BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1....

20
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1. Pengertian Kemampuan Setiap melakukan kegiatan pasti diperlukan suatu kemampuan, namun apa arti kemampuan itu sendiri sering tidak diketahui. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S. Poerwadarminta yang diolah kembali oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2007: 742) kemampuan diartikan kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan. Menurut Nurkhasanah dan Didik Tumianto (2007: 423) kemampuan diartikan kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan untuk menguasai sesuatu yang sedang dihadapi. Pembelajaran bahasa Indonesia kemampuan membaca sangat diperlukan dan harus dimiliki oleh seseorang karena kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. 2. Pengertian Membaca Setiap hari mungkin selama beberapa jam bisa dilakukan kegiatan membaca. Tetapi, apakah membaca itu sebenarnya yaitu banyak sekali batasan yang dikemukakan orang tentang membaca, tergantung dari segi mana memandangnya. Menurut Santoso (2007: 63) aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1....

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1. …eprints.umm.ac.id/37197/3/jiptummpp-gdl-agusmulyad-53596... · 2018-08-06 · f. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Kemampuan Membaca

1. Pengertian Kemampuan

Setiap melakukan kegiatan pasti diperlukan suatu kemampuan, namun

apa arti kemampuan itu sendiri sering tidak diketahui.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S.

Poerwadarminta yang diolah kembali oleh Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional (2007: 742) kemampuan diartikan kesanggupan,

kecakapan, atau kekuatan. Menurut Nurkhasanah dan Didik Tumianto

(2007: 423) kemampuan diartikan kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan kemampuan adalah

kesanggupan atau kecakapan untuk menguasai sesuatu yang sedang

dihadapi. Pembelajaran bahasa Indonesia kemampuan membaca sangat

diperlukan dan harus dimiliki oleh seseorang karena kemampuan membaca

merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi.

2. Pengertian Membaca

Setiap hari mungkin selama beberapa jam bisa dilakukan kegiatan

membaca. Tetapi, apakah membaca itu sebenarnya yaitu banyak sekali

batasan yang dikemukakan orang tentang membaca, tergantung dari segi

mana memandangnya.

Menurut Santoso (2007: 63) aktivitas membaca terdiri dari dua bagian,

yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1. …eprints.umm.ac.id/37197/3/jiptummpp-gdl-agusmulyad-53596... · 2018-08-06 · f. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan

9

sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan

membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang

dilakukan pada saat membaca.

Proses membaca sangat kompleks dan rumit karena melibatkan

beberapa aktivitas, baik berupa kegiatan fisik maupun mental. Menurut

Santoso (2007: 63) Proses membaca terdiri dari beberapa aspek. Aspek-

aspek tersebut adalah: (1) aspek sensori, yaitu kemampuan untuk

memahami simbol-simbol tertulis, (2) aspek perspektual, yaitu

kemampuan untuk menginterprestasikan apa yang dilihat sebagai symbol,

(3) aspek skemata yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis

dengan struktur pengetahuan yang telah ada, (4) aspek berpikir yaitu

kemampuan membuat inferensi dan evaluasi dari materi yang dipelajari,

dan (5) aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca

yang berpengaruh terhadap kegiatan membaca.

Menurut Rahim (2008: 2) membaca adalah suatu yang rumit yang

melibatkan banyak hal, tidak hanya melafalkan tulisan, tetapi juga

melibatkan aktivitas visual, berfikir, psiko linguisutik, dan metakognitif.

Membaca sebagai proses visual merupakan proses menerjemahkan simbul

tulis ke dalam bunyi. Sebagai suatu proses berfikir, membaca mencakup

pengenalan kata, pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis, dan

membaca kreatif.

Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seorang yang

membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan

dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Kegiatan membaca di kelas,

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1. …eprints.umm.ac.id/37197/3/jiptummpp-gdl-agusmulyad-53596... · 2018-08-06 · f. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan

10

guru seharusnya menyusun tujuan membaca dengan menyediakan tujuan

khusus yang sesuai atau dengan membantu mereka menyusun tujuan

membaca siswa itu sendiri. Menurut Rahim (2008: 11) tujuan membaca

mencakup: (1) kesenangan, (2) menyempurnakan membaca nyaring, (3)

menggunakan strategi tertentu, (4) memperbaharui pengetahuannya

tentang suatu topik,(5) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang

telah diketahuinya,(6) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau

tertulis, (7) menginformasikan atau menolak prediksi, (8) menampilkan

suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari

suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks,

(9) menjawab pertanyaanpertanyaan yang spesifik.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan membaca

adalah suatu aktivitas komplek baik fisik maupun mental yang bertujuan

memahami isi bacaan sesuai dengan tahap perkembangan kognitif.

