BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model...

15
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran POE White dan Gustone (1992) memperkenalkan POE ( Predict-Observe- Explain) sebagai model pembelajaran yeng efisien untuk menimbulkan ide atau gagasan siswa dan mekakukan diskusi dari ide mereka. Prosedur POE ( Predict- Observe-Explain) adalah meliputi prediksi siswa dari hasil demonstrasi, mendiskusikan alasan dari prediksi yang mereka berikan dari hasil demonstrasi, dan terakhir menjelaskan hasil prediksi dari pengamatan mereka. POE dapat membantu siswa mengeksplorasi dan meneguhkan gagasannya, khususnya pada tahap prediksi dan pemberian alasan. Tahap observasi dapat memberikan situasi konflik pada siswa berkenaan dengan prediksi awalnya, tahap ini memungkinkan terjadinya rekonstruksi dan revisi gagasan awal. Menurut White dan Gustone dalam Joyce pada http://edisuriawanhakim.blogspot.com/2012/01/model pembelajaran-poe-predict- obiserve.html (2006), model pembelajaran POE dilaksanakan dengan prosedur seperti berikut: 1. Ketika siswa diberi pertanyaan untuk meramalkan apa yang akan terjadi, mereka todak boleh mengamati dengan cermat. 2. Siswa mencatat prediksinya, memotivasi mereka untuk mau mencari dan mengetahui jawaban. 3. Minta siswa untuk menjelaskan alasan-alasan terhadap prediksi mereka. Kegiatan ini memberikan indikasi kepada guru tentang pengetahuan awal siswa. Ini bertujuan untuk mengungkap miskonsepsi dan tingkat kemampuan yang siswa kuasai. Kegiatan ini juga dapat memberikan keterangan untuk membuat rencana belajar berikutnya.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3770/3/T1_292009009_BAB II… · terjadinya rekonstruksi dan revisi ... memecahkan soal

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Model Pembelajaran POE

White dan Gustone (1992) memperkenalkan POE (Predict-Observe-

Explain) sebagai model pembelajaran yeng efisien untuk menimbulkan ide atau

gagasan siswa dan mekakukan diskusi dari ide mereka. Prosedur POE (Predict-

Observe-Explain) adalah meliputi prediksi siswa dari hasil demonstrasi,

mendiskusikan alasan dari prediksi yang mereka berikan dari hasil demonstrasi,

dan terakhir menjelaskan hasil prediksi dari pengamatan mereka. POE dapat

membantu siswa mengeksplorasi dan meneguhkan gagasannya, khususnya pada

tahap prediksi dan pemberian alasan. Tahap observasi dapat memberikan situasi

konflik pada siswa berkenaan dengan prediksi awalnya, tahap ini memungkinkan

terjadinya rekonstruksi dan revisi gagasan awal.

Menurut White dan Gustone dalam Joyce pada

http://edisuriawanhakim.blogspot.com/2012/01/model pembelajaran-poe-predict-

obiserve.html (2006), model pembelajaran POE dilaksanakan dengan prosedur

seperti berikut:

1. Ketika siswa diberi pertanyaan untuk meramalkan apa yang akan

terjadi, mereka todak boleh mengamati dengan cermat.

2. Siswa mencatat prediksinya, memotivasi mereka untuk mau mencari

dan mengetahui jawaban.

3. Minta siswa untuk menjelaskan alasan-alasan terhadap prediksi

mereka. Kegiatan ini memberikan indikasi kepada guru tentang

pengetahuan awal siswa. Ini bertujuan untuk mengungkap

miskonsepsi dan tingkat kemampuan yang siswa kuasai. Kegiatan

ini juga dapat memberikan keterangan untuk membuat rencana

belajar berikutnya.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3770/3/T1_292009009_BAB II… · terjadinya rekonstruksi dan revisi ... memecahkan soal

7

4. Menjelaskan dan mengevaluasi prediksi dan mendengarkan prediksi

dari siswa lain akan menolong untuk mengevaluasi hasil belajar

mereka sendiri.

Pada model pembelajarn POE ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan

guru yaitu : 1) merancang satu demonstrasi yang dapat memotivasi siswa dari

suatu peristiwayang berkaitan dengan topik IPA dan akan dibelajarkan serta dapat

diobservasi siswa. 2) Memberikan penjelasan kepada siswa tentang kegiatan yang

akan mereka kerjakan.

