BAB II IMIGRAN HAITI BESERTA KETURUNANNYA DI REPUBLIK …eprints.umm.ac.id/53934/3/BAB II.pdf ·...
Transcript of BAB II IMIGRAN HAITI BESERTA KETURUNANNYA DI REPUBLIK …eprints.umm.ac.id/53934/3/BAB II.pdf ·...
46
BAB II
IMIGRAN HAITI BESERTA KETURUNANNYA DI
REPUBLIK DOMINIKA
2.1 Kondisi Masyarakat Haiti
Haiti menjadi negara imigran terbesar yang disebabkan oleh beberapa
faktor, khususnya permasalahan krisis politik yang sudah terjadi semenja abad ke-
19. Mayoritas imigran Haiti menetap di beberapa negara seperti Republik
Dominika, Amerika Serikat, Kuba, Puerte Riko, Kanada dan Bahama. Selain itu
imigran Haiti yang berskala lebih kecil terdapat di negara Prancis, Jamaika, Antilles
Prancis, Meksiko, Kepulauan Virgin, Brasil dan Guyana Perancis. Masyarakat Haiti
yang bermigrasi berkisar antara usia 20-40 Tahun.1 Masyarakat Haiti yang memiliki
latar belakang pendidikan yang buruk dan mayoritas diantaranya memiliki
permasalahan buta huruf banyak yang bermigrasi secara ilegal karena kurangnya
pengetahuan mereka terkait prosedur legal untuk melakukan migrasi, ditambah lagi
keadaan negaranya yang berada pada situasi krisis politik menyebabkan masyarakat
Haiti yang hendak bermigrasi mengalami kesulitan untuk mengurus dokumen.
Secara garis besar faktor pendorong imigrasi masyarakat Haiti dipengaruhi oleh dua
hal yakni, krisis politik dan keadaan sosial serta perekonomian yang buruk.2
1 Eugenio Matibag, Haitian-Dominican Counterpoint: Nation, State, and Race On Hispaniola,
https://books.google.co.id/books?id=rSbIAAAAQBAJ&pg=PA13&lpg=PA13&dq=many+haitian
+cross+illegally&source=bl&ots=EBnmU6edyy&sig=ACfU3U3W5y35LWuMK7j73oWki5dzKY
owqg&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiPy5znrbDiAhXJ7XMBHd3YBuMQ6AEwDXoECAgQAQ#
v=onepage&q=many%20haitian%20cross%20illegally&f=false, Hal. 13-16 2 Ibid. Hal.18-20
47
Bencana alam yang kerap terjadi di Haiti turut menyumbang arus imigran
besar dari Haiti. Meski masyarakat internasional telah merespon dan memberikan
bantuan berkala dalam skala besar untuk membantu rekontruksi negara Haiti,
namun banyak masyarakat Haiti yang menjadi korban gempa bermigrasi keluar
Haiti untuk mencari perlindungan dan melangsungkan hidupnya di negara lain.3
Masyarakat Haiti banyak berdatangan ke beberapa negara besar seperti AS dan
Prancis. Dalam hal ini bencana hanya dijadikan pemicu oleh masyarakat Haiti yang
tidak memiliki dokumen lengkap untuk bisa bermigrasi ke negara lain untuk
mendapatkan kehidupan yang lebih layak daripada di Haiti. Respon masyarakat
Internasional dalam membantu memulihkan negara Haiti dari bencana terbilang
sangat intensif dan memiliki jumlah yang besar, akan tetapi mayoritas masyarakat
Haiti memanfaatkan momentum bencana tersebut untuk mencoba bermigrasi ke
negara lain sebagai korban bencana, masyarakat Haiti sudah lelah hidup dibawah
krisis politik dan hak dasar yang sulit diperoleh di Haiti sehingga membuat mereka
berkingingan untuk bermigrasi demi hidup yang lebih baik untuk memenuhi hak
dasar mereka yang sulit mereka dapatkan di Haiti.4
Krisis politik yang terjadi di Haiti mengakibatkan bencana sosial bagi
masyarakat Haiti. Imigran Haiti tidak terlalu memperdulikan gaji yang mereka
peroleh di negara tempat mereka bermigrasi. Mengingat tujuan utama mereka
bermigrasi yakni untuk mencari kehidupan yang layak dari negaranya yang
mengalami krisis politik dan kondisi sosial serta peremonomian yang buruk.