Setiap pembaca memiliki tahap perkembangan kognitif yang berbeda,

misalnya siswa kelas I SD perkembangan kognitifnya tidak sama dengan

siswa kelas IV, V, dan VI. Sehingga bahan ajar (bacaan yang dibaca) tidak

sama, harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif yang

dimiliki siswa.

3. Tujuan Membaca

Tujuan setiap pembaca adalah memahami bacaan yang dibacanya.

Dengan demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam

membaca (Santoso, 2002:64). Pembelajaran membaca harus mempunyai

tujuan yang jelas. Tujuan yang dimaksud meliputi:

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1. …eprints.umm.ac.id/37197/3/jiptummpp-gdl-agusmulyad-53596... · 2018-08-06 · f. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan

11

a. Menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan.

b. Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada siswa

menikmati bacaan.

c. Mencari informasi untuk pembuatan lap oran yang akan disampaikan

dengan lisan maupun tulisan.

d. Melakukan penguatan atau penolakan terhadap ramalan-ramalan yang

dibuat oleh siswa sebelum melakukan perbuatan membaca.

e. Memberikan kesempatan kepada siswa melakukan eksperimentasi

untuk meneliti sesuatu yang dipaparkan dalam sebuah bacaan.

f. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan oleh guru atau

sengaja diberikan oleh penulis bacaan.

4. Teknik dan Strategi Pembelajaran Membaca

Untuk meningkatkan pemahaman terhadap keseluruhan teks, biasanya

guru menerapkan kegiatan prabaca, kegiatan inti membaca, dan kegiatan

pasca baca dalam pembelajaran membaca.

a. Kegiatan Prabaca

Kegiatan prabaca dimaksudkan untuk menggugah perilaku siswa

dalam penyelesaian masalah dan motivasi penelaahan materi bacaan.

1) Gambaran awal

Gambaran awal cerita yang berisi informasi yang berkaitan

dengan isi cerita, dapat meningkatkan pemahaman. Penelitian

menunjukkan bahwa dengan memberikan gambaran awal cerita

kepada siswa, siswa diharapkan dapat menyimpulkan isi bacaan.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1. …eprints.umm.ac.id/37197/3/jiptummpp-gdl-agusmulyad-53596... · 2018-08-06 · f. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan

12

2) Petunjuk untuk melakukan antisipasi

Petunjuk semacam ini dirancang untuk menstimulasi pikiran

dengan pertanyaan-pertanyaan, yang sebagaian mungkin ada

yang tidak benar, yang berkaitan dengan materi yang akan

dibaca.

3) Menulis sebelum membaca

Menyuruh siswa untuk menulis pengalaman pribadi yang

relevan, sebelum mereka membaca materi.

b. Kegiatan Inti Membaca

Beberapa strategi dan kegiatan dalam membaca dapat digunakan

untuk meningkatkan pemahaman siswa.

1) Strategi metakognitif

Metakognitif berkaitan dengan pengetahuan seseorang atas

penggunaan intelektual otaknya dan usaha sadarnya dalam

memonitor atau mengontrol penggunaan kemampuan intelektual

tersebut. Dalam kegiatan membaca, orang yang menerapkan

metakognitif akan memilih ketrampilan.

