BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan...

7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan terdapat dalam batuan seperti feldspar dan mika. Kandungan yang mudah diperoleh adalah oksida terhidrat seperti bauksit (Al 2 O 3 .nH 2 O) dan kriolit (Na 3 AlF 6). Gallium dan indium hanya terdapat dalam runutan pada batuan Al dan Zn. Thalium, juga merupakan unsure yang jarang diperoleh kembali dari debu asap yang berasal dari pemanggangan pyrite dan batuan sulfida lainnya (Cotton, 1989). Aluminium dapat dibuat dalam skala besar dari bauksit (n=1-3). Aluminium dimurnikan dengan pelarutan dalam NaOH aqua, dan diendapkan ulang sebagai Al(OH) 3 dengan menggunakan CO 2. Aluminium adalah logam keras, kuat, dan berwarna putih. Meskipun sangat elektropositif, ia tahan terhadap korosi karena lapisan oksida yang kuat dan liat terbentuk pada permukaannya. Lapisan-lapisan oksida yang tebal sering kali dilapiskan secara elektrolit pada aluminium, yaitu

description

Aluminium dapat dibuat dalam skala besar dari bauksit (n=1-3). Aluminium dimurnikan dengan pelarutan dalam NaOH aqua, dan diendapkan ulang sebagai Al(OH)3 dengan menggunakan CO2. Aluminium adalah logam keras, kuat, dan berwarna putih. Meskipun sangat elektropositif, ia tahan terhadap korosi karena lapisan oksida yang kuat dan liat terbentuk pada permukaannya. Lapisan-lapisan oksida yang tebal sering kali dilapiskan secara elektrolit pada aluminium, yaitu proses yang disebut dengan anodasi, lapisan-lapisan yang segar dapat diwarnai dengan pigmen. Aluminium dapat larut dalam asam encer, tetapi dipasifkan oleh HNO3 pekat. Bila pengaruh perlindungan lapisan oksida dirusakkan, misalnya dengan penggoresan atau dengan amalgamasi, penyerapan cepat meskipun oleh air sekalipun dapat terjadi. Logamnya mudah bereaksi larutan NaOH panas, halogen dan berbagai nonlogam (Cotton, 1989).Aluminium adalah logam putih yang liat dan dapat di tempa; bubuknya berwarna abu-abu. Ia melebur pada 6590 C. Bila terkena udara, objek-objek aluminium teroksidasi pada permukaannya, tapi oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutan lebih lambat dengan asam sulfat encer atau dengan asam nitrat encer (Svehla, 2006). Di alam, aluminium tidak pernah ditemukan dalam keadaan logam bebas, tetapi umumnya dalam bentuk aluminium silikat atau sebagai silikat aluminium. Campurannya dengan logam lain seperti natrium, kalium, dan magnesium ataupun besi (Sunardi, 2006). Satu-satunya oksidasi aluminium adalah alumina, meskipun demikian kesederhanaan ini diimbangi dengan adanya bahan polimorf dan terhidrat yang sifatnya tergantung pada kondisi pembuatannya. Terdapat dua bentuk anhidrat, Al2O3, yaitu, α-Al2O3 dan γ-Al2O3. Logam-logam trivalensi lainnya (misalnya Ga, Fe) membentuk oksida-oksida yang mengkristal dalam dua struktur yang sama. Keduanya mempunyai tatanan terkemas-rapat ion-ion oksida tetapi berbeda dalam tatanan kation-kationnya (Cotton, 1989).

Transcript of BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan...

Page 1: BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan terdapat dalam batuan seperti feldspar dan mika. Kandungan yang mudah diperoleh

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi

dan terdapat dalam batuan seperti feldspar dan mika. Kandungan yang mudah

diperoleh adalah oksida terhidrat seperti bauksit (Al2O3.nH2O) dan kriolit

(Na3AlF6). Gallium dan indium hanya terdapat dalam runutan pada batuan Al dan

Zn. Thalium, juga merupakan unsure yang jarang diperoleh kembali dari debu

asap yang berasal dari pemanggangan pyrite dan batuan sulfida lainnya (Cotton,

1989).

Aluminium dapat dibuat dalam skala besar dari bauksit (n=1-3).

Aluminium dimurnikan dengan pelarutan dalam NaOH aqua, dan diendapkan

ulang sebagai Al(OH)3 dengan menggunakan CO2. Aluminium adalah logam

keras, kuat, dan berwarna putih. Meskipun sangat elektropositif, ia tahan terhadap

korosi karena lapisan oksida yang kuat dan liat terbentuk pada permukaannya.

Lapisan-lapisan oksida yang tebal sering kali dilapiskan secara elektrolit pada

aluminium, yaitu proses yang disebut dengan anodasi, lapisan-lapisan yang segar

dapat diwarnai dengan pigmen. Aluminium dapat larut dalam asam encer, tetapi

dipasifkan oleh HNO3 pekat. Bila pengaruh perlindungan lapisan oksida

dirusakkan, misalnya dengan penggoresan atau dengan amalgamasi, penyerapan

cepat meskipun oleh air sekalipun dapat terjadi. Logamnya mudah bereaksi

larutan NaOH panas, halogen dan berbagai nonlogam (Cotton, 1989).

Aluminium adalah logam putih yang liat dan dapat di tempa; bubuknya

berwarna abu-abu. Ia melebur pada 6590 C. Bila terkena udara, objek-objek

aluminium teroksidasi pada permukaannya, tapi oksida ini melindungi objek dari

Page 2: BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan terdapat dalam batuan seperti feldspar dan mika. Kandungan yang mudah diperoleh

oksida lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini,

pelarutan lebih lambat dengan asam sulfat encer atau dengan asam nitrat encer

(Svehla, 2006).

