BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA 2.2.1...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA 2.2.1...
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran IPA
2.2.1 Pengertian pembelajaran
Kata pembelajaran menurut Sagala dan Syaiful (2004 : 45) adalah
terjemahan dari “ Instruction “ yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan di
Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif
wholistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu
istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat
mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media
seperti bahan cetak atau program televisi, gambar, audio dan lainnya.
Pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
sistemik yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan
siswa, sumber belajar, dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang
memungkinkan terjadinya tindakan belajar siswa (Arifin, 2010: 10). Pembelajaran
merupakan suatu sistem yang kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari
dua aspek, yaitu aspek produk dan aspek proses. Keberhasilan pembelajaran
dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil yang diperoleh
dengan mengabaikan proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari
sisi hasil memang mudah dilihat dan ditentukan kriteriannya, akan tetapi hal ini
dapat mengurangi makna proses pembelajaran sebagai proses yang mengandung
nilai-nilai pendidikan (Sanjaya, 2011: 13-14).
Selain itu Menurut Syaiful Sagala (61: 2009) pembelajaran adalah
“membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang
merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”. Pembelajaran merupakan
proses komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik.,
sedangkan belajar oleh peserta didik. Menurut Corey pembelajaran adalah suatu
proses dimana lingkungan seeorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku dalam kondisi khusus atau
menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.
9
Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan pembelajar
yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar
pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien
(Komalasari, 2013: 3). Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan seseorang
agar orang lain belajar (Syah, 2010: 215).
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah Proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sejalan dengan itu Menurut Oemar Hamalik (239: 2006) pembelajaran
adalah “suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material
fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya
tujuan pembelajaran”.
2.2.3 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri
dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.
Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk
terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran
Saling temas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada
10
pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan
konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific
inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah
serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh
karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman
belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan
proses dan sikap ilmiah.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI
merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta
didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan
pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik
untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang
difasilitasi oleh guru.
Pada dasarnya IPA di SD saat ini merupakan kelompok keilmuan yang
disajikan dalam materi terpadu dari Biologi, Fisika dan Kimia yang disajikan
dalam bentuk yang sederhana.
Dalam IPA hal-hal yang komplek dapat disederhanakan, sehingga mudah
dipahami hakekat dan saling keterkaitannya. Menurut Moh. Amin bahwa IPA
adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan model-
model yang berdasarkan observasi. IPA merupakan salah satu bidang studi yang
penting dan strategis dalam mengubah sikap serta perilaku siswa untuk
memperoleh nilai yang dapat mengembangkan kepribadian termasuk didalamnya
pengembangan aspek intelektual (1989).
Puskur, Balitbang Depdiknas (2009) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan.
Berdasarkan pengertian diatas, pada hakekatnya IPA merupakan program
untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, sikap dan nilai-nilai
11
ilmiah pada siswa serta salah satu mata pelajaran yang menuntut keterlibatan
siswa secara aktif.
2.2.4 Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI), Ruang Lingkup bahan kajian Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut.
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas
3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya
dan pesawat sederhana.
4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.
Berhubung penulis mengadakan penelitian di kelas 5, maka ruang lingkup
pelajaran IPA yang dikaji adalah salah satu konsep dari konsep-konsep yang
dibahas di kelas tersebut, yang meliputi sebagai berikut::
1. Rangka manusia
2. Alat indera manusia
3. Bagian tumbuhan dan fungsinya
4. Penggolongan hewan
5. Daur hidup hewan
6. Hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan
7. Sifat dan perubahan wujud benda
8. Gaya
9. Berbagai bentuk energi dan penggunaannya
10. Perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit
11. Perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan
12. Hubungan sumber daya alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
12
2.2.5 Manfaat dan Tujuan Pengajaran IPA di SD
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI), Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) di Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Adapun manfaat mempelajari IPA dikemukakan oleh UNESCO yang
dikuti Asri Budiningsih (2002) sebagai berikut :
1. IPA menolong siswa untuk dapat berpikir secara logis terhadap kejadian-
kejadian sehari-hari dan memecahkan masalah sederhana yang dihadapinya
2. Aplikasi IPA dalam teknologi dapat menolong dan meningkatkan kualitas
hidup manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Dunia semakin berorientasi pada kehidupan dan teknologi melalui IPA siswa
memperoleh bekal yang sangat penting
4. Jika IPA diajarkan dengan baik akan menghasilkan pola pikir siswa yang baik
pula.
