BAB II

6
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Seleksi Pengertian Seleksi Seleksi adalah suatu proses untuk memilih atau memisahkan calon-calon karyawan yang akan diterima dari calon-calon yang tidak diterima dalam suatu pekerjaan. Dengan demikiran fungsi seleksi adalah untuk memperoleh pelamar yang paling sesuai dengan pekerjaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran seleksi adalah suatu rekomendasi atau suatu keputusan untuk menerima atau menolak seseorang calon untuk pekerjaan tertentu berdasarkan suatu dugaan tentang kemungkinan-kemungkinan dari calon untuk menjadi tenaga kerja yang berhasil pada pekerjaannya. Hal ini berarti bahwa tugas seleksi adalah menilai sebanyak mungkin calon untuk memilih seseorang atau sejumlah orang (sesuai dengan yang diperlukan) yang paling memenuhi persyaratan pekerjaan yang telah ditentukan. Dari pengertian tersebut, berarti dalam seleksi ini mencakup masalah-masalah: a. Pemilihan dan penilaian terhadap calon karyawan. b. Ada prinsip menerima calon yang memenuhi syarat dan menolak calon yang tidak memenuhi syarat. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Perlunya Seleksi

description

kajian teori untuk hubungan insudtrail

Transcript of BAB II

Page 1: BAB II

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Seleksi

Pengertian Seleksi

Seleksi adalah suatu proses untuk memilih atau memisahkan calon-calon karyawan

yang akan diterima dari calon-calon yang tidak diterima dalam suatu pekerjaan. Dengan

demikiran fungsi seleksi adalah untuk memperoleh pelamar yang paling sesuai dengan

pekerjaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran seleksi adalah suatu rekomendasi atau

suatu keputusan untuk menerima atau menolak seseorang calon untuk pekerjaan tertentu

berdasarkan suatu dugaan tentang kemungkinan-kemungkinan dari calon untuk menjadi

tenaga kerja yang berhasil pada pekerjaannya. Hal ini berarti bahwa tugas seleksi adalah

menilai sebanyak mungkin calon untuk memilih seseorang atau sejumlah orang (sesuai

dengan yang diperlukan) yang paling memenuhi persyaratan pekerjaan yang telah ditentukan.

Dari pengertian tersebut, berarti dalam seleksi ini mencakup masalah-masalah:

a. Pemilihan dan penilaian terhadap calon karyawan.

b. Ada prinsip menerima calon yang memenuhi syarat dan menolak calon yang tidak

memenuhi syarat.

Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Perlunya Seleksi

Ada tiga faktor yang menjadi pertimbangan mengapa seleksi perlu dilakukan:

1. Karena adanya perbedaan kemampuan individu, baik secara fisiologis maupun

psikologis.

Secara garis besar, faktor-faktor yang menimbukan perbedaan individu dari segi fisik

adalah:

a. Bentuk tubuh dan komposisinya

b. Taraf kesehatan fisik

c. Kemampuan panca indera

Page 2: BAB II

Dari segi psikis:

a. Inteligensi

b. Bakat

c. Minat

d. Kepribadian

e. Motivasi

f. Edukasi.

2. Karena adanya lowongan pekerjaan yang harus diisi, dimana jumlah lowongan

sedikit, sedang pelamarnya cukup banyak.

3. Adanya perbedaan cara-cara pekerjaan dikerjakan dan adanya prestasi yang berbeda

pada calon-calon karyawan, sehingga diperlukan calon karyawan yang benar-benar

sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu.

Ketiga faktor tersebut seringkali memunculkan problem dalam seleksi, terutama

faktor yang kedua, yaitu adanya banyak pelamar sementara lowongan kerja sedikit. Untuk

mengatasi permasalahan ini ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu mencari karyawan

yang memenuhi persyaratan minimal dan melakukan proses ranking. Kedua cara tersebut

dilakukan secara bersama-sama untuk kemudian diungkap dengan alat ukur.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Seleksi

Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi hasil seleksi:

1. Tingkat kesulitan pekerjaan, yang ditentukan oleh sejauh mana sejumlah orang dapat

mengerjakan suatu pekerjaan dengan baik.

