BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds...

32
4 BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : 1. Literatur Pencarian bahan melalui buku, artikel, dan literatur dari internet mengenai hal- hal yang berhubungan dengan tema yang diangkat. 2. Wawancara dengan narasumber dari pihak terkait. 2.2 Definisi 2.2.1 Bumbu Tanaman aromatik yang ditambahkan pada makanan sebagai penyedap dan pembangkit selera makan. Sebagian besar terdiri dari tumbuh – tumbuhan yang berasal dari daerah dingin, dan biasanya digunakan dalam keadaan masih segar 2.2.2 Rempah-rempah Bagian tumbuhan yang beraroma atau berasa kuat yang digunakan dalam jumlah kecil di makanan sebagai pengawet atau penambah rasa dalam masakan.

Transcript of BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds...

Page 1: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

4

 

BAB II

DATA DAN ANALISA

2.1 Sumber data

Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari

berbagai sumber, antara lain :

1. Literatur

Pencarian bahan melalui buku, artikel, dan literatur dari internet

mengenai hal- hal yang berhubungan dengan tema yang diangkat.

2. Wawancara dengan narasumber dari pihak terkait.

2.2 Definisi

2.2.1 Bumbu

• Tanaman aromatik yang ditambahkan pada makanan sebagai penyedap

dan pembangkit selera makan.

• Sebagian besar terdiri dari tumbuh – tumbuhan yang berasal dari daerah

dingin, dan biasanya digunakan dalam keadaan masih segar

2.2.2 Rempah-rempah

• Bagian tumbuhan yang beraroma atau berasa kuat yang digunakan dalam

jumlah kecil di makanan sebagai pengawet atau penambah rasa dalam

masakan.

Page 2: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

5

 

• Dapat dikatakan juga sebagai bumbu kering.

• Sebagian besar tumbuh di daerah tropik.

2.3 Klasifikasi Bumbu Masakan Indonesia

Bumbu dapur yang berasal dari daerah dingin, yang diperdagangkan di

Indonesia, sebagian besar sudah diawetkan dalam bentuk kering atau bubuk

(powder). Bumbu dapur dapat dikelompokkan menjadi enam kelompok

berdasarkan pada bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bumbu, yaitu:

a. Bumbu dari bunga

• Cengkeh (cloves)

• Bunga telang

• Bunga kecombrang

• Bunga lawang/ pekak

b. Bumbu dari buah dan biji

• Adas (Anisud)

• Asam (Tamarin)

• Bunga pala (Mace)

• Biji pala (Nutmeg)

• Cabai kecil (Cayenne)

• Cabai besar (Red chilli)

• Jintan (Cumin)

• Kapulaga (Cardamon)

Page 3: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

6

 

• Kemiri (Candlenut)

• Ketumbar (Corriander)

• Lada putih (White pepper)

• Lada hitam (Black pepper)

• Vanili (Vanilla seed)

• Biji selasih (Poppy seed)

c. Bumbu dari daun

• Daun jeruk (Citrus leaf)

• Daun kemangi (Basil leaf)

• Daun salam (Bay leaf)

• Daun kucai (Chives)

• Peterseli (Parsley)

• Seledri (Cellery)

d. Bumbu dari batang

• Kayu manis (Cinnamon)

• Kulit kasia (Casea)

• Sereh

• Kayu secang

e. Bumbu dari akar

• Jahe (Ginger)

• Kencur (Galanga)

• Kunyit (Turmeric)

Page 4: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

7

 

• Kunci

• Lengkuas

f. Bumbu dari umbi lapis

• Bawang merah (Shallot)

• Bawang putih (Garlic)

• Bawang Bombay (Onion)

• Bawang pre (Leek)

2.4 Sejarah Rempah-rempah di Indonesia

2.4.1 Rempah-rempah di Nusantara

Indonesia telah dikenal sebagai kepulauan rempah-rempah sejak lama.

