BAB II

28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Plambing 2.1.1 Pengertian Alat Plambing Plambing adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pemasangan pipa dengan peralatannya didalam gedung atau gedung yang berdekatan yang bersangkutan dengan air hujan, air buangan dan air minum yang dihubungkan dengan sistem kota atau sistem lain yang dibenarkan. Istilah alat plambing digunakan untuk semua peralatan yang dipasang didalam maupun diluar gedung, untuk menyediakan ( memasukkan ) air dingin atau air panas, dan untuk menerima ( mengeluarkan ) air buangan. Atau secara singkat dapat dikatakan senua peralatan yang dipasang pada : a. Ujung akhir pipa, untuk memasukkan air b. Ujung awal pipa, untuk membuang air buangan 2.1.2. Fungsi Peralatan Plambing Fungsi peralatan plambing adalah : a. Untuk menyediakan air bersih ( air dingin dan air panas ) ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup ( Sistem Penyediaan Air Bersih ). 3

description

aaa

Transcript of BAB II

Page 1: BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Alat Plambing

2.1.1 Pengertian Alat Plambing

Plambing adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan

pemasangan pipa dengan peralatannya didalam gedung atau gedung yang

berdekatan yang bersangkutan dengan air hujan, air buangan dan air minum

yang dihubungkan dengan sistem kota atau sistem lain yang dibenarkan.

Istilah alat plambing digunakan untuk semua peralatan yang dipasang didalam

maupun diluar gedung, untuk menyediakan ( memasukkan ) air dingin atau air

panas, dan untuk menerima ( mengeluarkan ) air buangan. Atau secara singkat

dapat dikatakan senua peralatan yang dipasang pada :

a. Ujung akhir pipa, untuk memasukkan air

b. Ujung awal pipa, untuk membuang air buangan

2.1.2. Fungsi Peralatan Plambing

Fungsi peralatan plambing adalah :

a. Untuk menyediakan air bersih ( air dingin dan air panas ) ke tempat-tempat

yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup ( Sistem Penyediaan Air

Bersih ).

b. Membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan

bagian penting lainnya ( Sistem Penyediaan Air Buangan ).

c. Menyediakan air untuk memenuhi sistem pemadam kebakaran dalam suatu

gedung yang direncanakan.

2.1.3 Jenis Peralatan Plambing

Jenis peralatan plambing dalam artian khusus meliputi :

a. Peralatan untuk penyediaan air bersih/air minum

b. Peralatan untuk penyediaan air panas

c. Peralatan untuk pembuangan dan ven

3

Page 2: BAB II

Dalam artian yang lebih luas, selain peralatan-peralatan tersebut diatas, istilah

“peralatan plambing” sering kali digunakan mencakup :

a. Peralatan pemadaman kebakaran.

b. Peralatan pengolah air kotor atau tangki septic ( septic tank ).

c. Peralatan penyediaan gas.

d. Peralatan dapur.

e. Peralatan untuk mencuci ( laundry ).

f. Peralatan pengolah sampah

g. Bebagai instalasi pipa lainnya.

2.1.4 Kualitas Alat Plambing

Bahan yang digunakan sebagai alat plambing harus memenuhi syarat-syarat

berikut :

a. Tidak menyerap air

b. Mudah dibersihkan

c. Tidak bekarat dan tidak mudah aus

d. Relatif mudah dibuat

e. Mudah dipasang

Bahan yang banyak digunakan adalah porselen, besi, baja yang dilapisin

email, berbagai jenis plastik, dan baja tahan karat. Untuk bagian alat plambing

yang tidak atau jarang terkena air, bisa menggunakan bahan kayu.

Perlengkapan sistem plambing harus dibuat dari bahan yang disetujui, bebas

dari cacat, direncanakan dan dipasang sedemikian rupa sehingga dapat

bertahan lama tanpa memerlukan perbaikan maupun penggantian peralatan

secara menyeluruh dan mudah dalam pemeliharaan.

Sebelum pemasangan dilakukan, peralatan harus dipasang sesuai dengan

petunjuk dari pabrik yang memproduksi alat plambing mengenai

pengangkutan, pemasangan, pemeliharaan dan cara penggunaan barang yang

dibuatnya, sehngga kualitas alat lambing tidak berkurang karena kerusakan

ketika pengangkutan, pemasakan karena salah pasang.

