BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.ta.uns.ac.id · budaya Mesir ke Eropa dan menyebar ke berbagai...
Transcript of BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.ta.uns.ac.id · budaya Mesir ke Eropa dan menyebar ke berbagai...
9
BAB II
KAJIAN LITERATUR
2.1. DEFINISI PROYEK
2.1.1. Pengertian Judul
2.1.1.1. Nama Proyek
Desain Interior Beauty Training Center Dengan Konsep Natural di
Surakarta
2.1.1.2. Definisi Proyek
Desain
Desain adalah gagasan awal, rancangan, perencanaan pola
susunan, kerangka bentuk suatu bangunan, pola bangunan, corak
bangunan. (W.J.S Poerwadarminta. 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta)
Interior
Interior adalah bagian dalam gedung atau ruangan, tatanan
perabot atau hiasan di dalam ruang bagian dalam gedung. (W.J.S
Poerwadarminta. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.
Jakarta)
Beauty
Kecantikan adalah hal yang diidam-idamkan oleh manusia
terutama oleh para kaum hawa. Kecantikan adalah keelokan (wajah;
muka), kemolekan. (KBBI, 2002: 193)
10
Training
Pelatihan adalah suatu proses membantu orang lain dalam
memperoleh skill dan pengetahuan. (M.Saleh Marzuki, 1992: 5)
Center
Center / Pusat merupakan suatu tempat yang didominasi oleh
sesuatu aktifitas tertentu. (W.J.S Poerwadarminta. 1996. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta)
Natural
Bersifat alam; alamiah; 2 bebas dr pengaruh; bukan buatan; asli;
3 dapat dipakai untuk warna apa saja. (www.kbbi.co.id)
Surakarta
Surakarta adalah Kota yang terletak di Provinsi Jawa Tengah,
Indonesia. Sisi timur Kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam
salah satu lagu keroncong, Bengawan Solo. (Wikipedia)
Desain Interior Beauty Training Center adalah Perencanaan
dan perancangan interior yang mewadahi berbagi bentuk kegiatan
pelatihan kecantikan dalam satu tempat. Yang bertujuan menyediakan
berbagai fasilitas yang dapat memudahkan peserta didik atau masyarakat
untuk mengikuti kegiatan pelatihan kecantikan yang diinginkan, yang
bersifat informasi dan edukasi.
11
2.2. TINJAUAN UMUM BEAUTY/KECANTIKAN
2.2.1. Pengertian Beauty
Kecantikan atau keindahan adalah suatu kualitas yang
menggembirakan dan menyenangkan dalam rupa-rupa hal seperti corak,
warna, bentuk, rupa, suara, tingkah laku, sikap dan sebagainya. Dalam
KUBI Poerwodarminta dikatakan, “cantik berhubungan dengan keindahan
tubuh, tingkah laku dan perbuatan. Sedang kecantikan lebih menjurus pada
keindahan tubuh berkenaan dengan penampilan diri”.
Kategori cantik bagi perempuan ada dua yaitu: cantik dari luar dan
cantik dari dalam.
1) Kecantikan dari luar adalah kecantikan yang dilihat dari segi fisik.
Kecantikan ini bisa dibentuk dengan perawatan diri.
2) Kecantikan dari dalam adalah kecantikan yang terpancar dari sifat
wanita itu sendiri.
Kriteria cantik dalam suatu daerah berbeda-beda, cantik tidak harus
putih dan berhidung mancung. Pandangan seputar cantik terbentuk dari
orang yang melihat dan menilai. Kecantikan seorang perempuan tidak
muncul begitu saja, sehingga butuh perawatan untuk menjaga kecantikan.
Beberapa pengertian kecantikan:
1) Secara konvensional kecantikan adalah sesuatu hal yang identik dengan
tubuh perempuan. Knight Dunlap melalui Alfred Strom dalam American
Dissident Voices menyatakan bahwa definisi kecantikan seseorang
12
bervariasi dan berbeda antara ras yang satu dengan yang lain, sehingga
konsep kecantikan tidak dapat dibandingkan.
2) Cantik adalah kecantikan hakiki dan ideal, kecantikan yang bersumber
pada dimensi ilahi (hati).
3) Kecantikan bukan hanya cantik dari luar saja (dekoratif), tetapi juga dari
dalam (kebersihan dan kesehatan) mewujudkan kesehatan jasmani yang
selaras, serasi, seimbang. (B.R.A Mooryati Soedibyo)
2.2.2. Sejarah Kecantikan
Kecantikan telah ada sejak jaman Mesir, sekitar 4.500 tahun lalu,
pada Pyramid dan peninggalan raja jaman Mesir ditemukan artefak-artefak
yang menggambarkan hubungan kecantikan manusia dengan kepercayaan,
untuk menyembah dewa Rha orang memberi warna merah muda pada
rambutnya, untuk menyembah dewa angin rambut diberi warna biru. Warna
kuning emas untuk dewa kehidupan, Cleopatra VII adalah tokoh wanita
legendaris yang dikenal cantik dari Mesir.
Perdagangan menyebabkan tersebarnya pengetahuan kecantikan
masuk ke daratan Eropa pada awal abad 17 Masehi. Perdagangan membawa
budaya Mesir ke Eropa dan menyebar ke berbagai Negara Eropa, lewat
daratan Mesopotamia dan pelabuhan laut Yunani. Para ahli kecantikan
Prancis dan Inggris berjasa dalam meneliti kosmetika dan cara perawatan
kecantikan dari Mesir, maka dapat dimengerti mengapa negara Perancis dan
Inggris menjadi pusat kecantikan dunia sampai saat ini.
13
Di negara Prancis kecantikan berkembang pesat sesuai keadaan saat
itu. Leonardo G, penata kecantikan ratu Marie Antoniette tahun 1786,
berhasil menciptakan trend mode kecantikan untuk para bangsawan Eropa.
Saat revolusi Prancis bergejolak hubungan dagang Mesir dengan Prancis
terganggu, semua lambang kebesaran bangsawan dimusnahkan termasuk
kecantikan, dan diganti dengan simbul rakyat yang lebih sederhana, begitu
pula dengan kecantikan, masyarakat lebih memilih kegiatan kecantikan
dengan cara merawat diri dari pada merias diri.
Sementara di Indonesa era tahun 1800 kecantikan lebih dalam
bentuk perawatan diri bukan merias diri, sedangkan kosmetika yang
digunakan pada masa itu yaitu jamu atau rempah, yang merupakan bahan
herbal dan harus segar sewaktu digunakan. Kecantikan dalam bentuk merias
diri dikenal oleh bangsawan dari pendatang Persia, Arab, India, Cina, dan
mempengaruhi para bangsawan dalam memandang kecantikan sebagai
perawatan dan merias diri. Bangsawan yang terkenal cantik disejarah
Indonesia adalah Triana Tungga Dewi, dari kerajaan Kediri. Dewi Cempa,
dari kerajaan Sriwijaya. Era tahun 1900 sampai sekarang, perkembangan
kecantikan semakin pesat. Ilmu pengetahuan sangat membantu
perkembangan kosmetik, alat kecantikan, dan kecakapan kecantikan. Saat
ini Ilmu kecantikan dapat disejajarkan dengan ilmu yang lain, bahkan
fakultas kedokteran telah membuka program studi bedah kecantikan atau
14
bedah plastik, atau bedah rekonstruksi, yang dapat mengubah penampilan
seseorang lebih menarik.
2.2.3. Sudut Pandang Kecantikan
2.2.3.1. Segi Estetika
Kecantikan wanita sering dijadikan lambang keindahan yang
terwujud dari terpadunya keindahan lahir batin.
2.2.3.2. Segi kesehatan
Antara kesehatan dan kecantikan memiliki keterkaitan yang erat
karna seseorang yang memiliki kesehatan prima akan memancarkan
kecantikan yang sempurna. Kecantikan yang sehat seolah memancar
dari dalam, bersinar dari lubuk hati yang jujur, bersih dan terbuka.
2.2.3.3. Segi psikologi
Sudut pandang psikologis mengungkapkan bahwa daya tarik
wanita selain bentuk tubuh adapun daya tarik yang ada padanya yaitu
kepribadiannya. Sudah menjadi sifat wanita untuk suka bersolek, selain
itu keindahan akan menimbulkan kebahagiaan terhadap orang-orang di
sekitarnya.
2.2.4. Tujuan Kecantikan
2.2.4.1. Terhadap diri sendiri
Kecantikan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan
meningkatkan kecantikan yang dimiliki, serta mendukung penampilan
untuk tujuan pergaulan, alasan profesi maupun keindahan
15
2.2.4.2. Terhadap masyarakat / sosial budaya
Kecantikan berperan dalam pertunjukan kesenian atau upacara
adat atau menghidupkan peran seni yang dimainkan.
2.2.5. Fungsi Kecantikan
2.2.5.1. Kecantikan sebagai keindahan
Hal ini berkaitan dengan kehidupan seseorang dalam upaya
meningkatkan kecantikan dengan alasan profesi, pergaulan dan
emansipasi, karena keindahan yang ditimbulkan akan menjadikan
kegembiraan bagi orang-orang di sekitarnya.
2.2.5.2. Kecantikan sebagai keahlian
Pengetahuan kecantikan disini untuk meningkatkan keterampilan
yang bukan sekedar tahu atau bisa saja, tetapi benar-benar professional
sehingga dapat diamalkan untuk melayani orang lain atau masyarakat,
melalui:
1) Pelayanan langsung seperti salon kecantikan.
2) Memberikan pendidikan nonformal/khusus.
3) Memberikan workshop atau pertemuan mengenai kecantikan dan
permasalahannya.