Daerah yang terkenal sebagai penghasil rempah di nusantara adalah

Maluku, dalam bahasa Inggris disebut Moluccas, yang terdiri dari

Ternate, Tidore, Motir, Makian, dan Bacan yang membusur di pantai

barat dari Halmahera. Menurut buku Indonesia- People and Histories

oleh Jean Gelman Taylor, tanaman cengkih berasal dari Halmahera,

sedangkan pala dan bunga pala berasal dari pulau Banda hingga ke

selatan Seram. George Miller dalam bukunya yang berjudul To The Spice

Islands And Beyond; Travels in Eastern Indonesia mengatakan bahwa

Ternate, Tidore, dan Bacan telah menjadi sumber cengkeh bagi pasar

Eropa selama berabad-abad.

Page 5: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

8

 

Sejak dulu, penduduk Maluku sudah menjadi penguasa laut terhadap

rempah-rempah. Rempah-rempah, seperti pala, bunga pala, dan cengkeh,

dan juga sagu bahkan menjadi alat tukar/ barter yang sangat berharga

pada masa itu. Rempah-rempah bahkan dapat digunakan untuk membeli

kain sutra India, gong Jawa, dan koin-koin Cina, hal itu membuktikan

bahwa rempah memiliki nilai tukar yang tinggi dalam sistem barter

tersebut.

Dengan adanya sistem barter tersebut, daerah pelayaran menjadi

bertambah luas. Orang-orang Jawa dan Malaysia berlayar menuju

Indonesia bagian timur untuk mencari rempah untuk dijual di Cina dan

Eropa. Hal itu juga meningkatkan permintaan rempah di berbagai daerah

di nusantara. Masyarakat Indonesia pada saat itu menggunakan rempah-

rempah sebagai bagian dari kehidupan religius mereka, kebutuhan masak-

memasak, obat-obatan, dan juga seni.

Di abad ke-14, pelaut-pelaut dari Banda mulai berlayar di antara Ternate,

Seram, Kai, Aru, Nugini Barat, Jawa, dan Malaka untuk menaruh produk-

produk Indonesia Timur tersebut ke pasar internasional.

2.4.2 Kedatangan Bangsa Asing untuk Mencari Rempah-rempah

Berdasarkan buku To The Spice Islands And Beyond; Travels in Eastern

Indonesia oleh George Miller, kronologi pendudukan kaum penjajah di

Indonesia bagian Timur untuk menguasai perdagangan rempah-rempah

Page 6: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

9

 

berlangsung cukup lama, beberapa bangsa telah datang ke tanah air untuk

menguasai perdagangan rempah-rempah, seperti Portugis, Spanyol,

Belanda, dan juga Inggris.

Di tahun 1512, bangsa Portugis sampai di Ternate dan Tidore, pulau

kembar tempat dimana cengkih berasal. Beberapa sejarahwan menyebut

hal itu sebagai pencarian panjang mereka terhadap holy grail, yaitu tanah

asal dari cengkeh, pala, dan bunga pala yang disebut-sebut sebagai

tritunggal suci dari rempah-rempah. Sejak tibanya bangsa Portugis dan

Spanyol, kebanyakan bentuk politik di abad ke-16 merupakan rangkain

pertikaian rumit antara dua kekuatan Eropa tersebut dengan sultan- sultan

di Ternate dan Tidore. Selain itu persaingan antara dua agama, Islam dan

Kristen (yang dibawa oleh Portugis dan Spanyol), adalah faktor lain dari

pertikaian selama abad-abad berikutnya.

Bangsa Belanda mengambil kontrol perdagangan rempah-rempah dan

mendominasi politik perdagangan tersebut sejak awal abad ke-17.

Pertama-tama mereka menduduki Ambon, dimana Portugis telah

membangun pelabuhan di daerah itu. Pada tahun 1605, pelabuhan

Portugis di utara Maluku jatuh, dan begitu juga dengan pelabuhan Banda

di tahun 1609. Selama dua ratus tahun, Belanda menjadi kekuatan utama

di daerah tersebut dibawah pemerintahan VOC.