4

Page 3: BAB II

2.2. Sistem Penyediaan Air Bersih

2.2.1 Prinsip Dasar Sistem Penyediaan Air Bersih

Prinsip dasar dari penyediaan air bersih adalah menyediakan air bersih yang

memenuhi standar baku air bersih dengan beracuan pada standar maupu

peraturan yang berlaku. Dalam hal ini, kualitas air harus diperhatikan baik

secara fisik, kimiawi dan biologi.

2.2.2 Kualitas Air

Tujuan utama dari sistem plambing adalah menyediakan air bersih yang dapat

mencukupi kebutuhan air dalam suatu gedung. Dalam hal ini, air bersih yang

disediakan harus memenuhi standar yang sudah ditetapkan. Banyak Negara

mempunyai standar kualitas air yang berbeda-beda, tetapi perbedaan standar

air tersebut tidak terlalu signifikan. Untuk Negara Indonesia memakai standar

yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu Satandar Nasional Indonesia No. 01-

1220-1987 tentang Air Minum dan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan

Pengendalian Pencemaran Air.

Ketentuan kualitas air adalah sebagai berikut :

a. Hanya air yang memenuhi persyaratan air minum yang boleh dialirkan ke

alat plambing dan perlengkapan plambing yang dipergunakan untuk

minum, masak, pengolahan makanan, pengalengan atau pembungkusan,

pencucian alat makan dan minum, alat dapur atau untuk keperluan rumah

tangga sejenis lainnya.

b. Air bersih yang tidak memenuhi persyaratan air minum hanya dibatasi

untuk kloset, peturasan dan alat plambing serta perlengkapan lainnya

yang tidak memenuhi persyaratan air minum. Semua kran dan alat yang

dialiri air yang tidak memenuhi persyaratan air minum harus diberi tanda

dengan jelas bahwa air tersebut membahayakan kesehatan.

5

Page 4: BAB II

c. Jet washer atau perangkat pembersih lainnya atau pancuran yang

dipasang pada kloset dan peturasan untuk membersihkan bagian badan

harus dialiri dengan air yang memenuhi persyaratan air minum.

d. Semua kran untuk wudhu harus dialiri dengan air yang memenuhi

persyaratan air minum.

Ketentuan sumber air minum adalah sebagai berikut :

a. Bangunan yang dilengkapi dengan sistem plambing harus mendapat air

minumyang cukup dari saluran air minum kota. Bila penyambungan

tersebut tidak dapat dilakukan karena tidak tersedianya saluran air minum

kota atau karena sebab lain, maka harus disediakan sumber air lain yang

memenuhi persyaratan air minum.

b. Tiap persil berhak mendapat sambungan dari saluran air minum kota.

Untuk gedung-gedung yang dibangun didaerah yang mana tidak tersedia

fasilitas penyediaan air minum untuk minum, seperti tempat terpencil

dipegunungan atau dipulau, penyediaan air akan diambil dari sungai, air

tanah dangkal atau dalam dan sebagainya. Dalam hal demikian,air baku

tersebut haruslah diolah terlebih dahulu dalam instalasi pengolahan agar

dicapai standar kualitas air yang berlaku.

2.2.3 Pencegahan Pencemaran Air Bersih

Sistem penyediaan air dingin meliputi beberapa peralatan seperti tangki air

bawah tanah, tangki air diatas atap, pompa-pompa, perpipaan dan

sebagainya.Dalam perlatan ini, air minum harus dapat dialirkan ketempat

tempat yang dituju tanpa mengalami pencemaran. Pencegahan pencemaran

lebih ditekankan pada system penyediaan air dingin, dan ini adalah faktor

terpenting di tinjau dari segi kesehatan. Walaupun demikian, pencemaran

adalah suatu kejadian yang dapat dengan mudah terjadi dibagian manapun.

Hal-hal yang dapat menyebabkan pencemaran antara lain adalah :

a. Masuknya kotoran, tikus, serangga kedalam tangki.

6

Page 5: BAB II

b. Terjadinya karat dan rusaknya bahan tangki dan pipa.

c. Terhubungnya pipa air minum dengan pipa lainya.

d. Tercampurnya air minum dengan air dari jenis kualitas air yang berbeda.

e. Aliran balik ( back flow ) air dari jenis kualitas lain kedalam pipa air

minum.

f. Terjadinya kerusakan pada alat saniter.

