43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

28
HALAMAN PENGESAHAN Gorontalo,…Juni 2010 Guru Pembimbing, Ramlan Ahmad Harun S.Pd NIP.19660712 200312 1 003 Kaprodi TITL Arjan Masuara S.Pd NIP. 19700812 200312 1 005 Mengetahui, Kepala SMK N 3 Gorontalo Drs.AMIR KUNUTI NIP. 19571101 198603 1 019 Laporan ini telah diperiksa, disahkan dan disetujui untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Nasional SMK N 3 Gorontalo Tahun Pembelajaran 2010 / 2011

Transcript of 43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

Page 1: 43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

HALAMAN PENGESAHAN

Gorontalo,…Juni 2010

Guru Pembimbing,

Ramlan Ahmad Harun S.Pd

NIP.19660712 200312 1 003

Kaprodi TITL

Arjan Masuara S.Pd

NIP. 19700812 200312 1 005

Mengetahui,

Kepala SMK N 3 Gorontalo

Drs.AMIR KUNUTI

NIP. 19571101 198603 1 019

Laporan ini telah diperiksa, disahkan dan disetujui untuk memenuhi salah

satu syarat menempuh Ujian Nasional SMK N 3 Gorontalo Tahun Pembelajaran

2010 / 2011

Page 2: 43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya pada kita semua, sehingga saya dapat melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di PT PLN (Persero) Sub Ranting Atinggola dan menyelesaikan pembuatan laporan ini tanpa suatu halangan apapun.

Laporan Praktek Kerja Industri ini saya susun sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Nasional SMK Negeri 3 Gorontalo pada tahun pembelajaran 2010 / 2011.

Bahwasanya dalam mambuat Laporan Praktik Kerja Industri ini tidak lepas dari beberapa pihak yang telah banyak membantu saya dalam pembuatan laporan ini. Untuk itu saya menyampaikan ucapan terima kasih saya kepada :

1. Bapak Drs. Amir Kunuti, selaku Kepala SMK N 3 Gorontalo yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk melaksanakan Prakerin.

2. Bapak Alfons E. Salindeho, selaku Manager PT PLN (persero) Sub Ranting Atinggola yang telah mengijinkan saya untuk melaksanakan Prakerin di PT PLN (persero) Sub Ranting Atinggola.

3. Bapak Arjan Masuara S.Pd, selaku Kepala Program Keahlian (kaprodi) Jursan Teknik Instalasi Tenaga listrik (TITL) di SMK N 3 Gorontalo.

4. Bapak Hendra Abas, selaku Pembimbing di Industri yang telah membantu saya dalam melaksanakan Prakerin di dunia industri.

5. Bapak Drs. Sufarno Maskowa selaku Pembimbing PRAKERIN di Sekolah.

Sebagai realisasi, saran dan anjuran beliau, saya dengan segenap daya upaya, berusaha untuk menyusun laporan ini dengan sebaik-baiknya. Semoga laporan ini dapat berguna bagi saya dan para pembaca.

Gorontalo, …November 2010Penyusun

Page 3: 43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 DASAR PELAKSANAN

Dalam pelaksanaan Magang Kerja Industri ( PRAKERIN ) ini di dasarkan atas beberapa kebijakan Pemerintah :

Kebijakan Pemerintah yang tertera dalam GBHN Tahun 1984 tentang Pendidikan yang dijabarkan dalam tujuan Pendidikan Nasional yang diperkuat UUD No.2 Tahun 1988.

Keputusan MenDikBut RI No.0490/II/1993 Tentang DIKMENJUR. Surat keputusan MenDikBut RI No.080/II/1993 Tentang Kurikulum SMK. Sesuai dengan petunjuk pelaksaan PRAKERIN dan direktorat Pendidikan Menengah

Kejuruan 1997 No.64388 siswa SMK harus mengikuti PRAKERIN pada semester IV. Pelaksanan Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2009/2010 Program Kerja SMK Negeri 3 Gorontalo Tahun Pelajaran 2009/2010

1.2. TUJUAN

1.Peserta Diklat

Meningkatkan pengalaman siswa bagaimana Organisasi Usaha Manajemen Usaha dan Asosiasi Usaha pada DUDI.

Memberi kesempatan kepada peserta Diklat untuk memasyarakatkan diri pada suasana atau iklim lingkungan kerja.

Meningkatkan, memperluas dan memantapkan kemampuan peserta Diklat untuk memasuki Dunia Usaha dan Dunia Industri.

