BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti...

25
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata Pelajaran IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari tentang ilmu-ilmu sosial yang diberikan mulai dari SD sampai ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMP dan SMA. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, konsep, fakta, dan generalisasi yang berkaitan dengan sosial. Mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Pemberian mata pelajaran IPS mulai dari jenjang yang rendah yaitu SD, diharapkan peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta menjadi warga yang mencintai perdamaian ditengah kemajuan jaman saat ini. (KTSP Standar Isi 2006). Kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan. Pada masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi berbagai perkembangan dan tantangan jaman. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. (Permendiknas No. 22 Tahun 2006). Ruang lingkup dalam pengajaran IPS di sekolah dasar dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah. Dalam sejarah, peserta didik diharapkan dapat mempelajari tentang sejarah-sejarah bangsa Indonesia dan sejarah yang lain. Sedangkan untuk gejala sosial dan geografi adalah hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-sehari yang ada di lingkungan sekitar peserta didik. Untuk jenjang pendidikan yang tinggi, peserta didik akan memperoleh pengetahuan Ilmu Pengetahuan Sosial yang lebih

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Mata Pelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

mempelajari tentang ilmu-ilmu sosial yang diberikan mulai dari SD sampai ke

jenjang yang lebih tinggi yaitu SMP dan SMA. IPS mengkaji seperangkat

peristiwa, konsep, fakta, dan generalisasi yang berkaitan dengan sosial. Mata

pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi.

Pemberian mata pelajaran IPS mulai dari jenjang yang rendah yaitu SD,

diharapkan peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia

yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta menjadi warga yang mencintai

perdamaian ditengah kemajuan jaman saat ini. (KTSP Standar Isi 2006).

Kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan. Pada masa yang

akan datang peserta didik akan menghadapi berbagai perkembangan dan

tantangan jaman. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk

mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan terhadap kondisi

sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu

dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam

kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik

akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu

yang berkaitan. (Permendiknas No. 22 Tahun 2006).

Ruang lingkup dalam pengajaran IPS di sekolah dasar dibatasi sampai pada

gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah. Dalam

sejarah, peserta didik diharapkan dapat mempelajari tentang sejarah-sejarah

bangsa Indonesia dan sejarah yang lain. Sedangkan untuk gejala sosial dan

geografi adalah hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-sehari yang ada

di lingkungan sekitar peserta didik. Untuk jenjang pendidikan yang tinggi, peserta

didik akan memperoleh pengetahuan Ilmu Pengetahuan Sosial yang lebih

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

8

kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup

mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut (Permendiknas

No. 22 Tahun 2006):

1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan.

2. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan.

3. Sistem Sosial dan Budaya.

4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

Mata Pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut (Permendiknas No. 22 Tahun 2006):

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir kritis dan logis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan

sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang mejemuk di tingkat lokal, nasional, dan

internasioal.

Pencapaian tujuan IPS dapat dimiliki oleh peserta didik yang memiliki

kemampuan standar yaitu dinamakan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci ke

dalam Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi dasar ini merupakan standar

minimum yang secara nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam

pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD

didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan,

bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. secara rinci

SK dan KD untuk mata pelajaran IPS yang ditujukan untuk siswa kelas V SD

disajikan melalui tabel 2.1 berikut ini.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

9

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS

Kelas V Semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2.2 Menghargai peranan tokoh

pejuang dan masyarakat dalam

mempersiapkan dan

mempertahankan kemerdekaan

Indonesia

2.1 Mendiskripsikan perjuangan

para tokoh pejuang pada masa

penjajahan Belanda dan Jepang

2.2 Menghargai jasa dan

peranan tokoh perjuangan

dalam mempersiapkan

kemerdekaan Indonesia

2.3 Menghargai jasa dan

peranan tokoh dalam

memproklamasikan

kemerdekaan

2.4 Menghargai perjuangan para

tokoh dalam mempertahankan

kemerdekaan

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar diatas yang digunakan dalam

pembelajaran IPS adalah Kompetensi Dasar nomor 2.4 yaitu tentang Menghargai

perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

2.1.2 Model Pembelajaran

Arends (dalam Trianto, 2009: 51) model pembelajaran adalah suatu

perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada

pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-

tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan

pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

10

Abdullah Sani, R (2013: 89), model pembelajaran adalah pemilihan strategi

pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan pembuatan struktur

suatu metode, keterampilan, dan aktivitas peserta didik.

Model pembelajaran yang digunakan bertujuan pada pendekatan atau

strategi pembelajaran yang digunakan untuk mengajar, termasuk didalamnya

materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, langkah pembelajaran, peralatan yang

dibutuhkan selama pembelajaran, lingkungan pembelajaran, suasana kelas, dan

pengelolaan kelas.

Joyce (dalam Mohamad Huda, 2013: 73), model pembelajaran merupakan

suatu rencana, persiapan atau pola digunakan di sekolah untuk membentuk suatu

kurikulum pembelajaran, mendesain materi-materi pembelajaran, dan memandu

proses pembelajaran di dalam kelas.

Pengertian pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah sebuah konsep yang digunakan sebagai pedoman, pola atau

acuan dalam merencanakan suatu kegiatan pembelajaran atau proses kegiatan

belajar dan mengajar agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan

efisien. Sehingga dapat diterima oleh peserta didik bagi kemajuan dan

perkembangan prestasi peserta didik di sekolah.

2.1.3 Pembelajaran Kooperatif

Alma B, Mulyadi H, Razati G, dan Nuryati L (2010: 85-97) mengemukakan

bahwa kooperatif berarti bekerja secara berkelompok dan di kerjakan secara

bersama-sama dan learning berarti belajar atau mempelajari sesuatu hal. Jadi

kooperatif learning adalah belajar melalui kegiatan yang di lakukan secara

berkelompok, dikerjakan dan didiskusikan secara bersama-sama.