13
5. Melalui IPA secara positif membantu siswa untuk dapat mempelajari mata
pelajaran lain terutama bahasa dan matematika.
6. Karena sifat-sifat anak yang selalu tertarik dengan lingkungannya, melalui
IPA potensi anak akan dikembangkan
Menurut Dede Awan (2009) tujuan pengajaran IPA adalah untuk
memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan pengetahuan sehari-
hari, memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan gagasan
alam sekitar, mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda
serta kejadian dilingkungan sekitar, bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis,
mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri, mampu menerapakan
berbagai konsep IPA, mamapu menggunakan teknologi sederhana, mengenal dan
memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan
keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pengajaran IPA untuk menanamkan sikap ilmiah pada siswa dan nilai positif
melalui proses IPA dalam memecahkan masalah. Siswa akan selalu tertarik
dengan lingkungan dan siswa akan mengenal serta dapat memanfaatkan teknologi
sederhana dari aplikasi IPA
2. 2 Karakteristik IPA
Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia
yang berarti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian dikembangkan
menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan Trowbribge
merumuskan bahwa Sians merupakan kumpulan pengetahuan dan proses.
Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan
pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan
itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan, “Real
Science is both product and processs, inseparably Joint” (Agus. S. 2003). Ilmu
pengetahuan alam atau sains dalam arti sempit merupakan disiplin ilmu yang
terdiri dari physical science (ilmu fisik) dan life sciences (ilmu biologi). Ilmu
pengetahuan alam yang termasuk physical sciences adalah ilmu–ilmu astronomi,
14
kimia, geologi, mineralogi, meteorologi, dan fisika, sedangkan life sciences
meliputi,biologi(antronomi, fisiologi, zoologi, citologi, embriologi, mikrobiologi).
Ilmu Pengetahuan Alam membahas tentang gejala-gejala alam yang
disusun secara sistematis yan berdasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan
yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh
Powler (Susilo, Tritjahjo.D. 2006: 64) bahwa IPA merupakan ilmu yang
berhubungan dengan gejala – gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang
tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi
dan eksperimen.
2.4 Metode Demonstrasi
2.4.1 Pengertian Metode
Metode berasal dari bahasa latin “ methodos “ yang berarti jalan yang
harus dilalui. Menurut Nana Sudjana (2002 : 260) “ Metode adalah cara yang
digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pelajaran, oleh karena itu peranan metode pengajaran sebagai alat
untuk menciptakan proses belajar mengajar “. Sedangkan menurut Sukartiaso
(dalam Moedjiono dan Dimyati 1995 :45) “ Metode adalah cara untuk melakukan
sesuatu atau cara untuk mencapai suatu tujuan ”. Dalam kamus Besar Bahasa
Indonesia, susunan W. J. S. Poerwadarmita, bahwa “Metode adalah cara yang
teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud”. Sedangkan dalam
kamus Praktis Ilmiah Populer pengertian metode adalah “cara kerja yang teratur
dan sistematis untuk pelaksanaan sesuatu”. Dalam Ensiklopedi Pendidikan :
“Metode berarti jalan, cara yang tepat untuk melakukan sesuatu. Metodik adalah
cara mengajar. Dalam mengajar ada hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang
berlaku untuk pengajaran”.
Secara terminologi menurut Mulyanto Sumardi, bahwa metode adalah rencana
menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian materi pelajaran secara teratur
dan tidak saling bertentangan dan didasarkan atas approach. Selanjutnya H.
Muzayyin Arifin mengemukakan bahwa metode adalah salah satu alat atau cara
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Sulaiman Masri, Mashudi Bahari,
Juliliyana Mohd Junid; (2007) Pengajaran Merupakan Proses Kompleks Yang
15
Dipengaruhi Oleh Berbagai Unsur Termasuk Kualitas Pengajaran, Kecerdasan,
Bakat Dan Minat Siswa Serta Pengaruh Motivasi, Lingkungan Sekolah, Rumah
Dan Dorongan Orang Tua Terhadap Siswa
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode
adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam kegiatan pembelajaran, metode sangat diperlukan oleh guru untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai.
