BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan...

268
Lampiran 7 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009, Bank Indonesia mempunyai tugas untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran dalam rangka mendukung terwujudnya sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman dan andal. Adanya sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman, dan andal dimaksudkan untuk mendukung stabilitas sistem keuangan. Sehubungan dengan tugas Bank Indonesia dalam bidang sistem pembayaran, Bank Indonesia telah menyediakan fasilitas Kliring yang merupakan pertukaran data keuangan elektronik dan/atau warkat antar peserta Kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Transaksi yang diproses melalui fasilitas Kliring meliputi transfer debet dan transfer kredit yang disertai dengan pertukaran fisik warkat, baik Warkat Debet (cek, bilyet giro, nota debet dan lain-lain) maupun warkat kredit (nota kredit). Pada perkembangan selanjutnya, sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman dan handal, Bank Indonesia merasa perlu untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan Kliring melalui pengembangan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Beberapa faktor yang melatarbelakangi perlunya pengembangan SKNBI adalah sebagai berikut: 1. Transfer Kredit Tanpa Warkat Saat ini transaksi yang diproses melalui sistem Kliring meliputi transfer debet dan transfer kredit yang disertai dengan pertukaran fisik warkat, baik warkat debet (cek, bilyet giro, nota debet dan lain-lain) maupun warkat kredit (nota kredit). Dalam perkembangannya penggunaan nota kredit untuk transfer dana antar Bank melalui Kliring dipandang sudah tidak efisien, khususnya terkait dengan biaya pencetakan warkat dan prosedur pemrosesan warkat itu sendiri. Sementara transfer dana antar Bank melalui Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (Sistem BI- RTGS) yang nilainya lebih besar, telah dilakukan secara paperless. Oleh karena itu perlu dikembangkan sistem Kliring yang mengakomodir transfer dana antar Bank melalui Kliring tanpa kewajiban melakukan pertukaran fisik warkat (paperless). 110

Transcript of BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana

telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009, Bank Indonesia

mempunyai tugas untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran dalam rangka

mendukung terwujudnya sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman dan andal. Adanya

sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman, dan andal dimaksudkan untuk mendukung

stabilitas sistem keuangan.

Sehubungan dengan tugas Bank Indonesia dalam bidang sistem pembayaran, Bank Indonesia

telah menyediakan fasilitas Kliring yang merupakan pertukaran data keuangan elektronik

dan/atau warkat antar peserta Kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah

yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Transaksi yang diproses melalui

fasilitas Kliring meliputi transfer debet dan transfer kredit yang disertai dengan pertukaran fisik

warkat, baik Warkat Debet (cek, bilyet giro, nota debet dan lain-lain) maupun warkat kredit

(nota kredit).

Pada perkembangan selanjutnya, sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan sistem

pembayaran yang efisien, cepat, aman dan handal, Bank Indonesia merasa perlu untuk

meningkatkan kualitas penyelenggaraan Kliring melalui pengembangan Sistem Kliring Nasional

Bank Indonesia (SKNBI). Beberapa faktor yang melatarbelakangi perlunya pengembangan

SKNBI adalah sebagai berikut:

1. Transfer Kredit Tanpa Warkat

Saat ini transaksi yang diproses melalui sistem Kliring meliputi transfer debet dan

transfer kredit yang disertai dengan pertukaran fisik warkat, baik warkat debet (cek,

bilyet giro, nota debet dan lain-lain) maupun warkat kredit (nota kredit).

Dalam perkembangannya penggunaan nota kredit untuk transfer dana antar Bank

melalui Kliring dipandang sudah tidak efisien, khususnya terkait dengan biaya

pencetakan warkat dan prosedur pemrosesan warkat itu sendiri. Sementara transfer

dana antar Bank melalui Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (Sistem BI-

RTGS) yang nilainya lebih besar, telah dilakukan secara paperless. Oleh karena itu perlu

dikembangkan sistem Kliring yang mengakomodir transfer dana antar Bank melalui

Kliring tanpa kewajiban melakukan pertukaran fisik warkat (paperless).

110

Page 2: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Dengan adanya pengembangan tersebut, maka mekanisme penyelenggaraan Kliring

yang semula menggabungkan proses antara transfer debet dan transfer kredit perlu

dipisahkan antara Kliring untuk transfer debet (Kliring Debet) yang masih bersifat paper-

based dan Kliring untuk transfer kredit (Kliring Kredit) yang sudah paperless.

2. Kliring Kredit Nasional

Bersamaan dengan penerapan transfer kredit tanpa warkat, penyelenggaraan Kliring

Kredit telah dapat dan akan dilakukan secara nasional yang memungkinkan Peserta

mengirimkan transfer kredit untuk tujuan kantor Bank di seluruh wilayah Indonesia.

3. Kliring Debet

Dalam upaya untuk menghilangkan semaksimal mungkin risiko kredit dalam

penyelenggaraan kliring, maka dalam mekanisme kliring debet, penyelenggara hanya

akan memproses data keuangan elektronik debet yang telah didukung oleh prefund

yang cukup. Dengan demikian, tidak dimungkinkan lagi terjadinya saldo debet peserta

kliring, kecuali untuk Wilayah Kliring yang jadwal Kliring Pengembaliannya dilakukan

pada H+1, masih terdapat potensi terjadinya risiko kredit meskipun sangat kecil.

4. Manajemen Risiko

Berkenaan dengan upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip manajemen risiko dalam

penyelenggaraan Kliring yang bersifat multilateral netting sesuai dengan Core Principles

yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlement, maka untuk mengantisipasi

kemungkinan kegagalan Peserta dalam memenuhi kewajibannya dalam Penyelesaian

Akhir, telah diterapkan suatu kebijakan baru yang mengharuskan Bank untuk

menyediakan pendanaan awal (prefund) pada setiap awal hari sebelum Kliring Debet

dan Kliring Kredit dimulai. Konsekuensi atas tidak dipenuhinya penyediaan pendanaan

awal (prefund) pada salah satu atau kedua penyelenggaraan Kliring tersebut

menyebabkan seluruh kantor Bank yang menjadi Peserta tidak dapat mengikuti

kegiatan Kliring Debet dan Kliring Kredit pada hari tersebut. Sehubungan dengan

penerapan prinsip-prinsip manajemen risiko ini, maka proses perhitungan dan

Penyelesaian Akhir Kliring Debet dan Kliring Kredit dilakukan secara nasional.

5. Perlindungan Konsumen

Berkenaan dengan upaya menerapkan prinsip-prinsip perlindungan konsumen, maka

perlu diatur mengenai kewajiban dan tanggung jawab Peserta pengirim dan Peserta

penerima dalam mengkliringkan instruksi transfer debet dan transfer kredit yang

111

Page 3: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

diterima dari nasabahnya serta kewajiban dan tanggung jawab Peserta pengirim dan

Peserta penerima untuk meneruskan dana kepada nasabahnya.

B. Komponen SKNBI

Dengan pengembangan SKNBI, penyelenggaraan Kliring terdiri dari dua sub sistem Kliring

sebagai berikut :

1. Kiring Debet, yang meliputi kegiatan Kliring penyerahan dan Kliring pengembalian, untuk

transfer debet antar Bank yang disertai dengan penyampaian Warkat Debet (cek, bilyet

giro, nota debet dan lain-lain); dan

2. Kliring Kredit untuk transfer kredit antar Bank tanpa disertai penyampaian fisik warkat

(paperless).

Sedangkan secara teknis, SKNBI terdiri dari 3 (tiga) komponen utama sebagai berikut:

1. Sistem Sentral Kliring (SSK) merupakan komponen perangkat keras dan perangkat lunak

yang digunakan oleh Penyelenggara Kliring Nasional (PKN).

2. Komputer Penyelenggara Kliring (KPK) merupakan komponen perangkat keras dan

perangkat lunak yang digunakan oleh Penyelenggara Kliring Lokal (PKL).

3. Terminal Peserta Kliring (TPK) merupakan komponen perangkat keras dan perangkat

lunak yang digunakan oleh Peserta.

C. Implementasi SKNBI

Implementasi perubahan aplikasi SKNBI di seluruh Wilayah Kliring dapat dilakukan secara

bertahap.

D. Pengertian Umum

Dalam ketentuan ini, selain mengacu pada ketentuan umum sebagaimana telah diatur pada

PBI Nomor 7/18/PBI/2005 tanggal 22 Juli 2005 tentang Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

sebagaimana telah diubah dengan PBI Nomor 12/5/PBI/2010 tanggal 12 Maret 2010 (PBI

SKNBI), pada ketentuan ini yang dimaksud dengan:

1. Kliring adalah pertukaran data keuangan elektronik dan/atau warkat antar peserta

kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah yang perhitungannya

diselesaikan pada waktu tertentu.

2. Wilayah Kliring On-line Otomasi adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet

dari TPK ke KPK dilakukan secara on-line dan pemilahan Warkat Debet dilakukan secara

otomasi.

112

Page 4: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

3. Wilayah Kliring Off-line Otomasi adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet

dari TPK ke KPK dilakukan secara off-line dan pemilahan Warkat Debet dilakukan secara

otomasi.

4. Wilayah Kliring Off-line Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet

dari TPK ke KPK dilakukan secara off-line dan pemilahan Warkat Debet dilakukan secara

manual.

5. Wilayah Kliring On-line Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet

dari TPK ke KPK dilakukan secara on-line dan pemilahan Warkat Debet dilakukan secara

manual.

6. Petugas Kliring adalah petugas Peserta yang dapat merupakan petugas internal Peserta

atau petugas Perusahaan Jasa Kurir yang diberi kuasa atau wewenang tertentu oleh

Peserta untuk mewakili Peserta yang bersangkutan dalam melaksanakan kegiatan

SKNBI.

7. Petugas Internal Peserta adalah pegawai Peserta yang ditunjuk oleh Peserta untuk

mewakili Peserta yang bersangkutan dalam penyelenggaraan SKNBI.

8. Petugas Jasa Kurir adalah pegawai Perusahaan Jasa Kurir yang ditunjuk oleh Perusahaan

Jasa Kurir yang diberi kuasa oleh Peserta untuk mewakili Peserta yang bersangkutan

dalam penyelenggaraan SKNBI di Wilayah Kliring On-line Otomasi, Off-line Otomasi, On-

line Manual dan Off -line Manual.

9. Perusahaan Jasa Kurir adalah badan hukum yang memberikan jasa di bidang

penyampaian barang dan atau dokumen.

10. Tanda Pengenal Petugas Kliring, yang selanjutnya disebut TPPK, adalah suatu identitas

yang harus digunakan oleh Petugas Kliring selama mengikuti kegiatan penyelenggaraan

Kliring Debet dan Kliring Kredit di lokasi PKL.

11. Penyelesaian Akhir (settlement) yang selanjutnya disebut Penyelesaian Akhir, adalah

kegiatan pendebetan dan pengkreditan rekening giro Bank di Bank Indonesia yang

dilakukan berdasarkan perhitungan hak dan kewajiban masing-masing Bank yang timbul

dalam penyelenggaraan SKNBI.

12. Penyelesaian Akhir Secara Periodik Kliring Kredit yang selanjutnya disebut Penyelesaian

Akhir Secara Periodik adalah Penyelesaian Akhir yang dilakukan dalam rentang waktu

siklus Kliring Kredit.

113

Page 5: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

BAB II

PENYELENGGARA

SKNBI diselenggarakan oleh PKN dan PKL. PKN adalah unit kerja yang berada di Kantor Pusat Bank

Indonesia yang bertugas mengelola dan menyelenggarakan SKNBI secara nasional, sementara PKL

adalah unit kerja di Bank Indonesia dan Bank yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia untuk

mengelola dan menyelenggarakan SKNBI di suatu Wilayah Kliring tertentu.

A. Tanggung Jawab PKN

Dalam penyelenggaraan SKNBI, PKN melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Menyediakan SSK Utama dan SSK Back-up.

SSK merupakan sistem komputer yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak

yang digunakan untuk menyelenggarakan SKNBI secara nasional.

2. Menjamin SSK Utama dan SSK Back-up berfungsi dengan baik.

SSK Utama dan SSK Back-up dikatakan berfungsi dengan baik apabila perangkat keras

dan perangkat lunak di dalamnya dapat digunakan untuk melakukan seluruh fungsi

penyelenggaraan SKNBI secara nasional sepanjang jam operasional penyelenggaraan

SKNBI.

3. Menyediakan JKD Utama dan JKD Back-up dari SSK ke KPK.

Penggunaan JKD dari SSK ke KPK diatur sebagai berikut:

a. JKD yang digunakan dari SSK ke KPK dapat menggunakan jenis koneksi leased line

atau dial-up.

b. Biaya komunikasi atas penggunaan JKD oleh PKL-BI merupakan beban biaya Bank

Indonesia.

4. Menyediakan aplikasi SSK, KPK dan TPK, serta perubahannya.

Dalam hal terjadi perubahan aplikasi KPK dan/atau TPK maka PKN akan memberikan

release aplikasi terbaru beserta pedoman instalasinya kepada seluruh PKL dan Peserta.

5. Memberikan pelayanan kepada Peserta dan PKL dalam penyelenggaraan SKNBI berupa

penyediaan help-desk untuk membantu Peserta dan PKL dalam mengatasi gangguan

teknis dan operasional melalui saluran telepon khusus sepanjang jam operasional SKNBI

dan/atau melalui sarana lainnya. Selain itu, PKN juga memberikan pelayanan kepada

PKL dan Peserta antara lain berupa:

a. registrasi kode mesin KPK dan TPK;

b. pendaftaran user id dan password KPK dan TPK on-line untuk mengakses jaringan

ekstranet Bank Indonesia; dan

114

Page 6: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

c. mengumumkan informasi penyelenggaraan SKNBI yang mencakup antara lain

pengumuman perubahan jadwal, hari libur bersama dan peniadaan kegiatan

SKNBI.

6. Memiliki Disaster Recovery Plan (DRP) atau Business Continuity Plan (BCP) atas

penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. Penyusunan DRP atau BCP atas penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan

dan/atau Keadaan Darurat ini dilakukan dengan mengacu pada Bab XII.

b. Dalam penentuan langkah-langkah sebagaimana dimaksud pada huruf a, PKN

memperhatikan situasi dan kondisi spesifik yang terdapat pada penyelenggaraan

SKNBI dengan sejauh mungkin menghindari alternatif penghentian untuk

sementara kegiatan penyelenggaraan SKNBI.

7. Mengetahui adanya potensi risiko SKNBI di sisi PKL dan Peserta, serta memastikan

kepatuhan PKL, Peserta dan calon Peserta terhadap ketentuan yang ditetapkan oleh

PKN dan/atau Perjanjian Penggunaan SKNBI antara PKN dan Peserta.

Dalam rangka untuk mengetahui adanya potensi risiko dan memastikan kepatuhan PKL,

Peserta, dan calon Peserta sebagaimana tersebut di atas, PKN melakukan member

certification yang mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Meminta data kepada PKL, Peserta, dan calon Peserta dengan ketentuan sebagai

berikut:

1) Permintaan data kepada PKL dan Peserta dilakukan dalam rangka

mengetahui informasi antara lain mengenai:

a) potensi risiko operasional yang dapat diketahui antara lain dari

ringkasan hasil pemeriksaan internal Peserta, dan ringkasan hasil

security audit Peserta; dan

b) kepatuhan PKL dan Peserta terhadap ketentuan yang ditetapkan PKN

dan Perjanjian Penggunaan SKNBI.

2) Permintaan data kepada calon Peserta dilakukan dalam rangka

mendapatkan informasi antara lain mengenai kesiapan operasional untuk

menjadi Peserta SKNBI.

3) Permintaan data antara lain dilakukan melalui kuesioner, wawancara,

kunjungan ke lokasi PKL, Peserta atau calon Peserta, dan/atau permintaan

penyampaian laporan hasil pemeriksaan internal PKL atau Peserta dan

security audit PKL atau Peserta.

115

Page 7: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Kunjungan ke lokasi PKL, Peserta, dan calon Peserta dapat dilakukan oleh

pihak yang ditunjuk oleh PKN.

b. Melakukan analisis atas:

1) Data yang telah disampaikan oleh PKL, Peserta, dan calon Peserta

sebagaimana dimaksud dalam butir a.1); dan

2) Kebijakan dan Prosedur Tertulis (KPT) yang disampaikan oleh PKL Selain BI

dan Peserta.

8. Menyediakan fasilitas lainnya yang ditetapkan Bank Indonesia yang mendukung

kelancaran penyelenggaraan SKNBI.

9. Menyusun KPT dan melakukan security audit terhadap SKNBI dan jaringan terkait.

10. Menyampaikan KPT, Laporan Hasil security audit, Laporan Hasil Pemeriksaan Internal,

dan Laporan Penyelenggaraan SKNBI lainnya kepada unit kerja Pengawasan Sistem

Pembayaran di Bank Indonesia.

B. Tanggung Jawab PKL

Dalam penyelenggaraan SKNBI, PKL melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Menyediakan perangkat keras KPK untuk KPK Utama dan KPK Back-up.

KPK merupakan sistem komputer yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak

yang terhubung dengan SSK secara on-line dan digunakan oleh PKL untuk

menyelenggarakan SKNBI di suatu Wilayah Kliring. Pengadaan KPK diatur sebagai

berikut:

a. Pengadaan perangkat keras dan operating system KPK Utama dan KPK Back-up

untuk PKL Selain BI dilakukan oleh dan atas beban biaya PKL Selain BI tersebut.

Spesifikasi minimum perangkat keras dan operating system untuk KPK

sebagaimana tercantum dalam Lampiran 2.1.

b. Pengadaan perangkat lunak aplikasi KPK disediakan oleh Bank Indonesia.

2. Menyediakan fasilitas penyelenggaraan SKNBI.

Fasilitas penyelenggaraan SKNBI yang harus disediakan oleh PKL meliputi:

a. printer dengan spesifikasi paling rendah sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2.1;

b. mesin penera waktu (time stamp machine);

c. jaringan dan peralatan komunikasi berupa pesawat telepon dan faksimili serta

JKD Utama dan JKD Back-up dari KPK ke SSK. Khusus untuk PKL selain BI,

penetapan jenis koneksi JKD di suatu Wilayah Kliring dilakukan dengan

pertimbangan sebagai berikut:

116

Page 8: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

1) jumlah Peserta;

2) volume transaksi; dan

3) ketersediaan infrastruktur penyedia JKD;

d. fasilitas penyelenggaraan SKNBI lainnya, khusus untuk Wilayah Kliring On-line

Otomasi dan Wilayah Kliring Off-line Otomasi, antara lain meliputi:

1) mesin baca pilah (reader sorter);

2) terminal reject re-entry;

3) mesin reader endoser dan aplikasi pay in slip;

4) loket penerimaan Warkat Debet; dan

5) sarana pengarsipan;

6) Dihapus;

e. fasilitas penyelenggaraan SKNBI lainnya, khusus untuk Wilayah Kliring On-line

Manual dan Off-line Manual, antara lain meliputi:

1) ruangan dan fasilitas pendukung untuk pertemuan Peserta antara lain

berupa meja dan kursi;

2) daftar hadir;

3) papan nama Peserta; dan

4) sarana pengarsipan.

3. Sebelum mengoperasikan KPK, PKL harus melakukan aktivasi KPK dengan tata cara

sebagai berikut:

a. melakukan instalasi aplikasi KPK dengan mengisi serial number aplikasi KPK.

Setelah dilakukan instalasi, secara otomatis aplikasi KPK akan mengeluarkan kode

mesin untuk masing-masing KPK yang di-install. Instalasi aplikasi KPK dilakukan

untuk sekurang-kurangnya 1 (satu) KPK Utama dan 1 (satu) KPK Back-up;

b. menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada PKN mengenai kode mesin

dari hasil instalasi aplikasi pada setiap KPK sebagaimana dimaksud pada huruf a

untuk dilakukan registrasi oleh PKN;

c. menerima dari PKN hal-hal sebagai berikut:

1) kode registrasi;

2) master key;

3) security key;

4) sandi terminal;

5) password untuk login ke SSK (hanya diberikan kepada calon Peserta yang

d. fasilitas …

117

Page 9: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

akan menggunakan TPK on-line);

6) alamat URL;

7) user id dan password untuk mengakses jaringan ekstranet Bank Indonesia,

hanya diberikan kepada calon Peserta yang akan menggunakan TPK on-

line melalui Virtual Private Network (VPN) Dial; dan

8) password default admin1 dan admin2;

d. melakukan setting konfigurasi pada KPK sesuai dengan Buku Pedoman KPK

setelah menerima pemberitahuan tertulis dari PKN sebagaimana dimaksud pada

huruf c;

e. mengelola user aplikasi KPK meliputi pendaftaran, perubahan dan penghapusan

petugas-petugas yang ditunjuk dan menentukan kewenangan untuk

mengoperasikan berbagai fungsi di aplikasi KPK. Apabila password admin1 dan

admin2 tidak dapat digunakan maka PKL harus melakukan reset password dengan

ketentuan sebagai berikut:

1) Mengajukan permohonan reset password secara tertulis kepada PKN

dengan mengiformasikan hal-hal sebagai berikut:

a) sandi terminal Kliring;

b) sandi Kliring;

c) master key; dan

d) nama pejabat yang melakukan reset password, yang disampaikan

melalui faksimili dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.

2) Berdasarkan permohonan reset password sebagaimana dimaksud pada

angka 1), Helpdesk PKN akan memberitahukan langkah-langkah untuk

melakukan reset password melalui telepon kepada pejabat yang namanya

tercantum dalam surat permohonan.

4. Menjamin KPK Utama dan KPK Back-up serta sarana fasilitas pendukung

penyelenggaraan SKNBI lainnya berfungsi dengan baik.

KPK Utama dan KPK Back-up dikatakan berfungsi dengan baik apabila perangkat keras

dan perangkat lunak di dalamnya dapat digunakan untuk melakukan seluruh fungsi

penyelenggaraan SKNBI dalam rentang waktu jam operasional penyelenggaraan SKNBI.

5. Dalam rangka menjamin KPK Utama dan KPK Back-up agar berfungsi dengan baik

sebagaimana dimaksud pada angka 4, PKL melakukan back-up dan penghapusan data

KPK dengan tata cara sebagai berikut:

a. melakukan back-up data KPK ke dalam media rekam data elektronis paling lambat

118

Page 10: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

5 (lima) hari kerja setiap awal bulan berikutnya;

b. menyimpan media rekam data elektronis sebagaimana dimaksud pada huruf a

dalam tempat yang aman, terjaga kebersihannya, serta jauh dari peralatan yang

mengandung magnet; dan

c. melakukan penghapusan data KPK yang telah melewati jadwal retensi, yaitu 3

(tiga) bulan.

Kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf c mengacu pada Buku

Pedoman KPK.

6. Memberikan pelayanan kepada Peserta dalam penyelenggaraan SKNBI di Wilayah

Kliring yang bersangkutan antara lain untuk membantu Peserta dalam mengatasi

gangguan teknis dan operasional melalui saluran telepon khusus sepanjang jam

operasional SKNBI dan/atau melalui sarana lainnya.

7. Melakukan pengamanan dalam penyelenggaraan SKNBI untuk mencegah terjadinya

manipulasi.

Pengamanan tersebut antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. menggunakan KPK sesuai dengan Buku Pedoman Operasional KPK yang

dikeluarkan oleh Bank Indonesia secara terpisah dari Surat Edaran Bank

Indonesia ini;

b. tidak meng-install aplikasi selain aplikasi KPK dan aplikasi pendukung pada KPK

Utama dan KPK Back-up;

c. tidak melakukan perubahan dalam bentuk dan cara apapun terhadap aplikasi

KPK;

d. menggunakan kode registrasi, user id dan password aplikasi KPK, user id dan

password untuk mengakses jaringan ekstranet Bank Indonesia (khusus JKD yang

menggunakan VPN dial), sandi terminal, password log in SSK, private key dan

master key dalam mengoperasikan KPK secara benar dan bertanggung jawab;

e. User id dan password aplikasi KPK, user id dan password untuk mengakses

jaringan ekstranet Bank Indonesia (khusus JKD yang menggunakan VPN dial),

password login SSK, dalam mengoperasikan KPK hanya diberikan kepada petugas

yang berwenang;

f. menempatkan server KPK Utama dan KPK Back-up pada ruangan khusus yang

terpisah dengan ruang operasional SKNBI. Ruangan khusus tersebut harus

dilengkapi pengamanan yang memadai antara lain meliputi:

1) akses masuk harus dibatasi;

119

Page 11: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

2) temperatur, kelembaban, dan tegangan listrik yang memenuhi spesifikasi

server KPK Utama dan KPK Back-up;

3) peralatan Uninterrupted Power Supply (UPS); dan

4) perlengkapan pemadam kebakaran;

g. menatausahakan dokumen penting KPK seperti serial number aplikasi KPK,

master key, private key, sandi terminal, kode registrasi, serta user id dan

password VPN Dial di tempat yang terkunci dan hanya dapat diakses oleh pihak

yang berwenang.

8. Menjaga kerahasiaan data yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKNBI. Dalam hal

ini data yang wajib dijaga kerahasiaannya meliputi seluruh data transaksi Kliring Debet

dan Kliring Kredit serta laporan-laporan hasil perhitungan Kliring Debet dan Kliring

Kredit.

9. Memiliki DRP atau BCP atas penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan/atau

Keadaan Darurat dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Penyusunan DRP atau BCP atas penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan

dan/atau Keadaan Darurat ini dilakukan dengan mengacu pada ketentuan Bank

Indonesia yang mengatur mengenai SKNBI.

b. Dalam penentuan langkah-langkah DRP dan BCP, PKL memperhatikan situasi dan

kondisi spesifik di Wilayah Kliring yang bersangkutan dengan sejauh mungkin

menghindari alternatif penghentian sementara kegiatan SKNBI di Wilayah Kliring

yang bersangkutan.

10. Menyampaikan laporan terkait dengan penyelenggaraan SKNBI kepada PKN dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. Laporan yang disampaikan kepada PKN, antara lain dalam hal terjadi hal-hal

sebagai berikut:

1) peniadaan penyelenggaraan SKNBI di Wilayah Kliring yang bersangkutan

karena adanya kondisi gangguan dan Keadaan Darurat atau hari libur yang

berlaku setempat;

2) adanya perubahan jadwal Kliring Debet di Wilayah Kliring yang

bersangkutan;

3) adanya perselisihan antar Peserta yang berkaitan dengan perhitungan DKE

Debet atau Warkat Debet; dan/atau

4) adanya kasus pidana atau perdata yang berkaitan dengan

penyelenggaraan SKNBI di Wilayah Kliring yang bersangkutan yang

120

Page 12: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

diketahui PKL.

b. Laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a disampaikan secara tertulis oleh

PKL kepada Bagian Penyelenggaraan Setelmen c.q. PKN – Direktorat Akunting

dan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3, Jalan MH. Thamrin

No. 2 Jakarta 10350, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Untuk peniadaan penyelenggaraan SKNBI, laporan disampaikan segera

setelah adanya kondisi gangguan dan Keadaan Darurat atau paling lambat

3 (tiga) hari kerja sebelum hari libur yang berlaku setempat.

2) Untuk perubahan jadwal Kliring Debet, laporan disampaikan paling lambat

5 (lima) hari kerja sebelum berlakunya perubahan jadwal.

3) Untuk perselisihan antar Peserta, laporan disampaikan segera setelah

diketahuinya perselisihan yang berkaitan dengan perhitungan DKE Debet

atau Warkat Debet.

4) Untuk kasus pidana atau perdata, laporan disampaikan segera setelah

diketahuinya adanya kasus pidana atau perdata.

c. Untuk PKL Selain BI, tembusan laporan sebagaimana dimaksud pada huruf b

disampaikan kepada Kantor Bank Indonesia yang mewilayahi.

11. Melakukan hal-hal lain yang dapat mendukung kelancaran penyelenggaraan SKNBI.

C. Kewajiban dan Tanggung Jawab Lainnya PKL Selain BI

Selain hal-hal sebagaimana dimaksud pada huruf B, PKL Selain BI wajib melakukan hal-hal

sebagai berikut:

1. Menyusun KPT mengenai penyelenggaraan SKNBI dengan mengacu pada ketentuan

Surat Edaran ini yang paling kurang memuat materi sesuai “Pedoman Penyusunan

Kebijakan dan Prosedur Tertulis oleh PKL Selain BI” sebagaimana tercantum dalam

Lampiran 2.2.

2. KPT mengenai penyelenggaraan SKNBI adalah aturan tertulis yang ditetapkan direksi

atau pejabat yang berwenang, yang antara lain mengatur pembagian tugas dan

wewenang, mekanisme kerja, pengendalian risiko, responsibilitas, dan akuntabilitas dari

PKL Selain BI sebagai pedoman penyelenggaraan SKNBI.

3. Dalam hal Bank memiliki beberapa kantor yang menjadi PKL Selain BI, penyusunan

KPT harus mencakup kebijakan dan prosedur yang berlaku di seluruh kantornya yang

menjadi PKL Selain BI.

4. Menyampaikan KPT mengenai penyelenggaraan SKNBI sebagaimana dimaksud pada

angka 1 dan setiap perubahannya kepada PKN.

121

Page 13: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

5. Laporan mengenai KPT oleh PKL Selain BI dimaksudkan sebagai sarana bagi PKN dalam

rangka pelaksanaan member certification.

6. Dalam hal Bank memiliki beberapa kantor yang menjadi PKL Selain BI, maka KPT yang

disampaikan kepada PKN hanya 1 (satu) laporan KPT yang berlaku di seluruh kantor

yang menjadi PKL Selain BI.

7. Menyampaikan KPT paling lambat 1 (satu) tahun sejak tanggal persetujuan sebagai

PKL Selain BI.

8. Menyampaikan setiap perubahan KPT paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak

terjadinya perubahan. Perubahan yang wajib disampaikan adalah perubahan yang

mendasar terhadap operasional PKL Selain BI dalam penyelenggaraan SKNBI.

9. Menyampaikan KPT serta perubahannya dengan surat pengantar yang ditandatangani

oleh Direktur Kepatuhan Bank dan disampaikan kepada Bagian Penyelenggaraan

Setelmen c.q. PKN – Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia,

Gedung D Lantai 3, Jalan MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350.

10. Melakukan pemeriksaan internal paling kurang 1 (satu) kali setiap tahun dan

menyampaikan hasil pemeriksaan internal kepada PKN pada saat diminta oleh PKN

bersamaan dengan kegiatan member certification dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Pemeriksaan internal dilakukan oleh satuan kerja audit intern PKL Selain BI

terhadap kepatuhan PKL Selain BI dalam memenuhi ketentuan Bank Indonesia dan

ketentuan internal PKL Selain BI. untuk menjamin kelancaran serta keamanan

pelaksanaan sistem dan prosedur operasional SKNBI oleh PKL Selain BI.

b. Dalam hal Bank memiliki beberapa kantor yang menjadi PKL Selain BI, maka

pemeriksaan internal dilakukan terhadap seluruh kantor Bank yang menjadi PKL

Selain BI.

c. Pemeriksaan internal untuk pertama kali dilakukan paling lambat 1 (satu) tahun

sejak tanggal persetujuan sebagai PKL Selain BI.

d. Pemeriksaan internal wajib dilakukan dengan mengacu pada dan tidak

bertentangan dengan Surat Edaran ini, dan paling kurang mencakup ruang lingkup

pemeriksaan internal sebagaimana diatur dalam Lampiran 2.3.

e. Laporan hasil pemeriksaan internal yang disampaikan kepada PKN merupakan

ringkasan hasil pemeriksaan internal yang dilakukan oleh PKL Selain BI, antara lain

berupa temuan, tanggapan auditee dan rekomendasi hasil pemeriksaan internal.

Penyampaian laporan hasil pemeriksaan internal dilakukan dengan surat pengantar

yang ditandatangani oleh Direktur Kepatuhan kepada:

122

Page 14: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Bagian Penyelenggaraan Setelmen

c.q. PKN - Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran

Bank Indonesia

Gedung D Lantai 3

Jalan MH. Thamrin No. 2

Jakarta 10350.

f. Laporan hasil pemeriksaan internal PKL Selain BI sebagaimana dimaksud pada huruf

e, sebagai sarana bagi:

1) manajemen PKL Selain BI, untuk mendapatkan informasi mengenai kualitas

tingkat kepatuhan dalam memenuhi ketentuan, keamanan operasional PKL

Selain BI; dan

2) PKN, untuk mendapatkan informasi dalam rangka pelaksanaan member

certification.

11. Melakukan security audit paling kurang 1 (satu) kali selama menjadi PKL Selain BI, dan

setiap terjadi perubahan dalam sistem teknologi internal PKL Selain BI yang terkait

dengan SKNBI, serta menyampaikan hasil security audit tersebut kepada PKN pada saat

diminta oleh PKN bersamaan dengan kegiatan member certification.

Security audit dilakukan melalui pemeriksaan terhadap keamanan teknologi informasi

internal PKL Selain BI, hubungan (interface) antara aplikasi KPK dengan sistem internal

PKL Selain BI serta kondisi lingkungan PKL Selain BI dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan security audit dapat dilakukan oleh auditor internal Bank yang

kantornya menjadi PKL Selain BI atau auditor eksternal.

b. Dalam hal Bank memiliki beberapa kantor yang menjadi PKL Selain BI, security

audit dilakukan terhadap seluruh kantornya yang menjadi PKL Selain BI.

c. Pelaksanaan security audit untuk pertama kali dilakukan paling lambat 1 (satu)

tahun sejak tanggal persetujuan sebagai PKL Selain BI. Pemeriksaan selanjutnya

dilakukan apabila terjadi perubahan dalam sistem teknologi informasi internal PKL

Selain BI yang terkait dengan operasional penyelenggaraan SKNBI.

d. Security audit wajib dilakukan dengan mengacu pada dan tidak bertentangan

dengan Surat Edaran ini dan paling kurang mencakup ruang lingkup security audit

sebagaimana diatur dalam Lampiran 2.4.

e. Laporan hasil security audit yang disampaikan kepada PKN merupakan ringkasan

hasil security audit yang dilakukan oleh PKL Selain BI, antara lain berupa temuan,

123

Page 15: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

tanggapan auditee dan rekomendasi hasil security audit. Penyampaian laporan

hasil security audit dilakukan dengan surat pengantar yang ditandatangani oleh

Direktur Kepatuhan kepada Bagian Penyelenggaraan Setelmen, c.q. PKN -

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3,

Jalan MH. Thamrin No. 2, Jakarta 10350.

f. Laporan hasil security audit sebagaimana dimaksud pada huruf e, sebagai sarana

bagi:

1) Manajemen PKL Selain BI, untuk mendapatkan informasi mengenai kualitas

tingkat kepatuhan dalam memenuhi ketentuan, keamanan operasional PKL

Selain BI; dan

2) PKN, untuk mendapatkan informasi dalam rangka pelaksanaan member

certification.

124

Page 16: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

BAB III

KEPESERTAAN

Setiap Bank dapat menjadi Peserta dalam penyelenggaraan SKNBI di suatu Wilayah Kliring.

A. Persyaratan Menjadi Peserta

Persyaratan untuk menjadi Peserta diatur sebagai berikut:

1. Izin dan Status Kantor Bank

Kantor Bank yang dapat menjadi Peserta di suatu Wilayah Kliring adalah kantor Bank

yang telah memperoleh izin usaha atau izin pembukaan kantor dari Bank Indonesia

sebagai berikut:

a. kantor pusat Bank;

b. kantor cabang dan kantor di bawah kantor cabang sampai dengan kantor kas,

baik konvensional maupun syariah, dari suatu Bank yang kantor pusatnya

berkedudukan di dalam negeri; dan

c. kantor cabang dan kantor di bawah kantor cabang sampai dengan kantor kas,

baik konvensional maupun syariah, dari suatu Bank yang kantor pusatnya

berkedudukan di luar negeri.

2. Lokasi Kantor Bank

Lokasi kantor Bank memungkinkan kantor Bank tersebut untuk mengikuti

penyelenggaraan SKNBI di lokasi PKL secara tertib sesuai jadwal yang ditetapkan.

Berdasarkan lokasi kantor Bank terhadap lokasi PKL, Bank dapat memilih keikutsertaan

salah satu kantornya sebagaimana dimaksud dalam angka 1 di Wilayah Kliring yang

terdekat. Dalam hal ini kantor di bawah kantor cabang dapat menjadi Peserta di

Wilayah Kliring yang berbeda dengan Wilayah Kliring kantor cabang induknya.

3. Perjanjian Penggunaan SKNBI

Bank telah menandatangani perjanjian penggunaan SKNBI antara Bank Indonesia

dengan Bank sebagai Peserta.

4. Perangkat Kliring

Kantor Bank yang akan menjadi Peserta menyediakan perangkat Kliring sebagai berikut:

a. perangkat keras untuk TPK Utama dan TPK Back-up, yang sekurang-kurangnya

memenuhi spesifikasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3.1;

b. JKD Utama dan JKD Back-up, bagi kantor Bank yang akan menggunakan TPK on-

line; dan

c. Stempel Kliring dan Stempel Kliring Dibatalkan sesuai dengan contoh format

sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3.2.

125

Page 17: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Persyaratan penyediaan perangkat Kliring sebagaimana dimaksud pada huruf a dan

huruf b wajib dipenuhi sesuai dengan ketentuan dalam butir A.1 dan butir A.2 pada Bab

IV mengenai Kewajiban dan Tanggung Jawab Bank sebagai Peserta.

B. Ketentuan Umum Pendaftaran Menjadi Peserta

1. Pendaftaran untuk menjadi Peserta meliputi:

a. pendaftaran untuk pertama kali bagi Bank baru yang belum terdaftar sebagai

Peserta;

b. pendaftaran untuk penambahan kantor Bank sebagai Peserta; dan

2. Pendaftaran baik untuk pertama kali bagi Bank baru atau penambahan kantor Bank

untuk menjadi Peserta sebagaimana dimaksud dalam angka 1 diatur sebagai berikut:

a. Untuk Bank Konvensional atau Bank yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah yang kantor pusatnya berkedudukan di dalam negeri,

pendaftaran dilakukan oleh kantor pusat Bank.

b. Untuk Bank yang kantor pusatnya berkedudukan di dalam negeri yang

menjalankan kegiatan usaha secara konvensional dan berdasarkan prinsip syariah

secara bersamaan:

1) pendaftaran untuk seluruh kantor Bank yang menjalankan kegiatan usaha

secara konvensional dilakukan oleh kantor pusat; dan

2) pendaftaran untuk seluruh kantor cabang syariah dan/atau unit syariah

dilakukan oleh UUS.

c. Untuk Bank Konvensional yang kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri,

pendaftaran dilakukan oleh kantor cabang.

d. Untuk Bank yang kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri yang menjalankan

kegiatan usaha secara konvensional dan berdasarkan prinsip syariah secara

bersamaan:

1) pendaftaran untuk seluruh kantor Bank yang menjalankan kegiatan usaha

secara konvensional dilakukan oleh kantor cabang; dan

2) pendaftaran untuk seluruh kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit

syariah dilakukan oleh UUS.

3. Pendaftaran untuk menjadi Peserta sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dapat

diajukan untuk kepesertaan satu kantor atau beberapa kantor sekaligus.

C. Tata Cara Pendaftaran Menjadi Peserta

Pendaftaran untuk menjadi Peserta baik untuk pertama kali maupun penambahan kantor

Bank untuk menjadi Peserta di suatu Wilayah Kliring, dilakukan sebagai berikut:

126

Page 18: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

1. Kantor Bank yang berwenang melakukan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam

butir B.2 (selanjutnya disebut Bank Pemohon) mengajukan surat permohonan

pendaftaran sesuai dengan contoh surat sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3.3

kepada Bagian Penyelenggaraan Setelmen c.q. PKN - Direktorat Akunting dan Sistem

Pembayaran, Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3, Jalan MH. Thamrin No. 2 Jakarta

10350, dengan melampirkan dokumen sebagai berikut:

a. daftar nama kantor Bank serta Wilayah Kliring dimana kantor Bank tersebut

didaftarkan sebagai Peserta, dengan contoh format daftar nama kantor Bank

sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3.4;

b. fotokopi surat izin usaha Bank dan/atau surat izin pembukaan kantor Bank yang

didaftarkan sebagai Peserta;

c. khusus Bank yang baru pertama kali melakukan pendaftaran kantor Bank sebagai

Peserta, dokumen lainnya yang harus dilampirkan adalah sebagai berikut:

1) formulir data keanggotaan SKNBI yang telah diisi secara lengkap, sesuai

contoh formulir sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3.5;

2) daftar nama kantor Bank selain yang didaftarkan sebagai Peserta, yang

dapat menerima transfer masuk (incoming) DKE dalam Kliring Kredit (jika

ada), sesuai dengan contoh format sebagaimana tercantum dalam

Lampiran 3.6. Penambahan daftar kantor Bank selain Peserta yang dapat

menerima transfer masuk (incoming) DKE kredit dapat dilakukan oleh Bank

setiap saat dengan menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada

PKN dengan melampirkan daftar kantor Bank dimaksud;

3) fotokopi akte pendirian/anggaran dasar Bank dan perubahannya (jika ada)

yang memuat kewenangan dan nama direksi yang berwenang mewakili

Bank;

4) fotokopi surat kuasa (power of attorney) dari kantor pusat Bank, untuk

Bank yang kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri;

5) surat kuasa dari direksi yang berwenang kepada pejabat yang mewakili

Bank, jika penandatangan perjanjian tidak dilakukan oleh direksi yang

berwenang;

6) fotokopi surat persetujuan penggunaan Warkat Debet dan Dokumen

Kliring. Berkaitan dengan hal tersebut, terhadap Bank baru yang telah

memperoleh izin prinsip dalam rangka pendirian Bank dapat segera

mengajukan permohonan persetujuan pencetakan Warkat Debet dan

127

Page 19: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Dokumen Kliring kepada Bank Indonesia dengan tata cara sebagaimana

diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Warkat

Debet dan Dokumen Kliring serta Pencetakannya pada Perusahaan

Percetakan Warkat dan Dokumen Kliring dalam penyelenggaraan SKNBI.

Pengajuan pencetakan Warkat Debet dan Dokumen Kliring tersebut

dimaksudkan sebagai persiapan, dan baru dapat dimanfaatkan setelah

Bank yang bersangkutan telah memperoleh izin operasional sebagai Bank

dari Bank Indonesia, dan telah terdaftar sebagai Peserta; dan

7) fotokopi surat persetujuan dari Bank Indonesia mengenai pengefektifan

rekening giro Bank di Bank Indonesia, khusus untuk Bank yang baru

pertama kali berdiri.

8) Fotokopi surat pemberitahuan sandi Pelaporan Laporan Bank Umum (LBU)

kantor Bank yang didaftarkan sebagai Peserta. Khusus untuk kantor

dibawah kantor cabang sampai dengan kantor kas, sandi LBU yang

digunakan adalah sandi LBU kantor induknya.

2. Tembusan surat permohonan sebagaimana dimaksud pada angka 1, disampaikan juga

kepada masing-masing PKL dimana kantor Bank didaftarkan sebagai Peserta.

3. Bagian Penyelenggaraan Setelmen c.q. PKN memberitahukan secara tertulis mengenai

keputusan untuk menyetujui atau menolak permohonan kepesertaan kepada Bank

Pemohon dengan tembusan kepada PKL dimana kantor Bank didaftarkan sebagai

Peserta, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah surat permohonan sebagaimana

dimaksud pada angka 1 diterima secara lengkap.

4. Apabila Bagian Penyelenggaraan Setelmen c.q. PKN menyetujui permohonan

kepesertaan, pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada angka 3

antara lain berisikan informasi sebagai berikut:

a. Sandi Kliring untuk masing-masing kantor Bank yang didaftarkan sebagai Peserta;

dan

b. Pemberitahuan kepada Bank Pemohon untuk mengambil:

1) CD Installer, yang berisi aplikasi TPK dan softcopy Buku Pedoman TPK; dan

2) serial number aplikasi, untuk masing-masing kantor Bank yang didaftarkan

sebagai Peserta yang memiliki TPK.

Pengambilan CD installer dan serial number sebagaimana dimaksud pada angka

1) dan 2) hanya dapat dilakukan oleh pimpinan kantor Bank yang bersangkutan.

Dalam hal pimpinan kantor Bank berhalangan, maka pengambilan tersebut dapat

128

Page 20: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

dilakukan oleh pejabat atau pegawai Bank yang ditunjuk dengan menggunakan

surat kuasa bermeterai cukup dan menggunakan kertas berlogo Bank yang

bersangkutan. Dalam hal Bank Pemohon berkedudukan di luar Jakarta,

pengambilan dapat dilakukan melalui PKL BI di Wilayah Kliring dimana Bank

Pemohon berada.

5. Bank Pemohon selanjutnya melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Melakukan instalasi aplikasi TPK dengan mengisi serial number aplikasi

sebagaimana dimaksud pada butir 4.b.2) untuk seluruh kantor Bank calon

Peserta yang akan menggunakan TPK. Setelah dilakukan instalasi, secara

otomatis aplikasi TPK akan mengeluarkan kode mesin untuk masing-masing TPK

yang di-install. Bagi kantor Bank calon Peserta yang akan menggunakan TPK,

instalasi aplikasi TPK dilakukan untuk sekurang-kurangnya 1 (satu) TPK Utama

dan 1 (satu) TPK Back-up.

b. Memberitahukan secara tertulis kepada Bagian Penyelenggaraan Setelmen c.q.

PKN mengenai:

1) kode mesin dari hasil instalasi aplikasi pada setiap TPK sebagaimana

dimaksud pada huruf a; dan

2) jenis koneksi TPK ke SSK (TPK on-line atau TPK off-line).

Contoh surat pemberitahuan kepada Bagian Penyelenggaraan Setelmen c.q PKN

sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3.7.a dan 3.7.b.

6. Berdasarkan informasi tertulis dari Bank Pemohon sebagaimana dimaksud pada butir

5.b, Bagian Penyelenggaraan Setelmen c.q. PKN melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. mendaftarkan kode mesin pada SSK;

b. memberitahukan Bank Pemohon untuk mengambil dokumen sebagai berikut:

1) kode registrasi;

2) master key;

3) security key;

4) sandi terminal;

5) password untuk login ke SSK (hanya diberikan kepada calon Peserta yang

akan menggunakan TPK on-line);

6) alamat URL;

7) user id dan password untuk mengakses jaringan ekstranet Bank Indonesia

(hanya diberikan kepada calon Peserta yang akan menggunakan TPK on-

line melalui VPN Dial); dan

129

Page 21: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

8) password default admin1 dan admin2

Pengambilan dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf b hanya dapat dilakukan

oleh pimpinan kantor Bank yang bersangkutan. Dalam hal pimpinan kantor Bank

berhalangan, maka pengambilan tersebut dapat dilakukan oleh pejabat atau pegawai

Bank yang ditunjuk dengan menggunakan surat kuasa bermeterai cukup dan

menggunakan kertas berlogo Bank yang bersangkutan. Dalam hal Bank Pemohon

berkedudukan di luar Jakarta, pengambilan dapat dilakukan melalui PKL BI di Wilayah

Kliring dimana Bank Pemohon berada.

7. Setelah menerima informasi dari Bagian Penyelenggaraan Setelmen c.q. PKN

sebagaimana dimaksud pada butir 6.b, kantor Bank calon Peserta harus melakukan hal-

hal sebagai berikut:

a. Melakukan setting konfigurasi pada TPK sesuai Buku Pedoman TPK yang

dikeluarkan oleh Bank Indonesia secara terpisah dari Surat Edaran ini.

b. Mengelola user aplikasi TPK meliputi pendaftaran, perubahan dan penghapusan

petugas-petugas yang ditunjuk dan menentukan kewenangan untuk

mengoperasikan berbagai fungsi di aplikasi TPK. Apabila password admin1 dan

admin2 tidak dapat digunakan maka Peserta harus melakukan reset password

dengan sebagai berikut:

1) Mengajukan permohonan reset password secara tertulis kepada PKN dengan

mengiformasikan hal-hal sebagai berikut :

a) Sandi Terminal Kliring;

b) Sandi Kliring;

c) Master Key; dan

d) Nama Pejabat yang melakukan reset password,

yang disampaikan melalui faksimili dan ditandatangani oleh pejabat yang

berwenang.

2) Berdasarkan permohonan reset password sebagaimana dimaksud pada

angka 1), Helpdesk PKN akan memberitahukan langkah-langkah untuk

melakukan reset password melalui telepon kepada Pejabat yang namanya

tercantum dalam surat permohonan.

c. Memberitahukan secara tertulis kepada PKL di Wilayah Kliring yang bersangkutan

mengenai kesiapannya untuk mengikuti kegiatan SKNBI serta permohonan

permintaan Tanda Pengenal Petugas Kliring (TPPK), sesuai dengan contoh surat

sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3.8. Pemberitahuan kepada PKL

130

Page 22: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

tersebut disertai dengan penyampaian contoh Stempel Kliring dan Stempel

Kliring Dibatalkan yang dibubuhkan di atas kertas HVS putih secara jelas.

d. Khusus Bank baru yang belum pernah mendaftar sebagai Peserta,

memberitahukan secara tertulis kepada seluruh Peserta di Wilayah Kliring yang

bersangkutan mengenai spesimen Warkat Debet yang telah memperoleh

persetujuan Bank Indonesia dengan tembusan kepada PKL yang mewilayahi.

8. Setelah menerima pemberitahuan secara tertulis dari kantor Bank calon Peserta

mengenai kesiapan untuk mengikuti kegiatan SKNBI sebagaimana dimaksud dalam butir

7.b, PKL melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Menyiapkan TPPK, sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir B.2

sampai dengan butir B.5 Bab XI mengenai Perusahaan Jasa Kurir dan Tanda

Pengenal Petugas Kliring.

b. Menetapkan tanggal efektif kepesertaan kantor Bank sebagai Peserta.

c. Memberitahukan secara tertulis kepada kantor Bank calon Peserta dan kepada

Bagian Penyelenggaraan Setelmen c.q. PKN mengenai:

1) tanggal efektif keikutsertaan sebagai Peserta kepada kantor Bank calon

Peserta dan PKN; dan

2) permintaan kepada kantor Bank calon Peserta untuk mengambil TPPK.

Contoh surat pemberitahuan kepada kantor Bank calon Peserta dan PKN

sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3.9 dan Lampiran 3.9.a.

9. Peserta mengambil TPPK paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal efektif

kepesertaan.

10. PKL mengumumkan kepada seluruh Peserta lainnya mengenai keikutsertaan kantor

Bank sebagai Peserta paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum tanggal efektif yang

bersangkutan sebagai Peserta dengan disertai contoh format Stempel Kliring dan

Stempel Kliring Dibatalkan. Pengumuman kepada seluruh Peserta dapat dilakukan

secara tertulis sesuai dengan contoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3.10 atau

melalui sarana lainnya.

11. Pada tanggal efektif keikutsertaan kantor Bank sebagaimana dimaksud pada angka 10,

Peserta yang menggunakan TPK off-line harus melakukan penyesuaian (updating) tabel

referensi pada aplikasi TPK masing-masing sebelum kegiatan Kliring Debet dan Kliring

Kredit dimulai. Proses updating dilakukan melalui up-load data tabel referensi dari

media rekam data elektronis yang diperoleh dari PKL atau up-load data tabel referensi

melalui kantornya yang menggunakan TPK on-line.

131

Page 23: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

12. Penandatanganan perjanjian penggunaan SKNBI sebagaimana dimaksud dalam butir

A.3 harus sudah dipenuhi sebelum tanggal efektif sebagai Peserta, dengan ketentuan

sebagai berikut:

a. Kantor yang berwenang melakukan penandatanganan perjanjian adalah sebagai

berikut:

1) Untuk Bank Konvensional, Bank yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah atau Bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional dan berdasarkan prinsip syariah secara bersamaan

yang kantor pusatnya berkedudukan di dalam negeri, penandatanganan

perjanjian dilakukan oleh kantor pusat Bank.

2) Untuk Bank Konvensional atau Bank yang menjalankan kegiatan usaha

secara konvensional dan berdasarkan prinsip syariah secara bersamaan

yang kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri, penandatanganan

perjanjian dilakukan oleh kantor cabang.

b. Perjanjian sebagaimana dimaksud pada huruf a ditandatangani oleh:

1) direksi Bank atau pejabat yang berwenang mewakili Bank berdasarkan

akte pendirian/anggaran dasar Bank atau surat kuasa dari direksi, untuk

Bank yang kantor pusatnya berkedudukan di dalam negeri; atau

2) pimpinan kantor cabang yang berwenang mewakili Bank berdasarkan surat

kuasa (power of attorney) dari kantor pusat Bank, untuk Bank yang kantor

pusatnya berkedudukan di luar negeri.

13. Penandatanganan perjanjian penggunaan SKNBI antara Bank Indonesia dengan Bank

Peserta sebagaimana dimaksud dalam angka 12 hanya dilakukan 1 (satu) kali selama

Bank menjadi Peserta SKNBI.

D. Tata Cara Perubahan yang Terkait Dengan Kepesertaan

1. Perubahan Nama Bank

Dalam hal terjadi perubahan nama Bank, diatur ketentuan sebagai berikut:

a. Kantor pusat Bank, atau kantor cabang bagi Bank yang kantor pusatnya

berkedudukan di luar negeri, memberitahukan secara tertulis kepada Bagian

Penyelenggaraan Setelmen c.q. PKN - Direktorat Akunting dan Sistem

Pembayaran, Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3, Jalan MH. Thamrin No. 2

Jakarta 10350, segera setelah mendapat surat persetujuan perubahan nama

Bank, dengan melampirkan dokumen sebagai berikut:

1) fotokopi Keputusan Gubernur Bank Indonesia tentang perubahan nama

132

Page 24: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Bank; dan

2) daftar kantor Bank dan Wilayah Kliring dimana kantor Bank tersebut

terdaftar sebagai Peserta.

b. Tembusan surat pemberitahuan dan lampiran sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, disampaikan juga kepada masing-masing PKL dimana kantor Bank

tersebut terdaftar sebagai Peserta.

c. Bagian Penyelenggaraan Setelmen c.q. PKN menyampaikan pemberitahuan

mengenai tanggal efektif berlakunya nama baru dalam penyelenggaraan SKNBI,

dengan tata cara sebagai berikut:

1) pemberitahuan secara tertulis kepada kantor pusat Bank atau kantor

cabang bagi Bank yang kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri, yang

melaporkan perubahan nama sebagaimana dimaksud pada huruf a; dan

2) pemberitahuan melalui sarana lainnya kepada seluruh PKL di Wilayah

Kliring dimana kantor Bank tersebut terdaftar sebagai Peserta,

paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah pemberitahuan tertulis dari Bank

sebagaimana dimaksud dalam huruf a diterima oleh Bagian Penyelenggaraan

Setelmen c.q. PKN secara lengkap dan benar.

d. Seluruh kantor dari Bank yang mengalami perubahan nama dan terdaftar sebagai

Peserta menyampaikan kepada PKL di Wilayah Kliring yang bersangkutan

dokumen-dokumen sebagai berikut:

1) surat permohonan penggantian TPPK; dan

2) contoh Stempel Kliring dan Stempel Kliring Dibatalkan dengan nama baru,

yang dibubuhkan di atas kertas HVS putih secara jelas,

paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal efektif berlakunya nama baru

dalam penyelenggaraan SKNBI sebagaimana dimaksud pada huruf c.

e. Setelah menerima surat permohonan penggantian TPPK serta contoh Stempel

Kliring dan Stempel Kliring Dibatalkan dari Peserta sebagaimana dimaksud pada

huruf d, PKL melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Menyiapkan TPPK, sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada

butir B.2 sampai dengan B.5 Bab XI mengenai Perusahaan Jasa Kurir dan

Tanda Pengenal Petugas Kliring.

2) Memberitahukan secara tertulis kepada Peserta untuk mengambil TPPK

yang baru serta mengembalikan TPPK yang lama, paling lambat 2 (dua)

hari kerja setelah menerima surat permohonan penggantian TPPK

133

Page 25: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

sebagaimana dimaksud dalam butir d.1).

f. Peserta mengambil TPPK yang baru paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum

tanggal efektif berlakunya nama baru dalam penyelenggaraan SKNBI dan

mengembalikan TPPK yang lama kepada PKL.

g. Selama PKL belum dapat memberikan TPPK baru, Peserta dapat menggunakan:

1) TPPK lama; dan

2) fotokopi surat permohonan penggantian TPPK yang dilegalisir oleh PKL.

Legalisasi tersebut dilakukan dengan cara membubuhkan stempel PKL dan

tanda tangan pejabat PKL.

h. PKL mengumumkan kepada seluruh Peserta lainnya di Wilayah Kliring yang

bersangkutan mengenai adanya perubahan nama Peserta, paling lambat 2 (dua)

hari kerja sebelum tanggal efektif berlakunya nama baru dalam penyelenggaraan

SKNBI, beserta contoh perubahan Stempel Kliring dan Stempel Kliring Dibatalkan.

Pengumuman tersebut dapat dilakukan secara tertulis atau melalui sarana

lainnya.

i. Pada tanggal efektif perubahan nama Bank sebagaimana dimaksud pada huruf h,

Peserta yang menggunakan TPK off-line harus melakukan penyesuaian (updating)

tabel referensi pada aplikasi TPK masing-masing sebelum kegiatan Kliring Debet

dan Kliring Kredit dimulai. Proses updating dilakukan melalui up-load data tabel

referensi dari media rekam data elektronis yang diperoleh dari PKL atau up-load

data tabel referensi melalui kantornya yang menggunakan TPK on-line.

2. Perubahan Sebutan Nama Kantor Peserta

Yang dimaksud dengan perubahan sebutan nama kantor Peserta adalah perubahan

sebutan nama kantor Bank yang menjadi Peserta di suatu Wilayah Kliring dan hanya

berlaku bagi Peserta yang bersangkutan saja. Dalam hal ini, perubahan sebutan nama

kantor Peserta bukan dikarenakan pemindahan alamat atau perubahan status kantor.

Sebagai contoh, kantor Bank ABC yang menjadi Peserta di Wilayah Kliring Jakarta,

semula dikenal dengan sebutan nama “Bank ABC Cabang Sarinah” kemudian oleh Bank

yang bersangkutan diubah sebutan nama kantornya menjadi “Bank ABC Cabang Wahid

Hasyim”.

Dalam hal Peserta mengubah sebutan nama kantor, diatur ketentuan sebagai berikut:

a. Peserta yang mengalami perubahan sebutan nama kantor menyampaikan kepada

PKL di Wilayah Kliring yang bersangkutan, dokumen-dokumen sebagai berikut:

1) surat pemberitahuan perubahan sebutan nama kantor sekaligus

134

Page 26: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

permohonan penggantian TPPK; dan

2) contoh Stempel Kliring dan Stempel Kliring Dibatalkan dengan sebutan

nama kantor Peserta yang baru, yang dibubuhkan di atas kertas HVS putih

secara jelas.

b. Setelah menerima surat pemberitahuan dari Peserta sebagaimana dimaksud

pada huruf a, PKL melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Menyiapkan TPPK, sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada

butir B.2 sampai dengan butir B.5 Bab XI mengenai Perusahaan Jasa Kurir

dan Tanda Pengenal Petugas Kliring.

2) Menetapkan tanggal efektif perubahan sebutan nama kantor Peserta

dalam penyelenggaraan SKNBI. Penetapan tanggal efektif harus dilakukan

pada tanggal yang jatuh pada hari Senin atau hari kerja berikutnya apabila

tanggal yang jatuh pada hari Senin merupakan hari libur.

3) Memberitahukan secara tertulis kepada Peserta dengan tembusan kepada

Bagian Penyelenggaraan Setelmen c.q. PKN mengenai:

a) tanggal efektif berlakunya sebutan nama kantor Peserta yang baru

dalam penyelenggaraaan SKNBI; dan

b) permintaan kepada Peserta untuk mengambil TPPK yang baru serta

mengembalikan TPPK yang lama,

paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah menerima pemberitahuan tertulis

dari Peserta.

4) Melalui KPK, melakukan perubahan sebutan nama kantor Peserta pada

tabel referensi paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal efektif

yang ditetapkan, sebagaimana dimaksud pada angka 2).

c. Peserta mengambil TPPK yang baru paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum

tanggal efektif berlakunya nama baru dalam penyelenggaraan SKNBI dan

mengembalikan TPPK yang lama kepada PKL paling lambat pada tanggal efektif

berlakunya nama baru dalam penyelenggaraan SKNBI.

d. Selama PKL belum dapat memberikan TPPK baru, Peserta dapat menggunakan:

1) TPPK lama; dan

2) fotokopi surat permohonan penggantian TPPK yang dilegalisir oleh PKL.

Legalisasi tersebut dilakukan dengan cara membubuhkan stempel PKL dan

tanda tangan pejabat PKL.

e. PKL mengumumkan kepada seluruh Peserta lainnya di Wilayah Kliring yang

135

Page 27: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

bersangkutan mengenai adanya perubahan sebutan nama kantor Peserta, paling

lambat 2 (dua) hari kerja sebelum tanggal efektif berlakunya sebutan nama

kantor Peserta yang baru disertai contoh Stempel Kliring dan Stempel Kliring

Dibatalkan dengan sebutan nama kantor Peserta yang baru.

Pengumuman tersebut dapat dilakukan secara tertulis atau melalui sarana

lainnya.

f. Pada tanggal efektif berlakunya perubahan sebutan nama kantor Peserta

sebagaimana dimaksud pada huruf e, Peserta yang menggunakan TPK off-line

harus melakukan penyesuaian (updating) tabel referensi pada aplikasi TPK

masing-masing sebelum kegiatan Kliring Debet dan Kliring Kredit dimulai. Proses

updating dilakukan melalui up-load data tabel referensi dari media rekam data

elektronis yang diperoleh dari PKL atau up-load data tabel referensi melalui

kantornya yang menggunakan TPK on-line.

3. Perubahan Alamat Peserta

Yang dimaksud dengan perubahan alamat adalah apabila kantor Bank yang menjadi

Peserta di suatu Wilayah Kliring pindah ke alamat lain di Wilayah Kliring yang sama.

Terkait dengan hal tersebut, diatur ketentuan sebagai berikut:

a. Peserta menyampaikan dokumen kepada PKL di Wilayah Kliring yang

bersangkutan yang terdiri dari:

1) surat pemberitahuan perubahan alamat, apabila perubahan alamat

mengakibatkan perubahan sebutan nama kantor Peserta, surat

pemberitahuan tersebut sekaligus berisikan permohonan penggantian

TPPK;

2) fotokopi surat Bank Indonesia mengenai persetujuan/ konfirmasi

pemindahan alamat; dan

3) contoh Stempel Kliring dan Stempel Kliring Dibatalkan dengan sebutan

nama kantor Peserta yang baru yang dibubuhkan di atas kertas HVS putih

secara jelas, apabila pemindahan alamat tersebut mengakibatkan

perubahan sebutan nama kantor Peserta,

segera setelah mendapat surat persetujuan pemindahan alamat.

b. Dalam hal pemindahan alamat tidak mengakibatkan perubahan sebutan nama

kantor Peserta, maka setelah menerima surat pemberitahuan dari Peserta

sebagaimana dimaksud pada huruf a, PKL melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Melalui KPK, melakukan perubahan alamat Peserta pada tabel referensi

136

Page 28: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah menerima pemberitahuan tertulis

dari Peserta.

2) Mengumumkan secara tertulis kepada seluruh Peserta lainnya di Wilayah

Kliring yang bersangkutan mengenai perubahan alamat Peserta tersebut,

paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah menerima pemberitahuan tertulis

dari Peserta yang pindah alamat sebagaimana dimaksud dalam huruf a.

Pengumuman tersebut dapat dilakukan secara tertulis atau melalui sarana

lainnya.

c. Dalam hal pemindahan alamat mengakibatkan perubahan sebutan nama kantor

Peserta, maka setelah menerima surat pemberitahuan dari Peserta sebagaimana

dimaksud pada huruf a, PKL melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Menyiapkan TPPK, sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada

butir B.2 sampai dengan B.5 Bab XI mengenai Perusahaan Jasa Kurir dan

Tanda Pengenal Petugas Kliring.

2) Menetapkan tanggal efektif perubahan sebutan nama kantor Peserta

dalam penyelenggaraan SKNBI. Penetapan tanggal efektif harus dilakukan

pada tanggal yang jatuh pada hari Senin atau hari kerja berikutnya apabila

tanggal yang jatuh pada hari Senin merupakan hari libur.

3) Memberitahukan secara tertulis kepada Peserta yang bersangkutan

dengan tembusan kepada Bagian Penyelenggaraan Setelmen c.q. PKN

mengenai:

a) tanggal efektif berlakunya sebutan nama kantor Peserta yang baru

dalam penyelenggaraaan SKNBI; dan

b) permintaan kepada Peserta untuk mengambil TPPK yang baru serta

mengembalikan TPPK yang lama,

paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah menerima pemberitahuan tertulis

dari Peserta.

4) Melalui KPK, melakukan perubahan sebutan nama kantor Peserta pada

tabel referensi paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal efektif

yang ditetapkan, sebagaimana dimaksud pada angka 2).

d. Peserta mengambil TPPK yang baru paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum

tanggal efektif berlakunya nama baru dalam penyelenggaraan SKNBI dan

mengembalikan TPPK yang lama kepada PKL paling lambat pada tanggal efektif

berlakunya nama baru dalam penyelenggaraan SKNBI.

di …

137

Page 29: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

e. Selama PKL belum dapat memberikan TPPK baru, Peserta dapat menggunakan:

1) TPPK lama; dan

2) fotokopi surat permohonan penggantian TPPK yang dilegalisir oleh PKL.

Legalisasi tersebut dilakukan dengan cara membubuhkan stempel PKL dan

tanda tangan pejabat PKL.

f. PKL mengumumkan kepada seluruh Peserta lainnya di Wilayah Kliring yang

bersangkutan mengenai adanya perubahan alamat dan perubahan sebutan nama

kantor Peserta disertai contoh Stempel Kliring dan Stempel Kliring Dibatalkan

dengan sebutan nama kantor Peserta yang baru, paling lambat 2 (dua) hari kerja

sebelum tanggal efektif berlakunya sebutan nama kantor Peserta yang baru.

Pengumuman tersebut dapat dilakukan secara tertulis atau melalui sarana

lainnya.

g. Pada tanggal efektif berlakunya perubahan sebutan nama kantor Peserta

sebagaimana dimaksud pada angka 7), Peserta yang menggunakan TPK off-line

harus melakukan penyesuaian (updating) tabel referensi pada aplikasi TPK

masing-masing sebelum kegiatan Kliring Debet dan Kliring Kredit dimulai. Proses

updating dilakukan melalui up-load data tabel referensi dari media rekam data

elektronis yang diperoleh dari PKL atau up-load data tabel referensi melalui

kantornya yang menggunakan TPK on-line.

4. Penggabungan Usaha (Merger) dan Peleburan Usaha (Konsolidasi)

a. Penggabungan Usaha (Merger)

Dalam hal beberapa Bank yang terdaftar sebagai Peserta melakukan merger,

diatur ketentuan sebagai berikut:

1) Setelah memperoleh keputusan legal merger dari instansi yang

berwenang, Kantor Pusat dari Bank peserta merger yang menjadi

koordinator (Bank koordinator) menyampaikan pemberitahuan secara

tertulis kepada Bagian Penyelenggaraan Setelmen c.q. PKN - Direktorat

Akunting dan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3,

Jalan MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, yang berisi hal-hal sebagai berikut:

a) Tanggal operasional merger, yaitu tanggal efektif pengalihan hak

dan kewajiban Bank peserta merger lainnya kepada rekening giro

Bank koordinator di Bank Indonesia.

b) Daftar Wilayah Kliring dan kantor Bank peserta merger yang telah

menjadi Peserta di Wilayah Kliring tersebut, sekaligus berisi

138

Page 30: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

penegasan mengenai status kepesertaan kantor-kantor Bank

tersebut pada tanggal operasional merger. Status kepesertaan

kantor dalam hal ini adalah dipertahankan atau dihentikan sebagai

Peserta.

c) Permohonan perubahan identitas kantor-kantor Bank yang bukan

berasal dari kantor Bank koordinator namun masih dipertahankan

sebagai Peserta, menjadi identitas yang sama dengan Bank

koordinator pada tanggal operasional merger.

2) Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada angka 1) disampaikan

paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sebelum tanggal operasional

merger disertai dengan fotokopi surat keputusan izin merger dari Bank

Indonesia dan fotokopi keputusan legal merger dari instansi yang

berwenang.

3) Bagian Penyelenggaraan Setelmen c.q. PKN memberitahukan secara

tertulis kepada Bank koordinator paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah

surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada angka 2) diterima

secara lengkap, mengenai :

a) sandi Kliring untuk kantor-kantor Bank yang bukan berasal dari

kantor Bank koordinator namun masih dipertahankan sebagai

Peserta; dan

b) pemberitahuan kepada Bank koordinator untuk mengambil serial

number aplikasi, untuk masing-masing kantor Bank yang bukan

berasal dari kantor Bank koordinator namun masih dipertahankan

sebagai Peserta, dengan ketentuan sebagai berikut:

(1) Pengambilan serial number hanya dapat dilakukan oleh

pimpinan kantor Bank koordinator yang bersangkutan.

(2) Dalam hal pimpinan kantor Bank koordinator berhalangan,

maka pengambilan serial number tersebut dapat dilakukan oleh

pejabat atau pegawai Bank yang ditunjuk dengan menggunakan

surat kuasa bermeterai cukup dan menggunakan kertas berlogo

Bank yang bersangkutan.

(3) Dalam hal Bank koordinator berkedudukan di luar Jakarta,

pengambilan dapat dilakukan melalui PKL BI di Wilayah Kliring

dimana Bank koordinator berada.

139

Page 31: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

4) Bank koordinator selanjutnya melakukan hal-hal sebagai berikut:

a) Melakukan instalasi aplikasi TPK dengan mengisi serial number

aplikasi sebagaimana dimaksud pada butir 3)b) untuk seluruh kantor

Bank yang bukan berasal dari kantor Bank koordinator namun masih

dipertahankan sebagai Peserta yang akan menggunakan TPK.

Setelah dilakukan instalasi, secara otomatis aplikasi TPK akan

mengeluarkan kode mesin untuk masing-masing TPK yang di-install.

Bagi kantor Bank yang bukan berasal dari kantor Bank koordinator

namun masih dipertahankan sebagai Peserta yang akan

menggunakan TPK, instalasi aplikasi TPK dilakukan untuk sekurang-

kurangnya 1 (satu) TPK Utama dan 1 (satu) TPK Back-up.

b) Memberitahukan secara tertulis kepada Bagian Penyelenggaraan

Setelmen c.q. PKN mengenai:

(1) kode mesin dari hasil instalasi aplikasi pada setiap TPK

sebagaimana dimaksud pada huruf a); dan

(2) jenis koneksi TPK ke SSK (TPK on-line atau TPK off-line).

Contoh surat pemberitahuan kepada Bagian Penyelenggaraan

Setelmen c.q PKN sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3.7.a

dan 3.7.b.

5) Berdasarkan informasi tertulis dari Bank koordinator sebagaimana

dimaksud pada angka 4), Bagian Penyelenggaraan Setelmen c.q. PKN

melakukan hal-hal sebagai berikut:

a) mendaftarkan kode mesin pada SSK;

b) memberitahukan Bank Pemohon untuk mengambil dokumen

sebagai berikut:

(1) kode registrasi;

(2) master key;

(3) security key;

(4) sandi terminal;

(5) password untuk login ke SSK (hanya diberikan kepada calon

Peserta yang akan menggunakan TPK on-line);

(6) alamat URL; dan

(7) user id dan password untuk mengakses jaringan ekstranet

Bank Indonesia (hanya diberikan kepada calon Peserta yang

140

Page 32: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

akan menggunakan TPK on-line melalui VPN dial).

Pengambilan dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf b) hanya dapat

dilakukan oleh pimpinan kantor Bank koordinator. Dalam hal pimpinan

kantor Bank koordinator berhalangan, maka pengambilan dokumen

tersebut dapat dilakukan oleh pejabat atau pegawai Bank koordinator

yang ditunjuk dengan menggunakan surat kuasa bermeterai cukup dan

menggunakan kertas berlogo Bank yang bersangkutan. Dalam hal Bank

koordinator berkedudukan di luar Jakarta, pengambilan dapat dilakukan

melalui PKL BI di Wilayah Kliring dimana Bank koordinator berada.

6) Setelah menerima informasi dari Bagian Penyelenggaraan Setelmen c.q.

PKN sebagaimana dimaksud pada angka 5), Bank koordinator melakukan

hal-hal sebagai berikut:

a) melakukan setting konfigurasi pada TPK sesuai Buku Pedoman TPK

yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia secara terpisah dari Surat

Edaran ini; dan

b) memberitahukan secara tertulis kepada PKN mengenai kesiapannya

untuk mengikuti kegiatan SKNBI.

7) Setelah menerima pemberitahuan secara tertulis dari Bank koordinator

mengenai kesiapan untuk mengikuti kegiatan SKNBI sebagaimana

dimaksud pada butir 6)b), Bagian Penyelenggaraan Setelmen c.q. PKN

memberitahukan kepada seluruh PKL di Wilayah Kliring dimana kantor-

kantor Bank peserta merger terdaftar sebagai Peserta, mengenai hal-hal

sebagai berikut:

a) Pelaksanaan merger beberapa Bank serta tanggal operasional

merger.

b) Daftar Wilayah Kliring dan kantor Bank peserta merger yang telah

menjadi Peserta di Wilayah Kliring tersebut serta status

kepesertaannya pada tanggal operasional merger. Status

kepesertaan kantor dalam hal ini adalah dipertahankan atau

dihentikan sebagai Peserta.

c) Perubahan identitas kantor-kantor Bank peserta merger yang bukan

berasal dari kantor Bank koordinator namun masih dipertahankan

sebagai Peserta, menjadi identitas yang sama dengan Bank

koordinator pada tanggal operasional merger.

141

Page 33: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Pemberitahuan kepada PKL dapat dilakukan secara tertulis atau melalui

sarana lain, paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sebelum tanggal

operasional merger.

8) Kantor-kantor Bank peserta merger yang bukan berasal dari kantor Bank

koordinator dan masih dipertahankan sebagai Peserta, harus

menyampaikan kepada PKL di Wilayah Kliring yang bersangkutan hal-hal

sebagai berikut:

a) surat permohonan penggantian TPPK; dan

b) contoh Stempel Kliring dan Stempel Kliring Dibatalkan dengan

identitas baru, yang dibubuhkan diatas kertas HVS putih secara jelas,

paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal efektif operasional

merger.

9) Setelah menerima surat permohonan dari Peserta sebagaimana dimaksud

pada butir 4).a), PKL melakukan hal-hal sebagai berikut:

a) Menyiapkan TPPK, sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud

pada butir B.2 sampai dengan B.5 Bab XI mengenai Perusahaan Jasa

Kurir dan Tanda Pengenal Petugas Kliring.

b) Memberitahukan secara tertulis kepada Peserta untuk mengambil

TPPK yang baru serta mengembalikan TPPK yang lama, paling

lambat 2 (dua) hari kerja setelah menerima surat permohonan

penggantian TPPK sebagaimana dimaksud dalam butir 4).a).

10) Peserta mengambil TPPK yang baru kepada PKL di Wilayah Kliring yang

bersangkutan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal operasional

merger dan mengembalikan TPPK yang lama kepada PKL.

11) Selama PKL belum dapat memberikan TPPK baru, Peserta dapat

menggunakan:

a) TPPK lama; dan

b) fotokopi surat permohonan penggantian TPPK yang dilegalisir oleh

PKL. Legalisasi tersebut dilakukan dengan cara membubuhkan

stempel PKL dan tanda tangan pejabat PKL.

12) PKL mengumumkan kepada seluruh Peserta lainnya di Wilayah Kliring yang

bersangkutan mengenai perubahan identitas Peserta terkait dengan

pelaksanaan merger, paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum tanggal

operasional merger, beserta contoh Stempel Kliring dan Stempel Kliring

142

Page 34: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Dibatalkan dengan identitas baru. Pengumuman tersebut dapat dilakukan

secara tertulis atau melalui sarana lainnya.

13) Pada tanggal operasional merger sebagaimana dimaksud pada angka 8),

Peserta yang menggunakan TPK off-line harus melakukan penyesuaian

(updating) tabel referensi pada aplikasi TPK masing-masing sebelum

kegiatan Kliring Debet dan Kliring Kredit dimulai. Proses updating dilakukan

melalui up-load data tabel referensi dari media rekam data elektronis yang

diperoleh dari PKL atau up-load data tabel referensi melalui kantornya

yang menggunakan TPK on-line.

b. Peleburan Usaha (Konsolidasi)

Dalam hal beberapa Bank yang terdaftar sebagai Peserta melakukan konsolidasi,

diatur ketentuan sebagai berikut:

1) Setelah memperoleh keputusan konsolidasi dari instansi yang berwenang,

kantor pusat dari Bank hasil konsolidasi menyampaikan pemberitahuan

secara tertulis kepada Bagian Penyelenggaraan Setelmen c.q. PKN -

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia, Gedung D

Lantai 3, Jalan MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, yang berisi hal-hal

sebagai berikut:

a) Tanggal operasional konsolidasi, yaitu tanggal efektif pengalihan hak

dan kewajiban Bank peserta konsolidasi lainnya kepada rekening

giro Bank baru hasil konsolidasi di Bank Indonesia.

b) Daftar Wilayah Kliring dan kantor Bank peserta konsolidasi yang

telah menjadi Peserta di Wilayah Kliring tersebut, sekaligus berisi

penegasan mengenai status kepesertaan kantor-kantor Bank

tersebut pada tanggal operasional konsolidasi. Status kepesertaan

kantor dalam hal ini adalah dipertahankan atau dihentikan sebagai

Peserta.

c) Permohonan perubahan identitas kantor-kantor Bank yang

dipertahankan sebagai Peserta menjadi identitas baru Bank hasil

konsolidasi, pada tanggal operasional konsolidasi.

2) Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada angka 1) disampaikan

paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sebelum tanggal operasional

konsolidasi disertai dengan fotokopi surat keputusan izin konsolidasi dari

Bank Indonesia dan fotokopi keputusan konsolidasi dari instansi yang

143

Page 35: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

berwenang.

3) Bagian Penyelenggaraan Setelmen c.q. PKN memberitahukan kepada

kantor pusat Bank hasil konsolidasi 7 (tujuh) hari kerja setelah surat

permohonan sebagaimana dimaksud pada angka 2) diterima secara

lengkap, mengenai :

a) sandi Kliring untuk kantor-kantor Bank yang masih dipertahankan

sebagai Peserta; dan

b) pemberitahuan kepada kantor pusat Bank hasil konsolidasi untuk

mengambil serial number aplikasi, untuk masing-masing kantor Bank

yang masih dipertahankan sebagai Peserta, dengan ketentuan

sebagai berikut:

(1) Pengambilan serial number hanya dapat dilakukan oleh

pimpinan kantor pusat Bank hasil konsolidasi.

(2) Dalam hal pimpinan kantor pusat hasil konsolidasi berhalangan,

maka pengambilan serial number tersebut dapat dilakukan oleh

pejabat atau pegawai Bank yang ditunjuk dengan menggunakan

surat kuasa bermeterai cukup dan menggunakan kertas berlogo

Bank yang bersangkutan.

(3) Dalam hal kantor pusat Bank hasil konsolidasi berkedudukan di

luar Jakarta, pengambilan dapat dilakukan melalui PKL BI di

Wilayah Kliring dimana kantor pusat hasil konsolidasi berada.

4) Kantor pusat Bank hasil konsolidasi selanjutnya melakukan hal-hal sebagai

berikut:

a) Melakukan instalasi aplikasi TPK dengan mengisi serial number

aplikasi sebagaimana dimaksud pada butir 3)b) untuk seluruh kantor

Bank yang masih dipertahankan sebagai Peserta yang akan

menggunakan TPK. Setelah dilakukan instalasi, secara otomatis

aplikasi TPK akan mengeluarkan kode mesin untuk masing-masing

TPK yang di-install. Bagi kantor Bank masih dipertahankan sebagai

Peserta yang akan menggunakan TPK, instalasi aplikasi TPK

dilakukan untuk sekurang-kurangnya 1 (satu) TPK Utama dan 1

(satu) TPK Back-up.

b) Memberitahukan secara tertulis kepada Bagian Penyelenggaraan

Setelmen c.q. PKN mengenai:

144

Page 36: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

(1) kode mesin dari hasil instalasi aplikasi pada setiap TPK

sebagaimana dimaksud pada huruf a); dan

(2) jenis koneksi TPK ke SSK (TPK on-line atau TPK off-line).

Contoh surat pemberitahuan kepada Bagian Penyelenggaraan

Setelmen c.q PKN sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3.7.a

dan 3.7.b.

5) Berdasarkan informasi tertulis dari kantor pusat Bank hasil konsolidasi

sebagaimana dimaksud pada butir 4)b), Bagian Penyelenggaraan Setelmen

c.q. PKN melakukan hal-hal sebagai berikut:

a) mendaftarkan kode mesin pada SSK;

b) memberitahukan Bank Pemohon untuk mengambil dokumen

sebagai berikut:

(1) kode registrasi;

(2) master key;

(3) security key;

(4) sandi terminal;

(5) password untuk login ke SSK (hanya diberikan kepada calon

Peserta yang akan menggunakan TPK on-line);

(6) alamat URL; dan

(7) user id dan password untuk mengakses jaringan ekstranet

Bank Indonesia (hanya diberikan kepada calon Peserta yang

akan menggunakan TPK on-line melalui VPN dial).

Pengambilan dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf b) hanya dapat

dilakukan oleh pimpinan kantor pusat Bank hasil konsolidasi. Dalam hal

pimpinan kantor pusat Bank hasil konsolidasi berhalangan, maka

pengambilan dokumen tersebut dapat dilakukan oleh pejabat atau

pegawai kantor pusat Bank konsolidasi yang ditunjuk dengan

menggunakan surat kuasa bermeterai cukup dan menggunakan kertas

berlogo Bank yang bersangkutan. Dalam hal kantor pusat Bank hasil

konsolidasi berkedudukan di luar Jakarta, pengambilan dapat dilakukan

melalui PKL BI di Wilayah Kliring dimana kantor pusat Bank hasil

konsolidasi berada.

6) Setelah menerima informasi dari Bagian Penyelenggaraan Setelmen c.q.

PKN sebagaimana dimaksud pada butir 5)b), kantor pusat Bank hasil

145

Page 37: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

konsolidasi melakukan hal-hal sebagai berikut:

a) melakukan setting konfigurasi pada TPK sesuai Buku Pedoman TPK

yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia secara terpisah dari Surat

Edaran ini; dan

b) memberitahukan secara tertulis kepada PKN mengenai kesiapannya

untuk mengikuti kegiatan SKNBI.

7) Setelah menerima pemberitahuan secara tertulis dari kantor pusat Bank

hasil konsolidasi mengenai kesiapan untuk mengikuti kegiatan SKNBI

sebagaimana dimaksud pada butir 6)b), Bagian Penyelenggaraan Setelmen

c.q. PKN memberitahukan kepada seluruh PKL di Wilayah Kliring dimana

kantor-kantor Bank peserta konsolidasi terdaftar sebagai Peserta,

mengenai hal-hal sebagai berikut:

a) Pelaksanaan konsolidasi beberapa Bank serta tanggal operasional

konsolidasi.

b) Daftar Wilayah Kliring dan kantor Bank peserta konsolidasi yang

telah menjadi Peserta di Wilayah Kliring tersebut serta status

kepesertaannya pada tanggal operasional konsolidasi. Status

kepesertaan kantor dalam hal ini adalah dipertahankan atau

dihentikan sebagai Peserta.

c) Perubahan identitas kantor-kantor Bank sebagaimana dimaksud

pada huruf b) yang dipertahankan sebagai Peserta menjadi identitas

baru Bank hasil konsolidasi, pada tanggal operasional konsolidasi.

Pemberitahuan kepada PKL dapat dilakukan secara tertulis atau melalui

sarana lain paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sebelum tanggal

operasional konsolidasi.

8) Kantor-kantor Bank peserta konsolidasi yang dipertahankan sebagai

Peserta, harus menyampaikan kepada PKL di Wilayah Kliring yang

bersangkutan hal-hal sebagai berikut:

a) surat permohonan penggantian TPPK; dan

b) contoh Stempel Kliring dan Stempel Kliring Dibatalkan dengan

identitas baru, yang dibubuhkan diatas kertas HVS putih secara jelas,

paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal operasional konsolidasi.

9) Setelah menerima surat permohonan dari Peserta sebagaimana dimaksud

pada butir 8)a), PKL melakukan hal-hal sebagai berikut:

146

Page 38: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

a) Menyiapkan TPPK, sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud

pada butir B.2 sampai dengan B.5 Bab XI mengenai Perusahaan Jasa

Kurir dan Tanda Pengenal Petugas Kliring.

b) Memberitahukan secara tertulis kepada Peserta untuk mengambil

TPPK yang baru serta mengembalikan TPPK yang lama, paling

lambat 2 (dua) hari kerja setelah menerima surat permohonan

penggantian TPPK sebagaimana dimaksud dalam butir 8) a).

10) Peserta mengambil TPPK yang baru kepada PKL di Wilayah Kliring yang

bersangkutan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal operasional

konsolidasi dan mengembalikan TPPK yang lama kepada PKL.

11) Selama PKL belum dapat memberikan TPPK baru, Peserta dapat

menggunakan:

a) TPPK lama; dan

b) fotokopi surat permohonan penggantian TPPK yang dilegalisir oleh

PKL. Legalisasi tersebut dilakukan dengan cara membubuhkan

stempel PKL dan tanda tangan pejabat PKL.

12) PKL mengumumkan kepada seluruh Peserta lainnya di Wilayah Kliring yang

bersangkutan mengenai perubahan identitas Peserta terkait pelaksanaan

konsolidasi, paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum tanggal operasional

konsolidasi, beserta contoh Stempel Kliring dan Stempel Kliring Dibatalkan

dengan identitas baru. Pengumuman tersebut dapat dilakukan secara

tertulis atau melalui sarana lainnya.

13) Pada tanggal operasional konsolidasi sebagaimana dimaksud pada angka

12), Peserta yang menggunakan TPK off-line harus melakukan penyesuaian

(updating) tabel referensi pada aplikasi TPK masing-masing sebelum

kegiatan Kliring Debet dan Kliring Kredit dimulai. Proses updating dilakukan

melalui up-load data tabel referensi dari media rekam data elektronis yang

diperoleh dari PKL atau up-load data tabel referensi melalui kantornya

yang menggunakan TPK on-line.

5. Perubahan Bank Konvensional menjadi Bank yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah

Dalam hal Bank Peserta yang merupakan Bank Konvensional melakukan perubahan

menjadi Bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, maka

diatur ketentuan sebagai berikut:

147

Page 39: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

a. Kantor pusat Bank memberitahukan secara tertulis kepada Bagian

Penyelenggaraan Setelmen c.q. PKN - Direktorat Akunting dan Sistem

Pembayaran, Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3, Jalan M.H. Thamrin No. 2

Jakarta 10350 paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sebelum tanggal efektif

perubahan izin usaha, dengan melampirkan dokumen sebagai berikut:

1) fotokopi Keputusan Gubernur Bank Indonesia tentang izin usaha sebagai

Bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah;

2) fotokopi Keputusan Gubernur Bank Indonesia tentang perubahan nama

(jika ada); dan

3) daftar kantor Bank dan Wilayah Kliring dimana kantor Bank tersebut

terdaftar sebagai Peserta.

b. Tembusan surat pemberitahuan dan lampiran sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, disampaikan juga kepada masing-masing PKL dimana kantor

Bank tersebut terdaftar sebagai Peserta.

c. Dalam hal perubahan izin usaha Bank dari Bank Konvensional menjadi Bank yang

melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah diikuti dengan

perubahan nama Bank, maka Bagian Penyelenggaraan Setelmen c.q. PKN

menyampaikan pemberitahuan secara tertulis mengenai tanggal efektif

berlakunya kepesertaan Bank dengan identitas yang baru dalam

penyelenggaraan SKNBI, kepada:

1) kantor pusat Bank, atau kantor cabang bagi Bank yang kantor pusatnya

berkedudukan di luar negeri; dan

2) seluruh PKL di Wilayah Kliring dimana kantor Bank tersebut terdaftar

sebagai Peserta,

paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah pemberitahuan tertulis sebagaimana

dimaksud dalam huruf a diterima secara lengkap dan benar.

d. Seluruh kantor Bank yang mengalami perubahan izin usaha dan terdaftar sebagai

Peserta menyampaikan dokumen sebagai berikut kepada PKL di Wilayah Kliring

yang bersangkutan:

1) surat permohonan penggantian TPPK; dan

2) contoh Stempel Kliring dan Stempel Kliring Dibatalkan dengan identitas

yang baru yang dibubuhkan pada kertas HVS putih secara jelas,

paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal efektif berlakunya perubahan

izin usaha dalam penyelenggaraan SKNBI sebagaimana dimaksud pada huruf c.

148

Page 40: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

e. Setelah menerima surat permohonan dari Peserta sebagaimana dimaksud pada

butir d.1), PKL melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Menyiapkan TPPK, sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada

butir B.2 sampai dengan B.5 Bab XI mengenai Perusahaan Jasa Kurir dan

Tanda Pengenal Petugas Kliring.

2) Memberitahukan secara tertulis kepada Peserta untuk mengambil TPPK

yang baru serta mengembalikan TPPK yang lama paling lambat 2 (dua) hari

kerja setelah menerima surat permohonan penggantian TPPK sebagaimana

dimaksud pada butir d.1).

f. Peserta mengambil TPPK yang baru paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum

tanggal efektif berlakunya perubahan izin usaha dalam penyelenggaraan SKNBI

dan mengembalikan TPPK yang lama kepada PKL.

g. Selama PKL belum dapat memberikan TPPK baru, Peserta dapat menggunakan:

1) TPPK lama; dan

2) fotokopi surat permohonan penggantian yang dilegalisir oleh PKL.

Legalisasi tersebut dilakukan dengan cara membubuhkan stempel PKL dan

tanda tangan pejabat PKL.

h. PKL mengumumkan kepada seluruh Peserta lainnya di Wilayah Kliring yang

bersangkutan mengenai adanya perubahan izin usaha Peserta, paling lambat 2

(dua) hari kerja sebelum tanggal efektif berlakunya perubahan tersebut dalam

penyelenggaraan SKNBI, beserta contoh Stempel Kliring dan Stempel Kliring

Dibatalkan dengan identitas yang baru. Pengumuman tersebut dapat dilakukan

secara tertulis atau melalui sarana lainnya.

i. Pada tanggal efektif perubahan izin usaha sebagaimana dimaksud pada huruf h,

Peserta yang menggunakan TPK off-line harus melakukan penyesuaian (updating)

tabel referensi pada aplikasi TPK masing-masing sebelum kegiatan Kliring Debet

dan Kliring Kredit dimulai. Proses updating dilakukan melalui up-load data tabel

referensi dari media rekam data elektronis yang diperoleh dari PKL atau up-load

data tabel referensi melalui kantornya yang menggunakan TPK on-line.

6. Perubahan Kepesertaan karena Pemisahan

Dalam hal terdapat Peserta yang akan melakukan pemisahan dan berpengaruh

terhadap kepesertaan SKNBI yang bersangkutan, berlaku tata cara sebagai berikut:

a. Peserta yang akan melakukan pemisahan menyampaikan surat pemberitahuan

kepada Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran c.q. Bagian Penyelenggaraan

149

Page 41: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Setelmen, Bank Indonesia, Gedung D Lt. 3, Jl. MH. Thamrin No. 2, Jakarta 10350.

b. Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada huruf a berisi penjelasan

mengenai rencana pelaksanaan pemisahan, antara lain tanggal pelaksanaan

pemisahan.

c. Dalam hal Bank hasil pemisahan bermaksud untuk menjadi Peserta SKNBI, maka

Bank tersebut harus mengikuti tata cara kepesertaan sebagaimana diatur pada

huruf C.

E. Implikasi Perubahan Kepesertaan Terkait dengan Penggunaan Warkat Debet dan Dokumen

Kliring serta Konversi Sandi Peserta

1. Sehubungan dengan perubahan kepesertaan karena perubahan nama Bank, perubahan

kegiatan usaha dari Bank Konvensional menjadi Bank yang melaksanakan kegiatan

usaha berdasarkan prinsip syariah, serta merger dan konsolidasi yang mengakibatkan

perubahan nama Bank, Bank wajib menyesuaikan Warkat Debet dan Dokumen Kliring

sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai Warkat Debet dan Dokumen Kliring

serta Pencetakannya pada Perusahaan Percetakan Warkat dan Dokumen Kliring

(PPWDK) dalam Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia.

2. Dalam hal perubahan kepesertaan mengakibatkan perubahan sandi Peserta, Peserta

lainnya masih dapat mengkliringkan Warkat Debet dengan sandi Peserta yang lama

sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai Warkat Debet dan Dokumen Kliring

serta Pencetakannya pada Perusahaan Percetakan Warkat dan Dokumen Kliring

(PPWDK) dalam Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia.

150

Page 42: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

BAB IV

KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB BANK SEBAGAI PESERTA

A. Kewajiban dan Tanggung Jawab Bank sebagai Peserta dalam Penyelenggaraan SKNBI

Dalam penyelenggaraan SKNBI, Bank sebagai Peserta mempunyai kewajiban dan tanggung

jawab sebagai berikut:

1. Menyediakan TPK Utama dan TPK Back-up serta sarana pendukung yang ditetapkan

Bank Indonesia, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Dalam hal di suatu Wilayah Kliring Bank memiliki beberapa kantor yang menjadi

Peserta, Bank wajib menyediakan TPK Utama dan TPK Back-up sekurang-

kurangnya untuk 1 (satu) kantor Bank yang menjadi Peserta. Dalam hal ini,

Peserta yang tidak memiliki TPK dapat melakukan kegiatan SKNBI melalui Peserta

lainnya yang memiliki TPK dengan memanfaatkan sistem internal Peserta. Segala

konsekuensi jika terjadi gangguan pada sistem internal Peserta merupakan

tanggung jawab Peserta yang bersangkutan.

b. Jenis dan spesifikasi minimum TPK serta sarana pendukungnya sebagaimana

tercantum dalam Lampiran 3.1.

c. Berdasarkan konfigurasi sistem back-up dan proses up-dating data, TPK Back-up

dapat dibedakan sebagai berikut:

1) Hot back-up

Hot back-up adalah sistem teknologi informasi cadangan dengan

karakteristik sebagai berikut:

a) sudah di-install dengan aplikasi yang sama dengan aplikasi pada TPK

Utama;

b) langsung terhubung dengan TPK Utama; dan

c) updating data dilakukan setiap saat bersamaan dengan updating data

pada TPK Utama (synchronised).

2) Warm back-up

Warm back-up adalah sistem teknologi informasi cadangan dengan

karakteristik sebagai berikut:

a) sudah di-install dengan aplikasi yang sama dengan aplikasi pada TPK

Utama;

b) terhubung langsung dengan TPK Utama; dan

c) updating data dan aplikasi dilakukan secara periodik, sehingga

kepindahan ke TPK Back-up mensyaratkan adanya proses restore

151

Page 43: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

untuk menyamakan data di TPK Back-up dengan posisi terakhir di TPK

Utama.

3) Cold back-up

Cold back-up adalah sistem teknologi informasi cadangan yang tidak

terhubung langsung dengan TPK Utama, sehingga pada saat akan

menggunakan TPK Back-up diperlukan tahapan untuk mengaktifkan TPK

Back-up dan restore data untuk menyamakan data di TPK Back-up dengan

TPK Utama. Untuk menjamin kesiapan TPK Back-up, Peserta wajib

melakukan proses updating data sekurang-kurangnya 1 (satu) kali sehari

pada setiap akhir hari.

d. Pemilihan konfigurasi TPK Back-up diserahkan kepada setiap Peserta berdasarkan

pertimbangan tingkat urgensi TPK bagi Peserta yang bersangkutan. Namun

demikian, khusus untuk TPK on-line disarankan agar menggunakan “Hot back-

up”, sehingga tidak terdapat penundaan transaksi jika TPK Utama tidak dapat

berfungsi.

e. TPK Back-up dapat diletakkan pada lokasi yang sama dengan TPK Utama (on-site

back-up) ataupun diletakkan di lokasi yang berbeda dengan TPK Utama (off-site

back-up). Untuk menjamin kelangsungan operasional Peserta dalam

penyelenggaraan SKNBI, untuk TPK on-line dianjurkan memiliki off-site back-up,

agar lebih aman karena berada pada lokasi yang berbeda.

f. Melakukan back-up data dan penghapusan data sesuai dengan jadwal retensi

yang ditetapkan oleh Peserta.

2. Menyediakan JKD Utama dan JKD Back-up untuk TPK on-line.

Penyediaan JKD dari TPK ke SSK diatur sebagai berikut:

a. Penyediaan JKD hanya untuk Peserta yang menggunakan TPK on-line.

b. JKD yang digunakan dari TPK on-line ke SSK dapat menggunakan jenis koneksi

sebagai berikut:

1) TPK terhubung secara langsung ke SSK secara leased line atau dial up

(physical connection); atau

2) TPK terhubung ke SSK melalui TPK lain yang terhubung secara langsung ke

SSK dengan physical connection (virtual/logical connection).

c. Penetapan penggunaan jenis koneksi JKD sebagaimana dimaksud pada huruf a

diserahkan pada kebutuhan masing-masing Bank.

d. Biaya komunikasi atas penggunaan JKD oleh Peserta merupakan beban biaya

152

Page 44: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

masing-masing Bank.

3. Menyusun kebijakan dan prosedur tertulis mengenai operasional SKNBI.

a. Kebijakan dan prosedur tertulis mengenai operasional SKNBI adalah aturan

tertulis yang ditetapkan direksi atau pejabat yang berwenang, yang antara lain

mengatur pembagian tugas, mekanisme kerja, pengendalian risiko,

responsibilitas, dan akuntabilitas satuan kerja yang menangani SKNBI. Kebijakan

dan prosedur tertulis digunakan sebagai pedoman pelaksanaan operasional oleh

Peserta. Termasuk dalam cakupan kebijakan dan prosedur tertulis adalah DRP

atau BCP dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat.

b. Dalam hal Bank memiliki beberapa kantor yang menjadi Peserta, maka

penyusunan kebijakan dan prosedur tertulis harus mencakup kebijakan dan

prosedur yang berlaku di seluruh kantor Bank yang menjadi Peserta.

c. Penyusunan kebijakan dan prosedur tertulis wajib dilakukan dengan mengacu

pada ketentuan Bank Indonesia mengenai SKNBI, perjanjian penggunaan SKNBI

antara Bank Indonesia dengan Bank serta kesepakatan tertulis antar Peserta

(Bye-Laws), dan sekurang-kurangnya memuat materi sesuai “Pedoman

Penyusunan Kebijakan dan Prosedur Tertulis oleh Bank sebagai Peserta”

sebagaimana tercantum dalam Lampiran 4.1.

4. Menyampaikan kebijakan dan prosedur tertulis mengenai operasional SKNBI

sebagaimana dimaksud pada angka 3 dan setiap perubahannya kepada PKN.

a. Penyampaian kebijakan dan prosedur tertulis mengenai operasional SKNBI oleh

Bank dimaksudkan sebagai sarana bagi Bank Indonesia selaku PKN untuk

mendapatkan informasi mengenai prosedur operasional seluruh kantor Bank

yang menjadi Peserta dan sebagai bahan melakukan pembinaan apabila

diperlukan.

b. Dalam hal Bank memiliki beberapa kantor yang menjadi Peserta maka kebijakan

dan prosedur tertulis yang disampaikan kepada Bank Indonesia selaku PKN hanya

1 (satu) laporan yang mencakup kebijakan dan prosedur tertulis yang berlaku di

seluruh kantor Bank yang menjadi Peserta.

c. Kebijakan dan prosedur tertulis disampaikan paling lambat 1 (satu) tahun sejak

kepesertaan salah satu kantor Bank untuk pertama kali dalam penyelenggaraan

SKNBI.

d. Setiap perubahan kebijakan dan prosedur tertulis disampaikan paling lambat 3

(tiga) bulan terhitung sejak terjadinya perubahan. Perubahan yang wajib

153

Page 45: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

disampaikan adalah perubahan yang mendasar terhadap operasional Bank yang

terkait dengan SKNBI.

e. Kebijakan dan prosedur tertulis serta perubahannya disampaikan dengan surat

pengantar yang ditandatangani oleh direktur kepatuhan Bank kepada Bagian

Penyelenggaraan Setelmen c.q. PKN – Direktorat Akunting dan Sistem

Pembayaran, Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3, Jalan MH. Thamrin No. 2

Jakarta 10350.

5. Melakukan pemeriksaan internal paling kurang 1 (satu) kali setiap tahun dan

menyampaikan laporan hasil pemeriksaan internal kepada PKN pada saat diminta oleh

PKN bersamaan dengan kegiatan member certification dengan ketentuan sebagai

berikut:

a. Pemeriksaan internal dilakukan oleh satuan kerja audit internal kantor pusat

Bank terhadap kepatuhan Peserta dalam memenuhi ketentuan Bank Indonesia,

ketentuan internal Peserta dan kesepakatan tertulis antar Peserta (Bye Laws)

untuk menjamin kelancaran serta keamanan pelaksanaan sistem dan prosedur

operasional SKNBI oleh Peserta.

b. Dalam hal Bank memiliki beberapa kantor yang menjadi Peserta, maka

pemeriksaan internal dilakukan sekurang-kurangnya terhadap kantor Bank

Peserta yang memiliki TPK on-line yang terhubung langsung ke SSK secara

physical connection.

c. Pemeriksaan internal untuk pertama kali dilakukan paling lambat 1 (satu) tahun

sejak tanggal kepesertaan kantor Bank Peserta yang memiliki TPK on-line yang

terhubung langsung ke SSK secara physical connection.

d. Pelaksanaan pemeriksaan internal wajib dilakukan dengan mengacu pada

ketentuan Bank Indonesia mengenai SKNBI, perjanjian penggunaan SKNBI serta

kesepakatan tertulis antar- Peserta (Bye-Laws) dan paling kurang mencakup

ruang lingkup pemeriksaan internal sebagaimana diatur dalam Lampiran 4.2

e. Laporan hasil pemeriksaan internal yang disampaikan kepada PKN merupakan

ringkasan hasil pemeriksaan internal yang dilakukan oleh Peserta antara lain

berupa temuan, tanggapan auditee dan rekomendasi hasil pemeriksaan internal.

Penyampaian laporan hasil pemeriksaan internal dilakukan dengan surat

pengantar yang ditandatangani oleh Direktur Kepatuhan kepada:

Bagian Penyelenggaraan Setelmen

c.q. PKN - Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran

154

Page 46: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Bank Indonesia

Gedung D Lantai 3

Jalan MH. Thamrin No. 2

Jakarta 10350.

f. Laporan hasil pemeriksaan internal Peserta sebagaimana dimaksud pada huruf e,

sebagai sarana bagi:

1) manajemen Peserta, untuk mendapatkan informasi mengenai kualitas

tingkat kepatuhan dalam memenuhi ketentuan, keamanan operasional

Peserta; dan

2) PKN, untuk mendapatkan informasi dalam rangka pelaksanaan member

certification.

6. Melakukan security audit paling kurang 1 (satu) kali dalam jangka waktu 1 (satu) tahun

sejak tanggal kepesertaan dan setiap terjadi perubahan dalam sistem teknologi

informasi internal Peserta yang terkait dengan SKNBI serta menyampaikan hasil

security audit tersebut kepada PKN pada saat diminta oleh PKN bersamaan dengan

kegiatan member certification.

Security audit adalah pemeriksaan terhadap keamanan teknologi informasi internal

Peserta, hubungan (interface) antara aplikasi TPK dengan sistem internal Peserta, serta

kondisi lingkungan Peserta.

a. Pelaksanaan security audit dapat dilakukan oleh auditor internal Bank Peserta

atau auditor eksternal.

b. Dalam hal Bank memiliki beberapa kantor yang menjadi Peserta maka security

audit dilakukan terhadap kantor Bank yang memiliki TPK on-line yang terhubung

langsung ke SSK secara physical connection.

c. Pelaksanaan security audit untuk pertama kali dilakukan paling lambat 1 (satu)

tahun sejak tanggal kepesertaan kantor Bank yang memiliki TPK on-line

sebagaimana dimaksud pada huruf b. Security audit selanjutnya dilakukan

apabila terjadi perubahan dalam sistem teknologi informasi internal Peserta yang

terkait dengan operasional penyelenggaraan SKNBI.

d. Security audit ini wajib dilakukan dengan mengacu pada ketentuan Bank

Indonesia mengenai SKNBI, perjanjian penggunaan SKNBI serta kesepakatan

tertulis antar Peserta (Bye-Laws) dan paling kurang mencakup ruang lingkup

security audit sebagaimana diatur dalam Lampiran 4.3.

e. Laporan hasil security audit terakhir yang wajib disampaikan kepada PKN

155

Page 47: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

merupakan hasil ringkasan security audit yang dilakukan oleh Peserta antara lain

berupa temuan, tanggapan auditee, dan rekomendasi hasil security audit pada

saat diminta oleh PKN bersamaan dengan kegiatan member certification.

Penyampaian laporan hasil security audit dilakukan dengan surat pengantar yang

ditandatangani oleh Direktur Kepatuhan kepada Bagian Penyelenggaraan

Setelmen, c.q. PKN - Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran, Bank

Indonesia, Gedung D Lantai 3, Jalan MH. Thamrin No. 2, Jakarta 10350.

f. Laporan hasil security audit sebagaimana dimaksud pada huruf e, sebagai sarana

bagi :

1) Manajemen Peserta, untuk mendapatkan informasi mengenai kualitas tingkat

kepatuhan dalam memenuhi ketentuan, keamanan operasional Peserta; dan

2) Bank Indonesia selaku PKN, untuk mendapatkan informasi dalam rangka

pelaksanaan member certification.

7. Mengumumkan secara tertulis di seluruh kantor Bank jenis dan besarnya biaya

transaksi SKNBI yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan jadwal pelayanan nasabah

yang terkait dengan setoran Kliring yang ditetapkan oleh Bank. Pengumuman besarnya

biaya Kliring dan jam pelayanan nasabah dilakukan pada tempat yang mudah dilihat

oleh nasabah.

8. Mengikuti kegiatan Kliring Debet dan Kliring Kredit sesuai dengan jadwal yang

ditetapkan oleh PKN dan PKL.

9. Melakukan pengamanan dalam pengiriman transaksi untuk mencegah terjadinya

manipulasi transaksi melalui SKNBI. Pengamanan tersebut antara lain meliputi hal-hal

sebagai berikut:

a. Mengoperasikan TPK sesuai dengan Buku Pedoman TPK yang dikeluarkan oleh

Bank Indonesia secara terpisah dari Surat Edaran ini.

b. Menggunakan kode registrasi, user id dan password aplikasi TPK, user id dan

password untuk mengakses jaringan ekstranet Bank Indonesia (khusus JKD yang

menggunakan VPN dial), sandi terminal, password login SSK, security key dan

master key dalam mengoperasikan TPK secara benar dan bertanggung jawab.

c. Tidak meng-install aplikasi selain aplikasi TPK dan aplikasi pendukung pada TPK

Utama dan TPK Back-up.

d. Tidak melakukan perubahan dalam bentuk dan cara apapun terhadap aplikasi

TPK.

e. User id dan password aplikasi TPK, user id dan password untuk mengakses

156

Page 48: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

jaringan ekstranet Bank Indonesia (khusus JKD yang menggunakan VPN dial),

password login SSK, dalam mengoperasikan TPK hanya diberikan kepada petugas

yang berwenang.

f. Menempatkan server TPK Utama dan server TPK Back-up pada ruangan khusus

yang harus dilengkapi dengan pengamanan yang memadai antara lain meliputi:

1) akses masuk harus dibatasi;

2) temperatur, kelembaban, dan tegangan listrik yang memenuhi spesifikasi

server TPK Utama dan TPK Back-up;

3) peralatan Uninterrupted Power Supply (UPS); dan

4) perlengkapan pemadam kebakaran.

g. Menatausahakan dokumen penting TPK seperti serial number aplikasi TPK,

master key, security key, sandi terminal, kode registrasi, serta user id dan

password VPN dial di tempat yang terkunci dan hanya dapat diakses oleh pihak

yang berwenang.

h. Melakukan penatausahaan, pemeliharaan dan pengawasan terhadap Warkat

Debet dan Dokumen Kliring, TPPK serta menjaga kualitas MICR, mesin encoder

atau reader encoder yang dimiliki agar tidak disalahgunakan.

i. Melaporkan dengan segera kepada PKL dan/atau PKN dalam hal terdapat

perbedaan atau perubahan atas DKE dan/atau Warkat Debet dan laporan hasil

Kliring yang diterima dan/atau yang diserahkan. Apabila terdapat dugaan yang

kuat bahwa telah terjadi penyalahgunaan Warkat Debet dan/atau manipulasi

pengiriman DKE maka Peserta yang bersangkutan harus melakukan langkah-

langkah pengamanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan

memberitahukan Peserta lawan transaksi. Langkah-langkah pengamanan

tersebut antara lain dengan melaporkan hal tersebut kepada instansi yang

berwenang seperti kepolisian untuk penyelesaiannya.

10. Menindaklanjuti dan melaporkan setiap perubahan nama, status, alamat, dan/atau hal-

hal lain yang berkaitan dengan operasional SKNBI secara tertulis kepada PKL dan/atau

PKN serta melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.

11. Mematuhi ketentuan-ketentuan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan operasional

penyelenggaraan SKNBI.

Kewajiban dan tanggung jawab Peserta sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan

angka 11 dimaksudkan agar Peserta menerapkan prinsip kehati-hatian dan langkah-langkah

pengamanan untuk mencegah kemungkinan adanya penyalahgunaan dalam penyelenggaraan

157

Page 49: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

SKNBI. Dalam hal terdapat penyalahgunaan, manipulasi, dan/atau kelalaian dalam

melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab Peserta dalam penyelenggaraan SKNBI, maka

hal tersebut menjadi tanggung jawab Peserta yang bersangkutan.

B. Kewajiban pengurus dan/atau pejabat eksekutif Bank

Pengurus dan/atau pejabat eksekutif Bank wajib melaksanakan langkah-langkah yang

diperlukan untuk memastikan ketaatan seluruh kantor Bank yang menjadi Peserta terhadap

ketentuan Bank Indonesia mengenai penyelenggaraan SKNBI.

Yang dimaksud pengurus Bank adalah pengurus sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank

Indonesia yang mengatur mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test),

yaitu komisaris dan direksi perusahaan atau Bank, atau yang setara dengan itu, termasuk

antara lain tim pengawas dan tim pengelola Bank dalam penyehatan.

Yang dimaksud pejabat eksekutif Bank adalah pejabat eksekutif sebagaimana diatur dalam

ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan (fit

and proper test), yaitu pejabat yang bertanggungjawab langsung kepada direksi atau

mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dan operasional perusahaan atau Bank, antara lain

pemimpin kantor cabang dan kepala satuan kerja audit intern.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan antara lain melakukan monitoring atas penerapan

security audit dan monitoring atas pemeriksaan internal yang menjamin keamanan

operasional SKNBI sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai SKNBI yang dapat

mendukung diketahuinya secara dini terjadinya penyimpangan.

158

Page 50: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

BAB V

WARKAT DEBET DAN DOKUMEN KLIRING

A. Warkat Debet

1. Warkat Debet yang dapat diperhitungkan dalam penyelenggaraan Kliring Debet

meliputi:

a. Cek;

b. Bilyet Giro;

c. Wesel;

d. Nota Debet; dan

e. Warkat Debet lainnya yang disetujui Bank Indonesia untuk dikliringkan.

2. Warkat Debet sebagaimana dimaksud pada angka 1 harus dinyatakan dalam mata uang

rupiah.

3. Spesifikasi teknis Warkat Debet sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan perusahaan

percetakan dokumen sekuriti yang dapat mencetak Warkat Debet diatur sesuai dengan

ketentuan Bank Indonesia mengenai Warkat Debet dan Dokumen Kliring serta

Pencetakannya pada Perusahaan Percetakan Warkat dan Dokumen Kliring (PPWDK)

dalam Penyelenggaraan SKNBI.

B. Dokumen Kliring untuk Kliring Debet

Dokumen Kliring adalah alat bantu yang berfungsi sebagai dokumen kontrol dalam

penyelenggaraan Kliring Debet. Jenis dan penggunaan Dokumen Kliring dalam

penyelenggaraan Kliring Debet diatur sebagai berikut:

1. Wilayah Kliring On-Line Otomasi

a. Jenis Dokumen Kliring meliputi:

1) Bukti Penyerahan Warkat Debet pada Kliring Penyerahan (BPWD-Kliring

Penyerahan);

2) Bukti Penyerahan Warkat Debet pada Kliring Pengembalian (BPWD - Kliring

Pengembalian);

3) Dihapus;

4) Kartu batch; dan

5) Daftar DKE Yang Ditolak Per Peserta Penerima.

Spesifikasi teknis Dokumen Kliring sebagaimana dimaksud pada angka 1), angka

2) dan angka 4) diatur sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai

Warkat Debet dan Dokumen Kliring serta Pencetakannya pada Perusahaan

159

Page 51: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Percetakan Warkat dan Dokumen Kliring (PPWDK) dalam Penyelenggaraan

SKNBI. Untuk BPWD-Kliring Pengembalian, spesifikasi teknis sesuai dengan

spesifikasi teknis BPWD-Kliring Penyerahan dengan contoh format sebagaimana

tercantum dalam Lampiran 5.1.

b. Penggunaan Dokumen Kliring:

1) BPWD-Kliring Penyerahan digunakan dalam Kliring penyerahan, dengan

ketentuan sebagai berikut:

a) BPWD-Kliring Penyerahan dibuat sebanyak 1 (satu) lembar untuk

setiap bundel Warkat Debet yang akan diserahkan kepada petugas

PKL pada saat Kliring penyerahan; dan

b) BPWD-Kliring Penyerahan diisi dengan informasi dalam bentuk MICR

code line sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

butir D.3.a dan dibubuhi tanda tangan dan nama jelas petugas

Peserta yang berwenang pada kolom yang tersedia.

2) BPWD-Kliring Pengembalian digunakan dalam Kliring pengembalian,

dengan ketentuan sebagai berikut:

a) BPWD-Kliring Pengembalian dibuat sebanyak 1 (satu) lembar untuk

setiap bundel Warkat Debet yang akan diserahkan kepada petugas

PKL pada saat Kliring pengembalian.

b) BPWD-Kliring Pengembalian diisi dengan informasi dalam bentuk

MICR code line sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam butir D.3.a dan dibubuhi tanda tangan dan nama jelas

petugas Peserta yang berwenang pada kolom yang tersedia.

3) Dihapus.

4) Kartu batch digunakan dalam Kliring penyerahan untuk mencantumkan

jumlah nominal seluruh Warkat Debet pada setiap bundel yang diserahkan

oleh Peserta kepada PKL dan merupakan sarana kontrol dalam proses

otomasi Warkat Debet pada Kliring penyerahan oleh petugas PKL.

5) Daftar DKE Yang Ditolak Per Peserta Penerima digunakan dalam Kliring

pengembalian dan berisi rincian informasi Warkat Debet dan/atau DKE

Debet yang ditolak oleh Peserta melalui Kliring pengembalian. Daftar

DKE Yang Ditolak Per Peserta Penerima dicetak oleh Peserta yang menolak

melalui aplikasi TPK dalam rangkap 2 (dua), untuk masing-masing Peserta

yang ditolak dengan penggunaan sebagai berikut :

160

Page 52: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

a) lembar pertama diserahkan kepada PKL untuk diteruskan kepada

Peserta yang ditolak; dan

b) lembar kedua merupakan arsip Peserta yang menolak.

2. Wilayah Kliring Off-Line Otomasi

a. Jenis Dokumen Kliring :

1) Bukti Penyerahan Warkat Debet pada Kliring Penyerahan (BPWD-Kliring

Penyerahan);

2) Bukti Penyerahan Warkat Debet pada Kliring Pengembalian (BPWD-Kliring

Pengembalian);

3) Dihapus.

4) Kartu batch;

5) Daftar DKE Yang Ditolak Per Peserta Penerima;

6) Bukti Penyerahan Rekaman DKE Debet pada Kliring Penyerahan (BPR-

Kliring Penyerahan); dan

7) Bukti Penyerahan Rekaman DKE Debet pada Kliring Pengembalian (BPR-

Kliring Pengembalian).

Spesifikasi teknis Dokumen Kliring sebagaimana dimaksud pada angka 1), angka

2) dan angka 4) diatur sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai Warkat

Debet dan Dokumen Kliring serta Pencetakannya pada Perusahaan Percetakan

Warkat dan Dokumen Kliring (PPWDK) dalam Penyelenggaraan SKNBI. Untuk

BPWD-Kliring Pengembalian, spesifikasi teknis sesuai dengan spesifikasi teknis

BPWD-Kliring Penyerahan dengan contoh format sebagaimana tercantum dalam

Lampiran 5.1.

b. Penggunaan Dokumen Kliring:

1) Penggunaan Dokumen Kliring sebagaimana dimaksud pada butir a.1)

sampai dengan butir a.5) diatur sesuai dengan ketentuan sebagaimana

dimaksud pada butir 1.b.

2) BPR-Kliring Penyerahan digunakan dalam Kliring penyerahan, yang dicetak

oleh Peserta melalui aplikasi TPK dalam rangkap 2 (dua).

3) BPR-Kliring Pengembalian digunakan dalam Kliring pengembalian, yang

dicetak oleh Peserta melalui aplikasi TPK dalam rangkap 2 (dua).

3. Wilayah Kliring Off-Line Manual

a. Jenis Dokumen Kliring:

1) Bukti Penyerahan Rekaman DKE Debet pada Kliring Penyerahan (BPR-

161

Page 53: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Kliring Penyerahan);

2) Bukti Penyerahan Rekaman DKE Debet pada Kliring Pengembalian (BPR-

Kliring Pengembalian);

3) Rincian Warkat Debet yang Diserahkan pada Kliring Penyerahan

Berdasarkan Peserta Penerima (RWD-Kliring Penyerahan);

4) Rincian Warkat Debet yang Diserahkan pada Kliring Pengembalian

Berdasarkan Peserta Penerima (RWD-Kliring Pengembalian); dan

5) Daftar DKE Yang Ditolak Per Peserta Penerima.

b. Penggunaan Dokumen Kliring:

1) Penggunaan Dokumen Kliring sebagaimana dimaksud pada butir a.1) dan

butir a.2) diatur sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada

butir 2.b.2) dan butir 2.b.3).

2) RWD-Kliring Penyerahan digunakan dalam Kliring penyerahan, yang

dicetak oleh Peserta pengirim melalui aplikasi TPK untuk masing-masing

Peserta penerima dalam rangkap 2 (dua).

3) RWD-Kliring Pengembalian digunakan dalam Kliring pengembalian, yang

dicetak oleh Peserta pengirim melalui aplikasi TPK untuk masing-masing

Peserta penerima dalam rangkap 2 (dua).

4) Daftar DKE Yang Ditolak Per Peserta Penerima digunakan dalam Kliring

pengembalian dan berisi rincian informasi Warkat Debet dan/atau DKE

Debet yang ditolak oleh Peserta melalui Kliring pengembalian. Daftar DKE

Yang Ditolak Per Peserta Penerima dicetak oleh Peserta yang menolak

melalui aplikasi TPK dalam rangkap 2 (dua), untuk masing-masing Peserta

yang ditolak dengan penggunaan sebagai berikut:

a) lembar pertama diserahkan kepada Peserta yang ditolak pada saat

Kliring pengembalian; dan

b) lembar kedua merupakan arsip Peserta yang menolak.

4. Wilayah Kliring On-line Manual

a. Jenis Dokumen Kliring meliputi:

1) Rincian Warkat Debet yang Diserahkan pada Kliring Penyerahan

Berdasarkan Peserta Penerima (RWD-Kliring Penyerahan);

2) Rincian Warkat Debet yang Diserahkan pada Kliring Pengembalian

Berdasarkan Peserta Penerima (RWD-Kliring Pengembalian); dan

3) Daftar DKE Yang Ditolak Per Peserta Penerima.

162

Page 54: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

b. Penggunaan Dokumen Kliring:

1) RWD-Kliring Penyerahan digunakan dalam Kliring penyerahan, yang

dicetak oleh Peserta pengirim melalui aplikasi TPK atau aplikasi lainnya

untuk masing-masing Peserta penerima dalam rangkap 2 (dua).

2) RWD-Kliring Pengembalian digunakan dalam Kliring pengembalian, yang

dicetak oleh Peserta pengirim melalui aplikasi TPK atau aplikasi lainnya

untuk masing-masing Peserta penerima dalam rangkap 2 (dua).

3) Daftar DKE Yang Ditolak Per Peserta Penerima digunakan dalam Kliring

pengembalian dan berisi rincian informasi Warkat Debet dan/atau DKE

Debet yang ditolak oleh Peserta melalui Kliring pengembalian. Daftar DKE

Yang Ditolak Per Peserta Penerima dicetak oleh Peserta yang menolak

melalui aplikasi TPK atau aplikasi lainnya dalam rangkap 2 (dua), untuk

masing-masing Peserta yang ditolak dengan penggunaan sebagai berikut:

a) lembar pertama diserahkan kepada Peserta yang ditolak pada saat

Kliring pengembalian; dan

b) lembar kedua merupakan arsip Peserta yang menolak.

C. Dokumen Kliring untuk Kliring Kredit

1. Jenis Dokumen Kliring

Jenis Dokumen Kliring dalam penyelenggaraan Kliring Kredit adalah Bukti Penyerahan

Rekaman DKE Kredit pada Kliring Kredit (BPR-Kliring Kredit).

2. Penggunaan Dokumen Kliring

BPR-Kliring Kredit dicetak melalui aplikasi TPK dalam rangkap 2 (dua) oleh Peserta

pengirim dan digunakan dalam hal pengiriman DKE Kredit dilakukan melalui PKL.

D. Pencantuman Informasi dalam Bentuk MICR Code Line pada Warkat Debet dan Dokumen

Kliring

Peserta di Wilayah Kliring On-line Otomasi dan Wilayah Kliring Off-line Otomasi harus

mencantumkan rangkaian informasi berupa angka dan simbol dalam bentuk MICR code line

pada area clear band Warkat Debet dan Dokumen Kliring. Angka dan simbol ini diperlukan

dalam pemrosesan Warkat Debet secara otomasi oleh PKL.

1. Jenis Informasi dan Kualitas MICR Code Line

a. Informasi dalam bentuk MICR code line yang harus dicantumkan pada area clear

band Warkat Debet terdiri dari :

1) nomor seri : 6 (enam) digit.;

2) sandi Peserta : 7 (tujuh) digit ;

163

Page 55: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

3) nomor rekening : 10 (sepuluh) digit;

4) sandi transaksi : 2 (dua) digit ; dan

5) nilai nominal : 14 (empat belas) digit.

b. Jenis angka dan simbol dalam bentuk MICR code line yang dicantumkan pada

Warkat Debet dan Dokumen Kliring harus sesuai dan memenuhi spesifikasi

untuk angka dan simbol MICR E - 13B sebagaimana ditentukan oleh ISO

1004:1995, yang terdiri dari :

1) 10 (sepuluh) digit angka, dari 0 (nol) sampai dengan 9 (sembilan) yang

digunakan untuk mengisi informasi pada MICR code line.

2) 4 (empat) simbol spesial, yang terdiri atas :

a) simbol domestik;

b) simbol nominal;

c) simbol bank; dan

d) simbol garis pendek.

Contoh bentuk angka dan simbol MICR code line sebagaimana tercantum dalam

Lampiran 5.2.

c. Pencantuman MICR code line harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) menggunakan pita MICR yang memenuhi ISO 1004:1995;

2) baris MICR code line harus rata (tidak naik turun); dan

3) pencantuman angka dan simbol domestik MICR code line tidak boleh cacat.

2. Tata Cara Pencantuman MICR Code Line pada Warkat Debet

a. Kolom Nomor Seri

1) Kolom nomor seri dimaksudkan untuk mencantumkan nomor seri pada

Cek dan Bilyet Giro, atau identitas lainnya misalnya nomor urut, nomor

registrasi atau nomor lainnya untuk Warkat Debet selain Cek dan Bilyet

Giro.

2) Kolom nomor seri terdiri atas 6 (enam) digit angka, dengan ketentuan

sebagai berikut :

a) Apabila nomor seri Warkat Debet kurang dari 6 (enam) digit,

pencantuman diawali dengan angka “0” (nol).

b) Apabila nomor seri Warkat Debet lebih dari 6 (enam) digit maka

nomor yang dicantumkan hanya 6 (enam) digit terakhir.

3) Pencantuman nomor seri Warkat Debet diawali dan diakhiri dengan simbol

domestik.

164

Page 56: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

4) Pencantuman nomor seri Warkat Debet dilakukan oleh Peserta yang

menerbitkan Warkat Debet.

b. Kolom Sandi Peserta

1) Kolom sandi Peserta dimaksudkan untuk mencantumkan sandi Peserta

yang menerbitkan Warkat Debet.

2) Kolom Sandi Peserta terdiri atas 7 (tujuh) digit angka, dengan ketentuan

sebagai berikut :

a) 3 (tiga) digit pertama merupakan sandi Bank; dan

b) 4 (empat) digit berikutnya merupakan sandi kantor Peserta.

Di antara 3 (tiga) digit pertama dan 4 (empat) digit terakhir dicantumkan

simbol garis pendek.

3) Pencantuman sandi Peserta diakhiri dengan simbol Bank.

4) Pencantuman sandi Peserta dilakukan oleh Peserta yang menerbitkan

Warkat Debet.

c. Kolom Nomor Rekening

1) Kolom nomor rekening dimaksudkan untuk mencantumkan nomor

rekening nasabah yang menerbitkan Warkat Debet.

2) Kolom nomor rekening terdiri atas 10 (sepuluh) digit angka, dengan

ketentuan sebagai berikut:

a) Apabila nomor rekening kurang dari 10 (sepuluh) digit,

pencantuman diawali dengan angka “0” (nol).

b) Apabila nomor rekening lebih dari 10 (sepuluh) digit, hanya

dicantumkan 10 (sepuluh) digit terakhir.

c) Apabila nomor rekening menggunakan karakter non numeric maka

pengisian MICR dilakukan dengan menggunakan angka

“0000000001”.

3) Pencantuman nomor rekening diakhiri dengan simbol domestik.

4) Pencantuman nomor rekening dilakukan oleh Peserta yang menerbitkan

Warkat Debet.

d. Kolom Sandi Transaksi

1) Kolom Sandi Transaksi dimaksudkan untuk mencantumkan sandi yang

membedakan jenis Warkat Debet dan/atau jenis transaksi yang terdapat di

dalamnya.

2) Kolom Sandi Transaksi terdiri dari 2 (dua) digit angka dengan ketentuan

165

Page 57: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

sebagai berikut :

a) 00 sampai dengan 09 untuk Cek.

b) 10 sampai dengan 19 untuk Bilyet Giro.

c) 20 sampai dengan 29 untuk Wesel.

d) 30 sampai dengan 39 untuk Warkat Debet lainnya.

e) 40 sampai dengan 49 untuk Nota Debet, dengan ketentuan sebagai

berikut :

(1) sandi transaksi 40 sampai dengan 49 kecuali sandi transaksi

45, untuk transaksi Nota Debet dengan nilai nominal paling

tinggi Rp10.000.000,00 (sepuluh juta Rupiah);

(2) sandi transaksi 45, untuk transaksi Nota Debet dengan nilai

nominal di atas Rp10.000.000,00 (sepuluh juta Rupiah) dan

digunakan untuk transaksi-transaksi sebagaimana diatur

dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai Penggunaan Nota

Debet Dalam Kliring.

f) Dihapus.

3) Pencantuman sandi transaksi dilakukan oleh Peserta yang menerbitkan

Warkat Debet.

e. Kolom Nilai Nominal

1) Kolom nilai nominal dimaksudkan untuk mencantumkan nilai nominal

transaksi sebagaimana yang tertulis pada Warkat Debet.

2) Kolom nilai nominal terdiri atas 14 (empat belas) digit angka termasuk 2

(dua) digit nilai sen dalam satuan mata uang Rupiah (Rp), dengan

ketentuan sebagai berikut :

a) apabila nilai nominal kurang dari 14 (empat belas) digit,

pencantuman harus diawali dengan angka “0” (nol);

b) nilai nominal pada Warkat Debet harus kurang dari

Rp1.000.000.000.000,00 (satu trilyun Rupiah);

c) pencantuman nilai nominal diawali dan diakhiri dengan simbol

nominal.

3) Informasi mengenai nilai nominal tidak dicetak secara pre-printed, namun

dilakukan oleh Peserta pengirim yang mengkliringkan Warkat Debet

melalui Kliring penyerahan, dengan menggunakan MICR encoder atau

reader-encoder.

166

Page 58: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Contoh cara pencantuman MICR code line secara lengkap pada Warkat Debet

sebagaimana tercantum dalam Lampiran 5.3.

3. Tata Cara Pencantuman MICR Code Line dan Informasi Lainnya pada Dokumen Kliring

Pencantuman informasi dalam bentuk MICR code line pada Dokumen Kliring dilakukan

oleh Peserta pengirim yang mengkliringkan Warkat Debet dengan ketentuan sebagai

berikut :

a. BPWD-Kliring Penyerahan dan BPWD-Kliring Pengembalian

1) Informasi dalam bentuk MICR code line yang harus dicantumkan pada

area clear band pada BPWD – Kliring Penyerahan dan BPWD-Kliring

Pengembalian adalah sebagai berikut :

a) Kolom nomor seri terdiri atas 6 (enam) digit, dengan ketentuan

pencantuman sebagai berikut:

(1) 3 (tiga) digit pertama diisi dengan angka 000;

(2) 3 (tiga) digit terakhir diisi dengan 3 (tiga) digit pertama sandi

Bank Peserta pengirim; dan

(3) pencantuman informasi diawali dan diakhiri dengan simbol

domestik.

b) Kolom Sandi Peserta terdiri atas 7 (tujuh) digit dan dimaksudkan

untuk sandi kantor Peserta pengirim, dengan ketentuan

pencantuman sebagai berikut :

(1) 3 (tiga) digit pertama diisi dengan 3 (tiga) digit sandi kantor

Peserta pengirim seperti yang tertera pada stempel Kliring

(tanpa angka penguji);

(2) 4 (empat) digit terakhir diisi dengan angka 9999;

(3) diantara 3 (tiga) digit pertama dan 4 (empat) digit terakhir

dicantumkan simbol garis pendek;

(4) pencantuman sandi kantor Peserta diakhiri dengan simbol

Bank.

c) Kolom nomor rekening terdiri atas 10 (sepuluh) digit dan tidak perlu

dilakukan pengisian (dibiarkan kosong).

d) Kolom sandi transaksi terdiri atas 2 (dua) digit dan dimaksudkan

untuk sandi transaksi dengan ketentuan pencantuman sebagai

berikut :

(1) untuk BPWD-Kliring Penyerahan diisi dengan angka 60; dan

167

Page 59: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

(2) untuk BPWD-Kliring Pengembalian diisi dengan angka 62.

e) Kolom nilai nominal terdiri atas 14 (empat belas) digit angka

termasuk 2 (dua) digit nilai sen dalam satuan mata uang Rupiah.

Kolom ini dimaksudkan untuk total nominal seluruh Warkat Debet

pada bundel Warkat Debet yang diserahkan bersamaan dengan

BPWD-Kliring Penyerahan/BPWD-Kliring Pengembalian yang

menyertainya. Pencantuman nilai nominal diawali dan diakhiri

dengan simbol nominal.

f) Apabila terjadi kesalahan encode pada BPWD-Kliring Penyerahan /

BPWD-Kliring Pengembalian, maka perbaikannya harus dilakukan

dengan menggunakan BPWD-Kliring Penyerahan / BPWD-Kliring

Pengembalian yang baru.

2) Informasi lainnya yang harus dicantumkan pada BPWD-Kliring Penyerahan

dan BPWD-Kliring Pengembalian oleh Peserta pengirim adalah sebagai

berikut:

a) jumlah nilai nominal seluruh Warkat Debet dalam satu bundel yang

menyertai BPWD-Kliring Penyerahan/BPWD-Kliring Pengembalian

dimaksud;

b) stempel Kliring yang sama dengan stempel Kliring pada Warkat

Debet yang diserahkan; dan

c) nama dan tanda tangan pejabat atau petugas Peserta pengirim yang

berwenang.

b. Dihapus.

c. Kartu Batch

1) Informasi dalam bentuk MICR code line yang harus dicantumkan pada area

clear band pada kartu batch adalah sebagai berikut :

a) Kolom nomor seri terdiri dari 6 (enam) digit, dengan ketentuan

pencantuman sebagai berikut :

(1) 3 (tiga) digit pertama diisi dengan angka 000;

(2) 3 (tiga) digit terakhir diisi dengan 3 (tiga) digit pertama sandi

Bank Peserta pengirim; dan

(3) Pencantuman informasi diawali dan diakhiri dengan

pencantuman simbol domestik.

b) Kolom sandi Peserta terdiri atas 7 (tujuh) digit dan dimaksudkan

c

.

P

e

n

c

a

n

t

u

m

a

n

… 168

Page 60: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

untuk sandi kantor Peserta pengirim, dengan ketentuan sebagai

berikut :

(1) 3 (tiga) digit pertama diisi dengan 3 (tiga) digit sandi kantor

Peserta Pengirim seperti yang tertera pada stempel Kliring

(tanpa angka penguji);

(2) 4 (empat) digit terakhir diisi dengan angka 9999;

(3) Di antara 3 (tiga) digit pertama dan 4 (empat) digit terakhir

dicantumkan simbol garis pendek; dan

(4) Pencantuman sandi kantor Peserta diakhiri dengan simbol

Bank.

c) Kolom nomor rekening terdiri atas 10 (sepuluh) digit dan tidak perlu

dilakukan pengisian (dibiarkan kosong).

d) Kolom sandi transaksi terdiri atas 2 (dua) digit dan dimaksudkan

untuk sandi transaksi yaitu angka 96.

e) Kolom nilai nominal terdiri atas 14 (empat belas) digit angka

termasuk 2 (dua) digit nilai sen dalam satuan mata uang Rupiah.

Kolom ini dimaksudkan untuk total nominal seluruh Warkat Debet

pada bundel Warkat Debet yang diserahkan bersamaan dengan

kartu batch dimaksud. Pengisian nilai nominal diawali dan diakhiri

dengan simbol nominal.

f) Apabila terjadi kesalahan encode pada kartu batch, maka

perbaikannya harus dilakukan dengan menggunakan kartu batch

yang baru.

2) Informasi lainnya yang harus dicantumkan pada kartu batch oleh Peserta

pengirim adalah sebagai berikut :

a) jumlah nilai nominal seluruh Warkat Debet dalam satu bundel yang

menyertai kartu batch dimaksud; dan

b) Stempel Kliring yang sama dengan stempel Kliring pada Warkat

Debet, BPWD-Kliring Penyerahan/ BPWD-Kliring Pengembalian yang

menyertainya.

Contoh cara pencantuman MICR code line pada Dokumen Kliring sebagaimana

tercantum dalam Lampiran 5.4 dan Lampiran 5.5.

4. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pencantuman MICR Code Line

a. Pada area clear band pada Warkat Debet dan Dokumen Kliring tidak boleh ada

169

Page 61: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

coretan dan informasi lain selain informasi dalam bentuk MICR code line

sebagaimana diatur dalam ketentuan ini.

b. Pencantuman nilai nominal pada Warkat Debet oleh Peserta pengirim tidak

tumpang tindih dengan informasi yang tercetak sebelumnya (pre-printed).

c. Simbol spesial harus selalu tercantum secara lengkap pada setiap Warkat Debet.

d. Di antara digit angka pada setiap kolom informasi dalam bentuk MICR code line

tidak boleh terdapat spasi kosong.

e. Dalam hal Cek dan Bilyet Giro Antar Wilayah diterbitkan oleh Peserta Kliring

Antar Wilayah yang berasal dari Wilayah Kliring On-line Manual dan Off-line

Manual, maka diatur ketentuan sebagai berikut:

1) Peserta pengirim yang akan mengkliringkan Cek dan Bilyet Giro Antar

Wilayah harus memperhatikan kelengkapan pengisian kolom informasi

dalam bentuk MICR code line pada clear band;

2) Dalam hal kolom informasi MICR code line belum terisi secara lengkap,

maka Peserta pengirim harus melengkapi informasi tersebut sesuai

dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 2, dengan

memperhatikan ketentuan sebagai berikut :

a) untuk pencantuman sandi Peserta dan nomor rekening giro, Peserta

harus mengacu pada informasi sandi Peserta dan nomor rekening

giro pada Cek dan Bilyet Giro yang tertera di luar area clear band;

dan

b) dalam hal tidak terdapat informasi sandi Peserta di luar area clear

band, maka pengisian MICR code line untuk sandi Peserta dapat

menggunakan sandi Peserta Kantor Koordinator Antar Wilayah dari

Bank penerbit Cek dan Bilyet Giro Antar Wilayah yang berada di

Wilayah Kliring yang bersangkutan.

170

Page 62: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

BAB VI

PENDANAAN AWAL (PREFUND)

Dalam penyelenggaraan SKNBI, Bank harus menyediakan pendanaan awal (prefund) yang

dimaksudkan untuk mengantisipasi pemenuhan potensi kewajiban dari seluruh kantor Bank yang

menjadi Peserta pada penyelenggaraan Kliring Debet dan Kliring Kredit. Pendanaan awal (prefund)

untuk Kliring Debet dan Kliring Kredit diatur sebagai berikut:

A. Minimum Nominal Pendanaan Awal (Prefund)

1. Kliring Debet

a. Minimum nominal pendanaan awal (prefund) untuk Kliring Debet yang harus

disediakan oleh Bank ditetapkan oleh Bank Indonesia setiap bulan.

b. Minimum nominal pendanaan awal (prefund) untuk Kliring Debet adalah sebesar

total tagihan harian terbesar Bank dalam Kliring Debet dari seluruh Wilayah

Kliring selama penyelenggaraan Kliring Debet dalam kurun waktu 12 (dua belas)

bulan sebelumnya dengan mengecualikan data transaksi yang nilai nominalnya di

luar kebiasaan (outliar). Khusus untuk bulan keduabelas, data yang

diperhitungkan adalah data transaksi sampai dengan tanggal 25. Apabila tanggal

25 pada bulan keduabelas jatuh pada hari libur, maka data yang diperhitungkan

adalah data transaksi sampai dengan hari kerja terakhir sebelum tanggal 25.

Contoh penetapan batas minimum nominal pendanaan awal (prefund) untuk

Bank A pada bulan Januari 2006 adalah sebagai berikut:

1) Data historis yang digunakan adalah data transaksi total tagihan (incoming

debet) periode 1 Januari 2005 sampai dengan 25 Desember 2005.

Berdasarkan database di Bank Indonesia dalam kurun waktu tersebut,

total tagihan (incoming debet) terbesar Bank A dalam penyelenggaraan

Kliring Debet dari seluruh Wilayah Kliring, setelah mengeluarkan data

transaksi yang nilai nominalnya di luar kebiasaan (outliar), adalah sebesar

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Dengan demikian, minimum

nominal pendanaan awal (prefund) yang harus disediakan oleh Bank A

untuk penyelenggaraan Kliring Debet selama bulan Januari 2006 adalah

sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

2) Untuk penyelenggaraan Kliring Debet periode bulan Februari 2006,

minimum nominal pendanaan awal (prefund) yang harus disediakan oleh

Bank A ditetapkan berdasarkan total tagihan (incoming debet) terbesar

171

Page 63: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

untuk kurun waktu 1 Februari 2005 sampai dengan 25 Januari 2006.

c. Cara menghitung data transaksi yang nilai nominalnya di luar kebiasaan (outliar)

sebagaimana dimaksud pada huruf b adalah nilai rata-rata total tagihan

(incoming debet) per Bank Peserta ditambah 3 standar deviasi.

d. Besarnya nilai minimum nominal pendanaan awal (prefund) sebagaimana

dimaksud pada huruf b yang harus disediakan oleh Bank diinformasikan oleh PKN

pada tanggal 26 setiap bulannya dan dapat diakses oleh Bank melalui TPK on-line

atau sarana lainnya. Apabila tanggal 26 jatuh pada hari libur, maka besarnya

minimum nominal pendanaan awal (prefund) diinformasikan oleh PKN kepada

Peserta pada hari kerja berikutnya.

e. Dalam hal terdapat Bank yang baru pertama kali menjadi Peserta dan belum

mempunyai data historis transaksi Warkat Debet, besarnya minimum nominal

pendanaan awal (prefund) yang harus disediakan oleh Bank tersebut diatur

sebagai berikut:

1) Pada hari pertama keikutsertaan Bank dalam SKNBI, minimum nominal

pendanaan awal (prefund) yang harus disediakan adalah sebesar Rp0,00

(nol rupiah).

2) Pada hari-hari kerja berikutnya di bulan yang sama dengan tanggal

keikutsertaan Bank dalam SKNBI untuk pertama kali, besarnya minimum

nominal pendanaan awal (prefund) yang harus disediakan oleh Bank

ditetapkan berdasarkan data total tagihan (incoming debet) terbesar Bank

tersebut pada hari-hari kerja sebelumnya.

3) Penetapan besar minimum nominal pendanaan awal (prefund) untuk bulan

berikutnya ditetapkan dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana

dimaksud pada huruf b sesuai dengan data historis yang dimiliki oleh Bank.

Dalam hal ini, apabila data historis yang dimiliki oleh Bank masih kurang

dari 12 bulan, maka data historis yang digunakan adalah data yang tersedia

pada periode tersebut.

f. Dalam hal terdapat Bank yang merger atau konsolidasi, besarnya minimum

nominal pendanaan awal (prefund) yang harus disediakan oleh Bank hasil merger

atau Bank hasil konsolidasi diatur sebagai berikut:

1) Sejak tanggal efektif merger atau konsolidasi sampai dengan akhir bulan

yang bersangkutan, minimum nominal pendanaan awal (prefund) yang

harus disediakan adalah sebesar total minimum pendanaan awal (prefund)

172

Page 64: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

dari bank-bank yang melakukan merger atau konsolidasi, yang telah

ditetapkan pada awal bulan ketika bank-bank tersebut belum melakukan

merger atau konsolidasi.

2) Penetapan besarnya minimum nominal pendanaan awal (prefund) untuk

bulan berikutnya ditetapkan berdasarkan total tagihan harian terbesar

Bank hasil merger atau konsolidasi dalam Kliring Debet dari seluruh

Wilayah Kliring selama penyelenggaraan Kliring Debet dalam bulan

sebelumnya sejak efektif merger/atau konsolidasi dengan mengecualikan

data transaksi yang nilai nominalnya di luar kebiasaan (outliar).

3) Penetapan besar minimum nominal pendanaan awal (prefund) untuk

bulan-bulan berikutnya ditetapkan dengan memperhatikan ketentuan

sebagaimana dimaksud pada angka 2) sesuai dengan data historis yang

dimiliki oleh Bank hasil merger atau Bank hasil konsolidasi. Dalam hal ini,

apabila data historis yang dimiliki oleh Bank hasil merger atau Bank hasil

konsolidasi masih kurang dari 12 bulan, maka data historis yang digunakan

adalah data yang tersedia pada periode tersebut.

g. Dalam hal terdapat Bank hasil konversi, misal dari Bank konvensional menjadi

Bank syariah, besarnya minimum nominal pendanaan awal (prefund) yang harus

disediakan oleh Bank hasil konversi menggunakan data historis 12 (dua belas)

bulan sebelumnya sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas.

2. Kliring Kredit

a. Penyediaan pendanaan awal (prefund) untuk Kliring Kredit hanya dilakukan pada

penyelenggaraan Kliring Kredit siklus pertama.

Nominal pendanaan awal (prefund) untuk Kliring Kredit siklus pertama yang

harus disediakan oleh Bank setiap harinya paling sedikit adalah sebesar Rp1,00

(satu rupiah).

B. Batas Waktu Penyediaan Pendanaan Awal (Prefund)

1. Batas waktu untuk menyediakan pendanaan awal (prefund) oleh Bank diatur sesuai

dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai jadwal penyelenggaraan

SKNBI.

2. Waktu untuk menyediakan pendanaan awal (prefund) sebagaimana dimaksud dalam

angka 1 menggunakan waktu yang tercatat pada SSK di Bank Indonesia.

3. Dalam hal sampai dengan batas waktu sebagaimana dimaksud pada angka 1 Bank tidak

menyediakan pendanaan awal (prefund) untuk Kliring Debet atau Kliring Kredit, atau

dalam …

2. Waktu …

173

Page 65: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

total pendanaan awal (prefund) yang disediakan kurang dari batas minimum yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia, maka seluruh kantor Bank tersebut yang menjadi

Peserta dihentikan sementara dari kegiatan SKNBI yang meliputi Kliring Debet dan

Kliring Kredit dengan tata cara penghentian sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud

pada butir A.1. Bab X mengenai Penghentian Peserta Dalam Kegiatan SKNBI.

4. Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud pada angka 3, Bank Indonesia dapat

mengikutsertakan Bank dalam kegiatan SKNBI dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Bank mengajukan permohonan secara tertulis kepada PKN dengan

menginformasikan penyebab kegagalan Bank dalam memenuhi penyediaan

pendanaan awal beserta bukti-bukti pendukung.

b. Penyebab kegagalan Bank dalam memenuhi penyediaan pendanaan awal

sebagaimana dimaksud pada huruf a yang dapat dipertimbangkan oleh Bank

Indonesia adalah sebagai berikut:

1) terjadi gangguan sistem dan/atau Keadaan Darurat pada saat pengiriman

pendanaan awal (prefund); dan/atau

2) terjadi kesalahan penggunaan Transaction Reference Number (TRN)

dan/atau member code Sistem BI-RTGS.

c. Setelah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia, Bank wajib segera

menyediakan pendanaan awal (prefund) dengan cara sebagai berikut:

1) Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud dalam butir b.1),

pendanaan awal (prefund) dilakukan dengan mekanisme sebagaimana

dimaksud pada butir D.1.b.

2) Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud dalam butir b.2),

pendanaan awal (prefund) dilakukan dengan mekanisme koreksi

sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur

mengenai Sistem BI-RTGS.

C. Jenis dan Pengelolaan Pendanaan Awal (Prefund)

1. Jenis Pendanaan Awal (Prefund)

a. Pendanaan Awal (Prefund) Kliring Debet dapat dilakukan dalam bentuk dana

tunai (cash prefund) dan/atau agunan (collateral prefund).

b. Jenis agunan (collateral prefund) sebagaimana dimaksud pada angka 1 dapat

berupa:

1) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau Sertifikat Wadiah Bank Indonesia

(SWBI);

174

Page 66: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

2) Surat Utang Negara (SUN); dan/atau

3) surat berharga atau tagihan lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

c. Pendanaan Awal (Prefund) Kliring Kredit dilakukan hanya dalam bentuk dana

tunai (cash prefund).

2. Pengelolaan Pendanaan Awal (Prefund)

a. Dana tunai (cash prefund) untuk pendanaan awal (prefund) Kliring Debet dan

Kliring Kredit ditatausahakan oleh Bank Indonesia pada Sistem BI-RTGS dalam

rekening-rekening milik PKN yang digunakan khusus untuk menampung dana

tunai (cash prefund) Kliring Debet dan Kliring Kredit.

b. Rekening-rekening PKN sebagaimana dimaksud pada huruf a dibuka oleh Bank

Indonesia.

c. Agunan (collateral prefund) ditatausahakan oleh Bank Indonesia pada sarana BI-

SSSS, dalam rekening individual agunan FLI-Kliring dan rekening agunan FLIS

Kliring masing-masing Bank yang terpisah dari rekening perdagangan atau

rekening aktif.

D. Tata Cara Penyediaan Pendanaan Awal (Prefund)

1. Pendanaan awal (prefund) untuk Kliring Debet

Pendanaan awal (prefund) untuk Kliring Debet dapat berupa dana tunai (cash prefund)

dan/atau agunan (collateral prefund) dengan mekanisme sebagai berikut:

a. Pendanaan awal (prefund) dalam bentuk dana tunai (cash prefund) dilakukan

melalui Sistem BI-RTGS, dengan cara melakukan transfer kredit dari rekening giro

Bank ke rekening khusus milik PKN untuk Kliring Debet dengan rincian informasi

sebagai berikut:

1) Member Code : INDOIDJA930CHDC

2) Transaction Reference Number (TRN): IFTDCPF0

3) Beneficiary:

a) Nomor Rekening: 561.930321

b) Nama Rekening: Rekening Antara Akunting Penyelenggara Kliring

Nasional Debet

b. Apabila terjadi kondisi gangguan dan Keadaan Darurat yang menyebabkan Bank

tidak dapat melakukan transfer kredit melalui Sistem BI-RTGS, maka penyediaan

pendanaan awal (prefund) dalam bentuk dana tunai (cash prefund) dapat

dilakukan dengan menggunakan bilyet giro Bank Indonesia untuk dibukukan oleh

Bank Indonesia, sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai Sistem BI-

175

Page 67: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

RTGS.

c. Penyediaan dan penambahan pendanaan awal (prefund) dalam bentuk agunan

(collateral prefund) dilakukan melalui sarana BI-SSSS, dengan cara memindahkan

agunan (collateral prefund) sebagaimana dimaksud pada butir C.1.b dari

Rekening Perdagangan ke Rekening Agunan FLI Kliring atau dari Rekening Aktif ke

Rekening Agunan FLIS Kliring.

d. Tata cara pemindahan agunan (collateral prefund) sebagaimana dimaksud pada

huruf c sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur

mengenai Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS),

fasilitas likuiditas intrahari bagi Bank umum (FLI) dan fasilitas likuiditas intrahari

bagi Bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah (FLIS).

2. Pendanaan awal (prefund) untuk Kliring Kredit

Pendanaan awal (prefund) untuk Kliring Kredit berupa dana tunai (cash prefund) dengan

mekanisme sebagai berikut:

a. Pendanaan awal (prefund) dilakukan pada siklus pertama melalui Sistem BI-RTGS,

dengan cara melakukan transfer kredit dari rekening giro Bank ke rekening

khusus milik PKN dengan rincian informasi sebagai berikut:

1) Member Code : INDOIDJA930CHCC1

2) Transaction Reference Number (TRN): IFTCCPF1

3) Beneficiary:

a) Nomor Rekening: 561.930221

b) Nama Rekening: Rekening Antara Akunting Penyelenggara Kliring

Nasional Kredit 1

b. Apabila terjadi kondisi gangguan dan Keadaan Darurat yang menyebabkan Bank

tidak dapat melakukan transfer kredit melalui Sistem BI-RTGS, maka penyediaan

pendanaan awal (prefund) dalam bentuk dana tunai (cash prefund) dapat

dilakukan dengan menggunakan bilyet giro Bank Indonesia untuk dibukukan oleh

Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai Sistem BI-

RTGS.

E. Tata Cara Penambahan Pendanaan Awal (Prefund) Dan Batas Waktu Penambahan

Penambahan Pendanaan Awal (Prefund)

1. Penambahan pendanaan awal (prefund) untuk Kliring Debet

a. Bank, yang telah menyediakan pendanaan awal (prefund) untuk Kliring Debet

sesuai dengan batas waktu dan nominal yang ditetapkan, dapat melakukan

176

Page 68: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

penambahan pendanaan awal (prefund) setiap saat sampai dengan batas waktu

penambahan yang ditetapkan. Hal ini dilakukan apabila menurut pertimbangan

Bank atau berdasarkan informasi awal (early warning) dari SSK mengenai hasil

Kliring Debet Bank secara nasional, potensi kewajiban Bank lebih besar daripada

pendanaan awal (prefund) yang telah disediakan oleh Bank.

b. Penambahan untuk pendanaan awal (prefund) sebagaimana dimaksud pada

huruf a dapat dilakukan dalam bentuk dana tunai (cash prefund) dan/atau

agunan (collateral prefund).

c. Penambahan dalam bentuk dana tunai (cash prefund) dilakukan melalui Sistem

BI-RTGS, dengan cara melakukan transfer kredit dari rekening giro Bank ke

rekening khusus milik PKN dengan rincian informasi sebagai berikut:

1) Member Code : INDOIDJA930CHDC

2) Transaction Reference Number (TRN): IFTDCTU0

3) Beneficiary:

a) Nomor Rekening: 561.930321

b) Nama Rekening: Rekening Antara Akunting Penyelenggara Kliring

Nasional Debet

d. Apabila terjadi kondisi gangguan dan Keadaan Darurat yang menyebabkan Bank

tidak dapat melakukan transfer kredit melalui Sistem BI-RTGS, maka

penambahan pendanaan awal (prefund) dalam bentuk dana tunai (cash prefund)

dapat dilakukan dengan menggunakan bilyet giro Bank Indonesia untuk

dibukukan oleh Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia

mengenai Sistem BI-RTGS.

e. Penambahan pendanaan awal (prefund) dalam bentuk agunan (collateral

prefund) dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir

D.1.c.

2. Penambahan pendanaan awal (prefund) untuk Kliring Kredit

a. Bank, yang telah menyediakan pendanaan awal (prefund) untuk Kliring Kredit

sesuai dengan batas waktu dan nominal yang yang ditetapkan, dapat melakukan

penambahan dalam bentuk dana tunai (cash prefund) setiap saat sampai dengan

batas waktu yang ditetapkan. Hal ini dilakukan apabila menurut pertimbangan

Bank atau berdasarkan informasi awal (early warning) dari SSK mengenai hasil

Kliring Kredit Bank secara nasional, potensi kewajiban Bank lebih besar dari pada

pendanaan awal (prefund) yang telah disediakannya.

177

Page 69: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

b. Penambahan dana tunai (cash prefund) baik untuk siklus pertama dan siklus

kedua dilakukan melalui Sistem BI-RTGS dengan cara melakukan transfer kredit

dari rekening giro Bank ke rekening khusus milik PKN, dengan rincian informasi

sebagai berikut:

1) Penambahan untuk siklus pertama:

a) Member Code: INDOIDJA930CHCC1

b) Transaction Reference Number (TRN): IFTCCTU1

c) Beneficiary:

(1) Nomor Rekening: 561.930221

(2) Nama Rekening: Rekening Antara Akunting Penyelenggara

Kliring Nasional Kredit 1

2) Penambahan untuk siklus kedua:

a) Member Code: INDOIDJA930CHCC2

b) Transaction Reference Number (TRN): IFTCCTU2

c) Beneficiary:

(1) Nomor Rekening: 561.930222

(2) Nama Rekening: Rekening Antara Akunting Penyelenggara

Kliring Nasional Kredit 2

c. Apabila terjadi kondisi gangguan dan Keadaan Darurat yang menyebabkan Bank

tidak dapat melakukan transfer kredit melalui Sistem BI-RTGS, maka

penambahan dana tunai (cash prefund) dapat dilakukan dengan menggunakan

bilyet giro Bank Indonesia untuk dibukukan oleh Bank Indonesia, sesuai dengan

ketentuan Bank Indonesia mengenai Sistem BI-RTGS.

3. Batas waktu penambahan pendanaan awal (prefund) oleh Bank diatur sesuai dengan

ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai jadwal penyelenggaraan SKNBI.

4. Waktu penambahan pendanaan awal (prefund) sebagaimana dimaksud dalam angka 3

menggunakan waktu yang tercatat pada SSK di Bank Indonesia.

F. Pengembalian Pendanaan Awal (Prefund) Kliring Debet Dalam Bentuk Agunan (Collateral

Prefund)

1. Dalam hal pada awal hari Bank telah menyediakan pendanaan awal (prefund) dalam

bentuk agunan (collateral prefund) namun total nominal pendanaan awal (prefund)

Bank tersebut tidak memenuhi persyaratan minimum yang ditetapkan sehingga Bank

dihentikan sementara dari kegiatan SKNBI, maka agunan (collateral prefund) yang telah

dipindahkan ke Rekening Agunan FLI Kliring atau Rekening FLIS Kliring dapat

178

Page 70: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

dipindahkan kembali setiap saat oleh Bank ke Rekening Perdagangan atau ke Rekening

Aktif.

2. Dalam hal setelah Penyelesaian Akhir Kliring Debet Bank masih memiliki agunan

(collateral prefund) pada Rekening Agunan FLI Kliring atau Rekening Agunan FLIS Kliring,

maka Bank dapat memindahkan kembali agunan (collateral prefund) tersebut ke

Rekening Perdagangan atau ke Rekening Aktif setelah dilakukannya Penyelesaian Akhir

Kliring Debet.

3. Dalam hal setelah Penyelesaian Akhir Kliring Debet, Bank masih memiliki agunan

(collateral prefund) pada Rekening Agunan FLI Kliring atau Rekening Agunan FLIS Kliring

dan Bank tidak memindahkan kembali ke Rekening Perdagangan atau ke Rekening Aktif,

maka agunan (collateral prefund) tersebut akan diperhitungkan sebagai komponen

pendanaan awal (prefund) Bank untuk Kliring Debet pada hari kerja berikutnya.

G. Pengembalian Dana Tunai (Cash Pefund)

1. Dalam hal pada awal hari Bank telah menyediakan pendanaan awal (prefund) dalam

bentuk dana tunai (cash prefund) namun total nominal pendanaan awal (prefund) Bank

tersebut tidak memenuhi persyaratan minimum yang ditetapkan sehingga Bank

dihentikan sementara dari kegiatan SKNBI, maka dana tunai (cash prefund) yang telah

dipindahkan ke Rekening PKN untuk Kliring Debet dan Kliring Kredit dipindahkan

kembali secara otomatis ke rekening giro Bank, setelah waktu penyediaan pendanaan

awal (prefund) berakhir.

2. Dalam hal pada saat Penyelesaian Akhir Kliring Debet, Bank masih memiliki dana tunai

(cash prefund) pada rekening PKN untuk Kliring Debet, maka dana tunai (cash prefund)

tersebut dikembalikan secara otomatis ke rekening giro Bank bersamaan dengan proses

Penyelesaian Akhir Kliring Debet.

2A. Dalam hal pada saat Penyelesaian Akhir Secara Periodik, Bank masih memiliki dana

tunai (cash prefund) pada rekening PKN untuk Kliring Kredit, dana tunai (cash prefund)

tersebut tidak dikembalikan ke rekening giro Bank pada saat proses Penyelesaian Akhir

Secara Periodik.

3. Dalam hal pada saat Penyelesaian Akhir Kliring Kredit, Bank masih memiliki dana tunai

(cash prefund) pada rekening PKN untuk Kliring Kredit, maka dana tunai (cash prefund)

tersebut dikembalikan secara otomatis ke rekening giro Bank bersamaan dengan proses

Penyelesaian Akhir Kliring Kredit.

179

Page 71: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

BAB VII

PENYELENGGARAAN KLIRING DEBET

Kegiatan penyelenggaraan Kliring Debet di suatu Wilayah Kliring meliputi Kliring penyerahan dan

Kliring pengembalian. Hasil perhitungan Kliring Debet di suatu Wilayah Kliring merupakan netting

dari hasil perhitungan Kliring penyerahan dan Kliring pengembalian yang dilakukan oleh PKL di

masing-masing Wilayah Kliring. Perhitungan Kliring penyerahan hanya dilakukan terhadap DKE Debet

penyerahan yang didukung dengan Pendanaan Awal (prefund) yang cukup (confirmed).

Proses perhitungan akhir Kliring Debet secara nasional dilakukan secara netting atas seluruh hasil

perhitungan Kliring Debet lokal. Selanjutnya, hasil perhitungan akhir Kliring Debet secara nasional

tersebut dilakukan Penyelesaian Akhir oleh PKN.

Tata cara penyelenggaraan Kliring Debet diatur sebagai berikut:

A. Tata Cara Penyelenggaraan Kliring Debet di Wilayah Kliring On-line Otomasi

1. Kliring Penyerahan

a. Kegiatan Awal di Kantor Peserta

Kegiatan awal di kantor Peserta meliputi persiapan pengiriman DKE Debet dan

Warkat Debet yang akan diperhitungkan dalam Kliring penyerahan, yang meliputi

kegiatan sebagai berikut:

1) Pembuatan DKE Debet

Pembuatan DKE Debet dilakukan berdasarkan Warkat Debet dengan cara

sebagai berikut:

a) input DKE Debet secara manual melalui TPK;

b) import DKE Debet dari sistem internal Peserta atau media

penyimpan data elektronis ke TPK; dan/atau

c) capture data MICR pada Warkat Debet melalui mesin reader

encoder ke TPK.

Pembuatan DKE Debet untuk Kliring penyerahan harus memenuhi

persyaratan kelengkapan pengisian informasi sesuai dengan Pedoman

Operasional TPK yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia secara terpisah dari

Surat Edaran ini.

2) Pembuatan Batch DKE Debet

a) Pembuatan batch DKE Debet dapat dilakukan melalui TPK atau

sistem internal Peserta.

180

Page 72: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

b) Pembuatan batch DKE Debet untuk Kliring penyerahan harus

memenuhi persyaratan kelengkapan pengisian informasi sesuai

dengan Pedoman Operasional TPK yang dikeluarkan oleh Bank

Indonesia secara terpisah dari Surat Edaran ini.

c) Batch DKE Debet harus dalam keadaan balance (seimbang) yaitu

total nominal rincian DKE Debet harus sama dengan nominal batch

DKE Debet.

3) Pengiriman Batch DKE Debet ke SSK

a) Pengiriman batch DKE Debet secara on-line ke SSK dilakukan secara

bertahap sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

b) Pengiriman batch DKE Debet sebagaimana pada huruf a) dapat

dilakukan secara tersentralisasi melalui TPK on-line Kantor Pusat

atau melalui TPK on-line kantor Peserta yang bersangkutan.

c) Status keberhasilan pelaksanaan pengiriman batch DKE Debet ke

SSK ditentukan berdasarkan konfirmasi elektronis dari SSK ke TPK

on-line. Batch DKE Debet yang berhasil diterima oleh SSK akan diberi

status “SUDAH TERKIRIM”. Dalam hal pengiriman batch DKE Debet

tersebut mengalami kegagalan akan diberi status “BELUM

TERKIRIM”.

Selanjutnya Peserta dapat melakukan pengiriman ulang sepanjang

memenuhi jadwal yang telah ditetapkan.

4) Persiapan Warkat Debet dan Dokumen Kliring

Sebelum dibawa ke kantor PKL, Peserta menyiapkan Warkat Debet dan

Dokumen Kliring untuk Kliring penyerahan, yang meliputi kegiatan sebagai

berikut:

a) Mencantumkan informasi MICR code line pada clear band Warkat

Debet dengan tata cara sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud

pada butir D.2 Bab V mengenai Warkat Debet dan Dokumen Kliring.

b) Menyiapkan Dokumen Kliring untuk bundel Warkat Debet, yang

terdiri dari:

(1) BPWD-Kliring Penyerahan; dan

(2) Kartu Batch,

dengan tata cara sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud pada

butir D.3 Bab V mengenai Warkat Debet dan Dokumen Kliring.

181

Page 73: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

c) Membubuhkan stempel Kliring kantor Peserta pada sisi depan setiap

Warkat Debet dan Dokumen Kliring, dengan ketentuan sebagai

berikut:

(1) stempel Kliring tidak boleh mengenai clear band;

(2) stempel Kliring tidak boleh menutupi angka nominal;

(3) stempel Kliring pada Dokumen Kliring harus sama dengan

stempel Kliring pada Warkat Debet; dan

(4) dalam hal pada Warkat Debet telah terdapat stempel Kliring,

maka stempel Kliring yang terdahulu harus dibatalkan dengan

“Stempel Kliring Dibatalkan” dan diparaf oleh pejabat yang

berwenang dari Peserta yang bersangkutan. Untuk

selanjutnya Warkat Debet dibubuhi stempel Kliring sesuai

dengan ketentuan pada angka (1) sampai dengan angka (3).

d) Menyusun bundel Warkat Debet dengan urutan sebagai berikut:

(1) BPWD-Kliring Penyerahan;

(2) Kartu Batch; dan

(3) Warkat Debet.

b. Kegiatan Monitoring di Kantor Pusat Peserta dan Konsekuensinya

1) Kantor Pusat Peserta harus melakukan monitoring potensi kewajiban di

seluruh Wilayah Kliring lokal di mana terdapat kantor Peserta yang

bersangkutan, yang harus dipenuhi dengan Pendanaan Awal (prefund)

dalam rentang waktu jam operasional, sesuai jadwal penyelenggaraan

Kliring penyerahan di masing-masing Wilayah Kliring lokal tersebut.

2) Dalam hal potensi kewajiban lebih besar dari Pendanaan Awal (prefund)

yang telah disediakan, maka Peserta harus melakukan penambahan

Pendanaan Awal (top-up prefund) sebesar nilai kekurangan untuk menutup

kewajiban sebagaimana tersebut di atas dalam rentang waktu jam

operasional, sesuai jadwal penyelenggaraan Kliring penyerahan di masing-

masing Wilayah Kliring lokal tersebut.

3) Dalam hal Kantor Pusat Peserta tidak melakukan penambahan Pendanaan

Awal (top-up prefund) sebagaimana tersebut pada angka 2) maka sebagian

atau seluruh DKE Debet yang tidak didukung dengan pendanaan awal

(prefund) yang cukup tidak akan diperhitungkan dalam Kliring lokal.

182

Page 74: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

4) Sebagian DKE Debet yang tidak didukung dengan pendanaan awal

(prefund) yang cukup sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak

diperhitungkan dalam Kliring lokal oleh PKL dalam hal PKL dimaksud telah

mengimplementasikan KPK versi 2.0.0 atau versi yang lebih baru, dan

proses Kliring Debet dilakukan sesuai urutan jadwal yang ditetapkan.

5) Dalam hal terdapat DKE Debet yang tidak didukung dengan pendanaan

awal (prefund) yang cukup sebagaimana dimaksud pada angka 3 dan PKL di

Wilayah Kliring tersebut tidak dapat memisahkan DKE Debet dimaksud dari

seluruh DKE Debet yang ada di KPK, maka seluruh DKE Debet untuk

Peserta yang bersangkutan di Wilayah Kliring tersebut tidak

diperhitungkan oleh PKL.

6) PKL di suatu Wilayah Kliring tidak dapat memisahkan DKE Debet

sebagaimana dimaksud pada angka 5) disebabkan antara lain karena:

a) PKL tersebut belum mengimplementasikan KPK versi 2.0.0 atau yang

lebih baru; dan/atau

b) proses Kliring Debet di Wilayah Kliring tersebut tidak dilakukan

sesuai urutan dan jadwal yang ditetapkan.

c. Kegiatan di Kantor PKL

1) Petugas Peserta melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Mencantumkan waktu penyerahan bundel Warkat Debet, dengan

cara memasukkan BPWD-Kliring Penyerahan ke dalam mesin penera

waktu (time stamps).

b) Menyerahkan bundel Warkat Debet kepada petugas PKL dengan

menunjukkan Tanda Pengenal Petugas Kliring (TPPK).

2) Petugas PKL melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Memastikan ada/tidaknya TPPK.

b) Menerima bundel Warkat Debet dari petugas Peserta.

c) Memeriksa persyaratan kelengkapan dan pengisian Dokumen Kliring

dalam setiap bundel Warkat Debet, yang meliputi:

(1) pencantuman waktu penyerahan pada BPWD-Kliring

Penyerahan dan kesesuaiannya dengan jadwal Kliring;

(2) pencantuman stempel Kliring;

(3) pencantuman tanda tangan dan nama pejabat atau petugas

Peserta pengirim yang berwenang pada BPWD-Kliring

183

Page 75: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Penyerahan; dan

(4) kecocokan sandi Peserta yang tercantum pada setiap

Dokumen Kliring dengan sandi yang terdapat pada TPPK.

Pemeriksaan sebagaimana tersebut di atas hanya dimaksudkan

untuk memeriksa kelengkapan dan tidak dimaksudkan untuk

memeriksa keabsahan informasi yang tercantum dalam Dokumen

Kliring. Keabsahan informasi dalam Dokumen Kliring, termasuk

kebenaran tanda tangan dan nama petugas Peserta yang tercantum

pada BPWD-Kliring Penyerahan, sepenuhnya menjadi tanggung

jawab Peserta dan bukan merupakan tanggung jawab PKL.

d) Dalam hal persyaratan kelengkapan dan pengisian Dokumen Kliring

dalam setiap bundel Warkat Debet sebagaimana dimaksud pada

huruf c) tidak dipenuhi, petugas PKL melakukan hal-hal sebagai

berikut:

(1) membatalkan waktu penyerahan bundel Warkat Debet,

dengan cara mencoret dan menuliskan alasan pembatalan

serta membubuhkan paraf pada BPWD-Kliring Penyerahan;

dan

(2) mengembalikan bundel Warkat Debet kepada petugas

Peserta.

e) Dalam hal persyaratan kelengkapan dan pengisian Dokumen Kliring

dalam setiap bundel Warkat Debet sebagaimana dimaksud pada

huruf c) telah dipenuhi, petugas PKL melakukan hal-hal sebagai

berikut:

(1) mencetak informasi penerimaan bundel Warkat Debet pada

sisi belakang BPWD-Kliring Penyerahan dengan menggunakan

mesin reader endoser, sebagai pengganti paraf petugas PKL;

(2) mengembalikan BPWD-Kliring Penyerahan kepada petugas

Peserta sebagai tanda terima bundel Warkat Debet; dan

(3) memproses dan memilah Warkat Debet berdasarkan Peserta

penerima secara otomasi dengan menggunakan mesin baca

pilah (reader sorter).

f) Petugas PKL dapat melakukan download DKE Debet Kliring

penyerahan confirmed dalam rentang waktu jam operasional, sesuai

184

Page 76: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

jadwal penyelenggaraan di masing-masing Wilayah Kliring.

g) Setelah batas waktu pengiriman DKE Debet dan pengecekan

kecukupan Pendanaan Awal (prefund) untuk Kliring penyerahan

berakhir, petugas PKL dengan menggunakan KPK melakukan:

(1) download DKE Debet Kliring penyerahan confirmed dan

unconfirmed;

(2) perhitungan Bilyet Saldo Kliring Penyerahan berdasarkan DKE

Debet Kliring penyerahan confirmed;

(3) pengiriman Bilyet Saldo Kliring Penyerahan sebagaimana

dimaksud pada angka (2) ke SSK; dan

(4) pencetakan laporan-laporan hasil Kliring penyerahan dan DKE

Debet Kliring penyerahan unconfirmed.

h) Dalam hal PKL belum mengimplementasikan KPK versi 2.0.0 atau

yang lebih baru, dan/atau melakukan proses Kliring Debet tidak

sesuai dengan urutan dan jadwal yang ditetapkan maka perhitungan

Bilyet Saldo Kliring Penyerahan sebagaimana dimaksud pada butir

g)(2) dilakukan sebagai berikut:

(1) perhitungan BSK berdasarkan seluruh DKE Debet Kliring

penyerahan yang ada di KPK sehingga dimungkinkan adanya

DKE Debet Kliring penyerahan unconfirmed;

(2) dalam hal hasil perhitungan BSK sebagaimana dimaksud pada

angka (1) terdapat DKE Debet Kliring penyerahan unconfirmed

maka SSK menolak pengiriman BSK sebagaimana dimaksud

pada butir g)(2);

(3) dalam hal SSK menolak BSK sebagaimana dimaksud pada

angka (2) maka PKL harus mengeluarkan seluruh DKE Debet

untuk Peserta penerima yang di dalamnya terdapat DKE

Debet unconfirmed dari perhitungan BSK.

i) Mendistribusikan kepada Peserta:

(1) Warkat Debet yang telah dipilah berdasarkan Peserta

penerima; dan

(2) laporan-laporan hasil Kliring penyerahan dan DKE Debet

Kliring penyerahan unconfirmed.

Pada saat mengambil dokumen dari PKL sebagaimana dimaksud

185

Page 77: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

pada angka (1) dan angka (2), petugas Peserta harus menunjukkan

TPPK.

d. Kegiatan Peserta Setelah Menerima Warkat Debet dan Laporan Hasil Kliring

Penyerahan dari PKL

Setelah menerima Warkat Debet dan laporan-laporan hasil Kliring penyerahan,

Peserta melakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Mencocokkan laporan-laporan hasil proses Kliring penyerahan dengan:

a) Warkat Debet dan DKE Debet yang diserahkan; dan

b) Warkat Debet dan DKE Debet yang diterima.

2) Dalam hal hasil pencocokan sebagaimana dimaksud pada angka 1)

ditemukan adanya perbedaan maka penyelesaiannya dilakukan dengan

berpedoman pada Tata Cara Penyelesaian Selisih Data Kliring Penyerahan

sebagaimana dimaksud pada butir K.3.

2. Kliring Pengembalian

a. Kegiatan Awal di Kantor Peserta

Kegiatan awal di Kantor Peserta meliputi persiapan pengiriman DKE Debet dan

Warkat Debet yang akan diperhitungkan dalam Kliring pengembalian, yang

meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Proses Verifikasi

Peserta melakukan verifikasi terhadap Warkat Debet dan DKE Debet yang

diterima dari PKL pada saat Kliring penyerahan, dengan ketentuan sebagai

berikut:

a) Pengembalian Warkat Debet dan DKE Debet dilakukan sesuai

dengan alasan penolakan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

7.1.

b) Dalam hal terdapat missing item yang akan diselesaikan melalui

Kliring pengembalian maka pengembalian DKE Debet tersebut harus

disertai dengan fotokopi Surat Pernyataan Missing Item dari bank

pengirim sebagaimana contoh Surat Pernyataan Adanya Missing

Item yang tercantum dalam Lampiran 7.3.

2) Pembuatan DKE Debet

Pembuatan DKE Debet dilakukan berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana

dimaksud pada angka 1), dengan cara sebagai berikut:

a) input DKE Debet secara manual melalui TPK; dan/atau

186

Page 78: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

b) import DKE Debet dari sistem internal Peserta atau media

penyimpan data elektronis ke TPK.

Pembuatan DKE Debet untuk Kliring pengembalian harus memenuhi

persyaratan kelengkapan pengisian informasi sesuai dengan Pedoman

Operasional TPK yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia secara terpisah dari

Surat Edaran ini.

3) Pembuatan Batch DKE Debet

a) Pembuatan batch DKE Debet dapat dilakukan melalui TPK atau

sistem internal Peserta.

Pembuatan batch DKE Debet untuk Kliring pengembalian harus

memenuhi persyaratan kelengkapan pengisian informasi sesuai

dengan Pedoman Operasional TPK yang dikeluarkan oleh Bank

Indonesia secara terpisah dari Surat Edaran ini.

b) Batch DKE Debet harus dalam keadaan seimbang (balance) yaitu

total nominal rincian DKE Debet harus sama dengan nominal batch

DKE Debet.

4) Pengiriman Batch DKE Debet ke SSK

a) Pengiriman batch DKE Debet secara on-line ke SSK dilakukan secara

bertahap sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

b) Pengiriman batch DKE Debet secara on-line sebagaimana dimaksud

pada huruf a) dapat dilakukan secara tersentralisasi melalui TPK on-

line Kantor Pusat atau melalui TPK on-line kantor Peserta yang

bersangkutan.

c) Status keberhasilan pelaksanaan pengiriman batch DKE Debet

ditentukan berdasarkan konfirmasi elektronis dari SSK ke TPK on-

line. Batch DKE Debet yang berhasil diterima oleh SSK akan diberi

status “SUDAH TERKIRIM”. Dalam hal pengiriman batch DKE Debet

tersebut mengalami kegagalan, akan diberi status “BELUM

TERKIRIM”. Selanjutnya Peserta dapat melakukan pengiriman ulang

sepanjang memenuhi jadwal yang telah ditetapkan.

5) Persiapan Warkat Debet dan Dokumen Kliring

Sebelum dibawa ke kantor PKL, Peserta menyiapkan Warkat Debet dan

Dokumen Kliring untuk Kliring pengembalian, yang meliputi kegiatan

sebagai berikut:

187

Page 79: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

a) Melalui TPK atau aplikasi lainnya mencetak ”Daftar DKE Yang Ditolak

Per Peserta Penerima” dalam rangkap 2 (dua) kemudian

membubuhkan stempel Kliring, tanda tangan dan nama jelas

petugas Peserta yang berwenang.

b) Menyiapkan BPWD-Kliring Pengembalian dengan tata cara sesuai

ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir D.3 Bab V mengenai

Warkat Debet dan Dokumen Kliring.

c) Menyusun bundel Warkat Debet dengan urutan sebagai berikut:

(1) BPWD-Kliring Pengembalian; dan

(2) Warkat Debet.

b. Kegiatan di Kantor PKL

1) Petugas Peserta melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Mencantumkan waktu penyerahan bundel Warkat Debet, dengan

cara memasukkan BPWD-Kliring Pengembalian ke dalam mesin

penera waktu (time stamps).

b) Menyerahkan:

(1) bundel Warkat Debet pengembalian; dan

(2) lembar pertama ”Daftar DKE Yang Ditolak Per Peserta

Penerima”.

kepada petugas PKL dengan menunjukkan TPPK.

2) Petugas PKL melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Memastikan ada/tidaknya TPPK.

b) Menerima dari Petugas Peserta:

(1) bundel Warkat Debet; dan

(2) lembar pertama ”Daftar DKE Yang Ditolak Per Peserta

Penerima”.

c) Memeriksa persyaratan kelengkapan dan pengisian Dokumen Kliring

dalam setiap bundel Warkat Debet, yang meliputi:

(1) pencantuman waktu penyerahan pada BPWD-Kliring

Pengembalian dan kesesuaiannya dengan jadwal Kliring;

(2) pencantuman stempel Kliring;

(3) pencantuman tanda tangan dan nama pejabat atau petugas

Peserta pengirim yang berwenang pada BPWD-Kliring

Pengembalian; dan

188

Page 80: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

(4) kecocokan sandi Peserta yang tercantum pada setiap

Dokumen Kliring dengan sandi yang terdapat pada TPPK.

Pemeriksaan sebagaimana tersebut di atas hanya dimaksudkan

untuk memeriksa kelengkapan dan tidak dimaksudkan untuk

memeriksa keabsahan informasi yang tercantum dalam Dokumen

Kliring. Keabsahan informasi dalam Dokumen Kliring, termasuk

kebenaran tanda tangan dan nama petugas Peserta yang tercantum

pada BPWD-Kliring Pengembalian, sepenuhnya menjadi tanggung

jawab Peserta dan bukan merupakan tanggung jawab PKL.

d) Dalam hal persyaratan kelengkapan dan pengisian Dokumen Kliring

dalam setiap bundel Warkat Debet sebagaimana dimaksud pada

huruf c) tidak dipenuhi, petugas PKL melakukan hal-hal sebagai

berikut:

(1) membatalkan waktu penyerahan bundel Warkat Debet

dengan cara mencoret dan menuliskan alasan pembatalan

serta membubuhkan paraf pada BPWD-Kliring Pengembalian;

dan

(2) mengembalikan dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf

b) kepada petugas Peserta.

e) Dalam hal persyaratan kelengkapan dan pengisian Dokumen Kliring

dalam setiap bundel Warkat Debet sebagaimana dimaksud pada

huruf c) telah dipenuhi, petugas PKL melakukan hal-hal sebagai

berikut:

(1) mencetak informasi penerimaan bundel Warkat Debet pada

sisi belakang BPWD-Kliring Pengembalian dengan

menggunakan mesin reader endoser, sebagai pengganti paraf

petugas PKL;

(2) mengembalikan BPWD-Kliring Pengembalian sebagaimana

dimaksud pada angka (1) kepada

petugas Peserta sebagai tanda terima bundel Warkat Debet;

dan

(3) memilah Warkat Debet berdasarkan Peserta penerima secara

otomasi, dengan menggunakan mesin baca pilah (reader

sorter).

189

Page 81: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

f) Setelah batas waktu transmit DKE Debet untuk Kliring pengembalian

berakhir, petugas PKL dengan menggunakan KPK, melakukan:

(1) perhitungan Bilyet Saldo Kliring Pengembalian;

(2) perhitungan Bilyet Saldo Kliring Debet, yang merupakan hasil

off-setting atau penjumlahan antara Bilyet Saldo Kliring

Penyerahan dan Bilyet Saldo Kliring Pengembalian, apabila

Kliring pengembalian dilakukan pada tanggal yang sama

dengan Kliring penyerahan;

(3) pengiriman Bilyet Saldo Kliring Pengembalian ke SSK;

(4) pengiriman Bilyet Saldo Kliring Debet ke SSK apabila Kliring

pengembalian dilakukan pada tanggal yang sama dengan

Kliring penyerahan;

(5) pencetakan laporan-laporan hasil Kliring pengembalian; dan

(6) pencetakan laporan-laporan hasil Kliring Debet apabila Kliring

pengembalian dilakukan pada tanggal yang sama dengan

Kliring penyerahan.

g) Mendistribusikan kepada Peserta:

(1) Warkat Debet yang telah dipilah berdasarkan Peserta

penerima;

(2) Lembar pertama ”Daftar DKE Yang Ditolak Per Peserta

Penerima”;

(3) laporan-laporan hasil Kliring pengembalian; dan

(4) laporan-laporan hasil Kliring Debet apabila Kliring

pengembalian dilakukan pada tanggal yang sama dengan

Kliring penyerahan.

Pada saat mengambil dokumen dari PKL sebagaimana dimaksud

pada angka (1) sampai dengan angka (4), petugas Peserta harus

menunjukkan TPPK.

c. Kegiatan Peserta Setelah Menerima Warkat Debet dan Laporan Hasil Proses

Kliring Pengembalian dari PKL

Setelah menerima Warkat Debet dan laporan-laporan hasil Kliring pengembalian,

Peserta melakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Meneliti dan mencocokkan laporan-laporan hasil proses Kliring

pengembalian dengan:

190

Page 82: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

a) Warkat Debet dan DKE Debet yang diserahkan; dan

b) Warkat Debet dan DKE Debet yang diterima.

2) Melalui TPK atau aplikasi lainnya, membuat Surat Keterangan Penolakan

(SKP) berdasarkan data incoming DKE Debet Kliring Pengembalian. Contoh

format SKP sebagaimana tercantum dalam Lampiran 7.2.

3) Mencocokkan SKP sebagaimana dimaksud pada angka 2) dengan ”Daftar

DKE Yang Ditolak Per Peserta Penerima” yang diterima pada saat Kliring

pengembalian.

B. Tata Cara Penyelenggaraan Kliring Debet di Wilayah Kliring Off-line Otomasi

1. Kliring Penyerahan

a. Kegiatan Awal di Kantor Peserta

Kegiatan awal di kantor Peserta meliputi persiapan pengiriman DKE Debet dan

Warkat Debet yang akan diperhitungkan dalam Kliring penyerahan, yang meliputi

kegiatan sebagai berikut:

1) Pembuatan DKE Debet

Pembuatan DKE Debet dilakukan berdasarkan Warkat Debet dengan cara

sebagai berikut:

a) input DKE Debet secara manual melalui TPK;

b) import DKE Debet dari sistem internal Peserta atau media

penyimpan data elektronis ke TPK; dan/atau

c) capture data MICR pada Warkat Debet melalui mesin reader

encoder ke TPK.

Pembuatan DKE Debet untuk Kliring penyerahan harus memenuhi

persyaratan kelengkapan pengisian informasi sesuai dengan Pedoman

Operasional TPK yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia secara terpisah dari

Surat Edaran ini.

2) Pembuatan Batch DKE Debet

a) Pembuatan batch DKE Debet dapat dilakukan melalui TPK atau

sistem internal Peserta.

b) Pembuatan batch DKE Debet untuk Kliring penyerahan harus

memenuhi persyaratan kelengkapan pengisian informasi sesuai

dengan Pedoman Operasional TPK yang dikeluarkan oleh Bank

Indonesia secara terpisah dari Surat Edaran ini.

c) Batch DKE Debet harus dalam keadaan seimbang (balance) yaitu

191

Page 83: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

total nominal rincian DKE Debet harus sama dengan nominal batch

DKE Debet.

3) Perekaman Batch DKE Debet

Dengan menggunakan TPK, Peserta merekam batch DKE Debet yang akan

diperhitungkan dalam Kliring penyerahan ke dalam media rekam data

elektronis seperti disket, flash disk, atau compact disk.

4) Persiapan Warkat Debet dan Dokumen Kliring

Sebelum dibawa ke kantor PKL, Peserta menyiapkan Warkat Debet dan

Dokumen Kliring untuk Kliring penyerahan, yang meliputi kegiatan sebagai

berikut:

a) Dengan menggunakan TPK, Peserta mencetak BPR-Kliring

Penyerahan dalam rangkap 2 (dua), kemudian membubuhkan

stempel Kiring, tanda tangan dan nama jelas petugas Peserta pada

BPR-Kliring Penyerahan.

b) Mencantumkan informasi MICR code line pada clear band Warkat

Debet dengan tata cara sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud

pada butir D.2 Bab V mengenai Warkat Debet dan Dokumen Kliring.

c) Menyiapkan Dokumen Kliring untuk bundel Warkat Debet, yang

terdiri dari:

(1) BPWD-Kliring Penyerahan; dan

(2) Kartu Batch,

dengan tata cara sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud pada

butir D.3 Bab V mengenai Warkat Debet dan Dokumen Kliring.

d) Membubuhkan stempel Kliring kantor Peserta pada sisi depan setiap

Warkat Debet dan Dokumen Kliring, dengan ketentuan sebagai

berikut:

(1) stempel Kliring tidak boleh mengenai clear band;

(2) stempel Kliring tidak boleh menutupi angka nominal;

(3) stempel Kliring pada Dokumen Kliring harus sama dengan

stempel Kliring pada Warkat Debet; dan

(4) dalam hal pada Warkat Debet telah terdapat stempel Kliring,

maka stempel Kliring yang terdahulu harus dibatalkan dengan

“Stempel Kliring Dibatalkan” dan diparaf oleh pejabat yang

berwenang dari Peserta yang bersangkutan. Untuk

192

Page 84: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

selanjutnya Warkat Debet dibubuhi stempel Kliring sesuai

dengan ketentuan pada angka (1) sampai dengan angka (3).

e) Menyusun bundel Warkat Debet dengan urutan sebagai berikut:

(1) BPWD-Kliring Penyerahan;

(2) Kartu Batch; dan

(3) Warkat Debet.

b. Kegiatan Monitoring di Kantor Pusat Peserta dan Konsekuensinya

1) Kantor Pusat Peserta harus melakukan monitoring potensi kewajiban di

seluruh Wilayah Kliring lokal di mana terdapat kantor Peserta yang

bersangkutan yang harus dipenuhi dengan Pendanaan Awal (prefund)

dalam rentang waktu jam operasional, sesuai jadwal penyelenggaraan

Kliring penyerahan di masing-masing Wilayah Kliring lokal tersebut.

2) Dalam hal potensi kewajiban lebih besar dari Pendanaan Awal (prefund)

yang telah disediakan maka Peserta harus melakukan penambahan

Pendanaan Awal (top-up prefund) sebesar nilai kekurangan untuk menutup

kewajiban sebagaimana tersebut di atas dalam rentang waktu jam

operasional, sesuai jadwal penyelenggaraan Kliring penyerahan di masing-

masing Wilayah Kliring lokal tersebut.

3) Dalam hal Kantor Pusat Peserta tidak melakukan penambahan Pendanaan

Awal (top-up prefund) sebagaimana dimaksud pada angka 2) maka

sebagian atau seluruh DKE Debet yang tidak didukung dengan Pendanaan

Awal (prefund) yang cukup tidak akan diperhitungkan dalam Kliring lokal.

4) Sebagian DKE Debet yang tidak didukung dengan pendanaan awal

(prefund) yang cukup sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak

diperhitungkan dalam Kliring lokal oleh PKL dalam hal PKL dimaksud telah

mengimplementasikan KPK versi 2.0.0 atau versi yang lebih baru, dan

proses Kliring Debet dilakukan sesuai urutan jadwal yang ditetapkan.

5) Dalam hal terdapat DKE Debet yang tidak didukung dengan pendanaan

awal (prefund) yang cukup sebagaimana dimaksud pada angka 3 dan PKL di

Wilayah Kliring tersebut tidak dapat memisahkan DKE Debet dimaksud dari

seluruh DKE Debet yang ada di KPK, maka seluruh DKE Debet untuk

Peserta yang bersangkutan di Wilayah Kliring tersebut tidak

diperhitungkan oleh PKL.

193

Page 85: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

6) PKL di suatu Wilayah Kliring tidak dapat memisahkan DKE Debet

sebagaimana dimaksud pada angka 5) disebabkan antara lain karena:

a) PKL tersebut belum mengimplementasikan KPK versi 2.0.0 atau yang

lebih baru; dan/atau

b) proses Kliring Debet di Wilayah Kliring tersebut tidak dilakukan

sesuai urutan dan jadwal yang ditetapkan.

c. Kegiatan di Kantor PKL

1) Petugas Kliring melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Mencantumkan waktu penyerahan bundel Warkat Debet dan media

rekam data elektronis yang berisi DKE Debet, dengan cara

memasukan BPWD-Kliring Penyerahan serta lembar pertama dan

lembar kedua BPR-Kliring Penyerahan ke dalam mesin penera waktu

(time stamps).

b) Menyerahkan kepada petugas PKL:

(1) bundel Warkat Debet;

(2) media rekam data elektronis yang berisi DKE Debet;

(3) lembar pertama dan lembar kedua BPR-Kliring Penyerahan;

dan

(4) media rekam data elektronis untuk perekaman transaksi

masuk (incoming) DKE Debet, bagi Peserta yang memerlukan.

Pada saat menyerahkan, Petugas Kliring harus menunjukkan TPPK.

2) Petugas PKL melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Memastikan ada/tidaknya TPPK.

b) Menerima dari Petugas Kliring:

(1) bundel Warkat Debet;

(2) media rekam data elektronis yang berisi DKE Debet; dan

(3) lembar pertama dan lembar kedua BPR-Kliring Penyerahan.

c) Memeriksa persyaratan kelengkapan dan pengisian Dokumen Kliring

dalam setiap bundel Warkat Debet dan BPR-Kliring Penyerahan,

yang meliputi:

(1) pencantuman waktu penyerahan pada BPWD-Kliring

Penyerahan dan BPR-Kliring Penyerahan, dan kesesuaiannya

dengan jadwal Kliring;

(2) pencantuman stempel Kliring;

194

Page 86: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

(3) pencantuman tanda tangan dan nama pejabat atau petugas

Peserta pengirim yang berwenang pada BPWD-Kliring

Penyerahan dan BPR-Kliring Penyerahan; dan

(4) kecocokan sandi Peserta yang tercantum pada setiap

Dokumen Kliring dengan sandi yang terdapat pada TPPK.

Pemeriksaan sebagaimana tersebut di atas hanya dimaksudkan

untuk memeriksa kelengkapan dan tidak dimaksudkan untuk

memeriksa keabsahan informasi yang tercantum dalam Dokumen

Kliring. Keabsahan informasi dalam Dokumen Kliring, termasuk

kebenaran tanda tangan dan nama petugas Peserta yang tercantum

pada BPWD-Kliring Penyerahan dan BPR-Kliring Penyerahan,

sepenuhnya menjadi tanggung jawab Peserta dan bukan merupakan

tanggung jawab PKL.

d) Dalam hal persyaratan kelengkapan dan pengisian Dokumen Kliring

dalam setiap bundel Warkat Debet sebagaimana dimaksud pada

huruf c) tidak dipenuhi, petugas PKL melakukan hal-hal sebagai

berikut:

(1) membatalkan waktu penyerahan bundel Warkat Debet,

dengan cara mencoret dan menuliskan alasan pembatalan

serta membubuhkan paraf pada BPWD-Kliring Penyerahan;

dan

(2) mengembalikan dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf

b) kepada Petugas Kliring.

e) Dalam hal persyaratan kelengkapan dan pengisian Dokumen Kliring

dalam setiap bundel Warkat Debet sebagaimana dimaksud pada

huruf c) telah dipenuhi, petugas PKL melakukan hal-hal sebagai

berikut:

(1) mencetak informasi penerimaan bundel Warkat Debet pada

sisi belakang BPWD-Kliring Penyerahan dengan menggunakan

mesin reader endoser, sebagai pengganti paraf petugas PKL;

(2) mengembalikan BPWD-Kliring Penyerahan kepada Petugas

Kliring sebagai tanda terima bundel Warkat Debet; dan

(3) memproses dan memilah Warkat Debet berdasarkan Peserta

penerima secara otomasi dengan menggunakan mesin baca

195

Page 87: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

pilah (reader sorter).

f) Dalam hal persyaratan kelengkapan dan pengisian BPR-Kliring

Penyerahan sebagaimana dimaksud pada huruf c) tidak dipenuhi,

petugas PKL melakukan hal-hal sebagai berikut:

(1) membatalkan waktu penyerahan media rekam data elektronis

yang berisi DKE Debet dengan mencoret dan menuliskan

alasan pembatalan serta membubuhkan paraf pada BPR-

Kliring Penyerahan; dan

(2) mengembalikan BPR-Kliring Penyerahan dan media rekam

data elektronis yang berisi DKE Debet kepada Petugas Kliring.

g) Dalam hal persyaratan kelengkapan dan pengisian BPR-Kliring

Penyerahan sebagaimana dimaksud pada huruf c) telah dipenuhi,

petugas PKL dengan menggunakan KPK melakukan pencocokan

antara total record DKE, total batch, dan total nominal pada media

rekam data elektronis dengan total record DKE, total batch, dan

total nominal yang terdapat pada BPR-Kliring Penyerahan.

h) Dalam hal hasil pencocokan sebagaimana dimaksud pada huruf g)

terdapat perbedaan, petugas PKL melakukan hal-hal sebagai berikut:

(1) tidak melakukan proses perekaman DKE Debet;

(2) membatalkan waktu penyerahan media rekam data elektronis

yang berisi DKE Debet dengan cara mencoret dan menuliskan

alasan pembatalan serta membubuhkan paraf pada BPR-

Kliring Penyerahan; dan

(3) mengembalikan BPR-Kliring Penyerahan dan media rekam

data elektronis yang berisi DKE Debet kepada petugas

Peserta.

i) Dalam hal hasil pencocokan sebagaimana dimaksud pada huruf g)

tidak terdapat perbedaan, petugas PKL melakukan hal-hal sebagai

berikut:

(1) melakukan proses perekaman DKE Debet dengan

menggunakan KPK;

(2) membubuhkan paraf pada BPR-Kliring Penyerahan; dan

(3) mengembalikan lembar kedua BPR-Kliring Penyerahan kepada

petugas Peserta sebagai tanda bukti perekaman DKE Debet.

196

Page 88: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

j) Petugas PKL dapat melakukan download DKE Debet Kliring

penyerahan confirmed dalam rentang waktu jam operasional Kliring

penyerahan, sesuai jadwal penyelenggaraan di masing-masing

Wilayah Kliring lokal tersebut.

k) Setelah batas waktu pengiriman DKE Debet dan pengecekan

kecukupan Pendanaan Awal (prefund) untuk Kliring penyerahan

berakhir, petugas PKL dengan menggunakan KPK melakukan:

(1) download DKE Debet Kliring penyerahan confirmed dan

unconfirmed;

(2) perhitungan Bilyet Saldo Kliring Penyerahan berdasarkan DKE

Debet Kliring penyerahan confirmed;

(3) pengiriman Bilyet Saldo Kliring Penyerahan sebagaimana pada

angka (2) ke SSK; dan

(4) pencetakan laporan-laporan hasil Kliring penyerahan dan DKE

Debet Kliring penyerahan unconfirmed.

l) Dalam hal PKL belum mengimplementasikan KPK versi 2.0.0 atau

yang lebih baru, dan/atau melakukan proses Kliring Debet tidak

sesuai dengan urutan dan jadwal yang ditetapkan, maka

perhitungan Bilyet Saldo Kliring Penyerahan sebagaimana dimaksud

pada butir k)(2) dilakukan sebagai berikut:

(1) perhitungan BSK berdasarkan seluruh DKE Debet Kliring

penyerahan yang ada di KPK sehingga dimungkinkan terdapat

adanya DKE Debet Kliring penyerahan unconfirmed;

(2) dalam hal hasil perhitungan BSK sebagaimana dimaksud pada

angka (1) terdapat DKE Debet Kliring penyerahan unconfirmed

maka SSK akan menolak pengiriman BSK sebagaimana

dimaksud pada butir k)(2);

(3) dalam hal SSK menolak BSK sebagaimana dimaksud pada

angka (2) maka PKL harus mengeluarkan seluruh DKE Debet

untuk Peserta penerima yang di dalamnya terdapat DKE Debet

unconfirmed dari perhitungan BSK.

m) Perekaman transaksi masuk (incoming) DKE Debet ke dalam media

rekam data elektronis, bagi Peserta yang memerlukan.

n) Mendistribusikan kepada Peserta:

197

Page 89: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

(1) Warkat Debet yang telah dipilah berdasarkan Peserta

penerima;

(2) laporan-laporan hasil Kliring penyerahan dan DKE Debet

Kliring penyerahan unconfirmed; dan

(3) media rekaman data elektronis yang berisi transaksi masuk

(incoming) DKE Debet, bagi Peserta yang memerlukan.

Pada saat mengambil dokumen dari PKL sebagaimana dimaksud

pada angka (1) sampai dengan angka (3), petugas Peserta harus

menunjukkan TPPK.

d. Kegiatan di Kantor Peserta Setelah Menerima Warkat Debet dan Laporan Hasil

Proses Kliring Penyerahan dari PKL

Setelah menerima Warkat Debet dan laporan-laporan hasil Kliring penyerahan,

Peserta melakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Mencocokkan laporan-laporan hasil proses Kliring penyerahan dengan:

a) Warkat Debet dan DKE Debet yang diserahkan; dan

b) Warkat Debet dan DKE Debet yang diterima.

2) Dalam hal hasil pencocokan sebagaimana dimaksud pada angka 1)

ditemukan perbedaan maka penyelesaiannya dilakukan dengan

berpedoman pada Tata Cara Penyelesaian Selisih Data Kliring Penyerahan

sebagaimana dimaksud pada butir K.3.

2. Kliring Pengembalian

a. Kegiatan Awal di Kantor Peserta

Kegiatan awal di kantor Peserta meliputi persiapan pengiriman DKE Debet dan

Warkat Debet yang akan diperhitungkan dalam Kliring pengembalian, yang

meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Proses Verifikasi

Peserta melakukan verifikasi terhadap Warkat Debet dan DKE Debet yang

diterima dari PKL pada saat Kliring penyerahan, dengan ketentuan sebagai

berikut:

a) Pengembalian Warkat Debet dan DKE Debet dilakukan sesuai

dengan alasan penolakan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

7.1.

b) Dalam hal terdapat missing item yang akan diselesaikan melalui

Kliring pengembalian maka pengembalian DKE Debet tersebut harus

198

Page 90: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

disertai dengan fotokopi Surat Pernyataan Missing Item dari bank

pengirim sebagaimana contoh Format Surat Pernyataan Adanya

Missing Item yang tercantum dalam Lampiran 7.3.

2) Pembuatan DKE Debet

Pembuatan DKE Debet dilakukan berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana

dimaksud pada angka 1), dengan cara sebagai berikut:

a) input DKE Debet secara manual melalui TPK; dan/atau

b) import DKE Debet dari sistem internal Peserta atau media

penyimpan data elektronis ke TPK.

Pembuatan DKE Debet untuk Kliring pengembalian harus memenuhi

persyaratan kelengkapan pengisian informasi sesuai dengan Buku

Pedoman TPK yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia secara terpisah dari

Surat Edaran ini.

3) Pembuatan Batch DKE Debet

a) Pembuatan batch DKE Debet dapat dilakukan melalui TPK atau

sistem internal Peserta.

b) Pembuatan batch DKE Debet untuk Kliring pengembalian harus

memenuhi persyaratan kelengkapan pengisian informasi sesuai

dengan Buku Pedoman TPK yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia

secara terpisah dari Surat Edaran ini.

c) Batch DKE Debet harus dalam keadaan balance (seimbang) yaitu

total nominal rincian DKE Debet harus sama dengan nominal batch

DKE Debet.

4) Perekaman Batch DKE Debet

Dengan menggunakan TPK, Peserta merekam batch DKE Debet yang akan

diperhitungkan dalam Kliring pengembalian ke dalam media rekam data

elektronis berupa disket, flash disk, atau compact disk.

5) Persiapan Warkat Debet dan Dokumen Kliring

Sebelum dibawa ke kantor PKL, Peserta menyiapkan Warkat Debet dan

Dokumen Kliring untuk Kliring pengembalian, yang meliputi kegiatan

sebagai berikut:

a) Dengan menggunakan TPK, Peserta mencetak Dokumen Kliring

sebagai berikut:

(1) BPR-Kliring Pengembalian dalam rangkap 2 (dua); dan

199

Page 91: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

(2) “Daftar DKE Yang Ditolak Per Peserta Penerima” dalam

rangkap 2 (dua).

Kedua Dokumen Kliring dimaksud dibubuhi stempel Kiring, tanda

tangan dan nama jelas petugas Peserta yang berwenang.

b) Menyiapkan BPWD-Kliring Pengembalian dengan tata cara sesuai

ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir D.3 Bab V mengenai

Warkat Debet dan Dokumen Kliring.

c) Menyusun bundel Warkat Debet dengan urutan sebagai berikut:

(1) BPWD-Kliring Pengembalian; dan

(2) Warkat Debet.

b. Kegiatan di Kantor PKL

1) Petugas Kliring melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Mencantumkan waktu penyerahan bundel Warkat Debet dan media

rekam data elektronis yang berisi DKE Debet, dengan cara

memasukkan BPWD-Kliring Pengembalian serta lembar pertama dan

lembar kedua BPR-Kliring Pengembalian ke dalam mesin penera

waktu (time stamps).

b) Menyerahkan kepada petugas PKL:

(1) bundel Warkat Debet;

(2) media rekam data elektronis yang berisi DKE Debet;

(3) lembar pertama dan lembar kedua BPR-Kliring Pengembalian;

dan

(4) lembar pertama ”Daftar DKE Yang Ditolak Per Peserta

Penerima”.

Pada saat menyerahkan, Petugas Kliring harus menunjukkan TPPK.

2) Petugas PKL melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Memastikan ada/tidaknya TPPK.

b) Menerima dari petugas Peserta :

(1) bundel Warkat Debet;

(2) media rekam data elektronis yang berisi DKE Debet;

(3) lembar pertama dan lembar kedua BPR-Kliring Pengembalian;

dan

(4) lembar pertama ”Daftar DKE Yang Ditolak Per Peserta

Penerima”.

200

Page 92: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

c) Memeriksa persyaratan kelengkapan dan pengisian Dokumen Kliring

dalam setiap bundel Warkat Debet dan BPR-Kliring Pengembalian,

yang meliputi:

(1) pencantuman waktu penyerahan pada BPWD-Kliring

Pengembalian dan BPR-Kliring Pengembalian serta

kesesuaiannya dengan jadwal Kliring;

(2) pencantuman stempel Kliring;

(3) pencantuman tanda tangan dan nama pejabat atau petugas

Peserta pengirim yang berwenang pada BPWD-Kliring

Pengembalian dan BPR-Kliring Pengembalian; dan

(4) kecocokan sandi Peserta yang tercantum pada setiap

Dokumen Kliring dengan sandi yang terdapat pada TPPK.