3 Diana Thomaz, Post-Disaster Haitian Migration, https://www.fmreview.org/fragilestates/thomaz,
(23/05/2019 04:05 WIB) 4 Megan Bradley, Resolving Displacement After Disasters: Insights From Haiti,
https://www.brookings.edu/blog/up-front/2014/03/14/resolving-displacement-after-disasters-
insights-from-haiti/, (23/05/2019 04:22 WIB)
48
Imigran Haiti banyak dijadikan target sebagai eksploitasi tenaga kerja murah di
negara-negara tempat mereka bermigrasi, akan tetapi hal ini bukan menjadi masalah
besar bagi imigran Haiti yang sebelumnya hidup dibawah garis kemiskinan ekstrem
dengan penghasilan dibawah 1$ perharinya.5 Bahkan, imigran Haiti masih bisa
menyisihkan uangnya untuk dikirim ke keluarganya di Haiti. Maka, banyak dari
para imigran Haiti yang merasakan kehidupan lebih layak, selepas kepergiannya
dari Haiti. Alasan paling utama yang melatar belakangi imigran Haiti untuk
melakukan migrasi yakni untuk mencari kehidupan yang lebih baik terlepas dari
krisis politik, menghindari lingkungan yang keras dan untuk memenuhi hak-hak
dasar yang tidak mereka dapatkan di Haiti.6
2.2 Faktor Pendorong Migrasi Masyarakat Haiti
2.1.2 Krisis Politik
Krisis politik di Haiti terjadi sejak tahun 1986, dan berlangung sangat lama
hingga saat ini. Haiti terjebak dalam permasalahan yang mengakar secara spiral ke
bawah dan mustahil untuk dikembalikan normal seperti halnya negara demokrasi
lainnya. Meskipun terdapat fasilitas pendidikan sebagai upaya untuk menciptakan
generasi baru yang lebih intelek, namun kondisi lingkungan di Haiti tidak dapat
ditolong yang secara tidak langsung mengajarkan kekerasan kepada anak-anak.7
Sering juga para orang tua melarang anaknya bersekolah karena takut akan
terjadinya tindak kekerasan yang bisa melukai bahkan merenggut nyawa anak
mereka. Penghormatan terhadap HAM di Haiti sangat minim, meskipun banyak
5 Ibid, Hal. 158-160 6 Milo Milfort, Haiti’s Political And Social Crisis Persists Despite The Deceptive Calm,
https://www.equaltimes.org/haiti-s-political-and-social?lang=en, (23/05/2019 06:12 WIB) 7 Carrol Faubert, Op.cit Hal. 21-24
49
kalangan internasional yang berupaya memediasi masyarakat untuk meningkatkan
kesadaran akan HAM, namun hal ini tidak membuahkan hasil apapun. Penculikan,
kekerasan, penahanan semena-mena, ketidak adilan, kekerasan aparat terhadap
sipil, pembatasan suara mahasiswa dan lain sebagainya masih banyak terjadi di
Haiti.8
Tingkat kesadaran akan HAM sangat minim bagi pemerintahan Haiti, ini
merupakan buah dari benih kontruksi sejarah sebelumnya dimana Haiti dalam
sejarahnya selalu dipimpin oleh sosok seorang diktator. Secara tidak langsung
dalam rezim otoriter penghormatan terhadap HAM sangatlah kurang, data dari
Human Rights Scores menunjukkan bahwasanya pemerintah Haiti sangat kurang
dalam melindungi HAM masyarakatnya, berikut merupakan data perlindungan
HAM pemerintah Haiti terhadap masyarkatnya dari Tahun 1949-2014 :9
Grafik 2.1
Perlindungan HAM Pemerintah Haiti 1949-2014
8 Helena, Haiti: political violence claims academic’s life, https://www.ei-ie.org/en/detail/3540/haiti-
political-violence-claims-academic-s-life, (20/05/2019 03:52 WIB) 9 Christopher Farris and Keit Schnakenberg, Human Rights Protection Scores, American Political
Science Review, https://ourworldindata.org/grapher/human-rights-
protection?tab=chart&time=1949..2014&country=HTI (21/05/2019 02:01)
50
Data tersebut menunjukkan, semakin tinggi angka maka semakin bagus pula
kinerja pemerintah dalam menghormati, melindungi serta menjaga HAM
masyarakatnya. Pada tahun 1949 negara Haiti sempat memiliki index sebesar 0,14
dalam menjaga HAM masyarakatnya, pada tahun-tahun berikutnya pemerintah
Haiti dapat dibilang sangat buruk dalam menjaga serta melindungi HAM
masyarkatnya yang memiliki data terburuk yakni dengan index -1,6 pada tahun
1990.10 Bisa disimpulkan bahwasanya peluang terjadinya pelanggaran HAM di
Haiti sangat rawan, karena kurangnya perhatian dari pemerintah Haiti dalam
menjaga HAM masyarakatnya.
