BAB I PROTEIN.docx

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein mengandung mengandung pula fosfor, belerang dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga (Winarno,2004) Protein merupakan polimer heterogen dari molekul asam amino. Protein sangat penting bagi tubuh kita terutama untuk pertumbuhan dan pergantian sel – sel tubuh yang rusak karena itu pertumbuhan dan pergantian sel – sel tubuh yang rusak karena itu metabolisme protein sangat penting untuk dialami dan karena hal ini banyak melibatkan enzim proteolitik yaitu enzim yang dapat menguraikan atau memecah protein (Lidya dan Djenar, 2000). Menurut Almatsier (2003), berat molekul protein bisa mencapai 40 juta, dibandingkan dengan molekul glukosa yang hanya 180, ada 20 jenis asam amino yang diketahui sampai sekarang yang terjadi atas 9 asam amino esensial dan 11 asam amino non esensial. Manusia dalam hidupnya banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein. Makanan tersebut diantaranya ikan, daging, sayuran, buah buahan, susu. Bahkan produk hasil fermentasi 1

Transcript of BAB I PROTEIN.docx

Page 1: BAB I PROTEIN.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak

dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein mengandung mengandung pula fosfor,

belerang dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga

(Winarno,2004)

Protein merupakan polimer heterogen dari molekul asam amino. Protein sangat penting

bagi tubuh kita terutama untuk pertumbuhan dan pergantian sel – sel tubuh yang rusak karena

itu pertumbuhan dan pergantian sel – sel tubuh yang rusak karena itu metabolisme protein

sangat penting untuk dialami dan karena hal ini banyak melibatkan enzim proteolitik yaitu

enzim yang dapat menguraikan atau memecah protein (Lidya dan Djenar, 2000).

Menurut Almatsier (2003), berat molekul protein bisa mencapai 40 juta, dibandingkan

dengan molekul glukosa yang hanya 180, ada 20 jenis asam amino yang diketahui sampai

sekarang yang terjadi atas 9 asam amino esensial dan 11 asam amino non esensial.

Manusia dalam hidupnya banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein.

Makanan tersebut diantaranya ikan, daging, sayuran, buah buahan, susu. Bahkan produk hasil

fermentasi seperti tempe dan tahu juga merupakan sumber protein yang bagus bagi tubuh.

Dalam praktikum ini, ada empat uji protein yaitu, uji unsur unsur yang terkandung dalam

protein, uji biuret, uji kelarutan albumin, uji dan uji ninhidrin.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah cara membuktikan unsur unsur yang ada dalam protein?

2. Bagaimanakah kelarutan albumin dalam terhadap berbagai jenis macam – macam

pelarut?

3. Bagaimanakah cara membuktikan adanya ikatan peptida yang membentk protein?

4. Bagaimanakah cara membuktikan asam amino dalam protein?

1.3 Tujuan

1. Untuk membuktikan unsur – unsur apa saja yang terdapat dalam protein.

1

Page 2: BAB I PROTEIN.docx

2. Untuk dapat membuktikan kelartuan albumin terhadap macam – macam pelarut.

3. Untuk menunjukkan /membuktikan adanya ikatan peptida yang membentuk protein.

4. Untuk membuktikan adanya suatu asam amino dalam protein.

1.4 Manfaat

1. Mahasiswa dapat membtuktikan unsur unsur apa saja yang ada dalam protein.

2. Mahasiswa dapat membuktikan kelarutan albumin terhadap macam – macam pelarut.

3. Mahasiswa dapat menunjukkan/membuktikan ikatan peptida yang membentuk

protein.

4. Mahasiswa dapat membuktikan adanya suatu ikatan asam amino.

2

Page 3: BAB I PROTEIN.docx

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti perta,a atau utama. Protein

ialah ikatan peptide yang terjadi antara atom C dari gugus –COOH dengan atom N dari gugus

–NH2. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia.

Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam

makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Kita

memperoleh protein berasal dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein

yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan

disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein adalah daging, telu, susu, ikan,

beras, kacang kedelai, gandum, jagung, dan buah – buahan (Poedjadi, 1994).

Protein mengontrol sifat sel dan juga mendukung struktur molekulnya. Sedang fungsi

protein dalam tubuh seperti fungsi struktur, sintesis, glukosa, mengatur fungsi, menyediakan

energi. Fungsi protein dalam struktur, mulai dari sel – sel individu sampai struktur tubuh

secara keseluruhan, kuliy, rambut, dan otot terbentuk sebagian besar oleh protein. fungsi

protein didalam mengatur fungsi tubuh yaitu, enzim (merupakan katalisator), transport

molekul didalam darahdan sel – sel, sistem iun (sebagai pembentuk antibodi), hormone

(contoh: hormone insulin, GH), molekuk yang membantu proses kontraksi otot,

keseimbangan cairan, keseimbangan asam dan transmisi saraf (Page, 1997).

