BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil...

29
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori dalam penelitian ini meliputi dua variabel yaitu hasil belajar dan pembelajaran berbasis proyek (PBP). 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar Nana Sudjana (2004 : 22) Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku setelah menempuh pengalaman belajar (proses belajar mengajar)”. Pengalaman belajar yang dialami oleh siswa akan menghasilkan kemampuan yang menurut Horwart Kingsley dalam Nana Sudjana (2004 : 22) dibedakan menjadi tiga kemampuan yaitu : 1). Keterampilan dan kebiasaan 2). Pengetahuan dan pengarahan 3). Sikap dan cita-cita. Ketiga kemampuan tersebut yang harus dimiliki oleh siswa, Hasil belajar ini dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi guru dan sisi siswa seperti yang dikemukakan oleh Dimyati (2002: 3) yaitu bahwa dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar yang merupakan tindak lanjut atau cara yang dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi guru juga dapat mengukur tentang perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut menurut Benyamin Bloom (dalam Sri Anitah: 2008: 2.19) yaitu 1. Aspek Kognitif Yaitu yang berkenaan dengan pengenalan baru atau mengingat kembali (menghafal) suatu pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual. Aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang, yaitu :

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Kajian teori dalam penelitian ini meliputi dua variabel yaitu hasil belajar

dan pembelajaran berbasis proyek (PBP).

2.1.1 Hasil Belajar

Hasil belajar Nana Sudjana (2004 : 22) “Hasil belajar adalah perubahan

tingkah laku setelah menempuh pengalaman belajar (proses belajar mengajar)”.

Pengalaman belajar yang dialami oleh siswa akan menghasilkan kemampuan yang

menurut Horwart Kingsley dalam Nana Sudjana (2004 : 22) dibedakan menjadi

tiga kemampuan yaitu :

1). Keterampilan dan kebiasaan

2). Pengetahuan dan pengarahan

3). Sikap dan cita-cita.

Ketiga kemampuan tersebut yang harus dimiliki oleh siswa, Hasil belajar

ini dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi guru dan sisi siswa seperti yang

dikemukakan oleh Dimyati (2002: 3) yaitu bahwa dari sisi guru, tindak mengajar

diakhiri dengan proses evaluasi belajar yang merupakan tindak lanjut atau cara

yang dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa dalam proses

pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi guru juga dapat

mengukur tentang perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan

proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Dari sisi siswa,

hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila

dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut

menurut Benyamin Bloom (dalam Sri Anitah: 2008: 2.19) yaitu

1. Aspek Kognitif

Yaitu yang berkenaan dengan pengenalan baru atau mengingat

kembali (menghafal) suatu pengetahuan untuk mengembangkan

kemampuan intelektual. Aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang,

yaitu :

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

7

a. Pengetahuan (knowledge), dalam jenjang ini seseorang dituntut

dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah

tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya.

b. Pemahaman (comprehension), kemampuan ini menuntut siswa

memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang

sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa

harus menghubungkannya dengan hal-hal lain. Kemampuan ini

dijabarkan menjadi tiga, yakni; (a) menterjemahkan, (b)

menginterpretasikan, dan (c) mengekstrapolasi.

c. Penerapan (aplication), adalah jenjang kognitif yang menuntut

kesanggupan menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun

metode-metode, prinsip- prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru

dan konkret.

d. Analisis (analysis) adalah tingkat kemampuan yang menuntut

seseorang untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan

tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentuknya.

e. Sintesis (synthesis), jenjang ini menuntut seseorang untuk dapat

menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan

berbagai faktor. Hasil yang diperoleh dapat berupa: tulisan, rencana

atau mekanisme.

f. Evaluasi (evaluation) adalah jenjang yang menuntut seseorang

untuk dapat menilai suatu situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep

berdasarkan suatu kriteria tertentu.

2. Aspek Afektif

Ranah afektif diartikan sebagai internalisasi sikap yang menunjuk

ke arah pertumbuhan batiniah yang terjadi bila individu menjadi sadar

tentang nilai yang diterima dan kemudian mengambil sikap sehingga

kemudian menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan

menentukan tingkah lakunya. Jenjang kemampuan dalam ranah afektif

yaitu:

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

8

a. Menerima (Receiving), diharapkan siswa peka terhadap eksistensi

fenomena atau rangsangan tertentu.

b. Menjawab (Responding), siswa tidak hanya peka pada suatu

fenomena, tetapi juga bereaksi terhadap salah satu cara.

Penekanannya pada kemauan siswa untuk menjawab secara

sukarela, membaca tanpa ditugaskan.

c. Menilai (valuing), diharapkan siswa dapat menilai suatu obyek,

fenomena atau tingkah laku tertentu dengan cukup konsisten.

d. Organisasi (organization), tingkat ini berhubungan dengan

menyatukan nilai yang berbeda, menyelesaikan/memecahkan

masalah, membentuk suatu sistem nilai.

3. Aspek Psikomotorik

Yaitu pengajaran yang bersifat keterampilan atau yang

menunjukkan gerak (skill). Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh

Bloom, tapi oleh ahli lain berdasarkan domain yang dibuat Bloom, yaitu :

a. Persepsi (Perception)

b. Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu

gerakan.

c. Kesiapan (Set)

d. Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.

e. Respon Terpimpin (Guided Response)

f. Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks,

termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.

g. Mekanisme (Mechanism)

h. Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga

tampil dengan meyakinkan dan cakap.

Menurut Sri Anitah (2008:2.19), mendefinisikan hasil belajar adalah

perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hanya satu aspek saja tetapi terpadu

yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Romizoswki, 1982 (dalam Sri

Anitah, 2008:2.19) menyebutkan dalam skema kemampuan yang dapat

menunjukkan hasil belajar yaitu: 1) keterampilan kognitif berkaitan dengan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

9

kemampuan membuat kepurusan memecahkan masalah dan berpikir logis, 2)

keterampilan psikomotor berkaitan dengan kemampuan tindakan fisik dan

kegiatan perseptual, 3) keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap,

kebijaksanaan, perasaan, dan self control, 4) keterampilan interaktif berkaitan

dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan. Perolehan aspek-aspek perubahan

perilaku tersebut tergantung pada yang dipelajari oleh siswa. Hasil belajar yang

dicapai oleh siswa di sekolah merupakan tujuan dari kegiatan belajarnya. Menurut

Hamalik (2002: 146) Hasil belajar itu sendiri dapat diartikan sebagai tingkat

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah, yang

dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes dan non tes mengenai

sejumlah materi pelajaran tertentu. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil

belajar yang dicapai oleh siswa yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor

yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari

diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar

sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Hasil belajar siswa

disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh

lingkungan. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa juga ada faktor

lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,

ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik, dan psikis (Susianha, 2009).