Pemeriksaan sebagaimana tersebut di atas hanya dimaksudkan

untuk memeriksa kelengkapan dan tidak dimaksudkan untuk

memeriksa keabsahan informasi yang tercantum dalam Dokumen

Kliring. Keabsahan informasi dalam Dokumen Kliring, termasuk

kebenaran tanda tangan dan nama petugas Peserta yang tercantum

pada BPWD-Kliring Pengembalian dan BPR-Kliring Pengembalian,

sepenuhnya menjadi tanggung jawab Peserta dan bukan merupakan

tanggung jawab PKL.

d) Dalam hal persyaratan kelengkapan dan pengisian Dokumen Kliring

dalam setiap bundel Warkat Debet sebagaimana dimaksud pada

huruf c) tidak dipenuhi, petugas PKL melakukan hal-hal sebagai

berikut:

(1) membatalkan waktu penyerahan bundel Warkat Debet,

dengan cara mencoret dan menuliskan alasan pembatalan

serta membubuhkan paraf pada BPWD-Kliring Pengembalian;

dan

(2) mengembalikan bundel Warkat Debet kepada Petugas Kliring.

e) Dalam hal persyaratan kelengkapan dan pengisian Dokumen Kliring

dalam setiap bundel Warkat Debet sebagaimana dimaksud pada

huruf c) telah dipenuhi, petugas PKL melakukan hal-hal sebagai

berikut:

(1) mencetak informasi penerimaan bundel Warkat Debet pada

201

Page 93: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

sisi belakang BPWD-Kliring Pengembalian dengan

menggunakan mesin reader endoser, sebagai pengganti paraf

petugas PKL;

(2) mengembalikan BPWD-Kliring Pengembalian sebagaimana

dimaksud pada angka (1) kepada petugas Peserta sebagai

tanda terima bundel Warkat Debet; dan

(3) memilah Warkat Debet berdasarkan Peserta penerima secara

otomasi, dengan menggunakan mesin baca pilah (reader

sorter).

f) Dalam hal persyaratan kelengkapan dan pengisian BPR-Kliring

Pengembalian sebagaimana dimaksud pada huruf c) tidak dipenuhi,

petugas PKL melakukan hal-hal sebagai berikut:

(1) membatalkan waktu penyerahan media rekam data elektronis

yang berisi DKE Debet dengan cara mencoret dan menuliskan

alasan pembatalan serta membubuhkan paraf pada BPR-

Kliring Pengembalian; dan

(2) mengembalikan BPR-Kliring Pengembalian dan media rekam

data elektronis yang berisi DKE Debet kepada petugas

Peserta.

g) Dalam hal persyaratan kelengkapan dan pengisian BPR-Kliring

Pengembalian sebagaimana dimaksud pada huruf c) telah dipenuhi,

petugas PKL dengan menggunakan KPK melakukan pencocokan

antara total record DKE, total batch, dan total nominal yang ada

pada media rekam data elektronis dengan total record DKE, total

batch, dan total nominal yang terdapat BPR-Kliring Pengembalian.

h) Dalam hal hasil pencocokan sebagaimana dimaksud pada huruf g)

terdapat perbedaan, petugas PKL melakukan hal-hal sebagai berikut:

(1) tidak melakukan proses perekaman DKE Debet;

(2) membatalkan waktu penyerahan media rekam data elektronis

yang berisi DKE Debet dengan cara mencoret dan menuliskan

alasan pembatalan serta membubuhkan paraf pada BPR-

Kliring Pengembalian; dan

(3) mengembalikan BPR-Kliring Pengembalian dan media rekam

data elektronis yang berisi DKE Debet kepada petugas

record …

202

Page 94: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Peserta.

i) Dalam hal hasil pencocokan sebagaimana dimaksud pada huruf g)

tidak terdapat perbedaan, petugas PKL melakukan hal-hal sebagai

berikut:

(1) melakukan proses perekaman DKE Debet, dengan

menggunakan KPK;

(2) membubuhkan paraf pada BPR-Kliring Pengembalian; dan

(3) mengembalikan lembar kedua BPR-Kliring Pengembalian

kepada petugas Peserta sebagai tanda bukti perekaman DKE

Debet.

j) Setelah proses perekaman seluruh DKE Debet selesai, petugas PKL

dengan menggunakan KPK melakukan:

(1) perhitungan Bilyet Saldo Kliring Pengembalian;

(2) perhitungan Bilyet Saldo Kliring Debet, yang merupakan hasil

off-setting atau penjumlahan antara Bilyet Saldo Kliring

Penyerahan dan Bilyet Saldo Kliring Pengembalian, apabila

Kliring pengembalian dilakukan pada tanggal yang sama

dengan Kliring penyerahan;

(3) pengiriman DKE Debet Kliring Pengembalian dan Bilyet Saldo

Kliring Pengembalian ke SSK;

(4) pengiriman Bilyet Saldo Kliring Debet ke SSK, apabila Kliring

pengembalian dilakukan pada tanggal yang sama dengan

Kliring penyerahan;

(5) pencetakan laporan-laporan hasil Kliring pengembalian;

(6) pencetakan laporan-laporan hasil Kliring Debet apabila Kliring

pengembalian dilakukan pada tanggal yang sama dengan

Kliring penyerahan; dan

(7) perekaman transaksi masuk (incoming) DKE Debet ke dalam

media rekam data elektronis untuk masing-masing Peserta.

k) Mendistribusikan kepada Peserta:

(1) Warkat Debet yang telah dipilah berdasarkan Peserta

penerima;

(2) lembar pertama ”Daftar DKE Yang Ditolak Per Peserta

Penerima”;

203

Page 95: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

(3) laporan-laporan hasil Kliring pengembalian;

(4) laporan-laporan hasil Kliring Debet apabila Kliring

pengembalian dilakukan pada tanggal yang sama dengan

Kliring penyerahan; dan

(5) media rekam data elektronis yang berisi transaksi masuk

(incoming) DKE Debet Kliring Pengembalian.

Pada saat mengambil dokumen dari PKL sebagaimana dimaksud

pada angka (1) sampai dengan angka (5), Peserta harus

menunjukkan TPPK.

c. Kegiatan di Kantor Peserta Setelah Menerima Warkat Debet dan Laporan Hasil

Proses Kliring Pengembalian dari PKL

Setelah menerima Warkat Debet dan laporan-laporan hasil Kliring pengembalian,

Peserta melakukan kegiatan sebagai berikut :

1) Meneliti dan mencocokkan laporan-laporan hasil proses Kliring

pengembalian dengan:

a) Warkat Debet dan DKE Debet yang diserahkan; dan

b) Warkat Debet dan DKE Debet yang diterima.

2) Melalui TPK, membuat SKP untuk nasabah yang mengkliringkan Warkat

Debet, berdasarkan data incoming DKE Debet Kliring Pengembalian.

Contoh format SKP sebagaimana tercantum dalam Lampiran 7.2.

3) Mencocokkan SKP sebagaimana dimaksud pada angka 2) dengan ”Daftar

DKE Yang Ditolak Per Peserta Penerima” yang diterima pada saat Kliring

pengembalian.

C. Tata Cara Penyelenggaraan Kliring Debet Di Wilayah Kliring Off-line Manual

1. Kliring Penyerahan

a. Kegiatan Awal di Kantor Peserta

Kegiatan awal di kantor Peserta meliputi persiapan pengiriman DKE Debet dan

Warkat Debet yang akan diperhitungkan dalam Kliring penyerahan, yang meliputi

kegiatan sebagai berikut :

1) Pembuatan DKE Debet

Pembuatan DKE Debet dilakukan berdasarkan Warkat Debet dengan cara

sebagai berikut:

a) input DKE Debet secara manual melalui TPK;

b) import DKE Debet dari sistem internal Peserta atau media

204

Page 96: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

penyimpan data elektronis ke TPK; dan/atau

c) capture data MICR pada Warkat Debet melalui mesin reader

encoder ke TPK.

Pembuatan DKE Debet untuk Kliring penyerahan harus memenuhi

persyaratan kelengkapan pengisian informasi sesuai dengan Buku

Pedoman TPK yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia secara terpisah dari

Surat Edaran ini

2) Pembuatan Batch DKE Debet

a) Pembuatan batch DKE Debet dapat dilakukan melalui TPK atau

sistem internal Peserta.

b) Pembuatan batch DKE Debet untuk Kliring penyerahan harus

memenuhi persyaratan kelengkapan pengisian informasi sesuai

dengan Buku Pedoman TPK yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia

secara terpisah dari Surat Edaran ini.

c) Batch DKE Debet harus dalam keadaan balance (seimbang) yaitu

total nominal rincian DKE Debet harus sama dengan nominal batch

DKE Debet.

3) Perekaman Batch DKE Debet

Dengan menggunakan TPK, Peserta merekam batch DKE Debet yang akan

diperhitungkan dalam Kliring penyerahan ke dalam media rekam data

elektronis berupa disket, flash disk, atau compact disk.

4) Persiapan Warkat Debet dan Dokumen Kliring

Sebelum dibawa ke kantor PKL, Peserta menyiapkan

Warkat Debet dan Dokumen Kliring untuk Kliring penyerahan, yang

meliputi kegiatan sebagai berikut:

a) Dengan menggunakan TPK, Peserta mencetak Dokumen Kliring

sebagai berikut:

(1) BPR-Kliring Penyerahan dalam rangkap 2 (dua); dan

(2) RWD-Kliring Penyerahan dalam rangkap 2 (dua) untuk

masing-masing Peserta penerima.

Kedua Dokumen Kliring tersebut dibubuhi stempel Kiring, tanda

tangan dan nama jelas petugas Peserta yang berwenang.

b) Membubuhkan stempel Kliring kantor Peserta pada sisi depan

Warkat Debet, dengan ketentuan sebagai berikut:

205

Page 97: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

(1) stempel Kliring tidak boleh menutupi angka nominal;

(2) stempel Kliring pada Dokumen Kliring harus sama dengan

stempel Kliring pada Warkat Debet;

(3) dalam hal pada Warkat Debet telah terdapat stempel Kliring,

maka stempel Kliring yang terdahulu harus dibatalkan dengan

“Stempel Kliring Dibatalkan” dan diparaf oleh pejabat yang

berwenang dari Peserta yang bersangkutan. Untuk

selanjutnya Warkat Debet dibubuhi stempel Kliring sesuai

dengan ketentuan pada angka (1) dan angka (2).

c) Memilah Warkat Debet dan RWD-Kliring Penyerahan berdasarkan

Peserta penerima.

b. Kegiatan Monitoring di Kantor Pusat Peserta dan Konsekuensinya

1) Kantor Pusat Peserta harus melakukan monitoring potensi kewajiban di

seluruh Wilayah Kliring lokal di mana terdapat kantor Peserta yang

bersangkutan, yang harus dipenuhi dengan Pendanaan Awal (prefund) dalam

rentang waktu jam operasional, sesuai jadwal penyelenggaraan Kliring

Penyerahan di masing-masing Wilayah Kliring lokal tersebut.

2) Dalam hal potensi kewajiban lebih besar dari Pendanaan Awal (prefund) yang

telah disediakan, maka Peserta wajib melakukan penambahan Pendanaan

Awal tersebut (top-up prefund) sebesar nilai kekurangan untuk menutup

kewajiban sebagaimana tersebut di atas dalam rentang waktu jam

operasional, sesuai jadwal penyelenggaraan Kliring Penyerahan di masing-

masing Wilayah Kliring lokal tersebut.

3) Dalam hal Kantor Pusat Peserta tidak melakukan penambahan Pendanaan

Awal tersebut (top-up prefund) sebagaimana tersebut pada angka 2) maka

sebagian atau seluruh DKE Debet yang tidak didukung dengan Pendanaan

Awal (prefund) yang cukup tidak akan diperhitungkan dalam Kliring lokal.

4) Sebagian DKE Debet yang tidak didukung dengan Pendanaan Awal (prefund)

yang cukup sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak diperhitungkan dalam

Kliring lokal oleh PKL dalam hal PKL dimaksud telah mengimplementasikan

KPK versi 2.0.0 atau versi yang lebih baru, dan proses Kliring Debet dilakukan

sesuai urutan jadwal yang ditetapkan.

5) Dalam hal terdapat DKE Debet yang tidak didukung dengan Pendanaan Awal

206

Page 98: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

(prefund) yang cukup sebagaimana dimaksud pada angka 3 dan PKL di

Wilayah Kliring tersebut tidak dapat memisahkan DKE Debet dimaksud dari

seluruh DKE Debet yang ada di KPK, maka seluruh DKE Debet untuk Peserta

yang bersangkutan di Wilayah Kliring tersebut tidak diperhitungkan oleh PKL.

6) PKL di suatu Wilayah Kliring tidak dapat memisahkan DKE sebagaimana

dimaksud pada angka 5) disebabkan antara lain karena:

a) PKL tersebut belum mengimplementasikan KPK versi 2.0.0 atau yang

lebih baru; dan/atau

b) proses Kliring Debet di Wilayah Kliring tersebut tidak dilakukan sesuai

urutan dan jadwal yang ditetapkan.

c. Kegiatan di Kantor PKL

1) Petugas Kliring melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Mencantumkan waktu penyerahan media rekam data elektronis

yang berisi DKE dengan cara memasukkan lembar pertama dan

lembar kedua BPR-Kliring Penyerahan ke dalam mesin penera waktu

(time stamps).

b) Menyerahkan kepada petugas PKL:

(1) media rekam data elektronis yang berisi DKE Debet; dan

(2) lembar pertama dan lembar kedua BPR-Kliring Penyerahan.

Pada saat menyerahkan, petugas Peserta harus menunjukkan TPPK.

2) Petugas PKL melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Memastikan ada/tidaknya TPPK.

b) Menerima dari Petugas Kliring:

(1) media rekam data elektronis yang berisi DKE Debet; dan

(2) BPR-Kliring Penyerahan rangkap 2 (dua).

c) Memeriksa persyaratan kelengkapan dan pengisian BPR-Kliring

Penyerahan, yang meliputi:

(1) pencantuman waktu penyerahan pada BPR-Kliring

Penyerahan dan kesesuaiannya dengan jadwal Kliring;

(2) pencantuman stempel Kliring;

(3) pencantuman tanda tangan dan nama pejabat atau petugas

Peserta pengirim yang berwenang pada BPR-Kliring

Penyerahan; dan

(4) kecocokan sandi Peserta yang tercantum pada BPR-Kliring

207

Page 99: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Penyerahan dengan sandi Peserta yang terdapat pada TPPK.

Pemeriksaan sebagaimana tersebut di atas hanya dimaksudkan

untuk memeriksa kelengkapan dan tidak dimaksudkan untuk

memeriksa keabsahan informasi yang tercantum dalam Dokumen

Kliring. Keabsahan informasi dalam Dokumen Kliring, termasuk

kebenaran tanda tangan dan nama petugas Peserta yang tercantum

pada BPR-Kliring Penyerahan, sepenuhnya menjadi tanggung jawab

Peserta dan bukan merupakan tanggung jawab PKL.

d) Dalam hal persyaratan kelengkapan dan pengisian BPR-Kliring

Penyerahan sebagaimana dimaksud

pada huruf c) tidak dipenuhi, petugas PKL melakukan hal-hal sebagai

berikut:

(1) membatalkan waktu penyerahan bundel Warkat Debet,

dengan cara mencoret dan menuliskan alasan pembatalan

serta membubuhkan paraf pada BPR-Kliring Penyerahan; dan

(2) mengembalikan BPR-Kliring Penyerahan dan media rekam

data elektronis yang berisi DKE Debet kepada Petugas Kliring.

e) Dalam hal persyaratan kelengkapan dan pengisian BPR-Kliring

Penyerahan sebagaimana dimaksud pada huruf c) telah dipenuhi,

petugas PKL dengan menggunakan KPK melakukan pencocokan

antara total record DKE, total batch, dan total nominal yang ada

pada media rekam data elektronis dengan total record DKE, total

batch, dan total nominal yang terdapat pada BPR-Kliring

Penyerahan.

f) Dalam hal hasil pencocokan sebagaimana dimaksud pada huruf e)

terdapat perbedaan, petugas PKL melakukan hal-hal sebagai berikut:

(1) tidak melakukan proses perekaman DKE Debet;

(2) membatalkan waktu penyerahan media rekam data elektronis

yang berisi DKE Debet dengan cara mencoret dan menuliskan

alasan pembatalan serta membubuhkan paraf pada BPR-

Kliring Penyerahan; dan

(3) mengembalikan BPR-Kiring Penyerahan dan media rekam

data elektronis yang berisi DKE Debet kepada petugas

Peserta.

208

Page 100: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

g) Dalam hal hasil pencocokan sebagaimana dimaksud pada huruf e)

tidak terdapat perbedaan, petugas PKL melakukan hal-hal sebagai

berikut:

(1) melakukan proses perekaman DKE Debet dengan

menggunakan KPK;

(2) membubuhkan paraf pada BPR-Kliring Penyerahan; dan

(3) mengembalikan lembar kedua BPR-Kliring Penyerahan kepada

petugas Peserta sebagai tanda bukti perekaman DKE Debet.

h) Petugas PKL dapat melakukan download DKE Debet Kliring

penyerahan confirmed dalam rentang waktu jam operasional Kliring

penyerahan, sesuai jadwal penyelenggaraan di masing-masing

Wilayah Kliring lokal tersebut .

i) Setelah batas waktu pengiriman DKE Debet dan pengecekan

kecukupan Pendanaan Awal (prefund) untuk Kliring penyerahan

berakhir, petugas PKL dengan menggunakan KPK melakukan:

(1) download DKE Debet Kliring penyerahan confirmed dan

unconfirmed;

(2) perhitungan Bilyet Saldo Kliring Penyerahan berdasarkan DKE

Debet Kliring penyerahan confirmed;

(3) pengiriman Bilyet Saldo Kliring Penyerahan sebagaimana pada

angka 2 ke SSK; dan

(4) pencetakan laporan-laporan hasil Kliring penyerahan dan DKE

Debet Kliring penyerahan unconfirmed (reject).

j) Dalam hal PKL belum mengimplementasikan KPK versi 2.0.0 atau

yang lebih baru, dan/atau melakukan proses Kliring Debet tidak

sesuai dengan urutan dan jadwal yang ditetapkan, maka

perhitungan Bilyet Saldo Kliring Penyerahan sebagaimana dimaksud

pada butir i)(2) dilakukan sebagai berikut:

(1) perhitungan BSK berdasarkan seluruh DKE Debet Kliring

penyerahan yang ada di KPK sehingga dimungkinkan terdapat

adanya DKE Debet Kliring penyerahan unconfirmed;

(2) dalam hal hasil perhitungan BSK sebagaimana dimaksud pada

angka (1) terdapat DKE Debet Kliring penyerahan unconfirmed

maka SSK akan menolak pengiriman BSK sebagaimana

209

Page 101: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

dimaksud pada butir i)(2);

(3) dalam hal SSK menolak BSK sebagaimana dimaksud pada

angka (2) maka PKL harus mengeluarkan seluruh DKE Debet

untuk Peserta penerima yang di dalamnya terdapat DKE

Debet unconfirmed dari perhitungan BSK.

k) Mendistribusikan kepada petugas Peserta:

(1) laporan-laporan hasil Kliring penyerahan; dan

(2) media rekam data elektronis yang berisi transaksi masuk

(incoming) DKE Debet, bagi Peserta yang memerlukan.

Pada saat mengambil dokumen dari PKL sebagaimana dimaksud

pada angka (1) dan angka (2), Peserta harus menunjukkan TPPK.

3) Setelah petugas PKL melakukan proses perekaman DKE Debet, Petugas

Kliring selanjutnya melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) menyerahkan kepada masing-masing Petugas Kliring Peserta

penerima:

(1) Warkat Debet; dan

(2) lembar pertama dan lembar kedua RWD-Kliring Penyerahan.

b) menerima dari Petugas Kliring Peserta pengirim lainnya:

(1) Warkat Debet; dan

(2) lembar pertama dan lembar kedua RWD-Kliring Penyerahan.

c) mencocokkan antara Warkat Debet dan data yang tercantum pada

RWD-Kliring Penyerahan yang diterima dari petugas Peserta lain

dengan laporan yang diterima dari petugas PKL.

d) Dalam hal hasil pencocokan sebagaimana dimaksud pada huruf c)

terdapat perbedaan, diatur sebagai berikut:

(1) Dalam hal perbedaan disebabkan DKE Debet diproses oleh

PKL sedangkan Warkat Debet tidak diserahkan oleh Peserta

pengirim sampai dengan jadwal Kliring penyerahan berakhir

(missing item), Peserta pengirim harus menandatangani Surat

Pernyataan Adanya Missing Item untuk diserahkan kepada

Peserta penerima. Contoh Surat Pernyataan Adanya Missing

Item sebagaimana tercantum dalam Lampiran 7.3;

(2) Dalam hal perbedaan disebabkan DKE Debet tidak diproses

oleh PKL sedangkan Warkat Debet diterima oleh Peserta

b) menerima …

210

Page 102: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

penerima (unlisted item), maka Peserta penerima harus

mengembalikan Warkat Debet tersebut kepada Peserta

pengirim secara langsung pada hari dan tanggal yang sama,

tanpa melalui mekanisme Kliring pengembalian.

e) Dalam hal hasil pencocokan sebagaimana dimaksud pada huruf c)

tidak terdapat perbedaan, petugas Peserta:

(1) membubuhkan tanda tangan dan mencantumkan nama jelas

pada RWD-Kliring Penyerahan yang diterima dari petugas

Peserta lain; dan

(2) mengembalikan lembar kedua RWD-Kliring Penyerahan yang

telah ditandatangani sebagaimana dimaksud pada angka (1)

kepada petugas Peserta yang menyerahkan sebagai bukti

penerimaan Warkat Debet.

d. Kegiatan di Kantor Peserta Setelah Menerima Warkat Debet dan Laporan Hasil

Kliring Penyerahan dari PKL

Setelah menerima Warkat Debet dan laporan-laporan hasil Kliring penyerahan,

Peserta meneliti dan mencocokkan laporan-laporan hasil proses Kliring

penyerahan dengan:

1) Warkat Debet dan DKE Debet yang diserahkan; dan

2) Warkat Debet dan DKE Debet yang diterima.

2. Kliring Pengembalian

a. Kegiatan Awal di Kantor Peserta

Kegiatan awal di kantor Peserta meliputi persiapan pengiriman DKE Debet dan

Warkat Debet yang akan diperhitungkan dalam Kliring pengembalian, yang

meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Proses Verifikasi

Peserta melakukan verifikasi terhadap Warkat Debet yang diterima dari

Peserta lainnya serta DKE Debet yang diterima dari PKL pada saat Kliring

penyerahan, dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Pengembalian Warkat Debet dan DKE Debet dilakukan sesuai

dengan alasan penolakan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

7.1.

b) Dalam hal terdapat missing item yang akan diselesaikan melalui

Kliring pengembalian maka pengembalian DKE Debet tersebut harus

211

Page 103: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

disertai dengan fotokopi Surat Pernyataan Adanya Missing Item dari

bank pengirim sebagaimana dimaksud pada butir 1.c.3)d)(1).

2) Pembuatan DKE Debet

Pembuatan DKE Debet dilakukan berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana

dimaksud pada angka 1), dengan cara sebagai berikut:

a) input DKE Debet secara manual melalui TPK; dan/atau

b) import DKE Debet dari sistem internal Peserta atau media

penyimpan data elektronis ke TPK.

Pembuatan DKE Debet untuk Kliring pengembalian harus memenuhi

persyaratan kelengkapan pengisian informasi sesuai dengan Buku

Pedoman TPK yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia secara terpisah dari

Surat Edaran ini.

3) Pembuatan Batch DKE Debet

a) Pembuatan batch DKE Debet dapat dilakukan melalui TPK atau

sistem internal Peserta.

b) Pembuatan batch DKE Debet untuk Kliring pengembalian harus

memenuhi persyaratan kelengkapan pengisian informasi sesuai

dengan Buku Pedoman TPK yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia

secara terpisah dari Surat Edaran ini.

c) Batch DKE Debet harus dalam keadaan balance (seimbang) yaitu

total nominal rincian DKE Debet harus sama dengan nominal batch

DKE Debet.

4) Perekaman Batch DKE Debet

Dengan menggunakan TPK, Peserta merekam batch DKE Debet yang

akan diperhitungkan dalam Kliring pengembalian ke dalam media

rekam data elektronis berupa disket, flash disk, atau compact disk.

5) Persiapan Warkat Debet dan Dokumen Kliring

Sebelum dibawa ke kantor PKL, Peserta menyiapkan Warkat Debet dan

Dokumen Kliring untuk Kliring pengembalian, yang meliputi kegiatan

sebagai berikut:

a) Dengan menggunakan TPK, Peserta mencetak Dokumen Kliring

sebagai berikut:

(1) BPR-Kliring Pengembalian dalam rangkap 2 (dua);

(2) RWD-Kliring Pengembalian dalam rangkap 2 (dua), untuk

212

Page 104: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

masing-masing Peserta penerima; dan

(3) “Daftar DKE Yang Ditolak Per Peserta Penerima” dalam

rangkap 2 (dua).

Ketiga Dokumen Kliring dimaksud dibubuhi stempel Kliring, tanda

tangan dan nama jelas petugas Peserta yang berwenang.

b) Memilah Warkat Debet dan Dokumen Kliring sebagaimana

dimaksud dalam huruf a) angka (2) dan angka (3), berdasarkan

Peserta penerima.

b. Kegiatan di Kantor PKL

1) Petugas Peserta melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Mencantumkan waktu penyerahan media rekam data elektronis

yang berisi DKE Debet, dengan cara memasukkan lembar pertama

dan lembar kedua BPR-Kliring Pengembalian ke dalam mesin penera

waktu (time stamps).

b) Menyerahkan kepada petugas PKL:

(1) media rekam data elektronis yang berisi DKE Debet;

(2) lembar pertama dan lembar kedua BPR-Kliring Pengembalian;

dan

(3) lembar pertama ”Daftar DKE Yang Ditolak Per Peserta

Penerima”.

Pada saat menyerahkan, Petugas Kliring harus menunjukkan TPPK.

2) Petugas PKL melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Memastikan ada/tidaknya TPPK.

b) Menerima dari petugas Peserta:

(1) media rekam data elektronis yang berisi DKE Debet;

(2) lembar pertama dan lembar kedua BPR-Kliring Pengembalian;

dan

(3) lembar pertama ”Daftar DKE Yang Ditolak Per Peserta

Penerima”;

c) Memeriksa persyaratan kelengkapan dan pengisian BPR-Kliring

Pengembalian, yang meliputi:

(1) pencantuman waktu penyerahan pada BPR-Kliring

Pengembalian dan kesesuaiannya dengan jadwal Kliring;

(2) pencantuman stempel Kliring;

213

Page 105: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

(3) pencantuman tanda tangan dan nama pejabat atau petugas

Peserta pengirim yang berwenang pada BPR-Kliring

Pengembalian; dan

(4) kecocokan sandi Peserta yang tercantum pada BPR-Kliring

Pengembalian dengan sandi Peserta yang terdapat pada

TPPK.

Pemeriksaan sebagaimana tersebut di atas hanya dimaksudkan

untuk memeriksa kelengkapan dan tidak dimaksudkan untuk

memeriksa keabsahan informasi yang tercantum dalam Dokumen

Kliring. Keabsahan informasi dalam Dokumen Kliring, termasuk

kebenaran tanda tangan dan nama petugas Peserta yang tercantum

pada BPR-Kliring Pengembalian, sepenuhnya menjadi tanggung

jawab Peserta dan bukan merupakan tanggung jawab PKL.

d) Dalam hal persyaratan kelengkapan dan pengisian BPR-Kliring

Pengembalian sebagaimana dimaksud pada huruf c) tidak dipenuhi,

petugas PKL melakukan hal-hal sebagai berikut:

(1) membatalkan waktu penyerahan media rekam data elektronis

yang berisi DKE Debet, dengan cara mencoret dan menuliskan

alasan pembatalan serta membubuhkan paraf pada BPR-

Kliring Pengembalian; dan

(2) mengembalikan BPR-Kliring Pengembalian dan media rekam

data elektronis yang berisi DKE Debet kepada petugas

Peserta.

e) Dalam hal persyaratan kelengkapan dan pengisian BPR-Kliring

pengembalian sebagaimana dimaksud

pada huruf c) telah dipenuhi, petugas PKL dengan menggunakan KPK

melakukan pencocokan antara total record DKE, total batch, dan

total nominal yang ada pada media rekam data elektronis dengan

total record DKE, total batch, dan total nominal yang terdapat pada

BPR-Kliring Pengembalian.

f) Dalam hal hasil pencocokan sebagaimana dimaksud pada huruf e)

terdapat perbedaan, petugas PKL melakukan hal-hal sebagai berikut:

(1) tidak melakukan proses perekaman DKE Debet;

(2) membatalkan waktu penyerahan media rekam data elektronis

214

Page 106: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

yang berisi DKE Debet dengan cara mencoret dan menuliskan

alasan pembatalan serta membubuhkan paraf pada BPR-

Kliring Pengembalian; dan

(3) mengembalikan BPR-Kliring Pengembalian dan media rekam

data elektronis yang berisi DKE Debet kepada petugas

Peserta;

g) Dalam hal hasil pencocokan sebagaimana dimaksud pada huruf e)

tidak terdapat perbedaan, petugas PKL melakukan hal-hal sebagai

berikut:

(1) melakukan proses perekaman DKE Debet, dengan

menggunakan KPK;

(2) membubuhkan paraf pada BPR-Kliring Pengembalian; dan

(3) mengembalikan lembar kedua BPR-Kliring Pengembalian

kepada petugas Peserta sebagai tanda bukti perekaman DKE

Debet.

h) Setelah proses perekaman seluruh DKE Debet selesai, petugas PKL

dengan menggunakan KPK, melakukan:

(1) perhitungan Bilyet Saldo Kliring Pengembalian;

(2) perhitungan Bilyet Saldo Kliring Debet yang merupakan hasil

off-setting atau penjumlahan antara Bilyet Saldo Kliring

Penyerahan dan Bilyet Saldo Kliring Pengembalian apabila

Kliring pengembalian dilakukan pada tanggal yang sama

dengan Kliring penyerahan;

(3) pengiriman DKE Debet Kliring Pengembalian dan Bilyet Saldo

Kliring Pengembalian ke SSK;

(4) pengiriman Bilyet Saldo Kliring Debet ke SSK apabila Kliring

pengembalian dilakukan pada tanggal yang sama dengan

Kliring penyerahan;

(5) pencetakan laporan-laporan hasil Kliring pengembalian;

(6) pencetakan laporan-laporan hasil Kliring Debet apabila Kliring

pengembalian dilakukan pada tanggal yang sama dengan

Kliring penyerahan; dan

(7) perekaman transaksi masuk (incoming) DKE Debet ke dalam

media rekam data elektronis untuk masing-masing Peserta.

215

Page 107: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

i) Mendistribusikan kepada petugas Peserta:

(1) laporan-laporan hasil Kliring pengembalian;

(2) laporan-laporan hasil Kliring Debet apabila Kliring

pengembalian dilakukan pada tanggal yang sama dengan

Kliring penyerahan; dan

(3) media rekam data elektronis yang berisi transaksi masuk

(incoming) DKE Debet Kliring Pengembalian.

Pada saat mengambil dokumen dari PKL sebagaimana dimaksud

pada angka (1) sampai dengan angka (3), Peserta harus

menunjukkan TPPK.

3) Setelah petugas PKL melakukan proses perekaman DKE Debet, petugas

Peserta selanjutnya melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Menyerahkan kepada masing-masing petugas Peserta penerima:

(1) Warkat Debet;

(2) Lembar pertama dan lembar kedua RWD-Kliring

Pengembalian; dan

(3) lembar pertama dan lembar kedua ”Daftar DKE Yang Ditolak

Per Peserta Penerima”.

b) Menerima dari petugas Peserta lainnya:

(1) Warkat Debet;

(2) lembar pertama dan lembar kedua RWD-Kliring

Pengembalian; dan

(3) lembar pertama dan lembar kedua ”Daftar DKE Yang Ditolak

Per Peserta Penerima”.

c) Mencocokkan Warkat Debet dengan data yang tercantum pada

RWD-Kliring Pengembalian dan ”Daftar DKE Yang Ditolak Per Peserta

Penerima” yang diterima dari petugas Peserta lain.

d) Dalam hal hasil pencocokan sebagaimana dimaksud pada huruf c)

terdapat perbedaan, Peserta penerima menyelesaikannya secara

bilateral dengan Peserta yang menyerahkan.

e) Dalam hal hasil pencocokan sebagaimana dimaksud pada huruf c)

tidak terdapat perbedaan, petugas Peserta melakukan hal-hal

sebagai berikut:

(1) Membubuhkan tanda tangan dan mencantumkan nama jelas

216

Page 108: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

pada:

(a) RWD-Kliring Pengembalian; dan

(b) lembar kedua ”Daftar DKE Yang Ditolak Per Peserta

Penerima”;

yang diterima dari petugas Peserta lain;

(2) Mengembalikan kepada petugas Peserta yang menyerahkan:

(a) lembar kedua RWD-Kliring Pengembalian; dan

(b) lembar kedua ”Daftar DKE Yang Ditolak Per Peserta

Penerima”;

yang telah ditandatangani, sebagai bukti

penerimaan Warkat Debet dan ”Daftar DKE Yang Ditolak Per

Peserta Penerima”.

c. Kegiatan di Kantor Peserta Setelah Menerima Warkat Debet dan Laporan Hasil

Proses Kliring Pengembalian

Setelah menerima Warkat Debet serta laporan-laporan hasil Kliring

pengembalian, Peserta melakukan kegiatan sebagai berikut:

1) meneliti dan mencocokkan laporan-laporan hasil proses Kliring

pengembalian dengan:

a) Warkat Debet dan DKE Debet yang diserahkan; dan

b) Warkat Debet dan DKE Debet yang diterima;

2) Melalui TPK, membuat SKP untuk nasabah yang mengkliringkan Warkat

Debet, berdasarkan data incoming DKE Debet Kliring Pengembalian.

Contoh format SKP sebagaimana tercantum dalam Lampiran 7.2.

3) Mencocokkan SKP sebagaimana dimaksud pada angka 2) dengan ”Daftar

DKE Yang Ditolak Per Peserta Penerima” yang diterima pada saat Kliring

pengembalian.

D. Tata Cara Penyelenggaraan Kliring Debet di Wilayah Kliring On-line Manual

1. Kliring Penyerahan

a. Kegiatan Awal di Kantor Peserta

Kegiatan awal di kantor Peserta meliputi persiapan pengiriman DKE Debet dan

Warkat Debet yang akan diperhitungkan dalam Kliring penyerahan, yang meliputi

kegiatan sebagai berikut:

1) Pembuatan DKE Debet

Pembuatan DKE Debet dilakukan berdasarkan Warkat Debet dengan cara

217

Page 109: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

sebagai berikut:

a) input DKE Debet secara manual melalui TPK;

b) import DKE Debet dari sistem internal Peserta atau media

penyimpan data elektronis ke TPK; dan/atau

c) capture data MICR pada Warkat Debet melalui mesin reader

encoder ke TPK.

Pembuatan DKE Debet untuk Kliring penyerahan harus memenuhi

persyaratan kelengkapan pengisian informasi sesuai dengan Buku

Pedoman TPK yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia secara terpisah dari

Surat Edaran ini.

2) Pembuatan Batch DKE Debet

a) Pembuatan batch DKE Debet dilakukan melalui TPK atau sistem

internal Peserta.

b) Pembuatan batch DKE Debet untuk Kliring penyerahan harus

memenuhi persyaratan kelengkapan pengisian informasi sesuai

dengan Buku Pedoman TPK yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia

secara terpisah dari Surat Edaran ini.

c) Batch DKE Debet harus dalam keadaan balance (seimbang) yaitu

total nominal rincian DKE Debet harus sama dengan nominal batch

DKE Debet.

3) Pengiriman Batch DKE Debet ke SSK

a) Pengiriman batch DKE Debet secara on-line ke SSK dilakukan secara

bertahap sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

b) Pengiriman batch DKE Debet sebagaimana dimaksud pada huruf a

dapat dilakukan secara tersentralisasi melalui TPK on-line Kantor

Pusat atau melalui TPK on-line kantor Peserta yang bersangkutan.

c) Status keberhasilan pelaksanaan pengiriman batch DKE Debet

ditentukan berdasarkan konfirmasi elektronis dari SSK ke TPK on-

line. Batch DKE Debet yang berhasil diterima oleh SSK akan diberi

status “SUDAH TERKIRIM”. Dalam hal pengiriman batch DKE Debet

tersebut mengalami kegagalan, akan diberi status “BELUM

TERKIRIM”.

Selanjutnya Peserta dapat melakukan pengiriman ulang sepanjang

memenuhi jadwal yang telah ditetapkan.

218

Page 110: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

4) Persiapan Warkat Debet dan Dokumen Kliring

Sebelum dibawa ke kantor PKL, Peserta menyiapkan Warkat Debet dan

Dokumen Kliring untuk Kliring penyerahan, yang meliputi kegiatan sebagai

berikut:

a) Dengan menggunakan TPK atau aplikasi lainnya, Peserta mencetak

Dokumen Kliring berupa RWD-Kliring Penyerahan dalam rangkap 2

(dua) untuk masing-masing Peserta penerima.

Dokumen Kliring tersebut dibubuhi stempel Kliring, tanda tangan

dan nama jelas petugas Peserta yang berwenang.

b) Membubuhkan stempel Kliring kantor Peserta pada sisi depan setiap

Warkat Debet dan Dokumen Kliring, dengan ketentuan sebagai

berikut:

(1) stempel Kliring tidak boleh menutupi angka nominal;

(2) stempel Kliring pada Dokumen Kliring harus sama dengan

stempel Kliring pada Warkat Debet; dan

(3) dalam hal pada Warkat Debet telah terdapat stempel Kliring,

maka stempel Kliring yang terdahulu harus dibatalkan dengan

“Stempel Kliring Dibatalkan” dan diparaf oleh pejabat yang

berwenang dari Peserta yang bersangkutan. Untuk

selanjutnya Warkat Debet dibubuhi stempel Kliring sesuai

dengan ketentuan pada angka (1) sampai dengan angka (2).

c) Memilah Warkat Debet dan RWD-Kliring Penyerahan berdasarkan

Peserta penerima.

b. Kegiatan Monitoring di Kantor Pusat Peserta dan Konsekuensinya

1) Kantor Pusat Peserta harus melakukan monitoring potensi kewajiban di

seluruh Wilayah Kliring lokal di mana terdapat kantor Peserta yang

bersangkutan, yang harus dipenuhi dengan Pendanaan Awal (prefund)

dalam rentang waktu jam operasional, sesuai jadwal penyelenggaraan

Kliring Penyerahan di masing-masing Wilayah Kliring lokal tersebut.

2) Dalam hal potensi kewajiban lebih besar dari Pendanaan Awal (prefund)

yang telah disediakan, maka Peserta wajib melakukan penambahan

Pendanaan Awal tersebut (top-up prefund) sebesar nilai kekurangan untuk

menutup kewajiban sebagaimana tersebut di atas dalam rentang waktu

jam operasional, sesuai jadwal penyelenggaraan Kliring Penyerahan di

219

Page 111: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

masing-masing Wilayah Kliring lokal tersebut.

3) Dalam hal Kantor Pusat Peserta tidak melakukan penambahan Pendanaan

Awal tersebut (top-up prefund) sebagaimana dimaksud pada angka 2)

maka sebagian atau seluruh DKE Debet yang tidak didukung dengan

Pendanaan Awal (prefund) yang cukup tidak akan diperhitungkan dalam

Kliring lokal.

4) Sebagian DKE Debet yang tidak didukung dengan pendanaan awal

(prefund) yang cukup sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak

diperhitungkan dalam Kliring lokal oleh PKL dalam hal PKL dimaksud telah

mengimplementasikan KPK versi 2.0.0 atau versi yang lebih baru, dan

proses Kliring Debet dilakukan sesuai urutan jadwal yang ditetapkan.

5) Dalam hal terdapat DKE Debet yang tidak didukung dengan pendanaan

awal (prefund) yang cukup sebagaimana dimaksud pada angka 3 dan PKL di

Wilayah Kliring tersebut tidak dapat memisahkan DKE Debet dimaksud dari

seluruh DKE Debet yang ada di KPK, maka seluruh DKE Debet untuk

Peserta yang bersangkutan di Wilayah Kliring tersebut tidak

diperhitungkan oleh PKL.

6) PKL di suatu Wilayah Kliring tidak dapat memisahkan DKE sebagaimana

dimaksud pada angka 5) disebabkan antara lain karena:

a) PKL tersebut belum mengimplementasikan KPK versi 2.0.0 atau yang

lebih baru; dan/atau

b) proses Kliring Debet di Wilayah Kliring tersebut tidak dilakukan

sesuai urutan dan jadwal yang ditetapkan.

c. Kegiatan di Kantor PKL

1) Petugas PKL melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Petugas PKL dapat melakukan download DKE Debet Kliring

penyerahan confirmed dalam rentang waktu jam operasional Kliring

penyerahan, sesuai jadwal penyelenggaraan di masing-masing

Wilayah Kliring lokal.

b) Setelah batas waktu pengiriman DKE Debet dan pengecekan

kecukupan Pendanaan Awal (prefund) untuk Kliring penyerahan

berakhir, petugas PKL dengan menggunakan KPK melakukan:

(1) download DKE Debet Kliring penyerahan confirmed dan

220

Page 112: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

unconfirmed;

(2) perhitungan Bilyet Saldo Kliring Penyerahan berdasarkan DKE

Debet Kliring penyerahan confirmed;

(3) pengiriman Bilyet Saldo Kliring Penyerahan sebagaimana pada

angka 2 ke SSK; dan

(4) pencetakan laporan-laporan hasil Kliring penyerahan dan DKE

Debet Kliring penyerahan unconfirmed (reject).

c) Dalam hal PKL belum mengimplementasikan KPK versi 2.0.0 atau

yang lebih baru, dan/atau melakukan proses Kliring Debet tidak

sesuai dengan urutan dan jadwal yang ditetapkan, maka

perhitungan Bilyet Saldo Kliring Penyerahan sebagaimana dimaksud

pada butir b)(2) dilakukan sebagai berikut:

(1) perhitungan BSK berdasarkan seluruh DKE Debet Kliring

penyerahan yang ada di KPK sehingga dimungkinkan terdapat

adanya DKE Debet Kliring penyerahan unconfirmed;

(2) dalam hal hasil perhitungan BSK sebagaimana dimaksud pada

angka (1) terdapat DKE Debet Kliring penyerahan unconfirmed

maka SSK akan menolak pengiriman BSK sebagaimana

dimaksud pada butir b)(2);

(3) dalam hal SSK menolak BSK sebagaimana dimaksud pada

angka (2) maka PKL harus mengeluarkan seluruh DKE Debet

untuk Peserta penerima yang di dalamnya terdapat DKE

Debet unconfirmed dari perhitungan BSK.

d) Mendistribusikan kepada Peserta:

(1) laporan-laporan hasil Kliring penyerahan; dan

(2) media rekam data elektronis yang berisi transaksi masuk

(incoming) DKE Debet, bagi Peserta yang memerlukan.

Pada saat mengambil dokumen dari PKL sebagaimana dimaksud

pada angka (1) dan angka (2), Peserta harus menunjukkan TPPK.

2) Petugas Kliring selanjutnya melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) menyerahkan kepada masing-masing Petugas Kliring Peserta

penerima:

(1) Warkat Debet; dan

(2) Lembar pertama dan lembar kedua RWD-Kliring Penyerahan.

221

Page 113: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

b) menerima dari Petugas Kliring Peserta pengirim lainnya:

(1) Warkat Debet; dan

(2) lembar pertama dan lembar kedua RWD-Kliring Penyerahan.

c) mencocokkan antara Warkat Debet dan data yang tercantum pada

RWD-Kliring Penyerahan yang diterima dari petugas Peserta lain

dengan laporan yang diterima dari petugas PKL.

d) Dalam hal hasil pencocokan sebagaimana dimaksud pada huruf c)

terdapat perbedaan, diatur sebagai berikut:

(1) Dalam hal perbedaan disebabkan DKE Debet diproses oleh

PKL sedangkan Warkat Debet tidak diserahkan oleh Peserta

pengirim kepada Peserta penerima sampai dengan jadwal

Kliring penyerahan berakhir (missing item), Peserta pengirim

harus menandatangani ”Surat Pernyataan Missing Item”

untuk diserahkan kepada Peserta penerima. Contoh ”Surat

Missing Item” sebagaimana tercantum dalam lampiran 7.3;

(2) Dalam hal perbedaan disebabkan DKE Debet tidak diproses

oleh PKL sedangkan Warkat Debet diterima oleh Peserta

penerima (unlisted item), maka Peserta penerima harus

mengembalikan Warkat Debet tersebut kepada Peserta

pengirim secara langsung pada hari dan tanggal yang sama,

tanpa melalui mekanisme Kliring pengembalian.

e) Dalam hal hasil pencocokan sebagaimana dimaksud pada huruf c)

tidak terdapat perbedaan, petugas Peserta:

(1) membubuhkan tanda tangan dan mencantumkan nama jelas

pada RWD-Kliring Penyerahan yang diterima dari petugas

Peserta lain; dan

(2) mengembalikan lembar kedua RWD-Kliring Penyerahan yang

telah ditandatangani sebagaimana dimaksud pada angka (1)

kepada petugas Peserta yang menyerahkan sebagai bukti

penerimaan Warkat Debet.

d. Kegiatan di Kantor Peserta Setelah Menerima Warkat Debet dan Laporan Hasil

Kliring Penyerahan dari PKL

Setelah menerima Warkat Debet dan laporan-laporan hasil Kliring penyerahan,

Peserta meneliti dan mencocokkan laporan-laporan hasil proses Kliring

222

Page 114: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

penyerahan dengan:

1) Warkat Debet dan DKE Debet yang diserahkan; dan

2) Warkat Debet dan DKE Debet yang diterima.

2. Kliring Pengembalian

a. Kegiatan Awal di Kantor Peserta

Kegiatan awal di kantor Peserta meliputi persiapan pengiriman DKE Debet dan

Warkat Debet yang akan diperhitungkan dalam Kliring pengembalian, yang

meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Proses Verifikasi

Peserta melakukan verifikasi terhadap Warkat Debet yang diterima dari

Peserta lainnya serta DKE Debet yang diterima dari PKL pada saat Kliring

penyerahan, dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Pengembalian Warkat Debet dan DKE Debet dilakukan sesuai

dengan alasan penolakan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

7.1.

b) Dalam hal terdapat missing item yang akan diselesaikan melalui

Kliring pengembalian maka pengembalian DKE Debet tersebut harus

disertai dengan fotokopi Surat Pernyataan Adanya Missing Item

sebagaimana dimaksud pada butir 1.c.3)d)(1).

2) Pembuatan DKE Debet

Pembuatan DKE Debet dilakukan berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana

dimaksud pada angka 1) dengan cara sebagai berikut:

a) input DKE Debet secara manual melalui TPK; dan/atau

b) import DKE Debet dari sistem internal Peserta atau media

penyimpan data elektronis ke TPK.

Pembuatan DKE Debet untuk Kliring pengembalian harus memenuhi

persyaratan kelengkapan pengisian informasi sesuai dengan Buku Pedoman

TPK yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia secara terpisah dari Surat Edaran

ini.

3) Pembuatan Batch DKE Debet

a) Pembuatan batch DKE Debet dapat dilakukan melalui TPK atau

sistem internal Peserta.

b) Pembuatan batch DKE Debet untuk Kliring pengembalian harus

memenuhi persyaratan kelengkapan pengisian informasi sesuai

223

Page 115: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

dengan Buku Pedoman TPK yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia

secara terpisah dari Surat Edaran ini.

c) Batch DKE Debet harus dalam keadaan balance (seimbang) yaitu

total nominal rincian DKE Debet harus sama dengan nominal batch

DKE Debet.

4) Pengiriman Batch DKE Debet ke SSK

a) Pengiriman batch DKE Debet dari TPK on-line ke SSK dilakukan

secara bertahap sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

b) Status keberhasilan pelaksanaan pengiriman batch DKE Debet

ditentukan berdasarkan konfirmasi elektronis dari SSK ke TPK on-

line. Batch DKE Debet yang berhasil diterima oleh SSK akan diberi

status “SUDAH TERKIRIM”. Dalam hal pengiriman batch DKE Debet

tersebut mengalami kegagalan, akan diberi status “BELUM

TERKIRIM”.

Selanjutnya Peserta dapat melakukan pengiriman ulang sepanjang

memenuhi jadwal yang telah ditetapkan.

5) Persiapan Warkat Debet dan Dokumen Kliring

Sebelum dibawa ke kantor PKL, Peserta menyiapkan Warkat Debet dan

Dokumen Kliring untuk Kliring pengembalian, yang meliputi kegiatan sebagai

berikut :

a) Melalui TPK atau aplikasi lainnya mencetak ”Daftar DKE Yang Ditolak

Per Peserta Penerima” dalam rangkap 2 (dua) kemudian

membubuhkan stempel Kliring, tanda tangan dan nama jelas

petugas Peserta yang berwenang.

b) Menyiapkan BPWD-Kliring Pengembalian dengan tata cara sesuai

ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir D.3 Bab V mengenai

Warkat Debet dan Dokumen Kliring.

c) Menyusun bundel Warkat Debet dengan urutan sebagai berikut:

(1) BPWD-Kliring Pengembalian;: dan

(2) Warkat Debet

b. Kegiatan di kantor PKL

Petugas PKL melakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Setelah batas waktu transmit DKE Debet untuk Kliring pengembalian

berakhir, petugas PKL dengan menggunakan KPK, melakukan:

224

Page 116: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

a) download DKE Kliring pengembalian dari SSK.

Dalam hal KPK gagal melakukan download DKE outgoing dari SSK,

maka petugas PKL meminta peserta di wilayah yang bersangkutan

untuk mengirimkan batch DKE secara off-line dengan tata cara

sebagaimana pengiriman batch DKE di Wilayah Kliring Off-line

Manual.

b) perhitungan Bilyet Saldo Kliring Pengembalian;

c) perhitungan Bilyet Saldo Kliring Debet, yang merupakan hasil off-

setting atau penjumlahan antara Bilyet Saldo Kliring Penyerahan dan

Bilyet saldo Kliring Pengembalian, apabila Kliring pengembalian

dilakukan pada tanggal yang sama dengan Kliring penyerahan;

d) pengiriman Bilyet Saldo Kliring Pengembalian ke SSK;

e) pengiriman Bilyet Saldo Kliring Debet ke SSK apabila Kliring

pengembalian dilakukan pada tanggal yang sama dengan Kliring

penyerahan;

f) pencetakan laporan-laporan hasil Kliring pengembalian;

g) pencetakan laporan-laporan hasil Kliring Debet apabila Kliring

pengembalian dilakukan pada tanggal yang sama dengan Kliring

penyerahan.

2) Mendistribusikan kepada Peserta:

a) laporan-laporan hasil Kliring pengembalian;

b) laporan-laporan hasil Kliring pengembalian Debet apabila Kliring

pengembalian dilakukan pada tanggal yang sama dengan Kliring

penyerahan; dan

c) media rekam data elektronis yang berisi transaksi masuk (incoming)

DKE Debet Kliring Pengembalian.

Pada saat mengambil dokumen dari PKL sebagaimana dimaksud pada

angka (1) sampai dengan angka (3), petugas Peserta harus menunjukkan

TPPK.

c. Kegiatan di Kantor Peserta Setelah Menerima Warkat Debet dan Laporan Hasil

Proses Kliring Pengembalian dari PKL

Setelah menerima Warkat Debet dan laporan-laporan hasil proses Kliring,

petugas PKL melakukan proses perekaman DKE Debet, selanjutnya petugas

Peserta melakukan kegiatan sebagai berikut:

225

Page 117: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

1) Meneliti dan mencocokkan laporan-laporan hasil proses Kliring

pengembalian dengan:

a) Warkat Debet dan DKE Debet yang diserahkan; dan

b) Warkat Debet dan DKE Debet yang diterima.

2) Melalui TPK atau aplikasi lainnya, membuat SKP berdasarkan data

incoming DKE Debet Kliring Pengembalian. Contoh format SKP

sebagaimana tercantum dalam Lampiran 7.2.

3) Mencocokkan SKP sebagaimana dimaksud pada angka 2) dengan ”Daftar

DKE Yang Ditolak Per Peserta Penerima” yang diterima pada saat Kliring

pengembalian.

E. Sandi Transaksi dalam pembuatan DKE Debet

Dalam pembuatan DKE Debet oleh Peserta pada saat Kliring penyerahan, jenis sandi transaksi

yang digunakan mengacu pada sandi transaksi untuk jenis Warkat Debet sebagaimana

dimaksud pada butir D.2.d.2) Bab V mengenai Warkat Debet dan Dokumen Kliring.

F. Laporan dalam Penyelenggaraan Kliring Debet

Jenis laporan Kliring Debet yang dicetak dan didistribusikan oleh PKL kepada Peserta pada saat

Kliring penyerahan dan Kliring pengembalian, sebagaimana tercantum dalam Lampiran 7.4.

G. Perhitungan Bilyet Saldo Kliring (BSK) Debet Nasional dan Informasi Awal Hasil Kliring Debet

Nasional

1. Perhitungan BSK Debet Nasional

a. Setelah batas waktu pengiriman BSK Debet dari KPK ke SSK berakhir, PKN melalui

SSK melakukan perhitungan BSK Debet secara nasional untuk masing-masing

Bank.

b. BSK Debet secara nasional untuk masing-masing Bank merupakan penjumlahan

atau off-setting BSK Debet dari seluruh Wilayah Kliring yang dikirim oleh PKL

melalui KPK ke SSK.

c. Khusus untuk Wilayah Kliring yang Kliring pengembaliannya dilakukan pada hari

kerja berikutnya setelah Kliring penyerahan, maka yang diperhitungkan dalam

BSK Debet secara nasional hanya BSK penyerahan.

d. Hasil perhitungan BSK Debet nasional masing-masing Bank dapat berupa:

1) net kredit atau ”menang kliring” yaitu apabila total tagihan Bank secara

nasional pada Kliring Debet lebih besar daripada total kewajiban;

2) net nihil yaitu apabila total tagihan Bank secara nasional pada Kliring Debet

sama dengan total kewajiban; atau

Bank …

226

Page 118: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

3) net debet atau ”kalah kliring” yaitu apabila total kewajiban Bank secara

nasional pada Kliring Debet lebih besar daripada total tagihan.

Total kewajiban suatu Bank merupakan total DKE Debet secara nasional yang

diterima oleh Bank yang bersangkutan dari Bank-Bank lain yang didukung oleh

Pendanaan Awal (prefund) yang cukup (incoming confirmed) dari Bank yang

bersangkutan, sedangkan total tagihan suatu Bank merupakan total DKE Debet

secara nasional yang dikirim oleh Bank yang bersangkutan kepada Bank-Bank lain

yang didukung oleh Pendanaan Awal (prefund) yang cukup (outgoing confirmed)

dari Bank-Bank lain dimaksud.

2. Informasi Awal dan Penambahan Pendanaan Awal (Top-Up Prefund)

a. PKN menyediakan informasi awal mengenai BSK Debet nasional sebagaimana

dimaksud dalam butir 1.d yang dapat diakses oleh kantor pusat Peserta melalui

TPK on-line dalam rentang waktu jam operasional penyelenggaraan SKNBI.

b. Dalam hal masih terdapat kewajiban atau tagihan yang belum didukung oleh

Pendanaan Awal (prefund) Bank yang cukup, maka Bank harus menambah

kekurangan Pendanaan Awal (prefund) dalam bentuk dana tunai (cash prefund)

dan/atau agunan (collateral prefund) sampai dengan batas waktu yang

ditetapkan Bank Indonesia. Tata cara penambahan Pendanaan Awal (top-up

prefund) sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Bab VI mengenai

Pendanaan Awal (Prefund).

H. Penyelesaian Akhir Kliring Debet

Setelah batas waktu penambahan Pendanaan Awal (top-up prefund) sebagaimana dimaksud

pada butir G.2.b berakhir, PKN melalui SSK melakukan Penyelesaian Akhir Kliring Debet untuk

masing-masing Bank, sebagai berikut:

1. Apabila BSK Debet Bank secara nasional sebagaimana dimaksud pada butir G.1.d

menunjukkan net kredit, maka Penyelesaian Akhir dilakukan dengan mengkredit rekening

giro Bank yang bersangkutan sebesar total penjumlahan antara:

a. nilai net kredit; dan

b. nilai Pendanaan Awal (prefund) dalam bentuk dana tunai (cash prefund).

2. Apabila BSK Debet Bank secara nasional sebagaimana dimaksud pada butir G.1.d

menunjukkan nilai net nihil, maka Penyelesaian Akhir dilakukan dengan mengkredit

rekening giro Bank yang bersangkutan sebesar nilai Pendanaan Awal dalam bentuk dana

tunai (cash prefund).

3. Apabila BSK Debet Bank secara nasional sebagaimana dimaksud pada butir G.1.d

227

Page 119: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

menunjukkan net debet, maka:

a. Penyelesaian Akhir dilakukan berdasarkan hasil pengurangan antara nilai Pendanaan

Awal dalam bentuk dana tunai (cash prefund) dengan nilai net debet.

b. Dalam hal hasil pengurangan sebagaimana dimaksud pada angka 1) menunjukkan

selisih positif atau selisih nihil, maka Penyelesaian Akhir dilakukan dengan ketentuan

sebagai berikut:

1) apabila hasil pengurangan menunjukkan selisih positif, maka rekening giro Bank

dikredit sebesar selisih positif tersebut;

2) apabila hasil pengurangan menunjukkan selisih nihil, maka rekening giro Bank

dikredit sebesar selisih nihil; atau

c. Dalam hal hasil pengurangan sebagaimana dimaksud pada angka 1) menunjukkan

selisih negatif, maka Penyelesaian Akhir dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) mendebet rekening giro Bank yang bersangkutan sebesar selisih negatif tersebut.

2) Dalam hal rekening giro Bank yang bersangkutan sebagaimana pada huruf a) tidak

mencukupi untuk menutup selisih negatif tersebut, maka kekurangan dari selisih

negatif yang telah diperhitungkan dengan dana pada rekening giro Bank, dipenuhi

dengan Pendanaan Awal dalam bentuk agunan (collateral prefund).

Mekanisme penggunaan Pendanaan Awal dalam bentuk agunan (collateral

prefund) sebagaimana tersebut di atas tunduk pada ketentuan Bank Indonesia

yang mengatur mengenai Fasilitas Likuiditas Intrahari (FLI).

I. Penanganan Warkat Debet atas DKE Debet unconfirmed

1. DKE Debet unconfirmed merupakan DKE Debet yang tidak diperhitungkan karena tidak

didukung dengan Pendanaan Awal (prefund) yang cukup dari Bank penerima.

2. Warkat Debet dari DKE Debet unconfirmed sebagaimana dimaksud pada angka 1 harus

disampaikan kepada Peserta penerima oleh:

a. PKL untuk Wilayah Kliring otomasi; atau

b. Peserta pengirim untuk Wilayah Kliring manual.

3. Peserta penerima yang menerima Warkat Debet atas DKE Debet unconfirmed harus

menyelesaikan kewajiban pembayaran Warkat Debet sepanjang Warkat Debet tersebut

memenuhi persyaratan untuk pembayaran dan tersedia dana nasabah penarik yang

cukup pada Peserta penerima. Ketentuan mengenai persyaratan untuk pembayaran,

ketersediaan dana nasabah penarik dan penyelesaian kewajiban pembayaran tersebut

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai Warkat Debet.

4. Penyelesaian kewajiban pembayaran Warkat Debet sebagaimana pada angka 3

dengan …

228

Page 120: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

dilakukan segera dengan memperhatikan kesepakatan antar Peserta SKNBI (Bye-Laws).

5. Bank Penerima melaporkan hasil penyelesaian Warkat Debet sebagaimana dimaksud

pada angka 3 kepada PKL paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak tanggal dilaksanakannya

penyelesaian kewajiban pembayaran, dengan format laporan sebagaimana Lampiran

7.4a.

J. Penanganan Warkat Debet yang tertolak (reject) oleh mesin baca pilah di Wilayah Kliring On-

line Otomasi dan Wilayah Kliring Off-line Otomasi

1. Dalam penyelenggaraan Kliring Debet di Wilayah On-line Otomasi dan Wilayah Off-line

Otomasi, Warkat Debet yang diproses oleh PKL melalui mesin baca pilah dapat tertolak

(reject) dapat tertolak (reject) oleh mesin baca pilah karena alasan-alasan sebagai

berikut:

a. Warkat Debet yang dikliringkan melanggar ketentuan Bank Indonesia yang

mengatur mengenai penggunaan nota debet dalam Kliring;

b. sandi peserta pada MICR code line tidak dikenal;

2. Dalam hal Warkat Debet yang tertolak (reject) dikembalikan oleh PKL kepada Peserta

pengirim, maka pengembalian Warkat Debet oleh PKL disertai dengan formulir

pengembalian sebagaimana tercantum dalam Lampiran 7.6.

K. Penyelesaian Selisih Data Kliring Penyerahan di Wilayah Kliring On-line Otomasi dan Wilayah

Kliring Off-line Otomasi

1. Penyebab Selisih Data Kliring Penyerahan

Selisih data Kliring penyerahan dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

a. DKE Debet diproses oleh PKL sedangkan Warkat Debet tidak diproses oleh PKL

(missing item) karena Warkat Debet tidak disampaikan kepada PKL;

b. DKE Debet tidak diproses oleh PKL sedangkan Warkat Debet diterima PKL

(unlisted item). Unlisted item dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

1) DKE Debet tidak diterima oleh PKL; atau

2) DKE Debet diterima oleh PKL tetapi tidak diperhitungkan karena tidak

didukung oleh Pendanaan Awal (prefund) yang cukup.

2. Tata Cara Penyelesaian Selisih Data Kliring Penyerahan

Penyelesaian selisih data Kliring penyerahan yang disebabkan oleh hal-hal sebagaimana

dimaksud pada angka 2 diatur sebagai berikut:

a. Penyelesaian selisih data Kliring penyerahan karena Missing Item

1) Penyelesaian missing item karena alasan sebagaimana dimaksud pada

2. Dalam …

229

Page 121: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

butir 2.a.1) diatur sebagai berikut :

a) Peserta pengirim harus menyerahkan Warkat Debet dimaksud

secara langsung kepada Peserta yang seharusnya menerima Warkat

Debet paling lambat 2 (dua) jam sebelum batas akhir waktu

penyerahan Warkat Debet dalam Kliring pengembalian;

b) dalam hal Warkat Debet tersebut tidak dapat disampaikan kepada

Peserta yang seharusnya menerima Warkat Debet dalam batas

waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud dalam huruf a),

maka Peserta yang seharusnya menerima Warkat Debet dapat

menolak DKE Debet yang bersangkutan

melalui mekanisme Kliring pengembalian dengan melampirkan

fotokopi surat pernyataan missing item sebagaimana contoh pada

Lampiran 7.3.

2) Penyelesaian missing item karena alasan sebagaimana dimaksud pada

butir 2.a.2) diatur sebagai berikut:

a) PKL mengembalikan Warkat Debet kepada Peserta pengirim;

b) Peserta penerima mengembalikan DKE Debet yang merupakan

missing item tersebut melalui mekanisme Kliring pengembalian

dengan melampirkan fotokopi surat pernyataan missing item

sebagaimana contoh pada Lampiran 7.3.

b. Penyelesaian selisih data Kliring penyerahan karena Unlisted Item

1) Dalam hal selisih data Kliring penyerahan disebabkan oleh unlisted item,

maka Peserta penerima harus menyelesaikan Warkat Debet tersebut

kepada Peserta pengirim sesuai kesepakatan.

2) Dalam hal Warkat Debet tersebut harus ditolak karena tidak memenuhi

syarat formal dan/atau saldo tidak cukup maka pengembalian Warkat

Debet dimaksud dilakukan di luar mekanisme Kliring pengembalian.

L. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan oleh Peserta Dalam Penyelenggaraan Kliring Debet

1. Pembuatan Batch DKE Debet

a. Dalam pembuatan batch DKE Debet untuk Kliring penyerahan dan Kliring

pengembalian, jumlah transaksi dalam 1 (satu) batch paling banyak 200 (dua

ratus) transaksi dan jumlah nominal dalam 1 (satu) batch kurang dari

Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun Rupiah).

230

Page 122: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

b. Untuk Peserta di Wilayah Kliring On-line Otomasi dan Wilayah Kliring Off-line

Otomasi, urutan DKE Debet dalam setiap batch harus sama dengan urutan

Warkat Debet pada setiap bundel yang disampaikan kepada PKL.

2. Persiapan Warkat Debet

Dalam menyiapkan bundel Warkat Debet untuk Kliring penyerahan dan Kliring

pengembalian yang akan diserahkan kepada PKL Peserta di Wilayah Kliring On-line

Otomasi dan Wilayah Kliring Off-line Otomasi harus memperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

a. Jumlah Warkat Debet dalam satu 1 (satu) bundel paling banyak 200 (dua ratus)

lembar dan jumlah nominal dalam 1 (satu) bundel kurang dari

Rp1.000.000.000.000,00 (satu trilyun Rupiah).

b. Peserta harus menyampaikan bundel Warkat Debet ke PKL apabila batch DKE

Debet yang bersangkutan telah dikirim dan diterima oleh KPK atau telah direkam

ke dalam media rekam data elektronis. Peserta tidak dapat menyampaikan

Warkat

Debet ke PKL apabila DKE Debet yang bersangkutan tidak diterima oleh KPK atau

tidak direkam ke dalam media rekam data elektronis, karena akan menimbulkan

selisih.

c. Setiap bundel Warkat Debet yang akan diserahkan ke PKL harus dalam keadaan

seimbang (jumlah nominal rincian Warkat Debet sama dengan jumlah nominal

pada kartu batch), telah diperiksa susunannya, keabsahan, dan kelengkapan

Dokumen Kliring.

d. Melakukan penelitian atas Warkat Debet dan Dokumen Kliring sebelum

diserahkan kepada PKL. Dalam hal ini Peserta bertanggung jawab atas :

1) keabsahan Warkat Debet dan Dokumen Kliring;

2) kebenaran pencantuman informasi MICR code line pada Warkat Debet dan

Dokumen Kliring;

3) kebenaran jumlah lembar dan nominal pada Warkat Debet dan Dokumen

Kliring;

4) kelengkapan Dokumen Kliring.

Jumlah nominal yang tercantum pada BPWD-Kliring Penyerahan/BPWD-Kliring

Pengembalian dan kartu batch harus sama dengan jumlah nominal keseluruhan

Warkat Debet

e. Menjaga kondisi fisik Warkat Debet agar tidak lusuh, basah atau rusak. Pada

)

P

e

t

u

g

a

s

231

Page 123: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

setiap Warkat Debet dalam bundel Peserta perlu memperhatikan agar tidak

terdapat benda yang dapat mengganggu proses pengolahan seperti paper-clips,

staples, dan sebagainya.

f. Melakukan pencocokan antara jumlah yang tertulis pada Warkat Debet dengan

jumlah yang dihasilkan oleh mesin encoder.

g. Sandi Peserta pada BPWD-Kliring Penyerahan/BPWD-Kliring Pengembalian dan

kartu batch harus sama dengan sandi Peserta pada stempel Kliring dan TPPK.

h. Meningkatkan ketelitian dalam melakukan encode pada Warkat Debet dan

Dokumen Kliring.

