BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program...

20
15 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program Keluarga Harapan Secara eksplisit negara melalui konstitusi mengamanatkan bahwa: “Negara memelihara fakir miskin dan anak-anak yang terlantar,mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat danmemberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai denganmartabat kemanusiaan, serta bertanggung jawab atas penyediaan fasilitaspelayanan sosial yang layak yang diatur dengan undang- undang” UUD 1945). Di samping UUD 1945, terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan yang menjamin hak kelompok masyarakat miskin. Sejalan dengan ketentuan tersebut, kebijakan penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan 4 (empat) strategi utama, yaitu perlindungan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan UKM dan pembangunan infrastruktur pedesaan. Nainggolan (2012) menjelaskan bahwa Terdapat dua jenis bantuan tunai yakni Bantuan Tunai Bersyarat atau Conditional Cash Transfers (CCT) dan tak bersyarat. Perbedaannya adalah bahwa bantuan tunai tak bersyarat merupakan bantuan bagi orang-orang/kelompok yang berbasis pada kriteria penerima yang sebelumnya sudah ditentukan (pre determined eligibility). Transfer sosial semisal pensiun bagi warga yang sudah tua, hambatan fisik, anak – anak, dan lain-lain, merupakan bantuan tunai tanpa syarat yang lazim dijalankan pada berbagai negara. CCT adalah bagian dari program pengembangan generasi baru yang berusaha membantu peningkatan akumulasi modal manusia (human capital) pada Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/60872/4/Chapter II.pdf3. Untuk mengembangkan inklusi sosial dan membantu masyarakat,

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Sekilas Tentang Program Keluarga Harapan

Secara eksplisit negara melalui konstitusi mengamanatkan bahwa: “Negara

memelihara fakir miskin dan anak-anak yang terlantar,mengembangkan sistem

jaminan sosial bagi seluruh rakyat danmemberdayakan masyarakat yang lemah

dan tidak mampu sesuai denganmartabat kemanusiaan, serta bertanggung jawab

atas penyediaan fasilitaspelayanan sosial yang layak yang diatur dengan undang-

undang” UUD 1945).

Di samping UUD 1945, terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan

yang menjamin hak kelompok masyarakat miskin. Sejalan dengan ketentuan

tersebut, kebijakan penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan 4 (empat)

strategi utama, yaitu perlindungan sosial, pemberdayaan masyarakat,

pemberdayaan UKM dan pembangunan infrastruktur pedesaan.

Nainggolan (2012) menjelaskan bahwa Terdapat dua jenis bantuan tunai

yakni Bantuan Tunai Bersyarat atau Conditional Cash Transfers (CCT) dan tak

bersyarat. Perbedaannya adalah bahwa bantuan tunai tak bersyarat merupakan

bantuan bagi orang-orang/kelompok yang berbasis pada kriteria penerima yang

sebelumnya sudah ditentukan (pre determined eligibility). Transfer sosial semisal

pensiun bagi warga yang sudah tua, hambatan fisik, anak – anak, dan lain-lain,

merupakan bantuan tunai tanpa syarat yang lazim dijalankan pada berbagai

negara. CCT adalah bagian dari program pengembangan generasi baru yang

berusaha membantu peningkatan akumulasi modal manusia (human capital) pada

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/60872/4/Chapter II.pdf3. Untuk mengembangkan inklusi sosial dan membantu masyarakat,

16

orang muda sebagai cara untuk memutuskan siklus kemiskinan antar-generasi.

Seperti namanya, CCT memberikan uang kepada keluarga-keluarga miskin

dengan persyaratan investasi modal manusia seperti menyekolahkan atau

membawa anak ke pusat kesehatan secara reguler. Skema Bantuan Tunai

Bersyarat ini memberikan uang tunai secara langsung kepada rumah tangga

miskin sebagai tanggapan terhadap pemenuhan kondisi spesifik individu/rumah

tangga misalnya kehadiran bersekolah, dan/atau pemeriksaan kesehatan,

keikutsertaan dalam imunisasi dan semacamnya. Skema tersebut memberikan

insentif bagi rumah tangga agar menyesuaikan perilakunya dengan tujuan sosial

yang ditetapkan secara nasional.Dengan perkataan lain, PKH merupakan salah

satu upaya pemerintah dalam mengembangkan sistem perlindungan sosial dan

strategi intervensi pengentasan kemiskinan di Indonesia dengan mengadopsi

Bantuan Tunai Bersyarat (Conditional Cash Transfers) yang sudah banyak

diterapkan di berbagai negara.