Untuk mencagah terjadinya pencemaran air bersih dalam sistem plambing

maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :

a. Larangan hubungan pintas

b. Yang dimaksud hubungan pintas ( cross connection ) dalam sistem

plambing adalah hubungan fisik antara dua sistem pipa yang berbeda,

satu system pipa untuk air minum dan system pipa lainnya berisi air yang

tidak diketahui atau diragukan kualitasnya, dimana air akan dapat

mengalir dari satu sistem pipa ke sistem pipa lainnya.

c. Pencegahan aliran balik

d. Aliran balik atau ( back flow ) dapat terjadi apabila ada efek siphon balik (

back siphonage ). Efek siphom balik tersebut timbul karena ada tekanan

negatyif pada pipa. Pencegahan aliran balik dapat dilakukan dengan cara

menyediakan celah udara antara keran air dengan bak penampung air dan

memasang alat pencegah aliran balik.

e. Pencegahan terhadap pukulan air

f. Pukulan air terjadi apabila aliran air dalam pipa dihentikan secara

mendadak oleh keran air atau katup, tekanan air pada sis atas (upstream)

akan meningkat sehingga menimbulkan gelombang tekanan balik dengan

kecepatan tertentu, dan kemudian dipantulkan kembali ke tempat semula.

Pukulan air tesebut dapat mengakibatkan kebocoran, kerusakan pada

peralatan plambing , getaran pada sistem pipa, patahnya pipa sehingga

peralatan plambing tidak dapat bertahan lama.

Hal-hal yang harus dilakukan untuk mencegah pukulan air adalah :

a. Menghindarkan tekanan kerja yang terlalu tinggi.

7

Page 6: BAB II

b. Menghindarkan kecepatan aliran yang terlalu tinggi

c. Memasang rongga udara atau alat pencegah pukulan air.

d. Menggunakan dua katup bola pelampung pada tangki air.

Sampai saat ini sistem penyediaan air bersih terdiri dari empat macam, yaitu:

1) Sistem Sambungan Langsung.

Dalam sistim ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung

dengan pipa utama penyediaan air bersih perkotaan, misalnya pipa utama

dari Perusahaan Air Minum.

2) Sistem tangki atap

Dalam sistim ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah

dipasang pada lantai terendah bangunan atau dibawah muka tanah,

kemudian dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang diatas

atap atau diatas lantai tertinggi bangunan dan dari tangki atas tersebut air

didistribusikan ke seluruh bangunan.

Sistem tangki atap ini digunakan karena alasan-alasan berikut:

1. Selama airnya digunakan,perubahan tekanan yang terjadi pada alat

plumbunghampir tidak berarti.Perubahan tekanan ini hanyalah akibat

perubahanmuka air dalam tangki atap.

2. Sistem pompa yang menaikan air ketangki atap bekerja secara

otomatik dengancara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali

kemungkinan timbulnya kesulitan.Pompa biasanya dijalankan dan

dimatikan oleh alat yang mendeteksi muka dalam tangki atap.

3. Perawatan tangki atap sangat sederhana dibandingkan dengan system

lainnya misalnya tangki tekan.

Hal terpenting dlam sistem tangki atap ini adalah menentukan letak tangki

atap tersebut, apakah dipasang di dalam langit-langit, atau diatas atap atau

dengan suatu konstruksi menara yang khusus. Penentuan ini harus

didasarkan atas jenis alat plumbing yang dipasang pada lantai yang

tertinggi bangunan dan yang menuntut tekanan kerja tertinggi.

8

Page 7: BAB II

3) Sistem tangki tekan

Sistem ini diterapkan jika air yang telah ditampung dalam tangki bawah

(seperti halnya pada sistem tangki atap), dipompakan kedalam suatu bejana

(tangki) tertutup sehingga udara didalamnya terkompresi.air dari tangki

tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi bangunan. Pompa bekerja secara

otomatis yang diatur oleh suatu detektor tekanan, yang menutup atau

membuka saklar motor listrik penggerak pompa dan pompa berhenti bekerja

jika tekanan tangki mencapai batas maksimum dan bekerja kembali setelah

tekanan mencapai batas minimum. Daerah fluktuasi tekanan ini antara 1,0-1,5

kg/cm2.

Kelebihan-kelebihan sistem tangki tekan antara lain :

1. Lebih menguntungkan dari segi estetika karena tidak terlalu menyolok

disbanding dengan tangki atap.

2. Mudah perawatannya karena dapat dipasang di dalam ruang mesin

bersama pompa-pompa lainnya.

