BAB II Aspek Produksi

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Struktur perekonomian Indonesia merupakan topik strategis yang sampai sekarang masih menjadi topik sentral dalam berbagai diskusi di ruang publik. Tantangan perekonomian di era globalisasi ini masih sama dengan era sebelumnya, yaitu bagaimana subjek dari perekonomian Indonesia, yakni penduduk Indonesia sejahtera. Jumlah penduduk yang sangat besar tentunya menjadi pertimbangan utama pemerintah pusat dan daerah, sehingga arah perekonomian Indonesia dibangun untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya. Berdasarkan pertimbangan ini, maka sektor pertanian menjadi sektor penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Karena bisa dikatakan bahwa pertanian merupakan pilar penopang ketersediaan pangan. Karena itu, 1

description

Ekonomi Pangan

Transcript of BAB II Aspek Produksi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Struktur perekonomian Indonesia merupakan topik strategis yang sampai

sekarang masih menjadi topik sentral dalam berbagai diskusi di ruang publik.

Tantangan perekonomian di era globalisasi ini masih sama dengan era sebelumnya,

yaitu bagaimana subjek dari perekonomian Indonesia, yakni penduduk Indonesia

sejahtera. Jumlah penduduk yang sangat besar tentunya menjadi pertimbangan utama

pemerintah pusat dan daerah, sehingga arah perekonomian Indonesia dibangun untuk

memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya.

Berdasarkan pertimbangan ini, maka sektor pertanian menjadi sektor penting

dalam struktur perekonomian Indonesia. Karena bisa dikatakan bahwa pertanian

merupakan pilar penopang ketersediaan pangan. Karena itu, perlu langkah aktif untuk

membangun pertanian dengan strategi-strategi tertentu.

Dengan melihat pentingnya sektor pertanian bagi perekonomian indonesia,

khususnya bagi ketahanan dan ketersediaan pangan, maka dalam makalah ini kami

akan membahas mengenai aspek produksi pangan dan permasalahannya dalam

pertanian indonesia, seperti ciri-ciri pertanian di indonesia, prinsip-prinsip ekonomi

dalam usaha tani, serta strategi produksi menurut Mosher.

1

Fungsi produksi adalah suatu bagian fungsi yang ada pada perusahaan yang

bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya

proses produksi. Dengan mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi

akan berjalan lancar dan hasil produksi pun akan bermutu tinggi sehingga dapat

diterima oleh masyarakat pemakainya. Di sini juga akan di bahas mengenai strategi

produksi menurut Mosher.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami merumuskan rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Apa definisi dari pertanian?

2. Bagaimanakah ciri-ciri pertanian?

3. Bagaimanakah ciri-ciri umum pertanian di Indonesia?

4. Apa sajakah jenis-jenis pertanian?

5. Apa sajakah prinsip-prinsip ekonomi dalam usaha tani?

6. Bagaimanakah strategi produksi menurut Mosher?

C. Tujuan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah diatas makalah ini disusun dengan tujuan

mengetahui dan mendeskripsikan :

1. Definisi pertanian

2. Ciri-ciri petanian

3. Ciri-ciri umum pertanian di Indonesia

2

4. Jenis-jenis pertanian

5. Prinsip-prinsip ekonomi dalam usaha tani

6. Strategi produksi menurut Mosher

D. Kegunaan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan pengetahuan dan media

informasi baik bagi kami selaku penulis maupun pembaca.

E. Prosedur Makalah

Makalah ini disusun dengan metode deskriptif. Melalui metode ini penulis

akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehensif . Data

teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka,

artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca yang relevan dengan

tema makalah.

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Definisi Pertanian

A.T Mosher (1968;19) mengartikan, pertanian adalah sejenis proses produksi

khas yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Kegiatan-

kegiatan produksi didalam setiap usaha tani merupakan suatu bagian usaha, dimana

biaya dan penerimaan adalah penting. Tumbuhan merupakan pabrik pertanian yang

primer. 

Menurut Van Aarsten (1953), agriculture adalah digunakannya kegiatan

manusia untuk memperoleh hasil yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan atau hewan

yang pada mulanya dicapai dengan jalan sengaja menyempurnakan segala

kemungkinan yang telah diberikan oleh alam guna mengembangbiakkan tumbuhan

dan atau hewan tersebut.

