BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds...

31
4 BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Sumber data yang mendukung penelitian ini didapatkan dari hasil : Literatur : Melalui buku-buku yang terkait dengan bencana alam dan internet. Wawancara : Melalui wawancara dengan narasumber yang berkompeten di bidang penanggulangan bencana alam. 2.2. Bencana Bencana adalah suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia, yang dapat terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, yang menyebabkan hilangnya jiwa manusia, kerusakan harta benda dan lingkungan (WALHI,2008). Berdasarkan waktu terjadinya, bencana dikelompokkan menjadi dua : Bencana yang terjadi secara tiba-tiba Bencana yang terjadi secara perlahan, biasanya disertai munculnya tanda-tanda hingga bisa dilakukan tindakan-tindakan untuk mencegah korban. Sedangkan sumber ancaman yang akan menjadi bencana dalam beberapa jenis, yaitu : Sumber Ancaman Klimatologis Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim, dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan, tinggi dan derasnya ombak di pantai, arah angin, serta

Transcript of BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds...

Page 1: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

 

BAB II

DATA DAN ANALISA

2.1. Sumber Data

Sumber data yang mendukung penelitian ini didapatkan dari hasil :

• Literatur : Melalui buku-buku yang terkait dengan bencana alam dan internet.

• Wawancara : Melalui wawancara dengan narasumber yang berkompeten di bidang

penanggulangan bencana alam.

2.2. Bencana

Bencana adalah suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam atau karena ulah

manusia, yang dapat terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, yang menyebabkan

hilangnya jiwa manusia, kerusakan harta benda dan lingkungan (WALHI,2008).

Berdasarkan waktu terjadinya, bencana dikelompokkan menjadi dua :

• Bencana yang terjadi secara tiba-tiba

• Bencana yang terjadi secara perlahan, biasanya disertai munculnya tanda-tanda

hingga bisa dilakukan tindakan-tindakan untuk mencegah korban.

Sedangkan sumber ancaman yang akan menjadi bencana dalam beberapa jenis, yaitu :

• Sumber Ancaman Klimatologis

Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim, dapat berupa rendah

dan tingginya curah hujan, tinggi dan derasnya ombak di pantai, arah angin, serta

Page 2: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

 

 

beberapa kejadian yang erat hubungannya dengan iklim dan cuaca, Contoh : banjir,

kekeringan, taifun, petir, abrasi pantai, badai.

• Sumber Ancaman Geologis

Adalah sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi, baik berupa

pergeseran lempeng bumi, bentuk dan rupa bumi, jenis dan materi penyusun bumi, adalah

beberapa contoh kondisi dan dinamika bumi. Contoh : letusan gunung api, gempa bumi,

tsunami, tanah longsor.

• Faktor Manusia

Juga merupakan salah satu ancaman. Perilaku atau ulah manusia dalam pengelolaan

lingkungan seringkali menjadi faktor datangnya bencana itu sendiri. Contoh : banjir, efek

rumah kaca, konflik sosial.

2.3. Kerawanan Wilayah

Beberapa alasan kerawanan wilayah Indonesia dari bencana alam adalah sebagai berikut:

• Berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia (lempeng Eurasia, India

Australia, dan Samudra Pasifik)

• Berada pada pertemuan tiga sistem pegunungan (Alpine Sunda, Circum Pacific dan

Circum Australia), dengan lebih dari 500 gunung api, 128 gunung di antaranya masih

aktif

• Merupakan negara kepulauan dengan 2/3 wilayahnya merupakan perairan

Page 3: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

 

 

• Memiliki sekitar 500 sungai besar dan kecil, di mana 30% di antaranya melintasi

wilayah padat penduduk

• Tata ruang wilayah belum tertib

• Banyak terjadinya penyimpangan pemanfaatan kekayaan alam.

2.4. Peta Indeks Kerawanan Bencana di Indonesia

Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana, http://geospasial.bnpb.go.id/

Page 4: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

 

 

2.5. Peta Penyebaran Kejadian Bencana 2007

2.6. Peta Penyebaran Kejadian Bencana 2008

Page 5: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

 

 

2.7. Peta Penyebaran Kejadian Bencana 2009

Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana, http://geospasial.bnpb.go.id/

Kesimpulan :

Peta diatas menunjukkan bahwa hampir seluruh wilayah Indonesia berada dalam tingkat

kerawanan bencana yang tinggi. Total kejadian bencana dalam kurun waktu 2002-2007

berjumlah 1.734 kejadian, dan periode 2009 berjumlah 441 kejadian. Peta diatas juga

menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti gempa bumi,

banjir, tsunami, tanah longsor, kebakaran, dan gunung api.

2.8. Ragam bencana

• Gempa Bumi

Page 6: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

 

 

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa

bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi

juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut.

Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang

terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan. Anonymous,

Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/gempa_bumi)

• Tsunami

Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah

berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh

perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut

tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung

berapi bawah laut, longsor bawah laut. Anonymous, Wikipedia

(http://id.wikipedia.org/wiki/tsunami)

• Banjir

Bencana ini muncul setiap tahun tatkala Musim Hujan tiba dengan curah hujan yang

tinggi. Bencana ini melanda dataran rendah di sekitar aliran sungai atau di dataran banjir

atau di pemukiman yang buruk sistem drainasenya. Di daerah pesisir, genangan banjir ini

dapat saling memperkuat dengan banjir karena pasang surut. Daerah yang terkena

bencana banjir ini dapat meluas dan banjir dapat makin hebat seiring dengan kerusakan di

daerah aliran sungai atau kerusakan lingkungan.

Anonymous, Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/banjir)

Page 7: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

10 

 

 

• Kebakaran

Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat, situasi dan

waktu yang tidak kita hendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Jadi

api yang menyala di tempat-tempat yang dikehendaki seperti kompor, furnace di industri

dan tempat atau peralatan lain tidak termasuk dalam kategori kebakaran.

• Gunung Api

Merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang

didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang

terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih

dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang

dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu

dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya

bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.

Anonymous, Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/gunung_api)

• Tanah Longsor

Bencana tanah longsor atau gerakan tanah terjadi setiap tahun bertepatan dengan

Musim Hujan. Daerah-daerah yang terancam oleh bencana ini adalah daerah pegunungan

atau perbukitan yang berlereng terjal. Bencana ini dapat makin hebat seiring dengan

meningkatnya kerusakan lingkungan di sekitarnya.

Anonymous, Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/tanah_longsor)

• Perubahan iklim

Page 8: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

11 

 

 

Perubahan Iklim ialah perubahan suhu, tekanan udara, angin, curah hujan, dan

kelembaban sebagai akibat dari Pemanasan Global. Pemanasan Global ialah mningkatnya

temperatur rata-rata bumi sebagai akibat dari akumulasi panas di atmosfer yang

disebabkan oleh Efek Rumah Kaca. Hubungan Perubahan Iklim, Efek Rumah Kaca, dan

Pemanasan Global adalah Efek Rumah Kaca menyebabkan terjadinya Pemanasan Global

yang dapat menyebabkan Perubahan Iklim. Hubungan di antara ketiganya adalah

hubungan sebab-akibat. Anonymous, WWF (wwf.or.id)

2.9. Definisi Kelompok Rentan

Menurut Departeman Hukum dan Hak Asasi Manusia, yang dimaksud dengan

kelompok rentan adalah semua orang yang menghadapi hambatan atau keterbatasan

dalam menikmati standar kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan berlaku umum

bagi suatu masyarakat yang berperadaban. Kelompok-kelompok rentan adalah:

• Anak-anak

• Perempuan

• IDPs (Internally Displace Persons) dan pengungsi

• Kelompok Minoritas

Anak-anak masuk ke dalam kategori rentan karena:

• Fisik yang masih lemah

• Psikis yang masih labil

Page 9: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

12 

 

 

• Pengetahuan yang masih terbatas

• Pengalaman hidup yang kurang

2.10. Dampak Bencana Secara Umum

Menurut Yayasan Pulih Indonesia, organisasi nirlaba yang berfokus pada

pendampingan psikososial dan psikologis akibat kekerasan dan bencana, dampak bencana

alam antara lain :

• Kesehatan

Keluhan fisik, munculnya wabah penyakit, luka atau cacat yang dialami, menurunnya

daya tahan tubuh, kekurangan makanan dan gizi, perubahan pola tidur.

• Psikologi

Penghayatan terhadap pengalaman selama terjadinya bencana, berkurangnya dukungan

sosial, kepercayan diri berkurang, merasa tidak punya harapan.

• Kehidupan sosial

( Mengungsi/menumpang hidup) masalah kejahatan/kriminalitas, ketegangan dan konflik

dalam keluarga, perubahan peran dalam keluarga/lingkungan.

• Ekonomi

Kehilangan sumber mata pencaharian, kesulitan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari,

sarana transportasi terganggu.

• Kehidupan keagamaan

Tidak bisa menjalankan ritual keagamaan, sarana ibadah banyak yang rusak dan hilang.

• Fasilitas umum

Banyak fasilitas umum yang rusak atau hancur akibat bencana alam.

Page 10: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

13 

 

 

2.10.1. Dampak Bencana Bagi Anak

Menurut Yayasan Pulih Indonesia, dampak bencana bagi anak :

• Ketakutan dan kekhawatiran terpisah dari orang tua, takut akan terjadi bencana lagi

• Pola tidur menjadi terganggu (mimpi buruk, mengigau tengah malam, mengompol,

sulit untuk tidur)

• Anak jadi sulit berkonsentrasi, terlihat melamun atau diam saja

• Anak menjadi sangat peka, mudah sedih, mudah tersinggung, mudah marah/kesal.

