BAB I skizo

9
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ganguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering kali luput dari perhatian. Gangguann kesehatan jiwa bukan hanya gejala kejiwaan saja, tetapi sangat luas mulai dari yang ringan seperti malas bekerja, tidak bisa bekerja sama dengan teman sekerja, sering marah-marah, ketagihan NAPZA, kepikunan pada orang tua, autis pada anak sampai kepada yang sangat berat seperti Skizofrenia (Benhard 2007). Skizofrenia merupakan sekolompok gangguann psikotik, dengan gangguann dasar pada kepribadian, distorsi khas pada proses pikir. Gangguann Skizofrenia, pada umumnya ditandai oleh distorsi pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, dan afek yang tidak serasi atau tumpul (Ayub 2011). Berdasarkan data yang dikeluarkan World Health Organization (WHO), penderita gangguann psikis dengan diagnosis Skizofrenia telah menjangkiti kurang lebih 24 juta jiwa di seluruh dunia (WHO, 2010). Dari jumlah 24 1

description

bab 1

Transcript of BAB I skizo

2

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Ganguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering kali luput dari perhatian. Gangguann kesehatan jiwa bukan hanya gejala kejiwaan saja, tetapi sangat luas mulai dari yang ringan seperti malas bekerja, tidak bisa bekerja sama dengan teman sekerja, sering marah-marah, ketagihan NAPZA, kepikunan pada orang tua, autis pada anak sampai kepada yang sangat berat seperti Skizofrenia (Benhard 2007). Skizofrenia merupakan sekolompok gangguann psikotik, dengan gangguann dasar pada kepribadian, distorsi khas pada proses pikir. Gangguann Skizofrenia, pada umumnya ditandai oleh distorsi pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, dan afek yang tidak serasi atau tumpul (Ayub 2011).Berdasarkan data yang dikeluarkan World Health Organization (WHO), penderita gangguann psikis dengan diagnosis Skizofrenia telah menjangkiti kurang lebih 24 juta jiwa di seluruh dunia (WHO, 2010). Dari jumlah 24 juta jiwa tersebut, di Indonesia tercatat sebanyak 1.928.663 juta jiwa dengan Skizofrenia. Keadaan orang dengan Skizofrenia di Indonesia digambarkan pada Konferensi Nasional Skizofrenia yang diadakan pada tanggal 14 hingga 16 Oktober 2010. Dalam konferensi tersebut, terdapat penyajian data mengenai orang dengan Skizofrenia diIndonesia yang telah mencapai sekitar 2,5 persen dari total penduduk Indonesia (http//: wrongdiagnosis.com di peroleh tanggal 29 januari 2013).Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Alma Lucyati, penderita gangguann jiwa di Jawa Barat tahun 2011 masih tertinggi secara nasional. Jawa Barat menduduki peringkat pertama dengan angka mencapai 20% atau lebih besar dari angka rata-rata nasional 11,6% atau sekitar 19 juta orang mengalami gangguann jiwa, (http://www.seputar-indonesia.com di peroleh 30 januari 2013).Menurut Dadang Hawari dalam bukunya pendekatan holistik pada gangguann jiwa menyebutkan bahwa salah satu bentuk gangguann jiwa yang terdapat diseluruh dunia adalah gangguann jiwa Skizofrenia .Berdasarkan data laporan insiden kasus gangguann jiwa yang dirawat di ruang Merak Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat pada bulan November sampai pertengahan Desember 2014 sebagai berikut:tabel 1.1Distribusi Frekuensi Penyakit Gangguann Jiwa Ruang Merak Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Pada Bulan November - Desember 2014

NoJenis Gangguann JiwaJumlah (orang)Persentase (%)

1Schizofrenia Hebefrenik27730 %

2Schizofrenia Paranoid26128 %

3Schizofrenia Residual11513 %

4Episode Depresi; Gangguann Suasana Perasaan YTT9510 %

5Gangguann Psikosa Akut dan Sementara778 %

6Schizofrenia YTT303 %

7Episode Manik dan Gangguann Afektif Bipolar222 %

8Gangguann Mental dan Perilaku Akibat Zat Psikoaktif182 %

9Gangguann Anxietas Fobik; Gangguann Anxietas Lainnya142 %

10Gangguann Psikotik Non Organik Lainnya132 %

Total922100%

Sumber : Laporan Diagnosa Penyakit Ruang Merak Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Bulan November-Pertengahan Desember 2014

