BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis...

26
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berguna sebagai panduan pada penelitian skripsi. Penelitian terdahulu dijadikan sebagai tolak ukur peneliti untuk menulis dan menganalisi suatu penelitian. Tujuan penelitian terdahulu mengetahui langkah penulis salah atau benar. Penulis telah melakukan berbagai pencarian refrensi dengan menggunakan berbagai metode yaitu metode Critical Path Method (CPM), Program Evaluation And Review Technique (PERT) dengan menggunakan variabel waktu dan biaya. 1. Penjadwalan proyek menggunakan metode CPM dengan variabel waktu Penjadwalan proyek memiliki berbagai refrensi yang digunakan sebagai acuhan dalam proses pembangunan proyek guna mengurangi tingkat keterlambatan. Penjadwalan proyek dengan menggunakan metode CPM (Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan keterambatan pada proses pembangunan pada proyek apartemen Menara Rungkut. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini berupa perbandingan yang dilakukan pada metode CPM (Critical Path Method) dengan CCPM ( Critical Chain Path Method), penggunaan metode CPM didapatkan hasil yang lebih besar berupa 169 hari sedangkan pada metode CCPM didapatkan hasil yang lebih kecil sekitar 121 hari, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode yang berbeda mempengaruhi tingkat keterlambatan proyek. 8

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berguna sebagai panduan pada penelitian skripsi.

Penelitian terdahulu dijadikan sebagai tolak ukur peneliti untuk menulis dan

menganalisi suatu penelitian. Tujuan penelitian terdahulu mengetahui langkah

penulis salah atau benar. Penulis telah melakukan berbagai pencarian refrensi

dengan menggunakan berbagai metode yaitu metode Critical Path Method

(CPM), Program Evaluation And Review Technique (PERT) dengan

menggunakan variabel waktu dan biaya.

1. Penjadwalan proyek menggunakan metode CPM dengan variabel waktu

Penjadwalan proyek memiliki berbagai refrensi yang digunakan

sebagai acuhan dalam proses pembangunan proyek guna mengurangi

tingkat keterlambatan. Penjadwalan proyek dengan menggunakan metode

CPM (Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016),

tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan keterambatan pada

proses pembangunan pada proyek apartemen Menara Rungkut. Hasil yang

didapatkan pada penelitian ini berupa perbandingan yang dilakukan pada

metode CPM (Critical Path Method) dengan CCPM ( Critical Chain Path

Method), penggunaan metode CPM didapatkan hasil yang lebih besar

berupa 169 hari sedangkan pada metode CCPM didapatkan hasil yang lebih

kecil sekitar 121 hari, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode yang

berbeda mempengaruhi tingkat keterlambatan proyek.

8

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

9

Penggunaan metode CPM selanjutnya pernah dilakukan oleh peneliti

bernama El Unas et al. (2014) yang memiliki tujuan menyelesaikan proyek

dalam kondisi terlambat dan mengejar aktifitas keterlambatan yang

seharusnya sudah dikerjakan. Hasil yang didapatkan ternyata terdapat pada

jalur kritis yang mengalami keterlambatan total sehingga keterlambatan

yang terjadi pada jalur kritis sangat berakibat fatal pada penjadwalan

proyek. Penjadwalan pada penggunaan metode CPM terjadi selama 282 hari

sedangkan mengalami keterlambatan pada jalur kritis yang sulit di perbaiki

menyebabkan penjadwalan mundur menjadi sekitar 298 hari.

Di zaman globalisasi ini penjadwalan proyek juga dikembangkan

dengan berbagai aplikasi computer yang digunakan untuk mempermudah

jalannya proyek, penelitian yang ditulis oleh Chong et al. (2011) bertujuan

membantu para pemimpin dalam hal pembangunan proyek dalam

pengembangan proyek terstandarisasi dengan dibantu oleh perangkat lunak.

Hasil yang diketahui berupa memastikan terstandarsasi proyek

pengembangan tersebut sesuai target proyek, selain itu efek samping pada

penggunaan alat ini bisa mempengaruhi kinerja organisasi di awalnya, dan

penggunaan strategi baru jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

Pertanian di Indonesia sangatlah besar sehingga penjadwalan pada

bidang pertanian sangatlah berpengaruh misalnya saja penelitian yang

dilakukan oleh Monjezi et al. (2012) yang bertujuan untuk meningkatkan

penjadwalan proyek dalam sistem pertanian. Hasil yang didapatkan berupa

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

10

peningkatan pada pengoptimalan waktu pembangunan proyek pertanian,

selain itu untuk menyesuaikan kembali proyek dengan kondisi yang baru.

Pembanguan proyek yang dilakukan berbagai negara memicu peneliti

untuk membuat sesuatu yang baru seperti yang dikutip Shrimall Vyas

(2013) yang bertujuan membuat proyek selesai pada waktunya, anggaran

yang di anggarkan, dan proyek tersebut harus memenuhi kualitas

pembangunan. Hasil yang didapatkan berupa dampak perubahan waktu

pada total biaya yang dikeluarkan selain itu kualitas proyek dapat diketahui

dari keterlambatan kerja yang terjadi.