2.4.2 Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi
atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun
dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang
ahli dalam topik bahasan“(Mulyani Sumantri, dalam Roetiyah 2001:82). Pendapat
lain menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang
instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses (Roestiyah
N.K 2001:83).
Menurut Udin S. Wianat Putra, dkk (2004:424) “ Metode demonstrasi
adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek
atau cara melakukan sesuatu untuk memperunjukkan proses tertentu “. Sedangkan
menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000:54) : “Metode demonstrasi adalah metode
yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda
yang berkenaan dengan bahan pelajaran “.
Sedangkan Muhibbin Syah (2000) mengemukakan bahwa metode
demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok
bahasan atau materi yang sedang disajikan.
2.4.3 Langkah-langkah Melaksanakan Demonstrasi
Menurut Syafaruddin Dkk, dalam buku Ilmu Pendidikan Islam
mengemukakan bahwa ada beberapa langkah untuk menggunakan metode
demonstrasi : pertama, tahap pengantar atau tahap persiapan, diberikan ceramah
16
singkat terlebih dahulu untuk menerangkan tujuan pembelajaran. Kedua, tahap
pengembangan diberikan kesempatan tanya jawab. Ketiga, tahap konsolidasi yaitu
bahan pengajaran ditinjau kembali, direvisi dan dites.
I. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
1) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses
demonstrasi berakhir
2) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan
3) Langkah uji coba demonstrasi
II) Tahap pelaksanaan
a. langkah pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan
diantaranya:
1) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan
2) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa
3) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa
b. Langkah pelaksanaan demonstrasi
1) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan yang merangsang siswa untuk
berpikir
2) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang
menegangkan
3) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan
memerhatikan reaksi seluruh siswa
4) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih
lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi
c. Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan
memberikan tugas- tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan
demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.
17
Menurut Rudiansyah Harahab, dalam skripsi di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Sumatera Utara Medan, memaparkan bahwa suatu demonstrasi
yang baik membutuhkan persiapan yang teliti dan cermat. Sejauh mana persiapan
itu dilakukan amat banyak tergantung pada pengalaman yang telah dilalui dan
kepada macam atau demonstrasi apa yang ingin disajikan. Secara umum dapatlah
dikatakan bahwa untuk melakukan demonstrasi yang baik diperlukan langkah-
langkah dalam penerapan metode demonstrasi sebagai :
I. Perencanaan
Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah
1) Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang
diharapkan dapat tercapai setelah metode demontrasi berakhir
2) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilaksanakan
3) Memperhitungkan waktu yang di butuhkan
4) Selama demonstrasi berlangsung guru harus intropeksi diri apakah:
a) Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa
b) Apakah semua media yang digunaka telah di tempatkan pada posisi yang
baik, hingga semua siswa dapat melihat semuanya dengan jelas
c) Siswa disarankan membuat catatan yang dianggap perlu
d) Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik
II. Pelaksanaannya:
Hal-hal yang mesti dilakukan adalah:
a) Memeriksa hal-hal tersebut diatas untuk kesekian kalinya
b) Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa
c) Mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan agar mencapai
sasaran
d) Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi
dengan baik
e) Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif
f) Menghindari ketegangan.
18
Menurut wina sanjaya (2007) dalam Metode mengajar diSekolah, terdapat
langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi yang meliputi.
1) Tahap persiapan
Hal-hal yang harus dipersiapkan antara lain:
a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai oleh siswa setelah proses
demonstrasi berakhir, yang meliputi beberapa aspek seperti aspek
pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu.
b. Mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan, diperlukan sebagai panduan.
c. Melakukan uji coba demonstrasi.
2) Tahap pelaksanaan
a) Langkah pembukaan
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memerhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
b. Mengemukakan tujuan yang akan dicapai oleh siswa.
c. Menjelaskan tugas-tugas apa yang harus dilakukan olah siswa, misalnya
siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam
pelaksanaan demonstrasi.
b) Langkah pelaksanaan demonstrasi
a. Memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa
untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang
mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik
memerhatikan demonstrasi.
b. Ciptakan suasana yang menyenangkan dan hindari suasana yang
menegangkan.
c. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan
memerhatikan reaksi seluruh siswa.
d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan
lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
c) Langkah mengakhiri demonstrasi
19
Apabila proses demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan
pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelaran. Hal ini
diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu
atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa
melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk
perbaikan selanjutnya.