3. Harga awal lebih rendah dibandingkan tangki atap.

Kekurangan-kekurangan sistem tangki tekan adalah :

1. Daerah fluktuasi tekanan sebesar 1,0 kg/cm2 akan dapat menimbulkan

fluktuasi aliran air yang cukup berarti pada alat plumbing

2. Dengan berkurangnya udara dalam tangki tekan, diharuskan untuk

menambah udara secara periodik.

3. Sistem tangki tekan dapat dianggap sebagai sistem pengaturan otomatis

pompa penyediaan air bukan sebagai sistem penyimpanan air.

4. Karena jumlah air yang disimpan sangat kecil memungkinkan pompa akan

sering bekerja.

4) Sistem tanpa tangki

Sistem ini, air langsung dipompakan ke dalam sistem distribusi bangunan dan

pompa mengisap air langsung dari pipa utama. Sistem ini dilarang karena

dapat mempengaruhi distribusi air selanjutnya.

Ada dua macam pelaksanaan sistem ini, dikaitkan dengan kecepatan putaran

pompa,yaitu:

9

Page 8: BAB II

a. Sistem kecepatan putaran konstan, pada prinsipnya sistem ini menerapkan

sambungan parallel beberapa pompa identik yang bekerja pada kecepatan

putaran konstan. Satu buah pompa selalu bekerja sedangkan pompa lain

bekerja secara otomatik.

b. Sistem kecepatan putaran variable. Pada sistem ini laju aliran air yang

dihasilkan oleh pompa diatur dengan mengubah kecepatan putaran

pompa secara otomatik, oleh suatu alat yang mendeteksi tekanan dan laju

aliran air keluar dari pompa ini.

Secara singkat dapat disimpulkan ciri-ciri sitem tanpa tangki sebagai berikut :

1. Mengurangi kemungkina pencemaran air minum karena menghilangkan

system tangki bawah dan system tangki atas.

2. Mengurangi kemungkinan terjadinya karat karena kontak air dengan

udara relative singkat.

3. Mengurangi beban struktur bangunan.

4. Untuk komplek perumahan dapat menggantikan menara air.

5. Penyediaan air sepenuhnya tergantung pada sumber daya.

6. Pemakaian daya lebih besar dari system tangki atap.

7. Harga awal tinggi karena system pengaturannya.

2.2.4 Sistem Plambing Air Bersih

2.2.4.1 Perlengkapan Alat Plambing

Dalam merencanakan suatu system perpipaan dalam gedung, perlu diketahui

perlengkapan alat plambing. Beberapa perlengkapan alat plambing, antara

lain:

a. Gate valve, berfungsi apabila terjadi kerusakan/ perawatan pada pipa

cabang tidak perlu mematikan seluruh instalasi.

b. Check valve, sebagai katup aliran searah berfungsi untuk mencegah

pukulan air.

c. Globe valve, berfungsi untuk mengatur dan mematasi laju aliran pada

pipa cabang.

10

Page 9: BAB II

d. Flush valve, disebut juga katup gelontor yang bias digunakan pada kloset

atau peturasan.

2.2.4.2 Peralatan Sanitair

Peralatan sanitair pada umumnya terbuat dari bahan keramik atau teraso (yang

pemeliharaannya tidak sulit). Bahan keramik lebih disukai karena biaya

pembuatan murah dan ditinjau dari segi sanitasi baik. Beberapa jenis peralatan

sanitair adalah:

a. Kloset

Tipe wash out, yaitu jenis kloset duduk. Kerugian dari tipe ini adalah

penggelontoran seringkali tidak bersih sehingga menimbulkan bau

yang tidak sedap.

Tipe wash down, tipe ini memiliki konstruksi sedemikian dimana

kotoran kotoran yang jatuh langsung atau tidak masuk dalam air sekat.

Tipe ini lebih baik disbanding tipe wash-out.

Tipe siphon, dirancang dengan menunda aliran air buangan dalam

sekat sehingga muka airnya lebih tinggi.

Tipe siphon jet, dapat menimbulkan efek siphon dengan memancarkan

air dalam sekat melalui suatu lubang kecil searah aliran air buangan .