2.2.5.3. Kecantikan berdasarkan sifatnya
Kecantikan berdasarkan sifat dibagi menjadi dua yaitu
kecantikan batiniah dan lahiriah. Kecantikan batiniah berhubungan
dengan batin, jiwa, moral dan budi pekerti. Kondisi jiwa yang sehat
16
akan mampu menampilkan kecantikan jiwa yaitu kepribadian yang
luhur. Sedangkan kecantikan lahiriah adalah kecantikan yang
berhubungan dengan kondisi kulit dan tubuh. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kecantikan tubuh adalah sebagai berikut:
1) Perawatan kecantikan secara alamiah
i. Perawatan diri dari dalam melalui pola makan sehat.
ii. Perawatan dari luar dengan perawatan terhadap kulit atau
badan melalui pemeliharaan kebersihan pribadi dan
lingkungan.
2) Perawatan kecantikan buatan
i. Tata rias muka.
ii. Tata rias rambut.
iii. Seni busana.
2.2.6. Kegiatan Kecantikan
2.2.6.1. Perawatan Rambut
Perawatan rambut merupakan cara untuk merawat rambut dan
kulit kepala agar sehat. Perawatan rambut juga bertujuan untuk
memperbaiki rambut yang rusak akibat faktor internal dan eksternal.
Faktor eksternal yaitu cuaca, perawatan yang tidak tepat, sinar matahari
serta polusi. Faktor internal yaitu kelelahan fisik dan jiwa, hormonal dan
kekurangan nutrisi yang menyebabkan berbagai masalah pada rambut
dan kulit kepala. Perawatan rambut meliputi Hair Spa, Hair Mask,
17
Creambath, dan segala hal yang membuat rambut memiliki penampilan
yang lebih baik dan indah.
Gambar 2.1 Salahsatu bentuk perawatan rambut
(Sumber: https://2.bp.blogspot.com/-, 3/11/2016)
2.2.6.2. Perawatan Kuku
Kuku merupakan bagian dari tubuh yang sangat diperhatikan
oleh wanita pada umumnya sehingga memerlukan perawatan khusus.
Perawatan kuku antara lain meliputi:
1) Manicure dan pedicure, yaitu membersihkan kuku tangan dan kaki
sehingga terlihat bersih dan indah. Manicure dan pedicure juga
dapat mengatasi bau tak sedap pada kaki, serta untuk merawat kulit
dan kuku pada kaki agar tetap halus.
2) Nail polish, yaitu mengecat kuku tangan dan kaki agar menjadi lebih
indah
3) Hand and foot mask, yaitu masker tangan dan kaki agar lebih lembut
4) Nail art, yaitu membuat gambar/lukisan pada kuku agar terlihat
lebih indah.
18
Gambar 2.2 Salahsatu bentuk perawatan kuku
(Sumber: http://cdn2.tstatic.net, 3/11/2016)
2.2.6.3. Facial
Facial adalah metode perawatan wajah yang bertujuan untuk
mengeluarkan kotoran dari dalam lapisan kulit dan melepaskan selsel
kulit mati, sehingga wajah terlihat berseri.
Gambar 2.3 Facial
(Sumber: 2.wp.com/skin.co.id, 3/11/2016)
2.2.6.4. Tata Rias Wajah (makeup)
Tata rias wajah adalah kegiatan mengubah penampilan dari
bentuk asli sebenarnya dengan bantuan bahan dan alat kosmetik. Istilah
19
makeup lebih sering ditujukan kepada pengubahan bentuk wajah,
meskipun sebenarnya seluruh tubuh bisa dihias (makeup).
Gambar 2.4 Makeup
(Sumber: https://daftarmembersekarang.files.wordpress.com, 3/11/2016)
2.2.7. Definisi dan Pengetian Kecantikan di Beberapa Negara
2.2.7.1. Jepang
Di Jepang, kulit adalah kunci dari kecantikan. Wanita di Jepang
mempunyai kulit lembut & cantik tanpa bekas, terutama di wajah
mereka. Hal ini disebabkan karena wanita Jepang suka mengkonsumsi
makanan & minuman yang mengandung collagen. Di Jepang, collagen
sangat mudah ditemukan di supermarket, bahkan sudah banyak
restaurant yang menyediakan makanan yang mengandung collagen.
Tujuan mereka mengkonsumsi collagen adalah agar kulit mereka tetap
halus, karena collagen adalah protein utama yang menyusun 75% area
kulit dan berfungsi memberikan kekuatan dan kehalusan pada kulit.
20
Kulit wanita di Jepang memang halus, tapi tetap saja belum
terasa lengkap tanpa rambut yang lurus, karena rambut lurus di Jepang
juga dianggap cantik, dan kebanyakan rambut-rambut wanita Jepang itu
memang lurus-lurus. Rambut lurus memang diibaratkan dengan gadis
cantik di Jepang.
Gambar 2.5 Sosok wanita Jepang
(Sumber: https://japanesestation.com/, 11/3/2016)
2.2.7.2. Taboo
Di Burma dan Thailand, anggota dari suku Kayan memulai ritual
kecantikan mereka dari muda. Pada saat umur 5 tahun, mereka sudah
memakai gelang berbentuk melingkar di sekitar lehernya. Gelang leher
tersebut terus ditambahkan seiring dengan pertumbuhan mereka, dan hal
tersebut membuat leher mereka semakin panjang seperti layaknya leher
jerapah. Bagi mereka, leher yang panjang dengan gelang yang bersinar
adalah tanda kedudukan dan keagungan mereka. Berat gelang leher
tersebut bisa mencapai 22 pounds atau sekitar 10,5 kilo.
21
Gambar 2.6 Sosok wanita Taboo
(Sumber: http://www.seasite.niu.edu, 11/3/2016)
2.2.7.3. India
Wanita di India mencampur turmeric, lemon, dan honey untuk
dioleskan ke kulit mereka, pada hari-hari perayaan seperti pernikahan
atau acara keluarga. Mereka selalu memakai perhiasan, dan baju yang
berwarna terang serta tanda merah di dahi mereka pada saat-saat
tertentu. Tanda merah di dahi mereka biasa disebut kumkum dan mereka
berpikir hal tersebut membuat mereka semakin menarik.
Hampir di seluruh dunia tahu, bahwa wanita di India memiliki
kulit & rambut yang indah. Para wanita di India mengorbankan rambut
mereka untuk upacara keagamaan Hindu, dan mereka percaya bahwa
dewa mereka sangat suka rambut. Seorang ahli penata rambut
mengatakan bahwa kualitas yang paling bagus mutunya adalah rambut
orang India.
22
Gambar 2.7 Sosok wanita India
(Sumber: http://www.seasite.niu.edu, 11/3/2016)
2.2.7.4. Iran
Bagi wanita di Iran, kecantikan adalah memiliki hidung mancung
yang mungil. Para wanita di Iran sangat suka dengan hidung mungil nan
indah, karena para wanita di Iran biasanya memakai pakaian yang
menutupi tubuhnya dari ujung rambut hingga kaki, kecuali wajah.
Namun sesungguhnya kebanyakan wanita di Iran memiliki hidung yang
besar, dan oleh karena itu, mereka rela melakukan segala cara untuk
memperbaiki hidung mereka. Biasanya mereka melakukan operasi untuk
memperindah hidung mereka. Karena itu, negara Iran menjadi negara
dengan jumlah operasi hidung terbanyak di dunia. Ternyata selain untuk
kecantikan, operasi mereka juga menentukan status atau kedudukan.
2.2.7.5. Brazil
Brazil adalah negara pengkonsumsi pil diet terbesar di dunia,
karena para wanita di Brazil ingin mempunyai tubuh yang langsing.
Selain memakan pill diet, para wanita Brazil juga suka fitness dan
23
melakukan operasi. Seperti halnya wanita-wanita di Iran yang suka
melakukan operasi hidung, wanita-wanita di Brazil juga sering
melakukan operasi plastik. Operasi plastik di Brazil adalah operasi
plastik terbanyak di dunia, sampai-sampai banyak majalah di Brazil
yang khusus membahas tentang operasi plastik. Operasi dan kecantikan
memang sangat penting di Brazil, para wanita Brazil menghabiskan 3/4
gajinya hanya untuk perawatan kecantikan.
2.2.7.6. Indonesia
Rahasia Kecantikan di Indonesia adalah langsing. Di Indonesia
terdapat metode melangsingkan badan pasca hamil dengan memakai
stagen. Stagen dililitkan di tubuh, untuk menekan perut dan pinggang
yang besar setelah hamil. Memakai stagen membuat sang pemakai
sedikit merasa sakit, karena tekanan yang diberikan stagen cukup keras.
2.2.7.7. Ethiopia
Di Ethiopia, cantik itu adalah bekas luka cakar. Luka bekas di
Ethiopia bukanlah luka yang tidak disengaja, justru mereka sengaja
membuatnya sendiri dengan cara menyayat perut mereka. Mereka
berpendapat bahwa luka tersebut dapat memuaskan lelaki, dan semakin
banyak luka, maka semakin cantik. Biasanya luka cakar tersebut dibuat
sejak mereka masih kanak-kanak.
24
Gambar 2.8 Sosok wanita Ethiopia
(Sumber: https://1.bp.blogspot.com/, 11/3/2016)
2.2.7.8. France
Di Paris, cantik adalah langsing, anggun, cantik, dan berkelas. Di
Paris, para wanita menghabiskan banyak waktunya untuk perawatan
kecantikan. Karena wanita Paris langsing-langsing, mereka hanya
menyediakan baju dengan ukuran 12 untuk wanita. Anehnya, menurut
mereka, umur 60 tahun adalah saat wanita Paris paling cantik.
