bab-II

124
 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 1 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2014 merupakan suatu pijakan utama dalam merumuskan program dan kegiatan tahun 2014. Perencanaan tahun 2014 didasari oleh capaian pada tahun 2012 dan program serta kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2013. Pelaksanaan suatu program dan kegiatan dapat dikatakan berhasil  jika target  target indikator capaian dapat terlampaui, namun jika terdapat target yang belum tercapai maka dalam penetapan prioritas selanjutnya dapat menjadi pertimbangan untuk diselesaikan dan dilanjutkan pada tahap  tahap berikutnya. Dalam rangka evaluasi pelaksanaan program tahun 2012 terdapat 2 (dua) hal yang menjadi penilaian yakni (1) Capaian kinerja indikator makro dan (2) Capaian pelaksanaan program RKPD tahun 2012. Indikator makro lebih berorientasi kepada target  target visi dan misi RPJMD 2010  2014, sedangkan capaian pelaksanaan program RKPD tahun 2012 diukur dari capaian target   target urusan wajib dan urusan pilihan. 2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1. Aspek Kondisi Geografis 2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang terletak di bagian barat Pulau Lombok. Berdasarkan luas wilayah, Kabupaten Lombok Barat terdiri dari 10 Kecamatan dimana Kecamatan Sekotong memiliki luas wilayah terbesar dengan luas ± 529.38 km² dan Kecamatan Kuripan merupakan Kecamatan yang paling kecil dengan luas ± 21.56 km². Kabupaten Lombok

Transcript of bab-II

  • PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

    RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 1

    Rencana Kerja Pemerintah Daerah

    (RKPD) tahun 2014 merupakan suatu

    pijakan utama dalam merumuskan

    program dan kegiatan tahun 2014.

    Perencanaan tahun 2014 didasari oleh

    capaian pada tahun 2012 dan program

    serta kegiatan yang dilaksanakan pada

    tahun 2013. Pelaksanaan suatu

    program dan kegiatan dapat dikatakan

    berhasil

    jika targettarget indikator capaian dapat terlampaui, namun jika terdapat target

    yang belum tercapai maka dalam penetapan prioritas selanjutnya dapat menjadi

    pertimbangan untuk diselesaikan dan dilanjutkan pada tahap tahap berikutnya.

    Dalam rangka evaluasi pelaksanaan program tahun 2012 terdapat 2 (dua)

    hal yang menjadi penilaian yakni (1) Capaian kinerja indikator makro dan (2)

    Capaian pelaksanaan program RKPD tahun 2012. Indikator makro lebih

    berorientasi kepada target target visi dan misi RPJMD 2010 2014, sedangkan

    capaian pelaksanaan program RKPD tahun 2012 diukur dari capaian target

    target urusan wajib dan urusan pilihan.

    2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah

    2.1.1. Aspek Kondisi Geografis

    2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

    Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa

    Tenggara Barat yang terletak di bagian barat Pulau Lombok. Berdasarkan luas wilayah,

    Kabupaten Lombok Barat terdiri dari 10 Kecamatan dimana Kecamatan Sekotong

    memiliki luas wilayah terbesar dengan luas 529.38 km dan Kecamatan Kuripan

    merupakan Kecamatan yang paling kecil dengan luas 21.56 km. Kabupaten Lombok

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    2 BAB II RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

    Barat berada pada 115.46 - 116.20 Bujur Timur dan 8.25 - 8.55 Lintang Selatan

    dengan batas - batas wilayah sebagai berikut :

    a. Sebelah Utara : Kabupaten Lombok Utara

    b. Sebelah Barat : Selat Lombok dan Kota Mataram

    c. Sebelah Selatan : Samudera Hindia

    d. Sebelah Timur : Kabupaten Lombok Tengah

    2.1.1.2. Topografi

    Berdasarkan kondisi topografinya wilayah Kabupaten Lombok Barat sebagian

    besar terletak pada ketinggian 100-500 meter yakni seluas 48,03%, ketinggian 0-100

    meter seluas 40,80%, ketinggian 500-1.000 meter seluas 10,14% dan ketinggian 1.000

    meter ke atas yang hanya seluas 1,04% dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat.

    2.1.1.3. Klimatologi

    Kondisi klimatologi Kabupaten Lombok Barat adalah wilayah yang memiliki iklim

    tropis, dengan dua musim, yakni musim kemarau (April September) dan musim hujan

    (Oktober Maret) dengan temperatur / suhu udara rata - rata berkisar antara 20,40C

    32,50C. Keadaan curah hujan di Kabupaten Lombok Barat rata - rata berkisar 132

    mm/bulan, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 266 mm dan curah

    hujan terendah terjadi pada bulan Agustus yakni sebesar 0 mm. Rata rata lama

    penyinaran matahari sebesar 68% dengan rata-rata penyinaran matahari maksimum

    sebesar 91% yang terjadi pada bulan Agustus tahun 2011, sedangkan lama penyinaran

    matahari minimum terjadi pada bulan Desember sebesar 46%. Kecepatan angin rata-

    rata yang terjadi selama tahun 2011 sebesar 7 knot kecepatan angin maksimum yakni

    sebesar 16 knot.

    Tekanan udara rata-rata pada tahun 2011 sebesar 1.009,67 mb dengan tekanan

    udara maksimum yakni sebesar 1.012,4 mb pada bulan September sedangkan tekanan

    udara minimum yakni sebesar 1.005,8 mb yang terjadi pada bulan Februari.

    2.1.1.4. Penggunaan Lahan

    Luas lahan di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2011 mencapai 86.182 Ha,

    sebanyak 69,42% atau 59.827 Ha dimanfaatkan untuk lahan pertanian yang terdiri dari

    sawah (19,44%) dan bukan sawah (49,98%), sedangkan 30,58% atau 26.355 Ha

    dimanfaatkan untuk lahan bukan pertanian.

  • PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

    RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 3

    2.1.1.5. Demografi

    2.1.1.5.1. Penduduk

    Jumlah penduduk Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012 mencapai 617.998

    jiwa (angka proyeksi) yang terdiri dari 302.340 jiwa penduduk laki-laki dan 315.658

    jiwa penduduk perempuan. Selama periode tahun 2008 2012 atau lima tahun terakhir

    laju pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten Lombok Barat sebesar 1,49% dengan

    tingkat kepadatan penduduk 586 orang per km2, secara rinci dapat dilihat pada tabel

    2.1 sebagai berikut :

    Tabel 2.1 Banyaknya Penduduk Kabupaten Lombok Barat Menurut Jenis Kelamin

    Tahun 2010 2012

    P e n d u d u k T a h u n

    2010 2011 2012*

    1 2 3 4

    a. Laki-laki

    b. Perempuan

    293.528

    306.458

    296.680

    309.364

    302.340

    315.658

    J u m l a h 599.986 606.044 617.998

    Kepadatan/Km2 569 575 586

    Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat *) angka sementara

    2.1.1.5.2. Tenaga Kerja

    Perkembangan ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat dari tahun 2011

    sampai dengan tahun 2012 sebagai berikut, Penduduk usia kerja pada tahun 2011

    mencapai 419.361 jiwa dan meningkat menjadi 425.289 jiwa pada tahun 2012.

    Sementara itu dari aspek jumlah penduduk pada tahun 2012 yang mencapai 617.998

    jiwa, maka 68,81% penduduk Lombok Barat merupakan usia kerja. Indikator usia kerja

    merupakan indikator positif yang artinya semakin banyak usia kerja dalam suatu

    daerah maka ketersediaan tenaga kerja juga akan semakin banyak dan merupakan

    salah satu sumber penggerak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah apabila

    di kelola secara profesional, dengan kata lain Lombok Barat memiliki ketersediaan

    tenaga kerja untuk menggerakkan perekonomian.

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    4 BAB II RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

    Tabel 2.2 Kondisi Penduduk dan Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat

    Tahun 2011 2012

    No Uraian Tahun

    Ket 2011 2012*

    1 Jumlah Penduduk 606.044 617.998

    2 Penduduk Usia Kerja 419,361.00 425,289.00

    3 Bukan Angkatan Kerja 142,240.00 144,212.00

    4 Angkatan Kerja 277,121.00 281,077.00

    a. Bekerja 263,570.00 266,168.00

    b. Pengangguran 13,551.00 14,909.00

    5 TPAK (%) 66.08 66.09

    6 TPT (%) 4.89 5.30 Sumber Data : BPS Kabupaten Lombok Barat

    *) Angka Sementara

    2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

    Pembangunan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat, menurunnya angka kemiskinan,

    berkurangnya pengangguran dan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat serta

    meningkatnya kualitas sumber daya manusia menunjukkan suatu keberhasilan dalam

    pembangunan. Aspek aspek yang menjadi alat ukur evaluasi terhadap pembangunan

    yaitu pencapaian pada bidang ekonomi dan bidang kesejahteraan sosial, dimana

    Indikator ekonomi mencakup aspek PDRB, laju pertumbuhan ekonomi, sedangkan

    bidang kesejahteraan sosial mencakup Indeks Pembangunan Manusia (IPM), jumlah

    penduduk miskin, dan sebagainya.

    1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator yang

    menggambarkan keberhasilan perekonomian suatu daerah baik PDRB Atas Dasar

    Harga Berlaku (ADHB) dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Selama

    periode tahun 2008 - 2012 PDRB Kabupaten Lombok Barat menunjukkan

    peningkatan yang cukup baik dan stabil. PDRB berdasarkan atas dasar harga

    berlaku Kabupaten Lombok Barat mampu tumbuh rata-rata sebesar 12,31% per

  • PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

    RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 5

    tahun, sementara untuk PDRB Atas Dasar Harga Konstan rata-rata per tahun

    tumbuh sebesar 5,26%.

    a. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

    PDRB selain untuk memberikan gambaran mengenai keberhasilan suatu

    daerah, dapat juga digunakan sebagai bahan masukan perencanaan

    pembangunan, perumusan kebijaksanaan sekaligus bahan evaluasi

    pembangunan di berbagai sektor. oleh karena itu besaran PDRB yang dihasilkan

    oleh suatu daerah sangat bergantung pada persediaan faktor faktor produksi di

    daerah tersebut.

    Untuk kepentingan berbagai analisis ekonomi makro masing-masing

    daerah, pada umumnya PDRB dihitung berdasarkan atas dasar harga berlaku

    (ADHB) dan atas dasar harga konstan (ADHK) suatu tahun dasar (tahun 2000).

    PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui tingkat

    pertumbuhan ekonomi suatu daerah, sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku

    digunakan untuk mengetahui besarnya pergerakan harga.

    Pada tahun 2012 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten

    Lombok Barat diperkirakan mencapai Rp 4,86 triliun lebih atau tumbuh sebesar

    11,48%, mengalami peningkatan sebesar 0,19% dari tahun sebelumnya.