• Anak jadi waspada berlebihan terhadap situasi yang ada, mudah kaget ketika ada

suara ramai (gaduh) atau ketika ada benda bergoyang

• Tingkah lakunya berubah dari kebiasaan yang dilakukan.

• Anak berperilaku kasar pada temannya atau orang lain (bicara kasar, memukul

teman dll)

• Anak mengeluh mengalami sakit tertentu seperti sakit perut, sakit kepala, demam

yang setelah diperiksakan ke dokter tidak ditemukan penyebabnya

• Menarik diri dari keluarga dan teman, terlihat sedih dan murung, aktivitas berkurang

• Selalu teringat dengan kejadian bencana ( trauma )

2.11. Pendidikan Kebencanaan Untuk Anak

Menurut Dr. Heru Susetyo LLM ( Visiting Researcher Disaster Prevention

Research Inst Kyoto University & Chulalongkorn University ), pendidikan mitigasi

bencana pada siswa yang baik dilakukan dengan tujuan: (1) memberi informasi pada

siswa tentang pengetahuan yang benar mengenai bencana, (2) memberi pemahaman

Page 11: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

14 

 

 

tentang perlindungan secara sistematis, (3) membekali siswa melalui practical training

bagaimana melindungi dirinya dan bagaimana mereka bisa merespon bencana tersebut

secara tepat dan cepat. Informasi yang diberikan kepada siswa juga bisa dalam bentuk

basic information (misalnya tentang mengapa gempa bumi terjadi), teknik dan

perencanaan untuk mengurangi resiko bencana, pengetahuan tentang respon darurat,

respon terhadap api, mengamankan diri mereka dari bahaya, evakuasi, dan pertolongan

pertama. Yang akhirnya bertujuan agar anak-anak bisa lebih sigap dan dapat mengambil

peranan penting dalam penyelamatan diri dan orang lain di sekitar mereka.

2.12. Target

Target dari buku ini adalah anak-anak umur 9-11 tahun. Kelas A-B dipilih sebagai

target. Dan berdomisili di kota besar seluruh wilayah karena hampir seluruh wilayah

Indonesia rawan bencana.

2.12.1. Profil Target

Geografis

Domisili: Seluruh wilayah di kota-kota besar.

Demografis

• Target Primer :

Usia : 9-11 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan

Profesi : Pelajar Sekolah Dasar

Page 12: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

15 

 

 

SES : A-B

• Target Sekunder :

Usia : 30 – 40 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan

Profesi : Karyawan swasta, wiraswasta, ibu rumah tangga

SES : A-B

Psikologi

• Target Primer :

Kepribadian : Aktif , ceria, tertarik pada sesuatu yang berwarna cerah, tertarik pada

hubungan sebab-akibat, mulai mandiri, dapat berkonsentrasi kepada suatu hal.

Prilaku : Senang bermain, mulai senang berkelompok dengan teman- teman sebaya,

selalu ingin tahu kegiatan orang dewasa di sekitarnya.

• Target Sekunder :

Kepribadian : Menyayangi anak, peduli pada kebutuhan anak, sering dilanda rasa cemas

yang berlebihan jika anak berada dalam kesulitan atau sakit.

Perilaku : Sering mengajak anak-anak mereka berekreasi ke tempat hiburan atau mall,

sering mengajak anak-anak bermain, sering mendampingi anak untuk belajar.

2.13. Karateristik Produk

Page 13: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

16 

 

 

Buku panduan menghadapi bencana untuk anak-anak ini dibuat dengan data sebagai

berikut :

• Ukuran: 21 x 21 cm

• Tebal: 56 halaman

• Isi: Materi tentang karateristik bencana juga bagaimana cara menghadapi bencana

sebelum dan sesudah terjadinya.

Karakteristik produk bersifat informatif, edukatif, ceria, mudah dipahami, ringkas, dan

menggunakan ilustrasi yang sesuai kebutuhan anak.

2.14. WALHI

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) adalah organisasi lingkungan

hidup yang independen, non-profit didirikan tanggal 15 Oktober 1980. . Saat ini WALHI

hadir di 26 propinsi dengan 436 organisasi anggota.WALHI melakukan kampanye

internasional bersama berbagai jaringan intemasional lainnya yang memiliki keprihatinan

yang sama terhaap ketidakadilan lingkungan hidup. Salah satunya dengan menjadi

anggota Friends of the Earth International (FoEI) - federasi lingkungan hidup sedunia

dengan 71 organisasi anggota di 70 negara, dan memiliki lebih dari dari satu juta anggota

individu.