Gambar 2.9 Sosok wanita Perancis
(Sumber: http://www.seasite.niu.edu, 11/3/2016)
25
2.2.7.9. Mauritania
Hampir di semua negara menganggap cantik itu ibarat dengan
langsing, tapi di negara bagian Afrika barat, Big is Beautiful. Mauritania
negara berpasir yang terletak di sebelah barat laut Afrika. Arti
kecantikan sangat berlawanan di Mauritania, dimana besar itu lebih baik
(Sexy) dari pada langsing. (Sumber: www.seasite.niu.edu, 11/3/2016)
Gambar 2.10 Sosok wanita Mauritania
(Sumber: http://www.seasite.niu.edu, 11/3/2016)
2.3. TINJAUAN UMUM TRAINING/PELATIHAN
2.3.1. Tujuan dan Proses Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
kejuruan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi
pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi
26
lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan
kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar
kebudayaan melewati generasi.
2.3.1.1. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang
baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Pendidikan
memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan
pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap
kegiatan pendidikan.
Tujuan pelatihan menurut Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana
(1998: 223) adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap karyawan serta meningkatkan kualitas dan produktivitas organisasi
secara keseluruhan, dengan kata lain tujuan pelatihan adalah
meningkatkan kinerja dan pada gilirannya akan meningkatkan daya
saing. Moekijat (1993: 2) menjelaskan tujuan umum pelatihan sebagai
berikut:
1) Untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif.
2) Untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan secara rasional.
27
3) Untuk mengembangkan sikap sehingga menimbulkan kemauan
kerjasama dengan teman-teman pegawai dan dengan manajemen
atau pimpinan.
2.3.1.2. Proses pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap
komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan
pendidikan, kualitas proses pendidikan mengarah pada dua sisi, yaitu:
kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya, pengelolaan proses
pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan
utama pemgelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar
dan pengalaman belajar yang optimal.
2.3.2. Sistem Pendidikan Nasional
Pelaksanaan Pendidikan Nasional berlandaskan kepada Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan
Nasional berfungsi untuk megembangkan kemampuan dan membentuk
watak dan peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Jalur Pendidikan dalam Sistem Pendidikan Nasional upaya yang
dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses
28
pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Jalur Pendidikan terdiri
atas.
2.3.2.1. Pendidikan Formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan
di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai
jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan
menengah, sampai pendidikan tinggi.
Gambar 2.11 Contoh pendidikan formal (sekolah)
(Sumber: https://pdakudus.files.wordpress.com, 6/11/2016)
2.3.2.2. Pendidikan Non Formal
Pendidikan Non Formal diselenggarakan bagi warga masyarakat
yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan Non Formal
berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan kejuruan fungsional serta pengembangan
sikap dan kepribadian professional.
1) Pendidikan Non Formal meliputi:
29
i. Pendidikan Kecakapan Hidup
ii. Pendidikan Anak Usia Dini
iii. Pendidikan Kepemudaan
iv. Pendidikan Pemberdayaan Perempuan
v. Pendidikan Keaksaraan
vi. Pendidikan Kejuruan dan Pelatihan Kerja
vii. Pendidikan Kesetaraan
viii. Pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik.
2) Satuan Pendidikan Non Formal:
i. Lembaga Kursus
ii. Lembaga Pelatihan
iii. Kelompok Belajar
iv. Pusat kegiatan belajar masyarakat
v. Majelis taklim serta pendidikan yang sejenis
Gambar 2.12 Contoh pendidikan nonformal (kursus)
(Sumber: https://pdakudus.files.wordpress.com, 6/11/2016)
30
2.3.2.3. Pendidikan Informal
Pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan
lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan
informal diakui setara dengan pendidikan formal dan non formal setelah
peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
2.3.3. Pengertian dan Batasan Pelatihan
1) Pelatihan merupakan suatu proses belajar mengajar terhadap
pengetahuan dan keterampilan tertentu serta sikap agar peserta semakin
terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin
baik, sesuai dengan standar. (Tanjung, 2003)
2) Mendefinisikan pelatihan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan,
mengubah perilaku dan mengembangkan keterampilan. (Kirkpatrick,
1994)
3) Mengubah pola perilaku, karena dengan pelatihan maka akhirnya akan
menimbulkan perubahan perilaku. Pelatihan adalah bagian dari
pendidikan yang menyangkut proses belajar, berguna untuk memperoleh
dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku,
dalam waktu relatif singkat dan metodenya mengutamakan praktek dari
pada teori. (Strauss dan Syaless, Notoatmodjo, 1998)
4) Proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan cara dan prosedur
yang sistematis dan terorganisir. Para peserta pelatihan akan
31
mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang sifatnya praktis untuk
tujuan tertentu. (Sikula, Sumantri, 2000: 2)
5) Pelatihan adalah proses sistematis mengubah tingkah laku pegawai
untuk mencapai tujuan organisasi. Pelatihan berkaitan dengan keahlian
dan kemampuan pegawai dalam melaksanakan pekerjaan saat ini.
Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan membantu pegawai untuk
mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar berhasil melaksanakan
pekerjaan. (Veithzal Rivai, 2004: 226)
GBHN 1988 (BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan
tentang pendidikan nasional sebagai berikut: pendidikan nasional yang
berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pancasila
serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk meningkatkan
kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
2.3.4. Metode Pelatihan
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan suatu
pelatihan adalah pemilihan metode pelatihan yang tepat. Pemilihan metode
belajar dapat diidentifikasikan melalui besarnya kelompok peserta.
Membagi metode pendidikan menjadi tiga yakni metode pendidikan
individu, kelompok, dan masa. Pemilihan metode pelatihan tergantung pada
tujuan, kemampuan pelatih/pengajar, besar kelompok sasaran, kapan/waktu
pengajaran berlangsung dan fasilitas yang tersedia. (Notoatmodjo, 1993)
32
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1991), jenis-
jenis metode yang digunakan dalam pelatihan antara lain: ceramah,
tanyajawab, diskusi kelompok, kelompok studi kecil, bermain peran, studi
kasus, curah pendapat, penugasan, permainan, simulasi dan praktek
lapangan. Depkes (1993) menunjukkan bahwa untuk mengubah komponen
perilaku perlu dipilih metode yang tepat. Metode untuk mengubah
pengetahuan dapat digunakan metode ceramah, tugas, baca, panel dan
konseling. Sedangkan untuk mengubah sikap dapat digunakan metode curah
pendapat, diskusi kelompok, tanyajawab serta pameran. Metode pelatihan
demonstrasi dan bengkel kerja lebih tepat untuk mengubah keterampilan.
2.3.5. Manfaat Pelatihan
2.3.5.1. Menurut Robinson (M. Saleh Marzuki, 1992: 28)
Mengemukakan manfaat pelatihan sebagai berikut:
1) Pelatihan sebagai alat untuk memperbaiki penampilan atau
kemampuan individu atau kelompok dengan harapan memperbaiki
performance organisasi.
2) Keterampilan tertentu diajarkan agar karyawan dapat melaksanakan
tugas tugas sesuai dengan standar yang diinginkan.
3) Pelatihan juga dapat memperbaiki sikap-sikap terhadap pekerjaan,
terhadap pimpinan atau karyawan.
4) Manfaat lain daripada pelatihan adalah memperbaiki standar
keselamatan.
33
2.3.5.2. Menurut Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1998: 215)
Pelatihan juga dapat memberikan manfaat sebagai berikut: Mengurangi
kesalahan produksi; meningkatkan produktivitas; meningkatkan
kualitas; meningkatkan fleksibilitas karyawan; respon yang lebih baik
terhadap perubahan; meningkatkan komunikasi; kerjasama tim yang
lebih baik, dan hubungan karyawan yang lebih harmonis.
2.3.5.3. Menurut Henry Simamora (1997: 346-349)
Tujuan-tujuan utama pelatihan, pada intinya dapat dikelompokkan ke
dalam lima bidang diantaranya memperbaiki kinerja. Sedangkan
manfaat pelatihan diantaranya meningkatkan kuantitas dan kualitas
produktivitas.
Jadi pengertian, tujuan dan manfaat pelatihan secara hakiki
merupakan manifestasi kegiatan pelatihan. Dalam pelatihan pada
prinsipnya ada kegiatan proses pembelajaran baik teori maupun praktek,
bertujuan meningkatkan dan mengembangkan kompetensi atau
kemampuan akademik, sosial dan pribadi dibidang pengetahuan,
keterampilan dan sikap, serta bermanfaat bagi peserta pelatihan dalam
meningkatkan kinerja pada tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya.
2.3.6. Dasar Hukum Lembaga Pelatihan
1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
34
2) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
3) Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
4) Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia.
5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 131 Tahun 2014
tentang Standar Kompetensi Lulusan Kursus dan Pelatihan.
6) Pedoman Penyusunan Kurikulum Kursus dan Pelatihan Tahun 2014.
7) Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Non formal dan Informal Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan 2015.
2.3.7. Pengembangan Program Pelatihan
Dalam pengembangan program pelatihan, agar pelatihan dapat
bermanfaat dan mendatangkan keuntungan diperlukan tahapan atau
langkah-langkah yang sistematik. Secara umum ada tiga tahap pada
pelatihan yaitu tahap penilaian kebutuhan, tahap pelaksanaan pelatihan dan
tahap evaluasi. Atau dengan istilah lain ada fase perencanaan pelatihan, fase
pelaksanaan pelatihan, dan fase pasca pelatihan.