    Sementara itu untuk PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) diperkirakan dapat

    tumbuh sebesar 5,16% yaitu dari Rp 1,87 triliun lebih pada tahun 2011 menjadi

    Rp 1,96 triliun lebih pada tahun 2012, seperti terlihat pada tabel 2.3 sebagai

    berikut :

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    6 BAB II RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

    Tabel 2.3 PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar

    Harga Konstan (ADHK) 2000 Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012

    No Tahun PDRB (Juta Rupiah) Laju Pertumbuhan (%)

    ADHB ADHK 2000 ADHB ADHK 2000

    1 2 3 4 5 6

    1 2008 3.126.927,55 1.590.458,56 14,06 4,54

    2 2009 3.564.160,87 1.690.045,12 13,98 6,26

    3 2010 *) 3.948.119,72 1.770.789,54 10,77 4,78

    4 2011**) 4.393.825,55 1.869.645,39 11,29 5,58

    5 2012***) 4,867,277.96 1,963,357.74 11,48 5,16

    Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat *) angka sementara **) angka sangat sementara ***) angka sangat sangat sementara

    Perkembangan perekonomian Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012

    yang mengarah pada peningkatan yang positif menggambarkan dinamisasi

    perekonomian Kabupaten Lombok Barat yang berkembang sebagai dampak

    positif dari pembangunan yang telah dilaksanakan sekaligus sebagai indikator

    keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi dengan segala kekurangannya.

    b. Struktur Ekonomi

    Perekonomian Kabupaten Lombok Barat dibentuk dari beberapa sektor

    yang memiliki peranan vital yang tercermin dari PDRB yang dihasilkan. Untuk

    melihat peranan masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB baik Atas

    Dasar Harga Berlaku (ADHB) maupun Atas Dasar Harga Kosntan (ADHK)

    Kabupaten Lombok Barat dapat dilihat pada tabel 2.4 dan tabel 2.5 sebagai

    berikut :

  • PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

    RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 7

    Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara ***) Angka Sangat Sangat Sementara

    Tabel 2.4 Nilai dan Distribusi Sektor Dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012

    No Sektor 2008 2009 2010*) 2011**) 2012***)

    Rp (juta) % Rp (juta) % Rp (juta) % Rp (juta) % Rp (juta) %

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    I Primer 1.002.438,94 32,06 1.109.512,89 31,13 1.195.754,66 30,28 1.270.536,42 28,92 1,416,377.89 29,10

    1 Pertanian 893.087.88 28,56 976.830,40 27,41 1.037.722,70 26,28 1.083.528,91 24,66 1,173,500.72 24,11

    2 Pertambangan dan Galian 109.351.06 3,50 132.682,49 3,72 158.031,96 4,00 187.007,51 4,26 242,877.17 4,99

    II Sekunder 477.710,35 15,28 555.048,61 15,57 629.930,23 15,96 732.438,70 16,67 901,906.61 18,53

    1 Industri Pengolahan 116.609,49 3,73 134.321,31 3,77 145.610,80 3.69 159.895,15 3,64 177,655.65 3,65

    2 Listrik, Gas dan Air Bersih 22.663,23 0,72 25.941,60 0.73 29.686,40 0.75 33.259,80 0,76 38,451.50 0,79

    3 Bangunan 338.437,63 10,82 394.785,70 11,08 454.633,03 11.52 539.283,75 12,27 685,799.46 14,09

    III Tersier 1.646.778,27 52,66 1.899.599,37 53,30 2.122.434,84 53,76 2.390.850,42 54,41 2,548,993.47 52,37

    1 Perdagangan, Hotel dan Restoran

    677.731,09 21,67 775.100,14 21,75 882.686,55 22.36 1,007,059.53 22,92 1,136,022.68 23,34

    2 Pengangkutan dan Komunikasi 377.849,38 12,08 405.899,62 11,39 442.476,64 11.21 483,407.35 11,00 521,772.20 10,72

    3 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

    127.402,29 4,07 144.946,69 4,07 161.028,57 4.08 187,413.74 4,27 199,071.67 4,09

    4 Jasa-Jasa 463.795,51 14,83 573.652,92 16,10 636.243,08 16.12 712,969.80 16,22 692,126.93 14,22

    PDRB 3.126.927,55 100,00 3.564.160,87 100,00 3.948.119,72 100,00 4.393.825,55 100,00 4.867.277,96 100,00

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    8 BAB II RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

    Tabel 2.5

    Nilai dan Kontribusi Sektor Dalam PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012

    No Sektor 2008 2009 2010*) 2011**) 2012***)

    Rp (juta) % Rp (juta) % Rp (juta) % Rp (juta) % Rp (juta) %

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    I Primer 466,168.12 29.31 482,693.59 28.56 495,906.25 28.00 512,669.31 27.42 541.565,89 27,58

    1 Pertanian 405,179.36 25.48 414,312.99 24.51 422,798.50 23.88 432,054.35 23.11 447.506,43 22,79

    2 Pertambangan dan Galian 60,988.76 3.83 68,380.60 4.05 73,107.75 4.13 80,614.96 4.31 94.059,46 4,79

    II Sekunder 276,911.29 17.41 298,765.13 17.68 319,526.40 18.04 345,689.79 18.49 369.727,04 18,83

    1 Industri Pengolahan 83,753.23 5.27 90,654.49 5.36 93,592.67 5.29 97,934.43 5.24 104.681,06 5,33

    2 Listrik, Gas dan Air Bersih 8,451.66 0.53 9,292.67 0.55 9,854.39 0.56 10,613.49 0.57 11.141,70 0,57

    3 Bangunan 184,706.40 11.61 198,817.97 11.76 216,079.34 12.20 237,141.87 12.68 253.904,27 12,93

    III Tersier 847,379.15 53.28 908,586.40 53.76 955,356.89 53.95 1,011,286.30 54.09 1.052.064,81 53,58

    1 Perdagangan, Hotel dan

    Restoran 381,106.57 23.96 410,878.56 24.31 434,483.79 24.54 466,476.97 24.95 496.476,95 25,29

    2 Pengangkutan dan Komunikasi 171,894.20 10.81 179,050.95 10.59 188,940.27 10.67 199,723.41 10.68 200.975,33 10,24

    3 Keuangan, Persewaan & Jasa

    Perusahaan 69,768.01 4.39 74,694.08 4.42 78,841.40 4.45 84,405.72 4.51 87.878,60 4.48

    4 Jasa-Jasa 224,610.37 14.12 243,962.81 14.44 253,091.43 14.29 260,680.20 13.94 266.733,93 13,59

    PDRB 1.590.458,56 100,00 1.690.045,12 100,00 1.770.789.54 100,00 1.869.645.39 100,00 1.963.357,74 100,00

    Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara ***) Angka Sangat Sangat Sementara

  • PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

    RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 9

    Berdasarkan tabel 2.4 dapat dilihat bahwa pada tahun 2008-2012 nilai

    PDRB ADHB Kabupaten Lombok Barat terus mengalami peningkatan dimana

    pada tahun 2012 mencapai 4,86 trilliun rupiah lebih, sektor pertanian dan sektor

    perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor dominan pembentuk PDRB

    yakni secara berturut turut 24,11% dan 23,34%. Namun sektor pertanian

    mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 24,66%

    sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami peningkatan dari

    tahun sebelumnya yang hanya mencapai 22,92%.

    PDRB ADHK Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2008 2012 juga

    mengalami trend peningkatan seperti yang terlihat pada tabel 2.5 dimana pada

    tahun 2012 nilai PDRB mencapai 1,96 trilliun rupiah lebih. Sektor pembentuk

    utama PDRB ADHK pada tahun 2012 adalah sektor pertanian dan sektor

    perdagangan, hotel dan restoran. Sektor pertanian pada tahun 2012 mencapai

    22,79% atau sebesar 447,5 milyar rupiah lebih, mengalami peningkatan

    dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 432 milyar rupiah lebih atau 23,11%,

    sedangkan untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2012

    mencapai 496 milyar rupiah lebih, mengalami peningkatan dibandingkan tahun

    sebelumnya yakni sebesar 466 milyar rupiah lebih.

    c. Laju Pertumbuhan Ekonomi

    PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) suatu daerah dapat

    menggambarkan pertumbuhan riil atau pertumbuhan perekonomian suatu

    daerah. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator keberhasilan dalam

    pembangunan ekonomi suatu daerah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

    Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tidak hanya dipengaruhi oleh

    besarnya peranan masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB, tetapi juga

    dipengaruhi oleh laju pertumbuhan masing-masing sektor yang mempunyai

    peranan yang cukup besar.

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    10 BAB II RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

    4.54

    6.26

    4.78

    5.585.16 5.26

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    2008 2009 2010 2011 2012

    Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)

    Tabel 2.6 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lombok Barat Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

    Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 - 2012

    No Sektor Laju Pertumbuhan Tahun (%) Rata-

    Rata 2008 2009 2010 2011*) 2012 **)

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1 Pertanian 1.33 2.25 2.05 2.19 3.77 2.32

    2 Pertambangan dan Penggalian

    5.08 12.12 6.91 12.83 6.20 8.63

    3 Industri Pengolahan 6.20 8.24 3.24 4.64 4.73 5.41

    4 Listrik, Gas dan Air Bersih 8.03 9.95 6.04 7.70 5.77 7.50

    5 Bangunan 6.19 7.64 8.68 9.75 7.09 7.87

    6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

    5.77 7.81 5.75 7.36 5.96 6.53

    7 Pengangkutan dan Komunikasi

    3.76 4.16 5.52 6.00 4.54 4.80

    8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

    5.76 7.06 5.55 7.06 5.52 6.19

    9 Jasa-Jasa 6.50 8.62 3.74 3.00 4.62 5.30

    PDRB 4.54 6.26 4.78 5.58 5.16 5.26

    Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat *)Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

    Grafik 1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lobar Tahun 2008-2012

  • PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

    RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 11

    Laju pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan melalui PDRB Kabupaten

    Lombok Barat Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) selama tahun 2008 2012

    mengalami naik turun secara dinamis, pada tahun 2012 laju pertumbuhan

    ekonomi mencapai 5,16%, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011 yang

    mencapai 5,58%. Rata rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Barat

    selama 5 (lima) tahun adalah 5,26%, sektor pertambangan memiliki rata rata

    tingkat pertumbuhan paling tinggi mencapai 8,63% sedangkan sektor pertanian

    menjadi sektor yang memiliki rata rata pertumbuhan terendah yakni 2,32%.

    d. PDRB Per Kapita

    Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat suatu

    wilayah secara makro, salah satu indikator yang digunakan adalah PDRB per

    kapita, PDRB per kapita yang tinggi mencerminkan keadaan ekonomi masyarakat

    yang lebih baik, dan sebaliknya. PDRB per kapita merupakan gambaran dari rata-

    rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun. PDRB

    per kapita untuk tahun yang bersangkutan dapat diukur dengan cara membagi

    nilai PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun pada tahun yang sama.

    Pertumbuhan PDRB tidak akan memberikan dampak positif pada tingkat

    kesejahteraan masyarakat jika pertumbuhan penduduk atau perubahan harga

    yang terjadi lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan PDRB itu sendiri.

    Tabel 2.7 PDRB Per Kapita, Laju Pertumbuhan dan Indeks Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012

    No Uraian Tahun

    2008 2009 20010*) 2011**) 2012***)

    1 2 3 4 5 6 7

    I Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

    1 PDRB Per Kapita (Rp.) 5.183.701 5.826.610 6.580.353 7.250.011 7.875.905

    2 Laju Pertumbuhan (%) 11,20 12,40 12,94 10,18 10,15

    II Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

    1 PDRB Per Kapita (Rp.) 2.636.601 2.762.848 2.951.385 3.084.999 3.176.965

    2 Laju Pertumbuhan (%) 1,92 4,79 6,82 4,53 7,64

    Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat *)Angka Sementara **)Angka Sangat Sementara

    ***) Angka Sangat Sangat Sementara

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    12 BAB II RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

    PDRB per kapita Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten Lombok

    Barat pada 5 tahun terakhir (periode 2008 2012) cenderung naik setiap

    tahunnya, Pada tahun 2012 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (ADHB)

    mencapai Rp 7.875.905 dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp 7.250.011 dengan

    laju pertumbuhan mencapai 10,15%. Hal ini mengindikasikan tingkat

    kesejahteraan ekonomi masyarakat di Kabupaten Lombok Barat secara makro

    mengalami peningkatan setiap tahunnya.

    PDRB per kapita Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Kabupaten Lombok

    Barat memiliki laju pertumbuhannya yang memiliki trend naik selama 5 tahun

    terakhir, pada tahun 2012 laju pertumbuhan mencapai 7,64% mengalami

    peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun 2011 yang hanya mencapai

    4,53% dengan nilai PDRB per kapita mencapai Rp 3.176.965,-.

    e. Inflasi

    Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak akan membawa dampak yang

    berarti terhadap kesejahteraan masyarakat jika tingkat harga meningkat lebih

    tinggi. Untuk melihat seberapa jauh terjadinya perubahan harga pada suatu

    waktu, indikator yang digunakan adalah Indeks Harga Implisit (IHI).

