BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/8954/2/t_bk_0809452_chapter1.pdf ·...

13
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan komputer dan teknologi informasi dan komunikasi saat ini terjadi begitu pesat. Bahkan semenjak ditemukannya internet pola kehidupan manusia abad ini telah mengalami transformasi. Tidak dapat dipungkiri, pola tradisional dalam berbagai aspek kehidupan manusia, baik secara sosial, politik, ekonomi dan budaya tengah mengalami transformasi seiring perkembangan komputer dan teknologi informasi. Menurut laporan Internet World Stats. Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia meningkat luar biasa cepat selama satu dekade, sejak tahun 1999 hingga tahun 2009, yaitu lebih dari 5.000 persen. Bahkan diprediksikan, tahun 2015, pengguna internet di Indonesia akan meningkat menjadi hampir 75 juta atau sebesar 148 persen dibandingkan tahun 2009 dan 14.403 persen jika dibandingkan dengan pengguna internet pada tahun 1999. Pemanfaatan komputer dan teknologi informasi dan komunikasi telah banyak pengaplikasiannya dalam berbagai bentuk guna memudahkan kehidupan manusia. Dalam dunia pendidikan, pemanfaatannya bisa dikatakan sangat beragam, meskipun belum maksimal. Biasanya hal tersebut terjadi karena keterbatasan sumber daya. Baik dari sisi infrastruktur yang kurang memadai maupun sumber daya manusianya sendiri yang belum dilengkapi kemahiran dalam pemanfataan teknologi komputer dan informasi tersebut.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/8954/2/t_bk_0809452_chapter1.pdf ·...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/8954/2/t_bk_0809452_chapter1.pdf · Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia meningkat luar biasa cepat selama ... ROOM

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan komputer dan teknologi informasi dan komunikasi saat ini

terjadi begitu pesat. Bahkan semenjak ditemukannya internet pola kehidupan

manusia abad ini telah mengalami transformasi. Tidak dapat dipungkiri, pola

tradisional dalam berbagai aspek kehidupan manusia, baik secara sosial, politik,

ekonomi dan budaya tengah mengalami transformasi seiring perkembangan

komputer dan teknologi informasi. Menurut laporan Internet World Stats.

Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia meningkat luar biasa cepat selama

satu dekade, sejak tahun 1999 hingga tahun 2009, yaitu lebih dari 5.000 persen.

Bahkan diprediksikan, tahun 2015, pengguna internet di Indonesia akan

meningkat menjadi hampir 75 juta atau sebesar 148 persen dibandingkan tahun

2009 dan 14.403 persen jika dibandingkan dengan pengguna internet pada tahun

1999.

Pemanfaatan komputer dan teknologi informasi dan komunikasi telah

banyak pengaplikasiannya dalam berbagai bentuk guna memudahkan kehidupan

manusia. Dalam dunia pendidikan, pemanfaatannya bisa dikatakan sangat

beragam, meskipun belum maksimal. Biasanya hal tersebut terjadi karena

keterbatasan sumber daya. Baik dari sisi infrastruktur yang kurang memadai

maupun sumber daya manusianya sendiri yang belum dilengkapi kemahiran

dalam pemanfataan teknologi komputer dan informasi tersebut.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/8954/2/t_bk_0809452_chapter1.pdf · Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia meningkat luar biasa cepat selama ... ROOM

Gambar. 1.1

Kecenderungan pemanfaatan

administrasi pendidikan, media pengajaran, evaluasi hasil pelajaran dan

pengembangan aplikasi

aplikasi administasi dan instru

konseling. Dengan ditemukannya internet, berbagai inovasi pendidikan pun terus

menerus dikembangkan, seperti

pengembangan ini bersifat global di seluruh dunia, termasuk Indonesia, meskipun

tidak merata ke berbagai pelosok, hal ini di karenakan masalah infrastruktur dan

kurangnya pengembangan sumber day

Penelitian terbesar terkait dengan implikasi teknologi dalam koseling

pernah dilakukan dilakukan pada tahun 1990an, h

dapat dikategorikan menjadi tiga wilayah utama (1) penyimpanan rekaman

konseling (2) analisis data, (3)