Program Keluarga Harapan mulai dilaksanakan pemerintah di Indonesia pada

bulan Maret tahun 2007 dengan uji coba di tujuh provinsi (Sumatra Barat, DKI

Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, NTT, Sulawesi Utara, dan Gorontalo). Menurut

Tim Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menilai sejumlah program

penanggulangan kemiskinan sudah memiliki dampak positif namun harus

dilakukan sejumlah perbaikan termasuk PKH.

Sebagaimana terlihat dalam Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan bahwa PKH

berada pada klaster 1 dalam skema kebijakan nasional penanggulangan

kemiskinan.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/60872/4/Chapter II.pdf3. Untuk mengembangkan inklusi sosial dan membantu masyarakat,

17

Tabel 4.

Skema Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan

PKH merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengembangkan sistem

perlindungansosial di Indonesia. Sasaran PKH adalah Rumah Tangga Sangat

Miskin (RTSM) yang sesuai kriteria PKH yakni: memiliki ibu hamil, ibu

menyusui, memiliki anak balita dan anak usia sekolah setingkat SD – SMA. PKH

dijalankan sebagai pelaksanaan dari:

1. UU No. 40 Tahun 2004 tentang jaminan sosial nasional,

2. UU No. 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial,

3. Inpres No. 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tindak Percepatan Pencapaian

Sasaran Program Pro-Rakyat, dan

4. Perpres No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

Merujuk pada Sistem Jaminan Sosial Nasional berdasarkan UU No. 40 Tahun

2004 tersebut, PKH menjadi model jaminan yang unik. Di satu sisi, PKH

merupakan bantuan sosial yang dimaksudkan demi mempertahankan kehidupan

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/60872/4/Chapter II.pdf3. Untuk mengembangkan inklusi sosial dan membantu masyarakat,

18

(life survival) dalam kebutuhan dasar terutama pendidikan dan kesehatan. Di sisi

lain, PKH bernuansa pemberdayaan yakni menguatkan rumah tangga miskin agar

mampu keluar dari kemiskinannya melalui promosi kesehatan dan mendorong

anak bersekolah. Dana yang diberikan kepada RTSM secara tunai melalui Kantor

Pos dimaksudkan agar penerima dapat mengakses fasilitas pendidikan dan

kesehatan yakni anak-anak harus bersekolah hingga sekolah menengah pertama,

anak balita harus mendapatkan imunisasi, dan ibu hamil harus memeriksakan

kandungan secara rutin (berkala).

2.2. Pendamping PKH

Kelembagaan pelaksana Program Keluarga Harapan terdiri dari Unit

Pelaksana Program Keluarga Harapan (UPPKH). UPPKH di bentuk di setiap

kecamatan yang memiliki peserta PKH yang disebut dengan UPPKH kecamatan.

Pendamping PKH merupakan ujung tombak yang sama karena berhubungan

langsung dengan masyarakat penerima bantuan PKH. Personil UPPKH terdiri dari

pendamping PKH, jumlah pendamping PKH disesuaikan dengan jumlah peserta

PKH yang terdaftar disuatu kecamatan. Satu orang pendamping akan

mendampingi dengan rasio 300 – 500 RTSM/KSM peserta PKH yang disesuaikan

dengan kondisi daerah.

Berdasarkan buku kerja pendamping PKH (2012) pendamping adalah

seseorang yang direkrut dan ditetapkan oleh Kementerian Sosial RI untuk

melaksanakan tugas – tugas. Pendamping PKH merupakan mata dan telinga bagi

PKH untuk memberi jaminan dalam proses kerja di lapangan. Nilai etik

pendamping dalam pendampingan peserta PKH meliputi: bersikap sabar,

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/60872/4/Chapter II.pdf3. Untuk mengembangkan inklusi sosial dan membantu masyarakat,

19

mendengarkan dan tidak mendominasi, menghargai dan rendah diri, mau belajar,

bersikap sederajat, bersikap akrab dan melebur, tidak menggurui, berwibawa,

tidak memihak, menilai dan mengkritik, bersikap terbuka dan positif.