Anita Lie (2007) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran yang tidak sama dengan sekedar belajar kelompok tetapi ada unsur-

unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan

asal-asalan. Sedangkan menurut Suprijono, Agus (2010: 54) menyatakan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan konsep yang lebih luas meliputi semua jenis

kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan

oleh guru.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

11

Slavin (dalam Isjoni, 2011: 15) “In cooperative learning methods, students

work together in four member teams to master material initially presented by the

teacher”. Ini berarti bahwa kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana

sistem belajar dan bekerja kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif

sehingga dapat merangsang peseta didik lebih bergairah dalam belajar.

Pengertian pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) merupakan suatu model

pembelajaran yang terdiri dari dua orang atau lebih secara berkelompok dan

bekerja sama untuk mendiskusikan dan menyelesaikan suatu topik yang telah

ditentukan untuk mencapai tujuan bersama.

Pembelajaran kooperatif ini tidak sama dengan belajar kelompok, atau

kelompok kerja, tetapi lebih ditekankan pada keterbukaan dan saling bertukar

informasi, pendapat dan pikiran dalam kelompok, dan tidak bekerja sendiri tetapi

di selesaikan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Pembelajaran kooperatif ini memiliki hubungan yang dekat dengan hakikat

manusia sebagai makhluk sosial, yang selalu berinteraksi, berkomunikasi dan

saling membantu ke arah yang lebih baik secara bersama-sama. Seperti ada

tertulis “working in a group is better”. Jadi, apabila suatu hal dikerjakan secara

bersama-sama akan dapat saling membantu satu dengan yang lain. Dalam proses

belajar cooperative learning ini benar-benar diutamakan untuk saling membantu

di antara anggota kelompok.

Model pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa

memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan

berpikir kritis, saling bekerja sama, dan membantu teman yang mengalami

kesulitan dalam kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa terlibat aktif

pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas

interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk

meningkatkan prestasi belajarnya.

Manfaat cooperative learning adalah:

1. Dapat mengembangkan kualitas diri peserta didik.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

12

2. Siswa dapat saling terbuka dan bertukar pendapat antar anggota

kelompok.

3. Memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran karena mereka

mencoba membahas bersama serta memecahkan permasalahan yang

diajukan oleh guru.

4. Mendorong tumbuhnya tanggung jawab sosial dan meningkatkan gairah

belajar.

5. Dapat memunculkan sifat kesetiakawanan dan keterbukaan di antara

sesama siswa.

6. Berkembangnya perilaku demokratisasi dalam kelas.

7. Memberi kesempatan siswa untuk berinteraksi secara aktif dalam

kelompok.

8. Terbentuknya keterampilan berpikir kritis dan kerjasama.

9. Muncul persatuan, hubungan antar pribadi yang positif, menghargai

pendapat teman antar anggota kelompok.

2.1.4 Model Pembelajaran Gallery Walk

2.1.4.1 Pengertian Gallery Walk

Kata Gallery Walk secara etimologi terdiri dari dua kata yaitu Gallery dan

Walk. Gallery adalah pameran, dan Walk adalah berjalan. Jadi, Gallery Walk

adalah pameran merupakan kegiatan untuk memperlihatan dan memperkenalkan

sebuah produk, karya atau gagasan kepada khalayak umum. Sedangkan Walk

artinya berjalan atau melangkah. (Ismail, 2011: 89)

Silberman (2009: 264) mengemukakan bahwa Gallery Walk atau galeri

belajar merupakan suatu cara untuk melihat, menilai dan mengingat apa yang

telah siswa pelajari selama ini dengan cara mendiskusikan hal-hal yang mencakup

pengetahuan baru dalam pembelajaran yaitu hal-hal yang ditemukan pada saat

diskusi kelompok ditulis dalam kertas plano, kemudian ditempel di dinding kelas

untuk dilihat kelompok lain. Setiap kelompok mengamati hasil diskusi kelompok

lain yang digalerikan, kemudian bertanya jawab tentang materi yang belum

dipahami.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

13

Uno dan Mohamad (2014: 79) mengemukakan bahwa model berbagi

pengalaman atau Gallery Walk merupakan pembelajaran aktif di kelas yang

melibatkan siswa untuk berdiskusi bersama dalam satu kelompok dan

memaparkan hasil diskusi mereka di dinding dan dipresentasikan oleh salah satu

anggota kelompok dan ditanggapi oleh kelompok lain. Oleh karena itu, dengan

model pembelajaran Gallery Walk dapat melatih mental dan keberanian siswa

untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka di depan kelas dan

mengkritisi pendapat antar kelompok.

Gallery Walk merupakan cara memberi kesempatan kepada siswa untuk

berbagi pengalaman dan dapat meyakinkan siswa bahwa pendapat, ide-ide, dan

pengalaman mereka berharga, karena siswa lebih cenderung untuk berbagi ide-ide

di dalam kelompok (Taylor, 2001).

Pengertian beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

Gallery Walk (galeri belajar) merupakan suatu model pembelajaran yang aktif di

kelas yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling memberikan ide,

gagasan, atau pendapat untuk berdiskusi bersama dalam satu kelompok untuk

mencapai suatu tujuan bersama dan hasil dari diskusi mereka ditempel di dinding

agar dapat dapat dilihat oleh kelompok lain dan mempresentasikan hasil kerja

mereka di depan kelas untuk mengkritisi pendapat antar kelompok.

Gallery Walk (galeri belajar) juga dapat memotivasi keaktifan siswa dalam

proses belajar karena bila sesuatu yang baru ditemukan berbeda antara satu

dengan yang lainnya maka dapat saling mengkoreksi antara sesama siswa baik

kelompok maupun antar siswa itu sendiri. Siswa akan mendapat pengetahuan baru

setelah mereka mengelilingi setiap pameran belajar antar kelompok tersebut.