2) Cloze procedure

Dalam pelaksanaannya cloze procedure melibatkan penghilangan

huruf, suku kata, kata, frase, klausa atau sebuah kalimat. Cloze

procedure dapat digunakan guru untuk mengajarkan kemampuan

membaca, bukan untuk tes. Guru dapat menyiapkan bacaan

sebelumnya di rumah.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1. …eprints.umm.ac.id/37197/3/jiptummpp-gdl-agusmulyad-53596... · 2018-08-06 · f. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan

13

3) Pertanyaan pemandu

Selama membaca, pertanyaan pemandu sering digunakan untuk

meningkatkan pemahaman. Siswa dapat dilatih untuk mengingat

fakta dengan cara mengubah fakta itu menjadi pertanyaan

“mengapa”. Pertanyaan pemandu dapat diajukan oleh guru

kepada siswa atau diajukan siswa untuk dirinya sendiri ketika

sedang membaca. (Santoso, 2002:11)

c. Kegiatan Pasca Baca

1) Memperluas kesempatan belajar

Sebaiknya siswa diberi kesempatan untuk menentukan informasi

apa saja yang selanjutnya ingin diperoleh dari topik yang telah

dibacanya dan dimana mereka dapat memperolehnya. Mungkin

siswa ingin membaca topik tersebut lebih dalam lagi. Jika

demikian, ia dapat diberi informasi tentang apa saja yang dapat

dibaca. Tentu saja pengetahuan siswa setelah membaca tidak

boleh disia-siakan.

2) Mengajukan pertanyaan

Pertanyaan prabaca lebih difokuskan pada upaya membelajarkan

siswa dalam hal membaca, sedangkan pertanyaan pascabaca

lebih diarahkan pada upaya memperdalam pemahaman siswa

tentang segala macam informasi yang diperoleh dari teks.

3) Mengadakan pameran visual

Hasil belajar siswa setelah membaca tidak hanya berupa informasi.

Hasil belajar itu dapat disampaikan kepada pihak lain dalam wujud

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1. …eprints.umm.ac.id/37197/3/jiptummpp-gdl-agusmulyad-53596... · 2018-08-06 · f. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan

14

yang tidak hanya verbal, tetapi juga visual. Siswa dapat diminta

untuk membuat sketsa atau menggambar apa yang sudah mereka

pelajari dari teks dan menjelaskan mengapa mereka berpikir begitu.

4) Pementasan teater actual

Pementasan teater actual atau teater pembaca dilakukan dengan

cara membaca teks bersama-sama. Kemudian, kelompok mencoba

memahami makna teks melalui dikusi kelompok, saling tukar hasil

pemahaman dan penafsiran terhadap teks.

5) Menceritakan kembali

Membahas kembali aspek-aspek penting dari materi yang dibaca

merupakan teknik pemahaman yang memberikan dampak positif

pada peningkatn pemahaman dan kemampuan baca siswa.

6) Penerapan hasil membaca

Kegiatan pasca baca yang baik dilaksanakan adalah menampilkan

atau mengerjakan tugas yang ada kaitannya dengan penerapan

pengetahuan yang diperoleh siswa ketika membaca.

B. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Model

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S

Poerwadarminta yang diolah kembali oleh Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional (2007: 773) “model diartikan sebagai contoh, pola,

acuan, atau ragam”.

Menurut Abimanyu dkk (2008: 3.11) model diartikan sebagai kerangka

konseptual yang digunakan dalam melakukan sesuatu kegiatan.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1. …eprints.umm.ac.id/37197/3/jiptummpp-gdl-agusmulyad-53596... · 2018-08-06 · f. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan

15

Berdasarkan 2 pengertian di atas dapat disimpulkan model adalah suatu

pola atau acuan yang digunakan dalam melakukan sesuatu kegiatan.

2. Pengertian Pembelajaran

Menurut Tarigan (1997: 4.18) pembelajaran adalah pengalaman belajar

yang dialami siswa dalam proses mencapai tujuan khusus pembelajaran.

Pembelajaran bersinonim dengan pengalaman belajar aktivitas belajar,

proses belajar, dan kegiatan belajar.

Menurut Hamalik (1999: 57) pembelajaran adalah suatu kombinasi

yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan

pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa,

guru, dan tenaga lainnya misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi

buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan tum, audio dan

video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas,

perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan

metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.

Berdasarkan difinisi-difinisi pembelajaran yang diuraikan di atas dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu pengalaman belajar siswa

yang tersusun dari unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan dan

prosedur untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan

keterampilan siswa.

3. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Joice dan Weil dalam Abimanyu (2008: 3.11) model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1. …eprints.umm.ac.id/37197/3/jiptummpp-gdl-agusmulyad-53596... · 2018-08-06 · f. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan

16

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan tertentu yang berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para pengajar dalam melaksanakan aktivitas

pembelajaran. Joice dan Weil mengintrodusir sejumlah model

pembelajaran. Setiap model pembelajaran tersebut memiliki karakteristik

yang membedakannya dari model pembelajaran yang lain.

