BAB II

45
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi dan Fisiologi Telinga 2.1.1 Anatomi Telinga Telinga merupakan indra pendengaran, terbagi atas beberapa bagian seperti: telinga luar, tengah, dan dalam. 3 Gambar 2.1: anatomi bagian – bagian telinga 4 1. Telinga Luar 2

description

omsk

Transcript of BAB II

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan Fisiologi Telinga2.1.1Anatomi TelingaTelinga merupakan indra pendengaran, terbagi atas beberapa bagian seperti: telinga luar, tengah, dan dalam.3 Gambar 2.1: anatomi bagian bagian telinga41. Telinga Luar Merupakan bagian paling luar dari telinga, Terdiri dari :3a. Daun telinga / Pinna/ Aurikula merupakan daun kartilago fungsinya : menangkap gelombang bunyi dan menjalarkannya ke kanal auditori eksternal (lintasan sempit yang panjangnya sekitar 2,5 cm yang merentang dari aurikula sampai membran timpani).3 Gambar 2.2: anatomi Daun telinga / Pinna/ Aurikula4b. Membran timpani (gendang telinga) merupakan perbatasan telinga bagian luar dengan tengah. Berbentuk kerucut, dilapisi kulit pada permukaan eksternal, dilapisi mukosa pada permukaan internal. memiliki ketegangan, ukuran, dan ketebalan yang sesuai untuk menghantarkan gelombang bunyi secara mekanis.3Bagian-bagiannya : Bagian atas atau Pars Flaksid (membran shrapnell), terdiri dari 2 lapisan : luar : lanjutan epitel kulit liang telinga dalam : epitel kubus bersilia Bagian bawah atau Pars tensa (membran propria), terdiri dari 3 lapisan :3 luar : lanjutan epitel kulit liang telinga tengah : terdiri dari serat kolangen dan sedikit serat elastin dalam : epitel kubus bersiliaBayangan penonjolan bagian bawah malleus pada membran timpani disebut dengan umbo. Dari umbo, bermula suatu refleks cahaya (cone of light) ke arah bawah, yaitu pukul 7 pada membran timpani kiri dan pukul 5 pada membran timpani kanan. Pada membran timpani terdapat 2 serat, sirkuler dan radier. Serabut inilah yang mengakibatkan adanya refleks cahaya kerucut. Bila refleks cahaya datar, maka dicurigai ada kelainan pada tuba eustachius.3Membran timpani dibagi atas 4 kuadran untuk menentukan tempat adanya perforasi :3 atas depan atas belakang bawah depan bawah belakang tempat dilakukannya miringotomi Gambar 2.3: anatomi membran tympani

2. Telinga Tengah Telinga tengah terletak di rongga berisi udara dalam bagian petrosus (canalis facialis) tulang temporal, Terdiri dari :31. Tuba Eustachius menghubungkan telinga tengah dengan faring normalnya tuba ini menutup dan akan terbuka saat menelan, mengunyah, dan menguap. berfungsi sebagai penyeimbang tekanan udara pada kedua sisi membran timpani. Bila tuba membuka => suara akan teredam.2. Osikel auditori (tulang pendengaran) terdiri dari 3 tulang, yaitu : Maleus (martil) , Inkus (anvill), Stapes (sanggurdi) berfungsi sebagai penghantar getaran dari membran timpani ke fenesta vestibuli3. Otot bantu mekanisme kompensasi tubuh untuk melawan suara dengan nada tinggi (peredam bunyi). m. stapedius berkontraksi stapes jadi kaku suara dipantulkan m. tensor timpani menegangkan gendang telinga suara teredam

3. Telinga dalamBerisi cairan dan terletak dalam tulang temporal, Terdiri dari:31. LabirinTerdiri dari: Labirin tulang ruang berliku berisi perilimfe (cairan yang serupa dengan cairan serebrospinal)