Sehingga akan membuat siswa aktif dan tidak cepat bosan dengan pelajaran yang

sedang berlangsung.

Gallery walk atau galeri belajar dapat mengatasi kendala-kendala

pembelajaran seperti materi pelajaran yang diperoleh oleh siswa secara tidak

maksimal sehingga hasil belajar siswa menjadi maksimal, karena metode ini dapat

mengefisiensikan waktu pelajaran dan siswa dapat lebih mudah memahami

pelajaran karena strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

14

membuat suatu karya sendiri dan melihat langsung ketidakpahamannya dengan

materi tersebut dengan melihat hasil karya teman yang lain dan dapat saling

membantu untuk mengatasi ketidakpahaman tersebut dengan saling bertukar

informasi sesuai yang mereka butuhkan.

Model Gallery Walk atau galeri belajar ini menuntun dan menuntut siswa

untuk membuat suatu daftar, ringkasan, catatan kecil baik berupa gambar atau

skema sesuai dengan hal-hal apa yang di temukan atau diperoleh pada saat diskusi

kelompok untuk dipajang di depan kelas. Setiap kelompok menilai hasil karya

orang lain yang digalerikan kemudian dipertanyakan pada saat diskusi kelompok,

kemudian kelompok tersebut menanggapi setiap pertanyaan yang dipertanyakan.

Penggalerian hasil kerja dilakukan pada saat siswa telah mengerjakan tugasnya,

setelah semua kelompok melaksanakan tugasnya, guru memberi kesimpulan dan

klarifikasi apabila ada yang perlu dibenarkan dari pemahaman siswa. Dengan

demikian mereka dapat belajar dengan lebih menyenangkan dan tidak

membosankan sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan bisa tercapai.

2.1.4.2 Langkah-langkah Model Gallery Walk

Abdullah Sani, R (2013:252) mengemukakan langkah-langkah model

pembelajaran Gallery Walk adalah sebagai berikut :

a. Guru membuat beberapa soal/tema yang terkait dengan topik yang dibahas, masing-

masing soal ditulis pada selembar kertas. Kemudian, lembaran soal tersebut

ditempelkan lembaran diatas meja atau pada dinding ruangan. Perhatikan bahwa bahan

untuk menempelkan soal dipilih yang mudah untuk dibersihkan.

b. Guru mengelompokkan peserta didik dengan jumlah kelompok sebanyak soal yang

dibuat.

c. Guru menentukan tema/topik/soal dan menugaskan masing-masing kelompok untuk

mendiskusikan dan menulis jawaban dibawah soal pada lembaran yang sama. Tulisan

harus mudah dibaca dan ringkas agar mudah dipahami kelompok lain.

d. Masing-masing kelompok berputar mengamati hasil kerja kelompok lain.

e. Semua kelompok kemudian berpindah ke dinding lain yang ditempelkan soal yang

berbeda dan menambahkan jawaban yang mungkin belum dikerjakan oleh kelompok

sebelumnya. Kelompok lain juga dapat memberikan koreksi atas jawaban yang telah

ditulis. Perpindahan kelompok dilakukan sampai semua soal dibahas oleh semua

kelompok.

f. Pada soal yang terakhir, kelompok membuat ringkasan yang akan dilaporkan di depan

kelas. Masing-masing kelompok membuat ringkasan untuk soal yang berbeda.

g. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk memaparkan ringkasan

penyelesaian soal yang paling tepat di depan kelas.

h. Mengoreksi bersama-sama

i. Klarifikasi dan penyimpulan.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

15

Ismail (2011: 89) mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran

Gallery Walk sebagai berikut:

a. Peserta dibentuk dalam kelompok yang terdiri dari 4-8 orang

b. Kelompok diberi kertas plano/flipcard

c. Menentukan topik/tema pelajaran

d. Hasil kerja kelompok ditempel di dinding

e. Masing-masing kelompok berputar mengamati hasil kerja kelompok lain

f. Salah satu wakil kelompok bertugas mempresentasikan hasil kerja kelompok dan

menjawab pertanyaan dari kelompok lain

g. Koreksi bersama-sama

h. Klarifikasi dan penyimpulan

Rogers (dalam Ghufron, 2011: 14), langkah-langkah model pembelajaran

Gallery Walk adalah sebagai berikut:

a. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok

b. Kelompok diberi kertas plano atau flip cart

c. Tentukan topik atau tema pelajaran

d. Hasil kerja kelompok ditempel di dinding

e. Masing-masing kelompok berputar mengamati hasil kerja kelompok lain

f. Salah satu wakil kelompok menjelaskan setiap apa yang ditanyakan oleh kelompok lain

g. Melakukan koreksi bersama-sama

h. Klarifikasi dan penyimpulan

Pengertian pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan langkah-

langkah atau sintaks model pembelajaran Gallery Walk adalah sebagai berikut:

a. Tahap 1 yaitu menyajikan informasi

Dalam fase ini, guru menyampaikan informasi berkaitan dengan materi

pembelajaran yang akan disampaikan

b. Tahap 2 yaitu mengorganisir siswa ke dalam kelompok

Dalam fase ini guru membagi siswa dalam beberapa kelompok,

kemudian membagi kertas plano/ kertas karton pada tiap kelompok,

menentukan tema/topik pelajaran, masing-masing kelompok

mendapartkan topik yang berbeda, kemudian berdiskusi bersama dan

hasil kerja kelompok ditempelkan didinding, setelah itu masing-masing

kelompok berputar mengamati hasil kerja kelompok lain.

c. Tahap 3 yaitu membimbing kerja tim dan belajar

Dalam fase ini dilakukan presentasi dan tanya jawab antar kelompok

yang mengunjungi galeri dalam setiap kelompok yang berbeda,

kemudian dilanjutkan dengan presentasi antar kelompok didepan kelas.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

16

d. Tahap 4 yaitu evaluasi

Dalam fase ini dilakukan evaluasi hasil belajar yaitu mengoreksi dan

melakukan klarifikasi tentang materi yang telah dipelajari. Kemudian

dilanjutkan dengan penutup.

