BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Sistem Pendukung Keputusanrepository.ump.ac.id/2712/3/ARIF LUKMAN...

12
3 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Sistem Pendukung Keputusan 1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Konsep Sistem Pendukung Keputusan atau DSS (Decision Support System) pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael Scott Morton. Sistem Pendukung Keputusan atau DSS (Decision Support System) adalah sistem informasi berbasis komputer yang tujuan utamanya adalah membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur. DSS dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan, yang dimulai dari tahapan mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan keputusan sampai pada kegiatan mengevaluasi pemilihan alternative (Kusrini, 2007). 2. Jenis jenis Pengambilan Keputusan Keputusan keputusan yang dibuat pada dasarnya dikelompokkan dalam dua jenis, antara lain : a. Keputusan Terprogram Keputusan ini bersifat berulang dan rutin, sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah dibuat menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) tiap kali terjadi. b. Keputusan Tak Terprogram Keputusan ini bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum ada Sistem Pendukung Keputusan..., Arif Lukman Hidayat, Fakultas Teknik UMP, 2012

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Sistem Pendukung Keputusanrepository.ump.ac.id/2712/3/ARIF LUKMAN...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Sistem Pendukung Keputusanrepository.ump.ac.id/2712/3/ARIF LUKMAN HIDAYAT BAB II.pdfA. Konsep Sistem Pendukung Keputusan 1. Pengertian Sistem Pendukung

3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Sistem Pendukung Keputusan

1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Konsep Sistem Pendukung Keputusan atau DSS (Decision Support System)

pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael Scott Morton.

Sistem Pendukung Keputusan atau DSS (Decision Support System) adalah sistem

informasi berbasis komputer yang tujuan utamanya adalah membantu

pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan

masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur. DSS

dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan, yang

dimulai dari tahapan mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan,

menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan keputusan

sampai pada kegiatan mengevaluasi pemilihan alternative (Kusrini, 2007).

2. Jenis – jenis Pengambilan Keputusan

Keputusan – keputusan yang dibuat pada dasarnya dikelompokkan dalam dua

jenis, antara lain :

a. Keputusan Terprogram

Keputusan ini bersifat berulang dan rutin, sedemikian hingga suatu prosedur

pasti telah dibuat menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu

diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) tiap kali terjadi.

b. Keputusan Tak Terprogram

Keputusan ini bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada

metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum ada

Sistem Pendukung Keputusan..., Arif Lukman Hidayat, Fakultas Teknik UMP, 2012

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Sistem Pendukung Keputusanrepository.ump.ac.id/2712/3/ARIF LUKMAN HIDAYAT BAB II.pdfA. Konsep Sistem Pendukung Keputusan 1. Pengertian Sistem Pendukung

4

sebelumnya atau karena sifat dan struktur persisnya tak terlihat atau rumit

atau karena begitu pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat

khusus.

3. Bentuk Model Sistem pendukung Keputusan

1) Model Ikonik

Model ikonik adalah perwakilan fisik dari beberapa hal, baik dalam

bentuk ideal ataupun dalam skala yang berbeda. Model ikonik memiliki

beberapa karakteristik yang sama dengan hal yang diwakili, terutama untuk

menerangkan kejadian pada waktu yang spesifik.

2) Model Analog

Model analog bisa mewakili situasi dinamik, yaitu keadaan yang berubah

menurut waktu. Model ini lebih sering dipakai daripada model ikonik karena

kemampuannya untuk mengetengahkan karakteristik dari kejadian yang dikaji.

Model analog banyak berkesesuaian dengan penjabaran hubungan kuantitatif

antara sifat dan kelas-kelas yang berbeda.

3) Model Matematik (model simbolik)

Format model simbolik berupa bentuk angka, simbol, dan rumus. Jenis

model simbolik yang umum dipakai adalah suatu persamaan (equation).

Bentuk persamaan adalah tepat, singkat dan mudah dimengerti. Simbol

persamaan tidak saja mudah dimanipulasi daripada kata-kata, tetapi juga lebih

cepat dimengerti maksudnya. Suatu persamaan adalah bahasa universal

dalam penelitian operasional dan ilmu sistem, dimana digunakan suatu logika

simbolis.

