BAB I sebenarnya.doc

18
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan otonomi daerah memberikan kesempatan kepada daerah untuk mengelola dan membangun wilayahnya sendiri, dengan demikian terbuka peluang yang sangat besar untuk turut serta memacu percepatan pertumbuhan dan perkembangan pembangunan di berbagai sektor, pemanfaatan sumber daya alam suatu daerah merupakan faktor yang memberikan andil yang sangat signifikan dalam mewujudkan hal tersebut. Pemanfaatan sumber daya alam pada daerah Sulawesi Selatan, dirasa masih minim, selain faktor kendala biaya dan kurangnya pemahaman mengenai pentingnya informasi geologi, faktor lain yang berpengaruh adalah kurangnya informasi geologi daerah itu sendiri, penelitian geologi yang dilakukan menghasilkan data yang berguna dalam

description

ada

Transcript of BAB I sebenarnya.doc

Page 1: BAB I sebenarnya.doc

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penerapan otonomi daerah memberikan kesempatan kepada daerah untuk

mengelola dan membangun wilayahnya sendiri, dengan demikian terbuka peluang

yang sangat besar untuk turut serta memacu percepatan pertumbuhan dan

perkembangan pembangunan di berbagai sektor, pemanfaatan sumber daya alam

suatu daerah merupakan faktor yang memberikan andil yang sangat signifikan dalam

mewujudkan hal tersebut.

Pemanfaatan sumber daya alam pada daerah Sulawesi Selatan, dirasa masih

minim, selain faktor kendala biaya dan kurangnya pemahaman mengenai pentingnya

informasi geologi, faktor lain yang berpengaruh adalah kurangnya informasi geologi

daerah itu sendiri, penelitian geologi yang dilakukan menghasilkan data yang berguna

dalam memenuhi tuntutan pembangunan, data yang diperoleh tersebut sangat penting

sebagai acuan dalam pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan wilayah, tata

guna lahan, sarana dan prasarana, pemukiman, serta lahan pertanian.

Untuk memenuhi berbagai kebutuhan di atas maka diperlukan Sumber daya

manusia dibidang geologi yang dapat memberikan informasi geologi secara detail,

berdasarkan hal tersebut maka penulis melakukan penelitian geologi yang

meliputi : Geomorfologi, Stratigrafi, Struktur Geologi, sejarah geologi dan potensi

Page 2: BAB I sebenarnya.doc

2

bahan galian pada daerah Matano kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Utara Propinsi

Sulawes Selatan

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud diadakannya penelitian ini adalah melakukan pemetaan geologi di

daerah Matano Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Utara Propinsi Sulawesi Selatan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi geologi pada suatu

daerah yang meliputi geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, sejarah geologi dan

bahan galian.

1.3 Letak, Luas dan Kesampaian Daerah Penelitian

Secara administratif daerah penelitian termasuk dalam wilayah Kecamatan

Nuha Kabupaten Luwu Utara Propinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis daerah

penelitian terletak pada 121008’00” – 1210013’ 00” Bujur Timur dan 02025’00” –

02030’ Lintang Selatan.

Luas keseluruhan daerah penelitian adalah 85.54 km 2 (9.125 x 9.375

km), yang diukur berdasarkan peta topografi bersekala 1 : 50.000 pada

interval kontur 25 meter. Daerah penelitian dapat dipetakan dengan

menggunakan peta topografi skala 1 : 25.000, hasil perbesaran peta

skala 1 : 50.000 pada peta Lembar Matano nomor 2113-61, diterbitkan oleh

Page 3: BAB I sebenarnya.doc

3

Keterangan :

Kota Kabupaten

Lokasi Penelitian

Batas Propinsi

o

Gambar 1 Peta Lokasi Daerah Penelitian

BAKOSURTANAL, Edisi I tahun 1992.

0 25 50 75 km

1O00’

2O00’

3O00’

4O00’

118O 30’ 123O00’120O00’ 121O30’

Makassar

Palopo

Sorowako

Matano

Page 4: BAB I sebenarnya.doc

4

Letak daerah penelitian berada pada bagian Utara ibukota Propinsi Sulawesi

Selatan dan berbatasan dengan propinsi Sulawesi Tengah. Daerah penelitian

dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua dan empat,

dengan jarak tempuh sekitar 720 km dari kotamadya Makassar ke kota

Sorowako dengan perhitungan waktu sekitar 12 jam. Untuk mencapai daerah

peneliitian dari kota Sorowako dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat

melalui daerah Ussu ke Tole-Tole hingga ke dusun Laroeha dengan waktu sekitar +

3 jam.