3. Pencocokan Bundel Warkat dan Media Rekam Data Elektronik

Pada saat di kantor PKL, Peserta harus mencocokan:

a. jumlah bundel Warkat Debet yang diserahkan kepada PKL pada saat Kliring

penyerahan dengan jumlah BPWD-Kliring Penyerahan yang diterima dari PKL;

b. jumlah bundel Warkat Debet yang diserahkan kepada PKL pada saat Kliring

pengembalian dengan jumlah BPWD-Kliring Pengembalian yang diterima dari

PKL;

c. jumlah media rekam data elektronis yang berisi DKE Debet yang diserahkan

kepada PKL pada saat Kliring penyerahan dengan jumlah BPR-Kliring Penyerahan

yang diterima dari PKL; dan

d. jumlah media rekam data elektronis yang berisi DKE Debet yang diserahkan

kepada PKL pada saat Kliring pengembalian dengan jumlah BPR-Kliring

Pengembalian yang diterima dari PKL.

Dalam hal terdapat ketidakcocokan antara jumlah bundel Warkat dengan jumlah

BPWD-Kliring sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, atau jumlah media

rekam data elektronis dengan jumlah BPR-Kliring sebagaimana dimaksud pada huruf c

dan huruf d, setelah Petugas Kliring meninggalkan loket kantor PKL maka hal tersebut

menjadi tanggung jawab Peserta.

4. Penggunaan Media Rekam Data Elektronis

Pada saat Kliring penyerahan dan Kliring pengembalian, Peserta di Wilayah Kliring Off-

line Otomasi dan Wilayah Kliring Off-line Manual menyampaikan media rekam data

elektronis yang berisi DKE Debet dalam media rekam data elektronis berupa disket,

flash disk atau compact disk, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. media rekam data elektronis yang disampaikan kepada PKL harus bebas dari virus

serta tidak rusak atau cacat;

232

Page 124: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

b. untuk menghindari terjadinya kerusakan pada media rekam data elektronis,

Peserta agar secara berkala mengganti media rekam data elektronis yang sudah

digunakan pada Kliring penyerahan

dan Kliring pengembalian dengan media rekam data elektronis baru; dan

c. untuk menghindari kemungkinan terhambatnya kelancaran proses Kliring

penyerahan dan Kliring pengembalian akibat kerusakan pada media rekam data

elekronis, Peserta agar merekam DKE Debet ke dalam media rekam data

elektronis utama dan media rekam data elektronis cadangan.

5. Penolakan Warkat Debet karena adanya tindak pidana

Dalam hal Warkat Debet ditolak karena diduga terdapat suatu tindak pidana sesuai

dengan surat keterangan dari Kepolisian, maka Peserta penerima melakukan hal-hal

sebagai berikut :

a. menahan Warkat Debet tersebut dan membuat surat keterangan penahanan

dalam rangkap 3 (tiga), yang menyatakan bahwa Peserta penerima telah

menerima serta menahan Warkat Debet tersebut, karena diduga ada

hubungannya dengan suatu tindak pidana sesuai dengan surat bukti lapor dari

Kepolisian;

b. pada saat Kliring pengembalian, surat keterangan penahanan tersebut yang

dilampiri dengan fotokopi surat bukti lapor dari Kepolisian dan fotokopi Warkat

Debet yang bersangkutan, disampaikan kepada pihak-pihak sebagai berikut :

1) lembar asli kepada nasabah penyetor melalui Peserta pengirim;

2) 1 (satu) tembusan kepada Peserta pengirim; dan

3) 1 (satu) tembusan kepada PKL.

Contoh Surat Keterangan Penahanan Warkat sebagaimana dimaksud dalam

huruf a) adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran 7.7.

6. Penolakan Warkat Debet di luar mekanisme Kliring Pengembalian

Dalam hal Peserta penerima dalam Kliring penyerahan tidak dapat melakukan

penolakan Warkat Debet yang seharusnya ditolak berdasarkan suatu alasan penolakan

tertentu melalui mekanisme Kliring pengembalian, Peserta penerima harus segera

menginformasikan kepada Peserta pengirim yang bersangkutan untuk diselesaikan

secara bilateral.

7. Hal-hal Lain yang Perlu Diperhatikan:

a. Peserta di Wilayah Kliring On-line Otomasi dan Wilayah Kliring Off-line Otomasi,

perlu melakukan pencocokan antara jumlah lembar dan jumlah nominal pada

c. untuk …

233

Page 125: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

BPWD-Kliring Penyerahan/BPWD-Kliring Pengembalian yang diterima dari PKL

dengan catatan intern Peserta mengenai jumlah lembar dan jumlah nominal

pada BPWD-Kliring Penyerahan/BPWD-Kliring Pengembalian yang diserahkan

kepada PKL.

b. Petugas Peserta yang menerima Warkat Debet dan atau laporan hasil proses

Kliring milik Peserta lain, harus segera memberitahukan dan menyerahkan

kepada Peserta yang seharusnya menerima serta melaporkan kepada PKL pada

hari yang sama.

c. Jumlah lembar dan jumlah nominal Warkat Debet pada bukti penyerahan harus

sama dengan jumlah DKE Debet yang dikirim ke KPK atau yang direkam pada

media rekam data elektronis.

M. Kehadiran Petugas Peserta pada Saat Kliring Penyerahan dan Kliring Pengembalian

1. Wilayah Kliring On-line Otomasi

a. Pada saat Kliring penyerahan dan Kliring pengembalian, petugas Peserta harus

menyerahkan Warkat Debet kepada PKL pada jadwal yang telah ditetapkan.

b. Dalam hal petugas Peserta menyerahkan Warkat Debet setelah batas akhir yang

ditetapkan, maka:

1) petugas PKL harus menolak Warkat Debet Peserta yang bersangkutan;

dan

2) Peserta yang bersangkutan harus menerima distribusi Warkat Debet dan

laporan hasil Kliring penyerahan/Kliring pengembalian dari PKL.

2. Wilayah Kliring Off-line Otomasi

a. Pada saat Kliring penyerahan dan Kliring pengembalian, petugas Peserta harus

menyerahkan Warkat Debet dan media rekam data elektronis yang berisi DKE

Debet kepada PKL pada jadwal yang telah ditetapkan.

b. Dalam hal petugas Peserta menyerahkan Warkat Debet dan media rekam data

elektronis yang berisi DKE Debet setelah batas akhir yang ditetapkan, maka:

1) petugas PKL harus menolak Warkat Debet dan rekaman DKE Debet

Peserta yang bersangkutan; namun

2) Peserta yang bersangkutan harus menerima distribusi Warkat Debet dan

laporan hasil Kliring penyerahan/Kliring pengembalian dari PKL.

3. Wilayah Kliring Off-line Manual

a. Petugas Peserta harus hadir dalam pertemuan Kliring penyerahan dan Kliring

pengembalian pada jadwal yang telah ditetapkan.

234

Page 126: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

b. Dalam hal petugas Peserta hadir melewati batas akhir jadwal Kliring

penyerahan/Kliring pengembalian yang ditetapkan maka:

1) media rekam data elektronis yang berisi DKE Debet Peserta yang

bersangkutan ditolak oleh PKL;

2) petugas Peserta harus menerima Warkat Debet dari Peserta lainnya serta

laporan hasil Kliring penyerahan/Kliring pengembalian dari PKL;

c. Dalam hal petugas Peserta tidak hadir, maka:

DKE Debet dan Warkat Debet dari dan untuk Peserta yang tidak hadir

tersebut tidak diperhitungkan dalam Kliring Debet.

4. Wilayah Kliring On-line Manual:

a. Petugas Peserta harus hadir dalam pertemuan Kliring penyerahan dan Kliring

pengembalian pada jadwal yang telah ditetapkan.

b. dalam hal petugas Peserta hadir melewati batas akhir jadwal Kliring

penyerahan/Kliring pengembalian yang ditetapkan maka

petugas Peserta harus menerima Warkat Debet dari Peserta lainnya serta laporan

hasil Kliring penyerahan/Kliring pengembalian dari PKL;

c. dalam hal petugas Peserta tidak hadir, maka DKE Debet dan Warkat Debet

dari dan untuk Peserta yang tidak hadir tersebut tidak diperhitungkan dalam

Kliring Debet;

d. Peserta dinyatakan tidak hadir jika dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) menit

sejak cut off window Kliring penyerahan tidak hadir di PKL.

N. Fasilitas dalam Penyelenggaraan Kliring Debet

1. Data Incoming DKE Debet

a. Peserta dapat memperoleh data transaksi masuk (incoming DKE Debet) baik dari

hasil Kliring penyerahan maupun Kliring pengembalian.

b. Incoming DKE Debet sebagaimana dimaksud pada huruf a dapat diperoleh

dengan mekanisme sebagai berikut:

1) Melalui proses down-load incoming DKE Debet dari KPK

a) Download incoming DKE Debet dari KPK ke TPK hanya dapat

dilakukan oleh Peserta yang menggunakan TPK on-line.

b) Proses download incoming DKE Debet untuk Kliring

penyerahan/Kliring pengembalian dapat dilakukan setelah PKL

melakukan proses perhitungan Kliring penyerahan/Kliring

pengembalian dan berhasil mengirimkan DKE Debet dan BSK ke SSK.

235

Page 127: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

2) Melalui permintaan perekaman transaksi masuk (incoming) DKE Debet

kepada PKL

a) Peserta di Wilayah Kliring Off-line Otomasi dan Wilayah Kliring Off-

line Manual yang menggunakan TPK off-line, dapat memperoleh

rekaman transaksi masuk (incoming) DKE Debet dari PKL.

b) Untuk memperoleh rekaman transaksi masuk (incoming) DKE Debet

sebagaimana dimaksud pada huruf a), Peserta harus menyediakan

media rekam data elektronis yang diserahkan kepada PKL sebelum

penyelenggaraan Kliring penyerahan/Kliring pengembalian selesai.

c) Media rekam data elektronis sebagaimana dimaksud pada huruf b)

dapat berupa disket, compact disk, atau flash disk.

d) Jenis media rekam data elektronis sebagaimana dimaksud pada

huruf c) didasarkan atas ketersediaan fasilitas perekaman yang ada

di PKL.

e) Proses perekaman transaksi masuk (incoming) DKE Debet oleh PKL

dilakukan setelah PKL melakukan proses perhitungan Kliring

penyerahan/Kliring pengembalian dan berhasil mengirimkan DKE

Debet dan BSK ke SSK.

2. Permintaan Cetak Ulang Laporan Hasil Proses Kliring Penyerahan/Kliring Pengembalian

a. PKL dapat menyediakan permintaan cetak ulang laporan hasil proses Kliring

penyerahan dan Kliring pengembalian. Permintaan cetak ulang atas laporan

tersebut dilakukan secara tertulis oleh pejabat Peserta dengan menyebutkan

alasan permintaan.

b. Contoh format permohonan cetak ulang laporan hasil proses Kliring

penyerahan/Kliring pengembalian dan tanda terima pengambilan laporan

sebagaimana tercantum dalam Lampiran 7.8.a dan 7.8.b.

3. Permintaan Salinan (Image) Warkat Debet

PKL di Wilayah Kliring On-line Otomasi dan Wilayah Kliring Off-line Otomasi dapat

menyediakan salinan (image) Warkat Debet yang telah diproses secara otomasi melalui

mesin baca pilah, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Permintaan salinan (image) Warkat Debet dilakukan secara tertulis oleh pejabat

Peserta dengan menyebutkan alasan permintaan dan melampirkan fotokopi

lembar laporan hasil proses Kliring penyerahan yang menunjukkan adanya data

236

Page 128: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Warkat Debet dimaksud. Contoh format permohonan Salinan (image) Warkat

Debet dan tanda terima pengambilan salinan (image) Warkat Debet sebagaimana

tercantum dalam Lampiran 7.9.a dan 7.9.b.

b. Permintaan salinan (image) Warkat Debet sebagaimana dimaksud pada huruf a,

hanya dapat dilakukan maksimal 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak Warkat

Debet yang bersangkutan dikliringkan.

c. Dalam hal salinan (image) Warkat Debet tidak dapat diberikan karena terjadi

kerusakan pada mesin baca pilah, maka sebagai pengganti salinan (image)

Warkat Debet, PKL memberikan surat keterangan bahwa Warkat Debet tersebut

telah diproses.

d. Apabila Peserta penerima menggunakan salinan (image) Warkat Debet tersebut

sebagai dasar pembukuan ke rekening nasabah, maka segala konsekuensi yang

timbul atas pembukuan tersebut merupakan tanggung jawab Peserta penerima.

e. Apabila Peserta penerima telah menggunakan salinan (image) Warkat Debet

sebagai dasar pembukuan, maka Warkat Debet tersebut tidak dapat dikliringkan

kembali oleh siapapun.

f. Dalam hal Warkat Debet hilang setelah diproses secara otomasi melalui mesin

baca pilah, Peserta penerima dapat menolak DKE Debet yang Warkat

Debetnya hilang tersebut melalui

mekanisme Kliring pengembalian dengan melampirkan salinan (image) Warkat

Debet dan surat keterangan Warkat Debet hilang yang ditujukan kepada nasabah

yang menyetorkan Warkat Debet melalui Peserta pengirim yang ditandatangani

oleh pejabat Peserta penerima.

4. Fasilitas Investigasi Selisih

a. PKL di Wilayah Kliring On-line Otomasi dan Wilayah Kliring Off-line Otomasi dapat

menyediakan fasilitas investigasi selisih berupa penelitian terhadap

ketidaksesuaian antara laporan hasil proses Kliring penyerahan dengan:

1) DKE Debet atau data Warkat Debet yang disampaikan Peserta kepada PKL;

dan atau

2) Warkat Debet yang diterima Peserta dari PKL.

b. Permintaan fasilitas investigasi selisih dilakukan melalui telepon atau faksimili

oleh Peserta untuk selanjutnya ditegaskan secara tertulis dengan surat yang

dilampiri bukti penyerahan Warkat Debet dan laporan hasil proses Kliring

penyerahan atau data pendukung lainnya yang diperlukan.

237

Page 129: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

c. Permintaan untuk melakukan investigasi selisih hanya dapat diajukan oleh

Peserta dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja setelah hasil Kliring penyerahan

dibukukan oleh Bank Indonesia. Dalam hal permintaan untuk melakukan

investigasi selisih tersebut melampaui jangka waktu tersebut, PKL tidak dapat

menyediakan fasilitas investigasi selisih, kecuali apabila terdapat indikasi tindak

pidana.

5. Pengujian Kualitas MICR Code Line

Peserta di Wilayah Kliring On-line Otomasi dan Wilayah Kliring Off-line Otomasi dapat

meminta bantuan PKL untuk melakukan pengujian kualitas MICR code line apabila

tingkat reject Warkat Debet Peserta cukup tinggi. Permintaan pengujian kualitas MICR

code line disampaikan secara tertulis melalui surat oleh Peserta kepada PKL dengan

menyertakan spesimen Warkat Debet sebanyak 100 (seratus) lembar.

238

Page 130: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

BAB VIII

PENYELENGGARAAN KLIRING KREDIT

Penyelenggaraan Kliring Kredit dilakukan secara nasional dengan proses perhitungan dilakukan

terpusat di PKN. Secara umum penyelenggaraan Kliring Kredit pada setiap hari kerja dilakukan dalam

2 (dua) siklus yaitu siklus 1 (satu) dan siklus 2 (dua). Namun dalam kondisi tertentu dapat

diselenggarakan hanya dalam satu siklus yaitu siklus 1 (satu) atau siklus 2 (dua) saja.

Penyelesaian akhir hasil perhitungan Kliring Kredit dalam satu siklus dapat dilakukan lebih dari satu

kali melalui Penyelesaian Akhir Secara Periodik sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

A. Tata Cara Penyelenggaraan Kliring Kredit

Tata cara penyelenggaraan Kliring Kredit pada setiap siklus meliputi beberapa kegiatan

sebagai berikut:

1. Pembuatan DKE Kredit

Pembuatan DKE Kredit oleh Peserta dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. input DKE Kredit secara manual melalui TPK; dan/atau

b. import DKE Kredit dari sistem internal Peserta atau media rekam data elektronis

ke TPK.

Sandi transaksi yang dapat digunakan dalam pembuatan DKE Kredit adalah sandi

transaksi 50 – 59 sesuai dengan jenis data yang ditransaksikan sebagaimana tercantum

dalam Lampiran 8.1. Pembuatan DKE Kredit harus memenuhi persyaratan kelengkapan

pengisian informasi untuk DKE Kredit sesuai dengan Buku Pedoman TPK yang

dikeluarkan oleh Bank Indonesia secara terpisah dari Surat Edaran ini.

2. Pembuatan batch DKE Kredit

a. Pembuatan batch DKE Kredit dapat dilakukan melalui TPK atau sistem internal

Peserta.

b. Pembuatan batch DKE Kredit oleh Peserta harus memenuhi persyaratan

kelengkapan pengisian informasi untuk batch DKE Kredit sesuai dengan Buku

Pedoman TPK yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia secara terpisah dari Surat

Edaran ini.

c. Setiap batch DKE Kredit harus berisi DKE Kredit yang berasal dari satu Peserta

yang sama.

d. Batch DKE Kredit harus dalam keadaan seimbang (balance) yaitu total nominal

rincian DKE Kredit harus sama dengan nominal batch DKE Kredit.

3. Pengiriman batch DKE Kredit ke SSK

239

Page 131: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

a. Pengiriman batch DKE Kredit dapat dilakukan secara :

1) on line ke SSK melalui TPK on line; atau

2) off line ke KPK untuk selanjutnya dikirim secara on line ke SSK melalui KPK

oleh PKL.

b. Pengiriman batch DKE kredit secara on line melalui TPK on-line sebagaimana

dimaksud pada butir a. 1) dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Batch DKE Kredit yang dikirim dapat meliputi:

a) batch DKE Kredit yang berasal dari Peserta yang bersangkutan;

dan/atau

b) batch DKE Kredit yang berasal dari Peserta lain yang merupakan

Bank yang sama dengan Peserta pengirim.

2) Pengiriman batch DKE Kredit yang berasal dari Peserta lain sebagaimana

dimaksud pada butir 1) b) menggunakan sandi asal Wilayah Kliring dimana

kantor asal Peserta pengirim DKE Kredit berada.

3) Pengiriman batch DKE Kredit ke SSK dapat dilakukan secara bertahap

sesuai dengan jadwal Kliring Kredit yang ditetapkan.

4) SSK mengirimkan konfirmasi status keberhasilan pengiriman batch DKE

Kredit dari Peserta secara elektronis. Batch DKE Kredit yang berhasil

diterima oleh SSK akan diberi status “SUDAH TERKIRIM”, sedangkan batch

DKE Kredit yang belum dikirim atau mengalami kegagalan pengiriman

diberi status “BELUM TERKIRIM”. Peserta dapat melakukan pengiriman

ulang batch DKE yang berstatus “BELUM TERKIRIM” sepanjang memenuhi

jadwal yang telah ditetapkan.

c. Pengiriman batch DKE Kredit secara off line ke KPK untuk selanjutnya dikirim ke

SSK secara on line melalui KPK oleh PKL sebagaimana dimaksud butir a.2)

dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut.

1) Kegiatan Awal di Kantor Peserta

Dengan menggunakan TPK, Peserta melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) merekam batch DKE Kredit yang akan dikliringkan ke dalam media

rekam data elektronis berupa disket, flash disk, atau compact disk.

b) mencetak BPR-Kliring Kredit dalam rangkap 2 (dua), kemudian

membubuhkan stempel Kliring, tanda tangan dan nama jelas

petugas Peserta pada BPR-Kliring Kredit sebagai kontrol internal di

kantor Peserta.

240

Page 132: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

c) Batch DKE Kredit yang direkam sebagaimana dimaksud pada huruf

a) dapat meliputi:

(1) batch DKE Kredit yang berasal dari Peserta yang

bersangkutan; dan/atau

(2) batch DKE Kredit yang berasal dari Peserta lain yang

merupakan Bank yang sama dengan Peserta pengirim.

d) Pengiriman batch DKE Kredit yang berasal dari Peserta lain

sebagaimana dimaksud pada butir 1) b) menggunakan sandi asal

Wilayah Kliring dimana kantor asal Peserta pengirim DKE Kredit

berada.

2) Kegiatan di Kantor PKL

a) Petugas Kliring melakukan kegiatan sebagai berikut:

(1) Mencantumkan waktu penyerahan media data elektronis

yang berisi DKE Kredit dengan cara memasukkan lembar

pertama dan lembar kedua BPR-Kliring Kredit ke dalam mesin

penera waktu (time stamps).

(2) Menyerahkan kepada petugas PKL:

(a) media rekam data elektronis yang berisi DKE Kredit;

(b) lembar pertama dan lembar kedua BPR-Kliring Kredit;

dan

(c) fotokopi TPPK dan fotokopi identitas Petugas Kliring,

Pada saat menyerahkan dokumen di atas, Petugas Kliring

harus menunjukkan TPPK.

b) Petugas PKL melakukan kegiatan sebagai berikut:

(1) Memastikan ada/tidaknya TPPK

(2) Menerima dari Petugas Kliring:

(a) media rekam data elektronis yang berisi DKE Kredit;

(b) lembar pertama dan lembar kedua BPR-Kliring Kredit;

dan

(3) Memeriksa kelengkapan dan pengisian BPR-Kliring Kredit yang

meliputi:

(a) pencantuman waktu penyerahan pada BPR-Kliring

Kredit dan kesesuaiannya dengan jadwal Kliring;

(b) pencantuman stempel Kliring;

241

Page 133: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

(c) pencantuman tanda tangan dan/atau nama pejabat

atau petugas Peserta pengirim yang berwenang pada

BPR-Kliring Kredit; dan

(d) kecocokan sandi Peserta pada BPR-Kliring Kredit

dengan sandi Peserta yang terdapat pada TPPK.

Pemeriksaan kelengkapan dan pengisian BPR-Kliring Kredit

sebagaimana tersebut di atas dimaksudkan hanya untuk

memeriksa kelengkapan dan tidak dimaksudkan untuk

memeriksa keabsahan informasi yang tercantum dalam

Dokumen Kliring. Keabsahan informasi dalam Dokumen

Kliring, termasuk kebenaran tanda tangan dan/atau nama

petugas Peserta yang tercantum pada BPR-Kliring Kredit,

sepenuhnya menjadi tanggung jawab Peserta dan bukan

merupakan tanggung jawab PKL.

(4) Dalam hal kelengkapan dan pengisian BPR-Kliring Kredit

sebagaimana dimaksud pada angka (3) tidak dipenuhi,

petugas PKL melakukan hal-hal sebagai berikut:

(a) membatalkan waktu penyerahan media data elektronis

yang berisi DKE Kredit, dengan cara mencoret dan

menuliskan alasan pembatalan serta membubuhkan

paraf pada BPR-Kliring Kredit; dan

(b) mengembalikan BPR-Kliring Kredit dan media rekam

data elektronis yang berisi DKE Kredit kepada petugas

Peserta.

(5) Dalam hal kelengkapan dan pengisian BPR-Kliring Kredit

sebagaimana dimaksud pada angka (3) telah dipenuhi,

petugas PKL dengan menggunakan KPK melakukan

pencocokan antara total record DKE, total batch, dan total

nominal yang ada pada media rekam data elektronis dengan

total record DKE, total batch, dan total nominal yang terdapat

pada BPR-Kliring Kredit.

(6) Dalam hal hasil pencocokan sebagaimana dimaksud pada

angka (5) terdapat perbedaan, petugas PKL melakukan hal-hal

sebagai berikut:

242

Page 134: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

(a) tidak melakukan proses perekaman DKE Kredit;

(b) membatalkan waktu penyerahan media rekam data

elektronis yang berisi DKE Kredit dengan cara mencoret

dan menuliskan alasan pembatalan serta

membubuhkan paraf pada BPR-Kliring Kredit; dan

(c) mengembalikan BPR-Kliring Kredit dan media rekam

data elektronis yang berisi DKE Kredit kepada petugas

Peserta.

(7) Dalam hal hasil pencocokan sebagaimana dimaksud pada

angka (5) tidak terdapat perbedaan, petugas PKL melakukan

hal-hal sebagai berikut:

(a) melakukan proses perekaman dan pengiriman DKE

Kredit ke SSK dengan menggunakan KPK;

(b) membubuhkan paraf pada BPR-Kliring Kredit; dan

(c) mengembalikan lembar kedua BPR-Kliring Kredit

kepada Petugas Kliring sebagai tanda bukti perekaman

DKE Kredit.

(8) Mencetak Bukti Penerimaan DKE Kredit oleh SSK

(acknowledgement), dengan menggunakan KPK.

(9) Menyerahkan Bukti Penerimaan DKE Kredit oleh SSK

(acknowledgement) sebagaimana dimaksud pada angka (8)

kepada Petugas Kliring dalam hal diminta oleh Petugas Kliring.

4. Perhitungan BSK Kredit Nasional Secara Periodik dan Penyelesaian Akhir Secara Periodik

Kliring Kredit

a. Sepanjang jadwal penyelenggaraan Kliring Kredit, SSK melakukan perhitungan

terhadap setiap batch DKE Kredit yang dikirim (batch DKE outgoing) dengan

memperhatikan kecukupan dana yang dimiliki Bank.

b. Dana yang dimiliki Bank sebagaimana dimaksud pada huruf a., bersumber dari:

1) Saldo dana tunai (cash prefund) yang disediakan oleh Bank; dan

2) dana confirmed incoming yang belum dilakukan Penyelesaian Akhir secara

periodik sebelumnya.

Yang dimaksud dengan dana confirmed incoming adalah transfer kredit masuk

dari Bank lain yang didukung dengan dana yang cukup oleh Bank lain tersebut.

Confirmed incoming yang telah dilakukan Penyelesaian Akhir secara periodik

243

Page 135: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

sebelumnya tidak lagi diperhitungkan sebagai dana yang dimiliki oleh Bank

karena dana tersebut telah dibukukan atau diselesaikan ke rekening giro Bank.

c. Batch DKE Kredit outgoing yang didukung dengan dana yang cukup oleh Bank

Pengirim dan telah dilakukan proses perhitungan oleh SSK dinyatakan sebagai

confirmed outgoing.

d. Secara periodik sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, SSK melakukan proses

perhitungan BSK kredit nasional secara periodik dengan menggunakan

mekanisme netting antara batch DKE Kredit confirmed outgoing dan DKE Kredit

confirmed incoming.

e. Berdasarkan hasil proses perhitungan sebagaimana dimaksud pada huruf d

selanjutnya Penyelenggara melakukan Penyelesaian Akhir secara periodik dengan

melakukan pembukuan ke rekening giro Bank atau prefund.

f. Dalam hal hasil perhitungan sebagaimana huruf d menunjukkan nilai positif,

yaitu lebih besar atau sama dengan nol maka rekening giro Bank dikredit sebesar

nilai positif dimaksud.

g. Dalam hal hasil perhitungan sebagaimana huruf d menunjukkan nilai negatif,

yaitu lebih kecil dari nol, maka prefund Bank yang bersangkutan didebet sebesar

nilai negatif dimaksud.

5. Informasi Awal Hasil Kliring Kredit Nasional

a. Sepanjang jam operasional sampai dengan batas akhir pengiriman DKE Kredit,

SSK melakukan perhitungan sementara BSK Kredit secara nasional untuk masing-

masing Bank, yaitu selisih antara total nominal dana yang dimiliki Bank dengan

total nominal batch DKE Kredit yang dikirim oleh Bank.

b. Total nominal dana yang dimiliki oleh masing-masing Bank sebagaimana

dimaksud pada huruf a bersumber dari:

1) dana tunai (cash prefund) yang telah disediakan oleh Bank; dan

2) dana dari confirmed incoming, yaitu transfer kredit masuk dari Bank lain

yang dapat dipenuhi oleh dana yang dimiliki Bank lain tersebut.

c. PKN menyediakan informasi awal mengenai Penyelesaian Akhir Secara Periodik

sebagaimana dimaksud pada angka 4. dan hasil perhitungan sementara BSK

Kredit nasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a yang dapat diakses oleh

Peserta melalui TPK on-line.

d. Dalam hal perhitungan sementara BSK Kredit nasional sebagaimana dimaksud

dalam huruf a menunjukkan nilai negatif, maka Bank dapat menambah dana

244

Page 136: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

tunai (cash prefund) melalui Sistem BI-RTGS sampai dengan batas waktu yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia. Tatacara penambahan dana tunai (cash prefund)

sebagaimana dimaksud dalam Bab VI mengenai Pendanaan Awal (Prefund).

6. Penyelesaian Akhir Kliring Kredit

a. Setelah batas waktu penambahan pendanaan awal (prefund) berakhir, PKN

melalui SSK melakukan perhitungan akhir siklus BSK Kredit nasional untuk

masing-masing Bank, yaitu selisih antara total nominal dana yang dimiliki Bank

dengan total nominal batch DKE Kredit yang dikirim oleh Bank dengan status

confirmed outgoing dan belum dilakukan Penyelesaian Akhir Secara Periodik

Kliring Kredit .

Confirmed outgoing adalah total batch DKE Kredit keluar (outgoing) yang dapat

diselesaikan dengan menggunakan sumber dana yang dimiliki oleh Bank

pengirim. Hasil perhitungan akhir BSK Kredit nasional tersebut dapat

menunjukkan nilai positif atau nihil.

b. Sumber dana yang dimiliki oleh masing-masing Bank sebagaimana dimaksud

pada huruf a bersumber dari:

1) saldo dana tunai (cash prefund) yang dimiliki Bank sampai dengan

berakhirnya batas waktu penambahan pendanaan awal (prefund); dan

2) dana dari confirmed incoming yang tersedia sampai dengan berakhirnya

batas waktu penambahan pendanaan awal (prefund) dan belum dilakukan

Penyelesaian Akhir Secara Periodik Kliring Kredit.

c. Berdasarkan perhitungan akhir BSK Kredit nasional sebagaimana dimaksud pada

butir a, PKN melakukan Penyelesaian Akhir ke rekening giro Bank di Sistem BI-

RTGS sebagai berikut:

1) apabila BSK Kredit nasional menunjukkan nilai positif, maka rekening giro

Bank dikredit sebesar nilai positif tersebut; atau

2) apabila hasil perhitungan menunjukkan nilai nihil, maka rekening giro Bank

dikredit sebesar nilai nihil.

d. Bank dapat melakukan download seluruh data confirmed outgoing melalui TPK

online setelah proses perhitungan akhir siklus BSK Kredit nasional.

7. Penanganan batch DKE Kredit yang merupakan unconfirmed outgoing

a. Unconfirmed outgoing adalah total batch DKE Kredit keluar (outgoing) yang tidak

dapat diselesaikan dengan menggunakan sumber dana yang dimiliki oleh Bank

pengirim.

245

Page 137: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

b. Apabila setelah berakhirnya batas waktu penambahan pendanaan awal

(prefund), Bank memiliki batch DKE Kredit yang merupakan unconfirmed

outgoing sebagaimana dimaksud dalam huruf a, maka:

1) dalam hal unconfirmed outgoing terjadi pada penyelenggaraan Kliring

Kredit siklus 1 (satu) , maka batch DKE Kredit tersebut dipindahkan secara

otomatis ke Kliring Kredit siklus 2 (dua);

2) dalam hal unconfirmed outgoing terjadi pada penyelenggaraan Kliring

Kredit siklus 2 (dua) , maka batch DKE Kredit tersebut tidak diperhitungkan

dan selanjutnya DKE Kredit tersebut dibatalkan oleh SSK.

c. Bank melalui kantornya yang menjadi Peserta dapat mengkliringkan kembali

batch DKE Kredit yang merupakan unconfirmed outgoing sebagaimana dimaksud

pada butir b.2) pada Kliring Kredit hari kerja berikutnya.

8. Penerimaan transfer masuk (incoming) DKE Kredit confirmed dari Bank lain

a. Peserta dapat memperoleh incoming DKE Kredit confirmed dengan mekanisme

sebagai berikut:

1) Melalui proses download incoming DKE Kredit confirmed dari SSK

a) Download incoming DKE Kredit confirmed dari SSK ke TPK hanya

dapat dilakukan oleh Peserta yang menggunakan TPK on-line,

dengan ketentuan sebagai berikut:

(1) Dalam hal Peserta merupakan kantor pusat atau kantor

koordinator, Peserta dapat melakukan download seluruh

incoming DKE Kredit confirmed untuk seluruh kantor Bank

yang bersangkutan secara nasional.

(2) Dalam hal Peserta bukan merupakan kantor pusat atau kantor

koordinator, Peserta hanya dapat melakukan download

incoming DKE Kredit confirmed untuk Peserta yang

bersangkutan saja.

b) Proses download incoming DKE Kredit confirmed sebagaimana

dimaksud dalam huruf a) dapat dilakukan setiap saat tanpa harus

menunggu proses perhitungan akhir siklus BSK Kredit nasional.

c) PKN menginformasikan status final yang menjelaskan bahwa SSK

telah melakukan proses akhir siklus BSK Kredit nasional atau status

belum final yang menjelaskan bahwa SSK belum melakukan proses

akhir siklus BSK Kredit nasional, pada setiap proses download

246

Page 138: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

sebagaimana dimaksud dalam huruf b.

2) Melalui permintaan rekaman incoming DKE Kredit kepada PKL, dengan

ketentuan sebagai berikut:

a) Peserta yang menggunakan TPK off-line, dapat memperoleh

rekaman incoming DKE Kredit dari PKL.

b) Dalam hal di suatu Wilayah Kliring terdapat lebih dari satu Peserta

dari Bank yang sama maka permintaan rekaman incoming DKE

Kredit sebagaimana dimaksud pada huruf a) diatur sebagai berikut:

(1) Rekaman incoming DKE Kredit mencakup seluruh incoming

DKE Kredit yang ditujukan untuk seluruh Peserta dari Bank

yang sama di Wilayah Kliring tersebut.

(2) Rekaman incoming DKE Kredit hanya diberikan kepada salah

satu Peserta yang ditunjuk sebagai koordinator untuk

penerimaan incoming DKE Kredit.

(3) Distribusi informasi penerimaan incoming DKE Kredit kepada

Peserta lainnya dari Bank yang sama merupakan tanggung

jawab Peserta koordinator tersebut.

c) Untuk memperoleh rekaman incoming DKE Kredit sebagaimana

dimaksud pada huruf a), Peserta harus menyediakan media rekam

data elektronis yang diserahkan kepada PKL.

d) Media rekam data elektronis sebagaimana dimaksud pada huruf c)

dapat berupa disket, compact disk, atau flash disk.

e) Proses perekaman incoming DKE Kredit hanya dapat dilakukan

setelah PKN melakukan proses perhitungan akhir BSK Kredit

nasional.

9. Tindak lanjut atas incoming DKE Kredit yang diterima dari Bank lain

atas incoming DKE Kredit, Peserta penerima melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Meneliti dan mencocokkan DKE Kredit yang diterima dengan laporan yang

berisikan rincian DKE Kredit yang diterima.

b. Terhadap incoming DKE Kredit yang diterima dan telah dilakukan Penyelesaian

Akhir Secara Periodik Kliring Kredit atau Penyelesaian Akhir Kliring Kredit siklus 1

(satu) wajib segera dilakukan pengkreditan ke rekening nasabah penerima

sebelum jadwal proses Penyelesaian Akhir Secara Periodik berikutnya dilakukan

oleh Penyelenggara.

247

Page 139: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

c. Khusus untuk incoming DKE Kredit siklus 2 (dua) yang diterima dan

Penyelenggara telah melakukan Penyelesaian Akhir Kliring Kredit siklus 2 (dua),

Bank Peserta wajib melakukan pengkreditan ke rekening nasabah penerima pada

tanggal valuta yang sama dengan tanggal Penyelesaian Akhir Kliring Kredit siklus

2 (dua) tersebut sesuai dengan ketentuan mengenai kewajiban dan tanggung

jawab Peserta dalam pengiriman dan penerimaan DKE Kredit sebagaimana diatur

dalam PBI SKNBI.

d. Dalam melakukan pengkreditan sebagaimana dimaksud pada huruf b dan huruf

c, Bank Peserta agar memperhatikan mekanisme pengkreditan ke rekening

nasabah untuk menghindari terjadinya pengkreditan ganda.

B. Laporan dalam Penyelenggaraan Kliring Kredit

Jenis laporan Kliring Kredit yang dicetak dan didistribusikan oleh PKN atau PKL kepada Peserta,

sebagaimana tercantum dalam Lampiran 8.

C. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan Kliring Kredit

1. Dalam pembuatan batch DKE Kredit, jumlah transaksi dalam 1 (satu) batch paling

banyak 200 (dua ratus) transaksi.

2. Bagi Peserta yang melakukan pengiriman batch DKE Kredit melalui PKL, penggunaan

media rekam data elektronis berupa disket, flash disk atau compact disk harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Media rekam data elektronis yang disampaikan kepada PKL bebas dari virus serta

tidak rusak atau cacat.

b. Untuk menghindari terjadinya kerusakan pada media rekam data elektronis,

Peserta hendaknya secara periodik mengganti media rekam data elektronis.

c. Untuk menghindari kemungkinan terhambatnya kelancaran proses pengiriman

DKE Kredit, Peserta dianjurkan untuk merekam DKE Kredit ke dalam media rekam

data elektronis utama dan cadangan.

d. Jumlah transaksi dan jumlah nominal DKE Kredit pada BPR-Kliring Kredit harus

sama dengan jumlah DKE Kredit yang direkam pada media rekam data elektronis.

3. Pada saat di kantor PKL, Peserta harus mencocokkan jumlah media rekam data

elektronis yang berisi DKE Kredit yang diserahkan kepada PKL pada Kliring Kredit

dengan jumlah BPR-Kliring Kredit yang diterima dari PKL.

4. Dalam hal Bank melakukan pengembalian DKE Kredit yang dikirim oleh Bank lainnya,

maka pada saat pembuatan DKE Kredit diatur sebagai berikut:

a. pada field nomor rekening harus diisi dengan ”0000000000000002” (enam belas

tersebut ...

248

Page 140: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

digit).

b. pada field keterangan, harus mencantumkan nomor referensi DKE Kredit yang

diterima sebelumnya dari Bank lain, sebagai awal berita.

c.

249

Page 141: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

BAB VIIIA

JADWAL PENYELENGGARAAN SKNBI

A. Jadwal Kliring Kredit

1. Penyelenggara Kliring Nasional (PKN) menetapkan jadwal Kliring Kredit yang berlaku

secara nasional untuk kegiatan sebagai berikut:

a. Kliring Kredit Siklus 1 (satu)

1) penyediaan Pendanaan Awal (prefund);

2) pengiriman Data Keuangan Elektronik (DKE) Kredit ke Sistem Sentral Kliring

(SSK);

3) download DKE Kredit inward confirmed;

4) penyediaan informasi awal (early warning);

5) penambahan Pendanaan Awal (top-up prefund);

6) Penyelesaian Akhir Secara Periodik Kliring Kredit;

7) Penyelesaian Akhir Kliring Kredit; dan

8) download DKE Kredit outward.

b. Kliring Kredit Siklus 2 (dua)

1) pengiriman DKE Kredit ke SSK;

2) download DKE Kredit inward confirmed;

3) penyediaan informasi awal (early warning);

4) penambahan Pendanaan Awal (top-up prefund);

5) Penyelesaian Akhir Secara Periodik Kliring Kredit;

6) Penyelesaian Akhir Kliring Kredit; dan

7) download DKE Kredit outward.

2. Penyelenggara Kliring Lokal (PKL) menetapkan jadwal penyampaian media rekam data

elektronis yang berisi rekaman DKE Kredit bagi Peserta yang penyampaian DKE

Kreditnya dilakukan melalui PKL untuk diteruskan ke SSK.

3. Dalam menetapkan jadwal penyampaian media rekam data elektronis dari Peserta

kepada PKL sebagaimana dimaksud pada angka 2., PKL harus memperhatikan batas

waktu pengiriman DKE Kredit ke SSK sebagaimana dimaksud pada butir 1.a dan 1.b.

B. Jadwal Kliring Debet

1. Jadwal Kliring Debet yang Ditetapkan oleh PKN

PKN menetapkan jadwal Kliring Debet yang berlaku secara nasional untuk kegiatan

sebagai berikut:

250

Page 142: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

a. penyediaan Pendanaan Awal (prefund);

b. window time penyampaian DKE Debet dari TPK on-line dan KPK ke SSK:

1) DKE Debet Kliring Penyerahan;

2) DKE Debet Kliring Pengembalian;

c. penyediaan informasi awal (early warning);

d. penambahan Pendanaan Awal (top-up prefund);

e. window time download status DKE Debet Penyerahan oleh KPK;

f. window time proses Bilyet Saldo Kliring (BSK) Penyerahan Lokal dan BSK

Pengembalian Lokal oleh KPK;

g. window time pengiriman BSK Penyerahan Lokal, BSK Pengembalian Lokal dan BSK

Debet Lokal oleh KPK ke SSK;

h. penyelesaian Akhir hasil Kliring Debet secara nasional; dan

i. download DKE Debet inward dan outward oleh TPK on-line.

2. Jadwal Kliring Debet yang Ditetapkan oleh PKL

PKL menetapkan jadwal Kliring Debet yang berlaku secara lokal untuk kegiatan sebagai

berikut:

a. Kliring Penyerahan

1) penyampaian DKE Debet penyerahan dari Peserta secara off-line kepada PKL

maupun secara on-line kepada PKL melalui SSK;

2) penyampaian Warkat Debet penyerahan dari Peserta kepada PKL atau

kepada Peserta lainnya;

3) penambahan Pendanaan Awal oleh kantor pusat Peserta;

4) pengiriman BSK penyerahan lokal ke SSK sehingga kantor pusat Peserta

dapat melakukan download atas hasil Kliring lokal setempat; dan

5) distribusi laporan Kliring penyerahan oleh PKL kepada Peserta.

b. Kliring Pengembalian

1) penyampaian DKE Debet pengembalian dari Peserta secara off-line kepada

PKL maupun secara on-line kepada PKL melalui SSK;

2) penyampaian Warkat Debet pengembalian dari Peserta kepada PKL atau

kepada Peserta lainnya;

3) pengiriman BSK pengembalian lokal ke SSK sehingga kantor pusat Peserta

dapat melakukan download atas hasil Kliring lokal setempat; dan

4) distribusi laporan Kliring pengembalian oleh PKL kepada Peserta.

3. Penetapan Jadwal Kliring Debet Secara Lokal Oleh PKL

251

Page 143: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

a. Penetapan jadwal Kliring Debet secara lokal oleh PKL untuk kegiatan sebagaimana

dimaksud pada butir 2.a dan 2.b harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Batas akhir penyediaan Pendanaan Awal (prefund) untuk Kliring Debet. Hal

ini dimaksudkan agar PKL mempunyai waktu yang cukup untuk

mengumumkan kepada Peserta di Wilayah Kliring yang bersangkutan

apabila terdapat Bank yang tidak ikut SKNBI karena tidak memenuhi

ketentuan mengenai penyediaan pendanaan awal (prefund).

2) Batas akhir:

a) proses BSK di KPK;

b) pengiriman BSK dari KPK ke SSK; dan

c) penambahan Pendanaan Awal (top up prefund) Debet;

yang ditetapkan oleh PKN.

b. Penetapan jadwal Kliring Debet di suatu Wilayah Kliring oleh PKL untuk pertama

kali dan perubahannya harus memperoleh persetujuan dari PKN, dengan tata

cara sebagai berikut:

1) PKL menyampaikan usulan secara tertulis kepada PKN mengenai rencana

jadwal Kliring Debet di Wilayah Kliring yang bersangkutan untuk kegiatan

sebagaimana dimaksud pada butir 2.b; dan

2) Dalam hal PKN menyetujui rencana jadwal Kliring Debet sebagaimana

dimaksud pada angka 1), PKN memberikan persetujuan secara tertulis.

c. PKL memberitahukan kepada seluruh Peserta di Wilayah Kliring yang

bersangkutan mengenai jadwal penyelenggaraan SKNBI atau perubahannya yang

telah disetujui oleh PKN melalui pengumuman dengan contoh format

sebagaimana tercantum dalam Lampiran 8A.1.

4. Rincian jadwal Kliring Kredit dan Kliring Debet yang berlaku secara nasional

sebagaimana dimaksud pada huruf A dan huruf B di beritahukan oleh PKN melalui

pengumuman dengan contoh format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 8A.2.

252

Page 144: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

BAB VIIIB

BIAYA PENYELENGGARAAN SKNBI

Biaya transaksi penyelenggaraan SKNBI yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dihitung berdasarkan

biaya yang dikeluarkan oleh PKN.

A. Komponen Penetapan Biaya

1. Biaya Investasi, antara lain:

a. biaya perangkat keras (hardware);

b. biaya pengembangan aplikasi (software);

c. biaya pemeliharaan (maintenance) SKNBI;

d. biaya enhancement SKNBI;

e. biaya security audit; dan

f. biaya lisensi software.

2. Biaya Operasional

Biaya penyelenggaraan SKNBI, antara lain biaya personil dan biaya non personil.

Dalam menetapkan biaya, selain pertimbangan tersebut di atas, Bank Indonesia tetap

memperhatikan tujuan penyelenggaraan SKNBI yaitu terselenggaranya sistem pembayaran

yang efisien, cepat, aman dan handal. Sehingga dalam kondisi tertentu Bank Indonesia dapat

untuk tidak membebankan beberapa komponen biaya sebagaimana tersebut di atas.

B. Jenis dan Besarnya Biaya dalam SKNBI

1. Jenis biaya dalam penggunaan SKNBI terdiri dari:

a. Biaya Proses Kliring Debet

Biaya proses Kliring Debet penyerahan terdiri atas:

a) biaya proses Data Keuangan Elektronik (DKE) Debet; dan

b) biaya proses pilah Warkat Debet, khusus Wilayah Kliring yang pemilahan

Warkat Debet-nya dilakukan secara otomasi.

c) biaya Warkat Debet Reject, khusus Wilayah Kliring yang pemilahan Warkat

Debet-nya dilakukan secara otomasi.

b. Biaya Proses DKE Kliring Kredit;

c. Biaya Pembuatan dan/atau Penggantian Tanpa Pengenal Petugas Kliring (TPPK).

2. Besarnya biaya sebagaimana dimaksud pada angka 1 diberitahukan oleh Bank Indonesia

melalui pengumuman.

253

Page 145: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

C. Perhitungan, dan Pembebanan Biaya dalam Penyelenggaraan SKNBI

1. Biaya proses Kliring Debet dan biaya proses Kliring Kredit sebagaimana dimaksud pada

butir B.1.a. dan butir B.1.b. dihitung dengan mekanisme sebagai berikut:

a. Biaya proses DKE Debet dan DKE Kredit dihitung oleh PKN pada setiap akhir bulan

atas dasar total DKE Debet dan total DKE Kredit yang diterima dan diproses oleh

PKN.

b. Dalam hal terjadi kondisi gangguan dan/atau Keadaan Darurat yang

menyebabkan:

1) DKE Debet penyerahan tidak dapat dikirim oleh PKL ke SSK; dan/atau

2) Proses perhitungan akhir dilakukan secara lokal dan Penyelesaian Akhir

Kliring Debet dilakukan oleh PKL, biaya proses DKE Debet sebagaimana

dimaksud pada huruf a. dapat dihitung oleh PKL atas dasar total DKE Debet

yang diterima dan diproses oleh PKL.

c. Dalam hal perhitungan biaya proses DKE Debet sebagaimana dimaksud pada

huruf b. dilakukan oleh PKL selain BI, maka PKL Selain BI melakukan hal-hal

sebagai berikut:

1) Melalui aplikasi Komputer Penyelenggara Kliring (KPK), mencetak Laporan

Pembebanan Kewajiban Membayar Atas biaya Proses DKE Kliring

Penyerahan (SKN-223102).

2) Menyampaikan Laporan Daftar Kewajiban Membayar Atas biaya Proses DKE

Kliring Penyerahan sebagaimana dimaksud pada huruf a) kepada PKL BI yang

mewilayahi melalui sarana sebagai berikut:

a) Teleks;

b) I-teleks; atau

c) Telepon dan faksimili, yang disertai dengan angka rahasia

3) Laporan daftar Pembebanan Kewajiban Membayar Atas biaya Proses DKE

Kliring Penyerahan sebagaimana dimaksud pada huruf b), disampaikan

kepada PKL BI yang mewilayahi paling lambat pada hari kerja pertama awal

bulan berikutnya.

d. Biaya proses Warkat Debet di Wilayah Kliring yang pemilahan Warkat Debet-nya

dilakukan secara otomasi dihitung oleh PKL pada setiap akhir bulan atas dasar

total Warkat Debet yang diserahkan oleh Peserta dan diproses oleh PKL.

e. Biaya Warkat Debet reject di Wilayah Kliring yang pemilahan Warkat Debet-nya

dilakukan secara otomasi dihitung oleh PKL pada setiap akhir bulan atas dasar

254

Page 146: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

total Warkat Debet reject kepada Peserta pengirim atau Peserta penerima sesuai

dengan alasan penyebab Warkat Debet reject sebagaimana tercantum pada

Lampiran 8B.

f. Biaya sebagaimana dimaksud pada butir B.1.a. dan B.1.b. dibebankan ke

rekening giro Bank Peserta di Bank Indonesia paling lambat pada minggu pertama

bulan berikutnya.

2. Biaya pembuatan dan penggantian TPPK sebagaimana dimaksud pada B.1.c. dihitung

oleh PKL untuk setiap kali permohonan pembuatan dan/atau penggantian TPPK.

Pembebanan atas biaya tersebut dilakukan oleh PKL setiap kali terdapat permohonan,

dengan cara sebagai berikut:

a. dalam hal TPPK digunakan untuk mengikuti kegiatan SKNBI di PKL BI,

pembebanan dilakukan dengan cara pendebetan rekening giro Bank Peserta di

Bank Indonesia; atau

b. dalam hal TPPK digunakan untuk mengikuti kegiatan SKNBI di PKL Selain BI,

pembebanan dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh PKL Selain

BI.

3. Laporan Biaya dalam Penyelenggara SKNBI

a. PKN menerbitkan laporan rincian pembebanan biaya dalam penyelenggaraan

SKNBI sebagaimana dimaksud pada butir 3.a.1) per Peserta di Wilayah Kliring.

b. Dalam hal PKL melakukan propses perhitungan pembebanan biaya sebagaimana

dimaksud pada butir 3.a.2), menerbitkan laporan rincian pembebanan biaya dalam

penyelenggaraan SKNBI per Peserta dan menyampaikan laporan tersebut kepada

masing-masing Peserta di Wilayah Kliring yang bersangkutan.

255

Page 147: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

BAB IX

PERUSAHAAN JASA KURIR DAN

TANDA PENGENAL PETUGAS KLIRING

A. Penggunaan Perusahaan Jasa Kurir

Peserta di Wilayah Kliring On-line Otomasi, Wilayah Kliring Off-line Otomasi, Wilayah Kliring

Off-line Manual dan Wilayah Kliring On-line Manual dapat mewakilkan kegiatan-kegiatan

dalam Kliring Debet dan Kliring Kredit kepada Perusahaan Jasa Kurir. Ketentuan mengenai

penggunaan Perusahaan Jasa Kurir oleh Peserta di Wilayah Kliring dimaksud diatur sebagai

berikut:

1. Ruang Lingkup Kegiatan

a. Kegiatan Peserta yang dapat diwakilkan kepada Perusahaan Jasa Kurir meliputi

kegiatan sebagai berikut:

1) penyerahan bundel Warkat Debet dan/atau media rekam data elektronis

yang berisi DKE Debet kepada petugas PKL pada Kliring penyerahan dan

Kliring pengembalian;

2) penyerahan media rekam data elektronis yang berisi DKE Kredit kepada

petugas PKL pada Kliring Kredit;

3) penyerahan media rekam data elektronis untuk keperluan perekaman

incoming DKE hasil Kliring penyerahan, Kliring pengembalian dan Kliring

Kredit;

4) penerimaan BPWD-Kliring Penyerahan, BPWD-Kliring Pengembalian, BPR-

Kliring Penyerahan, BPR-Kliring Pengembalian dan BPR Kliring Kredit dari

petugas PKL;

5) penerimaan Warkat Debet yang telah diproses secara otomasi dan laporan

hasil Kliring penyerahan, Kliring pengembalian dan Kliring Kredit dari

petugas PKL;

6) penerimaan media rekam data elektronis yang berisi rekaman incoming DKE

hasil Kliring penyerahan, Kliring pengembalian dan Kliring Kredit;

7) penerimaan media compact disk yang berisi data Warkat Debet dan salinan

(image) Warkat Debet hasil Kliring penyerahan;

8) penerimaan pengumuman serta surat-surat yang bersifat tidak rahasia yang

disampaikan oleh PKL.

b. Pembubuhan tanda tangan dan stempel Kliring serta pencantuman informasi

256

Page 148: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

MICR code line pada Warkat Debet dan Dokumen Kliring tidak dapat dilakukan

oleh petugas Perusahaan Jasa Kurir.

2. Persyaratan Penggunaan Perusahaan Jasa Kurir

a. Penggunaan Perusahaan Jasa Kurir oleh Peserta harus mempertimbangkan hal-hal

sebagai berikut:

1) efisiensi, keamanan, dan kecepatan dalam penyampaian bundel Warkat

Debet dan media rekam data elektronis yang berisi DKE dengan tidak

mengurangi jam pelayanan Peserta kepada nasabah;

2) jumlah Peserta lain yang telah dilayani oleh Perusahaan Jasa Kurir tersebut;

dan

3) kredibilitas Perusahaan Jasa Kurir serta pengurusnya.

b. Dalam hal Peserta menggunakan Perusahaan Jasa Kurir maka seluruh kegiatan

sebagaimana dimaksud dalam butir 1.a harus dilakukan oleh Petugas Jasa Kurir

kecuali terjadi Keadaan Darurat dan/atau hal-hal lain berdasarkan pertimbangan

PKL, yang mengakibatkan Perusahaan Jasa Kurir tidak dapat melakukan

kewajibannya.

c. Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud pada huruf b, kegiatan

sebagaimana dimaksud dalam butir 1.a dilakukan oleh Petugas Internal Peserta.

d. Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud dalam huruf c, Petugas Internal

Peserta menyampaikan surat pemberitahuan kepada PKL. Surat pemberitahuan

tersebut harus ditandatangani oleh pimpinan kantor Peserta yang bersangkutan

dengan menyebutkan alasan dan nama Petugas Internal Bank yang ditunjuk untuk

melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam butir 1.a dan disampaikan

paling lambat pada saat melakukan kegiatan tersebut dengan menunjukkan kartu

identitas pegawai yang menggunakan foto.

e. Dalam hal di suatu Wilayah Kliring, Bank memutuskan untuk menggunakan

Perusahaan Jasa Kurir maka seluruh kantor Bank yang menjadi Peserta di Wilayah

Kliring tersebut harus menggunakan Perusahaan Jasa Kurir yang sama.

3. Persyaratan Perusahaan Jasa Kurir

Perusahaan Jasa Kurir yang dapat ditunjuk oleh Peserta harus berbentuk Perseroan

Terbatas dan terdaftar di instansi yang berwenang sebagai Perusahaan Jasa Kurir yang

dibuktikan dengan Tanda Daftar Perusahaan yang masih berlaku.

4. Tata Cara Penggunaan Perusahaan Jasa Kurir

a. Penggunaan Perusahaan Jasa Kurir harus didasarkan pada perjanjian antara

257

Page 149: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Peserta dengan Perusahaan Jasa Kurir, yang sekurang-kurangnya memuat

pengaturan mengenai hal-hal sebagai berikut:

1) Kewajiban Petugas Jasa Kurir untuk mencocokkan:

a) jumlah bundel Warkat Debet yang diserahkan kepada PKL pada saat

Kliring penyerahan dengan jumlah BPWD-Kliring Penyerahan yang

diterima dari PKL;

b) jumlah bundel Warkat Debet yang diserahkan kepada PKL pada saat

Kliring pengembalian dengan jumlah BPWD-Kliring Pengembalian yang

diterima dari PKL;

c) jumlah media rekam data elektronis yang berisi DKE Debet yang

diserahkan kepada PKL pada saat Kliring penyerahan dengan jumlah

BPR-Kliring Penyerahan yang diterima dari PKL;

d) jumlah media rekam data elektronis yang berisi DKE Debet yang

diserahkan kepada PKL pada saat Kliring pengembalian dengan jumlah

BPR-Kliring Pengembalian yang diterima dari PKL; dan

e) jumlah media rekam data elektronis yang berisi DKE Kredit yang

diserahkan kepada PKL pada Kliring Kredit dengan jumlah BPR-Kliring

Kredit yang diterima dari PKL.

2) Kewajiban Perusahaan Jasa Kurir untuk melakukan tindakan-tindakan

pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyalahgunaan ataupun

kesalahan-kesalahan yang dapat merugikan Peserta, nasabah, maupun

masyarakat luas baik secara langsung maupun tidak langsung.

3) Kewajiban Perusahaan Jasa Kurir untuk memperhatikan aspek keamanan

dalam penggunaan sarana yang dipakai dalam pengemasan bundel Warkat

Debet dan laporan hasil Kliring.

4) Pemberian kuasa dari Peserta kepada Perusahaan Jasa Kurir untuk

melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam butir 1.a.

b. Penunjukan dan/atau penggantian Perusahaan Jasa Kurir wajib diberitahukan

kepada PKL paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal efektif penggunaan

Perusahaan Jasa Kurir oleh Peserta, dengan melampirkan fotokopi surat

perjanjian sebagaimana dimaksud pada huruf a. Dalam hal di suatu Wilayah

Kliring Bank memiliki beberapa kantor yang menjadi Peserta, maka

pemberitahuan penunjukan dan/atau penggantian Perusahaan Jasa Kurir

dilakukan oleh kantor Peserta yang menjadi koordinator di Wilayah Kliring

258

Page 150: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

tersebut.

5. Kewajiban Peserta dalam Penggunaan Perusahaan Jasa Kurir

a. Sebelum bundel Warkat Debet diserahkan kepada Petugas Jasa Kurir, Peserta

wajib mengisi informasi secara lengkap pada Warkat Debet dan Dokumen Kliring

dengan tata cara sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir D.2 dan D.3

Bab V mengenai Warkat Debet dan Dokumen Kliring.

b. Peserta bertanggung jawab penuh terhadap segala akibat yang timbul dari setiap

penyimpangan yang dilakukan oleh Petugas Jasa Kurir.

c. Peserta harus melaporkan secara tertulis kepada PKL dalam waktu paling lambat

30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal terjadinya penyimpangan yang

dilakukan oleh Petugas Jasa Kurir sebagaimana dimaksud dalam huruf b beserta

langkah-langkah penyelesaian yang telah dilakukan dan Peserta harus

memberikan keterangan apabila diminta oleh PKL.

d. Peserta harus memberikan pengarahan dan pembinaan kepada Petugas Jasa

Kurir untuk mematuhi segala tata tertib selama berada di lokasi PKL. Apabila

dalam pelaksanaan kegiatan Kliring Debet dan Kliring Kredit Petugas Jasa Kurir

melanggar tata tertib, maka PKL dapat meminta Peserta untuk mengganti

Petugas Jasa Kurir.

e. Dalam hal Peserta tidak memenuhi permintaan PKL untuk mengganti Petugas

Jasa Kurir sebagaimana dimaksud dalam huruf d, PKL dapat menolak Petugas Jasa

Kurir yang ditunjuk oleh Peserta yang bersangkutan untuk melakukan kegiatan

sebagaimana dimaksud dalam butir 1.a. Selanjutnya kegiatan tersebut

dilaksanakan sendiri oleh Petugas Internal Bank.

B. TPPK

1. Penggunaan TPPK

a. Petugas Kliring hanya dapat menggunakan TPPK yang diberikan oleh PKL.

b. Selama mengikuti kegiatan Kliring Debet dan Kliring Kredit di lokasi PKL, Petugas

Kliring harus menggunakan TPPK dan kartu identitas pegawai Bank atau

Perusahaan Jasa Kurir yang mencantumkan foto Petugas Kliring.

c. Petugas Kliring harus menunjukkan TPPK pada saat menyerahkan bundel Warkat

Debet dan/atau media rekam data elektronis yang berisi DKE Debet dan DKE

Kredit serta pada saat menerima laporan hasil Kliring sesuai ketentuan

sebagaimana dimaksud pada Bab VII mengenai Penyelenggaraan Kliring Debet

dan Bab VIII mengenai Penyelenggaraan Kliring Kredit.

259

Page 151: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

d. Apabila diperlukan, selain menunjukkan TPPK sebagaimana dimaksud pada huruf

c, petugas PKL sewaktu-waktu dapat meminta Petugas Kliring untuk

memperlihatkan kartu identitas pegawai Bank atau Perusahaan Jasa Kurir.

Dalam hal Petugas Kliring tidak dapat menunjukkan TPPK sebagaimana dimaksud

pada huruf c atau kartu identitas sebagaimana dimaksud pada huruf d maka

petugas PKL tidak melaksanakan kegiatan proses penerimaan dan

penyerahan Warkat Debet untuk Wilayah Kliring On-line Otomasi dan Wilayah

Kliring Off-line Otomasi dan melarang Petugas Kliring yang bersangkutan untuk

mendistribusikan Warkat Debet kepada Petugas Kliring lainnya, untuk Wilayah

Kliring On-line Manual dan Off-line Manual.

e. Peserta bertanggungjawab atas penggunaan TPPK yang diterbitkan oleh

Penyelenggara.

2. Spesifikasi TPPK

a. TPPK untuk Peserta di Wilayah Kliring On-line Otomasi dan Wilayah Kliring Off-

line Otomasi

1) TPPK bagi Petugas Internal Peserta memuat informasi sebagai berikut:

a) nama PKL;

b) nama Peserta;

c) status kantor; dan

d) sandi Peserta.

2) TPPK bagi Perusahaan Jasa Kurir memuat informasi sebagai berikut:

a) nama PKL;

b) nama Perusahaan Jasa Kurir;

c) nama Peserta; dan

d) 3 (tiga) digit pertama sandi Peserta yang diwakili.

3) Pada bagian belakang TPPK dicantumkan nama dan tanda tangan pejabat

PKL.

b. TPPK untuk Peserta di Wilayah Kliring On-line Manual dan Off-line Manual

1) Pada bagian depan TPPK, memuat informasi sebagai berikut:

a) nama PKL;

b) nama Peserta;

c) nama Petugas Internal Peserta; dan

d) pas foto Petugas Internal Peserta.

2) Pada bagian belakang TPPK dicantumkan:

260

Page 152: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

a) sandi Peserta;

b) alamat Peserta;

c) nama dan tanda tangan pejabat PKL; dan

d) nama dan tanda tangan Petugas Internal Peserta.

c. Contoh bentuk dan informasi yang dicantumkan dalam TPPK sebagaimana

tercantum dalam Lampiran 9.

d. Apabila terdapat perubahan spesifikasi TPPK, PKL memberitahukan secara

tertulis kepada seluruh Peserta melalui pengumuman.

3. Tata Cara Memperoleh TPPK

a. Permohonan TPPK untuk Peserta di Wilayah Kliring On-line Otomasi dan Wilayah

Kliring Off-line Otomasi

1) Permohonan TPPK untuk Petugas Internal Peserta

a) Permohonan TPPK bagi Petugas Internal Peserta untuk pertama kali,

diajukan oleh kantor Bank calon Peserta kepada PKL dengan tata

cara sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir C.7 Bab III

mengenai Kepesertaan.

b) TPPK bagi Petugas Internal Peserta diberikan oleh PKL kepada kantor

Bank sebagaimana dimaksud pada huruf a sebanyak 2 (dua) buah

TPPK.

2) Permohonan TPPK untuk Perusahaan Jasa Kurir

a) Bagi kantor Bank yang akan menjadi Peserta di suatu Wilayah Kliring

dan di Wilayah Kliring dimaksud belum terdapat kantor Bank yang

sama yang menjadi Peserta, permohonan TPPK untuk pertama kali

bagi Perusahaan Jasa Kurir diajukan oleh kantor Bank

calon Peserta kepada PKL dengan tata cara sesuai

ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir C.7 Bab III mengenai

Kepesertaan, dengan melampirkan fotokopi surat perjanjian antara

Peserta dengan Perusahaan Jasa Kurir sebagaimana dimaksud pada

butir A.4.a. Dalam hal di Wilayah Kliring tersebut, terdapat beberapa

kantor dari Bank yang sama yang didaftarkan menjadi Peserta, maka

permohonan TPPK bagi Perusahaan Jasa Kurir cukup diwakili oleh

salah satu kantor Bank calon Peserta.

b) Bagi kantor Bank yang sudah menjadi Peserta dan akan

menggunakan Perusahaan Jasa Kurir, maka permohonan TPPK

261

Page 153: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

diajukan oleh Peserta secara tertulis kepada PKL bersamaan dengan

pemberitahuan penunjukan Perusahaan Jasa Kurir sebagaimana

dimaksud pada butir A.4.b. Dalam hal di Wilayah Kliring tersebut,

terdapat beberapa kantor dari Bank yang sama yang menjadi

Peserta, maka permohonan TPPK cukup diwakili oleh salah satu

kantor Peserta.

c) Setiap Perusahaan Jasa Kurir hanya boleh memiliki TPPK maksimum

sebanyak 3 (tiga) buah untuk masing-masing Bank yang diwakilinya.

d) TPPK untuk Perusahaan Jasa Kurir sebagaimana dimaksud dalam

huruf c) diserahkan oleh PKL kepada Peserta yang mengajukan

permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a) dan huruf b).

Tanggal efektif penggunaan TPPK sebagaimana dimaksud dalam

huruf d) ditetapkan oleh PKL sesuai dengan tanggal efektif

kepesertaan atau dengan mempertimbangkan permohonan

penggunaan Perusahaan Jasa Kurir yang diajukan oleh Peserta.

e) Dalam hal Peserta yang telah memiliki TPPK untuk Petugas Internal

Bank kemudian menunjuk Perusahaan Jasa Kurir maka Peserta yang

bersangkutan harus mengembalikan TPPK yang telah dimiliki kepada

PKL pada tanggal efektif penggunaan Perusahaan Jasa Kurir. PKL

tidak memberikan TPPK yang baru untuk Perusahaan Jasa Kurir

sebelum TPPK yang lama untuk Petugas Internal Bank dikembalikan.

3) Dalam hal TPPK hilang, baik TPPK untuk Petugas Internal Peserta maupun

TPPK untuk Perusahaan Jasa Kurir, Peserta harus segera mengajukan

permohonan penggantian TPPK secara tertulis kepada PKL dengan

melampirkan surat keterangan kehilangan dari Kepolisian. PKL memberikan

TPPK yang baru kepada Peserta paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja

setelah permohonan diterima.

4) Dalam hal TPPK rusak, baik TPPK untuk Petugas Internal Peserta maupun

TPPK untuk Perusahaan Jasa Kurir, Peserta dapat mengajukan

permohonan secara tertulis kepada PKL untuk mengganti TPPK tersebut.

PKL memberikan TPPK yang baru kepada Peserta paling lambat 10 (sepuluh)

hari kerja setelah permohonan diterima. PKL tidak memberikan TPPK baru

sebelum TPPK yang rusak dikembalikan.

5) Selama Peserta belum memperoleh penggantian atas TPPK sebagaimana

262

Page 154: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

dimaksud dalam angka 3) dan angka 4), Petugas Kliring Peserta dapat

menggunakan fotokopi surat permohonan penggantian TPPK yang dilegalisir

oleh PKL sebagai pengganti TPPK dalam mengikuti penyelenggaraan SKNBI.

Legalisasi tersebut dilakukan dengan cara membubuhkan stempel PKL dan

tandatangan pejabat PKL.

b. Permohonan TPPK untuk Peserta di Wilayah Kliring On-line Manual dan Off-line

Manual

Permohonan TPPK untuk Peserta di Wilayah Kliring On-line Manual dan Off-line

Manual hanya dimaksudkan untuk Petugas Internal Peserta, dengan ketentuan

sebagai berikut:

1) Permohonan TPPK bagi Petugas Internal Peserta untuk pertama kali,

diajukan oleh kantor Bank calon Peserta kepada PKL dengan tata cara sesuai

ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir C.7 Bab III mengenai

Kepesertaan.

2) Setiap kantor Bank calon Peserta dapat mengajukan TPPK sebanyak jumlah

Petugas Internal Peserta yang didaftarkan kepada PKL pada saat

mengajukan permohonan TPPK. Dalam hal ini, jumlah Petugas Internal

Peserta yang didaftarkan kepada PKL sekurang-kurangnya 2 (dua) orang.