Gambar 2.4: anatomi telinga dalam 4Terdiri dari 3 bagian: Vestibular bagian sentral labirin tulang yang menghubungkan koklea dengan saluran semisirkular. Saluran semisirkularis S. semisirkular superior dan posterior mengarah pada bidang vertikal di setiap sudut kanannya. S. semisirkular lateral terletak horizontal Koklea membentuk 2,5 putaran di sekitar inti tulang, mengandung reseptor pendengaran (cabang N VIII = vestibulokoklear). Frekuensi tertinggi berada di bagian depan. Sekat membagi koklea menjadi 3 bagian: duktus koklear (skala medial) bagian labirin membranosa yang terhubung ke sakulus, berisi cairan endolimfe dua bagian labirin tulang yang terletak di atas dan di bawah skala media skala vestibuli dan skala timpani mengandung cairan perilimfe dan terus memanjang melalui lubang pada apeks koklea yang disebut helikotrema. membran reissner (membran vestibuler) pisahkan skala media dari skala vestibuli yang berhubungan dengan fenestra vestibuli membran basilar pisahkan skala media dengan skala timpani, berhubungan dengan fenestra koklear skala organ korti terletak pada membran basilar, terdiri dari reseptor yang disebut sel rambut dan sel penunjang. Sel rambut tidak memiliki akson dan langsung bersinaps dengan ujung saraf koklear Labirin membranosa serangkaian tuba berongga dan kantong yang terletak di dalam labirin tulang berisi cairan endolimfe (cairan yang serupa dengan cairan intraseluler). Merupakan awal 2 kantong (utrikulus dan sakulus) yang dihubungkan dengan duktus endolimfe. Setiap duktus mengandung reseptor untuk ekuilibrium statis (bagaimana kepala berorientasi terhadap ruang bergantung gaya grafitasi) dan ekuilibrium dinamis (apakah kepala bergerak atau diam, berapa kecepatan serta arah gerakan). Utrikulus terhubung dengan duktus semilunaris Sakulus terhubung dengan duktus koklear di dalam koklea.3

2.1.2Fisiologi pendengaranEnergi bunyi ditangkap daun telinga dalam bentuk gelombang getarkan membran timpani melewati tulang pendengaran MIS (maleus, inkus, stapes) energi diamplifikasi diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap jorong sehingga perilimfe pada skala vestibuli bergerak getaran diteruskan ke membrana reissner yang mendorong endolimfe timbulkan gerak relatif antara membran basalis dan membran tektoria terjadi defleksi stereosilia sel rambut sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel terjadi depolarisasi rambut lepaskan neurotransmiter ke dalam sinaps yang akan timbulkan potensial aksi pada saraf auditorius lanjut ke nukleus auditorius korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.3Persarafan Persarafan Telinga LuarDaun telinga dipersarafi oleh 5 persarafan, yaitu :3 Saraf aurikular mayor (C2,3), mempersarafi hampir seluruh permukaan medial dan bagian belakang dari permukaan lateral. Saraf oksipital minor (C2), mempersarafi bagian atas dari permukaan medial. Saraf aurikulo temporal (N V), mempersarafi tragus, heliks dan daerah sekitar heliks. Percabangan aurikular saraf vagus (N X), juga disebut saraf Arnolds, mempersarafi konka dan sekitarnya. Saraf fasialis (N VII), yang distribusi percabangannya bersamaan dengan percabangan aurikular saraf vagus, mempersarafi konka dan sulkus retroaurikular.3

Persarafan Liang Telinga Dinding atas dan depan dipersarafi saraf aurikulo temporal (N V). Dinding bawah dan belakang dipersarafi percabangan aurikular dari saraf vagus (N X). Dinding belakang liang telinga juga dipersarafi oleh cabang sensoris saraf VII melalui percabangan aurikular saraf vagus.3

Persarafan Telinga Tengah Promontorium berisi pleksus timpani (pleksus Jacobson). Cabang saraf glosofaringeus dari ganglion petrosa di bawah telinga. Pleksus timpani menerima serabut simpatis dari pleksus karotis melalui cabang-cabang karotikotimpani superior dan inferior.Korda timpani memasuki telinga tengah tepat di bawah pinggir posterosuperior sulkus timpani dan berjalan ke arah depan lateral ke prosesus longus inkus dan kemudian di bagian bawah leher maleus tepat di atas perlekatan tendon tensor timpani menuju ligamentum maleus anterior, saraf ini keluar melalui fisura petrotimpani.3

2.2 Otitis Media Supuratif Kronis2.2.1 DefinisiOtitis media supurasi kronis ialah infeksi kronis ditelinga tengah dengan perforasi membran tympani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul.5

Ada tiga tipe perforasi membran timpani berdasarkan letaknya, yaitu:51. Perforasi sentralLetak perforasi disentral dan pars tensa membran timpai. Seluruh tepi perforasi masih tersisa membran timpani2. Perforasi marginalPada perfrasi marginal sebagian tepi perforasi langsung berhubungan dengan anulus atau sulkus timpanikum.3. Perforasi atikPerfrasi atik ialah perfrasi yang terletak yang terletak di pars flaksida.

