BAB II
-
Upload
vincentius-noel -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
description
Transcript of BAB II
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Definisi QFD
QFD (Quality Function Deployment) merupakan suatu metode yang
digunakan oleh perusahaan untuk mengantisipasi dan menentukan prioritas kebutuhan
dan keinginan pelanggan, serta menggabungkan kebutuhan dan keinginan pelanggan
tersebut dalam produk dan jasa yang disediakan bagi pelanggan. Suatu organisasi
yang mengimplementasikan QFD dengan tepat, dapat meningkatkan pengetahuan
rekayasa, kualitas dan mengurangi ongkos, waktu pengembangan produk serta
perubahan-perubahan rekayasa.
Definisi QFD menurut Cohen L. (dikutip dari buku How To Make QFD,
1995:11) memberikan pengertian Quality Function Deployment sebagai berikut :
“ Quality Function Deployment adalah metode struktur yang digunakan dalam
proses perencanaan dan pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi
kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta mengevaluasi dengan sistematis kapabilitas
suatu produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. “
2.2 Manfaat QFD
Manfaat utama Quality Function Deployment adalah sebagai berikut:
1. Memusatkan perancangan produk dan jasa baru pada kebutuhan pelanggan.
2. Mengutamakan kegiatan-kegiatan desain.
3. Menganalisa kinerja produk perusahaan terhadap kinerja pesaing-pesaing
perusahaan, yang utama memenuhi kebutuhan pada pelanggan utama.
4. Mengurangi lamanya waktu yang diperlukan untuk daur rancangan secara
keseluruhan sehingga dapat mengurangi waktu untuk memasarkan produk-produk
baru.
5. Mengurangi banyaknya perubahan desain setelah dilakukan dengan memastikan
upaya yang difokuskan pada tahap perencanaan.
6. Mendorong terselenggarakannya tim kerja dan menghancurkan rintangan antar
bagian dengan melibatkan pemasaran, rekayasa teknik, dan fabrikasi sejak awal
proyek.
7. Menyediakan suatu cara untuk membuat dokumentasi proses dan menyediakan
suatu dasar yang kokoh untuk mengambil keputusan rancangan.
8. Menjaga proyek terhadap perubahan-perubahan personalia yang tidak dapat
diperkirakan terlebih dahulu.
2.3 Tahap Implementasi
Implementasi QFD terdiri dari 3 (tiga) tahap, dimana seluruh kegiatan yang
dilakukan masing-masing tahapan dapat diterapkan layaknya suatu proyek, dengan
terlebih dahulu dilakukan tahap perencanaan dan persiapan. Ketiga tahap selanjutnya
adalah sebagai berikut:
a. Tahap pengumpulan suara pelanggan (Voice of Customer)
b. Tahap penyusunan rumah kualitas (House of Quality)
c. Tahap analisa dan interpretasi
Tahap Mengumpulkan Suara Pelanggan (Voice of the Customer)
Pada tahap ini dilakukan survey untuk memperoleh suara pelanggan yang tentu
akan memakan waktu dan membutuhkan keterampilan mendengarkan. Proses QFD
membutuhkan data pelanggan yang ditulis sebagai atribut-atribut dari keuntungan
potensial yang dapat diterima pelanggan dari produk atau jasa.
Tahap Penyusunan Rumah Kualitas (House of Quality)
Penerapan metode Quality Function Deployment dalam proses perancangan
produk dan jasa diawali denagn pembentukan matriks perencanaan produk atau sering
disebut dengan House of Quality (rumah kualitas). Gambaran umum matriks
perencanaan atau rumah kualitas, dalam gambar ini digunakan symbol huruf A hinga
huruf F yang menunjukkan urutan pengisian bagian-bagian dari matriks perencanaan
tersebut. Gambaran House of Quality (rumah kualitas) dapat diuraikan seperti pada
gambar
Gambar 2.1 Rumah Kualitas (House of Quality)
(Sumber: Cohen, L., Quality Fuction Deployment, (1995 : 12))
Bagian A :
Berisi data atau informasi yang diperoleh dari hasil penelitian pasar tentang
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Bagian B :
Berisi tiga jenis data, yaitu pertama : tingkat kepentingan dan kebutuhan serta
keinginan pelanggan, kedua : data kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan dan produk persaingan, ketiga : tujuan strategis
untuk produk dan jasa baru yang akan dikembangkan.
Bagian C :
Berisi persyaratan-persyaratan teknis untuk produk atau jasa baru yang akan
dikembangkan. Data ini diturunkan berdasarkan informasi yang diperoleh megenai
kebutuhan dan keinginan pelanggan (matriks A).
Bagian D :
Berisi penilaian manajemen mengenai kekuatan hubungan antara (matriks C)
terhadap kebutuhan pelanggan (matriks A) yang dipengaruhinya. Kekuatan hubungan
dinyatakan dengan menggunakan simbol tertentu.