2

Gambar. 1.1 Prediksi Perkembangan Pengguna Internet Indonesia(Sumber: www.internetworldstats.com)

Kecenderungan pemanfaatan teknologi ini, lebih difokuskan pada hal

administrasi pendidikan, media pengajaran, evaluasi hasil pelajaran dan

pengembangan aplikasi-aplikasi pendidikan dan penunjangnya termasuk aplikasi

aplikasi administasi dan instrumentasi dalam psikologi maupun bimbingan dan

konseling. Dengan ditemukannya internet, berbagai inovasi pendidikan pun terus

menerus dikembangkan, seperti e-learning pembelajara

pengembangan ini bersifat global di seluruh dunia, termasuk Indonesia, meskipun

tidak merata ke berbagai pelosok, hal ini di karenakan masalah infrastruktur dan

kurangnya pengembangan sumber daya manusia dalam hal teknologi.

terbesar terkait dengan implikasi teknologi dalam koseling

pernah dilakukan dilakukan pada tahun 1990an, hasil-hasil penelitian tersebut

dapat dikategorikan menjadi tiga wilayah utama (1) penyimpanan rekaman

konseling (2) analisis data, (3) cybercounseling atau konseling melalui internet

Prediksi Perkembangan Pengguna Internet Indonesia

ini, lebih difokuskan pada hal

administrasi pendidikan, media pengajaran, evaluasi hasil pelajaran dan

i pendidikan dan penunjangnya termasuk aplikasi-

mentasi dalam psikologi maupun bimbingan dan

konseling. Dengan ditemukannya internet, berbagai inovasi pendidikan pun terus

pembelajaran jarak jauh,

pengembangan ini bersifat global di seluruh dunia, termasuk Indonesia, meskipun

tidak merata ke berbagai pelosok, hal ini di karenakan masalah infrastruktur dan

a manusia dalam hal teknologi.

terbesar terkait dengan implikasi teknologi dalam koseling

hasil penelitian tersebut

dapat dikategorikan menjadi tiga wilayah utama (1) penyimpanan rekaman

atau konseling melalui internet

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/8954/2/t_bk_0809452_chapter1.pdf · Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia meningkat luar biasa cepat selama ... ROOM

3

dan cyberlearning (Yusop, et.al: 2006). Hal yang harus disadari oleh konselor saat

ini adalah bahwa semenjak kemunculan internet, komunikasi telah mengalami

mengalami revolusi yang hebat dan telah mengembangkan prinsip-prinsip dasar

dari hubungan manusia menjadi semakin luas, semakin intensif dan penuh

tantangan. Banyak kesempatan sekarang muncul bagi mereka yang secara sosial

merasa malu, terisolasi, atau terhambat secara fisik sehingga kini mereka mampu

berhubungan dengan individu lain atau pun mendapat dukungan. Mereka kini

dapat menggunakan situs untuk mencari informasi, mencari teman. Hal ini

digunakan untuk kepentingan positif maupun negatif, dan yang semakin banyak

adalah untuk mencari masukan atau pelayanan kesehatan seperti konseling dan

psikoterapi (Fenichel: 2003: Kraus et.al: 2004).

Fenomena konseling melalui internet yang juga disebut sebagai e-therapy,

terapi online, cyber counseling, ecounseling, web-counseling, konseling melalui

media komputer, atau konseling jarak jauh (Martin: 2007) cukup mendapat

perhatian dari para praktisi kesehatan mental sebagai cara dalam memberikan

layanan kesehatan mental. Mahasiswa di universitas dan para siswa sekolah

menengah atas yang memililiki keterbatasan keuangan dan waktu, seringkali

merasa tidak nyaman untuk melakukan pertemuan secara langsung bertatap muka

dengan seseorang ahli, ketidaknyamanan ini terjadi dikarenakan situasi pertemuan

profesional tersebut bersifat klinis. Karena itulah kelompok ini merupakan sub-

populasi yang bisa menerima dan memiliki ketertarikan untuk menggunakan

bentuk layanan e-terapi (Walter, 1996). Sekian tahun kemudian Akohari et.al

(2000) mengumumkan hasil penelitiannya terhadap siswa-siswa beresiko pada

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/8954/2/t_bk_0809452_chapter1.pdf · Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia meningkat luar biasa cepat selama ... ROOM

4

sebuah sekolah di Jepang mengenai penggunaan e-mail atau surat elektronik

sebagai salah satu media interaktif pada layanan konseling melalui internet yang

mampu menjadi media yang lebih memudahkan penulisan pengungkapan

perasaaan individu yang sebenarnya, dimana siswa-siswa tersebut memiliki

kendala komunikasi dan rasa takut untuk melakukan konsultasi secara langsung

tatap muka di sekolah.