2.Bagi Sekolah Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI)

Meningkatakn, memperluas dan memantapkan proses penerapan Teknologi dari Lapangan DU/DI.

Memberikan peluang pada siswa tamatan SMK untuk langsung terjun kepada masyarakat dengan mandiri.

1.3. MANFAAT

1

Page 4: 43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

1. Peserta Diklat

Dapat meningkatkan serta memperluas wawasan dalam Dunia Kerja Industri. Dapat melatih diri untuk disiplin dan tanggung jawab. Menciptakan kreatif dan inisiatif peserta Diklat dalam Dunia Industri.

2. Bagi Sekolah dan Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI)

Dapat meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penerapan Teknologi dari Lapangan Kerja dan Industri.

Dapat meningkatkan kerja sama yang baik dengan DU/DI.

BAB IIORIENTASI KEGIATAN PRAKERIN

2.1. SEJARAH BEDIRINYA INDUSTRI / DUDI

2.1.1 Sejarah Berdirinya PT. PLN Persero

Kelistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke 19,pada saat beberapa perusahaan

Belanda, antara lain pabrik gula dan pabrik the mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk

keperluan sendiri. Kelistrikan untuk kemanfaatan umum mulai pada saat perusahaan swasta

Belanda yaitu NV. NIGEM yang semula bergerak di bidang gas memperluas usahanya di bidang

listrik untuk kemanfaatan umum. Pada tahun 1927 pemerintah Belanda membentuk S’LANDS

WATER KRACH BEDRIJVEN(LWB )yaitu perusahaan listrik Negara yang mengelola PLTA

Plengan, PLTA Bengkok Dago,PLTA Ubrung dan kracak di Jawa Barat, PLTA Giringan di

Madium, PLTA Tes diBengkulu, PLTA Konsealama di Sulawesi Utara, dan PLTU di Jakarta.

Selain itu,dibeberapa kotapraja di bentuk perusahaan-perusahaan listrik kotopraja.

Dengan menyerahkan pemerintah Belanda kepada jepang dalam perang dunia II maka

Indonesia dikuasai jepang. Oleh karena itu, perusahaan listrik dan gas yang diambil alih oleh

jepang dan semua personil dalam peusahaan listrik tersebut diambil alih oleh orang-orang

Jepang. Dengan jatuhnya Jepang ke tangan sekutu dan diproklamasikan kemerdekaan RI pada

tanggal 17 Agustus 1945,maka kesempatan yang baik ini di manfaatkan oleh pemuda dan buruh

listrik dan gas untuk mengambil alih perusahaan- perusahaan listrik dan gas yang dikuasai

Jepang.

2

Page 5: 43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

Setelah berhasil merebut perusahaan listrik dan gas dari tangan kekuasaan Jepang kemudian

pada September 1945 Delegasi dari buruh / pegawai listrik dan gas yang diketuai oleh Kobarsjhi

menghadap pimpinan KNI Pusat yang pada waktu itu diketahui oleh Mr. Kasman Singodimedjo

untuk melaporkan hasil perjuangan mereka. Selanjutnya delegasi Kobarsjhi bersama-sama

dengan pimpinan KNI Pusat menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-

perusahaan listrik dan gas kepada pemerintah RI. Penyerahan tersebut diterima oleh Presiden

Soekarno dan kemudian dengan penetapan pemerintah tahun 1945 No. 1 tertanggal 27 oktober

1945,maka dibentuklah jawatan listrik dan gas dibawah Departemen Pekerjaan Umum dan

Tenaga.

Dengan adanya Agresi Belanda I dan II sebagian besar perusahaan-perusahaan listrik

dikuasai kembali oleh pemerintah Belanda. Pegawai-pegawai yang tidak mau bekerjasama

kemudian mengungsi dan menggabungkan diri pada kantor-kantor jawatan lisrik dan gas di

daerah-daerah RI yang bukan daerah pendudukan Belanda untuk meneruskan perjuangan. Para

pemuda kemudian mengajukan Mosi yang dikenal dengan Mosi Kobarsjih tentang Nasionalisasi

perusahaan listrik dan gas swasta kepada parlemen RI. Selanjutnya dikeluarkan keputusan

presiden RI No. 163 tanggal 3 Oktober 1953 tentang Nasionalisasi perusahaan listrik milik

bangsa asing di Indonesia jika waktu konsesinya habis.

