BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA 2.2.1 ...

21
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA 2.2.1 Pengertian pembelajaran Kata pembelajaran menurut Sagala dan Syaiful (2004 : 45) adalah terjemahan dari “ Instruction “ yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif wholistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media seperti bahan cetak atau program televisi, gambar, audio dan lainnya. Pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan siswa, sumber belajar, dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar siswa (Arifin, 2010: 10). Pembelajaran merupakan suatu sistem yang kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek produk dan aspek proses. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil yang diperoleh dengan mengabaikan proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi hasil memang mudah dilihat dan ditentukan kriteriannya, akan tetapi hal ini dapat mengurangi makna proses pembelajaran sebagai proses yang mengandung nilai-nilai pendidikan (Sanjaya, 2011: 13-14). Selain itu Menurut Syaiful Sagala (61: 2009) pembelajaran adalah “membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik., sedangkan belajar oleh peserta didik. Menurut Corey pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seeorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA 2.2.1 ...

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran IPA

2.2.1 Pengertian pembelajaran

Kata pembelajaran menurut Sagala dan Syaiful (2004 : 45) adalah

terjemahan dari “ Instruction “ yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan di

Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif

wholistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu

istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat

mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media

seperti bahan cetak atau program televisi, gambar, audio dan lainnya.

Pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan

sistemik yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan

siswa, sumber belajar, dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang

memungkinkan terjadinya tindakan belajar siswa (Arifin, 2010: 10). Pembelajaran

merupakan suatu sistem yang kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari

dua aspek, yaitu aspek produk dan aspek proses. Keberhasilan pembelajaran

dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil yang diperoleh

dengan mengabaikan proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari

sisi hasil memang mudah dilihat dan ditentukan kriteriannya, akan tetapi hal ini

dapat mengurangi makna proses pembelajaran sebagai proses yang mengandung

nilai-nilai pendidikan (Sanjaya, 2011: 13-14).

Selain itu Menurut Syaiful Sagala (61: 2009) pembelajaran adalah

“membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang

merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”. Pembelajaran merupakan

proses komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik.,

sedangkan belajar oleh peserta didik. Menurut Corey pembelajaran adalah suatu

proses dimana lingkungan seeorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku dalam kondisi khusus atau

menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.

9

Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan pembelajar

yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar

pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien

(Komalasari, 2013: 3). Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan seseorang

agar orang lain belajar (Syah, 2010: 215).

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah Proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Sejalan dengan itu Menurut Oemar Hamalik (239: 2006) pembelajaran

adalah “suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material

fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya

tujuan pembelajaran”.

2.2.3 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat

menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam

sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam

kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan

memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri

dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan

manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.

Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk

terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran

Saling temas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada

10

pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan

konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific

inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah

serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh

karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman

belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan

proses dan sikap ilmiah.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI

merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta

didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan

pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik

untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang

difasilitasi oleh guru.

Pada dasarnya IPA di SD saat ini merupakan kelompok keilmuan yang

disajikan dalam materi terpadu dari Biologi, Fisika dan Kimia yang disajikan

dalam bentuk yang sederhana.

Dalam IPA hal-hal yang komplek dapat disederhanakan, sehingga mudah

dipahami hakekat dan saling keterkaitannya. Menurut Moh. Amin bahwa IPA

adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan model-

model yang berdasarkan observasi. IPA merupakan salah satu bidang studi yang

penting dan strategis dalam mengubah sikap serta perilaku siswa untuk

memperoleh nilai yang dapat mengembangkan kepribadian termasuk didalamnya

pengembangan aspek intelektual (1989).

Puskur, Balitbang Depdiknas (2009) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-

fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan.

Berdasarkan pengertian diatas, pada hakekatnya IPA merupakan program

untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, sikap dan nilai-nilai

11

ilmiah pada siswa serta salah satu mata pelajaran yang menuntut keterlibatan

siswa secara aktif.