Pollock (2008) menyatakan bahwa masa depan adalah sekarang, ini

terlihat dari bermunculannya situs konseling melalui internet yang dikelola

perorangan dengan sasaran masyarakat umum, melalui chat atau pun email dan

lain sebagainya. Situs konseling online mulai muncul di pertengahan tahun 1990

di Amerika, yang saat itu diperkirakan berjumlah 12 situs yang di kelola oleh

konselor perorangan (Ainsworth: 2002). Bahkan pencarian domain di mesin

google dengan nama “counseling online” berhasil mengidentifikasi 814.000 hasil

pencarian (Tyler & Guth dalam Bloom and Walz: 2004) .

Di Indonesia, sendiri telah berkembang layanan konseling melalui

internet dengan target penerima layanan yang spesifik, seperti pengidap HIV

AIDS, korban kekerasan dalam rumah tangga dan lain-lain (Yulianti: 2004). Sesi

konseling online tersebut diselenggarakan oleh organisasi-organisasi terkait

dengan isu yang di usungnya. Biasanya konselor-konselor yang memberikan

pelayanan secara online dalam organisasi seperti ini tidak menempuh pendidikan

formal dalam bidang bimbingan dan konseling, akan tetapi melalui pelatihan-

pelatihan yang dilakukan oleh organisasi terkait, hingga terapis profesional

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/8954/2/t_bk_0809452_chapter1.pdf · Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia meningkat luar biasa cepat selama ... ROOM

5

dengan latar belakang psikologi, psikiater, maupun dokter, yang memberikan

terapi melalui internet.

Bagi konselor sendiri adanya program layanan konseling melalui internet

akan membuka peluang bagi mereka untuk mengembangkan keahlian

konselingnya dengan cara yang baru, baik dari sisi keilmuan konseling itu sendiri

maupun keahlian dalam hal memanfaatkan teknologi. Kegiatan ini juga memenuhi

salah satu dari 12 kompetensi information and communication technology (ICT)

konselor yang telah dirumuskan oleh Association for Counselor Education and

Supervision (ACES): Yusop et.al (2006). Kedua belas kompetensi teknis ICT

teknis yang harus dimiliki oleh seorang konselor, tersebut adalah:

1. Mampu menggunakan piranti lunak untuk mengembangkan halaman web,

presentasi kelompok, surat dan laporan-laporan

2. Mampu menggunakan perlengkapan audiovisual, seperti rekaman video,

rekaman suara, perlengkapan proyektor dan perlengkapan konferensi

video

3. Mampu menggunakan statistika berbasis komputer

4. Mampu menggunakan aplikasi berbasis komputer untuk: tes-tes,

melakukan diganosa, program keputusan karier bagi konseli.

5. Mampu menggunakan email

6. Dapat membantu konselinya menemukan berbagai macam informasi

terkait dengan keperluan konseling melalui internet seperti informasi karir,

kesempatan kerja, kesempatan pelatihan-pelatihan pengembangan diri,

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/8954/2/t_bk_0809452_chapter1.pdf · Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia meningkat luar biasa cepat selama ... ROOM

6

bantuan keuangan dan atau beasiswa, prosedur penyembuhan hingga

informasi mengenai hal-hal pribadi dan sosial.

7. Mengikuti berbagai kegiatan pengembangan konseling secara online.

8. Mampu menggunakan perlengkapan penyimpanan data melalui CD-

ROOM

9. Mengetahui dan memahami aspek hukum dan etika terkait dengan layanan

konseling melalui internet.

10. Mengetahui dan memahami kelebihan maupun kekurangan dari layanan

konseling melalui internet.