Sepanjang abad ke-17 dan abad ke-18, wilayah timur Indonesia menjadi

tidak terjangkau oleh penjelajah selain bangsa Belanda. Belanda berusaha

Page 7: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

10

 

untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, tanpa melibatkan

pedagang dari bangsa-bangsa lain. Mereka memperketat pertumbuhan

rempah-rempah yang ditanam oleh penduduk asli Maluku ke daerah-

daerah spesifik saja, hal itu membuat mereka dapat melakukan kontrol

secara efektif terhadap perdagangan rempah. Maka selama abad-abad

tersebut, bangsa Belanda berhasil menguasai monopoli perdagangan

rempah.

Monopoli Belanda terhadap perdagangan rempah akhirnya jatuh di tahun

1770 saat seorang Perancis bernama Pierre Poivre berhasil

menyelundupkan tanaman rempah dari bagian timur pulau Halmahera ke

Mauritius, dan tanaman-tanaman tersebut berhasil tersebar. Percobaan

dari politik isolasi terhadap wilayah timur Indonesia yang coba

diterapkan oleh Belanda benar-benar hancur saat Inggris menduduki

Banda dan Ambon selama periode perang Napoleon.

2.5 Cara Penyimpanan Rempah-rempah

• Dicuci bersih, dijemur, disangan, dan dapat dihaluskan atau tidak

kemudian disimpan di tempat yang kering, dan tertutup rapat, misalnya

dalam botol atau kaleng yang diberi label.

• Disimpan pada tempat yang kering dengan menggunakan wadah botol,

plastik, keranjang dan lain – lain.

Page 8: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

11

 

2.6 PT Gunacipta Multirasa

2.6.1 Sejarah PT Gunacipta Multirasa

Gambar 2.1 Gambar 2.2

PT Gunacipta Multirasa merupakan perusahaan yang telah lama menguasai

pasar untuk produk rempah-rempah sejak tahun 1942. Pada masa awal

berdirinya, PT Gunacipta Multirasa hanya berbentuk industri rumahan

(home industry). Mereka menyediakan bahan kebutuhan masak seperti

aneka macam rempah-rempah dalam bentuk bubuk siap pakai yang

dikemas di dalam botol. Kemudian industri tersebut berkembang dan mulai

memasarkan produk untuk kebutuhan pembuatan aneka kue, pengembang

roti, lengkap dengan pewarna dalam berbagai aroma, serta digunakan untuk

kebutuhan beragam produk sirup. Semua produk dipasarkan dengan

menggunakan merk dagang cap KOEPOE-KOEPOE. Nama tersebut

diciptakan oleh founder PT Gunacipta Multirasa yaitu Bapak Gunawan.

Awalnya, perusahaan hanya memiliki sekitar 15 karyawan pada bagian

produksi, pemasaran, dan juga distribusi. Proses produksinya hanya

menggunakan alat-alat manual tradisional, hasil produksi tersebut hanya

Page 9: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

12

 

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jakarta dan sekitarnya untuk

dipasarkan di toko-toko pengecer tradisional.

Seiring perkembangan waktu dan permintaan masyarakat yang semakin

meningkat, perusahaan harus berbenah diri untuk meningkatkan beberapa

hal penting dalam hal produksi, seperti kapasitas produksi, tingkat higienis

produk untuk menjaga konsistensi produk dan mutu yang dihasilkan, tentu

saja dengan dukungan alat-alat dan mesin semi otomatis. Mulai dari

mengolah bahan baku, pengisian ke dalam botol, hingga pengepakkan

produk akhir yang kemudian siap untuk dipasarkan. Secara bersamaan,

status perusahaan dikukuhkan dalam bentuk badan hukum atas nama PT

Gunacipta Multirasa pada tahun 1989. Wilayah pemasarannya semakin

luas, mencakup seluruh wilayah kota di tanah air.