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menempuh

pengalaman belajar yaitu kemampuan keterampilan dan kebiasaan, kemampuan

pengetahuan dan pengarahan serta kemampuan sikap dan cita-cita, yang

dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi guru terselesaikannya bahan pelajaran dan

dari sisi siswa mencakup aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor.

Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor dalam diri siswa misalnya kecerdasan, bakat,

minat, motifasi dan faktor luar diri siswa seperti motivasi belajar, minat dan

perhatian, sikap, kebiasaan belajar, dll yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes dan non tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

Hasil belajar digunakan guru sebagai ukuran atau kriteria dalam mencapai

suatu tujuan pendidikan. Ukuran hasil belajar dapat diperoleh dari aktivitas

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

10

pengukuran pada evaluasi. Dalam setiap pembelajaran perlu dilakukan evaluasi

karena untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah

diberikan. Evaluasi adalah proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil

pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan

kriteria tertentu. Kriteria sebagai pembanding dari proses dan hasil pembelajaran

tersebut dapat ditentukan sebelum proses pengukuran atau dapat pula ditetapkan

sesudah pelaksanaan pengukuran. Kriteria ini dapat berupa proses/kemampuan

minimal yang dipersyaratkan, atau batas keberhasilan, dapat pula berupa

kemampuan, rata-rata, unjuk kerja kelompok dan berbagai patokan yang lain.

Kriteria yang berupa batas kriteria minimal yang telah ditetapkan sebelum

pengukuran dan bersifat mutlak disebut dengan Penilaian Acuan Patokan atau

Penilaian Acuan Kriteria (PAP/PAK), sedang kriteria yang ditentukan setelah

kegiatan pengukuran dilakukan dan didasarkan pada keadaan kelompok dan

bersifat relatif disebut dengan Penialain Acuan Norma/ Penilaian Acuan Relatif

(PAN/PAR). Instrumen yang digunakan untuk melakukan asesmen atau evaluasi

terhadap proses dan hasil belajar, secara umum ada dua macam yaitu tes dan non

tes. tes yang biasa digunakan di Sekolah Dasar yaitu : a) tes membaca, b) tes

bakat akademik kelompok, c) Tes keterampilan dasar, d) Tes kesiapan membaca,

e) Tes intelegensi individu, f) Tes hasil belajar mata pelajaran, g) Tes unjuk kerja

dsb. Selain tes yang digunakan di atas ada beberapa jenis tes yang biasa dilakukan

diataranya yaitu :

1. Jenis Tes Berdasarkan Tahapan/Waktu Penyelenggaraan

a) Tes Masuk (Entrance Test)

Tes masuk diselenggarakan sebelum dan menjelang suatu program

pengajaran dimulai.

b) Tes Formatif (Formative Test)

Tes formatif dilakukan pada saat program pengajaran sedang

berlangsung (progress), tujuannya untuk memperoleh informasi tentang

jalannya pengajaran sampai tahap tertentu.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

11

c)Tes Sumatif (Summative Test)

Kata dari “sumatif” adalah “sum” yang berarti “total obtained by

addingtogether items, numbers or amounts”. Dengan demikian, tes

sumatif diselenggarakan untuk mengetahui hasil pengajaran secara

keseluruhan (total). Konsekuensi dari tes yang menekankan hasil

pengajaran secara keseluruhan, maka item tes sumatif atau bahan

cakupannya meliputi seluruh materi yang telah disampaikan. Tes

sumatif diberikan diakhir suatu pelajaran, atau akhir semester. Hasilnya

untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Tingkat keberhasilan

dinyatakan dengan skor atau nilai.

d) Pra-tes dan Post-test

Untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki seorang siswa diawal

program pengajaran, kadang-kadang diselenggarakan pra-tes. Hasil pra-

tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa pada awal

program pengajaran.

2. Jenis Tes Berdasarkan Cara Mengerjakan

a) Tes Tertulis

Tes tertulis adalah tes yang dilakukan secara tertulis baik dalam hal soal

maupun jawabannya, namun tes yang disampaikan secara lisan dan

dikerjakan secara tertulis masih digolongkan ke dalam jenis tes tertulis.

b) Tes Lisan

Pada tes lisan, baik pertanyaan maupun jawaban (response) semuanya

dalam bentuk lisan.

c) Tes Unjuk Kerja

Pada tes ini siswa diminta untuk melakukan sesuatu sebagai indikator

pencapaian kompetensi yang berupa kemampuan psikomotor.

3. Jenis tes berdasarkan bentuk jawabannya

a) Tes Esai (Essay-type Test)

Tes bentuk uraian adalah tes yang menuntut siswa mengorganisasikan

gagasan-gagasan tentang apa yang telah dipelajarinya dengan cara

mengemukakannya dalam bentuk tulisan.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

12

b) Tes Jawaban Pendek

Tes dapat digolongkan menjadi tes jawaban pendek jika peserta tes

diminta menuangkan jawabannya bukan dalam bentuk esai, tetapi

memberikan jawaban-jawaban pendek dalam bentuk rangkaian kata-kata

pendek, kata-kata lepas maupun angka-angka.

c) Tes objektif

Tes objektif adalah tes yang keseluruhan informasi yang diperlukan

untuk menjawab tes telah tersedia. Oleh karenanya sering pula disebut

dengan istilah tes pilihan jawaban (selected response test).

Sedangkan teknik non tes dapat diakukan dengan mengamati atau

observasi, wawancara, analisis tugas, komposisi dan presentasi, proyek individu

dan kelompok. Teknik assesmen, pendekatan dan metode pembelajaran dan hasil

belajar pada semua ranah memang hal yang tak terpisahkan satu dengan yang lain

karena semua didesain untuk mencapai kompetensi yang dipersyaratkan.

