BAB I sebenarnya.doc
-
Upload
muthahir-arifin -
Category
Documents
-
view
8 -
download
1
description
Transcript of BAB I sebenarnya.doc
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penerapan otonomi daerah memberikan kesempatan kepada daerah untuk
mengelola dan membangun wilayahnya sendiri, dengan demikian terbuka peluang
yang sangat besar untuk turut serta memacu percepatan pertumbuhan dan
perkembangan pembangunan di berbagai sektor, pemanfaatan sumber daya alam
suatu daerah merupakan faktor yang memberikan andil yang sangat signifikan dalam
mewujudkan hal tersebut.
Pemanfaatan sumber daya alam pada daerah Sulawesi Selatan, dirasa masih
minim, selain faktor kendala biaya dan kurangnya pemahaman mengenai pentingnya
informasi geologi, faktor lain yang berpengaruh adalah kurangnya informasi geologi
daerah itu sendiri, penelitian geologi yang dilakukan menghasilkan data yang berguna
dalam memenuhi tuntutan pembangunan, data yang diperoleh tersebut sangat penting
sebagai acuan dalam pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan wilayah, tata
guna lahan, sarana dan prasarana, pemukiman, serta lahan pertanian.
Untuk memenuhi berbagai kebutuhan di atas maka diperlukan Sumber daya
manusia dibidang geologi yang dapat memberikan informasi geologi secara detail,
berdasarkan hal tersebut maka penulis melakukan penelitian geologi yang
meliputi : Geomorfologi, Stratigrafi, Struktur Geologi, sejarah geologi dan potensi
2
bahan galian pada daerah Matano kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Utara Propinsi
Sulawes Selatan
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud diadakannya penelitian ini adalah melakukan pemetaan geologi di
daerah Matano Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Utara Propinsi Sulawesi Selatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi geologi pada suatu
daerah yang meliputi geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, sejarah geologi dan
bahan galian.
1.3 Letak, Luas dan Kesampaian Daerah Penelitian
Secara administratif daerah penelitian termasuk dalam wilayah Kecamatan
Nuha Kabupaten Luwu Utara Propinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis daerah
penelitian terletak pada 121008’00” – 1210013’ 00” Bujur Timur dan 02025’00” –
02030’ Lintang Selatan.
Luas keseluruhan daerah penelitian adalah 85.54 km 2 (9.125 x 9.375
km), yang diukur berdasarkan peta topografi bersekala 1 : 50.000 pada
interval kontur 25 meter. Daerah penelitian dapat dipetakan dengan
menggunakan peta topografi skala 1 : 25.000, hasil perbesaran peta
skala 1 : 50.000 pada peta Lembar Matano nomor 2113-61, diterbitkan oleh
3
Keterangan :
Kota Kabupaten
Lokasi Penelitian
Batas Propinsi
o
Gambar 1 Peta Lokasi Daerah Penelitian
BAKOSURTANAL, Edisi I tahun 1992.
0 25 50 75 km
1O00’
2O00’
3O00’
4O00’
118O 30’ 123O00’120O00’ 121O30’
Makassar
Palopo
Sorowako
Matano
4
Letak daerah penelitian berada pada bagian Utara ibukota Propinsi Sulawesi
Selatan dan berbatasan dengan propinsi Sulawesi Tengah. Daerah penelitian
dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua dan empat,
dengan jarak tempuh sekitar 720 km dari kotamadya Makassar ke kota
Sorowako dengan perhitungan waktu sekitar 12 jam. Untuk mencapai daerah
peneliitian dari kota Sorowako dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat
melalui daerah Ussu ke Tole-Tole hingga ke dusun Laroeha dengan waktu sekitar +
3 jam.
1.4 Waktu Penelitian
Penelitian lapangan mulai dilaksanakan pada bulan Januari hingga
bulan Maret 2001. Penelitian laboratorium yang dilakukan berlangsung selama
1 bulan yakni pada bulan Mei yang dilanjutkan dengan penyusunan skripsi
hingga bulan Oktober 2001.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian geologi ini yakni
meliputi pemetaan geologi permukaan secara rinci terhadap data-data geologi
yang dijumpai di lapangan yang meliputi aspek geomorfologi, stratigrafi,
struktur geologi dan data-data lain berdasarkan teori-teori yang diperoleh
selama perkuliahan. Data-data yang diambil di lapangan kemudian dipindahkan
5
pada peta topografi sekala 1 : 25.000 sehingga memudahkan dalam peyusunan
data yang lebih detail.