2.1.4.3 Tujuan-tujuan Model Gallery Walk

Marini (2012: 5) mengemukakan tujuan-tujuan dari model Gallery Walk

adalah sebagai berikut:

1) Menarik siswa ke dalam topik yang akan dipelajari

2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pengetahuan dan keyakinan

mereka tentang topik yang akan dibahas (pemahaman yang benar maupun keliru)

3) Mengajak siswa menemukan hal yang lebih dalam dari pengetahuan yang sudah mereka

peroleh

4) Memungkinkan siswa mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya (seperti

berpikir, meneliti, berkomunikasi dan bekerjasama) dalam mengumpulkan informasi

baru.

5) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memilah, mengolah dan menyajikan

informasi dan pemahaman baru yang diperoleh.

6) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan sendiri cara mendemonstrasikan

hal yang telah dipelajari (pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai).

2.1.4.4 Kelebihan dan Kelemahan Model Gallery Walk

Ismail (dalam Ghufron, 2011:14), kelebihan model pembelajaran Gallery

Walk antara lain adalah sebagai berikut:

a. Siswa terbiasa membangun budaya kerjasama memecahkan masalah dalam belajar.

b. Terjadi sinergi saling menguatkan pemahaman terhadap tujuan pembelajaran.

c. Membiasakan siswa bersikap menghargai dan mengapresiasi hasil belajar kawannya.

d. Mengaktifkan fisik dan mental siswa selama proses belajar.

e. Membiasakan siswa memberi dan menerima kritik.

f. Membiasakan siswa untuk berkreasi sesuai kreatifitasnya.

g. Membantu siswa dalam mengingat materi dari masing-masing kelompok

Ismail (dalam Ghufron, 2011:15), kelemahan model pembelajaran Gallery

Walk antara lain adalah sebagai berikut:

a. Bila anggota kelompok terlalu banyak akan terjadi sebagian siswa menggantungkan kerja

kawannya.

b. Guru perlu ekstra cermat dalam memantau dan menilai keaktifan secara individu dan

kolektif.

c. Pengaturan setting tempat yang lebih rumit.

d. Membutuhkan waktu yang lama apabila siswa tidak bersungguh-sungguh dalam

mengerjakan dan berdiskusi bersama kelompok.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

17

Hal- hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan

diatas, antara lain:

a. Apabila jumlah siswa terlalu banyak, maka pembagian kelompok

disesuaikan dan tidak terlalu banyak siswa dalam satu kelompok

b. Guru harus dapat mengatur waktu selama pembelajaran dan mengatur

jalannya proses pembelajar, supaya dapat memantau dan menilai keaktifan

siswa secara merata.

c. Pengaturan kelas disesuaikan dengan jumlah siswa dan keadaan kelas.

Apabila ruangan kelas tidak mencukupi, maka dapat dilakukan di luar

ruangan kelas.

d. Membuat peraturan berupa kesepakatan dalam pengaturan waktu

pembelajaran yaitu selama berdiskusi dan berpresentasi.

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

2.1.5.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah salah satu model

cooperative learning. Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot

Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, kemudian diadaptasi oleh Slavin

dan teman-teman di Universitas John Hopkins. Lie (dalam Rusman, 1999:73),

pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif

dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 anggota

kelompok belajar secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan

positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Kunci dari tipe Jigsaw adalah

saling ketergantungan, yakni setiap siswa bergantung kepada teman satu

kelompoknya untuk dapat memberikan informasi yang diperlukan supaya dapat

berkinerja baik saat penilaian.

Arends (dalam Sumarni, 2010) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa

anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian

materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam

kelompoknya.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

18

Slavin (2011: 24 ) Jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif dimana

siswa ditempatkan dalam tim-tim yang beranggotakan 3-6 orang untuk

mengerjakan akademis yang dipecah menjadi bagian-bagian untuk masing-masing

anggota. Dalam pembelajaran jigsaw akan dibentuk kelompok-kelompok yang

terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli yang bekerja sama dalam

pencapaian tujuan pembelajaran. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa

yang terbentuk secara heterogen. Artinya mempunyai kemampuan dan latar

belakang yang berbeda, dimana kelompok asal merupakan gabungan dari

beberapa ahli. Sedangkan yang dimaksud dengan kelompok ahli adalah kelompok

yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk

mempelajari dan mendalami materi tertentu. Selain itu kelompok ahli juga

bertugas untuk menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan topik tersebut.

Kelompok ahli juga mempunyai tugas untuk menjelaskan materi yang telah

dipelajarinya kepada anggota lain dalam kelompok asalnya.

Pengertian beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Jigsaw adalah model pembelajaran

yang menekankan adanya kerjasama dalam kelompok yang dapat menimbulkan

saling ketergantungan antar anggota kelompok, dan ditandai dengan adanya

pembagian kelompok asal dan kelompok ahli. Masing-masing anggota kelompok

secara acak ditugaskan untuk menjadi ahli (ekspert) pada suatu aspek tertentu dari

materi tersebut. Kelompok ahli berkumpul untuk mendiskusikan topik yang sama

dari kelompok lain sampai mereka menjadi “ahli” pada konsep yang mereka

pelajari. Ketika selesai mempelajarinya, kemudian mereka kembali ke kelompok

semula untuk mengajarkan topik yang mereka kuasai kepada teman-teman

sekelompoknya.