Teknik penilaian yang digunakan dalam pembelajaran berbasis proyek

(PBP) menggunakan non tes dan tes. Penilaian non tes yang dilakukan adalah

penilaian proyek, Penilaian proyek merupakan penilaian untuk mendapatkan

gambaran kemampuan menyeluruh/umum secara kontekstual, mengenai

kemampuan siswa dalam menerapkan konsep dan pemahaman mata pelajaran

tertentu. Penilaian ini berfokus pada proses maupun produknya (hasil). Penilaian

proyek juga merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus

diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu

investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,

pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk

mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan

dan kemampuan menginformasikan pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan

yaitu:

Kemampuan pengelolaan : kemampuan siswa dalam memilih topik,

mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan

laporan.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

13

Relevansi : kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan

tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.

Keaslian : proyek yang dilakukan siswa harus merupakan hasil karyanya,

dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan

dukungan terhadap proyek siswa.

Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai

hasil akhir proyek. Ada dua tipe dalam penilaian proyek, yaitu penilaian proyek

yang menekankan pada proses serta penilaian proyek yang menekankan pada

produk, berikut ini adalah langkah penilaian proyek pada kedua tipe tersebut.

1. Langkah penilaian proyek yang berfokus pada proses

a. Merencanakan penilaian

Melihat kesesuaiannya dengan kompetensi yang dituntut

kurikulum, misalnya karya ilmiah, berpikir dan bekerja sistematis,

menggunakan alat sains serta mengumpulkan data.

Dapat dikelola, artinya topik tidak terlalu luas maupun terlalu

sempit serta mempertimbangkan tingkat kesulitan proyek

b. Merancang spesifikasi proyek yang berfokus pada proses

Memilih topik

Menentukan area yang akan dicakup

c. Melakukan pencatatan kegiatan secara mandiri oleh siswa

d. Siswa membuat laporan hasil kegiatan

2. Langkah penilaian proyek yang berfokus pada produk

Adapun tahapan-tahapan yang harus diperhatikan guru meliputi:

perencanaan penilaian (planning assessmen), spesifikasi dari produk akhir dari

proyek (spesifikasi Proyek end product), judging dan pencatatan (judging and

recording), dan mengestimasi serta melaporan prestasi (estimating and

reporting achievement).

a. Perencanaan penilaian

Proyek yang digunakan untuk memonitor kemajuan siswa dalam

hal pengetahuan, keterampilan, dan pemahamannya mengenai materi

pembelajaran harus sesuai dengan target kurikulum.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

14

b. Pembuatan spesifikasi proses suatu proyek

1) Pembatasan pengumpulan data

Dalam hal ini, cakupan dan metode pengumpulan data untuk

proyek siswa dibatasi oleh guru. Hal ini memungkinkan siswa

untuk memfokuskan perhatiannya pada kerja proyek dan

membantu guru di dalam menilai keterampilan tertentu sesuai

dengan target kurikulum.

2) Pemberian petunjuk mengenai presentasi proyek.

Petunjuk ini sangat bermanfaat bagi siswa di dalam menyiapkan

presentasi proyek.

3) Pengomunikasian kriteria penilaian kepada siswa

Komunikasi ini memungkinkan siswa untuk memfokuskan pada

proyek sehingga dapat meningkatkan nilai proyek sebagai suatu

sumber bukti mengenai kemampuan siswa untuk mengidentifikasi

dan mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisa dan

menginterpretasikan data, dan mempresentasikan hasil secara

efektif. Kadang-kadang kriteria penilaian disertai dengan

presentasi masing-masing target komponen proyek.

c. Judging dan pencatatan

Kriteria penilaian yang jelas merupakan dasar dari petunjuk

penilaian proyek yang jelas. Ada tiga cara yang umum didalam

memprediksi dan mencatat mutu dari laporan proyek, yaitu: perjenjangan

holistik (holistik rating), perjenjangan terhadap sejumlah aspek dari

proyek (analytic rating), dan pencatatan features proyek (analytic

checklisting).

1) Perjenjangan holistik

Penilaian ini berdasarkan pada sekumpulan kategori berjenjang

yang memungkinkan penilaian mutu laporan proyek secara

keseluruhan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

15

2) Perjenjangan terhadap sejumlah aspek dari proyek

Dalam hal ini guru membuat prediksi terhadap kriteria tertentu

yang dibuat baik secara rinci maupun tidak. Kriteria ini dapat

disertai dengan beberapa pertanyaan dan bukti-bukti prestasi

siswa yang diharapkan dengan tujuan dapat meningkatkan

reliabelitas prediksi guru terhadap kerja siswa.

3) Pancatatan feature proyek

Dalam hal ini ada tidaknya feature proyek dicatat oleh guru.

Skala perjenjangan ini digunakan untuk menilai presentasi

poster dari suatu proyek lintas kurikulum (peer assisment)

d. Hal-hal yang berkaitan dengan komparabilitas

Sangat penting sekali untuk diketahui bahwa proyek siswa dapat

dibandingkan antar siswa dan penilai. Dalam hal ini komparabilitas antar

siswa dan penilai sangat diharapkan. Untuk keperluan komparabilitas

beberapa hal perlu mendapat pertimbangan yaitu:

1) Perencanaan penilaian proyek yang meliputi spesifikasi

parameter proyek (topik, jadwal, dan lain-lain).

2) Prediksi proyek yang meliputi petimbangan mengenai

spesifikasi kriteria, reliabilitas antar rater dan autentik.

3) Meringkas dan melaporkan prestasi yang meliputi

pertimbangan dalam hal obyektivitas.

Selain menggunakan penilaian proyek pada pembelajaran berbasis

proyek (PBP) ini juga menggunakan penilaian dengan teknik tes yaitu tes formatif

(Formative Test). Tes Formatif (Formative Test) dilakukan pada saat pengajaran

sedang berlangsung (progress), tujuannya untuk memperoleh informasi tentang

jalannya pengajaran sampai tahap tertentu. Dalam melaksanakan tes harus dibuat

terlebih dahulu kisi-kisi. Pembuatan kisi-kisi ini digunakan untuk menyusun atau

menulis soal menjadi perangkat tes. Menurut Wardani Naniek Sulistya dkk,

(2010, 3.5-3.6) menjelaskan bahwa Indikator perilaku dalam kisi-kisi merupakan

pedoman dalam merumuskan soal yang dikehendaki dalam merumuskan indikator

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

16

guru harus memperhatikan standar kompetensi, kompetensi dasar, materi yang

akan diujikan, indikator pembelajaran, dan. Indikator yang baik dirumuskan

secara singkat dan jelas. Dalam hal ini kita mengenal ranah kognitif yang

dikembangkan oleh Benyamin S. Bloom yang kemudian direvisi oleh Krathwoll

(2001). Adapun tingkatan dalam ranah kognitif adalah ingatan (C1), pemahaman

(C2), penerapan (C3), analisis (C4), evaluasi (C5), dan kreasi (C6).