Dari tiga tahap atau fase tersebut, mengandung langkah-langkah
pengembangan program pelatihan. Langkah-langkah yang umum digunakan
35
dalam pengembangan program pelatihan, seperti dikemukakan oleh William
B. Werther (Simamora, 1997: 360) pada prinsipnya meliputi:
1) Need assessment
Penilaian kebutuhan (need assessment) pelatihan merupakan
langkah yang paling penting dalam pengembangan program pelatihan.
Langkah penilaian kebutuhan ini merupakan landasan yang sangat
menentukan pada langkah-langkah berikutnya. Kekurang akuratan atau
kesalahan dalam penilaian kebutuhan dapat berakibat fatal pada
pelaksanaan pelatihan. Dalam penilaian kebutuhan dapat digunakan tiga
tingkat analisis yaitu analisis pada tingkat organisasi, analisis pada
tingkat program atau operasi dan analisis pada tingkat individu.
Sedangkan teknik penilaian kebutuhan dapat digunakan analisis kinerja,
analisis kemampuan, analisis tugas maupun survei kebutuhan (need
survey).
2) Training and development objective
Perumusan tujuan pelatihan dan pengembangan (training and
development objective) hendaknya berdasarkan kebutuhan pelatihan
yang telah ditentukan. Perumusan tujuan dalam bentuk uraian tingkah
laku yang diharapkan dan pada kondisi tertentu. Pernyataan tujuan ini
akan menjadi standar kinerja yang harus diwujudkan serta merupakan
alat untuk mengukur tingkat keberhasilan program pelatihan.
36
3) Program content
Isi program (program content) merupakan perwujudan dari hasil
penilaian kebutuhan dan materi atau bahan, guna mencapai tujuan
pelatihan. Isi program ini berisi keahlian (keterampilan), pengetahuan
dan sikap yang merupakan pengalaman belajar pada pelatihan yang
diharapkan dapat menciptakan perubahan tingkah laku. Pengalaman
belajar dan atau materi pada pelatihan harus relevan dengan kebutuhan
peserta maupun lembaga tempat kerja.
4) Learning principles
Prinsip-prinsip belajar (learning principles) yang efektif adalah
yang memiliki kesesuaian antara metode dengan gaya belajar peserta
pelatihan dan tipe-tipe pekerjaan, yang membutuhkan. Pada dasarnya
prinsip belajar yang layak dipertimbangkan untuk diterapkan berkisar
lima hal yaitu partisipasi, reputasi, relevansi, pengalihan, dan umpan
balik (Sondang P. Siagian, 2002: 190). Dengan prinsip partisipasi pada
umumnya proses belajar berlangsung dengan lebih cepat dan
pengetahuan yang diperoleh diingat lebih lama. Prinsip reputasi
(pengulangan) akan membantu peserta pelatihan untuk mengingat dan
memanfaatkan pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki. Prinsip
relevansi, yakni kegiatan pembelajaran akan lebih efektif apabila bahan
yang dipelajari mempunyai relevansi dan makna kongkrit dengan
kebutuhan peserta pelatihan. Prinsip pengalihan dimaksudkan
37
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam kegiatan belajar
mengajar dengan mudah dapat dialihkan pada situasi nyata (dapat
dipraktekkan pada pekerjaan). Dan prinsip umpan balik akan
membangkitkan motivasi peserta pelatihan karena mereka tahu
kemajuan dan perkembangan belajarnya.
5) Actual program
Pelaksanaan program (actual program) pelatihan pada
prinsipnya sangat situasional sifatnya. Artinya dengan penekanan pada
perhitungan kebutuhan organisasi dan peserta pelatihan, penggunaan
prinsip-prinsip belajar dapat berbeda intensitasnya, sehingga tercermin
pada penggunaan pendekatan, metode dan teknik tertentu dalam
pelaksanaan proses pelatihan.
6) Skill knowledge ability of works
Keahlian, pengetahuan, dan kemampuan pekerja (skill
knowledge ability of workers) sebagai peserta pelatihan merupakan
pengalaman belajar (hasil) dari suatu program pelatihan yang diikuti.
Pelatihan dikatakan efektif, apabila hasil pelatihan sesuai dengan tugas
peserta pelatihan dan bermanfaat pada tugas pekerjaan.
7) Evaluation
Langkah terakhir dari pengembangan program pelatihan adalah
evaluasi (evaluation) pelatihan Pelaksanaan program pelatihan
dikatakan berhasil apabila dalam diri peserta pelatihan terjadi suatu
38
proses transformasi pengalaman belajar pada bidang pekerjaan. Sondang
P. Siagian menegaskan proses transformasi dinyatakan berlangsung
dengan baik apabila terjadi paling sedikit dua hal yaitu peningkatan
kemampuan dalam melaksanakan tugas dan perubahan perilaku yang
tercermin pada sikap, disiplin dan etos kerja (2002: 202). Selanjutnya
untuk mengetahui terjadi tidaknya perubahan tersebut dilakukan
penilaian. Dan untuk mengukur keberhasilan tidaknya yang dinilai tidak
hanya segi-segi teknis saja. Akan tetapi juga segi perilaku (2002: 202).
Dan untuk evaluasi diperlukan kriteria evaluasi yang dibuat berdasarkan
tujuan program pelatihan dan pengembangan.
Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan Simamora yang
menyebutkan delapan langkah pelatihan yaitu:
i. Tahap penilaian kebutuhan dan sumber daya untuk pelatihan
ii. Mengidentifikasi sasaran-sasaran pelatihan
iii. Menyusun kriteria
iv. Pre-tes terhadap pemagang
v. Memilih teknik pelatihan dan prinsip-prinsip proses belajar
vi. Melaksanakan pelatihan
vii. Memantau pelatihan
viii. Membandingkan hasil-hasil pelatihan terhadap kriteria-kriteria
yang digunakan
39
2.3.8. Lembaga Pedidikan Kejuruan
Pendidikan Kejuruan dan kecakapan hidup, merupakan pendidikan
vokasi yang lebih berat kepada penguasaan kompetensi untuk membuka
peluang bekerja bagi semua peserta yang mempunyai minat dibidang
tertentu, baik untuk bekerja pada suatu program dan atau satuan ataupun
membuka usaha mandiri. Keberadaan program dan atau satuan ini sangat
berarti dalam mengatasi masalah kemiskinan serta kecilnya peluang
lapangan kerja formal yang ada. Kelenturannya dalam menerima calon
peserta didik memberikan peluang bagi semua orang dan kelompok umur
untuk dapat memilih bidang yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter
orang yang berbeda, maupun kekuatan finansial.
Kebijakan umum pemerintah dalam pendidikan non formal untuk
Pendidikan Kursus dan Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) ingin
melaksanakan dua hal strategis dengan maksud agar kegiatan mereka efektif
dan bermanfaat bagi peserta didik pendidikan non formal, yaitu:
1) mendorong program dan atau satuan PNF berwenang untuk
mengembangkan standardisasi, akreditasi, dan sertifikasi serta
penguatan kemampuan program dan atau satuan pendidikan non formal,
melalui “benchmarking” dengan standar internasional, nasional dan
peningkatan mutu program dan atau satuan kursus di pedesaan serta
mengembangkan mekanisme alih kredit dari satuan pendidikan non
formal terutama satuan dan atau program kursus ke pendidikan formal.
40
2) Mengupayakan perluasan peserta didik yang orangtuanya miskin dan
orang dewasa miskin dan atau pengangguran, agar dapat memperoleh
kompetensi yang dapat dijadikan modal untuk usaha mandiri atau
bekerja. Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang
memerlukan bekal pengetahuan, kejuruan, kecakapan hidup dan sikap
untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, mandiri,
dan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
3) Melibatkan seluruh komponen pendidikan khususnya satuan-satuan
pendidikan non formal yang meliputi: Lembaga Pelatihan Kursus
(LPK), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi Perempuan,
Lembaga Pengembangan/Pemberdayaan Terpadu Masyarakat (LPTM),
Organisasi Sosial (Orsos), Organisasi Kemasyarakatan (Ormas). Selain
itu, juga melibatkan satuan pendidikan formal seperti Sekolah
Ketrampilan, Politeknik, Lembaga Pengabdian Masyarakat Perguruan
Tinggi (LPM-PT) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
4) Membangun jaringan kerja dengan stakeholder pendidikan untuk
pengembangan kursus dari kalangan dunia usaha/industri (DUDI).
2.4. TINJAUAN UMUM KONSEP NATURAL
2.4.1. Pengertian Natural
Natural adalah alami, istilah natural sendiri dalam bahasa Inggris
merupakan suatu adjective (kata sifat) yang berarti non artificial or
41
manmade. Pengertian natural pada desain interior adalah desain yang
bernuansa alami. Material yang digunakan adalah kayu, bambu, batu alam,
tanah, dan lain sebagainya. Material alam tersebut akan diaplikasikan pada
element interior, element pembentuk ruang dan arsitektural bangunan.
2.4.2. Karakteristik Konsep Natural
Desain natural adalah sebuah konsep yang tentunya menggunakan
elemen-elemen bangunan yang mengandung unsur alam atau menghadirkan
unsur-unsur alam. Untuk menghadirkan sebuah konsep desain natural yaitu
dengan banyak memberikan udara segar dan pemandangan yang indah,
kemudian juga harus diimbangi dengan adanya pola pencahayaan yang
alami. Penggunaan pintu kaca atau jendela yang lebih lebar dapat
memaksimalkan tampilan luar dan memberikan pencahayaan yang lebih
alami masuk kedalam ruangan.
