tinggi dibandingkan dengan kelas reguler. Aspekdampak, 100 % lulusan siswa akselerasi diterima diSMP unggulan dan umumnya mereka tetapmelanjutkan sekolah di SMP yang terdapat dilingkungan BPK PENABUR. Akan tetapi kurang dari20% siswa melanjutkan ke SMP dengan program kelasakselerasi, karena jauhnya jarak rumah ke sekolahSMP penyelenggara Program Akselerasi di lingkungansekolah BPK PENABUR. Secara keseluruhan, SDK 10PENABUR Jakarta telah mampu menyelenggarakanProgram Akselerasi yang bertujuan menyediakantempat bagi siswa dengan IQ yang berada di atas rata-rata. Orang tua siswa juga memberikan masukanpositif terhadap kelas akselerasi di SDK 10 PENABURJakarta dan bangga apabila anak mereka dapat melaluites dan mengikuti Program Akselerasi. Sosialisasi yangkurang dan lokasi yang cukup jauh mengakibatkanProgram Akselerasi ini tidak dapat dijangkau oleh siswalainnya dari semua sekolah di lingkungan PENABURyang tersebar di DKI Jakarta.

Hasil penelitian yang relevan juga dilakukan olehDewi Chandrakirana Damayanti, tahun 2013. TesisProgram Studi Pendidikan Kebutuhan KhususUniversitas Pendidikan Indonesia. Judul penelitian“Penyelenggaraan Program Akselerasi Belajar BagiPeserta Didik Cerdas Istimewa dilihat dari Opini Guru,Orang Tua dan Peserta Didik (Studi Kasus pada SMP

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

42

Negeri 1 Baleendah Kabupaten Bandung)”. Dari hasilpenelitian dinyatakan bahwa: (1) terdapat empat polarekrutmen peserta didik cerdas istimewa sesuai edarandari Dinas pendidikan Provinsi Jabar (2) Proses danevaluasi belajar dilaksanakan di kelas khusus (3)terdapat lima alternatif gagasan layanan belajar bagipeserta didik cerdas istimewa. Kesimpulan daripenelitian ini adalah terdapat alternatif gagasanlayanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewaselain program akselerasi belajar.

Penelitian yang dilakukan oleh Jovita DwiSatyarini, tahun 2010 mengambil judul “ManajemenProgram Akselerasi di Sekolah Unggulan Terpadu (StudiMultisitus di SMP Negeri 1 dan SMA Negeri 2Lumajang)”. Berdasarkan temuan penelitian diperolehkesimpulan: (1) perencanaan penyelenggaraan programakselerasi melibatkan seluruh warga sekolah, (2)mekanisme penyelenggaraan program akselerasimeliputi kegiatan meyusun dan mengirimkan proposalkepada Dinas Pendidikan Kabupaten yang akanmerekomendasikannya kepada Dinas PendidikanProvinsi untuk dilakukan penelitian dan evaluasiterhadap proposal tersebut. Apabila dianggap meme-nuhi kriteria, Dinas Pendidikan Provinsi akan mener-bitkan Surat Keputusan Penetapan, (3) strategipenentuan input program akselerasi mengikuti konsep“Three-Ring Conception” dari Renzulli. Pelaksana tesadalah lembaga psikologi yang bersertifikasi dandirekomendasikan oleh Dirjen Dikdasmen, (4)kurikulum dan pembelajaran pada program akselerasiadalah kurikulum nasional dan muatan lokal.

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

43

Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum berdife-rensiasi Kalender akademik program akselerasi memu-at empat bulan hari efektif setiap semesternya, (5) stra-tegi penentuan output menggunakan berbagai jenisulangan. Program remidial juga harus diikuti akseleranjika tidak mampu mencapai KKM dan harus kembali keprogram reguler jika dinilai tidak mampu mengikutipembelajaran di program akselerasi. Akseleran dinyata-kan lulus dari satuan pendidikan dengan mengikutikriteria kelulusan sekolah, (6) mekanisme pembinaanmeliputi pembina pusat, provinsi, dan kabupaten. (7)monitoring dilakukan secara berjenjang, dilaksanakanoleh Ditjen Dikdasmen cq. Dit PLB, Dinas PendidikanProvinsi (Subdin PLB), dan Dinas PendidikanKabupaten; dan (8) melakukan evaluasi program setiaptahun.