Sejalan dengan meningkatnya perjuangan bangsa Indonesia untuk membebaskan Irian

jaya dari cengkeraman penjajahan Belanda, maka dikeluarkan undang-undang No.86 tahun 1958

tanggal 27 desember 1958 tentang nasionalisasi disemua perusahaan Belanda, dan peraturan

pemerintah No. 86 tahun 1958 tanggal 27 desember 1958 tentang nasionalisasi di semua

perusahaan Belanda, dan peraturan pemerintah No.18 tahun 1958 tentang Nasionalisasi

perusahaan listrik dan gas milik Belanda. Dengan adanya undang-undang tersebut, maka seluruh

perusahaan listrik Belanda berada di tangan bangsa Indonesia.

Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia mengalami pasang surut sejalan dengan pasang

surutnya perjuaangan bangsa. Tanggal 27 Oktober 1945 kemudian dikenal sebagai Hari Listrik

Dan Gas. Hari tersebut telah diperingati untuk pertamakali pada tanggal 27 Oktober 1946

bertempat di Gedung Badan Pekerja Komite Nasional Pusat ( BPKNIP ) Yogyakarta. Penepatan

secara resmi tanggal 27 Oktober 1945 sebagai Hari Listrik dan Gas berdasarkan keputusan

Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No. No.20 tahun 1960. Namun kemudian

berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listirk No. 235/KPTS/1975

TANGGAL 30 September 1975 peringatan hari listrik dan gas digabung dengan hari kebaktian

3

Page 6: 43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

Pekerjaan Umum Tenaga Listrik yang jatuh pada tanggal 3 Desember. Mengingat pentingnya

semangat dan nilai-nilai hari listrik. Maka berdasarkan keputusan Menteri Pertambangan Dan

Energi No.1134.K/43.PE/1992 tanggal 31 Agustus 1992 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai

Hari Listrik Nasional.

kerjasama ini maka terjadi kekompakan antara pimpinan dan bawahan. Dan hal demikian

sering terjadi.

Dalam menjalankan tugasnya seorang karyawan tentu tidak dapat menjalankan tugas

tanpa adanya kerja sama atau kekompakan antara yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena

itu,setiap karyawan harus mampu bekerja sama dengan yang lainnya. Dengan demikian

walaupun masih terdapat hal yang tidak di inginkan pada karyaawan seperti disiplin waktu

ataupun tanggung jawab akan tetapi antara pimpinan,karyawan dan karyawati masih memiliki

hubungan kerja sama atau kekompakan antara satu dengan yang lainnya. Hubungan kerja sama

adalah merupakan satu hal yang sangat penting bagi mereka.

2.1.2 Sejarah Singkat PLN Wilayah VII SULUTTENGGO

Berdirinya kantor PLN Wilayah VII Suluttenggo yaitu pada tanggal 27 desember

1941,dimana perusahaan masih milik belanda dengan KEPRES No.163/1953 yang terdiri dari :

A. ANIM

B. OEEM

C. EBALON

Khusus daerah gorontalo yaitu EBALON (ELETRIK BAT LOMBOK) yang berdiri pada

tahun 1930. dimana kantor PLN pada waktu itu masih berbadan swasta,kemudian pada tanggal

10 desember 1957,Kantor PLN dilakukan dengan Undang-Undang Nasionalisme dengan

No.1567/1958 dan PP No.18/1959 menjadi PLN yang berpusat di Jakarta,yang terdiri dari :

a. Perusahaan milik Negara

b. Perusahaan yang dinasionalisasikan

PLN Wilayah VII Suluttenggo Cabang Gorontalo ini adalah salah satu Unit dari PLN Exploitasi

V manado,kemudian muncul lagi PP no.18/1972 tertanggal 3 juni 1972 ditangani oleh

Departemen PUTC.

Pada tahun 1977 ditangani langsung oleh Departemen pertambangan dan energi,pada waktu

PLN dirubah menjadi PLN Wilayah VII Manado dan PLN Wilayah VII Cabang Gorontalo

adalah salah satu Unit PLN Wilayah manado yang meliputi:

a. Wilayah VII meliputi Sulawesi Utara dan Tengah

b. Cabang Gorontalo meliputi wilayah kerja kota dan kab Gorontalo.