Protein merupakan makromolekul terbanyak yang dapat ditemui dalam sel hidup,

yang merupakan komponen penting dan utama untuk sel hewan dan sel manusia. Protein

dapat diisolasi dari seluruh sel ke bagian sel. Dalam hal ini, protein mempunyai peranan

penting dalam biologi yang sangat penting, sebagai zat pembenfuk, transport, katalisataor

reaksi kimia, hormon, racun, dan yang lainnya. Protein ini mempunyai empat fungsi

utamanya yaitu untuk memperbaiki jaringan yang rusak untuk pertumbuhan jaringan baru,

sebagai enzim, dan sebagai hormone. (Mandle, 2012).

Dalam hubungannya dengan asam amino, protein merupakan polimer dari sekitar

asam amino yang berlainan disambungkan dengan ikatan peptida, yaitu rantai pendek.

Karena keragaman rantai samping yang terbentuk jika asam-asam amino tersebut disambung-

3

Page 4: BAB I PROTEIN.docx

sambungkan, protein yang berbeda dapat mempunyai sifat kimia yang berbeda dan struktur

sekunder dan tersier yang sangat berbeda. Rantai samping itu dapat bersifat polar atau

nonpolar. Kandungan bagian asam amino polar yang tinggi dalam protein meningkatkan

kelarutannya dalam air. Rantai samping yang paling polar ialah rantai samping amino basa

dan asam amino asam. Asam-asam amino ini terdapat dalam albumin dan globulin yang larut

dalam air dengan aras yang tinggi (Kuchel, dan Gregory, 2002).

Hampir semua asam amino, kecuali glisin mempunyai atom karbon kiral. Asam

amino kiral memiliki dua bentuk isomeri. Memiliki kemiripan sifat fisika dan kimia, kecuali

kemampuan membedakan arah putar bidang polarisasi. Protein yang tersusun dari rantai asam

amino akan memiliki berbagai macam struktur yang khas pada masing-masing protein.

Adapun struktur protein meliputi struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier, dan

struktur kuartener. Struktur primer merupakan struktur yang urutan asam aminonya tersusun

secara linear dan tidak terjadi percabangan rantai. Struktur sekunder merupakan kombinasi

antara struktur primer yang linear dan memiliki segmen-segmen dalam polipeptida yang

terlilit. Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang tindih di atas pola

struktur sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan dari ikatan antara rantai

samping (gugus R) berbagai asam amino. Struktur kuarterner adalah protein membentuk

molekul kompleks, beberapa rantai protein bergabung membentuk seperti bola (Carey 2006).

Struktur asam amino yang terdapat dalam protein ditemukan dalam bentuk ionik.

Warna hitam menunjukkan bagian yang umum pada semua asam α -amino pada protein

(kecuali prolin). Struktur ke-20 asam amino dibagi menjadi 4 golongan, yaitu: (1) golongan

dengan gugus R nonpolar atau hidrofobik, (2) golongan dengan gugus R polar, tetapi tidak

bermuatan, (3) golongan dengan gugus R bermuatan negatif, (4) golongan dengan gugus R

bermuatan positif. Gugus R di dalam golongan ini merupakan hidrokarbon. Lima asam

amino dengan gugus R alifatik (alanin, valin, leusin, isoleusin, dan prolin), dua dengan

lingkaran aromatik (fenilalanin dan triptofan), dan satu yang mengandung sulfur (metionin)

(Sumardjo, 2006).

4

Page 5: BAB I PROTEIN.docx

BAB III

PROSEDUR PRAKTIKUM

3.1 Pengujian Terhadap Unsur Unsur yang Tedapat dalam Protein

A. Alat dan Bahan

a. Alat: tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, lampu spiritus dan gelas ukurb. Bahan : larutan albumin/ serabut albumin, NaOH pekat, lakmus merah dan biru, dan aquades

B. Prosedur Praktikum dan Alur1. Masukkan sedikit tabung albumin ke dalam tabung reaksi

yang kering, panaskan langsung di atas lampu spiritus. Perhatikan gejala yang nampak (bau, warna yang terbentuk, dan uap air).

2. Masukkan sedikit larutan albumin ke dalam tabung reaksi kering, tambahkan larutan naoh pekat (±2 kali jumlah albumin). Panaskan hati-hati di atas api lampu spiritus, bau apa yang tercium?

a.

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi kering- Panaskan langsung di atas lampu spiritus

5

Albumin

Perhatikan gejala yang nampak ( bau, warna, uap air, gelembung, arang, lakmus.

Page 6: BAB I PROTEIN.docx

b.

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi kering- tambahkan larutan NaOh pekat (± 2 kali jumlah albumin)- Panaskan di atas lampu spiritus

3.2 Uji Kelarutan Albumin

A. Alat dan Bahan

a. Alat : tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, lampu spiritus dan gelas ukur

b. Bahan : larutan albumin 2%, NaOH 0,2 %, NaCO3 0,2 %, larutan HCL 0,2 %, aquades

B. Prosedur Praktikum dan Alur

1. Siapkan 4 tabung reaksi, masukkan 1 ml larutan albumin 2 % pada masing-masing tabung reaksi.

2. Kamudian tambahkan ke dalam tabung reaksi:ke-1: 1 ml quadeske-2: 1 ml larutan NaOH 0,2 %ke-3: 1 ml larutan HCL 0,2 %ke-4: 1 ml larutan NaCO3 0,2 %

3. Masing-masing tabung reaksi di vorteks selama 1-2 menit, biarkan sesaat dan amati yang terjadi.

- Di masukkan ke dalam tabung reaksi ( masing-masing 1 ml)- Tabung 1 ditambah 1 ml aquades- Tabung 2 ditambah NaOH 0,2%- Tabung 3 ditambah HCl 0,2%- Tabung 4 sitambah NaCO3 0,2%- Masing-masing tabung di vorteks selama 1-2 menit dan biarkan sesaat.