Selain itu juga penelitian yang dilakukan olehCitra Ceria, tahun 2011 dengan judul “EvaluasiPelaksanaan Program Akselerasi di SMA Negeri 1Banjarmasin”. Temuan dalam penelitian menunjukkanbahwa: (1) Animo masyarakat cukup tinggi terhadapprogram akselerasi dan dalam hal partisipasi punsudah cukup baik; (2) Dari segi input, kompetensi gurusudah sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan telahmencapai 87,5%. Dari segi karakteristik siswa, yangditerima pada program ini telah mencapai 85,7% sesuaistandar yang berlaku. Untuk sarana dan prasaranakelas program akselerasi sudah memenuhi pencapaianyang sangat baik yaitu 100%. Kurikulum yangdigunakan untuk program akselerasi ini adalahkurikulum nasional yaitu Kurikulum Tingkat Satuan

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

44

Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan sesuai dengankarakteristik siswa yang memiliki kemampuan dankecerdasan luar biasa. (3) Dari segi proses, ProsesBelajar Mengajar (aktivitas guru dan siswa) sudahmenunjukkan hal yang baik dengan pencapaian 100%.Untuk strategi pembelajaran pun sudah mencapai100%. Namun untuk pengelolaan program hanyamencapai 50% karena tidak adanya Job Descriptionuntuk masing-masing anggota pengurus program. (4)Dari segi produk, prestasi akademik menunjukkanhasil yang sangat baik karena setiap tahunnya selalumenghasilkan 100% kelulusan dengan nilai rata-rata diatas standar. Namun dari segi prestasi non akademikbaru mencapai 33,3% karena siswa program ini hanyasedikit yang mengikuti lomba-lomba ekstrakurikuler.

Penelitian yang dilakukan oleh Marni Serepinah(2014) memiliki kesamaan dengan penelitian yangdilakukan oleh Citra Ceria (2011), yaitu melakukanevaluasi terhadap penyelenggaraan program akselerasitetapi terdapat perbedaan pada jenjang pendidikan,model evaluasi yang digunakan, serta komponen-komponen program akselerasi yang dievaluasi.

Penelitian yang dilakukan oleh DewiChandrakirana Damayanti (2013) memiliki kesamaandengan penelitian yang dilakukan oleh Jovita DwiSatyarini (2010), yakni menekankan pada aspekmanajemen penyelenggaraan program akselerasi. Tetapiperbedaannya terletak pada pendekatan yangdigunakan.

Adapun kesamaan mendasar dengan penelitianyang relevan di atas dengan yaitu sama-sama meneliti

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

45

tentang penyelenggaraan program akselerasi,pendekatan yang digunakan adalah pendekatandeskriptif kualitatif, serta teknik pengumpulan datajuga sama. Namun yang membedakan penelitian-penelitian tersebut adalah jenjang pendidikan,komponen-komponen program yang diteliti, serta modelevaluasi yang digunakan.

Dari hasil penelitian yang relevan di atas,terdapat kesamaan dan perbedaan dengan penelitianyang hendak dilakukan. Jika dilihat dari tema yangditeliti maka penelitian yang hendak dilakukan inimemiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukanoleh Marni Serepinah (2014) dan Citra Ceria (2011),yaitu mengkaji tentang evaluasi program akselerasiwalaupun model evaluasi yang digunakan berbedadengan model evaluasi yang digunakan oleh MarniSerepiah (2014), akan tetapi sama dalam jenjangpendidikan, yaitu SMP. Jika dilihat dari komponen-komponen program akselerasi yang dievaluasi makapenelitian yang hendak dilakukan ini memilikiperbedaan dengan penelitian-penelitian yang relevantersebut, karena komponen-komponen programakselerasi yang diteliti secara berbeda-beda dalampenelitian-penelitian tersebut, akan diteliti lebih dalamlagi melalui penelitian ini.

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan

46

2.5 Kerangka Berpikir

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian

Berdasarkan Gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwaSMP Negeri 6 Ambon menyelenggarakan programakselerasi. Program tersebut kemudian dievaluasiContext, Input, Process, dan Product. Setelah dievaluasi,maka menghasilkan rekomendasi kebijakan bagi pihaksekolah terkait keberlangsungan program yangbersangkutan ke depan.

Program AkselerasiSMP Negeri 6 Ambon

Evaluasi Program:ContextInput)

ProcessProduct

Hasil Evaluasi

RekomendasiKebijakan

Program AkselerasiSMP Negeri 6 AmbonPeriode Berikutnya