Berdasarkan data diatas menunjukan persentase penyakit gangguann jiwa dari jumlah 922 orang yang dirawat dirumah RSJ Provinsi Jawa Barat. Kasus Skizofrenia menempati urutan teratas dengan Skizofrenia hebefrenik sebanyak 277 orang (30%), Skizofrenia Paranoid menduduki urutan kedua sebanyak 261 orang (28%), sedangkan untuk urutan ketiga Skizofrenia residual sebanyak 115 orang (13%) dan Skizofrenia YTT sebanyak 30 orang (3%) dari 10 besar gangguann jiwa yang ada dirumah sakit jiwa Provinsi Jawa Barat. Maka dapat diketahui bahwa Skizofrenia memiliki prevalensi paling tinggi.Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan di Ruang Rawat Inap Ruangan Merak RSJ PROV JABAR, di dapatkan data pasien gangguan jiwa dengan gangguann Skizofrenia tahun 2014 Hingga sekarang belum ditemukan penyebab (etiology) yang pasti mengapa seseorang menderita Skizofrenia, padahal orang lain tidak. Ternyata dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan tidak ditemukan faktor tunggal. Penyebab Skizofrenia menurut penelitian mutakhir antara lain: faktor genetik, virus, auto antibody, dan malnutrisi (iyus, 2009). Skizofrenia mempunyai faktor penyebab diantaranya faktor biologis, genetika, dan faktor psikososial. (benhard ,2007). Sedangkan faktor Skizofrenia ada 4 yaitu:organobilogok, psikodinamik, psikoreligius, dan psikososial (Dadang, 2007)Faktor psikososial dianggap sebagai faktor presipatasi dan perpetuasi terjadinya/relapsnya gangguann Skizofrenia. Kejadian pada kehidupan penderita seperti masalah perkawinan, problem orang tua, hubungan interpersonal, masalah pekerjaan, lingkungan hidup, masalah keuangan, keterlibatan hukum, perkembangan fisik, penyakit fisik, faktor keluarga, dan lain-lain. semuanya merupakan faktor psikososial yang dilaporkan berperan pada gangguann Skizofrenia (iyus 2009).Skizofrenia ditinjau dari faktor psikososial sangat dipengaruhi oleh faktor keluarga dan stressor psikososial. Pasien yang keluarganya memiliki emosi ekspresi (EE) yang tinggi memiliki angka relaps lebih tinggi daripada pasien yang berasal dari keluarga berkspresi yang rendah. Emosi ekspresi (EE) didefinisikan sebagai perilaku yang intrusive, terlihat berlebihan, kejam dan kritis. Disamping itu, stress psikologik dan lingkungan paling mungkin mencetuskan dekompensasi psikotik yang lebih terkontrol. Di Negara industri sejumlah pasien Skizofrenia berada dalam kelompok sosio ekonomi rendah. Pengamatan tersebut telah dijelaskan oleh hipotesis pergeseran ke bawah (Downward drift hypothesis 2010), yang menyatakan bahwa orang yang terkena bergeser ke kelompok sosioekonomi rendah karena penyakitnya. Suatu penjelasan alternative adalah hipotesis akibat sosial,yang menyatakan stress yang dialami oleh anggota kelompok sosioekonomi rendah berperan dalam perkembangan Skizofrenia (http://abnormalpsychology schizophrenia.blogspot.com. diperoleh tanggal 06 februari 2013).Dari hasil data diatas, peneliti mempersempit ruang lingkup penelitian mengenai hubungan masalah psikososial dengan kejadian Skizofrenia.

B. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumUntuk dapat memberikan asuhan keperawatan jiwa dengan semua diagnosa keperawatan.2. Tujuan KhususSetelah melakukan penyusunan karya tulis ini, penulis mampu :a. Melakukan pengkajian secara komprehensif pada pasien gangguan jiwa.b. Mampu mengelompokkan data, menganalisa data serta menarik kesimpulan dalam suatu rumusan diagnosa keperawatan pada pasien gangguan jiwa.. c. Mampu membuat rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan jiwa.d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien gangguan jiwa sesuai dengan rencana tindakan keperawatan. e. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa. f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan jiwa.

C. Manfaat1. Manfaat TeoritisMakalah ini dapat menjadi proses dalam pengembangan teori untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis masalah kesehatan jiwa yang ada di Rumah Sakit Jiwa da di dalam masyarakat yang berhubungan dengan kejadian Skizofrenia.2. Manfaat Praktisa. Bagi Rumah Sakit JiwaMakalah ini dapat memberikan pelayanan yang komprehensif dalam menghadapi Kejadian Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat.b. Bagi Institusi Pendidikan STIKes Budi LuhurUntuk meningkatkan kajian dan keilmuan perpustakaan dan semoga dapat menambah bahan ajar kepada para pendidik tentang Skizofrenia terutama hubungan masalah psikososial dengan kejadian Skizofrenia.c. Bagi Mahasiswa LainnyaHasil makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa selanjutnya serta bermanfaat untuk pengembangan teori tentang Skizofrenia.

1