6

Albumin

Perhatikan gejala yang nampak ( bau, warna, uap air, gelembung, arang, lakmus.

Albumin 2%

Amati kelarutannya

Page 7: BAB I PROTEIN.docx

7

Page 8: BAB I PROTEIN.docx

3.3 Uji Biuret

A. Alat dan Bahan

a. Alat : tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, vorteks dan gelas ukur

b. Bahan : larutan protein, NaOH 10 %, biuret 0,01 MB. Prosedur dan Alur

1. Siapkan 3 macam larutan protein.2. Masukkan setiap larutan protein ke dalam tabung reaksi,

masing-masing sebanyak 3 ml.3. Tambahkan 1 ml larutan NaOH 10% ke dalam setiap tabung

reaksi yang berisi setiap jenis larutan protein, homogenkan dengan vorteks.

4. Masukkan 3 tetes larutan biuret, kemudian aduk. jika tidak timbul warna, tambahkan lagi 1-2 tetes biuret 0,01 M

5. Amati perubahan warna yang terjadi.

- Di masukkan ke dalam tabung reaksi - ditambah 1 ml larutan NaOH 10%- Dimasukkan 3 tetes larutan biuret 0,01 M- Diaduk, jika timbul warna, tambahkan lagi 1-2 tetes biuret

3.4 Uji Ninhidrin

A. Alat dan Bahan

a. Alat : tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, lampu spiritus, dan gelas ukur.

b. Bahan : arginin, larutan ninhidrin 0,1 %, pereaksi protein (3 macam).

8

3 ml larutan protein

Amati perubahan warna

Page 9: BAB I PROTEIN.docx

B. Prosedur Praktikum dan Alur1. Tambahkan 5 tetes larutan ninhidrin 0,1 % ke dalam 1 ml

larutan protein pada tabung reaksi.2. Panaskan hingga mendidih, kemudian tunggu sampai dingin

dan amati perubahan warna yang terjadi

- Di masukkan ke dalam tabung reaksi - ditambah 3 tetes larutan nihidrin 0,1%- Dipanaskan hingga mendidih- ditunggu sampai dingin.

9

Amati perubahan

warna

1 ml larutan protein

Page 10: BAB I PROTEIN.docx

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Uji Unsur Unsur yang Terkandung dalam Protein

A. Data

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Unsur Unsur yang Terkandung dalam protein

No. Bahan yang Di Uji Prosedur

Hasil Pengamatan

Sebelum ditambah

NaOH

Setelah ditmabah

NaOH

Setelah dipanaskan

Hasil uji dengan kertas lakmus merah

1 Albumin

Albumin dipanaskan

Bau: AmisWarna : bening kekuningan

Bau: -Warna: -

Bau : seperti rambut terbakarWarna: PutihUap air: (++++)Gelembung: (+++)Arang: (+++)

Merah

Albumin + NaOH

dipanaskan

Bau: AmisWarna : bening kekuningan

Bau: AmisWarna : tidak berwarna

Bau : seperti rambut terbakarWarna: kuning keemasanUap air: (++)Gelembung: (++++++)Arang: (-)

Biru

2 Susu Cair

Susu cair dipanaskan

Bau: Seperti susuWarna: putih

Bau: -Warna: -

Bau: susuWarna: putihUap air: (+++)Gelembung: (-)Arang: (-)

Merah

Susu cair + NaOH

dipanaskan

Bau: Seperti susuWarna: putih

Bau: Seperti susuWarna:

Bau: seperti rambut terbakarWarna:

Biru

10

Page 11: BAB I PROTEIN.docx

putih keruh

kuning, kemudian menjadi orangeUap air: (++)Gelembung: (+++++)Arang: (-)

3 Larutan Tempe

Larutan tempe dipanaskan

Bau: seperti kedelaiWarna: putih keruh

Bau: -Warna: -

Bau: tempeWarna: putihUap air: (++++)Gelembung: (-)Arang: (-)

Merah

Larutan tempe + NaOH

dipanaskan

Bau: seperti kedelaiWarna: putih

Bau: seperti kedelaiWarna: putih keruh

Bau: tempe busukWarna: kuning keruhUap air: (+)Gelembung: (++++++)Arang: (-)

Biru

Keterangan:

Gelembung dan Uap Air: (++++++) sangat banyak, (+++++) banyak, (++++) sedang

(+++) cukup, (++) sedikit, (-) tidak ada.