2.14.1. Visi WALHI

Page 14: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

17 

 

 

Visi WALHI adalah terwujudnya suatu tatanan sosial ekonomi, dan politik yang

adil dan demokratis yang dapat menjamin hak-hak rakyat atas sumber-sumber kehidupan

dan lingkungan hidup yang sehat.

2.14.2. Misi dan Nilai Dasar WALHI

• WALHI adalah jaringan pembela lingkungan hidup yang independen untuk

mewujudkan tatanan masyarakat dan tatanan lingkungan hidup yang adil serta

demokratis.

• WALHI percaya hak lingkungan hidup yang sehat dan layak adalah hak asasi

manusia.

• WALHI menjujung tinggi keadilan gender, hak-hak masyarakat marjinal dan hak-hak

mahluk hidup.

• WALHI percaya gerakan lingkungan hidup harus berkembang menjadi gerakan

sosial yang mengutamakan solidaritas, aksi–aksi konfrontatif yang kreatif dan tanpa

kekerasan.

• WALHI percaya organisasi yang demokratis, terbuka, bertangung jawab dan

profesional akan mampu melindungi hak-hak masyarakat dan keberlanjutan

lingkungan hidup.

Page 15: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

18 

 

 

2.14.3. Struktur Organisasi

2.14.4. Isu dan Penanganan

Secara prinsip, WALHI akan melakukan respon setiap kejadian bencana, maupun

potensi terjadinya bencana yang ada. Selain mandat organisasi yang diemban WALHI,

yakni advokasi - WALHI pun mengemban mandat kemanusiaan; meringankan

Page 16: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

19 

 

 

penderitaan penduduk terkena bencana. Proporsi dan focus yang akan membedakan

intervensi WALHI sesuai mandat organisasi WALHI. Selain mandat kemanusiaan,

WALHI melihat ada keterkaitan yang tidak terelakan dari kejadian bencana adalah

terganggunya atau rusaknya system ekologis. Dan kerusakan tersebut lebih banyak

diintervensi oleh manusia. Kebijakan yang meningkatkan ancaman, pengabaian terhadap

potensi atau risiko bencana atau lemahnya penegakan hukum merupakan bagian yang

kerap sebagai pemicu dari kejadian bencana.

Kerja-kerja WALHI dalam pengelolaan bencana dititik beratkan pada upaya

preventif melalui pengurangan risiko dan dampak bencana (disaster risk reduction), yakni

upaya-upaya mitigasi maupun kesiapsiagaan melalui kerja advokasi yang dilakukan

secara terintegrasi. Oleh masyarakat merupakan titik tekan kerja-kerja reduksi risiko

didorong dilakukan oleh masyarakat sendiri. Sangat di sadari, pengelolaan bencana tidak

lah berdiri sendiri. Pengelolaan bencana menjadi bagian tidak terpisahkan dari kegiatan

yang lain. Kejadian bencana yang menimbulkan korban jiwa dan materi serta

mempengaruhi system kehidupan manusia dan system pemerintahan merupakan dampak

dari ketidak becusan dalam mengelola sumber-sumber kehidupan secara berkelanjutan.

Ketidak becusan memandang sebuah risiko dalam pemanfaatan dan mengelola untuk

meningkatkan kesejahteraan rakyat.

2.14.5. Stakeholder

Dalam melaksanakan kegiatan WALHI telah bekerjasama dengan badan dana

seperti Dana Mitra Ligkungan (DML), The Asia Foundation, Canadian International

Development Agency (CIDA), The United State Agency for International Development

Page 17: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

20 

 

 

(USAID), Frederich Naumann Stiftung (FNS) Frederich Ebert Stiftung (FES), The Ford

Foundation, CUSO, dan lain-lain.

2.14.6. Tujuan

1. Mendorong Negara memenuhi dan menjalankan kewajibannya dalam menyelematkan

dan melindungi rakyat Indonesia dari ancaman bencana serta memenuhi seluruh

kebutuhan dasar warga terkena dampak bencana sesuai standard penanganan

pengungsi.

2. Memastikan terjaminnya keberlanjutan kehidupan bermartabat penduduk terkena

dampak bencana.

3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat mereduksi risiko dan

dampak ancaman bencana.

4. Memposisikan warga Negara sebagai aktor kunci dalam pengelolaan risiko bencana

dan pengelolaan lingkungan hidup untuk kehidupan yang bermartabat.

2.14.7. Hasil

1. Mempertegas sikap dan peran WALHI dalam advokasi pengelolaan risiko bencana

dan pengelolaan lingkungan berbasis keraky atan.

2. Tersistematisasi dan semakin efektifnya kerja-kerja advokasi WALHI dalam

pengelolaan risiko bencana.

3. Memperkuat gerakan rakyat atas pengelolaan sumber-sumber kehidupan dan

pengelolaan risiko bencana.