    Inflasi menggambarkan tingkat perubahan Indeks Harga Implisit (IHI),

    yaitu perubahan harga umum seluruh komoditi baik barang maupun jasa dari

    seluruh kegiatan ekonomi mulai dari sektor pertanian sampai dengan sektor

    jasa-jasa yang terjadi di suatu wilayah dalam kurun waktu satu. Sementara itu,

    inflasi yang biasanya digunakan hingga tingkat nasional adalah tingkat

    perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) dimana untuk pulau Lombok diwakili

    oleh IHK Kota Mataram, sedangkan untuk pulau Sumbawa diwakili oleh Kota

    Bima.

  • PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

    RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 13

    13.01

    3.14

    11.07

    6.38

    4.1

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    2008 2009 2010 2011 2012

    Inflasi IHK Kota Mataram (%)

    Laju Inflasi IHK Kota Mataram Tahun 2008-2012

    Tabel 2.8 Laju Inflasi dan Pertumbuhan PDRB Per Kapita Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012

    No Tahun Indeks Harga Implisit (IHI)

    Laju Inflasi / Perubahan IHI

    Laju Inflasi / Perubahan IHK Kota Mataram

    Laju PDRB Per Kapita (%)

    ADHB ADHK 2000

    1 2 3 4 5 6 7

    1 2008 196,61 9,02 13,01 11,20 1,92

    2 2009 210,91 7,27 3,14 12,40 4,79

    3 2010 222,60 5,55 11,07 12,94 6,82

    4 2011 *) 235,86 5,96 6,38 10,18 4,53

    5 2012 **) - - 4,10 10,15 7,64 Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat

    *)Angka Sementara **)Angka Sangat Sementara

    Grafik 2 Laju Inflasi IHK Kota Mataram Tahun 2008-2012

    Laju PDRB per kapita ADHB Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012

    (angka proyeksi) yakni 10,15% mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011

    yang mencapai 10,18%, untuk PDRB ADHK laju per kapita mengalami

    peningkatan yakni 7,64% dibandingkan tahun 2011 yakni 4,53%. Laju inflasi

    pulau Lombok yang diwakili oleh Indeks Harga Konsumen (IHK) kota Mataram

    pada tahun 2012 mencapai 4,10% mengalami penurunan dibandingkan tahun

    2011 yang mencapai 6,38%. Nilai indeks harga implisit (IHI) pada tahun 2011

    mencapai 235,86 dengan tingkat inflasi yakni 5,96%. Data mengenai IHI

    Kabupaten Lombok Barat dan laju inflasinya pada tahun 2012 tidak tersedia

    disebabkan masih ada proses pengolahan data.

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    14 BAB II RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

    Ini mengindikasikan bahwa nilai tambah penduduk Kabupaten Lombok

    Barat secara riil cendrung mengalami peningkatan, hal ini juga didukung oleh

    laju perubahan PDRB per kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 yang senantiasa

    bernilai positif setiap tahunnya.

    Tabel 2.9 Perkembangan Laju Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran

    Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012

    Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat BPS Provinsi NTB

    Laju inflasi menurut kelompok pengeluaran selama periode tahun 2008 -

    2011 mengalami pergerakan naik dan turun dimana laju inflasi rata-rata

    mencapai 8,4% dengan laju inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu

    sebesar 13,01%. Inflasi pada tahun 2012 mencapai 4,10% atau mengalami

    penurunan dari tahun 2011 yang mencapai 6,38%, inflasi tertinggi terjadi pada

    kelompok pengeluaran perumahan yang mencapai 15,90% mengalami

    peningkatan dari tahun 2010 yang hanya mencapai 5,59% dan inflasi terendah

    terjadi untuk kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi yakni 1,41%

    yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yakni sebesar 5,71%.

    Sedangkan perkembangan inflasi menurut kelompok pengeluaran pada tahun

    2012 belum tidak tersedia.

    f. Kemiskinan

    Angka kemiskinan merupakan indikator yang digunakan untuk melihat

    tingkat kesejahteraan masyarakat dalam suatu daerah maupun suatu negara.

    Semakin rendah tingkat kemiskin suatu daerah, maka tingkat kesejahteraan

    No Kelompok Pengeluaran Tahun

    2008 2009 2010 2011 2012

    1 2 3 4 5 6 7

    1 Bahan Makanan 18,88 6,48 23,54 1,57 -

    2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 11,97 5,02 10,98 7,16 -

    3 Perumahan 16,03 2,74 5,59 15,90 -

    4 Sandang 5,28 6,48 3,84 6,43 -

    5 Kesehatan 7,90 2,74 2,07 1,96 -

    6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 6,90 0,99 3,22 4,41 -

    7 Transportasi dan Komunikasi 7,31 -3,91 5,71 1,41 -

    8 Umum 13,01 3,14 11,07 6,38 4,10

  • PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

    RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 15

    129,537

    119,600

    110,498

    100,000

    110,000

    120,000

    130,000

    140,000

    2010 2011 2012*

    Jumlah Penduduk Miskin

    Jumlah Penduduk Miskin

    daerah tersebut semakin baik. Tingkat kemiskinan dan garis kemiskinan

    Kabupaten Lombok Barat dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 secara

    detail dapat dilihat pada tabel 2.10 sebagai berikut :

    Tabel 2.10 Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Lombok Barat

    Tahun 2010 - 2012*

    Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk

    Miskin Persentase

    Kemiskinan (%)

    1 2 3 4

    2010 599.986 129.537 21,59

    2011 606.044 119.600 19,70

    2012* 617.998 110.498 17,88

    Sumber Data : BPS Kab. Lombok Barat *) Angka Sementara

    Jumlah penduduk Kabupaten Lombok Barat selama tahun 2008 2012

    terus mengalami peningkatan dimana pada tahun 2012 jumlah penduduk

    mencapai 617.998 jiwa (Angka Sementara). Peningkatan jumlah penduduk dapat

    berimbas pada peningkatan jumlah penduduk miskin, namun di Kabupaten

    Lombok Barat pada tahun 2012 jumlah penduduk miskin justru mengalami

    penurunan yakni 110.498 jiwa (17,88%) dibandingkan tahun sebelumnya yang

    mencapai 119.600 (19,70%).

    Grafik 3 Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Lombok Barat

    Tahun 2010 2012

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    16 BAB II RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

    2. Fokus Kesejahteraan Sosial

    a. Pendidikan

    Tujuan utama dalam pembangunan pendidikan adalah meningkatkan

    kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan, perluasan

    dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bagi semua masyarakat,

    tercapainya efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan serta

    tersedianya sarana dan prasarana pendidikan. Indikator keberhasilan dalam

    bidang pendidikan dapat dilihat dari Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata lama

    sekolah (MYS), Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM) dan

    Angka pendidikan yang ditamatkan (APT).

    Tabel 2.11 Indikator Pendidikan Kabupaten Lombok Barat

    Tahun 2008 2012

    No Uraian Tahun

    2008 2009 2010 2011 2012

    1 2 3 4 5 6 7

    1 Angka Melek Huruf 76.40 76,41 76,42 77,62 -

    2 Rata-rata Lama Sekolah (MYS) 5.73 5.87 5.89 6.09 -

    3 Angka Partisipasi Kasar (APK)

    - SD/MI/Paket A 107.80 107.28 105.81 105.10 103.94

    - SMP/MTs/Paket B 69.01 85.06 92.17 90.49 99.17

    - SMA/SMK/MA/ Paket C

    44.85 51.25 64.76 67.94 73.87

    4 Angka Partisipasi Murni (APM)

    - SD/MI/Paket A 94.89 90.70 91.69 92.83 98.70

    - SMP/MTs/Paket B 67.14 66.86 71.01 72.89 81.22

    - SMA/SMK/MA/Paket C 39.85 41.09 49.81 53.94 59.63

    5 Angka Pendidikan Yang Ditamatkan (APT)

    - SD 29.00 30.82 31.77 32.75 33.76

    - SMP 17.96 19.35 17.96 19.35 19.46

    - SMA 12.85 13.70 16.37 19.56 20.18

    - Perguruan Tinggi 3.00 3.24 4.00 4.94 6.10

    Sumber Data : Dikbud Kab. Lombok Barat

  • PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

    RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 17

    Perkembangan bidang pendidikan di Kabupaten Lombok Barat secara

    umum menunjukkan hasil yang baik sesuai yang di cita citakan pemerintah

    daerah. Yang masih harus menjadi perhatian pemerintah daerah adalah peserta

    didik yang belum dapat menuntaskan pendidikan yang ditunjukkan dari Angka

    Pendidikan Yang Ditamatkan (APT), dimana pada tahun 2012 APT untuk SD/MI

    baru 33,76% atau dapat dikatakan yang benar benar menuntaskan pendidikan

    di jenjang SD/MI baru 33,76% atau dapat dikatakan angka putus sekolah masih

    tinggi.

    b. Kesehatan

    Dalam bidang kesehatan selama 5 tahun terakhir menunjukkan

    perkembangan yang positif, indikator keberhasilan yang digunakan yakni Angka

    Kematian Bayi (AKB), Usia Harapan Hidup (UHH) dan Prevalensi Gizi Buruk,

    secara lengkap dapat dilihat pada tabel 2.12 sebagai berikut :

    Tabel 2.12 Indikator Kesehatan Kabupaten Lombok Barat

    Tahun 2008 2012

    No Uraian Tahun

    2008 2009 2010 2011 2012

    1 2 3 4 5 6 7

    1 Angka Kematian Bayi (AKB) 16,28 17,09 12,44 10,9 10,61

    2 Usia Harapan Hidup (UHH) 59,97 60,40 60,84 61,28 -

    3 Prevalensi Gizi Buruk 196 156 128 189 75

    Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab Lombok Barat

    Indikator kesehatan dalam 5 (lima) tahun terakhir menunjukkan kemajuan

    yang baik, AKB terus mengalami penurunan dimana pada tahun 2012 mencapai

    10,61 per 1000 kelahiran, UHH Kabupaten Lombok Barat juga mengalami

    peningkatan dari 59,97 pada tahun 2008 menjadi 61,28 pada tahun 2011.

    Sementara itu untuk prevalensi gizi buruk, selama tahun 2008 2012 mengalami

    penurunan dimana pada tahun 2008 terdapat 196 kasus gizi buruk dan pada

    tahun 2012 turun menjadi 75 kasus gizi buruk atau mengalami penurunan

    sebesar 61,73%.

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    18 BAB II RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

    c. Kesempatan Kerja (Rasio Penduduk Yang Bekerja)

    Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan

    kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus

    diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja, dengan

    demikian dapat menyerap pertambahan angkatan kerja.

    Pada tahun 2011 penduduk usia kerja di Kabupaten mencapai 419.361

    jiwa dan pada tahun 2012 meningkat sebesar 5.928 jiwa sehingga menjadi

    425.289 jiwa. Kondisi tersebut mengakibatkan jumlah angkatan kerja pada tahun

    2012 meningkat dari 277.121 jiwa menjadi 281.077 jiwa. Sementara penduduk

    bekerja pada tahun 2012 bertambah dari 263.570 jiwa menjadi 266.168 jiwa.

    Peningkatan penduduk angkatan kerja di Kabupaten Lombok Barat adalah

    bersifat positif karena peningkatan jumlah angkatan kerja dapat diserap oleh

    lapangan kerja yang ada.

    3. Fokus Seni, Budaya dan Olah Raga

    Pembangunan bidang seni, budaya dan olah raga sangat terkait erat dengan

    kualitas hidup manusia dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan 2 (dua) sasaran

    pencapaian pembangunan bidang sosial budaya dan keagamaan yaitu (i) untuk

    mewujudkan masyarakat Indonesia yang berahlak mulia, bermoral, beretika,

    berbudaya dan beradab serta (ii) mewujudkan bangsa yang berdaya saing untuk

    mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera.