Ada banyak model atau strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh

para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Di antaranya

adalah model pembelajaran kontekstual, model pembelajaran kooperatif,

model pembelajaran quantum, model pembelajaran terpadu.

Menurut Sugiyanto (2007: 3) ada beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan dalam memilih model atau strategi pembelajaran, yaitu:

(1) tujuan pembelajaran yang ingin dicapai; ((2) materi ajar; (3) kondisi

siswa; (4) ketersediaan sarana prasarana belajar.

Menurut Sanjaya dalam Sugiyanto (2007: 3) menjelaskan ada 8 prinsip

dalam memilih strategi pembelajaran: (1) berorientasi pada tujuan; (2)

mendorong aktivitas siswa; (3) memperhatikan aspek individual siswa; (4)

menantang siswa untuk berfikir; (6) menimbulkan proses belajar yang

menyenangkan; (7) mampu memotivasi siswa belajar lebih lanjut.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan model pembelajaran

adalah pola yang berbentuk kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran dan

berfungsi sebagai pedoman para perancang dan pelaksana pembelajaran.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1. …eprints.umm.ac.id/37197/3/jiptummpp-gdl-agusmulyad-53596... · 2018-08-06 · f. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan

17

4. Pengertian Kooperatif

Menurut Hamid Hasan dalam Etin Solihatin (2005: 4) kooperatif

mengandung arti bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam

kegiatan kooperatif siswa secara individu mencari hasil yang

menguntungkan bagi seluruh anggotanya.

Menurut Hwang, G.J., Yin, P.Y.Hwang, C.W., & Tsai, C.C. (2008:

148) “Cooperation in this context means working together to accomplish

common goals” (kooperatif dalam hal ini berarti bekerja bersama untuk

mencapai tujuan).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan kooperatif berarti

bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama.

5. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Peran guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran harus

memahami teori-teori belajar, teori-teori pedagogik dan teknik-teknik

pembelajaran sehingga guru mampu merancang dan melaksanakan proses

belajar mengajar (PBM) secara efektif dan efisien, interaktif dan

menyenangkan.

Model pembelajaran kelompok (kooperatif) telah menjadi salah satu

pilihan guru dalam mengelola pembelajaran, karena pembelajaran

kooperatif memiliki banyak kelebihan disbanding model-model

pembelajaran yang telah dikenal sebelumnya.

Menurut Sugiyanto (2008: 35) pembelajaran kooperatif (cooperative

learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada

penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1. …eprints.umm.ac.id/37197/3/jiptummpp-gdl-agusmulyad-53596... · 2018-08-06 · f. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan

18

memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan

sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari

ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan

permusuahan sebagai latihan hidup di masyarakat.

Sedangkan menurut Sanjaya (2007: 240) pembelajaran kooperatif

adalah model pembelajaran dengan menggunakan sistem

pengelompokkan/tim kecil yaitu antara 4 sampai 6 orang yang mempunyai

latar belakang kemampuan akademik jenis kelamin, ras atau suku yang

berbeda. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat (Pragnell, M.V., Roselli,

T. & Rossano, V., 2006: 122) yang menyatakan: “group should consist of

4/5 students and must be heterogeneous, so that in each group the different

levels (good, fair, sufficient, poor) area represented, as well as both sexes

and different socio-cultural backgrounds” (kelompok harus terdiri 4/5 dan

harus heterogen, sehingga pada masing-masing kelompok terdapat

perbedaan level (baik, rata-rata, kurang) sejalan dengan perbedaan jenis

kelamin dan latar belakang sosial budaya).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah model

pembelajaran yang memanfaatkan kelompok kecil dan kerjasama anggota

antara 2 sampai 6 orang dalam memecahkan masalah untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

a. Elemen-Elemen Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki 4 elemen yang saling terkait yaitu:

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1. …eprints.umm.ac.id/37197/3/jiptummpp-gdl-agusmulyad-53596... · 2018-08-06 · f. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan

19

1) Saling ketergantungan positif: Dalam pembelajaran kooperatif, guru

menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling

membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang

dimaksud dengan saling ketergantungan positif.

