BAB I PENDAHULUAN -...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN -...
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Minyak bumi mengandung pengotor berupa sulfur, nitrogen, dan logam. Keberadaan
sulfur dalam minyak bumi dapat menyebabkan terjadinya keracunan katalis platina di
Catalytic Reforming Units (Miller et al., 2010) dan menyebabkan terjadinya kerusakan
mesin karena sifatnya yang korosif (Hatch dan Matar, 1912). Selain itu, gas SO2 terbentuk
selama proses pembakaran senyawa sulfur yang terkandung dalam minyak bumi
menyebabkan terjadinya hujan asam (Vissenberg, 1999).
Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis, membentuk getah pada bahan bakar
minyak dan pada proses pembakaran menghasilkan gas NOx yang berbahaya untuk
lingkungan. Pengotor lainnya yaitu logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan
vanadium pada proses catalytic cracking mempengaruhi aktivitas katalis, sebab dapat
menurunkan produk gasoline, menghasilkan banyak gas, dan pembentukkan kokas
(Giwangkara, 2007).
Pengotor-pengotor tersebut harus dihilangkan dengan proses hydrotreating sebelum
minyak bumi diolah lebih lanjut agar bahan dasar dan produk yang dihasilkan menjadi
lebih baik. Istilah hydrotreating digunakan untuk menunjukkan suatu proses hidrogenasi
katalitik, yaitu proses penjenuhan hidrokarbon dan penghilangan senyawa sulfur, nitrogen,
dan logam dari bahan dasar minyak bumi sehingga proses hydrotreating memegang
peranan penting di industri pengolahan minyak bumi (Vissenberg, 1999).
Salah satu katalis hydrotreating yang umum digunakan adalah nikel molibdenum
berpenyangga gamma aluminium oksida (NiMo - Al2O3). Pemilihan katalis ini didasarkan
pada reaksi katalitik yang digunakan. Tabel 1.1 berikut adalah tipe reaktivitas katalis yang
digunakan untuk proses hydrotreating (Speight, 1999 dalam Mohanty, 2011).
-
2
Sintesis dan Karakterisasi Katalis Nikel Molibdenum BerpenyanggaGamma Aluminium Oksida untuk Hydrotreating Minyak Diesel
Tabel 1.1 Reaktivitas Katalis Hydrotreating
Katalis* Reaktivitas pada proseshidrodesulfurisasiReaktivitas pada proses
hidrodenitrogenasiReaktivitas pada
hidrogenasi aromatikCo-Mo-Al2O3 XXXX** XX XNi-Mo-Al2O3 XXX XXX XXNi-W-Al2O3 XX XX XXXX
* semua katalis hydrotreating yang mempunyai komposisi kimia rata-rata CoO(NiO) 2 - 4 % berat; MoO3 12 -15 % berat, dan Al2O3 81 - 86 % berat.
** reaktivitas : X sedang; XX baik; XXX sangat baik; XXXX paling baik.
Gamma aluminium oksida dipilih sebagai penyangga karena mempunyai range
temperatur yang cocok untuk kebanyakan reaksi dan luas permukaannya yang besar (100-
600 m2/g) sehingga logam akan terdispersi dengan baik pada penyangga (Foger, 1984).