Pendamping PKH memiliki tugas yang sangat penting dalam pelaksanaan

program di lapangan, yang terdiri dari:

1. Tugas Pokok

2. Tugas pengembangan

3. Tugas penunjang.

1. Tugas pokok

Tugas pokok meliputi tugas persiapan program, tugas rutin dan tugas dalam

proses pembayaran. Tugas persiapan program berupa sosialisasi program PKH

tingkat kecamatan, menyelenggarakan pertemuan awal kepada seluruh calon

peserta PKH dan tindak lanjut pertemuan awal. Tugas rutin pendamping adalah

tugas keseharian yang harus dilakukan secara intensif, tugas rutin ini dialokasikan

dalam waktu empat hari kerja antara senin s/d kamis. Tugas rutin meliputi:

a. Melakukan pemutakhiran data

b. Memfasilitasi dan menyelesaikan kasus pengaduan

c. Mengunjungi rumah peserta PKH jika dalam pertemuan kelompok ada

peserta PKH yang tidak bisa datang atau tidak memenuhi komitmen

d. Melakukan koordinasi dengan aparat setempat dan pemberi layanan

pendidikan dan kesehatan

e. Melakukan pertemuan bulanan dengan ketua kelompok dan seluruh peserta

PKH

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/60872/4/Chapter II.pdf3. Untuk mengembangkan inklusi sosial dan membantu masyarakat,

20

f. Melakukan temu kunjung bulanan dengan petugas kesehatan dan pendidikan

di lokasi pelayanan

g. Memberikan motivasi kepada peserta PKH dalam menjalani komitmen.

h. Melakukan upaya yang sinergi antara pendamping PKH dengan pemberi

layanan pelayanan kesehatan dan pendidikan.

i. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

2. Tugas pengembangan

Tugas pengembangan yang dilakukan pendamping PKH meliputi:

a. Melakukan koordinasi atau kerjasama dengan tokoh – tokoh adat dan atau

keagamaan dalam sesi – sesi komunikasi ritual dalam rangka meneguhkan

nilai – nilai ritual dan spiritual bagi keluarga peserta PKH

b. Melakukan kerjasama dengan tim penggerak PKK dan atau LK3 dalam upaya

penyadaran pentingnya fungsi – fungsi keluarga bagi peserta PKH

c. Menumbuhkan semangat kewirausahaan keluarga melalui usaha ekonomi

produktif

d. Memotifasi dan advokasi anggota keluarga peserta PKH yang mengalami

disabilitas (berkebutuhan khusus) untuk memperoleh kemudahan dalam

mengakses pelayanan sosial

e. Memfasilitasi ketersediaan media konsultasi bagi keluarga yang mengalami

ketidakharmonisan

f. Menggugah kesadaran keluarga peserta PKH tentang pentingnya menjaga,

memelihara dan melestarikan lingkungan sekitarnya

g. Mengidentifikasi potensi dan sumber daya yang ada di wilayah kerja

pendamping untuk melihat kemungkinan dapat dimanfaatkan dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/60872/4/Chapter II.pdf3. Untuk mengembangkan inklusi sosial dan membantu masyarakat,

21

membantu mendukung penanggulangan kemiskinan, penanganan masalah

atau kebutuhan khusus yang dialami peserta PKH.

h. Pendamping dapat bersinergi dengan program Kelompok Usaha Bersama

(KUBE) dari Kementrian Sosial, Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

Akseptor (UPPKA) dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional,

Program Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif dari Kementrian

Pertanian.

i. Berperan serta dalam menunjang sosialisasi program keluarga berencana.

3. Tugas Penunjang

Tugas penunjang Pendamping PKH berupa:

a. Mengembangkan kapasitas diri dalam berkomunikasi, bernegosiasi,

membangun relasi dan jejaring kerja berdasarkan pengalaman selama

bertugas dilapangan dan atau secara mandiri.

b. Mendokumentasikan setiap kegiatan penting terkait dengan tugas dan fungsi

sebagai pendamping PKH

c. Melatih diri dalam kegiatan tulis menulis berkaitan dengan pengalaman

selama mendampingi peserta PKH

2.3. Konsep Perlindungan Sosial (Social Protection)

Perlindungan sosial (social protection) secara tradisional dijalankan di negara

sejahtera (welfare state) dan mulai dilembagakan secara formal pada akhir abad

ke-19 dan awal abad ke-20 di Benua Eropa. Perlindungan sosial berkembang di

Inggris dan Jerman di kalangan kelas pekerja dengan adanya asuransi bagi para

pekerja untuk melindungi resiko para yang dihapai para pekerja dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/60872/4/Chapter II.pdf3. Untuk mengembangkan inklusi sosial dan membantu masyarakat,

22

menjalankan pekerjaannya. Sementara itu di Amerika Serikat, perlindungan sosial

dijalankan beberapa tahun setelah Great Depression yang ditujukan untuk

meringankan beban bagi mereka yang jatuh miskin dalam periode Depresi Besar

tersebut.