Dilihat dari situasi dan kondisi kegiatan maka daerah Gorontalo sudah dapat memenuhi

syarat untuk berdiri sendiri sebagai kantor pelayanan kepentingan masyarakat yang bergerak di 4

Page 7: 43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

bidang jasa. Adapun PLN wilayah VII Suluttenggo sudah 10 kali mengalami pergantian

pimpinan

2.1.3 Sejarah Singkat PLN (persero) Sub Ranting Atinggola

PT. PLN ( Persero ) Sub Ranting Atinggola merupakan perusahaan Negara yang bergerak

dalam bidang kelistrikan. Perusahaan ini didirikan guna demi kesejahteraan masyarakat. Di

Indonesia listrik merupakan suatu kebutuhan yang amat penting untuk menunjang kelancaran di

berbagai bidang usaha. Hal ini dilihat dari segi dunia usaha yang ada di Indonesia. Kita melihat

semakin banyak orang menggunakan listrik bahkan disebuah rumah tanggapun orang pasti

menggunakan listrik. Oleh karena itu, listrik boleh dikatakan sebagai kebutuhan yang sangat

penting bagi kehidupan. Perusahaan ini memberikan pelayanan listrik terhadap masyarakat yang

ada diwilayah Atinggola dan sekitarnya. Bagi rakyat, listrik itu sangat penting demi menunjang

kelangsungan hidup. Hal ini di sebabkan oleh perubahan zaman. Di Negara – Negara kecil pun

orang sering menggunakan listrik. Biasanya orang menggunakan tenaga listrik untuk

keperluaan tertentu saja,sebagai contoh pada perusahaan-perusahaan,mereka menggunakan

untuk kelancaran usahanya. Pada perusahaan industri misalnya mereka menggunakan listrik.

Seperti pemakaian alat-alat yang menggunakan tenaga listrik. Hal ini di gunakan untuk

mengolah bahan agar menjadi seperti yang diharapkan. Selain itu, listrik juga digunakan sebagai

penerang dan lain – lain.

Masyarakat menyadari berapa pentingnya listrik bagi kehidupan, maka sudah tidak

diragukan lagi mengapa Negara Indonesia menggunakan listrik. Oleh karena itu kita diharapkan

melakukan penghematan dalam penggunaan listrik atau dengan kata lain hanya

menggunakannya pada hal – hal yang dianggap penting saja karena begitu banyak yang

memerlukannya. PLN ini sangat penting karena adanya listrik dan listrik sangat penting

dibutuhkan walaupun orang membayar listrik dangan biaya yang terlalu besar dalam pemakaian

penggunaan tenaga listrik, akan tetapi menurut mereka itu adalah suatu kebutuhan dimana

untukmenunjang kelangsungan hidup. PLN ini pun masih menggunakan listrik kerena usahanya

pun memerlukan tenaga listrik demi kelancaran usahanya. Misalnya,penggunaan

computer,mesin Epson,air dan lain-lain. Itu semua menggunakan listrik,tanpa adanya listrik

tidak dapat digunakan.

Biasanya PLN ini sering kali melakukan pemadaman untuk setiap daerah atau kawasan

tertentu secara bergiliran. Hal ini disebabkan karena mesin yang digunakan untuk

membangkitkan tenaga listrik dalam keadaan rusak. Jadi PLN harus melakukan pemadaman.

2.2 Visi Dan Misi PT. PLN ( persero )

5

Page 8: 43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

VISI

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang unggul dan terpercaya

dengan bertumpuh pada potensi insani.

MISI

Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,berorientasi pada kepuasan

pelanggan ,anggota perusahaan,dan pemegang saham.

Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat.

Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

Menjalankan kegiatan usahanya berwawasan lingkungan.

MOTO

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik ( ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE )

2.3 Struktur Organisasi PT PLN (persero) Sub Ranting Atinggola

6

Page 9: 43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

BAB IVPEMBAHASAN

SAKELAR DAN PENGAMAN PADA JARING DISTRIBUSI

4.1 Perlengkapan Penghubung dan Pemisah

Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) dan Kendali ialah suatu perlengkapan atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai pengendali, pengubung dan pelindung serta membagi tenaga listrik

7

Manajer Ranting Alpons Salindeho

Supervisor DistNazarudin Yunus

Suv Pelayanan Pelanggan

YUNUS UMARSuv Administrasi/keungan

Hj. Marta Buka

Loket Off LineSusanti OtoluwaNovie Bolongkod

SATPAMHASAN BIMA

HAMSA BASIRU

Junior OficelJainudin Gusti

Koordinator CaterNoval Basiru

TEKNIK DISTRIBUSISuswitno ArdaniKasmul SungeMasdar Polohi

Mohamad PakayaMuhtar Uno

Ismail Paku’uMuis Buka

Erwin S Sano

CATERSunaryo Karim

Page 10: 43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

dari sumber tenaga listrik seperti; pembangkit, gardu induk, gardu distribusi dan transformator ke saluran pelayanan atau ke pelanggan. Jika komponen-komponen dari PHB terlihat dari luar tanpa perlindungan selungkup tertutup maka PHB itu dari jenis terbuka. Pembuatan lain adalah PHB tertutup. Menurut ukuran dan bentuknya PHB disebut elmari, kotak atau meja hubung bagi.