Menurut Word Bank Pertanian merupakan pemakai air terbanyak yang

mempunyai andil pada terjadinya kelangkaan air. Pertanian merupakan salah satu

pelaku utama dalam pengurasan air tanah, polusi agrokimia, keletihan tanah, dan

perubahan iklim global, serta penyumbang hingga 30% dari emisi gas rumah kaca

Menurut Karwan A. Salikin Pertanian merupakan bagian agroekosistem yang

tak terpisahkan dengan subsistem kesehatan dan lingkungan alam, manusia dan

4

budaya saling mengait dalam suatu proses produksi untuk kelangsungan hidup

bersama.

B. Pembahasan

2. Ciri-ciri Pertanian

Pada dasarnya ada 12 ciri pertanian, yaitu sebagai berikut :

1.      Semua jenis pertanian tanaman memerlukan input fisik yang hampir serupa

Semua jenis tanaman memerlukan input yangdapat dikatakan sama, walaupun

jenis tanaman memerlukan input tersebut berbeda, dimanapun pertanian itu

diusahakan, tanaman memerlukan input-input fisik lahan yang luas, air dan unsur

hara yang umumnya dalam bentuk unsur N, P dan K.

2.      Pertanian harus tetap terpencar

Karena energi untuk pertumbuhan berasal dari sinar matahari maka pertanian

tidak dapat dipusatkan dalam pabrik di kota-kota dengan meyediakan energi berupa

bahan bakar atau tenaga listrik. Pertanian akan selalu memerlukan bidang permukaan

bumi yang luas dan terbuka terhadap sorotan sinar matahari.

3.      Aspek sumber daya alam

Pembahasan pertanian tidak akan lepas dari pembicaraan mengenai aspek

sumber daya alam yang meliputi matahari, lahan, air dan udara. Kondisi sumber daya

alam ini akan mengakibatkan sitem partanian yang spesifik, yang seringkali disebut

dengan dengan istilah pertanian itu spesifik menurut lokasi (spesifik location).

Perbedaan iklim dan tanah ini mengakibatkan timbulnya tanama-tanaman yang

5

berbeda, yang telah meyesuaikan dari pada perbedaan-perbedan keadaan lingkungan

setempat.

4.      Factor waktu untuk melancarkan suatu operasi usaha tani harus diselaraskan

dengan keadaan cuaca dengan serangan hama peyakit.

Produksi pertanian sangat tergantung pada cuaca dan faktor-faktor lainya,

seperti bencana serangan hama, serta peyakit yang berbeda dari waktu kewaktu dan

dari tempat ketempat. Beberapa pekerjaan seperti menjebak tanah hanya dapat

dilakukan ketika keadaan cuaca dan tanahnya cocok.

5.      Faktor waktu pada pertumbuhan tanaman dan hewan mendorong adanya

keanekaragaman dalam pertanian

Proses biologis dasar dan pertanian memiliki ukuran waktu dan persyratan

waktu tersendiri, padi, jagung, gandum, juga tanaman lainya memiliki pola

pertumbuhan masing-masing sejak benih disebarkan sampai pemungutan hasil.

Dalam siklus pertanian tersebut tenaga manusia hanya dibutuhkan paada saat-saat

tertentu saja. Apabila pada suatu usaha tani terdapat kombinasi tanaman yang baik

maka para pekerja tidak usah menganggur selama periode menunggu tersebut

6.      Interaksi yang amat kuat antara berbagai faktor fisik dan non fisik

Faktor fisik dalam pertanian adalah faktor produksi (input) berbentuk barang

yang meliputi lahan, pupuk, benih, pengairan, dan lain-lain. Factor non fisik adalah

pengolahan atau pengaturan pemakaian faktor-faktor fisik tersebut. Hubungan

timbale balik antara factor tersebut sedemikian kuatnya sehingga pengaruh suatu

paket factor dapat sangat bernilai ketika faktor-faktor tersebut diterapkan sendiri-

sendiri.

6

7.      Kebayakan usahawan dan buruh tani harus memiliki keterampilan yang lebih luas

dari pada pekerja pabrik

Pada pabrik-pabrik idustri, musim tidak memegang peranan apa pun dan

tahap-terhap proses produksi yang berbeda dapat dilaksanakan masing-masing pada

saat yang bersamaan oleh kelompok kerja yang berlainan.

8.      Usaha tani dalam ukuran kecil yang lemah secara ekonomi dan pengusahaan

secara tradisional.