Menurut Indrawati dan Wanwan (2009 : 53), POE adalah singkatan dari

Prediction-Observation-Explanation. P.O.E ini sering juga disebut suatu strategi

pembelajaran di mana guru menggali pemahaman peserta didik dengan cara

meminta mereka untuk melaksanakan tiga tugas utama, yaitu predik, observasi

dan memberikan penjelasan (explain).

Ketiga tugas siswa dalam model pembelajaran POE yaitu:

Predict : Pada tahap ini, mintalah pada peserta didik untuk mengamati apa

yang akan anda demonstrasikan. Mintalah mereka mengamati

fenomena yang didemonstrasikan, kemudia mereka memprediksi

hasilnya dan mempertimbangkan hasil prediksinya.

Observe : Pada tahap ini, guru melaksanakan kegiatan, menunjukkan proses

atau demonstrasi dan mintalah peserta didik untuk mencatat apa

yang terjadi.

Explain : Pada tahap ini, guru meminta peserta didik untuk mengajukan

hipotesis mengenai mengapa terjadi seperti yang mereka lakukan

dan menjelaskan perbedaan antara prediksi yang dibuatnya

dengan hasil observasi.

Menurut Purnomo dalam http://komangsuardika.blogspot.com

/2013/01/23-model-pembelajaran-predict-observe.html (2010), POE adalah

singkatan dari prediction, observation, dan explanation. Pembelajaran dengan

model POE menggunakan 3 langkah utama, yaitu:

a. Prediction (prediksi) adalah merupakan suatu proses membuat dugaan

terhadap suatu peristiwa. Dalammembuat dugaan siswa sudah memikirkan alasan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3770/3/T1_292009009_BAB II… · terjadinya rekonstruksi dan revisi ... memecahkan soal

8

mengapa ia membuat dugaan seperti itu. Dalam proses ini siswa diberi kebebasan

seluas-luasanya menyusun dugaan dengan alasannya, sebaiknya guru tidak

membatasi pemikiran siswa sehingga banyak gagasan dan konsep yang muncul

dari pikiran siswa. Semakin banyaknya muncul dugaan dari siswa, guru akan

dapat mengerti bagaimana konsep dan pemikiran siswa tentang persoalan yang

diajukan. Pada proses prediksi ini guru juga dapat mengerti miskonsepsi apa yang

banyak terjadi pada diri siswa. Hal ini penting bagi guru dalam membantu siswa

untuk membangun konsep yang benar.

b. Observation (observasi) yaitu melakukan penelitian, pengamatan apa yang

terjadi. Dengan kata lain siswa diajak untuk melakukan percobaan, untuk menguji

kebenaran prediksi yang mereka sampaikan. Pada tahap ini siswa membuat

eksperimen, untuk menguji prediksi yang mereka ungkapkan. Siswa mengamati

apa yang terjadi, yang terpenting dalam langkah ini adalah konfirmasi atas

prediksi mereka.

c. Explanation (eksplanasi) yaitu pemberian penjelasan terutama tentang

kesesuaian antara dugaan dengan hasil eksperimen dari tahap observasi. Apabila

hasil prediksi tersebut sesuai dengan hasil observasi dan setelah mereka

memperoleh penjelasan tentang kebenaran prediksinya, maka siswa semakin

yakin akan konsepnya. Akan tetapi, jika dugaannya tidak tepat maka siswa dapat

mencari penjelasan tentang ketidaktepatan prediksinya. Siswa akan mengalami

perubahan konsep dari konsep yang tidak benar menjadi benar. Disini, siswa

dapat belajar dari kesalahan, dan biasanya belajar dari kesalahan tidak akan

mudah dilupakan.

Menurut pendapat di atas jadi model pembelajaran POE merupakan model

pembelajaram dengan menggunakan metode eksperimen, dimana siswa diminta

untuk menduga kemungkinan yang terjadi dilanjutkan dengan mengobservasi

dengan melakukan pengamatan langsung kemudian dibuktikan dengan melakukan

percobaan untuk dapat menemukan kebenaran dari dugaan awal dalam bentuk

penjelasan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam model pembelajaran POE adalah

sebagai berikut:

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3770/3/T1_292009009_BAB II… · terjadinya rekonstruksi dan revisi ... memecahkan soal

9

1) Masalah yang diajukan sebaiknya masalah yang memungkinkan terjadi

konflik kognitif dan memicu rasa ingin tahu.