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Albumin

a. Pertama albumin (putih telur) bewarna putih kekuningan dan berbau amis

dipanaskan dengan buret di dalam tabung reaksi. Setelah dibakar, diamati

yang terjadi pada larutan, seperti bau, warna, uap air, gelembung, dan

arang. Larutan albumin pada percobaan ini terdapat perubahan. Bau

larutan menjadi seperti rambut terbakar, warna menjadi putih, terdapat uap

air (++++), muncul gelembung (+++) dan terdapat arang (+++). Setelah

diuji dengan dipanaskan, larutan di uji dengan menggunakan kertas

lakmus merah. Tetapi hasilnya kertas lakmus merah tetap berwarna

merah.

b. Albumin (putih telur) ditambah dengan larutan NaOH. Larutan albumin

(putih telur) sebelum ditetesi NaOH berwarna kekuningan, dan NaOH

tidak berwarna. Setelah keduanya dicampur, tidak ada perubahan warna.

11

Page 12: BAB I PROTEIN.docx

Setelah itu, larutan dipanaskan dan menunjukkan rekasi reaksi berupa bau

seperti rambut terbakar, warna larutan menjadi kuning keemasan, muncul

uap air (++) dan gelembung yang banyak (++++++) tetapi tidak terdapat

arang. Selanjutnya larutan diuji dengan kertas lakmus merah, dan

menunjukkan reaksi perubahan menjadi warna biru.

2. Susu Cair

a. Pertama susu cair berwarna putih susu dimasukkan dalam tabung reaksi

dan dipanaskan diatas buret. Setelah dipanaskan didapatkan hasil berupa

bau yang seperti rambut terbakar, warna yang dihasilkan tetap putih, uap

air yang dihasilkan (+++), dan gelembung (-), dan tanpa arang (-). Setelah

diuji dengan kertas lakmus merah, tidak menunjukkan perubahan warna.

b. Susu cair + larutan NaOH. Dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian

dipanaskan diatas buret. Setelah dipanaskan muncul reaksi berupa bau

seperti rambut terbakar. Warna larutan menjadi kuning kemudian berubah

menjadi orange. Terdapat uap air (++) dan gelmebung (+++++) tanpa

dihasilkan arang (-). Setelah itu diuji dengan kertas lakmus merah, dan

kertas lakmus berubah menjadi biru.

3. Larutan Tempe

a. Larutan tempe dipanaskan diatas buret, lalu diamati apa yang terjadi

terhadap larutan tersebut. Larutan tempe setelah dibakar tetap berbau

tempe, warna larutan menjadi putih, dan uap air yang dihasilkan (++++)

dan tanpa gelembung serta arang.

b. Larutan Tempe + NaOH. Larutan tempe bewarna putih dan berbau seperti

tempe ditambahkan dengan larutan NaOH yang tidak bewarna dan setelah

keduanya dicampurkan didalam tabung reaksi tidak terjadi perubahan yang

spesifik. Setelah dipanaskan diatas buret, terdapat perubahan bau menjadi

tempe busuk, lalu warna nya menjadi kuning keruh, dan terbentuk uap air

(+), gelembung (++++++) tanpa arang (-). Setelah diuji dengan kertas

lakmus merah, terjadi perubahan menjadi biru.

Pada percobaan ini menguji tentang unsur apa yang terdapat dalam protein.

protein tersusun atas gugus karboksil dan gugs amina, serta ikatan peptida.

Unsur unsur yang terdapat dalam protein dapat diketahui dengan melakukan

percobaan diatas. Dalam percobaan diatas, tujuan dari dipanaskannya larutan

12

Page 13: BAB I PROTEIN.docx

protein untuk mengetahui unsur nitrogen. Ini akan mudah diketahui apabila

bahan yang dipanaskan muncul bau seperti rambut yang terbakar. Selain itu

pula, terbentuknya endapan, dalam larutan uji, mengindikasikan adanya unsur

karbon. Uap air yang dihasilkan dalam percobaan ini, mengindikasikan kalau

larutan terdapat unsur hidrogen.

Albumin yang dipanaskan menghasilkan larutan berwarna putih, berbau seperti rambut terbakar, arang (+++), terdapat uap air (++++), dan gelembung (+++). Hal tersebut menandakan bahwa albumin memiliki unsur nitrogen dan karbon. Albumin ialah salah satu sumber protein yang bisa didapatkan dari putih telur ayam. Pemanasan pada albumin bertujuan untuk membuka lipatan dan mengendap. Sifat basa yang dihasilkan dikarenakan gugus amina pada protein mengikat gugus alkil yang bersifat basa.

Susu cair + NaOH yang dipanaskan menghasilkan larutan bewarna kuning,

namun kemudian berubah menjadi orange. Berbau seperti rambut terbakar,

menghasilkan uap air (++) dan gelembung (+++++) serta tanpa disertai arang.

Pada saat diuji dengan menggunakan kertas lakmus merah, kertas lakmus

berubah menjadi biru. Pada percobaan ini ditambahkan larutan NaOH sebagai

katalis yang berfungsi untuk menghancurkan atau memecahakan protein.

