BAB II

download BAB II

of 22

Transcript of BAB II

BAB II ISI

A. 1.

Tinjauan Pustaka Pengertian Penyakit Antraks (radang limpa) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman Bacillus anthracis. Kuman ini akan membentuk spora bila berhubungan dengan udara, dan spora dapat tahan hidup bertahun-tahun. Penyakit antraks bersifat zoonosis dan dapat menyerang hampir semua jenis hewan, kecuali binatang berdarah dingin. Ada dua bentuk penyakit antraks, bentuk kulit dan bentuk septisemik. Penyakit antraks dapat berjalan secara perakut, akut atau subakut. Pada yang bersifat perakut ditandai oleh terjadinya kematian yang mendadak, sering dijumpai pada kerbau, sapi, kuda, domba. Bentuk akut membutuhkan waktu lebih lama dari bentuk akut. Sedangkan pada yang bersifat subakut proses perjalanan penyakit relatif lebih lama lagi, dijumpai pada babi, karnivora.(2)

2.

Penyebab dan Penularan Antraks

Gambar 1. Hewan Penyebab Antraks

3

4

a.

Sumber Penularan Sumber penularan Antraks yang terpenting adalah hewan-hewan yang peka terhadap Antraks yaitu sapi domba dan lainnya. Sumber penularan lain yaitu lingkungan yang tercemar oleh spora B.antracis (1).

b. (1) : 1) 2) 3) 1) 2)

Cara Penularan Penyakit Antraks, antara lain Kontak langsung dengan bibit penyakit yang ada di tanah/rumput, hewan sakit atau bahan-bahan dari hewan sakit seperti kulit, daging. Bibit penyakit terhirup ketika mensortir bulu hewan pada waktu atau ditularkan melalui pernapasan ketika menghirup spora Antraks. Makan daging hewan sakit atau produk asal hewan seperti dendeng. Agricultur Anthrax yaitu Antraks yang penularan dan kejadiannya berkisar di daerah-daerah pertanian, seperti di Indonesia. Industrial Anthrax yaitu Antraks yang terjadi di kawasan industri yang menggunakan bahan baku berasal dari hewan atau hasil hewan seperti bahan yang terbuat dari kulit. 3) Antraks yang terjadi di laboratorium karena infeksi hewan percobaan seperti tikus. Rataan masa Inkubasi penyakit bervariasi umumnya antara 1-5 hari. Menurut daerah penularannya, Antraks dibagi dalam tiga macam (1):

3.

Morfologi

5

a. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)

Gambar 2. Bacillus anthracis Ciri-cirinya antara lain (3) : Berbentuk batang lurus. Ukuran 1,6m. Merupakan bakteri gram positif dan bersifat aerob. Bersifat Patogen. Tidak tahan terhadap suhu tinggi. Mempunyai kemampuan membentuk spora. Tidak mempunyai alat gerak (motil). Berkapsul dan tahan asam. Dinding sel bakteri merupakan polisakarida somatik yang terdiri dari N-asetilglukosamin dan D-galaktosa. 10)eksotoksin kompleks yang terdiri atas Protective Ag (PA), Lethal Factor (LF), dan Edema Factor (EF).

b. 1)

Siklus Hidup Siklus hidup antraks terdiri atas dua fase, yaitu (3) : Fase Vegetatif Berbentuk batang, berukuran panjang 1-8 mikrometer, lebar 1-1,5 mikrometer. Jika spora antraks memasuki tubuh inang (manusia atau hewan memamah biak) atau keadaan lingkungan yang memungkinkan spora segera berubah menjadi bentuk vegetatif, kemudian memasuki fase berkembang biak. Sebelum inangnya mati, sejumlah besar bentuk vegetatif bakteri antraks memenuhi darah. Bentuk vegetatif biasa keluar dari dalam tubuh melalui pendarahan di hidung, mulut, anus, atau pendarahan lainnya (3). Ketika inangnya mati dan oksigen tidak tersedia lagi di darah bentuk vegetatif itu memasuki fase tertidur (dorman/tidak aktif). Jika kemudian dalam fase tertidur itu berkontak dengan oksigen di udara bebas, bakteri antraks membentuk spora (prosesnya disebut sporulasi). Bentuk vegetatif juga dapat terbawa oleh nyamuk atau serangga pengisap darah yang menggigit korban yang berada pada fase akhir. Bisa juga terbawa serangga yang memakan bangkai korban. Serangga ini kemudian