2) Prediksi harus disertai alasan yang rasional. Prediksi bukan sekedar

menebak.

3) Demonstrasi harus bisa diamati dengan jelas, dan dapat memberi jawaban

atas masalah.

4) Siswa dilibatkan dalam proses eksplanasi.

Model pembelajaran POE juga memiliki kelebihan dan kekurangan seperti

model-model pembelajaran lainnya.

Kelebihan model pembelajan POE sebagai berikut:

1. Merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam mengajukan

prediksi.

2. Dengan melakukan percobaan untuk menguji prediksinya dapat

mengurangi verbalisme.

3. Proses pembelajran menjadi lebuh baik menari, sebab siswa tidak hanya

mendegarkan tetapi juga mengamati peristiwa yang terjadi melalui

percobaan.

4. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan

untuk membandingkan antara teori (dugaan) dengan kenyataan. Dengan

demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.

Kelemahan model pembelajan POE sebagai berikut:

1. Memerlukan persiapan yang lebih matang, terutama berkaitan penyajian

persoalan fisika dan kegiatan eksperimen yang akan dilakukan untuk

membuktikan prediksi yang diajukan siswa.

2. Untuk kegiatan percobaan, memerlukan kemampuan dan ketrampilan yang

khusus bagi guru, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional.

3. Memerlukam kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan

proses pembelajaran siswa.

2.1.2 Aktivitas Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009) dalam kegiatan pembelajaran

maupun kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3770/3/T1_292009009_BAB II… · terjadinya rekonstruksi dan revisi ... memecahkan soal

10

mengolah perolehan belajarnya. Pendapat tersebut menyatakan bahwa yang harus

diperhatikan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar adalah kesempatan bagi

siswa untuk berperan serta sehingga aktivitas siswa timbul, bukan aktivitas guru.

Di dalam belajar perlu adanya aktivitas, karena pada prinsipnya belajar

adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku. Tidak ada belajar kalau tidak ada

aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat

penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Dengan kata lain belajar adalah

melakukan kegiatan belajar. Aktivitas belajar siswa yang dimaksud adalah

aktivitas jasmaniah maupun aktivitas mental.

Sardiman (2012:97) Prinsip-prinsip aktivitas dalam belajar dilihat dari

sudut pandang perkembangan konsep jiwa menurut ilmu jiwa. Dengan melihat

unsur kejiwaan seseorang subjek belajar/subjek didik, dapatlah diketahui

bagaimana prinsip aktivitas yang terjadi dalam belajar itu. Prinsip aktivitas dalam

belajar menurut John Locke dalam Sardiman (2012: 100) aktivitas belajar adalah

aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar ke dua

aktivitas itu harus selalu terkait.

Sardiman (2012: 101) menyatakan bahwa banyak jenis aktivitas yang

dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas siswa tida cukup hanya

mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah

tradisional. Menurut Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2012: 101) membuat

suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat

dogolongkan sebagai berikut:

1. Visual activitiesyang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,

memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2. Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan : uraian, percakan,

diskusi, musik, pidato.

4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,

angket, menyalin.

5. Drawing activities, misalnya : menggambar, membuat grafik, peta

diagram.

6. Motor activities, yang ternasuk di dalamny antara lain : melakukan

percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,

beternak.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3770/3/T1_292009009_BAB II… · terjadinya rekonstruksi dan revisi ... memecahkan soal

11

7. Mental activities, sebagai contoh misalnya : menanggapi, mengingat,

memecahkan soal,, menganalisis, melihat hubungan, mengambil

keputusan.

8. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Hamalik (2001 : 175) menyebutkan penggunaan asas aktivitas, besar

nilainya bagi pengerjaan para siswa karena :

1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.

2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara

integral.

3. Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa.

4. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuannya sendiri.

5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan susana belajar menjadi

demokratis.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa

adalah belajar yang melibatkan aktivitas mental maupun fisik artinya seluruh

tubuh dan pikiran terlibat dalam proses pembelajaran.

2.1.3 Hasil Belajar

Menurut Hasan & Zainul (1991: 23) di Indonesia, hasil belajar dinyatakan

dalam klasifikasi yang dikembangkan oleh Bloom dan kawan-kawannya.

Taksonomi Bloom membagi hasil belajar atas tiga ranah yaitu kognitif, afektif,

dan psikomotor.