2.2.2. Klasifikasi OMSKOMSK dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu:5(1) OMSK tipe aman (tipe mukosa = tipe banigna)(2) OMSK tipe bahaya (tipe tulang = tipe maligna)Berdasarkan aktivitas sekret yang keluar dikenal juga OMSK aktif dan OMSK tenang. OMSK aktif ialah OMSK dengan sekret yang keluar dari cavum timpani secara aktif, sedangkan OMSK tenang iaqlah yang keadaan kavum timpaninya terlihat basah atau kering.5Proses peradangan pada OMSK tipe aman terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe aman jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe aman tidak terdapat kolesteatoma.5OMSK tipe maligna ialah OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. OMSK ini dikenal juga dengan OMSK tipe bahaya atau OMSK tipe tulang. Perforasi pada OMSK tipe bahaya letaknya marginal atau di atik, kadang-kadang terdapat juga klesteatoma pada OMSK dengan perforasi subtotal. Sebagian besar komplikasi yang berbahaya atau fatal timbul pada OMSK tipe bahaya.5OMSK

Benigna Letak perforasi sentral Peradangan terbatas pada mukosa Biasanya tidak mengenai tulang Jarang menimbulkan komplikasi Tidak terdapat kolesteatomaMaligna Perforasi membran timpani paling sering marginal / atik Terdapat abses / fistel retroaurikula Terdapat kolesteatma pada telinga tengah Menimbulkan komplikasi fatal Proses peradanggan mengenai tulang

Tabel 2.1 Perbedaan Antara Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) Benigna & Maligna5

2.2.3. EtiologiSuatu teori patogenesis mengatakan terjadinya otitis media nekrotikans akut menjadi awal penyebab OMSK yang merupakan hasil invasi mukoperiusteum organisme yang virulen, terutama berasal dari nasofaring terbesar pada masa anak-anak atau karena rendahnya daya tahan tubuh penderita sehingga terjadinya nekrosis jaringan akibat toxin nekrotik yang dikeluarkan oleh bakteri kemudian terjadi perforasi pada membran timpani setelah penyakit akut berlalu membran timpani tetap berlubang atau sembuh dengan membran atropi.6Pada saat ini kemungkinan besar proses primer untuk terjadinya OMSK adalah tuba eustachius, telinga tengah dan sel-sel mastoid. Faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronik, antara lain:61) Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat :a. Infeksi hidung dan tenggorokan yang kronis atau yang berulangb. Obstruksi anatomis tuba eustachius parsial atau total2) Perforasi membran timpani yang menetap3) Terjadinya metaplasia skuamosa/perubahan patologik menetap lainnya pada telinga tengah4) Obstruksi terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid5) Terdapat daerah dengan skuester atau otitis persisten di mastoid6) Faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum atau perubahan mekanisme pertahanana tubuh.

2.2.4 PatogenesisPatogenesis OMSK terjadi karna proses patologi telinga tengah. Terjadinya OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang dimulai setelah dewasa. Sumbatan tuba eusthacius merupakan faktor penyebab utama dari otitis media. Karena fungsi tuba eusthacius terganggu, pencegahan invasi kuman ketelinga tengah juga terganggu, sehingga kuman masuk kedalam telinga tengah dan terjadi peradangan. Kadang-kadang infeksi berasal dari telinga luar masuk ke telinga tengah melalui perforasi membran timpani, maka terjadilah proses imflamasi.6