6

dapat menularkan bakteri itu ke inang lainnya, hingga menyebabkan antraks kulit (3). 2) Fase Spora Berbentuk seperti bola golf, berukuran 1-1,5 mikrometer. Selama fase ini bakteri dalam keadaan tidak aktif (dorman), menunggu hingga dapat berubah kembali menjadi bentuk vegetatif dan memasuki inangnya. Hal ini dapat terjadi karena daya tahan spora antraks yang tinggi untuk melewati kondisi tak ramah--termasuk panas, radiasi ultraviolet dan ionisasi, tekanan tinggi, dan sterilisasi dengan senyawa kimia. Hal itu terjadi ketika spora menempel pada kulit inang yang terluka, termakan, atau--karena ukurannya yang sangat kecil--terhirup. Begitu spora antraks memasuki tubuh inang, spora itu berubah ke bentuk vegetatif (3). 4. Patogenesis Antraks Pada hewan, yang menjadi tempat masuknya kuman adalah mulut dan saluran cerna. Adapun pada manusia, masuknya spora lewat kulit yang luka (antraks kulit), membran mukosa (antraks gastrointestinal), atau lewat inhalasi ke paru-paru (antraks pernafasan). Spora tumbuh pada jaringan tempat masuknya mengakibatkan edema gelatinosa dan kongesti. Basil menyebar melalui saluran getah bening ke dalam aliran darah, kemudian menuju ke jaringan, terjadilah sepsis yang dapat berakibat kematian. Pada antraks inhalasi, spora Bacillus anthracis dari debu wol, rambut atau kulit terhirup, terfagosit di paru-paru, kemudian menuju ke limfe mediastinum dimana terjadi germinasi, diikuti dengan produksi toksin dan menimbulkan mediastinum haemorrhagic dan sepsis yang berakibat fatal (3).

Gambar 3. Patogenesis Antraks

7

5. 1)

Gejala Klinis Berdasarkan Tipe Penyakit Antraks a. Tipe Kulit (Cutaneous Antrax), yaitu (1): Mula-mula terjadi papel, disertai gatal-gatal dan rasa sakit 2) kemerahan 3) Kemudian haemorrhagic dan menjadi jaringan nekrotik yang berbentuk ulcus dengan kerak berwarna hitam dan kering yang disebut eschar (patognomonik anthax). 4) 5) Disekitar ulcus sering edema, terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional. Demam sedang dan sakit kepala. Dari gejala tipe kulit di atas ada juga yang menyebutkan gejala lain, yaitu (3): 1) Biasanya terjadi pada permukaan lengan atau tangan sering diikuti pada wajah dan leher. 2) Papul pruritik timbul 1-7 hari setelah masuknya organisme atau spora lewat luka. Pada awalnya menyerupai gigitan serangga. Papul dengan cepat berkembang menjadi vesikel, kemudian pastul, dan akhirnya menjadi ulkus nekrotik. Khas lesi berdiameter 1-3 cm dan memiliki eschar hitam di tengah. 3) Kemudian timbul edema, limfangitis, limfadenopati dan gejala sistemik. 4) Setelah 7-10 hari, eschar berkembang penuh, menjadi kering, lusen dan terpecah-pecah. 2-3 hari kemudian menjadi vesikel yang berisi cairan

8

Gambar 4: Tipe Antraks Kulit b. yaitu (1): 1) 2) 3) 4) c. (1): 1) Anthraks 2) produktif 3) respirasi berat 4) Shock, meninggal biasanya dalam waktu 24 jam Dari gejala tipe pernapasan di atas ada juga yang menyebutkan gejala lain, yaitu sangat jarang terjadi pada pernapasan, biasanya akibat dari perluasan antraks tipe kulit atau karena menghirup udara yang mengandung spora antraks (3). Kemudian mendadak dispnoe, sianosis dan gangguan Gejala awal ringan, spesifik,lemah, lesu, batuk non Karena menghirup udara yang mengandung spora Bersifat perakut atau akut, dengan gejala awal rasa sakit perut yang hebat, mual, muntah, tidak nafsu makan dan suhu tubuh meningkat Konstipasi diikuti diarhe akut berdarah , Hematemesis, Toxemia Shock dan mati biasanya kurang dari 2 hari , CFR bervariasi 5-75% Karena memakan daging yang tidak dimasak dengan sempurna. Tipe Pernapasan (Pulmonary Anthrax), yaitu Tipe Pencernaan (Gastro Intestinal Anthrax),