2. Penjadwalan Proyek dengan mengguanakan metode CPM diikuti variabel

waktu dan biaya

Penjadwalan proyek memiliki hal terpenting, variabel yang biasanya

diberikan berupa waktu dan biaya pembangunan. Waktu dan biaya memiliki

nilai terpenting dalam pembangunan proyek dan salah satu diantara mereka

tidak bisa saling memisahkan. Seperti penelitian pertama oleh Narowi dan

Prostiana (2016) yang bertujuan mengetahui penjadwalan penyelesai

proyek secara optimal. Hasil yang di dapatkan berupa penggunaan waktu

tanpa menggunakan metode CPM didapatkan selama 62 hari dengan

anggaran dana sebanyak Rp. 182.999.175 sedangkan penjadwalan

menggunakan metode CPM dihasilkan lebih sedikit dengan selisih sekitar 6

hari yaitu sebanyak 56 hari dengan jumlah anggaran sebanyak Rp.

165.289.557. Dengan ini diketahui perbedaan dengan menggunakan metode

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

11

CPM atau tidak. Selain itu perbedaan waktu selama 1 minggu

mempengaruhi biaya sekitar Rp. 16.000.000.

Pembangunan gedung sudah menjadi hal yang biasa dalam

pengembangan suatu negara. Selain itu, pembangunan proyek dilakukan

untuk memenuhi kebutuhan pada masyarakat. Seperti penlitian yang

dilakukan oleh Imawo (2016) yang memiliki tujuan untuk mengetahui hasil

dari penerapan metode CPM dalam penjadwalan pada pembanggunan

proyek. Hasil yng didapatkan dalam penelitian tersebut adalah untuk

mengetahui tingkat kecepatan pada kinerja tanah dan stukrtural, selain itu

digunakan untuk megetahui jalur kritis pada penjadwalan proyek tersebut.

Jika mengetahui hal-hal tersebut dapat diketahui bahwa penjadwalan proyek

sangatlah berperan penting dalam penjadwalan proyek selain itu biaya

menjadi pemicu awal penjadwalan proyek tersebut berjalan dengan lancar.

Semakin banyaknya lembaga pemerintahan yang didirikan oleh

pemerintahan membuat pemerinah harus mendirikan bangunan atau gedung

sebagai kantor lembaga tersebut seperti penelitian oleh Syahruni dan

Risnawati (2015) yang memiliki tujuan untuk mengetahui penjadwalan

proyek pada pembangunan gedung BPJS di Sulawesi Selatan. Hasil yang

didapatkan berupa hasil pembangunan yang dilakukan selama 235 hari

dengan probabiliti 90,13 % dengan biaya yang didapatkan sebesar Rp.

3.769.261.616. Dengan diketahui pembangunan menggunakan metode

CPM memberikan informasi mengenai anggaran pembangunan proyek

BPJS Sulawesi Selatan.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

12

Beberapa jurnal yang telah dijelaskan diatas merupakan hasil penelitian

terdahulu yang dijadikan refrensi oleh penulisan. Dari berbagai jurnal yang

telah dijelaskan diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa penelitian yang

dilakukan guna untuk menentukan waktu dan biaya yang lebih rendah dengan

menggunakan metode CPM (Critical Path Method). Dengan adanya beberapa

jurnal yang telah dijadikan sebagai refrensi, dapat diketahui persamaan dan

perbedaan dalam beberapa jurnal.

Perbedaan yang terdapat dari beberapa jurnal dan penelitian adalah

peneliti melakukan perbandingan antara penjadwalan tanpa menggunakan

metode dengan penggunaan metode CPM. Dengan perbandingan ini akan

diketahui tingkat perbedaan dalam melakukan kegiatan tersebut.

Persamaan yang dapat diangkat dalam penelitian ini dengan penelitian

terdahulu berupa kesamaan menggunakan metode CPM dan permasalahan

berupa pengoptimalan jangka waktu dan meminimalkan biaya pada

pembangunan. Selain itu persamaan yang cukup tampak pada perbedaan waktu

keterlambatan yang tipis dengan penelitian terdahulu sehingga kemungkinan

besar hasil yang didapatkan hampir sama dengan penelitian yang dilakukan di

penelitian terdahulu.

B. Teori dan Kajian Pustaka

1. Penjadwalan

Kegiatan yang dilakukan setiap hari memiliki beberapa hal yang harus

dijadwal sesuai keinginan pemilik. Seperti penjadwalan yang dijelaskan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

13

oleh Heizer dan Render (2016) kumpulan kegiatan yang di atur sesuai

kegiatan yang dimulai pertama sampai akhir dengan bantuan sistem

komputer dalam pengerjaannya. Penjadwalan mengunakan sistem ini

memberikan kecepatan dalam hal penentuan jadwal yang tepat tanpa terjadi

masalah.