Secara garis besar penulis dapat menyimpulkan langkah-langkah dalam
pelaksanaan demonstrasi adalah sebagai berikut :
1. Guru mengkaji kesesuaian metode demonstrasi dengan tujuan yang akan
dicapai.
2. Memilih peralatan yang akan dipakai.
3. Memperkirakan waktu yang diperlukan.
4. Mencoba peralatan terlebih dahulu.
5. Melaksanakan Demonstrasi bersama siswa.
6. Mengamati peristiwa yang terjadi pada saat berlangsungnya proses
demonstrasi.
7. Menghubungkan materi dengan hasil demonstrasi.
8. Menarik kesimpulan dari proses demonstrasi tersebut.
2.4.4 Kelebihan Metode Demonstrasi
Menurut J.J Hasibuan dan Moedjiono ada beberapa kelebihan metode demonstrasi
yang harus diketahui oleh seorang pendidik, yaitu :
a) Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh
pengajar sehingga siswa dapat menangkap hal-hal yang penting. Perhatian
siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar dan tidak tertuju kepada
hal lain.
b) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya
membaca atau mendengarkan keterangan guru, sebab siswa memperoleh
persepsi yang jelas dari hasil pengamatannya.
c) Bila siswa turut aktif melakukan demonstrasi, maka siswa akan memperoleh
pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapan dan keterampilan.
20
d) Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan siswa akan dapat dijawab
waktu mengamati proses demonstrasi.
Kemudian Siti Halimah mengemukakan bahwa kelebihan metode
demonstrasi ialah :
1) Menjadikan bahan pelajaran menjadi jelas dan lebih kongkrit dipahami siswa
sehingga dapat menghindari pemahaman yang hanya verbalisme.
2) Memudahkan peserta didik memahami pelajaran dengan cara melihat secara
langsung dan prosedur informasi bahan ajar yang disajikan guru.
3) Proses pengajaran lebih menarik dan menyenangkan
4) Dapat merangsang dan memotivasi peserta didik untuk lebih aktif dalam
mengamati dan mendorongnya untuk dapat mencobanya sendiri.
5) Dapat menyajikan bahan ajar yang tidak dapat disajikan dengan
menggunakan metode lainnya.
Menurut Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya bahwa
kelebihan metode demonstrasi ialah :
a) Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh
guru.
b) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya
membaca di dalam buku.
c) Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri siswa dapat
dijawab waktu mengamati proses demonstrasi.
d) Dapat mengembangkan pengalaman dan kecakapan siswa apabila aktif dalam
mendemonstrasikan pelajaran.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:211) kelebihan dan kekurangan
metode demonstrasi adalah Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang
dianggap penting oleh guru sehingg hal yang penting itu dapat diamati secara
teliti. Di samping itu, perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada proses
belajar mengajar dan tidak kepada yang lainya.
Sedangkan menurut M. Basyiruddin Usman (2002 : 46) menyatakan
bahwa keunggulan dari metode demonstrasi adalah perhatian siswa akan dapat
terpusat sepenuhnya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan,
21
memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan
keterampilan dalam berbuat, menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil
suatu kesimpulan, karena siswa mengamati secara langsung jalannya demonstrasi
yang dilakukan.
Adapun menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000 : 56) menyatakan bahwa
keunggulan metode demonstrasi adalah membantu anak didik memahami dengan
jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu kegiatan pembelajaran, memudahkan
berbagai jenis penjelasan, kesalahan- kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah
dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan
objek sebenarnya.
Berdasarkan ketiga pendapat diatas dapat penulis ambil kesimpulan bahwa
keunggulan metode demonstrasi adalah siswa dapat memusatkan perhatiannya
pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, siswa memperoleh pengalaman
yang dapat membentuk ingatan yang kuat, siswa terhindar dari kesalahan dalam
mengambil suatu kesimpulan, pertanyaan-pertanyaan yang timbul dapat dijawab
sendiri oleh siswa pada saat dilaksanakannya demonstrasi, apabila terjadi
keraguan siswa dapat menanyakan secara langsung kepada guru, kesalahan yang
terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki karena siswa langsung diberikan
contoh konkretnya.