Page 18: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

21 

 

 

2.14.8. Wawancara

Ferdinand Rachim – Officer Desk Disaster National Executive WALHI, berkata

bahwa alasan WALHI salah satunya mengambil fokus dalam pengelolaan resiko bencana

alam adalah karena Posisi geografis kepulauan Indonesia yang unik, selain memiliki

kekayaan alam yang banyak, negeri ini juga memiliki potensi lain berupa daerah rawan

bencana. Negeri ini menjadi jalur jajaran gunung api yang aktif ( ring of fire ), dan diapit

oleh 3 lempeng bumi yang aktif, yaitu Australia, Eurasia, dan Pasifik. Hal itu menjadikan

Indonesia sebagai wilayah yang memiliki 83% daerah yang rawan akan bencana, kecuali

Kalimantan, tetapi Kalimantan sendiri tak terlepas dari ancaman bencana ekologis, yaitu

banjir bandang. Salah urus sumber-sumber kehidupan dan perubahan iklim juga ancaman

lain yang sifatnya alamiah, hal ini juga membuat Indonesia makin rentan. WALHI

mencatat ada 364 kejadian bencana yang terjadi pada tahun 2006, yang bisa dirata-rata,

setiap hari wilayah Indonesia dihantam bencana. Dan yang membuat prihatin adalah dari

220 juta jiwa penduduk, 98 % warga Indonesia berada dalam kondisi yang rentan

menghadapi ancaman bencana. Mungkin karena masyarakat tidak tahu atau tidak merasa

bahwa wilayah mereka juga bisa terancam kapan saja. Contohnya di Jakarta, masyarakat

kebanyakan merasa bahwa wilayah mereka tidak rawan. Besarnya ancaman yang

mencapai 83% dari seluruh wilayah dan 98% kerentanan pada total penduduknya,

menjadikan WALHI memprioritaskan pengurangan resiko dalam pengelolaan bencana.

Dan dalam rangka membangun kesadaran masyarakat.

Sejauh ini yang sudah dilakukan oleh WALHI adalah mencetak publikasi periodik

dan penerbitan buku bertema (1). Seri panduan dan supplement pendidikan dasar, (2).

Panduan dan pengelolaan bencana (3). Pengelolaan resiko bencana berbasis masyarakat

Page 19: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

22 

 

 

dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. memproduksi poster, vider, slide dan foto,

memfasilitasi kegiatan LSM untuk meningkatkan kemampuan mereka, dan memberikan

informasi kepada masyarakat luas bekerjasama dengan media cetak dan media elektronik.

Pada tahun 2007, WALHI menerbitkan buku pendidikan pengelolaan bencana

untuk anak-anak Sekolah Dasar, buku ini adalah salah satu upaya WALHI untuk

menguatkan masyarakat, khususnya anak-anak. Anak-anak adalah kategori kelompok

yang rentan, karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam bagaimana

menghadapi bencana. Pada saat terjadi bencana, mereka biasanya panik dan hanya

menunggu instruksi dari orang dewasa saja. Sebagai negara yang rawan bencana dan

dengan tingkat kerentanan yang tinggi, sudah saatnya bagi kita untuk mulai menanamkan

rasa kesiapsiagaan pada anak-anak dalam menjalani kehidupan. WALHI juga berharap

bahwa buku ini akan dijadikan modul bagi mata pelajaran di Sekolah Dasar. Namun

tanggapan masyarakat terhadap buku tersebut kurang baik, karena banyak yang

beranggapan buku ini masih belum bisa dibaca oleh anak-anak tanpa didampingi dewasa,

karena menurut mereka buku ini masih terlalu rumit dan seram, dampaknya adalah anak-

anak enggan mempelajarinya. Memang ini buku pertama untuk anak-anak yang

dikeluarkan WALHI, karena biasanya WALHI tidak mengkhususkan diri pada anak-

anak.

Ferdinand lalu melanjutkan bahwa cara ini belum optimal, karena hal ini

memerlukan dukungan yang besar dari berbagai pihak, khususnya negara, karena tingkat

kerentanan dan ketidaksiapsiagaan itu tidak terlepas dari peran negara yang tidak

maksimal melindungi masyarakat dari resiko bencana. Tetapi, sebagai organisasi publik,

inilah usaha WALHI dalam menempatkan perlindungan dan keselamatan sebagai hak

Page 20: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

23 

 

 

azasi rakyat. Sejauh ini daerah yang yang menjadikan buku ini sebagai modul bagi mata

pelajaran di sekolah mereka adalah daerah Ciamis - Bandung dan daerah Bojong - Bogor.

Namun kabarnya anak-anak pun merasa terbebani dengan mata pelajaran tersebut.

Disamping buku nya yang masih dianggap rumit, cara penyampaian guru nya juga

kurang menarik bagi mereka. Pada akhirnya Ferdinand berkata, bahwa WALHI terus

berharap agar anak-anak dapat lebih siap dengan apa yang harus dilakukan, kemana harus

menyelamatkan diri, bertahan hidup atau mendapatkan bantuan.