2.2.5. Gejala dan Tanda Klinis Otitis Media Supuratif Kronis a. OMSK Tipe Tubotimpani (Benigna) Gejalanya berupa sekret mukoid yang tidak terlalu berbau busuk, ketika pertama kali ditemukan bau busuk mungkin ada tetapi dengan pembersihan dan penggunaan antibiotik lokal biasanya cepat menghilang, sekret mukoid dapat konstan atau intermitten.7Gangguan pendengaran konduktif selalu didapat pada pasien dengan derajat ketulian tergantung beratnya kerusakan tulang pendengaran dan koklea selama infeksi nekrotik akut pada awal penyakit.7Perforasi membran timpani sentral sering berbentuk seperti ginjal tapi selalu meninggalkan sisa pada bagian tepinya. Proses peradangan pada daerah timpani terbatas pada mukosa sehingga membran mukosa menjadi berbentuk garis. Derajat infeksi membran mukosa dapat tipis dan pucat atau merah dan tebal, kadang-kadang suatu polip didapat tapi mukoperiosteum yang tebal dan mengarah pada meatus menghalangi pandangan membran timpani dan telinga tengah sampai polip tersebut diangkat. Sekret terlihat berasal dari rongga timpani dan orifisium tuba eustachius yang mukoid. Setelah satu atau dua kali pengobatan local bau busuk berkurang. Cairan mukus yang tidak terlalu bau datang dari perforasi besar tipe sentral dengan membran mukosa yang berbentuk garis pada rongga timpani merupakan diagnosa khas pada OMSK tipe tubatimpani.7b. OMSK Tipe Atikoantral dengan KolesteatomSekret pada infeksi dengan kolesteatom beraroma khas, sekret yang sangat bau dan berwarna kuning abu-abu, kotor purulen dapat juga terlihat kepingan-kepingan kecil, berwarna putih mengkilat. Gangguan pendengaran tipe konduktif timbul akibat terbentuknya kolesteatom bersamaan juga karena hilangnya alat penghantar udara pada otitis media nekrotikans akut. Selain tipe konduktif dapat pula tipe campuran karena kerusakan pada koklea yaitu karena erosi pada tulang-tulang kanal semisirkularis akibat osteolitik kolesteatom.71. Telinga berair (otorrhoe)Sekret bersifat purulen ( kental, putih) atau mukoid ( seperti air dan encer) tergantung stadium peradangan. Sekret yang mukus dihasilkan oleh aktivitas kelenjar sekretorik telinga tengah dan mastoid. Pada OMSK tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Keluarnya sekret biasanya hilang timbul. Meningkatnya jumlah sekret dapat disebabkan infeksi saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah mandi atau berenang. Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adanya sekret telinga. Sekret yang sangat bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan kolesteatoma dan produk degenerasinya. Dapat terlihat keping-keping kecil, berwarna putih, mengkilap. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.82. Gangguan pendengaranIni tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran. Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Gangguan pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah yang sakit ataupun kolesteatom, dapat menghambat bunyi dengan efektif ke fenestra ovalis. Bila tidak dijumpai kolesteatom, tuli konduktif kurang dari 20 dB ini ditandai bahwa rantai tulang pendengaran masih baik. Kerusakan dan fiksasi dari rantai tulang pendengaran menghasilkan penurunan pendengaran lebih dari 30 db. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani.8Keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat karena putusnya rantai tulang pendengaran, tetapi sering kali juga kolesteatom bertindak sebagai penghantar suara sehingga ambang pendengaran yang didapat harus diinterpretasikan secara hati-hati. Penurunan fungsi kohlea biasanya terjadi perlahan-lahan dengan berulangnya infeksi karena penetrasi toksin melalui jendela bulat (foramen rotundum) atau fistel labirin tanpa terjadinya labirinitis supuratif. Bila terjadinya labirinitis supuratif akan terjadi tuli saraf berat, hantaran tulang dapat menggambarkan sisa fungsi koklea.83. Otalgia (nyeri telinga)Nyeri tidak lazim dikeluhkan penderita OMSK, dan bila ada merupakan suatu tanda yang serius. Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri telinga mungkin ada tetapi mungkin oleh adanya otitis eksterna sekunder. Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis.84. VertigoVertigo pada penderita OMSK merupakan gejala yang serius lainnya. Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum. Fistula merupakan temuan yang serius, karena infeksi kemudian dapat berlanjut dari telinga tengah dan mastoid ke telinga dalam sehingga timbul labirinitis dan dari sana mungkin berlanj ut menjadi meningitis. Uji fistula perlu dilakukan pada kasus OMSK dengan riwayat vertigo. Uji ini memerlukan pemberian tekanan positif dan negatif pada membran timpani, dengan demikian dapat diteruskan melalui rongga telinga tengah.8