Dari hasil penelitian ditemukan ada tiga kategori tingkat kesulitan pekerjaan:

a. Sulit : dikatakan sulit bila dari sejumlah karyawan hanya 20% yang dapat

bekerja dengan baik.

b. Sedang : bila 50% dapat bekerja dengan baik.

c. Mudah : bila 80% dapat bekerja dengan baik.

Page 3: BAB II

2. Menyangkut rasio seleksi, yaitu perbandingan antara jumlah lowongan dengan jumlah

pelamar.

Ada 2 kategori seleksi:

a. Seleksi ketat (lowongan sedikit – pelamar banyak)

Bila raiso seleksi semakin kecil, akan semakin banyak jumlah karyawan yang baik

yang dapat diterima.

b. Seleksi longgar (lowongan banyak – pelamar sedikit)

Bila rasio seleksi semakin besar, semakin sulit menemukan karyawan yang baik.

3. Validitas alat tes, yaitu seberapa cermat suatu alat ukur mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur. Semakin valid alat tes, hasil seleksi akan semakin baik. Sehingga

diperlukan alat tes yang mempunyai validitas prediktif, yaitu alat tes yang mampu

meramalkan semaksimal mungkin kesuksesan kerja seseorang.

Dari ketiga faktor tersebut, dapat ditemukan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Semakin mudah suatu pekerjaan, akan semakin besar proporsi karyawan yang

dapat bekerja dengan memuaskan.

2. Semakin ketat rasio seleksi, semakin besar proporsi karyawan yang dapat bekerja

dengan memuaskan.

3. Semakin tinggi validitas alat tes yang dipakai dalam seleksi, semakin besar

proporsi orang-orang yang diterima dapat bekerja dengan memuaskan.

2.2 Budaya Organisasi

Pengertian Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah suatu sistem makna bersama (persepsi) yang dianut anggota

yang membedakan organisasi itu dari organisasi lain.

Karakteristik Utama Budaya Organisasi

a. Inovasi dan pengambilan resiko, yakni sejauhmana karyawan didorong untuk inovatif

dan beresiko.

b. Perhatian ke rincian, yakni memperlihatkan kecermatan, analisis, dan perhatian

kepada rincian.

Page 4: BAB II

c. Orientasi hasil, yakni memfokuskan hasil (bukan teknik/ proses).

d. Orientasi orang, yakni keputusan manajemen memperhatikan efek hasil pada orang

dalam organisasi itu.

e. Orientasi tim, yakni kegiatan kerja diorganisasikan pada tim-tim bukan individu.

f. Keagresifan, yakni sejauhmana orang agresif atau kompetitif bukan santai.

g. Kemantapan, yakni sejauhmana organisasi mempertahankan status quo sebagai lawan

pertumbuhan.

Fungsi Budaya di Organisasi

a. Menetapkan batas antara organisasi satu dengan yang lain.

b. Membawa identitas anggota organisasi.

c. Mempermudah timbulnya komitmen pada suatu yang lebih luas daripada kepentingan

diri individual.

d. Meningkatkan kemantapan sistem sosial.

e. Berfungsi memandu dan membentuk sikap karyawan (menetapkan aturan permainan).

Mempertahankan Hidupnya Budaya Organisasi

a. Seleksi: mengidentifikasi dan mempekerjakan individu yang mempunyai

pengetahuan, ketrampilan, kemampuan agar sukses dalam kerja di organisasi.

b. Manajemen puncak: tindakan manajemen puncak berpengaruh pada budaya

organisasi (sikap – perilaku – norma).

c. Sosialisasi: organisasi membantu karyawan baru menyesuaikan dengan budayanya

(tidak dengan indokrinasi), melalui:

1) Tahap pra kedatangan (nilai – sikap – harapan)

2) Perjumpaan (dikotomi antara harapan dan kenyataan)

3) Metamorfosis, adanya perubahan pada diri individu tentang nilai – sikap –

norma organisasi:

Produktivitas

Komitmen

Keluarnya karyawan.

Page 5: BAB II

Implikasi Budaya Organisasi Bagi Manajer

1. Kepentingan seleksi. Mencari individu yang mempunyai nilai-nilai segaris dengan

nilai organisasi (mempengaruhi – motivasi – komitmen dan kepuasan kerja).

2. Tidak melewatkan pengaruh sosialisasi pada kinerja karyawan (mencakup kecocokan

individu dalam organisasi itu, seperti bergaul, kebiasaan kerja, sikap, dll).