Sistem Pendukung Keputusan..., Arif Lukman Hidayat, Fakultas Teknik UMP, 2012

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Sistem Pendukung Keputusanrepository.ump.ac.id/2712/3/ARIF LUKMAN HIDAYAT BAB II.pdfA. Konsep Sistem Pendukung Keputusan 1. Pengertian Sistem Pendukung

5

4. Manfaat dan Keterbatasan Sistem Pendukung Keputusan

a. Manfaat atau keuntungan

1) Sistem pendukung keputusan dapat menunjang pembuatan keputusan

manajemen dalam menangani masalah semi terstruktur dan tidak

terstruktur.

2) Sistem pendukung keputusan dapat membantu manajer pada berbagai

tingkatan manajemen, mulai dari manajemen tingkat atas sampai

manajemen tingkat bawah.

3) Sistem pendukung keputusan memiliki kemampuan pemodelan dan analisis

pembuatan keputusan.

4) Sistem pendukung keputusan dapat menunjang pembuatan keputusan

yang saling bergantungan dan berurutan baik secara kelompok maupun

perorangan.

5) Sistem pendukung keputusan menunjang berbagai bentuk proses

pembuatan keputusan dan jenis keputusan.

6) Sistem pendukung keputusan dapat melakukan adaptasi setiap saat dan

bersifat fleksibel.

7) Sistem pendukung keputusan mudah melakukan interaksi sistem dan

mudah dikembangkan oleh pemakai akhir.

8) Sistem pendukung keputusan dapat meningkatkan efektivitas dalam

pembuatan keputusan dari pada efisiensi.

9) Sistem pendukung keputusan mudah melakukan pengaksesan berbagai

sumber dan format data.

Sistem Pendukung Keputusan..., Arif Lukman Hidayat, Fakultas Teknik UMP, 2012

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Sistem Pendukung Keputusanrepository.ump.ac.id/2712/3/ARIF LUKMAN HIDAYAT BAB II.pdfA. Konsep Sistem Pendukung Keputusan 1. Pengertian Sistem Pendukung

6

b. Keterbatasan

1) Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak

dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya

mencerminkan persoalan sebenarnya.

2) Kemampuan suatu SPK terbatas pada pembendaharaan pengetahuan yang

dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).

3) Proses-proses yang dapat dilakukan oleh SPK biasanya tergantung juga

pada kemampuan perangkat lunak yang digunakannya.

4) SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki oleh manusia,

karena walau bagaimanapun canggihnya suatu SPK, hanyalah sautu

kumpulan perangkat keras, perangakat lunak dan sistem operasi yang tidak

dilengkapi dengan kemampuan berpikir.

B. Pencocokan Profil (Profile Matching)

Menurut Kusrini (2007) menyatakan bahwa Profile matching adalah sebuah

mekanisme pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat

tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dimiliki oleh pelamar, bukannya

tinggkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. Dalam pencocokan profil,

dilakukan identifikasi terhadap kelompok karyawan yang baik maupun buruk. Para

karyawan dalam kelompok tersebut diukur menggunakan beberapa kriteria

penilaian. Jikalau pelaksana yang baik memperoleh skor yang berbeda dari

pelaksana yang buruk atau sebuah karakteristik, maka variabel tersebut berfaedah

untuk memilih pelaksana yang baik. Begitu beberapa variabel yang membedakan

antara pelaksana-pelaksana yang baik dan buruk telah teridentifikasi, profil ideal

dari karyawan yang bisa dibuat. Misalnya, karyawan yang ideal mungkin memiliki

Sistem Pendukung Keputusan..., Arif Lukman Hidayat, Fakultas Teknik UMP, 2012

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Sistem Pendukung Keputusanrepository.ump.ac.id/2712/3/ARIF LUKMAN HIDAYAT BAB II.pdfA. Konsep Sistem Pendukung Keputusan 1. Pengertian Sistem Pendukung

7

kecerdasan rata-rata, kepekaan sosial yang baik, kebutuhan rendah untuk

mendominasi orang lain, dan tingkat kemampuan perencanaan yang tinggi. Dalam

pencocokan profil, pelamar kerja yang diangkat adalah pelamar yang paling

mendekati profil ideal seorang karyawan yang berhasil.

C. Aspek-aspek Penilaian

Sistem pendukung keputusan tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga

pengguna yang dalam hal ini adalah manajer bagian sumber daya manusia bisa

menentukan aspek-aspek penilaian sendiri secara dinamis sehingga sistem

pendukung keputusan tersebut bisa dipakai lebih luas (Kusrini,2007).

1. Aspek Kecerdasan (menggunakan tes IST (Intelligenz Strukturen Teztie))

Hal-hal yang diukur dalam aspek kecerdasan kerja adalah kecerdasan,

kepandaian, dan kemampuan problem solving.