Sebuah tema interior dapat dihadirkan melalui paduan material dan
warna yang tepat begitu pula saat ingin menghadirkan nuansa natural untuk
interior. Pemilihan warna coklat yang dipadukan dengan material kayu
mampu menghadirkan nuansa natural yang kuat. Material kayu dapat
diaplikasikan pada beragam elemen interior mulai dari elemen plafon, panel
dinding, partisi hingga furnitur seperti meja, kursi, lemari. Penataan interior
untuk yang bernuansa natural selau identik dengan warna hijau yang
menjadi representasi alam. Namun tak harus hijau, warna coklat yang
identik dengan material kayu juga mampu menghadirkan nuansa natural
42
terlebih lagi jika permukaan kayu diberi finishing vernis ataupun melamik.
(Sumber: www.desainrumaharsitek77.com, 10/1/2017)
Bagi kebanyaan individu, suasana alam selalu dapat memberikan
ketenangan. Gaya natural atau alami memiliki banyak interpretasi dan
perwujudan yang disesuaikan dengan tingkat kepekaan dan selera kita
dalam mengaplikasikannya. Apabila gaya ini bisa diwujudkan tidak saja
dalam level visual, tapi juga dalam cara atau gaya hidup si pengguna ruang.
Untuk level visual, gaya alam bisa diaplikasikan dengan penggunaan
material atau bahan yang berasal dari alam, misalnya eceng gondok, rotan,
sabuk kelapa, kayu, batu, dan sebagainya. (Sumber: ragam gaya interior:
82)
Selain menghadirkan konsep desain natural dengan menggunakan
material seperti kayu, bambu, dan batu alam, juga dapat terlihat dari segi
warna, seperti warna coklat muda, coklat tua, orange, abu-abu. Penggunaan
permukaan material apaadannya, yang akan didukung oleh estetika desain
yang akan memberikan kenindahan pada interior tersebut.
Nuansa ruang yang hangat merupakan salah satu penyebab penghuni
suatu ruangan merasa nyaman berada didalamnya. Suasana ini identik
dengan hal yang menyenangkan dan jauh dari rasa muram. Interior yang
hadir dari keinginan untuk menciptakan suasana yang menyenangkan.
Warna hangat dari material kayu juga dapat dihadirkan melalui furniture
atau penggunaan kusen daun pintu dan jendela. Selain itu faktor
43
pencahayaan memiliki pengaruh yang besar, terlebih dalam pencahayaan
yang bersifat alami. (Sumber: interior rumah mungil: 92)
2.5. TINJAUAN UMUM KOTA SURAKARTA
2.5.1. Keadaan Geografis
Kota Surakarta terletak di antara 110 45` 15" - 110 45` 35" Bujur
Timur dan 70` 36" - 70` 56" Lintang Selatan dan berbatasan
dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara,
Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan
barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan.
Gambar 2.13 Peta lokasi Surakarta
(Sumber: www.id.wikipedia.org, 04/10/2016)
44
Surakarta terletak di dataran rendah diketinggian 105 m dpl dan di
pusat kota 95 m dpl, dengan luas 44,1 km2 (0,14 % luas Jawa Tengah).
Surakarta berada sekitar 65 km timur laut Yogyakarta, 100 km
tenggara Semarang dan 260 km barat daya Surabaya serta dikelilingi
oleh Gunung Merbabu (tinggi 3145 m) dan Merapi (tinggi 2930 m) di
bagian barat, dan Gunung Lawu (tinggi 3265 m) di bagian timur. Agak jauh
di selatan terbentang Pegunungan Sewu.
Menurut klasifikasi iklim Koppen, Surakarta memiliki
iklim muson tropis. Sama seperti kota-kota lain di Indonesia, musim hujan
di Solo dimulai bulan Oktober hingga Maret, dan musim kemarau bulan
April hingga September. Rata-rata curah hujan di Solo adalah 2.200 mm,
dan bulan paling tinggi curah hujannya adalah Desember, Januari, dan
Februari. Suhu udara relatif konsisten sepanjang tahun, dengan suhu rata-
rata 30 derajat Celsius. Suhu udara tertinggi adalah 32,5 derajat Celsius,
sedangkan terenda adalah 21,0 derajat Celsius. Rata-rata tekanan udara
adalah 1010,9 MBS dengan kelembaban udara 75%. Kecepatan angin 4
Knot dengan arah angin 240 derajat.
Gambar 2.14 Data Iklim Surakarta (Sumber: www.id.wikipedia.org, 04/10/2016)
45
2.5.2. Kependudukan
Salah satu sensus paling awal yang dilakukan di
wilayah Karesidenan Surakarta (Residentie Soerakarta) pada
tahun 1885 mencatat terdapat 1.053.985 penduduk, termasuk 2.694 orang
Eropa dan 7.543 orang Tionghoa. Wilayah seluas 5.677 km² tersebut
memiliki kepadatan 186 penduduk/km². Ibukota karesidenan tersebut sendiri
pada tahun 1880 memiliki 124.041 penduduk.
Jumlah penduduk kota Surakarta pada tahun 2010 adalah 503.421
jiwa, terdiri dari 270.721 laki-laki dan 281.821 wanita, yang tersebar di lima
kecamatan yang meliputi 51 kelurahan dengan daerah seluas 44,1 km2.
Perbandingan kelaminnya 96,06% yang berarti setiap 100 orang wanita
terdapat 96 orang laki-laki. Angka ketergantungan penduduknya sebesar
66%. Catatan dari tahun 1880 memberikan cacah penduduk 124.041 jiwa.
Pertumbuhan penduduk dalam kurung 10 tahun terakhir berkisar 0,565 %
per tahun. Tingkat kepadatan penduduk di Surakarta adalah 11.370
jiwa/km2, yang merupakan kepadatan tertinggi di Jawa Tengah (kepadatan
Jawa Tengah hanya 992 jiwa/km2).
Jika dibandingkan dengan kota lain di Indonesia, kota Surakarta
merupakan kota terpadat di Jawa Tengah dan ke-8 terpadat di Indonesia,
dengan luas wilayah ke-13 terkecil, dan populasi terbanyak ke-22 dari 93
kota otonom dan 5 kota administratif di Indonesia.
46
Gambar 2.15 Data Kecamatan Surakarta
(Sumber: www.id.wikipedia.org, 04/10/2016)
Kecamatan terpadat di Surakarta adalah Pasar Kliwon, yang luasnya
hanya sepersepuluh luas keseluruhan Surakarta, sedangkan Laweyan
merupakan kecamatan dengan kepadatan terendah. Laju pertumbuhan
penduduk Surakarta selama 2000-2010 adalah 0,25%, jauh di bawah laju
pertumbuhan penduduk Jawa Tengah sebesar 0,46%. Jika wilayah
penyangga Surakarta juga digabungkan secara keseluruhan (Solo Raya:
Surakarta, Kartasura, Colomadu, Ngemplak, Baki, Grogol, Palur), maka
luasnya adalah 130 km². Penduduknya lebih dari 800.000 jiwa.
2.6. TINJUAN PERANCANGAN INTERIOR BEAUTY TRAINING CENTER
2.6.1. Fasilitas dan Besaran Ruang
2.6.1.1. Tinjauan Lobby
Lobby atau reception area adalah ruang untuk menerima tamu
sebelum dipersilahkan duduk di ruang tunggu. (Delbert J. Duncan).
Reception berada di ruang paling depan setelah pintu masuk.
Fungsi Lobby dapat dibedakan menjadi 2, yakni umum dan
khusus. Fungsi Umum sebagai tempat atau wadah seluruh karyawan
47
kantor dalam melaksanakan tugas mengurus serta mengelola segala
macam yang berhubungan dengan management di perusahaan tersebut.
Fungsi Khusus sebagai wadah dari pihak perusahaan untuk penerimaan
awal pengunjung. Tempat informasi dan melayani segala macam
keperluan dari pengunjung, tempat bertemu janji. Fasilitas lobby sebagai
area tempat duduk, area komunikasi, area resepsionis. Lokasi dari
resepsionis harus dapat melihat dan mengontrol arah masuk pengunjung.
2.6.1.2. Fasilitas Sekolah
Salah satu aspek yang seharusnya mendapat perhatian utama
oleh setiap pengelola pendidikan adalah mengenai fasilitas pendidikan.
Sarana pendidikan umumnya mencakup semua fasilitas yang secara
langsung dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan,
seperti: Gedung, ruangan belajar/kelas, alat-alat atau media pendidikan,
meja, kursi, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan
fasilitas/prasarana adalah yang secara tidak langsung menunjang
jalannya proses pendidikan, seperti: halaman, kebun/taman sekolah,
jalan menuju ke sekolah.
Fasilitas pendidikan pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam
empat kelompok yaitu tanah, bangunan, perlengkapan, dan perabot
sekolah (site, building, equipment, and furniture). Agar semua fasilitas
tersebut memberikan kontribusi yang berarti pada jalannya proses
pendidikan, hendaknya dikelola dengan baik. Manajemen yang
dimaksud meliputi: (1) Perencanaan, (2) Pengadaan, (3) Inventarisasi,
48
(4) Penyimpanan, (5) Penataan, (6) Penggunaan, (7) Pemeliharaan, dan
(8) Penghapusan.
(Sumber: http://www.rijal09.com/2016/03/sarana-dan-prasarana-
pendidikan.html, 7/11/2016)
1) Pengelompokan ruang kelas
Pengorganisasian kelas dapat dipandang dari dua sudut yaitu
dalam arti sempit (tradisional) dimana kelas dilihat sebatas ruangan
tempat sejumlah murid belajar. Sedangkan dalam arti luas (modern)
yaitu suatu masyarakat kecil dari sekolah yang terorganisisr menjadi
unit kerja system belajar mengajar dengan orientasi pencapaian
tujuan. Faktor yang mengaruhi pengorganisasi kelas, yaitu
Kurikulum, yang harus dirancang sebagai jumlah pengalaman
edukatif yang menjadi tanggung jawab sekolah dalam membantu
anak-anak mencapai tujuan pendidikannya, yang diselenggarakan
secara berencana dan terarah serta terorganisir, karena kegiatan kelas
bukan sekedar dipusatkan pada penyampaian sejumlah materi
pelajaran atau pengetahuan yang bersifat intelektualistik, akan tetapi
juga memperhatikan aspek pembentukan pribadi, baik sebagai
makhluk individual dan makhluk social maupun sebagai makhluk
yang bermoral.