Tipe blow-cut, dirancang untuk menggelontor secara cepat air kotor

dalam kloset, tetapi akibatnya membutuhkan air dengan tekanan 1

kg/cm2. dan menimbulkan suara berisik.

b. Peturasan

Pada tempat- tempat umum sering dipasang peturasan berbentuk mirip

talang yang terbuat dari porselen, plastic atau baja karat.

c. Keran air

Sistem katup untuk mengalirkan alir.

d. Perangkap

Suatu peralatan yang berfungsi sebagai penyekat atau mencegah

masuknya gas-gas yang berbau atau beracun akibat pembuangan yang

tidak selalu terisi air.

11

Page 10: BAB II

e. Pancuran minum

Diisyaratkan pancuran air agak miring dengan kepala pancuran

terlindungi ehingga tidak mudah terkontaminasi.

f. Pancuran mandi

Dapat menimbulkan aliran balik, karena itu sebaiknya dipasang pemecah

vakum.

g. Lavatory

Merupakan tempat untuk mencuci tangan.

2.2.4.3 Sistem Pipa

Pada dasarnya ada dua sistem pipa penyediaan air dalam gedung, yaitu sistem

pengaliran ke atas dan sistem pengaliran ke bawah. Dalam sistem pengaliran

ke atas, pipa utama dipasang dari atas ke bawah sampai langit-langit lantai

terbawah gedung, kemudian mendatar dan bercabang- cabang tegak ke atas

untuk melayani lantai atasnya. Dalam sistem pengaliran ke bawah pipa, pipa

utama dari tangki atas dipasang mendatar dalam langit-langit teratas gedung

dan dari pipa mendatar ini dibuat cabang-cabang tegak ke bawah untuk

melayani lantai-lantai dibawahnya. Pemilihan sistem pipa lebih banyak

ditentukan oleh ciri khas konstruksi atau penggunaan gedung oleh selera

perancangnya.

2.2.4.4 Jenis Pipa Yang Digunakan

Pada sistem perpipaan penyadiaan air bersih, hal yang harus diperhatikan

adalah jenis pipa yang digunakan. Untuk perpipaan air bersih dapat dipilih

diantara jenis sebagai berikut:

1. Cast Iron Pipe

Cast Iron Pipe ( CIP ) dibuat dari grey cast iron dan merupakan logam

yang kuat dan tahan terhadap erosi. Sifat ini disebabkan oleh

mikrostrukturnya. Keuntungan lainnya adalah tidak bocor, tidak menyerap

air, serta tidak meneruskan aliran dalam pipa. Kerugiannya yaitu pipa ini

berat.

12

Page 11: BAB II

2. Galvanized Steel Pipe

Terbuat dari mild carbon baik berupa welded pipe maupun seamless

pipe. Keuntungannya adalah kuat, murah , tidak rusak akibat

pengangkutan kasar, serta tahan terhadap shock dan stress. Kerugiannya

yaitu proses penyambungan agak lama sehingga ongkos buruh tinggi.

Pipa jenis ini hanya dapat digunakan untuk pemakaian di atas dan

dibutuhkan sambungan ulir yang tetap untuk pipa drainase dan sistem

penyediaan air bersih.

Keuntungan penggunaan Galvanized Steel Pipe adalah: cukup kuat, tidak

berat membebani kolom-kolom, dan ekonomis.

3. Polyvinyl Chloride ( PVC )

Berberapa keuntungan dari penggunaan pipa PVC antara Lain:

Tidak mempunyai sifat korosif, sehinnga tahan lama dan tidak

memerlukan perlindungan terhadap korositas.

Bila dibandingkan dengan pipa lain, pipa ini lebih ringan dan mudah

dipotong.

Mudah didapat dan harganya lebih murah dibandingkan dengan pipa

lainnya.

2.2.4.5 Pemasangan Katup

Di dalam sistem perpipaan, katup berperan penting dalam tahap

pengoperasian serta perawatannya. Dengan pemasangan katup-katup pemisah,

maka seluruh instalasi perpipaan tidak perlu dimatikan bila akan dilakukan

perawatan pada sebagian instalasi. Katup-katup ini biasanya di pasang pada

pipa-pipa cabang yang sedekat mungkin dengan pipa utama dan diletakkan

pada lokasi yang sedemikian rupa sehingga mudah mengoperasikannya.

Ukuran cerobong harus cukup luas untuk operasi katup-katup. Peletakan

katup-katup tersebut biasanya dipasang pada kedua ujung katup dengan flenk

pipa dan bukan dari jenis dengan sambungan ulir.

13

Page 12: BAB II

Untuk katup pemisah pipa cabang biasanya digunakan katup sorong ( gate-

valve ) tetapi diperlukan untuk membatasi laju aliran selain sebagai pemisah

pipa cabang maka biasanya dipasang katup bola ( globe valve ).