Pada uji larutan tempe, menunjukkan hasil yang positif. Namun, jumlah atau

intensitas gelembung, uap air, dan warna larutan berbeda. Antara larutan

tempe dengan larutan tempe + NaOH.

C. Diskusi

1. Apakah ada perubahan warna pada uji dengan kertas lakmus? Bagaimana

pendapat saudara?

Ada, pada praktikum ini kertas lakmus berfungsi untuk menunjukkan tingkat pH

larutan yang di uji, cara kerjanya dengan mengenakan bagian kertas lakmus

dengan uap dari larutan uji.

2. Bila kertas lakmus menunjukkan perubahan warna, hal tersebut

mengindikasikan adanya unsur apa? Alasan!

13

Page 14: BAB I PROTEIN.docx

Perubahan warna pada kertas lakmus menjadi biru mengindikasikan bahwa

larutan bersifat basa, berarti terdapat unsur hidrogen (H) pada unsur tersebut.

Hal ini dikarenakan monomer pada larutan yang bersifat basa adalah unsur

hidrogen (H).

4.2 Uji Kelarutan Albumin

A. Data

Tabel 4.2. Hasil Uji kelarutan Albumin

No. Prosedur Hasil PengamatanSebelum Sesudah

1 Albumin + aquades Albumin: putih keruhAquades: tidak bewarnaAlbumin + aquades: tidak berwarna

Warna: tidak bewarna (+)Kelarutan: larut dalam aquades

2 Albumin + NaOH 0,2 % Albumin: putih keruhNaOH 0,2 %: tidak berwarnaAlbumin + NaOH 0,2 %: tidak berwarna

Warna: tidak berwarna (++)Kelarutan: larut dalam NaOH 0,2 %

3 Albumin + HCl 0,2 % Albumin: putih keruhHCl 0,2 %: tidak berwarnaAlbumin + HCl 0,2 %: tidak berwarna

Warna: keruh (++++)Kelarutan: larut dalam HCl 0,2 %

4 Albumin + NaCO3 0,2 % Albumin: putih keruhNaCO3 0,2 %: tidak berwarnaAlbumin + NaCO3

0,2 %: tidak berwarna

Warna: tidak berwarna (+++)Kelarutan: larut dalam NaCO3 0,2 %

B. Analisis Data dan Pembahasan

a. Uji kelarutan yang pertama adalah larutan albumin + aquades. Larutan

albumin semula putih keruh setelah ditambah dengan aquades yang tidak

bewarna menjadi tidak berwarna. Setelah itu larutan di vorteks selama 1 menit

20 detik dengan kecepatan 1500 putaran dan larutan menjadi tidak bewarna

serta albumin larut terhadap aquades.

14

Page 15: BAB I PROTEIN.docx

b. Uji kelarutan yang kedua adalah larutan albumin + NaOH 0,2 %. Larutan

albumin semula putih keruh setelah ditambah dengan NaOH 0,2 % yang

tidak bewarna menjadi tidak berwarna. Setelah itu larutan di vorteks selama 1

menit 20 detik dengan kecepatan 1500 putaran dan larutan menjadi tidak

bewarna serta albumin larut terhadap NaOH 0,2 %.

c. Uji kelarutan yang ketiga adalah larutan albumin + HCl 0,2 %. Larutan

albumin semula putih keruh setelah ditambah dengan HCl 0,2 % yang tidak

bewarna menjadi tidak berwarna. Setelah itu larutan di vorteks selama 1 menit

20 detik dengan kecepatan 1500 putaran dan larutan menjadi keruh (++++)

serta albumin larut terhadap HCl 0,2 %.

d. Uji kelarutan yang keempat adalah larutan albumin + NaCO3 0,2 %. Larutan

albumin semula putih keruh setelah ditambah dengan NaCO3 0,2 % yang

tidak bewarna menjadi tidak berwarna. Setelah itu larutan di vorteks selama 1

menit 20 detik dengan kecepatan 1500 putaran dan larutan menjadi tidak

bewarna (++++) serta albumin larut terhadap NaCO3 0,2 %.

Pada keempat percobaan yang dilakukan hasil akhir menunjukkan bahwa tidak

adanya endapan. Ini menunjukkan bahwa albumin larut pada berbagai macam

jenis zat pelarut. Mulai dari pelarut air, asa, basa, dan larutan garam encer.

Ketika albumin dicampur dengan air, maka albumin akan larut dalam air, dan

keduanya tidak dapat dipisahkan. Ini karena gugus karbohidrat akan melepas H+

sedangkan gugus amino akan menerima H+. ini juga terjadi pada saat albumin

dicampur dengan basa (NaOH) hasilnya akan sama dengan aquades. Pada

pencampuran antara albumin dengan HCl, albumin akan tetap larut dalam pelarut

HCl. Hal ini disebabkan karena konsentrasi ion H+ yang tingi dapat berikatan

dengan ion –COO sehingga terbentuklah gugus –COOH. Albumin yang dicampur

dengan NaCO3 tetap menunjukkan bahwa albumin larut dalam pelarut NaCO3.