3) Pada saat mengajukan permohonan TPPK kepada PKL, kantor Bank calon

Peserta harus melampirkan pas foto ukuran 2x3 cm sebanyak 2 (dua)

lembar untuk masing-masing Petugas Internal Peserta yang didaftarkan.

4) Dalam hal terdapat penggantian atau penambahan Petugas Internal

Peserta, Peserta harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada PKL

dengan melampirkan pas foto ukuran 2x3 cm sebanyak 2 (dua) lembar dari

Petugas Internal Peserta yang menggantikan atau yang ditambahkan.

5) Dalam hal TPPK hilang, Peserta harus segera mengajukan permohonan

penggantian TPPK secara tertulis kepada PKL dengan melampirkan pas foto

ukuran 2x3 cm sebanyak 2 (dua) lembar dari Petugas Internal Peserta yang

kehilangan TPPK dan surat keterangan kehilangan dari Kepolisian. PKL

memberikan TPPK yang baru kepada Peserta paling lambat 10 (sepuluh) hari

kerja setelah permohonan diterima.

6) Dalam hal TPPK rusak, Peserta dapat mengajukan permohonan penggantian

TPPK secara tertulis kepada PKL dengan melampirkan TPPK yang rusak dan

pas foto ukuran 2x3 cm sebanyak 2 (dua) lembar dari Petugas Internal

263

Page 155: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Peserta. PKL memberikan TPPK yang baru kepada Peserta paling lambat 10

(sepuluh) hari kerja setelah permohonan diterima. PKL tidak memberikan

TPPK baru sebelum TPPK yang rusak dikembalikan.

7) Selama Peserta belum memperoleh penggantian atas TPPK sebagaimana

dimaksud dalam angka 5) dan angka 6), Petugas Internal Peserta dapat

menggunakan fotokopi surat permohonan penggantian TPPK yang dilegalisir

oleh PKL sebagai pengganti TPPK dalam mengikuti penyelenggaraan SKNBI.

Legalisasi tersebut dilakukan dengan cara membubuhkan stempel PKL dan

tanda tangan pejabat PKL.

4. Biaya Pembuatan TPPK

Peserta dikenakan biaya penggantian pembuatan TPPK yang besarnya ditetapkan dalam

Surat Edaran Bank Indonesia yang mengatur mengenai biaya dalam penyelenggaraan

SKNBI.

264

Page 156: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

BAB X

PENGHENTIAN PESERTA DALAM KEGIATAN SKNBI

PKN atau PKL dapat menghentikan sementara atau tetap keikutsertaan Peserta dalam kegiatan

SKNBI.

A. Tata Cara Penghentian Sementara Peserta dalam Kegiatan SKNBI

1. Penghentian sementara karena Bank tidak menyediakan pendanaan awal (prefund)

a. Dalam hal Bank tidak menyediakan pendanaan awal (prefund) sampai dengan

batas waktu yang ditetapkan, PKN menghentikan sementara keikutsertaan

seluruh kantor Bank yang menjadi Peserta dalam kegiatan SKNBI sejak

berakhirnya batas waktu penyediaan pendanaan awal (prefund) tersebut.

b. Dengan penghentian tersebut, maka seluruh kantor Bank yang menjadi Peserta

sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak dapat melakukan seluruh kegiatan

dalam Kliring Debet dan Kliring Kredit.

c. Kantor Bank yang dihentikan sementara keikutsertaannya dalam kegiatan SKNBI

masih dapat mengikuti kegiatan Kliring pengembalian apabila kantor Bank

tersebut menjadi Peserta di Wilayah Kliring yang pelaksanaan Kliring

pengembaliannya dilakukan pada hari kerja yang berbeda dengan Kliring

penyerahan, karena kegiatan Kliring pengembalian merupakan satu kesatuan

siklus dengan Kliring penyerahan dalam penyelenggaraan Kliring Debet.

d. Kepada Bank yang dihentikan sementara keikutsertaannya dalam kegiatan SKNBI,

PKN menyampaikan surat pemberitahuan kepada kantor pusat Peserta, UUS

atau kantor

cabang Peserta dari Bank yang kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri

mengenai penghentian sementara dalam kegiatan SKNBI, pada tanggal Bank

tidak menyediakan pendanaan awal (prefund) sebagaimana dimaksud pada huruf

a.

e. Pemberitahuan mengenai penghentian sementara dalam kegiatan SKNBI kepada

seluruh kantornya yang menjadi Peserta merupakan tanggung jawab dari kantor

pusat Peserta, UUS atau kantor cabang Peserta dari Bank yang kantor pusatnya

berkedudukan di luar negeri sebagaimana dimaksud pada huruf d.

f. PKN menyediakan informasi melalui SSK mengenai penghentian sementara

sebagaimana dimaksud pada huruf a segera setelah berakhirnya batas waktu

penyediaan pendanaan awal (prefund). Informasi tersebut dapat diakses oleh

seluruh Bank melalui TPK on-line untuk diteruskan kepada seluruh kantornya

265

Page 157: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

yang menjadi Peserta, dan oleh seluruh PKL melalui KPK untuk diteruskan kepada

seluruh Peserta di Wilayah Kliring yang bersangkutan.

2. Penghentian sementara karena rekening giro Bank di Bank Indonesia bersaldo negatif

a. Dalam hal rekening giro Bank di Bank Indonesia bersaldo negatif pada saat tutup

Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan mengakibatkan

Bank tidak mampu menyediakan pendanaan awal (prefund), PKN menghentikan

sementara keikutsertaan seluruh kantor Bank yang menjadi Peserta dalam

kegiatan SKNBI sejak berakhirnya batas waktu penyediaan pendanaan awal

(prefund) pada awal hari kerja berikutnya.

b. Dengan penghentian tersebut, maka seluruh kantor Bank yang menjadi Peserta

sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak dapat melakukan seluruh kegiatan

dalam Kliring Debet dan Kliring Kredit.

c. Kantor Bank yang dihentikan sementara keikutsertaannya dalam kegiatan SKNBI

masih dapat mengikuti kegiatan Kliring pengembalian apabila kantor Bank

tersebut menjadi Peserta di Wilayah Kliring yang pelaksanaan Kliring

pengembaliannya dilakukan pada hari kerja yang berbeda dengan Kliring

penyerahan, karena kegiatan Kliring pengembalian merupakan satu kesatuan

siklus dengan Kliring penyerahan dalam penyelenggaraan Kliring Debet.

d. Kepada Bank yang dihentikan sementara keikutsertaannya dalam kegiatan SKNBI,

PKN menyampaikan surat pemberitahuan kepada kantor pusat Peserta, UUS atau

kantor cabang Peserta dari Bank yang kantor pusatnya berkedudukan di luar

negeri mengenai penghentian sementara dalam kegiatan SKNBI, pada tanggal

penghentian sementara sebagaimana dimaksud pada huruf a.

e. Pemberitahuan mengenai penghentian sementara dalam kegiatan SKNBI kepada

seluruh kantornya yang menjadi Peserta merupakan tanggung jawab dari kantor

pusat Peserta, UUS atau kantor cabang Peserta dari Bank yang kantor pusatnya

berkedudukan di luar negeri sebagaimana dimaksud pada huruf d.

f. PKN menyediakan informasi melalui SSK mengenai penghentian sementara

sebagaimana dimaksud pada huruf a segera setelah berakhirnya batas waktu

penyediaan pendanaan

awal (prefund). Informasi tersebut dapat diakses oleh seluruh Bank melalui TPK

on-line untuk diteruskan kepada seluruh kantornya yang menjadi Peserta, dan

oleh seluruh PKL melalui KPK untuk diteruskan kepada seluruh Peserta di Wilayah

Kliring yang bersangkutan.

266

Page 158: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

3. Penghentian sementara karena adanya permintaan tertulis dari pihak yang berwenang

dalam melakukan pengawasan Bank

a. Berdasarkan permintaan tertulis dari pihak yang berwenang dalam melakukan

pengawasan Bank, PKN menghentikan sementara keikutsertaan seluruh kantor

Bank yang menjadi Peserta dalam kegiatan SKNBI sejak tanggal yang ditetapkan

oleh pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan Bank.

b. Dengan penghentian tersebut, maka seluruh kantor Bank yang menjadi Peserta

sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak dapat melakukan seluruh kegiatan

dalam Kliring Debet dan Kliring Kredit.

c. Kantor Bank yang dihentikan sementara keikutsertaannya dalam kegiatan SKNBI

masih dapat mengikuti kegiatan Kliring pengembalian apabila kantor Bank

tersebut menjadi Peserta di Wilayah Kliring yang pelaksanaan Kliring

pengembaliannya dilakukan pada hari kerja yang berbeda dengan Kliring

penyerahan, karena kegiatan Kliring pengembalian merupakan satu kesatuan

siklus dengan Kliring penyerahan dalam penyelenggaraan Kliring Debet.

d. Kepada Bank yang dihentikan sementara keikutsertaannya dalam kegiatan SKNBI,

PKN menyampaikan surat pemberitahuan kepada kantor pusat Peserta, UUS

atau kantor

cabang Peserta dari Bank yang kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri

mengenai penghentian sementara dalam kegiatan SKNBI, pada tanggal yang

sama dengan tanggal yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang dalam

melakukan pengawasan Bank.

e. Pemberitahuan mengenai penghentian sementara dalam kegiatan SKNBI kepada

seluruh kantornya yang menjadi Peserta merupakan tanggung jawab dari kantor

pusat Peserta, UUS atau kantor cabang Peserta dari Bank yang kantor pusatnya

berkedudukan di luar negeri sebagaimana dimaksud pada huruf d.

f. PKN menyediakan informasi melalui SSK mengenai penghentian sementara

sebagaimana dimaksud pada huruf a segera setelah berakhirnya batas waktu

penyediaan pendanaan awal (prefund). Informasi tersebut dapat diakses oleh

seluruh Bank melalui TPK on-line untuk diteruskan kepada seluruh kantornya

yang menjadi Peserta, dan oleh seluruh PKL melalui KPK untuk diteruskan kepada

seluruh Peserta di Wilayah Kliring yang bersangkutan.

4. Penghentian sementara karena Peserta dikenakan sanksi administratif berupa

penghentian sementara dalam kegiatan SKNBI

267

Page 159: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

a. Dalam hal Peserta dikenakan sanksi administratif berupa penghentian sementara

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (3), Pasal 64 ayat (3), Pasal 65 ayat

(3), Pasal 66 ayat (3) atau Pasal 86 ayat (2) huruf c PBI SKNBI, PKN

menghentikan sementara keikutsertaan seluruh kantor Bank yang menjadi

Peserta dalam kegiatan SKNBI sejak tanggal ditetapkan.

b. Dengan penghentian tersebut, maka seluruh kantor Bank yang menjadi Peserta

sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak dapat melakukan seluruh kegiatan

dalam Kliring Debet dan Kliring Kredit.

c. Kantor Bank yang dihentikan sementara keikutsertaannya dalam kegiatan SKNBI

masih dapat mengikuti kegiatan Kliring pengembalian apabila kantor Bank

tersebut menjadi Peserta di Wilayah Kliring yang pelaksanaan Kliring

pengembaliannya dilakukan pada hari kerja yang berbeda dengan Kliring

penyerahan, karena kegiatan Kliring pengembalian merupakan satu kesatuan

siklus dengan Kliring penyerahan dalam penyelenggaraan Kliring Debet.

d. Kepada Bank yang dihentikan sementara keikutsertaannya dalam kegiatan SKNBI,

PKN menyampaikan surat pemberitahuan kepada kantor pusat Peserta, UUS atau

kantor cabang Peserta dari Bank yang kantor pusatnya berkedudukan di luar

negeri mengenai penghentian sementara dalam kegiatan SKNBI, pada tanggal

yang sama dengan tanggal penghentian sementara sebagaimana dimaksud pada

huruf a.

e. Pemberitahuan mengenai penghentian sementara dalam kegiatan SKNBI kepada

seluruh kantornya yang menjadi Peserta merupakan tanggung jawab dari kantor

pusat Peserta, UUS atau kantor cabang Peserta dari Bank yang kantor pusatnya

berkedudukan di luar negeri sebagaimana dimaksud pada huruf d.

f. PKN menyediakan informasi melalui SSK mengenai penghentian sementara

sebagaimana dimaksud pada huruf a segera setelah berakhirnya batas waktu

penyediaan pendanaan

awal (prefund). Informasi tersebut dapat diakses oleh seluruh Bank melalui TPK

on-line untuk diteruskan kepada seluruh kantornya yang menjadi Peserta, dan

oleh seluruh PKL melalui KPK untuk diteruskan kepada seluruh Peserta di Wilayah

Kliring yang bersangkutan.

5. Penghentian sementara berdasarkan permintaan dari Peserta

a. Penghentian sementara karena kondisi-kondisi tertentu yang mengakibatkan

Peserta tidak dapat mengikuti kegiatan SKNBI

268

Page 160: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

1) Kantor Pusat Peserta, UUS, atau Kantor Cabang Peserta dari Bank yang

kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri (selanjutnya disebut Bank

pemohon) menyampaikan surat permohonan kepada PKN mengenai

penghentian sementara keikutsertaan sebagian atau seluruh kantornya

yang menjadi Peserta dalam kegiatan SKNBI. Surat permohonan diajukan

kepada Bagian Penyelenggaraan Setelmen c.q. PKN- Direktorat Akunting

dan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3, Jalan MH.

Thamrin No. 2 Jakarta 10350. Surat permohonan tersebut harus sudah

diterima oleh PKN paling lambat 6 (enam) hari kerja sebelum tanggal

efektif penghentian sementara. Tembusan surat permohonan disampaikan

juga kepada masing-masing PKL dimana kantor Bank yang akan dihentikan

sementara terdaftar sebagai Peserta.

2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada angka 1) sekurang-

kurangnya memuat informasi sebagai berikut:

a) Alasan penghentian sementara dalam kegiatan SKNBI;

b) Daftar kantor Peserta yang akan dihentikan sementara

keikutsertaanya dalam kegiatan SKNBI; dan

c) Rencana jangka waktu penghentian sementara dalam kegiatan

SKNBI.

3) Dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah surat

permohonan diterima secara lengkap, PKN menyampaikan secara tertulis

persetujuan atau penolakan kepada Bank pemohon dengan tembusan

kepada PKL dimana kantor Bank yang akan dihentikan sementara terdaftar

sebagai Peserta.

4) Surat persetujuan sebagaimana dimaksud pada angka 3) antara lain

memuat informasi sebagai berikut:

a) Persetujuan penghentian sementara keikutsertaan sebagian atau

seluruh kantornya yang menjadi Peserta dalam kegiatan SKNBI.

b) Tanggal efektif dan jangka waktu penghentian sementara dalam

kegiatan SKNBI.

5) Surat penolakan sebagaimana dimaksud pada angka 3) antara lain memuat

informasi sebagai berikut:

a) Penolakan permohonan penghentian sementara keikutsertaan

sebagian atau seluruh kantornya yang menjadi Peserta dalam

269

Page 161: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

kegiatan SKNBI; dan

b) Alasan penolakan permohonan penghentian sementara.

6) Apabila permohonan penghentian sementara disetujui:

a) PKN menginformasikan kepada seluruh PKL dimana terdapat

kantor Peserta yang akan dihentikan

sementara dalam kegiatan SKNBI, paling lambat 2 (dua) hari kerja

sebelum tanggal efektif penghentian.

b) PKL sebagaimana dimaksud pada huruf a) menginformasikan kepada

seluruh Peserta lainnya mengenai penghentian sementara Peserta

tersebut paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal efektif

penghentian.

7) Peserta yang disetujui untuk dihentikan sementara dalam kegiatan SKNBI,

harus mengumumkan kepada nasabahnya mengenai penghentian

sementara kantor yang bersangkutan dalam kegiatan SKNBI, paling

lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal efektif penghentian.

8) Dengan penghentian tersebut, maka:

a) Dalam hal yang dihentikan adalah seluruh kantor Bank yang menjadi

Peserta maka seluruh kantor Bank tersebut yang menjadi Peserta

tidak dapat melakukan seluruh kegiatan dalam Kliring Debet dan

Kliring Kredit.

b) Dalam hal yang dihentikan adalah sebagian dari kantor Bank yang

menjadi Peserta maka kantor-kantor tersebut tidak dapat

melakukan seluruh kegiatan dalam Kliring Debet dan Kliring Kredit,

namun masih dapat menerima transfer kredit dari Bank lain melalui

kantor lainnya yang menjadi Peserta dan tidak dihentikan

sementara.

c) Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud dalam huruf b),

kewajiban pengkreditan ke rekening nasabah atas transfer yang

diterima tetap berlaku

sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Bab VIII PBI

SKNBI.

b. Penghentian sementara karena Keadaan Darurat di lokasi Peserta yang

mengakibatkan Peserta tidak dapat mengikuti kegiatan SKNBI

1) Dalam hal keadaan memungkinkan, Peserta segera memberitahukan

270

Page 162: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

kondisi Keadaan Darurat kepada PKL melalui sarana komunikasi yang

tersedia dan meminta penghentian sementara keikutsertaan Peserta yang

bersangkutan dan atau kantor lainnya yang mengalami Keadaan Darurat

dalam kegiatan SKNBI.

2) Setelah menerima pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam angka 1),

PKL segera menyampaikan persetujuan penghentian sementara kantor

Peserta tersebut melalui sarana komunikasi yang tersedia dan

menginformasikan kondisi tersebut kepada PKN. Dalam hal penyelenggara

SKNBI adalah PKL Selain BI, PKL Selain BI juga menginformasikan kondisi

tersebut kepada PKL BI yang mewilayahi PKL Selain BI tersebut.

3) Dengan penghentian tersebut, maka kantor Bank Peserta sebagaimana

dimaksud pada angka 1) tidak dapat melakukan seluruh kegiatan dalam

Kliring Debet dan Kliring Kredit namun masih dapat menerima transfer

kredit dari Bank lain melalui kantornya yang lain, dan dalam hal ini

kewajiban pengkreditan ke rekening nasabah atas transfer kredit yang

diterima tetap berlaku sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Bab VIII PBI SKNBI.

4) Dalam hal pemberitahuan oleh Peserta yang mengalami Keadaan Darurat

tersebut dilakukan setelah Kliring Debet dimulai maka:

a) PKL tidak memperhitungkan DKE Debet untuk Peserta yang

mengalami Keadaan Darurat yang dikliringkan oleh Peserta lain pada

hari itu.

b) Terhadap Warkat Debet Peserta yang mengalami Keadaan Darurat

yang dikliringkan oleh Peserta lain, maka:

(1) Untuk Wilayah Kliring On-line Otomasi dan Wilayah Kliring

Off-line Otomasi, PKL mengembalikan Warkat Debet tersebut

kepada Peserta lain yang mengkliringkan;

(2) Untuk Wilayah Kliring On-line Manual dan Off-line Manual,

Peserta lain yang mengkliringkan tidak mendistribusikan

Warkat Debet tersebut kepada Peserta yang mengalami

Keadaan Darurat.

5) PKL mengumumkan kepada Peserta lainnya mengenai penghentian

sementara Peserta segera setelah menerima pemberitahuan dari Peserta

yang mengalami Keadaan Darurat sebagaimana dimaksud pada angka 1).

271

Page 163: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

6) Setelah keadaan memungkinkan, Peserta menegaskan kembali secara

tertulis pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada angka 1) kepada PKL.

7) PKL menegaskan kembali secara tertulis pemberitahuan sebagaimana

dimaksud pada angka 1) kepada PKN segera setelah menerima penegasan

secara tertulis dari Peserta sebagaimana dimaksud pada angka 6).

Dalam hal

penyelenggara SKNBI adalah PKL Selain BI, PKL Selain BI tersebut harus

menyampaikan tembusan surat penegasan tersebut kepada PKL BI yang

mewilayahi.

8) Surat penegasan sebagaimana dimaksud dalam angka 6) sekurang-

kurangnya memuat informasi sebagai berikut:

a) Alasan penghentian sementara, yaitu karena Keadaan Darurat di

lokasi Peserta;

b) Daftar kantor Peserta yang akan dihentikan sementara dalam

kegiatan SKNBI; dan

c) Rencana jangka waktu penghentian sementara dalam kegiatan

SKNBI.

9) Setelah menerima surat penegasan dari Peserta sebagaimana dimaksud

dalam angka 6):

a) PKL segera menyampaikan persetujuan secara tertulis kepada

Peserta yang bersangkutan dengan tembusan kepada PKN. Dalam

hal penyelenggara SKNBI adalah PKL Selain BI, maka tembusan surat

persetujuan tersebut disampaikan kepada PKL BI yang mewilayahi.

b) PKL segera menginformasikan kepada seluruh Peserta lainnya

mengenai jangka waktu penghentian sementara Peserta tersebut.

6. Penghentian sementara Peserta dalam Kliring Debet karena Warkat Debetnya tertolak

(reject) oleh mesin baca pilah dan mengakibatkan terganggunya operasional Kliring

Debet di Wilayah Kliring yang bersangkutan.

a. Dalam hal Peserta dikenakan sanksi administratif berupa penghentian

sementara dalam Kliring Debet sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 69 PBI SKNBI, PKL menghentikan sementara keikutsertaan

Peserta dalam kegiatan Kliring Debet sejak tanggal ditetapkan.

b. Peserta yang dihentikan sementara keikutsertaannya dalam kegiatan Kliring

Debet masih dapat mengikuti kegiatan Kliring pengembalian apabila yang

272

Page 164: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

bersangkutan adalah Peserta di Wilayah Kliring yang pelaksanaan Kliring

pengembaliannya dilakukan pada hari kerja yang berbeda dengan Kliring

penyerahan, karena kegiatan Kliring pengembalian merupakan satu kesatuan

siklus dengan Kliring penyerahan dalam penyelenggaraan Kliring Debet.

c. PKL menyampaikan surat pemberitahuan kepada Peserta yang bersangkutan

mengenai penghentian sementara dalam kegiatan Kliring Debet pada tanggal

yang sama dengan tanggal penghentian sementara sebagaimana dimaksud pada

huruf a.

d. PKL memberitahukan kepada seluruh Peserta lainnya mengenai penghentian

sementara dalam Kliring Debet pada tanggal yang sama dengan tanggal

penghentian sementara sebagaimana dimaksud pada huruf a.

B. Tata Cara Penghentian Tetap Peserta Dalam Kegiatan SKNBI

1. Penghentian tetap karena adanya permintaan tertulis dari pihak yang berwenang dalam

melakukan pengawasan Bank

a. Berdasarkan permintaan tertulis dari pihak yang berwenang dalam melakukan

pengawasan Bank, PKN menghentikan secara tetap keikutsertaan seluruh kantor

Bank yang menjadi Peserta dalam kegiatan SKNBI pada tanggal yang ditetapkan

oleh pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan Bank.

b. Dengan penghentian tersebut, maka seluruh kantor Bank yang menjadi Peserta

tidak dapat melakukan seluruh kegiatan dalam Kliring Debet dan Kliring Kredit

sejak tanggal yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang dalam melakukan

pengawasan Bank.

c. Kantor Bank yang dihentikan keikutsertaannya dalam kegiatan SKNBI secara

tetap masih dapat mengikuti kegiatan Kliring pengembalian apabila kantor Bank

tersebut menjadi Peserta di Wilayah Kliring yang pelaksanaan Kliring

pengembaliannya dilakukan pada hari kerja yang berbeda dengan Kliring

penyerahan, karena kegiatan Kliring pengembalian merupakan satu kesatuan

siklus dengan Kliring penyerahan dalam penyelenggaraan Kliring Debet.

d. Kepada Bank yang dihentikan keikutsertaannya secara tetap dalam kegiatan

SKNBI, PKN menyampaikan surat pemberitahuan kepada kantor pusat Peserta,

UUS atau kantor cabang Peserta dari Bank yang kantor pusatnya berkedudukan

di luar negeri mengenai penghentian tetap dalam kegiatan SKNBI, pada tanggal

yang sama dengan tanggal yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang dalam

melakukan pengawasan Bank.

273

Page 165: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

e. Pemberitahuan mengenai penghentian tetap dalam kegiatan SKNBI kepada

seluruh kantornya yang menjadi Peserta merupakan tanggung jawab dari kantor

pusat Peserta, UUS atau kantor cabang Peserta dari Bank yang kantor pusatnya

berkedudukan di luar negeri sebagaimana dimaksud pada huruf d.

f. PKN menyediakan informasi melalui SSK mengenai penghentian tetap

sebagaimana dimaksud pada huruf a, pada tanggal yang sama dengan tanggal

yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan Bank.

Informasi tersebut dapat diakses oleh seluruh Bank melalui TPK on-line untuk

diteruskan kepada seluruh kantornya yang menjadi Peserta, dan oleh seluruh PKL

melalui KPK untuk diteruskan kepada seluruh Peserta di Wilayah Kliring yang

bersangkutan.

g. Berdasarkan informasi yang diterima dari kantor Bank atau PKL sebagaimana

dimaksud pada huruf f, Peserta yang menggunakan TPK off-line harus melakukan

penyesuaian (updating) tabel referensi pada aplikasi TPK masing-masing, pada

tanggal efektif penghentian tetap sebelum kegiatan Kliring Debet dan Kliring

Kredit dimulai. Proses updating dilakukan melalui up-load data tabel referensi

dari media rekam data elektronis yang diperoleh dari PKL atau up-load data tabel

referensi melalui kantornya yang menggunakan TPK on-line.

2. Penghentian tetap karena adanya permintaan tertulis dari Peserta atau Bank

a. Permintaan untuk menghentikan secara tetap keikutsertaan kantor Bank yang

menjadi Peserta dalam kegiatan SKNBI, antara lain disebabkan oleh:

1) Peserta pindah dari suatu Wilayah Kliring ke Wilayah Kliring lain yang

berbeda; dan atau

2) keinginan Bank yang bersangkutan untuk menghentikan keikutsertaan

sebagian atau seluruh kantor Bank sebagai Peserta.

b. Kantor pusat Peserta, UUS, atau kantor cabang Peserta dari Bank yang kantor

pusatnya berkedudukan di luar negeri (selanjutnya disebut Bank pemohon)

menyampaikan surat permohonan kepada PKN mengenai penghentian secara

tetap keikutsertaan sebagian atau seluruh kantornya yang menjadi Peserta

dalam kegiatan SKNBI. Surat permohonan diajukan kepada Bagian

Penyelenggaraan Setelmen c.q. PKN- Direktorat Akunting dan Sistem

Pembayaran, Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3, Jalan MH. Thamrin No. 2

Jakarta 10350. Surat permohonan tersebut harus sudah diterima oleh PKN paling

lambat 6 (enam) hari kerja sebelum tanggal efektif penghentian. Tembusan surat

274

Page 166: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

permohonan disampaikan juga kepada masing-masing PKL dimana kantor Bank

yang akan dihentikan secara tetap terdaftar sebagai Peserta.

c. Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf b) sekurang-kurangnya

memuat informasi sebagai berikut:

1) alasan penghentian secara tetap;

2) daftar kantor Peserta yang akan dihentikan secara tetap keikutsertaannya

dalam kegiatan SKNBI; dan

3) rencana tanggal efektif penghentian keikutsertaan secara tetap.

d. Dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah surat permohonan

diterima secara lengkap, PKN menyampaikan secara tertulis persetujuan atau

penolakan kepada Bank pemohon dengan tembusan kepada PKL dimana kantor

Bank yang akan dihentikan secara tetap terdaftar sebagai Peserta.

e. Surat persetujuan sebagaimana dimaksud pada huruf d antara lain memuat

informasi sebagai berikut:

1) persetujuan penghentian secara tetap keikutsertaan sebagian atau seluruh

kantornya yang menjadi Peserta dalam kegiatan SKNBI ; dan

2) tanggal efektif penghentian secara tetap dalam kegiatan SKNBI.

f. Surat penolakan sebagaimana dimaksud dalam huruf d memuat informasi

sebagai berikut:

1) penolakan permohonan penghentian secara tetap keikutsertaan sebagian

atau seluruh kantornya yang menjadi Peserta dalam kegiatan SKNBI; dan

2) alasan penolakan permohonan penghentian secara tetap.

g. Apabila permohonan penghentian tetap disetujui:

1) PKN menginformasikan kepada seluruh PKL dimana terdapat kantor

Peserta yang akan dihentikan secara tetap dalam kegiatan SKNBI, paling

lambat 2 (dua) hari kerja sebelum tanggal efektif penghentian.

2) PKL sebagaimana dimaksud pada huruf a) menginformasikan kepada

seluruh Peserta lainnya mengenai penghentian tetap Peserta tersebut

paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal efektif penghentian.

h. Berdasarkan informasi yang diterima dari kantor Bank atau PKL sebagaimana

dimaksud pada huruf f, Peserta yang menggunakan TPK off-line harus melakukan

penyesuaian (updating) tabel referensi pada aplikasi TPK masing-masing, pada

tanggal efektif penghentian tetap sebelum kegiatan Kliring

Debet dan Kliring Kredit dimulai. Proses updating dilakukan melalui up-load data

275

Page 167: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

tabel referensi dari media rekam data elektronis yang diperoleh dari PKL atau up-

load data tabel referensi melalui kantornya yang menggunakan TPK on-line.

i. Peserta yang disetujui untuk dihentikan secara tetap dalam kegiatan SKNBI, harus

mengumumkan kepada nasabahnya mengenai penghentian secara tetap kantor

yang bersangkutan dalam kegiatan SKNBI, paling lambat 1 (satu) hari kerja

sebelum tanggal efektif penghentian.

j. Dengan penghentian tersebut, maka kantor Bank Peserta yang dihentikan

keikutsertaannya secara tetap, tidak dapat melakukan seluruh kegiatan dalam

Kliring Debet dan Kliring Kredit.

276

Page 168: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

BAB XI

PENGIKUTSERTAAN KEMBALI DALAM KEGIATAN SKNBI

Peserta yang dihentikan sementara keikutsertaannya dalam kegiatan SKNBI dapat diikutsertakan

kembali dalam kegiatan SKNBI dengan tata cara sebagai berikut:

A. Pengikutsertaan kembali Peserta yang dihentikan sementara karena Bank tidak menyediakan

pendanaan awal (prefund).

1. Pengikutsertaan kembali dilakukan secara otomatis pada kegiatan SKNBI sepanjang

Bank telah menyediakan pendanaan awal (prefund) untuk Kliring Debet dan Kliring

Kredit sesuai dengan jadwal penyediaan pendanaan awal (prefund).

2. Dengan pengikutsertaan kembali, seluruh kantor Bank tersebut yang menjadi Peserta

dapat melakukan kembali seluruh kegiatan dalam Kliring Debet dan Kliring Kredit.

3. Kepada Bank yang diikutsertakan kembali dalam kegiatan SKNBI, PKN menyampaikan

surat pemberitahuan kepada kantor pusat Peserta, UUS atau kantor cabang Peserta

dari Bank yang kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri mengenai pengikutsertaan

kembali dalam kegiatan SKNBI, pada tanggal pengikutsertaan kembali.

4. Pemberitahuan mengenai pengikutsertaan kembali dalam kegiatan SKNBI kepada

seluruh kantornya yang menjadi Peserta merupakan tanggung jawab dari kantor pusat

Peserta, UUS atau kantor cabang Peserta dari Bank yang kantor pusatnya berkedudukan

di luar negeri sebagaimana dimaksud pada angka 3.

5. PKN menyediakan informasi melalui SSK mengenai pengikutsertaan kembali tersebut

pada tanggal pengikutsertaan kembali, segera

setelah berakhirnya batas waktu penyediaan pendanaan awal (prefund). Informasi

tersebut dapat diakses oleh seluruh Bank melalui TPK on-line untuk diteruskan kepada

seluruh kantornya yang menjadi Peserta, dan oleh seluruh PKL melalui KPK untuk

diteruskan kepada seluruh Peserta di Wilayah Kliring yang bersangkutan.

B. Pengikutsertaan kembali Peserta yang dihentikan sementara karena rekening giro Bank di

Bank Indonesia bersaldo negatif.

1. Pengikutsertaan kembali dilakukan secara otomatis pada kegiatan SKNBI setelah

rekening giro Bank di Bank Indonesia tidak bersaldo negatif dan sepanjang Bank telah

menyediakan pendanaan awal (prefund) untuk Kliring Debet dan Kliring Kredit sesuai

dengan jadwal penyediaan pendanaan awal (prefund).

2. Dengan pengikutsertaan kembali, seluruh kantor Bank tersebut yang menjadi Peserta

dapat melakukan kembali seluruh kegiatan dalam Kliring Debet dan Kliring Kredit.

3. Kepada Bank yang diikutsertakan kembali dalam kegiatan SKNBI, PKN menyampaikan

277

Page 169: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

surat pemberitahuan kepada kantor pusat Peserta, UUS atau kantor cabang Peserta

dari Bank yang kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri mengenai pengikutsertaan

kembali dalam kegiatan SKNBI, pada tanggal pengikutsertaan kembali.

4. Pemberitahuan mengenai pengikutsertaan kembali dalam kegiatan SKNBI kepada

seluruh kantornya yang menjadi Peserta merupakan tanggung jawab dari kantor pusat

Peserta, UUS atau kantor cabang Peserta dari Bank yang kantor pusatnya berkedudukan

di luar negeri sebagaimana dimaksud pada angka 3.

5. PKN menyediakan informasi melalui SSK mengenai pengikutsertaan kembali tersebut

pada tanggal pengikutsertaan kembali, segera setelah berakhirnya batas waktu

penyediaan pendanaan awal (prefund). Informasi tersebut dapat diakses oleh seluruh

Bank melalui TPK on-line untuk diteruskan kepada seluruh kantornya yang menjadi

Peserta, dan oleh seluruh PKL melalui KPK untuk diteruskan kepada seluruh Peserta di

Wilayah Kliring yang bersangkutan.

C. Pengikutsertaan kembali Peserta yang dihentikan sementara karena adanya permintaan

tertulis dari pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan Bank.

1. Pengikutsertaan kembali dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Dalam hal pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan Bank

menetapkan batas waktu penghentian sementara, pengikutsertaan kembali

dilakukan secara otomatis setelah batas waktu penghentian sementara yang

ditetapkan berakhir dan sepanjang Bank telah menyediakan pendanaan awal

(prefund) untuk Kliring Debet dan Kliring Kredit sesuai dengan jadwal penyediaan

pendanaan awal (prefund); atau

b. Dalam hal pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan Bank tidak

menetapkan batas waktu penghentian sementara, pengikutsertaan kembali

dilakukan setelah pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan Bank

mengajukan permintaan untuk mengikutsertakan kembali Bank yang

bersangkutan dan sepanjang Bank telah menyediakan pendanaan awal (prefund)

untuk Kliring Debet dan Kliring Kredit sesuai dengan jadwal penyediaan

pendanaan awal (prefund).

2. Dengan pengikutsertaan kembali, seluruh kantor Bank tersebut yang menjadi Peserta

dapat melakukan kembali seluruh kegiatan dalam Kliring Debet dan Kliring Kredit.

3. Kepada Bank yang diikutsertakan kembali dalam kegiatan SKNBI, PKN menyampaikan

surat pemberitahuan kepada Kantor Pusat Peserta, UUS atau Kantor Cabang Peserta

dari Bank yang kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri mengenai pengikutsertaan

278

Page 170: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

kembali dalam kegiatan SKNBI, pada tanggal pengikutsertaan kembali.

4. Pemberitahuan mengenai pengikutsertaan kembali dalam kegiatan SKNBI kepada

seluruh kantornya yang menjadi Peserta merupakan tanggung jawab dari kantor pusat

Peserta, UUS atau kantor cabang Peserta dari Bank yang kantor pusatnya berkedudukan

di luar negeri sebagaimana dimaksud pada angka 3.

5. PKN menyediakan informasi melalui SSK mengenai pengikutsertaan kembali tersebut

pada tanggal pengikutsertaan kembali, segera setelah berakhirnya batas waktu

penyediaan pendanaan awal (prefund). Informasi tersebut dapat diakses oleh seluruh

Bank melalui TPK on-line untuk diteruskan kepada seluruh kantornya yang menjadi

Peserta, dan oleh seluruh PKL melalui KPK untuk diteruskan kepada seluruh Peserta di

Wilayah Kliring yang bersangkutan.

D. Pengikutsertaan kembali Peserta yang dihentikan sementara karena Peserta dikenakan sanksi

administratif berupa penghentian sementara dalam kegiatan SKNBI.

1. Pengikutsertaan kembali dilakukan apabila:

a. Bank telah memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (3),

Pasal 64 ayat (3), Pasal 65 ayat (3), Pasal 66 ayat (3) atau Pasal 86 ayat (2) huruf

c PBI SKNBI; dan

b. Bank telah menyediakan pendanaan awal (prefund) untuk Kliring Debet dan

Kliring Kredit sesuai dengan jadwal penyediaan pendanaan awal (prefund).

2. Dengan pengikutsertaan kembali, seluruh kantor Bank tersebut yang menjadi Peserta

dapat melakukan kembali seluruh kegiatan dalam Kliring Debet dan Kliring Kredit.

3. Kepada Bank yang diikutsertakan kembali dalam kegiatan SKNBI, PKN menyampaikan

surat pemberitahuan kepada kantor pusat Peserta, UUS atau kantor cabang Peserta

dari Bank yang kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri mengenai pengikutsertaan

kembali dalam kegiatan SKNBI, pada tanggal pengikutsertaan kembali.

4. Pemberitahuan mengenai pengikutsertaan kembali dalam kegiatan SKNBI kepada

seluruh kantornya yang menjadi Peserta merupakan tanggung jawab dari kantor pusat

Peserta, UUS atau kantor cabang Peserta dari Bank yang kantor pusatnya berkedudukan

di luar negeri sebagaimana dimaksud pada angka 3.

5. PKN menyediakan informasi melalui SSK mengenai pengikutsertaan kembali tersebut

pada tanggal pengikutsertaan kembali, segera setelah berakhirnya batas waktu

penyediaan pendanaan awal (prefund). Informasi tersebut dapat diakses oleh seluruh

Bank melalui TPK on-line untuk diteruskan kepada seluruh kantornya yang menjadi

Peserta, dan oleh seluruh PKL melalui KPK untuk diteruskan kepada seluruh Peserta di

279

Page 171: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Wilayah Kliring yang bersangkutan.

E. Pengikutsertaan kembali Peserta yang dihentikan sementara karena permintaan dari Peserta.

1. Dalam hal Peserta menetapkan batas waktu penghentian sementara, pengikutsertaan

kembali dilakukan secara otomatis setelah batas

waktu penghentian sementara yang ditetapkan berakhir dan sepanjang Bank telah

menyediakan pendanaan awal (prefund) untuk Kliring Debet dan Kliring Kredit sesuai

dengan jadwal penyediaan pendanaan awal (prefund).

2. Dalam hal Peserta tidak menetapkan batas waktu penghentian sementara,

pengikutsertaan kembali dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Kantor pusat Peserta, UUS, atau kantor cabang Peserta dari Bank yang kantor

pusatnya berkedudukan di luar negeri (selanjutnya disebut Bank pemohon)

menyampaikan surat permohonan kepada PKN mengenai pengikutsertaan

kembali sebagian atau seluruh kantornya yang menjadi Peserta dalam kegiatan

SKNBI. Surat permohonan dimaksud diajukan kepada Bagian Penyelenggaraan

Setelmen c.q. PKN - Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia,

Gedung D Lantai 3, Jalan MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350. Surat permohonan

tersebut harus sudah diterima oleh PKN paling lambat 6 (enam) hari kerja

sebelum tanggal efektif pengikutsertaan kembali. Tembusan surat permohonan

disampaikan juga kepada masing-masing PKL dimana kantor Bank yang akan

diikutsertakan kembali terdaftar sebagai Peserta.

b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a sekurang-kurangnya

memuat informasi sebagai berikut:

1) alasan pengikutsertaan kembali dalam kegiatan SKNBI;

2) daftar kantor Peserta yang akan diikutsertakan kembali dalam kegiatan

SKNBI; dan

3) tanggal efektif pengikutsertaan kembali dalam kegiatan SKNBI.

c. Dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah surat permohonan

diterima secara lengkap, PKN menyampaikan secara tertulis persetujuan kepada

Bank pemohon dengan tembusan kepada PKL dimana kantor Bank yang akan

diikutsertakan kembali terdaftar sebagai Peserta.

d. Surat persetujuan sebagaimana dimaksud pada huruf c antara lain memuat

informasi sebagai berikut:

1) Persetujuan pengikutsertaan kembali sebagian atau seluruh kantornya

yang menjadi Peserta dalam kegiatan SKNBI.

280

Page 172: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

2) Tanggal efektif pengikutsertaan kembali dalam kegiatan SKNBI.

e. PKN menginformasikan kepada seluruh PKL dimana terdapat kantor Peserta yang

akan diikutsertakan kembali dalam kegiatan SKNBI, paling lambat 2 (dua) hari

kerja sebelum tanggal efektif pengikutsertaan kembali.

f. PKL sebagaimana dimaksud pada huruf e menginformasikan kepada seluruh

Peserta lainnya mengenai pengikutsertaan kembali Peserta tersebut paling

lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal efektif pengikutsertaan kembali.

g. Peserta yang disetujui untuk diikutsertakan kembali dalam kegiatan SKNBI, harus

mengumumkan kepada nasabahnya mengenai pengikutsertaan kembali kantor

yang bersangkutan dalam kegiatan SKNBI, paling lambat 1 (satu) hari kerja

sebelum tanggal efektif pengikutsertaan kembali.

3. Dengan pengikutsertaan kembali, Peserta tersebut dapat melakukan kembali seluruh

kegiatan dalam Kliring Debet dan Kliring Kredit.

F. Pengikutsertaan kembali Peserta yang dihentikan sementara karena Keadaan Darurat di lokasi

Peserta yang mengakibatkan Peserta tidak dapat mengikuti kegiatan SKNBI.

1. Dalam hal Peserta menetapkan batas waktu penghentian sementara, pengikutsertaan

kembali dilakukan secara otomatis setelah batas waktu penghentian sementara yang

ditetapkan berakhir dan sepanjang Bank menyediakan pendanaan awal (prefund) untuk

Kliring Debet dan Kliring Kredit sesuai dengan jadwal penyediaan pendanaan awal

(prefund).

2. Dalam hal Peserta tidak menetapkan batas waktu penghentian sementara,

pengikutsertaan kembali dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Setelah Keadaan Darurat berakhir, Peserta menyampaikan permohonan secara

tertulis kepada PKL mengenai pengikutsertaan kembali sebagian atau seluruh

kantornya yang sebelumnya dihentikan sementara karena mengalami Keadaan

Darurat.

b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a sekurang-kurangnya

memuat informasi sebagai berikut:

1) alasan pengikutsertaan kembali, yaitu karena Keadaan Darurat telah

berakhir;

2) daftar kantor Peserta yang akan diikutsertakan kembali dalam kegiatan

SKNBI; dan

3) rencana tanggal efektif pengikutsertaan kembali dalam kegiatan SKNBI.

c. Dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah surat permohonan

281

Page 173: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

diterima secara lengkap, PKL menyampaikan secara tertulis persetujuan kepada

Peserta yang bersangkutan

dengan tembusan kepada PKN. Dalam hal penyelenggara SKNBI adalah PKL Selain

BI, maka tembusan surat persetujuan juga disampaikan kepada PKL BI yang

mewilayahi PKL Selain BI.

d. Surat persetujuan sebagaimana dimaksud pada huruf c antara lain memuat

informasi sebagai berikut:

1) persetujuan pengikutsertaan kembali sebagian atau seluruh kantornya

yang menjadi Peserta dalam kegiatan SKNBI.

2) tanggal efektif pengikutsertaan kembali dalam kegiatan SKNBI.

e. PKL menginformasikan kepada seluruh Peserta lainnya mengenai

pengikutsertaan kembali Peserta tersebut paling lambat 1 (satu) hari kerja

sebelum tanggal efektif pengikutsertaan kembali.

f. Peserta yang disetujui untuk diikutsertakan kembali dalam kegiatan SKNBI, harus

mengumumkan kepada nasabahnya mengenai pengikutsertaan kembali kantor

yang bersangkutan dalam kegiatan SKNBI, paling lambat 1 (satu) hari kerja

sebelum tanggal efektif pengikutsertaan kembali.

g. Dengan pengikutsertaan kembali, Peserta tersebut dapat melakukan kembali

seluruh kegiatan dalam Kliring Debet dan Kliring Kredit.

G. Pengikutsertaan kembali Peserta yang dihentikan sementara dalam Kliring Debet karena

Warkat Debetnya tertolak oleh mesin baca pilah dan mengakibatkan terganggunya

operasional Kliring Debet di Wilayah Kliring yang bersangkutan.

1. Pengikutsertaan kembali ditetapkan oleh PKL apabila masalah yang mengakibatkan

tertolaknya Warkat Debet Peserta secara terus menerus telah teratasi dan

dibuktikan dengan hasil uji Warkat Debet oleh PKL dan Bank telah menyediakan

pendanaan awal (prefund) untuk Kliring Debet dan Kliring Kredit sesuai dengan jadwal

penyediaan pendanaan awal (prefund).

2. PKL menyampaikan surat pemberitahuan kepada Peserta yang bersangkutan mengenai

pengikutsertaan kembali dalam kegiatan Kliring Debet paling lambat pada tanggal yang

sama dengan tanggal pengikutsertaan kembali yang ditetapkan PKL sebagaimana

dimaksud pada angka 1.

3. PKL memberitahukan kepada seluruh Peserta lainnya mengenai pengikutsertaan

kembali Peserta tersebut paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal

pengikutsertaan kembali yang ditetapkan PKL sebagaimana dimaksud pada angka 1.

282

Page 174: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

4. Dengan pengikutsertaan kembali, Peserta yang bersangkutan dapat melakukan kembali

seluruh kegiatan dalam Kliring Debet.

283

Page 175: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

BAB XII

KONDISI GANGGUAN DAN KEADAAN DARURAT

A. Kondisi Gangguan dan Keadaan Darurat di PKN

1. Kondisi Gangguan pada SSK Utama

a. Dalam hal terjadi gangguan pada SSK Utama sehingga PKN tidak dapat

menggunakan SSK Utama, maka PKN menggunakan SSK Back-up.

b. PKN memberitahukan kondisi gangguan SSK Utama dan berfungsinya SSK Utama

dan/atau SSK Back-up kepada seluruh PKL BI dan Peserta melalui sarana lainnya

yang tersedia. Berdasarkan pemberitahuan tersebut, PKL BI meneruskan

informasi dimaksud kepada PKL Selain BI yang berada di wilayah kerjanya melalui

sarana komunikasi yang tersedia. Pemberitahuan tersebut juga termasuk

informasi mengenai gangguan pada SSK Utama yang tidak memerlukan

pengalihan ke SSK Back-up.

c. Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud pada huruf a, maka:

1) langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Peserta yang menggunakan

TPK on-line yaitu:

a) melakukan query terhadap status batch DKE Debet dan/atau DKE

Kredit yang telah dikirim ke SSK; dan

b) melakukan pengiriman ulang dalam hal terdapat batch DKE Debet

dan/atau DKE Kredit yang masih berstatus “BELUM TERKIRIM”;

2) langkah-langkah yang harus dilakukan oleh PKL yaitu:

a) melakukan query terhadap status batch DKE Debet, DKE Kredit, BSK

Penyerahan, BSK Pengembalian, dan BSK Debet yang telah dikirim

oleh PKL ke SSK;

b) melakukan pengiriman ulang apabila terdapat batch DKE Debet, DKE

Kredit, BSK Penyerahan, BSK Pengembalian, dan BSK Debet yang

masih berstatus “BELUM TERKIRIM”.

d. Dalam hal terjadi kondisi gangguan terhadap SSK Utama sebagaimana dimaksud

pada huruf a, PKN dapat melakukan perubahan jadwal penyelenggaraan kegiatan

SKNBI. Perubahan jadwal tersebut diberitahukan oleh PKN kepada seluruh PKL

dan Peserta melalui pengumuman atau sarana komunikasi yang tersedia.

2. Kondisi Gangguan pada SSK Utama dan SSK Back-up atau Keadaan Darurat di Lokasi PKN

Dalam hal terjadi kondisi gangguan pada SSK Utama dan SSK Back-up atau Keadaan

Darurat di lokasi PKN, berlaku ketentuan sebagai berikut:

284

Page 176: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

a. PKN segera memberitahukan kondisi tersebut serta langkah-langkah yang akan

dilakukan kepada:

1) seluruh PKL melalui sarana komunikasi yang tersedia untuk diteruskan

kepada seluruh Peserta di Wilayah Kliring yang bersangkutan; dan

2) seluruh Peserta yang memiliki TPK on-line melalui sarana komunikasi

tersedia, untuk diteruskan kepada seluruh kantornya yang menjadi

Peserta.

b. PKN menerapkan DRP atau BCP dengan melakukan salah satu atau lebih hal-hal

sebagai berikut:

1) Menetapkan penyelenggaraan Kliring Kredit di masing-masing Wilayah

Kliring oleh PKL dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Transfer kredit yang dikliringkan hanya transfer kredit dari dan

untuk Peserta di Wilayah Kliring yang bersangkutan.

b) Peserta yang menggunakan TPK off-line dan dalam kondisi normal

melakukan pengiriman DKE Kredit secara sentralisasi melalui

kantornya yang menggunakan TPK on-line, mengkliringkan transfer

kredit dengan menyampaikan DKE Kredit kepada PKL dengan

menggunakan media rekam data elektronis.

c) Peserta sebagaimana dimaksud pada huruf b) harus memperhatikan

agar tidak terjadi pengiriman ganda akibat DKE Kredit yang sama

dikirimkan kepada PKL dan kantor Peserta lainnya yang memiliki TPK

on-line.

2) Menetapkan jadwal penyampaian BSK Debet lokal dan BSK Kredit lokal dari

KPK ke Sistem BI-RTGS.

3) Menetapkan pelaksanaan Penyelesaian Akhir hasil Kliring Debet dan Kliring

Kredit dilakukan tanpa memperhitungkan pendanaan awal (prefund),

dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Untuk Wilayah Kliring yang diselenggarakan oleh PKL BI,

Penyelesaian Akhir dilakukan oleh masing-masing PKL BI melalui

terminal Sistem BI-RTGS berdasarkan BSK Debet dan BSK Kredit di

Wilayah Kliring yang bersangkutan.

b) Untuk Wilayah Kliring yang diselenggarakan oleh PKL Selain BI,

Penyelesaian Akhir dilakukan oleh PKL BI yang mewilayahi melalui

terminal Sistem BI-RTGS berdasarkan BSK Debet dan BSK Kredit yang

285

Page 177: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

disampaikan oleh PKL Selain BI kepada PKL BI yang mewilayahi.

c) Penyampaian BSK Debet dan BSK Kredit kepada PKL BI sebagaimana

dimaksud pada huruf b) disampaikan melalui sarana sebagai berikut:

(1) teleks;

(2) i-teleks; atau

(3) telepon dan faksimili, yang disertai dengan angka rahasia.

c. PKL di Wilayah Kliring On-line Otomasi dapat menerapkan hal-hal sebagai berikut:

1) melakukan pembatasan volume Warkat Debet, DKE Debet dan/atau DKE

Kredit yang dapat dikliringkan; dan

2) penyampaian DKE Debet dan DKE Kredit dari Peserta kepada PKL

menggunakan media rekam data elektronis.

d. Dalam hal kondisi gangguan pada SSK Utama dan SSK Back-up atau Keadaan

Darurat di lokasi PKN telah teratasi, PKN segera memberitahukan kepada PKL dan

Peserta melalui sarana lainnya yang tersedia.

e. Dalam hal PKN tidak menetapkan hal-hal sebagaimana dimaksud pada butir b.2)

dan butir b.3) maka setelah kondisi kembali normal berlaku ketentuan sebagai

berikut:

1) langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Peserta yang menggunakan

TPK on-line yaitu:

a) melakukan query terhadap status batch DKE Debet dan/atau DKE

Kredit yang telah dikirim ke SSK; dan

b) melakukan pengiriman ulang dalam hal terdapat batch DKE Debet

dan/atau DKE Kredit yang masih berstatus “BELUM TERKIRIM”.

2) langkah-langkah yang harus dilakukan oleh PKL yaitu:

a) melakukan query terhadap status batch DKE Debet, DKE Kredit, BSK

penyerahan, BSK pengembalian, dan BSK Debet yang telah dikirim

oleh PKL ke SSK; dan

b) melakukan pengiriman dan/atau pengiriman ulang ke SSK dalam hal

terdapat batch DKE Debet, DKE Kredit, BSK penyerahan, BSK

pengembalian, dan BSK Debet yang belum dikirim ke SSK dan/atau

sudah dikirim ke SSK namun masih berstatus “BELUM TERKIRIM”.

B. Kondisi Gangguan dan Keadaan Darurat di PKL

1. Kondisi Gangguan pada KPK Utama

Dalam hal terjadi gangguan pada KPK Utama sehingga PKL tidak dapat menggunakan

286

Page 178: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

KPK Utama, PKL menggunakan KPK Back-up.

2. Kondisi Gangguan pada KPK Utama dan KPK Back-Up atau Keadaan Darurat di Lokasi

PKL

Dalam hal terjadi kondisi gangguan pada KPK Utama dan KPK Back-up, atau Keadaan

Darurat di lokasi PKL, berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. PKL segera memberitahukan kondisi tersebut serta langkah-langkah yang akan

diambil kepada PKN dan Peserta melalui pengumuman dan/atau sarana

komunikasi lainnya yang tersedia.

b. PKL menerapkan DRP atau BCP dengan melakukan salah satu atau lebih hal-hal

sebagai berikut:

1) Melakukan pemindahan lokasi penyelenggaraan SKNBI ke lokasi lain yang

ditetapkan oleh PKL.

2) Melakukan perubahan jadwal Kliring Debet di Wilayah Kliring yang

bersangkutan.

3) Melakukan pembatasan jumlah Peserta yang dapat mengikuti

penyelenggaraan SKNBI di Wilayah Kliring yang bersangkutan, misalnya 1

(satu) Bank hanya dapat diwakili oleh 1 (satu) kantor Bank saja. Dalam hal

ini, Peserta di Wilayah Kliring tersebut diharapkan dapat melakukan in

house clearing untuk transaksi antar kantornya dan melakukan rekonsiliasi

atas transaksi yang akan disampaikan ke PKL dan/atau Peserta lainnya.

4) Dihapus.

5) Mengubah mekanisme penyelenggaraan Kliring Debet untuk Wilayah

Kliring On-line Otomasi, Wilayah Kliring On-line Manual, Wilayah Kliring

Off-line Otomasi dan Off-line Manual menjadi penyelenggaraan Kliring

Debet yang perhitungannya dilakukan secara manual berdasarkan

informasi yang tercantum pada Warkat Debet.

6) Untuk Wilayah Kliring Off-line Otomasi, meniadakan fasilitas penerusan

DKE Kredit dari Peserta ke SSK atau dari SSK ke Peserta dan Peserta hanya

dapat mengirimkan DKE Kredit kepada PKN melalui kantor Peserta lainnya

dari Bank yang bersangkutan yang memiliki TPK on-line.

c. Dengan memperhatikan risiko yang mungkin terjadi dalam penyelenggaraan

SKNBI, PKN dapat menetapkan pelaksanaan Penyelesaian Akhir hasil Kliring

Debet di Wilayah Kliring tersebut dilakukan tanpa memperhitungkan pendanaan

awal (prefund), dengan ketentuan sebagai berikut:

287

Page 179: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

1) Untuk Wilayah Kliring yang diselenggarakan oleh PKL BI, Penyelesaian

Akhir dilakukan oleh masing-masing PKL BI melalui terminal Sistem BI-RTGS

berdasarkan BSK Debet dan BSK Kredit di Wilayah Kliring yang

bersangkutan.

2) Untuk Wilayah Kliring yang diselenggarakan oleh PKL Selain BI,

Penyelesaian Akhir dilakukan oleh PKL BI yang mewilayahi melalui terminal

Sistem BI-RTGS berdasarkan BSK Debet dan BSK Kredit yang disampaikan

oleh PKL Selain BI kepada PKL BI yang mewilayahi.

3) Penyampaian BSK Debet dan BSK Kredit kepada PKL BI sebagaimana

dimaksud pada angka 2) disampaikan melalui sarana sebagai berikut:

a) teleks;

b) i-teleks; atau

c) telepon dan faksimili, yang disertai dengan angka rahasia.

d. Dalam hal kondisi gangguan pada KPK Utama dan KPK Back-up, atau Keadaan

Darurat di lokasi PKL telah berjalan dengan normal, PKL segera memberitahukan

kepada PKN dan Peserta melalui pengumuman dan/atau sarana komunikasi

lainnya yang tersedia.

e. Dalam hal tidak dilakukan hal-hal sebagaimana dimaksud butir b.4) dan huruf c,

maka setelah kondisi kembali normal langkah-langkah yang harus dilakukan oleh

PKL yaitu:

1) melakukan query terhadap status batch DKE Debet, DKE Kredit, BSK

penyerahan, BSK pengembalian, dan BSK Debet yang telah dikirim oleh PKL

ke SSK; dan

2) melakukan pengiriman dan/atau pengiriman ulang ke SSK dalam hal

terdapat batch DKE Debet, DKE Kredit, BSK penyerahan, BSK

pengembalian, dan BSK Debet yang belum dikirim ke SSK dan/atau sudah

dikirim ke SSK namun masih berstatus “BELUM TERKIRIM”.

3. Dalam hal terjadi kondisi gangguan dan/atau Keadaan Darurat di lokasi PKL

sebagaimana dimaksud pada angka 1 atau angka 2 yang menyebabkan perpanjangan

window time SSK, PKL dapat mengajukan permohonan tertulis mengenai perpanjangan

window time tersebut kepada PKN.

C. Kondisi Gangguan dan Keadaan Darurat di Peserta

1. Kondisi Gangguan terhadap TPK Utama

Dalam hal terjadi gangguan terhadap TPK Utama sehingga Peserta tidak dapat

288

Page 180: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

menggunakan TPK Utama, maka Peserta menggunakan TPK Back-up.

2. Kondisi gangguan terhadap TPK Utama dan TPK Back-up atau Keadaan Darurat di Lokasi

Peserta

Dalam hal terjadi kondisi gangguan terhadap TPK Utama dan TPK Back-up atau

Keadaan Darurat di lokasi Peserta, Peserta melakukan langkah-langkah sesuai dengan

DRP dan BCP yang ditetapkan oleh Peserta bersangkutan serta segera memberitahukan

kondisi tersebut kepada PKL di Wilayah Kliring yang bersangkutan.

3. Dalam hal terjadi kondisi gangguan dan/atau Keadaan Darurat di lokasi Peserta

sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2, Peserta dapat mengajukan

permohonan perpanjangan window time untuk:

a. Kliring Debet kepada PKL yang mewilayahinya; dan/atau

b. Kliring Kredit kepada:

1) PKL yang mewilayahi, untuk Peserta yang berada di Wilayah Kliring Off-line

Otomasi dan Off-line Manual; atau

2) PKN, untuk Peserta yang berada di Wilayah Kliring On-line Otomasi dan

On-line Manual.

D. Kondisi Gangguan pada JKD dari KPK ke SSK

1. Kondisi gangguan pada JKD Utama dari KPK ke SSK

a. Dalam hal terjadi kondisi gangguan pada JKD Utama dari KPK ke SSK maka PKL

menggunakan JKD Back-up.

b. Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud pada huruf a, maka langkah-

langkah yang harus dilakukan oleh PKL yaitu:

1) melakukan query terhadap status batch DKE Debet, DKE Kredit, BSK

penyerahan, BSK pengembalian, dan BSK Debet yang telah dikirim oleh PKL

ke SSK;

2) melakukan pengiriman dan/atau pengiriman ulang ke SSK dalam hal

terdapat batch DKE Debet, DKE Kredit, BSK penyerahan, BSK

pengembalian, dan BSK Debet yang belum dikirim ke SSK dan/atau sudah

dikirim ke SSK namun masih berstatus “BELUM TERKIRIM”; dan

3) menginformasikan kepada PKN apabila pengalihan JKD Utama ke JKD Back-

up tidak berhasil.

2. Kondisi gangguan pada JKD Utama dan JKD Back-up dari KPK ke SSK

Dalam hal terjadi kondisi gangguan pada JKD Utama dan JKD Back-up dari KPK ke SSK di

suatu Wilayah Kliring, berlaku ketentuan sebagai berikut:

289

Page 181: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

a. PKL segera memberitahukan kondisi tersebut serta langkah-langkah yang akan

dilakukan kepada PKN melalui sarana komunikasi yang tersedia.

b. Dengan memperhatikan risiko yang mungkin terjadi dalam penyelenggaraan

SKNBI, PKN dapat menetapkan pelaksanaan Penyelesaian Akhir hasil Kliring

Debet di Wilayah Kliring sebagai berikut:

1) Penyelesaian Akhir hasil Kliring Debet dilakukan tanpa memperhitungkan

pendanaan awal (prefund), dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Untuk Wilayah Kliring yang diselenggarakan oleh PKL BI,

Penyelesaian Akhir dilakukan oleh PKL BI melalui terminal Sistem BI-

RTGS berdasarkan BSK Debet di Wilayah Kliring yang bersangkutan.

b) Untuk Wilayah Kliring yang diselenggarakan oleh PKL Selain BI,

Penyelesaian Akhir dilakukan oleh PKL BI yang mewilayahi melalui

terminal Sistem BI-RTGS berdasarkan BSK Debet yang disampaikan

oleh PKL Selain BI kepada PKL BI yang mewilayahi.

c) Penyampaian BSK Debet kepada PKL BI sebagaimana dimaksud pada

huruf b) disampaikan melalui sarana sebagai berikut:

(1) teleks;

(2) i-teleks; atau

(3) telepon dan faksimili, yang disertai dengan angka rahasia.

2) Penyelesaian Akhir hasil Kliring Debet dilakukan dengan memperhitungkan

pendanaan awal (prefund), dengan ketentuan sebagai berikut:

a) PKL menyampaikan BSK Debet kepada PKN;

b) Penyampaian BSK Debet kepada PKN sebagaimana dimaksud pada

huruf a) disampaikan melalui sarana sebagai berikut:

(1) teleks;

(2) i-teleks; atau

(3) telepon dan faksimili, yang disertai dengan angka rahasia.

c. PKL dapat meniadakan fasilitas penerusan DKE Kredit dari Peserta ke SSK dan dari

SSK ke Peserta. Selanjutnya Peserta hanya dapat mengirimkan DKE Kredit kepada

PKN melalui kantor Peserta lainnya dari Bank yang bersangkutan yang memiliki

TPK on-line.

d. Dalam hal PKN tidak menetapkan hal-hal sebagaimana dimaksud pada huruf b

maka setelah kondisi kembali normal PKL harus melakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

290

Page 182: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

1) melakukan query terhadap status batch DKE Debet, DKE Kredit, BSK

penyerahan, BSK pengembalian, dan BSK Debet yang telah dikirim oleh PKL

ke SSK; dan

2) melakukan pengiriman dan/atau pengiriman ulang ke SSK dalam hal

terdapat batch DKE Debet, DKE Kredit, BSK penyerahan, BSK

pengembalian, dan BSK Debet yang belum dikirim ke SSK dan/atau sudah

dikirim ke SSK namun masih berstatus “BELUM TERKIRIM”.

E. Kondisi Gangguan pada JKD dari TPK On-line ke SSK

1. Kondisi gangguan pada JKD Utama dari TPK On-line ke SSK

a. Dalam hal terjadi kondisi gangguan pada JKD Utama dari TPK on-line ke SSK,

maka Peserta menggunakan JKD Back-up.

b. Peserta segera memberitahukan kondisi sebagaimana dimaksud pada huruf a

kepada PKN melalui sarana komunikasi yang tersedia.

c. Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud pada huruf a, maka langkah-

langkah yang harus dilakukan oleh Peserta yaitu:

1) melakukan query terhadap status batch DKE Debet dan/atau DKE Kredit

yang telah dikirim ke SSK; dan

2) melakukan pengiriman ulang dalam hal terdapat batch DKE Debet

dan/atau DKE Kredit yang masih berstatus “BELUM TERKIRIM”.

d. Apabila JKD Utama telah berfungsi secara normal, maka Peserta segera

menginformasikan kembali kondisi tersebut kepada PKN melalui TPK on-line atau

sarana komunikasi lainnya.

2. Kondisi gangguan pada JKD Utama dan JKD Back-up dari TPK on-line ke SSK

Dalam hal terjadi kondisi gangguan pada JKD Utama dan JKD Back-up dari TPK on-line ke

SSK, berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. Peserta memberitahukan kondisi tersebut kepada PKN dan PKL melalui sarana

komunikasi yang tersedia.

b. Peserta yang berada di Wilayah Kliring On-line Otomasi dan On-line Manual dapat

mengirimkan DKE Debet dan DKE Kredit secara off-line melalui media rekam data

elektronis kepada PKL di Wilayah Kliring yang bersangkutan.

c. Apabila JKD telah berjalan normal, Peserta memberitahukan kondisi tersebut

kepada PKN dan PKL.

3. Dalam hal terjadi kondisi gangguan sebagaimana dimaksud pada angka 1 atau angka 2

yang dapat menyebabkan perpanjangan window time SSK, Peserta yang menggunakan

291

Page 183: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

TPK on-line dapat mengajukan permohonan secara tertulis mengenai perpanjangan

window time tersebut kepada PKN.

F. Kondisi Gangguan Pada RTGS Central Computer (RCC) dan/atau SSSS Central Computer (SCC)

1. Dalam hal terjadi kondisi gangguan pada RCC dan/atau SCC yang menyebabkan Bank

tidak dapat melakukan penyediaan pendanaan awal (prefund), maka PKN dapat

menerapkan penyelenggaraan Kliring Kredit dan Kliring Debet tanpa kewajiban

penyediaan pendanaan awal (prefund).

2. Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud pada angka 1:

a. PKN memberitahukan kondisi tersebut kepada:

1) seluruh PKL melalui KPK atau sarana komunikasi lainnya yang tersedia; dan

2) seluruh Peserta yang memiliki TPK on-line melalui TPK on-line atau sarana

komunikasi lainnya yang tersedia.

b. Penyelesaian Akhir untuk Kliring Debet dan Kliring Kredit dilakukan dengan

membukukan hasil perhitungan Kliring Debet dan Kliring Kredit langsung ke

rekening giro Bank di Bank Indonesia.

c. Seluruh DKE Kredit yang dikirimkan oleh Bank pengirim dan diterima oleh SSK

diperhitungkan dalam Kliring Kredit dan tidak ada yang dibatalkan.

G. Penghentian Sementara Penyelenggaraan SKNBI di suatu Wilayah Kliring

1. Penghentian penyelenggaraan SKNBI oleh PKN

a. Dalam hal terjadi Keadaan Darurat di lokasi PKN, maka PKN dapat menghentikan

untuk sementara penyelenggaraan SKNBI.

b. Sebelum pelaksanaan penghentian sementara penyelenggaraan SKNBI, PKN

segera memberitahukan dengan menggunakan sarana komunikasi yang tersedia

kepada seluruh PKL untuk diteruskan kepada Peserta di Wilayah Kliring yang

bersangkutan.

2. Penghentian penyelenggaraan SKNBI oleh PKL

a. Dalam hal terjadi Keadaan Darurat di lokasi PKL dan langkah-langkah

sebagaimana dimaksud pada butir B.2 tidak dapat dilaksanakan, maka PKL dapat

menghentikan untuk sementara penyelenggaraan SKNBI di Wilayah Kliring yang

bersangkutan.

b. Sebelum pelaksanaan penghentian sementara penyelenggaraan SKNBI, PKL

memberitahukan dengan segera kepada:

1) seluruh Peserta melalui pengumuman atau sarana lainnya;

2) PKN melalui pemberitahuan secara lisan kemudian ditegaskan dengan

292

Page 184: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

pemberitahuan secara tertulis; dan

3) PKL BI yang mewilayahi melalui pemberitahuan secara lisan yang kemudian

ditegaskan dengan pemberitahuan secara tertulis, dalam hal

penyelenggara adalah PKL Selain BI.

c. Setelah pelaksanaan penghentian untuk sementara penyelenggaraan SKNBI

dilaksanakan, PKL membuat laporan tertulis mengenai pelaksanaan penghentian

sementara tersebut dan disampaikan kepada Bagian Penyelenggaraan Setelmen

c.q. PKN – Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia, Gedung

D Lantai 3, Jalan MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350.

d. Dalam hal penyelenggara adalah PKL Selain BI maka laporan tertulis sebagaimana

dimaksud pada huruf c ditembuskan kepada PKL BI yang mewilayahi.