4.1.1 Ciri-ciri lemari hubung bagi antara lain:

Selungkup dan kerangka pada umumnya terbuat dari besi Dapat bediri sendiri pada lantai, pada dinding atau dipasang dalam dinding Di bagian papan terdapat panel atau konstruksi panel-panel logam sebagai penutup dan perlindungan dari komponen-komponen yang terdapat di dalamnya dan panel itu ditempatkan alat pelayanan atau alat ukur.

4.1.2 Fungsi PHB untuk :

o Mengendalikan sirkuit dilakukan oleh saklar utamao Melindungi sirkuit dilakukan oleh fase/peleburo Membagi sirkuit dilakuan oleh pembagian jurusan/kelompok

4.1.3 Syarat-syarat umum :

Secara umum sebuah PHB harus disusun dan dipasang sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan teratur, selain itu keberadaan PHB juga menentukan bahwa pemeliharaan, pemeriksaan dan pelayanan harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan aman. Selanjutnya sesuai dengan syarat pengoperasian kemudahan pengamatan pengukuran, penekanan tombol, pemutaran atau pelayanan saklar, maka perkerjaan-pekerjaan ini harus dapat dilakukan dari bagian depan, tanpa alat bantuan, seperti tangga atau alat-alat lainnya.Sehubungan dengan itu syarat PHB juga menentukan bahwa di bagian depan, lorong dan sisi kiri kanan PHB harus terdapat ruang bebas selebar sekurang-kurangnya 0,75 meter untuk tegangan rendah atau

meter pada tegangan menengah dan tinggi PHB sekurang-kurangnya meter. Lorong yang di sisi kanan kirinya terdapat instalasi listrik tanpa dinsing

pengaman, lebarnya harus sekurang-kurangnya 1,5 meter.

Di sekitar PHB tidak boleh diletakkan barang yang mengganggu kebebasan bergerak. Untuk pemasangan pada dinding di tempat-tempat umum lemari dan kotak PHB harus dipasang pada ketinggian sekurangkurangnya 1,2 meter dari lantai. Pada instalasi perumahan ketinggian ini ditetapkan 1,5 meter dari lantai. Syarat PHB menetapkan bahwa lemari dan kontak hubung bagi tidak boleh dipasang di kamar mandi, tempat cuci tangan, di atas kompor atau di atas bak air.

4.2 Macam-macam PHB :Menurut kebutuhannya PHB dibedakan menjadi 2 macam yaitu : PHB Utama dan PHB sub instalasi atau PHB cabang.• PHB Utama ialah PHB yang menerima aliran tenaga listrik dari sumber melalui saklar

utama konsumen dan membagikan tenaga listrik tersebut ke seluruh alat pemakai pada instalasi konsumen.

• PHB Sub Instalasi atau PHB Cabang ialah PHB dari suatu instalasi untuk mensuplai tenaga listrik kepada satu konsumen dan instalasi tersebut merupakan bagian dari instalasi yang mensuplai konsumen tunggal atau lebih.

Menurut tegangan sumbernya, PHB dibedakan menjadi sesuai dengan tingkat tegangan sistemnya yaitu : PHB tegangan rendah (TR), PHB tegangan menengah (TM) dan PHB tegangan tinggi (TT).

8

Page 11: 43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

• PHB TR yaitu PHB yang banyak dipasang pada instalasi baik milik PLN maupun milik pelanggan, PHB yang terpasang milik pelanggan, PHB yang terpasang milik PLN biasanya ditempatkan gardu induk distribusi sisi sekunder trafo distribusi sedangkan PHB yang di pelanggan biasanya terpasang pada dinding atau ruangan tertentu setelah APP ditempat pelanggan tersebut.

• PHB TM ialah PHB yang terdapat pada pembangkit atau GI sisi TM berbentuk lemari panel (kubikel) tertutup terbuat dari bahan besi atau berbentuk gardu sel terbuka yang dilengkapi peralatan ukur dan pengaman (proteksi).

• PHB TT adalah PHB yang menggunakan peralatan-peralatan dengan kapasitas yang besar dan mempunyai resiko bahaya yang tinggi pula sehingga pemasangan PHB TT ini biasanya ditempat khusus dan terbuka (switch yard) yang dilengkapi rambu-rambu, pagar dan peralatan pengaman yang memadai. Menurut tipenya PHB di kelompokkan menjadi 2 tipe yaitu tipe tertutup dan tipe terbuka.