C. Diskusi

1. Mengapa sifat protein tergantung pada jenis protein serta jenis dan macam

macam pelarut?

Kelarutan protein diatas disebabkan karena protein mempunyai sifat amfoter,

sifat ion switzer, dan optis aktif. Sifat-sifat inilah yang menyebabkan kelarutan

protein bergantung pada jenis protein serta jenis dan macam-macam pelarut.

15

Page 16: BAB I PROTEIN.docx

4.3 Uji Biuret

A. Data

Tabel 4.3 Hasil uji Biuret

No. Bahan Prosedur

Hasil Pengamatan

SebelumSesudah

ditambahkan NaOH 10%

Setelah ditambahkan Biuret 3 tetes

Setlah ditambahkan

biuret lagi1 Albumin Albumin +

NaOH 10% + biuret

Putih kekuningan

Putih kekuningan

Ungu (+) Ungu (+)

2 Susu Cair Susu Cair + NaOH 10% + biuret

Putih Putih Merah muda (+)

Merah muda (+)

3 Larutan tempe Larutan tempe + NaOH 10% + biuret

Putih kekuningan

Putih kekuningan

Putih kekuningan (+)

Keungunan (+) setelah ditetsi > 30 tetes

Keterangan: (+) pudar, (++) sedikit pudar, (+++) pekat, (++++) sangat pekat.

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Albumin (putih telur) sebelum ditambahkan NaOH 10% dan biuret berwarna

putih kekuningan. Setelah ditambahkan NaOH 10% tetap putih kekuningan.

Setelah itu larutan di vorteks dengan waktu 1 menit 20 detik dengan

kecepatan 1500 putaran. Setelah itu ditambahkan biuret sebanyak 3 tetes dan

larutan menjadi ungu (+) di bagian bawah. Setelah ditambahi dengan biuret

lagi larutan tetap bewarna ungu (+).

2. Susu cair sebelum ditambahkan NaOH 10% dan biuret berwarna putih.

Setelah ditambahkan NaOH 10% tetap putih. Setelah itu larutan di vorteks

dengan waktu 1 menit 20 detik dengan kecepatan 1500 putaran. Setelah itu

ditambahkan biuret sebanyak 3 tetes dan larutan menjadi merah muda (+).

Setelah ditambahi dengan biuret lagi larutan tetap bewarna merah muda (+).

3. Larutan tempe sebelum ditambahkan NaOH 10% dan biuret berwarna putih

kekuningan. Setelah ditambahkan NaOH 10% tetap putih kekuningan. Setelah

itu larutan di vorteks dengan waktu 1 menit 20 detik dengan kecepatan 1500

putaran. Setelah itu ditambahkan biuret sebanyak 3 tetes dan larutan menjadi

16

Page 17: BAB I PROTEIN.docx

putih kekuningan (+). Setelah ditambahi dengan biuret lagi (lebih dari 30

tetes) larutan tetap bewarna keunguan (+).

Dalam uji biuret bertujuan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam

larutan albumin, susu cair, dan larutan tempe. Pertama bahan larutan yang diuji

dimasukkan kedalam tabung reaksi dan kemudian ditambahkan NaOH. Setelah

itu divorteks dengan waktu dan kecepatan tertentu. Setelah itu, larutan uji

ditambahkan dengan biuret. Pertama 3 tetes, kemudian bisa ditambahkan lagi. Ini

bertujuan untuk memebentuk suatu kompleks dengan nitrogen dan karbon dari

ikatan ikatan peptida dalam larutan basa.

Pendeteksian ada tidaknya ikatan peptida yang membentuk suatu protein dilakukan dengan uji biuret. Uji positif ditandai dengan munculnya warna merah muda sampai ungu. Pada uji biuret berfungsi untuk menguji kandungan protein dalam suatu zat (makanan). apabila setelah ditetesi biuret, makanan atau sari makanan yang mengandung protein akan berubah menjadi berwarna ungu. Pada uji biuret tidak spesifik terhadap protein dikarenakan semua Cu2+ dapat berikatan dengan amida bukan hanya protein (Winarno 1992).

Pada larutan albumin yang sudah ditambah NaOH 10% serta larutan biuret

menghasilkan larutan yang bewarna ungu. Warna ungu yang dihasilkan disini

sangat muda (+). Kemudia pada larutan uji susu cair yang sudah ditambahkan

dengan NaOH 10% + biuret menunjukkan hasil berupa larutan menjadi merah

muda (+). Merah muda yang dihasilkan disini sangat pudar dan tidak pekat.

Selajutnya pada larutan tempe yang sudah ditambahkan NaOH 10% + biuret pada

awalnya tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Tetapi setelah

ditambahkan larutan biuret lebih dari 30 tetes baru terdapat perbedaan. Larutan

menjadi ungu. Hal ini disebabkan karena larutan tempe yang digunakan terlalu

pekat sehingga pereaksi NaOH dan biuret kurang bekerja dengan maksimal.