Definisi perlindungan sosial adalah seperangkat kebijakan dan program

kesejahteraan sosial yang dirancang untuk mengurangi kemiskinan dan

kerentanan (vulnerability) melalui perluasan pasar kerja yang efisien,

pengurangan resiko-resiko kehidupan yang senantiasa mengancam manusia, serta

penguatan kapasitas masyarakat dalam melindungi dirinya dari berbagai bahaya

dan gangguan yang dapat menyebabkan terganggunya atau hilangnya pendapatan.

Dewasa ini, perlindungan sosial mencakup berbagai aspek dan tujuan yang

terkait dengan tujuan pembangunan itu sendiri. Di negara – negara berkembang,

perlindungan sosial digunakan sebagai pendekatan kebijakan untuk mengatasi

persoalan kemiskinan persisten dan berbagai penyebab struktural yang

menyebabkan kemiskinan. Kebijakan perlindungan sosial kemudian didisain

untuk benar – benar mengangkat penduduk miskin ke luar dari kubangan

kemiskinan ketimbang hanya untuk melindungi penduduk miskin terhadap

berbagai resiko kontijensi.

Berbagai bukti empiris di negara – negara berkembang memperlihatkan peran

dari perlindungan sosial yang dapat mengatasi persoalan kemiskinan, mendorong

pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan efektivitas strategi pertumbuhan

ekonomi inklusif untuk pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai hal tersebut,

kebijakan perlindungan sosial dapat menjadi suatu kebijakan yang mengiringi

pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang memberikan ruang manfaat

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/60872/4/Chapter II.pdf3. Untuk mengembangkan inklusi sosial dan membantu masyarakat,

23

ekonomi yang lebih luas dan mempromosikan hasil – hasil pembangunan

utamanya untuk kalangan miskin dan kelompok masyarakat yang selama ini

terekslusi dari manfaat pertumbuhan ekonomi.

Perlindungan sosial untuk pertumbuhan inklusif terdiri dari serangkaian aksi

yang di danai oleh pemerintah yang ditujukan untuk:

1. mendukung individu dan keluarga dalam mengatasi kerentanan hidup

mereka;

2. Untuk membantu, terutama warga miskin dan rentan, membangun

ketahanan dalam mengatasi krisis/ancaman/guncangan, termasuk ancaman

lingkungan.

3. Untuk mengembangkan inklusi sosial dan membantu masyarakat, terutama

mereka yang lebih rentan terhadap kemiskinan, untuk membangun modal

SDM dan sosial melalui pemberian fasilitas untuk memperlancar

pendapatan/konsumsi dan mendorong/memastikan akses atas barang dan

jasa sosial dasar;

4. Untuk mendukung produktivitas secara menyeluruh melalui peningkatan

kemampuan, hak-hak, dan kesempatan warga miskin dan marginal, serta

mereka yang bekerja di sektor formal agar juga mendapatkan keuntungan

dari pertumbuhan.

Pengertian tersebut menggabungkan fitur tradisional pengertian

perlindungan/keamanan sosial, yaitu:

1. asuransi sosial

2. bantuan sosialdan

3. kebijakan pasar tenaga kerja yang aktif (Soares 2013).

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/60872/4/Chapter II.pdf3. Untuk mengembangkan inklusi sosial dan membantu masyarakat,

24

Skema 1.

Perlindungan Sosial, Proses Pembangunan, Dan Pengurangan Kemiskinan

(Norton 2001)

Perlindungan sosial mengacu pada tindakan publik dalam menanggapi tingkat

kerentanan,risiko dan kekurangan yang dianggap secara sosial tidak dapatditerima

dalam pemerintahan tertentu ataumasyarakat. Menurut pemahaman ini, penawaran

perlindungan sosial dengan baik mutlak diberikan kepada yang paling miskin, dan

juga dengan kebutuhan non-miskin untuk keamanan dalam menghadapi

guncangan dan kebutuhan tertentu dari berbagai tahap siklus hidup (misalnya

kehamilan dan pemeliharaan anak – anak, pernikahan, kematian dan

pemakaman). Karena itu, sebagai intinya meliputi dua bidang utama mekanisme

respon yang luas, yaitu bantuan sosial dan asuransi sosial.

Berbasis luas, Pembangunan yang

merata

Keefektifan, Pemerintahan yang dapat di pertanggung jawabkan

Kebijakan perlindungan sosial yang efektif dan pelaksanaanya.

