Bab i Preparasi

8
BAB I PREPARASI GEOMEKANIKA 1.1 Tujuan 1.1.1 Pembuatan Sample Semen a. Pembuatan specimen dari sample batuan yang akan digunakan untuk pengujian selanjutnya. b. Specimen yang akan digunakan merupakan cetakan semen berbentuk silinder dengan diameter sample yang berbeda – beda, diantaranya : Sample A (kecil) = 4.9 cm Sample B (sedang) = 6.2 cm Sample C (besar) = 8.2 cm 1.1.2 Pemotongan Sample Semen a. Pemotongan kedua ujung dari core yang belum sesuai dengan ukuran yang diinginkan sekaligus meratakan kedua ujungnya b. Specimen berupa sampel semen yang berbentuk silinder dengan tinggi core lebih dari atau sama dengan 2 kali diameter. 1.1.3 Pengukuran Kerataan Sampel Mengetahui kerataan di kedua ujung sample yang akan diuji 1.1.4 Pengukuran Diameter dan Tinggi Sampel a. Mendapatkan ukuran sampel batuan yang sesuai dengan syarat uji selanjutnya

Transcript of Bab i Preparasi

Page 1: Bab i Preparasi

BAB I

PREPARASI GEOMEKANIKA

1.1 Tujuan

1.1.1 Pembuatan Sample Semen

a. Pembuatan specimen dari sample batuan yang akan digunakan untuk

pengujian selanjutnya.

b. Specimen yang akan digunakan merupakan cetakan semen berbentuk

silinder dengan diameter sample yang berbeda – beda, diantaranya :

Sample A (kecil) = 4.9 cm

Sample B (sedang)= 6.2 cm

Sample C (besar) = 8.2 cm

1.1.2 Pemotongan Sample Semen

a. Pemotongan kedua ujung dari core yang belum sesuai dengan ukuran

yang diinginkan sekaligus meratakan kedua ujungnya

b. Specimen berupa sampel semen yang berbentuk silinder dengan tinggi

core lebih dari atau sama dengan 2 kali diameter.

1.1.3 Pengukuran Kerataan Sampel

Mengetahui kerataan di kedua ujung sample yang akan diuji

1.1.4 Pengukuran Diameter dan Tinggi Sampel

a. Mendapatkan ukuran sampel batuan yang sesuai dengan syarat uji

selanjutnya

b. Specimen berupa sampel semen yang berbentuk silinder dengan tinggi

sampel lebih dari atau sama dengan 2 kali diameter.

1.2 Landasan Teori

1.2.1 Mekanika Batuan

Mekanika batuan adalah salah cabang disiplin ilmu geomekanika.

Mekanika batuan merupakan ilmu yang mempelajari sifat-sifat mekanik batuan

dan massa batuan. Hal ini menyebabkan mekanika batuan memiliki peran yang

dominan dalam operasi penambangan, seperti pekerjaan penerowongan,

pemboran, penggalian, peledakan dan pekerjaan lainnya.

Page 2: Bab i Preparasi

Sedangkan sendiri Batuan merupakan suatu bahan padat anorganik yang

tersusun atas kumpulan-kumpulan mineral yang terbentuk di alam secara alami

yang mempunyai sifat fisik dan sifat mekaniknya masing-masing. Dalam dunia

pertambangan batuan merupakan salah satu bahan yang digunakan sebagai

sarana dalam kegiatan penambangan, contohnya sebagai bench atau lereng

yang digunakan sebagai jalan tambang, pondasi bangunan tambang, jembatan

dan lain sebagainya. Dalam pembuatan bench banyak yang perlu diperhatikan

salah satunya kekuatan batuan untuk menahan beban diatasnya yang biasanya

dilalui oleh alat-alat berat. Untuk itu perlu dipelajari mengai sifat dari mekanik

batuan seperti kuat tekan batuan, kuat geser, elastisitas batuan dan lain-lain

yang dalam pengujiannya, batuan tersebut diambil sebagian yang mewakili atau

representatif dari daerah tersebut untuk dijadikan sampel dan dilakukan

pengujian dilaboratorium dengan sampel dalam bentuk silinder atau lebih

dikenal dengan coring.

1.2.2 Preprasi

Sampel yang diambil dari lapangan berupa coring akan dilakukan

pengujian untuk mengetahui sifat fisik dan mekaniknya. Hal yang pertama

dilakukan adalah dengan metode Preparasi sample adalah pengurangan massa

dan ukuran dari gross sample sampai pada massa dan ukuran yang cocok untuk

analisa di Laboratorium. Preparasi dilakukan untuk mendapatkan spesifikasi

pada batuan seperti diameter, tinggi, serta komposisi sampel batuan. Dengan

didapatkannya spesifikasi ini, pengujian sifat mekanika pada batuan

akan ,memberikan hasil yang akurat.

1.2.3 Aplikasi Mekanika Batuan Dalam Dunia Pertambangan

Geomekanika adalah bagian dari ilmu geoteknik yang berhubungan

dengan respon material alami terhadap gejala deformasi. Dalam urutan kegiatan

pertambangan, eksplorasi merupakan proses evaluasi teknis untuk mendapatkan

model badan bijih. Model cadangan suatu badan bijih yang diinterpretasikan dari

hasil eksplorasi langsung maupun tak langsung, sebelum ditentukan cara

penambangannya apakah dengan open pit atau underground mining harus

dianalisis secara geoteknik. Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan

tersebut adalah ketidakselarasan struktur geologi. Pola-pola dari patahan,

rekahan, dan bidang perlapisan mendominasi perilaku batuan dalam tambang

terbuka karena terdapat gaya penahan yang kecil untuk mencegah terjadinya

Page 3: Bab i Preparasi

luncuran dan karena terdapat semacam gaya tekan ke atas dari permukaan air

yang terdapat dalam rekahan.