Warna ini disebabkan oleh Cu2+ beraksi dengan 4 asam amino sehingga membentuk kompleks warna. Sesuai dengan rujukuan, bahwa

uji biuret ini positif apabila larutan yang diuji menunjukkan rekasi berupa

17

Page 18: BAB I PROTEIN.docx

perubahan warna dari merah muda sampai ungu. Jadi dapat disimpulkan bawha

ke empat bahan uji tersebut memang positif terhadap uji biuret.

C. Diskusi

1. Dapatkah uji biuret digunakan untuk mengetahui hidrolisis seperti protein telah

selesai? Jelaskan!

Dapat, karena uji biuret adalah uji yang digunakan untuk mengetahui ikatan

peptida suatu protein. Ikatan peptida yang membangun rantai polipeptida dalam

protein dapat diputus (dihidrolisis) menggunakan asam, basa atau enzim. Pada

percobaan ini digunakan suatu basa yaitu NaOH. Pemecahan ikatan peptida

dalam kondisi asam atau basa kuat merupakan proses hidrolisis kimia.

(Juniarso dki, 2007). Dengan begitu dapat dikatakan bahwa uji biuret dapat

digunakan untuk mengetahui suatu proses hidrolisis.

4.4 Uji Ninhidrin

A. Data

Tabel 4.4 Hasil pengamatan Uji Ninhidrin

No. Bahan Prosedur

Hasil Pengamatan

Sebelum

Setelah ditambahkan

larutan Ninhidrin

Setelah dipanaskan kemudian

didinginkan1 Arginin Arginin +

larutan ninhidrin dipanaskan

Arginin: tidak bewarnaNinhidrin: tidak berwarna

Arginin + ninhidrin: tidak berwarna

Warna: biru keunguan (++)Uap air: ada (+++)Endapan: tidak ada (-)

2 Susu cair Susu cair + larutan ninhidrin dipanaskan

Susu cair: putih Ninhidrin: tidak berwarna

Susu cair + ninhidrin: putih susu

Warna: keunguan (+++)Uap air: ada (+++)

18

Page 19: BAB I PROTEIN.docx

Endapan: tidak ada

3 Albumin Albumin + larutan ninhidrin dipanaskan

Albumin: bening kekuninganNinhidrin: tidak berwarna

Albumin + ninhidrin: kuning jernih

Warna: keunguan (++)Uap air (++++)Endapan: ada, warna putih keunguan (+++)

4 Larutan tempe Larutan tempe + ninhidrin dipanaskan

Larutan teme: putih kekuninganNinhidrin: tidak berwarna

Larutan tempe + ninhidrin: putih kekuningan

Warna: keunguan (++)Uap air: ada (++)Endapan: ada, warna putih keunguan (++)

Keterangan:

a. Endapan : Banyak endapan (+++), endapan sedang (++) tidak ada (-)b. Uap : Sangat banyak (++++), banyak (+++), sedikit (++) tidak ada (-)c. Warna : Sangat pekat (++++), pekat (+++), sedang (++), tidak pekat (-)

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Arginin tidak berwarna + ninhidrin tidak berwarna menjadi larutan arginin +

ninhidrin tidak berwarna. Kemudian dipanaskan. Setelah dipanaskan larutan

menjadi biru keunguan (++), terdapat uap air (+++) dan tidak ada endapan.

2. Susu cair berwarna putih + ninhidrin tidak berwarna menjadi larutan susu cair

+ ninhidrin berwarna putih susu. Kemudian dipanaskan. Setelah dipanaskan

larutan menjadi keunguan (+++), terdapat uap air (+++) dan tidak ada

endapan.

3. Albumin berwarna bening kekuningan + ninhidrin tidak berwarna menjadi

larutan albumin + ninhidrin kuning jernih. Kemudian dipanaskan. Setelah

dipanaskan larutan menjadi keunguan (++), terdapat uap air (++++) dan ada

endapan warna putih keunguan (+++)

4. Larutan tempe putih kekuningan + ninhidrin tidak berwarna menjadi larutan

tempe + ninhidrin putih kekuningan. Kemudian dipanaskan. Setelah

19

Page 20: BAB I PROTEIN.docx

dipanaskan larutan menjadi keunguan (++), terdapat uap air (++) dan ada

endapan putih keunguan (++)

Uji ninhidrin adalah uji paling umum untuk menentukan adanya protein dari suatu bahan. Semua asam amino dan peptida yagn mengandung gugus α-amino bebeas memberikan reaksi ninhidrin positif dengan menunjukkan reaksi terbentuknya warna biru sampai ungu.

Semua asam amino bereaski dengan triketohidrindena hidrat (ninhidrin) untuk

membentuk aldehida yang lebih kecil, dengan membebaskan karbondioksida,

ammonia dan menghasilkan warna biru violet (untuk prolin dan hidroksiprolin

dihasilkan warna kuning). Senyawa-senyawa ammonium kuat, senyawa amin,

sebagian besar peptide, dan protein bereaksi dengan jalur yang sama, walaupun

tidak menghasilkan karbon dioksida dan ammonia.