2.1.2 Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan

tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik (DEPDIKNAS, 2007).

pembelajaran tematik memerlukan perencanaan dan pengorganisasian agar dapat

berhasil dengan baik. Direktorat Pendidikan Tinggi (2009:3-4) menyatakan bahwa

Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam merancang pembelajaran tematik,

yaitu :

a. Memilih tema,

b. Mengorganisir tema,

c. Mengumpulkan bahan dan sumber,

d. Merancang kegiatan dan proyek, dan

e. Mengimplementasikan satuan pelajaran.

Pembelajaran tematik memiliki keuntungan diantaranya keuntungan bagi

guru dan keuntungan bagi siswa adapun keuntungan pembelajaran tematik bagi

guru antara lain adalah sebagai berikut:

a. Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran. Materi pelajaran

tidak dibatasi oleh jam pelajaran, melainkan dapat dilanjutkan

sepanjang hari, mencakup berbagai mata pelajaran.

b. Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis

dan alami.

c. Dapat ditunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kontinyu,

tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan empat

dinding kelas.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

17

d. Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik dari

berbagai sudut pandang.

e. Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada

kompetisi bisa dikurangi dan diganti dengan kerja sama dan

kolaborasi.

Keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa antara lain adalah sebagai

berikut:

a. Bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, dari pada hasil

belajar.

b. Menghilangkan batas semua antar bagian-bagian kurikulum dan

menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif.

c. Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang dikaitkan

dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan, mereka didorong untuk

membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada keberhasilan

belajar.

d. Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di luar

kelas.

e. Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide,

sehingga maningkatkan apresiasi dan pemahaman.

Berdasarkan kerangka dasar dan struktur kurikulum yang dikeluarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan, dijelaskan bahwa untuk kelas I, II, dan III

SD pembelajaran dilaksanakan melalui pendekatan tematik. Mata pelajaran yang

harus dicakup adalah pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa

Indonesia, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuna sosial, seni

budaya dan keterampilan, dan pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan.

Dalam pelaksanaannya tidak semua tema mencakup semua mata pelajaran akan

tetapi disesuaikan dengan tema yang akan diajarkan dan dalam satu tema minimal

terdiri tiga mata pelajaran.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran tematik perlu memperhatikan standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi arah dan landasan untuk

mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

18

kompetensi untuk penilaian, yang telah ditetapkan dalam peraturan menteri

pendidikan nasional tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan

menengah. Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar pada tema kerajinan

tangan kelas III semester 2 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Tema Kerajinan Tangan Kelas III Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

PKN

3.Memiliki harga diri sebagai

individu.

PKn :

3.1 Memberi contoh bentuk haraga diri, seperti

menghargai diri sendiri, mengakui

kelabihan dan kekurangan diri sendiri dan

lain-lain.

IPS

2Memahami jenis pekerjaan

dan penggunaan uang.

IPS :

2.1 Mengenal jenis-jenis pekerjaan

2.2 Memahami kegiatan jual beli di lingkungan

rumah dan sekolah.

IPA

5.Menerapkan konsep energi

gerak.

IPA :

5.1 Membuat kincir angin untuk menunjukkan

bentuk energi angin dapat diubah menjadi

energi gerak.

Bahasa Indonesia

5.Memahami cerita dan teks

drama anak yang dilisankan.

6.Mengungkapkan pikiran,

perasaan dan pengalaman

secara lisan dengan

bertelepon dan cerita.

7.Memahami teks dengan

membaca intensif (150 – 200

kata) dan membaca puisi.

8.Mengungkapkan pikiran,

perasaan dan informasi

dalam karangan sederhana

dan puisi.

Bahasa Indonesia :

5.1 Memberikan tanggapan sederhana tentang

cerita pengalaman taman yang didengarnya.

6.1 Melakukan percakapan melalui telepon/ alat

komunikasi sederhana dengan menggunakan

kalimat ringkas.

7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan

tentang isi teks agak panjang (150 – 200

kata) yang dibaca secara intensif.

8.1 Menulis karangan sederhana berdasarkan

gambar seri menggunakan pilihan kata dan

kalimat yang tepat dengan memperhatikan

penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda

titik.

SBK

Keterampilan

14 Membuat benda yang dapat

digerakkan oleh angin

secara sederhana.

14.2.Merancang benda yang dapat digerakkan

oleh angin dari bahan kertas.

14.3 Membuat benda yang dapat digerakkan oleh

angin dari bahan kertas.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

19

2.1.3 Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)

Pembelajaran berbasis proyek (PBP) merupakan pembelajaran

menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan

mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam

beraktifitas secara nyata. pembelajaran berbasis proyek (PBP) dirancang untuk

digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan siswa dalam melakukan

insvestigasi dan memahaminya.

Yudi Purnawan, 2007 (http://www. purnawan.wordpress.com) tentang

pengertian pembelajaran berbasis proyek (PBP) menurut beberapa ahli:

a. Pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran sistematik yang

mengikutsertakan siswa ke dalam pembelajaran pengetahuan dan

keahlian yang kompleks, pertanyaan authenticdanperancangan produk

dan tugas [University of Nottingham, 2003].

b. Pembelajaran berbasis proyek adalah pendekatan cara pembelajaran

secara konstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan

berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot,

nyata dan relevan bagi kehidupannya [Barron, B. 1998, Wikipedia].

c. Pembelajaran berbasis proyek adalah pendekatan komprehensif untuk

pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar siswa melakukan

riset terhadap permasalahan nyata.[Blumenfeld et Al. 1991].

d. Pembelajaran berbasis proyek adalah cara yang konstruktif dalam

pembelajaran menggunakan permasalahan sebagai stimulusdan

berfokus kepada aktifitas siswa. [Boud & Felleti, 1991].

Ada tiga kategori umum penerapan proyek untuk siswa, yaitu

mengembangkan keterampilan, meneliti permasalahan, dan menciptakan solusi.

Kreativitas dari suatu proyek membantu perkembangan pertumbuhan individu.