49
2) Perabotan sekolah
Perenglapan pendidikan mencakup sarana yang merupakan peralatan
yang secara langsung digunakan dan menunjang proses pendidikan,
khususnya proses belajar mengajar. Seperti gedung, ruang kelas, meja,
kursi, serta alat alat dan media pengajaran. Ditinjau dari fungsi dan
peranannya terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar, maka
sarana pendidikan dapat dibedakan menjadi 3 macamyakni:
i. Alat pengajaran
ii. Alat peraga
iii. Media pengajaran
Sedangkan yang dimaksud prasarana pendidikan adalah bangunan
sekolah dan alat alat perabotan sekolah. Prasarana pendidikan juga
berperan dalam proses belajar mengajar walaupun secara tidak
langsung. (Sulistyorini. 2006)
Gambar 2.16 Pengelompokan meja
(Sumber: Neufert, 1992:130)
50
Gambar 2.17 Ukuran tubuh dan perabot
(Sumber: Neufert, 1992:132)
Gambar 2.18 Jenis rak penyimpanan
(Sumber: Neufert, 1992:133)
51
2.6.1.3. Fasilitas Kecantikan
1) SPA
Spa atau solus per aqua, artinya terapi air. Dalam
perkembangannya, spa menjadi suatu tempat kecantikan, perawatan
tubuh, kesehatan, kebugaran dan kenyamanan. Suatu tempat
dimana kita bisa merasa rileks, tubuh dan pikiran menjadi segar,
kembali energik dan bertenaga serta membangkitkan suasana hati
yang riang gembira. Spa sendiri merupakan suatu rangkaian
perawatan yang terdiri dari terapi pijat seluruh badan, lulur/body
scrub, masker pemutih, terapi musik, aromatherapy, mandi
susu/mandi aromatherapy dan snack berupa kue-kue dan minum
jahe hangat atau teh panas. Proses spa memakan waktu kurang lebih
satu setengah sampai dua jam.
Gambar 2.19 Peralatan SPA
(Sumber: http://naturalproducts.web.id/, 6/11/2016)
52
2) Nail art
Nail Art atau seni menghias kuku bukanlah hal baru bagi
para wanita, khususnya wanita-wanita modern yang tinggal di kota
besar. Dahulu wanita memperindah kukunya dengan menggunakan
kuteks/ cat kuku biasa saja, namun, sudah beberapa tahun
belakangan ini, nail art menjadi favorit para wanita.Seni menghias
kuku ini bertujuan membuat kuku tampak lebih menarik bahkan
berseni. Lihat saja contoh nail art di gambar awal dan gambar di
bawah ini. Benar-benar menggunakan berbagai teknik hias kuku,
dan memang ditujukan untuk seni. Alat dan bahan:
i. Kutek
ii. Nail polish remover
iii. Top coat
iv. Nail dryer
v. Nail art tools (nail protection, brush, stick, dan lain lain)
Gambar 2.20 Peralatan nail art
(Sumber: https://naufintyarb.wordpress.com, 6/11/2016)
53
3) Hair
Rambut adalah mahkota yang harus ditunjang
penampilannya melalui kegiatan perawatan rambut, agar tampak
menarik dan terjaga kondisinya. Istilah perawatan rambut
diantranya:
i. Hair cut
Proses menggunting rambut atau potong rambut biasa
untuk memperoleh tampilan baru atau mempertahankan
tampilan lama.
ii. Hair trimming
Proses dimana yang dilakukan hanyalah menggunting
pada bagian ujung rambut kita saja.
iii. Hair coloring / permanent hair color
Pewarnaan rambut secara permanen, dengan tujuan
antara lain adalah untuk menutup uban sampai dengan 100%.
iv. Hair manicure
Perawatan rambut untuk proses perawatan rambut yang
sekaligus diikuti dengan proses memasukkan pigmen-warna
yang bersifat temporary atau sementara.
v. Hair do
Untuk penataan rambut yang dilakukan sesuai dengan
occasion-nya.
54
vi. Keratin treatment straightening
Terobosan terbaru didalam dunia salon perawatan
rambut khususnya untuk pelurusan rambut. Pelurusan rambut
ini bersifat semi-permanen.
vii. Perm atau perming
Proses pengeritingan rambut secara permanen.
Dibeberapa salon sering juga proses ini disebut dengan cold
perm.
55
Gambar 2.21 Hairstyling station standart
(Sumber: Human Dimension, 1980:210)
56
Gambar 2.22 Shampo station standart
(Sumber: Human Dimension, 1980:212)
2.6.2. Sirkulasi Ruang
2.6.2.1. Sirkulasi Linear
Gambar 2.23 Sirkulasi Linear
(Sumber: D.K.Ching, Francis, 1997: 265)
Jalan yg lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama deretan ruang.
Memotong jalan lain, bercabang-cabang, atau membentuk putaran
(Loop)
57
2.6.2.2. Sirkulasi Radial
Gambar 2.24 Sirkulasi Radial
(Sumber: D.K.Ching, Francis, 1997: 265)
Konfigurasi Radial memiliki jalan-jalan lurus yang berkembang dari
sebuah pusat bersama.
2.6.2.3. Sirkulasi Spiral (Berputar)
Gambar 2.25 Sirkulasi Spiral
(Sumber: D.K.Ching, Francis, 1997:265)
Konfigurasi Spiral memiliki suatu jalan tunggal menerus yang berasal
dari titik pusat, mengelilingi pusatnya dengan jarak yang berubah.
2.6.2.4. Sirkulasi Jaringan
Gambar 2.26 Sirkulasi Jaringan
(Sumber: D.K.Ching, Francis, 1997: 265)
Konfigurasi yang terdiri dari jalan-jalan yang menghubungkan titik-titik
tertentu dalam ruang.
2.6.2.5. Sirkulasi Grid
Gambar 2.27 Sirkulasi Grid
(Sumber: D.K.Ching, Francis, 1997: 265)
58
Konfigurasi Grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang saling
berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau
kawasan ruang segi empat.
2.6.3. Organisasi Ruang
2.6.3.1. Organisasi Terpusat
Gambar 2.28 Organisasi Terpusat
(Sumber: D.K.Ching, Francis, 1997: 188)
1) Organisasi yang bersifat stabil. Merupakan komposisi terpusat yang
terdiri dari sejumlah ruang-ruang sekunder yang dikelompokkan
mengelilingi sebuah ruang pusat yang besar dan dominan.
2) Ruang pusat sebagai ruang pemersatu dari organisasi terpusat, pada
umumnya berbentuk teratur dan ukurannya cukup besar untuk
mengumpulkan sejumlah ruang sekunder di sekitar bentuknya.
3) Ruang sekunder mungkin setara satu sama lain dari fungsi,bentuk
dan ukuran serta menciptakan suatu konfigurasi keseluruhan yang
secara geometris teratur dan simetris terhadap dua sumbu atau lebih.
4) Ruang sekunder kemungkinan berbeda dalam bentuk dan ukuran
sesuai kebutuhan fungsi, tingkat kepentingan dan lingkungan
suasana sekitar.
2.6.3.2. Organisasi Linier
Gambar 2.29 Organisasi Linier
(Sumber: D.K.Ching, Francis, 1997: 188)
1) Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang yang berulang
mirip dalam hal ukuran, bentuk dan fungsi. Dapat juga terdiri dari
59
ruang-ruang linier yang diorganisisr menurut panjangnya sederetan
ruang-ruang yang berbeda ukuran, bentuk dan fungsi.
2) Masing-masing ruangan berhubungan langsung.
3) Bentuk organisasi ruang linier dengan sendirinya fleksibel dan cepat
tanggap terhadap bermacam-macam kondisi tapak. Bentuk ini
biasanya mengadaptasi adanya perubahanperubahan topografi.
Bentuk dapat lurus, persegi atau melengkung.
2.6.3.3. Organisasi Radial
Gambar 2.30 Organisasi Radial
(Sumber: D.K.Ching, Francis, 1997:188)
1) Organisasi radial memadukan unsur-unsur organisasi terpusat
maupun linier.
2) Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan dimana
sejumlah organisasi-organisasi linier berkembang seperti bentuk jari-
jarinya. Sedangkan suatu organisasi terpusat adalah sebuah bentuk
yang introvet yang memusatkan pandangannya ke dalam ruang
pusatnya. Sedangkan organisasi radial adalah sebuah bentuk yang
ekstrovet yang mengembang keluar lingkupnya. Dengan lengan-
lengan liniernya, bentuk ini dapat meluas dan menggabungkan
dirinya pada unsur-unsur tertentu atau benda-benda lapangan
lainnya.
2.6.3.4. Organisasi Cluster/Mengelompok
Gambar 2.31 Organisasi Cluster
(Sumber: D.K.Ching, Francis, 1997:188)
60
1) Organisasi cluster menggunakan pertimbangan penempatan
peletakan sebagai dasar untuk menghubungkan suatu ruang terhadap
ruang lainnya.
2) Seringkali penghubungnya berupa sel-sel ruang yang berulang dan
memiliki fungsi-fungsi serupa dan memiliki persamaan sifat visual
seperti halnya bentuk dan orientasi.