Keunggulan dari model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini adalah

dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajaran dirinya

sendiri dan juga pembelajaran orang lain sehingga siswa terlibat aktif dalam

memahami suatu persoalan dan menyelesaikannya secara kelompok (Isjoni, 2012:

81). Dalam model ini siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan tetapi

mereka juga siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada anggota

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

19

kelompoknya. Selain itu, dalam pembelajaran Jigsaw siswa bekerja dengan

sesama siswa dalam suasana gotong rotong dan mempunyai banyak kesempatan

untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi (Lie,

2002: 58). Dengan demikian, pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan kerja

sama antar siswa dan membuat materi menjadi lebih bermakna.

Dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini ada

beberapa tahapan yang perlu diperhatikan. Adapun tahapan yang telah

dikemukakan oleh Kunandar (2009: 365) adalah sebagai berikut:

1. Kelompok asal

a) Siswa dibagi dalam kelompok kecil 3-6 siswa.

b) Guru membagi tugas sesuai dengan materi yang diajarkan.

c) Masing-masing siswa dalam kelompok mendapatkan tugas yang berbeda-beda dan

memahami informasi tersebut.

2. Kelompok ahli

a) Kumpulkan masing-masing siswa yang mempunyai tugas sama dalam satu

kelompok. Sehingga jumlah kelompok ahli sesuai dengan topik atau tugas yang

diberikan.

b) Dalam kelompok ahli siswa ditugaskan untuk belajar secara bersama-sama menjadi

ahli sesuai dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

c) Tugaskan semua kelompok ahli untuk memahami dengan baik materi dan dapat

menyampaikan informasi tersebut kepada anggota kelompok asalnya.

d) Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli, masing-masing siswa

kembali ke kelompok asalnya.

e) Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil

dari tugas kelompok ahli.

f) Apabila kelompok sudah selesai menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan

masing-masing kelompok melaporkan hasilnya guru memberikan klarifikasi.

2.1.5.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Kunandar (2009: 365) dan Wuryanto (2010: 9) mengemukakan kesimpulan

langkah-langkah pembelajaran Jigsaw adalah sebagai berikut:

1) Guru membagi siswa kedalam kelompok asal secara heterogen dengan anggota 3-6

siswa.

2) Guru membagi siswa menjadi kelompok ahli sesuai dengan jumlah pokok materi atau

tugas yang akan dibahas oleh siswa.

3) Dalam kelompok ahli siswa ditugaskan berdiskusi untuk memahami materi yang

menjadi bagiannya masing-masing.

4) Masing-masing anggota kelompok ahli kembali lagi ke kelompok asalnya untuk

memberikan penjelasan tentang materi yang menjadi bagiannya secara bergiliran

kepada kelompok asalnya. Dan setiap anggota kelompok asal dipastikan harus

memahami semua materi yang dipelajari kelompok ahli.

5) Siswa dalam kelompok asal diminta memaparkan hasil kerja mereka.

6) Guru melakukan penilaian untuk mengukur hasil belajar siswa secara individu

mengenai seluruh pembahasan.

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani (2007: 59)

mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran Jigsaw sebagai berikut:

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

20

a. Pilihlah materi pelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen (bagian).

b. Bagi siswa/mahasiswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang

ada. Jika jumlah siswa adalah 50, sementara jumlah segmen yang ada adalah 5, maka

masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang. Jika jumlah ini dianggap terlalu besar,

bagi lagi menjadi dua, sehingga setiap kelompok terdiri dari 5 orang, kemudian setelah

proses selesai gabungkan kedua kelompok pecahan tersebut.

c. Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi kuliah yang berbeda-

beda.

d. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa

yang telah mereka pelajari di kelompok.

e. Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan sekiranya ada persoalan-

persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok.

f. Beri siswa beberapa pertanyaan untuk mengecek pemahaman mereka terhadap materi..

Trianto (2013: 73) mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran

Jigsaw sebagai berikut:

a. Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6 orang).

b. Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi

menjadi beberapa sub bab.

c. Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab

untuk mempelajarinya. Misalnya, jika materi yang disampaian mengenai sistem

ekskresi. Maka seorang siswa dari satu kelompok mempelajari tentang ginjal, siswa

yang lain dari kelompok satunya mempelajari tentang paru-paru, begitupun siswa

lainnya mempelajari kulit, dan lainnya lagi mempelajari hati

d. Anggota dari kelommpok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu

dengan kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya

e. Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar

teman-temannya.

f. Pada pertemuuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis.

Pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa sintaks atau

langkah-langkah model pembelajaran Jigsaw adalah sebagai berikut:

1. Tahap pertama yaitu pembagian kelompok

Maksud dari tahap pembagian kelompok yaitu berisi:

a. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari

5-6 siswa dengan kemampuan yang heterogen dan membagikan soal

atau materi kepada setiap anggota kelompok.

b. Guru membagikan materi/tema pelajaran kepada siswa.

c. Apabila siswa telah mendapatkan topiknya masing-masing, berikan

kepada mereka kesempatan untuk membaca bahan bacaan tersebut.

d. Siswa yang mendapat topik ahli (tugas/materi) yang sama berkumpul

pada satu meja dan kelompok baru ini disebut dengan kelompok ahli

e. Dalam masing-masing kelompok ahli, guru menunjuk satu siswa

sebagai pemimpin diskusi.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

21

f. Kelompok ahli diberi waktu sekitar 20 menit atau lebih sesuai dengan

yang dibutuhkan untuk mendiskusikan topik-topik mereka

g. Ketika kelompok ahli sedang bekerja, guru berkeliling kelas

bergantian mendatangi dan memfasilitasi setiap kelompok.