Pada pembelajaran berbasis proyek (PBP), siswa dilibatkan dalam memecahkan

permasalahan yang ditugaskan, mengizinkan siswa untuk aktif membangun dan

mengatur pembelajarannya, dan dapat menjadikan siswa yang realistis.

Pendekatan ini mengacu pada hal-hal sebagai berikut.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

20

1. Kurikulum

Pembelajaran berbasis proyek (PBP) tidak seperti pada kurikulum

tradisional, karena memerlukan suatu strategi sasaran dimana proyek

sebagai pusat.

2. Responsibility

Pembelajaran berbasis proyek (PBP) menekankan responsibility dan

answerability para siswa ke diri dan panutannya.

3. Realisme

Kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi

yang sebenarnya. Aktivitas ini mengintegrasikan tugas otentik dan

menghasilkan sikap profesional.

4. Active-learning

Menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan

siswa untuk menemukan jawaban yang relevan, sehingga dengan

demikian telah terjadi proses pembelajaran yang mandiri.

5. Umpan Balik

Diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para siswa menghasilkan

umpan balik yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran

berdasarkan pengalaman.

6. Keterampilan Umum

Pembelajaran berbasis proyek (PBP) dikembangkan tidak hanya pada

ketrampilan pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai

pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar seperti pemecahan

masalah, kerja kelompok, dan self management.

7. Driving Questions

Pembelajaran berbasis proyek (PBP) difokuskan pada pertanyaan atau

permasalahan yang memicu siswa untuk berbuat menyelesaikan

permasalahan dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang

sesuai.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

21

8. Constructive Investigations

Sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan pengetahuan

para siswa.

9. Autonomy

Proyek menjadikan aktivitas siswa sangat penting.

Dalam pelaksanaannnya pembelajaran berbasis proyek (PBP) memiliki

prinsip belajar yang berpusat pada siswa sehingga membuat siswa aktif, kreatif,

inovatif dalam mengikuti proses pembelajaran, adapun prinsip dari pembelajaran

berbasis proyek (PBP) yaitu sebagai berikut :

1. Siswa dituntut bertanggung jawab atas pendidikan yang mereka jalani,

serta diarahkan untuk tidak terlalu tergantung pada guru.

2. Membentuk siswa mandiri yang dapat melanjutkan proses belajar

pada kehidupan dan karir yang akan mereka jalani.

3. Guru lebih berperan sebagai fasilitator atau tutor yang memandu siswa

menjalani proses pendidikan.

4. Memberi tantangan pada siswa untuk lebih mengembangkan

ketrampilan berpikir kritis dan mampu meyelesaikan masalah secara

efektif.

5. Proses belajar dibentuk dari ketidak teraturan dan kompleksnya

masalah, hal tersebut digunakan sebagai pendorong bagi siswa untuk

belajar mengintegrasikan dan mengorganisasi informasi yang didapat

sehingga nantinya dapat selalu diingat dan diaplikasikan untuk

menyelesaikan masalah yang akan dihadapi.

Ada beberapa petunjuk dan langkah-langkah dalam pembelajaran berbasis

proyek (PBP) yang harus dilakukan pada saat proses pembelajaran diantaranya

yaitu menurut Sigit Antonius, 2009 (http://sigit-antonius.blogspot.com)

menjelaskan langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek sabagai berikut :

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

22

1. Memaparkan judul/topik proyek yang akan dibahas

Judul ini adalah suatu tema yang menarik dan kontekstual, yang

didalamnya akan didalami dengan multidisipliner dan dalam satu

kurikulum tingkat jenjang kelas.

2. Tinjauan proyek dari berbagai kompetensi dasar yang hendak dicapai

Dengan melihat kurikulum tentukan pelajaran apa saja yang bisa

diintegrasikan. Misalnya pelajaran IPA tentang panampakan alam dan

peristiwa alam yang ada di Indonesia, perilaku manusia yang

mempengaruhi peristiwa alam. Usaha untuk menjaga kelestarian alam.

3. Membagi siswa kedalam kelompok kecil (maksimal perkelompok 5

orang).

4. Siswa diminta untuk mencari data/bahan presentasi di berbagai

sumber misal buku, majalah, wawancara dengan orang dll.

5. Buat rubrik penilaiannya untuk menentukan matapelajaran yang di

integrasikannya.

6. Kelompok akan menyusun laporan sederhana tentang proyek yang

dilakukan.

7. Membuat batas waktu pengerjaan kapan dimulai dan kapan

mempresentasikannya.

8. Presentasi prodak. Penilaian berdasarkan rubrik yang telah dibuat.

Adapun kelebihan dari langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek

(PBP) diatas adalah langkah-langkah pembelajarannya cukup singkat sehingga

memudahkan guru untuk menerapkannya pada saat proses pembelajaran akan

tetapi ada kekurangan yaitu ada tahapan-tahapan yang siswa tidak dapat terlibat

secara langsung diantaranya yaitu tinjauan proyek dan membuat rublik penilaian.

Selain langkah pembelajaran berbasis proyek diatas juga terdapat langkah-

langkah menurut Anita, 2007 (dalam sin-riyanti.blogspot.com) , Langkah-langkah

Pembelajaran berbasis proyek dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu:

1. Tahapan perencanaan proyek

Adapun langkah-langkah perencanaan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

23

b. Menentukan topik yang akan dibahas.

c. Mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil

berjumlah 4-5 orang dengan tingkat kemampuan beragam.

d. Merancang dan menyusun LKS.

e. Merancang kebutuhan sumber belajar.

f. Menetapkan rancangan penilaian.

2. Tahap pelaksanaan

Siswa dalam masing-masing kelompok melaksanakan proyek dengan

melakukan investigasi atau berpikir dengan kemampuannya

berdasarkan pada pengalaman yang dimiliki. Kemudian diadakan

diskusi kelompok. Sementara guru membimbing siswa yang mengalami

kesulitan dengan bertindak sebagai fasilitator.

3. Tahap penilaian

Pada tahap ini, guru melakukan evaluasi terhadap hasil kerja masing-

masing kelompok. Berdasarkan penilaian tersebut, guru dapat membuat

kesimpulan apakah kegiatan tersebut perlu diperbaiki atau tidak, dan

bagian mana yang perlu diperbaiki.