9

Gambar 5. Dampak Antraks Dalam Tipe Pernapasan d. 1) peradangan. 2) 3) kemerahan. 6. Distribusi penyakit Merupakan penyakit utama herbivora, sedangkan manusia dan karnivora merupakan hospes insidential. Infeksi anthraks pada manusia bersifat sporadis dan jarang terjadi disebagian besar negara maju. Ia merupakan penyakit akibat kerja (occupational disease) utama para pekerja yang memproses kulit, bulu (terutama kambing) tulang, produk tulang dan wol, Demam, sakit kepala hebat, kejang, kesadaran menurun, kaku kuduk dan muntah dan diakhiri dengan koma. Liquor cerebro spinalis (LCS) berwarna keruh kuning Tipe Radang Otak (Meningitis Anthrax), yaitu (1) : Komplikasi Anthraks tipe pulmonal, intestinal atau cutaneus melalui aliran darah pada jaringan otak sehingga menimbulkan

10

dokter hewan dan pekerja pertanian, pekerja yang menangani binatang liar (wildlife) dan mengenai mereka yang menangani binatang sakit. Anthraks pada manusia endemis di wilayah pertanian, dimana didaerah itu kejadian anthraks pada binatang sangat umum ditemukan. ini termasuk negara-negara di Amerika Tengah dan Selatan, Bagian Selatan dan Timur, Asia, Afrika. Munculnya daerah baru infeksi anthrax pada hewan ternak bisa terjadi melalui import makanan ternak yang mengandung tulang yang terkontaminasi. Kejadian bencana alam seperti banjir bisa memicu timbulnya epizootik. Antraks di anggap sebagai alat yang sangat potensial untuk bioterorisme dan biowarfare (perang dengan menggunakan senjata biologis), pada saat terjadi perang biologis, antraks dapat muncul sebagai kejadian yang secara epidemiologis sangat luar biasa (4). 7. (1) : a. Diagnosa Klinis Diagnosa berdasarkan sesuai dengan tipe-tipe penyakit Anthraks. b. (1): 1) 2) protein. 3) 4) 5) Identifikasi B.antracis dengan media gula. Uji ascoli dan biologik (hewan percobaan). Uji serologi dengan PCR (Polymerasi Chain Reaction) dan ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay). Mikroskopis, olychromatic, gram atau wright. Kultural bakteriologik pada media agar darah dan kaldu dengan pewarnaan metilen blue Diagnosa Laboratorium Diagnosis laboratorium bisa menggunakan dengan metode /uji, antara lain Diagnosa Diagnosa terhadap penyakit Antraks dapat dilakukan dengan cara, antara lain

11

8. Pengobatan Antraks a. Pencegahan Antraks

Pencegahan,

Penanggulangan

dan

Untuk pencegahan hindari kontak langsung dengan bahan atau makanan yang berasal dari hewan yang dicurigai terkena Antraks. Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, mencuci sayuran/ buah-buahan sebelum dimakan, memasak daging sampai matang sempurna, Pencegahan dengan menjaga kebersihan individu dan lingkungan, yaitu (1) : 1) yang sakit. 2) 3) 4) bekas Antraks. 5) 6) 7) Antraks. 8) puskesmas. 9) 10) 11) 12) pembakaran. b. Penanggulangan Antraks Dilarang membuat kerajinan dari tanduk, kulit, bulu, tulang yang berasal dari hewan sakit/mati karena penyakit Antraks. Mencuci bersih dan memasak bahan makanan sampai matang sempurna. Immunisasi pada orang-orang yang bekerja dengan organisme ini misalnya dokter hewan, pekerja pabrik wool, peneliti. Vaksinasi secara teratur merupakan metode pilihan. Terjadi Antraks dilakukan karantina dan bangkai hewan dilakukan Penderita dengan gejala Antraks segera berobat ke Hewan hanya boleh disembelih di rumah potong. Jika hewan dipotong diluar RPH harus mendapat izin lebih dulu dari dinas peternakan setempat. Tidak diperbolehkan mengkonsumsi daging yang sakit Menjaga kebersihan kandang. Tidak dibolehkan menyembelih hewan sakit Antraks. Hindari kontak dengan peralatan barang yang tercemar Lapor ke dinas peternakan setempat kalau ada hewan