Tes IST digunakan untuk mengungkap kecerdasan sebagai kepandaian atau

kemampuan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Inteligensi terdiri dari

bagian-bagian yang saling berhubungan secara bermakna dan sebagai suatu

gestalt. Struktur inteligensi tertentu menggambarkan pola bekerja yang tertentu

yang akan cocok dengan tuntutan pekerjaan atau profesi tertentu. Adapun tes

yang digunakan akan meliputi sepuluh faktor inteligensi yang terdapat dalam IST

yaitu :

Sistem Pendukung Keputusan..., Arif Lukman Hidayat, Fakultas Teknik UMP, 2012

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Sistem Pendukung Keputusanrepository.ump.ac.id/2712/3/ARIF LUKMAN HIDAYAT BAB II.pdfA. Konsep Sistem Pendukung Keputusan 1. Pengertian Sistem Pendukung

8

a. Common Sense

Common Sense merupakan kemampuan berpikir konkret praktis sehingga

memperoleh pandangan yang bersifat umum dan realistis.

b. Verbalisasi Ide

Verbalisasi ide merupakan kecakapan dalam mengolah dan mengintegrasikan

suatu gagasan pemikiran yang bersifat verbal.

c. Sistematika Berpikir

Sistematika berpikir merupakan kelincahan berpikir dalam menangkap suatu

hubungan asosiasi antara gejala satu dengan gejala lain dengan logika yang

sistematis.

d. Penalaran dan Solusi Real

Penalaran dan solusi real merupakan kecakapan dalam memahami suatu inti

persoalan secara mendalam dari dua gejala, sehingga mampu melakukan

penalaran secara logis dan merumuskan suatu hasil yang realistis.

e. Konsentrasi

Konsentrasi merupakan kemantapan dalam memusatkan perhatian dalam

mencamkan suatu persoalan.

f. Logika Praktis

Logika praktis merupakan kecakapan dalam memecahkan masalah secara logis

dan runtut dengan cara praktis dan sederhana.

g. Fleksibilitas Berpikir

Fleksibilitas berpikir merupakan cara pendekatan berpikir yang bervariasi,

tidak terpaku pada satu metode saja, dan cakap menganalisis informasi secara

factual.

Sistem Pendukung Keputusan..., Arif Lukman Hidayat, Fakultas Teknik UMP, 2012

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Sistem Pendukung Keputusanrepository.ump.ac.id/2712/3/ARIF LUKMAN HIDAYAT BAB II.pdfA. Konsep Sistem Pendukung Keputusan 1. Pengertian Sistem Pendukung

9

h. Imajinasi Kreatif

Imajinasi kreatif merupakan kecakapan mencari alternatif pemecahan

masalah secara kreatif melalui upaya membayangkan hubungan gejala secara

menyeluruh.

i. Antisipasi

Antisipasi merupakan kecakapan dalam memprediksi suatu kejadian (akibat)

dan mampu mengenali akan adanya gejala-gejala perubahan.

j. IQ

Potensi kecerdasan.

2. Aspek sikap Kerja (menggunakan tes Pauli)

Hal-hal yang diukur dalam aspek sikap kerja adalah kecenderungan berperilaku

dalam bekerja, dan hasil sebagai fungsi motivasi dan kemampuan.

Test pauli bertujuan untuk melihat daya tahan, ketekunan, dan ketelitian. hasil

kerja merupakan fungsi dari motivasi dan kemampuan. Motivasi merupakan hasil

dari niat dan kemauan. Kemampuan merupakan kekuatan tindakan yang

responsif berupa gerakan motorik, kegiatan intelektual, pengendalian diri secara

umum, dan kemampuan untuk membedakan hal yang penting. Adapun enam

aspek dari tes pauli untuk mengungkap potensi kerja yang digunakan yaitu:

a. Energi Psikis

Energi psikis mengungkap besarnya potensi energi kerja, terutama ketika

dibawah tekanan.