2.2.4.6 Tekanan Air dan Kecepatan Aliran

Tekanan dan kecepatan aliran dapat mempengaruhi dalam pemakaian air,

karena dengan tekanan dan kecepatan yang memenuhi maka peralatan

plambing dapat berfungsi dengan baik. Tekanan air yang kurang mencukupi

akan menimbulkan kesulitan dalam pemakaian air, sedangkan tekanan air

yang terlalu berlebihan dapat menimbulkan rasa sakit terkena pancaran air

serta mempercepat kerusakan alat plambing. Besarnya tekanan standar adalah

1,0 kg/cm2 , sedangkan tekanan statik sebaiknya diusahakan antara 4,0 -5,0

kg/cm2 untuk perkantoran dan 2,2 - 3,5 kg/cm2 untuk hotel dan perumahan.

Faktor kecepatan aliran standarnya 0,2 – 1,2 m/det. Pada kecepatan yang

terlalu rendah akan mempengaruhi efek korosi dan pengendapan kotoran

sehingga mampu mempengaruhi kualitas air. Kecepatan air yang terlalu tinggi

menimbulkan efek yang tidak nyaman untuk konsumen saat

menggunakannya.

2.2.4.7 Penentuan Dimensi Pipa

Ukuran pipa ditentukan berdasarkan laju aliran puncak, disamping ada

pertimbangan-pertimbangan lain yang didasarkan pada pengalaman

perancang ataupun kontraktor pelaksana. Ada 2 macam cara dalam

menentukan dimensi/ ukuran pipa:

a) Metode menggunakan kerugian gesek yang diizinkan

Rumus yang digunakan adalah :

R = (1000) (H - H1) / (l+l’)

Dimana, R = Kerugian gesek yang diizinkan (mm/ m)

H = Head statik pada alat plambing ( m)

14

Page 13: BAB II

H1 = Head standar pada alat palmbing (m) lihat lampiran

tabel 4

l = Panjang pipa lurus (m)

l’ = Panjang ekivalen (m)

R = (1000) (H-H1) / (K) (L-1)

Dimana, K = Koefisien sistem pipa, besarnya 2-3

L = Panjang pipa lurus, pipa utama (m)

l = Panjang pipa lurus, pipa cabang (m)

Rn = Rn = Hn - R( n – 1 ) (L( n – 1 )+L( n – 1 )) - R( n – 2 ) (L( n – 2 )+L( n – 2 ))…- Hln

× 1000K ( Ln + ln )

dimana Rn = Kerugian gesek yang diizinkan pada lantai ke (n)

Rn-1 = Kerugian gesek yang diizinkan pada lantai ke (n-1)

Rn-2 = Kerugian gesek yang diizinkan pada lantai ke (n-2)

Hn = Head statis pada alat plambing lantai ke (n)

Hln = Head statis standar alat plambing pada lantai ke (n)

K = Koefisien sistem pipa

Ln = Panjang pipa lurus utama pada lantai ke (n)

Ln-1 = Panjang pipa lurus utama dari lantai ke (n-2) sampai lantai (n-

1)

Ln-2 = Panjang pipa lurus utama dari lantai ke (n-2) sampai lantai (n-

2)

ln = Panjang lurus pipa-pipa cabang pada lantai ke (n)

15

Page 14: BAB II

2.2.4.8 Desain Ground Reservoir dan Roof Tank

Apabila tekanan dari pipa tidak cukup untuk mensuplai air bersih untuk

kebutuhan gedung, ataupun tidak tercukupinya kebutuhan maksimum, maka

dalam hal ini dapat dilakukan penampungan air bersih terlebih dahulu di

dalam tangki-tangi air sebelum di didistribusikan ke system.

a) Ground Reservoar

Rumus yang dipergunakan dalam mendesain ground reservoir adalah:

Vr = Qd – Qs T + Vf

Vr = Volume ground reservoir (m3)

Qd = Kebutuhan air per hari (m3/hari)

Qs = Kapasitas air dinas (m3/jam)

T = Rata-rata pemakaiam perhari (jam/hari)

Vf = Volume kebutuhan untuk pemadam kebakaran (m3)

b) Roof tank

Digunakan untuk menampung air yang akan didistribusikan ke seluruh

gedung. Air dari ground resevoar dipompakan ke atas yang kemudian di

distribusikan ke seluruh gedung. Volumenya dihitung:

Ve = (Qp-Qmax) Tp – Qpu X Tpu

Ve = Kapasitas efektif roof tank (liter)

Qp = Kebutuhan puncak (liter/menit)

Qmax = Kebutuhan jam puncak (liter/menit)

Qpu = Kapasitas pompa pengisi (liter/menit)

Tp = Jangka waktu kebutuhan puncak (menit)

Tpu = Jangka waktu kerja pompa pengisi (menit)

Pemompaan air dari ground reservoir ke roof tank dilakukan pada saat air

dalam roof tank menyentuh sensor yang menghubungkan roof tank dan

poimpa akan berhenti, bola permukaan air telah menyentuh sensor lain yang

berada dekat permukaan roof tank. Sehingga pada saat permukaan air, selama

permukaan air pada permukaan roof tank belum menyrntuh sensor maka

pempmpaan tidak akan terjadi.

16

Page 15: BAB II

2.3 Sistem Penyediaan Air Buangan

2.3.1 Sistem Plumbing Air Buangn

2.3.1.1 Jenis Pipa Yang Digunakan

Sistem perpipaan air buangan terutama dikaitkan dengan perlengkapan dan

jenis perpipaan. Beberapa jenis pipa untuk air buangan:

1. Copper tuning

Pipa ini terbuat dari 99,9 % copper tembaga murni yang diproduksi

dalam empat jenis yang berbeda ketebalannya yaitu: K, L, M, N dan Dwv

( Drainage, Waste, Vent ). Pipa jenis K memiliki ketebalan dinding yang

paling besar, sedangkan jenis Dwv memiliki dinding paling tipis.

Keuntungan pipa tembaga ini adalah ringan, mudah dalam penyambungan

serta tahan erosi, tetapi adanya uap NH3 (biasanya berasal dari urine)

akan menyebabkan korosi pada copper tuning, maka pipa ini tidak dapat

digunakan sebagai pipa drainase urunal.

2. Plastic pipe

Untuk fungsi pipa dan sambungan digunakan jenis thermoplastic yaitu

plastic yang dapat dipanaskan dan diubah-ubah bentuknya. Terdapat

empat jenis pipa plastik yaitu:

a. Actylunate Butadiane Styrene (ABS)

Jenis ini paling banyak digunakan pada sistem perpipaan industri.

Dapat digunakan untuk pipa drainase saniter baik di atas maupun di

bawah tanah.

b. Polyvinyl Chloride (PVC)

Berwarna terang dan penggunaannya sama dengan ABS.

c. Chlorinated Polyvinyl Chloride (CPVC)

Digunakan untuk kondisi temperature yang lebih tinggi dibandingkan

yang lainnya sampai mencapai 180 C dengan tekanan 100 psi. Dapat

digunakan sistem penyediaan air panas dan dingin.

d. Polyethylene

Pipa yang fleksibel dan digunakan untuk di bawah permukaan tanah

pada bagian luar gedung.

17

Page 16: BAB II

2.3.1.2 Bagian Pipa Pembuangan

Bagian-bagian pipa pembuangan dibedakan atas :

1. Pipa pembuangan alat plambing

Pipa yang menghubungkan perangkat alat plambing dengan pipa

pembuang lainnya. Ukuran pipa lebih besar atau sama dengan ukuran

lubang keluar perangkat alat plambing. Jarak tegak antara ambang

perangkap sampai pipa pembuangan di bawah tidak lebih dari 60 cm.

2. Pipa cabang mendatar

Pipa mendatar yang menghubungkan pipa pembuangan dengan pipa tegak

air buangan.

3. Pipa tegak air buanga

Pipa yang mengalirkan air buangan dari cabang-cabang mendatar.

4. Pipa atau saluran pembuangan gedung

Pipa gedung pengumpul air bekas, air kotor, atau air hujan dan pipa-pipa

tegak air buangan.

5. Riol gedung

Pipa halaman gedung yang menghubungkan pipa pembuangan pipa

gedung dengan instalasi pengolahan atau roil gedung.

2.3.1.3 Kemiringan Pipa dan Kecepatan Aliran

Kemiringan pipa pembuangan dan roil gedung dapat dibuat lebih landai dari

pada ketentuan dari pada table diatas, dengan syarat kecepatannya lebih besar

atau sama dengan 0,6 m/det. Dengan kemiringan yang lebih curam dari 1/50

cenderung menimbulkan efek siphon yang akan menyedot air penutup dalam

perangkap pipa alat plambing. Oleh karena itu untuk jalur yang panjang ,

Ukuran pipa sebaliknya lebih besar atau sama dengan 50mm, agar tidak

terjadi endapan kotoran dan kerak.