2.2.4 Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)

Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI), Ruang Lingkup bahan kajian Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut.

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas

3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya

dan pesawat sederhana.

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya.

Berhubung penulis mengadakan penelitian di kelas 5, maka ruang lingkup

pelajaran IPA yang dikaji adalah salah satu konsep dari konsep-konsep yang

dibahas di kelas tersebut, yang meliputi sebagai berikut::

1. Rangka manusia

2. Alat indera manusia

3. Bagian tumbuhan dan fungsinya

4. Penggolongan hewan

5. Daur hidup hewan

6. Hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan

7. Sifat dan perubahan wujud benda

8. Gaya

9. Berbagai bentuk energi dan penggunaannya

10. Perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit

11. Perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan

12. Hubungan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

12

2.2.5 Manfaat dan Tujuan Pengajaran IPA di SD

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22

Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI), Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) di Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga

dan melestarikan lingkungan alam

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Adapun manfaat mempelajari IPA dikemukakan oleh UNESCO yang

dikuti Asri Budiningsih (2002) sebagai berikut :

1. IPA menolong siswa untuk dapat berpikir secara logis terhadap kejadian-

kejadian sehari-hari dan memecahkan masalah sederhana yang dihadapinya

2. Aplikasi IPA dalam teknologi dapat menolong dan meningkatkan kualitas

hidup manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Dunia semakin berorientasi pada kehidupan dan teknologi melalui IPA siswa

memperoleh bekal yang sangat penting

4. Jika IPA diajarkan dengan baik akan menghasilkan pola pikir siswa yang baik

pula.

13

5. Melalui IPA secara positif membantu siswa untuk dapat mempelajari mata

pelajaran lain terutama bahasa dan matematika.

6. Karena sifat-sifat anak yang selalu tertarik dengan lingkungannya, melalui

IPA potensi anak akan dikembangkan

Menurut Dede Awan (2009) tujuan pengajaran IPA adalah untuk

memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan pengetahuan sehari-

hari, memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan gagasan

alam sekitar, mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda

serta kejadian dilingkungan sekitar, bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis,

mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri, mampu menerapakan

berbagai konsep IPA, mamapu menggunakan teknologi sederhana, mengenal dan

memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan

keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pengajaran IPA untuk menanamkan sikap ilmiah pada siswa dan nilai positif

melalui proses IPA dalam memecahkan masalah. Siswa akan selalu tertarik

dengan lingkungan dan siswa akan mengenal serta dapat memanfaatkan teknologi

sederhana dari aplikasi IPA

2. 2 Karakteristik IPA

Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia

yang berarti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian dikembangkan

menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan Trowbribge

merumuskan bahwa Sians merupakan kumpulan pengetahuan dan proses.

Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan

pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan

itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan, “Real

Science is both product and processs, inseparably Joint” (Agus. S. 2003). Ilmu

pengetahuan alam atau sains dalam arti sempit merupakan disiplin ilmu yang

terdiri dari physical science (ilmu fisik) dan life sciences (ilmu biologi). Ilmu

pengetahuan alam yang termasuk physical sciences adalah ilmu–ilmu astronomi,

14

kimia, geologi, mineralogi, meteorologi, dan fisika, sedangkan life sciences

meliputi,biologi(antronomi, fisiologi, zoologi, citologi, embriologi, mikrobiologi).

Ilmu Pengetahuan Alam membahas tentang gejala-gejala alam yang

disusun secara sistematis yan berdasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh

Powler (Susilo, Tritjahjo.D. 2006: 64) bahwa IPA merupakan ilmu yang

berhubungan dengan gejala – gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang

tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi

dan eksperimen.