2) Interaksi tatap muka: interaksi tatap muka akan memaksa siswa

tatap muka dalam kelompok sehingga mereka dapat berdialog.

Dialog tidak hanya dilakukan dengan guru. Interaksi semacam itu

sangat penting karena siswa merasa lebih mudah belajar dari

sesamanya. Ini juga mencerminkan konsep pengajaran teman

sebaya.

3) Akuntabilitas individual: Pembelajaran kooperatif menampilkan

wujudnya dalam belajar kelompok. Penilaian ditujukan untuk

mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara

individual. Hasil penilaian secara individual selanjutnya

disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota

kelompok mengetahui siapa angota kelompok yang memerlukan

bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.

4) Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi: keterampilan sosial

seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide

dan bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran logis,

tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang

bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi (interpersonal

relationship) tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja

diajarkan.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1. …eprints.umm.ac.id/37197/3/jiptummpp-gdl-agusmulyad-53596... · 2018-08-06 · f. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan

20

b. Keuntungan Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sugiyanto (2008: 41) pembelajaran kooperatif mempunyai

banyak keuntungan: (1) meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan

sosial; (2) memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,

keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan; (3)

memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial; (4) memungkinkan

terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen; (5)

menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois; (6)

membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa:

(7) berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara

hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan; (8)

meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia; (9)

meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari

berbagai perspektif; (10) meningkatkan kegemaran berteman tanpa

memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat,

etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.

C. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model CIRC

Menurut Robert E. Slavin (2008:200) CIRC atau Cooperative Integrated

Reading and Compotition merupakan metode kooperatif yang

memperkenalkan teknik terbaru latihan kurikulum mengenai pengajaran

praktis pelajaran membaca dan menulis. Pengembangan CIRC dihasilkan dari

sebuah analisis masalah-masalah tradisional dalam pengajaran pelajaran

membaca, menulis, dan seni berbahasa.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1. …eprints.umm.ac.id/37197/3/jiptummpp-gdl-agusmulyad-53596... · 2018-08-06 · f. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan

21

Kessler dalam Abidin (1992: 24) berpendapat bahwa metode CIRC

merupakan gabungan kegiatan membaca dan menulis yang menggunakan

pembelajaran baru dalam pemahaman bacaan dengan menulis. Keberhasilan

metode CIRC sangat bergantung pada proses pembelajaran yang dilaksana-

kan. CIRC telah dikembangkan dalam pembelajaran sejak tahun 1986 di

sekolah dasar. Sekarang, CIRC telah digunakan dalam berbagai tingkatan

kelas. Ahli yang terus mengembangkan metode ini adalah Robert Slavin,

Robert Stiven, Nancy Maden, dan Marie Farnish Selanjutnya, metode CIRC

adalah kegiatan pembelajaran membaca terkait pengajaran langsung

memahami bacaan dan seni berbahasa menulis terpadu (Abidin, 2012: 168).

Metode CIRC merupakan pengembangan pembelajaran kooperatif TAI

(Slavin, 2005 dalam Abidin, 2012).

Model pembelajaran CIRC ini merupakan sebuah model pembelajaran

yang inovatif yang kian dikembangkan saat ini. Awalnya model

pembelajaran ini merupakan sebuah model pembelajaran kooperatif yang

dikembangkan.

1. Tujuan Metode CIRC

Menurut Kessler (1992: 183-185), ciri-ciri metode CIRC adalah:

a) adanya satu tujuan tertentu.

b) adanya tanggung jawab tiap individu.

c) dalam satu kelompok tiap anggota mempunyai kesempatan yang sama

untuk sukses.

d) tidak ada tugas khusus, dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan

menjadi kewajiban tiap individu.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1. …eprints.umm.ac.id/37197/3/jiptummpp-gdl-agusmulyad-53596... · 2018-08-06 · f. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan

22

Berdasarkan ciri-ciri tersebut maka tujuan CIRC dalam prosesnya

menggunakan kelompok-kelompok kooperatif untuk membantu para siswa

mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan

secara lugas.

CIRC terdiri atas tiga unsur penting kegiatan dasar terkait pengajaran

langsung, yaitu: pelajaran memahami bacaan, seni berbahasa, dan menulis

terpadu (Slavin, 2008: 204). Semua kegiatan mengikuti siklus reguler yang

melibatkan presentasi dari siswa, latihan tim, latihan independen, pra

penilaian teman, latihan tambahan, dan tes.