    Pencapaian pembangunan seni, budaya dan olahraga dapat dilihat berdasarkan

    indikator yaitu ; (1) Jumlah grup kesenian adalah jumlah grup kesenian per 10.000

    penduduk, (2) Jumlah gedung kesenian adalah jumlah gedung kesenian per 10.000

    penduduk (3) Jumlah klub olah raga adalah jumlah klub olahraga per 10.000

    penduduk (4) Jumlah gedung olahraga adalah jumlah gedung olahraga per 10.000

    penduduk.

  • PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

    RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 19

    Tabel 2.13 Perkembangan Seni, Budaya dan Olah Raga menurut Kecamatan

    di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012

    No Kecamatan Jumlah grup kesenian per

    10.000 penduduk

    Jumlah gedung kesenian per

    10.000 penduduk

    Jumlah klub olah raga per 10.000

    penduduk

    Jumlah gedung olah raga per

    10.000 penduduk

    1 2 3 4 5 6

    1 Sekotong 6 - - -

    2 Lembar 17 - - -

    3 Gerung 34 - - 1

    4 Labuapi 12 - - -

    5 Kediri 28 - - -

    6 Kuripan 30 - - -

    7 Narmada 91 - - -

    8 Lingsar 96 - - -

    9 Gunungsari 36 - - 1

    10 Batulayar 10 - - -

    Jumlah 360 - - 2

    Sumber data : Dikbud Kab. Lombok Barat

    Jumlah grup kesenian di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012 mencapai

    360 buah per 10.000 penduduk, kecamatan Lingsar memiliki grup kesenian

    terbanyak yakni 96 buah. Gedung olah raga di Kabupaten pada tahun 2012 yakni 2

    unit yang terdapat di kecamatan Gerung 1 unit dan kecamatan Gunungsari 1 unit.

    Sementara itu untuk jumlah gedung kesenian dan jumlah klub olah raga tidak

    terdapat di Kabupaten Lombok Barat.

    Sehubungan dengan berkembangnya jumlah grup kesenian tiap Kecamatan

    serta masih belum tersedianya gedung kesenian dan klub olah raga, maka tentunya

    menjadi perhatian pemerintah daerah untuk membangun sarana prasarana gedung

    kesenian maupun membentuk suatu klub olah raga dalam memeberikan sarana

    pengembangan seni, budaya dan olah raga masyarakat agar memberikan

    pembinaan guna membentuk kualitas hidup manusia dan masyarakatnya.

    2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

    Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan,

    baik dalam bentuk barang publik, maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab

    pemerintah daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan

    ketentuan perundang-undangan.

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    20 BAB II RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

    1. Fokus Layanan Urusan Wajib

    a. Pendidikan

    Pemerintah daerah Kabupaten Lombok Barat memiliki tanggung jawab

    besar agar seluruh masyarakatnya memperoleh pendidikan yang layak.

    Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan manusia, karena

    setiap warga negara memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan agar menjadi

    manusia yang berkualitas sehingga memiliki kemampuan untuk memperoleh

    kehidupan yang layak, ini penting supaya tidak menjadi beban, tetapi menjadi

    potensi besar bagi pembangunan.

    1). Rasio Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah

    Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah per 10.000 jumlah

    penduduk usia sekolah. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk

    menampung semua penduduk usia sekolah.

    Tabel 2.14 Ketersediaan Sekolah Dan Penduduk Usia Sekolah

    di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012

    No Jenjang Pendidikan Tahun

    2008 2009 2010 2011 2012

    1 2 3 4 5 6 7

    1 SD/SLB/MI

    1.1 Jumlah Gedung Sekolah 325 329 345 346 -

    1.2 Jumlah Penduduk Kelompok Usia 7-12 tahun

    71.748 73.644 73.296 73.522 -

    1.3 Rasio 1:221 1:224 1:212 1:212 -

    2 SMP/MTs/Sederajat

    1.1 Jumlah Gedung Sekolah 44 49 51 52 -

    1.2 Jumlah Penduduk Kelompok Usia 13-15 tahun

    41.630 40.619 38.114 39.361 -

    1.3 Rasio 1:946 1:829 1:747 1:757 -

    3 SMA/SMK/MA/SLB/Paket C

    1.1 Jumlah Gedung Sekolah 21 21 25 26 -

    1.2 Jumlah Penduduk Kelompok Usia 16-18 tahun

    46.150 40.108 36.382 35.240 -

    1.3 Rasio 1:2.198 1:1.910 1:1.455 1:1.355 -

    Sumber data ; BPS Kabupaten Lombok Barat

    Jumlah sekolah selama tahun 2008 2011 untuk jenjang SD/MI

    mengalami peningkatan dimana pada tahun 2012 mencapai 346 unit,

    dengan jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 73.522 jiwa maka rasio

    gedung sekolah terhadap penduduk sebesar 1:212 atau terdapat 1 gedung

    sekolah yang menampung siswa sebanyak 212 jiwa. Untuk jenjang

  • PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

    RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 21

    SMP/MTs juga selama tahun 2008 2011 jumlah gedung mengalami

    peningkatan yakni pada tahun 2012 mencapai 26 unit, jumlah penduduk

    usia 13-15 tahun pada tahun 2011 mencapai 38.074 jiwa sehingga rasionya

    mencapai 1:1.732 atau terdapat 1 gedung sekolah yang menampung 1.732

    siswa SMP/MTs dan untuk rasio gedung sekolah terhadap penduduk usia

    16-18 tahun pada tahun 2011 yakni 1:1.355 atau terdapat 1 sekolah yang

    menampung 1.355 jiwa siswa SMA/SMK/MA, sedangkan data untuk tahun

    2012 belum tersedia.

    Tabel 2.15 Ketersediaan Sekolah Menurut Kecamatan

    di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2011

    No Kecamatan

    SD/MI SMP/MTs/Sederajat SMA/SMK/MA/SLB/Pkt C

    Jml Gedung Sekolah

    Jml Pddk Usia 7-12

    Tahun

    Rasio Jml

    Gedung Sekolah

    Jml Pddk Usia

    13-15 Tahun

    Rasio Jml

    Gedung Sekolah

    Jml Pddk Usia

    16-18 Tahun

    Rasio

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    1 Sekotong 45 9.049 1:201 4 2.943 1:736 2 3.044 1:1,522

    2 Lembar 29 6.247 1:215 5 2.448 1:490 2 2.401 1:1,201

    3 Gerung 44 9.311 1:212 6 4.080 1:680 3 4.626 1:1,542

    4 Labuapi 27 8.178 1:303 7 3.182 1:455 3 3.607 1:1,202

    5 Kediri 21 7.453 1:355 4 3.942 1:986 3 4.089 1:1,363

    6 Kuripan 30 4.673 1:156 4 1.850 1:463 1 2.067 1:2,067

    7 Narmada 49 11.566 1:236 8 4.825 1:603 4 4.774 1:1,194

    8 Lingsar 34 8.490 1:250 7 3.249 1:464 2 3.386 1:1,693

    9 Gunungsari 40 10.735 1:268 8 4.802 1:600 3 4.676 1:1,559

    10 Batulayar 27 6.322 1:234 2 2.476 1:1,238 3 2.570 1:857

    11 Lainnya - - - - - - - - -

    Jumlah 346 73.522 1:212 52 39.361 1:757 26 35.240 1:1.355

    Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat

    Pada tahun 2011 Jumlah sekolah terbanyak terdapat di kecamatan

    Narmada sebanyak 49 unit untuk tingkat pendidikan SD/MI dengan tingkat

    rasio jumlah sekolah terhadap jumlah penduduk usia 7-12 tahun yakni

    1:236 atau terdapat 1 sekolah yang dapat menampung 236 siswa. Untuk

    tingkat pendidikan SMP/MTs jumlah sekolah terbanyak terdapat di

    kecamatan Narmada dan Gunungsari yakni 8 unit, rasio sekolah terhadap

    jumlah penduduk di kecamatan Narmada yakni 1:603 atau terdapat 1 unit

    sekolah yang dapat menampung 603 siswa dan di kecamatan rasio

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    22 BAB II RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

    mencapai 1:600 atau terdapat 1 unit sekolah yang bisa menampung 600

    siswa. Sementara itu untuk tingkat pendidikan SMA/SMK, jumlah gedung

    sekolah terbanyak terdapat di kecamatan Narmada yakni 4 unit sekolah

    dengan rasio terhadap jumlah penduduk usia 16-18 tahun mencapai

    1:1.194 atau 1 sekolah dapat menampung 1.194 siswa.

    2). Rasio Guru / Murid

    Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru per 1.000 jumlah

    murid. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar, disamping

    itu juga untuk mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai

    mutu pengajaran.

    Tabel 2.16 Jumlah Guru dan Murid di Kabupaten Lombok Barat

    Tahun 2008 - 2012

    No Jenjang Pendidikan Tahun

    2008 2009 2010 2011 2012

    1 2 3 4 5 6 7

    1 SD/SLB/MI

    1.1 Jumlah Guru 3,798 3.721 3.988 3.936 -

    1.2 Jumlah Murid 69.211 68.590 65.775 67.832 -

    1.3 Rasio 1:18 1:18 1:17 1:17 -

    2 SMP/MTs/Sederajat

    1.1 Jumlah Guru 1.058 1.314 1.414 1.458 -

    1.2 Jumlah Murid 16.748 17.710 17.282 16.856 -

    1.3 Rasio 1:16 1:14 1:12 1:12 -

    3 SMA/SMK/MA/SLB/ Paket C

    1.1 Jumlah Guru 696 731 816 829 -

    1.2 Jumlah Murid 7.663 7.453 7.864 8.186 -

    1.3 Rasio 1:11 1:10 1:10 1:10 -

    Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat

    Pada tahun 2008 2011 rasio jumlah guru terhadap jumlah murid

    mengalami penurunan, pada tahun 2011 rasio guru terhadap murid untuk

    jenjang SD/MI yakni 1:17 atau 1 orang guru dapat mengajar 17 murid,

    untuk jenjang SMP/MTs rsaionya mencapai 1:12 dan untuk jenjang

    SMA/SMK rasio guru terhadap murid mencapai 1:10 atau dapat dikatakan 1

    guru dapat mengajar 10 murid. Penurunan yang terjadi disebabkan semakin

    bertambahnya jumlah guru, namun hal ini yang diharapkan dimana tingkat

    efektifitas mengajar murid oleh guru dapat lebih baik sehingga dapat

    tercapai dan meningkatnya mutu pembelajaran. Data jumlah guru, jumlah

  • PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

    RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 23

    murid dan rasio jumlah guru terhadap murid pada tahun 2012 belum

    tersedia.

    Tabel 2.17 Jumlah Guru dan Murid Menurut Kecamatan

    di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2011

    No

    Kecamatan SD/SLB/MI SMP/MTs/Sederajat SMA/SMK/MA/SLB/Pkt C

    Jumlah Guru

    Jumlah Murid

    Rasio Jumlah Guru

    Jumlah Murid

    Rasio Jumlah Guru

    Jumlah Murid

    Rasio

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    1 Sekotong 371 8.207 1:22 86 1178 1:14 45 270 1:6

    2 Lembar 289 5.333 1:18 114 1315 1:12 81 718 1:9

    3 Gerung 456 8.314 1:18 185 2.571 1:14 110 1.428 1:13

    4 Labuapi 348 5.799 1:17 171 1.497 1:9 111 737 1:7

    5 Kediri 221 4.159 1:19 123 1.473 1:12 81 568 1:7

    6 Kuripan 367 6.421 1:17 132 1.464 1:11 50 581 1:12

    7 Narmada 681 10.137 1:15 220 2.791 1:13 110 1.551 1:14

    8 Lingsar 376 6.530 1:17 213 2.479 1:12 67 869 1:13

    9 Gunungsari 487 8.177 1:17 160 1.588 1:10 96 912 1:10

    10 Batulayar 340 4.755 1:14 54 500 1:9 78 552 1:7

    Jumlah 3.936 67.832 1:17 1.458 16.856 1:12 829 8.186 1:10

    Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat

    Rasio jumlah guru terhadap jumlah murid pada tahun 2011 untuk

    jenjang SD/MI yakni 1:17, rasio terendah terdapat di kecamatan Batulayar

    yakni 1:14 atau dapat dikatakan terdapat 1 guru yang mengajar 14 murid.

