BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat...

12
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar Sebenarnya istilah belajar telah lama dan banyak dikenal. Bahkan pada era sekarang ini, hampir semua orang mengenal istilah belajar. Lebih–lebih setelah dicanangkannya wajib belajar. Namun, apa sebenarnya belajar itu, rasanya masing– masing orang mempunyai pendapat yang tidak sama. Sejak manusia ada, sebenarnya ia telah melaksanakan aktivitas belajar. Oleh karena itu, kiranya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa akitivitas belajar itu telah ada sejak adanya manusia. Manusia melaksanakan aktivitas karena belajar itu salah satu kebutuhan manusia. Bahkan ada ahli yang menyatakan bahwa manusia adalah makhluk belajar. Oleh karena manusia adalah makhluk belajar, maka sebenarnya di dalam dirinya terdapat potensi untuk diajar. Pada masa sekarang ini, belajar menjadi sesuatu yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Hampir di sepanjang waktunya, manusia banyak melaksanakan “ritual–ritual” belajar. Mohammad Surya mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. (Tim Pengembangan MKDK, 1989) Nana Sudjana (1989) juga berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar”. Sementara itu menurut Slameto (2000) Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 6

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/645/3/T1_262010036_BAB II.… · bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar

Sebenarnya istilah belajar telah lama dan banyak dikenal. Bahkan pada era sekarang ini, hampir semua orang mengenal istilah belajar. Lebih–lebih setelah dicanangkannya wajib belajar. Namun, apa sebenarnya belajar itu, rasanya masing–masing orang mempunyai pendapat yang tidak sama. Sejak manusia ada, sebenarnya ia telah melaksanakan aktivitas belajar. Oleh karena itu, kiranya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa akitivitas belajar itu telah ada sejak adanya manusia.

Manusia melaksanakan aktivitas karena belajar itu salah satu kebutuhan manusia. Bahkan ada ahli yang menyatakan bahwa manusia adalah makhluk belajar. Oleh karena manusia adalah makhluk belajar, maka sebenarnya di dalam dirinya terdapat potensi untuk diajar. Pada masa sekarang ini, belajar menjadi sesuatu yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Hampir di sepanjang waktunya, manusia banyak melaksanakan “ritual–ritual” belajar.

Mohammad Surya mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. (Tim Pengembangan MKDK, 1989)

Nana Sudjana (1989) juga berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar”.

Sementara itu menurut Slameto (2000) Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

6

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/645/3/T1_262010036_BAB II.… · bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar

Sedangkan James O. Wittaker (dalam Ferdi, 2011), mendefinisikan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. ”Learning may be defined as the process by which behavior originates or is

altered through training or experience.” Dengan demikian, perubahan-perubahan tingkah laku akibat pertumbuhan fisik atau kematangan, kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat-obatan adalah tidak termasuk sebagai belajar.

Ada enam ciri seseorang yang tingkah lakunya berubah setelah proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut: (Fadhilah, 2010)

1. Perubahan terjadi secara sadar 2. Perubahan dalam belajar bersifat continue dan fungsional 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif 4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Jadi belajar dalam lingkup sekolah adalah suatu proses yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan kompetensi maupun tingkah laku sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan proses pembelajaran.

2.1.2 Pembelajaran Pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar

dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia sertadapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan , guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.

Instruction atau pembelajaran menurut Gagne dan Briggs (Povenemo, 2011) adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi

7

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/645/3/T1_262010036_BAB II.… · bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar

serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.

Menurut Eggen & Kauchak (Povenemo, 2011) menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu:

1. siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan,

2. guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran,

3. aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian, 4. guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa

dalam menganalisis informasi, 5. orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan

keterampilan berpikir, serta guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru.

2.1.3 Hasil Belajar Menurut Slameto (2008), perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak

sekali sifat maupun jenisnya karena itu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Perubahan tingkah laku dalam diri seseorang dalam pengertian merupakan hasil belajar memiliki ciri-ciri: (1) perubahan terjadi secara sadar; (2) perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional; (3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif; (4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara; (5) perubahan dalam belajar bertujuan mau terarah, dan (6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Sedangkan menurut Sardiman (dalam Umamik, 2007), hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Jadi yang dimaksud hasil belajar di sini adalah nilai tes matematika yang diberikan guru sebagai hasil penguasaan pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar adalah :