Pada kurun waktu 2015 hingga 2017 pemilu di Haiti mengalami
ketidakjelasan, penundaan pemilu banyak terjadi karena kecurangan dan penipuan
suara yang kerap sekali terjadi dalam tiap pemilihan.11 Kalangan internasional
bersama dengan komunitas HAM global selalu mengecam pemerintah Haiti karena
tidak adanya keadilan dalam pemilu tiap periodenya. Pada tanggal 25 Oktober
pemilu di tunda karena banyaknya kekerasan yang terjadi pasca terpilihnya
presiden baru oleh kelompok oposisi karena dugaan kecurangan pemilu. Setelah
itu, pemilihan Haiti tertunda, dan dijadwalkan diadakan pemilihan putaran kedua
pada tanggal 27 Desember 2015 tetapi masih ditunda sampai Januari 2016 karena
tingginya tingkat kekerasan.12 Namun, pada bulan januari belum juga
diselenggarakan pemilu hingga memicu protes dari masyarakat dan menimbulkan
10 Christopher Farris and Keit Scnakenberg, Op.cit. 11 Freedom House, 2017, Haiti, https://freedomhouse.org/report/freedom-world/2017/haiti,
(21/05/2019 02:56 WIB) 12 Security Council Report, Haiti, https://www.securitycouncilreport.org/monthly-forecast/2015-
10/haiti_8.php, (21/05/2019 03:11 WIB)
51
kerusuhan dimana-mana, pada akhirnya presiden senat Haiti Jocelerme Privert
menjabat sebagai presiden sementara untuk meredam amarah masyarakat dan
meminimalisir kerusuhan yang terjadi.13
Butuh proses yang sangat lama bagi Haiti untuk menjadi negara demokrasi
yang maju, adil dan makmur. Meskipun telah mendapat perhatian serta bantuan dari
masyarakat dunia untuk membantu menstabilkan perpolitikan di Haiti, akan tetapi
belum nampak perubahan yang cukup signifikan. Sebagai contoh pasca
pembentukan MINUSTAH Haiti mulai disoroti oleh dunia Internasional, namun
pada tahun 2006 kekerasan kembali terjadi pasca pemilihan umum
diselenggarakan, kecurangan dalam pemilu terjadi yang memicu terjadinya
kekerasan yang berlangsung selama satu minggu antar masyarakat pendukung kubu
masing-masing kandidat, hingga sampai penghitungan ulang diadakan dan
kemudian terpilih pemimpin baru belum cukup untuk meredakan tingkat kekerasan
di masyarakat.14 Ini mencerminkan bahwasanya kondisi perpolitikan di Haiti sangat
susah untuk dikendalikan bahkan oleh badan Internasional sekalipun. Keseharian
masyarakat Haiti selalu dihantui dengan rasa takut dan kewaspadaan akan
terjadinya tindak kekerasan.15
Rezim otoriter dan lingkungan yang keras, menjadi alasan bagi masyarakat
Haiti untuk bermigrasi mencari kehidupan yang lebih tenang dan damai. Kudeta
yang terus-menerus terjadi, kekerasan yang terus terjadi juga menjadi pendorong
masyarakat Haiti untuk bermigrasi mencari keamanan dan lingkungan yang damai
13 Rebecca Hersher, Haiti's Presidential Election Delayed, https://www.npr.org/sections/thetwo-
way/2016/10/05/496762124/haitis-presidential-election-delayed, (21/05/2019 03:23 WIB) 14 Carrol Faubert, Op.cit Hal. 9 15 Freedom House, Haiti, https://freedomhouse.org/report/freedom-world/2007/haiti, (20/05/2019
03:20 WIB)
52
untuk ditinggali. Ketakutan yang menyebabkan masyarakat Haiti tidak bisa
melangsungkan hidupnya dengan aman, tidak bisa bekerja karena ancaman
kekerasan yang ada serta pemerintahan yang selalu bermasalah juga menjadi faktor
utama migrasi. Kemudian banyak dari masyarakat Haiti yang berupaya untuk
melakukan migrasi dengan berbagai upaya hingga rela untuk membayar mahal