2.4 Metode Demonstrasi

2.4.1 Pengertian Metode

Metode berasal dari bahasa latin “ methodos “ yang berarti jalan yang

harus dilalui. Menurut Nana Sudjana (2002 : 260) “ Metode adalah cara yang

digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat

berlangsungnya pelajaran, oleh karena itu peranan metode pengajaran sebagai alat

untuk menciptakan proses belajar mengajar “. Sedangkan menurut Sukartiaso

(dalam Moedjiono dan Dimyati 1995 :45) “ Metode adalah cara untuk melakukan

sesuatu atau cara untuk mencapai suatu tujuan ”. Dalam kamus Besar Bahasa

Indonesia, susunan W. J. S. Poerwadarmita, bahwa “Metode adalah cara yang

teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud”. Sedangkan dalam

kamus Praktis Ilmiah Populer pengertian metode adalah “cara kerja yang teratur

dan sistematis untuk pelaksanaan sesuatu”. Dalam Ensiklopedi Pendidikan :

“Metode berarti jalan, cara yang tepat untuk melakukan sesuatu. Metodik adalah

cara mengajar. Dalam mengajar ada hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang

berlaku untuk pengajaran”.

Secara terminologi menurut Mulyanto Sumardi, bahwa metode adalah rencana

menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian materi pelajaran secara teratur

dan tidak saling bertentangan dan didasarkan atas approach. Selanjutnya H.

Muzayyin Arifin mengemukakan bahwa metode adalah salah satu alat atau cara

untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Sulaiman Masri, Mashudi Bahari,

Juliliyana Mohd Junid; (2007) Pengajaran Merupakan Proses Kompleks Yang

15

Dipengaruhi Oleh Berbagai Unsur Termasuk Kualitas Pengajaran, Kecerdasan,

Bakat Dan Minat Siswa Serta Pengaruh Motivasi, Lingkungan Sekolah, Rumah

Dan Dorongan Orang Tua Terhadap Siswa

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode

adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam kegiatan pembelajaran, metode sangat diperlukan oleh guru untuk

mencapai tujuan yang ingin dicapai.

2.4.2 Pengertian Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan

memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi

atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun

dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang

ahli dalam topik bahasan“(Mulyani Sumantri, dalam Roetiyah 2001:82). Pendapat

lain menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang

instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses (Roestiyah

N.K 2001:83).

Menurut Udin S. Wianat Putra, dkk (2004:424) “ Metode demonstrasi

adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek

atau cara melakukan sesuatu untuk memperunjukkan proses tertentu “. Sedangkan

menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000:54) : “Metode demonstrasi adalah metode

yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda

yang berkenaan dengan bahan pelajaran “.

Sedangkan Muhibbin Syah (2000) mengemukakan bahwa metode

demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,

kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung

maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok

bahasan atau materi yang sedang disajikan.

2.4.3 Langkah-langkah Melaksanakan Demonstrasi

Menurut Syafaruddin Dkk, dalam buku Ilmu Pendidikan Islam

mengemukakan bahwa ada beberapa langkah untuk menggunakan metode

demonstrasi : pertama, tahap pengantar atau tahap persiapan, diberikan ceramah

16

singkat terlebih dahulu untuk menerangkan tujuan pembelajaran. Kedua, tahap

pengembangan diberikan kesempatan tanya jawab. Ketiga, tahap konsolidasi yaitu

bahan pengajaran ditinjau kembali, direvisi dan dites.

I. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:

1) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses

demonstrasi berakhir

2) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan

3) Langkah uji coba demonstrasi

II) Tahap pelaksanaan

a. langkah pembukaan

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan

diantaranya:

1) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat

memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan

2) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa

3) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa

b. Langkah pelaksanaan demonstrasi

1) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan yang merangsang siswa untuk

berpikir

2) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang

menegangkan

3) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan

memerhatikan reaksi seluruh siswa

4) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih

lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi

c. Langkah mengakhiri demonstrasi

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan

memberikan tugas- tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan

demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.