8

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/645/3/T1_262010036_BAB II.… · bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar

a. Kesiapan Belajar Faktor kesiapan ini meliputi kesiapan fisik dan psikologis. Usaha yang dapat dilakukan guru adalah dengan memberikan perhatian penuh pada peserta didik sehingga mampu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Hal ini merupakan implikasi dari prinsip kesiapan.

b. Motivasi Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif saat orang melakukan aktivitas. Sedangkan motif adalah kekuatan yang terdapat pada diri seseorang yang mendorong orang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuannya.

c. Keaktifan Peserta didik Keaktifan peserta didik dapat dilihat dari suasana belajar yang tercipta dalam pembelajaran yang berlangsung, peserta didik terlihat aktif berperan/tidak.

d. Mengalami Sendiri Dengan mengalami sendiri akan memberikan hasil belajar yang lebih baik dan pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi yang disajikan.

e. Pengulangan Adanya latihan yang berulang-ulang akan lebih berarti bagi peserta didik untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman terhadap materi pelajaran.

f. Balikan dan Penguatan Balikan adalah masukan yang sangat penting bagi peserta didik maupun guru. Sedangkan penguatan adalah tindakan yang menyenangkan yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik yang berhasil melakukan suatu perbuatan belajar. Dari uraian di atas hasil belajar adalah suatu perubahan yang dicapai melalui

proses usaha yang dilakukan oleh seseorang dan interaksinya antara pengalaman dengan lingkungannya.

2.1.4 Hakekat Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan

9

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/645/3/T1_262010036_BAB II.… · bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar

diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini (Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006).

Secara umum definisi matematika dapat dideskripsikan sebagai berikut: Sumardyono (dalam Fadhilah, 2010)

1. Matematika sebagai struktur yang terorganisir. Agak berbeda dengan ilmu pengetahuan lain, matematika merupakan suatu bangunan struktur yang terorganisir. Sebagai sebuah struktur, ia terdiri atas beberapa komponen, yang meliputi aksioma/postulat, pengertian pangkal/primiif, dan dalil/teorema (termasuk di dalamnya lemma/teorema pengantar dan corolly/sifat.

2. Matematika sebagai pola pikir deduktif. Matematika merupakan pengetahuan yang memiliki pola pikir deduktif, artinya suatu teori atau pernyataan dalam matematika dapat diterima kebenarannyaapabila telah dibuktikan secara deduktif/umum.

3. Matematika sebagai cara bernalar (the way of thinking). Matematika dapat pula dipandang sebagai cara bernalar, paling tidak karena beberapa hal, seperti matematika memuat cara pembuktian yang sahih (valid), rumus-rumus atau aturan yang umum, atau sifat penalaran matematika yang sistematis.

4. Matematika sebagai bahasa artifisial. Symbol merupakan ciri yang paling menonjol dalam matematika. Bahasa matematika adalah bahasa symbol yang bersifat artifisial, yang baru memiliki arti bila dikenakan pada suatu konteks.

5. Matematika sebagai seni yang kreatif. Penalaran yang logis dan efisien serta perbendaharaan ide-ide dan pola-pola yang kreatif dan menakjubkan, maka matematika sering pula disebut sebagai seni, khusunya merupakan seni berpikir kreatif.

2.1.5 Bangun Datar Jenis bangun datar bermacam-macam, antara lain persegi, persegi panjang,

segitiga, jajar genjang, trapesium, layang-layang, belah ketupat, dan lingkaran. Berikut ini adalah definisi tentang bangun datar di atas:

a. Persegi Panjang, yaitu bangun datar yang mempunyai sisi berhadapan yang sama panjang, dan memiliki empat buah titik sudut siku-siku. Rumus Persegi Panjang:

10

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/645/3/T1_262010036_BAB II.… · bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar

Luas = p x l Keliling = 2p + 2l = 2 x (p + l) dengan p = panjang persegi panjang, dan l = lebar persegi panjang

b. Persegi, yaitu persegi panjang yang semua sisinya sama panjang. Rumus Persegi: Luas = s x s = s2 Keliling = 4 x s dengan s = panjang sisi persegi

c. Segitiga, yaitu bangun datar yang terbentuk oleh tiga buah titik yang tidak segaris Rumus Segitiga: Luas = ½ x a x t dengan a = panjang alas segitiga, dan t = tinggi segitiga Panjang sisi miring segitiga siku-siku dicari dengan rumus Phytagoras (A2 + B2 = C2)