Gambar 2.3

Dengan maraknya outlet-outlet pasar modern, baik dengan modal lokal

maupun investor asing dari model minimarket, supermarket hingga

Page 10: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

13

 

hypermarket, produk Koepoe-koepoe ikut meramaikan dan memenuhi rak-

rak toko hampir di seluruh kota di tanah air, tentu dengan memenuhi

persyaratan standar bagi pemasok kelas pasar modern.

Sampai saat ini, sebagian produk PT Gunacipta Multirasa sudah memenuhi

kebutuhan masyarakat yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia melalui

pasar tradisional dan pasar modern. Sejak tahun 1994, beberapa jenis

produknya sudah memenuhi kebutuhan masyarakat di Amerika, Belanda

(pasar Eropa), Australia, dan Taiwan. Di penghujung tahun 2006,

perusahaan memiliki merk dagang baru, yaitu SAMBAL ISTIMEWA

“DUA BELIBIS” yang memiliki pangsa pasar dan keistimewaan rasa

tersendiri di hati masyarakat Indonesia. Sebagai komitmen produsen

terhadap konsumen, PT Gunacipta Multirasa terus berusaha untuk

meningkatkan mutu produk yang sudah ada serta mengembangkan beragam

produk-produk unggulan yang dibutuhkan masyarakat Indonesia.

2.6.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi

Menjadikan suatu usaha yang sehat dengan profit yang dapat

mempertahankan dan bahkan mengembangkan usaha itu serta

menguntungkan semua pihak steakholder serta berdampak positif pada

peningkatan nilai ekonomi masyarakat.

Page 11: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

14

 

Misi

Melayani masyarakat dalam hal penyediaan produk-produk bermutu

dengan harga jual yang terjangkau.

Motto

Menciptakan nilai tambah dari sumber daya lokal menjadi produk unggulan

yang bermanfaat bagi konsumen.

2.6.3 Struktur Perusahaan

Tabel 2.1

Page 12: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

15

 

2.6.4 Proses Produksi

Proses produksi rempah-rempah Koepoe-koepoe yang dilakukan PT

Gunacipta Multirasa diawali dengan pengadaan bahan baku, yang diperoleh

dari berbagai petani lokal dan juga berbagai supplier, hingga menghasilkan

rempah-rempah bubuk siap pakai yang siap dipasarkan. Proses produksi

tersebut secara garis besar meliputi pemilihan bahan baku rempah-rempah

yang berkualitas, pencucian, penghancuran bahan baku kering,

pencampuran, hingga ke pengisian ke dalam botol / kemasan.

2.6.5 Produk PT Gunacipta Multirasa

Secara garis besar, produk dari PT Gunacipta Multirasa terbagi 2 (dua),

yaitu Koepoe-koepoe dan Sambal Dua Belibis. Kemudian produk Koepoe-

koepoe terbagi lagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu sebagai berikut :

1. Rempah-rempah (Spices)

Page 13: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

16

 

Kemasan 85 g Kemasan 35 g

Gambar 2.4

Terdiri dari beberapa varian, yaitu:

• Lada Hitam

• Lada Putih

• Ketumbar

• Biji Pala

• Kayu Manis

• Paprika Cabe

• Jinten

Page 14: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

17

 

• Lengkuas

• Kunyit

• Kencur

• Jahe

• Cengkeh

Varian jenis dan ukuran kemasan :

• Botol 85 gram

• Botol 35 gram

Harga :

• Botol 85 gram : Rp 7.390,00 – Rp 7.880,00

• Botol 35 gram : Rp 2.040,00 – Rp 6.050,00

Bentuk tutup kemasan :

Gambar 2.5

Page 15: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

18

 

2. Bahan Tambahan Kue (Baking Mix)

3. Aroma Pasta (Food Flavoring)

4. Pewarna Makanan (Food Coloring)

2.6.6 Logo Rempah Koepoe-koepoe

Gambar 2.6

Bapak Firman Hidayat selaku Sales Manager PT Gunacipta Multirasa

mengatakan bahwa logo rempah Koepoe-koepoe tersebut telah

diperbaharui dari sebelumnya. Bentuk kupu-kupu pada logo merupakan

hasil stilasi yang lebih modern dari bentuk kupu-kupu pada kemasan

sebelumnya. Tetapi logo tersebut tetap menggunakan ejaan lama dari

kupu-kupu, yaitu koepoe-koepoe, agar tetap mempertahankan identitas

produk yang telah bertahan sejak lama, yaitu sejak tahun 1942.