17

Menurut Rudiansyah Harahab, dalam skripsi di Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Sumatera Utara Medan, memaparkan bahwa suatu demonstrasi

yang baik membutuhkan persiapan yang teliti dan cermat. Sejauh mana persiapan

itu dilakukan amat banyak tergantung pada pengalaman yang telah dilalui dan

kepada macam atau demonstrasi apa yang ingin disajikan. Secara umum dapatlah

dikatakan bahwa untuk melakukan demonstrasi yang baik diperlukan langkah-

langkah dalam penerapan metode demonstrasi sebagai :

I. Perencanaan

Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah

1) Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang

diharapkan dapat tercapai setelah metode demontrasi berakhir

2) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan

dilaksanakan

3) Memperhitungkan waktu yang di butuhkan

4) Selama demonstrasi berlangsung guru harus intropeksi diri apakah:

a) Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa

b) Apakah semua media yang digunaka telah di tempatkan pada posisi yang

baik, hingga semua siswa dapat melihat semuanya dengan jelas

c) Siswa disarankan membuat catatan yang dianggap perlu

d) Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik

II. Pelaksanaannya:

Hal-hal yang mesti dilakukan adalah:

a) Memeriksa hal-hal tersebut diatas untuk kesekian kalinya

b) Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa

c) Mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan agar mencapai

sasaran

d) Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi

dengan baik

e) Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif

f) Menghindari ketegangan.

18

Menurut wina sanjaya (2007) dalam Metode mengajar diSekolah, terdapat

langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi yang meliputi.

1) Tahap persiapan

Hal-hal yang harus dipersiapkan antara lain:

a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai oleh siswa setelah proses

demonstrasi berakhir, yang meliputi beberapa aspek seperti aspek

pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu.

b. Mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan

dilakukan, diperlukan sebagai panduan.

c. Melakukan uji coba demonstrasi.

2) Tahap pelaksanaan

a) Langkah pembukaan

Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat

memerhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

b. Mengemukakan tujuan yang akan dicapai oleh siswa.

c. Menjelaskan tugas-tugas apa yang harus dilakukan olah siswa, misalnya

siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam

pelaksanaan demonstrasi.

b) Langkah pelaksanaan demonstrasi

a. Memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa

untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang

mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik

memerhatikan demonstrasi.

b. Ciptakan suasana yang menyenangkan dan hindari suasana yang

menegangkan.

c. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan

memerhatikan reaksi seluruh siswa.

d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan

lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

c) Langkah mengakhiri demonstrasi

19

Apabila proses demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu

diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan

pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelaran. Hal ini

diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu

atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa

melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk

perbaikan selanjutnya.

Secara garis besar penulis dapat menyimpulkan langkah-langkah dalam

pelaksanaan demonstrasi adalah sebagai berikut :

1. Guru mengkaji kesesuaian metode demonstrasi dengan tujuan yang akan

dicapai.

2. Memilih peralatan yang akan dipakai.

3. Memperkirakan waktu yang diperlukan.

4. Mencoba peralatan terlebih dahulu.

5. Melaksanakan Demonstrasi bersama siswa.

6. Mengamati peristiwa yang terjadi pada saat berlangsungnya proses

demonstrasi.

7. Menghubungkan materi dengan hasil demonstrasi.

8. Menarik kesimpulan dari proses demonstrasi tersebut.

2.4.4 Kelebihan Metode Demonstrasi

Menurut J.J Hasibuan dan Moedjiono ada beberapa kelebihan metode demonstrasi

yang harus diketahui oleh seorang pendidik, yaitu :

a) Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh

pengajar sehingga siswa dapat menangkap hal-hal yang penting. Perhatian

siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar dan tidak tertuju kepada

hal lain.

b) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya

membaca atau mendengarkan keterangan guru, sebab siswa memperoleh

persepsi yang jelas dari hasil pengamatannya.

c) Bila siswa turut aktif melakukan demonstrasi, maka siswa akan memperoleh

pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapan dan keterampilan.

20

d) Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan siswa akan dapat dijawab

waktu mengamati proses demonstrasi.