d. Jajar Genjang, yaitu segi empat yang sisinya sepasang-sepasang sama panjang dan sejajar. Rumus Jajar Genjang: Luas = a x t dengan a = panjang alas jajargenjang, dan t = tinggi jajargenjang

e. Trapesium, yaitu segi empat yang memiliki tepat sepasang sisi yang sejajar. Rumus Trapesium: Luas = ½ x (s1 + s2) x t dengan s1 dan s2 = sisi-sisi sejajar pada trapesium, dan t = tinggi trapesium

f. Layang-layang, yaitu segi empat yang salah satu diagonalnya memotong tegak lurus sumbu diagonal lainnya. Rumus Layang-layang: Luas = ½ x diagonal (d) 1 x diagonal (d) 2

g. Belah Ketupat, yaitu segi empat yang semua sisinya sama panjang dan kedua diagonalnya saling berpotongan tegak lurus. Rumus Belah Ketupat: Luas = ½ x diagonal (d) 1 x diagonal (d) 2

11

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/645/3/T1_262010036_BAB II.… · bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar

h. Lingkaran, yaitu bangun datar yang terbentuk dari himpunan semua titik persekitaran yang mengelilingi suatu titik asal dengan jarak yang sama. jarak tersebut biasanya dinamakan r, atau radius, atau jari-jari. Rumus Lingkaran: Luas = π (pi) x jari-jari

2.1.6 Metode Inkuiri Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pembelajaran inkuiri beriorientasi pada, keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.

Inkuiri merupakan salah satu dari tujuh komponen pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning /CTL)

Sebagai suatu metode pembelajaran dari sekian banyak metode pembelajaran yang ada, inkuiri menempatkan guru sebagai fasilitator, guru membimbing siswa jika diperlukan. Dalam metode ini, siswa didorong untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan perinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan oleh guru. Sampai seberapa jauh siswa dibimbing, tergantung pada kemampuannya dan materi yang sedang dipelajari.

Dharma (dalam Susilofy, 2008) menyatakan bahwa “dengan metode inkuiri, siswa dihadapkan kepada situasi untuk menyelidiki secara bebas dan menarik kesimpulan. Terkaan, intuisi, dan mencoba-coba (trial and error)”. Guru bertindak sebagai penunjuk jalan membantu siswa agar mempergunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari sebelumnya untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Pengajuan pertanyaan yang tepat oleh guru akan merangsang kreativitas siswa dan membantu mereka dalam menemukan pengetahuan yang baru tersebut. Metode ini memerlukan waktu yang relatif banyak dalam pelaksanaannya, akan tetapi hasil belajar yang dicapai

12

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/645/3/T1_262010036_BAB II.… · bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar

tentunya sebanding dengan waktu yang digunakan. Pengetahuan yang baru akan melekat lebih lama apabila siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pemahaman dan mengkonstruksi sendiri konsep atau pengetahuan tersebut. Metode ini bisa dilakukan baik secara perseorangan maupun kelompok. Beberapa materi seperti menemukan rumus luas lingkaran, dalil phytagoras, volume tabung, dan sebagainya sangat terbantu dalam menanamkan konsep matematika. Dengan metode Inkuiri guru bisa meminimalisir bentuk-bentuk pengumuman saja dari rumus tersebut, tetapi lebih pada upaya siswa yang diarahkan menemukan konsep itu dibawah bimbingan guru.

Ada tiga ciri pembelajaran inkuiri, yaitu pertama, Strategi Inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan (siswa sebagai subjek belajar). Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri yang sifatnya sudah pasti dari sesuatu yang sudah dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sifat percaya diri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran Inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis.

Menurut Sanjaya (2009), penggunaan inkuiri harus memperhatikan beberapa prinsip, yaitu berorientasi pada pengembangan intelektual (pengembangan kemampuan berfikir), prinsip interaksi (interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan), prinsip bertanya (guru sebagai penanya), prinsip belajar untuk berfikir (learning how to think), prinsip keterbukaan (menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan).

Pelaksanaan penggunaan metode pembelajaran inkuiri mempunyai peranan penting baik bagi guru maupun para siswaantara lain sebagai berikut:

a. Menekankan kepada proses perolehan informasi oleh siswa. b. Membuat konsep diri siswa bertambah dengan penemuan- penemuan

yangdiperolehnya. c. Memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan memperluas penguasaan

keterampilan dalam proses memperoleh kognitif para siswa. d. Penemuan-penemuan yang diperoleh siswa dapat menjadi kepemilikannya dan

sangat sulit melupakannya.