    Untuk jenjang SMP/MTs rasio guru terhadap murid pada tahun 2011 yakni

    1:12, rasio terendah terdapat di kecamatan Labuapi dan kecamatan

    Batulayar yakni 1:9 atau terdapat 1 guru yang mengajar 9 murid.

    Sementara itu untuk jenjang SMA/SMK/MA rasionya mencapai 1:10 dan

    yang terendah terdapat di kecamatan Sekotong yakni 1:6 atau terdapat 1

    guru yang mengajar 6 murid. Semakin rendah rasio maka semakin efektif

    sistem pembelajaran serta semakin meningkatnya mutu dari pembelajaran

    bagi murid.

    b. Kesehatan

    Status kesehatan penduduk dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain

    yakni pelayanan kesehatan. Efektifitas pelayanan kesehatan secara makro

    ditentukan antara lain : (1) aksesibilitas sarana kesehatan seperti : posyandu,

    puskesmas dan rumah sakit; (2) aksesibilitas tenaga pemberi layanan, seperti ;

    dokter, perawat, bidan dan apoteker; (3) luas wilayah layanan serta jumlah yang

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    24 BAB II RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

    harus dilayani. Semakin luas wilayah pelayanan, maka semakin berat upaya yang

    harus dilakukan untuk menjangkau masyarakat dan dijangkau masyarakat.

    Semakin banyak jumlah penduduk, maka semakin besar beban tugas yang harus

    dilakukan.

    1). Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Per Satuan Balita

    Pengertian posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi

    dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari

    masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan

    pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga

    berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan

    sumberdaya manusia sejak dini.

    Pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan anak-anak sejak

    usia dini, merupakan suatu strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan

    dasar yang meliputi peningkatan derajat kesehatan dan gizi yang baik,

    lingkungan yang sehat dan aman, pengembangan psikososial/emosi,

    kemampuan berbahasa dan pengembangan kemampuan kognitif (daya pikir

    dan daya cipta) serta perlindungan anak.

    Tabel 2.18 Jumlah Posyandu dan Balita

    di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012

    No Uraian Tahun

    2008 2009 2010 2011 2012

    1 2 3 4 5 6 7

    1 Jumlah Posyandu 933 658 691 736 775

    2 Jumlah Balita 89.250 62.565 67.500 71.053 81.135

    3 Rasio 1 : 95 1 : 95 1 : 97 1 : 96 1 : 105

    Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Lombok Barat

    Rasio jumlah posyandu terhadap jumlah balita di Kabupaten Lombok

    Barat mengalami peningkatan pada tahun 2012 yakni 1:105 atau terdapat 1

    yang menangani 105 balita dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 1:96.

    Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah posyandu dimana

    pada tahun 2012 terdapat 775 posyandu dibandingkan tahun 2011 yang

    hanya mencapai 736, jumlah balita juga mengalami peningkatan pada tahun

  • PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

    RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 25

    2012 yakni 81.135 atau meningkat dibandingkan tahun 2011 yang mencapai

    71.035.

    Tabel 2.19 Jumlah Posyandu dan Balita Menurut Kecamatan

    di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012

    No Kecamatan Jumlah

    Posyandu Jumlah Balita Rasio

    1 2 3 4 5

    1 Sekotong 88 7.913 1:90

    2 Lembar 71 6.009 1:85

    3 Gerung 83 9.994 1:121

    4 Labuapi 76 8.153 1:108

    5 Kediri 57 7.217 1:127

    6 Kuripan 48 4.574 1:96

    7 Narmada 107 11.696 1:110

    8 Lingsar 87 8.509 1:98

    9 Gunungsari 99 10.782 1:109

    10 Batulayar 59 6.288 1:107

    Jumlah 775 81.135 1.105

    Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Lombok Barat

    Rasio jumlah posyandu terhadap jumlah balita pada tahun 2012

    mencapai 1:105, kecamatan yang memiliki efektifitas tertinggi adalah

    kecamatan Lembar dimana rasio posyandu terhadap jumlah balita mencapai

    1:85 atau dapat dikatakan bahwa terdapat 1 posyandu yang melayani 85

    orang balita. Sedangkan kecamatan Kediri menjadi kecamatan dengan rasio

    posyandu terhadap jumlah balita tertinggi yakni mencapai 1:127 atau

    terdapat 1 posyandu yang melayani 127 orang balita.

    2). Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantu

    Pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terjangkau dan terdapat

    di daerah daerah terpencil yakni puskesmasda poliklinik, poliklinik dan

    puskesmas pembantu memberikan manfaat yang signifikan bagi kehidupan

    masyarakat dan sebagai keseriusan pemerintah daerah dalam memberikan

    pelayanan kepada masyarakat di bidang kesehatan. Penyediaan fasilitas

    kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan pemerintah kepada

    masyarakat hingga ke tingkat terendah.

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    26 BAB II RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

    Tabel 2.20 Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu

    di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012

    No Uraian Tahun

    2008 2009 2010 2011 2012

    1 2 3 4 5 6 7

    1 Jumlah Puskesmas 19 15 15 16 16

    2 Jumlah Poliklinik - - - 10 11

    3 Jumlah Pustu 78 55 56 57 57

    4 Jumlah Penduduk 816.523 603.223 611.704 599.986 617.998

    5 Rasio Puskesmas persatuan penduduk

    1:42.974 1:40.214 1:40.780 1:37.499 1 : 38.625

    6 Rasio Poliklinik persatuan penduduk

    1:100.537 1:152.926 1:149.997 1 : 59.999 1 : 56.182

    7 Rasio Pustu persatuan penduduk

    1:10.468 1:10.967 1:10.923 1:10.526 1 : 10.842

    Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Lombok Barat

    Sarana kesehatan bagi masyarakat yakni Puskesmas, Poliklinik dan

    Pustu secara umum mengalami peningkatan, pada tahun 2012 jumlah

    Puskesmas dan Pustu tidak mengalami penambahan dibandingkan tahun

    2011 yakni 16 unit Puskesmas dan 57 unit Pustu, sedangkan jumlah

    Poliklinik pengalami peningkatan yakni menjadi 11 pada tahun 2012

    dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 11 unit. Rasio Puskesmas

    terhadap jumlah penduduk pada tahun 2012 yakni 1:38.625 atau dapat

    dikatakan bahwa terdapat 1 puskesmas yang melayani 38.624 penduduk.

    Untuk rasio poliklinik terhadap jumlah penduduk mencapai 1:56.182 atau

    terdapat 1 poliklinik yang melayani 56.182 penduduk dan rasio pustu

    terhadap jumlah penduduk pada tahun 2012 mencapai 1:10.842 atau

    terdapat 1 pustu yang melayani 10.842 penduduk. Rasio puskesmas dan

    rasio pustu terhadap jumlah penduduk mengalami peningkatan

    dibandingkan tahun sebelumnya atau dapat dikatakan belum efektif dalam

    melayani penduduk, hal ini diakibatkan adanya peningkatan jumlah

    penduduk namun tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah sarana

    puskesmas dan pustu. Sebaliknya rasio poliklinik terhadap jumlah penduduk

    mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini disebabkan

    terdapat peningkatan dari jumlah poliklinik walaupun jumlah penduduk

    mengalami peningkatan.

  • PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

    RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 27

    Tabel 2.21 Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Menurut Kecamatan

    di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012

    No Kecamatan Jml Pddk. Puskesmas Poliklinik Pustu

    Jumlah Rasio Jumlah Rasio Jumlah Rasio

    1 2 3 4 5=(4/3) 6 7=(6/3) 8 9= (8/3)

    1 Sekotong 58,375.90 2 1:29,188 1 1:58,376 5 1:11,675

    2 Lembar 45,621.49 1 1:45,621 - - 5 1:9,124

    3 Gerung 76,242.99 2 1:38,121 1 1:76,243 10 1:7,624

    4 Labuapi 62,095.06 2 1:31,048 - - 5 1:12,419

    5 Kediri 55,181.78 1 1:55,182 - - 3 1:18,394

    6 Kuripan 34,857.52 1 1:34,858 - - 5 1:6,972

    7 Narmada 89,536.74 2 1:44,768 4 1:22,384 8 1:11,192

    8 Lingsar 64,860.71 2 1:32,430 1 1:64,861 6 1:10,810

    9 Gunungsari 81,263.19 2 1:40,632 2 1:40,632 7 1:11,609

    10 Batulayar 47,130.54 1 1:47,131 2 1:23,565 3 1:15,710

    11 Lainnya *) - - - - - - -

    Jumlah 617.998 16 1:38,625 11 1:56,182 57 1:10,842

    Sumber data : Dinas Kesehatan Lombok Barat *) Penduduk di Kawasan Hutan Nasional, Sekotong

    Sarana kesehatan masyarakat berupa Puskesmas pada tahun 2012

    berjumlah 16 unit, rasio jumlah puskesmas terhadap jumlah penduduk yakni

    1:38.625. Rasio terendah terdapat di kecamatan Sekotong sebesar 1:29.188

    atau terdapat 1 puskesmas yang melayani 29.188 jiwa. Untuk sarana

    kesehatan berupa Poliklinik berjumlah 11 unit dengan rasio terhadap jumlah

    penduduk yakni 1:56.182. rasio Poliklinik terhadap jumlah penduduk

    terendah terdapat di kecamatan Narmada yakni 1:22.384 atau terdapat 1

    Poliklinik yang melayani 22.384 jiwa. Sementara itu untuk sarana kesehatan

    masyarakat berupa Pustu, pada tahun 2011 mencapai 57 unit dengan

    tingkat rasio mencapai 1:10.842. Kecamatan dengan tingkat rasio jumlah

    pustu terhadap jumlah penduduk terendah terdapat di kecamatan Kuripan

    yakni 1:6.972 atau dapat dikatakan terdapat 1 Pustu yang melayani 6.972

    jiwa.

    3). Rasio Rumah Sakit Persatuan Penduduk

    Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis

    profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

    menyelenggarakan pelayanan kesehatan, asuhan keperawatan yang

    berkeseimbangan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh

    pasien.

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    28 BAB II RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

    Rasio rumah sakit per satuan produk adalah jumlah rumah sakit per

    10.000 penduduk. Rasio ini mengukur ketersediaan fasilitas rumah sakit

    berdasarkan jumlah penduduk (jumlah rumah sakit/jumlah penduduk x

    1.000).

    Tabel 2.22 Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Per Jumlah Penduduk

    di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012

    No Uraian Tahun

    2008 2009 2010 2011 2012

    1 2 3 4 5 6 7

    1 Jumlah Rumah Sakit Umum (Pemerintah)

    - - - - -

    2 Jumlah RS Jiwa/Paru dan penyakit khusus lainnya milik pemerintah

    - - - - -

    3 Jumlah Rumah Sakit AD/AU/AL/Polri

    - - - - -

    4 Jumlah Rumah Sakit Daerah 1 1 1 1 1

    5 Jumlah Seluruh Rumah Sakit 1 1 1 1 1

    6 Jumlah Penduduk 816.523 603.223 611.704 599.986 617.998

    7 Rasio 1:816.523 1:603.223 1:611.704 1:599.986 1:617.998

    Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Lombok Barat

    Jumlah rumah sakit di Kabupaten Lombok Barat selama tahun 2008 -

    2012 masih sebanyak 1 unit tidak mengalami peningkatan namun jumlah

    penduduk terus mengalami peningkatan setiap tahunnya yang

    mengakibatkan daya tampung rumah sakit menjadi berlebih, hal ini perlu

    mendapatkan perhatian pemerintah daerah agar menambah jumlah rumah

    sakit pemerintah daerah sehingga pelayanan dasar dan peningkatan kualitas

    derajat kesehatan bagi masyarakat miskin lebih optimal.

  • PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

    RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 29

    Tabel 2.23 Jumlah Rumah Sakit Menurut Kecamatan

    di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012

    Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat

    Jumlah rumah sakit menurut Kecamatan di wilayah Kabupaten

    Lombok Barat pada tahun 2011 hanya terdapat di Kecamatan Gerung

    sebanyak 1 yakni Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju yang

    berstatus rumah sakit daerah. Jumlah rumah sakit daerah tersebut dinilai

    masih sangat kurang dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada

    dimana perbandingannya mencapai 1:617.998 atau jika untuk di wilayah

    kecamatan Gerung saja rasio rumah sakit terhadap jumlah penduduk yakni

    1:76.243 atau terdapat 1 rumah sakit yang melayani 76.243 penduduk,

    sehingga diperlukan pembangunan rumah sakit yang baru. Sementara itu

    pada tahun 2012 belum ada rumah sakit swasta maupun rumah sakit

    pemerintah.

    4). Rasio Dokter Per Satuan Penduduk

    Indikator rasio per jumlah penduduk menunjukkan tingkat pelayanan

    yang dapat diberikan oleh dokter dibandingkan jumlah penduduk yang ada.

    Apabila dikaitkan dengan standar sistem pelayanan kesehatan terpadu,

    idealnya satu dokter melayani 2.500 penduduk. Jumlah dokter dan dokter

    spesialis di Indonesia belum memenuhi kebutuhan sesuai rasio jumlah

    penduduk Indonesia. Selain itu distribusi dokter dan dokter spesialis tidak

    merata serta kualitasnya masih perlu ditingkatkan.

    No Kecamatan Jumlah

    Penduduk

    RSU Pemerintah

    RS Jiwa/Paru & penyakit

    khusus lainnya milik

    pemerintah

    RS AD/AU/AL/ Polri

    RS Daerah RS Swasta Total

    Jml Rasio Jml Rasio Jml Rasio Jml Rasio Jml Rasio Jml Rasio

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

    1 Sekotong 58,375.90 - - - - - - - - - - - -

    2 Lembar 45,621.49 - - - - - - - - - - - -

    3 Gerung 76,242.99 - - - - - - 1 1:76.243 - - - -

    4 Labuapi 62,095.06 - - - - - - - - - - - -

    5 Kediri 55,181.78 - - - - - - - - - - - -

    6 Kuripan 34,857.52 - - - - - - - - - - - -

    7 Narmada 89,536.74 - - - - - - - - - - - -

    8 Lingsar 64,860.71 - - - - - - - - - - - -

    9 Gunungsari 81,263.19 - - - - - - - - - - - -

    10 Batulayar 47,130.54 - - - - - - - - - - - -

    Jumlah 617.998 - - - - - - 1 1:76.243 - - - -

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    30 BAB II RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

    Tabel 2.24 Jumlah Dokter di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012

    No Uraian Tahun

    2008 2009 2010 2011 2012

    1 2 3 4 5 6 7

    1 Jumlah dokter 23 26 26 25 27

    2 Jumlah penduduk 603.223 611.704 599.986 606.044 617.998

    Rasio 1:26.227 1:23.527 1:23.076 1:24.242 1:22.889

    Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Lombok Barat

    Jumlah dokter di Kabupaten Lombok Barat selama tahun 2008 2012

    mengalami peningkatan dimana pada tahun 2012 jumlah dokter yakni

    sebanyak 27 orang. Jumlah penduduk yang mengalami peningkatan pada

    tahun 2012 yakni 617.998 jiwa menyebabkan adanya penurunan rasio

    penduduk terhadap dokter dimana pada tahun 2012 mencapai 1:22.889

    atau terdapat 1 dokter di dalam 22.889 penduduk yang dapat memberikan

    pelayanan. Diharapkan jumlah dokter terus bertambah agar masyarakat

    dapat dilayani dengan baik dalam bidang kesehatan.

    Tabel 2.25

    Jumlah Dokter Menurut Kecamatan di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012

    No Kecamatan Jumlah

    Penduduk Jumlah Dokter

    Rasio

    1 2 3 4 5 = 4/3

    1 Sekotong 58,375.90 4 1:14,594

    2 Lembar 45,621.49 1 1:45,621

    3 Gerung 76,242.99 3 1:25,414

    4 Labuapi 62,095.06 3 1:20,698

    5 Kediri 55,181.78 3 1:18,394

    6 Kuripan 34,857.52 1 1:34,858

    7 Narmada 89,536.74 4 1:22,384

    8 Lingsar 64,860.71 2 1:32,430

    9 Gunungsari 81,263.19 4 1:20,316

    10 Batulayar 47,130.54 2 1:23,565

    Jumlah 617.998 27 1:22.889

    Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Lombok Barat

    Jumlah dokter pada tahun 2012 sebanyak 27 orang dimana jumlah

    dokter terbanyak terdapat di kecamatan Sekotong, Kecamatan Narmada

    dan Kecamatan Gunungsari yakni 4 orang. Rasio jumlah dokter terhadap

    jumlah penduduk terefektif yakni di kecamatan Sekotong sebesar 1:14.594

    atau terdapat 1 dokter di 14.594 penduduk.

  • PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

    RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 31

    5). Rasio Tenaga Medis Per Satuan Penduduk

    Rasio tenaga medis per jumlah penduduk menunjukkan seberapa

    besar ketersediaan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada

    penduduk.

    Tabel 2.26 Jumlah Tenaga Medis di Kabupaten Lombok Barat

    Tahun 2008 - 2012

    No Uraian Tahun

    2008 2009 2010 2011 2012

    1 2 3 4 5 6 7

    1 Jumlah Tenaga Medis 46 40 40 42 42

    2 Jumlah Penduduk 816.523 603.223 611.704 599.986 617.998

    3 Rasio 1:17.750 1:15.080 1:15.293 1:14.285 14.714

    Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Lombok Barat

    Jumlah tenaga medis di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012

    yakni sebesar 42 orang atau tidak ada penambahan dari tahun 2011, jumlah

    penduduk yang mengalami penambahan menyebabkan rasio tenaga medis

    terhadap jumlah penduduk mengalami peningkatan yakni sebesar 1:14.714

    atau terdapat 1 tenaga medis di dalam 14.714 penduduk. Peningkatan rasio

    tidak berdampak baik terhadap kualitas pelayanan terhadap masyarakat

    sehingga diperlukan adanya penambahan tenaga medis.

    Tabel 2.27 Jumlah Tenaga Medis Menurut Kecamatan

    di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012

    No Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah Tenaga

    Medis Rasio

    1 2 3 4 5 = 4/3

    1 Sekotong 58,375.90 7 1:8,339

    2 Lembar 45,621.49 2 1:22,811

    3 Gerung 76,242.99 5 1:15,249

    4 Labuapi 62,095.06 5 1:12,419

    5 Kediri 55,181.78 4 1:13,795

    6 Kuripan 34,857.52 2 1:17,429

    7 Narmada 89,536.74 5 1:17,907

    8 Lingsar 64,860.71 4 1:16,215

    9 Gunungsari 81,263.19 5 1:16,253

    10 Batulayar 47,130.54 3 1:15,710

    Jumlah 617.998 42 1:14.714

    Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Lombok Barat

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    32 BAB II RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

    Untuk jumlah tenaga medis pada tahun 2012 sebanyak 42 orang, jumlah

    tenaga medis menurut kecamatan terbanyak terdapat di kecamatan

    Sekotong yaitu sebanyak 7 orang dengan rasio terhadap jumlah penduduk

    yakni 1:8.339 atau terdapat 1 tenaga medis di dalam 8.339 penduduk.

    Diharapkan ada peningkatan tenaga medis disetiap kecamatan agar tingkat

    pelayanan bisa lebih baik kepada masyarakat.

    c. Lingkungan Hidup

    Lingkungan hidup adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk

    hidup dan tak hidup di alam yang ada di bumi dan bagian dari bumi, yang

    berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan

    Komponen lingkungan terdiri dari faktor abiotik (tanah, air, udara, cuaca,

    suhu) dan faktor biotik (tumbuhan dan hewan termasuk manusia). Lingkungan

    hidup baik faktor biotik maupun abiotik berpengaruh dan dipengaruhi manusia.

    Segala yang ada pada lingkungan hidup dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk

    mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung

    yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung peri-kehidupan manusia dan

    makhluk hidup lainnya.

    1). Persentase Penanganan Sampah

    Jumlah volume produksi sampah yang terdapat di wilayah Kabupaten

    Lombok Barat pada tahun 2012 sebanyak 564,18 m3 sedangkan jumlah

    sampah yang ditangani yakni sebanyak 312,39 m3. Kecamatan dengan

    volume produksi sampah terbanyak yakni kecamatan Narmada sebanyak

    77,42 m3 dan kecamatan yang dapat menangani sampah terbanyak yakni

    kecamatan Sekotong sebanyak 270,20 m3. Jumlah produksi sampah dan

    jumlah sampah yang ditangani menurut kecamatan secara lengkap dapat

    dilihat pada tabel 2.28 sebagai berikut :

  • PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

    RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 33

    Tabel 2.28 Jumlah Volume dan Produksi Sampah Menurut Kecamatan di Kabupaten

    Lombok Barat Tahun 2012

    No Kecamatan Jumlah Sampah yang

    ditangani (m3) Jumlah volume produksi

    sampah (m3) Rasio

    1 2 3 4 5 = 4/3

    1 Sekotong 270,20 49,12 1,81

    2 Lembar 22,17 40,05 1,81

    3 Gerung 36,49 65,91 1,81

    4 Labuapi 28,88 52,16 1,81

    5 Kediri 24,11 43,53 1,81

    6 Kuripan 16,33 29,49 1,81

    7 Narmada 42,87 77,42 1,81

    8 Lingsar 32,51 58,70 1,81

    9 Gunungsari 38,00 68,63 1,81

    10 Batulayar 43,84 47,39 1,81

    Jumlah 312,39 564,18 1,81

    Sumber data : Dinas Kebersihan dan Tata Kota Kab. Lombok Barat

    2). Persentase Penduduk Berakses Air Minum

    Syarat-syarat air minum menurut Kementerian Kesehatan adalah

    tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak mengandung logam

    berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia,

    terdapat resiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya

    Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat di bunuh

    dengan memasak air hingga 1000C, banyak zat berbahaya, terutama logam

    tidak dapat dihilangkan dengan cara ini.

    Persentase penduduk berakses air bersih adalah proporsi jumlah

    penduduk yang mendapatkan akses air minum terhadap jumlah penduduk

    secara keseluruhan (penduduk berakses air minum/jumlah penduduk x

    100). Sedangkan yang dimaksud air bersih meliputi air minum yang berasal

    dari air mineral, air leding/PAM, pompa air, sumur atau mata air yang

    terlindung dalam jumlah yang cukup sesuai standar kebutuhan minimal.

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    34 BAB II RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

    Tabel 2.29 Proporsi Jumlah Penduduk Yang Mendapatkan Akses Air Minum

    Tahun 2008 - 2012

    No Uraian Tahun

    2008 2009 2010 2011 2012

    1 2 3 4 5 6 7

    1 Jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum

    386.364 394.610 402.771 402.560 409.830

    2 Jumlah penduduk 603.223 611.704 599.986 606.044 617.998

    3 Persentase penduduk berakses air minum

    64,05 64,51 67,13 66,42 66,32

    Sumber data : Dinas PU Kab. Lombok Barat

    Jumlah penduduk yang telah mendapatkan fasilitas akses air minum

    di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012 mencapai 409.830 jiwa atau

    sebesar 66,32%, jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun

    sebelumnya yang hanya mencapai 402.560 jiwa namun proporsinya

    mengalami penurunan sebesar 0,10%, hal ini disebabkan adanya

    peningkatan jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan fasilitas bagi

    masyarakat untuk mengakses air minum.