Penjadwalan memiliki arti penting dalam proses perkembangan dunia

bisnis. Penjadwalan memiliki dua tugas yang harus di perhatikan menurut

Prawirosentono (2007) yang meliputi memutuskan proses yang harus

berjalan dengan adanya penggunaan system computer dapat menentukan

penjadwalan yang paling mungkin di dahulukan. Tugas selanjutnya berupa

meutuskan kapan dan jangka waktu proses kegiatan, kegiatan yang menjadi

kunci utama dalam penjadwalan. Jangka waktu ini mengalami banyak

permasalahan pada semua proses penjadwalan yang terkadang mengalami

keterlambatan.

Penjadwalan memiliki beberapa tujuan penting yang harus di jadikan

tolak ukur dalam setiap kegiatan. Penjadwalan berguna untuk menentukan

alur kegiatan yang ada, dan untuk mengurangi tingkat pengganguran dalam

kegiatan agar tidak terdapat waktu yang terbuang. Penjadwalan memiliki

acuhan yang berguna dalam hal berbagai kegiatan bisnis yang dilakukan.

2. Penjadawalan proyek

Penjadwalan proyek meliputi pengurutan dan pembagian waktu untuk

seluruh kegiatan proyek. Pada penjadwalan orang, uang, dan bahan

dihubungkan untuk kegiatan khusus dan menghubungkan masing-masing

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

14

kegiatan satu dengan yang lainnya. Penjadwalan merupakan suatu fase yang

menerjemahkan suatu perencanaan kedalam suatu diagram-diagram yang

sesuai dengan skala waktu. Penjadwalan menentukan kapan aktivitas-

aktivitas itu dimulai, ditunda, dan diselesaikan. Penjadwalan proyek

meliputi pengurutan dan pembagian waktu untuk seluruh kegiatan proyek.

Pada tahap ini manajer memutuskan berapa lama tiap kegiatan memerlukan

waktu penyelesaian dan menghitung berapa banyak orang yang diperlukan

pada tiap tahap produksi (Heizer & Render, 2016).

Keberhasilan suatu proyek didasari oleh hal-hal penting yang harus di

terapkan oleh perusahaan agar tidak terjadi keterlambatan pada

pembangunan. Terdapat berbagai faktor yang harus dipertimbangkan

menurut Mahendra Sultan Syah (2004) dalam membuat jadwal pelaksanaan

proyek ;

a. Kebutuhan dan fungsi proyek tersebut.

Kebutuhan proyek dilihat dari proses pembangunan yang digunakan,

jika pembangunan yang digunakan membutuhkan bahan baku dalan alat

yang digunakan maka harus dipenuhi. Dengan adanya pembangunan

proyek tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengguna

dengan durasi jangka waktu bangunan tersebut.

b. Keterkaitan dengan proyek berikutnya atau pun kelanjutan proyek

sebelumnya.

Pelaksanaan pejadwalan sangat diperlukan untuk mengatur jadwal

proyek sebelum dikerjakan dan sesudah dikerjakan, agar tidak

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

15

mengalami bentrok atau kesulitan yang dialami oleh perusahaan itu

sendiri. Kegiatan ini guna mengetahui kegiatan mana yang lebih penting

dan lebih cepat dilaksanakan dalam menyusun jadwal kegiatan

c. Alasan sosial politik.

Pengaruh bidang social politik menjadi pengaruh dalam pembangunan.

Seperti dalam segi politik, di setiap pembangunan yang memerlukan izin

yang memiliki proses yang sedikit lama. Sedangkan dari segi sosial

berpengaruh terdahap lingkungan masyarakat sekitar yang harus

memiliki persetujuan langsung dari masyarakat di wilayah

pembangunan.

d. Kondisi alam dan lokasi proyek.

Pengecekan kondisi alam dan lokasi harus dilakukan pertama saat

merencanakan pembangunan. Kondisi alam lokasi bisa mempengaruhi

penjadwalan pada proyek tersebut. Selain itu lokasi harus di perkirakan

apakah strategis dengan perencanaan pembangunan yang diinginkan

atau tidak.

e. Keterjangkauan proyek ditinjau dari fasilitas perhubungannya.

Hal yang berpengaruh pada tingkat pembangunan proyek, dengan

menggunakan fasilitas penunjang yang lebih modern akan mempercepat

proses pembangunan pada proyek tersebut.

f. Ketersediaan dan keterkaitan sumber daya material, peralatan dan

material perlengkapan lainnya yang menunjang terwujudnya proyek

tersebut.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

16

Ketersediaan bahan baku harus benar-benar direncanakan dengan baik

agar tidak mengalami masalah ditengah-tengah pekerjaan yang sering

terjadi pada berbagai pihak karena stock bahan baku yag habis. Oleh

karena itu perincian bahan baku harus benar-benar dijelaskan dan di atur

dengan baik, agar tidak mengalami stock menipis atau kehabisan stock.

g. Kapasitas / daya tampung area kerja proyek terhadap sumber daya yang

dipergunakan selama operasional pelaksanaan berlangsung.