Menurut saya, logo ini sudah cukup baik. Tetapi ada beberapa hal yang

ingin saya bahas, salah satunya adalah ilustrasi kupu-kupu pada logo.

Page 16: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

19

 

Ilustrasi stilasi kupu-kupu tersebut menurut saya kurang terlihat modern.

Selain itu perbedaan ukuran pada kata “KOEPOE” pertama dengan kata

“KOEPOE” kedua membuatnya seperti ada perbedaan hierarki, padahal

seharusnya kedua bagian tersebut merupakan satu kata.

2.6.7 Pemasaran Produk PT Gunacipta Multirasa

Pasar dari produk rempah-rempah terbilang cukup luas, diantaranya adalah

para pedagang, pelaku industri makanan, restoran-restoran, dan juga

pembeli yang menggunakannya untuk keperluan rumah tangga mereka

sendiri. Rempah-rempah Koepoe-koepoe dapat ditemukan di pasar

swalayan, baik supermarket maupun hypermarket dan juga pasar

tradisional.

Wilayah yang dicakup adalah seluruh Indonesia, bahkan PT Gunacipta

Multirasa telah melakukan ekspor untuk produk rempah-rempah Koepoe-

koepoe tersebut ke luar negri seperti Amerika, Australia, Arab, dan

beberapa negara lain di Asia.

2.6.8 Target Audiens

Demografi

Jenis Kelamin : Pria - Wanita

Usia : 20 - 50 tahun

Kelas Sosial : Semua kalangan

Page 17: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

20

 

Geografi : Kota-kota besar di Indonesia

Negara-negara luar seperti Australia,

Amerika, beberapa negara Asia, dan Eropa.

Psikografi : Memiliki kegemaran memasak, menyukai

makanan khas Indonesia.

2.6.9 Kompetitor

Gambar 2.7

Page 18: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

21

 

Saat ini semakin banyak bermunculan produk-produk sejenis rempah yang

menjadi kompetitor Koepoe-koepoe. Jika dilihat dari tampilan rak di

sebuah pasar swalayan pada gambar diatas, terlihat bahwa produk rempah

Koepoe-koepoe yang terletak di rak ke-3 dan ke-4 tidak terlihat menonjol

dibandingkan dengan produk lainnya. Hal tersebut disebabkan kemasan

produk rempah Koepoe-koepoe tidak memiliki keunikan tersendiri

sehingga terlihat sama dengan kemasan produk sejenis lainnya.

Kompetitor rempah-rempah Koepoe-koepoe terbagi menjadi 2, yaitu

kompetitor langsung dan kompetitor tidak langsung.

1. Kompetitor langsung

Kompetitor langsung dari produk rempah Koepoe-koepoe adalah

beberapa produk lokal seperti dibawah ini :

No. Merk Kemasan Ukuran Tutup Kemasan Varian Harga 1. Java

Spices

Botol 50 g

Lengkuas Bawang putih Lada Hitam Lada Putih Cajun Cabe Kayu Manis Cengkeh Pala Paprika

Rp 18.500,- Sampai Rp 34.300,-

Page 19: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

22

 

2. Produk Carrefour

Botol 30 g Botol 80 g Plastik 80 g

Ketumbar Lada putih Lada hitam Cabe Bawang putih Kunyit Pala Kayu manis Jahe

Rp 1.530,- Sampai Rp16.350,-

3. Mr. Boem-boe

Botol 50 g

Lada putih Lada hitam Kunyit Ketumbar Cabe Bumbu karie

Rp 5.800,- Sampai Rp 11.100,-

Page 20: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

23

 