Metode penelitian tersebut lebih jelasnya dilakukan dalam beberapa tahapan
yang meliputi :
1. Tahap persiapan
2. Tahap penelitian lapangan
3. Tahap analisa laboratorium
4. Tahap penyusunan skripsi
1.5.1 Tahap Persiapan
Tahapan ini perlu dilakukan sebelum penelitian lapangan agar
dalam pelaksanaannya nanti dapat berjalan dengan lancar. Tahapan tersebut
mencakup beberapa hal yang akan diuraikan secara berurutan dibawah ini,
yakni :
Pengurusan administrasi, yakni dengan mengurus surat izin penelitian
sehingga mempermudah dan memperlancar proses penelitian di lapangan.
Studi literatur terhadap peneliti-peneliti terdahulu yang telah mengadakan
penelitian di daerah ini dan beberapa literatur yang berhubungan dengan
daerah penelitian, sehingga kondisi geologi daerah penelitian dapat diketahui
secara umum.
6
Persiapan perlengkapan lapangan yang berupa pengadaan peta topografi
sebagai peta dasar, peralatan lapangan, perencanaan pengambilan data di
lapangan, peralatan pribadi serta alat-alat lain yang dianggap perlu.
1.5.2 Tahap Penelitian Lapangan
Tahapan ini meliputi beberapa hal yakni pengenalan lapangan,
pemetaan detail dan pemetaan ulang.
Pengenalan lapangan dimaksudkan untuk memperoleh gambaran
secara singkat mengenai kondisi yang akan didapatkan di lapangan,
termasuk diantaranya adalah pengenalan/sosialisasi terhadap masyarakat
sekitar, keadaan kampung serta adat-istiadatnya serta pengenalan kondisi
singkapan secara umum.
Pemetaan detail yang dilakukan meliputi pengambilan data-
data lapangan yang mewakili masing-masing data geomorfologi,
stratigrafi, struktur geologi dan bahan galian yang terdapat pada
daerah penelitian. Masing-masing data tersebut selain dilakukan
pengukuran, pencatatan lapangan, juga dilakukan pengambilan data secara
visualisasi untuk menampilkan keadaan geologi daerah yang diteliti.
Pemetaan ulang dilakukan untuk melengkapi data-data yang
dianggap masih kurang selama pemetaan detail, sehingga kondisi
geologi yang akan ditampilkan nantinya lebih mewakili.
1.5.3 Tahap Analisa Laboratorium
7
Tahap analisa laboratorium dimaksudkan agar data-data yang diperoleh di
lapangan dapat diolah lebih lanjut. Yang termasuk ke dalam tahapan ini antara
lain :
a. Analisa Geomorfologi
Analisa ini dimaksudkan untuk membagi daerah penelitian menjadi
beberapa satuan geomorfologi berdasarkan atas aspek relief dan genetik serta
jenis litologi yang terdapat pada daerah penelitian. Analisa tersebut juga meliputi
penentuan pola aliran sungai, tipe genetik sungai, stadia sungai serta stadia
daerah penelitian.
b. Analisa petrografi
Pengamatan petrografi dilakukan terhadap sayatan batuan yang telah
dibuat sebelumnya dari conto batuan yang dianggap mewakili. Pengamatan
tersebut bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat optik dari batuan seperti
bentuk, tekstur, struktur, komposisi mineral, prosentase mineral.
c. Analisa mikropaleontologi
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui jenis fosil mikro yang
mungkin terkandung dalam batuan sedimen, karena keberadaan fosil
tersebut dapat menentukan umur dan lingkungan pengendapan. Analisa ini
diawali dengan menghancurkan dan merendam conto batuan sedimen,
8
Gambar 2. Bagan Alur Tahapan Penelitian
PERSIAPAN
PENELITIAN
STUDI PUSTAKA
PENELITIAN LAPANGAN
PEMETAAN ULANGPENGENALAN LAPANGAN
PEMETAAN DETAIL
DATA LAPANGAN
ANALISA LABORATORIUM
ANALISA MIKROPALEONTOLOGI
ANALISA GEOMORFOLOGI
ANALISA PETROGRAFI
ANALISA STRUKTUR GEOLOGI
PENYUSUINAN SKRIPSI
ADMINISTRASIINTERPRETASI
PETA TOPOGRAFI
PENGOLAHAN DATA
9
kemudian dilakukan pengayakan yang selanjutnya diamati dengan
menggunakan mikroskop binokuler.
d. Analisa dan pengolahan data struktur geologi
Analisa ini bertujuan untuk mengetahui struktur geologi yang
berkembang pada daerah penelitian. Hal-hal yang dilakukan antara lain
penentuan arah - arah gaya berdasarkan data-data pengukuran yang diambil di
lapangan, sehingga diperoleh gambaran mengenai struktur geologi yang terjadi.