Kemudian Siti Halimah mengemukakan bahwa kelebihan metode

demonstrasi ialah :

1) Menjadikan bahan pelajaran menjadi jelas dan lebih kongkrit dipahami siswa

sehingga dapat menghindari pemahaman yang hanya verbalisme.

2) Memudahkan peserta didik memahami pelajaran dengan cara melihat secara

langsung dan prosedur informasi bahan ajar yang disajikan guru.

3) Proses pengajaran lebih menarik dan menyenangkan

4) Dapat merangsang dan memotivasi peserta didik untuk lebih aktif dalam

mengamati dan mendorongnya untuk dapat mencobanya sendiri.

5) Dapat menyajikan bahan ajar yang tidak dapat disajikan dengan

menggunakan metode lainnya.

Menurut Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya bahwa

kelebihan metode demonstrasi ialah :

a) Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh

guru.

b) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya

membaca di dalam buku.

c) Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri siswa dapat

dijawab waktu mengamati proses demonstrasi.

d) Dapat mengembangkan pengalaman dan kecakapan siswa apabila aktif dalam

mendemonstrasikan pelajaran.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:211) kelebihan dan kekurangan

metode demonstrasi adalah Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang

dianggap penting oleh guru sehingg hal yang penting itu dapat diamati secara

teliti. Di samping itu, perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada proses

belajar mengajar dan tidak kepada yang lainya.

Sedangkan menurut M. Basyiruddin Usman (2002 : 46) menyatakan

bahwa keunggulan dari metode demonstrasi adalah perhatian siswa akan dapat

terpusat sepenuhnya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan,

21

memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan

keterampilan dalam berbuat, menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil

suatu kesimpulan, karena siswa mengamati secara langsung jalannya demonstrasi

yang dilakukan.

Adapun menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000 : 56) menyatakan bahwa

keunggulan metode demonstrasi adalah membantu anak didik memahami dengan

jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu kegiatan pembelajaran, memudahkan

berbagai jenis penjelasan, kesalahan- kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah

dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan

objek sebenarnya.

Berdasarkan ketiga pendapat diatas dapat penulis ambil kesimpulan bahwa

keunggulan metode demonstrasi adalah siswa dapat memusatkan perhatiannya

pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, siswa memperoleh pengalaman

yang dapat membentuk ingatan yang kuat, siswa terhindar dari kesalahan dalam

mengambil suatu kesimpulan, pertanyaan-pertanyaan yang timbul dapat dijawab

sendiri oleh siswa pada saat dilaksanakannya demonstrasi, apabila terjadi

keraguan siswa dapat menanyakan secara langsung kepada guru, kesalahan yang

terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki karena siswa langsung diberikan

contoh konkretnya.

2.4.5 Kelemahan Metode Demonstrasi

Berdasarkan segi positif metode demonstrasi di atas, jelas mempermudah

pemahaman siswa, tetapi disamping itu masih terdapat juga beberapa kelemahan

dari metode ini, yaitu :

Kelemahan Metode Demonstrasi Menurut Imansyah Alipandie,yaitu :

1) Apabila sarana peralatan kurang memadai, tidak sesuai dengan kebutuhan atau

tidak bisa diamati dengan jelas oleh para murid, maka metode ini kurang

efektif.

2) Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas.

Kemudian Siti Halimah mengemukakan bahwa kelemahan metode

demonstrasi ialah :

22

a) Memerlukan dan menuntut keahlian dan keterampilan guru secara lebih

khusus.

b) Adanya keterbatan sumber belajar, alat pelajaran, dan menurut adanya situasi

dan kondisi serta waktu-waktu tertentu untuk mendemonstrasikannya.

c) Memerlukan waktu yang lebih banyak.

d) Memerlukan proses perancangan dan persiapan pembelajaran yang cukup

matang dan terencana dengan cara lebih baik dari penggunaan metode lainnya.