Bagian E :
Menunjukkan korelasi antar persyaratan teknis yang satu dengan persyaratan-
persyaratan teknis lain yang terdapat dalam matriks C. Korelasi antar kedua
persyaratan teknis tersebut ditunjukkan dengan menggunakan simbol-simbol tertentu.
Bagian F :
Berisi tiga jenis data, yaitu :
1. Urutan tingkat kepentingan (rangking) persyaratan teknis.
2. Informasi hasil perbandingan kinerja persyaratan teknis produk atau jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan terhadap kinerja produk pesaing.
3. Target kinerja persyaratan teknis produk atau jasa yang baru dikembangkan.
Tahap-tahap untuk menyusun kualitas yang berguan adalah sebagai berikut:
Tahap I Matriks Kebutuhan Pelanggan
Tahap ini meliputi kegiatan :
Memutuskan siapa pelanggannya.
Mengumpulkan data kualitatif berupa keinginan dan kebutuhan pelanggan.
Metode ini dilakukan dengan wawancara (Contextual Inquery) pada pelanggan.
Menyusun kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Setelah mengumpulkan data pelanggan dalam jumlah besar dan masih sulit diatur
maka data ini perlu diatur dalam diagram afinitas (Affinity Diagram).
Tahap II Matriks Perencanaan
Tahap ini bertujuan untuk :
Mengukur kebutuhan-kebutuhan pelanggan
Di sini kebutuhan-kebutuhan pelanggan dipertimbangkan sesuai tingkat kepentingan.
Dapat dilakukan dengan debat dari tim pelaksana atau dengan riset preferensi pasar
dengan melakukan survey. Pada survey ini pelanggan diminta mengurutkan data
keinginan/kebutuhan pelanggan yang diperoleh dari survey sebelumnya.
Menentukan tujuan-tujuan performansi kepuasan
Setelah mengetahui performansi kepuasan pelanggan untuk masing-masing
kebutuhan, maka perusahaan harus menentukan apa tingkat performansi pelanggan
yang ingin dicapai untuk memenuhi masing-masing kebutuhan pelanggan.
Tahap III Respon Teknis
Tahap ini merupakan transformansi dari kebutuhan-kebutuhan yang bersifat
non teknis menjadi data yang bersifat teknis guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tersebut. Hal ini biasanya dilakukan oleh bagian yang mengerti teknologi produk,
misalnya bagian produksi atau penelitian dan pengembangan.
Tahap IV Menentukan Hubungan Respon Teknis dengan Kebutuhan Pelanggan
Tahap ini menentukan seberapa kuat hubungan antara respon teknis (Tahap
III) dengan kebutuhan-kebutuhan pelanggannya (Tahap Informasi). Hubungan antara
keduanya dapat berupa hubungan yang sangat kuat, sedang, tidak kuat, atau tidak ada
korelasi antara keduanya. Hubungan sangat kuat berarti jika respon teknis perusahaan
dapat semakin baik berarti kepuasan pelanggan akan meningkat pula atau terpenuhi.
Simbol Relationship
Sumber : Lou Cohen
SIMBOL NILAI KETERANGAN
0 Tidak ada hubungan
1 Mungkin ada hubungan
3 Hubungannya sedang
9 Sangat kuat hubungannya
Tahap V Korelasi Teknis
Tahap ini menetapkan hubungan dan ketergantungan antara karakteristik kualitas
pengganti atau respon teknis. Sehingga bisa dilihat apakah suatu respon teknis yang
satu dipengaruhi atau mempengaruhi respon teknis lainnya dalam proses produksi,
dan dapat diusulkan agar tidak terjadi bottleneek.
Tabel 2.4 Simbol Technical Correlation
SIMBOL KETERANGAN
Pengaruh positif sangat kuat
Pengaruh positif cukup kuat
o Tidak ada pengaruh
x Pengaruh negatif cukup kuat
# Pengaruh negatif sangat kuat
Sumber : Lou Cohen
Tahap VI Benchmarking dan Penetapan Target
Pada tahap ini perusahaan perlu menentukan respon teknis mana yang ingin
dikonsentrasikan dan bagaimana jika dibandingkan oleh produk sejenis.
Tahap Analisa dan Interpretasi
Langkah akhir dari penelitian ini adalah analisa dan interpretasi. Rumah
Kualitas (House of Quality), dimana akhirnya akan diperoleh sebuah produk yang
mempunyai karakteristik kuat dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Selanjutnya dilakukan analisa terhadap produk yang sedang diteliti pada saat ini dan
pengembangan yang perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan kualitas produk.
http://coca-colapandaan.blogspot.com/2012/07/mengenal-metode-green-qfd-
untuk.html
http://myqualitymanagement.blogspot.com/2012/02/quality-function-
deployment.html