Sistem Pendukung Keputusan..., Arif Lukman Hidayat, Fakultas Teknik UMP, 2012

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Sistem Pendukung Keputusanrepository.ump.ac.id/2712/3/ARIF LUKMAN HIDAYAT BAB II.pdfA. Konsep Sistem Pendukung Keputusan 1. Pengertian Sistem Pendukung

10

b. Ketelitian dan Tanggung jawab

Ketelitian dan tanggungjawab menunjukkan adanya kesediaan

bertanggungjawab, teliti, kepedulian, akan tetapi dapat berarti pula mudah

dipengaruhi, labil, kurang waspada.

c. Kehati-hatian

Kehati-hatian menunjukkan adanya kecermatan, hati-hati, konsentrasi,

kesiagaan dan kemantapan kerja terhadap pengaruh tekanan.

d. Pengendalian Perasaan

Pengendalian perasaan menunjukkan adanya ketenangan, penyesuaian diri,

keseimbangan dan sebaliknya dapat berarti menggambarkan penuh

temperamen, mudah terangsang, dan cenderung egosentris.

e. Dorongan Berprestasi

Dorongan berprestasi menggambarkan kesediaan dan kemampuan

berprestasi, serta kemauan untuk mengembangkan diri.

f. Vitalitas dan Perencanaan

Vitalitas dan perencanaan menunjukkan ambisi untuk mengarahkan diri, dan

mengatur kemampuan dalam mengatur tempo dan irama kerja.

3. Aspek Perilaku (menggunakan tes Pauli)

Hal-hal yang diukur dalam aspek perilaku adalah perilaku manusia yang muncul

sebagai reaksi terhadap suatu lingkungan yang bersifat antagonistik hingga

menyenangkan dalam mengantisipasi kedua lingkungan tersebut.

a. Dominance

Kemampuan menahan diri dalam bersikap egois dan menghilangkan sikap

senioritas.

Sistem Pendukung Keputusan..., Arif Lukman Hidayat, Fakultas Teknik UMP, 2012

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Sistem Pendukung Keputusanrepository.ump.ac.id/2712/3/ARIF LUKMAN HIDAYAT BAB II.pdfA. Konsep Sistem Pendukung Keputusan 1. Pengertian Sistem Pendukung

11

b. Influences

Kemampuan untuk membimbing dan memotivasi karyawan lain.

c. Steadiness

Kemampuan untuk menahan tekanan dan tetap tenang dalam situasi kritis.

d. Compliance

Kemampuan menyeleseikan pekerjaan yang di syaratkan dalam situasi baru

sekalipun.

D. Sistem Penilaian Jabatan

Menurut Moekijat (1989) menyatakan terdapat empat macam sistem penilaian

jabatan dan keempat sistem tersebut digolongkan menjadi dua. Golongan pertama

meliputi metode-metode sederhana yang tidak menggunakan faktor-faktor jabatan

secara rinci. Dalam golongan ini terdapat dua sistem yang bisa juga disebut sistem

non kuantitatif, yaitu ranking system dan grading system. Golongan kedua meluputi

sistem-sistem yang menggunakan pendekatan lebih rinci. Faktor-faktor jabatan

dipilih dan dinilai dan persyaratan jabatan sangat diperlukan. Golongan ini disebut

juga pendekatan kuantitatif dimana terdapat dua sistem, yaitu point system dan the

factor-comparison system.

1. Ranking System (sistem pengurutan)

Dalam sistem ranking mencakup pembuatan gambaran-gambaran jabatan

yang singkat, meskipun beberapa perusahaan hanya memberikan derajat kepada

nama-nama jabatan. Gambaran jabatan tersebut diberikan kepada suatu panitia

penilai dengan instruksi untuk menempatkannya menurut urutan nilai, tanpa

memandang orang-orang yang mengerjakan jabatan-jabatan itu atau banyaknya

Sistem Pendukung Keputusan..., Arif Lukman Hidayat, Fakultas Teknik UMP, 2012

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Sistem Pendukung Keputusanrepository.ump.ac.id/2712/3/ARIF LUKMAN HIDAYAT BAB II.pdfA. Konsep Sistem Pendukung Keputusan 1. Pengertian Sistem Pendukung

12

upah yang diberikan. Pada sistem ini, pada umumnya tim penilai membandingkan

syarat-syarat kecakapan, kegiatan kondisi kerja dan sebagainya.

Langkah pertama dalam teknik ranking dalam rangka prosespenilaian

jabatan adalah jabatan-jabatan puncak dan jabatan-jabatan dasar dipilih sebagai

tanda batas untuk proses ranking selanjutnya. Langkah kedua adalah

menggunakan teknik the paired comparison, dimana tiap jabatan dibandingkan

dengan tiap jabatan lainnya. Langkah terakhir adalah menggunakan panitia

penilai.