Petani ini memerlukan peransang dalam bentuk jaminan kepastian hasil,

selain peransang ekonomi lainnya, seperti kredit, subsidi, harga dasar, dll.

9.      Komunikasi dua arah yang efektif antara aspirasi petani dan informasi birokrasi

Aspirasi para petani dapat tersalurkan keatas malalui hirarki birokkrasi secara

efesien. Sebaiknya informasi dari dan untuk sesama petani serta informasi dari

lembaga penelitian, pengaturan dan peyuluhan ,dll

10.  Musim panen dan luar musim panen meyebapkan perlunya teknologi peyimpanan

Keadaan demikian juga meyebapkan sangat diperlukan teknologi peyimpanan

agar waktu hasil panen dapat disimpan untuk beberapa waktu sampai musim panen

berikutnya.

11.  Unit produksi dan unit komsumsi tidak dapat dipisahkan

Dalam usaha tani serta unit produksi dan unit komsomsi tidak dapat

dipisahkan, hal tersebut seringkali membawa kesulitan dalam analisa usaha tani. Pada

keyataannya dalam usaha tani rakyat bayak sistem bertaniyang tujuan utamanya

adalah untuk memenuhi keperluan hidup petani beserta keluarganya atau yang sering

disebut “pertanian subsistem”petani subsistem hanya akan menanami lahannya

7

dengan tanaman yang dibutuhkan untuk kebutuhan komsumsi pangan rumah

tangganya.

12.  Pertanian yang progresif selalu berubah

Dengan mengganti pola pertanian primitif dengan yang lebih maju, tidak

berarti bahwa masalah pertanian sudah di teratasi. Pemulian tanaman (plant breeding)

secara ilmiah memungkinkan untuk perbaikan tanaman pertanian menjadi sangat

besar.

3. Ciri-ciri Umum Pertanian di Indonesia

a.   Pertanian tropika

  Sebagian besar daerah di Indonesia berada di dekat katulistiwa yang berarti

merupakan daerah tropika dengan demikian jenis tanaman, hewan, perikanan, dan

hutan sangat dipengaruhi oleh iklim tropis (pertanian tropika). Di samping itu ada

pengaruh lain yang menentukan corak pertanian kita yaitu bentuk negara

berkepulauan dan topografinya yang bergunung-gunung.

Letaknya yang di antara Benua Asia dan Australia serta antara Lautan Hindia

dan Pasifik, memberikan pengaruh pada suhu udara, arah angin yang berakibat

adanya perbedaan iklim di Indonesia, sehingga menimbulkan ciri pertanian Indonesia

merupakan kelengkapan ciri-ciri pertanian yang lain.

b. Pertanian dataran tinggi dan rendah

Indonesia merupakan daerah volkano (memiliki banyak gunung), sehingga

memungkinkan mempunyai daerah yang mempunyai ketinggian dan dataran rendah.

8

Dataran tinggi mempunyai iklim dingin, sehingga bisa ditanami tanaman beriklim

subtropis.

c. Pertanian iklim basah (Indonesia barat) dan pertanian iklim kering (Indonesia

timur).

Indonesia bagian barat yang (Sumatra, Kalimantan, Jawa, sebagian Sulawesi)

mempunyai iklim basah : banyak hujan, sedangkan bagian Indonesia lain terutama

Indonesia bagian timur (NTB, NTT, Maluku) iklimnya kering.

d.    Adanya hutan tropika dan padang rumput.

Karena iklimnya basah dan berada di daerah tropika maka banyak hujan

terbentuk hutan tropika, sedangkan di daerah kering tumbuh padang rumput.

e. Perikanan darat dan laut.

  Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau, sehingga

daerahnya terdiri dari darat dan perairan. Keadaan ini memungkinkan terdapatnya

perikanan darat dan laut.

f. Pertanian di Jawa dan Luar Jawa.

  Daerah Jawa dan luar Jawa mempunyai spesifikasi yang berbeda,

Jawa umumnya : tanah subur, penduduk padat

luar Jawa umumnya : tanah kurang subur, penduduk jarang

9

Daerah akan mempengaruhi corak pertanian: pertanian di jawa umumnya

merupakan tanaman bahan pangan, berskala kecil, sedangkan pertanian di luar jawa

umumnya perupakan perkebunan, kehutanan, berskala lebih luas

g. Pertanian rawa, pertanian darat/kering, pertanian beririgasi/basah

  Daratan Indonesia terbagi menjadi :

•         tanah rawa yaitu lahan yang tergenang sepanjang masa,

•         lahan kering yaitu lahan yang tidak mendapat air irigasi, dan

•         pertanian basah yaitu lahan yang beririgasi.

h. Pertanian / tanah sawah beririgasi, tadah hujan, sawah lebak, sawah pasang

surut.