1.5.4 Tahap Penyusunan Skripsi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian lapangan yang bertujuan
untuk menyusun data hasil pengamatan lapangan dan laboratorium yang telah diolah
sebelumnya. Penulisan skripsi menggunakan beberapa literatur sebagai dasar acuan.
(Diagram alur tahapan penelitian pada gambar 2).
I.6 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian di lapangan dan
pengamatan di laboratorium adalah :
Peta dasar sekala 1 : 25.000 dan sekala 1 : 50.000
Palu geologi
Kompas geologi
Loupe
Kamera
10
Kantong sample
Roll meter / meteran.
Buku lapangan
Larutan HCl 0.1 M
Lup
Perlengkapan pribadi
Ransel lapangan
Alat tulis menulis
Mikroskop polarisasi
Preparat/sayatan tipis
1.7 Peneliti Terdahulu
Beberapa peneliti terdahulu yang telah melakukan penelitian secara
regional di Pulau Sulawesi antara lain:
Suriatmaja (1972), melakukan penelitian khusus tentang petrologi dan genesis
batuan beku ultrabasa yang menyebar di daerah Soroako dan sekitarnya yang
diperkirakan berumur Mesozoikum sampai Tersier. Penelti ini berkesimpulan
bahwa kompleks batuan tersebut terdiri atas hazburgit, lherzolit, websterit,
piroksenit dan dunit yang kesemuanya telah terserpentinisasi pada tingkat yang
berbeda-beda.
11
Sukamto (1975), membagi Pulau Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya dalam
tiga mandala geologi, serta secara regional membahas Tektonik Sulawesi dan
Sekitarnya berdasarkan teori Tektonik Lempeng.
Waheed Ahmad (1977), menyatakan bahwa di daerah sekitar Soroako
terdapat asosiasi batuan sedimen yang berumur Kapur yang secara umum dapat
dibagi dalam dua Formasi yaitu Formasi Matano Bawah dan Formasi Matano
Atas tanpa batas pemisa yang jelas. Tidak adanya kontak intrusi pada batuan
sedimen tersebut, dinyatakan bahwa batuan peridotit berumur lebih tua daripada
Formasi Matano.
Silver (1978), melakukan penelitian tentang anomali gaya berat di Lengan
Timur Sulawesi mulai dari Palopo hingga Kendari. Peneliti ini berkesimpulan
bahwa penyebaran kompleks ofiolit yang cukup luas di daerah tersebut terbentuk
akibat proses replacement yang berhubungan dengan aktivitas tektonik, yaitu
proses subdaksi atau tumbukan antara Pulau Sulawesi dengan pulau Banggai –
Sula.
Simandjuntak (1981), melakukan penelitian atau pemetaan geologi secara
umum di daerah Malili dan Kolonedale dan berkesimpulan bahwa daerah –
daerah tersebut disusun oleh batuan yang berumur Jura sampai Resen.
Simandjuntak (1986), melakukan penelitian tentang struktur geologi secara
umum di Lengan Timur Sulawesi dan berpendapat bahwa baik struktur maupun
fisiografi Sulawesi Timur terbentuk karena tumbukan antara Batur Banggai –
Sula dengan Jalur Ofiolit Sulawesi Timur dan tumbukan antara Lempeng Laut
12
Sulawesi dengan Mandala Geologi Magmatik Sulawesi Barat. Aktivitas tektonik
ini diperkirakan mulai terjadi pada Miosen Tengah dan aktif kembali pada Plio –
Plistosen dan Holosen.
Simandjuntak (1986), melakukan penelitian tentang umur kompleks ofiolit
di Sulawesi Timur berdasarkan analisis radiometri pada gabro, dolerit dan basal.
Peneliti ini berkesimpulan bahwa umur kompleks ofiolit tersebut adalah Kapur
sampai Tersier Awal.
Magetsari (1987), melakukan penelitian tentang struktur geologi Pulau
Sulawesi berdasarkan penginderaan foto udara.