BAB I PENDAHULUAN -...

5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan satu diantara sekian banyak penyebab gangguan pada jantung dan pembuluh darah, satu diantara tujuh orang dewasa di Australia mengidap hipertensi. (Uripto, 2005) Hipertensi sering kali tidak memberikan tanda-tanda peringatan kepada kita sehingga bisa menjadi pembunuh diam-diam, kecuali jika kita secara tetap melakukan pemeriksaan dan pengobatan ke pelayanan kesehatan. (Uripto, 2005) Hipertensi merupakan masalah kesehatan penting bagi tenaga kesehatan yang bekerja bagi pelayanan kesehatan primer, karena angka prevalensi yang tinggi dan akibat jangka panjang yang di timbulkan, mempunyai konsekuensi tertentu. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu hipertensi esensial atau primer yang tidak diketahui penyebabnya / idiopatik, dan hipertensi sekunder. Berbagai faktor dihubungkan dengan hipertensi esensial, akan tetapi belum terdapat keterangan pasti yang menjelaskan penyebabnya. (Effendy,1998 ) Hipertensi essensial meliputi kurang lebih 90 % dari seluruh penderita hipertensi dan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder.Dari golongan sekunder, hanya 50 % yang dapat diketahui penyebabnya dan dari golongan ini hanya beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu, upaya penanganan hipertensi essensial lebih mendapatkan prioritas. (Soeparman, 1999 )

Transcript of BAB I PENDAHULUAN -...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-fahrurg012... · Oleh karena itu, upaya penanganan hipertensi ... ISPA, gangguan jaringan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan satu diantara sekian banyak

penyebab gangguan pada jantung dan pembuluh darah, satu diantara tujuh orang

dewasa di Australia mengidap hipertensi. (Uripto, 2005)

Hipertensi sering kali tidak memberikan tanda-tanda peringatan kepada kita

sehingga bisa menjadi pembunuh diam-diam, kecuali jika kita secara tetap melakukan

pemeriksaan dan pengobatan ke pelayanan kesehatan. (Uripto, 2005)

Hipertensi merupakan masalah kesehatan penting bagi tenaga kesehatan yang

bekerja bagi pelayanan kesehatan primer, karena angka prevalensi yang tinggi dan

akibat jangka panjang yang di timbulkan, mempunyai konsekuensi tertentu.

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu hipertensi

esensial atau primer yang tidak diketahui penyebabnya / idiopatik, dan hipertensi

sekunder. Berbagai faktor dihubungkan dengan hipertensi esensial, akan tetapi belum

terdapat keterangan pasti yang menjelaskan penyebabnya. (Effendy,1998 )

Hipertensi essensial meliputi kurang lebih 90 % dari seluruh penderita hipertensi

dan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder.Dari golongan sekunder, hanya

50 % yang dapat diketahui penyebabnya dan dari golongan ini hanya beberapa persen

yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu, upaya penanganan hipertensi

essensial lebih mendapatkan prioritas. (Soeparman, 1999 )

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-fahrurg012... · Oleh karena itu, upaya penanganan hipertensi ... ISPA, gangguan jaringan

Hipertensi sering terjadi pada keluarga yang mempunyai status sosial ekonomi

menengah ke atas, karena mereka senang mengkonsumsi makanan hasil olahan

teknologi dengan bahan pengawet dan pengasinan. Hipertensi juga mudah terjadi pada

keluarga dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah, karena mereka jarang

mengambil keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada dengan

alasan biaya. Hipertensi umumnya terjadi pada pria diatas usia 40 tahun, sedangkan

pada wanita terjadi setelah usia 45 tahun atau setelah masa menopause. ( Effendy,

1998 )

Di USA sekitar 20 % populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90 %

diantara mereka menderita hipertensi esensial ( primer), dimana tidak dapat ditentukan

penyebabnya dan hipertensi merupakan resiko morbiditas dan mortalitas premature

yang meningkat sesuai dengan peningkatan tekanan sistolik dan diastolic. ( Smet, 1994

)

Di Indonesia ,sampai sampai saat ini belum terdapat penyelidikan yang

bersifat nasional, yang dapat menggambarkan prevalensi hipertensi secara tepat.