    Tabel 2.30 Proporsi Jumlah Penduduk Yang Mendapatkan Akses

    Air Minum di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012

    No Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Yang

    Mendapatkan Akses Air Minum Persentase

    %

    1 2 3 4 5 = 4/3

    1 Sekotong 58,375.90 38,740.00 66.36 2 Lembar 45,621.49 32,046.00 70.24 3 Gerung 76,242.99 58,314.00 76.48 4 Labuapi 62,095.06 42,136.00 67.86 5 Kediri 55,181.78 38,400.00 69.59 6 Kuripan 34,857.52 15,842.00 45.45 7 Narmada 89,536.74 48,980.00 54.70 8 Lingsar 64,860.71 32,144.00 49.56 9 Gunungsari 81,263.19 66,506.00 81.84

    10 Batulayar 47,130.54 36,722.00 77.92

    Jumlah 617.998 409.830 67,32

    Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat

    Jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum di wilayah

    Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012 sebanyak 409.830 jiwa atau

    67,32% dari jumlah penduduk Kabupaten Lombok Barat. Jumlah penduduk

    terbanyak yang mendapatkan akses air minum pada tahun 2012 yaitu

    Kecamatan Gunungsari yakni sebesar 66.506 jiwa atau 81,84% dari jumlah

  • PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

    RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 35

    penduduk di Kecamatan tersebut. Kecamatan yang belum maksimal

    mendapatkan akses air minum yaitu Kecamatan Kuripan yakni sebanyak

    15.842 jiwa atau baru 45,45% dari jumlah penduduk di Kecamatan

    tersebut.

    d. Sarana dan Prasarana Umum

    1). Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik

    Kinerja jaringan jalan sebagai hasil dari manajemen pengelolaan di

    dasarkan kepada beberapa indikator makro yaitu berdasarkan kemantapan,

    berdasarkan kondisi dan berdasarkan aspek pemanfaatan.

    Tabel 2.31 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Status/ Kondisi Jalan

    di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012

    No Kondisi / Status Jalan Panjang Jalan (Km) / Tahun

    2008* 2009* 2010 2011 2012

    1 2 3 4 5 6 7

    1 Jalan Negara 29,60 29,60 29,60 29,60 23,31

    1.1 Baik 16,20 29,60 29,60 29,60 23,31

    1.2 Sedang Rusak 4,30 - - - -

    1.3 Rusak 9,10 - - - -

    1.4 Rusak Berat 0,00 - - - -

    2 Jalan Provinsi 232,28 133,75 133,75 134,17 134,17

    2.1 Baik 123,02 71,70 71,70 117,67 134,17

    2.2 Sedang Rusak 67,32 18,06 18,06 - -

    2.3 Rusak 29,80 11,69 11,69 - -

    2.4 Rusak Berat 12,14 32,30 32,30 16,50 -

    3 Jalan Kabupaten 346,48 446,48 446,48 401,48 446,48

    3.1 Baik 156,60 195,57 232,25 238,94 303,15

    3.2 Sedang Rusak 68,98 30,89 29,92 17,60 12,43

    3.3 Rusak 96,78 77,81 66,97 55,97 42,55

    3.4 Rusak Berat 24,12 142,21 117,34 88,97 88,35

    4 Jalan Desa 250,73 575,77 475,77 428,04 475,77

    4.1 Baik - 6,00 6,00 6,00 6,00

    4.2 Sedang Rusak - 60,21 62,21 59,61 62,21

    4.3 Rusak - 266,19 264,19 258,40 264,19

    4.4 Rusak Berat 250,73 243,37 143,37 104,03 143,37

    Panjang Jalan Keseluruhan (1+2+3+4)

    859,09 1.185,60 1.085,60 993,29 1.079,73

    Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat *) Tidak termasuk KLU

    Panjang jalan berdasarkan status atau kondisi jalan di Kabupaten Lombok

    Barat selama tahun 2008 2012 mengalami perkembangan baik peningkatan

    maupun penurunan. Pada tahun 2012 total panjang jalan yakni 1.079,73 Km.

    Panjang jalan yang berstatus jalan Kabupaten pada tahun 2012 meningkat

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    36 BAB II RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

    menjadi 446,48 Km dibandingkan tahun 2011 yakni sepanjang 401,48 Km. Jalan

    dengan kondisi baik pada tahun 2012 mencapai 303 Km, mengalami peningkatan

    sepanjang 64,21 Km, untuk jalan dengan kondisi sedang, rusak dan rusak berat

    pada tahun 2012 mengalami penurunan yang disebabkan oleh perubahan status

    menjadi kondisi baik.

    Tabel 2.32 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Menurut Kecamatan

    di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012

    No Kecamatan Kondisi Jalan (Km) Jalan Sec.

    Keseluruhan Baik Sedang Rusak Rusak Berat

    1 2 3 4 5 6 7

    1 Sekotong 32.09 - 2.10 7.45 41.64

    2 Lembar 18.33 2.70 11.30 14.81 47.14

    3 Gerung 60.00 2.74 3.38 14.38 80.50

    4 Labuapi 20.10 2.14 5.20 4.00 31.44

    5 Kediri 10.60 - 3.90 2.30 16.80

    6 Kuripan 30.76 - 2.00 2.00 34.76

    7 Narmada 69.60 - 4.27 17.67 91.54

    8 Lingsar 27.65 4.20 6.60 14.00 52.45

    9 Gunungsari 29.17 0.65 3.80 9.49 43.11

    10 Batulayar 4.85 - - 2.25 7.10

    Jumlah 303.15 12.43 42.55 88.35 446.48

    Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat

    Panjang jaringan jalan secara keseluruhan Kabupaten Lombok Barat

    pada tahun 2012 mencapai 446,48 Km, jalan terpanjang dimiliki oleh

    Kecamatan Narmada yakni 91,54 Km dan Kecamatan Batulayar yang

    memiliki jalan terpendek yakni 7,10 Km. Kecamatan Narmada memiliki jalan

    dengan kondisi baik terpanjang yakni 69,60 Km, sementara itu Kecamatan

    Batulayar merupakan kecamatan dengan jalan dengan kondisi baik

    terpendek yakni 4, 85 Km. Kecamatan Narmada juga merupakan kecamatan

    dengan kondisi jalan rusak berat terpanjang yakni sepanjang 17,67 Km,

    sedangkan kecamatan Kuripan memiliki jalan dengan kondisi rusak berat

    terpendek dengan panjang 2 Km.

    2). Rasio Jaringan Irigasi

    Pengertian kajian irigasi adalah saluran, bangunan dan bangunan

    pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk

    penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangan air

  • PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

    RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 37

    irigasi. Selanjutnya secara operasional dibedakan ke dalam tiga kategori

    yaitu jaringan irigasi primer, sekunder dan tersier.

    Dari ketiga kelompok jaringan tersebut, yang langsung berfungsi

    sebagai prasarana pelayanan air irigasi ke dalam petakan sawah adalah

    jaringan irigasi tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kuarter dan

    saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter serta bangunan

    pelengkapnya.

    Rasio jaringan irigasi adalah perbandingan panjang jaringan irigasi

    terhadap luas lahan budidaya. Panjang jaringan irigasi meliputi jaringan

    primer, sekunder dan tersier. Didalam pengelolaan jaringan irigasi tolak

    ukur keberhasilan pengelolaan adalah efisiensi dan efektifitas.

    Total panjang jaringan irigasi di Kabupaten Lombok Barat pada tahun

    2012 yakni 561,14 Ha yang terdiri dari jaringan primer seluas 163.78 Ha,

    jaringan sekunder 111.84 Ha, dan Jaringan Tersier 285,52 Ha. Luas lahan

    budidaya Kabupaten Lombok Barat mencapai 832,57 Ha sehingga rasio

    jaringan irigasi terhadap lahan budidaya mencapai 67% atau 1;1,5 sehingga

    dapat dikatakan luas lahan budidaya mencapai 1,5 kali dari jaringan irigasi.

    Tabel 2.33 Rasio Jaringan Irigasi Menurut Kecamatan

    di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012

    No Kecamatan Panjang Jaringan Irigasi

    Total Panjang Jaringan

    Irigasi

    Luas Lahan Budidaya

    (Ha) Rasio

    Primer Sekunder Tersier

    1 2 3 4 5 6=3+4+5 7 8=6/7

    1 Sekotong - - - - - -

    2 Lembar - - - - - -

    3 Gerung - - - - - -

    4 Labuapi - - - - - -

    5 Kediri 77.05 55.64 70.70 203.39 828.00 0.25

    6 Kuripan - - - - - -

    7 Narmada 44.20 54.97 152.44 251.61 1.92 131.32

    8 Lingsar - - - - - -

    9 Gunungsari 42.52 1.24 62.38 106.14 2.65 40.01

    10 Batulayar - - - - - -

    Jumlah 163.78 111.84 285.52 561.14 832.57 0,67

    Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    38 BAB II RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

    Jaringan irigasi di Kabupaten Lombok Barat terdapat di 3 Kecamatan

    yaitu Kediri, Narmada dan Gunungsari. Narmada memiliki jaringan irigasi

    terpanjang yakni 251,61 Km dengan luas lahan budidaya yakni 1,92 Ha

    sehingga rasio jaringan irigasi terhadap lahan budidaya yaitu 1 : 0,76 Km.

    3). Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi

    Rumah tinggal berakses bersanitasi sekurang-kurangnya mempunyai

    akses untuk memperoleh layanan sanitasi, sebagai berikut :

    1. Fasilitas air bersih

    2. Pembuangan tinja

    3. Pembuangan air limbah (air bekas)

    4. Pembuangan sampah

    Jumlah rumah tinggal berakses sanitasi pada tahun 2012 sebanyak

    99.471 buah, meningkat 48.846 buah dibandingkan tahun 2010 yang

    berjumlah , dengan rumah tinggal yang berjumlah 191.013 buah pada

    tahun 2012 maka persentase rumah tinggal berakses sanitasi di Kabupaten

    Lombok Barat mencapai 52,07% meningkat dibandingkan tahun 2010 yang

    baru mencapai 27,03%. Peningkatan signifikan yang terjadi menunjukkan

    pelayanan pemerintah daerah dalam memberikan akses sanitasi bagi

    masyarakat membuahkan hasil dan diharapkan semua masyarakat juga

    dapat menikmati fasilitas akses sanitasi. Secara lengkap perkembangan

    rumah tinggal bersanitasi dapat dilihata pada tabel 2.34 sebagai berikut :

    Tabel 2.34 Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi

    di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012

    No Uraian Tahun

    2008 2009 2010 2011 2012

    1 2 3 4 5 6 7

    1 Jumlah rumah tinggal berakses sanitasi

    49,418.00 55,196.00 50,625.00 - 99,471.00

    2 Jumlah rumah tinggal 167,462.00 167,464.00 181,256.00 - 191,013.00

    3 Persentase 29,51 32,96 27,93 - 52,07

    Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat

  • PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

    RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 39

    e. Penataan Ruang

    1). Rasio Ruang Terbuka Hijau Persatuan Luas Wilayah Ber HPL/HGB

    Ruang terbuka hijau adalah area memanjang / jalur dan / atau

    mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh

    tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja di

    tanam. Ruang terbuka hijau kota merupakan kawasan perlindungan yang

    ditetapkan dengan kriteria :

    1. Lahan dengan luas paling sedikit 2.500 meter persegi.

    2. Berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur atau kombinasi dari bentuk

    satu hamparan dan jalur.