Adapun kelebihan dari langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek

(PBP) diatas adalah langkah-langkah pembelajarannya cukup detail karena

dijelaskan secara jelas dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian

sehingga dengan menggunakan langkah tersebut guru dapat melaksanakan

pembelajaran berbasis proyek (PBP) dengan tahapan yang jelas akan tetapi ada

kekurangan yaitu guru hanya membimbing siswa yang kesulitan seharunya

walaupun guru sebagai fasilitator guru juga haru mengawasi semua siswa agar

tidak ada kesalahan dalam melaksanakan proyek.

Menurut Ignasius Irwan, 2011 (http//:ignasiusirwan.blokspot.com)

langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek sebagai berikut :

1. Persiapan : termasuk dalam langkah ini ialah penetapan masalah yang

akan dibahas. Dalam langkah ini guru merangsang anak-anak agar

mereka dapat memikirkan, mengusulkan dan mendiskusikan apa yang

perlu mereka pelajari. Setelah masalah itu ditetapkan persiapan-

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

24

persiapan lebih lanjut dilakukan, seperti menetapkan jenis-jenis

kegiatan yang akan dilakukan, siapa-siapa yang akan melakukan

kegiatan itu masing-masing, peralatan yang diperlukan, jadwal

kegiatan. Persiapan ini perlu disusun dalam bentuk rencana yang

nyata, lengkap, dan jelas sangkut paut kegiatan yang satu dengan

yang lainnya. Dalam menyusun persiapan ini perlu di praktekkan

metode ilmiah berupa penyusunan hipotesis dan pengajuan alternatif

terdahulu.

2. Kegiatan Belajar : kegiatan ini pada dasarnya merupakan pelaksanaan

dari rencana yang telah disiapkan terdahulu itu. Kegiatan dapat

diawali dengan perjalanan sekolah, karyawisata, peninjauan, atau

pengamatan suatu objek, membaca buku, majalah dan membuat

catatan tentang apa yang diamati atau dibaca itu. Berdasarkan hasil

kegiatan seperti diskusi, membuat karangan, menyusun model,

menjawab pertanyaan, menyusun diagram, membuat laporan dan

sebagainya. Kegiatan belajar ini pada dasarnya merupakan usaha

mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan atau hipotesis-hipotesis

yang telah dikemukakan terdahulu.

3. Penilaian : bentuk penilaian yang sering dilakukan ialah dengan

mengadakan pameran. Semua hasil kegiatan yang dilakukan oleh

anak-anak dipamerkan. Seluruh warga kelas memperhatikan apa yang

dipamerkan itu, memberikan tanggapan, kritik, menambah hal-hal

yang dirasa masih kurang, dan sebagainya. Pada akhir kegiatan suatu

proyek, anak-anak diminta membuat catatan pada buku proyeknya

masing-masing. Buku proyek ini sifatnya perorangan sehingga bentuk

dan isi buku proyek anak satu dapat berbeda dengan anak yang lain.

Adapun kelebihan dari langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek

(PBP) diatas adalah pada pelaksanaannya siswa dapat belajar secara langsung

karena dilaksanakan dengan perjalanan sekolah atau karya wisata tetapi ada

kekurangan yaitu biaya yang dikeluarkan cukup banyak karena siswa harus

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

25

menyediakan dana untuk tinjauan tempat yang digunakan untuk mencari data dan

harus meluangkan waktu diluar jam pelajaran sehingga menyita banyak waktu.

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek (PBP) di atas

maka dapat disimpulkan langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek (PBP)

sebagai berikut :

1. Memaparkan judul/topik proyek yang akan dibahas

2. Tinjauan proyek dari berbagai kompetensi dasar yang hendak dicapai

3. Membagi siswa kedalam kelompok kecil (maksimal perkelompok 5

orang).

4. Siswa diminta untuk mencari data/bahan presentasi diberbagai sumber

misal buku, majalah, wawancara dengan orang dll.

5. Buat rubrik penilaiannya untuk menentukan matapelajaran yang di

integrasikannya.

6. Kelompok akan menyusun laporan sederhana tentang proyek yang

dilakukan.

7. Membuat batas waktu pengerjaan kapan dimulai dan kapan

mempresentasikannya.

8. Presentasi produk. Penilaian berdasarkan rubrik yang telah dibuat.

Dalam penggunaan pembelajaran berbasis proyek (PBP) ini tentu saja ada

kelebihan dan kekurangannya adapun kelebihan dan kekurangan penggunaan

pembelajaran berbasis proyek (PBP) adalah sebagai berikut :

1. Kelebihan pembelajaran berbasis proyek (PBP)

Moursund, Bielefeldt, & Underwood (dalam Waras Khamdi, 2007)

meneliti sejumlah artikel tentang proyek di kelas yang dapat

dipertimbangkan sebagai bahan testimonial terhadap guru, terutama

bagaimana guru menggunakan proyek dan persepsi mereka tentang

bagaimana keberhasilannya. Atribut kelebihan dari Belajar Berbasis Proyek

adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan motivasi.

Laporan-laporan tertulis tentang proyek itu banyak yang mengatakan

bahwa siswa suka tekun sampai kelewat batas waktu, berusaha keras

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

26

dalam mencapai proyek. Guru juga melaporkan pengembangan dalam

kehadiran dan berkurangnya keterlambatan. Siswa melaporkan bahwa

belajar dalam proyek lebih menyenangkan dari pada komponen

kurikulum yang lain.

b. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

Penelitian pada pengembangan keterampilan kognitif tingkat tinggi

siswa menekankan perlunya bagi siswa untuk terlibat di dalam tugas-

tugas pemecahan masalah dan perlunya untuk pembelajaran khusus pada

bagaimana menemukan dan memecahkan masalah. Banyak sumber yang

mendiskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa

menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan proyek-proyek yang

kompleks.

c. Meningkatkan kecakapan kolaboratif.

Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa

mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi (Johnson

& Johnson, 1989). Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran

informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek.

Teori-teori kognitif yang baru dan konstruktivistik menegaskan bahwa

belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa siswa akan belajar lebih di

dalam lingkungan kolaboratif (Vygotsky, 1978; Davydov, 1995).

d. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber.

Bagian dari menjadi siswa yang independen adalah bertanggung

jawab untuk menyelesaikan tugas yang kompleks. pembelajaran berbais

proyek (PBP) yang diimplementasikan secara baik memberikan kepada

siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan

membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan

untuk menyelesaikan tugas.