13

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/645/3/T1_262010036_BAB II.… · bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar

e. Tidak menjadikannya guru sebagai satu-satunya sumber belajar, karena siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar

Adapun prinsip – prinsip dalam penggunaan metode inkuiri adalah sebagai berikut: a. Berorientasi pada pengembangan intelektual

Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri bukan ditentukan sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, Akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan.

b. Prinsip Interaksi Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.

c. Prinsip Bertanya Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunkaan model inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.

d. Prinsip Belajar untuk Berpikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.

e. Prinsip Keterbukaan Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai

kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa

14

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/645/3/T1_262010036_BAB II.… · bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar

mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

Dalam implementasinya, pembelajaran inkuiri memiliki sintaks sebagai berikut: 1. Menyajikan pertanyaan atau masalah: Guru membimbing siswa mengidentifikasi

masalah dan masalah dituliskan di papan. Guru membagi siswa dalam kelompok. 2. Membuat hipotesis: Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat

dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memproiritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.

3. Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan.

4. Mengumpulkan dan menganilisis data: Guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.

5. Membuat kesimpulan: Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. Sedangkan menurut Nana Sudjana (1989), ada lima tahapan yang ditempuh

dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri, yaitu: 1. Merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa 2. Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis 3. Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab hipotesis atau

permasalahan 4. Manarik kesimpulan atau generalisasi 5. Mengaplikasikan kesimpulan

Berdasarkan tingkat kematangan siswa, metode inkuiri dapat dilakukan dalam lima tingkatan, yaitu inkuiri tradisional, inkuiri terbimbing, inkuiri mandiri, keterampilan prosedur

ilmiah, Penelitian siswa. Terdapat tiga aspek yang sama penting dalam pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, Kegiatan Belajar/Mengajar dan materi, hasil evaluasi. Proses yang baik diasumsikan akan mendapatkan hasil yang baik. Proses belajar yang efektif

harus melibatkan sebanyak mungkin alat indera. metode inkuiri, melibatkan semua indera sehingga pengetahuan siswa akan menjadi tahan lama. Perumusan indikator,

harusmemikirkan efek samping terutama pada tahapan

15

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/645/3/T1_262010036_BAB II.… · bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar

perkembangan psikologi siswa. Kelemahan metode inkuiri (kekacauan

pembelajaran), dapat terjadi kalau guru tidak melakukan pembimbingan secara terarah dan bertanggung jawab. Guru penting melakukan monitoring atau pengontrolan terhadap aktivitas siswa. 2.2 Kajian Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Rachel Cohran dengan judul The Impact of

Inquiry-Based Mathematics Courses on Content Knowledge and Classroom Practice menemukan bahwa metode inkuiri mampu meningkatkan pengetahuan siswa di dalam kelas. Hal senada juga dikemukakan oleh Hijriyah (2008) dalam penelitiannya yang dilakukan di kelas VIII SMPN 2 Leksono Wonosobo yang berjudul eksperimentasi pengajaran matematika melalui pendekatan inkuiri ditinjau dari minat belajar siswa pada

pokok bahasan sistem persamaan linear dua variable.

Dalam kesimpulan penelitiannya yang berjudul Meningkatkan Kemampuan

Komunikasi Matematik Dengan Menggunakan Metode Inkuiri, Kusuma menemukan bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode inkuiri lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembalajaran secara konvensional. Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran, serta pemahaman siswa terhadap suatu konsep pun lebih mendalam karena siswa belajar dengan cara membangun sendiri pengetahuannya

2.3 Kerangka Pikir Pada umumnya metode pembelajaran yang dikembangkan guru matematika

dalam kegiatan belajar mengajar adalah metode pembelajaran yang masih konvensional, pada prosesnya guru menerangkan materi dengan metode ceramah, siswa mendengarkan kemudian mencatat hal yang dianggap penting.

Dengan diterapkannya metode inkuiri pada pembelajaran matematika diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga konsep yang diperoleh siswa akan tersimpan dalam memori dan tidak mudah terhapus. 2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, tinjauan pustaka, kajian teori dan

16

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/645/3/T1_262010036_BAB II.… · bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar

kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas maka dapat ditarik hipotesis tindakan sebagai berikut:

Melalui metode inkuiri dalam pembelajaran matematika diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang bangun datar di kelas IV SD Negeri Pohijo 01 pada semester I Tahun Pelajaran 2011/2012.

17