Kerukunan sosial dan stabilitas perkembangan manusia yang di perkuat untuk Rumah Tangga Sangat Miskin

Dimensi penting lainnya dari pembangunan masyarakat, sektor swasta, dan masyarakat sipil, pelayana (sosial produktif), infrastruktur, dll

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/60872/4/Chapter II.pdf3. Untuk mengembangkan inklusi sosial dan membantu masyarakat,

25

a. Bantuan Sosial didefinisikan sebagai manfaat dalam bentuk uang atau dalam

jenis yang dibiayai olehnegara (nasional atau lokal) dan sebagian besar

disediakan atas dasar sarana atau pendapatan. Konsep ini juga mencakup

skema manfaat universal, yaitu mereka yang berbasis mengenakan

pajaknamun tidak menggunakan nya.

b. Asuransi sosial adalah jaminan sosial yang dibiayaioleh kontribusi dan

didasarkan pada prinsip asuransi. Inti dari asuransidipahami di sini untuk

menjadi penghapusan risiko pasti kerugian bagi individu ataurumah tangga

dengan menggabungkan sejumlah besar individu yang sama ataurumah

tangga ke dalam dana umum baik yang membuat kerugian yang disebabkan

untuk salah satu anggota.

Deskripsi ini tidak spesifik mengenai identitas lembaga yang menyediakan

asuransi berbasisperlindungan sosial, tetapi mengidentifikasi negara sebagai

penyedia bantuan sosial. Mengingat pentingnyatransfer informal dalam

penghidupan masyarakat miskin (yaitu, transfer dari masyarakat, kerabat,

agamakelompok dll), dan sesuai dengan definisi yang luas dari perlindungan

sosial bahwa konsep bantuan sosial tidak harus dibatasi untuk transfer yang

didanai negara, tetapi berlaku untuksegala bentuk aksi publik yang dirancang

untuk mentransfer sumber daya untuk kelompok yang dianggap memenuhi syarat

karenaperampasan.

2.3.1. Pemerintahan dan perlindungan sosial

Literatur tentang perlindungan sosial memiliki sebagian besarkarakter

teknokratis. Fokus diskusi memusatkan pada bentukkekurangan, dan berbagai

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/60872/4/Chapter II.pdf3. Untuk mengembangkan inklusi sosial dan membantu masyarakat,

26

teknisinstrumen kebijakan yang dapat digunakan untukmencapai tujuan. Secara

keseluruhan kurangadanya pertimbangan cara di mana tujuantersebut ditetapkan

oleh masyarakat yang bersangkutan. Namun jelas dari negara-negara maju bahwa

tujuan pengaturan ini adalah proses yang sangat diperebutkan, di mana

keterampilan politik yang besar diperlukan untuk memfasilitasi konsensus pada

tingkat dimana masyarakat luas bersedia untuk melihat sumber pajak yang

dihabiskan untuk mendanai perlindungan orang miskin, orang tua, anak-anak atau

kelompok lainnya. Sementara kelompok masyarakat sipil (misalnya kelompok

penekan dan media) memainkan peran yang sangat signifikandalam perdebatan

ini, literatur tentang perlindungan sosial umumnya menganalisa peran masyarakat

sipil dalamperlindungan sosial hanya sebagai mekanisme pengiriman yang

bertujuan untuk kebijakan yang ditentukan oleh teknokrat. Inijelas bahwa

kelompok-kelompok ini juga berfungsi untuk menuntut pertanggungjawaban

daripenyedia, dan jiwa media publik untuk mengembangkan pendekatan

kebijakan yang efektif dan mengalokasikan sumber daya. Bantuan teknis

daribadan-badan pembangunan perlu untuk dihubungkan dengan peningkatan

kapasitas untuk menganalisis perlindungan sosialdalam perawatan isu-isu

pemerintahan dan kebijakan publik. (Andy Norton: 2001).

2.4. Konsep Power Foucault

Konsep Kekusasan Foucault dipengaruhi oleh Nietzsche. Foucault menilai

bahwa filsafat politik tradisional selalu berorientasi pada soal legitimasi.

Kekuasaan adalah sesuatu yang dilegitimasikan secara metafisis kepada negara

yang memungkinkan negara dapat mewajibkan semua orang untuk mematuhinya.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/60872/4/Chapter II.pdf3. Untuk mengembangkan inklusi sosial dan membantu masyarakat,

27

Namun menurut Foucault, kekuasaan adalah satu dimensi dari relasi. Di mana ada

relasi, di sana ada kekuasaan.