Kecepatan aliran air buangan dalam pipa berkisar antara 0,6 - 2 m/det.

Apabila kecepatan kurang dari 0,6 m/det; maka kotoran dalam air buangan

dapat mengendap yang pada akhirnya dapat menyumbat pipa. Sebaliknya bila

18

Page 17: BAB II

terlalu cepat akan menimbulkan gejolak-gejolak tekanan dalam pipa yang

mungkin dapat merusak fungsi air penutup dalam perangkap alat plambing.

2.3.1.4 Penentuan Dimensi Pipa

Ada beberapa hal mengenai penentuan dimensi pipa, yaitu:

a. Dimensi minimum pipa cabang mendatar. Pipa ini harus mempunyai

dimensi sekurang-kurangnya sama dengan diameter terbesar dari

perangkap alat plambing alat plumbing yang dilayani.

b. Dimensi minimum pipa tegak . Pipa ini ukurannya sekurang-kurangnya

sama dengan diameter terbesar cabang mendatar yang disambungkan ke

pipa tegak tersebut.

c. Pengecilan dimensi pipa. Pipa tegak dan cabang mendatar tidak boleh

diperkecil diameternya dalam arah aliran air buangan.

d. Pipa bawah tanah. Pipa yang ditanam di dalam tanah atau dibawah lantai,

minimum berdiameter 50 mm.

e. Interval cabang. Yaitu jarak pada pipa tegak antara 2 titik dimana cabang

mendatar disambung dengan pipa tegak tersebut. Jarak ini minimum 2,5

mm.

2.4 Sistem Vent

Sistem vent merupakan bagian penting dari suatu sistem pembuangan yang

dipasang untuk tujuan sebagai berikut:

a. Menjaga sekat perangkap dari efek siphon atau tekanan. Oleh karena

itu pipa vent harus dapat mencegah hilangnya sekat air tersebut dan

menjaga kadalaman sekat sekurangnya 50 mm.

b. Menjaga aliran tetap lancar dalam pipa pembuangan. Dengan adanya

system vent, aliran air dalam pipa pembuangan tidak terhambat oleh

adanya penyumbatan saluran sehingga dapat mengalir dengan lancar.

c. Mensirkulasi udara dalam pipa pembuangan. Pipa vent berfungsi untuk

mensirkulasi udara sehingga tidak akan terjadi bau yang ditimbulkan oleh

gas-gas tertentu dalam pipa.

19

Page 18: BAB II

2.4.1 Jenis Sistem Vent

Jenis sistem vent ini terdiri dari :

a. Sistem vent tunggal

Sistem vent ini dipasang pada sebuah pipa vent dan paling banyak

menggunakan pipa.

b. Sistem vent lup

Dalam sistem ini pipa vent melayani dua atau lebih alat plambing (8)

dipasang pada pipa cabang mendatar pipa air buangan dan disambungkan

pada vent tegak.

c. Sistem vent pipa tegak

Dalam sistem ini hanya ada vent pipa tegak saja dan tidak dipasang pipa

vent jenis lainnya. Sistem ini disebut sistem pipa tegak tunggal.

d. Sistem vent bersama

Sistem vent dimana pipa vent bersama dipasang untuk melayani dua alat

plambing yang dipasang bertolak belakang ( bak cuci) pada kedua sisi

dinding pemisah. Sistem ini banyak diterapkan pada rumah sussun, hotel

dan yang lainnya.

e. Sistem vent basah

Dalam sistem ini pipa pembuangan berfungsi sebagai pipa vent, oleh

karena itu beban air buangan sebaiknya hanya setengahnya dibandingkan

dengan pipa pembuangan sejenis dari ukuran yang sama.

f. Sistem vent balik

Sistem ini diterapkan kalau pipa vent lainnya yang lebih tinggi ataupun

langsung dibuka ke udara luar, sehingga harus dibelokkan ke bawah lebih

dahulu.

g. Sistem vent yoke

Pipa tegak air kotor yang melayani lebih dari 10 interval cabang harus

dilengkapi dengan pipa vent “ yoke” untuk setiap 10 interval cabang

dihitung dari cabang lantai paling atas

20