oknum tertentu untuk menyelundupkan mereka ke negara lain demi kehidupan
lebih baik.16 Para imigran Haiti lebih memilih untuk membahayakan nyawa mereka
dalam migrasi yang ilegal daripada hidup dalam sebuah tirani dan lingkungan yang
penuh dengan kekerasan. Para imgran Haiti berharap untuk mendapat kondisi
lingkungan yang lebih ramah, tidak lagi khawatir dan takut akan terjadinya
kekerasan di keseharian mereka serta membesarkan anak mereka dengan layak
dengan hak-hak dasar yang susah untuk diperoleh di Haiti.17
2.2.2 Keadaan Sosial dan Ekonomi
Selama bertahun-tahun masyarakat Haiti telah hidup dibawah garis
kemiskinan yang ekstrem. Hal ini dipicu karena keadaan ekonomi, sosial serta
politik di Haiti yang buruk. Data dari OECD (Organisation for Economic Co-
operation and Development) mencatat bahwasanya pada kurun waktu 2000-2005
sebesar 56% lebih masyarakat Haiti hidup dalam kondisi kemiskinan dengan
pendapatan kurang dari 1$ perhari yang dipicu karena budaya hidup yang keras,
pemerintahan yang korup dan tingkat kriminalisasi senjata yang tinggi.18 Keadaan
16 Michael Matera, Report Roll-out: Illicit Trade and the Haiti-Dominican Republic Border,
https://www.csis.org/analysis/report-roll-out-illicit-trade-and-haiti-dominican-republic-border,
(23/05/2019 04:38 WIB) 17 Heloisa Harumi, 2014, The Haitian Migration Flow to Brazil: Aftermath of the 2010 Earthquake,
The Americas, SEM 2014, Hal. 149-152 18 Carrol Faubert, Evaluation Of UNDP Asisstance To Conflict-Affected Countries, UNDP
Evaluation Office, Hal.6-8
53
tersebut terjadi karena kurangnya perhatian dari komunitas Internasional,
minimnya tingkat pendidikan serta latar belakang politik Haiti yang berada dibawah
kediktatoran. Hingga pada bulan juni tahun 2004 PBB memutuskan untuk
membentuk suatu badan khusus yakni The United Nations Stabilization Mission in
Haiti (MINUSTAH) untuk membantu menstabilkan gejolak politik dan
perekonomian di Haiti.19
Pada bulan Januari 2017 Jovenel Moise terpilih menjadi presiden Haiti
melalui pemilu yang adil dan ketat dan mengakhiri stagnansi politik Haiti selama
lebih dari 14 bulan. Dalam keadaan stagnansi politik tersebut keadaan masyarakat
Haiti berada pada krisis kemanusiaan yang kronis ditambah lagi dengan bencana
badai matius yang menghantam Haiti pada bulan oktober tahun 2016. Kecaman dari
kalangan internasional terus menghujam Haiti untuk memperjelas status
pemerintahannya sesegera mungkin agar dapat menstabilkan keadaan negaranya.20
Pasca terpilihnya Jovenese Moise sebagai presiden baru Haiti, banyak
terjadi protes dan pemogokan kerja dimana-mana setelah presiden baru Haiti
memberlakukan peraturan untuk membantu meningkatkan perekonomian negara
presiden Jovenese Moise menaikkan pajak sebesar 20%, hal ini dirasa merugikan
masyarakat dengan penghasilan mereka yang tidak lebih dari 2,5 $.21 Mogok kerja
terjadi dimana-mana kondisi perindustrian Haiti mengalami penurunan, masyarakat
19 United Nations, Security Council Establishes Un Stabilization Mission In Haiti For Initial Six-
Month Period, https://www.un.org/press/en/2004/sc8083.doc.htm, (20/05/2019 01:21 WIB) 20 Camila Domonoske, 14 Months After Elections Began, Haiti Finally Has A President-Elect,
https://www.npr.org/sections/thetwo-way/2017/01/04/508171191/14-months-after-elections-