11. Mampu menggunakan internet untuk mencari berbagai kesempatan dalam

rangka meneruskan pendidikan untuk konseling.

12. Mampu mengevaluasi kualitas informasi di internet.

Keahlian dan kompetensi konselor dalam hal ICT akan sejalan dengan

prediksi Cannabis (2001) tentang pemanfaatan komputer dan teknologi informasi

pada profesi konselor, maupun American Conseling Association (ACA) dan

National Board of Certified Counselors (NBCC) yang mengatakan bahwa

semakin nyaman individu dengan teknologi, maka konseling melalui internet akan

semakin berkembang luas dan semakin banyak konselor menawarkan layanan

jasanya melalui jasa internet (Lewis,Coursol, Whal, 2004). Adanya akses tanpa

batas ini bukan hanya semakin mudah di akses, akan tetapi media ini menawarkan

calon konseli dalam jumlah besar, menghilangkan jarak untuk mendapatkan

konseli, keluwesan dalam perencanaan, menghemat anggaran, dan memberikan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/8954/2/t_bk_0809452_chapter1.pdf · Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia meningkat luar biasa cepat selama ... ROOM

7

pilihan yang lebih banyak bagi konseli yang kesemuanya ini dapat dilihat sebagai

kekuatan (Tyler & Guth dalam Bloom and Walz: 2004).

Peluang berkembangnya konseling melalui internet cukup besar di

Indonesia. Apalagi cukup banyak pengakses internet dari kategori usia pelajar

yang secara reguler browsing internet dan mengunjungi berbagai situs. Beberapa

situs yang cukup popular saat ini misalnya seperti situs jejaring sosial seperti

facebook, twitter, friendster, high5 dan lain sebagainya baik melaui PC, laptop,

notebook dan juga telepon seluler. Salah satu alasan itulah yang menjadikan

pengembangan konseling melalui internet bagi dunia pendidikan, perguruan tinggi

pada khususnya, memiliki potensi menjadi hal yang mudah diterima bagi para

pelajar atau mahasiswa.

Bagi perguruan tinggi, khususnya yang memiliki lembaga konsultasi

kesehatan dan psikologis maupun unit pelayanan konseling, kehadiran situs

layanan konseling menjadi salah satu wujud “student support services” yang

memberikan informasi dan bantuan berupa layanan konseling (Hamilton et.al:

2005). Fungsi lain dari media ini, juga dapat dijadikan sebagai sarana pendaftaran

secara online untuk mendapatkan layanan konseling secara langsung di lembaga

yang memberikan layanan konseling secara online melalui internet bagi

mahasiswa yang mengalami kesulitan untuk berkonsultasi secara langsung

melalui tatap muka.

Guna Mmewujudkan penerapkan layanan bimbingan dan konseling

melalui internet diperlukan sebuah media yang terstandar dan disesuaikan dengan

kebutuhan perguruan tinggi hingga ketersediaan teknologi yang dapat

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/8954/2/t_bk_0809452_chapter1.pdf · Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia meningkat luar biasa cepat selama ... ROOM

8

menunjangnya. Diperlukan juga tenaga-tenaga konselor yang terbiasa dengan pola

interaksi dan komunikasi melalui internet. Hal tersebut merupakan penunjang

penting dalam pelaksanaan penelitian ini dimana penulis akan mengembangkan

sebuah media situs untuk memberikan layanan konseling melalui internet bagi

mahasiswa perguruan tinggi. Situs tersebut tentunya harus mengikuti standar yang

telah ditetapkan oleh lembaga berwenang konseling, dalam hal ini adalah ACA.

Mengingat Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) belum

mengeluarkan kebijakan mengenai standarisasi layanan konseling melalui internet

secara khusus bagi layanan bimbingan dan konseling di Indonesia.

Perguruan tinggi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah

Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang bertempat di Jl. Rawamangun Muka No. 1

Jakarta Timur. UNJ memiliki Jurusan Bimbingan dan Konseling (BK) dan juga

unit layanan bagi mahasiswa yang berkonsentrasi pada layanan ke-BK-an dengan

nama Unit Layanan Bimbingan dan Konseling (ULBK). Meskipun terpisah secara

struktural, akan tetapi baik jurusan BK UNJ ataupun ULBK dijalankan oleh

individu-individu yang sama, yaitu dosen-dosen BK UNJ.