• PHB dengan tipe tertutup yaitu apabila seluruh komponen PHB berada disuatu tempat yang tertutup oleh selungkup/pelindung mekanis maupun pelindung elektris.

• PHB tipe terbuka yaitu PHB yang semua peralatan atau komponennya berada diluar dan tampak secara kasar mata dan dilengkapi dengan pagar maupun peralatan isolasi huna melindungi dari bahaya mekanis dan elektrisnya.

•4.3 Bentuk PHB

4.3.1 Bentuk Tertutup

4.3.2 Bentuk Terbuka

4.4 Busbar

4.4.1 Tipe Tertutup (Close Type)

Tipe tertutup ini banyak digunakan dan dikembangkan saat ini di pembangkitan atau digardu induk yang areal kerjanya tidak luas, biasanya dipasang di lemari hubung bagi atau kubikel karena bentuknya yang sederhana dengan konstruksi pemasangan yang sederhana

9

Gambar 4.1 Bentuk lemari dengan bagian depan yang ditarik keluar

Gambar 4.2 Busbar tipe terbuka ( pandangan depan )

Page 12: 43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

dengan konstruksi pemasangan yang praktis dan lebih aman, sebab setiap pintu lemari PHB nya dilengkapi dengan penataan sistem interlock dimana saklar pentanahannya terdapat didalam PHB tersebut.Apabila pintu PHB akan dibuka maka terlebih dahulu posisi PMT harus terbuka dan saklar pentanahan dimasukkan, baru pintu PHB dapat dibuka. Begitu pula pada waktu akan menutup PMT maka posisi pintu tertutup dan saklar pentanahannya dalam keadaan terbuka.

4.4.2 Tipe Terbuka (Open Type)

Busbar pada tipe terbuka ini banyak dijumpai digardu sel atau gardu open type, dimana semua peralatan termasuk rel pengumpul (Busbar) kelihatan secara visual. Hal ini menunjukkan bahwa semua peralatan yang terpasang memerlukan tempat tersendiri sehingga membutuhkan areal yang luas untuk tipe terbuka ini, karena masing-masing peralatan secara utuh akan terpasang pada PHB tipe terbuka ini. Oleh karena keadaan terbuka tersebut sehingga bagian-bagian yang bertegangan dari PHB ini sangat membahayakan operatornya, untuk mengatasi hal tersebut maka pada PHB/Gardu terbuka selalu diberi pagar dan tanda rambu keselamatan kerja untuk membatasi daerah berbahaya dan memperingatkan kepada semua petugas agar lebih berhati-hati.

4.5 Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB TR)

Yang dimaksud dengan PHB TR adalah Perlengkapan Hubung Bagi yang dipasang pada sisi TR atau sisi sekunder Trafo sebuah gardu Distribusi baik Gardu beton, Gardu kios, Gardu portal maupun Gardu cantol. Adapun PHB TR yang banyak kita jumpai adalah PHB TR yang ada pada Gardu Trafo Tiang (GTT).

PHB TR yang terpasang pada Gardu Trafo Tiang berbentuk lemari besi yang didalamnya terdapat komponen-komponen antara lain :

1. Kerangka / Rak TR2. Saklar Utama3. NH Fuse Utama

10

Page 13: 43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

4. Rel Tembaga5. NH Fuse jurusan6. Isolator penumpu Rel7. Sirkuit Pengukuran8. Alat ukur Ampere & Volt meter9. Trafo Arus (CT)10. Sistem Pembumian11. Lampu Kontrol / Indikator

11

Page 14: 43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

Keterangan Gambar:

1. Saklar Utama2. NH Fuse Jurusan3. Volt Meter4. Fuse Kontrol5. Kabel Juruan

4.5 Fungsi PHB TR

Fungsi atau kegunaan PHB TR adalah sebagai penghubung dan pembagi atau pendistribusian tenaga listrik dari out put trafo sisi tegangan rendah TR ke Rel pembagi dan diteruskan ke Jaringan Tegangan Rendah (JTR) melalui kabel jurusan (Opstyg Cable) yang diamankan oleh NH Fuse jurusan masing-masing.