2.4.5 Kelemahan Metode Demonstrasi
Berdasarkan segi positif metode demonstrasi di atas, jelas mempermudah
pemahaman siswa, tetapi disamping itu masih terdapat juga beberapa kelemahan
dari metode ini, yaitu :
Kelemahan Metode Demonstrasi Menurut Imansyah Alipandie,yaitu :
1) Apabila sarana peralatan kurang memadai, tidak sesuai dengan kebutuhan atau
tidak bisa diamati dengan jelas oleh para murid, maka metode ini kurang
efektif.
2) Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas.
Kemudian Siti Halimah mengemukakan bahwa kelemahan metode
demonstrasi ialah :
22
a) Memerlukan dan menuntut keahlian dan keterampilan guru secara lebih
khusus.
b) Adanya keterbatan sumber belajar, alat pelajaran, dan menurut adanya situasi
dan kondisi serta waktu-waktu tertentu untuk mendemonstrasikannya.
c) Memerlukan waktu yang lebih banyak.
d) Memerlukan proses perancangan dan persiapan pembelajaran yang cukup
matang dan terencana dengan cara lebih baik dari penggunaan metode lainnya.
Menurut Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya bahwa
kelemahan metode demonstrasi ialah :
a. Demonstrasi tidak akan efektif bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat
diamati dengan seksama oleh murid.
b. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan didalam kelas
Sedangkan dalam situs internet menjelaskan bahwa Kelemahan Metode
Demonstrasi ialah :
1. Memerlukan waktu yang cukup banyak
2. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-
bahannya
3. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit
4. Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang
efesien.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 57 ), ada beberapa kelemahan
metode demonstrasi yaitu anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda
yang akan dipertunjukkan, tidak semua benda dapat didemonstrasikan, sukar
dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan. Dari pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa
kelemahan metode demonstrasi adalah tidak semua benda dan materi
pembelajaran yang bisa didemonstrasikan dan metode ini tidak efektif bila tidak
ditunjang oleh keterampilan guru secara khusus.
23
2.5 Hubungan Metode Demonstrasi dengan Hasil Belajar
Proses belajar mengajar berlangsung antara guru dengan siswa . Dimana
proses tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor sebagai pendukung keberhasilan
dalam proses belajar mengajar. Guru yang inovatif yang mampu mendesain
pembelajaran semenarik mungkin dengan berbagai metode dalam pembelajaran
yang pada akhirnya akan mempengaruhi siswa dalam menerima pelajaran.
Manurut Lydia Harlina Martono, Satya Joewana; (2006) Pengajaran Merupakan
Salah Satu Aspek Dari Pendidikan, Yaitu Aspek Pengetahuan (Kognitif).
Pengajaran Memberikan Ketrampilan Dan Pengetahuan, Sedangkan Pendidikan
Membimbing Anak Ke Arah Kehirupan Yang Baik Dan Benar.
Menurut Oemar Hamalik (2003) mengungkapkan bahwa metode
pembelajaran merupakan salah satu cara yang digunakan oleh guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Metode demonstrasi merupakan salah
satu metode pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi atau bahan ajar
yang dilakukan oleh guru kepada siswa agar siswa dapat bersemangat dan
konsentrasi dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Metode demonstrasi sangat banyak digunakan dalam menyampaikan materi
pelajaran IPA / SAINS, siswa akan susah untuk dapat memahami pelajaran
apabila metode yang digunakan tidak sesuai dengan materi pelajaran yang
disampaikan, dengan demikian guru harus menggunakan metode demonstrasi
dalam menyampaikan materi pelajaran yang perlu menampilkan gerakan atau
penampilan fisik dan benda guna dapat memberikan pemahaman dan perhatian
siswa dalam mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung yang pada akhirnya
akan dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa.
2.6 Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan
penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih
Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan
individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Menurut Slavin dalam Catharina
Tri Anni (2004), belajar merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal
24
dari pengalaman. Menurut Gagne dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar
merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling
terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Sedangkan menurut Bell-
Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008) belajar adalah proses yang dilakukan
oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitude.
Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut
diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua
melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.
Hasil belajar ialah suatu akibat dari proses belajar. Sudjana (dalam
Kunandar, 2010: 276). Sedangkan Dimyati & Mudjiono (2006: 3) mengemukakan
bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Menurut Soedijarto (Nashar, 2004: 79) mengemukakan bahwa hasil
belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti
program belajar dan mengajar sesuai yang ditetapkan.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah usaha seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya
sendiri maupun orang lain baik dari segi afektif, kognitif, dan psikomotor setelah
mengalami proses belajar.