Perencanaan kapasitas harus didiskusikan agar mengetahui kapasitas

dan dijaring terlebih dahulu barang yang harus digunakan ataupun tidak,

agar tidak terjadi kebanyakan kapasitas yang menyebabkan

pembengkakan biaya produksi. Pembengkakan biaya yang sering terjadi

karena memiliki banyak sisa-sisa bahan baku yang tidak terstruktur

dengan baik.

Dengan adanya berbagai faktor yang dipertimbangkan, proyek yang

dibuat harus segera dilaksanakan oleh kontraktor sebagai pemenang tender

tersebut. Proyek yang dilaksanakan harus sesuai dengan kontrak yang ada,

selain itu jika terjadi keterlambatan karena faktor alam bisa diminimalisir

sekecil mungkin.

Salah satu metode penjadwalan pekerjaan untuk proyek khusus adalah

dengan menggunakan diagram Gantt (Gantt Charts) yang diberi nama

sesuai dengan nama penemunya Henry Gantt. Gantt Charts

menggambarkan perkiraan waktu untuk setiap pekerjaan dalam proses

produksi (Madura, 2007:533). Gannt Chart digunakan untuk penjadwalan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

17

sumber daya dan alokasi waktu. Gannt chart banyak digunakan dan sangat

popular di kalangan para manajer karena sederhana dan mudah dibaca.

Gannt chart memiliki beberapa karakteristik seperti berikut ;

a. Gannt chart dikenal sebagai alat fundamental dan mudah diterapkan oleh

para manajer proyek untuk memungkinkan seseorang melihat dengan

mudah waktu dimulai dan selesainya tugas-tugas dan sub bagian tugas

dari proyek

b. Semakin banyak tugas dalam proyek dan semakin penting urutan antara

tugas, maka semakin besar kecenderungan dan keinginan untuk

memodifikasi gannt charts

c. Gannt chart membantu menjawab pertanyaan saat melihat kesempatan-

kesempatan untuk membuat perubahan terlebih dahulu terhadap

kebutuhan

Dalam penentuan Gannt Charts, langkah-langkah yang harus

ditentukan dalam membuat kegiatan ini (Madura, 2007) dijelaskan sebagai

berikut :

a. Memecahkan proyek menjadi sejumlah kegiatan yang jadwal

pelaksanaannya akan ditentukan. Pemecahan proyek dalam kegiatan

diperlukan guna mengetahui rincian kegiatan yang dilakukan.

b. Menentukan perkiraan waktu permulaan dan akhir bagi pelaksanaan

masing-masing kegiatan. Penentuan waktu digunakan untuk

perhitungan guna mempercepat kegiatan.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

18

c. Menggambarkan diagram yang mewakili masing-masing kegiatan. Hal

ini agar dapat diperhitungkan kegiatan yang harus dikerjakan berurutan.

Hubungan kegiatan membantu proyek agar proyek berjalan lebih cepat.

Sumber : Aribisala (2017)

Gambar 2.1 Gannt Chart

3. Metode Penjadwalan Proyek

Metode Penjadwalan proyek memiliki beberapa jenis proyek yang

terus dikembangkan dari waktu kewaktu untuk membantu manusia dalam

pembangunan proyek yang dilakukan, berikut jenis penjadwalan proyek

dibagi menjadi 5 jenis menurut (Hansen, 2017) :

a. Bar Chart (Diagram Batang)

Bar Chart atau diagram batang diperkenalkan oleh Hendri Lawrence

Gannt pada tahun 1917. Metode ini bertujuan mengidentifikasikan unsur

waktu dan urutan untuk merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari

waktu mulai, waktu selesai, dan waktu pelaporan. Hingga kini metode

ini masih banyak digunakan karena mudah dilakukan dan dipahami

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

19

sehingga sangat berguna sebagai alat komunikasi dalam

penyelenggaraan proyek.

b. Program Evaluation and Review Technique (PERT)

Metode PERT dikembangkan oleh Navy Spesial Project Office pada

tahun 1957. Metode ini bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi

penundaan, termasuk gangguan atau konflik suatu jadwal. PERT pada

prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian

kegiatan yang digambarkan dalam bentuk diagram network. Dengan

demikian dapat diketahui bagian-bagian kegiatan mana yang harus

didahulukan dan kegiatan mana yang menunggu selesainya pekerjaan.