3) Bentuk organisasi bersifat luwes dan dapat menerima pertumbuhan
dan perubahan langsung tanpa mempengaruhi karakternya.
2.6.3.5. Organisasi Grid
Gambar 2.32 Organisasi Grid
(Sumber: D.K.Ching, Francis, 1997:188)
1) Terdiri dari beberapa ruang yang tersusun secara grid tiga dimensi
atau bidang.
2) Organisasi grid membentuk hubungan antara ruang dari seluruh
fungsi posisi dan sirkulasi.
3) Bentuk grid terdiri dari dua set jalan yang sejajar yang saling
berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujursangkar/
kawasan-kawasan segi empat.
2.6.4. Elemen Pembentuk Ruang
2.6.4.1. Lantai
Lantai merupakan salah satu bagian yang penting dari ruang.
Lantai dapat menunjang fungsi atau kegiatan yang terjadi dalam ruang,
dapat memberi karakter dan dapat memperjelas sifat ruang. Persyaratan
lantai (P. Suptandar 1982;5-6 ):
1) Lantai harus kuat dan dapat menahan beban diatasnya.
2) Mudah dibersihkan
3) Kedap suara
61
4) Tahan terhadap kelembaban
5) Memberikan rasa hangat pada kaki dan sebagainya
2.6.4.2. Dinding
Dinding merupakan unsur penting dalam pembentukan ruang,
baik sebagai unsur penyekat/ pembagi ruang maupun sebagai unsur
dekoratif. Dalam proses perancangan suatu ”ruang dalam”mdinding
mempunyai peranan yang cukup dominan dan memerlukan perhatian
khusus, di samping unsur-unsur lain seperti tata letak, desain furniture
serta peralatan-peralatan lain yang akan disusun bersama dalam suatu
kesatuan dengan dinding.
Setelah fungsi dinding tercapai dan untuk menambah,keindahan
ruang, dinding dipergunakan sebagai ”point of interest” dari ruang
dinding samping memberi atau menambah keindahan,ruang. Dinding
juga dapat merusak suasana ruang, yaitu apabila,dalam perencanaannya
sangat dipaksakan, terutama dikarenakan bahwa dinding tersebut telah
ada sebelumnya. Ini terjadi pada renovasi rumah-rumah kuno, dimana
dinding berfungsi struktural. (Pamudji Suptandar, 1999)
2.6.4.3. Ceiling
Pengertian istilah ceiling/langit-langit/plafond, berasal dari kata
”ceiling”, yang berarti melindungi dengan suatu bidang penyekat
sehingga terbentuk suatu ruang. Secara umum dapat dikatakan: ceiling
adalah sebuah bidang (permukaan) yang terletak di atas garis pandangan
normal manusia, berfungsi sebagai pelindung (penutup) lantai atau atap
dan sekaligus sebagai pembentuk ruang dengan bidang yang ada di
bawahnya. Dengan jarak ketinggian tertentu dalam bangunan, ceiling
sebagai elemen penutup utama pada bidang atas sebagai pembentuk atap
bangunan. (Pamudji Suptandar, 1999). Dasar pertimbangan dalam
perencanaan langit-langit adalah:
1) Fungsi langit-langit
62
Fungsi dari langit-langit selain sebagai penutup ruang juga sebagai
pengatur udara dan ventilasi.
2) Penentuan ketinggian
Penentuan ketinggian didasari oleh pertimbangan fungsi, proporsi
ruang, kegiatan ruang, konstruksi dan permainan ceiling.
3) Bentuk penyelesaian
Bentuk dan penyelesaian dapat dilakukan berdasarkan fungsinya
seperti melengkung, berpola, polos, memperlihatkan struktur, dan
sebagainya. (Djoko Panuwun, 1999:72)
2.6.5. Elemen Pengisi Ruang
Kata "furniture" berdasarkan Encyclopedia Americana adalah
sebagai berikut: Furniture, morable obyects in a room designated are that
useful for men' activities (suatu obyek/benda didalam ruangan yang didesain
dengan tujuan untuk aktivitas manusia). Sifat Peletakan pada elamen pengisi
ruang dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Bulit In
Jenis furniture yang perletakannya menempel pada dinding, misalnya
almari, rak, konter dan sebagainya kebutuhannya.
2) Moveable
Jenis furniture yang bergerak bebas dan dapat dipindahpindahkan,
misalnya tempat tidur, meja, kursi dan sebagainya sesuai kebutuhan.
Bentuk bentuk furniture
Syarat bentuk furniture yang baik meliputi aspek berikut:
1) Fungsional / Struktural
Merupakan furniture yang didesain atas dasar kepentingan aman dan
pemanfaatan bahan dan teknik maksimal.
2) Tema
Merupakan kelompok furniture yang secara visual memberi suatu tema
tertentu, misalnya menggunakan unsur suatu gaya kesenian/kebudayaan
masa lalu atau unsur kedaerahan
63
3) Penyusunan letak furniture
Penyusunan letak funiture berdasarkan pada penentuan daerah aktif dan
pasif. Daerah aktif adalah daerah dimana terjadi kegiatan dengan
frekuensi tinggi dan bersifat cepat, misalnya lalulintas, gang, foyer, dan
sebagainya.
2.6.6. Warna
Warna merupakan unsur yang sangat penting di dalam kehidupan
ini. Fungsi warna saat ini telah lebih berkembang, dimana tidak hanya
sebagai pemberi sentuhan estetis dari suatu benda, tapi juga bisa sebagai alat
komunikasi yang baik. Warna adalah suatu kebutuhan yang mendasar.
Nenek moyang kita menyadari hal ini, dan banyak tradisi penyembuhan
kuno dari berbagai kebudayaan yang menggunakan warna dalam
praktiknya. Penggunaan warna dalam terapi penyembuhan ini biasa disebut
dengan terapi warna. (Helen Graham, 1998:4).
Seperti yang telah kita ketahui, setiap warna yang ditampilkan
memiliki dampak psikologis yang berbeda-beda pula bagi penikmatnya.
Dalam dunian interior, pengaplikasian warna baik dalam ruang ataupun
furniture sangatlah penting. Dikemukakan oleh Helen Graham, beberapa
efek psikologis yang dapat ditimbulkan dari warna:
1. Merah
i. Memberi energi lebih pada beberapa anggota tubuh, seperti kaki,
tungkai, pinggul, saluran kemih dan kelamin.
ii. Merangsang aktivitas fisik dan vitalitas. Dimana menimbulkan
perasaan aman, stabil, percaya diri dan kehangatan.
iii. Warna ini dapat digunakan pada benda-benda atau hal-hal
didalam ruang atau gedung dimana dibutuhkan aktivitas fisik
yang tinggi dan diruang bermain anak-anak.
2) Oranye
64
i. Warna ini memberikan energy pada hati, limpa, pankreas, ginjal
dan kandung kemih. Warna ini merangsang metabolism,
penceranaa dan penghilangan racun.
ii. Sebaiknya jangan menggunakan warna ini pada ruang istirahat.
iii. Warna ini baik digunakan pada araea bermain, ruang latihan,
sanggar tari dan ruang olahraga (tempat aktivitas social).
3) Kuning
i. Kuning memberi energy pada kelenjar adrenalin, sistem saraf
simpatik sehingga memberi energy pada otot, denyut jantung,
pencernaan dan peredaran darah.
ii. Gunakan warna kuning di ruang baca dan belajar, ruang
pertemuan social dan tempat dimana diperlukan pembicaraan
yang hidup.
iii. Jangan gunakan warna ini ada anak dan orang dewasa yang
hiperaktif, agresif atau memiliki kelaianan perilaku dan juga
ruang istirahat.
4) Hijau
i. Memberi energy pada kelenjar timus, warna ini merangsang
jantung, paru-paru, bronchulus, lengan, tangan dan juga kulit.
ii. Gunakan warna ini pada setiap ruangan, bangunan dan juga ruang
kerja dimana dibutuhkan ketenangan dan kedamaian, kepekaan
dan juga hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas fisik.
iii. Baik digunakan pada ruang istirahat dan jangan digunakan pada
laboratorium atau ruangan yanv memeprlukan pemikiran analitis.
5) Biru langit
i. Memberi energy pada kelenjar tiroid sehinggan memberikan
energy pada metabolisme dan pengendalian suhu tubuh. Warna
ini dapat merangsang suara, ungkapan diri, komunikasi dan
tanggung jawab pribadi.
65
ii. Gunakan warna ini untuk kamar tidur, ruang istirahat, klinik,
penyimpanan produk susu dan ruangan bagi mereka yang
menderita insomnia dan mengalami syok.
iii. Jangan gunakan warna ini pada orang dewasa atau anak-anak
yang menderita kedinginan atau menggigil, dan bagi penderita
metabolisme lambat.
6) Biru gelap atau indigo
i. Memberi energy pada kelenjar pineal. Warna ini merangsang otak
bagian bawah, sistem syaraf pusat dan sistem endokrin. Karena
itu warna biru gelap merangsang aktivitas hormonal di seluruh
tubuh, proses-proses yang tidak disadari, imajinasi, pemahaman,
naluri dan kemampuan psikis atau paranormal.
ii. Gunakan warna ini untuk area meditasi atau perenungan.
iii. Jangan gunakan warna ini pada ruang bermain atau pusat aktivitas
fisik.