12

Upaya untuk mengatasi Antraks perlu dilakukan penanggulangan secara langsung dan tidak langsung. Penanggulangan secara langsung, diperlukan pelatihan dan penyuluhan berkelanjutan untuk meningkatkan keterampilan berternak dalam mencegah tertularnya penyakit tersebut. Sedangkan untuk penggulangan secara tidak langsung diperlukan perencanaan yang matang untuk mengkonversi usaha peternakan menjadi usaha non pertanian yang lebih menguntungkan. Untuk tujuan tersebut diperlukan kerjasama untuk semua stakehorders, termasuk perusahaan pengembang yang telah membeli lahan pertanian milik masyarakat (6). c. Pengobatan Antraks Antraks merupakan penyakit menular yang umumnya menyerang hewan yang menyebabkan kesakitan sampai kematian pada manusia. Pengobatan berdasarkan tipe atau gejala klinis yang ditemukan (1): 1) Tipe kulit Procaine penicilline 2 x 1,2 juta IU diberikan secara intramuskuler (im) selama 5-7 hari. Atau dengan Benzyl penicilline 250.000 IU secara im setiap 6 jam. Bila penderita hypersensitif terhadap penicilline dapat diberikan tetracycline, chloramphenical. 2) 3) Tipe pencernaan Tetracycline 1 gram/hari. Tipe pernapasan. Penicilline G 18-24 juta IU/hari IVFD, dan Streptomycine 1-2 gram. B. 1. Langkah dan Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan

Masyarakat Mengenal dan Menetapkan Masalah Sejak pertama kali kejadian antraks pada ternak kerbau dilaporkan tahun 1884 di wilayah Teluk Betung Propinsi Lampung, negeri ini tidak pernah luput dari serangan penyakit tersebut hampir di seluruh wilayah. Sampai saat ini tercatat 22 propinsi pernah mengalami kejadian antraks di sejumlah kabupaten tertentu. Tentunya tidak mengherankan mengingat antraks adalah penyakit yang bersifat universal. Seluruh wilayah dunia mulai dari negara yang beriklim dingin, subtropis maupun tropis, dan juga mulai dari negara yang berpendapatan rendah, negara sedang berkembang bahkan negara maju pernah

13

mengalami antraks (lihat Gambar 6). Kuman antraks dapat hidup dimana-mana, kecuali di wilayah dekat kutub utara dan selatan. Baru-baru ini telah terjadi kasus antraks di Desa Citaringgul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor yang menjadi berita nasional dan bahkan mendapat perhatian besar dari Presiden Republik Indonesia. Kematian manusia akibat antraks di Indonesia memang bukan terjadi kali ini saja, tetapi khusus kasus antraks di Desa Citaringgul ini mendapatkan peliputan media massa cetak dan elektronik yang cukup luas. Pertama karena jumlah orang yang mati akibat makan daging kambing sakit cukup banyak (enam orang), kedua kasusnya terjadi di lokasi yang sangat dekat dengan ibu kota republik, dan ketiga isu tentang antraks berulang kali muncul menjelang Lebaran.

Gambar 6. Distribusi Geografis Antraks di Dunia Data kasus antraks baik pada hewan (data Departemen Pertanian) maupun pada manusia (data Departemen Kesehatan) terutama sejak tahun 19652004 menunjukkan bahwa ada empat propinsi yang dapat dinyatakan sebagai daerah endemis antraks, di mana penyakit terjadi secara berulang dalam selang waktu tertentu. Keempat provinsi tersebut adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada tahun 2003, kasus antraks pada hewan tercatat di Kabupaten dan Kota Bogor (Jawa Barat), Kabupaten Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta), Kabupaten Bima (NTB), dan Kabupaten Sikka (NTT). Dengan demikian, sangatlah perlu bagi masyarakat petani yang tinggal di daerah endemis antraks untuk