2.2.6. PenatalaksanaanPengobatan penyakit telinga kronis yang efektif harus didasarkan pada faktor-faktor penyebabnya dan pada stadium penyakitnya. Dengan demikian pada waktu pengobatan haruslah dievaluasi faktorfaktor yang menyebabkan penyakit menjadi kronis, perubahanperubahan anatomi yang menghalangi penyembuhan serta menganggu fungsi, dan proses infeksi yang terdapat ditelinga. Bila didiagnosis kolesteatom, maka mutlak harus dilakukan operasi, tetapi obat -obatan dapat digunakan untuk mengontrol infeksi sebelum operasi. Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luasnya infeksi, dimana pengobatan dapat dibagi atas :71.Konservatif2.Operasi

1. Pengobatan OMSK Tipe Tubatimpania. OMSK Tipe Tubatimpani TenangKeadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang dansegera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. Bila fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi (miringoplasti,timpanoplasti) untuk mencegah infeksi berulang serta gangguan pendengaran.7

b. OMSK Tipe Tubatimpani AktifKeadaan ini harus dilakukan pembersihan liang telinga dan kavum timpani (toilet telinga). Tujuan toilet telinga adalah membuat lingkungan yang tidak sesuai untuk perkembangan mikroorganisme, karena sekret telinga merupakan media yang baik bagi perkembangan mikroorganisme.72. Pengobatan OMSK Tipe AtikoantralPengobatan yang tepat untuk OMSK maligna adalah operasi. Pengobatan konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi. Ada beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe tubatimpani atau tipe atikoantral, antara lain.7 Mastoidektomi sederhana Mastoidektomi radikal Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (Operasi Bondy) Miringoplasti Dilakukan pada OMSK tipe tubatimpani yang sudah tenang dengan ketulian ringan yang hanya disebabkan oleh perforasi membran timpani. Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga dengan nama timpanoplasti tipe 1. Rekonstruksi hanya dilakukan pada membran timpani. Tujuan operasi adalah untuk mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada OMSK tipe tubatimpani dengan perforasi yang menetap.7 TimpanoplastiDikerjakan pada OMSK tipe tubatimpani dengan kerusakan yang lebih berat atau OMSK tipe tubatimpani yang tidak bisa diatasi dengan pengobatan medikamentosa. Tujuan operasi adalah menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran.7Pada operasi ini selain rekonstruksi membran timpani seringkali harus dilakukan juga rekonstruksi tulang pendengaran. Berdasarkan bentuk rekonstruksi tulang yang dilakukan maka dikenal istilah timpanoplasti tipe II, III, IV dan V.7 Timpanoplasti dengan pendekatan ganda (Combined Approach Tympanoplasty)Dikerjakan pada kasus OMSK tipe atikoantral atau OMSK tipe tubatimpani dengan jaringan granulasi yang luas. Tujuan operasi untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran tanpa melakukan teknik mastoidektomi radikal (tanpa meruntuhkan dinding posterior liang telinga). Yang dimaksud dengan combined approach di sini adalah membersihkan kolesteatom dan jaringan granulasi di kavum timpani melalui dua jalan, yaitu liang telinga dan rongga mastoid dengan melakukan timpanotomi posterior. Namun teknik operasi ini pada OMSK tipe atikoantral belum disepakati oleh para ahli karena sering timbul kembali kolesteatoma.7Tujuan operasi adalah menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran.7

2.2.7. KomplikasiOtitis media supuratif mempunyai potensi untuk menjadi serius karena komplikasinya yang sangat mengancam kesehatan dan dapat menyebabkan kematian. Tendensi otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik yang menyebabkan otore. pemberian antibiotika telah menurunkan insiden komplikasi. Walaupun demikian organisme yang resisten dan kurang efektifnya pengobatan, akan menimbulkan komplikasi. biasanya komplikasi didapatkan pada pasien OMSK tipe maligna, tetapi suatu otitis media akut atau suatu eksaserbasi akut oleh kuman yang virulen pada OMSK tipe benigna pun dapat menyebabkan komplikasi. Komplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi akut dari OMSK berhubungan dengan kolesteatom. Adam dkk mengemukakan klasifikasi sebagai berikut :8

Komplikasi SSP :Meningitis Abses otakHidrosefalus otitisKomplikasi Ekstradural :Abses ekstraduralTrombosis sinus lateralisPetrositis Komplikasi Telinga Dalam :Fistel labirinLabirintis supuratifTuli saraf (sensorineural)Komplikasi Telinga Tengah :Perforasi PersistenErosi tulang pendengaranParalisis nervus fasialisKomplikasi Menurut Adam dkk :

Cara penyebaran infeksi :81. Penyebaran hemotogen2. Penyebaran melalui erosi tulang3. Penyebaran melalui jalan yang sudah ada.