Metode CIRC pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan peserta dalam memahami isi bacaan sekaligus membina

kemampuan menulis reproduksi atas bahan bacaan yang dibacanya.

Metode CIRC dapat mem- bantu guru memadukan kegiatan membaca dan

menulis dalam pelaksanaan pembelajaran membaca.

2. Komponen CIRC

Model pembelajaran CIRC memiliki beberapa komponen yaitu:

a) Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau

5 siswa.

b) Placement test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian

sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui

kelebihan dan kelemahan siswa pada bidang tertentu.

c) Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan

men- ciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau

dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1. …eprints.umm.ac.id/37197/3/jiptummpp-gdl-agusmulyad-53596... · 2018-08-06 · f. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan

23

d) Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan

oleh kelompok dan guru memberikan bantuan kepada kelompok yang

membutuhkannya.

e) Team scorer and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap

hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap

kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang

dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.

f) Teaching group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru

menjelang pemberian tugas kelompok.

g) Facts test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan berdasarkan fakta yang

diperoleh siswa.

3. Tahap-Tahap Pembelajaran CIRC

Tahap-tahap dalam pembelajaran metode CIRC dalam penelitian ini yaitu :

Tahap Pertama, siswa mengidentifikasi topic “gempa bumi” dan

mengorganisasikan dalam kelompok kerja, dalam tahap ini siswa bekerja

sama dalam kelompok membahas topik tersebut yang telah diberikan oleh

guru. Tugas guru pada tahap ini adalah memfasilitasi siswa dalam

mengumpulkan informasi.

Tahap Kedua, siswa membaca teks secara berkelompok dengan saling

tukar informasi dengan teman kelompoknya utnuk memahami ide pokok

yang terkandung pada teks “gempa bumi” tersebut. Guru memantau perilaku

siswa dalam membaca pemahaman.

Tahap Ketiga, kegiatan siswa pada tahap ini adalah mengumpulkan

informasi dari anggota kelompoknya, menganalisis informasi tersebut untuk

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1. …eprints.umm.ac.id/37197/3/jiptummpp-gdl-agusmulyad-53596... · 2018-08-06 · f. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan

24

disimpulkan sebagai ide pokok. Setiap anggota kelompok harus

menyumbangkan ide dan gagasannya serta penjelasan dari ide tersebut. Guru

membimbing siswa untuk menentukan ide pokok paragraf tiap kelompok.

Tahap Keempat, mempersiapkan laporan akhir. Pada tahap ini tugas dari

masing-masing kelompok adalah menentukan ide pokok dari pesan yang

terkandung dalam teks “Gempa Bumi” tersebut, dan mempresentasikannya di

depan kelas. Guru mengarahkan siswa untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompok siswa.

Tahap Kelima, adalah evaluasi kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Penilaian ini didasarkan pada hasil presentasi siswa dan

tanggpan terhadap kelompok lain. Kegitan ini dilaksanakan bersama-sama

oleh siswa dan guru.

D. Penelitian Relevan

1. Penelitian yang ditulis oleh Dani Purwanto (2016), dengan judul

“Penerapan Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share) untuk

meningkatkan keterampilan menulis cerita siswa kelas III SDN Gayam II

Sumenep. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar

siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam

keterampilan menulis cerita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia

khususnya pada keterampilan menulis cerita melalui Penerapan Model

Pembelajaran TPS (Think Pair Share) dengan jenis penelitian PTK

(Penelitian Tindakan Kelas). Hasil dari penelitian ini yaitu, presentase

ketuntasan klasikal pada Pratindakan mencapai 25%, siklus I mecapai 25%

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1. …eprints.umm.ac.id/37197/3/jiptummpp-gdl-agusmulyad-53596... · 2018-08-06 · f. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan

25

dengan ketuntasan klasikal yang ditentukan oleh sekolah yaitu 75%. Pada

siklus II presentase ketuntasan klasikal mencapai 92%.

