BAB I rizal

4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri sebagai sa satu material penunjang sangat besar peranannya, akan tetapi dalam kehidup hari banyak faktor yang menyebabkan daya guna logam menurun. Salah satu penyebab hal tersebut adalah terjadinya korosi pada logam. Korosimerupakan penurunan mutu logam akibat reaksi kimia maupun elektrokimia, yakni antara bahan-bahan bersangkutan terjadi perpindahan el Elektron adalah sesuatu yang bermuatan negatif , maka pengangkutnya menimb arus listrik, sehinggareaksisedemikiandipengaruhi oleh potensial listrik (Chamberlain, 11!"#$. Selain itu, korosi dapat didefinisikan sebagai perusakan suatumaterial (terutama logam$ karena bereaksi dengan lingkungannya. Karena bereak lingkungannya ini sebagian logam akan menjadi oksida, sulfida, senya%a lai dapat larutdalam lingkungannya (&ahid Suherman, 1!'"$. aktor yang mempengaruhi korosi diantaranya adalah jenis dan konsentrasi laruta adanya oksigen yang terlarut dalam elektrolit, temperatur, ke)epatan alira jenis logam, adanya galvanic cell , adanya tegangan sisa (&ahid Suherman, 1!1$. Se)ara umum korosi merupakan proses dimana logam berubah bentuk struk kimia%inya akibat beraksi dengan *at kimia di lingkungan, misalnya logam b %aktu direndam dalam air melepaskan sebagian elektron untuk larut berdasarkan reaksi kimia se)ara langsung, dan reaksi elektrokimia. terjadi di dalam medium kering dan juga medium basah. Sebagai )ontoh koros berlangsung di dalam medium kering adalah penyerangan logam besi oleh gas oksigen (+ " $ atau oleh gas belerang dioksida (S+ " $. idalam medium basah, korosi dapat terjadi se)ara seragam maupun se)ara terlokalisasi. Contoh korosi se dalam medium basah adalah apabila besi terendam di dalam larutan asam klor ( Cl$. Korosi juga dapat terjadi karena proses fisik, kimia, maupun biologis biologis pada umumnya disebabkan karena adanya mikroba. ikroba dalam

description

skripsi

Transcript of BAB I rizal

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahPenggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri sebagai salah satu material penunjang sangat besar peranannya, akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari banyak faktor yang menyebabkan daya guna logam menurun. Salah satu penyebab hal tersebut adalah terjadinya korosi pada logam.

Korosi merupakan penurunan mutu logam akibat reaksi kimia maupun elektrokimia, yakni antara bahan-bahan bersangkutan terjadi perpindahan elektron. Elektron adalah sesuatu yang bermuatan negatif , maka pengangkutnya menimbulkan arus listrik, sehingga reaksi sedemikian dipengaruhi oleh potensial listrik (Chamberlain, 1991:25).

Selain itu, korosi dapat didefinisikan sebagai perusakan suatu material (terutama logam) karena bereaksi dengan lingkungannya. Karena bereaksi dengan lingkungannya ini sebagian logam akan menjadi oksida, sulfida, senyawa lain yang dapat larut dalam lingkungannya (Wahid Suherman, 1999:82). Faktor yang mempengaruhi korosi diantaranya adalah jenis dan konsentrasi larutan elektrolit, adanya oksigen yang terlarut dalam elektrolit, temperatur, kecepatan aliran elektrolit, jenis logam, adanya galvanic cell, adanya tegangan sisa (Wahid Suherman, 1999:91).Secara umum korosi merupakan proses dimana logam berubah bentuk struktur kimiawinya akibat beraksi dengan zat kimia di lingkungan, misalnya logam besi (Fe) waktu direndam dalam air melepaskan sebagian elektron untuk larut dalam air, berdasarkan reaksi kimia secara langsung, dan reaksi elektrokimia. Korosi dapat terjadi di dalam medium kering dan juga medium basah. Sebagai contoh korosi yang berlangsung di dalam medium kering adalah penyerangan logam besi oleh gas oksigen (O2) atau oleh gas belerang dioksida (SO2). Didalam medium basah, korosi dapat terjadi secara seragam maupun secara terlokalisasi. Contoh korosi seragam di dalam medium basah adalah apabila besi terendam di dalam larutan asam klorida (HCl).Korosi juga dapat terjadi karena proses fisik, kimia, maupun biologis. Korosi biologis pada umumnya disebabkan karena adanya mikroba. Mikroba dalam proses korosi dianggap sebagai penyebab tersendiri, yang dalam kerjanya dapat sendiri atau merupakan gabungan dari sejumlah mikroba yang berbeda.