2.14.9. Analisa Produk

Sebagai buku yang memiliki target konsumen anak-anak, buku Bersahabat dengan

Ancaman dari WALHI ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu :

1. Ilustrasi adalah elemen yang penting untuk menarik minat anak, ilustrasi di cover ini

kurang dibuat dengan baik, ilustrasi di dalam buku juga kurang informatif.

2. Dari segi warna, buku ini tidak memakai warna-warna yang disukai anak-anak,

warna-warna yang banyak digunakan adalah warna-warna yang gelap, sehingga

menimbulkan kesan seram.

Page 21: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

24 

 

 

3. Rata-rata teks memenuhi keseluruhan tampilan halaman, hal ini akan membuat anak-

anak merasa bahwa buku ini rumit.

4. Font pada judul kurang diolah, padahal font pada judul juga berperan penting dalam

menarik minat anak.

2.15. Palang Merah Indonesia

Palang Merah Indonesia (PMI) adalah Perhimpunan Nasional Palang Merah di

Indonesia. Didirikan pada tanggal 17 September 1945. PMI diakui sebagai satu-satunya

Perhimpunan Nasional Palang Merah oleh Pemerintah Indonesia dengan Keputusan

Presiden RIS No.25 tahun 1950. Melalui keputusan Presiden No.246 tahun 1963,

pemerintah memperkuat ketentuan peran dan kegiatan PMI.

Secara Internasional, keberadaan PMI telah diakui oleh Komite Internasional Palang

Merah pada tanggal 15 Juni 1950 dan diterima sebagai anggota ke-68 Federasi

Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah pada tanggal 16

Oktober 1950.

Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas

kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi

Page 22: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

25 

 

 

Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958

melalui UU No 59.

2.15.1. Visi

PMI diakui secara luas sebagai organisasi kemanusiaan yang mampu

menyediakan pelayanan kepalangmerahan yang efektif dan tepat waktu, terutama kepada

mereka yang paling membutuhkan, dalam semangat kenetralan dan kemandirian.

2.15.2. Misi

• Menyebarluaskan dan mengembangkan aplikasi prinsip dasar Gerakan Palang Merah

dan Bulan sabit Merah serta Hukum perikemanusiaan Internasional (HPI) dalam

masyarakat Indonesia.

• Melaksanakan pelayanan kepalangmerahan yang bermutu dan tepat waktu, mencakup

Bantuan kemanusiaan dalam keadaan darurat, pelayanan sosial dan kesehatan

masyarakat dan Usaha Kesehatan Transfusi Darah.

• Pembinaan Generasi Muda dalam kepalangmerahan, kesehatan dan kesejahteraan.

2.15.3. Isu dan Penanganan

2.15.3.1. Penanganan Bencana

a. Pra-Bencana

Kegiatan yang dilakukan oleh PMI pada masa pra-bencana antara lain :

• Kesiapsiagaan

• Sistem peringatan dini dan informasi manajemen bencana

• Mitigasi

Page 23: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

26 

 

 

b. Saat bencana

Kegiatan yang dilakukan pada saat bencana adalah merupakan kegiatan respon tanggap

darurat berupa :

• Evakuasi korban

• Pertolongan pertama

• Penampungan darurat

• Pendirian dapur umum

• Penyediaan air bersih dan sanitasi

• Relief

c. Pasca Bencana

Pelaksanaan program rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana meliputi :

• Rehabilitasi

• Rekonstruksi

2.15.4. Pelayanan sosial dan Kesehatan Masyarakat

Tujuan program Pelayanan sosial dan Kesehatan masyarakat adalah :

• Menyediakan respon cepat dan tepat saat bencana

• Berpartisipasi aktif dalam pencegahan penyakit menular, misalnya HIV /AIDS, flu

burung, malaria, TBC, maupun demam berdarah.

• Meningkatkan kapasitas masyarakat rentan melalui pendekatan CBFA (Community

Based First Aid) dan memperhatikan faktor pencegahan melalui perbaikan hygiene,

sanitasi, dan gizi.

• Menyediakan pelayanan sosial bagi kelompok rentan tertentu, misalnya bagi anak

jalanan dan usia lansia.

Page 24: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

27 

 

 

• Meningkatkan kapasitas staff dan membina jaringan secara utuh dan kuat antar PMI

daerah dan PMI cabang

2.15.5. Pembinaan Palang Merah Remaja (PMR) dan Relawan

Pembinaan PMR dan Relawan dilakukan dalam rangka meningkatkan kapasitas

sumber daya PMI. Sasaran pembinaan untuk PMR meliputi anggota remaja pada tingkat

Mula, Madya, dan Wira. Sedangkan untuk relawan meliputi anggota biasa yang berada

dalam wadah Korps Sukarela (KSR) dan Tenaga Sukarela (TSR).