1.4 Waktu Penelitian

Penelitian lapangan mulai dilaksanakan pada bulan Januari hingga

bulan Maret 2001. Penelitian laboratorium yang dilakukan berlangsung selama

1 bulan yakni pada bulan Mei yang dilanjutkan dengan penyusunan skripsi

hingga bulan Oktober 2001.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian geologi ini yakni

meliputi pemetaan geologi permukaan secara rinci terhadap data-data geologi

yang dijumpai di lapangan yang meliputi aspek geomorfologi, stratigrafi,

struktur geologi dan data-data lain berdasarkan teori-teori yang diperoleh

selama perkuliahan. Data-data yang diambil di lapangan kemudian dipindahkan

Page 5: BAB I sebenarnya.doc

5

pada peta topografi sekala 1 : 25.000 sehingga memudahkan dalam peyusunan

data yang lebih detail.

Metode penelitian tersebut lebih jelasnya dilakukan dalam beberapa tahapan

yang meliputi :

1. Tahap persiapan

2. Tahap penelitian lapangan

3. Tahap analisa laboratorium

4. Tahap penyusunan skripsi

1.5.1 Tahap Persiapan

Tahapan ini perlu dilakukan sebelum penelitian lapangan agar

dalam pelaksanaannya nanti dapat berjalan dengan lancar. Tahapan tersebut

mencakup beberapa hal yang akan diuraikan secara berurutan dibawah ini,

yakni :

Pengurusan administrasi, yakni dengan mengurus surat izin penelitian

sehingga mempermudah dan memperlancar proses penelitian di lapangan.

Studi literatur terhadap peneliti-peneliti terdahulu yang telah mengadakan

penelitian di daerah ini dan beberapa literatur yang berhubungan dengan

daerah penelitian, sehingga kondisi geologi daerah penelitian dapat diketahui

secara umum.

Page 6: BAB I sebenarnya.doc

6

Persiapan perlengkapan lapangan yang berupa pengadaan peta topografi

sebagai peta dasar, peralatan lapangan, perencanaan pengambilan data di

lapangan, peralatan pribadi serta alat-alat lain yang dianggap perlu.

1.5.2 Tahap Penelitian Lapangan

Tahapan ini meliputi beberapa hal yakni pengenalan lapangan,

pemetaan detail dan pemetaan ulang.

Pengenalan lapangan dimaksudkan untuk memperoleh gambaran

secara singkat mengenai kondisi yang akan didapatkan di lapangan,

termasuk diantaranya adalah pengenalan/sosialisasi terhadap masyarakat

sekitar, keadaan kampung serta adat-istiadatnya serta pengenalan kondisi

singkapan secara umum.

Pemetaan detail yang dilakukan meliputi pengambilan data-

data lapangan yang mewakili masing-masing data geomorfologi,

stratigrafi, struktur geologi dan bahan galian yang terdapat pada

daerah penelitian. Masing-masing data tersebut selain dilakukan

pengukuran, pencatatan lapangan, juga dilakukan pengambilan data secara

visualisasi untuk menampilkan keadaan geologi daerah yang diteliti.

Pemetaan ulang dilakukan untuk melengkapi data-data yang

dianggap masih kurang selama pemetaan detail, sehingga kondisi

geologi yang akan ditampilkan nantinya lebih mewakili.

1.5.3 Tahap Analisa Laboratorium

Page 7: BAB I sebenarnya.doc

7

Tahap analisa laboratorium dimaksudkan agar data-data yang diperoleh di

lapangan dapat diolah lebih lanjut. Yang termasuk ke dalam tahapan ini antara

lain :

a. Analisa Geomorfologi

Analisa ini dimaksudkan untuk membagi daerah penelitian menjadi

beberapa satuan geomorfologi berdasarkan atas aspek relief dan genetik serta

jenis litologi yang terdapat pada daerah penelitian. Analisa tersebut juga meliputi

penentuan pola aliran sungai, tipe genetik sungai, stadia sungai serta stadia

daerah penelitian.

b. Analisa petrografi

Pengamatan petrografi dilakukan terhadap sayatan batuan yang telah

dibuat sebelumnya dari conto batuan yang dianggap mewakili. Pengamatan

tersebut bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat optik dari batuan seperti

bentuk, tekstur, struktur, komposisi mineral, prosentase mineral.

c. Analisa mikropaleontologi

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui jenis fosil mikro yang

mungkin terkandung dalam batuan sedimen, karena keberadaan fosil

tersebut dapat menentukan umur dan lingkungan pengendapan. Analisa ini

diawali dengan menghancurkan dan merendam conto batuan sedimen,

Page 8: BAB I sebenarnya.doc

8

Gambar 2. Bagan Alur Tahapan Penelitian

PERSIAPAN

PENELITIAN

STUDI PUSTAKA

PENELITIAN LAPANGAN

PEMETAAN ULANGPENGENALAN LAPANGAN

PEMETAAN DETAIL

DATA LAPANGAN

ANALISA LABORATORIUM

ANALISA MIKROPALEONTOLOGI

ANALISA GEOMORFOLOGI

ANALISA PETROGRAFI

ANALISA STRUKTUR GEOLOGI

PENYUSUINAN SKRIPSI

ADMINISTRASIINTERPRETASI

PETA TOPOGRAFI

PENGOLAHAN DATA

Page 9: BAB I sebenarnya.doc

9

kemudian dilakukan pengayakan yang selanjutnya diamati dengan

menggunakan mikroskop binokuler.