Korosi merupakan masalah yang banyak dihadapi oleh semua orang, khususnya orang-orang yang bergerak dibidang industri pembuatan cuka (asam asetat) dari air nira siwalan. Air nira siwalan merupakan bahan utama pembuatan cuka siwalan. Sebelum menjadi cuka (asam asetat), air nira siwalan ini terbentuk setelah menjadi legen, tuak, setelah itu menjadi cuka (asam asetat). Oleh karena itu material bak air nira siwalan ini menarik untuk diteliti laju korosinya sebab selalu bersinggungan dengan lingkungan yang korosif. Berbagai usaha pengendalian korosi yang sekarang gencar dilakukan adalah untuk mengendalikan kerusakan material yang diakibatkan oleh korosi, agar laju korosi yang terjadi dapat ditekan serendah mungkin atau jangan sampai logam menjadi rusak sebelum waktunya.Stainless steel (SS) merupakan logam yang tahan terhadap korosi karena fenomena pasivasi. Pasivasi adalah pembentukan lapisan pelindung akibat dari reaksi logam terhadap komponen udara sedangkan fenomena pasivasi yaitu terbentuknya lapisan stainless steel oksida ketika stainless steel terpapar dengan udara bebas. Lapisan stainless steel oksida ini mencegah terjadinya oksidasi lebih jauh.

Korosi pada logam sangat perlu diperhatikan karena logam banyak digunakan dalam berbagai bidang khususnya pada bak penampung air nira siwalan untuk bahan baku pembuatan cuka (asam asetat). Bak air nira siwalan yang korosi dapat membahayakan kandungan cuka (asam asetat) bahkan dapat membahayakan keselamatan manusia. Untuk itu dibutuhkan stainless steel yang memiliki ketahanan korosi yang tinggi pada media air nira siwalan. Ini yang mendasari peneliti mengambil topik skripsi Analisa Laju Korosi Pada Stainless Steel 430 Menggunakan Metode ASTM G31-72 Pada Media Air Nira SiwalanB. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Tidak seragamnya komposisi bahan stainless steel 430 sebagai bahan material yang dipilih untuk diuji laju korosinya.

2. Kemampuan logam stainless steel 430 sebagai bak penampung air nira pada proses pembuatan asam asetat (cuka) dari air nira siwalan yang bersifat asam.

3. Tidak seragamnya komposisi air nira siwalan sebagai media pengkorosi menggunakan metode ASTM G31-72.

C. Batasan MasalahPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak reduksi ketebalan terhadap laju korosi dari logam stainless steel 430 dalam lingkungan korosif pada berbagai variasi temperatur dan waktu penyimpanan media sebelum uji. Dalam penelitian ini dilakukan beberapa batasan yaitu:

1. Logam yang dipilih adalah stainless steel 430 dengan komposisi bahan sesuai tabel komposisi kimia dan sifat mekanik berbagai jenis stainless steel.

2. Media pengkorosi adalah air nira siwalan dengan variasi waktu penyimpanan sebelum uji yaitu 1 hari dan 7 hari.

3. Ukuran spesimen4. Tidak membahas struktur mikro stainless steel 430 sebelum dan sesudah uji.D. Rumusan Masalah

1. Seberapa besar laju korosi pada logam stainless steel 430 dengan menggunakan metode ASTM G31-72 pada media air nira siwalan dengan temperatur uji (20C, 40C, 60C) pada variasi waktu penyimpanan air nira sebelum uji (1 hari dan 7 hari)?

2. Seberapa besar pengaruh temperatur terhadap laju korosi logam stainless steel 430 dengan menggunakan metode ASTM G31-72 pada media air nira siwalan?

3. Seberapa besar pengaruh waktu penyimpanan air nira siwalan sebelum di uji terhadap laju korosi logam stainless steel 430 dengan menggunakan metode ASTM G31-72?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui besar laju korosi pada logam stainless steel 430 dengan menggunakan metode ASTM G31-72 pada media air nira siwalan dengan temperatur uji (20C, 40C, 60C) pada waktu penyimpanan air nira sebelum uji (1 hari dan 7 hari).

2. Untuk membandingkan laju korosi yang terjadi pada logam stainless steel 430 dengan variasi temperatur uji pada nira siwalan dengan menggunakan metode ASTM G31-72.

3. Untuk membandingkan laju korosi yang terjadi pada logam stainless steel 430 dengan variasi waktu penyimpanan air nira sebelum di uji dengan menggunakan metode ASTM G31-72.

F. Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi masyarakat yang menggunakan logam sebagai material penunjang aktivitas ataupun bahan utama konstruksi agar memperhatikan masalah korosi.

2. Sebagai pengetahuan tambahan pada mahasiswa terutama pada mata kuliah Teknik Korosi.

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi industri dalam pemilihan bahan logam sebagai bejana masak untuk pada proses pembuatan asam asetat (cuka) dari air nira siwalan yang bersifat asam.