Menurut Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya bahwa

kelemahan metode demonstrasi ialah :

a. Demonstrasi tidak akan efektif bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat

diamati dengan seksama oleh murid.

b. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan didalam kelas

Sedangkan dalam situs internet menjelaskan bahwa Kelemahan Metode

Demonstrasi ialah :

1. Memerlukan waktu yang cukup banyak

2. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-

bahannya

3. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit

4. Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang

efesien.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 57 ), ada beberapa kelemahan

metode demonstrasi yaitu anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda

yang akan dipertunjukkan, tidak semua benda dapat didemonstrasikan, sukar

dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang

didemonstrasikan. Dari pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa

kelemahan metode demonstrasi adalah tidak semua benda dan materi

pembelajaran yang bisa didemonstrasikan dan metode ini tidak efektif bila tidak

ditunjang oleh keterampilan guru secara khusus.

23

2.5 Hubungan Metode Demonstrasi dengan Hasil Belajar

Proses belajar mengajar berlangsung antara guru dengan siswa . Dimana

proses tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor sebagai pendukung keberhasilan

dalam proses belajar mengajar. Guru yang inovatif yang mampu mendesain

pembelajaran semenarik mungkin dengan berbagai metode dalam pembelajaran

yang pada akhirnya akan mempengaruhi siswa dalam menerima pelajaran.

Manurut Lydia Harlina Martono, Satya Joewana; (2006) Pengajaran Merupakan

Salah Satu Aspek Dari Pendidikan, Yaitu Aspek Pengetahuan (Kognitif).

Pengajaran Memberikan Ketrampilan Dan Pengetahuan, Sedangkan Pendidikan

Membimbing Anak Ke Arah Kehirupan Yang Baik Dan Benar.

Menurut Oemar Hamalik (2003) mengungkapkan bahwa metode

pembelajaran merupakan salah satu cara yang digunakan oleh guru dalam

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran

untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Metode demonstrasi merupakan salah

satu metode pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi atau bahan ajar

yang dilakukan oleh guru kepada siswa agar siswa dapat bersemangat dan

konsentrasi dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Metode demonstrasi sangat banyak digunakan dalam menyampaikan materi

pelajaran IPA / SAINS, siswa akan susah untuk dapat memahami pelajaran

apabila metode yang digunakan tidak sesuai dengan materi pelajaran yang

disampaikan, dengan demikian guru harus menggunakan metode demonstrasi

dalam menyampaikan materi pelajaran yang perlu menampilkan gerakan atau

penampilan fisik dan benda guna dapat memberikan pemahaman dan perhatian

siswa dalam mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung yang pada akhirnya

akan dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa.

2.6 Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan

penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih

Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan

individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Menurut Slavin dalam Catharina

Tri Anni (2004), belajar merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal

24

dari pengalaman. Menurut Gagne dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar

merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling

terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Sedangkan menurut Bell-

Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008) belajar adalah proses yang dilakukan

oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitude.

Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut

diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua

melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.

Hasil belajar ialah suatu akibat dari proses belajar. Sudjana (dalam

Kunandar, 2010: 276). Sedangkan Dimyati & Mudjiono (2006: 3) mengemukakan

bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Menurut Soedijarto (Nashar, 2004: 79) mengemukakan bahwa hasil

belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti

program belajar dan mengajar sesuai yang ditetapkan.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah usaha seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya

sendiri maupun orang lain baik dari segi afektif, kognitif, dan psikomotor setelah

mengalami proses belajar.

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.Nana Sudjana

(2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa padahakikatnya adalah perubahan

tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup

bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge

(pengetahuan ingatan), comprehension (pemahaman ,menjelaskan, meringkas,

contoh), applicatiaon (menerapkan), analysis( menguraikan, menentukan

hubungan), syinthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan

baru) dan evaluation (menilai). domain afektif adalah receiving (sikap menerima),

responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi),

characterization (karakterisasi). Domain psikomotor juga mencakup keterampilan

produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial dan intelektual. Sementara, menurut

Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.