Perjalanan komplikasi infeksi telinga tengah ke intra kranial harus melewati 3 macam lintasan :81. Dari rongga telinga tengah ke selaput otak2. Menembus selaput otak.3. Masuk kejaringan otak.

2.2.8. PrognosisPrognosis dengan pengobatan local, otorea dapat mongering. Tetapi sisa perforasi sentral yang berkepanjangan memudahkan infeski dari nasofaring atau bakteri dari meatus eksterna khususnya terbawa oleh air, sehingga penutupan membrane timpani disarankan.9Prognosis kolesteatom yang tidak diobati akan berkembang menjadi meningitis, abes otak, prasis fasialis atau labirintis supuratif yang semuanya fatal. Sehingga OMSK type maligna harus diobati secara aktif sampai proses erosi tulang berhenti.9

2.2.9 Pencegahan1. Jangan mengorek telinga.2. Jaga air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi.3. Dilarang berenang.4. Segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas.9

2.3 Mastoidektomi2.3.1Definisi MastoidektomiMastoidektomi merupakan salah satu prosedur pembedahan yang mengangkat bagian tulang mastoid yang terinfeksi saat terapi obat tidak lagi efektif.1 mastoidektomi dilakukan untuk mengangkat rongga udara pada bagian tulang mastoid yang terinfeksi akibat infeksi telinga, seperti mstoiditis atau otitis kronis, atau akibat penyakit inflamasi pada telinga tengah (kolesteatoma). Rongga udara pada mastoid merupakan sebuah ruangan yang berisi udara yang terlokalisasi di sepanjang tulang mastoid, penonjolan tulang yang berlokasi di belakang telinga yang berasal dari tulang temporal. Rongga udara tersebut terhubung dengan sebuah kavitas pada bagian atas tulang yang berhubungan dengan telinga tengah.10Infeksi agresif dari telinga tengah kadang dapat menyebar hingga tulang mastoid. Ketika terapi antibiotik tidak mampu mengeliminasi infeksi itu, tindakan pengangkatan area yang terinfeksi melalui tindakan pembedahan mungkin diperlukan.11

Gambar 2.5 Mastoid dan rongga udara mastoid2.3.2. Jenis MastoidektomiMastoidektomi dilakukan dengan kondisi pasien di bawah pengaruh anestesi umum. Terdapat beberapa jenis tipe prosedur mastoidektomi, berasarkan jumlah infeksi yang diderita: 121. Mastoidektomi sederhana (tertutup). Operasi ini dilakukan melalui telinga atau dengan pemotongan (insisi) di belakang telinga. Operator membuka tulang mastoid dan mengangkat rongga udara yang terinfeksi. Membran timpani diinsisi untuk membersihkan dan mengeringkan telinga tengah. Antibiotik topikal kemudian dioleskan pada area telinga tersebut.2. Mastoidektomi radikal. Prosedur ini mengangkat hampir seluruh tulang mastoid dan biasanya dilakukan pada kolesteatoma dengan penyebaran yang luas. Membran timpani dan struktur telinga tengah mungkin diangkat seluruhnya. Biasanya, jika memungkinkan, tulang stapes dipertahankan untuk membantu untuk membantu mempertahankan fungsi pendengaran.3. Mastoidektomi radikal modifikasi. Pada prosedur ini, sebagian tulang telinga tengah ipertahankan dan membran timpani dibuat kembali dengan menggunakan prosedur timpanoplasti.