•         Penggolongan ini adalah penggolongan lahan yang ditanami padi. Sawah yang

beririgasi bersumberkan bendung sungai, dam/waduk, mata air, dll.

•         Berdasarkan fasilitas teknisnya dibagi menjadi irigasi teknis, setengah teknis,

dan sederhana.

•         Lahan/sawah tadah hujan sebenarnya juga mempunyai saluran irigasi tetapi

sumber airnya berasal dari air hujan.

•         Sawah lebak mendapat air terus menerus sepanjang masa.

•         Sawah pasang surut mendapat air dari air sungai yang pasang karena air laut

yang sedang pasang, sering juga terdapat saluran irigasi.

10

4. Jenis-jenis Pertanian

Jenis-jenis pertanian berdasarkan pengelolaanya, pertanian dibedakan

menjadi dua, yaitu:

1.      Pertanian rakyat adalah pertanian yang diusahakan oleh rakyat. Pertanian ini

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik konsumsi sendiri maupun

konsumsi lokal. Ciri-ciri: modal kecil, lahan sempit, dikelola sederhana, tenaga kerja

sederhana, tenaga kerja keluarga sendiri, peralatan sendiri.

2.      Pertanian besar adalah pertanian yang diusahakan oleh perusahaan, baik swasta

maupun BUMN. Pertanian ini bertujuan untuk keperluan ekspor atau bahan baku

industri. Ciri-ciri: modal usaha besar, lahan luas, dikelola secara modern.

Jenis-jenis pertanian berdasarkan jenis tanamannya pertanian dibedakan

menjadi dua yaitu:

a.       Pertanian tanaman pangan

Adalah usaha pertanian yang berupa bahan pangan. Tanaman pangan

dibedakan menjadi tiga yaitu, jenis padi-padian, jenis palawija (ketela pohon, ketela

rambat, umbi-umbian, kacang tanah dll) dan jenis holtikultura (buah dan sayuran)

b.      Pertanian tanaman perkebunan

Adalah usaha pertanian yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan

perdagangan besar. Tanaman perkebunan dapat dibedakan menjadi tanaman

perkebunan musiman (tebu, tembakau, dll) dan tanaman perkebunan tahunan (kopi,

karet, coklat,dll)

Jenis-sawah

11

1) Sawah irigasi, yaitu sawah yang menggunakan perairan secara teratur

2) Sawah tadah hujan, aytiu sawah yang menggunakan perairan dengan air

huajan

3) Sawah lebak, yaitu sawah yang diusahakan di bantaran sungai besar saat

penghujan

4) Sawah bancah, yaitu sawah yang diusahakan di daerah pantai dekat muara

sungai. Sawah ini juga dinamakan sawah pasang surut.

Jenis pertanian berdasarkan lahannya pertanian dibedakan menjadi empat,

yaitu:

1.      Bersawah adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sawah dengan jenis

tanaman

2.      Berladang adalah usaha bercocok di lahan kering, pada saat musim hujan dan

dilakukan dengan cara berpindah-pindah

3.      Bertegal, adalah usaha bercocok tanam di lahan kering dengan memanfaatkan air

hujan. Hasilnya jagung, kacang, ketela dll

4.      Berkebun, adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sekitar rumah

(pekarangan)

12

5. Prinsip-prinsip Ekonomi dalam Usaha Tani

Prinsip ekonomi usahatani sama dengan prinsip ekonomi pada umumnya.

Sependek pengetahuan penulis, paling tidak ada empat prinsip biaya dalam usahatani.

1. Principles of opportunity cost

Prinsip ini didasarkan pada kemungkinan memperoleh pendapatan dari

sejumlah modal yang dimiliki untuk membiayai berbagai cabang usahatani

yang sesuai sumber daya petani. Kita ketahui bahwa modal setiap petani

berbeda-beda jumlahnya, ada petani yang memiliki cukup modal untuk

mengusahakan semua kemungkinan cabang usaha yang tersedia dan paling

menguntungkan. Petani lain memiliki modal terbatas sehingga ia tidak bebas

menentukan tanaman yang akan ditanam ataupun hewan yang akan

diternakkan.