4. Melati Botol 80 g Plastik 80 g

Lada putih Bawang Kayu manis Bumbu karie Pala

Rp 4.900,- sampai Rp 14.350,-

5. Pawon

Botol 40 g

Pala Kunyit Oregano Cabe Ketumbar Bawang Kayu Manis

Rp 3.790,- Sampai Rp 11.190,-

Tabel 2.2

2. Kompetitor tidak langsung

Kompetitor tidak langsung dari produk rempah Koepoe-koepoe adalah

beberapa produk impor seperti dibawah ini :

• McCormick

Page 21: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

24

 

Gambar 2.8

Gambar 2.9

Varian ukuran dan bentuk kemasan :

• Botol 100 gram

• Botol 20 gram

Variasi jenis rempah :

Black pepper, white pepper, chili, cinnamon, cloves,

garlic, caraway, ginger, mace, nutmeg, onion, oregano,

paprika, poppy seed.

Harga :

Rp 29.400,00

Bentuk tutup kemasan :

Page 22: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

25

 

Gambar 2.10

• Durkee

Gambar 2.11

Variasi bentuk dan ukuran kemasan :

• Botol 80 gram

• Sachet 80 gram

Variasi jenis rempah :

Red pepper, oregano, basil, ground cinnamon, chili,

paprika, garlic, tarragon leaf, poppy sead, caraway seed.

Harga :

Rp 30.850,00 – Rp 57.100,00

Page 23: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

26

 

Bentuk tutup kemasan :

Gambar 2.12

2.7 Kemasan

2.7.1 Definisi Kemasan

Menurut Wikipedia, kemasan merupakan ilmu, seni dan teknologi dalam

melindungi suatu produk untuk tujuan pengiriman dan penyimpanan saat

produk tersebut dijual dan digunakan. Kemasan juga mengacu pada

proses sebuah desain, evaluasi, dan produksi dari kemasan itu sendiri.

Menurut Martin Grimer, dari Coley Porter Bell, London dalam buku Eat

Me : Delicious, Desirable, Successful Food Packaging Design oleh Ben

Hargreaves, kemasan merupakan penjelmaan atau perwujudan dari

sebuah brand yang dapat disentuh langsung oleh tangan tiap konsumen.

2.7.2 Definisi Label Kemasan

Page 24: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

27

 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian packaging labelling

(label kemasan), yaitu :

1. Sepotong kertas, kain, logam, kayu, dan sebagainya yang

ditempelkan pada barang dan menjelaskan tentang nama barang,

nama pemilik, alamat, dan sebagainya.

2. Etiket, merek dagang.

3. Petunjuk singkat tentang zat-zat yang terkandung dalam obat.

2.7.3 Sejarah Kemasan

Kemasan yang kita lihat sehari-hari saat ini merupakan hasil

perkembangan dari berbagai jenis materi dari masa lalu. Berbagai proses

telah dilakukan dalam rangka mencari materi kemasan yang tepat untuk

mengemas barang-barang kebutuhan manusia, termasuk makanan.

Awal mulanya, kemasan dibuat berasal dari bahan-bahan alami yang

tersedia di alam pada saat itu. Manusia pada saat itu menggunakan

dedaunan, keranjang yang terbuat dari alang-alang, dan juga kulit

binatang untuk menyimpan bahan makanan mereka. Tanah liat pun

digunakan sebagai bahan pembuat bejana untuk membawa air. Dari hal-

hal tersebut dapat dikatakan bahwa bentuk-bentuk awal kemasan yang

ada masih belum sempurna dan tidak selalu higienis.

Page 25: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

28

 

Seiring berjalannya waktu, materi kemasan pun berkembang. Kaca

ditemukan sekitar 5000 tahun sebelum masehi. Saat itu, kaca hanya

digunakan sebagai bahan pembuat perhiasan, tetapi 1000 tahun kemudian

penduduk Mesir menggunakannya sebagai materi untuk membuat bejana

untuk kebutuhan mereka mengangkut air.