Di alam, aluminium tidak pernah ditemukan dalam keadaan logam bebas,

tetapi umumnya dalam bentuk aluminium silikat atau sebagai silikat aluminium.

Campurannya dengan logam lain seperti natrium, kalium, dan magnesium ataupun

besi (Sunardi, 2006).

Satu-satunya oksidasi aluminium adalah alumina, meskipun demikian

kesederhanaan ini diimbangi dengan adanya bahan polimorf dan terhidrat yang

sifatnya tergantung pada kondisi pembuatannya. Terdapat dua bentuk anhidrat,

Al2O3, yaitu, α-Al2O3 dan γ-Al2O3. Logam-logam trivalensi lainnya (misalnya Ga,

Fe) membentuk oksida-oksida yang mengkristal dalam dua struktur yang sama.

Keduanya mempunyai tatanan terkemas-rapat ion-ion oksida tetapi berbeda dalam

tatanan kation-kationnya (Cotton, 1989).

Reaksi logam aluminium dengan oksigen akan menghasilkan oksida, dan

setiap permukaaan logam Al akan segera dilapisi oleh Al2O3 yang sangat tipis (±

10-6cm) dan bersifat sangat keras, stabil dan tidak berpori. Karena itu lapisan

oksida aluminium tersebut berperan sebagai pelindung terhadap permukaan logam

di bagian dalamnya. Akibatnya, reaksi dengan oksigen dari udara akan terhenti

setelah semua permukaan logam tertutup rapat oleh lapisan oksidanya dan logam

tersebut sudah tentu akan terhindar dari reaksi oksidasi selanjutnya (Hala, 2010).

Aluminium dapat dibuat dalam skala yang sangat besar dari bauksit, ia

dimurnikan dalam pelarutan NaOH dan diendapkan ulang sebagai Al(OH)3

dengan menggunakan CO2 dan hasil dehidrasinya dilarutkan dalam lelehan krolit

dan pada suhu 800 sampai 1000 oC dielektrolisis, aluminium sering kali dilapisi

Page 3: BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan terdapat dalam batuan seperti feldspar dan mika. Kandungan yang mudah diperoleh

oleh lapisan oksidasi secara elektrofilik atau sering disebut sebagai proses

anodasi, lapisan yang segar dapat diwarnai dengan pigmen, aluminium dapat larut

dalam asam mineral encer, tetapi dipasifkan oleh HNO3 pekat. Bila pengaruh

perlindungan lapisan oksida dirusakkan, misalnya dengan penggoresan atau

amalgamasi, penyerangan bisa terjadi cepat meski dengan air sekalipun, logamnya

mudah bereaksi dengan larutan NaOH panas, halogen dan berbagai non logam

(Cotton, 1986).

Beberapa kegunaan aluminium (Sunardi, 2006):

Digunakan dalam konstruksi pesawat, mobil, dan mesin-mesin lainnya

Karena sifatnya yang mudah menghantarkan panas dan tahan karat, aluminium

banyak digunakan untuk membuat alat-alat masak.

Digunakan dalam bidang arsitektur dan ornamen-ornamen rumah.

Ada beberapa kekecualian dalam keteraturan peningkatan energi ionisasi

dari arah kiri kea rah kanan tabel berkala. Misalnya, walaupun atom Al

kenyataannya lebih kecil dari Mg, energi ionisasi pertama Al lebih kecil (577,6

kJ) dibandingkan pada Mg (737,7 kJ/mol). Hal ini disebabkan karena electron

yang mengion pada Al berada pada orbital dengan energi yang lebih tinggi (3p)

dibanding electron (3s) yang mengion pada Mg (Petrucci,1987).

Tidak seperti kebanyakan yang lainnya, anodasi mempertahankan kilauan

alami, tekstur, dan keindahan dari logam itu sendiri. Pada anodasi lapisan keras,

tahan lama, tidak akan pernah terkupas, dan di bawah kondisi normal, tidak akan

pernah memakai melalui. Menurut definisi, anodasi adalah proses finishing yang

mempekerjakan paduan aluminium electrolytic oksidasi dari permukaan

aluminium untuk menghasilkan lapisan oksida pelindung. Anodik lapisan yang

terdiri dari aluminium oksida terhidrasi dan dianggap tahan terhadap korosi dan

Page 4: BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan terdapat dalam batuan seperti feldspar dan mika. Kandungan yang mudah diperoleh

abrasi. Coatings1 konvensional adalah 0,1-1,0 juta pada dasarnya tebal dan

transparan, meskipun mereka mungkin berwarna (Anonim, 2008).

Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Terang dan kuat.

Merupakan konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi

lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan

bermacam-macam penampang. Tahan korosi (Anonim, 2010).

Metoda untuk mengambil logam aluminium adalah dengan cara

mengelektrolisis alumina yang terlarut dalam cryolite. Metoda ini ditemukan oleh

Hall di AS pada tahun 1886 dan pada saat yang bersamaan oleh Heroult di

Perancis. Cryolite, bijih alami yang ditemukan di Greenland sekarang ini tidak

lagi digunakan untuk memproduksi aluminium secara komersil. Penggantinya

adalah cariran buatan yang merupakan campuran natrium, aluminium dan kalsium

fluoride (Anonim, 2010).