2.15.6. Pelayanan Tranfusi Darah

Cakupan tugas Upaya Kesehatan Transfusi Darah (UKTD) antara lain :

• Pengerahan dan pelestarian donor darah

• Pengambilan darah donor

• Pengolahan dan pengamanan darah

• Penyimpanan dan pendistribusian darah

2.15.7. Stakeholder

PMI telah menjalin kerja sama dengan pemerintah serta berbagai perusahaan,

NGO, media, maupun badan dunia, antara lain Departemen Kesehatan, SCTV, RCTI,

Philip Morris, IBM, TNI, Pertamina, BP Migas, Microsoft, USAID, UNDP, UNHCR,

WFP, UNAIDS, WHO dan Global Fund. Kerja sama ini dilakukan untuk bidang bantuan

darurat, penguatan kapasitas, kegiatan rutin PMI maupun promosi.

Page 25: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

28 

 

 

2.15.8. Wawancara

Rina Utami, S.pd – Kepala Divisi Palang Merah Remaja – Palang Merah

Indonesia, berkata bahwa salah satu upaya yang telah PMI lakukan untuk

mensosialisasikan kesiapsiagaan bencana dan pengurangan risiko dalam pendidikan

sekolah adalah melalui mobilisasi jaringan Palang Merah Remaja (PMR) dan relawan

yang tersebar di 33 provinsi. Sejak tahun 2007, PMI juga mengeluarkan buku seri

panduan bencana untuk anak-anak dan remaja yang terdiri dari tiga tingkatan, yaitu PMR

Mula (SD) , PMR Madya (SMP) , dan PMR Wira (SMA). Inti dari buku ini sebetulnya

sama, hanya bahasa yang digunakan pada penyampaiannya berbeda. Sampai sekarang

buku ini juga masih direvisi jika ada PMI cabang yang beranggapan materi-materi nya

tidak sesuai dengan kompetensi PMR, biasanya mereka mengeluarkan kuisioner untuk

memperbaiki materi dari buku tersebut. Target dari buku ini adalah anggota Palang

Merah Remaja ( PMR ), karena buku ini memang merupakan panduan bagi mereka untuk

melakukan penyuluhan kepada orang lain. biasanya mereka meneruskan melakukan

penyuluhan tersebut kepada anak-anak dan teman sebaya mereka nantinya. Jadi buku ini

memang hanya terbatas pada ekstrakulikuler PMR saja. Namun tidak menutup

kemungkinan juga jika masyarakat umum membaca buku tersebut.

Pendekatan yang dilakukan PMI pada anak-anak adalah melalui pendekatan yang

menarik minat mereka, seperti melalui sandiwara, mengajak mereka bermain, contohnya

melalui permainan ular tangga, juga bernyanyi. Tetapi mereka menyelipkan materi-

materi tentang panduan menghadapi bencana alam disitu. Pendekatan lain adalah

pelatihan rutin PMR dan melakukan kampanye di event-event yang berkaitan dengan

Page 26: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

29 

 

 

kebencanaan. Intinya, hal yang amat dihindari adalah kesan menggurui anak-anak. Rina

berpendapat bahwa pendekatan paling efektif adalah pendekatan melalui permainan ular

tangga. Karena media ini menarik dan tidak membosankan bagi anak-anak. Anak-anak

pun bisa memainkan permainan ini kapan saja, dampaknya pun baik, dengan semakin

sering memainkannya, anak-anak akan lebih mudah mengingat materi yang diberikan.

Materi-materi tersebut juga tidak hanya tentang bencana, PMI juga tetap berusaha

menanamkan nilai-nilai dasar nya pada anak-anak. Jadi selain materi kebencanaan

tersebut, PMI juga menyelipkan materi tentang pertolongan pertama, kepedulian sesama,

kepemimpinan, dan kepalangmerahan. Pada akhirnya Rina berkata bahwa semoga

berbagai usaha PMI dalam penyuluhan kebencanaan ini menggerakkan generasi muda

dan masyarakat dalam membangun kesadaran akan bencana dan dalam mengemban

tugas-tugas kemanusiaan.

2.15.9. Analisa Produk

Buku Ayo Siaga Bencana! Ini adalah buku yang diterbitkan oleh PMI, sebagai buku yang

targetnya adalah seluruh anak-anak buku ini memiliki kekurangan, yaitu :

Page 27: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

30 

 

 

1. Promosi kurang, buku ini tidak tersedia di toko-toko buku pada umumnya.

2. Dari segi warna, warna-warna yang digunakan pada buku ini cenderung gelap.

Hingga kurang menarik minat anak.

3. Sebagian besar ilustrasi di buku ini kurang informatif.

4. Banyaknya teks yang hampir memenuhi halaman membuat anak-anak akan berpikir

bahwa buku ini rumit.