Di abad pertengahan, tong-tong kayu menjadi alat yang banyak

digunakan untuk menyimpan barang, baik barang yang padat maupun

cair, melindungi barang tersebut dari suhu udara dan udara lembab.

Zaman pun semakin berkembang, beberapa inovasi-inovasi baru

ditemukan. Seorang Perancis bernama Nicolas Appert menciptakan

kaleng di tahun 1810. Walaupun masih terbuat dari kaca dan bukan dari

logam, hal ini mewakili kelahiran dari metode pengemasan jangka

panjang untuk makanan. Makanan kaleng pertama kali diuji coba untuk

para tentara di perang Krimea dan selama perang saudara di Amerika

sebelum tersedia bagi konsumen secara luas.

  Di akhir abad ke-19, kemasan yang berbahan dasar kardus dan karton

diperkenalkan pertama kali. Seorang Amerika bernama Robert Gair

memiliki ide cemerlang dengan memotong dan melipat kardus menjadi

bentuk sebuak kotak. Hal ini membuat pengangkutan barang menjadi

jauh lebih mudah dan kotak tersebut menjadi materi yang banyak

digunakan untuk kemasan di abad tersebut mengingat rendahnya biaya

yang diperlukan untuk memproduksinya.

Page 26: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

29

 

Di tahun 1920, penemuan plastik transparan untuk membungkus

makanan menjadi penanda era berkembangnya plastik. Bahan baku

pembuat plastik polimer yang digunakan untuk kemasan ditemukan di

tahun 1933. Aluminium foil datang kemudian, yang mampu menjaga

produk-produk seperti obat-obatan dan produk sensitif lainnya.

Sejak saat itu, banyak inovasi-inovasi yang menuntun perkembangan

kemasan. Di tahun 1940-an, kemasan mulai dikembangkan untuk

melindungi makanan beku. Di tahun 1960-an, kaleng mulai digunakan

secara luas seiring dengan perkembangan industri minuman kaleng.

Karton anti hama yang ditemukan di tahun 1961 segera menjadi kemasan

susu hingga saat ini. Berbagai materi tersebut saling mendukung dalam

mengembangkan kemasan dari segi tampilan dan juga fungsinya.

2.7.4 Aspek Kemasan

Setiap kemasan yang menjual semestinya memiliki aspek-aspek tertentu

yang membuatnya melekat di benak para konsumennya, aspek-aspek

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Aspek Fungsi

Kemasan adalah suatu upaya untuk melindungi suatu produk, baik dari

tercerai-berai maupun terkontaminasi. Kemasan juga merupalan alat

atau sarana untuk memberikan kemudahan sebuah produk dalam

Page 27: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

30

 

pendistribusiannya. Selain itu harus dibuat secara praktis dari segi

ekonomi, material, dan biaya.

2. Aspek Identitas

Kemasan adalah suatu alat untuk memberikan identitas kepada sebuah

produk. Identitas tersebut terdiri dari identitas isi, identitas diri,

identitas konsumen, dan identitas produsen.

3. Aspek Estetika

Untuk dapat menjual, suatu kemasan harus memperhatikan segi

estetika, hal tersebut terdiri dari materialnya, teknologi yang digunakan,

serta desain. Kemasan juga bekerja mempengaruhi sisi emosional

konsumennya melalui segi estetika.

2.7.5 Jenis-jenis Kemasan

Berdasarkan fungsinya, kemasan dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

• Primary packaging

Yaitu materi yang pertama kali bersentuhan dan membungkus produk

secara langsung.

• Secondary packaging

Bagian yang lebih luar dari primary packaging. Bisa berfungsi untuk

menggabungkan beberapa primary packaging secara bersamaan.

Page 28: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

31

 

• Tertiary packaging

Digunakan untuk melindungi produk saat dilakukan distribusi, seperti

pengiriman. Contohnya adalah container.