1. Ranah kognitif

Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir. Ada 6 jenjang:

pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah afektif

Ranah afektif berhubungan dengan minat, perhatian, sikap, emosi,

penghargaan, proses internalisasi dan pembentukan karakteristik diri. Ada

5 jenjang: penerimaan, penanggapan, penghargaan, pengorganisasian, dan

penjatidirian.

3. Ranah psikomotor

Ranah psikomotor berhubungan dengan kemampuan gerak atau

manipulasi yang bukan disebabkan oleh kematangan biologis.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3770/3/T1_292009009_BAB II… · terjadinya rekonstruksi dan revisi ... memecahkan soal

12

Kemampuan gerak atau manipulasi tersebut dikendalikan oleh kematangan

psikologis.

Nana Sudjana,(2010:22) Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward

Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni:

1. Keterampilan dan kebiasaan

2. Pengetahuan dan pengertian

3. Sikap dan cita-cita.

Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah

ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne (Nana Sudjana 2010:22) membagi

lima kategori hasil belajar, yakni :

1. Informasi verbal

2. Keterampilan intelektual

3. Strategi kognitif

4. Sikap, dan

5. Keterampilan motoris

Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran

karena dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam

upaya mencapai tujuan pembelajaran. Melalui informasi tersebut, guru dapat

menyusun kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas

maupun individu.

Penelitian ini mengharapkan hasil belajar berupa terjadinya perubahan

pengetahuan siswa terhadap pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya melalui

model pembelajaran POE. Perubahan tersebut dibuktikan dengan adanya

peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan kajian teori tentang pembelajaran

IPA, tujuan pembelajaran IPA, penegrtian POE dan aktivitas belajar dapat

disimpulkan bahwa dalam mengajarkan IPA, guru harus menggunakan strategi

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa kelas V melalui model

pembelajaran POE. Penerapan model pembelajaran ini dapat meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi ajar sehingga hasil belajar pun meningkat.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3770/3/T1_292009009_BAB II… · terjadinya rekonstruksi dan revisi ... memecahkan soal

13

2.1.4 Pembelajaran IPA

Menurut Usman (2010 : 3) Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan

kata-kata dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan

alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam,

science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science

itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang

mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. H.W Fowler menyatakan

(dalam Laksmi Prihantoro 1986 : 13) IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan

dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan

terutama atas pengamatan dan dedukasi.

Pembelajaran IPA sebagai produk dan IPA sebagai proses merupakan

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Menurut Sri Sulistyorini dalam

http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/10/hakekat-pembelajaran-ipa-di-sd.html

(2007), IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA

bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-

konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan

Dari beberapa pendapat diatas maka yang dimaksud dengan pembelajaran

IPA mengarahkan siswa untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat

memperoleh pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri dan alam sekitar.

2.1.4.1 Tujuan IPA

Tujuan dari pelajaran IPA di SD seperti yang tersirat dalam

(Permendiknas, 2008:148) yaitu bertujuan agar siswa memiliki kemampuan

sebagai berikut:

1. Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3770/3/T1_292009009_BAB II… · terjadinya rekonstruksi dan revisi ... memecahkan soal

14

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Sedangkan tujuan pembelajaran IPA di SD, seperti dijelaskan dalam

kurikulum (2006:124-125) adalah sebagai berikut :

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

4. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

kateraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekalpengetahuan, konsep dan ketera,pilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

Dari beberapa pendapat di atas, tujuan pembelajaran IPA Sekolah Dasar

untuk memahami dan memanfaatkan benda-benda yang ada di alam, mempelajari

gejala alam, memecahkan masalah yang di temukan di dalam kehidupan sehari-

hari, dan melestarikan alam serta memupuk rasa cinta terhadap alam semesta

ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

2.1.4.2 Ruang Lingkup IPA

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD adalah seperti yang tersirat

dalam Permendiknas, (2008:148) meliputi aspek-aspek berikut:

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan

gas

3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas magnet, listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana.

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3770/3/T1_292009009_BAB II… · terjadinya rekonstruksi dan revisi ... memecahkan soal

15

2.1.4.3 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA

Pencapaian tujuan IPA yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional

(BSNP) tersebut harus dimiliki oleh kemampuan siswa yang berstandar nasional

dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci Kompetensi Deasar

(KD). Standar Kmpetensi merupakan ketentuan pokok untuk dijabarkan lebih

lanjut dalam serangkaian kemampuan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan

secara efektif. Penjabaran lebih lanjut ke dalam kompetensi dasar. Kompetensi

dasar adalah kemampuan minimal yang diperlukan untuk melaksanakan tugas

atau pekerjaan dengan efektif.

Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

membangun kemampuan, bekerja ilmiah da pengetahuan sindiri yag difasilitasi

guru. Oleh karena itu, dalam pembelajaran di satuan pendidikan harus mengau

pada SK dan KD yang diterbitkan oleh BSNP. Secara rinci SK dan KD untuk

mata pelajaran IPA yang ditujukan bagi siswa kelas V SD disajikan melalui table

berikut ini.

Tabel 2.1 SK dan KD

2.2 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini

antara lain:

1. Kurniawati, Ana (2011) dalam penelitian “Peningkatan Aktivitas dan hasil

belajar IPA dengan model pembelajaran poe (predict, observe, explain)

siswa kelas V SDN Lowokwaru 5 Kota Malang” menyatakan hasil

penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran POE

(predict, observe, explain) untuk pembelajaran IPA siswa kelas 5 SDN

Lowokwaru 5 Kota Malang dengan standar kompetensi Memahami

hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan benda dan sifatnya

Standar kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD)

6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui

kegiatan membuat suatu karya/model

6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat

cahaya.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3770/3/T1_292009009_BAB II… · terjadinya rekonstruksi dan revisi ... memecahkan soal

16

sebagai hasil suatu prosesdapat dilaksanakan dengan efektif. Keaktifan

siswa meningkat dari 69,74 pada siklus I menjadi 84,72 pada siklus II.

Skor aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang berisi indikator-

indikator yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Hasil belajar juga meningkat

dari rata-rata 57,05 dan ketuntasan kelas 29,73% sebelum tindakan

menjadi rata-rata 80,95 dan ketuntasan kelas mencapai 83,78% pada akhir

siklus II.

2. Nugraheni, Setyaningtyas Wahyu (2011) dalam penelitian “Penerapan

model POE (Predict. Observe, explain) untuk meningkatkan pembelajaran

IPA siswa kelas III SDN Karangbesuki 4 Malang oleh Setyaningtyas

Wahyu Nugraheni”

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model POE dapat

meningkatkan pembelajaran IPA. Terbukti pada pembelajaran yang sudah

dilaksanakan, siswa terlibat langsung dalam pembelajarannya sedangkan

guru hanya sebagai fasilitator dan motivator. Prosentase untuk

keberhasilan guru dalam menerapkan model pada siklus 1 mencapai

93,39% dan meningkat pada siklus 2 menjadi 100%. Nilai rata-rata

aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 70,50 dengan kriteria

memuaskan dan pada siklus II rata-rata aktivitas belajar meningkat

menjadi 77,22 dengan kriteria memuaskan. Hasil belajar siswa juga

mengalami peningkatan. Prosentase ketuntasan hasil belajar siswa pada

siklus I sebesar 57,14% dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa 73,81 dan

pada siklus II prosentase meningkatan menjadi 85,71% dengan nilai rata-

rata 79,91.

Berdasarkan hasil penelitian ini, saran diberikan oleh peneliti dalam upaya

peningkatan mutu pendidikan di SD adalah untuk kepala sekolah

hendaknya dapat memberikan dukungan dan pengarahan kepada guru agar

dapat menerapkan model pembelajaran POE sehingga dapat meningkatkan

pembelajaran IPA. Guru diharapkan dapat menerapkan model

pembelajaran POE pada materi lain selama materi tersebut sesuai dengan

karakter model pembelajaran POE.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3770/3/T1_292009009_BAB II… · terjadinya rekonstruksi dan revisi ... memecahkan soal

17

3. Sopiyah (2012) dalam penelitian “Penerapan Strategi Poe ( Prediction,

Observation, Explanation ) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada

Pembelajaran Ipa Materi Pengaruh Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap

Daratan Di SDN Gandasoli Kelas IV Semester II Tahun Ajaran 2011/2012

Kecamatan Cireunghas Kabupaten Sukabumi”

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan proses pembelajaran,

terlihat keaktifan siswa hampir 90% turut aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran, demikian pula perolehan nilai siswa dalam pembelajaran

IPA materi tersebut mengalami peningkatan. Pada siklus pertama nilai

rata-rata mencapai 69 atau sebanyak 66.7% siswa yang mencapai nilai

KKM. Pada siklus kedua mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata

79.1 atau sebanyak 86.2% siswa yang mencapai KKM,dan pada siklus III

nilai rata-rata siswa 81.4 atau 96.5%.