293

Page 185: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

BAB XIII

PENGAWASAN

Bank Indonesia melakukan pengawasan terhadap PKN, PKL, Peserta dan Perusahaan Percetakan

Warkat dan Dokumen Kliring (PPWDK) baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pengawasan oleh Bank Indonesia terhadap PKN dan PPWDK merupakan pelaksanaan kewenangan

Bank Indonesia sebagai pengatur (regulator) dan pengawas (overseer) sistem pembayaran.

Pengawasan oleh Bank Indonesia terhadap PKL dan Peserta merupakan pelaksanaan tanggung jawab

PKN yang dilakukan dengan prinsip member certification dengan memperhatikan antara lain aspek

peraturan, risiko dan kepatuhan peserta kepada penyelenggara sebagaimana diatur antara lain

dalam Bab II dan Bab IV Surat Edaran ini. Prinsip member certification juga diterapkan bagi calon

Peserta untuk memastikan kesiapan operasional calon Peserta sebagaimana dimaksud pada Bab III

Surat Edaran ini.

A. Pengawasan terhadap PKN

Pengawasan terhadap PKN diatur dalam ketentuan internal Bank Indonesia.

B. Pengawasan terhadap PPWDK

Pelaksanaan pengawasan terhadap PPWDK dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank

Indonesia yang mengatur mengenai warkat, dokumen kliring dan pencetakannya pada

perusahaan percetakan warkat dan dokumen kliring.

C. Pemeriksaan oleh pihak lain

Bank Indonesia sebagai overseer dapat menugaskan pihak lain, yang memiliki keahlian dan

kompetensi antara lain di bidang audit teknologi informasi untuk dan atas nama Bank

Indonesia, untuk melakukan pemeriksaan.

Pihak lain sebagai pemeriksa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) bukan pihak terafiliasi;

2) memiliki integritas, etika dan tanggung jawab profesi yang tinggi;

3) bersikap independen, jujur dan obyektif;

4) kompeten di bidangnya;

5) menjaga kerahasiaan tentang keterangan dan data yang diperoleh dalam pemeriksaan;

dan

6) berbentuk badan usaha atau badan hukum.

294

Page 186: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

BAB XIV

PERHITUNGAN BUNGA DAN KOMPENSASI

Sehubungan dengan kewajiban Peserta pengirim dan Peserta penerima dalam penyelenggaraan

Kliring Debet dan Kliring Kredit sebagaimana diatur pada Bab VII dan Bab VIII PBI SKNBI, tata cara

perhitungan bunga dan kompensasi diatur sebagai berikut:

A. Perhitungan Bunga dan Kompensasi dalam Penyelenggaraan Kliring Debet

1. Kompensasi atas keterlambatan mengkliringkan Warkat Debet

a. Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 33 PBI SKNBI, dalam hal Peserta pengirim

menyetujui untuk mengkliringkan Warkat Debet yang diterima dari nasabahnya,

Peserta pengirim wajib mengkliringkan Warkat Debet tersebut melalui Kliring

Debet, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Untuk Warkat Debet yang diterima sebelum berakhirnya jam pelayanan

nasabah dan Peserta pengirim mempunyai cukup waktu untuk

mengkliringkannya, Peserta pengirim wajib mengkliringkan Warkat Debet

tersebut pada tanggal yang sama dengan tanggal diterimanya Warkat

Debet dari nasabah.

2) Untuk Warkat Debet yang diterima menjelang berakhirnya jam pelayanan

nasabah dan Peserta pengirim tidak mempunyai cukup waktu untuk

mengkliringkan Warkat Debet tersebut, Peserta pengirim wajib

mengkliringkan Warkat Debet tersebut paling lambat pada Kliring Debet

hari kerja berikutnya.

3) Untuk Warkat Debet yang diterima setelah berakhirnya jam pelayanan

nasabah, Peserta pengirim wajib mengkliringkan Warkat Debet tersebut

paling lambat pada Kliring Debet hari kerja berikutnya.

4) Kewajiban mengkliringkan Warkat Debet sebagaimana dimaksud pada

angka 1), angka 2), dan angka 3) dapat dikecualikan sepanjang terdapat

kesepakatan lain antara nasabah dengan Peserta pengirim.

b. Khusus untuk Warkat Debet yang memiliki tanggal jatuh tempo dalam

pembayarannya, maka:

1) kewajiban mengkliringkan Warkat Debet sebagaimana dimaksud pada

huruf a berlaku sepanjang Warkat Debet tersebut telah jatuh tempo pada

saat diterima oleh Peserta pengirim;

2) dalam hal Warkat Debet belum jatuh tempo pada saat diterima oleh

Peserta pengirim, maka Peserta pengirim wajib mengkliringkan Warkat

295

Page 187: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Debet tersebut pada tanggal jatuh tempo atau hari kerja berikutnya

setelah tanggal jatuh tempo apabila tanggal jatuh tempo Warkat Debet

adalah hari libur, kecuali terdapat kesepakatan lain antara nasabah dengan

Peserta pengirim.

c. Dalam hal Peserta pengirim tidak mengkliringkan Warkat Debet sesuai dengan

ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, Peserta pengirim

wajib membayar kompensasi kepada nasabah sebesar bunga atas dana yang

seharusnya diterima oleh nasabah, terhitung sejak tanggal Penyelesaian Akhir

Kliring pengembalian apabila Warkat Debet tersebut dikliringkan sesuai dengan

tanggal yang seharusnya sampai dengan tanggal Penyelesaian Akhir Kliring

pengembalian pada saat Warkat Debet tersebut dikliringkan.

d. Bunga sebagaimana dimaksud pada huruf c adalah bunga yang berlaku untuk

jenis rekening nasabah yang menyetorkan Warkat Debet pada Peserta pengirim.

e. Perhitungan periode pembayaran kompensasi sebagaimana dimaksud pada huruf

c adalah berdasarkan hari kalender.

f. Contoh perhitungan kompensasi sebagaimana dimaksud pada huruf c adalah

sebagai berikut:

1) Nasabah menyetorkan Warkat Debet yang telah jatuh tempo pada hari

Jum’at tanggal 8 Juli 2005 dalam jam pelayanan nasabah dimana Peserta

pengirim mempunyai cukup waktu untuk mengkliringkannya pada tanggal

yang sama, namun baru dikliringkan oleh Peserta pengirim pada hari Senin

tanggal 11 Juli 2005.

2) Apabila Penyelesaian Akhir Kliring pengembalian dilakukan pada hari yang

sama dengan Kliring penyerahan yaitu 11 Juli 2005 dan transaksi tersebut

tidak ditolak oleh Peserta penerima, maka Peserta pengirim wajib

memberikan kompensasi selama 3 (tiga) hari, dengan perhitungan sebagai

berikut:

”3 hari x bunga untuk jenis rekening nasabah yang menyetorkan Warkat

Debet x 1/365 x nominal Warkat Debet yang dikliringkan”.

2. Kompensasi atas keterlambatan mengkliringkan Warkat Debet karena Peserta pengirim

melakukan kekeliruan dalam mengkliringkan Warkat Debet

a. Sesuai dengan Pasal 34 PBI SKNBI, dalam hal Peserta pengirim melakukan

kekeliruan yang berakibat:

1) DKE Debet tidak sesuai dengan data pada Warkat Debet yang diterima dari

296

Page 188: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

nasabah; atau

2) Warkat Debet dikirim tanpa disertai DKE Debet atau sebaliknya;

sehingga Warkat Debet tersebut ditolak atau tidak diterima oleh Peserta

penerima, maka Peserta pengirim wajib mengkliringkan kembali Warkat Debet

tersebut paling lambat pada Kliring Debet hari kerja berikutnya.

b. Dalam hal Peserta pengirim melakukan kekeliruan sebagaimana dimaksud pada

huruf a, Peserta pengirim wajib membayar kompensasi kepada nasabah sesuai

dengan bunga yang berlaku untuk jenis rekening nasabah yang menyetorkan

Warkat Debet, terhitung sejak tanggal Penyelesaian Akhir Kliring pengembalian

pada saat Warkat Debet tersebut dikliringkan dan terjadi kekeliruan sampai

dengan tanggal Penyelesaian Akhrir Kliring pengembalian pada saat Peserta

pengirim mengkliringkan kembali Warkat Debet tersebut dengan benar.

c. Perhitungan periode pembayaran kompensasi sebagaimana dimaksud pada huruf

b adalah berdasarkan hari kalender.

d. Contoh perhitungan kompensasi sebagaimana dimaksud pada huruf b adalah

sebagai berikut:

1) Nasabah menyetorkan Warkat Debet yang telah jatuh tempo pada tanggal

14 Juli 2005 dalam jam pelayanan nasabah dan dikliringkan oleh Peserta

pengirim pada tanggal yang sama, namun Warkat Debet dan DKE Debet

tersebut ditolak karena DKE Debet tidak sesuai dengan Warkat Debet.

Peserta pengirim kemudian mengkliringkan kembali Warkat Debet

tersebut pada tanggal 15 Juli 2005.

2) Apabila Penyelesaian Akhir Kliring pengembalian dilakukan pada hari yang

sama dengan Kliring penyerahan, maka atas keterlambatan karena

kekeliruan tersebut, Peserta pengirim wajib memberikan kompensasi

selama 1 (satu) hari, dengan perhitungan sebagai berikut :

”1 hari x bunga untuk jenis rekening nasabah yang menyetorkan Warkat

Debet x 1/365 x nominal Warkat Debet yang dikliringkan”.

3. Kompensasi atas keterlambatan pengkreditan rekening nasabah atas Warkat Debet

yang telah dikliringkan dan tidak ditolak oleh Peserta penerima

a. Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 36 PBI SKNBI, dalam hal tidak terjadi

penolakan oleh Peserta penerima terhadap Warkat Debet yang dikliringkan oleh

Bank Peserta pengirim, Bank Peserta pengirim wajib mengkredit dana tersebut ke

rekening nasabahnya:

297

Page 189: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

1) pada tanggal valuta yang sama dengan tanggal Kliring pengembalian; atau

2) paling lambat pukul 09.00 waktu setempat hari kerja berikutnya dengan:

a) menggunakan tanggal valuta hari kerja sebelumnya; atau

b) menggunakan tanggal valuta hari kerja berikutnya tersebut dengan

memberikan bunga kepada nasabahnya sejak tanggal Penyelesaian

Akhir Kliring pengembalian sampai tanggal pengkreditan rekening

nasabah dimaksud.

b. Dalam hal Bank Peserta pengirim tidak melakukan pengkreditan sebagaimana

dimaksud pada huruf a, Bank Peserta pengirim wajib membayar kompensasi

kepada nasabahnya sebesar bunga dari dana yang seharusnya diterima oleh

nasabah, terhitung sejak tanggal Penyelesaian Akhir Kliring pengembalian sampai

tanggal pengkreditan rekening nasabah, dengan tingkat bunga yang berlaku

untuk jenis rekening nasabah pada Bank Peserta pengirim ditambah dengan

tingkat kompensasi sebesar 200 (dua ratus) basis poin.

c. Perhitungan periode pembayaran bunga sebagaimana dimaksud pada huruf b

adalah berdasarkan hari kalender.

d. Contoh perhitungan bunga dan kompensasi sebagaimana dimaksud pada huruf b

adalah sebagai berikut:

1) Nasabah menyetorkan Warkat Debet pada tanggal 18 Juli 2005 dalam jam

pelayanan nasabah dan dikliringkan oleh Peserta pengirim pada tanggal

yang sama dan tidak ditolak oleh Peserta penerima. Penyelesaian Akhir

Kliring pengembalian di Wilayah Kliring tersebut dilakukan pada tanggal

yang sama dengan Kliring penyerahan.

2) Apabila rekening nasabah baru dikredit pada tanggal valuta 20 Juli 2005

maka Peserta pengirim wajib memberikan bunga selama 2 (dua) hari

ditambah dengan tingkat kompensasi, dengan perhitungan sebagai

berikut: ”2 hari x (bunga untuk jenis rekening nasabah + 2)% x 1/365 x

nominal Warkat Debet yang dikliringkan”.

4. Kompensasi Atas Warkat Debet yang Tertolak Oleh Mesin Baca Pilah

a. Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 37 PBI SKNBI, dalam hal Warkat Debet

tertolak (reject) oleh mesin baca pilah karena faktor-faktor tertentu yang

disebabkan oleh Peserta pengirim dan atau Peserta penerima sebagaimana

dimaksud dalam Bab XV mengenai Sanksi dan menyebabkan Warkat Debet

tersebut tidak diproses oleh PKL, maka Peserta pengirim dan atau Peserta

298

Page 190: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

penerima wajib membayar kompensasi kepada nasabah yang menyetorkan

Warkat Debet sesuai dengan bunga yang berlaku untuk jenis rekening nasabah

tersebut terhitung sejak tanggal Penyelesaian Akhir Kliring pengembalian apabila

Warkat Debet tersebut tidak tertolak oleh mesin baca pilah sampai dengan

tanggal Penyelesaian Akhir Kliring pengembalian pada saat Warkat Debet

tersebut dikliringkan kembali dan tidak tertolak oleh mesin baca pilah.

b. Perhitungan periode pembayaran bunga sebagaimana dimaksud pada huruf a

adalah berdasarkan hari kalender.

c. Contoh perhitungan kompensasi sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah

sebagai berikut:

1) Nasabah menyetorkan Warkat Debet pada tanggal 27 Juli 2005 dalam jam

pelayanan nasabah dan dikliringkan oleh Peserta pengirim pada tanggal

yang sama, namun Warkat Debet tertolak (reject) oleh mesin baca pilah

yang mengakibatkan Warkat Debet tidak diproses oleh PKL. Peserta

pengirim kemudian mengkliringkan kembali Warkat Debet tersebut pada

tanggal 28 Juli 2005 dan tidak

tertolak oleh mesin baca pilah. Apabila Penyelesaian Akhir Kliring

pengembalian di Wilayah Kliring tersebut dilakukan pada hari yang sama

dengan Kliring penyerahan maka atas keterlambatan pengkliringan karena

Warkat Debet tertolak oleh mesin baca pilah, Peserta pengirim dan atau

Peserta penerima, yang menyebabkan Warkat Debet ditolak oleh mesin

baca pilah wajib memberikan kompensasi selama 1 (satu) hari, dengan

perhitungan sebagai berikut:

”1 hari x bunga untuk jenis rekening nasabah yang menyetorkan Warkat

Debet x 1/365 x nominal Warkat Debet yang dikliringkan”.

B. Perhitungan bunga dan kompensasi dalam penyelenggaraan Kliring Kredit

1. Bunga atas keterlambatan mengkliringkan perintah transfer kredit

a. Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 39 PBI SKNBI, dalam hal Peserta pengirim

menyetujui untuk mengkliringkan perintah transfer kredit dari nasabahnya,

Peserta pengirim wajib mengkliringkan perintah transfer kredit dalam bentuk

DKE Kredit melalui Kliring Kredit dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Untuk perintah transfer kredit yang diterima sebelum berakhirnya jam

pelayanan nasabah dan Peserta pengirim mempunyai cukup waktu untuk

mengkliringkannya, Peserta pengirim wajib mengkliringkan perintah

299

Page 191: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

transfer kredit pada tanggal yang sama dengan tanggal diterimanya

perintah transfer kredit dari nasabah.

2) Untuk perintah transfer kredit yang diterima menjelang berakhirnya jam

pelayanan nasabah dan Peserta pengirim

tidak mempunyai cukup waktu untuk mengkliringkan perintah transfer

kredit tersebut, Peserta pengirim wajib mengkliringkan paling lambat pada

Kliring Kredit hari kerja berikutnya.

3) Untuk perintah transfer kredit yang diterima setelah berakhirnya jam

pelayanan nasabah, Peserta pengirim wajib mengkliringkan perintah

transfer kredit tersebut paling lambat pada Kliring Kredit hari kerja

berikutnya.

4) Kewajiban mengkliringkan perintah transfer kredit sebagaimana dimaksud

pada angka 1), angka 2), dan angka 3) dapat dikecualikan sepanjang

terdapat kesepakatan lain antara nasabah dengan Peserta pengirim.

b. Dalam mengkliringkan perintah transfer kredit sebagaimana dimaksud pada

huruf a, pendebetan rekening nasabah pengirim harus dilakukan pada tanggal

yang sama dengan tanggal Peserta pengirim mengkliringkan perintah transfer

kredit tersebut.

c. Dalam hal tanggal pendebetan rekening nasabah lebih awal daripada tanggal

pengkliringan perintah transfer kredit, Peserta pengirim wajib membayar bunga

kepada nasabah sesuai dengan bunga yang berlaku untuk jenis rekening nasabah

yang memberikan perintah transfer kredit pada Peserta pengirim terhitung sejak

tanggal pendebetan rekening nasabah pengirim sampai tanggal Peserta pengirim

mengkliringkan perintah transfer kredit tersebut.

d. Perhitungan periode pembayaran bunga sebagaimana dimaksud pada huruf c

adalah berdasarkan hari kalender.

e. Contoh perhitungan bunga sebagaimana dimaksud pada huruf c adalah sebagai

berikut:

Nasabah memberikan perintah transfer kredit pada hari Jum’at tanggal 8 Juli

2005 dalam jam pelayanan nasabah dimana Peserta pengirim mempunyai cukup

waktu untuk mengkliringkannya pada tanggal yang sama, namun Peserta

pengirim baru mengkliringkan pada hari Senin tanggal 11 Juli 2005. Apabila

rekening nasabah telah didebet pada tanggal 8 Juli 2005, Peserta pengirim wajib

memberikan bunga selama 3 (tiga) hari, dengan perhitungan sebagai berikut:

300

Page 192: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

”3 hari x bunga untuk jenis rekening nasabah pengirim dana x 1/365 x nominal

dana yang ditransfer”.

2. Bunga atas DKE Kredit yang tidak diproses oleh PKN atau PKL karena kesalahan Peserta

pengirim.

a. Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 40 PBI SKNBI, dalam hal DKE Kredit tidak

diproses oleh PKN atau PKL yang disebabkan oleh alasan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 25 ayat (3) dan Pasal 32 ayat (3) PBI SKNBI maka Peserta pengirim

wajib mengkliringkan kembali perintah transfer kredit tersebut paling lambat

pada Kliring Kredit pada hari kerja berikutnya.

b. Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud pada huruf a, Peserta pengirim

wajib membayar bunga kepada nasabahnya sesuai dengan bunga yang berlaku

untuk jenis rekening nasabah yang memberikan perintah transfer kredit kepada

Peserta pengirim terhitung sejak tanggal pendebetan rekening nasabah pengirim

sampai tanggal Peserta pengirim mengkliringkan kembali perintah transfer kredit

tersebut.

c. Perhitungan periode pembayaran bunga sebagaimana dimaksud pada huruf b

adalah berdasarkan hari kalender.

d. Contoh perhitungan bunga sebagaimana dimaksud pada huruf c adalah sebagai

berikut:

Nasabah memberikan perintah transfer kredit pada hari Senin tanggal 17

Oktober 2005 dalam jam pelayanan nasabah dan Peserta pengirim

mengkliringkan pada tanggal yang sama. Namun DKE Kredit tersebut tidak

diproses oleh PKN atau PKL karena alasan sebagaimana dimaksud pada huruf a.

Peserta pengirim kemudian mengkliringkan kembali pada hari Selasa tanggal 18

Oktober 2005. Peserta pengirim wajib memberikan bunga selama 1 (satu) hari,

dengan perhitungan sebagai berikut:

”1 hari x bunga untuk jenis rekening nasabah pengirim dana x 1/365 x nominal

dana yang ditransfer”.

3. Bunga atas keterlambatan mengkliringkan perintah transfer kredit karena DKE Kredit

tidak sesuai dengan perintah transfer kredit.

a. Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 41 PBI SKNBI, dalam hal Peserta pengirim

mengkliringkan DKE Kredit yang tidak sesuai dengan perintah transfer kredit yang

dibuat oleh nasabah, Peserta pengirim wajib mengkliringkan kembali DKE Kredit

baru atas beban Peserta pengirim sesuai dengan perintah transfer kredit nasabah

301

Page 193: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

tanpa menunggu pengembalian dana dari Peserta penerima atau nasabah

Peserta penerima yang tidak berhak paling lambat pada tanggal yang sama

dengan tanggal diketahuinya ketidaksesuaian.

b. Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud pada huruf a Peserta pengirim

wajib membayar bunga kepada nasabahnya

sesuai dengan bunga yang berlaku untuk jenis rekening nasabah yang

mengirimkan perintah transfer kredit tersebut, terhitung sejak tanggal

pendebetan rekening nasabah sampai tanggal Peserta pengirim mengirimkan

DKE Kredit yang baru.

c. Perhitungan periode pembayaran bunga sebagaimana dimaksud pada huruf c

adalah berdasarkan hari kalender.

d. Contoh perhitungan bunga sebagaimana dimaksud pada huruf c adalah sebagai

berikut:

1) Nasabah memberikan perintah transfer kredit pada tanggal 12 Mei 2005

dan dikliringkan oleh Peserta pengirim pada tanggal yang sama, namun

Peserta pengirim melakukan kesalahan pada pengiriman DKE Kredit yang

mengakibatkan dana ditujukan kepada nasabah yang tidak berhak.

2) Apabila rekening nasabah pengirim telah didebet pada tanggal 12 Mei

2005 dan Peserta baru mengkliringkan DKE Kredit yang baru pada tanggal

19 Mei 2005, maka Peserta pengirim wajib memberikan bunga selama 7

(tujuh) hari, dengan perhitungan sebagai berikut:

”7 hari x bunga untuk jenis rekening nasabah pengirim dana x 1/365 x

nominal dana yang ditransfer”.

4. Bunga atas kesalahan Peserta penerima dalam melakukan penerusan dana.

a. Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 44 PBI SKNBI, dalam hal setelah dilakukan

verifikasi, Peserta penerima mengambil keputusan untuk meneruskan dana

walaupun terdapat perbedaan antara nomor rekening dan nama rekening

penerima dana yang tercantum dalam daftar DKE Kredit yang

diterbitkan oleh PKN dengan nomor rekening dan nama rekening penerima dana

yang tercantum dalam tata usaha Peserta penerima, maka apabila dikemudian

hari terdapat permintaan Peserta pengirim untuk mengembalikan dana, Peserta

penerima wajib mengembalikan dana tersebut sesuai dengan permintaan

Peserta pengirim tanpa menunggu pengembalian dana dari nasabah penerima

yang tidak berhak.

302

Page 194: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

b. Pengembalian dana kepada Peserta pengirim sebagaimana dimaksud pada huruf

a dilakukan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal

permintaan pengembalian dana dari Peserta pengirim.

c. Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud pada huruf a, Peserta penerima

wajib memberikan bunga kepada Peserta pengirim sesuai dengan tingkat bunga

yang diatur dalam kesepakatan tertulis antar Peserta (Bye-Laws) terhitung sejak

tanggal pengkreditan rekening giro Peserta penerima di Bank Indonesia sampai

tanggal pengembalian dana.

d. Perhitungan periode pembayaran bunga sebagaimana dimaksud pada huruf c

adalah berdasarkan hari kalender.

e. Contoh perhitungan bunga sebagaimana dimaksud pada huruf c adalah sebagai

berikut:

1) Bank Peserta penerima menerima transfer kredit masuk pada tanggal 12

Maret 2005, namun Peserta penerima melakukan kesalahan dalam

melakukan penerusan dana sehingga mengakibatkan dana ditujukan

kepada nasabah yang tidak berhak.

2) Apabila Peserta pengirim meminta Peserta penerima untuk

mengembalikan dana dan Peserta penerima mengembalikan dana pada

tanggal 19 Maret 2005, maka Peserta penerima wajib memberikan bunga

kepada Peserta pengirim selama 7 (tujuh) hari, dengan perhitungan

sebagai berikut:

”7 hari x bunga yang ditetapkan dalam kesepakatan tertulis antar Peserta

(Bye-Laws) x 1/365 x nominal dana yang ditransfer”.

5. Bunga atas kesalahan Peserta penerima dalam pengkreditan dana ke rekening nasabah

penerima dana

a. Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 45 PBI SKNBI, dalam hal Peserta pengirim

telah mengirimkan DKE Kredit sesuai dengan perintah transfer kredit dari

nasabah namun Bank Peserta penerima melakukan pengkreditan dana kepada

nasabah penerima dana yang berbeda dari nasabah penerima dana yang

tercantum dalam daftar DKE Kredit yang diterbitkan oleh PKN, Bank Peserta

penerima wajib menyampaikan dana kepada nasabah penerima dana yang

berhak pada tanggal yang sama dengan tanggal diketahuinya kekeliruan tanpa

menunggu pengembalian dana dari nasabah penerima dana yang tidak berhak.

b. Dalam hal Bank Peserta penerima melakukan pengkreditan dana kepada nasabah

303

Page 195: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

penerima dana yang berbeda sebagaimana dimaksud pada huruf a, Bank Peserta

penerima wajib membayar bunga kepada nasabah penerima dana yang berhak

sesuai dengan tingkat bunga yang berlaku untuk jenis rekening

nasabah penerima dana tersebut, terhitung sejak tanggal seharusnya rekening

nasabah penerima dana yang berhak dikredit sampai tanggal pelaksanaan

pengkreditan rekening nasabah penerima dana yang berhak tersebut.

c. Perhitungan periode pembayaran bunga sebagaimana dimaksud pada huruf b

adalah berdasarkan hari kalender.

d. Contoh perhitungan bunga dan kompensasi sebagaimana dimaksud pada huruf b

adalah sebagai berikut:

1) Bank Peserta penerima menerima transfer kredit masuk untuk nasabah A

pada tanggal 14 April 2005, namun pengkreditan dilakukan pada rekening

nasabah B.

2) Apabila tanggal Penyelesaian Akhir Kliring Kredit adalah 14 April 2005, dan

Bank Peserta penerima baru mengkredit rekening nasabah A pada tanggal

18 April 2005, maka Bank Peserta penerima wajib memberikan bunga

selama 4 (empat) hari dengan perhitungan sebagai berikut:

”4 hari x bunga untuk jenis rekening nasabah pengirim dana x 1/365 x

nominal dana yang ditransfer”.

6. Bunga dan kompensasi atas keterlambatan pengkreditan rekening nasabah penerima

a. Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 48 PBI SKNBI, Bank Peserta penerima wajib

mengkredit rekening nasabah penerima dana segera setelah Bank Indonesia

melakukan Penyelesaian Akhir Kliring Kredit dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Pengkreditan dilakukan pada tanggal valuta yang sama dengan tanggal

Penyelesaian Akhir Kliring Kredit; atau

2) Paling lambat pukul 09.00 waktu setempat hari kerja berikutnya dengan

menggunakan:

a) tanggal valuta hari kerja sebelumnya; atau.

b) tanggal valuta hari kerja berikutnya tersebut dengan memberikan

bunga kepada nasabah sejak tanggal Penyelesaian Akhir Kliring

Kredit sampai tanggal pengkreditan rekening nasabah.

b. Dalam hal Bank Peserta penerima tidak melakukan pengkreditan sebagaimana

dimaksud pada huruf a, Bank Peserta penerima wajib membayar kompensasi

kepada nasabah sebesar bunga dari dana yang seharusnya diterima oleh

304

Page 196: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

nasabah, terhitung sejak tanggal Penyelesaian Akhir Kliring Kredit sampai tanggal

pengkreditan rekening nasabah, dengan tingkat bunga yang berlaku untuk jenis

rekening nasabah pada Bank Peserta penerima ditambah dengan tingkat

kompensasi sebesar 200 (dua ratus) basis poin.

c. Perhitungan periode pembayaran bunga sebagaimana dimaksud pada huruf b

adalah berdasarkan hari kalender.

d. Contoh perhitungan bunga dan kompensasi sebagaimana dimaksud pada huruf b

adalah sebagai berikut:

Bank Peserta penerima menerima transfer kredit masuk melalui Kliring Kredit

dimana Penyelesaian Akhir Kliring Kredit dilakukan pada tanggal 14 April 2005,

namun Bank Peserta penerima baru mengkredit rekening nasabah penerima

pada tanggal 16 April 2005 dengan tanggal valuta adalah 16 April 2005. Atas

keterlambatan pengkreditan tersebut, Bank Peserta

penerima wajib memberikan bunga selama 2 (dua) hari ditambah dengan tingkat

kompensasi sebesar 200 (dua ratus) basis poin dengan perhitungan sebagai

berikut:

”2 hari x (bunga untuk jenis rekening penerima dana + 2)% x 1/365 x nominal

dana yang ditransfer”.

305

Page 197: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

BAB XV

TATA CARA PENGENAAN SANKSI

A. Sanksi Terkait Penolakan Warkat Debet dan DKE Debet pada Saat Kliring Pengembalian

1. Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 71 PBI SKNBI, dalam hal terjadi penolakan atas

Warkat Debet dan/atau DKE Debet yang didasarkan alasan-alasan tertentu, Peserta

pengirim, Peserta penerima, nasabah Peserta pengirim atau nasabah Peserta penerima

dikenakan sanksi administratif berupa kewajiban membayar sebesar Rp100.000,00

(seratus ribu rupiah) per DKE Debet dan/atau Warkat Debet yang ditolak.

2. Alasan penolakan yang dikenakan sanksi administratif berupa kewajiban membayar

serta pihak yang dikenakan sanksi sebagaimana tercantum dalam Lampiran 15.

3. Perhitungan sanksi sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan oleh PKN pada

setiap awal bulan atas dasar DKE Debet, baik yang berasal dari PKL atau dari Peserta.

4. Pembebanan sanksi sebagaimana pada angka 3 dilakukan paling lambat pada minggu

pertama bulan berikutnya, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk sanksi yang dikenakan kepada nasabah Peserta, sanksi tersebut

dibebankan oleh PKN kepada Peserta dengan cara mendebet rekening giro

Peserta di Bank Indonesia, untuk selanjutnya Peserta membebankan sanksi

tersebut kepada nasabahnya.

b. Untuk sanksi yang dikenakan kepada Peserta, sanksi tersebut dibebankan oleh

Bank Indonesia kepada Peserta dengan cara mendebet rekening giro Peserta di

Bank Indonesia dan Peserta dilarang membebankan biaya pengenaan sanksi

tersebut kepada nasabahnya, mengingat alasan-alasan penolakan Warkat Debet

atau DKE Debet tersebut disebabkan oleh kekeliruan Peserta.

5. Menerbitkan laporan pembebanan sanksi dalam penyelenggaraan SKNBI sebagaimana

dimaksud pada angka 4 per Peserta dan menyampaikan laporan tersebut kepada

masing-masing Bank Peserta.

6. Dalam hal terjadi kondisi gangguan dan/atau Keadaan Darurat pada SSK, atau adanya

gangguan pada JKD sehingga menyebabkan DKE Debet Kliring pengembalian tidak

dapat dikirim ke SSK, maka Perhitungan dan pembebanan sanksi atas penolakan Warkat

Debet sebagaimana dimaksud pada angka 2 dan penerbitan laporan sebagaimana

dimaksud pada angka 5 dilakukan oleh PKL atas dasar total DKE Debet Kliring

pengembalian yang diterima dari Peserta.

306

Page 198: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

7. Khusus untuk PKL Selain BI, pembebanan sanksi atas penolakan Warkat Debet

sebagaimana dimaksud pada angka 6 dilakukan oleh PKL BI yang mewilayahi dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. PKL Selain BI menyampaikan daftar pembebanan sanksi administratif atas

penolakan Warkat Debet kepada PKL BI yang mewilayahi melalui sarana sebagai

berikut:

1) teleks

2) i-teleks; atau

3) telepon dan faksimili, yang disertai dengan angka rahasia

b. Daftar pembebanan sanksi administrasi atas penolakan Warkat Debet

sebagaimana dimaksud pada huruf a, disampaikan kepada PKL BI yang

mewilayahi paling lambat pada hari kerja pertama awal bulan berikutnya.

B. Sanksi Terkait Warkat Debet yang Tertolak (reject) oleh Mesin Baca Pilah di Wilayah Kliring

On-line Otomasi dan Wilayah Kliring Off-line Otomasi

1. Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 69 PBI SKNBI, dalam hal Warkat Debet tertolak

oleh mesin baca pilah, dan penolakannya terjadi secara terus menerus selama waktu

tertentu yang mengakibatkan terganggunya operasional Kliring Debet di Wilayah Kliring

tersebut, Peserta pengirim dan/atau Peserta penerima dikenakan sanksi administratif

berupa teguran tertulis sampai dengan penghentian sementara dalam Kliring Debet.

2. Sanksi sebagaimana dimaksud pada angka 1 dikenakan apabila Warkat Debet yang

tertolak (reject) oleh mesin baca pilah disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

a. Sandi peserta pada MICR code line Warkat Debet tidak dikenal.

b. Salah satu informasi dalam MICR code line pada clear band Warkat Debet tidak

dicantumkan, yang meliputi:

1) nomor Seri Warkat;

2) sandi Bank Peserta;

3) nomor Rekening;

4) sandi Transaksi; dan

5) nominal.

c. Pencantuman informasi dalam bentuk MICR code line pada clear band salah atau

bertumpuk, yang meliputi:

1) Nomor Seri Warkat;

2) Sandi Bank Peserta;

3) Nomor Rekening;

307

Page 199: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

4) Sandi Transaksi; dan

5) Nominal.

3. Peserta pengirim bertanggung jawab atas tertolaknya Warkat Debet sebagaimana

dimaksud pada angka 1 apabila disebabkan oleh faktor-faktor sebagaimana dimaksud

pada:

a. butir 2.a;

b. butir 2.b.5); dan

c. butir 2.c.5).

4. Peserta penerima bertanggungjawab atas tertolaknya Warkat Debet, sebagaimana

dimaksud pada angka 1 apabila disebabkan oleh faktor-faktor sebagaimana dimaksud

pada:

a. butir 2.b.1) sampai dengan butir 2.b.4); dan

b. butir 2.c.1) sampai dengan butir 2.c.4).

5. Dalam hal Warkat Debet tertolak karena faktor-faktor sebagaimana dimaksud dalam

butir 2.c.1, 2.c.3, 2.c.4 dan 2.c.5, yang terjadi secara terus menerus selama 10 (sepuluh)

hari kerja dan tingkat penolakannya mengakibatkan terganggunya operasional Kliring

Debet di Wilayah Kliring yang bersangkutan, Peserta pengirim dan/atau Peserta

penerima yang bertanggung jawab atas tertolaknya Warkat Debet sebagaimana

dimaksud pada angka 3 dan angka 4, dikenakan sanksi dengan ketentuan sebagai

berikut:

a. PKL memberikan teguran tertulis kepada Peserta pengirim dan/atau Peserta

penerima.

b. Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak teguran tertulis sebagaimana

dimaksud pada huruf a Peserta pengirim dan/atau Peserta penerima tidak

melakukan perbaikan, dan penolakannya masih mengakibatkan terganggunya

operasional Kliring Debet di Wilayah Kliring yang bersangkutan maka PKL

memberikan teguran tertulis kedua.

c. Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak teguran tertulis kedua Peserta

pengirim dan/atau Peserta penerima tidak melakukan perbaikan, dan

penolakannya masih mengakibatkan terganggunya operasional Kliring Debet di

Wilayah Kliring yang bersangkutan maka PKL menghentikan sementara Peserta

pengirim dan/atau Peserta penerima dalam kegiatan Kliring Debet di Wilayah

Kliring yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada

butir A.6 Bab X mengenai Penghentian Peserta dalam Kegiatan SKNBI.

308

Page 200: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

d. Peserta pengirim dan/atau Peserta penerima dapat diikutsertakan kembali dalam

kegiatan Kliring Debet di Wilayah Kliring tersebut apabila masalah yang

mengakibatkan tingkat penolakan Warkat Debet yang bersangkutan dapat diatasi

yang dibuktikan berdasarkan hasil uji Warkat Debet oleh PKL, sesuai dengan

ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf G Bab XI mengenai

Pengikutsertaan Kembali dalam Kegiatan SKNBI.

6. Dalam hal Warkat Debet tertolak karena faktor-faktor sebagaimana dimaksud dalam

butir 2.a, 2.b dan 2.c.2 dan tidak diproses oleh PKL sebagaimana dimaksud dalam Bab

VII mengenai Penyelenggaraan Kliring Debet, maka Peserta pengirim dan/atau Peserta

penerima yang bertanggung jawab atas tertolaknya Warkat Debet sebagaimana

dimaksud pada angka 3 dan angka 4, wajib membayar kompensasi kepada nasabah

yang menyetorkan Warkat Debet sesuai dengan bunga yang berlaku untuk jenis

rekening nasabah tersebut terhitung sejak tanggal Penyelesaian Akhir Kliring

Pengembalian apabila Warkat Debet tersebut tidak tertolak oleh mesin baca pilah

sampai dengan tanggal Penyelesaian Akhir Kliring Pengembalian pada saat Warkat

Debet tersebut dikliringkan kembali dan tidak tertolak oleh mesin baca pilah.

7. Dalam hal Warkat Debet tertolak karena faktor-faktor yang disebabkan oleh Peserta

penerima, maka Peserta pengirim dapat menagihkan kewajiban pembayaran

kompensasi sebagaimana dimaksud dalam angka 6 kepada Peserta penerima dengan

cara menerbitkan Nota Debet.

309

Page 201: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 2.1 Spesifikasi Minimum KPK dan Perangkat Pendukung

1. KPK untuk Konfigurasi single user (standalone)

a. Hardware

No Hardware Jumlah Kebutuhan Minimal

1 PC Desktop (Jumlah Peserta 1 s/d 10)

2 unit (main dan back up)

- Processor Intel Pentium 4, 3.0 GHz/400MHz Number of Processor : 1

- Memory 512 MB

- Internal Harddisk 2 x 72 GB 15K U320 SCSI

- Dual Ethernet 10/100 MBPs

- CD/DVD RW

- Floppy Disk Drive

- RAID support 0+1

- Internal Modem 56 Kbps

- Redundant Power Supply

- Monitor Size : TFT-LCD Monitor 15” Flat

- Monitor Type : XGA

- Monitor Resolution : 1024 x 768

- Video Card Adapter : Integrated

- Video RAM : Shared

- Form Factor : Tower

- Warranty : 3 years

2 Printer 1 - Type : Dotmatriks

- Paper Size : A3

- 24 pin impact

- 480 CPS

- 136 column

3 Hub/Switch 1 - 12 port

- 10/100 Mbps Fast Ethernet

- Auto sensing

- Unmanaged

4 Router

1 - 1 WIC module

- 1 Ethernet port

5 Modem (Backup link)

1 - Asynchronous Modem

- 33.6 Kbps

310

Page 202: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

b. Software

2. KPK untuk konfigurasi multi user

a. Hardware

No Hardware Jumlah Kebutuhan Minimal

1 Server (Jumlah Peserta lebih dari 21)

2 unit (main dan back up)

- Processor Intel Xeon, 3.2 GHz/800 MHz

Number of Processor : 2

- Memory 2 GB

- Internal Harddisk 2x 72,8 GB 15K U320 SCSI

- Dual Ethernet 10/100 MBPs

- CD/DVD RW

- Floppy Disk Drive

- RAID Support 0+1

- Redundant Power Supply

- Internal Modem 56 Kbps

- Form Factor : Tower

- Monitor Size: TFT-LCD Monitor 15” Flat

- MonitorType : XGA

- Monitor resolution : 1024x768

- Video Card Adapter : Integrated

- Video RAM : Shared

- Warranty : 3 years

2 PC Server (Jumlah Peserta 11 s/d 20)

2 unit (main dan back up)

- Processor Intel Xeon, 3.2 GHz/800 MHz

Number of Processor : 1

- Memory 1 GB

- Internal Harddisk 2x72,8 GB 15K U320 SCSI

- Dual Ethernet 10/100 MBPs

- CD/DVD RW

- Floppy Disk Drive

- RAID Support 0+1

- Internal Modem 56 Kbps

- Redundant Power Supply

- Monitor Size: TFT-LCD Monitor 15” Flat

- Monitor Type : XGA

- Monitor resolution : 1024x768

- Video Card Adapter : Integrated

No Software Kebutuhan Minimal

1 Sistem Operasi Microsoft Windows XP Professional

2 Database Microsoft SQL 7/2000

3 Antivirus McAfee; atau Norton Symantec (last update minimal 1 minggu terakhir)

311

Page 203: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

No Hardware Jumlah Kebutuhan Minimal

- Video RAM : Shared

- Form Factor : Tower

- Warranty : 3 years

3 PC Desktop

2 unit (sesuai dg

kebutuhan)

- Form Factor : Mini Tower

- Processor Type : Intel Pentium 4-HyperThreading

- Processor Chipset : Intel 915G

- Processor Speed : 3.0 GhZ

- Front Side Bus : 800 MHz

- Memory : 2x256 MB

- Memory Speed : 400 MHz

- Memory Type : DDR2

- Memory Slot : 4

- Graphics/Video

- Monitor Size: TFT-LCD Monitor 15” Flat

- Monitor Type : XGA

- Monitor resolution : 1024x768

- Video Card Adapter : Integrated

- Video RAM : Shared

- Storage :

- Harddisk : 40 GB

- HDD Type : SATA

- HDD Merk : IBM, Maxtor, Seagate, Western Digital, Quantum

- HDD Speed : 7200 RPM

- FDD : 3.5” 1.44 MB

- Communication

- Ethernet card : 10/100 MBPs (onboard intel/3COM/Broadcom)

- Internal Modem : 56 Kbps

- USB : 2.0

- Keyboard : 104 Keys

- Mouse : Optical with Scroll Button

- Operating System : Microsoft Windows XP Professional

- Warranty : 3 years

4 Printer 1 - Type : Dot Matriks

- Paper Size : A3

- 24 pin impact

- 480 CPS

- 136 Column

5 Hub/Switch 1 - 12 port

- 10/100 Mbps Fast Ethernet

- Auto Sensing

- Unmanaged

6 Router 1 - 1 WIC module

- 1 Ethernet port

312

Page 204: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

No Hardware Jumlah Kebutuhan Minimal

7 Modem 1 - Asynchronous Modem

- 33.6 Kbps

b. Software

No Software Kebutuhan Minimal

1 Sistem Operasi Microsoft Windows 2003/2000 Server Microsoft Windows XP Professional

2 Database Microsoft SQL 7/2000

3 Antivirus McAfee; atau Norton Symantec (last update minimal 1 minggu terakhir)

313

Page 205: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 2.2 Pedoman Penyusunan Kebijakan dan Prosedur Tertulis

mengenai Penyelenggaraan SKNBI oleh PKL Selain BI

A. Sistematika Kebijakan Dan Prosedur Tertulis

Sistematika Kebijakan dan Prosedur Tertulis meliputi:

1. Bab I : Pendahuluan

2. Bab II : Operasional pada Penyelenggaraan SKNBI

3. Bab III : Prosedur Pengoperasian Penyelenggaraan SKNBI

4. Bab IV : Pengawasan Operasional Penyelenggaraan SKNBI

5. Bab V : Disaster Recovery Plan (DRP) atau Business Continuity Plan (BCP) Atas

Operasional Penyelenggaraan SKNBI Dalam Kondisi Gangguan dan atau

Keadaan Darurat

6. Lampiran berupa Flow Chart.

B. Materi Kebijakan Dan Prosedur Tertulis

Materi atau isi Kebijakan dan Prosedur Tertulis meliputi:

1. Bab I : Pendahuluan

a. Latar Belakang

Sub bab ini menjelaskan secara singkat latar belakang penyusunan Kebijakan dan

Prosedur Tertulis, antara lain untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang

berlaku maupun pertimbangan lainnya.

b. Dasar Hukum Kewenangan Menjadi PKL Selain BI

Sub bab ini menjelaskan dasar hukum yang memberikan kewenangan kepada

Bank untuk menjadi PKL Selain BI, dengan menyebutkan keputusan penetapan

sebagai PKL Selain BI dari Bank Indonesia dan keputusan/penunjukan dari

pejabat Bank yang berwenang.

c. Pokok-pokok Ketentuan

Sub bab ini mencantumkan pokok-pokok ketentuan yang ditetapkan Bank

Indonesia yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKNBI oleh PKL Selain BI,

seperti ketentuan pelaporan kepesertaan dan TTPK, dan mencantumkan

keputusan dan atau ketentuan tertulis lainnya yang dikeluarkan oleh pejabat

Bank yang berwenang.

d. Definisi/Pengertian Umum

Sub bab ini mencantumkan definisi/pengertian umum yang digunakan dalam

materi penyusunan Kebijakan dan Prosedur Tertulis, baik yang bersumber dari

314

Page 206: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

ketentuan Bank Indonesia maupun istilah lain yang secara khusus digunakan

dalam penyelenggaraan SKNBI oleh PKL Selain BI.

2. Bab II : Operasional pada penyelenggaraan SKNBI

a. Struktur Organisasi, Uraian Tugas dan Penanggung Jawab Kegiatan

Penyelenggaraan PKL Selain BI

Sub bab ini menjelaskan dan mencantumkan bagan struktur organisasi, uraian

tugas dan penanggung jawab penyelenggaraan SKNBI. Uraian tugas dan

penanggung jawab yang perlu dijelaskan antara lain yang terkait dengan kegiatan

sebagai berikut:

1) Pemeliharaan user ID dan password aplikasi KPK, user Id dan password

Remote Access Server (khusus yang menggunakan JKD dial up), sandi

terminal, password login SSK, security key dan master key dalam

mengoperasikan KPK;

2) Pembuatan dan pemeliharaan user ID dan password untuk mengoperasikan

aplikasi KPK;

3) Pemeliharaan KPK dan jaringan komputer;

4) Pemeliharaan master file (antara lain aplikasi KPK, registration number, user

ID dan password Administrator yang pertama kali diberikan oleh PKN);

5) Pemeliharaan master key;

6) Pelaksanaan transaksi.

b. Wewenang dan Penanggung jawab Pengoperasian KPK

Sub bab ini menjelaskan dan mencantumkan tugas dan wewenang serta jabatan

dalam struktur organisasi internal bank untuk masing-masing fungsi sistem

sebagai berikut:

1) Administrator 1;

2) Administrator 2;

3) Supervisor; dan

4) Operator.

c. Tata cara Pengadministrasian Kepesertaan

Sub bab ini antara lain menjelaskan tata cara pelaporan kepesertaan,

penatausahaan kepesertaan dan penutupan sebagai Peserta.

d. Sistem Pengamanan

Sub bab ini menjelaskan sistem pengamanan yang digunakan pada setiap

kegiatan yang berkaitan dengan operasional penyelenggaraan SKNBI, baik

315

Page 207: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

pengamanan secara fisik seperti ruangan tempat KPK dan tempat pertukaran

warkat debet, maupun non-fisik seperti user ID, password, dan lain-lain.

e. Sarana dan Prasarana Operasional Penyelenggaraan SKNBI

Sub bab ini menjelaskan sarana dan prasarana yang digunakan pada operasional

penyelenggaraan SKNBI yang sekurang-kurangnya mencakup:

1) Lokasi KPK Utama dan KPK Back-up;

2) Jumlah KPK Utama dan KPK Back-up;

3) Spesifikasi KPK Utama dan KPK Back-up;

4) Peralatan pendukung lainnya.

f. Penatausahaan Arsip

Sub bab ini menjelaskan prosedur yang dilakukan dalam penatausahaan arsip,

antara lain data kepesertaan, spesimen Warkat Debet, contoh stempel Kliring,

laporan-laporan hasil Kliring, master key, back-up data harian, user ID, password

dan surat penunjukan petugas yang berwenang dalam penyelenggaraan SKNBI.

3. Bab III : Prosedur Pengoperasian Penyelenggaraan SKNBI

Dalam pelaksanaan pengoperasian penyelenggaraan SKNBI, untuk setiap tahap

kegiatan agar dijelaskan pula pejabat/petugas yang menjadi penanggungjawabnya.

a. Proses Awal Hari

Sub bab ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan pada proses awal hari

antara lain log in dan sinkronisasi data.

b. Kegiatan Kliring penyerahan

Sub bab ini menjelaskan alur dan aktifitas pada kegiatan Kliring penyerahan,

antara lain buka institusi, penggabungan DKE Debet, penghitungan hasil Kliring

penyerahan lokal, pencetakan laporan, pengiriman DKE Debet dan BSK Kliring

penyerahan ke SSK serta tutup institusi.

c. Kegiatan Kliring pengembalian

Sub bab ini menjelaskan alur dan aktifitas pada kegiatan Kliring pengembalian,

antara lain buka institusi, penggabungan DKE Debet, penghitungan hasil Kliring

pengembalian lokal, pencetakan laporan, pengiriman DKE Debet dan BSK Kliring

pengembalian ke SSK serta tutup institusi.

d. Kegiatan Kliring Kredit

Sub bab ini menjelaskan alur dan aktifitas pada kegiatan penyelenggaraan Kliring

Kredit, antara lain buka institusi, penggabungan DKE Kredit, pengiriman DKE

Kredit dan tutup institusi.

316

Page 208: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

e. Proses Back-up

Sub bab ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam proses back-up,

yang meliputi antara lain transaksi, tabel dimensi, dan tabel user.

f. Proses Akhir Hari

Sub bab ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka proses

menutup sistem secara keseluruhan.

4. Bab IV : Pengawasan Operasional Penyelenggaraan SKNBI

a. Audit Trail

Sub bab ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka

pengawasan operasional penyelenggaraan SKNBI melalui fungsi audit trail.

b. Pelaporan kepada manajemen

Sub bab ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka membuat

laporan baik yang bersifat rutin maupun insidentil kepada manajemen.

5. Bab V : Disaster Recovery Plan (DRP) atau Business Continuity Plan (BCP) Atas

Operasional Penyelenggaraan SKNBI Dalam Kondisi Gangguan dan atau Keadaan Darurat

Bab ini menjelaskan DRP atau BCP yang dilakukan oleh PKL Selain BI dalam hal KPK

utama dan atau KPK back-up mengalami kondisi gangguan atau terjadi Keadaan Darurat

di lokasi PKL Selain BI. DRP atau BCP tersebut antara lain mencakup hal-hal sebagai

berikut:

a. unit kerja sebagai penanggungjawab;

b. mekanisme koordinasi apabila penanggungjawab terdiri dari beberapa unit;

c. mekanisme pelaporan dan monitoring;

d. petugas operasional penyelenggaraan SKNBI (termasuk data nomor telepon yang

dapat dihubungi setiap saat);

e. Mekanisme pencegahan dan atau penanggulangan dengan berbagai skenario

kondisi yang mungkin terjadi terhadap hal-hal sebagai berikut:

1) Gangguan pada sistem KPK Utama dan KPK Back-up, yang antara lain

disebabkan oleh kerusakan hardware, software, listrik dan atau JKD;

2) Keadaan Darurat (pemogokan kerja, kebakaran, kerusuhan massa, sabotase,

bencana alam).

f. Mekanisme atau prosedur apabila terjadi gangguan SSK dengan mengacu pada

ketentuan Bank Indonesia.

g. Jadwal uji coba KPK Back-up (sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali). Dengan

memperhatikan tingkat kritikal di masing-masing Bank, uji coba dapat dilakukan

317

Page 209: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

kurang dari 6 (enam) bulan sekali.

h. Uji Coba Back-up File (1 (satu) bulan sekali)

318

Page 210: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 2.3 Ruang Lingkup Pemeriksaan Internal

oleh PKL Selain BI

Dalam melakukan pemeriksaan internal oleh PKL Selain BI paling kurang mencakup ruang lingkup

sebagai berikut :

a. Kebijakan dan prosedur tertulis yang terkait dengan operasional penyelenggaraan SKNBI

Menjelaskan apakah PKL Selain BI telah memiliki kebijakan dan prosedur tertulis mengenai

operasional penyelenggaraan SKNBI dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Sumber Daya Manusia

Menjelaskan aspek sumber daya manusia yang diperiksa meliputi kecukupan jumlah sumber

daya manusia yang tersedia, aspek uraian jabatan maupun persyaratan jabatan dibandingkan

dengan ketentuan yang ditetapkan.

c. Pembagian tugas dan batas kewenangan serta penyimpangan

Menjelaskan apakah terdapat ketentuan secara tertulis mengenai pembagian tugas dan batas

kewenangan dalam operasional penyelenggaraan SKNBI. Disamping itu juga menjelaskan

penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan (apabila ditemukan dalam pemeriksaan).

d. Kepatuhan PKL Selain BI terhadap ketentuan yang terkait dengan operasional penyelenggaraan

SKNBI.

Menjelaskan mengenai kepatuhan PKL Selain BI terhadap ketentuan yang terkait dengan

operasional penyelenggaraan SKNBI, baik yang berlaku bagi PKL Selain BI maupun bagi Peserta.

319

Page 211: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 2.4 Ruang Lingkup Security Audit

Oleh PKL Selain BI

Dalam melakukan security audit oleh PKL Selain BI paling kurang mencakup ruang lingkup sebagai

berikut:

a. Manajemen

Menjelaskan fungsi manajemen dalam kaitannya dengan penyelenggaraan SKNBI, meliputi:

1) Sumber Daya Manusia

Aspek sumber daya manusia yang diperiksa meliputi observasi terhadap kualitas sumber

daya manusia di satuan kerja pelaksana penyelenggaraan SKNBI, baik dari aspek

kompetensi maupun track record dibandingkan dengan persyaratan yang ditetapkan.

Kompetensi sumber daya manusia mencakup pemahaman teknik operasional

penyelenggaraan SKNBI sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Pemeriksaan

terhadap track record dimaksudkan untuk memastikan bahwa sumber daya manusia

yang diberi wewenang untuk melaksanakan fungsi-fungsi dalam SKNBI memiliki moral

yang baik. Selain itu, diperiksa juga mengenai jenis pelatihan yang telah dan akan

diberikan kepada pegawai sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan pegawai.

2) Struktur Organisasi

Aspek yang diperiksa meliputi penjabaran tugas, pemisahan tugas, dan penanggung

jawab kegiatan.

3) Hukum

Aspek hukum yang diperiksa meliputi kualitas kontrak/perjanjian dengan

vendor/supplier pemasok sistem dan peralatan pendukung SKNBI dibandingkan dengan

peraturan intern mengenai SKNBI dan ketentuan yang dikeluarkan Bank Indonesia.

b. Lingkungan

Menjelaskan bagaimana kondisi lingkungan yang meliputi sarana dan prasarana yang terkait

dengan operasional KPK. Kondisi lingkungan meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Tenaga Listrik

Aspek ini menjelaskan kondisi tenaga listrik yang digunakan dan memastikan bahwa PKL

Selain BI mempunyai Uninterruptible Power Supply (UPS) yang berfungsi dengan baik.

2) Pendingin Udara

Aspek ini menjelaskan kondisi pendingin udara yang digunakan oleh PKL Selain BI.

3) Penanganan Kebakaran

Aspek ini menjelaskan mengenai prosedur pencegahan, pendeteksian, dan pemadaman

320

Page 212: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

kebakaran.

4) Lokasi/penempatan peralatan Teknologi Informasi (TI) secara lengkap (KPK dan printer)

dalam ruangan.

Aspek ini menjelaskan bagaimana penempatan peralatan TI dalam ruangan.

5) Lokasi ruangan dalam gedung

Aspek ini menjelaskan bagaimana lokasi ruangan dalam gedung. Hal ini berhubungan

dengan standar keamanan yang diperlukan.

6) Akses masuk ruangan

Aspek ini menjelaskan apakah PKL Selain BI melakukan kontrol terhadap pegawai yang

memasuki ruangan KPK Utama dan KPK Back-up.

c. Sistem KPK

Menjelaskan mengenai konfigurasi dan kondisi KPK Utama dan KPK Back-up, meliputi :

1) Perangkat Keras (Hardware)

Aspek ini menjelaskan konfigurasi perangkat keras KPK dan printer, termasuk ketaatan

PKL Selain BI untuk memenuhi persyaratan mininum hardware yang digunakan sebagai

KPK.

2) Perangkat Lunak (Software)

Aspek ini menjelaskan mengenai aplikasi KPK, kehandalan operating system (termasuk

upgrade perbaikan/patch), enkripsi, pengontrolan password, serta anti virus yang

digunakan.

3) Perangkat Jaringan

Aspek ini menjelaskan konfigurasi jaringan KPK ke SSK.

d. Sistem Back-up

Menjelaskan apakah PKL Selain BI mempunyai KPK Back-up dan JKD Back-up. Selain itu, perlu

juga diperiksa apakah KPK Back-up dan sistem komunikasi berfungsi dengan baik dan telah

memenuhi kebutuhan minimum pemrosesan transaksi dalam Keadaan Darurat. Dalam hal

dilakukan pengujian back-up, perlu diteliti dokumentasinya.

e. Disaster Recovery Plan (DRP) atau Business Continuity Plan (BCP) Atas Operasional

Penyelenggaraan SKNBI Dalam Kondisi Gangguan dan atau Keadaan Darurat

Menjelaskan apakah PKL Selain BI mempunyai DRP atau BCP yang memadai dan melakukan uji

coba DRP atau BCP secara berkala serta melakukan updating DRP atau BCP sesuai dengan

perkembangan.

f. Data dan Dokumentasi

Menjelaskan mengenai pengelolaan, pengolahan, serta dokumentasi data yang diperlukan,

321

Page 213: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

meliputi :

1) Integritas Data

Aspek ini menjelaskan apakah data yang diolah akurat, handal, dan lengkap sesuai

dengan kebutuhan.

2) Log Book

Aspek ini menjelaskan apakah PKL Selain BI mempunyai log book yang bisa

dicetak/dibaca untuk mengetahui kesalahan pengoperasian KPK.

3) Dokumentasi hasil transaksi dan back-up hasil transaksi

Aspek ini menjelaskan apakah soft copy maupun hard copy dan back-up hasil transaksi

dikelola dengan baik.

4) Pengadministrasian/dokumentasi hasil uji coba KPK Back-up dan uji coba data back-up

Aspek ini menjelaskan apakah PKL Selain BI menatausahakan dengan baik

dokumentasi hasil uji coba KPK Back-up dan uji coba data back-up.

5) Pengadministrasian/Dokumentasi Penanganan Masalah

Aspek ini menjelaskan apakah PKL Selain BI menatausahakan dengan baik

dokumentasi penanganan masalah yang berkaitan dengan KPK.

322

Page 214: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 3.1 Spesifikasi Minimum TPK

dan Perangkat Pendukung 1. TPK untuk konfigurasi single user

a. Hardware

No Hardware Jumlah Kebutuhan Minimal

1 PC Desktop

2 unit (main dan back up)

- Pentium IV, 2.0 Ghz

- RAM : 256 Mbytes

- Harddisk : 40 Gbytes

- CD R/W Drive

- Disk Drive : 3.5 inch

- Monitor : 15 inch

- Keyboard & mouse

- Ethernet card : 10/100 Mbps

2 Printer 1 - Dotmatrix printer (24 pin)

- 132 coloum

3 Router (on line)

1 - 1 WIC module

- 1 Ethernet port

4 Modem (back up link)

1 - 33.6 Kbps Asynchronous Modem

5 Firewall 1 - Spesifikasi diserahkan ke Peserta

b. Software

2. TPK untuk konfigurasi multi user

a. Hardware

No Hardware Jumlah Kebutuhan Minimal

1 PC Server

2 unit (main dan back up)

- Intel Xeon / Pentium IV, 2.0 Ghz

- RAM : 512 Mbytes

- Harddisk : 72 Gbytes

- CD R/W Drive

- Disk Drive : 3.5 inch

- Monitor 15 inch, keyboard & mouse

- Ethernet card : 10 / 100 Mbps

2 PC Desktop 2 unit (sesuai dg

- Pentium IV, 2.0 Ghz

- RAM : 256 Mbytes

No Software Kebutuhan Minimal

1 Sistem Operasi Windows XP Professional

2 Database Access 2000

3 Antivirus McAfee; atau Norton Symantec

323

Page 215: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

No Hardware Jumlah Kebutuhan Minimal

kebutuhan) - Harddisk : 40 Gbytes

- CD ROM Drive

- Disk Drive : 3.5 inch

- Monitor 15 inch, keyboard & mouse

- Ethernet card : 10 / 100 Mbps

2 Printer 1 - Dotmatrix printer (24 pin)

- 132 column

3 Router (On line)

1 - 1 WIC module

- 1 Ethernet port

4 Modem (Back up link)

1 - 33.6 Kbps Asynchronous Modem

5 Firewall 1 - Spesifikasi diserahkan ke Peserta

6 Hub/Switch 1 - 10 / 100 Mbps, 12 port

c. Software

No Software Kebutuhan Minimal

1 Sistem Operasi Windows 2000/2003 Server

2 Database MS SQL 7 / 2000

3 Antivirus McAfee; atau Norton Symantec

324

Page 216: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 3.2 Contoh Format Stempel Kliring dan Stempel Kliring Dibatalkan

1. Stempel Kliring

2. Stempel Kliring Dibatalkan

K L I R I N G

Tgl. :

111 - 0012

Bank ABC

KC Matraman

STEMPEL KLIRING DIBATALKAN

Bank ABC

KC Matraman

5 cm

2,5 cm

6 cm

1,5 cm

Sandi Peserta

Nama Kantor Peserta

Tanggal Kliring

Peserta

Paraf Petugas Peserta

325

Page 217: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 3.3 Contoh Surat Pendaftaran Sebagai Peserta

No. … [kota], [tanggal] Lamp. : … hal

Kepada Penyelenggara Kliring Nasional d/a Bagian Penyelenggaraan Setelmen Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3 Jl. MH.Thamrin No.2 Jakarta Pusat - 10350

Perihal : Pendaftaran sebagai Peserta dalam penyelenggaraan SKNBI

Menunjuk Surat Edaran Bank Indonesia No.12/ /DASP tanggal April 2010 perihal

Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia, dengan ini kami mohon agar kantor/kantor-kantor*) kami sebagaimana terlampir dapat didaftarkan sebagai Peserta dalam penyelenggaraan SKNBI di Wilayah Kliring dimaksud.

Sehubungan dengan hal tersebut, bersama ini kami lampirkan: 1. Daftar nama kantor kami serta Wilayah Kliring dimana kantor tersebut didaftarkan sebagai

Peserta; 2. Foto kopi surat izin usaha/surat izin pembukaan kantor/kantor-kantor*) kami yang didaftarkan

sebagai Peserta; 3. Formulir data keanggotaan SKN, yang telah diisi secara lengkap; 4. Daftar nama kantor kami yang bukan Peserta yang dapat menerima transfer masuk dalam Kliring

Kredit (jika ada). 5. Foto kopi Akte Pendirian Bank dan perubahannya 6. Foto kopi surat persetujuan penggunaan Warkat Debet dan Dokumen Kliring 7. Fotokopi surat persetujuan pengefektifan nomor rekening dari Bank Indonesia

Demikian permohonan kami, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. PT. BANK ABC

(Tanda tangan & Nama Jelas Pejabat Berwenang) Jabatan

cc. PKL di Wilayah Kliring dimana kantor Bank didafarkan sebagai Peserta *) coret yang tidak perlu Lampiran no 3 s/d 7 hanya untuk pendaftaran yang pertama kali bagi Bank baru yang belum terdaftar sebagai Peserta

326

Page 218: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 3.4

Contoh Format Tabel Daftar Nama Kantor Bank yang didaftarkan sebagai Peserta

Daftar Nama Kantor Bank Yang Didaftarkan sebagai Peserta

No

Sandi Bank

(3 digit)

Nama Kantor

Alamat

Kota

Propinsi

Wilayah Kliring

Status Kantor

(1)

Status

Koneksi

(2)

Jenis

Usaha

(3)

Kode Area

(4)

Telepo

n

Fax

Koordinator Wilayah (Ya/Tidak)

(5)

Keterangan:

(1) Status Kantor : 1 - Kantor Pusat; 2 - Kantor Cabang, 3 - Kantor Cabang Pembantu; 4 - Kantor Kas

(2) Status Koneksi : 0 - Off line, 1- On line

(3) Jenis Usaha : 1 - Konvensional, 2 - UUS, 3 - Syariah

(4) Kode Area : mengacu pada kode SLJJ

(5) Koordinator Wilayah adalah koordinator untuk incoming transfer kredit per wilayah kliring

327

Page 219: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 3.5 Contoh Formulir Data Keanggotaan

Sistem Kliring Nasional (SKN)

FORMULIR KEANGGOTAAN SISTEM KLIRING NASIONAL (SKN)

I. Data Bank

A. Sandi Bank : ……………………………… (3 digit pertama)

B. Nama Bank Indonesia : ………………………………

C. Nama Singkat Bank : ………………………………

D. Status Peserta : Intercity/Non Intercity *)

E. Jenis Usaha : Konvensional/Syariah *)

F. Rekening : ………………………………

G. Rekening UUS**) : ………………………………

H. Sentralisasi : Ya/Tidak (khusus untuk Kliring Kredit)

II. Data Terminal Peserta Kliring (TPK)

A. Jenis TPK : On-line / Off-line

B. Sandi Kliring : ……………………………… (7 digit)

C. Alamat : ………………………………

………………………………

Telp. : ………………………………

Fax : ………………………………

D. Contact Officer untuk masalah SKN :

1. Nama :

2. Jabatan :

3. Telepon :

4. Fax :

5. Email :

E. Kebutuhan Jaringan Komunikasi Data (JKD)

1. Main:

a. Leased Line – Kapasitas Bandwith : …………...……………

b. Dial Up – Nomor Telepon Dial Up : …………........................

2. Back up:

328

Page 220: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

a. Leased Line – Kapasitas Bandwith : ……………............

b. Dial Up – Nomor Telepon Dial Up : …………….............

3. Alamat Lokasi Koneksi JKD

…………………………………………………………………...................…………………………………….……

………………………

TELP.…………………………………FAX ..………………….......

Kota], [tanggal]

PT. Bank ABC

(Tanda tangan & Nama Jelas Pejabat Berwenang)

Jabatan

Keterangan:

*) Coret yang tidak perlu

**) Khusus untuk bank konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah (UUS)

Petunjuk Pengisian :

1. Formulir Daftar Keanggotaan SKN hanya diisi oleh Kantor Pusat Peserta atau oleh Unit Usaha

Syariah (UUS)

2. Isian Data Bank pada angka I diisi dengan data Kantor Pusat Peserta.

3. Isian Data Terminal Peserta Kliring (TPK) pada angka II diisi dengan data yang ada pada Kantor

Pusat Peserta.

329

Page 221: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 3.6 Contoh Tabel Daftar Nama Kantor Bank Selain Peserta

yang Dapat Menerima Transfer Masuk Kliring Kredit

Daftar Nama Kantor Bank Selain Peserta Yang Dapat Menerima Transfer Masuk Melalui Kliring Kredit

No. Nama Kantor Bank

non Peserta Provinsi Kota Wilayah Kliring

Tujuan*)

1 Bank ABC Cab.Dompu

Nusa Tenggara Barat

Dompu Mataram

2 Bank ABC Cab.Kutoarjo

Jawa Tengah Kutoarjo Purworejo

3 Bank ABC

Cab.Cibinong

Jawa Barat Cibinong Bogor

4 Dst Dst Dst Dst

5 Dst Dst Dst Dst

*) Wilayah Kliring tujuan adalah Wilayah Kliring dimana terdapat kantor Bank yang menjadi Peserta di Wilayah Kliring tersebut yang akan menerima transfer masuk melalui Kliring Kredit dan bertanggung jawab meneruskan transfer masuk tersebut kepada kantor Bank tujuan non Peserta

330

Page 222: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 3.7.a Contoh Surat Pemberitahuan dari Bank Pemohon

kepada PKN setelah melakukan instalasi aplikasi TPK

No. … [kota], [tanggal]

Lamp. : … hal

Kepada Penyelenggara Kliring Nasional

d/a Bagian Penyelenggaraan Setelmen - Direktorat Akunting dan Sistem Pembayara

Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3

Jl. MH.Thamrin No.2

Jakarta Pusat - 10350

Perihal : Pemberitahuan Hasil Instalasi Aplikasi TPK pada kantor Bank Calon Peserta

Menunjuk surat persetujuan Bank Indonesia No…tanggal………atas pendaftaran

kantor/kantor-kantor*) kami untuk menjadi Peserta dalam penyelenggaraan SKNBI, dengan ini kami

memberitahukan bahwa kami telah melakukan instalasi aplikasi TPK pada kantor/kantor-kantor

kami*) yang akan menjadi Peserta dengan menggunakan TPK.