    3. Di dominasi komunitas tumbuhan.

    Agar kegiatan budidaya tidak melampaui daya dukung dan daya

    tampung lingkungan, pengembangan ruang terbuka hijau dari luas kawasan

    perkotaan paling sedikit 30% (tiga puluh persen). Kawasan perkotaan

    adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan

    susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan

    dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan

    ekonomi.

    Luas ruang terbuka hijau di Kabupaten Lombok Barat yakni

    9.568,10 Ha meliputi seluruh ibukota Kecamatan di Lombok Barat, dengan

    luas wilayah Kabupaten Lombok Barat yakni 1.053,92 Km2 sehingga rasio

    ruang terbuka hijau terhadap luas wilayah Kabupaten Lombok Barat yakni

    1:11 atau terdapat 1 Ha ruang terbuka hijau di dalam 11 Ha luas wilayah

    Kabupaten Lombok Barat.

    2). Rasio Bangunan Ber IMB Per Satuan Bangunan

    Izin mendirikan bangunan gedung adalah perizinan yang diberikan

    oleh pemerintah Kabupaten/Kota kepada pemilik bangunan gedung untuk

    membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi dan atau merawat

    bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan

    teknis yang berlaku.

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    40 BAB II RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

    Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi

    yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya

    berada di atas dan / atau di dalam tanah dan / atau air, yang berfungsi

    sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau

    tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial,

    budaya maupun kegiatan khusus.

    Tabel 2.35 Rasio Bangunan Ber IMB Per Satuan Bangunan

    Menurut Kecamatan di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012

    No Kecamatan Jumlah

    Bangunan*) Jumlah Bangunan

    Ber IMB Rasio

    1 2 3 4 5=4/3

    1 Sekotong - 5 -

    2 Lembar - 13 -

    3 Gerung - 38 -

    4 Labuapi - 27 -

    5 Kediri - 36 -

    6 Kuripan - 11 -

    7 Narmada - 29 -

    8 Lingsar - 20 -

    9 Gunungsari - 41 -

    10 Batulayar - 79 -

    Jumlah - 299 -

    Sumber data : Badan Penanaman Modal & Pelayanan Perijinan Terpadu Kab. Lobar. *)Data TidakTersedia

    Jumlah bangunan yang memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)

    pada tahun 2012 sebanyak 299, kecamatan yang memiliki jumlah bangunan

    ber-IMB terbanyak yakni kecamatan Batulayar sebanyak 79 dan kecamatan

    Sekotong yang memilliki jumlah bangunan ber-IMB terendah yakni 5.

    f. Perhubungan

    1). Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum

    Jenis angkutan umum yang ada di Kabupaten Lombok Barat hanya

    berupa Kapal Laut yang sedangkan untuk angkutan umum lainnya seperti

    bis, kereta api dan pesawat udara tidak ada disebabkan tidak adanya

    terminal, stasiun kereta api dan Bandar udara.

  • PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

    RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 41

    Tabel 2.36 Jumlah Penumpang Angkutan Umum

    di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012

    No Uraian Tahun

    2008 2009 2010 2011 2012

    1 2 3 4 5 6 7

    1 Jumlah Penumpang Bis - - - -

    2 Jumlah Penumpang Kereta Api - - - -

    3 Jumlah Penumpang Kapal Laut 61.116 99.076 108.954 125.517 134.277

    4 Jumlah Penumpang Pesawat Udara - - - -

    Total Jumlah Penumpang 61.116 99.076 108.954 125.517 134.277

    Sumber data : Dinas Perhubkominfo Kabupaten Lombok Barat -: Data tidak tersedia

    Jumlah penumpang Kapal Laut di Kabupaten Lombok Barat selama

    tahun 2008 2012 mengalami peningkatan, pada tahun 2008 jumlah

    penumpang kapal laut mencapai 61.116 orang meningkat 119.71% atau

    dalam 5 (lima) tahun mengalami penambahan sebanyak 73.161 orang

    menjadi 134.277 orang pada tahun 2012.

    2). Rasio Izin Trayek

    Izin trayek adalah izin untuk mengangkut orang dengan mobil bus

    dan/atau mobil penumpang umum pada jaringan trayek. Jaringan trayek

    terdiri atas :

    1. Jaringan trayek lintas batas Negara.

    2. Jaringan trayek antar kota antar provinsi.

    3. Jaringan trayek antar kota dalam provinsi.

    4. Jaringan trayek perkotaan.

    5. Jaringan trayek perdesaan.

    Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa

    angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan

    perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal.

    Sedangkan jaringan trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang

    menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang.

    Jumlah izin trayek di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012

    yakni sebanyak 427 buah, dimana mengalami peningkatan dibandingkan

    tahun 2011 yang mencapai 411 buah. Jumlah penduduk pada tahun 2012

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    42 BAB II RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

    mencapai 617.998 jiwa sehingga rasio izin trayek terhadap jumlah

    penduduk mencapai 1:1.447 atau terdapat 1 trayek yang melayani 1.447

    penduduk, rasio tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011

    yang mencapai 1:1.482. diharapkan pada tahun tahun berikutnya terdapat

    penambahan jumlah izin trayek sehingga semakin efektif melayani

    masyarakat dalam bidang transportasi sehingga kegiatan perekonomian,

    sekolah dan pemanfaatan kendaraan umum dapat menjadi maksimal.

    Tabel 2.37 Rasio Izin Trayek Di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012

    No Uraian Tahun

    2008 2009 2010 2011 2012

    1 2 3 4 5 6 7

    1 Jumlah Izin Trayek 665 535 438 411 427

    2 Jumlah Penduduk 603.223 611.704 599.986 608.926 617.998

    3 Rasio Izin Trayek 1:907 1:1.143 1:1.370 1:1.482 1:447

    Sumber data : Dinas Perhubkominfo Kabupaten Lombok Barat

    3). Jumlah Uji Kir Angkutan Umum

    Uji kir angkutan umum merupakan pengujian setiap angkutan umum yang

    diimpor, baik yang dibuat dan/atau dirakit di dalam negeri yang akan

    dioperasikan di jalan agar memenuhi persyaratan teknis laik di jalan.

    Pengujian dimaksud meliputi :

    1. Uji Type yaitu pengujian fisik untuk pemenuhan persyaratan teknis dan

    laik jalan yang dilakukan terhadap landasan kendaraan bermotor dan

    kendaraan bermotor dalam keadaan lengkap dan penelitian rancang

    bangun dan rekayasa kendaraan bermotor yang dilakukan terhadap

    rumah-rumah, bak muatan, kereta gandengan, kereta tempelan dan

    kendaraan bermotor yang dimodifikasi tipenya.

    2. Uji Berkala yaitu diwajibkan untuk mobil penumpang umum, mobil bus,

    mobil barang, kereta gandengan, dan kereta tempelan yang dioperasikan

    di jalan, meliputi pemeriksaan dan pengujian fisik kendaraan bermotor

    dan pengesahan hasil uji.

    Jumlah angkutan di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012 833

    unit yang terdiri dari mobil penumpang umum (200 unit), mobil bus (28

    unit), dan mobil barang (605 unit). Jumlah KIR yang dilakukan sebanyak

  • PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

    RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 BAB II | 43

    1.080 sehingga angkutan yang telah melakukan uji KIR mencapai 130%.

    Angkutan umum terbanyak terdapat di kecamatan Narmada yakni 248 unit

    atau telah melakukan uji KIR sebanyak 114%.

    Untuk jenis angkutan mobil penumpang umum terbanyak terdapat

    di kecamatan Batulayar yakni sebanyak 80 unit dengan uji KIR yang telah

    dilakukan sebanyak 133 kali (166%), untuk jenis angkutan mobil bus,

    jumlah terbanyak terdapat di kecamatan Narmada yakni 10 unit dengan uji

    KIR yang dilakukan sebanyak 10 kali (100%), sementara itu untuk angkutan

    umum jenis mobil barang terbanyak terdapat di kecamatan Narmada yaitu

    233 unit dengan jumlah KIR yang dilakukan sebanyak 266 kali (114%),

    secara lengkapa dapat dilihat pada tabel 2.38 sebagai berikut :

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2014 BAB II 44

    Tabel 2.38

    Jumlah Uji KIR Selama 1 (Satu) Tahun Menurut Kecamatan Di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012

    No Kecamatan

    Angkutan Umum

    Jumlah Angkutan

    Jumlah KIR

    % Mobil Penumpang Umum Mobil Bus Mobil Barang

    Jumlah Jumlah

    KIR % Jumlah

    Jumlah KIR

    % Jumlah Jumlah

    KIR %

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 18 19 20=19/18

    1 Sekotong 18 18 100 - - - 8 9 112 26 27 103

    2 Lembar 19 20 105 2 2 100 11 22 200 32 44 137

    3 Gerung 20 21 105 - - - 28 43 153 48 64 133

    4 Labuapi 8 9 105 4 4 100 35 61 174 47 74 157

    5 Kediri 9 17 188 1 1 100 15 21 140 25 39 156

    6 Kuripan - - - - - - 10 13 130 10 13 130

    7 Narmada 5 9 180 10 10 100 233 266 114 248 285 114

    8 Lingsar 1 2 200 2 2 100 48 54 112 51 60 117

    9 Gunungsari 40 68 170 5 3 60 177 210 119 222 281 127

    10 Batulayar 80 133 166 4 2 50 40 60 150 124 195 157

    Jumlah 200 297 148 28 24 86 605 759 125 833 1.080 130

    Sumber data : Dinas Perhubkominfo Kabupaten Lombok Barat

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2014 BAB II 45

    4). Jumlah Pelabuhan Laut / Udara / Terminal Bis

    Pelabuhan laut di artikan sebagai sebuah fasilitas di ujung samudera,

    sungai, danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo

    maupun penumpang kedalamnya. Pelabuhan udara/bandara bisa diartikan

    sebagai sebuah fasilitas untuk menerima pesawat dan memindahkan barang

    kargo maupun penumpang kedalamnya. Sedangkan terminal bus dapat

    diartikan sebagai prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan

    dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda

    transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan

    umum.

    Tabel 2.39 Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bus

    di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012

    No Uraian Tahun

    2008 2009 2010 2011 2012

    1 2 3 4 5 6 7

    1 Jumlah Pelabuhan Laut 1 1 1 3 3

    2 Jumlah Pelabuhan Udara 0 0 0 0 0

    3 Jumlah Terminal Bus 0 0 0 0 0

    Jumlah 1 1 1 3 3

    Sumber data : Dinas Perhubkominfo Kab. Lombok Barat

    Jumlah pelabuhan laut, udara dan terminal bus di Kabupaten

    Lombok Barat selama tahun 2008 2012 tidak ada perubahan/penambahan,

    pada tahun 2012 jumlah pelabuhan laut sebanyak 3 atau sama dengan

    tahun sebelumnya. Sedangkan pelabuhan udara dan terminal bus menurut

    Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lombok Barat

    adalah tidak ada.

  • PEMERINTAH DAERAH

    KABUPATEN LOMBOK BARAT

    46 BAB II RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

    Tabel 2.40 Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bus Menurut Kecamatan di Wilayah

    Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012

    No Kecamatan Jumlah

    Pelabuhan Laut Pelabuhan Udara Terminal Bus

    1 2 3 4 5

    1 Sekotong 2 - -

    2 Lembar - - -

    3 Gerung - - -

    4 Labuapi - - -

    5 Kediri - - -

    6 Kuripan - - -

    7 Narmada - - -

    8 Lingsar - - -

    9 Gunungsari - - -

    10 Batulayar 1 - -

    Jumlah 3 - -

    Sumber data : Dinas Perhubkominfo Kab. Lombok Barat

    Jumlah pelabuhan laut pada tahun 2012 yakni 3 yang terdapat di

    kecamatan Sekoto