2.3.3 Indikasi MastoidektomiOtitis media kronis, dengan atau tanpa kolesteatoma, merupakan salah satu indikasi yang biasanya ditemukan pada prosedur mastoidektomi. Pasien dengan otitis media kronis sering kali datang denga otorea dan penurunan pendengaran massif. Mastoidektomi akan mengangkat matriks kolesteatoma atau rongga udara yang terinfeksi. Selain itu, mastoidektomi sering kali membuat akses hingga tulang temporal yang lebih tervisualisasi melalui kanalis auditorius eksternus (antara lain, terowongan supratuba, epitimpanum, terowongan fasialis, rongga udara perilabirintin, rongga udara retrofasialis).12Mastoidektomi merupakan salah satu langkah utama untuk menempatkan implant koklear untuk merehabilitasi hilangnya pendengaran kongenital atau didapat. Mastoidektomi memungkinkan operator untuk mengakses telinga tengah melalui terowongan fasialis. Rangkaian elektroda implant ditempatkan di sepanjang terowongan fasialis hingga ke kokleostomi, yang dibor di inferior dan sedikit anterior dari lubang.13Sebuah prosedur mastoidektomi juga sering dilakukan sebagai langkah awal untuk mengangkat neoplasma pada dasar tengkorak lateral, termasuk schwanoma vestibuler, meningioma, paraganglioma tulang temporal dan epidermoid.12Komplikasi otitis media, termasuk supurasi intratemporal atau intrakranial dan thrombosis sinus venus lateral, sering membutuhkan tindakan mastoidektomi.12

2.3.4. Kontraindikasi MastoidektomiKontraindikasi dilakukannya mastoidektomi antara lain:121. Pasien dengan kondisi yang tidak memungkinkan untuk dilakukan anestesi umum.2. Pasien dengan rongga udara mastoid yang lebih sedikit (sklerotik) yang dapat membuat pembedahan menjadi lebih sulit, karena adanya perbedaan struktur anatomi yang lebih sulit, karena adanya perbedaan struktur anatomi yang lebih sulit untuk diidentifikasi (kapsul optik, saraf fasialis).3. Operator harus lebih berhati-hati pada pasien dengan pergeseran sinus sigmoid anterior dan mastoid atau dinding telinga tengah yang rendah. Varian anatomis ini dapat diidentifikasi sebelum pembedahan dengan CT scan tulang temporal.

2.3.5. Persiapan MastoidektomiSebelum melakukan tindakan mastoidektomi, seorang dokter harus melakukan pemeriksaan telinga, hidung dan tenggorokan secara cermat dan menyeluruh dan menggunakan uji diagnostik yang detail, termasuk audiogram dan imaging pada tulang mastoid menggunakan x-ray atau CT scan.14Pasien yang disiapkan untuk menjalani prosedur ini dicukur rambut di belakang telinga pada tulang mastoidnya. Larutan sabun dan air biasanya digunakan untuk membersihkan daerah luar telinga dan kulit di sekitarnya.14

2.3.6. Perawatan Pasca MastoidektomiSelang drainase yang dipasang selama prosedur dilakukan biasanya dilepas pada hari berikutnya atau dua hari kemudian.11Biasanya dibutuhkan painkiller pada hari pertama hingga dua hari pasca operasi. Setelah jahitan diangkat, pembalut luka mastoid yang besar dapat diganti dengan pembalut yang lebih kecil jika telinga masih mengeluarkan cairan. Pasien diberikan antibiotik selama beberapa hari.11Selain itu, biasanya juga diberikan tampon di dalam kedua telinga (pada permukan membran timpani yang baru) dan juga di saluran telinga. Tampon ini dipasang dengan periode yang berbeda, biasanya antara 1 hingga 6 minggu. Selama periode ini, pasien harus menjaga lubang telinga agar tidak terkena air. Jika mandi atau keramas, pasien disarankan untuk menggunakan cotton ball yang dilapisi dengan vaselin. Pasien dapat keramas setelah 48 jam pasca operasi untuk membiarkan luka insisi tetap kering selama periode tersebut.15Pasien juga diedukasi untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika ditemukan gejala-gejala seperti:111. Darah segar pada pembalut luka2. Leher kaku atau disorientasi (yang mungkin merupakan tanda dari meningitis)3. Kelumpuhan pada wajah, mulut jauh atau kesulitan untuk menelan

2.3.7 Resiko MastoidektomiJarang sekali terjadi komplikasi, namun beberapa di antaranya sebagai berikut:111. Discharge telinga yang persisten2. Infeksi, termasuk meningitis atau abses otak3. Kehilangan peradangan4. Cedera saraf fasialis (komplikasi yang sangat jarang)5. Pusing yang hilang timbul6. Hilang rasa pada salah satu sisi lidahNormalnya, hasil dari mastoidektomi bersih, sehat dan bebas dari infeksi. Namun, baik metode radikal biasanya menyebabkan penurunan fungsi pendengaran. Setelah pembedahan, dapat dipertimbangkan untuk menggunakan alat bantu dengar jika pasien menghendaki.1124