2. Principles of comparative advantage

Prinsip ini diperlukan karena ada perbedaan faktor fisik seperti

kesuburan tanah dan iklim, maka jenis tanaman atau hewan yang cocok

diusahakan pada setiap daerah tidak sama. Satu cabang usahatani pada daerah

tertentu dapat memberikan keuntungan yang lebih tinggi dari daerah lainnya

karena perbedaan biaya produksi. Apabila jaringan transportasi antar daerah

memungkinkan penukaran barang-barang hasil pertanian, maka terbukalah

prinsip keuntungan komparatif. Tiap petani dari suatu daerah akan

memproduksi suatu produk yang diperoleh dengan biaya yang lebih

menguntungkan. Dengan pendapatan yang diperoleh, petani akan membeli

13

produk dari daerah lain yang juga diproduksi di daerah tersebut dengan biaya

yang menguntungkan.

3. Law of deminishing returns

Prinsip ini terjadi dalam produksi dimana setiap tambahan input

variabel pada suatu saat akan memberikan tambahan hasil yang semakin kecil,

setelah mencapai titik balik.

4. Principle of combinating enterprises

Petani umumnya mengusahakan beberapa jenis usahatani dengan

alasan sebagai berikut :

a. Risiko kegagalan dari satu cabang usaha dapat ditutupi oleh cabang usaha

lainnya,

b. Turunnya harga dari satu cabang usaha tidak menyebabkan kerugian yang

sangat besar bagi petani,

c. Penyebaran serangan hama dan penyakit dapat dicegah dengan pergiliran

tanaman,

d. Distribusi tenaga kerja sepanjang tahun dapat merata

14

6. Strategi Produksi Menurut Mosher

Peningkatan produktivitas usahatani berkaitan erat dengan berkembangnya

ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini merupakan salah satu ciri dalam usahatani

modern. Seperti yang dirumuskan Mosher (1987) bahwa diantara syarat yang harus

dipenuhi untuk dapat hidup dan berkembangnya usahatani modern itu adalah ilmu

pengetahuan dan teknologi yang cocok dengan kondisi setempat. Untuk itu alih

teknologi diperlukan melalui penyuluhan yang efektif dan efisien oleh para penyuluh

kepada kelompoktani/petani. Oleh sebab itu peranan penyuluh dan kelompoktani

dalam merespon alih teknologi pertanian untuk meningkatkan produktivitas usaha

tani perlu mendapat perhatian dalam rangka menjamin kemandirian pangan.

Mosher berpeendapat bahwa perangsang yang sangat efektif untuk mendorong

petani meningkatkan hasil produksinya adalah factor harga dari komoditi yang

bersangkutan.

Menurut mosher (1987) bahwa dalam hubungannya  dengan harga,setiap

terjadi perubahan harga, petani akan memberikan respon. Harga yang

menguntungkan akan merupakan insentif untuk meningkatkan produksi.peningkatan

produksi dapat di lakukan melalui peningkatan luas tanam atau peningkatan

produktifitas. Contohnya. Luas tanam kedelai di musim tanam berikutnya di mana

sifat perubahannya adalah searah (hubunganya positif ).

Tenaga kerja manusia tediri tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak. Tenaga

kerja hewan digunakan untuk pengolahan tanah dan angkutan. Sedangkan tenaga

kerja mekanik digunakan untuk pengolahan tanah, pemupukan, pengobatan,

penanaman serta panen. Tenaga kerja mekanik bersifat substitusi sebagai pengganti

15

tenaga kerja manusia atau tenaga kerja ternak. Banyak dari penduduk Indonesia

merupakan tenaga kerja pada sektor pertanian. Oleh karena itu petani sebagai sumber

daya manusia, memegang peranan inti di dalam pembangunan pertanian. Peranan

petani adalah memelihara tanaman dan hewan guna mendapatkan hasil-hasilnya yang

bermanfaat serta mempelajari dan menerapkan metode baru yang diperlukan agar

usaha taninya lebih produktif (A.T. Mosher, 1968;34).

Pengaruh harga hasil usaha tani dan harga input terhadap kuatnya daya dorong

petani untuk menaikkan produksi (A.T Mosher, 1965;131-132) dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Petani hanya akan menaikkan komoditi tertentu yang akan dijualnya, apabila

harga komoditi itu cukup menarik baginya.