d. Analisa dan pengolahan data struktur geologi

Analisa ini bertujuan untuk mengetahui struktur geologi yang

berkembang pada daerah penelitian. Hal-hal yang dilakukan antara lain

penentuan arah - arah gaya berdasarkan data-data pengukuran yang diambil di

lapangan, sehingga diperoleh gambaran mengenai struktur geologi yang terjadi.

1.5.4 Tahap Penyusunan Skripsi

Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian lapangan yang bertujuan

untuk menyusun data hasil pengamatan lapangan dan laboratorium yang telah diolah

sebelumnya. Penulisan skripsi menggunakan beberapa literatur sebagai dasar acuan.

(Diagram alur tahapan penelitian pada gambar 2).

I.6 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian di lapangan dan

pengamatan di laboratorium adalah :

Peta dasar sekala 1 : 25.000 dan sekala 1 : 50.000

Palu geologi

Kompas geologi

Loupe

Kamera

Page 10: BAB I sebenarnya.doc

10

Kantong sample

Roll meter / meteran.

Buku lapangan

Larutan HCl 0.1 M

Lup

Perlengkapan pribadi

Ransel lapangan

Alat tulis menulis

Mikroskop polarisasi

Preparat/sayatan tipis

1.7 Peneliti Terdahulu

Beberapa peneliti terdahulu yang telah melakukan penelitian secara

regional di Pulau Sulawesi antara lain:

Suriatmaja (1972), melakukan penelitian khusus tentang petrologi dan genesis

batuan beku ultrabasa yang menyebar di daerah Soroako dan sekitarnya yang

diperkirakan berumur Mesozoikum sampai Tersier. Penelti ini berkesimpulan

bahwa kompleks batuan tersebut terdiri atas hazburgit, lherzolit, websterit,

piroksenit dan dunit yang kesemuanya telah terserpentinisasi pada tingkat yang

berbeda-beda.

Page 11: BAB I sebenarnya.doc

11

Sukamto (1975), membagi Pulau Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya dalam

tiga mandala geologi, serta secara regional membahas Tektonik Sulawesi dan

Sekitarnya berdasarkan teori Tektonik Lempeng.

Waheed Ahmad (1977), menyatakan bahwa di daerah sekitar Soroako

terdapat asosiasi batuan sedimen yang berumur Kapur yang secara umum dapat

dibagi dalam dua Formasi yaitu Formasi Matano Bawah dan Formasi Matano

Atas tanpa batas pemisa yang jelas. Tidak adanya kontak intrusi pada batuan

sedimen tersebut, dinyatakan bahwa batuan peridotit berumur lebih tua daripada

Formasi Matano.

Silver (1978), melakukan penelitian tentang anomali gaya berat di Lengan

Timur Sulawesi mulai dari Palopo hingga Kendari. Peneliti ini berkesimpulan

bahwa penyebaran kompleks ofiolit yang cukup luas di daerah tersebut terbentuk

akibat proses replacement yang berhubungan dengan aktivitas tektonik, yaitu

proses subdaksi atau tumbukan antara Pulau Sulawesi dengan pulau Banggai –

Sula.

Simandjuntak (1981), melakukan penelitian atau pemetaan geologi secara

umum di daerah Malili dan Kolonedale dan berkesimpulan bahwa daerah –

daerah tersebut disusun oleh batuan yang berumur Jura sampai Resen.

Simandjuntak (1986), melakukan penelitian tentang struktur geologi secara

umum di Lengan Timur Sulawesi dan berpendapat bahwa baik struktur maupun

fisiografi Sulawesi Timur terbentuk karena tumbukan antara Batur Banggai –

Sula dengan Jalur Ofiolit Sulawesi Timur dan tumbukan antara Lempeng Laut

Page 12: BAB I sebenarnya.doc

12

Sulawesi dengan Mandala Geologi Magmatik Sulawesi Barat. Aktivitas tektonik

ini diperkirakan mulai terjadi pada Miosen Tengah dan aktif kembali pada Plio –

Plistosen dan Holosen.

Simandjuntak (1986), melakukan penelitian tentang umur kompleks ofiolit

di Sulawesi Timur berdasarkan analisis radiometri pada gabro, dolerit dan basal.

Peneliti ini berkesimpulan bahwa umur kompleks ofiolit tersebut adalah Kapur

sampai Tersier Awal.

Magetsari (1987), melakukan penelitian tentang struktur geologi Pulau

Sulawesi berdasarkan penginderaan foto udara.