Untuk kepentingan efisiensi dan penekanan susut jaringan (loses) saat ini banyak unit PLN yang mengambil kebijaksanaan untuk melepas atau tidak memfungsikan rangkaian pengukuran maupun rangkaian kontrolnya, hal ini dimaksudkan agar tidak banyak energi listrik yang mengalir ke alat ukur maupun kontrol terbuang untuk keperluan kontrol dan pengukuran secara terus menerus, sedangkan untuk mengetahui besarnya beban maupun tegangan, dilakukan pengukuran pada saat di perlukan saja dan bisa menggunakan peralatan ukur portable seperti AVO atau Tang Ampere saja.

4.6 Konstruksi PHB TR

Menurut Konstruksinya PHB TR dibagi menjadi 2 (dua) macam konstruksi yaitu :1. Konstruksi PHB TR 2 Jurusan2. Konstruksi PHB TR 4 Jurusan3.

12

Page 15: 43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

Gambar 4.7. PHB-TR Dua Jurusan dan Empat Jurusan

4.7 Pengoperasian PHB TR

Untuk mengoperasikan PHB TR baru harus mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan oleh manajemen dalam hal ini adalah unit operasi Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dalam bentuk Standing Operation Procedure (SOP).

Adapun pembuatan SOP bisa mengambil contoh dari beberapa referensi antara lain:

• Instruction Manual Books• Data Spesifikasi peralatan PHB TR• Operation Guidance• Kondisi Jaringan• Pengalaman (Experience)• Dan lain-lain•

4.8 Konstruksi PHB TR Berdiri (Standing)

Keterangan Gambar:

1. Saklar Utama2. NH Tuse Juruan3. Volt meter4. Fuse Kontrol5. Kabel Jurusan

13

Page 16: 43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

14

Page 17: 43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

4.9 Langkah-langkah Kerja Pengoperasian PHB-TR

1. Petugas Pelaksana Menerima PK dari Asman Distrbusi untuk melakukan pengoperasian Peralatan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB – TR) baru.

2. Siapkan Alat Kerja, Alat Ukur, Alat K-3. Material Kerja dan Alat Bantu sesuai dengan kebutuhan

3. Setelah Petugas sampai di Lokasi gunakan Alat K-3 dan selanjutnya lapor ke Posko, petugas akan mengoperasikan PHB - TR baru

4. Periksa konstruksi PHB – TR baru meliputi :

o Buka tutup Saklar Utamao Lampu kerja dan Lampu Testo Isolator Fuse Holdero Konduktor pentanahan (arde)o Kekencangan Bauto Rating NH Fuse sesuai dengan kapasitas Trafo Terpasang

5. Barikan Vaselin pada Pisau Saklar Utama dan Fuse Holder6. Lakukan pengukuran tahanan isolasi antar arel dan antara Rel dengan Body serta tahanan

pembumian dan dicatat dalam Formulir Berita Acara (BA).7. Bersihkan Rel. Dudukan Fuse Holder, Pisau Saklar Utama (Hefboom Saklar). Sepatu

Kabel dari kotoran/korosi. Dan bersihkan ruangan dalam panel hubung bagi.8. Periksa kekencangan peningkatan mur/baut pada Saklar Utama Sepatu Kabel, Rel, Fuse

Holder, kondisi isolator binnen dan Sistem pembumian.9. Lakukan pemeriksaan hasil pekerjaan secara visual dan amankan seluruh peralatan kerja.10. Lapor ke posko bahwa kondisi PHB – TR dan Petugas dalam keadaan aman dan

selanjutnya meminta tegangan dimasukkan (pemasukan CO gardu dilaksanakan oleh petugas operasi SUTM).

11. Setelah menerima ijin pemasukan tegangan dari posko masukan CUT OUT (CO).12. Lakukan penukaran tegangan pada sisi masuk saklar utama dan amati putaran fasa dan

selanjutnya catat dalam formulir BA.13. Masukkan saklar utama (Hefbom Saklar).14. Masukkan NH Fuse masing-masing jurusan.15. Lapor ke posko, bahwa pekerjaan pengoperasian PHB – TR baru telah selesai dan

petugas akan meninggalkan lokasi pekerjaan.16. Lepaskan Alat K-3 yang sudah tidak dipergunakan lagi.17. Buat laporan dan berita acara pelaksanaan pekerjaan pengoperasian PHB – TR baru.18. Buat laporan pekerjaan pengoperasian PHB – TR baru dan berita acara diserahkan

kepada Asman Distribusi.