2. Kekurangan pembelajaran berbasis proyek (PBP) adalah sebagai berikut.:

a. Pembelajaran berbasis proyek (PBP) memerlukan banyak waktu

yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang

kompleks.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

27

b. Banyak orang tua siswa yang merasa dirugikan, karena menambah

biaya untuk memasuki sistem baru.

c. Banyak pengajar merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana

pengajar memegang peran utama di kelas. Ini merupakan suatu

transisi yang sulit, terutama bagi pengajar yang kurang atau tidak

menguasai teknologi.

d. Banyaknya peralatan yang harus disediakan.

2.2 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Dalam membuat suatu penelitian perlu memperhatikan penelitian lain yang

digunakan sebagai kajian yang relevan dengan penelitian yang akan dibuat,

adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dengan penggunaan

pembelajaran berbasis proyek (PBP) untuk meningkatkan hasil belajar adalah

sebagai berikut :

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lilik Nurhayati (2010) dengan

judul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based

Learning) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII E

MTsN Banyuwangi Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2009/2010”

menunjukan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan baik penilaian

afektif, psikomotrik dan kognitifnya. Diperoleh data persentase hasil belajar siswa

sebelum menggunakan model pembelajaran 58,88 % namun setelah siklus I dan

siklus II berlangsung diperoleh data hasil belajar siswa mengalami peningkatan

yaitu prosentase hasil belajar siswa pada siklus I adalah 73,35 % pada siklus II

83,04 %. Hasil analisis dapat menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran

berbasis proyek (Project Based Learning) dapat meningkatakan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Biologi.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lilik Nurhayati ini terdapat

peningkatan hasil belajar pada siklus I sebesar 24,6% dan peningkatan pada siklus

II sebesar 41,0%. Kelebihan dari penelitian ini adalah pembelajaran berbasis

proyek (PBP) yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sedangkan

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

28

kekurangan dalam penelitian ini belum dijelaskan alat yang dugunakan untuk

mengukur hasil belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Rully Kurniawati (2010) dengan judul

“Penerapan Project Based Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep

Aktivitas Ekonomi dalam Pembelajaran IPS SD Kelas IV SDN Bareng 5 Malang”

. memperoleh hasil sebagai berikut :

(1 ) Hasil belajar pemahaman konsep aktivitas ekonomi siswa kelas IV SDN

Bareng 5 Malang sebelum penerapan Project Based Learning (PBL)

yaitu kurang dari nilai ketuntasan minimal.

(2) Rancangan pembelajaran yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran dengan Project Based Learning (PBL) baik pada siklus I,

siklus II, dan siklus III dapat meningkatkan pemahaman konsep

aktivitas ekonomi siswa kelas IV SDN Bareng 5 Malang.

(3) Pembelajaran IPS dengan Project Based Learning (PBL) dapat berjalan

secara efektif dan lancar. Siswa terlihat antusias untuk mengikuti

pembelajaran, karena mereka berani untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya dan menanggapi pendapat kelompok lain yang

tidak sesuai dengan pendapat kelompoknya.

(4) Hasil belajar pemahaman konsep aktivitas ekonomi siswa kelas IV SDN

Bareng 5 Malang setelah penerapan Project Based Learning (PBL)

pada siklus I ke siklus selanjutnya mengalami peningkatan. Ini dapat

diketahui dari hasil rata-rata hasil tes belajar siswa pada siklus I yaitu

(71,7) sedang pada siklus II yaitu (75,0) sedang pada siklus III yaitu

(82,1) baik.

Kelebihan dari penelitian yang dilakukan oleh Rully Kurniawati

pembelajaran berbasis proyek (PBP) dapat meningkatkan pemahaman konsep

aktivitas ekonomi pada siswa kelas IV SDN Bareng 5 Malang akan tetapi

penelitian ini memiliki kekurangan yaitu belum adanya penjelasan tentang bentuk

rancangan pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep aktivitas

ekonomi.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

29

Penelitian lain juga dilakukan oleh Triwahyuningsih (2009) yang berjudul

“Penggunaan Model Project Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa dalam Memecahkan Soal-soal Cerita pada Mata Pelajaram

Matematika Kelas I di SDN Nguling 01 Kecamatan Nguling Kabupaten

Pasuruan”. Dalam memecahkan masalah soal-soal cerita mata pelajaran

matematika dilakukan dengan langkah-langkah: mengorientasikan siswa pada

masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing pemecahan masalah,

mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Penggunaan

model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SDN Nguling 01

Kecamatan Nguling. Hal ini terbukti bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa pada

pratindakan adalah 58 (cukup) dan pada siklus I rata-rata nilai hasil belajar siswa

meningkat menjadi 67,3 (baik). Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II

meningkat menjadi 80,3 (baik sekali) .

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Triwahyuningsih terdapat kelebiahn

yaitu Penggunaan Model Project Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam memecahkan soal-soal cerita, kelemahannya yaitu belum

dijelaskan tentang penyajian hasil karya seharusnya dalam penelitian ini di

berikan sedikit penjelasan tentang hasil karya yang disajikan untuk memecahkan

soal-soal cerita.

Penelitian yang dilakukan Fifin Indarwati (2010) yang berjudul penerapan

pembelajaran berbasis proyek (PBP) dipandu dengan group investigation (GI)

untuk meningkatkan motivasi, keterampilan proses, hasil belajar, dan respons

siswa kelas X-5 SMA Negeri I Purwosari. Hasil penelitiannya yang berhubungan

dengan hasil belajar menunjukan bahwa Persentase ketuntasan

belajar mengalami peningkatan sebesar 20% dari siklus I ke siklus II. Skor rata-

rata hasil tes siswa mengalami peningkatan sebesar 8,07. Dari hasil tersebut di

simpulkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis proyek (PBP) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan Fifin Indarwati ini kelebihannya yaitu dapat

meningkatkan motivasi, keterampilan proses, hasil belajar dan respons siswa akan

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

30

tetapi kelemahannya adalah penggunaan dua metode pada pembelajaran tidak

efektif dikarenakan kedua metode tersebut yaitu Pemeblajaran Berbasis Proyek

(PBP) dan Group Investigation (GI) memiliki kemiripan dalam langkah-langkah

hanya saja ada perbedaan dalam pemilihan topik sebaiknya fokus pada

penggunaan 1 metode saja agar pelangsanaannya lebih efektif.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Willy Syaiful Bachri (2010) yang