Sehubungan dengan hal tersebut, bersama ini kami lampirkan nomor kode mesin dari hasil

instalasi aplikasi pada terminal yang akan digunakan sebagai TPK (utama dan backup) pada

kantor/kantor-kantor*) tersebut.

Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

PT. BANK ABC

(Tanda tangan & Nama Jelas Pejabat Berwenang)

Jabatan

*) coret yang tidak perlu

331

Page 223: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 3.7 b Contoh Format Daftar Kode Mesin

Hasil Instalasi Aplikasi TPK dan Status TPK

Daftar Kode Mesin Hasil Instalasi Aplikasi TPK dan Status TPK

No. Nama

Kantor Bank

Wilayah Kliring

Pendaftaran

Alamat kantor Kode Mesin Hasil Instalasi Aplikasi

TPK

Jenis Koneksi TPK ke SSK (On-line atau Off-line)

TPK Utama

TPK Backup

1 Bank ABC Cab.Sudirman

Jakarta Jl.Sudirman No.10 Jakarta

2 Bank ABC Cab.Pahlawan

Surabaya Jl.Pahlawan No.9 Surabaya

3 Bank ABC Cab.Thamrin

Medan Jl.Thamrin No.6 Medan

4 Dst Dst

5 Dst Dst

332

Page 224: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 3.8 Contoh Surat Pemberitahuan

dari Kantor Bank Calon Peserta kepada PKL mengenai kesiapan untuk mengikuti SKNBI

No. … [kota], [tanggal] Lamp. : … hal

Kepada [Nama Kantor Penyelenggara Kliring Lokal] di Wilayah Kliring ………………… Jl. ………………………..………… [Kota]

Perihal : Kesiapan untuk Mengikuti kegiatan SKNBI

Menunjuk Surat Persetujuan Bank Indonesia No…tanggal………atas pendaftaran kantor kami

untuk menjadi Peserta dalam penyelenggaraan SKNBI di Wilayah Kliring [nama kota], dengan ini

kami memberitahukan bahwa kami telah melakukan instalasi aplikasi TPK dan siap untuk mengikuti

kegiatan dalam penyelenggaraan SKNBI. Dalam kesempatan ini, kami mengajukan permohonan

Tanda Pengenal Petugas Kliring untuk Petugas Internal /Perusahaan Jasa Kurir *). Bersama ini kami

lampirkan:

1. Contoh Stempel Kliring dan Stempel Kliring Dibatalkan, sebanyak 2 lembar.

2. Spesimen Warkat Debet dan Dokumen Kliring yang telah memperoleh persetujuan Bank

Indonesia (hanya untuk Bank yang baru pertama kali mendaftar sebagai Peserta).

Demikian laporan ini kami sampaikan, selanjutnya kami mohon untuk dapat ditetapkan

tanggal efektif kepesertaan kami dalam penyelenggaraan SKNBI di Wilayah Kliring [nama kota].

[Kantor Bank Calon Peserta]

(Tanda tangan & Nama Jelas Pejabat Berwenang)

Jabatan

*)

Bagi Peserta di Wilayah Kliring On-line Otomasi dan Wilayah Kliring Off-line Otomasi yang akan

menggunakan Perusahaan Jasa Kurir, harus mencantumkan nama Perusahaan Jasa Kurir.

Bagi Peserta di Wilayah Kliring Off-line Manual harus mencantumkan nama-nama petugas

internal yang ditunujun untuk mewakili Peserta dalam kegiatan SKNBI

333

Page 225: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 3.9 Contoh Surat Pemberitahuan dari PKL kepada Kantor Bank

calon Peserta Mengenai Tanggal Efektif Sebagai Peserta Dalam Penyelenggaraa SKNBI

No. … [kota], [tanggal]

Lamp. : … hal

Kepada

[Nama Kantor Bank Calon Peserta]

Jl. ………………………..…………

[Kota]

Perihal : Pemberitahuan Tanggal Efektif Kepesertaan Kantor Bank dalam Penyelenggaraan SKNBI

Sehubungan dengan surat Saudara No. .........tanggal ……… mengenai kesiapan kantor

Saudara untuk mengikuti kegiatan dalam penyelenggaraan SKNBI, dengan ini kami informasikan

sebagai berikut:

1. Menetapkan tanggal efektif keikutsertaan Saudara sebagai Peserta dalam penyelenggaraan

SKNBI di Wilayah Kliring [nama kota] adalah sejak tanggal ………

2. Agar Saudara dapat mengambil Tanda Pengenal Petugas Kliring (TPPK) paling lambat 1 (satu) hari

kerja sebelum tanggal efektif dimaksud.

Sejak tanggal efektif tersebut, kantor Saudara dapat mengikuti kegiatan dalam

penyelenggaraan SKNBI di kantor kami sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia.

Demikian, atas perhatian Saudara kami ucapkan terimakasih.

[Kantor PKL]

(Tanda tangan & Nama Jelas Pejabat Berwenang)

Jabatan

334

Page 226: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 3.9.a

Contoh Surat Pemberitahuan dari PKL kepada PKN Mengenai Tanggal Efektif Sebagai Peserta

Dalam Penyelenggaraa SKNBI

No. … [kota], [tanggal]

Lamp. : … hal

Kepada Penyelenggara Kliring Nasional

d/a Bagian Penyelenggaraan Setelmen - Direktorat Akunting dan Sistem Pembayara

Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3

Jl. MH.Thamrin No.2

Jakarta Pusat - 10350

Perihal : Pemberitahuan Tanggal Efektif Kepesertaan Kantor Bank dalam Penyelenggaraan SKNBI

Sehubungan dengan surat Bank ……No. .........tanggal ……… mengenai kesiapan kantor Bank

…….., untuk mengikuti kegiatan dalam penyelenggaraan SKNBI, dengan ini kami minta bantuan

Saudara untuk mengefektifkan keikutsertaan Bank …….., sandi kliring ……sebagai Peserta dalam

penyelenggaraan SKNBI di Wilayah Kliring [nama kota] sejak tanggal ………

Demikian, atas perhatian Saudara kami ucapkan terimakasih.

[Kantor PKL]

(Tanda tangan & Nama Jelas Pejabat Berwenang)

Jabatan

335

Page 227: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 3.10

Contoh Pengumuman Secara Tertulis dari PKL Kepada Seluruh Peserta Mengenai

Keikutsertaan Kantor Bank Sebagai Peserta Baru Di Wilayah Kliring Yang Bersangkutan

No. … [kota], [tanggal]

Lamp. : … hal

Kepada

[Kantor Bank Peserta]

Jl. ………………………..…………

[Kota]

Perihal : Pemberitahuan Keikutsertaan Kantor Bank Sebagai Peserta Dalam Penyelenggaraan SKNBI

Dengan ini diberitahukan bahwa sejak tanggal………, kantor bank berikut ini efektif sebagai

Peserta dalam penyelenggaraan SKNBI di Wilayah Kliring [nama kota].

Nama Kantor Bank Alamat Sandi Peserta

Nama Kantor Bank Jl…. Jl……. Xxx xxxxxx

Untuk selanjutnya agar Saudara melakukan penyesuaian data tabel dimensi pada aplikasi

TPK di kantor Saudara.

Terlampir kami sampaikan:

1. contoh Stempel Kliring dan Stempel Kliring Dibatalkan;

2. spesimen Warkat Debet dari kantor Bank (hanya untuk Bank baru dan untuk pertama kali

mendaftar sebagai Peserta)

Demikian, atas perhatian Saudara kami ucapkan terimakasih.

[Kantor PKL]

(Tanda tangan & Nama Jelas Pejabat Berwenang)

Jabatan

336

Page 228: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 4.1 Pedoman Penyusunan Kebijakan dan Prosedur Tertulis

Mengenai Operasional SKNBI oleh Bank Sebagai Peserta

A. Sistematika Kebijakan Dan Prosedur Tertulis

Sistematika Kebijakan dan Prosedur Tertulis meliputi:

1. Bab I : Pendahuluan

2. Bab II : Operasional SKNBI

3. Bab III : Keterkaitan Sistem Internal Peserta dan TPK

4. Bab IV : Prosedur Pengoperasian dan Pembukuan Transaksi

5. Bab V : Penyediaan Pendanaan Awal

6. Bab VI : Pengawasan Operasional SKNBI

7. Bab VII : Disaster Recovery Plan (DRP) atau Business Continuity Plan (BCP) Atas

Operasional SKNBI Dalam Kondisi Gangguan Dan Keadaan Darurat

8. Bab VIII : Perlindungan konsumen

9. Lampiran berupa Flow Chart

B. Materi Kebijakan Dan Prosedur Tertulis

Materi atau isi Kebijakan dan Prosedur Tertulis meliputi:

1. Bab I : Pendahuluan

a. Latar Belakang

Sub bab ini menjelaskan secara singkat latar belakang penyusunan Kebijakan dan

Prosedur Tertulis, antara lain untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang

berlaku maupun pertimbangan lainnya.

b. Tujuan penggunaan SKNBI

Sub bab ini menjelaskan tujuan penggunaan SKNBI, baik secara umum sesuai

ketentuan Bank Indonesia, maupun tujuan khusus Peserta dalam menggunakan

sistem tersebut.

c. Pokok-pokok Ketentuan dan Kebijakan Manajemen

Sub bab ini mencantumkan pokok-pokok ketentuan yang ditetapkan Bank

Indonesia seperti ketentuan prefund, mekanisme pengembalian dana pada kliring

kredit dan kewajiban pencocokan nama dan nomor rekening penerima dana,

maupun kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen Peserta serta

mencantumkan surat keputusan dan atau ketentuan tertulis lainnya yang

dikeluarkan oleh direksi Peserta.

337

Page 229: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

d. Definisi/Pengertian Umum

Sub bab ini mencantumkan definisi/pengertian umum yang digunakan dalam

materi penyusunan Kebijakan dan Prosedur Tertulis, baik yang bersumber dari

ketentuan Bank Indonesia maupun istilah lain yang spesifik digunakan pada

sistem internal Peserta terkait operasional SKNBI.

2. Bab II : Operasional SKNBI

a. Struktur Organisasi, Uraian Tugas dan Penanggung Jawab Satuan Kerja Pelaksana

Operasional SKNBI

Sub bab ini menjelaskan dan mencantumkan bagan struktur organisasi, uraian

tugas dan penanggung jawab, baik pada departemen atau unit kerja pengelola

kegiatan operasional SKNBI maupun departemen atau satuan/unit kerja Peserta

yang terkait dengan operasional SKNBI. Uraian tugas dan penanggung jawab yang

perlu dijelaskan antara lain yang terkait dengan kegiatan sebagai berikut:

1) Pemeliharaan user ID dan password aplikasi TPK, user ID dan password

Remote Access Server (khusus yang menggunakan JKD dial up), sandi

terminal, password login SSK, security key dan master key dalam

mengoperasikan TPK.

2) Pembuatan dan Pemeliharaan User ID dan Password untuk mengoperasikan

aplikasi TPK;

3) Pemeliharaan TPK dan jaringan komputer;

4) Pemeliharaan master file (antara lain aplikasi TPK, registration number, user

ID dan password Administrator yang pertama kali diberikan oleh PKN);

5) Pemeliharaan master key;

6) Pelaksanaan transaksi;

7) Manajemen likuiditas; dan

8) Rekonsiliasi.

b. Wewenang dan Penanggung jawab Pengoperasian TPK

Sub bab ini menjelaskan dan mencantumkan tugas dan wewenang serta jabatan

dalam struktur organisasi untuk masing-masing fungsi sistem sebagai berikut:

1) Administrator 1;

2) Administrator 2;

3) Supervisor; dan

4) Operator.

c. Sistem Pengamanan

338

Page 230: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Sub bab ini menjelaskan sistem pengamanan yang digunakan pada setiap

kegiatan yang berkaitan dengan operasional SKNBI, baik pengamanan secara fisik

seperti ruangan tempat TPK dan peralatan pendukung lainnya, maupun non-fisik

seperti user ID, password, dan lain-lain.

d. Sarana dan Prasarana Operasional SKNBI

Sub bab ini menjelaskan sarana dan prasarana yang digunakan pada operasional

SKNBI yang sekurang-kurangnya mencakup:

1) Lokasi TPK Utama dan TPK Back-up;

2) Konfigurasi Sistem dan Security Feature;

3) Jumlah TPK Utama dan TPK Back-up;

4) Spesifikasi TPK Utama dan TPK Back-up;

5) Peralatan pendukung lainnya.

e. Penatausahaan Arsip

Sub bab ini menjelaskan prosedur yang dilakukan dalam penatausahaan arsip,

antara lain aplikasi transfer, Warkat Debet, laporan-laporan hasil Kliring, back-up

data harian, master key, user ID, password dan surat penunjukan petugas yang

berwenang dalam pengoperasian SKNBI.

3. Bab III : Keterkaitan sistem internal Peserta dan TPK

Dalam sub bab ini dijelaskan mengenai sistem internal Bank yang terkait dengan TPK

serta mekanisme interfacing (on-line atau manual) dari dan sistem internal Peserta.

4. Bab IV : Prosedur Pengoperasian dan Pembukuan Transaksi

Dalam pelaksanaan pengoperasian pembukuan transaksi, untuk setiap tahap kegiatan

agar dijelaskan pula pejabat/petugas yang menjadi penanggungjawabnya.

a. Proses Awal Hari

Sub bab ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan pada proses awal hari

antara lain log in dan sinkronisasi data atau pemilihan tanggal Kliring.

b. Kegiatan Kliring Debet

Sub bab ini menjelaskan alur dan aktifitas pada kegiatan Kliring Debet

(penyerahan dan pengembalian) mulai dari penerimaan Warkat Debet dari

nasabah sampai dengan pembukuan hasil kliring Warkat Debet, termasuk

mekanisme koreksi dan pembatalan.

c. Kegiatan Kliring Kredit

Sub bab ini menjelaskan alur dan aktifitas pada kegiatan Kliring Kredit mulai dari

penerimaan instruksi transfer dari nasabah sampai dengan dikliringkan serta

339

Page 231: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

mekanisme pembukuan transaksi masuk Kliring Kredit, termasuk mekanisme

koreksi dan pembatalan.

d. Proses Back-up

Sub bab ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam proses back-up,

yang meliputi antara lain transaksi, tabel dimensi, dan tabel user.

e. Proses Akhir Hari

Sub bab ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka proses

menutup sistem secara keseluruhan.

5. Bab V : Penyediaan Pendanaan Awal (Prefund)

Bab ini menjelaskan alur dan aktivitas yang dilakukan oleh unit kerja di Bank yang

bertanggung jawab dalam penyediaan pendanaan awal.

6. Bab VI : Pengawasan Operasional SKNBI

a. Audit Trail

Sub bab ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka

pengawasan transaksi melalui fungsi audit trail. Pengawasan yang dapat

dilakukan antara lain meneliti status transaksi, riwayat transaksi, dan transaksi

yang tidak terselesaikan.

b. Pelaporan kepada manajemen

Sub bab ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka membuat

laporan baik yang bersifat rutin maupun insidentil kepada manajemen.

7. Bab VII : Disaster Recovery Plan (DRP) atau Business Continuity Plan (BCP) Atas

Operasional SKNBI Dalam Kondisi Gangguan dan atau Keadaan Darurat

Bab ini menjelaskan DRP atau BCP yang dilakukan oleh Peserta dalam hal TPK Utama

dan TPK Back-up mengalami gangguan atau terjadi Keadaan Darurat di lokasi Peserta.

DRP atau BCP tersebut antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. unit kerja sebagai penanggungjawab;

b. mekanisme koordinasi apabila penanggungjawab terdiri dari beberapa unit;

c. mekanisme pelaporan dan monitoring;

d. petugas operasional (termasuk data nomor telepon yang dapat dihubungi setiap

saat);

e. Mekanisme pencegahan dan atau penanggulangan dengan berbagai skenario

kondisi yang mungkin terjadi terhadap hal-hal sebagai berikut:

1) Gangguan pada sistem TPK Utama dan TPK Back-up, yang antara lain

disebabkan oleh kerusakan hardware, software, listrik dan atau JKD;

340

Page 232: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

2) Keadaan Darurat (pemogokan kerja, kebakaran, kerusuhan massa, sabotase,

bencana alam).

f. Mekanisme atau prosedur apabila terjadi gangguan pada KPK dan atau SSK

dengan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia.

g. Jadwal uji coba TPK Back-up (sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali). Dengan

memperhatikan tingkat kritikal di masing-masing Bank, uji coba dapat dilakukan

kurang dari 6 (enam) bulan sekali.

h. Uji Coba Back-up File (1 (satu) bulan sekali)

8. Bab VIII : Perlindungan konsumen

Bab ini menjelaskan mengenai standar layanan minimum dan penanganan pengaduan

nasabah berkaitan dengan aspek perlindungan terhadap konsumen, yang antara lain

meliputi:

a. Ketepatan/kecepatan proses pengkreditan dana ke rekening nasabah penerima

dana;

b. Besarnya biaya yang dibebankan kepada nasabah;

c. Informasi kepada nasabah mengenai biaya yang dibebankan oleh Bank

Indonesia kepada Peserta;

d. Waktu pelaksanaan instruksi transfer dana (untuk transfer kredit dan transfer

debet) dari nasabah;

e. Penanganan pengaduan/permasalahan nasabah beserta pengadministrasiannya.

9. Lampiran

Kebijakan dan Prosedur Tertulis dilengkapi dengan Flow Chart proses kerja untuk setiap

kegiatan sebagai Lampiran Kebijakan dan Prosedur Tertulis.

341

Page 233: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 4.2 Ruang Lingkup Pemeriksaan Internal

Oleh Bank Sebagai Peserta

Dalam melakukan pemeriksaan internal oleh Bank sebagai Peserta paling kurang mencakup ruang

lingkup sebagai berikut:

a. Kebijakan dan prosedur tertulis yang terkait dengan operasional SKNBI

Menjelaskan apakah Peserta telah memiliki kebijakan dan prosedur tertulis mengenai

pelaksanaan operasional SKNBI dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Sumber Daya Manusia

Menjelaskan aspek sumber daya manusia yang diperiksa meliputi kecukupan jumlah sumber

daya manusia yang tersedia, aspek uraian jabatan maupun persyaratan jabatan

dibandingkan dengan ketentuan yang ditetapkan.

c. Pembagian tugas dan batas kewenangan serta penyimpangan

Menjelaskan apakah terdapat ketentuan secara tertulis mengenai pembagian tugas dan

batas kewenangan dalam operasional SKNBI. Disamping itu juga menjelaskan

penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan (apabila ditemukan dalam pemeriksaan ).

d. Kepatuhan Peserta terhadap ketentuan yang terkait dengan operasional SKNBI

Menjelaskan mengenai kepatuhan Peserta terhadap ketentuan yang terkait dengan

operasional SKNBI.

e. Perlindungan konsumen

Menjelaskan mengenai aspek perlindungan terhadap konsumen yang antara lain meliputi:

1) Ketepatan/kecepatan proses pengkreditan dana ke rekening nasabah penerima

dana;

2) Besarnya biaya yang dibebankan kepada nasabah;

3) Informasi kepada nasabah mengenai biaya yang dibebankan oleh Bank Indonesia

kepada Peserta;

4) Waktu pelaksanaan instruksi transfer dana (untuk transfer kredit dan transfer debet)

dari nasabah;

5) Penanganan pengaduan/permasalahan nasabah beserta pengadministrasiannya.

342

Page 234: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 4.3 Ruang Lingkup Security Audit

Oleh Bank Sebagai Peserta

Dalam melakukan security audit oleh Bank sebagai Peserta paling kurang mencakup ruang lingkup

sebagai berikut:

a. Manajemen

Menjelaskan fungsi manajemen dalam kaitannya dengan operasional Peserta dalam SKNBI,

yang meliputi :

1) Sumber Daya Manusia

Aspek sumber daya manusia yang diperiksa meliputi observasi terhadap kualitas

sumber daya manusia di satuan kerja pelaksana operasional SKNBI, baik dari

aspek kompetensi maupun track record dibandingkan dengan persyaratan yang

ditetapkan. Kompetensi sumber daya manusia mencakup pemahaman teknik

operasional SKNBI sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Pemeriksaan terhadap

track record dimaksudkan untuk memastikan bahwa sumber daya manusia yang diberi

wewenang untuk melaksanakan fungsi-fungsi dalam SKNBI memiliki moral yang baik.

Selain itu, diperiksa juga mengenai jenis pelatihan yang telah dan akan diberikan kepada

pegawai sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan pegawai.

2) Struktur Organisasi

Aspek yang diperiksa meliputi penjabaran tugas, pemisahan tugas, dan penanggung

jawab kegiatan.

3) Hukum

Aspek hukum yang diperiksa meliputi kualitas kontrak/perjanjian dengan

vendor/supplier pemasok sistem dan peralatan pendukung SKNBI dibandingkan dengan

peraturan intern mengenai SKNBI dan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

b. Lingkungan

Menjelaskan bagaimana kondisi lingkungan yang meliputi sarana dan prasarana yang terkait

dengan operasional TPK. Kondisi lingkungan meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Tenaga Listrik

Aspek ini menjelaskan kondisi tenaga listrik yang digunakan dan memastikan bahwa

Peserta mempunyai Uninterruptible Power Supply (UPS) yang berfungsi dengan baik.

2) Pendingin Udara

Aspek ini menjelaskan kondisi pendingin udara yang digunakan oleh Peserta.

343

Page 235: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

3) Penanganan Kebakaran

Aspek ini menjelaskan mengenai prosedur pencegahan, pendeteksian, dan pemadaman

kebakaran.

4) Lokasi/penempatan peralatan Teknologi Informasi (TI) secara lengkap (TPK dan printer)

dalam ruangan.

Aspek ini menjelaskan bagaimana penempatan peralatan TI dalam ruangan.

5) Lokasi ruangan dalam gedung

Aspek ini menjelaskan bagaimana lokasi ruangan dalam gedung. Hal ini berhubungan

dengan standar keamanan yang diperlukan.

6) Akses masuk ruangan

Aspek ini menjelaskan apakah Peserta melakukan kontrol terhadap pegawai yang

memasuki ruangan TPK Utama dan TPK Back-up.

c. Sistem TPK

Menjelaskan mengenai konfigurasi dan kondisi TPK Utama dan TPK Back-up dan sistem-sistem

lain yang terkait, meliputi:

1) Perangkat Keras (Hardware)

Aspek ini menjelaskan konfigurasi perangkat keras SKNBI antara lain TPK dan printer,

termasuk ketaatan Peserta untuk memenuhi persyaratan mininum hardware yang

digunakan sebagai TPK.

2) Perangkat Lunak (Software)

Aspek ini menjelaskan mengenai aplikasi TPK, kehandalan operating system (termasuk

upgrade perbaikan/patch), enkripsi, pengontrolan password, serta anti virus yang

digunakan.

3) Perangkat Jaringan

Aspek ini menjelaskan konfigurasi jaringan TPK ke SSK, termasuk koneksi/linkage

dengan sistem internal lainnya (dilengkapi gambar jaringan), kondisi pengkabelan

jaringan serta perangkat aktif dan pasif jaringan (hub, router, modem, dll).

d. Sistem Back-up

Menjelaskan apakah Peserta mempunyai TPK Back-up dan JKD Back-up. Selain itu, perlu juga

diperiksa apakah TPK Back-up dan sistem komunikasi berfungsi dengan baik dan telah

memenuhi kebutuhan minimum pemrosesan transaksi dalam Keadaan Darurat. Dalam hal

dilakukan pengujian back-up, perlu diteliti dokumentasinya.

e. Disaster Recovery Plan (DRP) atau Business Continuity Plan (BCP) Atas Operasional SKNBI

Dalam Kondisi Gangguan dan atau Keadaan Darurat

344

Page 236: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Menjelaskan apakah Peserta mempunyai DRP atau BCP yang memadai dan melakukan uji

coba DRP atau BCP secara berkala serta melakukan updating DRP atau BCP sesuai dengan

perkembangan.

f. Data dan Dokumentasi

Menjelaskan mengenai pengelolaan, pengolahan, serta dokumentasi data yang diperlukan,

meliputi :

1) Integritas Data

Aspek ini menjelaskan apakah data yang diolah akurat, handal, dan lengkap sesuai

dengan kebutuhan.

2) Log Book

Aspek ini menjelaskan apakah Peserta mempunyai log book yang bisa dicetak/dibaca

untuk mengetahui kesalahan pengoperasian TPK.

3) Dokumentasi hasil transaksi dan back-up hasil transaksi

Aspek ini menjelaskan apakah soft copy maupun hard copy hasil transaksi dan back-up

hasil transaksi dikelola dengan baik.

4) Pengadministrasian/dokumentasi hasil uji coba TPK Back-up dan uji coba data back-up

Aspek ini menjelaskan apakah Peserta menatausahakan dengan baik dokumentasi hasil

uji coba TPK Back-up dan uji coba data back-up.

5) Pengadministrasian/Dokumentasi Penanganan Masalah

Aspek ini menjelaskan apakah Peserta menatausahakan dengan baik dokumentasi

penanganan masalah yang berkaitan dengan TPK.

345

Page 237: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 5.1 Contoh Format BPWD-Kliring Pengembalian

NAMA BANK ……………..,…………………….

KANTOR BANK

Bersama ini kami serahkan satu bundel bacth Warkat Kliring Debet – Kliring Pengembalian Rp.

untuk kredit rekening kami pada Bank Indonesia.

(b)

BUKTI PENYERAHAN WARKAT DEBET – KLIRING PENGEMBALIAN No. 000001

Logo Bank

Penerbit

1)

Clear Band

Nama & Tanda tangan (Paraf)

1. Kami mengetahui bahwa Penyelenggara tidak melakukan pemeriksaan

terhadap keabsahan Dokumen dan Warkat Kliring yang diserahkan.

2. Kami mengijinkan Penyelenggara untuk menyesuaikan jumlah nominal rupiah apabila terdapat perbedaan dengan hasil proses pada Penyelenggara.

Yang Menyerahkan

(Peserta) Yang Menerima

(Penyelenggara)

Warna Merah

2 3/4”

Lam

piran

SE

. No. 6

/52/D

AS

P tan

ggal 3

1 D

esember 2

004

(a) L

am

pira

n

4.b

Conto

h B

ukti P

enyerah

an W

arkat D

ebet

Lam

piran

SE

. No. 6

/52/D

AS

P tan

ggal 3

1 D

esember 2

004

(c) L

am

pira

n

4.c

Conto

h B

ukti P

enyerah

an W

arkat K

redit

Lam

piran

SE

. No. 6

/52/D

AS

P tan

ggal 3

1 D

esember 2

004

(d

) L

am

pira

n

4.d

Conto

h L

embar S

ubtitu

si

Lam

piran

SE

. No. 6

/52/D

AS

P tan

ggal 3

1 D

esember 2

004

(e) L

am

pira

n

4.e

Conto

h K

artu B

atch

Wark

at Deb

et

(f) L

am

pira

n

4.f

Conto

h K

artu B

atch

Wark

at Kred

it

346

Page 238: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 5.2 Contoh Simbol MICR dan Ilustrasi Pencantuman

A. 4 (empat) simbol spesial MICR code line pada Warkat Debet dan Dokumen Kliring.

1. sebagai identitas simbol Nominal;

2. sebagai identitas simbol Domestik;

3. sebagai identitas simbol Bank; dan

4. sebagai identitas simbol Garis Pendek.

B. Contoh pencantuman nilai nominal dalam angka MICR.

Nilai nominal Rp 1.000.000,00 dicantumkan dalam angka MICR :

C. Ilustrasi pencantuman informasi lengkap dalam Warkat Debet

D. Ilustrasi pencantuman informasi lengkap dalam Dokumen Kliring.

347

Page 239: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 5.3 Contoh Cara Pencantuman MICR Code Line

pada Clear Band Warkat Debet

Kolom Nomor Seri Warkat

Terdiri dari 6 digit angka

Diawali dan diakhiri dengan simbol domestik

Kolom Sandi Peserta

Terdiri dari 7 digit angka

3 digit pertama untuk sandi Bank

4 digit berikutnya untuk kantor Peserta

Di antara 3 digit pertama dan 4 digit terakhir dicantumkan simbol garis pendek

Diakhiri dengan simbol bank

Kolom Nomor Rekening

Terdiri 10 digit angka

Diakhiri dengan simbol domestik

Kolom sandi transaksi

Terdiri dari 2 digit angka

Kolom nilai nominal

Terdiri dari 14 digit angka

Diawali dan diakhiri dengan simbol nominal

( 14)

॥"

॥"

॥"

Ĉ:

¹"¹"

348

Page 240: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 5.4 Contoh Cara Pencantuman MICR Code Line pada

Clear Band pada BPWD-Kliring Penyerahan dan BPWD-Kliring Pengembalian

Kolom Nomor Seri

Terdiri dari 6 digit angka

3 digit pertama diisi dengan angka 000

3 digit terakhir diisi dengan 3 digit pertama sandi Bank Peserta pengirim.

Diawali dan diakhiri dengan simbol domestik.

Kolom Sandi Peserta

Terdiri dari 7 digit angka

3 digit pertama diisi dengan 3 digit sandi kantor Peserta pengirim seperti yang tertera pada Stempel Kliring (tanpa angka penguji)

4 (empat) digit terakhir diisi dengan angka 9999.

Di antara 3 digit pertama dan 4 digit terakhir dicantumkan simbol garis pendek.

Diakhiri dengan simbol Bank.

Kolom sandi transaksi

Terdiri dari 2 digit angka

Untuk BPWD-Kliring Penyerahan diisi 60

Untuk BPWD-Kliring Pengembalian diisi 62

Kolom nilai nominal

Terdiri dari 14 digit angka

Diawali dan diakhiri dengan simbol nominal

( 14)

॥"

॥"

Ĉ:

¹"¹"

349

Page 241: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 5.5 Contoh Cara Pencantuman MICR Code Line

pada Clear Band Kartu Batch

Kolom Nomor Seri

Terdiri dari 6 digit angka

3 digit pertama diisi dengan angka 000

3 digit terakhir diisi dengan 3 digit pertama sandi Bank Peserta pengirim.

Diawali dan diakhiri dengan simbol domestik.

Kolom Sandi Peserta

Terdiri dari 7 digit angka

3 digit pertama diisi dengan 3 digit sandi kantor Peserta pengirim seperti yang tertera pada Stempel Kliring (tanpa angka penguji)

4 (empat) digit terakhir diisi dengan angka 9999.

Di antara 3 digit pertama dan 4 digit terakhir dicantumkan simbol garis pendek.

Diakhiri dengan simbol Bank.

Kolom sandi transaksi

Terdiri dari 2 digit angka (96)

Kolom nilai nominal

Terdiri dari 14 digit angka

Diawali dan diakhiri dengan simbol nominal

( 14)

॥"

॥"

Ĉ:

¹"¹"

350

Page 242: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 7.1 Alasan Penolakan Warkat dan DKE Debet

pada saat Kliring Pengembalian

No. Alasan Penolakan

1 Saldo Rekening Giro atau Rekening Khusus tidak cukup

2 Rekening Giro atau Rekening Khusus telah ditutup.

3 Unsur Cek/syarat formal Bilyet Giro tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat penyebutan tempat dan tanggal Penarikan.

4 Unsur Cek tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat tanda tangan Penarik.

5 Syarat formal Bilyet Giro tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat nama dan nomor Rekening Giro Pemegang.

6 Syarat formal Bilyet Giro tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat nama Bank penerima.

7 Syarat formal Bilyet Giro tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat jumlah Dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun dalam huruf selengkap-lengkapnya.

8 Syarat formal Bilyet Giro tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat tanda tangan, nama jelas dan/atau dilengkapi dengan cap/stempel.

9 Bilyet Giro diunjukkan sebelum tanggal Penarikan atau sebelum Tanggal Efektif, atau Tanggal Efektif dicantumkan tidak dalam Tenggang Waktu Pengunjukan.

10 Cek dan/atau Bilyet Giro dibatalkan oleh Penarik setelah berakhirnya Tenggang Waktu Pengunjukan berdasarkan surat pembatalan dari Penarik.

11 Cek dan/atau Bilyet Giro sudah daluwarsa.

12 Perubahan teks/perintah yang telah tertulis pada Bilyet Giro tidak ditandatangani oleh Penarik.

13 Tanda tangan tidak cocok dengan spesimen.

14 Bank Penagih bukan merupakan Bank penerima yang disebut dalam Cek Silang Khusus atau Bilyet Giro sebagai Bank penerima Dana.

15 Cek dan/atau Bilyet Giro diblokir pembayarannya oleh Penarik karena hilang atau dicuri (harus dilampiri dengan surat keterangan dari kepolisian).

16 Cek dan/atau Bilyet Giro diblokir pembayarannya oleh instansi yang berwenang karena diduga terkait dengan tindak pidana yang dilakukan oleh Penarik (harus dilampiri dengan surat pemblokiran dari instansi yang berwenang).

17 Rekening Giro diblokir oleh instansi yang berwenang (harus dilampiri dengan surat pemblokiran dari instansi yang berwenang).

351

Page 243: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

No. Alasan Penolakan

18 Perintah dalam DKE Debet tidak sesuai dengan perintah dalam Warkat Debet yang bersangkutan.

19 Penerimaan DKE Debet tidak disertai dengan penerimaan fisik Warkat Debet.

20 Cek dan/atau Bilyet Giro diduga palsu/dimanipulasi.

21 Warkat Debet yang diterima oleh Bank Tertarik bukan ditujukan untuk Bank Tertarik.

22*) Tidak ada Endosemen pada Cek atas nama yang dialihkan pada pihak lain.

23 Nota Debet tidak sesuai dengan ketentuan dan/atau perjanjian yang mendasarinya.

Keterangan:

*) Alasan 22 ”Tidak ada Endosemen pada Cek atas nama yang dialihkan pada pihak lain” hanya berlaku

untuk Cek atas nama yang dialihkan pada pihak lain yang diunjukkan secara langsung kepada Bank

Tertarik (over the counter), sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai Daftar

Hitam Nasional Penarik Cek dan/atau Bilyet Kosong

352

Page 244: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 7.2 Contoh Format Surat Keterangan Penolakan

dari Bank yang mengkliringkan kepada Nasabah yang menyetorkan Warkat Debet

Kepada :

Pemegang Cek/Bilyet Giro

[Melalui: Bank xwz Jakarta - sandi bank : xxx.xxxx]

(hanya apabila Cek/Bilyet Giro ditolak melalui Kliring)

Perihal : SURAT KETERANGAN PENOLAKAN (SKP)

Bersama ini kami kembalikan:

- Jenis Warkat : [Cek/Bilyet Giro) - Nomor Warkat : [XXXXXX]

- Tanggal Penarikan : [XX-XX-XXXX] - Nominal : [Rp. 13.000.000,00]

Alasan Penolakan : [Saldo tidak cukup]

Nama nasabah : [Saiful Andi Sumeleh]

Alamat : [Jl. Cendana Harum No. 13 Jakarta Barat]

Demikian agar maklum

[Jakarta, 13 Oktober 2005]

Bank [Tertarik]

KC. [Jkt Sabang]

....................

Nama Pejabat

(Tanda tangan tidak diperlukan pada SKP ini)

353

Page 245: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 7.3 Contoh Format Surat Pernyataan Adanya Missing Item

Surat Pernyataan Missing Item

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama Petugas Peserta Pengirim :

Nama Bank :

Sandi Peserta/Nama Kantor Cabang :

Peserta Kliring pada Wilayah Kliring :

Dengan ini menyatakan bahwa telah terjadi missing item (terdapat selisih kurang antara

Warkat Debet yang diserahkan Peserta Pengirim dibandingkan dengan DKE Debet yang diterima dari

PKL/Peserta Penerima) sebanyak ..... (....................) lembar Warkat Debet, yaitu:

No. Nomor Serie Warkat

Jenis Warkat Debet

Nominal (dalam angka)

Nama Bank Tertarik

Demikian agar maklum.

[kota], [tanggal]

Mengetahui, Yang menyatakan,

Peserta Penerima Peserta Pengirim

Ttd Ttd

( ) ( )

*) Tanda tangan hanya untuk penyelenggaraan SKNBI di Wilayah Kliring On-Line Manual dan Off-Line

Manual

354

Page 246: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 7.4 Jenis Laporan Kliring Debet

1. Wilayah Kliring On-line Otomasi

Jenis Distribusi

Laporan Kliring Penyerahan Penerima Bentuk

1. Bilyet Saldo Hasil Perhitungan DKE Kliring Penyerahan

Semua Peserta Hardcopy

2. Daftar Hasil Perhitungan DKE Kliring Penyerahan

Kantor Pusat/ Koordinator

Hardcopy

3. Rincian DKE kliring Penyerahan yang Di-Reject oleh Penyelenggara Kliring Lokal

Semua Peserta, jika ada

Hardcopy

4. Rekapitulasi Hasil Proses Warkat Debet Kliring Penyerahan

Kantor Pusat/ Koordinator

Hardcopy

Laporan Kliring Pengembalian

1. Bilyet Saldo Hasil Perhitungan DKE Kliring Pengembalian

Semua Peserta Hardcopy

2. Daftar Hasil Perhitungan DKE Kliring Pengembalian

Kantor Pusat/ Koordinator

Hardcopy

3. Rincian DKE kliring Pengembalian yang Di-Reject oleh Penyelenggara Kliring Lokal

Semua Peserta, jika ada

Hardcopy

Laporan Kliring Debet

1. Daftar Hasil Perhitungan Kliring Debet Nasional

Kantor Pusat Hardcopy

2. Bilyet Saldo Hasil Perhitungan DKE Kliring Debet Nasional

Kantor Pusat Hardcopy

2. Wilayah Kliring Off-line Otomasi

Jenis Distribusi

Laporan Kliring Penyerahan Penerima Bentuk

1. Bilyet Saldo Hasil Perhitungan DKE Kliring Penyerahan

Semua Peserta

Hardcopy

2. Daftar Hasil Perhitungan DKE Kliring Penyerahan

Kantor Pusat/ Koordinator

Hardcopy

3. Rincian DKE kliring Penyerahan yang Di-Reject oleh Penyelenggara Kliring Lokal

Semua Peserta, jika ada

Hardcopy

355

Page 247: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

4. Rekapitulasi Hasil Proses Warkat Debet Kliring Penyerahan

Kantor Pusat/ Koordinator

Hardcopy

Laporan Kliring Pengembalian

1. Bilyet Saldo Hasil Perhitungan DKE Kliring Pengembalian

Semua Peserta Hardcopy

2. Daftar Hasil Perhitungan DKE Kliring Pengembalian

Kantor Pusat/ Koordinator

Hardcopy

3. Rincian DKE Kliring Pengembalian Yang Di-Reject Oleh Penyelenggara Kliring Lokal

Semua Peserta, jika ada

Hardcopy

Laporan Kliring Debet

1. Daftar Hasil Perhitungan Kliring Debet Nasional

Kantor Pusat Softcopy

Download - TPK online

2. Bilyet Saldo Hasil Perhitungan DKE Kliring Debet Nasional

Kantor Pusat Softcopy

Download - TPK online

3. Wilayah Kliring Off-line Manual

Jenis Laporan Distribusi

Laporan Kliring Penyerahan

1. Bilyet Saldo Hasil Perhitungan DKE Kliring Penyerahan

Semua Peserta Hardcopy

2. Daftar Hasil Perhitungan DKE Kliring Penyerahan

Kantor Pusat/ Koordinator

Hardcopy

3. Rincian DKE Kliring Penyerahan Yang Di-Reject Oleh Penyelenggara Kliring Lokal

Semua Peserta, jika ada

Hardcopy

Laporan Kliring Pengembalian

1. Bilyet Saldo Hasil Perhitungan DKE Kliring Pengembalian

Semua Peserta Hardcopy

2. Daftar Hasil Perhitungan DKE Kliring Pengembalian

Kantor Pusat/ Koordinator

Hardcopy

3. Rincian DKE Kliring Pengembalian Yang Di-Reject Oleh Penyelenggara Kliring Lokal

Semua Peserta, jika ada

Hardcopy

Laporan Kliring Debet

1. Daftar Hasil Perhitungan Kliring Debet Nasional

Kantor Pusat Softcopy

Download - TPK online

2. Bilyet Saldo Hasil Perhitungan DKE Kliring Debet Nasional

Kantor Pusat Softcopy

Download - TPK online

356

Page 248: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

4. Wilayah Kliring On-line Manual

Jenis Laporan Distribusi

Laporan Kliring Penyerahan

1. Bilyet Saldo Hasil Perhitungan DKE Kliring Penyerahan

Semua Peserta Hardcopy

2. Daftar Hasil Perhitungan DKE Kliring Penyerahan

Kantor Pusat/ Koordinator

Hardcopy

3. Rincian DKE Kliring Penyerahan Yang Di-Reject Oleh Penyelenggara Kliring Lokal

Semua Peserta, jika ada

Hardcopy

Laporan Kliring Pengembalian

1. Bilyet Saldo Hasil Perhitungan DKE Kliring Pengembalian

Semua Peserta Hardcopy

2. Daftar Hasil Perhitungan DKE Kliring Pengembalian

Kantor Pusat/ Koordinator

Hardcopy

3. Rincian DKE Kliring Pengembalian Yang Di-Reject Oleh Penyelenggara Kliring Lokal

Semua Peserta, jika ada

Hardcopy

Laporan Kliring Debet

1. Daftar Hasil Perhitungan Kliring Debet Nasional

Kantor Pusat Softcopy

Download - TPK online

2. Bilyet Saldo Hasil Perhitungan DKE Kliring Debet Nasional

Kantor Pusat Softcopy

Download - TPK online

357

Page 249: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 7.4a Contoh Penyampaian Laporan Penyelesaian Kewajiban

Pembayaran Warkat Debet dari DKE Debet Unconfirmed Outgoing

No. ….. [Kota, Tanggal]

Kepada Yth. [Nama Kantor Penyelenggara Kliring Lokal] [Alamat] Perihal: Penyampaian Laporan Penyelesaian Warkat Debet atas DKE Debet yang Tidak

Diperhitungkan oleh PKL (DKE Debet Unconfirmed)

Bersama ini kami sampaikan laporan penyelesaian Warkat Debet dari DKE Debet Unconfirmed yang kami terima dalam penyelenggaraan Kliring Debet Saudara sebagai berikut:

No. Nomor Warkat

Jenis Warkat*

Nominal (Rp)

Tanggal Kliring

Penyerahan

Tanggal Penyelesaian

Metode Penyelesaian**

Keterangan***

1.

2.

3.

4.

Demikian kami sampaikan, atas kerja samanya kami ucapkan terima kasih.

[Kantor Bank Peserta] [Sandi Kliring Peserta]

[Tanda Tangan]

[Nama jelas pejabat berwenang dan

stempel Bank] Jabatan

* Diisi dengan Cek, Bilyet Giro, atau jenis Warkat Debet lainnya. ** Diisi dibayar atau ditolak. *** Diisi dengan metode pembayaran (transfer Sistem BI-RTGS, tunai, atau mekanisme lainnya)

apabila dibayar atau alasan penolakan apabila tidak dibayar.

358

Page 250: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 7.6 Contoh Formulir Pengembalian Warkat Debet

No. … [kota], [tanggal]

Formulir Pengembalian Warkat Debet

Kepada

PT. Bank …

Bersama ini kami kembalikan Warkat Debet Saudara pada Kliring penyerahan dengan rincian sebagai

berikut:

No. Jenis Warkat Debet

No. Seri Warkat Debet

Nominal Sandi Bank Penerima

Penyebab *)

1 Cek 123456 Rp.10.000.000,- 999.9999 1

2 Bilyet Giro 654321 Rp.5.000.000,- 999.9999 1

3 Bilyet Giro 111222 Rp.2.000.000,- 999.9999 2

4 …

*) Keterangan penyebab Warkat Debet:

1. Melanggar ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penggunaan nota debet dalam

Kliring;

2. Sandi peserta pada MICR code line Warkat Debet tidak dikenal.

3. Warkat Debet tidak diproses oleh PKL karena permintaan pihak yang berwenang

Penyelenggara Kliring Lokal

(Tanda Tangan dan Nama Jelas Pejabat)

359

Page 251: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 7.7 Contoh Format Surat Keterangan Penahan Warkat Debet

No. ….

Sudah terima dari Bank ………………………… dalam perhitungan Kliring penyerahan pada tanggal

………………………… sebanyak …….. lembar Warkat Debet berupa:

No. Jenis Warkat Nomor Seri Nominal Tgl. Penarikan

Warkat Debet tersebut kami tahan untuk dilakukan penelitian dan diteruskan kepada yang berwajib

karena diduga ada hubungannya dengan tindak pidana, sesuai dengan Surat Keterangan Lapor dari

Kepolisian (foto kopi terlampir).

Kota, tanggal, bulan, tahun

Bank …………………

LOGO

BANK

360

Page 252: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 7.8.a Contoh Surat Permohonan Cetak Ulang Laporan

No. … [kota], [tanggal]

Kepada Yth.

[Nama Kantor Penyelenggara Kliring Lokal]

Jl. ………………………..…………

[Kota]

Perihal : Permohonan Cetak Ulang Laporan Hasil Kliring

Sehubungan dengan hasil Kliring Penyerahan/Kliring Pengembalian*) pada tanggal

………………………………., kami mohon bantuannya untuk dapat diberikan cetak ulang hasil laporan

dimaksud sebagai berikut:

Kode Laporan : ………………………………….

Nama Laporan : ………………………………….

Sandi Peserta : ………………………………….

Permintaan cetak ulang laporan tersebut dikarenakan ……………………………

Demikian permohonan ini kami buat, atas kerjasamannya diucapkan terima kasih.

[Kantor Bank Peserta]

[Tanda tangan]

(Nama jelas pejabat berwenang dan stempel Bank)

Jabatan

361

Page 253: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 7.8.b Contoh Tanda Terima Cetak Ulang Laporan

TANDA TERIMA PENGAMBILAN CETAK ULANG LAPORAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Petugas : …………………………………..

Nama Bank/Sandi : …………………………………..

Jabatan : …………………………………..

Alamat Bank : …………………………………..

Telepon : …………………………………..

Telah menerima salinan Laporan Hasil Kliring sebagaimana yang tercantum dalam surat permohonan

kami kepada Bank Indonesia. Segala bentuk penggunaan atas salinan Laporan Hasil Kliring tersebut

menjadi tanggung jawab nama dan bank tersebut di atas.

[Kota], [Tanggal]

[Kantor Bank Peserta]

[Tanda tangan]

(Nama jelas pejabat berwenang dan stempel Bank)

Jabatan

Tanda terima dibuat dalam rangkap 2 (dua):

1. Lembar asli untuk untuk Penyelenggara Kliring Lokal

2. Lembar tembusan untuk Bank pemohon

362

Page 254: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 7.9.a Contoh Surat Permohonan Salinan Warkat Debet

No. … [kota], [tanggal]

Lamp. : … hal

Kepada Yth.

[Nama Kantor Penyelenggara Kliring Lokal]

Jl. ………………………..…………

[Kota]

Perihal : Permohonan Salinan Warkat Debet

Sehubungan kekurangan penerimaan Warkat Debet yang diproses pada Kliring Debet tanggal

……………………………, kami mohon bantuannya untuk dapat diberikan Salinan Warkat Debet sebagai

berikut :

No. Seri Warkat : ………………………………….

No. Rekening : ………………………………….

Nominal Rp. : ………………………………….

Sandi Bank Pengirim : ………………………………….

Sandi Bank Penerima : ………………………………….

Terlampir fotokopi laporan kliring masuk sebagai data pendukung.

Demikian permohonan ini kami buat, atas kerjasamannya diucapkan terima kasih.

[Kantor Bank Peserta]

[Tanda tangan]

(Nama jelas pejabat berwenang dan stempel Bank)

Jabatan

./.

363

Page 255: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 7.9.b Contoh Tanda Terima Salinan Warkat Debet

TANDA TERIMA PENGAMBILAN SALINAN WARKAT DEBET

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Petugas : …………………………………..

Nama Bank/Sandi : …………………………………..

Jabatan : …………………………………..

Alamat Bank : …………………………………..

Telepon : …………………………………..

Telah menerima salinan Warkat Debet sebagaimana yang tercantum dalam surat permohonan kami

kepada Bank Indonesia. Segala bentuk penggunaan atas salinan Warkat Debet tersebut menjadi

tanggung jawab nama dan bank tersebut di atas.

[Kota], [Tanggal]

[Kantor Bank Peserta]

[Tanda tangan]

(Nama jelas pejabat berwenang dan stempel Bank)

Jabatan

Tanda terima dibuat dalam rangkap 2 (dua) :

1. Lembar asli untuk untuk Penyelenggara Kliring Lokal

2. Lembar tembusan untuk Bank pemohon

364

Page 256: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 8 Jenis Laporan Kliring Kredit

Jenis Distribusi

Penerima Bentuk

Laporan PKL untuk Peserta di Wilayah Kliring On-line Otomasi

1. Bilyet Saldo Hasil Perhitungan DKE Kliring Kredit Siklus I/II

Kantor Pusat Softcopy/ download TPK online

2. Rekapitulasi Hasil Perhitungan DKE Siklus I/II Kantor Pusat Softcopy/ download TPK online

3. Daftar Batch Kliring Kredit Siklus I/II Yang Di-Reject Oleh Sistem Sentral Kliring Karena Tidak Memenuhi Kecukupan Prefund

Kantor Pusat, jika ada

Softcopy/ download TPK online

4. Daftar Batch Kliring Kredit Siklus I/II Yang Di-Reject Oleh Sistem Sentral Kliring

Kantor Pusat, jika ada

Softcopy /download TPK online

Laporan PKL untuk Peserta yang mengirimkan DKE Kredit melalui PKL di Wilayah Kliring Off-line Otomasi dan Wilayah Kliring Off-line Manual

1. Bilyet Saldo Hasil Perhitungan DKE Kliring Kredit Siklus I/II

Kantor Pusat/ Koordinator

Softcopy/ download TPK online

2. Rekapitulasi Hasil Perhitungan DKE Siklus I/II Kantor Pusat/ Koordinator

Softcopy/ download TPK online

3. Daftar Batch Kliring Kredit Siklus I/II Yang Di-Reject Oleh Sentral Sistem Kliring Karena Tidak Memenuhi Kecukupan Prefund

Kantor Pusat/ Koordinator, jika ada

Softcopy/ download TPK online

4. Rincian DKE Kliring Kredit Siklus I/II Yang Di-Reject Oleh Sistem Sentral Kliring

Kantor Pusat/ Koordinator, jika ada

Softcopy/ download TPK online

365

Page 257: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 8.1 Jenis Transaksi Kliring Kredit

Jenis Transaksi Kliring Kredit

No. Kode Transaksi Keterangan

1. 50 Transaksi Kredit individual nasabah

2. 51 Transaksi terkait dengan TSA

3. 52 Transaksi terkait dengan TSA

4. 53 s.d 59 Belum digunakan

366

Page 258: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 8A.1 Contoh Pengumuman Jadwal SKNBI Oleh PKL

No. Kegiatan T+0 (WIB)

T+1*) (WIB)

I Kliring Kredit

A Siklus Pertama

1 Penyediaan Pendanaan Awal (prefund)

2 Pengiriman DKE Kredit ke SSK

3 Download DKE Kredit inward confirmed

4 Penyediaan informasi awal (early warning)

5 Penambahan Pendanaan Awal (top-up prefund)

6 Penyelesaian Akhir Hasil Kliring Kredit secara Periodik

7 Penyelesaian Akhir Hasil Kliring Kredit secara nasional

8 Download DKE Kredit outward

B Siklus Kedua

1 Pengiriman DKE Kredit ke SSK

2 Download DKE Kredit inward confirmed

3 Penyediaan informasi awal (early warning)

4 Penambahan Pendanaan Awal (top-up prefund)

5 Penyelesaian Akhir Hasil Kliring Kredit secara Periodik

6 Penyelesaian Akhir hasil Kliring Kredit secara nasional

7 Download DKE Kredit outward

II Kliring Debet

A Kliring Penyerahan

1 Penyampaian DKE Debet penyerahan dari Peserta secara off-line kepada PKL maupun secara on-line kepada PKL melalui SSK

2 Penyampaian Warkat Debet penyerahan dari Peserta kepada PKL atau kepada Peserta lainnya

3 Penambahan Pendanaan Awal oleh kantor pusat Peserta 1)

4 Pengiriman BSK penyerahan lokal ke SSK sehingga kantor pusat Peserta dapat melakukan download atas hasil Kliring lokal setempat; dan

5 Distribusi laporan hasil Kliring penyerahan oleh PKL kepada Peserta

B Kliring Pengembalian

1 Penyampaian DKE Debet pengembalian dari Peserta secara off-line kepada PKL maupun secara on-line kepada PKL melalui SSK

367

Page 259: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

No. Kegiatan T+0 (WIB)

T+1*) (WIB)

2 Penyampaian Warkat Debet pengembalian kepada PKL atau Peserta lainnya

3 Penyediaan informasi Awal (early warning)

4 Pengiriman BSK pengembalian lokal ke SSK sehingga kantor pusat Peserta dapat melakukan download atas hasil Kliring lokal setempat; dan

5 Distribusi laporan hasil Kliring pengembalian oleh PKL kepada Peserta

Lampiran 8A.2

Keterangan:

*) Hanya diisi apabila Kliring pengembalian dilakukan pada hari kerja yang berbeda

dengan Kliring penyerahan

368

Page 260: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 8A.2 Contoh Pengumuman Jadwal SKNBI Oleh PKN

Jadwal Kliring Kredit

No. Kegiatan WIB

A Siklus Pertama

1. Penyediaan pendanaan awal (prefund)

2. Pengiriman DKE Kredit ke SSK

3. Download DKE Kredit inward confirmed

4. Penyediaan informasi awal (early warning)

5. Penambahan Pendanaan Awal (top-up prefund)

6. Penyelesaian Akhir Secara Periodik

7. Penyelesaian Akhir Siklus

8. Download DKE Kredit outward

B Siklus Kedua

1. Pengiriman DKE Kredit ke SSK

2. Download DKE Kredit inward confirmed

3. Penyediaan informasi awal (early warning)

4. Penambahan Pendanaan Awal (top-up prefund)

5. Penyelesaian Akhir Secara Periodik

6. Penyelesaian Akhir Siklus

7. Download DKE Kredit outward

369

Page 261: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Jadwal Kliring Debet

No. Kegiatan Waktu (WIB)

A Kliring Debet T+0

1. Penyediaan Pendanaan Awal (prefund)

2. Penyampaian DKE Debet dari TPK On-line dan KPK ke SSK:

- DKE Debet Kliring Penyerahan

- DKE Debet Kliring Pengembalian

3. Penyediaan informasi awal (early warning)

4. Penambahan Pendanaan Awal (top-up prefund)

5. Download status DKE Debet Penyerahan oleh KPK

6. Proses BSK Penyerahan Lokal dan BSK Pengembalian Lokal oleh KPK

7. Ppengiriman BSK Penyerahan Lokal, BSK Pengembalian Lokal dan BSK Debet Lokal****)

oleh KPK ke SSK

8. Penyelesaian Akhir hasil Kliring Debet secara nasional

9. Download DKE Debet confirmed dan unconfirmed oleh TPK on-line

B Kliring Pengembalian (T+1)

1. Pengiriman DKE Debet pengembalian dari TPK ke SSK (pengiriman on-line)

Pengiriman dari KPK ke SSK yang terdiri dari:

- DKE Debet pengembalian 1)

- BSK Pengembalian Lokal 2)

2. Informasi awal (early warning)

3. Penyelesaian Akhir (settlement)

4. Download DKE Debet confirmed dan unconfirmed oleh TPK on-line

Keterangan

BSK Debet Lokal adalah netting antara BSK Penyerahan Lokal dengan BSK Pengembalian Lokal. BSK

Debet Lokal untuk wilayah kliring yang pelaksanaan Kliring pengembaliannya dilakukan pada hari

kerja berikutnya (T+1) hanya merupakan BSK Penyerahan Lokal tanpa BSK Pengembalian Lokal.

1. Untuk Wilayah Kliring yang pelaksanaan Kliring pengembaliannya dilakukan pada hari kerja

berikutnya (T+1), maka DKE Debet yang dikembalikan adalah DKE Debet yang diserahkan pada

Kliring penyerahan hari kerja sebelumnya (T+0).

2. Untuk Wilayah Kliring yang pelaksanaan Kliring pengembaliannya dilakukan pada hari kerja

berikutnya (T+1), maka BSK Pengembalian Lokal merupakan BSK hasil perhitungan DKE Debet

yang dikembalikan sebagaimana dimaksud pada angka 1).

370

Page 262: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 8B

Pengenaan Biaya Warkat Debet yang Tertolak (Reject) Oleh Mesin Baca Pilah

No Penyebab Reject Pihak yang Dikenakan Biaya Warkat

Debet Reject

Peserta Pengirim Peserta

Penerima

1 Kolom Nomor Seri V

2 Sandi peserta V

3 Nomor rekening V

4 Sandi Transaksi V

5 Nominal V

371

Page 263: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 9 Contoh Bentuk dan Informasi yang Dicantumkan

dalam TPPK untuk Peserta

A. TPPK Peserta di Wilayah Kliring On-line Otomasi dan Wilayah Kliring Off-line Otomasi

1. TPPK Bagi Petugas Internal Peserta

Misalnya PT. Bank AAA KC. Basuki Rahmat nomor sandi Peserta 555-6667.

a. TPPK Bentuk Vertikal

Tampak Depan Tampak Belakang

b. TPPK Bentuk Horisontal

Tampak Depan Tampak Belakang

Tanda Pengenal Petugas Kliring

(TPPK)

a. Segala akibat pemakaian TPPK

oleh pihak manapun merupakan

tanggung jawab peserta Kliring

yang bersangkutan

b. Barang siapa menemukan TPPK

ini supaya menyerahkan kepada

Bank Indonesia, Bagian Kliring

Jakarta, Gedung D lt. 3, Jl. M.H.

Thamrin No.2 Jakarta 10010

Nama dan tanda tangan

Pejabat PKL

KLIRING

BANK INDONESIA

SURABAYA

PT. BANK AAA

KC BASUKI RAHMAT

555-6667

KLIRING BANK INDONESIA SURABAYA

PT. BANK AAA

KC. BASUKI RAHMAT

555-6667

Tanda Pengenal Petugas Kliring (TPPK)

a. Segala akibat pemakaian TPPK oleh pihak manapun merupakan tanggung jawab peserta Kliring yang

bersangkutan.

b. Barang siapa menemukan TPPK ini supaya menyerahkan kepada Bank Indonesia, Bagian Kliring

Jakarta, Gedung D lt. 3, Jl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta

10010

Nama dan tanda tangan

Pejabat PKL

372

Page 264: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

2. TPPK Bagi Perusahaan Jasa Kurir

Misalnya PT. Bank AAA nomor sandi peserta 002-0307 menunjuk perusahaan jasa kurir

dengan nama PT. XXX

a. TPPK Bentuk Vertikal

Tampak Depan Tampak Belakang

b. TPPK Bentuk Horisontal

Tampak Depan Tampak Belakang

Tanda Pengenal Petugas Kliring

(TPPK)

a. Segala akibat pemakaian TPPK oleh pihak manapun merupakan tanggung

jawab peserta Kliring yang

bersangkutan

b. Barang siapa menemukan TPPK ini

supaya menyerahkan kepada Bank Indonesia, Bagian Kliring Jakarta,

Gedung D lt. 3 Jl. M.H. Thamrin

No.2 Jakarta 10010

Nama dan tanda tangan

Pejabat TPPK

KLIRING

BANK INDONESIA

SURABAYA

PT. XXX

PT. BANK AAA

002

KLIRING BANK INDONESIA SURABAYA

PT. XXX

PT. BANK AAA

002

Tanda Pengenal Petugas Kliring (TPPK) a. Segala akibat pemakaian TPPK oleh pihak manapun

merupakan tanggung jawab peserta Kliring yang

bersangkutan. b. Barang siapa menemukan TPPK ini supaya

menyerahkan kepada Bank Indonesia, Bagian Kliring

Jakarta, Gedung D lt. 3, Jl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta 10010

Nama dan tanda tangan Pejabat Penyeleggara

373

Page 265: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

B. TPPK Peserta di Wilayah Kliring Off-line Manual

Tampak Depan

KLIRING

BANK MANDIRI*)

TANJUNG PINANG

KLIRING

BANK DANAMON**)

TANJUNG PINANG

NAMA PETUGAS INTERNAL PESERTA

Tampak Belakang

Tanda Pengenal Petugas Kliring (TPPK)

Sandi Peserta :

Alamat Peserta :

[kota], [tgl/bln/thn]

Nama kantor PKL

Tanda tangan & Nama Tanda tangan & Nama

Petugas Internal Peserta Pejabat PKL

*) Diisi nama kantor Penyelenggara Kliring Lokal

**) Diisi nama Kantor Bank Peserta

FOTO

(2x3 cm)

374

Page 266: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Lampiran 15 Daftar Alasan Penolakan dan Sanksi Kewajiban Membayar

atas Penolakan Warkat Debet dan/atau DKE Debet

Penolakan Pihak yang Dikenakan Sanksi Kewajiban

Membayar1)

No. Alasan Penolakan4)

Bank Penagih2) Bank Tertarik3)

Bank Nabah Pemegang

Bank Nasabah Penarik

1 Saldo Rekening Giro atau Rekening Khusus tidak cukup.

- - - √

2 Rekening Giro atau Rekening Khusus telah ditutup.

Tidak ada sanksi kewajiban membayar

3 Unsur Cek/syarat formal Bilyet Giro tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat penyebutan tempat dan tanggal Penarikan.

-

-

-

4 Unsur Cek tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat tanda tangan Penarik.

- - - √

5 Syarat formal Bilyet Giro tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat nama dan nomor Rekening Giro Pemegang.

-

-

-

6 Syarat formal Bilyet Giro tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat nama Bank penerima.

-

-

-

7 Syarat formal Bilyet Giro tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat jumlah Dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun dalam huruf selengkap-lengkapnya.

-

-

-

8 Syarat formal Bilyet Giro tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat tanda tangan, nama jelas dan/atau dilengkapi dengan cap/stempel.

-

-

-

9 Bilyet Giro diunjukkan sebelum tanggal Penarikan atau sebelum Tanggal Efektif, atau Tanggal Efektif dicantumkan tidak dalam Tenggang Waktu Pengunjukan.

√ - - -

10 Cek dan/atau Bilyet Giro dibatalkan oleh Penarik setelah berakhirnya Tenggang Waktu Pengunjukan berdasarkan surat pembatalan dari

Tidak ada sanksi kewajiban membayar

375

Page 267: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Penolakan Pihak yang Dikenakan Sanksi Kewajiban

Membayar1)

No. Alasan Penolakan4)

Bank Penagih2) Bank Tertarik3)

Bank Nabah Pemegang

Bank Nasabah Penarik

Penarik.

11 Cek dan/atau Bilyet Giro sudah daluwarsa.

√ - - -

12 Perubahan teks/perintah yang telah tertulis pada Bilyet Giro tidak ditandatangani oleh Penarik.

Tidak ada sanksi kewajiban membayar

13 Tanda tangan tidak cocok dengan spesimen.

- - - √

14 Bank Penagih bukan merupakan Bank penerima yang disebut dalam Cek Silang Khusus atau Bilyet Giro sebagai Bank penerima Dana.

-

-

-

15 Cek dan/atau Bilyet Giro diblokir pembayarannya oleh Penarik karena hilang atau dicuri (harus dilampiri dengan surat keterangan dari kepolisian).

Tidak ada sanksi kewajiban membayar

16 Cek dan/atau Bilyet Giro diblokir pembayarannya oleh instansi yang berwenang karena diduga terkait dengan tindak pidana yang dilakukan oleh Penarik (harus dilampiri dengan surat pemblokiran dari instansi yang berwenang).

Tidak ada sanksi kewajiban membayar

17 Rekening Giro diblokir oleh instansi yang berwenang (harus dilampiri dengan surat pemblokiran dari instansi yang berwenang).

Tidak ada sanksi kewajiban membayar

18 Perintah dalam DKE Debet tidak sesuai dengan perintah dalam Warkat Debet yang bersangkutan.

-

-

-

19 Penerimaan DKE Debet tidak disertai dengan penerimaan fisik Warkat Debet.

Tidak ada sanksi kewajiban membayar

20 Cek dan/atau Bilyet Giro diduga palsu/dimanipulasi.

Tidak ada sanksi kewajiban membayar

21 Warkat Debet yang diterima oleh √ - - -

376

Page 268: BAB I PENDAHULUAN · Manual adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE Debet ... penyelenggaraan SKNBI dalam kondisi gangguan dan Keadaan Darurat dengan

Lampiran 7

Penolakan Pihak yang Dikenakan Sanksi Kewajiban

Membayar1)

No. Alasan Penolakan4)

Bank Penagih2) Bank Tertarik3)

Bank Nabah Pemegang

Bank Nasabah Penarik

Bank Tertarik bukan ditujukan untuk Bank Tertarik.

225) Tidak ada Endosemen pada Cek atas nama yang dialihkan pada pihak lain.

Tidak ada sanksi kewajiban membayar

23 Nota Debet tidak sesuai dengan ketentuan dan/atau perjanjian yang mendasarinya.

-

-

-

Keterangan:

1) Bank Indonesia mengenakan sanksi kewajiban membayar dimaksud kepada Bank Penagih atau Bank

Tertarik yang merupakan pihak yang menyebabkan timbulnya penolakan atas Warkat Debet

dan/atau DKE Debet. Dalam hal pihak yang menyebabkan terjadinya penolakan tersebut adalah

nasabah, Bank Penagih atau Bank Tertarik dapat membebankan sanksi kewajiban membayar

dimaksud kepada nasabah sesuai dengan Daftar Alasan Penolakan Dan Sanksi Kewajiban Membayar

Atas Penolakan Warkat Debet Dan/Atau DKE Debet.

2) Bank Penagih adalah Bank yang melakukan penagihan Warkat Debet dan/atau DKE Debet kepada

Bank Tertarik melalui Kliring penyerahan untuk kepentingan Pemegang.

3) Bank Tertarik adalah Bank yang menerima perintah pembayaran atau pemindahbukuan atas

sejumlah Dana dari Penarik dengan menggunakan Warkat Debet dan/atau DKE Debet dalam Kliring

penyerahan.

4) Untuk memudahkan petugas operasional Kliring di Bank untuk melakukan pilihan alasan penolakan

Cek dan/atau Bilyet Giro, maka beberapa persyaratan Cek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 178

Kitab Undang-undang Hukum Dagang dan beberapa syarat formal Bilyet Giro sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 28/32/KEP/DIR tanggal 4 Juli 1995 tentang

Bilyet Giro yang secara umum telah ada secara tercetak (preprinted) pada blanko Warkat Cek

dan/atau Bilyet Giro, tidak disertakan lagi dalam alasan penolakan Warkat Debet dalam ketentuan

ini.

5) Alasan 22 ”Tidak ada Endosemen pada Cek atas nama yang dialihkan pada pihak lain” hanya berlaku

untuk Cek atas nama yang dialihkan pada pihak lain yang diunjukkan secara langsung kepada Bank

Tertarik (over the counter), sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai Daftar

Hitam Nasional Penarik Cek dan/atau Bilyet Kosong.

377