Kelemahan metode ini terletak pada cara pembacaan. Tidak semua level

manajemen dapat membaca dan mengetahui kegiatan mana yang

memerlukan perhatian penuh agar proyek dapat berjalan sesuai dengan

rencana.

c. Critical Path Method (CPM)

Pada tahun 1958, perusahaan bahan-bahan kimia Du Pon Company

menemukan metode Critical Path Method (CPM) untuk memecahkan

kesulitan-kesulitan dalam proses fabrikasi. Pada dasarnya metode ini

mirip dengan metode PERT. Perbedaan mendasarnya terletak dalam

penentuan perkiraan waktu. CPM dapat memperkirakan waktu yang

dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan dan dapat menentukan

prioritas kegiatan yang harus mendapat pengawasan cermat agar semua

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

20

kegiatan selesai sesuai rencana. Dengan kata lain, metode ini

memungkinkan terbentuknya suatu jalur atau lintasan kritis.

d. Presendent Diagram Method (PDM)

Metode Preseden Diagram (PDM) diperkenalkan oleh J.W Fondahl dari

Universitas Stanford USA pada awal dekade 60-an. PDM adalah

jaringan kerja yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak

panahnya hanya sebagai petunjuk kegiatan-kegiatan yang bersangkutan.

Dengan demikian dummy pada PDM tidak diperlukan.

e. Penjadwalan dengan system komputasi

Salah satu keunggulan yang paling mencolok dari penggunaan alat

bantu komputer adalah kemampuan mengolah data dalam jumlah besar

dalam waktu yang singkat dan dengan kemungkinan kesalahan yang

kecil.

4. Critical Path Method (CPM)

Salah satu metode penjadwalan yang cukup dikenal oleh banyak

kalangan masyarakat yaitu Metode CPM (Critical Path Method) yang

merupakan metode jalur kritis yang dikembangkan di tahun 1950-an untuk

membantu para manajer melakukan penjadwalan, pemantauan, serta

pengendalian proyek besar dan kompleks (Heizer & Render, 2011:95).

Metode CPM sendiri memiliki berbagai dampak postif dalam

pelaksanaan proyek sehingga metode ini sering digunakan dalam berbagai

perusahaan. Sedangkan, Menurut Taylor III (2008:333), mengatakan bahwa

suatu jaringan CPM terdiri dari cabang-cabang dan simpul-simpul yang

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

21

mencerminkan aktivitas atau suatu project atau operasi dan simpul-simpul

melambangkan awal dan akhir suatu aktivitas.

Metode jalur kritis atau Critical Path Method (CPM) merupakan suatu

metode penjadwalan project yang sudah dikenal dan sering digunakan

sebagai sarana management dalam pelaksanaan suatu “project”. Jaringan

kerja pada suatu penjadwalan CPM terdiri dari beberapa jenis kegiatan yang

saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Bila terjadi keterlambatan

pada salah satu kegiatan, sering kali juga menyebabkan keterlambatan

durasi project secara keseluruhan.

Gambar 2.2 Jaringan CPM

Sumber : Heizer dan Render (2009 : 99)

Penentuan jalur kritis merupakan bagian utama dalam pengendalian

proyek. Aktivitas pada jalur kritis merepresentasikan tugas-tugas yang akan

menunda keseluruhan proyek, kecuali bila mereka dapat diselesaikan secara

tepat waktu. Meskipun PERT dan CPM berbeda pada beberapa hal dalam

terminologi dan konstruksi jaringan tapi keduanya memiliki tujuan yang

sama.

Pada praktiknya metode AON lebih banyak mendominasi

pelaksanaan proyek (Nurhayati, 2010:58-59). Sebuah aktivitas adalah

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

22

pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Titik

tempuh adalah penanda kejadian pada awal dan akhir satu atau lebih

aktivitas. Untuk mengidentifikasi aktivitas dan titik tempuh dapat

menggunakan suatu jaringan agar lebih mudah dalam memahami dan

menambahkan informasi lain seperti urutan dan durasi. Urutan Aktivitas

merupakan langkah yang bisa dilakukan bersamaan dengan identifikasi

aktivitas. Dalam menentukan urutan pengerjaan bisa diperlukan analisa

yang lebih dalam untuk setiap pekerjaan.

Langkah pertama dalam jaringan PERT atau CPM adalah membagi

keseluruhan proyek menjadi aktivitas-aktivitas yang signifikan, sesuai

dengan struktur penguraian kerja. Ada dua pendekatan untuk menggambar

jaringan proyek, yaitu aktivitas pada titik (activity on node-AON) dan

aktivitas pada anak panah (activity on arrow-AOA). Perbedaan mendasar

antara AON dan AOA adalah titik pada diagram AON menunjukkan

aktivitas sedangkan titik pada diagram AOA menunjukkan waktu mulai dan

waktu selesainya suatu aktivitas yang disebut kejadian. Pendekatan AOA

terkadang memerlukan tambahan aktivitas dummy (dummy activities) untuk

memperjelas hubungan-hubungannya dan aktivitas ini mempunyai waktu

penyelesaian nol.