Berdasarkan materinya, kemasan dibedakan menjadi jenis-jenis berikut

ini:

• Plastic

• Boxes

• Bubble Wrap

• Shrink Wrap

• Tissue Paper

2.7.6 Fungsi Ideal Kemasan

Menurut Bapak Mendiola B. Wiryawan (Concept, Vol 03 Edisi 18’

2007), kemasan memiliki beberapa fungsi ideal sebagai berikut :

1. Fungsi proteksi

Kemasan harus mampu memberikan perlindungan fisik terhadap

produknya, termasuk ketahanan kemasan terhadap benturan,

tekanan, temperatur, dan lainnya.

2. Fungsi pengelompokan, penempatan, dan penyimpanan

Page 29: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

32

 

Kemasan yang ideal sebaiknya harus menjawab bagaimana

sebuah materi dikelompokkan atau ditempatkan. Apakah kemasan

tersebut efisien untuk ditumpuk dan dibawa dalam jumlah besar.

3. Fungsi keamanan

Kemasan yang ideal harus sudah teruji keamanannya bagi

konsumen. Material yang digunakan harus dipastikan tidak akan

meracuni dan mencemari isi produk di dalamnya secara kimiawi.

4. Fungsi informasi

Kemasan yang ideal sebaiknya memberikan informasi yang sesuai

dan dibutuhkan kepada khalayaknya, baik secara verbal maupun

visual, seperti memberikan informasi batas kadaluarsa, komposisi

makanan, halal atau haram, dan lainnya.

5. Fungsi kemudahan fisik

Bentuk kemasan yang ideal harus memudahkan baik saat

pengepakan distribusi, maupun penggunaan oleh end-user. Faktor

ergonomi bisa dibilang sangat berperan di dalam pengembangan

desain kemasan.

6. Fungsi marketing

Page 30: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

33

 

Fungsi yang juga harus dipenuhi yaitu fungsi marketing. Desain

kemasan yang baik adalah yang bisa memvisualisasikan ‘brand’,

membantu branding sebuah produk.

2.7.7 Citra Kemasan

Kemasan sebuah produk tak hanya berfungsi proteksi, namun mampu

menggambarkan citra produk yang baik di mata konsumen. Kemasan

mempengaruhi citra produk melalui dua cara, yaitu :

• Kemasan mencerminkan kualitas produk.

• Kemasan mampu memperkaya asosiasi yang tak terkait dengan

atribut intrinsik pada produk.

2.8 Analisa SWOT

Strength

• Menggunakan sepenuhnya bahan-bahan alami dan tanpa bahan

pengawet.

• Memiliki banyak varian.

• Memiliki harga yang mampu bersaing dengan kompetitor.

• Berdiri sejak tahun 1942, sehingga kredibilitasnya telah terjamin.

Page 31: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

34

 

Weakness

• Kemasannya tidak memiliki keunikan dibanding dengan

kompetitor.

• Desain kemasan kurang menarik.

• Antara tiap varian hanya dibedakan dengan nama rempah, visual

lainnya tetap sama.

• Struktur kemasan, terutama bagian tutup, kurang praktis dalam

penggunaannya sehingga kadang menyulitkan konsumen.

• Kurangnya promosi terhadap produk.

Opportunity

• Kompetitor tidak memiliki varian rempah sebanyak Koepoe-

koepoe.

• Masyarakat sudah mengenal produk rempah Koepoe-koepoe.

• Harga produk kompetitor lebih mahal

• Para kompetitor tidak melakukan promosi terhadap produk

mereka.

Page 32: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00189-ds bab 2.pdfuntuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, ... koepoe tersebut ke luar negri

35

 

Threat

• Semakin banyaknya produk pesaing yang muncul di pasaran

dengan harga bersaing.

• Banyaknya produk makanan instan.

• Kebiasaan masyarakat yang semakin lama semakin menginginkan

sesuatu yang serba praktis sehingga lebih banyak menggunakan

produk makanan instan.