2. Rista Frelyana (2011), meneliti dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan

Prestasi Belajar IPA melalui pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

(Student Teams Achievement Division) pada siswa kelas 3 SDN Pakunden

I Kec. Pesantren, Kota Kediri, tahun pelajaran 2010-2011. Latar belakang

penelitian ini adalah banyaknya siswa yang mendapat nilai dibawah KKM,

dari 30 siswa yang tuntas hanya 40% atau 12 siswa, sedangkan 60% atau

18 siswa lainnya mendapat nilai dibawah KKM yang telah ditentukan oleh

sekolah yaitu 6,8. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan

keaktifan dan prestasi siswa dalam belajar. Jenis penelitian yang

digunakan adalah PTK. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

metode kooperatif model STAD (Student Teams Achievement Division),

dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi siswa. Hal ini dibuktikan

dengan meningkatkatnya prestasi siswa yaitu 90% atau 27 siswa mencapai

KKM yang ditentukan sekolah.

3. Dwi Atmoko (2014), meneliti sebuah judul “penggunaan permainan

kwintet untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dongeng

pada siswa kelas III SDN Tunggul Wulung 02 Malang. Yang

melatarbelakangi penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada

mata pelajaran bahasa Indonesia pada kemahiran membaca yang

disebabkan oleh kurangnya minat siswa untuk membaca. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah PTK. Hasil penelitian ini yaitu pada

siklus I siswa yang tuntas sebanyak 50% atau 15 siswa. Pada siklus II

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1. …eprints.umm.ac.id/37197/3/jiptummpp-gdl-agusmulyad-53596... · 2018-08-06 · f. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan

26

siswa yang tuntas sebanyak 83%.

Berdasarkan data penelitian sebelumnya di atas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia khususnya kemahiran

membaca, membutuhkan variasi belajar untuk meningkatkan minat

membaca siswa. Maka dari itu, peneliti mengajukan judul “Peningkatan

Kemampuan Membaca Siswa Melalui Pembelajaran Cooperatif

Integrated Reading And Compesition (CIRC) Pada Siswa Kelas 3

Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas 3 SD Negeri

Tarebung Kecamatan Gayam Kabupaten Sumenep Tahun Pelajaran

2016 / 2017).

E. Kerangka Pikir

Kegiatan membaca pada hakikatnya merupakan kegiatan yang

dimaksudkan untuk memahami makna yang terkandung dalam suatu teks.

Untuk dapat memahami suatu teks sangat bergantung pada berbagai hal.

Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian dalam membaca adalah

keterampilan yang dimiliki oleh seseorang pembaca dalam memahami teks

yang dibaca.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan membaca siswa Kelas

III SDN Tarebung I masih rendah. Ditemukan beberapa siswa yang

mengalami kesulitan di dalam pembelajaran membaca. Hal tersebut

kemungkinan terjadi karena guru kurang inovatif dalam mengemas

pembelajaran, guru masih menggunakan metode yang konvensional dengan

menyuruh siswa membaca dalam hati dan guru hanya mengamati,

Oleh sebab itu, diperlukan adanya suatu metode pembelajaran yang

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Membaca 1. …eprints.umm.ac.id/37197/3/jiptummpp-gdl-agusmulyad-53596... · 2018-08-06 · f. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan

27

inovatif yang dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa

sehingga dapat menjadi solusi bagi kesulitan yang mereka hadapi.

Pendekatan pembelajaran yang lebih cocok dan dapat digunakan dalam

pembelajaran membaca ialah metode Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC).

Sehingga melalui metode pembelajaran CIRC ini diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan membaca siswa dan dapat membuat siswa tertarik

dan termotivasi untuk aktif mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia,

khususnya membaca. Selain itu juga diharapkan dapat memberikan

pengalaman yang nyata dan bermakna bagi siswa sehingga dapat

meningkatkan kemampuan membaca masing-masing siswa.

Gambar 2.1 Kerangka Fikir

Kondisi Ideal :

Metode CIRC dapat meningkatkan kemampuan

siswa dalam memahami bacaan

Kondisi Lapangan :

Siswa jenuh dalam belajar dan prestasi belajar

siswa rendah

Masalah :

Tidak ada variasi pemebelajaran kurangnya minat

dan keaktifan siswa

Solusi :

Penerapan metode Cooperative Integrated

Reading And Composition (CIRC)

Hasil dan Harapan :

Siswa lebih aktif dan kemampuan membaca

meningkat