began-haiti-finally-has-a-president-elect, (19/05/2019 01:07 WIB) 21 Economist Intellegence Unit, 2017, Haiti,
http://country.eiu.com/article.aspx?articleid=1465889930&Country=Haiti&topic=Economy&subt
opic=For_7, (21/05/2019 04:22 WIB)
54
menuntut kenaikan gaji, dan lagi-lagi Haiti di hadapkan pada masalah yang
menyengsarakan masyarakatnya. Dugaan korupsi oleh pemerintah dan aparat terus
disuarakan oleh masyarakat dan kembali memicu berbagai demonstrasi yang
banyak diwarnai kerusuhan. PBB kemudian merespon dengan mengakhiri program
MINUSTAH selama 13 tahun di Haiti dan menggantinya dengan program baru
dengan nama United Nations Mission for Justice Support in Haiti (MINUJUSTH)
dengan mengemban misi untuk mewujudkan keadilan dan melindungi HAM
masyarakat Haiti.22
Akibat dari krisis politik dan banyaknya bencana yang terjadi menjadikan
Haiti sebagai salah satu negara termiskin di dunia. Data terbaru pada tahun 2017
dari Congressional Research Service menunjukkan sebesar 60 % populasi Haiti
hidup dibawah garis kemiskinan dengan penghasilan tidak lebih dari 2,41 $
perharinya dan 24 % diantaranya hidup dibawah garis kemiskinan ekstrim dengan
penghasilan sebesar 1,23 $ per hari.23 Gempa bumi yang menghancurkan ibu kota
Port-au-Prince serta badai Matius juga memberikan dampak yang cukup besar bagi
Haiti yang berdampak pada bencana kemanusiaan yang cukup besar, bank dunia
memperkirakan bahwa kerugian yang dialami Haiti dari dua bencana besar tersebut
setara dengan 32% GDP Haiti. Bank dunia juga memperkirakan bahwa sangat sulit
bagi Haiti untuk memperbaik keadaan perekonomian setelah menimbang dari
jumlah pendapatan internal Haiti dengan total pendapatan GDP sekitar 13% dan
22 Susan Manuel, Judging the UN in Haiti: ‘We Let the Haitians Down’,
https://www.passblue.com/2017/11/09/judging-the-un-in-haiti-a-saga-of-missteps-and-scandals-
but-glimmers-of-hope/, (21/052019 04:38 WIB)
23 Maureen Taft-Morales, 2017, Haiti’s Political and Economic Conditions: In Brief, CRS Report :
R45034, Hal.1-2
55
penurunan pajak dari tahun sebelumnya sebesar 7%. Haiti membutuhkan proses
yang sangat panjang untuk mencapai tingkat kesejahteraan ekonomi.24
Selama beberapa dekade terakhir Haiti selalu mengalami defisit
perdagangan tiap tahunnya dengan total rata-rata 190 $. Industri utama Haiti adalah
tekstil, yang memegang ekspor negara sebesar 90%.25 Akan tetapi sektor tekstil
Haiti mengalami kerusakan hebat pasca terjadinya bencana gempa bumi di tahun
2010 dan setelah pemulihannya sektor tekstil kembali tidak produktif setelah
presiden baru Haiti memberlakukan tarif pajak yang tinggi yang berujung
terjadinya mogok kerja dan tuntutan kenaikan gaji dari para pekerjanya.26
Perekonomian Haiti yang buruk membuat negara ini sulit untuk mencapai
kemajuan yang signifikan di bidang pembangunan sosial. Dengan demikian upaya
dalam meretas kemiskinan, mengurangi jumlah pengangguran, memenuhi akses
kebutuhan dasar masyarakat sangat sulit untuk diwujudkan. Kurangnya jaminan
sosial dari pemerintah Haiti membuat masyarakat hidup dalam keadaan sosial yang
buruk, di banyak titik pemukiman maupun pedesaan pemerintah Haiti tidak dapat
menyediakan layanan dasar masyarakat seperti air, listrik, drainase, akses kesehatan