14

memperhatikan cara-cara berternak yang baik (good husbandry practices) untuk mencegah berjangkitnya antraks kembali. Kuman penyebab antraks yaitu Bacillus anthracis yang memiliki dua bentuk, yaitu bentuk vegetatif dan bentuk spora. Di luar tubuh hewan atau manusia, kuman mempunyai kemampuan membentuk spora yang mampu bertahan pada kondisi lingkungan yang ekstrem untuk jangka waktu yang sangat lama (50-70 tahun). Kuman antraks merupakan bagian dari flora tanah yang normal. Kuman akan menggandakan diri secara cepat pada keadaan di mana terdapat faktor lingkungan yang mendukung, seperti tanah beralkalin yang mengandung bahan organik yang tinggi, tingkat kalsium dan nitrogen yang memadai, pH netral, suhu diatas 15,5oC, dan terjadinya perubahan besar dari lingkungan mikro tanah seperti yang dihasilkan pada curah hujan tinggi. Dari segi ekologi, wabah antraks seringkali berkaitan dengan curah hujan tinggi dan banjir. Kebanyakan kasus antraks terjadi di daratan rendah yang mempunyai perbedaan musim dan secara langsung berkaitan dengan jumlah curah hujan. Kasus antraks juga terjadi bersamaan dengan musim hujan, di mana ternak mulai makan tanaman yang baru tumbuh. Ada suatu teori menyatakan bahwa aliran air yang terus-menerus dan berevaporasi ke wilayah lebih rendah dapat mengumpulkan spora yang berasal dari epidemik yang lalu sehingga terkonsentrasi di wilayah tersebut dan meningkatkan potensi penularan. Kejadian antraks di Desa Citaringgul mungkin bisa dihubungkan dengan musim kemarau yang panjang dan menjelang awal musim hujan seperti sekarang ini, di mana kuman menemukan kondisi yang kondusif untuk tumbuh. Setelah mengalami siklus vegetatif dalam tanah, kemudian kuman membentuk spora kembali. Proses ini akan mampu menghasilkan konsentrasi spora yang tinggi dalam tanah cukup untuk menyebabkan ternak kambing yang digembalakan atau merumput atau diberi makan kulit singkong yang terkontaminasi terjangkit antraks. Ada sembilan kecamatan di Kabupaten Bogor yang dinyatakan sebagai daerah endemis antraks, yaitu Bojong Gede, Cibinong, Citeureup, Babakan Madang, Sukaraja, Jonggol, Sukamakmur, Cileungsi, dan

15

Kelapanunggal (lihat Gambar 3). Sepanjang tahun 20012004, kasus antraks pada manusia dilaporkan terjadi setiap tahun dan kebanyakan tipe kutaneus (antraks kulit). Di Kecamatan Babakan Madang sendiri dilaporkan kejadian antraks di Desa Sentul (2001) dan Desa Kadumangu (2002). Pada tahun 2003 terjadi di empat desa, yaitu Desa Sentul, Karang Tengah, Kadumangu, dan Citaringgul. Kemudian tahun 2004 di tiga desa yaitu Desa Kadumangu, Cipambuan, dan Citaringgul. Kasus antraks pada hewan di Kabupaten Bogor dilaporkan lebih sedikit dan terutama banyak terjadi pada kambing dan domba. Pada tahun 2001 kasus antraks terjadi di Desa Hambalang, Kecamatan Citeureup; Desa Karadenan, Kecamatan Cibinong; sedangkan di Kota Bogor terjadi di Desa Kedung Badak dan Cimahpar. Pada tahun 2002 kasus antraks kembali terjadi di Desa Hambalang. Pada tahun 2003 kasus antraks terjadi di Kecamatan Citeureup dan Kecamatan Tanah Sareal.

Gambar 7. Peta Daerah Endemis Antraks per Kecamatan di Kabupaten Bogor 2. a. Analisa Masalah Secara Edukatif Penyebab Langsung Antraks Penyakit Antraks disebabkan oleh bakteri pathogen yang bernama Bacillus anthracis. Penyakit ini biasanya menyerang hewan ternak maupun manusia yang kontak dengan hewan yang sudah terinfeksi (3). b. Perilaku Sebagai Penyebab Tidak Langsung Antraks

16

Perilaku Perorangan atau Masyarakat yang Membantu Timbul dan Penyebarannya Penyakit Antraks seperti kurangnya persepsi yang benar dari masyarakat mengenai Antraks sehingga membiarkan mereka memegang hewan yang sudah mati, mengkonsumsi daging hewan yang kurang matang dan tidak mencuci tangan setelah memegang hewan peliharaan. 3. a. daerah perternakan. b. Sasaran Sekunder Para tokoh masyarakat atau kader desa sebagai pemuka pada daerah yang banyak berternak hewan. c. tentang hewan. 4. Menentukan Tujuan Penyuluhan a. Tujuan Instruksional Umum Setelah diberikan penyuluhan masyarakat mengetahui penyakit Antraks dan cara penanggulangan penyakit Antraks. b. Tujuan Instruksional Khusus 1) Masyarakat dapat menjelaskan penyebab, faktor risiko, gejala, penularan, dan cara penanggulangan penyakit Antraks. 2) Masyarakat dapat menjelaskan cara perlindungan diri agar terhindar dari penularan penyakit Antraks. 5. Menentukan Strategi Penyuluhan Strategi yang diambil adalah melalui dukungan sosial melalui tokohtokoh masyarakat baik tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat sebagai jembatan antara sektor kesehatan (pelaksana program kesehatan) dengan masyarakat (penerima Sasaran Tertier Petugas kesehatan atau petugas puskesmas terutama yang mengetahui Menemukan Sasaran Penyuluhan Sasaran Primer Kelompok masyarakat luas, baik penderita maupun keluarga, para pekerja di