berjudul Upaya Meningkatkah Hasil Belajar dan Aktifitas Siswa Menggunakan

Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) Mata Pelajaran TIK dengan hasil

penelitian dari hasil observasi peneliti, aktivitas siswa sebelum melalui model

PBP hanya memperoleh skor 36,48%. Rata-rata aktivitas siswa meningkat setelah

melalui pendekatan model PBP, skor menjadi 76,40%. nilai rata-rata siswa dari

siklus pertama terus meningkat pada siklus ke-1 (pertama) untuk mata pelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan materi menu icon drawing dan

autoshape pada program pengolah kata dan gambar rata-rata nilai siswa 70,15

mencapai kategori tinggi, siklus ke-2 dengan skor nilai 73,63 mencapai kategori

tinggi dan siklus ke-3 dengan skor nilai 75,87 mencapai kategori tinggi. Jadi dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model Pembelajaran berbasis proyek

dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Pada mata pelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi dikelas VI.b SD Negeri Cibaduyut 2 Kota

Bandung.

Kelebihan dari penelitian yang dilakukan oleh Willy Syaiful Bachri adalah

penggunaan pembelajaran berbasis proyek (PBP) dapat meningkatkan hasil

belajar dan aktivitas siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi, kelemahan dari penelitian ini adalah belum tercantum persentase

peningkatan aktivitas siswa pada setiap siklusnya karena hanya dicantumkan skor

aktivitas sebelum dan sesudah digunakannya pembelajaran berbasis proyek

(PBP).

Beberapa penelitian sebelumnya relevan dengan penelitian yang dilakukan

oleh penulis karena sama-sama mengunakan pembelajaran bebasis proyek untuk

pemecahan masalah yaitu meningkatkan hasil belajar siswa, akan tetapi subyek

penelitian dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, subyek dari

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

31

penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah siswa kelas III SD Negeri

Jogoyitnan Wonosobo.

2.3 Kerangka Berpikir

Pembelajaran konvensional yang biasa dilakukan oleh guru menyebabkan

pembelajaran lebih berpusat pada guru karena cenderung menggunakan metode

ceramah. Keadaan ini menjadikan siswa tidak dapat mengembangkan potensi

berfikir pada dirinya karena siswa hanya mendapat informasi dari guru dan

aktifitas siswa lebih banyak mendengarkan dari pada melakukan aktifitas belajar

yang melibatkan semua aspek dalam dirinya (kognitif, afektif dan psikomotorik ).

Menurut Sri Anitah (2008: 2.5) belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses,

artinya dalam belajar akan terjadi proses melihat, membuat, mengamati,

menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak, dan latihan. Proses belajar

tersebut mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dialami siswa baik secara

kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada kurikulum 2006 siswa dituntut lebih aktif

dalam proses pembelajaran maka dari itu perlu dilakukannya pembelajaran

kontekstual untuk lebih mengaktifkan siswa dengan harapan penggunaan

pembelajaran kontekstual tersebut dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa,

untuk itu guru mencoba menggunakan pembelajaran berbasis proyek (PBP).

Pembelajaran berbasis proyek (PBP) adalah pembelajaran menggunakan masalah

sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan

baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Pada

pembelajaran berbasis proyek (PBP), siswa dilibatkan dalam memecahkan

permasalahan yang ditugaskan, mengizinkan siswa untuk aktif membangun dan

mengatur pembelajarannya, dan dapat menjadikan siswa yang realistis. Langkah-

langkah pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut :

1. Memaparkan judul/topik proyek yang akan dibahas

2. Tinjauan proyek dari berbagai kompetensi dasar yang hendak dicapai

3. Membagi siswa kedalam kelompok kecil (maksimal perkelompok 5

orang).

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

32

4. Siswa diminta untuk mencari data/bahan presentasi diberbagai sumber

misal buku, majalah, wawancara dengan orang dll.

5. Buat rubrik penilaiannya untuk menentukan matapelajaran yang di

integrasikannya.

6. Kelompok akan menyusun laporan sederhana tentang proyek yang

dilakukan.

7. Membuat batas waktu pengerjaan kapan dimulai dan kapan

mempresentasikannya.

8. Presentasi produk. Penilaian berdasarkan rubrik yang telah dibuat.

Pada penelitian ini dilakukan penilaian proyek dan tes formatif pada

pembelajaran untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Skor yang diperoleh dari penilaian tersebut akan menunjukan

peningkatan hasil belajar untuk itu diperlukan pemantapan tindakan dengan

mengulang kembali pembelajaran berbasis proyek (PBP) dengan harapan hasil

belajar pada tema kerajinan tangan kelas III SD Negeri Jogoyitnan Wonosobo

dapat meningkat secara optimal. Untuk lebih jelasnya maka disajikan hubungan

antara hasil belajar tematik tema kerajinan tangan dengan pembelajaran berbasis

proyek (PBP) pada gambar 2.1 berikut ini:

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

33

Ganbar 2.1

Hubungan Antara Hasil Belajar Tematik Tema Kerajinan Tangan Dengan

Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)

Membagi siswa menjadi 6

kelompok

Proses Belajar

Mengajar

Pembelajaran konvensional pembelajaran

berpusat pada guru

Siswa pasif

Hasil belajar <

KKM 65

Tinjauan proyek dari kompetensi

dasar pada tema kerajinan tangan

Membuat rubrik penilaian proyek

kliping dan kincir angin

Menyusun laporan proyek kliping

dan kincir angin

Siswa mengumpulkan data tentang proyek kliping dan kincir

angin yang dibuat

Menentukan batas waktu

pembuatan proyek

Presentasi produk yang dibuat

Tes Tertulis

Penilaian Hasil

Belajar

Penilaian Proses

Hasil Belajar ≥

KKM 65

Memaparkan judul proyek membuat kliping dan kincir angin

Pembelajaran Tematik Kelas III Tema Kerajinan Tangan dengan Pembelajaran

Berbasis Proyek (PBP)

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1054/3/T1_292010603_BAB II.pdfpembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi

34

2.4 Hipotesis Tindakan

Dari refleksi hasil kajian pustaka dan kerangka berpikir tersebut di atas

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Dengan menggunaan pembelajaran berbasis proyek (PBP) diduga dapat

meningkatkan hasil belajar tematik pada tema kerajinan tangan siswa kelas III SD

Negeri Jogoyitnan Wonosobo semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.