4.10 Pemeliharaan PHB TR

Sebagaimana pengoperasian PHB TR pada kegiatan pemeliharaanpun diperlukan langkah-langka atau prosedur pemeliharaan rutin periodik dan berkala yang disahkan oleh manajemen unit setempat sebagai prosedur tetap dalam bentuk SOP.Langkah-langkah pemeliharaan antara lain :

Persiapan Pemeliharaan Pemeriksaan dan Pengukuran Pemeriksaaan Pemeliharaan Pemeriksaan Hasil Pemeliharaan Pembuatan Laporan Pemeliharaan

15

Page 18: 43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

4.10.1 Pelaksanaan Pemeliharaan PHB TR

Di bawah ini ditunjukkan gambar pelaksanaan Pemeliharaan PHB TR dengan membongkar, membersihkan, memeriksa, mengganti dengan peralatan yang baru bila peralatan yang diperiksa tersebut sudah rusak dan

memasangkan kembali ke posisi semula kemudian mencoba dioperasikan oleh teknisi pemeliharaan yang selanjutnya dibuatkan laporan pengganti peralatan hasil pemeliharaan PHB TR tersebut.

4.10.2 Langkah-langkah Kerja Pelaksanaan Pemeliharaan PHB-TR

1. Petugas Pelaksana Menerima PK dari Asman Distrbusi untuk melakukan pemeliharaan Peralatan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB – TR) baru.

2. Siapkan Alat Kerja, Alat Ukur, Alat K-3. Material Kerja dan Alat Bantu sesuai dengan kebutuhan

3. Setelah Petugas sampai di Lokasi gunakan Alat K-3 dan selanjutnya lakukan pengukuran tegangan, arus beban, dan putaran fasa serta catat dalam formulir.

4. Lepas beban jurusan dan buka saklar utama.5. Laporkan pada Posko bahwa pekerjaan akan dilaksanakan dan meminta pelepasan CO

gardu (pelepasan CO gardu dilaksanakan oleh petugas operasi SUTM).6. Tanahkan (Grounding) seluruh kabel jurusan dengan menggunakan Grounding cabel TR,7. Bersihkan Rel, Dudukan Fuse Holder, Pisau Saklar Utama (Hefboom Saklar). Sepatu

Kabel dari kotoran/korosi. Dan bersihkan ruangan dalam Panel Hubung Bagi.Gambar 6-10. Pemeriksaan titik sambungan dengan Thermavision

16

Page 19: 43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

Gambar 6-12. Diagram Segaris Gardu Trafo Tiang (GTT)

17

Page 20: 43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

Gambar 6-13. Pemasangan PHB-TR pada Gardu

Gambar 6-14. Diagram Satu Garis PHB-TR Gardu Tiang Trafo18

Page 21: 43897051 Aporan Abd Rizal Blongkod 3

Gambar 6-15. Pemasangan PHB-TR pada Gardu Control

8. Periksa kekencangan peningkatan mur/baut pada Saklar Utama Sepatu, Kabel, Rel, Fuse Holder, Kondisi Isolator Binnen dan Sistem Pembumian.

9. Bila ada komponen PHB-TR yang rusak maka perbaiki atau ganti baru.10. Berikan Vaseline pada Pisau Saklar Utama, Terminal Fuse Holder.11. Ukur dan Catat nilai tahanan isolasi antar Rel dan atau Rel terhadap body setelah

Tahanan Pentanahan dan catat dalam formulir berita acara (BA).12. Lakukan pada posko bahwa pekerjaan pemeliharaan telah selesai dan meminta

pemasukan CO gardu (pemasukan CO gardu dilaksanakan oleh petugas operasi SUTM).13. Lepaskan pentanahan (Grounding cable TR) pada seluruh kabel jurusan.14. Laporkan pada posko bahwa pekerjaan pemeliharaan telah selesai dan meminta

pemasukan CO gardu (pemasukan CO gardu dilaksanakan oleh petugas operasi SUTM).15. Masukkan saklar utama tanpa beban, kemudian ukur besaran tegangan antara fasa dan

fasa, dan atara fasa dengan nol di rel, serta check arah putaran fasa dan selanjutnya catat dalam formulir BA.

16. Lakukan pengecekkan Rating NH Fuse untuk disesuaikan dengan data Fuse semula.17. Masukkan NH Fuse jurusan secara bertahap.18. Lakukan pengukuran beban dan catat dalam formulir BA.19. Tutup dan kunci pintu Panel PHB TR.20. Tutup ke Posko bahwa pekerjaan memelihara PHB TR telah selesai dan petugas akan

meninggalkan lokasi pekerjaan.21. Lepaskan alat K-3 yang sudah tidak dipergunakan lagi.22. Buat laporan Berita Acara pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan PHB TR.23. Laporkan penyelesaian pekerjaan dan penyerahan Formulir BA kepada Asman

Distribusi.

19