Pendekatan pada jaringan proyek yang dikembangkan dalam proyek

ini dengan menggunakan Activity-on-node (AON) dan activity-on-arrow

(AOA). Kedua metode tersebut menggunakan dua blok pembangunan, yaitu

anak panah dan node (Clifford F.Gray dan Erik W. Larson, 2007). Berikut

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

23

dijelaskan berbagai anak panah dan node agar mendapatkan persamaan

persepsi dalam membaca jaringan proyek menurut Eddy Herjanto (2006) ;

a. Activity / anak panah ( )

Anak panah yang digambarkan pada kegiatan tersebut memiliki arti

menggambarkan arah kegiatan, sehingga dapat diketahui kegiatan

terdahulu (predecessor) dan kegiatan yang mengikuti (sucessore).

Setiap anak panah biasanya disertai dengan notasi yang memberikan

identitas nama/jenis kegiatan dan estimasi waktu penyelesaian untuk

jaringan AOA. Bentuk anak panah dapat disesuaikan dengan keadaaan

jaringan kerja, jadi tidak selalu garis lurus.

b. Event atau node ( )

Node menggambarkan peristiwa. Setiap kegiatan selalu dimulai dengan

peristiwa mulainya kegiatan dan diakhiri dengan peristiwa selesainya

kegiatan.

Pada AON sebuah aktivitas diwakili oleh sebuah node. Ketergantungan

aktivitas digamabarkan dengan anak panah diantara node pada jaringan

AON. Sedangkan menurut (Clifford F.Gray dan Erik W. Larson, 2007)

jaringan AON, arak panah menunjukkan aktivitas proyek individual yang

memerlukan waktu dan node menunjukkan sebuah peristiwa (event).

Gray and Larson (2007) mengemukakan terdapat 8 aturan yang berlaku

secara umum ketika mengembangkan sebuah jaringan proyek.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

24

a. Jaringan umumnya mengalir dari kiri ke kanan

b. Sebuah aktivitas dapat dimulai sampai aktivitas yang mendahuluinya

telah dikerjakan

c. Panah pada jaringan menandakan adanya aktivitas yang mendahului

jalur. Panah dapat bersilang satu sama lain

d. Masing-masing aktivitas harus memiliki nomor identitas (ID)

e. Nomor identitas (ID) harus lebih besar dari semua aktivitas yang

mendahuluinya

f. Pengulangan tidak diperbolehkan

g. Pernyataan bersyarat tidak diperbolehkan (jenis pernyataan ini

seharusnya ada)

h. Ketika ada banyak start, dapat digunakan sebuah node start yang

umumnya mengidentifikasikan permulaan proyek pada jaringan.

Dengan cara yang sama, node akhir proyek tunggal dapat digunakan

untuk mengidentifikasikan akhir proyek.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

25

Sumber : Jay Heizer dan Barry Render (2007)

Gambar 2.3 Perbandingan antara konvensi AON dan AOA

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, jalur kritis menjadi kunci

utama keberhasilan proyek dan untuk mengetahui titik terpenting dalam

pembangunan proyek, menurut Heizer dan Render (2016) jalur kritis adalah

jalur waktu terpanjang yang terdapat di seluruh jaringan. Jadi untuk

mengetahui seberapa lama proyek dapat diselesaikan dapat dilakukan

dengan analisis jalur kritis (critical path analysis) pada jaringan. Jalur kritis

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

26

menghitung dengan dua waktu awal dan akhir yang berbeda untuk setiap

aktivitas seperti berikut:

a. Mulai Paling Awal (Earliest Start-ES) yaitu waktu paling awal suatu

aktivitas dapat dimulai dengan asumsi semua pendahulunya sudah

selesai.

b. Selesai Paling Awal (Earliest Finish-EF) yaitu waktu paling awal suatu

aktivitas dapat selesai.

c. Mulai Paling Lambat (Latest Start-LS) yaitu waktu terakhir suatu

aktivitas dapat dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian

seluruh proyek.

d. Selesai Paling Lambat (Latest Finish-LF) yaitu waktu terakhir suatu

aktivitas dapat selesai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian

keseluruhan proyek.

e. Slack (S) atau Float

Waktu bebas dari segala kegiatan, dimana waktu yang dimiliki oleh

sebuah kegiatan dapat diundur, tanpa menyebabkan keterlambatan

proyek keseluruhan.