17

program kesehatan). Kegiatan mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat pada dasarnya adalah mensosialisasikan program kesehatan khususnya program pemberantasan penyakit Antraks, sehingga bisa diserap dan diterima oleh masyarakat karena penyampaian pesan dengan bahasa yang mudah mereka pahami dan dari tokoh masyarakat yang mereka kenal. 6. 1. Menentukan Isi Penyuluhan a. Pengetahuan penyebab, gejala, penularan, dan cara penanggulangan Antraks Penyebab Antraks Penyakit Antraks (radang limpa) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman Bacillus anthracis. Kuman ini akan membentuk spora bila berhubungan dengan udara, dan spora dapat tahan hidup bertahun-tahun. Penyakit antraks bersifat zoonosis dan dapat menyerang hampir semua jenis hewan, kecuali binatang berdarah dingin. Sumber penularan Antraks yang terpenting adalah hewan-hewan yang peka terhadap Antraks yaitu sapi domba dan lainnya. Sumber penularan lain yaitu lingkungan yang tercemar oleh spora B.antracis. (1,2). 2. a. Gejala Antraks Gejala Antraks terbagi 4 tipe, antara lain (1) : Tipe Kulit (Cutaneous Antrax) Gejala tipe kulit mula-mula terjadi papel, disertai gatal-gatal dan rasa sakit selama 2-3 hari kemudian menjadi vesikel yang berisi cairan kemerahan. Kemudian haemorrhagic dan menjadi jaringan nekrotik yang berbentuk ulcus dengan kerak berwarna hitam dan kering yang disebut eschar (patognomonik anthax) Disekitar ulcus sering edema, terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional serta mengalami demam sedang dan sakit kepala. b. Tipe Pencernaan (Gastro Intestinal Anthrax) Gejala tipe pencernaan ini bersifat perakut atau akut, dengan gejala awal rasa sakit perut yang hebat, mual, muntah, tidak nafsu makan dan suhu tubuh meningkat. Konstipasi diikuti diare akut berdarah, Hematemesis, Toxemia Shock dan mati biasanya kurang dari

18

2 hari serta CFR bervariasi 5-75% Karena memakan daging yang tidak dimasak dengan sempurna. c. Tipe Pernapasan (Pulmonary Anthrax) Gejala karena menghirup udara yang mengandung spora Antraks. Gejala awal ringan, spesifik,lemah, lesu, batuk non produktif kemudian mendadak dispnoe, sianosis dan gangguan respirasi berat shock, serta meninggal biasanya dalam waktu 24 jam. d. Tipe Radang Otak (Meningitis Anthrax) Gejala tipe radang otak yaitu komplikasi Anthraks tipe pulmonal, intestinal atau cutaneus melalui aliran darah pada jaringan otak sehingga menimbulkan peradangan. Selain itu, gejala tipe radang otak seperti demam, sakit kepala hebat, kejang, kesadaran menurun, kaku kuduk dan muntah dan diakhiri dengan koma. Liquor cerebro spinalis (LCS) berwarna keruh kuning kemerahan 3. a. Penularaan Antraks Penularan Antraks pada manusia bisa bermacam-macam, yaitu (1) : Kontak langsung dengan bibit penyakit yang ada di tanah/rumput, hewan sakit atau bahan-bahan dari hewan sakit seperti kulit, daging. b. Antraks. c. dendeng. 4. Penanggulangan Antraks Upaya untuk mengatasi Antraks perlu dilakukan penanggulangan secara langsung dan tidak langsung. Penanggulangan secara langsung, diperlukan pelatihan dan penyuluhan berkelanjutan untuk meningkatkan keterampilan berternak dalam mencegah tertularnya penyakit tersebut. Makan daging hewan sakit atau produk asal hewan seperti Bibit penyakit terhirup ketika mensortir bulu hewan pada waktu atau ditularkan melalui pernapasan ketika menghirup spora