7) Ungu atau violet
i. Memberikan energy pada kelenjar pituitary. Warna ini
merangsang otak bagian atas dan sistem syaraf, kreatifitas, ilham,
estetika, artistic dan cita-cita luhur.
ii. Gunakan pada ruangan dimana terdapat orang-orang yang ingin
mengilhami aktivitas artistic, estetik dan juga imajinatif. Baik
juga untuk ruang teater dan juga ruang kelas untuk anak-anak.
iii. Jangan gunakan warna ini di dalam ruangan yang digunakan
untuk hiburan datau dimana kita menginginkan adanya
percakapan, atau di ruangan yang ditinggali oleh mereka yang
memiliki gangguan mental, terutama mereka yang menderita
delursi (pkirian atau pandangan yang tidak berdasar atau tidak
rasional).
66
2.6.7. Sistem Interior
2.6.7.1. Sistem Penghawaan (Thermal System)
Merupakan pengaturan sirkulasi udara dalam ruang, berupa penghawaan
alamiah melalui bukaan / ventilasi maupun penghawaan buatan yaitu
dengan sistem AC atau penghawaan lainnya yaitu exhauser fan.
Gambar 2.33 Unit Indoor AC Split yang dipasang di dinding
(Sumber: http://www.airconditioningdr.com/images/ductless-ac-1.jpg)
Tujuan dari direncanakan penghawaan ini adalah terwujudnya
kenyamanan user dengan standart kenyamanan ruang, yaitu :
Temperatur Udara : 18o – 26o Celcius
Pergerakan Udara : 0,1 – 0,15 m/s
Kelembaban Relatif : 50% - 55%
Kebutuhan Udara Bersih : 0,85 m3 / s / orang
Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian
komprehensif seseorang terhadap lingkungannya. Oleh karena itu
kenyamanan tidak dapat diwakili oleh satu angka tunggal.
Faktor lain yang sering dikaitkan dengan kenyamanan tertentu,
yaitu:
1) Ras, sebenarnya tidak ditemukan bukti bahwa ras mempengaruhi
penilaian kenyamanan. Manusia mempunyai kemampuan adaptasi
terhadap iklim (aklimatisasi) dengan baik. Normalnya orang dapat
menyesuaikan diri dalam 2 minggu.
2) Jenis kelamin, perempuan pada umumnya menyukai lingkungan
yang 1o C lebih hangat daripada laki-laki.
67
3) Usia, orang berusia lanjut lebih suka di lingkungan yang lebih
hangat dan tidak berangin. Hal ini disebabkan metabolisme pada
orang usia lanjut cenderung menurun.
2.6.7.2. Sistem Pencahayan (Lighting System)
Pencahayaan adalah suatu penerangan yang digunakan untuk
menerangi bangunan maupun ruangan. Pencahayaan merupakan faktor
yang pokok dalam perencanaan suatu bangunan, karena apabila sistem
dari pencahayaan itu kurang baik maka dapat membuat suasana
bangunan/ruangan menjadi gelap, remang-remang dan terang benerang.
Oleh karena itu untuk perencanaan sistem pencahayaan ini harus
disesuaikan dengan jenis bangunan/ruangan yang akan dibuat. Sebagai
contoh adalah sistem pencahayaan di mall dan di cafe, di mall sistem
pencahayaannya harus terang dan dapat menerangai secara maksimal
bangunan / ruangan tersebut. Karena akan mempengaruhi barang yang
diperdagangkan di mall tersebut. Sedangkan untuk di cafe mereka tidak
membutuhkan suatu pencahayaan yang terang, karena untuk suasana di
cafe biasanya membutuhkan penerangan yang agak remang-remang dan
juga tidak terlalu gelap. Sehingga dari kedua contoh bangunan tersebut
dapat disimpulkan bahwa penerangan pada setiap bangunan/ruangan itu
tergantung atau sesuai kebutuhan dan jenis dari bangunan itu.
1) Sistem pencahayaan dibagi lagi menjadi 2, yaitu :
i. Pencahayaan alami ( Natural Lighting )
Pencahayaan alami (natural lighting) adalah suatu
sistem pencahayaan yang menggunakan sumber cahaya alam
yaitu sinar matahari. Sifat dari sistem ini hanya sementara,
artinya hanya pada waktu matahari terbit hingga tenggelam,
jadi tidak dapat dimanfaatkan sepanjang hari. Fungsi dari
adanya sistem pencahayaan alami adalah Sumber cahaya
diwaktu pagi hingga petang hari, menciptakan adanya cahaya
68
pantul sebagai unsur estetik,dan memberikan cahaya yang
sangat terang diwaktu pagi hingga sore hari
ii. Pencahayaan Buatan (artificial lighting)
Sistem pencahayaan buatan (artificial lighting) adalah
sistem pencahayaan yang menggunakan sumber cahaya buatan,
seperti lampu, armature dan peralatan yang memendarkan
cahaya. Pencahayaan buatan dalam ruangan terbagi menjadi
pencahayaan utama (general lighting), pencahayaan khusus
(accent Lighting), pencahayaan tambahan (Task Lighting), dan
pencahayaan yang bersifat dekoratif (decorative lighting).
(Imelda Akmal, 2006:22)
2) Faktor-faktor mempengaruhi tingkat penghitungan terhadap kualitas
pencahayaan adalah:
Aliran Cahaya (F)
Intensitas Cahaya (I)
Kuat Penerangan (E)
Luminansi (L)
i. Pertimbangan dalam perencanaan suatu penerangan pada
artificial lighting , antara lain adalah :
i. Distribusi cahaya
ii. Kekuatan penerangan rata-rata (E)
iii. Derajat pemerataan kekuatan penerangan mendatar
iv. Perbandingan tinggi dan jarak lampu
v. Derajat kesilauan perlu diperhatikan, antara lain: Kebutuhan
titik lampu pada ruang, dimana dapat dicari dengan
menggunakan
E = kuat penerangan (lux)
N=E.A
F.UF.LLF
69
A = luas ruangan (m2)
F = arus cahaya tiap lampu (lm)
UF= Utilisation Factor/koefisien pemakaian (tabel)
2.6.7.3. Akustik
Sedangkan menurut Satwiko (2004:124), akustik berarti ilmu
tentang bunyi. Dengan demikian, sistem akustik adalah ilmu yang mem-
pelajari tentang mutu suara dan bunyi yang dihasilkan. Akustik sendiri
berhubungan dengan organ pen-dengar, suara, atau ilmu bunyi. Sistem
akustik dalam sebuah ruangan merupakan keadaan sebuah ruang yang
mempengaruhi mutu bunyi yang terjadi di dalamnya.
Akustik ruang ini sendiri banyak dikaitkan dengan hal yang
mendasar seperti perubahan suara karena pantulan dan juga gangguan
suara ketembusan suara dari ruang lain. Banyak material penyerap yang
sangat efektif untuk digunakan. Material-material tersebut biasanya
digunakan untuk memperjelas suara yang dihantarkan dalam ruang atau
juga mengurangi kejelasan suara yang timbul. (Satwiko, 2004). Faktor
yang harus diperhatikan pada sistem akustik ialah:
1) Bunyi Langsung, bunyi dari sumber suara yang berjalan mencapai
pendengaran.
2) Bunyi pantul, Sumber suara mengenai bidang pantul dahulu lalu ke
pendengaran.
3) Bunyi Serap, Bunyi karena material absorbsi.
2.6.8. Sistem Keamanan
2.6.8.1. Sistem Pengamanan Terhadap Kegiatan
Sistem pengamanan terhadap kegiatan menggunakan 2 sistem
yakni CCTV (Closed Circuit Television) dan Heavy duty door contact
(sensor yang dipasang pada pintu). CCTV (Closed Circuit Television)
adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruang melalui
layar televisi/monitor, yang menampilkan gambar dari rekaman kamera
70
yang dipasang pada setiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi) yang
diinginkan oleh bagian keamanan.
Gambar 2.34 Contoh Kamera CCTV
(Sumber: http//www.sekuritidankeamanan.wordpress.co)
2.6.8.2. Sistem Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran
1) Smoke detektor. Alat ini bekerja bila suhu mencapai 700C.
2) Fire alarm system. Alarm yang otomatis akan berbunyi jika ada api
atau panas pada suhu 1350C - 1600C
3) Fire estinguisher
4) Sprinkler
Penempatan titik – titik sprinkler harus disesuaikan dengan
standar yang berlaku dalam kebakaran ringan. Setiap sprinkler dapat
melayani luas area 10-20 m dengan ketinggian ruang 3m. Ada
beberapa cara pemasangan sprinkler seperti dipasang di bawah
plafon atau di pasang pada dinding. Kepala sprinkler yang dipasang
dekat dinding, harus mempunyai jarak tidak boleh lebih dari 2,25 m
dari dinding.
5) Hidrant Kebakaran
Hidrant kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan
kebakaran yang sudah terjadi dengan menggunakan alat baku air.
2.6.8.3. Sistem Pengamanan Terhadap Bahaya Asap
1) Fire damper
Alat untuk menutup pipa ducting yang mengalirkan udara
supaya asap dan api tidak menjalar kemana-mana. Alat ini bekerja
71
secara otomatis, kalau terjadi kebakaran akan segera menutup pipa-
pipa tersebut.
2) Smoke & heat ventilating
Alat ini dipasang pada daerah-daerah yang menghubungkan
udara luar. Kalau terjadi kebakaran, asap yang timbul segera dapat
mengalir keluar, sehingga para petugas pemadam kebakaran akan
terhindar dari asap-asap tersebut.
3) Vent & exhaust
Dipasang di depan tangga kebakaran yang akan berfungsi
menghisap asap yang akan masuk pada tangga yang akan dibuka
pintunya. Dapat pula dipasang di dalam tangga, secara otomatis
berfungsi memasukkan udara untuk memberikan tekanan pada udara
di dalam ruang tangga.
Gambar 2.35 Contoh Fire Security
(Sumber: http//www.sekuritidankeamanan.wordpress.co)