Proses yang digunakan untuk menentukan jadwal waktu setiap

aktivitas adalah two-pass yang terdiri dari forward pass (ES dan EF) dan

backward pass (LS dan LF). Forward pass dan backward pass

menggunakan notasi untuk menunjukkan jadwal-jadwal aktivitas pada

jaringan proyek dengan jelas ditunjukkan pada gambar

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

27

Sumber : Heizer dan Render (2016)

Gambar 2.4 Notasi pada titik untuk Forward dan Backward Pass

Langkah-langkah menggunakan metode CPM yang dikutip dari

Hazer dan Render (2016:64) dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Menentukan proyek dan struktur rincian kerja

b. Mengembangkan hubungan antar aktivitas. Menentukan aktivitas mana

yang harus didahului dan mana yang harus mengikuti aktivitas lainnya.

c. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan semua aktivitas

d. Menenentukan waktu dan estimasi biaya pada masing-masing aktivitas

e. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan

f. Menggunakan jaringan untuk membantu merencanakan, menentukan

jadwal mengawasi, dan mengendalikan proyek

5. Fordward Pass (Perhitungan Maju)

Fordward pass mulai dengan kegiatan utama dari proyek dan melacak

masing-masing jalur di sepanjang jaringan sampai aktivitas terakhir dari

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

28

proyek. Ketika melacak sepanjang jalur ditambahkan waktu aktivitasnya

(Clifford F.Gray dan Erik W. Larson, 2007)

Berdasarkan pengertiannya, start (ES) merupakan waktu tercepat

dalam kegiatan yang dimulai, dari hari pertama dilakukan. EF dari suatu

kegiatan adalah jumlah dari waktu mulai awal (ES) dan waktu kegiatannya

(EF = ES + waktu kegiatan). Dalam fordward pass mengharuskan

mengingatkan tiga hal ketika menghitung waktu aktivitas awal, yaitu

menurut Clifford F.Gray dan Erik W. Larson (2007)

a. Menambahkan waktu aktivitas sepanjang masing-masing jalur di dalam

jaringan (ES + Dur = EF)

b. Membawa finish awal (EF) ke kegiatan berikutnya dimana dia menjadi

start awal (ES)

c. Kecuali Aktivitas berikutnya adalah aktivitas gabungan, dalam hal ini

dipilih angka finish awal (EF) paling besar dari semua aktivitas

pendahuluannya.

6. Backward Pass (Perhitungan Mundur)

Backward Pass mengetahui waktu atau tanggal akhir dapat memulai

dan mengakhiri masing-masing kegiatan tanpa menunda waktu

penyelesaian proyek secara keseluruhan. Sebagai fordward pass dimulai

dengan kegiatan pertama pada proyek, backward dimulai dengan kegiatan

terakhir dari suatu proyek. Untuk tiap kegiatan, langkah pertama

menentukan nilai LF diikuti nilai LS yang dikutip dari Heizer dan Render

(2016).

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

29

Start akhir (LS) adalah waktu paling akhir dimana suatu tugas dapat

dimulai tanpa penundaan tugas berikutnya. Perhitungan dengan mengurangi

durasi tugas akhir dan kemudian menambah satu hari. Start akhir (LS)

serupa dengan (ES) diharuskan mengingat tiga hal berikut (Clifford F.Gray

dan Erik W.Larson, 2007) ;

a. Mengurangi waktu aktivitas sepanjang masing-masing jalur mulai

dengan aktivitas terakhir dari proyek (LF – Dur = LS)

b. Membawa Ls ke aktivitas mendahului berikutnya untuk menetapkan Lf

c. Kecuali aktivitas mendahului berikutnya adalah aktivitas

menggelembung (burst activity) dalam hal ini memilih LS terkecil dari

semua aktivitas pengganti berikutnya untuk menetapkan LF-nya.

7. Perencanaan Biaya Proyek

Manajemen proyek dapat diartikan sebagai akselerasi proyek.

Akselerasi merupakan pengurangan waktu normal aktivitas. Akselerasi

diperoleh dengan menyediakan lebih banyak sumber daya (diukur dalam

satuan mata uang), bagi aktivitas yang akan dikurangi waktunya. Crashing

Project merupakan suatu metode untuk mempersingkat lamanya waktu

proyek dengan mengurangi waktu dari satu atau lebih aktivitas proyek yang

penting menjadi kurang dari waktu normal aktivitas. Crashing Project

merupakan tindakan untuk mengurangi durasi keseluruhan proyek setelah

menganalisa alternatif-alternatif yang ada (dari jaringan kerja). Bertujuan

untuk mengoptimalisasikan waktu kerja dengan biaya terendah. Seringkali

dalam crashing terjadi “trade-off”, yaitu pertukaran waktu dengan biaya.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

30

a. Pertukaran (Trade-Off) Waktu dan Biaya

Dapat digambarkan dalam bentuk grafik waktu–biaya. Digunakan

untuk membandingkan alternatif tambahan biaya untuk manfaatnya.

Yang paling sulit untuk membuat grafik ini adalah mencari total biaya

langsung untuk lama proyek tertentu dalam jangka waktu yang relevan.

Terdapat 3 langkah yang diperlukan untuk mengkonstruksikan

grafik waktu– biaya menurut Haezer (2016) yaitu ;

1) Cari total biaya langsung untuk lama proyek yang telah dipilih,

contoh: biaya pegawai dan peralatan.

2) Cari total biaya tidak langsung untuk lama proyek yang telah

dipilih, contoh: biaya konsultansi dan administrasi.