dan akses pendidikan. Sehingga membuat angka harapan hidup masyarakat Haiti
rendah dan mencetak generasi penerus yang kurang terdidik, seolah masyarakat
pedesaan termarginalkan dan rentan akan kemiskinan serta kehidupan yang kurang
layak. Hal ini memicu komunitas internasional untuk turun dan mengupayakan
24 Ibid, Hal.3-4 25 Rocio Cara, Haiti’s Troubled Path to Development, https://www.cfr.org/backgrounder/haitis-
troubled-path-development, (21/05/2019 05:18 WIB) 26 ILO, 2016, Better Work Haiti: Garment Industry 12th Biannual Synthesis Report Under the HOPE
II Legislation, International Labour Organization, Hal.16-17
56
penghormatan HAM yang layak bagi masyarakat di Haiti. Pada akhirnya banyak
keluarga yang datang ke organisasi non-pemerintah di sekitar mereka untuk
memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti pendidikan, kesehatan serta jaminan
sosial lainnya.27
Permasalahan pendidikan merupakan hak dasar yang harusnya dapat
terpenuhi bagi anak-anak di seluruh dunia. Di Haiti lebih dari setengah total
populasinya memiliki masalah utama yakni buta huruf. Kualitas pendidikan di Haiti
sangatlah rendah, sejumlah 85% sarana pendidikan di Haiti dijalankan oleh entitas
swasta yang mematok biaya sekolah yang teramat mahal.28 Sehingga banyak anak-
anak Haiti yang berhenti sekolah di tingkat dasar dan menengah karena
keterbatasan biaya yang dimiliki orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan
anaknya, sementara mayoritas keluarga Haiti hidup dengan penghasilan dibawah
3$ perharinya. Restavèks adalah sebuah julukan di Haiti untuk pekerja yang masih
anak-anak. Restavèks yang kebanyakan adalah anak-anak perempuan, merupakan
anak dari keluarga berpenghasilan rendah yang ikut dengan keluarga kaya dengan
harapan untuk mendapat pendidikan dan dirawat dengan imbalan melakukan tugas
rumah tangga. Namun, dari banyak para Restavèks, mereka diperlakukan semena-
mena, mereka tidak mendapat apa yang diharapkan, tidak diberi pendidikan berupa
sekolah yang menjadi upah mereka dan sering dilecehkan secara fisik maupun
seksual.29
27 Randolph Gilbert, 2004, Haití: antecedentes económicos y sociales, CEPAL;México, Hal. 15-17 28 Right To Education, School fees law passed in Haiti, https://www.right-to-
education.org/news/school-fees-law-passed-haiti, (23/05/2019 01:03 WIB) 29 Human Rights Watch, World Report 2018 : Haiti, https://www.hrw.org/world-
report/2018/country-chapters/haiti, (23/05/2019 02:11 WIB)
57
2.3 Imigran Haiti di Republik Dominika
Warga Haiti sudah bermigrasi ke Republik Dominika selama beberapa
dekade. Republik Dominika menjadi destinasi utama bagi para warga Haiti untuk
bermigrasi dengan alasan letak geografis Republik Dominika yang bersebrangan
langsung dengan negara Haiti. Selain itu, Republik Dominika memiliki
perekonomian yang sehat dan laju pertumbuhan perekonomian yang lebih kuat
daripada di Haiti. Masuknya imigran Haiti ke Republik Dominika banyak melalui
jalur yang ilegal, faktanya para penjaga perbatasan Republik Dominika sangat
mudah untuk disuap dan memungkinkan imigran Haiti masuk ke Republik
Dominika dengan mudah.30 Kehidupan imigran Haiti di Republik Dominika selalu
mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari mayoritas masyarakat Republik
Dominika, hal ini dikarenakan faktor bahasa dan warna kulit mereka yang berbeda.