Pertama arginin ditambah dengan larutan ninhidrim kemudian dipanaskan dan menghasilkan warna larutan biru keunguan (++) dan terdapat uap air (+++) tanpa disertai endapan. Kedua, susu cair ditambah dengan larutan ninhidrin kemudian dipanaskan dan menghasilkan larutan berwarna keunguan (+++) dan terdapat uap air (+++) tanpa disertai endapan.

Pada uji ini arginin, susu cair, albumin, dan larutan tempe menunjukkan hasil yang positif terhadap uji ninhidrin. Ini ditunjukkan dengan berubahnya larutan menjadi warna biru sampai ungu.

C. Diskusi1. Mengapa pereaksi ninhidrin dapat digunakan untuk

menentukan adanya asam amino? Jelaskan!Karena Reaksi ninhidrin dapat dipakai untuk penentuan kuantitatif asam

amino. Dengan memanaskan campuran asam amino dan ninhidrin, terjadilah

larutan berwarna ungu yang identitasnya dapat ditentukan dengan cara

spektrometri. Semua asam amino dan peptide yang mengandung gugus α

amino bebas memberikan reaksi ninhidrin yang positif. Prolin dan hidroksi

20

Page 21: BAB I PROTEIN.docx

prolin yang gugus aminonya tersubtitusi, memberikan hasil reaksi lain

yang berwarna kuning.

Ninhidrin merupakan oksidator penyebab dekarboksilasi-oksidatif dari α-asam

amino dengan mengeluarkan CO2, NH3 dan aldehid. Ninhidrin dapat

mengubah asam amino menjadi suatu aldehida dan ninhidrin merupakan

oksidator penyeba dekarboksilasi-oksidatif dari alfa asam amino dengan

mengeluarkan CO2, NH3, dan aldehid.

21

Page 22: BAB I PROTEIN.docx

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada uji pembuktian unsur unsur yang terdapat dalam protein apabila larutan ditemui

tercium bau seperti rambut terbakar yang menunjukkan bau khas dari nitrogen, terdapatnya

endapan yang merupakan ciri khas dari karbon, serta pada dinding tabung reaksi yang

terdapat uap air yang menandakan adanya unsur hidrogen maka percobaan ini dapat

dikatakan berhasil. Dalam percobaan ini, bahan uji yang digunakan adalah albumin, susu cair,

dan larutan tempe semuanya positif terhadap uji ini.

Pada praktikum kali ini juga terdapat uji biuret, kelarutan albumin, serta uji ninhidrin

yang bahan uji menunjukkan hasil positif terhadap uji yang dilakukan. Salah satu contoh

adalah uji biuret dengan menggunakan bahan uji susu cair, penambahan reagen NaOH dan

Biuret ke dalam larutan dapat menunjukkan ada atau tidaknya ikatan peptida. Dimana ion

Cu2+ (pereaksi biuret) salam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida yang menyusun

protein dan membentuk senyawa kompleks bewarna biru hingga ungu.

Selain itu pada uji kelarutan albumin, ternyata larut pada berbagai jenis macam

pelarut, diantara, aquades, NaOH 0,2 %, HCL 0,2 %, dan NaCO3 2%.

5.2 Saran

Agar pada saat pelaksanaan praktikan lebih memperhatikan hal-hal seperti kebersihan

alat, ketepatan ukuran larutan, waktu percobaan dan lainnya, karena kesalahan sedikitpun

bisa mempengaruhi hasil pengamatan, larutan yang disediakan oleh laboratorium, terkadang

dalam peracikannya ditemukan human error, sehingga juga mempengaruhi hasil, suhu

ruangan dan peletakan/ penyimpanan cairan dalam laboratorium itu sendiri.

22

Page 23: BAB I PROTEIN.docx

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sahito. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Bandung: PT Gramedia Pustaka Utama.

Carey, 2006. Dasar-Dasar Biokimia.  Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Press.Kuchel, Philip dan Gregory B Ralston. 2002. Schaum’s Easy Outlines Biochemistry. USA :

McGraw-Hill Companies.

Lidya dan Djenar. 2000. Dasar Bioproses Direktorat Pembinaan dan Fenolinin dan

Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidkatn Tinggi. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Mandle, Ari Kumar., Pranita Jain., Shailendra K.S. 2012. Protein Structure Prediction Using

Support Vector Machine. International Journal on Soft Computing ( IJSC ) Vol.3,

No.1.

Sumardjo, Damin. 2006. Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Progam Srata 1

Bioeksakta. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Yogyakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.

Winarno, F.G.1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.

23

Page 24: BAB I PROTEIN.docx

LAMPIRAN

Praktikum 1 Membuktikan Unsur-unsur dalam Protein

Albumin Dipanaskan Albumin + NaOH Dipanaskan

Larutan Tempe Dipanaskan Larutan Tempe + NaOH Dipanaskan

Larutan Susu Dipanaskan Larutan Susu + NaOH

Dipanaskan

24

Page 25: BAB I PROTEIN.docx

Praktikum 2 Kelarutan Albumin

25

Page 26: BAB I PROTEIN.docx

Praktikum 3 Uji Biuret

Susu setelah uji biuret Albumin setelah uji biuret

Praktikum 4 Uji Ninhidrin

26

Page 27: BAB I PROTEIN.docx

27