3) Jumlahkan biaya langsung dan tidak langsung untuk lama

proyek yang telah dipilih tersebut.

b. Komponen Waktu

Dalam crashing project, terdapat dua komponen waktu, yaitu:

1) Waktu Normal (Normal Time), yaitu penyelesaian aktivitas dalam

kondisi normal.

2) Waktu Akselerasi (Crash Time), yaitu waktu terpendek yang paling

mungkin untuk menyelesaikan aktivitas.

Dari dua komponen tersebut dapat diperoleh Total Waktu Akselerasi,

dengan persamaan:

𝑇𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑨𝒌𝒔𝒆𝒍𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 = 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑵𝒐𝒓𝒎𝒂𝒍 − 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑨𝒌𝒔𝒆𝒍𝒆𝒓𝒂𝒔𝑖

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

31

c. Komponen Biaya

Dalam crashing project, terdapat tiga komponen biaya, yaitu:

1) Biaya Normal (Normal Cost), yaitu biaya langsung untuk

menyelesaikan aktivitas pada kondisi normal.

2) Biaya Akselerasi (Crash Cost), yaitu biaya langsung untuk

menyelesaikan aktivitas pada kondisi akselerasi/crash (pada kondisi

waktu terpendek yang paling mungkin untuk menyelesaikan

aktivitas). Dari dua komponen tersebut dapat diperoleh Total Biaya

Akselerasi, dengan persamaan:

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑨𝒌𝒔𝒆𝒍𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 = 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑨𝒌𝒔𝒆𝒍𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 − 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑵𝒐𝒓𝒎𝒂𝒍

d. Biaya Akselerasi per Unit Waktu (Slope), yaitu biaya langsung untuk

menyelesaikan aktivitas pada kondisi akselerasi/crash (pada kondisi

waktu terpendek yang paling mungkin untuk menyelesaikan aktivitas)

dalam satuan waktu terkecil yang ditentukan, dengan menggunakan

persamaan:

𝐵𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑨𝒌𝒔𝒆𝒍𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 𝒑𝒆𝒓 𝑼𝒏𝒊𝒕 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 (𝒔𝒍𝒐𝒑𝒆) =𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑨𝒌𝒔𝒆𝒍𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑨𝒌𝒔𝒆𝒍𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊

𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑨𝒌𝒔𝒆𝒍𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 𝒑𝒆𝒓 𝑼𝒏𝒊𝒕 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑺𝒍𝒐𝒑𝒆 = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑨𝒌𝒔𝒆𝒍𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑨𝒌𝒔𝒆𝒍𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊

Jika hanya ada satu jalur kritis, pilihlah aktivitas yang masih bisa

dilakukan crash, dan mempunyai biaya crash terkecil per satuan waktu.

Jika terdapat lebih dari satu jalur kritis, maka pilih satu aktivitas

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

32

sedemikian rupa sehingga setiap aktivitas yang dipilih masih bisa

dilakukan crash, dan Biaya crash total per satuan waktu dari semua

aktivitas yang dipilih merupakan yang terkecil. Perbarui semua waktu

kegiatan, jika batas waktu yang di inginkan telah tercapai, maka

berhenti. Jika tidak, ulangi langkah ke 3.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir yang akan diangkat dalam permasalahan, berupa

penjadwalan proyek yang dimulai dari awal yang dilakukan dengan proses dan

mendapatkan tujuan dalam hal yang diinginkan di dalam menyelesaikan

masalah didalam proposal. Seperti yang tertera di dalam gambar dibawah.

Kerangka pikir yang dijelaskan diatas, dapat diketahui proses penelitian

yang berawal dari input, process, dan output dapat dikembangkan dalam point-

Kegiatan

Hubungan Antar Aktivitas

Biaya

Peristiwa

Waktu :

1.Waktu tercepat

untuk memulai

2.Waktu tercepat

untuk mengakhiri

3.Waktu terpanjang

Biaya Tenaga

Kerja :

1.Biaya pekerja

mandor

2.Biaya pekerja

bangunan

Waktu proyek dan

Biaya tenaga kerja

Proyek

Sumber : Husen (2009), Schwalbe (2004)

Gambar 2.5 Kerangka Pikir

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39890/3/BAB II.pdf · Critical Path Method) yang ditulis oleh Aulady dan Orleans (2016), tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan

33

point indicator. Berawal dari input berupa kegiatan, hubungan antar aktivitas

dan biaya. Dimana dalam penjadwalan dibutuhkan ketiga indikator untuk

mencapai tujuan yang ingin dicapai. Berlanjut ke bagian proses dimana terletak

peristiwa, waktu dan biaya tenaga kerja yang merupakan indikator dalam

penjadwalan proyek. Dalam berbagai input dan process yang di terima

diharapkan mendapatkan output dalam proyek tersebut. Adapun output

didalamnya berupa waktu proyek dan biaya tenaga kerja proyek. Diharapkan

perencanaan yang yang diinginkan dapat terlaksana melalui indikator-indikator

yang terkait.