19

Sedangkan untuk penggulangan secara tidak langsung diperlukan perencanaan yang matang untuk mengkonversi usaha peternakan menjadi usaha non pertanian yang lebih menguntungkan. Untuk tujuan tersebut diperlukan kerjasama untuk semua stakehorders, termasuk perusahaan pengembang yang telah membeli lahan pertanian milik masyarakat (6). 7. Menentukan Metode dan Tempat Penyuluhan Tempat diadakannya penyuluhan adalah di balai desa dengan pemilihan metode penyuluhan yang tepat untuk menanggulangi penyakit Antraks berdasarkan 3 tujuan yang diharapkannya agar terjadi perubahan pengetahuan, sikap, tindakan/keterampilan, yaitu: a. Perubahan Pengetahuan Metode penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan pada masalah Antraks dengan menggunakan metode ceramah atau pendekatan masal kepada setiap kelompok responden. Kelompok responden yang dimaksud meliputi seluruh lapisan masyarakat terutama para peternak hewan. Berdasarkan pertimbangan menurut sasaran yang ingin dicapai besar meliputi tingkat pendidikan menengah ke bawah, tidak ada batasan golongan umur, serta adat-istiadat. b. Perubahan Sikap Setelah pendidikan kesehatan diberikan melalui ceramah, perlu dilakukan intervensi lanjutan melalui perubahan sikap sasaran yang ingin dicapai. Intervensi lanjutan yang bisa mendukung perubahan sikap responden yaitu mengadakan diskusi/tanya jawab mengenai Antraks yang disertai dengan pemberian buku panduan mengenai penyakit tersebut. Buku tersebut berisi tentang penyebab masalah, tanda dan gejala, serta penanggulangan/pencegahan masalah. Tanya jawab dilakukan untuk menunjang apakah pengetahuan yang telah diberikan pada ceramah bisa diterima oleh masyarakat secara umum. c. Perubahan Tindakan Apabila pencapaian pengetahuan serta sikap telah dilakukan, diperlukan perubahan tindakan dari responden melalui demonstrasi oleh

20

penyuluh. Demonstrasi dapat berupa pemiliharaan hewan yang baik, penyembelihan hewan yang benar, serta mengkonsumsi daging hewan yang sehat. Dengan perubahan yang diharapkan ini, masyarakat sadar tentang pencegahan Antraks serta kesadaran masyarakat membawa sanak saudara ke puskesmas apabila Mula-mula terjadi papel, disertai gatal-gatal dan rasa sakit 2-3 hari kemudian menjadi vesikel yang berisi cairan kemerahan yang diduga Antraks. 8. a. Menentukan Media Penyuluhan Leaflet Leaflet adalah alat bantu penyuluhan, berupa lembaran kertas yang dilipat, berisi gambar/foto, tabel, grafik dan tulisan, menjelaskan tentang topik tertentu misalnya tentang Antraks dan dapat digunakan sebagai media penyuluhan tanpa harus difasilitasi pemandu. Leaflet juga dapat menyajikan informasi tertulis dalam sajian yang rinci dan lengkap serta dibuat menarik sehingga menjadi karya seni cetak yang dapat memotivasi orang untuk mau membacanya dan memiliki daya jangkau yang relatif luas sehingga akan lebih banyak warga masyarakat yang terpapar kepada isi pesan yang ingin disampaikan. b. Poster Poster adalah alat bantu penyuluhan yang berisi gambar dan tulisan, cara penyampaian pesannya dipandu oleh seorang petugas dan digunakan untuk menyampaikan pesan kepada sekelompok orang. Dikatakan poster karena dalam proses pemahaman isi pesan ada antara penyampai pesan dengan penerima pesan, selain itu dikatakan juga sebagai poster pembelajaran karena poster berfungsi sebagai media untuk mengajar. c. Komik Komik merupakan media komunikasi yang kuat. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk menyamapikan informasi. Tetapi, komik memiliki kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi agar pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan jelas. Misalnya komik untuk informasi pendidikan, baik cerita maupun desainnya harus dirancang khusus untuk