2. Petani akan memberikan respons terhadap perubahan harga relatif dari

tanaman-tanaman yang sedang diusahakan dengan jalan menaikkan produksi

tanaman yang harganya di pasar lebih tinggi, kecuali hal tersebut akan

membahayakan persediaan makanan keluarganya sendiri.

3. Petani akan memberikan respons terhadap kenaikan harga hasil tanaman

tertentu dengan menggunakan teknologi yang lebih maju untuk menaikkan

produksi tanaman tersebut, jika (1) barang-barang input yang disediakan tersedia

secara lokal, (2) mengetahui bagaimana menggunakan input secara selektif, (3)

16

jika harga input tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan harga yang diharapkan

dari hasilnya.

4. Meningkatkan efisiensi tata niaga untuk menurunkan biaya berbagai mata

rantai tataniaga seperti pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan hasil-hasil

usata tani, dapat menaikkan harga setempat yang sampai ke tangan petani atau

menurunkan harga bagi konsumen terakhir atau kedua-duanya.

17

BAB III

SIMPULAN

A. Simpulan

1. Pertanian adalah sejenis proses produksi khas yang didasarkan atas proses

pertumbuhan tanaman dan hewan. Pertanian merupakan bagian agroekosistem

yang tak terpisahkan dengan subsistem kesehatan dan lingkungan alam, manusia

dan budaya saling mengait dalam suatu proses produksi untuk kelangsungan

hidup bersama.

2. Dua belas ciri-ciri pertanian diantaranya yaitu semua jenis pertanian tanaman

memerlukan input fisik yang hampir serupa, pertanian harus tetap terpencar,

aspek sumber daya alam, factor waktu untuk melancarkan suatu operasi usaha

tani harus diselaraskan dengan keadaan cuaca dengan serangan hama peyakit,

faktor waktu pada pertumbuhan tanaman dan hewan mendorong adanya

keanekaragaman dalam pertanian, interaksi yang amat kuat antara berbagai

faktor fisik dan non fisik, kebayakan usahawan dan buruh tani harus memiliki

keterampilan yang lebih luas dari pada pekerja pabrik, usaha tani dalam ukuran

kecil yang lemah secara ekonomi dan pengusahaan secara tradisional,

komunikasi dua arah yang efektif antara aspirasi petani dan informasi birokrasi,

musim panen dan luar musim panen meyebapkan perlunya teknologi

peyimpanan, unit produksi dan unit komsumsi tidak dapat dipisahkan, pertanian

yang progresif selalu berubah.

18

3. Ciri-ciri umum pertanian di Indonesia yaitu pertanian tropika, pertanian dataran

tinggi dan rendah, pertanian iklim basah (Indonesia barat) dan pertanian iklim

kering (Indonesia timur), adanya hutan tropika dan padang rumput, perikanan

darat dan laut, pertanian di Jawa dan Luar Jawa, pertanian rawa, pertanian

darat/kering, pertanian beririgasi/basah, pertanian / tanah sawah beririgasi, tadah

hujan, sawah lebak, sawah pasang surut.

4. Jenis-jenis pertanian berdasarkan pengelolaanya dibedakan menjadi dua, yaitu

pertanian rakyat dan pertanian besar. Jenis pertanian berdasarkan jenis

tanamannya pertanian dibedakan menjadi dua yaitu pertanian tanaman pangan

dan pertanian tanaman perkebunan. Jenis pertanian berdasarkan lahannya

pertanian dibedakan menjadi empat, yaitu: bersawah, berladang, bertegal,

berkebun.

5. Prinsip-prinsip ekonomi dalam usaha tani terdiri dari principles of opportunity

cost, principles of comparative advantage, law of deminishing returns, principle

of combinating enterprises.

6. Mosher berpeendapat bahwa perangsang yang sangat efektif untuk mendorong

petani meningkatkan hasil produksinya adalah factor harga dari komoditi yang

bersangkutan.

19

B. Saran

Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting di Indonesia. Sektor

ini dapat menopang perekonomian apabila proses produksi berjalan dengan baik

sehingga petani dan rakyat menjadi sejahtera. Hal ini hendaknya perlu mendapat

dukungan dari semua pihak baik petani sebagai produsen, masyarakat sebagai

konsumen dan pemerintah sebagai pengatur kebijakan dan regulasi.

20