2. Tahap kedua yaitu tahap penularan

Maksud dari tahap penularan yaitu berisi:

a. Setiap siswa (para ahli) kembali ke kelompok asal.

b. Setiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima

materi dari siswa lain dengan cara masing-masing ahli

mempresentasikan atau berperan sebagai guru untuk teman-teman

dalam kelompoknya dan juga mereka berperan sebagai siswa

(pendengar) untuk teman/siswa (ahli) topik lain.

c. Guru dapat meminta para ahli memberi kuis pada teman satu

kelompoknya, setelah mereka membuat laporan kelompok untuk

mencari tahu bahwa mereka telah belajar bahan ajar tersebut dan siap

menghadapi evaluasi.

d. Dari diskusi siswa diharapkan memahami semua materi

3. Tahap ketiga yaitu penutup

Maksud dari tahap penutup yaitu guru menyimpulkan, mengkritik dan

mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan.

2.1.5.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw

Wardani (2002: 87) memaparkan kelebihan model pembelajaran tipe

Jigsaw, yaitu:

a) Dari segi efektivitas, secara umum pada model cooperative learning tipe Jigsaw lebih

aktif dan saling memberikan pendapat (sharing ideas). Karena suasana belajar lebih

kondusif, baru dan adanya penghargaan yang diberikan kelompok, maka masing-

masing kelompok berkompetisi untuk mencapai prestasi yang baik.

b) Siswa lebih memiliki kesempatan berinteraksi sosial dengan temannya.

c) Siswa lebih aktif dan kreatif, serta memiliki tanggung jawab secara individual.

Hamruni (2009: 170-171) memaparkan kelebihan model pembelajaran tipe

Jigsaw, yaitu:

a) Meningkatkan prestasi akademik dan kemampuan sosial, termasuk mengembangkan

rasa harga diri, hubungan intrapersonal, keterampilan mengelola waktu dan sikap

positif terhadap sekolah

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

22

b) Mengembangkan kemampuan untuk menguji ide dan pemahaman siswa sendiri serta

menerima umpan balik. Siswa dapat menerapak teknik pemecahan masalah tanpa takut

membuat kesalahan karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab

kelompoknya.

c) Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan mengubah belajar

abstrak menjadi nyata

d) Meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir dna berguna untuk

proses pendidikan jangka panjang.

Ibrahim (2000) memaparkan kelebihan-kelebihan model pembelajaran tipe

Jigsaw, yaitu:

a) Mengembangkan tingkah laku kooperatif

b) Menjalin/mempererat hubungan yang baik antar siswa

c) Dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa

d) Siswa lebih banyak belajar dari teman mereka dalam belajar kooperatif dari para guru.

Pengertian beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan

kelebihan dari model pembelajaran Jigsaw adalah sebagai berikut:

a) Menumbuhkan dalam diri siswa untuk dapat bersosialiasi dengan teman

kelompoknya dalam memecahkan suatu permasalahan atau berdiskusi

bersama.

b) Menimbulkan keberanian dalam diri siswa untuk mengutarakan

pendapat dan berbicara didepan umum.

c) Dapat mempererat hubungan yang baik antar siswa baik dalam

kelompok ahli maupun dalam kelompok asal.

Kurnia (2005: 43) memaparkan beberapa kelemahan model kooperatif tipe

Jigsaw, yaitu:

a) Alokasi waktu kurang mencukupi

b) Masih ada siswa yang kurang bertanggung jawab, sehingga pelaksanaan cooperative

learning tipe jigsaw menjadi kurang efektif.

c) Siswa tidak berbiasa dengan model pembelajarann tipe jigsaw, sehingga proses

pembelajarannya menjadi kurang maksimal.

d) Kebiasaan adanya pembicaraan yang didominasi oleh seseorang.

e) Sering ada siswa yang pendiam dan pasif.

Hamruni (2009: 171-172) memaparkan kelemahan model pembelajaran

Jigsaw adalah sebagai berikut:

a) Ciri utama dalam pembelajaran ini adalah siswa saling membelajarkan,

oleh karena itu tanpa adanya peer teaching yang efektif maka

dibandingkan dengan pembelajaran langsung dari guru bisa jadi cara

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

23

belajar yang demikian siswa tidak bisa memahami apa yang seharusnya

dipahami.

b) Kemampuan kerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting

untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya

didasarkan kepada kemampuan individual. Solusi yang tepat adalah

selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana

cara membangun kepercayaan diri

Roy Killen (dalam Slavin, 2005: 154) memaparkan kelemahan model

pembelajaran Jigsaw adalah sebagai berikut:

a) Tidak semua siswa memiliki rasa percaya diri dalam menyampaikan

suatu pendapat atau menyampaikan materi ketika berpresentasi di kelas.

b) Data siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa harus sudah

dimiliki oleh guru dan ini biasanya dibutuhkan waktu yang cukup lama

untuk mengenali tipe-tipe siswa dalam kelompok tersebut

c) Aplikasi model ini pada kelas yang besar (lebih dari 40 siswa) sangatlah

sulit, tetapi bisa diatasi dengan model team teaching.

Pengertian beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan kelemahan model

pembelajaran Jigsaw adalah sebagai berikut:

a) Terdapat kelompok siswa yang kurang berani mengemukakan pendapat

atau bertanya, sehingga kelompok tersebut dalam diskusi menjadi

kurang hidup dan kondusif.

b) Membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pembelajaran apabila

jumlah siswa terlalu banyak sehingga ketika berdiskusi dalam

kelompok juga memerlukan tambahan waktu.

c) Tidak semua siswa dapat mempertanggungjawabkan apa yang sudah

menjadi tugas mereka sebagai anggota kelompok ahli, sehingga

sebelum memulai pelajaran sebaiknya guru memberikan sebuah

motivasi kepada para siswanya.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

24

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan

model pembelajaran Jigsaw, antara lain:

a. Membuat peraturan berupa kesepakatan dalam pengaturan waktu

pembelajaran yaitu selama berdiskusi dan berpresentasi.

b. Apabila siswa tidak memiliki rasa percaya diri dalam mengungkapkan

pendapat, diawal pembelajaran sebaiknya guru memberikan

kesepakatan bahwa apabila siswa kurang percaya diri dalam

menyampaikan pendapat maka dapat ketika berpresentasi mereka

diharapkan membuat ringkasan atau inti-inti dari materi dan

diperbolehkan membaca inti-inti ringkasan materi tersebut kemudian

disampaikan kepada teman-temannya.

c. Diawal pembelajaran sebaiknya guru memberitahukan kepada siswa

tentang penilaian yang dilakukan oleh guru. Sehingga aapabila terdapat

siswa yang tidak dapat mempertanggungjawabkan pekerjaannya dan

menggantungkan temannya, maka akan mendapat penilaian yang

berbeda.