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan

model POE dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPA materi pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ada saran yang hendak disampaikan,

antara lain guru diharapkan dapat mencoba mengkaji dan

mengimplementasikan strategi pembelajaran tersebut pada materi

pelajaran lainnya pada mata pelajaran IPA.

2.3 Kerangka Pikir

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa

untuk turut serta memberikan andil selama prosesnya berjalan di dalam kelas.

Pelajaran IPA hingga hari ini masih dianggap sebagai momok yang menakutkan

bagi kebanyakan siswa, karena dalam pelajaran IPA siswa dituntut untuk

menguasai berbagai konsep pengetahuan, sedangkan guru tidak memahami fungsi

utamanya untuk membangun pemahaman konsep siswa tersebut. Ketidakpahaman

guru terhadap fungsinya ditandai dengan penggunaan teknik pembelajaran yang

tidak sesuai dengan karakteristik materi pelajaran, kebutuhan serta gaya belajar

yang diharapkan siswa sehingga dampak yang ditimbulkannya adalah rendahnya

hasil belajar yang diperoleh siswa.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3770/3/T1_292009009_BAB II… · terjadinya rekonstruksi dan revisi ... memecahkan soal

18

Model pembelajaran POE sebagai model pengajaran yang digunakan guru

merupakan salah satu yang dianggap dapat digunakan guru dalam proses

pembelajaran sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SDN Klero

01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Penerapan model pembelajaran

POE didasarkan beberapa alasan, antara lain karena model ini mampu melatih

kemampuan berpikir siswa karena melalui model pembelajaran ini siswa dapat

mengamati dan mencoba sendiri.

Langkah yang dilakukan peneliti adalah membentuk dua kelas yaitu

kelaseksperimen yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran

POEdankelas kontrol yang diajar dengan metode konvensional (metode

ceramah).Adapun kerangka pikir dari penelitian ini dijelaskan pada gambar

alurberikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Kelompok

Eksperimen PRETEST Pembelajaran dengan

model POE

Hasil PRETEST

tidak boleh ada

perbedaan yang

signifikan

POSTTEST

Uji beda hasil

POSTTEST

apakah terdapat

perbedaan yang

signifikan antara

pembelajaran

dengan cara

konvensional

(metode ceramah) dan

model POE

Kelompok

Kontrol PRETEST Pembelajaran dengan

cara konvensional

(metode ceramah)

POSTTEST

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3770/3/T1_292009009_BAB II… · terjadinya rekonstruksi dan revisi ... memecahkan soal

19

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian kerangka berpikir, peneliti mengemukakan hipotesis

sebagai berikut :

1. Diduga model pembelajaran POE berpengaruh terhadap aktivitas belajar

siswa dalam mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya kelas V SDN

Klero 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun

Pelajaran 2012/2013.

2. Diduga model pembelajaran POE berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

dalam mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya kelas V SDN Klero 01

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran

2012/2013.

Hipotesis Statistika

Aktivitas Belajar

Ho : Y1=Y1’

Yaitu “Aktivitas belajar siswa kelompok eksperimen (SDN Klero 01 Kelas V B)

sama dengan aktivitas belajar siswa kelompok kontrol (SDN Klero 02 Kelas VA).

Artinya tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran POE terhadap

aktivitas belajar siswa.”

H1 : Y1≠Y1’

Yaitu “Aktivitas belajar siswa kelompok eksperimen (SDN Klero 01 Kelas V B)

tidak sama dengan aktivitas belajar kelompok kontrol (SDN Klero 01 Kelas V A).

Artinya terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran POE terhadap

aktivitas belajar siswa.”

Hasil Belajar

H0 : Y2=Y2’

Yaitu “Rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen (SDN Klero 01 Kelas

V B) sama dengan rata-rata hasil belajar siswa kelompok kontrol (SDN Klero 02

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3770/3/T1_292009009_BAB II… · terjadinya rekonstruksi dan revisi ... memecahkan soal

20

Kelas V A). Artinya tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran POE

terhadap hasil belajar.”

H1 : Y2≠Y2’

Yaitu “rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen (SDN Klero 01 Kelas V

B) tidak sama dengan rata-rata hasil belajar kelompok kontrol (SDN Klero 01

Kelas V A). Artinya terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran POE

terhadap hasil belajar.