Hubungan dosen dan mahasiswa pada umumnya merupakan hubungan

yang bersifat akademis. Keunikan yang secara khusus terjadi di jurusan BK UNJ

adalah hubungan dosen dan mahasiswa tidak semata-mata hanya terkait urusan

akademis perkuliahan, akan tetapi lebih dari itu, dosen juga berperan sebagai

pembimbing dan konselor bagi mahasiswanya.

Semenjak jejaring sosial menjadi bagian dari gaya hidup baru, dan internet

menjadi medium komunikasi efektif dan efisien bagi para mahasiswa dan dosen

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/8954/2/t_bk_0809452_chapter1.pdf · Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia meningkat luar biasa cepat selama ... ROOM

9

yang telah menjadi bagian dari digital native. Hubungan dalam bingkai akademis

dan ke-BK-an yang sebelumnya terbangun secara tatap-muka, juga telah terbawa

hingga ke dunia maya. Facebook, instant messanger (IM), email menjadi media

yang cukup bisa diandalkan bagi mahasiswa untuk melakukan konsultasi

psikologis dengan dosen yang juga konselor-nya. Sayangnya, hal tersebut tidak

dilakukan dalam suatu media dan sistem yang dibangun secara sengaja. Sehingga

kegiatan tersebut, seolah-olah hanya kegiatan “curhat” rutin sehari-hari

mahasiswa secara virtual, tanpa bingkai aspek etika yang mencerminkan

profesionalitas konselor maupun aspek akademis yang membangun budaya ilmiah

akademis yang baik.

Salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut adalah dengan

mengembangakan suatu media yang dapat mewadahi layanan konseling secara

profesional melalui internet yang sesuai dengan kaidah etika profesionalitas kerja

konselor. Media layanan konseling melalui internet merupakan suatu media yang

secara khusus di desain untuk memenuhi kebutuhan layanan konsultasi psikologis

bagi mahasiswa secara online. Media ini juga memberikan kemudahan bagi

konselor dalam pengarsipan data dan menyimpan seluruh rekaman konseling.

Data-data tersebut dapat mendorong dilakukannya berbagai penelitian ilmiah

dalam bidang konseling dalam koridor yang pantas secara etika, sehingga melalui

media ini juga konselor dituntut untuk bekerja dalam bingkai profesionalitas pada

kerangka etika layanan konseling melalui internet sebagaimana yang digariskan

oleh ACA (2005) dan NBCC(2001).

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/8954/2/t_bk_0809452_chapter1.pdf · Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia meningkat luar biasa cepat selama ... ROOM

10

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Dalam konteks penelitian dan pengembangan media layanan konseling

melalui internet ini, seyogyanya pengembangan media layanan bimbingan dan

koseling dapat berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Berdasarkan

sumber masalah tersebut, maka rumusan masalah yang dapat diidentifikasikan

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana mengembangkan media layanan

konseling berbasis internet di Universitas Negeri Jakarta” Untuk memperjelas

penelitian ini, secara lebih rinci masalah dalam penelitian ini diuraikan dalam

pertanyaan-pertanyaan berikut :

1. Bagaimana gambaran infrastruktur teknologi informasi di UNJ?

2. Bagaimana gambaran penggunaan internet oleh dosen jurusan BK UNJ?

3. Bagaimana gambaran penggunaan internet mahasiswa UNJ?

4. Bagaimanakah hasil pengembangan situs layanan konseling melalui internet di

UNJ?

5. Bagaimana penilaian pakar mengenai pemenuhan etika layanan konseling

melalui internet dan pemenuhan kriteria situs yang baik terhadap media situs

layanan konseling melalui internet di UNJ yang dikembangkan oleh peneliti?

6. Bagaimana hasil uji coba media untuk melihat kelayakan penggunaan media

situs layanan konseling melalui internet di UNJ dari sisi kriteria situs yang baik

dan konten media oleh mahasiswa dan dosen?