2.1.6 Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil,

tepat atau manjur. Starawaji (dalam Mawardi, 2010) efektivitas menunjukkan

taraf tercapainya suatu tujuan, suatu usaha dikatakan efektif apabila usaha itu

mencapai tujuannya.

Sambasalim (dalam Mawardi, 2010) pembelajaran dikatakan efektif apabila

dalam proses pembelajaran setiap elemen berfungsi secara keseluruhan, peserta

merasa senang, puas dengan hasil pembelajaran, membawa kesan, sarana atau

fasilitas memadai, serta guru yang profesional. Tinjuan utama efektivitas

pembelajaran adalah outputnya, yaitu kompetensi siswa. Efektivitas dapat dicapai

apabila semua unsur dan komponen yang terdapat pada sistem pembelajran

berfungsi sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Efektivitas

pembelajaran dapat dicapai apabila rancangan pada persiapan, implementasi, dan

evaluasi dapat dijalankan sesuai prosedur serta sesuai dengan fungsinya masing-

masing.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

25

Pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa efekivitas

pembelajaran adalah keberhasilan atau pencapaian dalam suatu proses

pembelajaran yaitu berupa tujuan pembelajaran maupun kegiatan selama proses

pembelajaran.

Baso (2003) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas

proses belajar mengajar yaitu:

1. Peran pengajar (guru)

a. Guru mempunyai kemampuan profesional yang disyaratkan sehingga

dapat menyusun rencana program mengajar yang materinya relevan

dan menarik minat para siswa.

b. Jika guru dapat menyajikan pelajaran yang membangkitkan motivasi

belajar

c. Jika guru dapat menaksir kemampuan dan kebutuhan belajar para

siswa sehingga pelajaran yang diberikan sesuai dengan kemampuan

dan kebutuhan para siswa

2. Faktor murid

a. Tingkat kecerdasan para siswa yang memadai

b. Penyediaan waktu yang cukup untuk belajar di rumah

c. Kepedulian orang tua terhadap pendidikan anaknya dengan memantau

kegiatan belajar, seraya memperingati, menegur, dan mendorong untuk

belajar.

3. Faktor situasi dan kondisi proses belajar mengajar

a. Situasi dan kondisi seperti alat belajar klasikal, papan tulis, dan media

pengajaran lainnya walaupun sederhana.

b. Situasi kelas yang sejuk karena cukup ventilasi

c. Situasi fisik yang segar karena jarak sekolah tidak begitu jauh dari

rumah, sehingga tidak perlu mengeluarkan energi untuk berjalan kaki

setiap hari

d. Situasi gembira menghadapi pelajaran karena adanya hubungan yang

akrab antara siswa dengan guru

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

26

e. Adanya rasa tentram dalam mengajar karena adanya hubungan yang

baik antara guru dengan orang tua, masyarakat, dan pemerintah

setempat.

4. Faktor materi

Materi yang dapat menarik minat dan perhatian siswa dalam belajar

5. Faktor media

Tersedianya media atau alat peraga yang dapat menunjuang proses belajar

mengajar

2.1.7 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2011:22). Sedangkan Kingsley

(dalam Sudjana, 2011:22) membagi tiga macam hasil belajar yaitu keterampilan

dan kebiasaan, pengetahuan dan pengarahan, sikap dan cita-cita.

Lindgren (dalam Suprijono, 2015:7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan,

informasi, pengertian, dan sikap. Gagne (dalam Suprijono, 2015:5-6) bahwa hasil

belajar itu berupa informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,

keterampilan motorik, dan sikap.

Pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

suatu kemampuan yang diperoleh seseorang sebagai akibat dari perbuatan belajar

dalam aspek kognitif sehingga mengalami perubahan tingkah laku. Hasil belajar

yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dalam diri siswa dan

faktor dari luar diri siswa. Faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang

paling dominan berupa kualitas pembelajaran.

Gagne (dalam Agus Suprijono, 2009: 5) menyatakan bahwa hasil belajar

berupa:

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep

dan lambang. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan

melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

27

3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan

konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme

gerak jasmani.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut. Sikap merupakan kemampuan

menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Faktor-fakor yang mempengaruhi hasil belajar dari setiap individu adalah

sebagai berikut:

1. Faktor Internal (faktor dari dalam diri individu yang belajar)

Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar yang lebih ditekankan pada

faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang

mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain

yaitu: perhatian, motivasi, tanggapan, pengamatan dan lain sebagainya.

2. Faktor Eksternal (faktor dari luar individu yang belajar)

Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar

siswa. Adapun faktor uyang mempengaruhi adalah mendapat

pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan

sikap.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut merupakan sesuatu

yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau pikiran yang mana hal

tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan, dan kecakapan dasar

yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga tampak pada diri

individu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan, dan kecakapan dasar

yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan dalam perubahan tingkah laku

secara kuantitatif.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

28

2.1.8 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Nur Utami, hasil penelitian

menunjukkan rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen

lebih baik dari kelas kontrol. Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan

aktivitas yang ditimbulkan model pembelajaran Problem Solving berbasis Gallery

Walk mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah siswa sebesar 80%.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan model pembelajaran Problem

Solving berbasis Gallery Walk efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah

siswa pada mata pelajaran Matematika materi pokok segiempat.