Namun, banyak dari kalangan petani tebu yang memanfaatkan keberadaan imigran
Haiti di Republik Dominika untuk bekerja di ladang mereka dengan upah yang
sangat murah. Para tuan tanah memberikan tempat tinggal sendiri bagi imigran
Haiti yang jauh dari pemukiman warga Republik Dominika yang sering dikenal
dengan istilah bateyes.31
Bateyes merupakan sebuah gubuk kumuh yang disediakan oleh pemilik
lahan tebu Republik Dominika untuk ditinggali para imigran Haiti yang bekerja
untuk mereka. Para imigran Haiti yang tidak memiliki tempat tinggal dan mendapat
30 Aida Alami, Between Hate, Hope, and Help: Haitians in the Dominican Republic,
https://www.nybooks.com/daily/2018/08/13/between-hope-hate-help-haitians-in-the-dominican-
republic/, (23/05/2019 18:32 WIB) 31 Mariano Castillo, Faces Of A Divided Island,
https://edition.cnn.com/2016/04/12/world/dominican-republic-haiti-immigration/index.html,
(24/05/2019 01:03 WIB)
58
penolakan untuk tinggal di daerah pemukiman Republik Dominika banyak berlari
ke tempat ini. Kehidupan di bateye sangat jauh dari akses layanan publik seperti
listrik dan pasokan air bersih. Akan tetapi seiring berjalannya waktu kehidupan
imigran Haiti semakin membaik. Anak-anak imigran Haiti banyak yang mulai
mempelajari bahasa spanyol yang menjadi bahasa utama di Republik Dominika,
sedikit demi sedikit dari mereka mulai bersekolah bahkan sampai berkuliah di
Republik Dominika, taraf hidup imgran Haiti semakin meningkat di Republik
Dominika. Perekonomian imigran Haiti juga perlahan meningkat dengan
merambah pekerjaan di bidang kontruksi. Keturunan Imigran Haiti yang terdidik
ini kemudian mulai menyuarakan untuk kesetaraan demi kehidupan yang lebih baik
bagi para imigran Haiti di Republik Dominika.32
Haiti menjadi penyumbang imigran terbesar bagi Republik Dominika
dengan populasi imigran sebesar 80% lebih dari para imigran di Republik
Dominika. Data pada tahun 2017 menunjukkan bahwa terdapat sejumlah 3.9%
imigran di Republik Dominika dengan total 425 ribu jiwa dari total keseluruhan
populasi Republik Dominika sebesar 10.8 juta jiwa. berikut merupakan tabel data
sensus dari data sensus nasional Republik Dominika, Encuesta Nacional de
Immigracion (ENI), dan United Nations Department of Economic and Social
Affairs (UN DESA) yang menunjukkan total populasi para imigran berdasarkan
tempat asal mereka di Republik Dominika pada tahun 2010, 2012 dan 2015 :33
32 Aida Alami, Op. cit 33 OECD, 2017, Interrelations between Public Policies, Migration and Development In the
Dominican Republic, CIES-UNIBE 2017, Hal. 44-45
59
Tabel 2.1
Populasi Imigran Haiti
Tempat Asal
Imigran
2010 2012 2015
Imigran % Imigran % Imigran %
Haiti 311.966 78,8 458.233 87,3 329.281 79,2
Amerika Serikat 24.457 6,2 13.514 2,6 25.814 6,2
Spanyol 6.691 1,7 6.720 1,3 7.062 1,7
Puerto Rico 5.763 1,5 4.416 0,8 6.083 1,5
Venezuela 5.132 1,3 3.434 0,7 5.417 1,3
Kuba 3.639 0,9 3.145 0,6 3.841 0,9
Itali 3.595 0,9 4.044 0,8 3.795 0,9
Colombia 3.416 0,9 2.738 0,5 3.606 0,9
Perancis 1.936 0,5 3.599 0,7 2.043 0,5
Jerman 1.574 0,4 1.792 0,3 1.661 0,4
China 1.406 0,4 3.643 0,7 1.484 0,4
Negara lainnya 26.213 6,6 19.354 3,7 25.477 6,1
Total 395.791 100 524.632 100 415.564 100
Dari jumlah tersebut dapat diketahui bahwa imigran Haiti merupakan
imigran dengan total populasi terebesar dari imigran negara-negara lain yang
menetap di Republik Dominika.