Kekuasaan menurut Foucault ada di mana-mana. Hal pertama yang akan

dibahas di sini yaitu tentang hubungan antara kekuasaan dan diskursus ilmu

pengetahuan. Menurut Foucault kehendak untuk kebenaran sama dengan

kehendak untuk berkuasa. Dalam Kegilaan dan Peradaban Foucault melukiskan

bagaimana kegilaan itu didefinisikan dari berbagai kelompok yang dominan pada

masa tertentu. Karena itu dia meragukan legitimasi eliminasi kegilaan dari

kebudayaan yang resmi (Arie, 2011).

Jim Ife, 1996(dalam Arie, 2011)mengatakan inti dari empowerment adalah

power, yaitu:

a. Memberi daya/kekuatan kepada individu atau kelompok

b. Memungkinkan mereka untuk mengambil kekuasaan ke tangan mereka

sendiri

c. Mendistribusikan kekuasaan dari yang kaya ke yang miskin.

Jenis Power (type of power):

a. kekuasaan atas pilihan pribadi dan kesempatan hidup

b. kekuasaan atas kebutuhan

c. kekuasaan atas ide

d. kekuasaan atas lembaga

e. kekuasaan atas sumber daya

f. kekuasaan atas kegiatan ekonomi

g. kekuasaan atas reproduksi

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/60872/4/Chapter II.pdf3. Untuk mengembangkan inklusi sosial dan membantu masyarakat,

28

2.5. Konsep Pemberdayaan

MerriamWebster dan Oxford English Dictionary mengemukakan defenisi

pemberdayaan dalam arti sempit yang berkaitan dengan sistem pengajaran bahwa

kata “empower” mengandung dua arti yaitu to give power ofauthority dan

pengertian kedua berarti to give ability to or enable .dalam pengertian pertama

diartikan sebagai memberi kekuasaan,mengalihkan kekuasaan, atau

mendelegasikan otoritas ke pihak lain.Sedangkan, dalampengertian kedua,

diartikan sebagai upaya untukmemberikan kemampuan atau

keberdayaan.Sedangkan proses pemberdayaan dalam konteks aktualisasidiri

berkaitan dengan upaya untuk meningkatkan kemampuanindividu dengan

menggali segala potensi yang dimiliki oleh individutersebut baik menurut

kemampuan keahlian (skill) ataupunpengetahuan (knowledge).

Pemberdayaanadalah membantu seseorang atau kelompok untukmemperoleh

daya untuk mengambil keputusan dan menentukantindakan yang akan dilakukan

terkait dengan diri mereka termasukmengurangi hambatan pribadi dan sosial. Hal

ini dilakukan untukmeningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri untuk

menggunakandaya yang dimiliki antara lain dengan transfer daya

darilingkunganya.

a. Tujuan Pemberdayaan

Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untukmembentuk

individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandiriantersebut meliputi

kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikanapa yang mereka lakukan

tersebut. Kemandirian masyarakat adalahmerupakan suatu kondisi yang dialami

oleh masyarakat yangditandai oleh kemampuan untuk memikirkan, memutuskan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/60872/4/Chapter II.pdf3. Untuk mengembangkan inklusi sosial dan membantu masyarakat,

29

sertamelakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahanmasalah-

masalah yang dihadapi dengan mempergunakan dayakemampuan dengan

mengerahkan sumberdaya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat

tersebut.Terjadinya keberdayaan akan dapat memberikan kontribusi

padaterciptanya kemandirian masyarakat yang dicita-citakan, dalammasyarakat

akan terjadi kecukupan wawasan, yang dilengkapidengan kecakapan-keterampilan

yang memadai, diperkuat oleh rasamemerlukan pembangunan dan perilaku sadar

akan kebutuhantersebut.

b. Tahap-tahap Pemberdayaan

Menurut Sumodingningrat (2004:41) pemberdayaan tidakbersifat selamanya,

melainkan sampai target masyarakat mampuuntuk mandiri, dan kemudian dilepas

untuk mandiri, meski dari jauhdijaga agar tidak jatuh lagi. Dilihat dari pendapat

tersebut berartipemberdayaan melalui suatu masa proses belajar, hingga

mencapaistatus, mandiri. Meskipun demikian dalam rangka menjagakemandirian

tersebut tetap dilakukan pemeliharaan semangat,kondisi, dan kemampuan secara

terus menerus supaya tidakmengalami kemunduran lagi.Sebagaimana

disampaikan dimuka bahwa proses belajardalam rangka pemberdayaan akan

berlangsung secara bertahap.