Banyak penelitian dilakukan secara terpisah dengan metodologi yang belum baku,

namun menurut soeparman pada tahun 2005, memperkirakan prevalensi hipertensi di

Indonesia sebesar 6 – 15% dari seluruh jumlah penduduk Indonesia. ( Gunawan, 2005 )

Di Jawa Tengah data dari pelayanan kesehatan dari tahun ke tahun

menunjukan proporsi kasus hipertensi mengalami peningkatan. Dibandingkan dengan

kasus penyakit tidak menular secara keseluruhan pada tahun 2004 proporsi kasus

hipertensi sebesar 17,34% meningkat menjadi 29,35% ditahun 2005. Kemudian pada

tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 39,47%. ( Seksi P2PTM, 2005 )

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-fahrurg012... · Oleh karena itu, upaya penanganan hipertensi ... ISPA, gangguan jaringan

Di Kota Semarang sendiri penderita hipertensi terdapat 7.179 kasus (

Rumah Sakit ) dan 33.985 kasus (puskesmas ) pada tahun 2005. Dalam kasus

Puskesmas tersebut, untuk penderita hipertensi tertinggi terdapat di Puskesmas

Halmahera yaitu sebanyak 2.449, kemudian disusul Puskesmas Tlogosari sebanyak

2.451, berikutnya lagi Puskesmas Ngesrep sebanyak 2.169 kasus. ( DepKes Jateng,

2005 )

Pada tahun 2007 jumlah penderita hipertensi di Puskesmas Kedung Mundu

Semarang menduduki urutan kesembilan dengan jumlah 146 kasus, Di bawah penyakit

ISPA, gangguan jaringan lunak, gastritis, diare, dermatitis,. Pengawasan kehamilan,

dan penyakit gusi dan jaringan periodontal.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi merupakan penyakit

yang cukup banyak diderita oleh usia lanjut, untuk itu perawatan hipertensi untuk usia

lanjut haruslah komprehensif mengingat komplikasi seperti gagal jantung, stroke, dan

gagal ginjal, yang dapat menyebabkan kematian, serta harus melibatkan beberapa

elemen seperti individu, keluarga dan perawat, maka sebagian perawat harus mampu

memberikan asuhan keperawatan secara langsung kepada individu dan keluarga tentang

hipertensi agar mampu meningkatkan pengetahuan, kemampuan serta kemauan dalam

melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga. Lima tugas tersebut adalah mengenal

hipertensi, mengambil keputusan, merawat, memelihara lingkungan serta menggunakan

fasilitas kesehatan yang ada.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-fahrurg012... · Oleh karena itu, upaya penanganan hipertensi ... ISPA, gangguan jaringan

Mampu mendiskripsikan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama

hipertensi.

2. Tujuan khusus

a. Mampu mendiskripsikan pencegahan pada Keluarga yang menderita hipertensi

b. Mendiagnosa masalah keluarga yang menderita hipertensi,

c. Merencanakan tindakan keperawatan pada Keluarga yang menderita hipertensi,

d. Memberikan tindakan keperawatan pada keluarga yang menderita hipertensi,

e. Mengevaluasi atas tindakan keperawatan yang dilakukan pada keluarga yang

menderita hipertensi, keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang

ada.

C. Metode Penulisan

Dalam penulisan karya ilmiah penulis menggunakan metode deskriptif

dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, prioritas masalah,

perencanaan pelaksanaan dan evaluasi. Sedangkan teknik penulisan yang digunakan

sebagai berikut:

1. Studi pustaka

Studi pustaka merupakan penunjang sebagai acuan yang digunakan dalam

memberikan asuhan keperawatan, studi pustaka meliputi :

a. Mata kuliah yang berhubungan dengan masalah keperawatan yang akan dibahas

dalam rangka mendapatkan gambaran yang bersifat teoritis.

b. Bahan pustaka yang berhubungan dengan studi kasus.

2. Wawancara

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-fahrurg012... · Oleh karena itu, upaya penanganan hipertensi ... ISPA, gangguan jaringan

Yaitu dengan melakukan wawancara dengan keluarga untuk memperoleh data-data,

khususnya yang terkait dengan hipertensi dan tugas-tugas kesehatan serta fungsi

kesehatan dalam keluarga sesuai dengan masalah yang dihadapi.

3. Observasi

Yaitu dengan melakukan observasi, dengan cara mengamati perilaku dan kondisi

lain, misalnya lingkungan yang berkaitan dengan faktor yang mungkin

menyebabkan hipertensi, atau lingkungan yang mungkin mengakibatkan injury

pada penderita hipertensi. Observasi ini dilakukan secara partisipatif.

D. Sistematika Penulisan

Karya tulis ini di tulis dalam lima bab yang ditulis secara sistematis dan tiap-tiap

bab terdiri dari beberapa sub bab, yaitu :

Bab I yaitu Pendahuluan, yang berisi latar belakang, tujuan penulisan, metode dan

teknik serta sistematika penulisan.

Bab II yaitu Tinjauan konsep dan teori, yang berisi konsep keluarga, konsep

hipertensi, dan teori asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi.

Bab III yaitu Tinjauan kasus yang berisi pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Bab IV yaitu Pembahasan, yang berisi tentang kesesuaian dan kesenjangan antara

masalah yang timbul pada saat asuhan keperawatan dalam kasus dibanding teori dalam

kepustakaan.

Bab V yaitu Penutup, yang berisi kesimpulan dan saran.