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.Nana Sudjana
(2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa padahakikatnya adalah perubahan
tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge
(pengetahuan ingatan), comprehension (pemahaman ,menjelaskan, meringkas,
contoh), applicatiaon (menerapkan), analysis( menguraikan, menentukan
hubungan), syinthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan
baru) dan evaluation (menilai). domain afektif adalah receiving (sikap menerima),
responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi),
characterization (karakterisasi). Domain psikomotor juga mencakup keterampilan
produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial dan intelektual. Sementara, menurut
Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.
25
Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Menurut Oemar Hamalik (2006) hasil belajar adalah bila seseorang telah
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran
atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai
apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah
laku yang lebih baik lagi.
Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.
Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru
tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui
kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan
membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas
maupun individu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu :
1) Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).
Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor
dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan
tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu : motivasi, perhatian,
pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.
2) Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar).
Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar
yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun
faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman
konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap (Nana Sudjana, 2004).
Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
siswa menerima pengalaman belajarnya (Sudjana: 2011). Proses penilaian
26
terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan
siswa dalam upaya mencapai tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.
Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-
kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
Menurut Oemar Hamalik (2003: 23). Hasil belajar adalah “ bila seseorang
telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku orang tersebut”. Hasil belajar
merupakan hasil yang dicapai individu atau siswa setelah siswa tersebut
mengalami atau melakukan suatu proses aktifitas belajar dalam jangka waktu
tertentu.
Hamalik (2008) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah
laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan,
sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu
menjadi tahu. menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar Sudjana (2010).
Hasil belajar adalah kemampuan yang di peroleh anak dari suatu interaksi
dalam proses pembelajaran.
Dimyati dan Mudjiono (2006) mengemukakan bahwa : ” hasil belajar
adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan
tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa
menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.
Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa,
(Nana Sudjana, 1989).
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah
dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau
bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam
membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi
sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih
baik.
27
2.7 Kerangka Berpikir
Gambar 2.2
Kerangka berpikir
Metode demonstrasi memiliki peran yang sangat penting dalam
pembelajaran, baik bagi siswa maupun umpan balik bagi guru. Pengertian metode
demonstrasi dalam kajian ini adalah cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi
atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun
dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang
ahli dalam topik bahasan “ (Mulyani Sumantri,dalam Roetiyah 2001: 82). Melalui
Metode Demonstrasi siswa mampu memahami materi secara nyata/ konkrit dan
siswa juga akan mendapatkan pengalaman secara langsung dari proses atau
Kondisi
awal
Guru belum
mengunakan
Metode
Demonstrasi
Hasil belajar IPA
rendah
Tindakan Guru mengunakan
Metode demonstrasi
Siklus I guru
mengunakan Metode
Demonstrasi siswa
mendengarkan
Kondisi akhir
Diharapkan dengan
mengunakan Metode
Domonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar
IPA siswa kelas V
Siklus II guru
mengunakan Metode
Demonstrasi siswa
menggikuti dan
mencoba
mendemonstrasikan
28
kejadian yang terjadi sehingga pemahaman tersebut akan lebih melekat dalam
otak siswa dibandingkan bila siswa hanya belajar sendiri dari buku.
2.8 Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan telaah pustaka yang dilakukan, berikut ini dikemukakan
beberapa penelitian yang ada kaitannya dengan variabel-variabel penelitian yang
dilakukan:
a. Upaya meningkatkan hasil belajar ipa melalui penggunaan Metode
Demonstrasi Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Geblok Kaloran Temanggung
Semester 2 Tahun 2011/2012. Kesimpulan yang dapat ditarik dari skripsi ini
adalah bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan
siswa di Sd Negeri Geblok, hal ini dapat di ketahui dari pelaksanaan kegiatan
belajar pada bidang studi IPA, mengunakan metode demonstrasi.
b. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA dengan Menerapkan Metode
Demonstrasi pada siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo 02 Kecamatan Grinsing
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
2.9 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan penelitian di atas, maka hipotesis tindakan dalam
penelitian ini adalah upaya peningkatan hasil belajar IPA dapat diupayakan
melalui Penggunaan Metode Demontrasi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPA
pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Jombor Salatiga Semester II Tahun
Ajaran 2015/2016.