Tahap-tahap yang harus dilalui tersebut adalah meliputi:

1 Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilakusadar dan

peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatankapasitas diri.

2 Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan,kecakapan

keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikanketerampilan dasar

sehingga dapat mengambil peran di dalampembangunan.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/60872/4/Chapter II.pdf3. Untuk mengembangkan inklusi sosial dan membantu masyarakat,

30

3 Tahap peningkatan intelektual, kecakapan keterampilansehingga

terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untukmehantarkan pada

kemandirian.

c. Sasaran pemberdayaan

Schumacher memiliki pandangan pemberdayaansebagai suatu bagian dari

masyarakat miskin dengan tidak harusmenghilangkan ketimpangan struktural

lebih dahulu. Masyarakatmiskin sesungguhnya juga memiliki daya untuk

membangun, dengandemikian memberikan“kail jauh lebih tepat daripada

memberikanikan”.

d. Pendekatan Pemberdayaan

Akibat dari pemahaman hakikat pemberdayaan yang berbeda-beda, maka

lahirlah dua sudut pandang yang bersifat kontradiktif, kedua sudut pandang

tersebut memberikan implikasi atas pendekatan yang berbeda pula di dalam

melakukan langkah pemberdayaan masyarakat. Pendekatan yang pertama

memahamipemberdayaan sebagai suatu sudut pandang konfliktual.

Munculnyacara pandang tersebut didasarkan pada perspektif konflik antarapihak

yang memiliki daya atau kekuatan di satu sisi, yangberhadapan dengan pihak yang

lemah di sisi lainya. Pendapat inidiwarnai oleh pemahaman bahwa kedua pihak

yang berhadapantersebut sebagai suatu fenomena kompetisi untuk mendapatkan

daya,yaitu pihak yang kuat berhadapan dengan kelompok lemah.Penuturan yang

lebih sederhana dapat disampaikan, bahwa prosespemberian daya kepada

kelompok lemah berakibat padaberkurangnya daya kelompok lain. Sudut ini lebih

di pandangpopular dengan istilah zero-sum.Pandangan kedua bertentangan dengan

pandangan pertama.Jika pada pihak yang berkuasa, maka sudut pandang

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/60872/4/Chapter II.pdf3. Untuk mengembangkan inklusi sosial dan membantu masyarakat,

31

keduaberpegang pada prinsip sebaliknya. Maka terjadi prosespemberdayaan dari

yang berkuasa/berdaya kepada pihak yang lemahjustru akan memperkuat daya

pihak pertama. Dengan demikiankekhawatiran yang terjadi pada sudut pandang

kedua. Pemberi dayaakan memperoleh manfaat positif berupa peningkatan daya

apabilamelakukan proses pemberdayaan terhadap pihak yang lemah. Olehkarena

itu keyakinan yang dimiliki oleh sudut pandang ini adanhyapenekanan aspek

generative. Sudut pandang demikian ini populerdengan nama positive-sum.

2.6. Teori Tindakan Sosial

Tindakan sosial bagi Weber adalah tindakan yang nyata-nyata diarahkan

kepada orang lain. Tindakan sosial dapat berupa tindakan yang bersifat membatin

atau bersifat subjektif yang mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi

tertentu atau merupakan tindakan perulangan dengan sengaja sebagai akibat dari

pengaruh situasi yang serupa atau berupa persetujuan secara pasif dalam situasi

tertentu (Weber dalam Ritzer 2011).

Weber mengemukakan lima ciri pokok tindakan sosial, yaitu:

1. Tindakan manusia, yang menurut si aktor mengandung makna yang

subyektif. Ini meliputi berbagai tindakan nyata.

2. Tindakan nyata dan yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat

subyektif.

3. Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi, tindakan yang

sengaja diulang serta tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam – diam.

4. Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau kepada beberapa individu.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/60872/4/Chapter II.pdf3. Untuk mengembangkan inklusi sosial dan membantu masyarakat,

32

5. Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang

lain itu.

Dilihat dari segi sasarannya, maka pihak yang menjadi sasaran tindakan

sosial dapat berupa seorang individu atau sekumpulan orang. Weber juga

membedakan tindakan sosial kedalam empat tipe, yaitu Tindakan rasionalitas

instrumental (Zwerk rational), Tindakan rasional nilai (werktrasional action),

Tindakan afektif (Affectual action), dan Tindakan tradisional (Traditional action).