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/8954/2/t_bk_0809452_chapter1.pdf · Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia meningkat luar biasa cepat selama ... ROOM

11

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan paparan dalam latar belakang diatas, maka tujuan penelitian

ini adalah membuat media konseling melalui internet. Media tersebut adalah situs

layanan konseling berbasis internet di perguruan tinggi, secara terperinci

penelitian mempunyai tujuan mendapatkan data empirik mengenai: .

1. Data mengenai infrastruktur teknologi informasi di UNJ.

2. Data mengenai penggunaan internet oleh dosen jurusan bimbingan dan

konseling sebagai sumber daya manusia untuk memberikan layanan konseling

melalui internet di UNJ.

3. Data penggunaan internet oleh mahasiswa UNJ sebagai target penerima

layanan konseling melalui internet.

4. Produk media layanan konseling berupa situs konseling melalui internet di

UNJ.

5. Hasil penilaian pakar mengenai pengejawantahan etika layanan konseling

melalui internet dan aspek teknis kriteria situs yang baik.

6. Data hasil uji coba media situs layanan konseling di Universitas Negeri Jakarta

oleh mahasiswa dan dosen.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian pengembangan layanan konseling melalui

internet di perguruan tinggi adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran secara umum mengenai teknologi dalam konseling, secara lebih

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/8954/2/t_bk_0809452_chapter1.pdf · Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia meningkat luar biasa cepat selama ... ROOM

12

spesifik memberikan konsep mengenai pengembangan media situs layanan

konseling melalui internet di perguruan tinggi yang memenuhi dengan standar

etika layanan konseling melalui internet .

2. Secara praktis, melalui penelitian ini akan mengembangkan suatu media

layanan konseling berbasis internet di perguruan tinggi yang aplikatif, user

internface (mudah digunakan) dan mudah di akses oleh konselor di perguruan

tinggi sebagai pemberi layanan dan mahasiswa yang memiliki akses internet

sebagai penerima layanan konseling di Perguruan tinggi.

E. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan

pengembangan (research and development). Penelitian pengembangan diarahkan

sebagai “a process used to develop and validate educational product (Borg and

Gall: 2003). Produk dimaksud adalah media layanan bimbingan dan konseling

melalui internet di perguruan tinggi.

Metode yang dikembangkan oleh Borg & Gall (2003) dapat dimodifikasi

sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan, sehingga dalam hal ini

penulis memilih modifikasi penelitian dan pengembangan dengan menggunakan

metode deskriptif yang bertujuan untuk menghimpun data mengenai kondisi yang

ada, dimana kondisi-kondisi tersebut menyangkut (1) produk dasar (embrio)

media situs konseling yang akan dikembangkan (2) kondisi pihak pengguna,

seperti konselor dan mahasiswa (3) kondisi faktor-faktor pendukung dan

penghambat pengembangan dan penggunaan media situs konseling yang akan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/8954/2/t_bk_0809452_chapter1.pdf · Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia meningkat luar biasa cepat selama ... ROOM

13

dihasilkan dan penggunaan media yang akan dihasilkan yang mencakup unsur

sumber daya, seperti konselor, sarana dan prasarana, biaya dan pengelolaan

(Sukmadinata: 2006). Pada penelitian ini, penulis membatasi langkah-langkah

penelitianya sampai lima langkah, yaitu (1) studi pendahuluan, (2) perencanaan

dan pengembangan media situs konseling melalui internet (3) penilaian pakar

terhadap media situs konseling (4) Perbaikan media dan (5) ujicoba media situs

konseling secara terbatas.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan

pilihan jawaban bervariasi dan skala untuk memperoleh data-data yang

diperlukan. Analisis data kuantitatif dan kualitatif dilakukan dengan teknis

analisis deskriptif.

F. Lokasi dan Sample Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah UNJ, dipilihnya UNJ sebagai lokasi penelitian

ialah karena kesesuaian penelitian dengan visi dan misi Jurusan BK FIP UNJ

terhadap pemanfaatan teknologi dalam bidang bimbingan dan konseling. Sample

penelitian ini adalah mahasiswa UNJ dan dosen pengajar di jurusan BK FIP UNJ.

Penelitian ini menggunakan teknik pemilihan sampel convinience sampling.