Penelitian kedua dilakukan oleh Siti Maulidatun. Hasil penelitian

menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar IPS dengan penggunaan metode Gallery

Walk lebih baik dari rata-rata hasil belajar IPS dengan pembelajaran ceramah.

Nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 74,33. Nilai tersebut lebih besar dari pada

nilai sebelumnya sebesar 65,37. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen meningkat dari

nilai sebelum eksperimen, dimana nilai tersebut juga lebih besar daripada kelas

kontrol, sehingga dapat dikatakan penggunaan metode Gallery Walk berpengaruh

terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS.

Penelitian yang relevan berkaitan dengan hasil belajar Jigsaw adalah

penelitian yang dilakukan oleh Puspasari. Hasil penelitian diketahui bahwa dari

hasil uji t, data hasil belajar diperoleh t hitung = 5,006 dengan signifikansi sebesar

0,000 < 0,05. Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar

PKN siswa kelas IV yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

dengan pembelajaran konvensional. Hasil belajar siswa yang menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunjukkan ketuntasan belajar sebesar 96%

(24 siswa) dari (25 siswa). Sedangkan pembelajaran konvensional menunjukkan

ketuntasan belajar sebesar 60% atau 15 siswa. Berdasarkan uraian tersebut dapat

disimpulkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil

belajar PKN.

Penelitian kedua dilakukan oleh Tanti Listiani. Hasil penelitian menunjukkan

adanya keberhasilan dalam model pembelajaran Jigsaw yaitu data penelitian

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

29

menunjukkan nilai rata-rata siswa yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi yaitu sebesar 85, 19 dan nilai rata-rata siswa

yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah 74,81.

Sedangkan hasil analisis normalitas gain di dapat untuk model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw 0,67, hal ini menunjukkan keefektivan penggunaan Jigsaw

di kelas eksperimen ada pada kategori sedang.hal ini membuktikan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih efektif digunakan daripada

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Penelitian-penelitian diatas menunjukkan bahwa penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Gallery Walk dan Jigsaw menunjukkan keberhasilan

dan dapat diterapkan di sekolah dasar maupun sekolah tingkat menengah. Oleh

karena itu peneliti akan mencoba melakukan penelitian kembali tentang

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Gallery Walk dan Jigsaw pada

kelas V SD Pangudi Luhur Ambarawa. Dalam penelitian ini dapat dilihat hasil

dari kedua model tersebut apakah terdapat perbedaan dan lebih efektif digunakan

dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran IPS kelas V SD Pangudi Luhur

Ambarawa.

2.1.9 Kerangka Pikir

Masalah yang ada pada pembelajaran IPS adalah IPS dikenal sebagai mata

pelajaran yang menghafal tentang materi-materi dan membuat siswa kesulitan

untuk memahami materi tersebut. Hal ini disebabkan guru kurang kreatif dalam

menggunakan media dan model pembelajaran. Dalam pembelajaran di kelas guru

cenderung lebih aktif sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa

yang diterangkan oleh guru. Pembelajaran dengan metode ceramah seperti itu

membuat siswa kurang tertarik dan kesulitan dalam memahami materi yang

dipelajari sehingga hasil yang dicapai menjadi rendah.

Sebagai seorang guru diharapkan dapat mengajar bukan hanya sekedar

memberikan teori dengan metode ceramah yang berpedoman dengan buku

pegangan dan membuat siswanya pasif ketika pelajaran berlangsung. Tetapi guru

harus bisa menggunakan dan menerapkan suatu metode pembelajaran yang dapat

memungkinkan siswa terlibat aktif dan ikut berpartisipasi di kelas. Guru dituntut

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

30

mencari dan menemukan suatu cara mengajar yang dapat menumbuhkan motivasi

belajar agar siswa dapat berpikir logis, kritis, dan dapat memecahkan masalah

secara kreatif dan inovatif untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal.

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Gallery Walk dan

Jigsaw diharapkan siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami materi

yang sulit. Apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut

dengan anggota kelompoknya melalui diskusi bersama, maka akan terjalin dimana

siswa saling berbagi pengetahuan dan pendapat yang dimiliki sehingga terjadi

pemahaman yang sama mengenai hal yang mereka diskusikan, dengan penerapan

model pembelajaran ini diharapkan siswa menjadi lebih tertarik dan fokus dalam

memahani materi yang diberikan sehingga hasil siswa akan meningkat.

Kerangka berpikir dalam penilaian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Hubungan antara pembelajaran kooperatif tipe Gallery Walk dan

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

Kelompok

eksperimen

Perlakuan

dengan

model

Gallery

Walk

Hasil belajar

dengan

perlakuan

dengan model

Gallery Walk

Kelompok

kontrol

Pre test

Perlakuan

dengan

model

Jigsaw

Post test

Hasil belajar

dengan

perlakuan

dengan model

Jigsaw

Dibandingkan

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ......8 kompleks dan lebih mendalam seperti ekonomi, dan psikologi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai

31

2.1.10 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat

pernyataan. Dari rumusan masalah di atas, maka dapat dikemukakan hipotesisnya

sebagai berikut:

1) Hipotesis Nol

H0 : X1=X2 yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil

belajar IPS kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif Gallery

Walk dengan rata-rata hasil belajar IPS kelas kontrol dengan model

pembelajaran Jigsaw.

2) Hipotesis Alternatif

H1 : X1 ≠ X2 yaitu terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar

IPS kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif Gallery Walk

dengan rata-rata hasil belajar IPS kelas kontrol dengan model pembelajaran

Jigsaw.