25

Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan

hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak

mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil

belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Menurut Oemar Hamalik (2006) hasil belajar adalah bila seseorang telah

belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari

tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran

atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai

apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah

laku yang lebih baik lagi.

Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.

Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru

tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui

kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan

membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas

maupun individu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu :

1) Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).

Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor

dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan

tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu : motivasi, perhatian,

pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.

2) Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar).

Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar

yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun

faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman

konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap (Nana Sudjana, 2004).

Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

siswa menerima pengalaman belajarnya (Sudjana: 2011). Proses penilaian

26

terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan

siswa dalam upaya mencapai tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.

Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-

kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Menurut Oemar Hamalik (2003: 23). Hasil belajar adalah “ bila seseorang

telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku orang tersebut”. Hasil belajar

merupakan hasil yang dicapai individu atau siswa setelah siswa tersebut

mengalami atau melakukan suatu proses aktifitas belajar dalam jangka waktu

tertentu.

Hamalik (2008) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah

laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan,

sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya

peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu

menjadi tahu. menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar Sudjana (2010).

Hasil belajar adalah kemampuan yang di peroleh anak dari suatu interaksi

dalam proses pembelajaran.

Dimyati dan Mudjiono (2006) mengemukakan bahwa : ” hasil belajar

adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan

tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa

menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.

Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa,

(Nana Sudjana, 1989).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah

dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau

bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam

membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi

sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih

baik.

27

2.7 Kerangka Berpikir

Gambar 2.2

Kerangka berpikir

Metode demonstrasi memiliki peran yang sangat penting dalam

pembelajaran, baik bagi siswa maupun umpan balik bagi guru. Pengertian metode

demonstrasi dalam kajian ini adalah cara penyajian pelajaran dengan

memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi

atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun

dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang

ahli dalam topik bahasan “ (Mulyani Sumantri,dalam Roetiyah 2001: 82). Melalui

Metode Demonstrasi siswa mampu memahami materi secara nyata/ konkrit dan

siswa juga akan mendapatkan pengalaman secara langsung dari proses atau

Kondisi

awal

Guru belum

mengunakan

Metode

Demonstrasi

Hasil belajar IPA

rendah

Tindakan Guru mengunakan

Metode demonstrasi

Siklus I guru

mengunakan Metode

Demonstrasi siswa

mendengarkan

Kondisi akhir

Diharapkan dengan

mengunakan Metode

Domonstrasi dapat

meningkatkan hasil belajar

IPA siswa kelas V

Siklus II guru

mengunakan Metode

Demonstrasi siswa

menggikuti dan

mencoba

mendemonstrasikan

28

kejadian yang terjadi sehingga pemahaman tersebut akan lebih melekat dalam

otak siswa dibandingkan bila siswa hanya belajar sendiri dari buku.

2.8 Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan telaah pustaka yang dilakukan, berikut ini dikemukakan

beberapa penelitian yang ada kaitannya dengan variabel-variabel penelitian yang

dilakukan:

a. Upaya meningkatkan hasil belajar ipa melalui penggunaan Metode

Demonstrasi Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Geblok Kaloran Temanggung

Semester 2 Tahun 2011/2012. Kesimpulan yang dapat ditarik dari skripsi ini

adalah bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan

siswa di Sd Negeri Geblok, hal ini dapat di ketahui dari pelaksanaan kegiatan

belajar pada bidang studi IPA, mengunakan metode demonstrasi.

b. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA dengan Menerapkan Metode

Demonstrasi pada siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo 02 Kecamatan Grinsing

Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.

2.9 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan penelitian di atas, maka hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah upaya peningkatan hasil belajar IPA dapat diupayakan

melalui Penggunaan Metode Demontrasi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPA

pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Jombor Salatiga Semester II Tahun

Ajaran 2015/2016.