Dalam tambang bawah tanah pengaruh ketidakselarasan kurang dominan

namun tetap harus diperhatikan. Permukaan patahan pada kedalaman tertentu

merupakan tempat yang memiliki kohesi yang rendah dan berakumulasinya

tegangan. Permukaan rekahan dan belahan merupakan bidang lemah dengan

resistansi yang rendah untuk menahan tegangan, dan memiliki kecenderungan

terbuka saat terganggu oleh aktivitas peledakan (blasting). Oleh karena itu

kegiatan mekanika batuan sangatlah diperlukan oleh para ahli tambang agar

mendapatkan hasil yang maksimal dalam penambangan dan dapat memecahkan

masalah penambangan yang berkaitan dengan batuan ataupun suatu lapisan

batuan.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Pembuatan Sample Semen

Adapun alat alat yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

Peralon plastik

Ember

Adukan

Tali Rapia

Sedangkan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Semen

Pasir

Air

1.3.2 Pemotongan Sample Semen

Peralatan yang digunakan adalah mesin pemotong (cutting machine)

dengan panjang diameter pemotongnya 4 kali diameter core, digerakan dengan

motor 3 fase. Dilengkapi dengan aliran air yang berfungsi sebagai pembilas dan

untuk mendinginkan edge.

1.3.3 Pengukuran Kerataan Sample

Peralatan yang akan digunakan alat uji kerataan permukaan yang

dilengkapi dengan dial gauge.

Page 4: Bab i Preparasi

1.3.4 Pengukuran Diameter dan Tinggi Sample

Alat yang digunakan adalah jangka sorong dengan ketelitian tertentu

1.4 Prosedur

1.4.1 Pembuatan Sampel Semen

a. Siapkan terlebih dahulu peralon yang telah disediakan untuk masing -

masing ukuran

b. Mencampur semen dengan pasir dan air untuk membuat adonan

semen

c. Masukan adonan semen tersebut kedalam paralon sesuai ukuran pada

perbandingan komposisi semennya

d. Diamkan selama 1 minggu untuk selanjutnya dikeluarkan dari cetakan

peralon

1.4.2 Pemotongan Sampel Semen

a. Core diletakan horizontal disesuaikan dengan alas yang ada pada

setting mesin

b. Kemudian batuan dijepit supaya sewaktu melakukan pemotongan core

silinder tidak bergerak

c. Air dialirkan dengan debit yang konstan sesuai dengan jenis batuan

yang akan dipotong

d. Injak pedal pemotong untuk mendekatkan cutting edge dengan batuan

secara perlahan – pelahan serta memperhatikan kemajuan edge

dalam pemotongan specimen.

e. Perhatikan kondisi pemotongan sampai sampel yang akan diambil

sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.

1.4.3 Pengukuran Kerataan Sampel

a. Sample diletakan horizontal disesuaikan dengan bentuk letak roda –

roda yang ada pada alat tersebut

b. Kemudian sample dihimpitkan dengan panel kerataan yang ada dekat

dial gauge

c. Perhatikan angka yang ditunjukan dengan dial gauge, kemudian setel

gauge sehingga menunjukan angka 0

d. Putar sample sedikit demi sedikit dan perhatikan perubahan

kerataannya dilihat dari perubahan jarum gauge.

Page 5: Bab i Preparasi

e. Syarat utama, jangan sampai dial gauge melebihi satu putaran atau

kemiringan sample lebih dari 1 mm

f. Jika dari uji kerataan diperoleh nilai melebihi dari 2 mm atau lebih,

maka dilakukan perataan dengan dihampelas atau jika terlalu besar

dilakukan pemotongan ulang

g. Lakukan prosedur (a) hingga (e) sampai didapatkan kerataan sample

maksimal kurang dari 1 mm.

1.4.4 Pengukuran Diameter dan Tinggi Sample

a. Lakukan pengukuran panjang sample sebanyak 3 kali pengukuran

untuk setiap sample

b. Kemudian lakukan pengukuran diameter sample, minimal 3 kali

pengukuran setiap ujungnya

c. Hasil pengukuran dilihat kembali, jika ada yang melebihi dari ukuran

yang diizinkan, maka harus dilakukan pemotongan kembali atau cukup

diampelas jika hanya sedikit.

Page 6: Bab i Preparasi

DAFTAR PUSTAKA

Tim Asisten, 2014, “Modul Praktikum Geomekanika”, Laboratorium Tambang,

Universitas Islam Bandung : Bandung

Risejet, Rahmat, 2013, “Mekanika Tanah”, \Ilmu Mekanika Tanah _ MINING

ENGINEERING BLOG.html. Diakses tanggal 22 Februari (html, online).

Utomo, Prabowo, Hardiansyah, 2012. ”Sifat Fisik Dan Mekanik Batuan”.

http://id.scribd.com/doc/95499867/Sifat-Fisik-Dan-Mekanik-Batuan.

Diakses tanggal 22 Februari 2014 (pdf, online).

Parisi, Daus, 2011. “Sifat Fisik Batuan”.

http://id.scribd.com/doc/30259483/SIFAT-FISIK-BATUAN. Diakses

tanggal 22 Februari 2014 (pdf, online).