21

menyampaikan pesan-pesan pendidikan. Inti pesan harus dapat diterima dengan jelas dan komik ini juga harus memiliki alur cerita yang menarik bagi pembaca. Jika tidak, komik akan terasa menggurui dan membosankan (7). Dalam pemanfaatan komik sebagai media pembelajaran ini, contoh penggunaannya adalah dengan pemanfaatan untuk menyampaikan informasi bahaya zoonosis khususnya antraks. Tema ini diambil karena selama ini berbagai metode telah ditempuh dalam penyuluhannya, tapi hasil yang diperoleh tetap tidak maksimal. Selain itu, tema antraks merupakan tema yang krusial untuk diangkat seiring dengan makin tenggelamnya isu penyakit ini yang tertutupi oleh isu flu burung. Salah satu contoh kegunaan komik adalah dengan sosialisasi bahaya dan pencegahan penyakit antraks. Penggunaan komik dirasakan lebih komunikatif daripada penggunaan media lainnya, seperti penyuluhan, stiker, dan poster. Hal ini dibuktikan dengan sosialisasi bahaya dan pencegahan penyakit antraks yang sebelumnya dilakukan dan hasilnya tidak efektif. Penyuluhan sebelumnya dilakukan kepada orang dewasa, orang dewasa yang cenderung suka mengabaikan informasi juga menjadi faktor dari kurang efektifnya sosialisasi tersebut (7). Metode sosialisasi bahaya dan pencegahan penyakit antraks yang dilakukan menggunakan media komik berwarna kepada anak-anak usia sekolah. Anak-anak usia sekolah mempunyai keinginan belajar yang tinggi, sehingga mempermudah dalam penyampaian informasi. Minat belajar yang tinggi tersebut ditunjukkan dengan antusiasme untuk membaca. Membaca untuk sebagian anak usia sekolah akan lebih menarik jika dilengkapi dengan gambar, sehingga akan lebih cepat dimengerti (7).

22

9.

Rencana Jadwal Pelaksanaan Penanggulangan Antraks Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penanggulangan Antraks

No Waktu . 1 2 1. Senin, 5 mei 2011 Jam 16.00-17.30 WITA

Kegiatan 3 Penyuluhan

Sasaran Jenis Jumlah 4 5 BapakSemua bapak dan warga RT. ibu-ibu 5, 6, 7 dan terutama RT. 10 pemelihara hewan

Tujuan 6 Menambah pengetahuan dan merubah perilaku buruk

Isi

Metode 8 Ceramah dan tanya jawab

2.

Selasa, 10 mei 2011 Jam 16.00-17.00 WITA

Pembagian komik secara gratis

Setiap kepala keluarga 1 buah

250 buah

7 Pengertian, gejala, penyebab, cara penularan, pencegahan dan penanggulangan Antraks Menambah Pencegahan pengetahuan Antraks untuk anakanak secara dini Memutus mata rantai penularan Pencegahan Antraks

Alat Peraga 9 Poster dan leaflet

Pelaksanaan 10 Koordinator bidang hewan, petugas lapangan penanggulangan Antraks

Keterangan 11 Dibantu oleh tokoh masyarakat dan kader

Wawancara

komik

3.

Minggu, 20 juni 2011 Jam 07.00-09.00 WITA

Penyuluhan

Semua umur

Semua warga RT. 5, 6, 7 dan RT. 10

Langsung Poster dicontohkan oleh petugas kesehatan

Koordinator bidang hewan, petugas lapangan penanggulangan antraks Koordinator bidang hewan, petugas lapangan penanggulangan antraks

Dibantu ketua RT.5, 6, 7 dan RT. 10

Dibantu oleh tokoh masyarakat dan kader

23

10. a.

Membuat Rencana Penilaian Prinsipnya yang akan dinilai adalah : Evaluasi Input Penilaian terahadap strategi penyuluhan yang telah dilakukan, apakah pendekatan yang dilakukan kepada masyarakat dalam memberi promosi kesehatan mengenai antraks sudah tepat atau belum, dan apakah strategi tesebut sudah dapat merubah perilaku masyarakat atau belum. b. Evaluasi Proses Penilaian terhadap proses promosi kesehatan Antraks yang mengarah kepada media penyuluhan, apakah media penyuluhan tersebut dapat menimbulkan minat baca, membantu sasaran untuk mengerti akan promosi kesehatan tersebut, membantu sasaran untuk mengingat lebih baik akan promosi kesehatan tersebut, dan membantu sasaran dalam mengatasi kesulitan bahasa. c. Evaluasi Out Come Penilaian terhadap hasil dari strategi, metode, dan media penyuluhan tentang Antraks, apakah hasil pengetahuan, sikap, dan norma sasaran sudah sesuai dengan tujuan dari penyuluhan, apakah hasil dari promosi kesehatan ini sudah dapat merubah perilaku masyarakat, apakah dari promosi kesehatan ini dapat merubah status kesehatan masyarakat.

24