Hingga saat ini, katalis hydrotreating yang digunakan di Indonesia masih merupakan
komoditas impor meskipun bahan bakunya banyak diperoleh di Indonesia. Indonesian
Mining Survey 2002 mencatat bahwa produksi logam nikel dan bauksit (bahan baku dalam
pembuatan alumina) sebagai bahan baku katalis dan penyangga banyak diperoleh di
Indonesia. Selain itu, di daerah Kalimantan Barat terdapat mineral molibdenit (Nursahan,
2005 dalam Haerudin, 2007), yang merupakan mineral utama dengan kandungan
molibdenum dalam jumlah besar.Tabel 1.2 Produksi Mineral Indonesia
(Sumber : Indonesian Mining Survey 2002)
-
3
Sintesis dan Karakterisasi Katalis Nikel Molibdenum BerpenyanggaGamma Aluminium Oksida untuk Hydrotreating Minyak Diesel
Tabel 1.3 Produksi Mineral Dunia
(Sumber : Indonesian Mining Survey 2002)
Mengingat peran katalis pada industri yang sangat penting, khususnya di industri
perminyakan, kebutuhannya yang besar, dan bahan baku yang banyak diperoleh di
Indonesia, maka diperlukan suatu proses pembuatan katalis di Indonesia untuk
menghindari ketergantungan penggunaan katalis dari luar yang tentunya berdampak pada
biaya operasional yang lebih besar.
Katalis yang telah dibuat perlu diuji untuk menentukan apakah struktur katalis tersebut
sudah sesuai dengan struktur yang diinginkan atau tidak. Struktur katalis didesain
berdasarkan kinerja yang diharapkan pada saat penggunaan katalis. Jika sudah sesuai maka
proses pembuatan katalis dinyatakan berhasil, namun sebaliknya jika tidak sesuai maka
katalis tersebut perlu penanganan lebih lanjut seperti mengubah formulasi atau teknik
proses pembuatannya. Pengujian katalis ini disebut karakterisasi (Istadi, 2011).
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian Tugas Akhir ini dilakukan
pengkajian mengenai sintesis katalis NiMo/ -Al2O3 dan karakterisasinya yang meliputi
kekuatan mekanik (crushing strength), analisis termogravimetri (thermogravimetric
analysis), luas permukaan (surface area), ukuran pori (pore size), dan volume pori (pore
volume) sebagai parameter kualitas katalis.
-
4
Sintesis dan Karakterisasi Katalis Nikel Molibdenum BerpenyanggaGamma Aluminium Oksida untuk Hydrotreating Minyak Diesel
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a) Membuat dan mengembangkan katalis NiMo/ -Al2O3 untuk hydrotreating minyak
diesel. Katalis yang dihasilkan, diharapkan memiliki karakteristik yang mendekati atau
lebih baik dibandingkan katalis NiMo/ -Al2O3 komersil .
b) Mengetahui pengaruh asam nitrat dan garam posfat terhadap nilai kekuatan mekanik
penyangga/ katalis.
c) Menentukan penyangga/ katalis yang mempunyai kualitas paling baik dan layak
digunakan di unit hydrotreating berdasarkan hasil karakterisasinya.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah :
a) Pembuatan penyangga -Al2O3 dengan berbagai variasi formula dalam skala
laboratorium dan skala pilot plant.
b) Impregnasi penyangga -Al2O3 ke dalam larutan nikel molibdenum sehingga
dihasilkan katalis.
c) Karakterisasi katalis yang telah dibuat meliputi kekuatan mekanik (crushing strength),
analisis termogravimetri (thermogravimetric analysis), luas permukaan (surface area),
volume pori (pore volume), dan ukuran pori (pore size) sebagai parameter kualitas
katalis kemudian dibandingkan dengan katalis komersil TK573.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.
-
5
Sintesis dan Karakterisasi Katalis Nikel Molibdenum BerpenyanggaGamma Aluminium Oksida untuk Hydrotreating Minyak Diesel
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan secara terperinci mengenai minyak bumi, komposisi
minyak bumi, cara pengolahan minyak bumi, minyak diesel, proses
hydrotreating, katalis, cara pembuatan katalis, katalis hydrotreating, dan
karakterisasi katalis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang metodologi yang digunakan untuk
memperoleh, mengolah, dan menganalisis data penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini mencakup tentang hasil penelitian serta pembahasan dari data yang
diperoleh selama penelitian berlangsung.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini mencakup inti yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan serta saran yang diperlukan untuk memperbaiki penelitian ini.
2013-06-27T07:31:46+0700Polban Library