2.16. Gramedia Pustaka Utama

Gramedia adalah penerbit majalah, tabloid, buku dan komik terkemuka di Indonesia,

dengan rentang usia pembaca terlengkap. Produk Gramedia mencakup bacaan untuk

batita (bawah tiga tahun), anak usia TK-SD, remaja pria dan wanita, dewasa, sampai

bacaan khusus untuk pehobi.

Bagian Bisnis terdiri dari Sirkulasi, Iklan dan Promosi. Redaksi terbagi dalam lima

bagian, yaitu Media Wanita, Media Anak, Media Otomotif, Media Pria, serta Media

Pengetahuan, Teknologi dan Umum.

Sedangkan Bagian Supporting terdiri dari Anggaran, Pracetak, SDM, Umum, dan

Teknologi Informasi. Dipelopori oleh terbitnya Majalah Intisari tahun 1963, kini

Gramedia telah menerbitkan lebih dari 1.100 judul tabloid, majalah, komik, serta buku.

Page 28: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

31 

 

 

2.16.1. Visi

Menjadi perusahaan penyaji informasi dan layanan edutainment yang terbesar,

pilihan utama masyarakat indonesia, dan memuaskan serta membanggakan bagi para

stakeholders.

2.16.2. Misi

Menyediakan informasi dan layanan edutainment yang beretika, dan ikut serta

dalam upaya mencerdaskan bangsa indonesia melalui pembentukan manusia yang kreatif,

mandiri, dan berwawasan.

2.17. Seri Bencana Alam di Indonesia

Page 29: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

32 

 

 

Buku ini adalah buku terbitan Erlangga For Kids yang membahas mengenai bencana,

buku ini memiliki 4 seri, kelemahan dari buku ini adalah :

1. Dari segi cover, buku ini menyajikan visual yang menyeramkan dari dampak-

dampak bencana, hal inilah yang membuat anak enggan membaca nya.

2. Dari segi judul, jenis font yang dipilih kurang memiliki bentuk yang baik bagi anak,

malah semakin menambah kesan seram.

3. Dari segi isi, anak-anak akan dihadapkan pada foto-foto tentang dampak bencana

alam yang menyeramkan secara terus menerus, hal ini akan semakin membuat anak

enggan untuk menghadapi bencana.

4. Materi yang dibahas terlalu panjang dan ilustrasi yang tidak informatif pun

mempersulit penyempaian materi.

Page 30: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

33 

 

 

2.18. Seri Mengenal Bencana Alam

ini adalah salah satu seri terbitan dari Penerbit Kanisius, seri lain dari buku ini adalah seri

banjir, gempa bumi, dan gunung meletus. Buku ini pun memiliki kelemahan, yaitu :

1. Sebagai buku yang targetnya anak-anak, ilustrasi cover buku ini kurang baik, karena

menggambarkan keresahan dan ketakutan masyarakat saat terjadi tsunami.

2. Dari segi warna, warna-warna yang digunakan adalah warna-warna yang gelap.

2.19. Analisa SWOT

2.19.1 Strength

• Materi yang akan disampaikan sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Baik dari

segi visual maupun segi verbal.

• Buku ini memiliki manfaat yang besar bagi anak-anak, karena memberikan

pengetahuan tentang bencana dan bagaimana cara menyikapinya secara

mendetail.

• Buku ini bersifat jangka panjang dan berlaku di semua wilayah.

• Buku ini dilengkapi dengan item-item keselamatan yang akan membantu anak

dalam menumbuhkan rasa kesiapsiagaan pada diri mereka.

Page 31: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00174-ds bab 2.pdf · menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti

34 

 

 

• Seluruh bahasan tentang bencana dibahas secara singkat dan berada dalam

satu buku.

2.19.2. Weakness

• Paradigma di masyarakat yang beranggapan bahwa bencana sebagai hal yang

seharusnya memang terjadi. Bukan sesuatu yang dapat dipelajari dan dikurangi

resikonya, jadi, hal ini juga mempengaruhi pola pikir anak-anak yang menjadi

berpikir untuk pasrah pada keadaan.

• Masyarakat beranggapan bahwa wilayah mereka tidak rawan bencana.

2.19.3. Opportunities

• Indonesia adalah negara yang rawan akan bencana. Jadi, buku seperti ini amat

dibutuhkan.

• Belum ada buku di pasaran yang menawarkan mempelajari bencana dengan cara

yang tidak menyeramkan.

• Anak-anak masih memiliki peluang untuk diberikan berbagai macam materi lewat

suatu media menarik minat mereka.

2.19.4. Threat

• Banyaknya media lain yang lebih menarik perhatian anak, seperti game dan

televisi.

• Kurangnya dukungan dari pihak orangtua yang beranggapan bahwa materi ini

kurang penting.