2. Grading System atau Classification System

Sistem grading atau klasifikasi memerlukan penilaian jabatan secara

keseluruhan terhadap suatu ukuran yang telah ditentukan terlebih dahulu yang

terdiri atas bermacam-macam tingkat atau derajat yang menyatakan nilai-nilai

atau kesukaran-kesukaran jabatan secara keseluruhan. Kemudian para penilai

diminta untuk membandingkan masing-masing jabatan dengan skala dan

menempatkan jabatan dalam tingkat yang perumusannya paling sesuai

menggambarkan sifat-sifat dan kesulitan-kesulitannya.

3. Point System

Metode penilaian jabatan yang paling lazim digunakan adalah sistem

angka (point system). Sistem angka mengandung suatu pendekatan analisis,

kuantitatif, dan lebih terinci untuk mengukur nilai jabatan.

Prosedur dari point system ini adalah sebagai berikut :

a. Memilih faktor jabatan

Faktor jabatan merupakan syarat khusus yang diperlukan oleh pemegang

jabatan. Pada umumnya digunakan empat faktor jabatan yang penting, yaitu

Sistem Pendukung Keputusan..., Arif Lukman Hidayat, Fakultas Teknik UMP, 2012

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Sistem Pendukung Keputusanrepository.ump.ac.id/2712/3/ARIF LUKMAN HIDAYAT BAB II.pdfA. Konsep Sistem Pendukung Keputusan 1. Pengertian Sistem Pendukung

13

1) Kecakapan

2) tanggung jawab

3) kegiatan

4) kondisi kerja.

b. Membuat suatu skala atau ukuran nilai untuk masing-masing faktor

jabatan.Untuk masing-masing faktor yang dipilih dibuat suatu ukuran atau

skala nilai untuk memungkinkan pengukuran dalam tiap jabatan.

c. Menilai semua jabatan dengan ukuran tersebut. Apabila skala untuk masing-

masing faktor dan persyaratan-persyaratan jabatan yang terinci telah tersedia,

maka proses penilaian jabatan dapat dilakukan, yaitu dengan cara membaca

job specification, membandingkan informasi ini dengan definisi-definisi tingkat

pada skala faktor dan menetapkan pada tingkat mana jabatan itu berada.

4. The Factor-Comparison System

Sistem yang terakhir adalah sistem perbandingan faktor, dimana pada sistem ini

memiliki langkah-langkah sebagai berikut :

a. Memilih faktor-faktor jabatan.

b. Memilih jabatan-jabatan kunci.

c. Menentukan nilai yang tepat dari jabatan-jabatan kunci tersebut.

d. Mengatur jabatan-jabatan kunci tersebut dibawah masing-masing faktor

jabatan.

e. Membagi nilai yang tepat dari masing-masing jabatan kunci diantara faktor-

faktor jabatan.

f. Menilai semua jabatan yang lain dalam hubungannya dengan ukuran-ukuran

faktor ini.

Sistem Pendukung Keputusan..., Arif Lukman Hidayat, Fakultas Teknik UMP, 2012

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Sistem Pendukung Keputusanrepository.ump.ac.id/2712/3/ARIF LUKMAN HIDAYAT BAB II.pdfA. Konsep Sistem Pendukung Keputusan 1. Pengertian Sistem Pendukung

14

E. Hasil Penelitian Sejenis

Beberapa penelitian tentang sistem pendukung keputusan evaluasi kinerja

pegawai untuk promosi jabatan yang telah dilakukan adalah:

1. Hasan (2004) telah mengembangkan Sistem Pendukung Keputusan Penilaian

Sertifikasi Guru dengan Menggunakan Metode Gap/Profile Matching. Pada

aplikasi ini dibuat dengan menggunakan Mysql untuk databasenya dan Borland

Delphi 7 sebagai tools compillernya.

2. Yunita dkk. (2003) telah mengembangkan Perancangan dan Pembuatan Sistem

Pendukung Keputusan untuk Kenaikan Jabatan dan Perencanaan Karir pada PT.

Krakatau Steel dengan menggunakan metode profile matching. Aplikasi ini

dibuat dengan menggunakan Microsoft Acces 2000 untuk databasenya dan

Borland Delphi 5 sebagai tools compillernya.

Pada kesempatan ini metode profile matching akan di terapkan untuk evaluasi

kinerja karyawan untuk promosi jabatan structural pada bimbingan belajar

Sciencemaster dengan menggunakan Microsoft SQL Server untuk databasenya dan

Visual Studio 2010 sebagai tools compillernya dengan menggunakan bahasa C#.

Sistem Pendukung Keputusan..., Arif Lukman Hidayat, Fakultas Teknik UMP, 2012