1. Tindakan Rasionalitas Instrumental (Zwerk Rational)

Tindakan ini merupakan suatu tindakan sosial yang dilakukan seseorang

didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan

tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk

mencapainya.

2. Tindakan Rasional Nilai (Werktrasional Action)

Tindakan rasional yang berorientasi nilai yaitu tindakan yang lebih

memperhatikan manfaat atau nilai daripada tujuan yang hendak dicapai.

Tindakan religious merupakan bentuk dasar dari rasionalitas yang

berorientasi nilai.

3. Tindakan Afektif (Affectual Action)

Tipe tindakan sosial ini lebih didominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi

intelektual atau perencanaan sadar. Tindakan ini sukar dipahami. Tindakan ini

kurang atau tidak rasional.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/60872/4/Chapter II.pdf3. Untuk mengembangkan inklusi sosial dan membantu masyarakat,

33

4. Tindakan Tradisional (Traditional Action)

Dalam tindakan jenis ini, seseorang memperlihatkan perilaku tertentu karena

kebiasaan yang diperoleh dari nenek moyang, tanpa refleksi yang sadar atau

perencanaan.

Dalam penelitian ini, tindakan sosial yang dilakukan oleh Pendamping PKH

masuk kedalam tipe tindakan rasionalitas instrumental (zwerk rational), yaitu

pendamping PKH disini sebagai aktor memiliki tujuan untuk mengembangkan

potensi masyarakat peserta PKH demi memajukan perekonomian masyarakat dan

menjadikan peserta PKH sbagai masyarakat produktif melalui berbagai kreatifitas

pemberdayaan dari para aktor sebagai instrumen dalam mencapai tujuan.

2.7. Penelitian Yang Relevan

Untuk mendukung penelaahan yang lebih mendetail, penulis berusaha

melakukan kajian terhadap beberapa pustaka ataupun karya yang relevan dengan

topik penelitian ini. Buku – buku dan karya ilmiah yang sebelumnya pernah

ditulis dan ditelusuri sebagai bahan perbandingan maupun rujukan dalam

penulisan karya ilmiah ini, yaitu:

Sulasmiyati (dalam Puspitasari, 2013) membahas tentang peran pendamping

dalam industri kerajinan dan juga dampak pendampingan terhadap ekonomi

rumah tangga. Dipaparkan bahwa adanya peran pendamping di industri gerabah

ini benar – benar sangat membantu pengusaha gerabah. Peran pendamping disini

bertugas memberikan penyuluhan kepada para pengusaha serta memberikan

motivasi kepada semua pengusaha gerabah supaya mereka tetap menekuni

pembuatan gerabah. Tanpa adanya peran pendamping industri gerabah di Desa

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sekilas Tentang Program ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/60872/4/Chapter II.pdf3. Untuk mengembangkan inklusi sosial dan membantu masyarakat,

34

Panjangrejo tidak dikenal oleh masyarakat luar, dan tanpa adanya pendamping,

industri gerabah ini mungkin sudah berhenti atau gulung tikar. Dengan adanya

motivasi dan penyuluhan oleh para pendamping, maka industri gerabah di Desa

Panjangrejo, Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul ini masih tetap eksis sampai

sekarang ini.

Puspitasari (2013) membahas bagaimana peranan pendamping PKH di

Kabupaten Bantul., Yogyakarta. Ia mengatakan bahwa pendamping PKH sudah

memainkan perannya sebagai community worker, yaitu peran dan keterampilan

fasilitatif, edukasional, perwakilan masyarakat dan teknis meskipun tidak semua

peran – peran tersebut dilaksanakan oleh pendamping PKH karena peran – peran

tersebut dipengaruhi oleh kondisi dan situasi lingkungan sehingga kualitas dan

fleksbilitas pendamping PKH mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan PKH di

lapangan selain itu peranan yang ditampilkan oleh pendamping PKH tidak terikat

oleh satu bentuk peranan akan tetapi berbagai peranan sering muncul dan harus

dilakukan dalam situasi dan waktu yang sama.

Kedua penelitian tersebut sama – sama mengkaji mengenai peran

pendamping sosial dalam hal pengembangan masyarakat melalui motivasi

maupun penyuluhan dan pelatihan. Penelitian – penelitian tersebut cukup relavan

dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, yaitu mengenai peran pendamping

sosial dalam memberdayakan masyarakat. dalam penelitian ini penulis ingin

meneliti lebih dalam mengenai peranan pendamping PKH dalam memberdayakan

masyarakat peserta PKH di Kabupaten Serdang Bedagai.

Universitas Sumatera Utara